NURUL AINI JURUSAN AKUNTANSI, FAKULTAS EKONOMI, UNIVERSITAS MARITIM

Download komite audit serta kompensasi rugi fiskal digunakan sebagai variabel bebas yang diduga memberikan pengaruh terhadap variabel terikat tax av...

0 downloads 439 Views 403KB Size
1

PENGARUH KARAKTER EKSEKUTIF, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, DAN KOMPENSASI RUGI FISKAL TERHADAP TAX AVOIDANCE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2013-2015

Nurul Aini Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRACK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh indikator dari laporan keuangan pada tax avoidance. Karakter eksekutif, yang diproksikan dengan risiko perusahaan, corporate governance yang diproksikan dengan kualitas audit dan komite audit serta kompensasi rugi fiskal digunakan sebagai variabel bebas yang diduga memberikan pengaruh terhadap variabel terikat tax avoidance yang diproksikan dengan Cash Effective Tax Rates (CETR). Penelitian ini menggunakan kriteria purposive sampling dan menggunakan uji analisis regresi linear berganda. Hasil Penelitian ini adalah karakter eksekutif, kualitas audit, komite audit dan kompensasi rugi fiskal berpengaruh signifikan secara simultan terhadap tax avoidance pada perusahaan manufaktur di BEI periode tahun 2013-2015; Karakter eksekutif berpengaruh secara parsial terhadap tax avoidance sedangkan kualitas audit, komite audit dan kompensasi rugi fiskal tidak berpengaruh secara parsial terhadap tax avoidance. Kata Kunci: Tax Avoidance, Karakter Eksekutif, Kualitas Audit, Komite Audit, dan Kompensasi Rugi Fiskal ABSTRACT This study aims to determine the effect of indicators of financial statements on tax avoidance. The executive character, which is proxied with corporate risk, corporate governance proxied by audit quality and audit committee and fiscal loss compensation, is used as the independent variable that is suspected to have an effect on the tax avoidance variable that is proxied by Cash Effective Tax Rates (CETR). This study used purposive sampling criteria and used multiple linear regression analysis test. The results of this study are executive character, audit quality, audit committee and fiscal loss compensation have significant effect simultaneously to tax avoidance at manufacturing company in BEI period 2013-2015; The executive character is partially affected by tax avoidance, while audit quality, audit committee and fiscal loss compensation have no partial effect on tax avoidance. Keywords: Tax Avoidance, Executive Character, Audit Quality, Audit Committee, and Fiscal Loss Compensation

2

PENDAHULUAN Perpajakan adalah salah satu komponen penting dalam perekonomian Indonesia, dimana pajak merupakan iuran yang dibayarkan rakyat kepada negara dan dipungut berdasarkan undang-undang tanpa jasa timbal balik dari negara yang diterima secara langsung karna digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Dari sudut pandang perusahaan, pajak merupakan salah satu komponen biaya yang mengurangi laba perusahaan. Beban pajak yang tinggi mendorong banyak perusahaan berusaha melakukan manajemen pajak agar pajak yang dibayarkan lebih sedikit. Manajemen pajak dapat dilakukan salah satunya dengan melakukan penghindaran pajak (tax avoidance) dimana perusahaan berusaha mengurangi beban pajaknya dengan cara yang legal dan tidak bertentangan dengan undang- undang perpajakan atau dapat juga dikatakan memanfaatkan kelemahan dalam undangundang perpajakan yang berlaku (Santoso, 2014). Upaya penghindaran pajak di Indonesia bukanlah hal yang baru lagi, pada tahun 2014-2015 Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (DJP Kemenkeu) menyatakan sebanyak 2000 perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia tidak membayar pajak penghasilan pasal 25 dan pasal 29 karena alasan merugi. Tax avoidance yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan tentu saja berdasarkan kebijakan yang diambil oleh pemimpin perusahaan itu sendiri. Pimpinan-pimpinan perusahaan tersebut tentu saja memiliki karakter yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya (Swingly dan Sukartha, 2015). Seorang pemimpin perusahaan bisa saja memiliki karakter risk taker atau risk averse yang tercermin dari besar

