MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER AUD

Download 1 Jun 2017 ... Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam Anak Usia Dini ... 'Menanamkan pendidikan karakter sejak usia dini merupakan masa yang pa...

0 downloads 567 Views 352KB Size
DARUL ILMI Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam Anak Usia Dini Volume 2 No 1 Juni 2017 ISSN 2086-6909

MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER AUD **Lia Rica P **Dian Eka Priyantoro [email protected] Abstrak : ‘Menanamkan pendidikan karakter sejak usia dini merupakan masa yang paling tepat untuk melakukan pembiasaan dalam pembentukan karakter seseorang karena masa ini merupakan masa belajar yang paling pontensial. Pedidikan karakter memiliki peran penting dalam merubah perilaku seseorang, dimana diantarannya penerapan manajemen pendidikan karakter perlu diterapkan dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Untuk mencapai nilai karakter bangsa dan pendidikan budaya yang meliputi : Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa ingin tahu, Semangat

kebangsaan,

Cinta

tanah

air,

Menghargai

prestasi,

Bersahabat/komunikatif, Cinta damai, Gemar membaca, Peduli lingkungan, Peduli sosial dan Tanggung jawab”. Key Word : Manajemen, Pendidikan Karakter, PAUD

PENDAHULUAN Masa anak usia dini merupakan masa yang paling penting bagi perkembangan anak sehingga anak usia dini sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat baik fisik maupun mental perkembangan otak sebagai pusat kecerdasaan terjadi sangat cepat karena perkembangan otak pada anak usia dini telah mencapai 80 prosen dari orang dewasa sehingga masa itu disebut sebagai golden age. Usia ini merupakan masa yang paling tepat melakukan pembiasaan dalam pembentukan karakter seseorang. Pedidikan karakter memiliki peran penting dalam merubah perilaku seseorang, dimana diantarannya penerapan manajemen pendidikan karakter perlu diterapkan karena merupakan jantung dalam Pendidikan Anak Usia Dini karena manajemen merupakan suatu proses kerjasama yang

Manajemen Pendidikan Karakter Aud

30

DARUL ILMI Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam Anak Usia Dini Volume 2 No 1 Juni 2017 ISSN 2086-6909

dilakukan oleh dua orang atau lebih dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien, sebagai upaya seseorang untuk mengarahkan dan memberi kesempatan pada orang lain untuk melaksanakan pekerjaan secara efektif dan menerima pertanggungjawaban pribadi untuk mencapi pengukuran hasil yang ditetapkan. kegiatan yang memanfaatkan berbagai sumber daya dan berupaya untuk mencapai tujuan tertentu. Pendidikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dan kebudayaan yang ada dalam masyarakatnya, usaha yang dilakukan oleh seorang pendidik terhadap peserta didiknya agar mencapai perkembangan yang optimal. Dikatakan bahwa “Bangsa yang besar dapat dilihat dari kualitas/karakter bangsa (manusia) itu sendiri. 1 Pada dasarnya pendidikan tidak lain adalah bertujuan untuk membentuk pribadi yang berkualitas, baik secara jasmani maupun rohani. Anak merupakan amanah bagi kedua orang tua. Hatinya bersih dan polos bagaikan kertas putih. Baik buruknya seorang anak, orang tua ikut andil dalam membentuknya. 2 Pendidikan dianggap sebagai alternatif yang bersifat preventif karena pendidikan membangun generasi bangsa yang lebih baik. Sebagai alternatif

yang bersifat preventif, pendidikan

diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah budaya dan karakter bangsa. Memang diakui bahwa hasil dari pendidikan akan terlihat dampaknya dalam waktu yang tidak segera, tetapi memiliki daya tahan dan dampak yang kuat di masyarakat.3 Diakui atau tidak diakui saat ini terjadinya krisis yang nyata dan mengkhawatirkan dalam masyarakat dengan melibatkan milik kita yang paling berharga yaitu anak-anak. Krisis itu antara lain berupa meningkatnya pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman, pencurian remaja, kebiasaan menyontek, penyalahgunaan obatobatan, pornografi, perkosaan, perampasan, dan perusakan milik orang lain sudah menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat teratasi secara tuntas. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral dan norma, seperti jujur, berani bertindak, 1

