NASKAH PUBLIKASI

Download tidak bisa menyelesaikan skripsi dengan baik. Nevid (2003) mengemukakan bahwa faktor sosial lingkungan yaitu kurangnya dukungan sosial meru...

0 downloads 450 Views 164KB Size
PENGANTAR A. Latar Belakang Skripsi adalah terdiri dari penelitian pada kasus-kasus/fenomena muncul, kemudian diteliti menggunakan teori yang relevan yang sudah dipelajari selama masa perkuliahan dan akhirnya dianalisis untuk mendapatkan hasil penelitian. Skripsi selalu terbayang disaat makan, jalan- jalan, atau aktivitas lainnya. Banyak mahasiswa yang keteledoran dalam menyelesaikan skripsi sampai berbulan-bulan, hingga tidak terasa biaya kuliah membengkak karena tetap harus bayar uang kuliah ataupun ancaman

drop

out

dari

penyelenggara

perkuliahan

(http://dirantingcemara.wordpress.com/category/tips-menulis/page/html:14-12-2007). Darmadi (2007) mengungkapkan bahwa tidak sedikit mahasiswa yang mengeluh stres tatkala harus menyelesaikan skripsi atau tugas akhir. Kondisi ini terjadi karena adanya perasaan takut pada diri mahasiswa itu sendiri padahal belum dicoba, atau bisa juga karena sulitnya mencari obyek penelitian atau studi kasus yang cocok dengan kemampuan mahasiswa yang bersangkutan. Mahasiswa yang menyusun tugas akhir memiliki kendala yang terbesar yaitu menentukan ide. Ide untuk tugas akhir tidak harus selalu merupakan hal-hal yang baru, tetapi ide tersebut bersifat ilmiah dan tidak ”menjiplak” (original). Kendala lain yang berkaitan dengan penentuan topik adalah terlalu sulitnya topik/ide yang telah dipilih, sehingga akan memperlambat proses penyelesaian tugas akhir karena dengan mengganti topik, maka harus mengulang dari awal yang mahasiswa kerjakan (http://www.suaramerdeka.com/harian/0611/30/opi05.htm; 30-11-2006.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) skripsi adalah karangan ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan pendidikan akademis, dan untuk sebagian mahasiswa skripsi adalah sesuatu yang lumrah. Menyusun skripsi atau tugas akhir bukanlah hal yang mudah, banyak kesulitan-kesulitan yang harus dihadapi dan

dirasakan berat oleh sebagian mahasiswa. Mu’tadin (2002)

mengemukakan bahwa sebagian besar mahasiswa kesulitan dalam mencari judul untuk skripsi, kesulitan mencari literatur bahan bacaan, dana yang terbatas, atau takut menemui dosen pembimbing. Kesulitan–kesulitan tersebut pada akhirnya dapat menyebabkan: cemas, stres, rendah diri, kehilangan motivasi, menunda penyusunan skripsi dan bahkan ada yang memutuskan untuk tidak menyelesaikan skripsinya. Hal ini tentu saja sangat merugikan mahasiswa yang bersangkutan mengingat bahwa skripsi merupakan tahap paling akhir dan paling menentukan dalam mencapai gelar sarjana. Selain itu usaha dan kerja keras yang telah dilakukan bertahun-tahun sebelumnya menjadi sia-sia jika mahasiswa gagal menyelesaikan skripsi. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti kepada mahasiswa jurusan Statistik yang sedang menyelesaikan skripsi, diperoleh informasi bahwa subyek menyatakan cemas ketika harus menyelesaikan skipsinya. Subyek merasa sulit berkonsentrasi, khawatir ketika menyelesaikan skripsi karena desakan serta dorongan dari orang tua yang menginginkan subyek cepat-cepat lulus kuliah. Selain itu juga subyek merasa cemas ketika melihat teman-teman lain seangkatan satu persatu telah berhasil menyelesaikan skripsinya dan sebentar lagi akan pendadaran dan diikuti dengan ujian skripsi. Bukan hanya dari dorongan dari orangtua ataupun