3

kecilnya risiko perusahaan (Budiman, 2012). Semakin tinggi risiko suatu perusahaan, maka eksekutif cenderung bersifat risk taker. Sebaliknya, semakin rendah risiko suatu perusahaan, maka eksekutif cenderung bersifat risk averse. Selain karakter eksekutif yang memiliki keterkaitan dengan tax avoidance, terdapat good corporate governance yang juga mempengaruhi cara perusahaan dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Good corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang menentukan arah kinerja perusahaan. Banyaknya perusahaan yang melakukan penghindaran pajak membuktikan bahwa good corporate governance belum sepenuhnya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan publik di Indonesia. (Maharani dan Suardana, 2014). Proksi dari good corporate governance yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitas audit dan komite audit. Faktor berikutnya yang dapat mempengaruhi aktivitas tax avoidance adalah kompensasi rugi fiskal, kompensasi rugi fiskal merupakan proses peralihan kerugian dari satu periode ke periode lainnya yang menunjukkan perusahaan yang sedang merugi tidak akan dibebani pajak sehingga dapat dimanfaatkan perusahaan untuk melakukan tax avoidance. TINJAUAN LITERATUR Tax Avoidance Menurut Erly Suandy (2013) penghindaran pajak (tax avoidance) adalah salah satu usaha pengurangan secara legal yang dilakukan dengan cara memanfaatkan ketentukan-ketentuan dibidang perpajakan secara optimal seperti, pengecualian dan

4

pemotongan- pemotongan yang diperkenankan maupun manfaat hal-hal yang belum diatur dan kelemahan-kelemahan yang ada dalam peraturan perpajakan yang berlaku. Penghindaran pajak juga sebenarnya merupakan bagian dari perencanaan perpajakan. Namun, perlu diingat bahwa penghindaran pajak merupakan rekayasa yang seharusnya masih tetap berada dalam bingkai ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan. Artinya bahwa penghindaran pajak dapat terjadi sesuai isi dari ketentuan di peraturan perundang-undangan perpajakan itu sendiri (Fidel, 2010). Berdasarkan uraian tersebut di atas, bahwa penghindaran pajak sebenarnya telah “dijaga” dengan rambu-rambu yang ada pada peraturan perundang-undangan perpajakan kalaupun ada yang masih dapat dihindarkan hal itu dikarenakan masih adanya celah yang dapat diambil dari pembuatan peraturan perundang-undangan perpajakan. Karakter Eksekutif Karakteristik adalah sesuatu yang tumbuh sejalan dengan waktu dan telah menempa serta membentuk sikap seseorang yang selanjutnya memberi pengaruh pada setiap keputusan yang dibuat oleh orang tersebut. Adapun jenis karakter individu yang duduk dalam manajemen perusahaan adalah mereka yang merupakan risk taker atau risk averse (Budiman dan Setiyono, 2012). Semakin tinggi risiko suatu perusahaan, maka eksekutif cenderung bersifat risk taker. Sebaliknya, semakin rendah risiko suatu perusahaan, maka eksekutif cenderung bersifat risk averse.

5

Senada dengan hal tersebut, Dewi dan Jati (2014) mengatakan risiko perusahaan berpengaruh terhadap tax avoidance. Artinya apabila eksekutif semakin bersifat risk taker maka akan semakin besar tindakan tax avoidance yang dilakukan. Besar kecilnya risiko perusahaan mengindikasikan kecenderungan karakter eksekutif. Tingkat risiko yang besar mengindikasikan bahwa pimpinan perusahaan lebih bersifat risk taker yang lebih berani mengambil risiko. Sebaliknya tingkat risiko yang kecil mengindikasikan bahwa pimpinan perusahaan lebih bersifat risk averse yang cenderung untuk menghindari risiko. Kualitas Audit Kualitas audit adalah segala kemungkinan yang dapat terjadi saat auditor mengaudit laporan keuangan klien dan menemukan pelanggaran atau kesalahan yang terjadi, dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan (Dewi dan Jati, 2014). Laporan keuangan yang diaudit oleh auditor KAP The Big Four menurut beberapa referensi lebih berkualitas sehingga menampilkan nilai perusahaan yang sebenarnya, oleh karena itu diduga perusahaan yang diaudit oleh KAP The Big Four (Price Water House Cooper – PWC, Deloitte Touche Tohmatsu, KPMG, Ernst & Young – E&Y) memiliki tingkat kecurangan yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit KAP Non The Big Four (Annisa dan Lulus ,2012). Menurut Maharani dan Suardana (2014) perusahaan yang diaudit oleh KAP The Big Four akan semakin sulit melakukani praktik penghindarani pajak, karena auditor yang termasuk dalam The Big Four lebih kompeten dan profesional

