LINGKUNGAN mempengaruhi performansi kerja FISIK KERJA

Faktor-faktor yang mempengaruhi performansi kerja ♦Faktor Ektern / External sikap, sifat, sistem nilai, ... Kelembaban 6. Sirkulasi Udara 7. Warna 8. ...

6 downloads 371 Views 1011KB Size
LINGKUNGAN FISIK KERJA

Faktor-faktor yang mempengaruhi performansi kerja ♦ Faktor Ektern / External sikap, sifat, sistem nilai, karakteristik fisik, minat, motivasi, usia, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman, danlain-lain.

♦ Faktor Intern / Internal Winda Halim, ST., MT IE-402 Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi 2 Jurusan Teknik Industri Fakutas Teknik Universitas Kristen Maranatha

Lingkungan fisik, mesin dan/atau peralatan, metoda kerja, dst.

LINGKUNGAN FISIK TEMPAT KERJA BAGI MANUSIA DIPENGARUHI ANTARA LAIN OLEH :

1. Cahaya 2. Kebisingan 3. Getaran Mekanis 4. Temperatur 5. Kelembaban 6. Sirkulasi Udara 7. Warna 8. Bau‐Bauan

1.PENCAHAYAAN

PENCAHAYAAN

Pencahayaan ♦ Alat ukur : Lux meter, Light meter

• Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia. • Pencahayaan yang baik memungkinkan orang dapat melihat objek-objek yang dikerjakannya secara jelas dan cepat.

♦ Cahaya berasal dari :

– Sumber cahaya • Kekuatannya disebut Kadar Cahaya • Satuannya : Lux ( Lumen / m2 ) • Lumen = Kerapatan fluk cahaya pada suatu permukaan

– Benda yang memantulkan/memancarkan cahaya dari sumber cahaya. • Kekuatannay disebut Kadar Cerah • Satuannya : apostilb ( asb ) untuk cahaya dingin • Satuannya : stilb ( sb ) untuk cahaya panas • 1 asb = 0.82 cd/m2 • 1 sb = 10.000 cd/m2 = 31.4160 asb

♦ Rumus : kadar cerah = daya pantul x kadar cahaya ( asb ) (%) ( lux )

1

Contoh : • Sebuah cahaya dengan kadar 100 lux menerpa dinding putih dengan daya pantul 75%. Berapakah kadar kecerahan dinding tersebut?

• kadar cerah = daya pantul x kadar cahaya = 75% * 100 lux = 75 asb

Intensitas penerangan Sumber: KepMenKes RI No 261/MenKes/SK/II/1998 Berdasarkan peraturan pemerintah (1999) tentang persyarataan kesehatanlingkungan kerja, yang dimaksudkan dengan intensitas penerangan ditempat kerja dapat dilihat pada tabel

Jenis pekerjaan

Contoh

Tidak cermat

Menumpuk barang

Kebutuhan (lux) 80-170

Agak cermat

Memasang sesuatu (ketelitian rendah)

170-350

Cermat/ persis

Membaca atau menggambar

350-700

Amat persis

Memasang sesuatu (ketelitian tinggi)

700-10.000

Intensitas Cahaya (lux)

Intensitas Cahaya (lux)

Menurut sumbernya, pencahayaan dapat dibagi menjadi :

1. Pencahayaan alami Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar matahari. 2. Pencahayaan buatan Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya selain cahaya alami

Sistem pencahayaan di ruangan, termasuk di tempat kerja dapat dibedakan menjadi 5 macam yaitu: • Sistem Pencahayaan Langsung (direct lighting) 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang perlu diterangi

• Pencahayaan Semi Langsung (semi direct lighting) 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding

• Sistem Pencahayaan Difus (general diffus lighting) setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda yang perlu disinari, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dindng

2

Jenis Cahaya • Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung (semi indirect lighting) 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas, sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah

• Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (indirect lighting) 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan

Jenis cahaya (diurutkan dari tingkat tertinggi frekwensinya,HZ) ±1024------ Cahaya kosmik ±1022------ Sinar / cahaya gamma ±1019------ Sinar x ±1016------ Sinar ultra violet (Violet, biru, hijau, kuning, merah) ±1014------ Sinar infra red

Kontras ♦

Suatu tingkat perbandingan yang diperlihatkan melalui ke-”terang”-an suatu objek dengan sekitarnya ( latar belakangnnya ).