dari teman-teman satu angkatannya yang membuat subyek cemas dalam menyelesaikan skripsinya tetapi dari segi fisik dan behavioral ketika mahasiswa bertemu dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing subyek merasa gelisah, gugup serta takut pada saat bimbingan skripsi. Subyek menilai dosen pembimbingnya enak dan ramah, tetapi pada saat bimbingan skripsi, subyek merasa kurang siap karena bahan yang akan dikonsultasikan dengan dosen tidak ada, ataupun data yang diminta oleh dosen belum lengkap. Jadi, subyek merasa takut pada saat berkonsultasi dengan dosen pembimbing skripsi. Selain itu juga perilaku subyek menjadi mudah marah ketika teman-teman menanyakan skripsinya. Contoh lain pada mahasiswa jurusan Psikologi, mengatakan bahwa subyek merasa cemas ketika subyek mengajukan judul skripsinya tetapi ditolak oleh dosen. Subyek merasa gemetar, telapak tangannya berkeringat ketika berhadapan dengan dosen Pembimbing. Subyek juga merasa gugup, sulit berkonsentasi ketika berkonsultasi dengan dosen pembimbing serta bingung mencari judul atau topik lain tentang skripsinya. Penelitian yang dilakukan oleh Santoso dkk (Marseto, 2007) yang mengemukakan bahwa tingkat kecemasan yang tinggi pada mahasiswa muncul ketika akan berkonsultasi dengan dosen-dosen tertentu. Perilaku subyek juga menjadi mudah pelupa ketika mengerjakan tugas lain. Selain itu subyek juga merasa kesulitan ketika mencari referensi-referensi buku yang mendukung serta berkaitan dengan skripsinya. Rasa malas juga timbul ketika subyek akan mulai mengerjakan skripsinya. Selain itu juga yang membuat subyek merasa cemas ketika menyelesaikan skripsinya yaitu pengaturan waktu. Pengaturan waktu merupakan salah satu kendala terbesar

subyek dalam menyelesaikan skripsi. Target waktu mengerjakan tugas akhir yang semula harus selesai dalam waktu kurang dari 6 bulan harus mundur karena subyek tidak bisa menyelesaikan skripsi dengan baik. Nevid (2003) mengemukakan bahwa faktor sosial lingkungan yaitu kurangnya dukungan sosial merupakan salah satu penyebab seseorang mengalami kecemasan. Mahasiswa yang cemas ketika mengerjakan skripsinya memerlukan dukungan sosial yaitu orangtua. Pendapat yang sama dikemukakan oleh (Garmenzy dan Rutter dalam Sari dan Kuncoro, 2006) bahwa dukungan sosial yang positif berhubungan dengan kurangnya kecemasan yang dialami oleh seseorang. (Conel dalam Sari dan Kuncoro, 2006) juga mengungkapkan bahwa kecemasan seseorang akan rendah apabila individu tersebut memiliki dukungan sosial yang penuh dari orang lain yaitu keluarga khususnya. Dukungan sosial mendorong mahasiswa untuk dapat menyelesaikan skripsinya dengan baik, lancar dan tanpa adanya hambatan apapun. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh (Ayahbunda dalam Effendi dan Tjahjono, 1999) bahwa dukungan sosial sangat berperan penting dalam memelihara keadaan psikologis individu. Dukungan sosial dari orang tua sangat mempengaruhi mahasiswa dalam menyelesaikan skripsinya. Mahasiswa meminta pengertian dari orang tua dengan memberikan dorongan atau motivasi untuk dapat berkonsentrasi penuh dalam mengerjakan skripsinya (Akyaz, 2007). Orangtua sangat berperan penting dalam kesuksesan mahasiswa dalam menyelesaikan skripsinya. Dukungan sosial yang

positif dari orangtua sangat diperlukan oleh mahasiswa dalam mengurangi kecemasan yang ada dalam dirinya dalam menyelesaikan skripsinya dengan baik. Banyaknya hambatan yang ditemui dalam proses penyelesaian skripsi mendorong adanya dukungan sosial terutama dari orangtua. Lieberman (Lubis, 2006) mengemukakan secara teoritis bahwa dukungan sosial dapat menurunkan kecenderungan munculnya kejadian yang menyebabkan seseorang menjadi cemas. Oleh karena itu adanya dukungan sosial dari orangtua merupakan cara terbaik yang diberikan kepada mahasiswa dalam menyelesaikan skripsinya dan mampu bertahan dalam menghadapi tekanan-tekanan yang timbul dalam proses penyelesaian skripsinya. Dengan kata lain orang yang mampu menghadapi tekanan akan terhindar dari cemas, karena menurut menurut Atkinson (1999) cemas adalah ketakutan individu akan ketidakmampuan terhadap diri sendiri.