6

dibandingkan dengan auditor yang termasuk dalam Non The Big Four, sehingga ia memiliki pengetahuan yang lebih banyak tentang cara mendeteksi dan memanipulasi laporan keuangan yang mungkin dilakukan oleh perusahaan. Komite Audit Komite audit adalah komite yang bertanggung jawab mengawasi audit eksternal dan merupakan kontak utama antara auditor dengan perusahaan (Dewi dan Jati, 2014). Dalam praktik penghindaran pajak, corporate governance harus baik agar praktik penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan tidak melewati batas dan melanggar undang-undang, namun tetap efektif dan efisien. Baik atau tidaknya corporate governance yang dijalankan perusahaan juga ditentukan oleh jumlah anggota komite audit. Dewan komisaris wajib membentuk komite audit yang beranggotakan sekurang-kurangnya tiga orang anggota diangkat serta diberhentikan serta bertanggung jawab kepada dewan komisaris. Komite audit yang beranggotakan sedikit, cenderung dapat bertindak lebih efisien, namun juga memiliki kelemahan, yakni minimnya pengalaman anggota, sehingga anggota komite audit seharusnya memiliki pemahaman memadai tentang pembuatan laporan keuangan dan pengawas prinsip-prinsip pengawasan internal. Kualifikasi terpenting dari anggota komite audit adalah pada commonsense, kecerdasan dan suatu pandangan yang independen. Kompensasi Rugi Fiskal Kompensasi kerugian adalah menghitung kerugian dengan penghasilan neto tahun pajak berikutnya (Suhartono dan Ilyas, 2009). Dalam perhitungan tersebut

7

apabila terjadi penghasilan neto positif, yaitu jumlah penghasilan bruto lebih besar dari jumlah biaya fiskal maka akan terhutang PPh. Namun apabila sebaliknya, yaitu terjadi penghasilan neto negatif (kerugian), yaitu jumlah penghasilan bruto lebih kecil dari jumlah biaya fiskal, maka harus dihitung PPh yang terhutang dalam bentuk negatif. Oleh karena dalam sistem pemungutann pajak tidak dikenal PPh negatif, maka atas penghasilan neto negatif (kerugian) tersebut tidak dihitung PPh yang terhutang namun diperhitungkan dengan penghasilan neto tahun pajak berikutnya. Sesuai Pasal 6 ayat (2) UU PPh dijelaskan bahwa apabila penghasilan bruto dikurangi dengan biaya fiskal diperoleh kerugian, maka kerugian tersebut dikompensasikan dengan penghasilan mulai tahun pajak berikutnya sampai dengan 5 (lima) tahun. Ketentuan kompensasi kerugian hanya ada dalam Pasal 6 ayat (2) UU PPh saja, sedangkan dalam penjelasan hanya disebutkan kerugian fiskal dan tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai pengertian kerugian fiskal. Dengan mengacu pada hal tersebut, maka kerugian fiskal dapat diartikan sebagai kerugian yang diperoleh sesuai dengan perhitungan menurut ketentuan UU PPh. METODELOGI Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang merupakan emiten Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2013-2015. Teknik pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan purposive sampling.. Metode ini dipilih peneliti karena dianggap memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian ini. Adapun beberapa kriteria sampel penelitian, antara lain: Perusahaan