♦ Derajat kekontrasan = % kontras = ( Lb – Ld ) / Lb x 100% • Dimana : – Lb = Luminasi ( kadar cerah ) pada daerah yang lebih terang. – Ld = Luminasi ( kadar cerah ) pada daerah yang lebih gelap.

Daya pantul / Refleksitas = R

Daya pantul / Refleksitas = R

♦ Rumus : R = ( Cr / Ci ) x 100 % – Dimana : • Cr = cahaya pantul ( luminasi ) • Ci = cahaya datang ( iluminasi )

3

Silau (glare) Untuk menghindari silau (glare) karena letak dari sumber cahaya yang kurang tepat, maka sebaiknya mata tidak secara langsung menerima cahaya dari sumbernya akan tetapi cahaya tersebut harus mengenai objek yang akan dilihat yang kemudian dipantulkan oleh objek tersebut kemata kita.

Keterangan tambahan ♦ Langit bersih 150 Lux ♦ Sinar bulan 0,5 Lux ♦ Pekerjaan pemeriksaan disarankan 1.500Lux ♦ Pekerjaan perakitan disarankan 1.000 Lux ♦ Pekerjaan kantor disarankan 300 – 500 Lux

AKIBAT‐ AKIBAT PENERANGAN YANG BURUK ADALAH: 1. Kelelahan mata dengan berkurangnya daya dan efisiensi kerja. 2. Kelelahan mental 3. Keluhan‐ keluhan pegal di daerah mata, dan sakit kepala sekitar mata. 4. Kerusakan alat penglihatan. 5. Meningkatnya kecelakaan.

KEBISINGAN • Kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki sehingga mengganggu atau membahayakan kesehatan

2.KEBISINGAN

Kualitas Bunyi • Terdapat dua hal yang menentukan kualitas suatu bunyi, yaitu frekuensi dan intensitasnya. • Frekuensi dinyatakan dalam jumlah getaran per detik atau disebut hertz (Hz) • Intensitas atau arus energi persatuan luas biasanya dinyatakan dalam desibel (db).

4

KEBISINGAN

SOUNDLEVELMETER

♦ Alat ukur : Sound level meter. ♦ Satuan : – Amplitudo : intensitas bunyi yang menunjukkan besarnya energi per satuan luas ( tekanan suara ). Satuannya : desible ( dB ). – Frekuensi : tinggi rendahnya bunyi / nada. Satuannya : Hertz ( Hz ) atau Cycle/detik ( c/dt ) 1 dB = 1000 Hz ♦ Jenis : – Bermanfaat – Tidak bermanfaat

Sound Level Meter • Sound Level Meter adalah suatu alat yang digunakan untuk pengukuran suatu intensitas suara. • Sound Level Meter ini digunakan untuk mengukur tingkat suara dalam desibel (dB). • Sound Level Meter memiliki sebuah panel LCD, digunakan untuk pembacaan pada alat ini. • Pengukuran dengan menggunakan sound level meter ini biasanya digunakan dalam studi polusi suara untuk kuantifikasi kebisingan, tapi terutama untuk industri, lingkungan dan kebisingan pesawat. • Namun, pembacaan yang diberikan oleh sound level meter tidak berkorelasi dengan baik untuk kenyaringan suara manusia

Sound Level Meter Dalam melakukan pengukuran menggunakan Sound Level Meter, gelombang bunyi yang terukur bisa jadi tidak sama dengan nilai Intensitas gelombang bunyi yang sebenarnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah: 1. Adanya angin yang berhembus dari berbagai arah yang menyebabkan tidak akuratnya nilai yang terukur oleh Sound Level Meter. 2. Apabila melakukan pengukuran di tempat yang banyak tumbuhan, suara yang dikeluarkan sirine terserap oleh tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitarnya. Sehingga pengukuran tidak maksimal. 3. Adanya pengaruh kecepatan angin, yang menyebabkan nilai Intensitas gelombang bunyi yang terukur lebih kecil dari hasil yang sebenarnya. Karena hal-hal yang berpengaruh pada penjalaran gelombang bunyi yaitu kecepatan angin dan benda-benda di sekitar sirine yang dapat menyerap gelombang bunyi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengukur noise ♦ Dimensi / area ruangan / lingkungan ♦ Karakteristik dari sumber bunyi ♦ Kelayakan alat ukur bunyi / kalibrasi ♦ Background noise level ♦ Posisi mikrophone yang memberi respek pada sumber bunyi