B. Tinjauan Pustaka 1. Kecemasan Mahasiswa dalam Menyelesaikan Skripsi Kecemasan merupakan suatu kondisi yang pernah dialami oleh hampir semua individu, hanya saja kadar dan tarafnya berbeda. Ada individu yang dapat menyelesaikan masalah-masalahnya hingga kecemasan yang dialami tidak berkepanjangan, tetapi jarang kecemasan tersebut mendatangkan gangguan bagi yang mengalaminya. Kecemasan adalah perasaan campuran berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai masa-masa mendatang tanpa sebab khusus, untuk ketakutan tersebut masih bisa berada dalam tingkat yang masih ringan (Chaplin,

2004). Maramis (1980) mengemukakan bahwa kecemasan merupakan perasaan tidak aman dan kekhawatiran yang timbul karena adanya perasaan akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi sumbernya sebagian besar tidak diketahui dan manifestasinya dapat melibatkan somatik dan psikologik. Jadi, sebenarnya kecemasan itu merupakan pengalaman emosi yang dapat dialami oleh semua orang dengan penyebab yang bukan hanya karena hal-hal konkrit saja, tapi juga disebabkan hal-hal yang sifatnya tidak pasti sehingga terkadang tidak diketahui oleh individu yang bersangkutan. Berdasarkan uraian-uraian di atas, kecemasan mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi diartikan sebagai

keadaan emosional dialami oleh

seseorang yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis, perasaan tegang, serta khawatir dalam menyelesaikan tugas akhir dengan menggunakan teori relevan yang sudah dipelajari selama masa perkuliahan sebagai bagian dari persyaratan pendidikan akademi. Menurut Nevid, dkk (2003) kecemasan mempunyai beberapai ciri-ciri yang berdasarkan tiga aspek yaitu : 1. Fisik Meliputi: kegelisahan, kegugupan, banyak berkeringat, pening atau pingsan, sulit bernapas dan berbicara, tangan yang dingin dan lembab, merasa lemas atau mati rasa, sensitif atau mudah marah, wajah terasa memerah, sering buang air kecil, panas dingin, terdapat gangguan sakit perut/ mual, sulit menelan, suara yang bergetar.

2. Behavioral Meliputi: perilaku menghindar, perilaku melekat dan dependen serta perilaku terguncang. 3. Kognitif Meliputi: khawatir tentang sesuatu, emosi terganggu akan ketakutan terhadap sesuatu yang terjadi dimasa depan, ketakutan akan ketidakmampuan mengatasi

masalah,

khawatir

terhadap

hal-hal

yang

sepele,

sulit

berkonsentrasi atau memfokuskan pikiran.

2. Dukungan Sosial Sears (1991) mengemukakan dukungan sosial adalah suatu hubungan interpersonal individu memberikan bantuan nyata kepada individu yang lain. Bantuan yang diberikan berupa empati, motivasi, penyediaan informasi dan penghargaan/penilaian terhadap individu. Dukungan sosial yang diberikan seseorang kepada orang lain akan memberikan keyakinan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Katz dan Khan (1978) menjelaskan bahwa kunci penting dukungan sosial adalah komunikasi sehingga memberikan sifat positif, disertai rasa suka, rasa percaya dan adanya respect, dirasakan bagi orang yang mendapat dukungan. Berdasarkan pendapat-pendapat

di atas dapat

disimpulkan bahwa dukungan sosial adalah suatu hubungan interpersonal di mana individu memberikan bantuan baik verbal maupun non verbal kepada individu lain berupa empati, motivasi,

pemberian informasi yang diberikan melalui

komunikasi, kontak sosial dengan orang-orang yang memiliki hubungan yang dekat dengan individu (orangtua). Menurut House (Smet, 1994) aspek-aspek dukungan sosial meliputi : a. Dukungan emosional. Dukungan ini mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan. b. Dukungan penghargaan Dukungan penghargaan, terjadi lewat ungkapan hormat (penghargaan) positif untuk individu yang bersangkutan, dorongan untuk maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu dan perbandingan positif individu tersebut dengan orang lain. c. Dukungan instrumental Dukungan instrumental mencakup bantuan langsung seperti memberikan bantuan langsung, seperti memberikan bantuan berupa benda, peralatan atau sarana guna menunjang kelancaran kerja. d. Dukungan informatif Dukungan informatif mencakup pemberian nasehat, petunjuk-petunjuk, saransaran dan umpan balik.

METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi, berusia 20-26 tahun, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan dan tinggal menetap di Yogyakarta. B. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini akan dilakukan secara kuantitatif. Pengumpulan data dalam bentuk

angket

(kuisioner)

dengan

menggunakan

metode

skala,

yaitu

menggunakan skala-skala psikologis untuk mengungkap atribut psikologis yang dijadikan variabel dalam penelitian ini. Skala ini terdiri dari dua skala, yakni skala dukungan sosial dan skala kecemasan. Tanggapan subjek terhadap aitemaitem dalam skala ini dikelompokkan menjadi empat, yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS) dan sangat tidak sesuai (STS). Nilai bergerak antara 1-4, untuk aitem-aitem favourable penilaiannya adalah nilai 4 untuk sangat sesuai (SS), 3 untuk sesuai (S), 2 untuk tidak sesuai (TS) dan 1 untuk sangat tidak sesuai (STS). Sementara untuk aitem-aitem unfavourable, penilaiannya adalah nilai 1 untuk sangat sesuai (SS), 2 untuk sesuai (S), 3 untuk tidak sesuai (TS), dan 4 untuk sangat tidak sesuai (STS). C. Metode Analisis Data Tekhnik statistik yang akan digunakan untuk menganalisis data-data yang diperoleh adalah dengan korelasi product moment dari Pearson. Tekhnik statistik tersebut digunakan karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi atau

hubungan antara dua variabel yang berbentuk interval yaitu dukungan sosial dengan kecemasan mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi. Perhitungan reliabilitas alat ukur penelitian ini dilakukan dengan bantuan program komputer SPPS 12.00 for Windows.

HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan data-data yang didapat dari alat pengumpul data (angket), maka diperoleh gambaran umum mengenai subjek seperti yang diperlihatkan pada tabel 5 berikut ini Tabel 5 Deskripsi Subyek Berdasarkan Umur Usia 19 - 21 tahun 22 - 24 tahun 25 – 27 tahun Total

N 8 38 2 48

Tabel 6 Deskripsi Subyek Berdasarkan Umur Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Total

N 14 34 48

Tabel 7 Deskripsi Subyek Berdasarkan Lama Mengerjakan Skripsi Lama mengerjakan skripsi N Kurang dari 3 bulan 3 3 – 6 bulan 33 7 – 9 bulan 5 10 bulan keatas 7 Total 48

Tabel 8 Deskripsi Subyek Berdasarkan Nama Fakultas Nama Fakultas N Psikologi 9 FTSP 6 FTI 11 MIPA 16 Ekonomi 2 Hukum 4 Total 48

2. Deskripsi Data Penelitian Hasil yang diperoleh dari pengumpulan data adalah tingkat dukungan sosial dan tingkat kecemasan mahasiswa yang menyelesaikan skripsi. Peneliti menetapkan kriteria kategorisasi angket dukungan sosial dan angket kecemasan. Hal ini dilakukan untuk mendeskripsikan hasil penelitian agar lebih bermanfaat dan memberikan gambaran mengenai subjek penelitian Subjek penelitian digolongkan ke dalam lima kategori diagnosis yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Kategorisasi subjek penelitian itu adalah sebagai berikut: a) Sangat Tinggi

( X > m + 1,8 SD )

b) Tinggi

( m + 0,6 SD < X ≤ m + 1,8 SD )

c) Sedang

( m – 0,6 SD < X ≤ m + 0,6 SD )

d) Rendah

( m – 1,8 SD < X ≤ m – 0,6 SD )

e) Sangat Rendah

( X ≤ m – 1,8 SD )

Keterangan: X = Skor Total

M = Mean Empirik SD = Standar Deviasi Kriteria kategorisasi ini didasarkan pada asumsi bahwa skor subjek dalam kelompoknya merupakan estimasi terhadap skor subjek dalam populasi dan bahwa skor subjek terdistribusi secara normal (Azwar, 2007). Lebih lanjut deskripsi data penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 6 Deskripsi Data Penelitian Tabel 9 Deskripsi Data Penelitian Variabel Kecemasan Dukungan sosial