8

dalam manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2013-2015 secara berturutturut. Perusahaan yang menyajikan informasi keuangan lengkap dan laporan tahunan lengkap (annual report). Perusahaan yang menggunakan mata uang rupiah, agar kriteria pengukuran mata uangnya sama. Perusahaan dengan nilai CETR kurang dari satu, serta pepusahaan yang melakukan kompensasi rugi fiskal. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan tahunan dan laporan keuangan auditan perusahaan tahun 2013-2015 yang telah dipublikasikan secara lengkap di BEI dan website www.idx.co.id. Definisi Operasional Variabel Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tax avoidance. Tax Avoidance (Y) merupakan usaha untuk mengurangi, atau bahkan meniadakan hutang pajak yang harus dibayar perusahaan dengan tidak melanggar undang-undang yang ada (Budiman dan Setiyono, 2012). Menurut Dyreng, Scott, Hanlon, Michelle dan Edward (2010), variabel ini dihitung melalui CASH ETR (Cash Effective Tax Rate) perusahaan yaitu kas yang dikeluarkan untuk biaya pajak dibagi dengan laba sebelum pajak. Semakin besar CASH ETR ini mengindikasikan semakin rendah tingkat penghindaran pajak perusahaan. Variabel Independen berupa karakter eksekutif, kualitas audit komite audit, dan kompensasi rugi fiskal.

9

Karakter Eksekutif (X1) Paligrova (2010) mengukur risiko perusahaan dihitung melalui deviasi standar dari EBITDA (Earning Before Income + Tax + Depreciation + Amortization) dibagi dengan total aset perusahaan. Semakin besar risiko perusahaan menunjukkan eksekutif perusahaan tersebut adalah risk-taking, sebaliknya semakin kecil risiko perusahaan menunjukkan eksekutif perusahaan tersebut adalah risk-averse. Kualitas Audit (X2) Untuk penelitian ini perusahaan yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) The Big Four yaitu Price Waterhouse Cooper-PWC, Deloitte Touche Tohmatsu, KPMG, Ernst & Young-E&Y akan diberi nilai 1, dan apabila tidak diaudit oleh keempat Kantor Akuntan Publik (KAP) di bawah lisensi KAP The Big Four akan diberi nilai 0. Komite Audit (X3) Dalam praktik penghindaran pajak, corporate governance harus baik agar praktik penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan tidak melewati batas dan melanggar undang-undang, namun tetap efektif dan efisien. Baik atau tidaknya corporate governance yang dijalankan perusahaan juga ditentukan oleh jumlah anggota komite audit. Variabel komite audit dalam penelitian ini diukur melalui berapa jumlah anggota komite audit dalam suatu perusahaan (Reza,2012).

10

Kompensasi Rugi Fiskal (X4) Secara logika, perusahaan yang telah merugi dalam satu periode akuntansi diberikan keringanan untuk membayar pajaknya. Kerugian tersebut dapat dikompensasikan selama lima tahun ke depan dan laba perusahaan akan digunakan untuk mengurangi jumlah kompensasi kerugian tersebut. Akibatnya, selama lima tahun tersebut, perusahaan akan terhindar dari beban pajak, karena laba kena pajak akan digunakan untuk mengurangi jumlah kompensasi kerugian perusahaan (Kurniasih dan Sari, 2013). Kompensasi rugi fiskal dapat diukur menggunakan variabel dummy, yang akan diberikan nilai 1 jika terdapat kompensasi rugi fiskal pada awal tahun t. METODE ANALISIS Analisis data dilakukan dengan statistik deskriptif, uji asumsi klasik (normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi) dan regresi linier berganda serta pengujian hipotesis (koefisien determinasi, uji F dan uji t) dengan bantuan perangkat lunak IBM Statistical Package for Social Sciences (SPSS) versi 21.0. Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Y = α +β1 X1 it + β2X2 it + β3X3 it + β4X4 it + β5X5 it + e Dimana : Y = Penghindaran pajak (Tax Avoidance) α = Koefisien konstanta