5

Kemampuan dan keterbatasan manusia dalam bunyi

Adapun tingkat paparan kebisingan maksimal selama satu hari pada ruang proses produksi yang dapat dilihat pada tabel :

♦ Frekuensi bunyi yang dapat didengar manusia 20 – 20.000 Hz ♦ Beban lama bunyi : – 80 dB  32 jam – 85 dB  16 jam – 90 dB  8 jam – 95 dB  4 jam – 100 dB  2 jam ♦ Batas internasional ialah max 90 dB untuk bunyi yang kontinu dan maximum 8 jam per hari. ♦ Resiko rusak pendengaran : 2400 s/d 4800 cycle/detik atau Hz Sumber : KepMenKes RI No. 26/MenKes/SK/II/1998

Perbandingan intentitas bunyi Normal Conversation  60 dB Jet engine  140 dB Punch Press 115 dB Truck diesel  85 dB Library  35 dB

Tabel Skala Intensitas Kebisingan

Penelitian Furrer • 50-60 dB  Permulaan kesulitan mendengar dan berbicara • > 60dB  Kebisingan mulai terasa, konsentrasi terganggu dan fungsi fisiologis terganggu (daya reaksi, lelah, dst) • > 70 dB  Noise

JENIS‐ JENIS KEBISINGAN : 1. Kebisingan yang kontinyu dengan spektrum frekuensi luas (steady state,wide band noise), misalnya kipas angin,mesin‐ mesin dan lain‐ lain. 2. Kebisingan yang kontinyu dengan spektrum frekuensi sempit (steady state, narrow band noise), misalnya gergaji sirkuler, katub gas, dan lain ‐ lain. 3. Kebisingan terputus‐putus (intermittent) seperti lalulintas, suara kapal terbang dilapangan udara 4. Kebisingan Impulsif (Impact or impulsive noise), seperti tembakan bedil atau meriam, ledakan. 5. Kebisingan Impulsif berulang, misalnya mesin tempa di perusahaan.

6

Variasi kebisingan ♦ Bising yang sekali-kali dan tak terduga lebih mengganggu dari pada bising yang terus menerus. – Bila > 120 dB tidak dapat ditolelir ( pecah gendang telinga ) ♦ Sumber bunyi / nada yang tinggi lebih mengganggu daripada nada rendah. ♦ Untuk pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi mental, bunyi yang kontinu lebih mengganggu daripada yang diskontinu. ♦ Pekerjaan pelatihan lebih peka terhadap bising daripada pekerjaan lain. ♦ Bunyi yang tidak berirama / berpola lebih menganggu.

Akibat kebisingan secara fisiologis ♦ Tekanan darah meningkat ♦ Kecepatan denyut jantung meningkat ♦ Pengkerutan pembuluh darah pada kulit ♦ Laju metabolik meningkat ♦ Keaktifan sistem pencernaan menurun ♦ Ketegangan otot

Peta bunyi Peta yang menunjukkan pola bunyi pada suatu area dengan tujuan mengidentifikasikan daerah / area berbahaya bagi pendengaran.

Informasi melalui suara / bunyi dipakai bila : ♦ Pesan sederhana dan pendek. ♦ Pesan berupa peringatan yang memerlukan tindakan sesegera mungkin. ♦ Pencahayaan kurang. ♦ Pemakai informasi tidak berada pada tempat yang tetap atau selalu berpindah.

Disamping itu sumber kebisingan yang tinggi memiliki pengaruh terhadap tenaga kerja, yaitu : 1. Mengurangi kenyamanan dalam bekerja 2. Mengganggu komunikasi atau percakapan antar pekerja 3. Mengurangi konsentrasi 4. Menurunkan daya dengar, baik yang bersifat sementara maupun permanen 5. Tuli akibat kebisingan

Peralatan pengaman bunyi ♦ Earplug ♦ Earphone

7

Getaran Mekanis

3. GETARAN MEKANIS

Pengaruh getaran pada tenaga kerja dapat dibedakan: 1. Gangguan kenikmatan dalam bekerja. 2. Mempercepat terjadinya kelelahan. 3. Gangguan kesehatan

Getaran mekanis dapat diartikan sebagai getaran‐getaran yang ditimbulkan oleh alat-alat mekanis. Biasanya gangguan yang dapat ditimbulkan dapat mempengaruhi kondisi bekerja, mempercepat datangnya kelelahan danmenyebabkan timbulnya beberapa penyakit. Besaran getaran ditentukan oleh lama, intensitas, dan frekuensi getaran. Sedangkan anggota tubuh mempunyai frekuensi getaran sendiri sehingga jika frekuensi alami ini beresonansi dengan frekuensi getaran mekanis akan mempengaruhi konsentrasi kerja, mempercepat kelelahan, gangguan pada anggota tubuh seperti mata, syaraf, dan otot.