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h. 2. 2 A. Martuti, Mendirikan & Mengelola PAUD (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2009), h. 4. 3 Kementrian Pendidikan Nasional, Pengembangan pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa (Jakarta : Badan Pengembangan Dan Pusat Kurikulum, 2010), h. 1 Manajemen Pendidikan Karakter Aud

31

DARUL ILMI Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam Anak Usia Dini Volume 2 No 1 Juni 2017 ISSN 2086-6909

dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain. Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan karakter bangsa.4 Bangsa Indonesia secara sadar membangun pendidikan didasari pada akhlak mulia. Seperti yang pernah dikatakan oleh Presiden pertama RI, Bung Karno :“Bangsa Indonesia harus dibangun dengan mendahulukan pembangunan karakter (Character Building) karena Charakter building inilah akan membuat Indonesia menjadi bangsa yang besar, maju dan jaya, serta bermartabat. Jika character building ini tidak dilakukan, bangsa Indonesia akan menjadi bangsa kuli”. 5Adapun pendidikan karakter kini tidak hanya diberikan pada pendidikan menengah dan atas saja, melainkan juga telah memasukannya pada pendidikan anak usia dini. 6 . Pendidikan karakter bagi anak usia dini sangat penting dengan maksud untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan, agar menjadi kebiasaan bagi anak kelak dewasa atau pada jenjang pendidikan selanjutnya. Masa usia dini merupakan masa yang tepat untuk melakukan pendidikan. Sebab pada masa ini, anak sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa. Anak pada usia dini cenderung belum memiliki pengaruh negatif yang banyak dari luar atau lingkungannya sehingga orang tua maupun pendidik akan jauh lebih mudah dalam mengarahkan dan membimbing anak-anaknya, terutama dalam menanaman nilai-nilai karakter. Agar terwujudnya pendidikan karakter yang diharapkan maka perlu adanya manajemen untuk mengelola pendidikan karakter pada ranah yang sesuai khususnya pada pendidikan anak usia dini (PAUD), yang nantinya akan menanamkan nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari dan terbentuknya peserta didik yang berkarakter. Karena anak merupakan aset negara yang nantinya akan menjadi penerus bangsa dimasa yang akan datang. Selain itu, pembentukan karakter yang terpenting adalah pada masa pendidikan anak usia dini. Karena dengan menanamkan karakter sejak dini pada usia 0-8 tahun akan masuk nilai, karena pada masa itu merupakan masa yang paling menentukan bagi perkembangan dan

4

Ibid, h. 2 Hendri, Pendidikan Karakter berbasis Dongeng (Bandung, Simbiosa Rekatam 2013), h. 11 6 Risnaeni Chasanah, Pendidikan Karakter Melalui Percobaan Sains Sederhana untuk Anak Usia Dini (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2014), h. 8 5

Manajemen Pendidikan Karakter Aud

32

DARUL ILMI Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam Anak Usia Dini Volume 2 No 1 Juni 2017 ISSN 2086-6909

pertumbuhan anak selanjutnya. Hal ini disebabkan masa usia dini merupakan masa emas dalam kehidupan anak yang biasa disebut masa golden age. PEMBAHASAN Manajemen Secara bahasa (etimologi), manajemen berasal dari bahasa latin yaitu dari asal kata manus yang artinya tangan dan agare yang melakukan, managere diterjemahkan kedalam bahasa inggris dalam bentuk kata kerja to manage dengan kata benda management yang artinya pengelolaan.7 Pengelolaan dilakukan melalui proses dan dikelola berdasarkan urutan dan fungsi manajemen itu sendiri. Menurut terry manajemen adalah proses khas yang terdiri atas tindakan-tindakan perencanaan dan pengendalian untuk menentukan serta mencapai tujuan melaui pemanfaatan SDM dan sumber daya lainya.8 Secara termilogis dalam buku principles of management disebut management is the coordination of resources through the processes of planning, organizing, directing and controlling in order to attain stated objectives.9 Artinya management adalah proses pengkoordinasian seluruh sumber daya melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian untuk mencapai

tujuan

yang

telah

ditetapkan.