11

X1 it = Karakter eksekutif pada periode t X2 it = Kualitas audit periode t X3 it = Komite audit pada periode t X4 it = Kompensasi rugi fiskal pada periode t e = error / variabel pengganggu PEMBAHASAN Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih secara purposive sampling, sehingga sampel dalam penelitian ini merupakan representasi dari populasi sampel yang ada, serta sesuai dengan tujuan penelitian. Berdasarkan kriteria sampel yang berhasil diperoleh dalam penelitian ini sebanyak 36 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2015. Statistika deskriptif pada tabel menunjukkan nilai minimum, maksimum, ratarata dan standar deviasi dari masing-masing variabel penelitian. Minimum Karakter Eksekutif .053 Komite Audit 3.0 Tax Avoidance .008 Sumber: Output SPSS 21, Data diolah 2017

Maximum .872 4.0 .696

Mean .45118 3.194 .29690

Sdt.Deviation .218749 .4014 .177947

KAP Non Big Four 21 KAP Big Four 15 Tidak Kompensasi Rugi Fiskal 7 Kompensasi Rugi Fiskal 29 Sumber: Output SPSS 21, Data diolah 2017

58.3 41.7 19.4 80.6

58.3 47.7 19.4 80.6

58.3 100.0 19.4 100.0

Mengenai uji asumsi klasik, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Kolmogrov-Smirnov Z (I-Sample K-S). hasil uji Kolomogrov-Smirnov (K-S)

12

menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal. Hal ini dapat terlihat dari tingkat signifikansi sebesar 0,483 dan nilainya diatas α = 0,05. Pengujian tersebut menunjukkan bahwa data terdistribusi normal. Uji multikorlinearitas yang digunakan adalah dengan melihat VIF (variance-inflating factor) dan Tolerance (1/VIF). Jika VIF < 10 dan Tolerance > 0,1 maka tingkat kolineritas dapat ditoleransi. hasil uji multikolonieritas dengan nilai VIF berkisar antara 1,114 sampai dengan 1,763. Sedangkan nilai tolerance berkisar antara 0,632 sampai dengan 0,898. Maka dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model penelitian ini tidak terjadi multikolonieritas. Hasil uji heteroskedastisitas menggunakan uji scatterplot dan uji glejser. Dari hasil uji scatterplot tersebut terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak pada posisi diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. Uji Autokorelasi yang digunakan adalah dengan melihat nilai Runs-test. Dari hasil pengujian autokolerasi menggunakan Runs-test statistik, maka didapatkan hasil nilai sebesar 0,612 yang lebih besar dari 0,05. Dengan demikian model regresi ini menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi. Hasil uji koefisien determinasi (Adjusted R2) dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel Hasil Pengujian Koefisien Determinasi Model Adjusted R Square 1 0.221 Sumber: Output SPSS 21, Data diolah 2017

Pada tabel memperlihatkan Adjusted R Square adalah sebesar 0,221. Hal ini berarti sebesar 22,1% variabel tax avoidance dapat dijelaskan oleh variabel karakter

13

eksekutif, kualitas audit, komite audit dan kompensasi rugi fiskal. Sedangkan sisanya yaitu sebesar (100%-22,1% =77,9%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam analisa regresi pada penelitian ini. Tabel Hasil Uji Statistik F Model Nilai F Sig Regression 3.481 0.018 Sumber: Output SPSS 21, Data diolah 2017

Kesimpulan Fit

Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa hasil uji statistik F memiliki nilai probability sebesar 0,018 lebih kecil dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan seluruh variabel karakter eksekutif, kualitas audit, komite audit dan kompensasi rugi fiskal.secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependennya yaitu tax avoidance. Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masingmasing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Tabel berikut ini menyajikan hasil uji statistik t dalam penelitian ini, yaitu: Tabel Hasil Uji Statistik t t Sig Kesimpulan Karakter Eksekutif -2.666 0.012 Berpengaruh Kualitas Audit 1.541 0.133 Tidak Berpengaruh Komite Audit -0.519 0.608 Tidak Berpengaruh Kompensasi Rugi Fiskal -1.042 0.305 Tidak Berpengaruh Sumber: Output SPSS 21, Data diolah 2017 Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah karakter eksekutif berpengaruh terhadap tax avoidance . Hasil penelitian menunjukkan nilai signifikan 0,012 < 0,05 dengan demikian hipotesis pertama (H1) diterima. Hal ini menunjukkan bahwa karakter eksekutif berpengaruh terhadap tax avoidance. .Hasil Penelitian ini sejalan