HAND ARM VIBRATION SYNDROME • Transfer getaran dari alat ke lengan dan tangan pekerja • Jumlah HAV dikarakterisasikan oleh jumlah tingkat akselerasi peralatan ketika digenggam dan digunakan pekerja. • Getaran umumnya diukur pada pegangan alat ketika digunakan untuk menentukan tingkat akselerasi yang ditransfer ke pekerja • Simptom yang ditimbulkan: mati rasa, jari merasa geli (tingling) dan memucat diiringi rasa sakit sebagai respon paparan dingin, dan berkurangnya kekuatan genggaman dan kecekatan jari • Simptom semakin parah jika intensitas dan durasi terpapar getaran meningkat • Pekerja yang terpapar HAV cenderung mengalami HAVS (Hand Arm Vibration Syndrome) lebih tinggi dibanding yang tidak terpapar getaran

HAND ARM VIBRATION SYNDROME (Cont’d) Armstrong et al. 1987b; Lundborg et al. 1990; Necking et al. 1992: • Mekanisme HAV menyebabkan kerusakan pada neurological, vascular, dan musculoskeletal. Gangguan neurologis dan circulatory mungkin muncul secara independen dan oleh mekanisme yang tidak berhubungan. Getaran dapat mencederai secara langsung peripheral nerves, nerve endings, dan mechanoreceptors menyebabkan simptom mati rasa, rasa geli (tingling), sakit, dan hilangnya sensitifitas. • Getaran berdapak langsung pada arteri digital. Bagian lapisan terdalam sel pada dinding pembuluh darah rentan terkena cedera mekanis oleh getaran. Jika pembuluh darah ini cedera, menjadi kurang sensitif terhadap aksi vasodilator yang membutuhkan endothelium secara utuh.

4. TEMPERATUR

Takeuchi et al. 1986  dinding pembuluh darah menebal pada orang yang menderita HAVS Gemne 1982  pembuluh darah yang menebal akan menyempit secara abnormal dan akan menutup seluruhnya ketika terpapar dingin. Simptom mati rasa dan rasa geli merupakan dampak sekunder dari penyempitan pembuluh darah (vascular), menyebabkan ischemia pada nerve-end organs

8

Satuan Suhu • • • •

Celcius = 0 – 100 oC Fahrenheit = 32 – 212 oF Reamur = 0 – 80 oR Kelvin = 0 – 273 K x oC = (9/5 x + 32) oF = (4/5 x) oR = (x + 273) K

PENGATURAN SUHU TUBUH Suhu tubuh diatur oleh sistem saraf dan sistem endokrin 1. Sistem Saraf Pusat pengatur suhu tubuh hipotalamus→ preoptik hipotalamus anterior. Pemanasan → vasodilatasi Dingin → vasokonstriksi

Pembagian Suhu Tubuh Manusia Terdapat 2 jenis suhu tubuh yaitu : 1. Suhu inti / Core Temperature - suhu dari organ/jaringan tubuh bag dalam:otak,dada,perut dll - Suhu relatif konstan 37oC/98,6 o F) 2. Suhu permukaan - suhu kulit,jar.sub kutan dan lemak -Variasi suhu antara 20oC (68oF)-40oC(104 o F)

Temperatur ♦ Tempreatur ideal manusia 37oC + 1oC ♦ Untuk kondisi core dan skin berbeda 7oF atau 4oC, bisa sampai 36oF atau 20oC ♦ Hypothalamus ♦ Lebih kurang 75% dari energi yang didapatkan dari makanan dipakai untuk menjaga kesetabilan temperatur tubuh, sisanya untuk pergerakan.