Perencanaan,

pengorganisasian,

pengarahan dan pengendalian inilah yang kemudian disebut prinsip-prinsip manajemen. Senada dengan ini Kamaludin menyatakan manajemen adalah penyesuaian tujuan-tujuan melalui usaha-usaha orang lain. Manajemen bisa dikatakan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengontrolan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengoraganisasian pemakaian sumber manusia dan material.10 Hal ini sejalan dengan Fattah menyatakan manajemen diartikan sebagai proses merencana, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organaiasi tercapai secara efektif dan efisien.11 Dari pendapat diatas dapat 7

Husaini Usman. Manajemen Teori, Praktik Dan Riset Pendidikan. (Jakarta:Bumi Aksara) h.5 Melayu S,P Hasibuan. Manajemen, Dasar, Pengertian Dan Masalah (Jakarta:Bumi Aksara, 2007) h.1-2 9 Henri L Sisk. Princciples of management. (Ohio: South Western Publishing Company, 1969) h.10 10 Kamaludin. Manajemen. (Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Proyek Pengembangan Lembanga Pendidikan Tenaga Kependidikan) h.3 11 N. Fattah.Landasan Manajemen Pendidikan. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya) h.11 8

Manajemen Pendidikan Karakter Aud

33

DARUL ILMI Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam Anak Usia Dini Volume 2 No 1 Juni 2017 ISSN 2086-6909

disimpulkan bahwa manajemen adalah serangkaian proses kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh lembaga atau sekolah. Pendidikan Karakter Pendidikan karakter merupakan dua suku kata yang berbeda, terambil dari kata pendidikan dan karakter. Kata pendidikan merupakan terjemahan dari kata education, yang kata dasarnya educate atau bahasa Latinnya educo. Educo berarti mengembangkan dari dalam, mendidik, melaksanakan hukum kegunaan. 12 Senada dengan itu Menurut Lengveld yang dikutip oleh Muhammad Fadlillah & Lilif Mualifatu Khorida dari Mansur berpendapat bahwa pendidikan merupakan upaya manusia dewasa membimbing kepada yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan.13 Dan pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, tempramen, dan watak.” Adapun berkarakter adalah kepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak”.14Menurut Lickona yang dikutip oleh Muchlas Samani & Hariyanto mendefinisikan pendidikan karakter sebagai upaya yang sungguh-sungguh untuk membantu seseorang memahami, peduli, dan bertindak dengan landasan inti nilainilai etis. Secara sederhana Lickona mendefinisikan pendidikan karakter sebagai upaya yang dirancang secara sengaja untuk memperbaiki karakter para siswa.15 Hal ini sejalan dengan pendapat Ratna Megawangi yang dikutip oleh Dharma Kesuma dkk pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikannya dalam kehidupan seharihari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif

kepada

12

Sutrisno, Pembaharuan dan Pengembangan Pendidikan Islam (Yogyakarta: Fadilatama, 2011), h. 3.

13

Muhammad fadlillah & Lilif Mualifatu Khorida, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini (Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media, 2013), h. 18. 14

Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, konsepsi dan aplikasinya dalam lembaga pendidikan (jakarta:kencana,

2011) h. 8. 15

Muchlas Samani & Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter (Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Offset, 2011), hlm. 44.

Manajemen Pendidikan Karakter Aud

34

DARUL ILMI Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam Anak Usia Dini Volume 2 No 1 Juni 2017 ISSN 2086-6909

lingkungannya.16Secara ringkas, dapat dipahami bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan yang menanamkan dan mengembangkan karakter-karakter luhur kepada anak didik, sehingga mereka memiliki karakter luhur yang diterapkan dan dipraktikkan anak dalam kehidupannya dalam keluarga sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Nilai dalam pendidikan karakter begitu penting keberadaanya. Dalam pendidikan karakter, nilai harus menjadi core (intisari) dari pendidikan itu sendiri. Penanaman nilai terpuji dalam pendidikan karakter mempunyai penekanan yang berbeda. Jumlah dan jenis nilai yang dipilih tentu akan dapat berbeda antara satu daerah atau sekolah satu dengan sekolah yang lainya, tergantung kepentingan dan kondisi masing-masing. Karakter dasar anak yang perlu dikembangkan sejak usia dini adalah karakter yang mempunyai nilai permanen dan tahan lama, yang diyakini berlaku bagi manusia secara universal dan bersifat absolut. Dalam kaitannya dengan nilai moral absoulut ini, lickona menyebut sebagai “ the golden role’s”.17 Contoh the golden role adalah jujur, adil, mempunyai integritas, cinta sesama, empati, disiplin, tanggung jawab, peduli, kasih sayang dan rendah hati. Karakter dasar merupakan sifat fitrah manusia yang diyakini dapat dibentuk dan dikembangkan melalui metode-metode pendidikan tertentu seperti pendidikan karakter. Dalam konteks pengembangan pendidikan karakter. Penyelenggaraan pendidikan bisa saja merumuskan karakter dasar yang akan dikembangkan disesuaikan dengan nilai-nilai bangsa atau agama tertentu. Mengacu pada LITBANG PUSKUR 2010 kementerian pendidikan nasional, nili-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa diidentifikasi dari sumber-sumber berikut ini :18 1. Agama : masyarakat indonesia adalah mesyarakat beragama, oleh karena itu, kehidupan individu, masyarakat dan bansa selalu didasari pada ajaranan dan 16