14

dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Jati (2014) yang menyatakan bahwa risiko perusahaan berpengaruh terhadap tax avoidance artinya apabila eksekutif semakin bersifat risk taker maka akan semakin besar tindakan tax avoidance yang dilakukan. Penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Budiman dan Setiono (2012) yang menyatakan semakin eksekutif bersifat risk taker maka akan semakin tinggi tingkat penghindaran pajak (tax avoidance). Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah kualitas audit berpengaruh terhadap tax avoidance. Hasil penelitian menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,133 > 0,05 demikian hipotesis kedua (H2) ditolak. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Fadhilah (2014), yang menyatakan bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP the big four memang akan lebih cenderung dipercayai oleh fiskus karena KAP tersebut memiliki reputasi yang baik, memiliki integritas yang tinggi, namun jika perusahaan bisa memberikan keuntungan dan kesejahteraan yang lebih baik terhadap KAP yang mempunyai reputasi yang baik, bisa saja KAP tersebut melakukan kecurangan untuk memaksimalkan kesejahteraan KAP, seperti halnya kasus Enron tahun 2004. Hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah komite audit berpengaruh terhadap tax avoidance dengan signifikansi sebesar 0,608 > 0,05, dengan demikian hipotesis ketiga (H3) ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

15

yang dilakukan Damayanti dan Susanto (2015) yang menyatakan jumlah komite audit yang berada di dalam perusahaan tidak memberikan jaminan perusahaan akan melakukan tindakan tax avoidance dan jumlah komite audit tidak memberikan jaminan dapat melakukan intervensi dalam peran penentuan kebijakan besaran tarif pajak dalam perusahaan. Hipotesis keempat dalam penelitian ini adalah kompensasi rugi fiskal berpengaruh terhadap tax avoidance. Signifikansi sebesar 0,305 > 0,05 dengan demikian hipotesis keempat (H4) ditolak. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kompensasi rugi fiskal tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2014) yang menyatakan bahwa variabel kompensasi rugi fiskal tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel tax avoidance perusahaan. Namun hal tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih dan Sari (2013) yang menyatakan bahwa kompensasi rugi fiskal memiliki pengaruh secara parsial terhadap tax avoidance. Karena secara logika perusahaan yang telah merugi dalam satu periode akuntansi diberikan keringanan untuk membayar pajaknya KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Karakter Eksekutif berpengaruh terhadap Tax Avoidance pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2013-2015. Sedangkan Kualitas Audit, Komite Audit, dan Kompensasi Rugi Fiskal tidak

16

berpengaruh terhadap Tax Avoidance pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2013-2015. SARAN Adapun saran berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1.

Dalam penelitian ini jumlah sampel yang digunakan masih terbatas yaitu dengan menggunakan sampel perusahaan industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Diharapkan penelitian selanjutnya lebih banyak lagi dalam pemilihan sampel misalnya menggunakan sampel yang lebih mewakili seluruh perusahaan yang ada di Indonesia, serta dapat memperluas periode penelitian.

2.

Dalam penelitian ini hanya menggunakan perhitungan Tax Avoidance dengan rumus Cash Effective Tax Rate (CETR). Diharapkan penelitian selanjutnya mampu memberikan referensi rumus tax avoidance yang lebih modifikasi dalam menentukan tingkat penghindaran pajak yang digunakan dalam suatu perusahaan. Serta dapat memperbanyak variabel.