2. Sistem Endokrin a. Medula adrenal : Dingin mengakibatkan sekresi yg menstimulasi metabolisme shg meningkatkan pembentukan panas. b. Kelenjar tiroid : Dingin meningkatkan skresi tiroksin yg mengakibatkan peningkatan metabolisme dan pembentukan panas

Temperatur ♦ Pada manusia suhu tubuh tiap anggota badan berbeda- beda. – Mulut 37 oC – Dada  34,4 - 35 oC – Rectum 37,5 oC – Betis kaki 26,5 – 38,3 oC – Garis pinggang 35 – 36 oC

9

FAKTOR YG MEMPENGARUHI SUHU TUBUH 1. Umur. Bayi sangat rawan thd perubahan suhu lingkungan yg ektrem, anak – anak lebih labil dibanding selama pubertas dan dewasa, sebagian orang umur lebih dari 75 th beresiko utk hypotermi 2. Variasi diurnal ( siklus circadian )Suhu tubuh bervariasi dlm sehari

FAKTOR LAIN • Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat pirogen yang dikeluarkan pada saai terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan suhu tubuh. Kelainan kulit berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga dapat menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu.

Perpindahan panas dari/ke tubuh ke/dari lingkungan a. Konduksi : Perpindahan lgsung dari badan ke obyek tanpa gerakan . Misal : Kompres b. Konveksi : Melalui sirkulasi. Misal : Kipas angin c. Radiasi : Diantara kulit dan lingkungan d. Evaporasi : Penguapan (Insensibel water loss mis, pernafasan,kulit,)

3. Exercise/Latihan: Kerja/latihan keras dapat meningkatkan suhu tubuh sampai 38,3C-40C 4. Hormon: Sekresi progesteron pada saat ovulasi meningkatkan suhu tubuh 0,3-0,6C pada suhu basal 5. Stress : Stimulasi sistem saraf simpatis dapat meningkatkan produksi epineprin dan norepineprin yg akan meningkatkan aktifitas metabolik dan produksi panas 6. Lingkungan : Suhu lingkungan yg ektrem dpt mempengaruhi sistem regulasi suhu individu

FAKTOR LAIN • Demam ( peradangan ) Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolisme sebesar 120% untuk tiap peningkatan suhu 10°C. • Status gizi Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20 – 30%. Hal ini terjadi karena di dalam sel tidak ada zat makanan yang dibutuhkan untuk mengadakan metabolisme. Dengan demikian, orang yang mengalami mal nutrisi mudah mengalami penurunan suhu tubuh (hipotermia). Selain itu, individu dengan lapisan lemak tebal cenderung tidak mudah mengalami hipotermia karena lemak merupakan isolator yang cukup baik, dalam arti lemak menyalurkan panas dengan kecepatan sepertiga kecepatan jaringan yang

Proses Pemindahan Panas • Konduksi Proses pemindahan panas pada bendabenda padat seperti tanah Sebagian energi kinetik benda/medium yang bersuhu lebih tinggi dipindahkan ke molekul benda yang bersuhu lebih rendah. Energi panas seolah-olah merambat melalui medium tersebut

10

Radiasi

Konveksi • Terjadi pada fluida (cairan dan gas) atau benda mengalir/bergerak • Konveksi paksa (forced convection), udara bergerak melalui lapisan perbatas pada permukaan kasar sehingga terjadi gerak edi yang acak • Konveksi bebas (free covection), udara dipanaskan oleh permukaan bumi akibat penerimaan radiasi surya, sehingga udara mengembang dan naik menuju tekanan yang lebih rendah

F = ε σ T4 • Radiasi yang dipancarkan oleh suatu permukaan berbanding lurus denganpangkat empat suhu mutlak permukaan tersebut (hukum Stefan-Boltzman) • Energi radiasi yang dipancarkan oleh permukaan bumi sebagian diserap oleh atmosfer dan sisanya akan keluar dari sistem atmosfer bumi • Penyerap radiasi gelombang panjang yang efektif adalah uap air (juga awan) dan CO2 • Pada malam hari awan dapat menjadi menahan jumlah radiasi bumi yang dipancarkan ke angkasa sehingga mengurangi penurunan suhu yang ekstrim • Pada pagi hingga sore bumi banyak menerima energi radiasi surya, sehingga keberadaan awan dapat menimbulkan pengaruh rumah kaca, karena energi radiasi gelombang panjang ke angkasa tertahan oleh awan.