Min 14 35

Hipotetik Max Mean 56 35 140 87,5

SD 7 17,5

Min 32 83

Max 43 131

Empirik Mean 36,81 107,10

SD 2,263 9,037

Skala kecemasan mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi memiliki skor minimum 1 dan skor maksimum 4, sehingga secara teoritis rentangan skor minimum-maksimumnya adalah 14-56. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa setiap satuan deviasi standarnya adalah 7 dan mean hipotetiknya adalah 35. Data kecemasan dari 48 subjek diperoleh nilai maksimum 43 dan nilai minimum 32 dengan mean empirik 36.81 dan standar deviasi 2.263. Hal ini mengindikasikan bahwa subjek termasuk dalam kategori sedang. Untuk lebih jelasnya dalam melihat kategorisasi pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 7 Kategori Skor Variabel kecemasan Skor X ≤ 22,4 22,4< X ≤ 30,8 30,8 < X ≤ 39,2 39,2 < X ≤ 47,6 X > 47,6

Kategori Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Frekuensi 0 0 42 6 0

Prosentase 0% 0% 87,5 % 12,5 % 0%

Dari data di atas terlihat bahwa mayoritas subjek (87,5 %) berada pada kategori sedang. Skala dukungan sosial memiliki skor minimum 1 dan skor maksimum 4, sehingga secara teoritis rentangan skor minimum-maksimumnya adalah 35-140. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa setiap satuan deviasi standarnya adalah 17.5 dan mean hipotetiknya adalah 87.5 Data tingkat dukungan sosial dari 48 subjek diperoleh nilai maksimum 131 dan nilai minimum 83 dengan mean empirik 107.10 dan standar deviasi 9.037. Hal ini mengindikasikan bahwa subjek termasuk dalam kategori tinggi. Untuk lebih jelasnya dalam melihat kategorisasi pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 8 Kategori Skor Variabel dukungan sosial Skor X ≤ 55,7 55,7< X ≤ 76,7 76,7 < X ≤ 97,7 97,7 < X ≤ 119 X > 119

Kategori Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Frekuensi 0 0 6 40 2

Prosentase 0% 0% 12,5 % 83,33 % 4,17 %

Dari data di atas terlihat bahwa mayoritas subjek (83,33 %) berada pada kategori tinggi.

3. Uji Asumsi Sebelum melakukan uji hipotesa, ada beberapa syarat untuk memastikan bahwa data yang digunakan layak untuk dianalisis, yaitu terpenuhinya asumsi-asumsi parametrik. Oleh karena itu dilakukan uji normalitas dan uji linearitas terhadap sebaran data penelitian agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari kebenaran yang seharusnya. a. Uji Normalitas Uji asumsi normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran skor subjek terdistribusi secara normal atau tidak. Sebaran yang normal merupakan gambaran bahwa data yang diperoleh telah mewakili keseluruhan data. Kaidah yang digunakan yaitu jika p>0,05 maka sebaran data normal, sedangkan jika p<0,05 maka sebaran data tidak normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik One Sample Kolmogorov - sminov. Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan dapat diketahui bahwa skor subjek pada masing - masing alat ukur memiliki sebaran normal. Pada penelitian ini akan dilakukan dua kali uji normalitas. Uji normalitas pertama dilakukan untuk angket kecemasan pada mahasiwa dalam menyelesaikan skripsi yaitu sebanyak 48 subjek. Pada uji normalitas ini variabel kecemasan pada mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi menunjukkan KSZ = 0.750 dengan nilai p = 0.314 (p > 0.05). Uji normalitas kedua dilakukan untuk angket dukungan sosial yaitu sebanyak 48 subjek. Pada uji normalitas ini variabel

dukungan sosial menunjukkan K-SZ = 0.575 dengan p = 0.4475 (p > 0.05). Kedua angket menunjukkan sebaran yang normal. b. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel dukungan sosial dan kecemasan memiliki hubungan yang linear. Hubungan antara kedua variabel dikatakan linier apabila p<0,05 begitu pula sebaliknya, hubungan antara kedua variabel dikatakan tidak linier apabila p>0,05. Hasil uji linearitas dengan menggunakan program SPSS (Statistic Program For Social Science) 12.00 for Windows dengan teknik Compare Means menunjukkan F = 4.677; p = 0.042 (p<0,05). Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat dikatakan bahwa hubungan antara variabel dukungan sosial dan kecemasan linier karena p<0,05.