Dharma Kesuma, dkk. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya Offset, 2011), hlm. 5. 17

Arismantoro. tinjauan berbagai aspek character building, bagaimana mendidik anak berkarakter. (yogyakarta:tiara wacana, 2010) h. 28 18 Kementrian pendidikan nasional. LITBANG, bahan pelatihan penguatan metodologi pembelajran berdasarkan nilai-nilai budaya untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa : pengembangan budaya dan karakter bangsa. (jakarta: pusat kurikulum, 2010) h.7-10 Manajemen Pendidikan Karakter Aud

35

DARUL ILMI Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam Anak Usia Dini Volume 2 No 1 Juni 2017 ISSN 2086-6909

kepercayaan. Secra politis, kehidupan kenegaraan punn didasari pada nilai-nilai yang didasri pada nilai-nilai yang berasal dari agama, atas dasar pertimbangan itu, maka nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah yang berasal dari agama. 2. Pancasila : negara kesatuan republik indonesia diteg kan atas prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut pancasila. Pancasila terdapat pada pembukaan UUD 1945 dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945. Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya dan seni. Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki kemampuan,

kemauan,

dan

menerapkan

nilai-nilai

pancasila

dalam

kehidupannya sebagai warga negara. 3. Budaya : sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat yang tidak didasari olehnilai-nilai budaya yang diakui masyarakat itu. Nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antar anggota masyarakat itu. Posisi budaya yang demikian penting dalam kehidupan masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa. 4. Tujuan pendidikan nasional : sebagai rumusan kualitas yang harus dimiliki setiap warga negara indonesia, dikembangkan oleh berbagai satuan pendidikan di berbgai jenjang dan jalur. Tujuan pendidikan nasional memuat berbagai nilai kemanusian yang harus dimiliki warga negara indonesia. Oleh karena itu, tujuan pendidikan

nasional

adalah

sumber

yang

paling

oprasional

dalam

pengembangan pendidikan budaya karakter bangsa. Berdasarkan keempat sumber nilai itu, teridentifikasi sejumlah nilai untuk pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai berikut ini: 1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain

Manajemen Pendidikan Karakter Aud

36

DARUL ILMI Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam Anak Usia Dini Volume 2 No 1 Juni 2017 ISSN 2086-6909

2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinysebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan 3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. 4. Disiplin Tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 5. Kerja keras Perilaku yang menunjukan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. 6. Kreatif Berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. 7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. 8. Demokratis Cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. 9. Rasa ingin tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan melias dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan didengar. 10. Semangat kebangsaan Cara berfikir, bertindak dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan kelompoknya. 11. Cinta tanah air Cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukan kesetian, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomo dan politik bangsa

Manajemen Pendidikan Karakter Aud

37

DARUL ILMI Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam Anak Usia Dini Volume 2 No 1 Juni 2017 ISSN 2086-6909

12. Menghargai prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengakui serta menghormati keberhasilan orang lain 13. Bersahabat/komunikatif Tindakam yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul dan bekerja sama dengan orang lain 14. Cinta damai Sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya 15. Gemar membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya 16. Peduli lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam disekitarnya dan mengembangkan upaya-upay untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi 17. Peduli sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan 18. Tanggung jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap dirisendiri, masyarakat, linkungan (alam,sosial,budaya), negara dan tuhan yang maha esa. Sekolah dan guru dapat menambahkan ataupun mengurangi nilai-nilai tersebut sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang dilayani sekolah dan hakekat materi SK/KD dan materi bahasan suatu mata pelajaran. Meskipun demikian ada 5 yang diharapkan menjadi nilai minimal yang dikembangkan disetiap sekolah yaitu : aman, peduli, cerdas dan tangguh/kerja keras.19