Pengaruh Temperatur Temperatur yang terlalu panas akan mengakibatkan cepat timbulnya kelelahan tubuh,sedangkan temperatur yang terlalu dinginmembuat gairah kerjamenurun. Kemampuan adaptasi manusia dengan temperatur luar adalah jika perubahan temperatur luar tersebut tidak melebihi 20 % untuk kondisi panas dan 35 % untuk kondisi dingin (dari keadaan normal tubuh).

Akibat terlalu panas ♦ Heat rash ♦ Heat cramps •

Orang bekerja maksimal 40 jam/minggu atau 8 jam sehari. Setelah 4 jam kerja seseorang harus istirahat, karena terjadi penurunan kadar gula dalam darah. Tenaga kerja akan merasa cepat lelah karena pengaruh lingkungan kerja yang tidak nyaman akibat tekanan panas.

♦ Heat exhaustion • biasanya terjadi karena cuaca yang sangat panas terutama bagi merekayang belum beradaptasi tehadap udara panas. Penderita biasanya keluar keringat banyak tetapi suhu badan normal atau subnormal, tekanan darah menurun, denyut nadi lebih cepat.

♦ Heat stroke • terjadi karena pengaruh suhu panas yang sangat hebat, sehingga suhu badan naik, kulit kering dan panas

Akibat kedinginan ♦ Pengkerutan ( vasoconstriction ) ♦ Menggigil ( shivering ) Hypothermia ♦ Bila tempreatur tubuh kurang dari 35oC ♦ Timbul : halusinasi, apatis

• Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36°C • Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36 - 37,5°C • Febris / pireksia, bila suhu tubuh antara 37,5 - 40°C • Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40°

11

PENGARUH TEMPERATUR

Proses pergantian panas dipengaruhi oleh 4 kondisi lingkungan ♦ Suhu udara ♦ Humiditas ♦ Aliran udara ♦ Suhu permukaan sekitarnya – Seperti ; tembok, langit- langit, lantai, dst.

Rumus keseimbangan temperatur tubuh ♦S=M–E±R±C±K–W ♦ Bila tempreatur tubuh > temperatur lingkungan  R dan C bernilai negatif. ♦ Bila tempreatur tubuh < temperatur lingkungan  R dan C bernilai positif. Ket : S = Kondisi keseimbangan tubuh M = Panas hasil metabolisme tubuh E = Panas hasil evaporasi R = Panas hasil radiasi C = Panas hasil konveksi K = Panas hasil konduksi W= Panas karena aktivitas kerja(work)

Kelembaban udara ♦ Intensitas air dalam udara. ♦ Satuannya : % ♦ Alat ukur : Hygrometer

5. KELEMBABAN

KELEMBABAN Kelembaban diartikan sebagai banyaknya air yang terkandung dalam udara (dinyatakan dalam %). Kelembaban ini dipengaruhi oleh temperatur udara. Suatu keadaan dimana temperatur udara sangat panas dan kelembabannya tinggi, akan menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara besar‐besaran, karena sistem penguapan, dan pengaruh lain ialah semakin cepatnya denyut jantung karena semakin aktifnya peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen.

12

SIRKULASI UDARA

6. SIRKULASI UDARA

• Seperti kita ketahui udara di sekitar kita mengandung sekitar 21% Oksigen, 0,03% Karbondioksida dan 0,9% gas lainnya(campuran). • Oksigen terutama merupakan gas yang dibutuhkan oleh makhluk hidup terutama untuk menjaga kelangsungan hidupnya (proses metabolisme). • Udara di sekitar kita dikatakan kotor bila kadar oksigen di udara telah berkurang dan bercampur dengan gas‐gas lain yang berbahaya bagi kesehatan. • Jika kita menghirup udara kotor kita akan marasa sesak dan akan lebih cepat merasa lelah. Sirkulasi udara dengan memberikan ventilasi yang cukup akan menggantikan udara yang kotor dengan udara yang bersih. • Demikian juga dengan menaruh tanaman akan mampu membantu memberi kebutuhan akan oksigen yang cukup.