4. Uji Hipotesis Untuk mengetahui adanya hubungan dukungan sosial dan kecemasan maka digunakan uji korelasi dengan menggunakan korelasi product moment dari Pearson dengan menggunakan program komputer SPSS (Statistic Program For Social Science) 12.00 for Windows. Hasil analisis data menunjukkan korelasi antara variabel dukungan sosial dan kecemasan nilai r = -0.273 dengan p = 0.030 (p<0,05). Hal ini berarti menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara dukungan sosial dan kecemasan pada mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi, semakin tinggi dukungan sosial,

semakin rendah kecemasan pada mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi sehingga hipotesis yang diajukan diterima.

PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik apakah ada hubungan negatif antara dukungan sosial (orangtua) dengan kecemasan pada mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi. Berdasarkan hasil analisis data penelitian, maka hipotesis yang telah diajukan, yaitu ada hubungan yang negatif antara dukungan sosial (orangtua) dan kecemasan mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi diterima. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dan kecemasan. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji korelasi product moment dari Pearson dengan menggunakan fasilitas komputer SPSS 12.00 for windows, menunjukkan nilai r = 0.273 dengan p = 0.030 (p<0,05). Dengan demikian semakin tinggi dukungan sosial maka semakin rendah kecemasan pada mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi. Sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial, semakin tinggi kecemasan mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi. Sumbangan efektif dukungan sosial terhadap kecemasan adalah 7,4 % sisanya sebesar 92,6 % disebabkan oleh faktorfaktor lainnya. Menurut Nevid, dkk ( 2003) kecemasan merupakan suatu keadaan aprehensi atau keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. (Sundari, 2006) mengatakan bahwa kecemasan terjadi karena tidak mampu

mengadakan penyesuaian diri terhadap diri sendiri di dalam lingkungan pada umumnya. Perasan cemas dapat timbul karena dua sebab. Pertama dari apa yang disadari seperti rasa takut dan terkejut, rasa bersalah, tidak berdaya. Kedua yang terjadi diluar kesadaran dan tidak mampu menghindari dari perasaan yang tidak menyenangkan itu (Prasetyo, 2005). Mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi memiliki rasa cemas yang cukup tinggi ketika merasa tertekan dalam menyelesaikan skripsinya. Penelitian yang dilakukan oleh Marseto (2007) mengatakan bahwa kecemasan dalam mengerjakan skripsi mendorong energi mahasiswa untuk memanfaatkan setiap peluang yang ada dan menuntut untuk berusaha lebih keras, sehingga hal itu bisa tercapai apabila mahasiswa itu berfikir positif. Demikian juga halnya dengan unsur psikologis

mahasiswa

untuk

menyelesaikan

studi,

dihadapkan

kewajiban

menyelesaikan skripsi untuk mendapatkan gelar sarjana akan menimbulkan kecemasan sehingga berpikir positif merupakan salah satu cara mengatasi kecemasan yang muncul dalam diri mahasiswa.

KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara dukungan sosial (orangtua) dan kecemasan pada mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi dukungan sosial maka semakin rendah kecemasan mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial, maka semakin tinggi pula kecemasan

mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi. Jadi hipotesis yang menyatakan ada hubungan yang negatif antara dukungan sosial (orangtua) dan kecemasan pada mahasiswa dalam menyesaikan skripsi diterima.

SARAN Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan, ada beberapa hal yang dapat disarankan yaitu ; 1. Bagi subyek (mahasiswa) yang sedang menyelesaikan skripsi Mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi hendaknya harus memiliki keyakinan bahwa dirinya dapat menyelesaikan skripsinya dengan baik dan cepat. Tuntutan yang berlebih dari orang lain akan membuat mahasiswa memiliki motivasi dalam menyelesaikan skripsinya ketika mahasiswa melihat teman-teman seangkatannya telah berhasil dalam menyelesaikan skripsinya. Motivasi yang dimiliki akan membuat mahasiswa yakin dan konsisten dalam menyelesaikan skripsinya dengan cepat. 2. Bagi dosen pembimbing Kekhawatiran serta ketakutan mahasiswa dalam menyelesaikan skripsinya merupakan hal yang mendasar ketika mahasiswa memulai mengerjakan skripsinya. Dosen pembimbing hendaknya memberi masukan dan arahan-arahan kepada mahasiswa untuk tetap konsisten dalam menyelesaikan skripsinya. Selain itu juga dosen sebagai pengganti orangtua