19

Ibid. h.10

Manajemen Pendidikan Karakter Aud

38

DARUL ILMI Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam Anak Usia Dini Volume 2 No 1 Juni 2017 ISSN 2086-6909

Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menurut Cohran adalah segala sesuatu, sebuah bentuk yang menggunakan atau menyediakan perkembangan anak, intervensi awal dengan tujuan dan maksud tertentu, suatu yang mendukung pembelajaran dan perkembangan anak dalam tahun pertama kehidupannya hingga usia wajib masuk sekolah.20 Sedangkan menurut National Association for the Education of Young Children (NAEYC), Anak Usia Dini

merupakan periode kelahiran hingga usia

delapan tahun.21 Hal ini menunjukan bahwa perkembangan anak yang memerlukan perhatian khusus untuk dikembangkan di periode keemasaan ini. Senada dengan itu Rahman mendefinisikan Pendikan Anak Usia Dini sebagai suatu upaya yang terencana dan sistematis yang dilakukan pendidik atau pengasuh anak usia nol sampai delapan tahun dengan tujuan agar anak mampu mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal.22 Oleh karena itu masa golden age sangat berpengaruh pada perkembangan selanjutnya ketika beranjak dewasa. Menurut Santoso Pendidikan Anak Usia Dini merupakan suatu disiplin ilmu pendidikan yang memiliki konsentrasi pada pemahaman, pembinaan, dan pengembangan potensi sedini mungkin.23 Bagi seorang pendidik ataupun orang tua hal yang terpenting bahwa setiap anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar dan perlu dikembangkan agar anak memiliki kemampuan untuk bereksplorasi dan mengembangkan potensi secara optimal.Suyadi dan Maulidya Ulfa menjelaskan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini pada hakikatnya adalah pendidikan yang diselenggaran dengan tujun untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekan pada pengembangan seluruh aspek keperibadian.24 Oleh karena itu Pendidikan Anak Usia Dini memberi kesempatan pada anak untuk mengembangkan keperibadian dan potensi secara maksimal yang mencakup perkembangan kognitif, bahasa, sosial, emosi, fisik dan motorik. Jadi dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya terencana atau suatu bentuk intervensi awal 20

21 22 23 24

Rebbeca S. New dan Moncrief Cochran, Early Childhood Education: An Internasional Encyclopedia, Volumes 1-4. (London: Praeger Publishers, 2007), h. xxv Ibid, h. xxvi Hibama S. Rahman.Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. (Yogyakarta: PGTKI Press,2002), h.4 Soegeng Santoso , Konsep Pendidikan Anak Usia Dini Menurut Pendirinya, Makalah. (Jakarta; 2011). h.3 Suyadi dan Maulidya Ulfah.Konsep Dasar PAUD. (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2013), h.17

Manajemen Pendidikan Karakter Aud

39

DARUL ILMI Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam Anak Usia Dini Volume 2 No 1 Juni 2017 ISSN 2086-6909

yang dilakukan oleh pendidik atau orang tua bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, mempunyai tujuan untuk mengembangakan potensi anak usia nol sampai delapan tahun secara optimal. Pengertian Anak Usia Dini Anak usia dini merupakan masa yang paling penting bagi perkembangan anak sehingga anak usia dini sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat baik fisik maupun mental dimana dimasa ini pembentukan karakter anak sangat penting Sehingga lahir generasi bangsa yang tumbuh dan berkembang dengan karakter. perkembangan otak sebagai pusat kecerdasaan terjadi sangat cepat karena perkembangan otak pada anak usia dini telah mencapai 80 prosen dari orang dewasa sehingga masa itu disebut sebagai golden age. Menurut penelitian di bidang neurosains yang dilakukan oleh Osbon, White dan Bloom sebagaimana dikutip Suyadi menyatakan bahwa perkembangan kecerdasaan atau intelektual anak pada usia empat tahun mencapai 50 prosen, pada usia delapan tahun mencapai 80 prosen, pada usia dua belas tahun mencapai 90 prosen, dan pada usia delapan belas tahun perkembangan intelektual anak mencapai 100 prosen atau telah mencapai perkembangan yang optimal.25 Senada dengan itu dalam kerangka pelaksanaan pendidikan anak usia dini, Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 28 ayat 1 mengatakan bahwa anak usia dini adalah anak

yang berada pada rentang usia sejak lahir sampai dengan enam

tahun.26Jadi berdasarkan system pendidikan nasional di Indonesia, anak usia dini merupakan anak yang memiliki usia sampai dengan enam tahun. Menurut NAEYC (National Assosiation Education for Young Children) mengemukakan bahwa anak usia dini adalah sekelompok individu yang berada pada rentang usia antara nol sampai delapan tahun.27Hal ini sejalan dengan pendapat Soegeng Santoso sebagaimana dikutip oleh Ramli mengatakan bahwa anak usia dini ialah anak yang berada pada rentang masa usia lahir sampai usia delapan tahun. 28 Jadi menurut