REFERENSI Agoes,Sukrisno dan Trisnawati Estralita. 2008. Akuntansi Perpajakan. Salemba Empat. Jakarta Annisa,Nuralifmida Ayu dan Kurniasih,Lulus. 2012. “Pengaruh Corporate Governance terhadap Tax Avoidance”. Jurnal Akuntansi dan Auditing, Vol. 8, No. 2, Mei 2012, hal 95-189. Budiman,Judi dan Setiyono. 2012. Pengaruh Karakter Eksekutif Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance). Universitas Islam Sultan Agung.

17

Damayanti dan Susanto. 2015. Pengaruh Komite Audit, Kualitas Audit, Kepemilikan Institusional, Risiko Perusahaan Dan Return On Assets Terhadap Tax Avoidance. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Vol. 5, No. 2, Oktober 2015. Dewi,Kristiana dan Jati,Ketut. 2014. Pengaruh Karakter Eksekutif, Karakteristik Perusahaan, Dan Dimensi Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Pada Tax Avoidance Di Bursa Efek Indonesia. Universitas Udayana. Dewinta,Ida Ayu dan Setiawan,Ery. 2016. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Tax Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol.14.3. Maret (2016): 1584-1613 1584 Dyreng,Scott D., Michelle Hanlon, Edward L. Maydew. 2010. The Effect of Executives on Corporate Tax Avoidance. The Accounting Review, (85), pp: 1163-1189. Fahmi,Irham. 2011. Manajemen Pengambilan Keputusan Teori dan Aplikasi. Alfabeta. Bandung Fidel. 2010. Cara Mudah & Praktis Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Memahami Masalah-Masalah Perpajakan.

Ghozali,Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Badan Penerbitan Universitas Diponegoro. Semarang. Hartono,Jogiyanto, 2008, Teori Portofolio Dan Analisis Investasi, BPFE, Yogyakarta Maharani,Cahya Dan Suardana,Alit. 2014. Pengaruh Corporate Governance, Profitabilitas Dan Karakteristik Eksekutif Pada Tax Avoidance Perusahaan Manufaktur. Universitas Udayana Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi 2011. ANDI. Yogyakarta Mardiasmo. 2016. Perpajakan Edisi Terbaru 2016. ANDI. Yogyakarta Muljono,Djoko. 2010. Panjuan Brevet Pajak. ANDI. Yogyakarta Nugroho dan Menariksen. 1997. Teori Akuntansi. Erlangga. Jakarta. Paligorova, T. (2010). Corporate Risk Taking And Ownership Structure (No. 2010, 3). Bank Of Canada Working Paper. Purba,Marisi P. 2009. Akuntansi Pajak Penghasilan. Graha Ilmu. Yogyakarta. Santoso.Bayu. 2014. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Penghindaran Pajak Perusahaan. Universitas Diponegoro.

18

Sari,Maya. 2014. Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, Kompensasi Rugi Fiskal Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei). Jurnal Wra, Vol 2, No 2, Oktober 2014 Suandy,Erly. 2011. Hukum Pajak. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Suandy,Erly. 2008. Perencanaan Pajak. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. 2008. Suhartono,Rudi dan Ilyas, B.Wirawan. 2009. Panduan Komprehensif, Mudah dan Praktis Pajak Penghasilan. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI. Jakarta Suprianto,Edy. 2011. Perpejakan di Indonesia. Graha Ilmu. Yogyakarta Supratikno,Hendrawan,dkk. Manajemen Kinerja Untuk Menciptakan Keunggulan Bersaing. Graha Ilmu. Yogyakarta Swingly,Calvin dan Sukartha,I Made. 2015. Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite Audit, Ukuran Perusahaan, Leverage Dan Sales Growth Pada Tax Avoidance . E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 10.1 (2015): 47-62 Tommy Kurniasih, Maria M. Ratna Sari. 2013. Pengaruh Return Turn On Asset (ROA), Laverage, Coorporate Governance, Ukuran Perusahaan Dan Kompensasi Rugi Fiskal Pada Tax Avoidance. Buletin Studi Ekonomi, Volume 18, No. 1, Februari 2013 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia