NASKAH PUBLIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENJADI

Download 9 Mar 2008 ... Hal ini didukung oleh berbagai penelitian yang menunjukkan pola makan vegetarian sangat ..... Jurnal Psikologi UNIKA SEMARAN...

0 downloads 319 Views 154KB Size
NASKAH PUBLIKASI

PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENJADI VEGETARIAN

Oleh : ANGGIA PRATIWI RETNO KUMOLOHADI

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2009

i   

NASKAH PUBLIKASI

PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENJADI VEGETARIAN

Telah Disetujui Pada Tanggal

______________________

Dosen Pembimbing Utama

(RA. Retno Kumolohadi S. Psi., M. Si)

ii   

PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENJADI VEGETARIAN

Anggia Pratiwi Retno Kumolohadi

INTISARI

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih mendalam mengenai faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan seseorang untuk menjadi vegetarian dan bagaimana dinamika proses pengambilan keputusan seseorang untuk menjadi vegetarian. Adapun vegetarian atau vegetarianisme merupakan aliran di mana kaum penganutnya tidak mengkonsumsi produk-produk hewani dan turunannya. Untuk mengungkap pengambilan keputusan tersebut dari aspek tujuan dan isi keputusan yang akan diambil tersebut. Yang juga akan mengungkap dinamika proses pengambilan keputusan menjadi vegetarian, yaitu menentukan sasaran atau tujuan secara efektif, mengenali problem, mencari informasi, membuat alternatif solusi, memilih tindakan, pelaksanaan dan kontrol. Penelitian ini mengambil tiga orang subjek sebagai respoden penelitian yang sebelumnya telah memenuhi kriteria subjek penelitian yang telah ditentukan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi dengan interview guide dan tabel observasi sebagai panduan wawancara dan observasi. Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dengan langkah-langkah berupa pembuatan tema-tema untuk kemudian memasukkannya ke dalam sub kategori dan kategori yang selanjutnya diperoleh model yang menggambarkan pengambilan keputusan menjadi seorang vegetarian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keseluruhan responden merasa memilih menjadi vegetarian merupakan pilihan yang tepat bagi mereka karena banyak manfaat yang mereka dapatkan semenjak menjadi seorang vegetarian.

Kata Kunci : Pengambilan keputusan, Vegetarian.  

iii   

1   

PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENJADI VEGETARIAN PENGANTAR

Latar Belakang Masalah Setiap individu dalam semua tingkatan dan semua bidang tidak akan pernah lepas dari pengambilan keputusan di dalam kehidupan sehari-harinya. Suatu hal yang sangat tidak mungkin bagi individu untuk melepaskan diri dari pengambilan keputusan karena setiap hari individu akan dihadapkan pada berbagai situasi yang mengharuskan dirinya memutuskan apa yang akan dilakukannya hari ini. Pertanyaan seperti : pakaian apa yang harus saya kenakan hari ini, pekerjaan mana yang harus saya dahulukan, jalan mana yang harus saya tempuh agar terhindar dari kemacetan untuk sampai ketempat kuliah. Sering kali dihadapi individu dalam menjalani kehidupan sehari-harinya, bisa dikatakan bahwa pengambilan keputusan tersebut wajib dilakukan oleh setiap individu. Pengambilan keputusan adalah suatu aktivitas memilih, membuat pilihan diantara beberapa alternatif atau dapat juga disebut sebagai satu kesimpulan tentang aktifitas yang harus diselesaikan dalam situasi tertentu menurut Tossy & Carrol (Sjahid, 1999). Hal yang sering menjadi kendala adalah membuat keputusan secara baik dan rasional. Suatu keputusan dikatakan baik dan rasional jika pembuat keputusan membuat pilihan yang sesuai atau paling mendekati hasil yang sebenarnya diinginkan oleh pembuat keputusan. Sebelum individu melakukan pengambilan keputusan maka individu tersebut akan menimbang-nimbang berbagai alternatif yang ada untuk kemudian memutuskan alternatif lain. Apabila individu tersebut memilih alternatif yang

2   

sesuai dengannya maka individu tersebut akan melakukan keputusan yang dipilihnya dengan senang hati. Perasaan senang terhadap suatu objek tersebut akan memunculkan keberadaan minat, Blum dan Balinsky (1973). Minat dalam diri individu berperan sangat besar dalam rangka kesuksesan yang akan dicapai. Individu yang mempunyai minat terhadap objek yang sedang dikerjakan cenderung akan lebih berhasil dibandingkan yang tidak berminat. Misalnya, seseorang yang akan mengambil keputusan untuk menjadi vegetarian.