25 26 27 28

Suyadi, Teori Pembelajaran Anak Usia Dini (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), h.33 Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, Pasal 28 ayat 1 Sofia Hartati, How To Be a Good Teacher and To Be a Good Mother, (Jakarta: Enno Media, 2007), h.10 M. Ramli, Pendampingan Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta: Depdiknas, 2004), h.1.

Manajemen Pendidikan Karakter Aud

40

DARUL ILMI Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam Anak Usia Dini Volume 2 No 1 Juni 2017 ISSN 2086-6909

NAEYC dan santoso, anak usia dini merupakan anak yang berada pada rentang usia

nol sampai delapan tahun.Hartati mengemukakan bahwa anak usia dini

merupakan kelompok manusia yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan secara terus menerus.29 Hal ini menandakan bahwa anak usia dini adalah individu yang unik dimana anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan fisik, kognitif, sosio-emosional, kreativitas, bahasa dan komunikasi. Dari beberapa definisi tentang anak usia dini di atas dapat disimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang umur nol sampai delapan tahun yang memiliki sifat yang unik, sehingga pada masa anak usia dini baik diberikan stimulasi perkembangan dengan melalui pemberian pendidikan untuk membantu pertumbuhan

dan

perkembangan

jasmani

dan

rohani,

pembinaannya

diselenggarakan secara terpadu dalam satu program pembelajaran agar anak dapat mengembangkan segala daya guna dan kreatifitasnya sesuai dengan karakteristik perkembangannya dan memiliki kesiapan untuk jenjang pendidikan selanjutnya. Karakteristik Anak Usia Dini Anak usia dini merupakan pribadi unik yang mampu menarik perhatian orang dewasa. Anak usia dini tumbuh dan berkembang dengan berbeda sesuai dengan tingkat perkembangannya masing-masing. Santoso mengemukakan bahwa secara umum Anak Usia Dini mempunyai karakteristik bermacam-macam antara lain suka meniru, ingin mencoba, spontan, ingin tahu, ingin yang baru, jujur, riang, suka bermain, banyak gerak, suka mewujudkan akunya, unik, susah diatur, dan egosentris.30 Richard D. Kellough sebagaimana dikutip oleh Hartati mengemukakan bahwa karakteristik anak usia dini yang khas adalah: 1) Egosentris, 2) Memiliki curriosity yang tinggi, 3) Makhluk sosial, 4) The unique person, 5) Kaya dengan fantasi, 6) Daya konsentrasi yang pendek, dan 7) Masa usia dini merupakan masa belajar yang paling potensial.31 Berdasarkan beberapa karakteristik tersebut, dapat disimpulkan bahwa perkembangan pengetahuan anak dibangun atas pengalaman-

29 30

31

Sofia Hartati, op. cit., h.11. Soegeng Santoso, Konsep Pendidikan Anak Usia Dini Menurut Pendirinya, Makalah VIII, 6 Januari 2011, h.3. Sofia Hartati, op. cit.,h.12-17.

Manajemen Pendidikan Karakter Aud

41

DARUL ILMI Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam Anak Usia Dini Volume 2 No 1 Juni 2017 ISSN 2086-6909

pengalaman terdahulu yang telah ia alami. Dalam proses perkembangannya, setiap anak