diharapkan untuk berinisiatif menghubungi mahasiswa yang sudah lama tidak mengadakan bimbingan dengan dosen pembimbing. 3. Bagi peneliti selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar angket diberikan langsung oleh subyek tetapi tidak dititipkan dengan teman subyek agar terjamin validitasnya. Selain itu aspek dukungan sosial hendaknya diperluas lagi. Pada penelitian ini, Peneliti hanya memfokuskan dukungan sosial dari orangtua saja. Jadi, peneliti selanjutnya disarankan untuk tidak memfokuskan dari aspek orangtua saja tetapi dari aspek teman, atasan juga dapat diperluas, supaya hasilnya dapat digeneralisasikan lebih luas lagi. 4. Bagi orangtua Mahasiwa merasa tertekan ketika skripsinya tidak kunjung selesai. Adanya dukungan yang diberikan oleh orangtua berupa dorongan dan motivasi bahwa mahasiswa dapat menyelesaikan skripsinya dengan baik, sehingga membuat mahasiwa merasa diperhatikan oleh orangtua serta rasa cemas yang dimiliki mahasiswa ketika menyelesaikan skripsinya dapat berkurang dengan adanya dukungan dari orangtua khususnya. 5. Bagi teman-teman seangkatan yang menyelesaikan skripsi Dukungan sosial dari teman-teman seangkatan juga penting dalam memotivasi mahasiswa untuk cepat-cepat dalam menyelesaikan skripsinya. Dengan adanya dorongan dari teman-teman seangkatan membuat mahasiswa

merasa tidak tertekan dalam menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan skripsinya.

DAFTAR PUSTAKA Atkinson, dkk. (Alih Bahasa : Taufiq, Nurdjanah & Dharma, Agus. 1999). Pengantar Psikologi. Jilid 2. Edisi VIII. Jakarta : Erlangga. Azwar, S. 2007. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Chaplin, J. P. 2004. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Rasada. Darmadi. Kedisiplinan Menulis. http://kp.Asmistmaria.ac.id/index.php?mod=berita&opwb=lihatb&idb=16: 2803-2008. Effendi, R. W & Tjahjono, E. 1999. Hubungan antara Perilaku Coping dan Dukungan Sosial dengan Kecemasan pada Ibu Hamil Anak Pertama. Journal Anima Volume 14 No 54. Januari-Maret 1999 Ingin Lulus Tanpa Kerja Keras http://www.suaramerdeka.com/harian/0611/30/opi05.htm : 30-11-2006 Katz, D dan Khan, R.I. 1978. The Social Psychology of Organization. Second edition. New York : John Willey and Sons Maramis, W. F. 1995. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University Press Marseto, B.2007. Hubungan Berpikir Positif dengan Kecemasan Mengerjakan Skripsi pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi UII. (Skripsi tidak diterbitkan) Yogyakarta : Fakultas Psikologi UII) Miskonsepsi Tentang Skripsi http://akyaz.multiply.com/journal?&page_start=80 html : 31-12-2007 Nevid, J. S., dkk. 2003. (Alih Bahasa : Tim Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. 2005). Psikologi Abnormal. Jilid 1. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga Kesulitan Menulis Skripsi http://www.e-psikologi.com/epsi/individual_detail.asp?id=226:28-03-2008

Prasetyo, D.S.. 2005. Kiat Mengatasi Cemas dan Depresi. Yogyakarta : Tugu Publisher Sari, E .D., Kuncoro, J. 2006. Kecemasan dalam Menghadapi Masa Pensiun Ditinjau dari Dukungan Sosial pada PT. Semen Gresik (Persero) tbk. Jurnal Psikologi Proyeksi. Volume 1, no 1, Oktober 2006 Sears, D. O., dkk. 1991. Social Psychology (Terjemahan Adryanto). Jakarta: Erlangga Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta : Gramedika Sundari, S. 2005. Kesehatan Mental dalam Kehidupan. Jakarta : Rineka Cipta Tips Buat yang Lagi Bikin Skripsi dan Tesis http://dirantingcemara.wordpress.com/category/tipsi-menulis/page/html: 14- 122007