Vegetarian menjadi pola makan sehat yang direkomendasikan oleh ADA (American Dietic Association) sebagai pola makan sehat yang mencukupi semua unsur nutrisi kebutuhan manusia, serta dapat diterapkan pada semua kondisi maupun tahap perkembangan individu (Messina, 1997). Hal ini didukung oleh berbagai

penelitian

yang

menunjukkan

pola

makan

vegetarian

sangat

bermanfaat untuk meningkatkan status kesehatan, mencegah kegemukan, hipertensi, penyakit jantung koroner, kanker usus, ginjal, diabetes dan berbagai macam penyakit dan resiko kematian yang tinggi (Chopra, 1985 ; Kurniawan, dkk, 1996 ; Messina, 1997). Makanan yang sehat akan menghasilkan tubuh yang sehat pula. Tak heran jika gaya hidup terbaru dewasa ini membuat manusia kerap mencari pangan bersih, bergizi, juga alami. Kekhawatiran pada penyakit, pencemaran, ditambah kesadaran terhadap lingkungan memang termasuk lifestyle terkini dari kehidupan modern (www.biovermint.com). Lebih baik jika mulai sekarang membatasi makanan sumber kolesterol, kurangi makanan yang bersantan, perbanyak makan kacang-kacangan dan hasil olahannya, dan juga banyak makan sayur dan buah yang mengandung serat.

3   

Salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan dan fungsi fisik seseorang adalah faktor makanannya (Kuncaraf, 1997). Makanan tidak hanya mempengaruhi kesehatan fisik seseorang tetapi juga mempengaruhi kesehatan psikis individu, maka pola makanan akan sangat mempengaruhi jiwa dan raga seseorang (Cahyana, 2003). Susanto (2006) menyatakan bahwa emosi orang-orang vegetarian lebih stabil, tidak mudah marah, berperawakan halus, tenang, lebih religius, serta jarang terkena stres yang berkepanjangan. Penelitian Stein dan Numeruf tahun 1995 (dalam Rozin, 1997) pada murid-murid sekolah di Amerika juga menunjukkan bahwa murid-murid yang mempunyai pola makan vegetarian digambarkan lebih baik hati dan lebih menyenangkan daripada menganut pola makan yang tidak vegetarian dan berkadar lemak tinggi. Berdasarkan data-data dan fakta yang telah disebutkan di atas, fenomena

vegetarian ini sangat menarik untuk diteliti, oleh karena itu peneliti ingin mengetahui faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan dan bagaimana dinamika proses pengambilan keputusan menjadi seseorang vegetarian.

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih mendalam mengenai faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan dan dinamika proses pengambilan keputusan seseorang untuk menjadi vegetarian.

4   

TINJAUAN PUSTAKA

Pengambilan Keputusan Setiap individu pasti melakukan pengambilan keputusan sebelum melakukan segala sesuatunya, bisa dikatakan bahwa pengambilan keputusan tersebut wajib dilakukan oleh setiap individu. Pengambilan keputusan merupakan suatu proses yang berlangsung dalam satu sistem (Atmosudirjo, 1971). Sistem dimana proses pengambilan keputusan tersebut berlangsung terdiri dari berbagai unsur atau bagian yang masing-masing merupakan faktor yang ikut menentukan segala apa yang terjadi atau akan terjadi (Atmosudirjo, 1971).

Decision making atau pengambilan keputusan pada hakekatnya adalah choosing (memilih) yang didahului oleh evaluating (menilai), judgement (menyatakan) dan selecting (menyaring) (Atmosudirjo, 1971). Dalam pengambilan keputusan ada dua aspek, yaitu aspek isi dan tujuan (Atmosudirjo, 1971). Isi merupakan apa yang dikehendaki oleh si pengambil keputusan

dan

harus

dirumuskan

sejelas-jelasnya

dan

pada

umumnya

merupakan aktifitas, sikap, pendirian, pandangan dan lain-lain yang dikehendaki oleh yang mengambil keputusan. Tujuan merupakan apa yang akhirnya harus dicapai. Mitchell, 1978 (Asih P, 2000) mengemukakan bahwa proses pengambilan keputusan meliputi beberapa hal sebagai berikut : 1) Menentukan sasaran atau tujuan secara efektif, 2) Mengenali problem, 3) Mencari informasi,

5   

4) Membuat alternatif solusi, 5) Memilih tindakan, 6) Pelaksanaan dan kontrol.

Vegetarian Vegetarian menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah orang yang karena alasan keagamaan atau kesehatan tidak makan daging, tetapi makan sayuran dan hasil tumbuhan. Vegetarian atau vegetarianisme merupakan aliran di mana kaum penganutnya tidak mengkonsumsi produk-produk hewani dan turunannya. Mereka membatasi diri hanya makan produk-produk nabati meskipun ada beberapa aliran vegetarian yang masih mengonsumsi sedikit bahan pangan hewani, misalnya lacto vegetarian, yang masih mengonsumsi susu dan lacto-ovo vegetarian yang masih mengonsumsi susu dan telur.