memiliki

perbedaan

karena

lingkungan

sekitar

yang

mempengaruhi

perkembangan anak juga berbeda. Anak-anak merupakan pribadi memiliki rasa ingin tahu yang besar dan sangat antusias terhadap banyak hal terutama hal-hal yang dianggap baru oleh mereka. Kesimpulan Menanamkan pendidikan karakter sejak usia dini merupakan masa yang paling tepat untuk melakukan pembiasaan dalam pembentukan karakter seseorang karena masa ini merupakan masa belajar yang paling pontensial. Pedidikan karakter memiliki peran penting dalam merubah perilaku seseorang, dimana diantarannya penerapan manajemen pendidikan karakter perlu diterapkan dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) karena manajemen merupakan suatu proses kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien. manajemen pendidikan karakter sekolah yang baik perlu mendasarkan pada prinsip efesiensi, prinsip efektifitas, prinsip pengutamaan tugas pengelolaan dan prinsip kerjasama. Untuk mencapai nilai karakter bangsa dan pendidikan budaya yang meliputi : Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa ingin tahu, Semangat kebangsaan, Cinta tanah air, Menghargai prestasi, Bersahabat/komunikatif, Cinta damai, Gemar membaca, Peduli lingkungan, Peduli sosial, Tanggung jawab.

DAFTAR PUSTAKA Aly, Hery Noer. 1999. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Arismantoro. 2010. tinjauan berbagai aspek character building, bagaimana mendidik anak berkarakter. yogyakarta: tiara wacana.

Manajemen Pendidikan Karakter Aud

42

DARUL ILMI Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam Anak Usia Dini Volume 2 No 1 Juni 2017 ISSN 2086-6909

Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Jogjakarta: Diva Press. Chasanah, Risnaeni. 2014. Pendidikaan Karakter Melalui Percobaan Sains Sederhana Untuk Anak Usia Dini. Jogjakarta: Kreasi Wacana. Fadlillah, Muhammad & Lilif Mualifatu Khorida. 2013. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Fattah, N. 2010. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Hendri. 2013. Pendidikan Karakter berbasis Dongeng. Bandung: Simbiosa Rekatam 2013 Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Alih Bahasa Istiwidayati dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga Hartati, Sofia. 2007.

How To Be a Good Teacher and To Be a Good Mother.

Jakarta: Enno Media Hasibuan. 2007.

Malayu, Manajemen, dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta:

Bumi Aksara Kamaludin. 2007. Manajemen. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Proyek Pengembangan Lembanga Pendidikan Tenaga Kependidikan Kementrian Pendidikan Nasional. 2010. Pengembangan pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa. Jakarta : Badan Pengembangan Dan Pusat Kurikulum Kementrian pendidikan nasional. 2010. LITBANG, bahan pelatihan penguatan metodologi pembelajran berdasarkan nilai-nilai budaya untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa : pengembangan budaya dan karakter bangsa. jakarta: pusat kurikulum. Kesuma, Dharma dkk. 2011.

Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di

Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset

Manajemen Pendidikan Karakter Aud

43

DARUL ILMI Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam Anak Usia Dini Volume 2 No 1 Juni 2017 ISSN 2086-6909

Majid, Abdul dan Dian Andayani. 2012.

Pendidikan Karakter Perspektif Islam.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Mulyasa, E. 2011. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara. Rahman, Hibama S. 2002. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: PGTKI Press Ramli, M. 2004. Pendampingan Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas. S. Rebbeca. 2007. New dan Moncrief Cochran, Early Childhood Education: An Internasional Encyclopedia, Volumes 1-4. London: Praeger Publishers Samani, Muchlas & Hariyanto. 2011.

Konsep dan Model Pendidikan Karakter.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset Santoso, Soegeng. 2011. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini Menurut Pendirinya, Makalah. Jakarta -----------------------------. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini Menurut Pendirinya, Makalah VIII, 6 Januari 2011, Semiawan, Conny R. 2008. Belajar dan Pembelajaran prasekolah dan Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks Sisk, Henri L. 1969. Princciples of management. Ohio: South Western Publishing Company Sutrisno. 2011. Pembaharuan dan Pengembangan Pendidikan Islam. Yogyakarta: Fadilatama Suyadi. 2014. Teori Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: Remaja Rosdakarya Suyadi dan Maulidya Ulfah. 2013.

Konsep Dasar PAUD. Bandung: PT. Remaja

Rosda Karya Syaodih, Ernawulan. 2005. Bimbingan di Taman Kanak-kanak. Depdiknas: Jakarta Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, Pasal 28 ayat 1

Manajemen Pendidikan Karakter Aud

44

DARUL ILMI Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam Anak Usia Dini Volume 2 No 1 Juni 2017 ISSN 2086-6909

Usman, Husaini. 2006. Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Manajemen Pendidikan Karakter Aud

45