Iklim kerja adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan gerak udara dan panas radiasi dengan tingkat pengeluaran panas dari dalam tubuh tenaga kerja sebagai akibat pekerjaannya

- Warna dalam pekerjaan memiliki 2 kegunaan 1. Menciptakan kontras mata dan mengesiapkan mata 2. Menciptakan lingkungan psikologi yg optimal (ilusi, bawah sadar ) Tanggapan atas warna tergantung: - Pengalaman masa lampau - Perasaan Warna gelap : - Bersifat menekan, mengarah pada kekotoran. Warna terang : - Bersifat ceria/kecerahan - Membagi banyak cahaya - Mengarah pada kebersihan

7. WARNA

Dengan adanya sifat‐sifat itu maka pengaturan warna ruangan tempat kerja perlu diperhatikan dalam arti harus disesuaikan dengan kegiatan kerjanya. Dalam keadaan dimana ruangan terasa sempit maka pemilihan warna yang sesuai dapat menghilangkan kesan tersebut. Hal ini secara psikologis akan menguntungkan karena kesan sempit cenderung menimbulkan stres.

13

8. BAU

BAU MATA • Adanya bau‐bauan yang dalam hal ini juga dipertimbangkan sebagai polusi akan dapat mengganggu konsentrasi orang bekerja. • Temperatur dan kelembaban merupakan dua faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kepekaan penciuman. • Oleh karena itu pemakaian Air Conditioning yang tepat merupakan salah satu cara yang bisa digunakan untuk menghilangkan bau‐bauanyang mengganggu sekitar tempat kerja.

Pencahayaan dan Mata Dalam faktor cahaya, kemampuan mata untuk melihat obyek dipengaruhi oleh : 1. ukuran obyek, 2. derajat kontras antara obyek dan sekelilingnya, 3. luminensi (brightness), 4. lamanya melihat, serta 5. warna dan tekstur yang memberikan efek psikologis pada manusia. Mata diharapkan memperoleh cahaya yang cukup, pemandangan yang menyenangkan, menenangkan pikiran, tidak silau, dan nyaman. Pencahayaan yang kurang dapat mengakibatkan kelelahan pada mata.

FUNGSI VISUAL YANG PALING PENTING : 􀂃 TajamVisual yaitu: kemampuan untuk membedakan secara cermat objek dan pelatarannya. 􀂃 Peka Kontras yaitu: kemampuan untuk mengenali perbedaan walau minimal dalam kecerahan. 􀂃 Kecepatan Persepsi yaitu: waktu yang terpakai/dibutuhkan antara melihat objek dengan persepsi visualnya.

14

Efektivitas penglihatan ♦ Kemampuan mata untuk melihat objek dengan jelas dihubungkan dengan sudut datang cahaya.

Visual Acuity ♦ Kemampuan mata untuk melihat secara jelas/membedakan secara jelas suatu objek yang dihubungkan dengan daya akomodasi mata. ♦ Tergantung dari target/objek yang dilihat. ♦ Bila seseorang mampu untuk melihat dengan VA = 1,5, maka dikatakan acuity untuk orang tersebut adalah 1/1,5 = 0,67.

Faktor-faktor yang mempengaruhi VA ♦ Luminance level ♦ Contrast ♦ Exposure time ♦ Target motion ♦ Age ♦ Training ♦ Adaptation ♦ Color Discrimination ♦ Perception ♦ Size of object ♦ Distance rate ♦ Image of object

Lelah visual ♦ Yaitu : suatu kondisi yang timbul oleh ketegangan yang intensif pada sebuah fungsi tunggal dari mata. Dampak secara psikologis : - gangguan mata seperti berair,memerah,dst - pandangan dobel - sakit kepala - menurunnya daya akomodasi - menurunnya fungsi visual

Acuity lainnya : ♦ Snellen acuity Kemampuan orang untuk melihat suatu objek dg jelas dibandingkan dg kemampuan rata-rata ♦ Vernier Acuity Kemampuan untuk mengidentifikasi suatu celah pada suatu image/ garis yang sejajar ♦ Minimum perceptible acuity Kemampuan untuk mendeteksi suatu titik/ spot ♦ Stereoscopic Acuity Kemampuan membedakan suatu gambar atau image yang punya unsur kedalaman. Misal : Gambar 3D

Aktivitas / gerak / kerja mata dipengaruhi oleh : ♦ Pencahayaan (kekuatan, arah datang cahaya, jenis cahaya) (*) efek blurr = benda yang terlihat jelas seakan kabur. ♦ Pembebanan (fokus tetap, fokus berubah) ♦ Antropometri dan anatomi mata. – Ruang pandang yang baik : • 5 derajat ke atas • 35 derajat ke bawah, kiri dan kanan ♦ Derau pandang (jika sasaran/ objek berada diantara objek lain sehingga terlihat tenggelam) ♦ Warna

15