Vegetarian merupakan upaya pengolahan tubuh dengan memelihara dan mengobati tubuh melalui makanan yang bersumber dari tumbuh-tumbuhan karena itu vegetarian juga dikenal sebagai natural healing (Chesworth, 1996). Sebagaimana Hipocrates (dalam Stott, 2000) menyatakan “let your food be your

medicine and your medicine be your food”, tubuh mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri bila kondisi yang dibutuhkan tersedia. Secara detail, dalam masyarakat kita ditemui beberapa tipe vegetarian. Diantaranya adalah : a. Vegan atau Pure Vegetarian Kelompok vegetarian yang meninggalkan sama sekali produk hewani dan turunannya, termasuk gelatin, keju, yoghurt selain itu juga menghindari

6   

madu, royal-jelly, dan produk turunan serangga. Sebagian kaum (penganut) vegan vegetarian menghindari penggunaan produk hewani seperti kulit hewan ataupun kosmetik yang mengandung produk hewani.

b. Lacto Vegetarian Lacto vegetarian adalah vegetarian yang mengonsumsi bahan pangan nabati dan berpantang makan daging ternak, daging unggas, ikan, dan telur beserta produk olahannya namun masih mau mengonsumsi susu.

c. Lacto-ovo vegetarian Adalah kelompok yang masih mengonsumsi telur dan produk susu dan menghindari segala jenis daging termasuk ikan.

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan data Populasi penelitian ini adalah para vegetarian yang berdomisili di Yogyakarta. Penentuan sampel menurut Lincoln dan Guba dalam penelitian kualitatif tidak didasarkan pada perhitungan statistik, sampel yang dipilih berfungsi untuk mendapatkan

informasi

yang

maksimum,

bukan

untuk

digeneralisasikan

(Sugiyono, 2005). Perlu diketahui juga kuantitas subjek dalam penelitian kualitatif adalah bukan yang

paling utama, sehingga pemilihan subjek lebih

didasari pada kualitas informasi yang terkait dengan tema penelitian yang diajukan (Idrus, 2005). Adapun dalam mengambil subjek penelitian ini, peneliti menentukan karakteristik tertentu, yaitu : 1. 3 orang responden Vegetarian, yang terdiri dari 3 jenis, yaitu :

7   

a. Vegan atau Pure Vegetarian Kelompok vegetarian yang meninggalkan sama sekali produk hewani dan turunannya, termasuk gelatin, keju, yoghurt selain itu juga menghindari madu, royal-jelly, dan produk turunan serangga. Sebagian

kaum

(penganut)

vegan

vegetarian

menghindari

penggunaan produk hewani seperti kulit hewan ataupun kosmetik yang mengandung produk hewani. b. Lacto Vegetarian

Lacto vegetarian adalah vegetarian yang mengonsumsi bahan pangan nabati dan berpantang makan daging ternak, daging unggas, ikan, dan telur beserta produk olahannya namun masih mau mengonsumsi susu. c. Lacto-ovo vegetarian Adalah kelompok yang masih mengonsumsi telur dan produk susu dan menghindari segala jenis daging termasuk ikan. 2. Menjadi vegetarian pada saat berusia 20 - 45 tahun. 3. Sudah menjadi vegetarian kurang lebih 2 tahun, yang diasumsikan seseorang yang sudah menjalani hidup sebagai vegetarian selama itu sudah mantap untuk terus menjadi vegetarian. 4. Berdomisili di Yogyakarta. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1.

Wawancara Pada penelitian ini wawancara dilakukan untuk menggali data-data yang berkaitan dengan pengambilan keputusan menjadi vegetarian. Teknik

8   

wawancara

yang

digunakan

dalam

penelitian

ini

peneliti

langsung

berhadapan dan mewawancarai responden penelitian. Agar data yang diperoleh sesuai dengan apa yang disampaikan oleh responden, maka pembicaraan selama wawancara direkam. 2.

Observasi Observasi dalam penelitian ini menggunakan observasi non participant, jadi observer tidak ikut serta secara langsung dalam kegiatan yang dilakukan oleh subjek yang di observasi, namun hanya mengamati dan mencatat hasil observasi tersebut baik dengan catatan lapangan maupun dengan metode

check list.

Metode Analisis Data Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis tematik yaitu proses mengkode informasi, yang dapat menghasilkan daftar tema, model tema atau indikator yang kompleks, kualifikasi yang biasanya terkait dengan tema itu, atau hal-hal diantara atau gabungan dari yang telah disebutkan (Poerwandari, 2005). Data yang telah diperoleh tersebut kemudian ditulis dalam bentuk catatan hasil wawancara (transkripsi verbatim) yang sedemikian rupa sehingga terdapat kolom yang cukup di sebelah kiri dan kanan verbatim untuk melakukan penomeran secara kontinyu pada baris perbaris dan pemadatan informasi pada uraian hasil wawancara. Ini adalah tahap awal dari pengkodean. Adapun langkah-langkah penulis dalam melakukan analisis data adalah sebagai berikut : (1) Membuat transkrip wawancara, laporan hasil observasi; (2)

9   

Mencari Kategori dimasukkan dalam kotak-kotak; (3) Mendeskripsikan kategori; (4) Pembahasan hasil penelitian.

Hasil Penelitian

Pembahasan Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Dari ketiga responden didapat informasi bahwa mereka adalah tipe vegan atau

pure vegetarian, lacto vegetarian, dan lacto-ovo vegetarian. Penulis juga telah membuktikan hal tersebut dari hasil obervasi yang telah penulis lakukan. Dalam proses pengambilan keputusan, hal pertama yang dilakukan adalah menentukan sasaran atau tujuan secara efektif. Ketiga responden menentukan sasaran yang akan ditempuh yaitu menjadi seorang vegetarian. Sebelum akhirnya individu mengambil atau menentukan suatu keputusan yang akan dilakukannya, individu itu akan melakukan pencarian informasi agar ia itu tahu benar keputusan apa yang seharusnya diambilnya. Setelah informasi yang diinginkan lengkap, ia bisa melakukan pencocokan. Apakah keputusan yang akan diambil itu sudah benar menurutnya atau belum. Pencarian informasi juga dilakukan oleh responden FK, GS, dan NR. Mereka melakukan pencarian agar tahu apakah menjadi seorang

vegetarian adalah keputusan yang tepat bagi dirinya. Seperti yang dikemukakan oleh Atmosudirjo (1971), suatu keputusan selalu mempunyai tujuan dan isi. Isi merupakan apa yang dikehendaki oleh pengambil keputusan dan harus dirumuskan sejelas-jelasnya dan pada umumnya merupakan suatu aktivitas, sikap, pendirian, pandangan dan lain-lain yang dikehendaki oleh yang mengambil keputusan. Tujuan merupakan apa yang akhirnya harus dicapai.

10   

Dari hasil wawancara yang didapat oleh penulis, didapat bahwa responden mendapatkan informasi dari berbagai tempat dan cara. FK menyadari dirinya bahawa dirinya tidak ingin menyakiti makhluk lain, tidak hanya manusia. Kemudian FK mencari informasi atau konfirmasi mengenai dirinya dengan mencari tahu dari agamanya, agama orang lain, dan juga dari leluhurnya mengenai hal ini. Lalu didapatkannya kata vegetarian sebagai suatu pola hidup yang menghindari produk-produk hewani. Ia mencocokkan informasi yang didapatnya

kemudian

dengan

berbagai

pertimbangan

mulai

mengambil

keputusan untuk menjadi seorang vegetarian. Seperti yang telah diungkapkan oleh Mitchell, (1978) mengemukakan bahwa pengambilan keputusan meliputi beberapa hal seperti menentukan tujuan yang akan diraih, mengenali problem, mencari informasi, membuat alternatif solusi, memilih tindakan, pelaksanaan dan kontrol. Hal yang demikian juga dilakukan oleh responden GS dan NR. Pada responden GS melakukan pencarian informasi tidaklah sulit, karena responden merupakan seorang keturunan India yang diperkenalkan dengan vegetarian oleh kebudayaannya dan orangtuanya sendiri. Sedangkan reponden NR mendapatkan informasi dari buku-buku nabi, dimana sebelumnya ia sadar dirinya harus melakukan perubahan yang penting dalam hidupnya. Selain dari buku, GS juga mencari informasi-informasi seputar vegetarian dari browsing internet. Dari

hasil

wawancara,

didapat

pula

informasi

bahwa

faktor

yang

mempengaruhi seseorang untuk mengambil keputusan menjadi vegetarian itu sangat beragam walaupun ada juga kesamaannya. Dari segi kesehatan, ketiga responden melihat aspek tersebut sebagai hal yang mempengaruhinya dalam pengambilan keputusan. Pada responden FK, faktor cinta kasih yang dimilikinya

11   

ingin dimaknakan secara luas olehnya, ia tidak ingin menerapkan cinta kasih kepada sesama manusia tetapi juga pada semua makhluk hidup. Sedangkan responden GS yang dari kecil telah diperkenalkan dengan vegetarian, setelah mengikuti sebuah komunitas vegetarian di indonesia menjadi bertambah yakin dengan keputusannya untuk menjadi seorang vegetarian.

Responden NR

memutuskan untuk menjadi vegetarian juga karena kesadaran dirinya untuk merubah pola hidup yang salah selama ini yang membuatnya obesitas. Faktor kepribadian seorang individu akan dipengaruhi oleh lingkungannya. Lingkungan yang akan memfasilitasi kepribadian, biasanya berupa pengalaman yang diperoleh dari orangtua, keluarga dan masyarakat sekitar. Lingkungan adalah salah satu aspek yang paling mempengaruhi kepribadian individu dalam pengambilan keputusan, karena pengambilan keputusan ini termasuk perilaku memilih yang dapat dipelajari. Seorang individu yang mengambil keputusan tertentu pada saat ini mungkin disebabkan pengaruh tertentu pada masa yang sudah lewat menurut Odiorne (Jhon Lessiohadi, 1985). Setelah informasi yang dibutuhkan terkumpul dan responden bertambah yakin dengan keputusannya, akhirnya ketiga responden memutuskan untuk menjadi seorang vegetarian. Respon atau tanggapan yang muncul pun beragam pada tiap responden. Pada responden FK, reaksi yang muncul yaitu kekhawatiran dari orangtuanya tentang vegetarian yang telah dipilihnya. Begitu pula reaksi dari teman-temannya seagama maupun beda agama, mereka mengganggap pilihannya itu aneh. Mereka menganggap di agamanya tidak ada peraturan yang melarang untuk makan daging, tetapi mengapa responden memutuskan untuk tidak makan daging, begitu pula pemikiran teman beda

12   

agamanya. Disebutkan oleh Weeler dan Janis (Sudiar, 2000) bahwa setiap orang akan merasa kesulitan bila mereka harus mengambil suatu keputusan yang penting. Apalagi jika keputusan tersebut akan mempengaruhi dan mengubah hidup individu secara signifikan. Umumnya individu akan menjadi mudah bingung dan panik. Begitu pula yang terjadi pada FK. Ia melakukan perubahan yang signifikan dalam hidupnya, yang dulunya makan daging, sekarang tidak makan daging. Hal ini mempengaruhi reaksi orang sekitarnya. Ia pun selalu merasa sungkan bila dihadapkan dengan teman-temannya dan bila ia menolak untuk makan daging takut akan menyakiti perasaan orang lain. Hal yang dilakukannya

untuk

menghilangkan

perasaan

tersebut

adalah

dengan

memberitahu temannya bahwa ia menjadi vegetarian dan sudah tidak makan daging. Ia juga menyakinkan mereka agar tidak usah mengkhawatirkan dirinya. Pada responden GS tidak terjadi masalah yang signifikan karna lingkungannya sudah mengenal ia sebagai vegetarian dan hal itu tidak membawa masalah baginya. Begitu pula pada NR. NR menjadi vegetarian karena obesitas ini sangat didukung oleh lingkungannya untuk merubah pola hidupnya menjadi lebih baik dari dulu. Hal ini juga tidak menimbulkan masalah bagi dirinya. Setelah dapat menyelesaikan konflik yang terjadi pada diri responden, mereka pun mendapatkan penguatan terhadap keputusan tersebut, mereka juga bertambah yakin dengan keputusan yang sudah diambil ini. Kini mereka telah menjadi vegetarian yang benar-benar sudah menjauhi daging dalam pola makan sehari-hari dan sudah tidak mendapatkan hambatan lagi.

13   

Proses Pengambilan Keputusan Menjadi Vegetarian Menentukan Sasaran : Menjadi Vegetarian. Memahami vegetarian sebagai pola makan yang menghindari poduk hewani

Pencarian Informasi : 1. Leluhur 2. Komunitas 3. Agama 4. Teman 5. Diri Sendiri

Faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan menjadi vegetarian : 1. Kesehatan 2. Cinta kasih atau moral 3. Lingkungan 4. Pendidikan

Penetapan Keputusan Menjadi

Vegetarian

1. Mendapatkan penguatan dalam pengambilan keputusan 2. Yakin

Pikiran dan Perasaan Dalam Diri : 1. Tidak ingin menyakiti hewan 2. Tidak ingin menikmati hasil olahan dari hewan

Bagan 2.

Proses Pengambilan Keputusan Menjadi Vegetarian.

Tanggapan yang muncul dari orang lain : 1. Setuju 2. Tidak mempermasalahkan 3. Khawatir 4. Dianggap aneh

Alternatif solusi menyelesaikan konflik : 1. Memberitahu orang lain bahwa dirinya vegetarian 2. Mencari alternatif makanan lain 3. Makan apa yang bisa dimakan

Menjadi vegetarian dan Mengontrol : Strategi Verifikasi ……………………………………………… Tidak tergoda makan daging lagi

14   

Strategi Verifikasi Wawancara kedua pada penelitian ini tujuannya adalah melakukan verifikasi atas hasil dari wawancara pertama yang telah dilaksanakan. Pada verifikasi tersebut didapatkan hasil bahwa pada responden pertama memang benar adalah seorang vegetarian sejak tahun 2003. Ia menjadi vegetarian disebabkan oleh kesadaran dirinya agar tidak menyakiti makhluk hidup lain yaitu hewan. Responden pertama ini termasuk dalam jenis vegetarian yang Lacto-ovo

vegetarian dikarenakan masih minum susu dan makan telur. Tanggapan orangtua awalnya khawatir terhadap keputusannya namun akhirnya menyetujui keputusan yang diambilnya. Pencarian informasi didapat dari diri sendiri, komunitas dan agama. Responden sempat mengalami dilema karena dianggap aneh oleh lingkungannya dan mempertanyakan keputusannya tersebut namun responden bisa mengatasi permasalahan yang dialaminya. Hal-hal yang dilakukan oleh responden dalam mengatasi konflik yang muncul adalah memberitahukan kepada orang lain bahwa dirinya adalah vegetarian, berusaha menjelaskan kepada lingkungannya agar tidak perlu mengkhawatirkannya. Setelah menjadi vegetarian, repsonden mendapatkan banyak manfaat, yaitu merasa tidak berdosa lagi, merasa lebih tenang, dan saat ini sudah tidak ingin makan daging lagi. Wawancara kedua pada responden kedua didapatkan verifikasi bahwa responden adalah seorang vegetarian, responden termasuk dalam jenis

vegetarian lacto vegetarian dikarenakan responden masih mengkonsumsi susu. Responden sudah menjalani pola makan vegetarian semenjak kecil, namun pengambilan keputusan untuk menjadi vegetarian diambil pada tahun 2007.

15   

Alasan awalnya menjadi vegetarian dikarenakan faktor kebudayaan namun ketika responden bergabung dalam salah satu komunitas vegetarian, keyakinan responden bertambah untuk benar-benar menjadi seorang vegetarian. Alasan lain yang mempengaruhi pengambilan keputusannya adalah dari segi kesehatan, sains, dan yoga. Tanggapan keluarga setuju dan tidak mempermasalahkan keputusannya tersebut. Masalah yang ditemui selama menjadi vegetarian adalah ketika awal berada di Indonesia, makanan vegetarian susah didapat, namun akhirnya responden dapat melaluinya dan kini sudah tidak mengalami hambatan lagi dan keinginan untuk makan daging sudah tidak ada lagi. Dalam mengatasi konflik yang muncul, responden dapat mengatasinya dengan baik. Wawancara kedua pada responden ketiga didapatkan verifikasi bahwa responden adalah seorang vegetarian murni atau pure vegetarian semenjak tahun 2007. Alasan utama ingin menjadi vegetarian adalah alasan kesehatan dikarenakan responden mengalami obesitas dan ingin merubah pola makan menjadi pola makan vegetarian. Tidak ada hambatan dari keluarga dan teman karena mereka mendukung keputusan yang diambilnya. Pencarian informasi yang dilakukan oleh responden adalah dari buku dan browsing internet. Selama ini jika bosan dengan sayuran yang dimakan sehari-hari, responden mencoba untuk masak sendiri dan mengkreasikannya. Banyak manfaat yang telah didapatkan oleh responden yaitu menjadi lebih sehat, berpikir jernih dan lebih tenang. Saat ini responden sudah merasa yakin dengan keputusan yang diambilnya dan tidak ingin makan daging lagi.

16   

Temuan Penelitian Menurut teori yang disampaikan oleh Mitchell (1978), proses pengambilan keputusan melalui beberapa proses, yaitu menentukan sasaran atau tujuan secara efektif, mengenali problem, mencari informasi, membuat alternatif solusi, memilih tindakan, pelaksanaan dan kontrol. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa pada responden pertama, tahap pencarian informasi dilakukan hanyalah untuk konfirmasi atas keinginannya menjadi vegetarian. Alasan utamanya ingin menjadi vegatarian bermula dari kesadaran dirinya sendiri yang tidak ingin menyakiti makhluk hidup lain seperti menyakiti hewan. Pencarian informasi bukanlah hal yang menjadi patokan utama baginya dalam menjadi vegetarian melainkan hanya sebagai konfirmasi atas keinginannya tersebut. Pada responden kedua pencarian informasi juga tidak terlalu mempengaruhi dalam pengambilan keputusannya. Pada responden kedua yang merupakan seorang keturunan India merasa tidak perlu untuk mencari informasi mengenai vegetarian dikarenakan ia telah melakukan pola hidup sebagai

vegetarian semenjak kecil (proses internalisasi) dari orangtua, hingga akhirnya pada tahun 2007 ia memutuskan untuk menjadi vegetarian untuk seterusnya.

Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa para responden telah menjadi vegetarian yang terbagi menjadi tiga jenis, pure

vegetarian, lacto vegetarian dan lacto-ovo vegetarian. Kini responden juga telah menikmati menjadi vegetarian dan sudah tidak menemui konflik lagi yang harus diselesaikan. Proses pengambilan keputusan adalah menentukan sasaran atau

17   

tujuan secara efektif, mengenali problem, mencari informasi, membuat alternatif solusi, memilih tindakan, pelaksanaan dan kontrol.

1) Menentukan sasaran atau tujuan secara efektif Dalam proses pengambilan keputusan, hal pertama yang dilakukan adalah menentukan sasaran atau tujuan secara efektif. Ketiga responden menentukan sasaran yang akan ditempuh yaitu menjadi seorang vegetarian. 2) Mengenali problem Dalam usaha mengambil keputusan menjadi vegetarian, ketiga responden memahami vegetarian dengan pandangan yang berbeda tetapi mempunyai kesamaan tujuan yaitu menjadi vegetarian. Responden pertama memahami vegetarian adalah menghindari makanan yang terbuat dari produk hewani. Responden kedua memahami vegetarian sebagai diet yang tidak mengandung daging. Pada responden ketiga memahami vegetarian sebagai pola makan yang menghilangkan unsur-unsur hewani. 3) Pencarian informasi Usaha

yang

dilakukan

oleh

ketiga

responden

sebelum

melakukan

pengambilan keputusan adalah melakukan pencarian informasi. Pencarian informasi dari ketiga subjek berbeda-beda. Ada responden yang mendapatkan informasi dari agama, leluhur dan agama lain, ada juga dari komunitas, kebudayaan, lingkungan, pendidikan dari orangtua dan lain-lain. Setelah informasi yang didapat cukup, barulah responden mempertimbangkan apakah akan mengambil keputusan untuk menjadi vegetarian. 4) Faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan

18   

Faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pada tiap responden berbeda-beda. Ada responden yang mengambil keputusan karena kesadaran dari dirinya agar tidak menyakiti makhluk hidup lain seperti hewan. Ada juga yang mengambil keputusan karena bergabung dengan salah satu komunitas yang diikutinya. Responden terakhir mengambil keputusan menjadi vegetarian karena kesadaran dirinya untuk berubah menjadi lebih baik karena dulunya obesitas. Faktor-faktor tersebut berperan aktif dalam mempengaruhi pengambilan keputusan tiap responden. 5) Tanggapan yang muncul dari orang lain? Tanggapan yang muncul pun berbeda-beda pada tiap responden. Ada yang setuju, tidak mempermasalahkan, tidak ada tanggapan negatif, senang, unik, positif, tapi ada juga yang merasa khawatir dan menganggap aneh. Tanggapan itu bisa berdampak positif maupun negatif pada responden. Dampak positifnya, responden menjadi lebih termotivasi untuk berubah seperti pada responden ketiga. Namun, dampak negatifnya, responden menjadi bingung dan sungkan akan menyakiti perasaan orang lain jika menolak permintaannya. 6) Pikiran dan perasaan dalam diri Hal-hal yang dirasakan oleh ketiga responden berbeda-beda. Ada yang merasakan dilema karena tidak ingin menyakiti hewan dan tidak ingin terlibat dalam menyakiti hewan. Pada responden kedua merasa awalnya sulit untuk mencari alternatif makanan vegetarian di Indonesia dan susah beradaptasi. Pada responden ketiga, responden merasa ingin merubah pola hidup menjadi lebih baik dengan menjadi seorang vegetarian. 7) Usaha apa saja yang dilakukan dalam menyelesaikan konflik?

19   

Dalam menyelesaikan konflik, responden melakukan pemberitahuan kepada orang lain mengenai dirinya adalah seorang vegetarian. Hal ini efektif bila responden dapat menjelaskan dengan baik dan lingkungannya dapat mengerti. Hal lain adalah dengan mencari alternatif makanan lain bila yang disediakan tidak ada menu vegetariannya, yaitu dengan meilih sayuran atau buah-buahan sebagai alternatif penggantinya. Responden lain cenderung pasrah bila dihadapkan pada masalah, yaitu dengan berpikir positif saja dan makan apa yang bisa dimakan. Bila tidak bisa dimakan (daging) memilih tidak mengambilnya. Tercapainya tujuan dasar pengambilan keputusan ini ditunjukkan dengan responden mendapatkan penguatan terhadap keputusannya dan merasa yakin, akhirnya responden bisa mengambil keputusan untuk menjadi vegetarian. Responden sudah tidak menemui masalah atau konflik lagi yang harus diselesaikan. Responden sudah tidak tertarik lagi untuk makan produk olahan hewani (daging). Saran Saran pada penelitian ini dapat ditujukan pada, sebagai berikut : 1. Bagi individu yang Ingin Menjadi Vegetarian Sebaiknya sebelum mengambil keputusan untuk menjadi vegetarian mencari informasi sebanyak-banyaknya dari mana saja. Memikirkan dengan sebaikbaiknya apakah tujuan yang akan dicapai sudah benar agar tidak terjadi konflik diri yang akan menyulitkan responden. Bila ingin menjadi vegetarian, jangan paksakan diri. Mulailah secara bertahap agar diri dan lingkungan tidak kaget dan bingung dengan perubahan yang akan terjadi secara signifikan

20   

tersebut. Jangan menjadi vegetarian semata-mata hanya ikut-ikutan, harus mulai dari diri sendiri jika ingin berubah ke tahap ini. 2. Bagi Responden Penelitian Sebaiknya tetap menjalani apa yang diyakini selama ini, jangan terpengaruh pada tanggapan aneh dari orang lain karena ini merupakan hal yang baik bagi diri responden

21   

DAFTAR PUSTAKA Acarya, A.A. 1991. Makanan Untuk Membina Kejernihan Pikiran : Filsafat Vegetaris. Jakarta : Persatuan Ananda Marga Indonesia. Adiati, R. 1994. Gaya Hidup Vegetarian. Tiara. 110.15-17 Anandamarga. 2006. Makanan Ditinjau Dari Segi Kesehatan.

www.anandamarga.or.id.23/03/08.

Arintawati, M. 2006. Makanan Vegetarian. www.halalguide.info.23/03/08 Armina, Wismanto, Y.B., & Yudiati, E.A. 2000. Kestabilan Emosi : Antara

Vegetarian dan NonVegetarian. Jurnal Psikologi UNIKA SEMARANG (PSIKODIMENSIA). Vol : 1, No : 1, hal 66-70

Asih, P. 2000. Hubungan Antara Keterlibatan Karyawan Dalam Pengambilan Keputusan. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Atmosudirjo, S. Projudi. 1971. Beberapa Padangan Umum Tentang Pengambilan Keputusan (Decision Making). Jakarta : Ghalia Indonesia Blum, M. L. & Balinsky, B. 1973. Counseling and Psychology : Vocational Psychology and its, Relation to Educational and Personal Counseling. England : Prentice Hall Inc. Cahyana, V.A. 2003. Perbedaan Kendali Emosi Pada Mahasiswa Vegetarian dan Non Vegetarian. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Yogyakrata : Fakultas Psikologi Univeristas Gadjah Mada Chesworth, J. 1996. The Ecology of Health : Identifying Issues and Alternatives. California : Sage Publication, Inc Chopra, D., M.D. 1987. Creating Health : Beyond Prevention, Towards Perfection. Boston : Houghton Miffin Company Gunawan, B. A. 1997. Perbedaan Tingkat Kecukupan Zat Gizi dan Status Gizi Antara Vegetarian dan Non Vegetarian di Desa Catur Tunggal Depok Sleman Yogyakarta. Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta : Akademi Gizi Yogyakarta Hidayatullah, M. 2008. Psychological Well-Being Vegetarian dan Non Vegetarian. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM

22   

Idrus, M. 2005. Metode Penelitian Pendidikan Dan Ilmu-Ilmu Sosial. Handout kuliah Metode Peneltian Kualitatif (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia Johnson, J., M.A., B. D., M.D. 1993. The path of the masters : The Science Of Surat Shabd Yoga (15th edition). New delhi : India Offset Press Jussawalla, J. M., Dr. 1993. Art of Healthy Living. New Delhi : Vikas Publishing House PVT, Ltd Kamaleshvahananda Avt., D. A. 1999. Yogic Treatment and Natural remedies. 33rd World Vegetarian Congress. http://www.ivu.org.09/03/08 Kenton. L., 1995. Program Sepuluh Hari Menghilangkan Stress. Alih bahasa : Budianto, Marta. Solo : PT Dabara Bengawan Kuncaraf, K. L. 1997. Makanan Untuk Kesehatan. Jakarta : Indonesia Publishing House Kurniawan, H.D., Tjetje., A. Drs. S.Ked. 1996. Sehat Tanpa Daging. Tinjauan Ilmiah tentang Hubungan Makanan Vegetarian dengan Kesehatan. Jakarta : Majabumi Kwanbujan dkk. 2000. Lifestyle and Health Aspects of Raw Food Eaters. J Trop Parasitol 2000;23:12-20. Lessiohadi, 1990. Determinan-Determinan Efektifitas Pelatihan Pengambilan Keputusan. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi UII Linan, L. 1997. Konsep Baru Vegetarian : Vegetarian Ok dengan Kuartet nabati. Yogyakarta : Maitreyawira Messina, V. MPH, RD., Keneth I. Burke, PhD., RD. 1997. Vegetarian Diets Position of ADA. Journal of The American Dietic Association. 9711.131171321. [email protected] Moleong, J. Lexi. 1998. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Bumi Aksara Nursanti,

A.

2006.

Hidup

Sehat

Ala

Vegetarian.

rakyat.com/cetak/2006/-720-06/04/1001.html

http://www.pikiran-

Poerwandari, K. 2005. Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia. Jakarta: Fakultas Psikologi UI

23   

Rodríguez, E. Lupin, B. Lacaze, V. M. 2006. Consumers’ Perceptions About Food Quality Attributes And Their Incidence In Argentinean Organic Choices. Development Policy Review, 1-12. Rozin, P. Markwith, M. & Stoess. C. 1997. Moralization and Becoming A

Vegetarian : The Transformation of Preferences Into Values and The Recruitment of Distinguis. Psychological Sciences. 8, (2), 67-73

RoyalProgressHospital. 2008. Informasi Vegetarian : Manfaat Menjadi Vegetarian.

www.royalprogress.com.09/03/08.

Salusu, J. 1996. Pengambilan Keputusan Strategik. Jakarta : Rasindo Sannuti, A. M. 1984. Mohandas Gandhi : Vegetarianism, The Road To Satyagraha. International Vegetarian Union. http://www.ivu.org.09/03/08. Sapon,

S.M.,Ph.D.

1997.

A

philosophy

[email protected]/03/08

of

vegan

values.

Setiawati, NGK Diana. 2001. Kebermaknaan Hidup Vegetarian dan Non Vegetarian. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM Sjahid, 1999. Determinan-determinan Efektifitas Pelatihan Pengambilan Keputusan. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi UII Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta : Pt Gramedia Widiasarana Indonesia. Steven, M. 1996. How To Be a Better Problem Solver. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo Stott, J. 2000. Total Health Through Yoga._______. Strauss, A dan Corbin, J. 2003. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, Yogyakarta:. Pustaka Pelajar Sudiar, I. 2000. Hubungan Antara Partisipasi Karyawan Dalam Pengambilan Keputusan dengan Keikutan Karyawan pada Perusahaan Rokok. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Susanto,

A.

2006.

Vegetarian,

Menghindari

Energi

Kebencian

http://www.kaskus.us/archieve/index.php/t-33703-p-2.html

Hewan.

24   

Susianto, Widjaja, H., & Marloa, H. 2007. Diet Enak Ala Vegetarian. Jakarta : Penebar Swadaya Weil, A., M.D. 1997. 8 Weeks To Optimum Health. Jakarta : PT Pustaka Utama

Gramedia

Yasser, M. A. 2004. Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi Ditinjau Dari Motivasi Kerja dan Tingkat Pendidikan. Tesis (tidak diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Yuliarti, N. 2008. Pilih Vegetarian atau Nonvegetarian : Plus-Minus Pilihan Anda dari Segi Kesehatan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Referensi Dari Internet : http://www.biovermin.com http://www.conectique.com.09/03/08. http://www. dietsehatalami.com.09/03/08. http://freewebs.com.09/03/08 http://www.jawaban.com.09/03/08.