OPTIMALISASI PRODUKSI KARET OLAHAN RSS

komoditas karet, permintaan karet ... sekunder, data primer meliputi data sistem kerja pengolahan, kapasitas mesin, ... Proses Produksi...

91 downloads 615 Views 3MB Size
OPTIMALISASI PRODUKSI KARET OLAHAN RSS (Ribbed Smoke Sheet)

Pada Unit Usaha Musi Landas, PTP Nusantara VII (Persero) Sumatera Selatan

Auliya Darsra

JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOJLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2005 M/1426 H

Ol>TlMALISASI PRODUKSI KARET OLAHAN RSS ( Ribbed Smoke Sheet) Studi Kasus Pada Unit Usaha Musi Landas PTP Nusantara Vil (Persero ), Sumatera Selatan

Oleh:

Auliya Darsra

100092020298

SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

Fakultas Sains Dan Telmologi Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta

JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDA YATULLAH JAKARTA

1426 H/2005 M

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAl(ULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang ditulis oleh : Nama

Auliya Darsra

NIM

100092020298

Program Studi

Sosial Ekonomi Pertanian

Judul Skripsi

: Optimalisasi Produksi Kan~t Olahan RSS (Ribbed Smoke Sheet) Studi Kasus Pada Unit

Usaha Musi Landas

PTP

Nusantara VII

(Persero), Sumatera Selatan. Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, Menyetujui, Dasen Pembimbing Pembimbing II

Eoy P..aSTP,M.s; Mengetahui, Ketua Jurusan

Ir.

~~ddin,MM NIP. 150 317 958

PENGESAHAN UJIAN Skripsi ini berjudul "Optimalisasi Produksi Karet Olahan RSS (Ribbed Smoke Sheet) Studi Kasus Pada Uuit Usaha Musi Laudas, PTP Nusautara VII (Persero) Sumatera Selatan" telah diujikan dan dinyatakan lulus dalam sidang munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari sabtu 22 Oktober 2005, skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata I (SI) pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian.

Jakarta, November 2005

Tim Penguji Penguji I

Prof.Dr. H. Aki Bailtaki, M.Sc

Penguji III

s~

Euy Dwiningsih,S.TP,M.Si

Dr. Kushary no, M.MA

Mengetahui, Dekan Teknologi

M.Sis

PERNYATAAN DENGAN INI SAY A MENYATAKAN BAHW A SKRIPSI YANG BERJUDUL "OPTIMAL!SAS! PRODUKSI KARET OLAHAN RSS ( Ribbed Smoke Sheet ) STUD! KASUS PADA UNIT USAHA MUSI LANDAS, PTP NUSANTARA VII ( Persero ), SUMATERA SELA TAN", BENAR- BENAR BASIL KARY A SAY A SEND!Rl YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGA! SKRIPSI PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

JAKARTA, OKTOBER 2005

Auliya Darsra

100092020298

RINGKASAN Auliya Darsra, Optimalisasi Produksi Karet Olahan RSS (Ribbed Smob Sheet) sludi kasus pada Unit Usaha Musi Landas, PTP Nusantara VII (Persero), Sumatera Selatan (Dibawah bimbingan Dr. Kusharyono, M.MA Dan Eny Dwiningsih, STP, M. Si) Subsektor Perkebunan memegang peranan penting dalam program pembangunan, khususnya pembangunan sektor pertanian, dan salah satu komoditas yang sejak dulu hingga kini memegang peranan penting adalah komoditas karet, permintaan karet dimasa depan akan berkembang pesat karena pe1tumbuhan industri yang semakin canggih dan rum it, oleh karena itu, agar dapat menikmati keuntungan maksimal, maka produsen karet dituntut untuk dapat meningkatkan efisiensi kegiatan usahanya dengan cara melakukan pengaturan pengelolaan segala kegiatan usaha dan sumberdaya yang dimiliki. Pcnclitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2004 dan tjuan penclitian ini adalah I) Menganilisis pcnggunaan sumberdaya produksi perusahaan, 2) Untuk menstabilkan produksi perusahaan apabila terjadi perubahan yang tidak diinginkan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder, data primer meliputi data sistem kerja pengolahan, kapasitas mesin, penggunaan bahan baku dan bahan penolong, serta data pennintaan. Dan data sckunder meliputi s"jarah berdirinya pcrusahaan, struktur organisasi pemsahaan, pro
Ketersediaan sumberdaya - sumberdaya yang terbatas dapat digunakan seeara optimal dengan memanfaatkan semua sumberdaya sampai batas maksimal penggunaannya, pada penggunaan bahan baku dan bahan penolong pemsahaan mengalami kelebihan sumberdaya tersebut, sedangkan untuk penngunaan mesin peusahaan juga belum mengoperasikan kapasitas mesin secara maksimal, dan ini dapat dilihat pada nilai slack I surplus :S 0. Dan untuk analisis Sensitivitas terdapat batasan untuk menambah atau mengurangi nilai sisi sebt!lah kanan, dan pada penelitian sebagian besar sumberdaya dapat dinaikkan sampai batasan tak tertentu. Sedangkan untuk penurunannya ada batasan - batasan tertentu. Setelah semua analisis telah di terapkan maka analisis selanjutnya adalah analisis post optimal, pada penelitian ini akan dilakukan dua skenario, skenario l) akan mengabaikan semua kendala pennintaan dan ini terbukti bahwa perusahaan mendapat kcuntungan lebih besa darisolusi optimlanya yaitu sebesar Rp 8,9 mi lyar sedangkan pada kondisi optima Inya mencapai Rp 2,5 milyar jadi selisih keuntungannya adalah sebesar Rp 6,4 milyar. Dan untuk skenario II) menaikkan harga pada RSS I periode I, dari 6548 menjadi 6648 perkilogramnya dan pada ksmdisi ini perusahaan mendapat keuntungan sebesar Rp 2,58 milyar, sehingga sel isilmya adalah sebesar Rp I 0 juta. Berdasarkan analisis - analisis linier programming maka perusahaan akan mendapat keuntungan lebih besar apabila perusahaan mene:rapkan kondisi pada skenario I, dan perusahaan sebaiknya menekan biaya produksi.

KA TA PEN GANT AR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahrnat dan

karunia-Nya

sehingga

penulis dapat rnenyelesaikan skripsi

ini.

Penyusunan skripsi ini merupakan syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar saijana perlanian Universitas lslarn Negeri SyarifI-Iiclayatullah Jakarta. Skripsi ini be1judul "Optimalisasi Procluksi Karct Olahan RSS (Ribbed

Smoke Sheet) Studi Kasus Pada Unit Usaha Musi Landas, PTP Nusantara VII (Pcrscro) Sumatera Sclatan",ini disusun dan diajukan penukis sebagai persyaratan unluk rnemperoleh gelar Satjana Perlanian Pada Jurusan Agribisnis, Fakultas Sains dan Tehnologi. Universilas Isalam Negeri" Syarifl-Iidayatullah" Jakarta. Penulisan ini terselesaikan berkat dukungan-dukungan dari berbagai p1hak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terirna kasih kepada : I. Kepacla orang tuaku. ibu dan bapak tercinta atas cinta yang tulus dan do'a yang tidak pcnwh putus. cinta clan kasih sayang yang tak kan terbalas, rnoril dan rncllcriil scrta kesabarnn rncnanlikan kclulusan pcnulis. l\apak Dr. Kusharyono. SE. MM clan Ir. Eny Dwiningsih. M.si sebagai pcrnbimbing skripsi atas kesabaran, bimbingan, saran, kritik dan motivasi schingga rnampu rnenjalani pcnelitian clan menyelesaikan skripsi dengan baik. 3. Bapak Prof. Dr. H. Aki Baihaki, M.Sc Atas kesediaanya menjadi penguji utama dalam siclang ujian skripsi. 4. Bapak Dr. H. Syopiansyah Jaya Putra, !vl.Sis selaku Dekan Fakullas Sains dan Teknologi. 5. Bapak Jr. Muclatsir Najamudclin, MM dan Drs. Acep Muhib, MMA selaku Ketua clan Sekretaris Jurusan Sosial Ekonorni Pertanian. 6. Bapak-bapak clan lbu-ibu di PT Perkebunan Nusantara Musi Landas yang te!ah mernberikan data dan informasi sehingga penulis clapat menyelesaikan penelitian.

7. Bu Opah. Bu Rizki, Pak Waclucl, Pak Sainih, Bu Yus, Pak Muchsin, Pak Gun, selaku staff akaclemik.

8. Bapak Abdul Basyir. S.Ag clan Bapak A. Chotim selaku petugas perpustakaan. 9. Tante Dian clan keluarga di Palembang serta aclik-aclikku tercinta Dina, Lina clan Luthfir yang ticlak henti-hentinya memberikan clukungan clan semangat "I Love U all"serta bang Romi clan CPU nya clan teman-teman ku di "Golden I-!ouse"terima kasih atas penginapan gratisnya.

I 0. Teman-teman Agribisnis Hilyati, Afifah, teh Nia, Abang Fadli, Marni Nela dan Papi Amy (terima kasih alas supportclan persahabatannya)Mila, jerry, ghofur, Arman, Erna, Dian, Yusuf, Eli, Ocid, Yati, Dini, Yulis dan teman-teman lainnya yang telah mengisi hari-hari penulis pada masa kuliah. l l. Ternan-teman Agribisnis lainnya yang tidak clapat clisebutkan satu per satu, maksih atas kebersamaan yang pernah ada, khususunya angkatan 2000. l 2. Pihak-pihak yang lain yang tidak dapat clisebutkan satu persatu yang telah mernbantu penulis baik langsung maupun ticlak langsung, semoga Allah SWT mcmbcrikan rahnrnt dan kmunia-Nya. Arniin. Akhir kata penulis berharap skripsi ini clengan segala keterbatasannya clapat bermanfaat bagi pembaca terutama bagi Perkebunan Gunung Mas clalam menyusun rencana procluksinya.

.Jakarta, Oktober 2005

Penulis

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .....•...............................•........................••..• DAFTAH ISI ............................................................................... iii DAFTAR TABEL ......................................................................... v DAFT AR GAMBAR ................................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................ vi BAB I.

PENDAHULUAN I. I Latar Belakang ....................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah ................................................ .4 1.3 Tuj uan Peneletian............................. .. ..................... 5 1.4. Kegunaan Penelitian ................................................. 5 BAB II.

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis ..................................................... 6 2. 1.1.Karct dan Pcrkembangannya ................................ 6 2. 1.2. Pabrik Pengolahan Karel .................................... 9 2.13. Pereneanaan dan Fungsi Produksi .. . .. ................ 11 2. 1.4. Tcori Optimalisasi. ......................................... 14 2.2. Penelitian Terdahulu ............................................... 17 2.3. Kcrangaka Pemikiran Konseptual... .............................. 19

BAB Ill.

METODOLOGI PENELITIAN 3. I. Lokasi Penelitian .................................................. 22 3.2. Jen is dan Sumber Data ........................................... 22 3 .3. Metode Pengolahan dan Analisis Data ......................... 22 3 .3. I. Konsep Dasar . . . .. . .. . . .. . . . . . . .. . . . . . . .. .. .. . . .. .. . . .. . . .. 23 3.3.2. Analisis Primal ............................................ 25 3.3.3. Analisis Nilai Slack dan Dual ............................ 26 3.3.4. Analisis Sensitivitas ........................................ 26 3.4. Analisis Post Optimal ........................................... 27 3.5 Definisi Operasional ............................................. 28

BAB IV.

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4. I. Lokasi Perusahaan ................................................ 30

4.2. Sejarah Perusahaan ............................................... 30

4.3. Struktur Organisasi .................................................31 4.4. Ketenagakerjaan ................................................... 35

4.5. Sarana Produksi .................................................... 38 4.6. Sarana Penunjang .................................................. 39

4.7. Proses Produksi .................................................... .40 BABY.

HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Konsep dan Pengukuran .......................................... .44 5.1. !. Fungsi Tujuan ·······················""····················· .44

5 .1.2. Aktivitas ..................................................... .45 5. I .3. Fungsi Kendala ............................................. .45 5.2. Kondisi Optimal Produksi Karet RSS .......................... 52 5.2. I Analisiis Dual ...............................................57 5.2.2 Analisis Sensitivitas ....................................... 63 5.3. Anal is is Post Optimal . . .. . .. ... . .. .. . . .. . . . . .. . .. . ...... .. ....... 68 BAB VI.

Kcsimpulan dan Saran

6.1. Kesimpulan . . .. . .. . .. . .. .. . . .. . . . . .. . .. . .. . .. . .. . . . .. . . .. . . .. .. ..

70

6.2. Saran ................................................................ 72 Daftar Pustaka .......................................................................... 73

DAFT AR TABEL

Tabcl I. l-larga jual, Biaya Produksi dan Kcuntungan per kilogram .............. .44 Tabel 2. Penggunaan Bah an baku lateks per periode per kilogram ................ .46 Tabel 3. Penggunaan bahan penolong per liter ....................................... .47 Tabel 4. Kebutuhan tenaga ke1ja untuk masing - masing jenis karet ............. .49 Tabel 5. Ketersecliaan jam mesin ....................................................... 51 Tabel 6. Tingkat kegiatan pada kondisi aktual, optimal, serta selisih antara Nilai aktual clengan optimalnya .............................................. 54 Tabel 7. Nilai slack clan nilai dual kenclala bahan baku dan bahan penolong ... .58 Tabel 8. Nilai salck dan nilai dual kendala mesin .................................... 60 Tabcl 9. Analisis Sensitivitas koefisien fungsi tujuan ............................... 62 Tabcl I0. Analisis Scnsitivitas Kenclala - kendala Pembatas pada bahan baku dan bahan pcnolong ................................................................ 63 Tabel I I. Analisis Scnsitivitas pacla kendala tenaga ke1ja ........................... 64 Tabcl 12. Analisis Sensitivitas pada kcnclala permintaan ............................ 65 Tabcl 13. Perbanclingan antara hasil pada kondisi optimal clcngan analisis Post optimal .................................................................... 69

DAFTAR GAMBAR Gain bar 1. Gan1bar kerangka pe111ikiran ............................................... 24 Gambar 2. Skcma proses produksi pada pcngolahan RSS ........................... 53

DAFT AR LAMPIRAN Lampiran I.

Perumusan Model Optimalisasi Produksi Karel yang diolah dengan n1enggunakan Progra111 LJN DO., ...................................... 75

Lampiran 2.

Solusi Optimal Kegiatan Produksi Karet RSS ....................... 78

Lampiran 3.

Anal is is Post Optimal Skenario I ...................................... 83

Lampi ran 4.

Analisis Post Optimal Skenario II ..................................... 87

Lampiran 5.

Peta Lokasi Perkebunan Musi Landas ................................ 88

Lainpiran 6.

Struktur Organisasi Perkcbunan rvtusi Landas ....................... 89

BAB I PENDAHULUAN

I.I.

Latar Bclalrnng

Subscktor pcrkcbunan mcmegang peranan yang pcnting dalam program pcmbangunan, khususnya pcmbangunan scktor pertanian. Subscktor ini menjadi tempat bagi petani dalam menggantungkan hidupnya sebagai cabang usaha yang berfungsi menciptakan lapangan kcrja, dan sebagai sumber devisa non migas yang sangat diharapkan, dan sccara langsung terkait pula dalam usaha pelestarian sumber daya alam. Salah satu komoditas yang sejak dulu hingga saat ini memegang peranan penting seperti tersebut diatas adalah komoditas karet, komoditas ini diusahakan scbag,1i pcrkcbunan rakyat dan pcrkebunan besar, hal ini menunjukkan bahwa petani atau pcrkcbunan karct 111cnduduki posisi lerbcsar dalam dunia pcrkarctan Indonesia.

Dimasa yang akan datang permintaan karet dunia diperkirakan akan tetap mantap, menurut Burger dan Smith (l 993) dalam Susi (I 999), akan mengalami peningkatan dengan pertumbuhan kurang lcbih 2,5 % pertahun, sementara di pasar domestik, walaupun terjadi penurunan permintaan akan karet dimasa datang diperkirakan akan meningkat lagi, ha! ini diduga akan terjadi karena akan pulihnya industri ban dan industri-industri pemakai karet lainnya pada saat perekonomian Indonesia dan negara-negara Asia lainnya mulai pulih kembali. Masa depan pangsa pasar karet di dunia akan berkembang pesat, pertumbuhan industri karct merupakan salah satu industri paling rumit dan canggih, dalam abad modern dan merupakan suatu bagian dari masyarakat yang

2

sangat diperlukan karcna tanpa karet, kapal, pesawat terbang, mobil, bis dan truk tidak dapal be1jalan, tidak adanya industri karet maka pertambangan, komunikasi dan industri pokok bei:jalan kurang elisicn. Dan ncgara pcngimpor karct tcrbcsar s~Hll ini

aJaJah Cina dan India. Pertumbuhan industri di Cina yang sangat mengcsankan terutama industri

di bagian otomotif dan perkapalan. Jnduslri tcrscbut telah mcmbuat ncgara ini membutuhkan komodilas karel dalam jumlah besar. Dan Indonesia berpotensi meningkatkan ekspor karet dengan merebut pasar di negara tirai bambu, Cina diperkirakan

sampai

tahun 2020 akan terus mengalami pertumbuhan, dan

produk karet ini pada tahun 2003

dapat

menyumbangkan

devisa

sebesar

US$ 1,4 milyar dan itu berarti 20 % devisa negara dari ekspor produk pertanian sedangkan volume produksi karet pada tahun 2003 sebesar 1,8 juta ton, dengan begitu Indonesia menjadi negara produsen karet kc dua terbesar di dunia. Indonesia

mcmiliki wilayah cukup luas untuk tanaman karet, tetapi

produktivitasnya masih berada dibawah Thailand, untuk saat ini areal karet Indonesia mencapai sekitar 3,3, juta hektare, 2,6 juta hektare diantaranya lahan milik petani atau sekitar 80 % clan 7 juta hektare milik perkebunan besar atau 20 %. Dan sebagai pembuktian perhatian pernerintah akan terus mendorong peningkatan produktivitas lahan dan akan rnembantu program peremajaan tanaman karet yang sudah tua. Perkembangan karet clan industri karet dewasa ini luar biasa, masyarakat modern sekalipun tidak dapat berjalan tnnpa karet, maka peluang ekspor yang cukup baik ini direspon oleh pemerintah Indonesia dengan melakukan upaya

3

pcngcmbangan areal pcrkcbunan, upaya tcrsebul bcrhasil meningkalkan produksi karet a lam Indonesia, ha! ini terbukti pada kurun waktu I 995 - 1999 produksi karet alam Indonesia secara umum mengalami peningkatan dengan tingkat pe1tumbuhan 3,8 % per tahun. Menurut Djoehana (I 993) dewasa ini telah ditempuh berbagai upaya oleh pemerinlah untuk meningkatkan produktivitas tanaman karet, dan upaya yang dimaksud meliputi : I. Perluasan areal sekaligus memperbaiki produk karet rakyat serta pendapatan petani karet dengan proyek perkebunan inti rakyat (PIR - BUN) yang dilaksanakan diberbagai daerah, sedangkan perusahaan perkebunan besar sebagai perkebunan inti adalah BUMN (PNP I PTP). 2. Pelaksanaan proyek - proyek intensifikasi, rehabilitasi dan pcrluasan tanaman karet yang dilaksanakan PRPTE

3.. Pcnyuluhan dan penyebaran tehnologi budi daya karet, dengan cara disebarkannya klon - klon unggul oleh pusat - pusat penelitian perkebunan, danjuga tehnis budi daya tehnologi pasca panen, dan masih banyak lagi upaya pcmcrinah untuk meningkatkan usaha perluasan ini. Dengan meningkatnya permintaan karet alam ini menyumbangkan devisa negara yang cukup besar, oleh karena itu, agar tetap dapat menikmati keuntungan bahkan dapat memperoleh keuntungan yang maksimal, maka para produsen karet alam dituntut untuk dapat meningkatkan efisiensi kegiatan usahanya dengan cara melakukan pengaturan pengelolaan semua kegiatan usaha dan sumberdaya yang dimiliki seeara baik.

4

1.2. Pcrumusan Masalah Dengan

meningkatnya

nilai ekspor,

maka

setiap perusahaan

berlomba - lomba dalam mcmproduksi karel yang bermutu baik agar dapat h~rsaing di

pasar lntcrnasional. dan dalan1 n1c111produksi sctiap perusahaan

mempunyai

orientasi atau target agar

menghasilkan keuntungan. Perkembangan produksi

terjual dan akan di Indonesia hingga masih

produk yang diproduksi dapat

kini masih sangat lamban, hasil

dibawah 400 kg I ha. Padahal

rata - rata

karet

produksi

perkebunan yang berhasil menjadi

I 500 kg I ha, maka Indonesia harus meningkatkan procluktivitas karet

agar

dapat bersaing dengan negara - negara lain dan menjadi prioritas pertama. PTP Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Musi tahun 1998 - 2002 mempunyai tahun

produksinya belum

menjadi

dapat

12 ton

memenuhi

pada

kapasitas produksi 8 ton per hari , dan pada

PTP Nusantara

2003

Land~.s

(Persero) perhari

kapasitas

tersebut

menaikkan

kapasitas

dan hingga saat ini perkebunan tersebut

diatas. Oleh karena

itu

penelitian ini akan merumuskan permasalahan sebagai berikut: I. Apakah penggunaan sumber daya pada PTP Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Musi Landas telah optimal ? 2. Sejauh mana solusi optimal yang dihasilkan dapat diterapkan jika te1jadi perubahan?

5

1.3. Tujuan

I. Mcnganalisis pcnggunaan sumber daya produksi perusahaan. 2. Untuk menstabilkan kcadaan pcrusahaan apabila tc1jadi pcrubahan perubahan yang tidak diinginkan. 1.4. Kcgunaan Penelitian I. Mahasiswa I peneliti dapat menerapkan dan mengaplikasikan ilmu riset operasi dan optimalisasi produksi dalam dunia agribisnis yang nyata, dan dijadikan pelajaran yang bermanfaat. 2. Perusahaan, diharapkan penelitian ini dapat berguna sebagai acuan dalam upaya

mengoptimalkan

penggunaan

sumbcrdaya

produksi

dan

n1c1naksimumkan keuntungan pcrusahaan. 3.

Dan untuk Irnlangan akademisi penelitian ini dapat mcmanfaatkan hasil penelitian sebagai rcferensi tambahan terhadap kasus aplikasi metode optimalisasi optimalisasi yang telah ada.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.

Kcrangka Tcoritis

2.1.1.

Karct Dan Perkcmbangannya Karel dalam bahasa latinnya "Hevea", adaiah tanarnan yang tumbuh secara

liar di lembah-lembah sungai Amazone, dan secara traclisional cliambil getahnya oleh penclucluk setempat untuk cligunakan clalam berbagai keperluan antara Iain sebagai ala! untuk menyalakan api clan bola untuk permainan. Setelah tanaman karet berhasil di temukan clan clapat cligunakan untuk kehiclupan sehari-hari, maka banyak pakar yang tertarik untuk melakukan uji coba karet. Percobaan penggunaan karet clikembangkan terus menerus, penemuan yang sangat

menentukan

tumbuhan

karet

adalah

ditcmukannya

cara

vulkanisasi

(Vulcu11izatio11 process) nleh seorang ahli kimia i\mcrika, Charles GoodYcar, pada

tahun 1839, pada proses vulkanisasi ini karct dicampur dcngan belerang pada derajat sulm tertentu, schingga menghasilkan scjcnis produk yang lebih unggul clalam penggunaan bahan karet murni. Dengan perbaikan dan penyempurnaan yang ternsmenerus, akhirnya menghasilkan berbagai macarn bahan karet mulai dari yang lunak sarnpai yang kcras. Dan pernanfaatan karet yang sangat berarti diternukan oleh DUNLOP pada tahun 1888, yakni diciptakannya ban pompa, pcnemuan ini kernudian disusul oleh MICHELIN (Prancis) clan GOODRICH (Amerika) dengan menciptakan ban mobil yang di kemudian hari bcrkcmbang terus setelah orang berhasil mcmbuat mobil pada

7

tahun' 1895,dampak nyata dari penemuan kendaraan mobil adalah permintaan karet semakin meningkat. Akibat dari banyaknya permintaan maka muncullah produksi karet rakyat (smallholders) yang mampu memberikan penawaran yang berjalan sejajar dengan permintaan. Namun pada akhir talmn 1920-an dan permulaan tahun 1930-an, resesi ekonomi dunia secara drastis mengurangi pem1intaan karet untuk industti motor dan akibatnya te1:iadilah kelebihan kapasitas. Karena te1jadi kelebihan kapasitas maka dibuatlah

pe1jaitjian peraturan karet

Intemasional

(The Intemasinal Rubber

Regulation Agreement) yang 1s1 pokoknya adalah pembatasan ta11aman karet dan penanaman karet baru. Sampai mcrtjclang pccah perang dunia II, konsumsi karet dunia belum mengalami peningkatan yang berarti, dan setelah perang dunia permintaan sedikit demi scdikit mcngalarni

kcnaikkan, dikarenakan adanya peningkatan jumlah

konsurnsi kcndaraan bermotor. Mcnurut Dr. James J. Spillane ( 1989) tingkat konsumsi pada akhirnya mcngalami titik jcnuh, pcnurunan yang bcrkesinambungan. Adapun sebab-sebab tingkat kcjcnuhan konsurnsi karet antara lain adalah : I. Pcngaruh resesi dunia 2. Berkurangnya arti bahan karet sebagai "bahan strategis" dalam dunia kemiliteran, karena berubahnya sifat perang yang "nonkonvensional'"(perang nuklir, peluru kendali, komputerisasi, dan sebagainya).

8

3. Mulai jenuhnya tempat parkiran kendaraan bermotor didunia, terutama di negaranegara industri maju dan kota-kota besar di negara-negara berkembang, dengan gcjala "dcrelan rnobil lcbih panjang dari padajalanan". Situasi pcrdagangan karcl alarn sesudah pcrang dunia II diramaikan olch rnasuknya karet sintelis ke pasar dunia, pada umumnya para ahli rnenyatakan bahwa limbulnya karet sintetis karena disebabkan pertimbangan politis dan strategis, terutarna berkaitan real dengan aspekjarninan persediaan karet alarn. Nanrnn dalarn pernanfaatannya karet alam lebih unggul dan berkualitas baik, ada Iima sifat karet alam yang tidak dapat dikalahkan atau disarnai oleh karet sintetis yaitu : I. Karet alam merniliki daya elaslisitas, atau daya lenting yang sempuma. 2. K'aret al am tidak cepat menjadi panas (low heat build up) 3. Karel alam memiliki plaslisitas yang baik, hingga mudah dalam pengadonannya 4. Karel alam mempunyai daya tahan aus yang tinggi 5. Karel alam mempunyai daya lahan lerhadap keretakan yang tinggi (groove

cracking resistance) Karena sifal-sifat fisik karet alam yang unggul tersebut, maka pihak industri karet sintclis bcrusaha rncncari substilusi karet alam .. (Djoehan Selyamidjaja, 1993) Di Indonesia karct alam merupakan sumber devisa keempat, sebab dalam kchiclupan sehari-hari masyarakat terganlung dari fungsi karet, karena banyaknya pcrminlaan akan karel rnaka kepenlingan karet alam dalam perekonomian Indonesia sangat jclas.

9

Karel termasuk komoditi sosial prioritas tinggi, komoditi ini mempunyai penman stratcgis, tidak sa.ia merupakan sumber pcnghasil devisa utama di sektor pertanian, tctapi lebih pcnting lagi adalah rangkaian kegiatan produksi karet termasuk pengolahan dan pemasarannya.karena menciptakan lapangan peke1jaan , karet merupakan satu-satunya penghasilan. Usaha perkaretan di Indonesia masih memerlukan banyak tenaga yang mau membaktikan keahliannya di bidang pengelolahan tanaman, perkebunan, manajemen perkebunan dan pabrik-pabrik pengolahan karet. 2.1.2. Pabrik Pcngolahan Karct

Tempat proses prnduksi yang biasa discbut pabrik pcrlu dibangun di daerah yang n:latif baik bagi kepcntingan perusahaan yang bcrtujuan mcrnaksirnumkan kcuntungan. Pencrnpatan pabrik yang baik dengan sendirinya akan menyumbang banyak dalarn usaha-usaha mcminirnumkan biaya. Lctak gcografis suatu pabrik mernpunyai pengaruh terhadap sistem produksi yang ekonomis karena banyak faktor-faktor yang mempengaruhi letak failitas, dan yang lebih penting Jetak lokasi tersebut akan mempengaruhi besarnya biaya operasi maupun biaya kapital. Dalam

Djoehan

Setyamidjaja

(1993),memilih

lokasi

pabrik

harus

memperhatikan beberapa faktor, diantaranya : l. Lingkungan masyarakat Kcsediaan masyarakat suatu daerah menerima segala konsckucnsi positif maupun negatif

10

2. Sumberdaya alam Biaya produksi akan sangat dipengaruhi oleh tinggi renclahnya harga bahan clasar dan bahan-bahan lainnya yang cliperlukan didalam proses produksi. 3.

Sumber daya manusia Tersedianya tenaga kerja baik tenaga terclidik ataupun tenaga terlatih yang cukup banyak merupakan faktor yang penling.

4.

Pasar

'

Barang jadi harus dijual baik kepada konsumen yang sangat luas atau konsumen scbagian kecil. 5.

Pengangkutan,Tersedianya fasilitas angkutan yang baik, baik bagi bahan clasar maupun bagi barang basil produksi yang dimiliki.

6.

Pcmbangkit tenaga, Sctiap industri memerlukan tenaga yang mempengaruhi proses produksi, oleb karena ilu harus diperhatikan tersedianya pembangkit tenaga yang lebih mudah.

Dari faktor-faktor diatas maka perlu penentuan lokasi pabrik, karena penempatan pabrik yang salab akan menimbulkan beban clan merugi. Di dalam industri karel lerdapat 2 subsistem penling yang saling berhubungan antara satu sarna lainnya clalam proses produksi karet olahan, keclua subsistem tcrscbut adalah subsistc111 kebun dan pabrik, kcbcrhasilan usaha dari perusahaan karet akan sangal dipengaruhi oleh

kincrja

dari masing-masing subsistem tersebut.

Tugas ula111a dari subsistc111 kebun adalab mcnycdiakan lateks karet alam dengan scmurni-murninya bagi bahan bairn pabrik pcngolahan karet alam. Dalam subsistem

11

kebun dilakukan berbagai kcgiatan produk yaitu penanaman, perawatan tanaman, pemupukkan, penyadapan, pengumpulan hasil sadapan, dan pengangkutan hasil sad a pan. Dan didalam subsistem pabrik dilakukan pengolahan terhadap bahan baku karct akan mcnjadi barang sctengah jadi, bcrbagai kegiatan yang dilakukan di dalam subsistcm pabrik seperti

pcngeccran,

pembckuan, penggilingan, pengeringan,

pcndinginan, pcngasapan, sortasi, prcssball, pcngcpakan, penyimpanan dan lainlain. Untuk memperlancar proses produksi pengolahan karet alam maka perlu adanya suatu sinergi diantara subsistem pabrik sebagai pengolah bahan baku dan subsistem kebun sebagai penyedia bahan baku olahan.

2.1.3 Pcrcncanaan chm Fungsi Produksi Secara umum procluksi diartikan yang mcntransformasikan masukan yang

berupa

climulai

barang atau jasa. Rangkaian

dengan

unit

masukan -· konvcrsi -

mengkonseptualisasikan

terkecil

operasi. Suatu operasi merupakan

suatu kegiatan atau proses

(input) mer\jadi basil keJuaran (output)

tersebut juga merupakan cara untuk yang

sebagai

dari

kegiatan

sistem

procluksi, yaitu

keluaran produksi clisebut

langkah te1tentu dalam keseluruhan proses

yang mcnghasilkan produk atau jasa yang mcmbawa kepada keluaran akhir (Assauri, 1993). Menurut Henderson dalam Susi (1999) , semua faktor produksi dapat cligolongkan menjadi empat yaitu :

12

l. Bahan mentah, termasuk didalamnya tanah dan sumberdaya. 2. Tenaga kerja

3, Modal, termasuk semua peralatan produksi dan bangunan. 4. Kcmampuan berusaha (entrepreneurial ability), kemampuan yang dimiliki seorang pengusaha unutk dapat mengelola produksi dan menanggung segala resiko yang ada. Menurut Handoko (1999), manajemen produksi merupakan usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumberdaya-sumberdaya (disebut faktorfaktor produksi), tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah dan sebagainya, dalam proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai macam produk atau jasa. Pacla intinya tujuan bcrproduksi aclalah menghasilkan barang-barang danjasa.1nsa scsuai dcngan kchcndak konsumcn dalam hal jumlah, kualita, harga serta waktunya. Dan clalam produksi dipcrlukan pcrcncanaan produksi, percncanaan produksi rncnurnt ProL Dr. Sukanto ( ! 992) mcmcgang pcranan pcnting dalam : I. Mcncntukan ltijuan-tujuan 2. lntcgrasi tujuan 3. Pcnga\vasan

Ketiga unsur diatas sangat penting, agar segala kegiatan produksi dapat berjalan secara efektif clan efisicn, dengan adanya tujuan-tujuan maka perusahaan dapat membuat dan melaksanakan kebijakan-kebijakan dasar. Dan kebijakan-kebijakan

13

tcrscbui harus discsuaikan dcngan faklor-Caktor induslri scrla kekualan-kckuatan yang dimiliki pcrusahaan. Dan Fungsi produksi menggambarkan sebuah hubungan fisik input-output. Dan hubungan-hubungan tersebut dapat digambarkan melalui tabel, grafik, atau diagram, dan melalui persamaan aljabar. Secara simbolik fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut: Y=f(X 1,X2,X3, .. . ,Xn) Dimana Y adalah output yang dihasilkan dan simbol "f' menuqjukkan bentuk hubungan transformasi produksi input menjadi output sedangkan Xl sampai dengan Xn adalah sejumlah input yang digunakan dalam kegiatan produksi. Dari fungsi produksi tersebut diatas maka dapat diketahui bahwa output yang clihasilkan secara fisik sangat clipengaruhi oleh jumlah input yang digunakan, dalam ha! ini output sebagai variabel depenclen merespon setiap perubahan input sebagai variabel indcpendennya. Dalam tcori procluksi kctika produk marjinal lebih besar dari produk rata-rata maka kegiatan produksi secara ekonomi tidak rasional karena input-input belum digunakan secara efisicn, jadi scbenarnya tingkat produksi masih dapat ditingkatkan dengan melakukan penambahan penggunaan input. Dan apabila produk mmjinal lebih kccil dari produk rata-rata tapi masih lebih besar dari no!, maka rasional bagi kegiatan produksi karena pada keadaan ini kegiatan produksi sudah efesien.

14

2.1.4. Tcori Optimalisasi Mcnurut Nascndi dan Anwar (1985) optimalisasi adalah proses untuk mendapatkan gugus kondisi yang diperlukan agar mendapatkan basil yang terbaik dalam situasi tertentu. Dengan pendekatan normative dapat diketalmi babwa optimalisasi mengidentifikasikan penyelesaian terbaik suatu masalah yang diarahkan pada tujuan maksimisasi atau minimisasi melalui fungsi tujuan. Memaksimumkan nilai

atau

keuntungan

meminimurnkan

biaya

yang

dihasilkan

yang

dikeluarkan

dari

proses

dalam

produksi

proses

atau

produksi

untuk dengan

memperhatikan kendala-kendala yang berada diluar jangkauan pelaku kegiatan, rnerupakan tujuan dilakukannya optirnalisasi. Oleh karena itu dalam upaya pcncapaian tersebut. kegiatan produksi selalu berusaha untuk mengalokasikan sumber daya yang tcrbatas diantara bcrbagai kegiatan yang saling bersaing (Buffa dan Sarin. I 9%). Dan optirnalisasi rnenurut Hiller dan lieberum dalam susi (1999), adalah ilmunya hal-hal yang paling puncak, rnalcsud dari pernyataan tersebut adalah suatu pendekatan normative dengan mengidentifikasikan penyelasaian terbaik dari suatu permasalahan yang diarahkan pada titik maksimal atau minimal suatu tujuan. Operation Research berusaha rnenetapkan arah tindakan terbaik (optimum) dari sebuah masalah pengambilan keputusan dibawah pembatasan sumber daya. Dengan dernikian operation research adalah sebuah tehnik pemecahan rnasalah yang mernbantu proses optirnalisasi.

15

Secara umum jenis persoalan optimalisasi meliputi optimalisasi tanpa kendala dan optimalisasi dengan kendala. Dalam optimalisasi tanpa kendala, faktor-faktor yang menjadi kendala terhadap fungsi tujuan diabaikan sehingga dalam menentukan nilai maksimum atau minimum tidak terdapat batasan untuk berbagai pilihan yang terseclia. Pacla kasus yang ticlak clibatasi, konclisi order pertama menyatakan bahwa setiap kegiatan yang berkonlribusi terhaclap sasaran pelaku ekonomi harus clitingkatkan sampai titik climana kontribusi marjinal clari peningkatan lebih lanjut aclalah no!. Dalam istilah matematis konclisi order pertama untuk sebuah optimum mengharuskan semua derivatifparsial sama clengan no! (Nicholson, 1994) . Pada optimalisasi

clengan kenclala, faktor-faktor yang menjacli

pada

fungsi tujuan, cliperhatikan clan turut menentukan titik maksimum clan minimum fungsi tujuan. Supranto (1983) menyatakan bahwa optimalisasi clengan kenclala pacla

clasarnya

merupakan

persoa

1enentukan nilai variabel-variabel suatu

fungsi menjacli maksimum atau minimum clengan memperhatikan keterbatasanketerbatasan yang acla. Keterbatasan itu biasanya meliputi semua faktor produksi yang cligunakan clalam proses procluksi

sepe1ti

tenga kerja, uang, dan material

yang merupakan input serta waktu clan ruang. • Metocle pemrograman linier merupakan metocle yang cligunakan untuk memecahkan masalah optimalisasi berkenclala climana semua fungsi baik tujuan maupun fungsi cligunakan senng

kenclala

merupakan

fungsi linier. Metode ini juga sering

untuk memccahkan suatu permasalahan karena pada dunia nyata

dihadapkan

pada konclisi dimana pembuat keputusan tidak mengetahui

16

fungsi

laba atau

beberapa

biaya

bagian

secara

darinya

tepat tetapi

dengan

hanya

mampu

garis lurus. Oleh

memperkirakan

karena

itu, metode ini

rclatif lebih banyak digunakan sebagai alat untuk pemecahan masalah optimalisasi bcrkendala pada dunia. Menurut Taha (1996), tahapan

utama

yang

harus

dilakukan

untuk

mclakukan studi tentang operation research mencakup : I. Definisi masalah Dalam dclinisi

masalah ada tiga aspck

yang

harus

dipcrhatikan, deskripsi

tcnlang sasaran a tau tuj uan dari studi terse but, identifikasi alternatif keputusan sistem tersebut, dan pengenalan tentang keterbatasan, batasan dan pemyataan system tcrscbut. 2. Pengembangan model,Model yang

dipilih harus sesuai dan mewakili system

yang bersangkutan, serta harus menyatakan ekspresi kuantitatif dari tujuan dan batasan masalah dalam bentuk variabcl keputusan. 3. Pemecahan model Dalam model matematis, pemecahan masalah dicapai dengan menggunakan tchnik-telmik optimalisasi yang diidentifikasikan dengan baik dan menghasilkan scbuah pemccahan yang optimal. 4. Pengujian keabsahan model Umumnya model yang dipakai untuk menguji keashan model adalah dengan mcmbandingkan kinerjanya dengan data masa lalu yang tersedia untuk sistem aktual model tersebut.

17

5. Implementasi hasil akhir Pada tahap akhir ini, hasil operasi hams diterjemahkan oleh peneliti secara terpcrinci serta dibcrikan dalam bentuk yang mudah dimengerti oleh pihak yang mengatur dan mengoperasikan sistem yang direkomendasikan tersebut. Salah satu tehnik optimalisasi yang dapat dipakai untuk menyelesaikan masalah optimalisasi berkendala adalah tehnik linier programming, baik secara manual maupun dengan bantuan komputer untuk menghasilkan solusi yang cepat dan akurat bagi para praktisi manajemen perusahaan

2.2. Pcnclitinn Terdahulu Penelitian

mengenai

optimalisasi

produksi

telah

banyak

dilakukan,

diantaranya adalah Wardani (1994) dan Susi (1998). Pcnelitian yang be1judul kajian Optimalisasi Produksi Sandal Gunung dilakukan olch Wardani(l 994) dengan menggunakan metode Linicr Programming

' programming yang merupakan studi kasus di perusahaan Boogie Advindo, dan goal Bogor, Jawa Baral. Dari hasil kajian dengan metode Linier Programming pada penelitian tersebut dapat diketahui bahwa perusahaan belum berproduksi secara optimal, dan jika perusahaan menerapkan pola optimal maka akan diperoleh tambahan keuntungan sebesar Rp l l.510,-. Dari penelitian itu juga disimpulkan bahwa sumberdaya sponge T4 KW, sol karet, dan modal merupakan sumberdaya yang rnembatasi, sedangkan tenaga ke1ja, lem webbing, sponge T4 AT, sponge Tl 2 B, sponge T6 KW, Sponge T8 AT, dan sponge T6 AT ketersediaannya dalam keadaan bcrlebih.

. 18

Scmentara dari kajian dcngan metodc goal programming diperoleh hasil optimal yang lcbih kccil dari basil optimal dengan metode linier programming. Pcrbcdaan hasil optimal ini discbabknn olch adanya pcrb1xiaan komposisi produk optimal
19

2.3. Kerangka Pcmikiran Konscptual Dalam proses rcngolahan kurcl RSS Ji pcrkcbunan Musilanuas uiperlukan beberapa faktor produksi sererti bahan baku, tenaga kerja, dan barang modal seperti mesin. Ketcrsediaan faktor-faktor produksi tersebut sangat berpengaruh terhadap kclancaran proses pcngolahan. Jika salah satu faktor produksi ketersediaannya lerhambat maka proses pengolahan akan terganggu kelancaran produksinya sehingga akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Sementarajika pemakaian swnberdaya yang berlebihan akan menyebabkan infesiensi biaya sehingga. keuntungan pcrusahaan tidak rnaksimal. Dan apabila faktor-faktor produksi yang dirniliki perusahaan banyak tidak tcrpakai atau rnenganggur, maka perusahaan akan rncnanggung kerugian karena biaya pcnyimpanan alau perawalan yang lerlalu besar. Oleh karena itu, agar perusahaan dapat mcrnanraatkan atau mcngclola sumbcrdaya sccarn keseluruhan dalam upaya mcncapai lingkat keuntungan yang rnaksimal rnaka perusahaan perlu membuat suatu perencanaan produksi dimana sumberdaya yang ada dialokasikan seoptimal mungkin dan dapat dijadikan sebagai pedoman pengambilan keputusan perusabaan. Perencanaan produksi optimal terscbut dapat diperoleh dengan menggunakan program linier (Linier Programming), oleh karena itu program linier akan memberikan banyak pemecahan sebagai alternatif pcngambilan keputusan atau tindakan berikutnya. Program linier dipilih untuk menjawab penyelcsaian atas permasalaban dalam mengoptimalkan alokasi sumberdaya untuk memaksimumkan keuntungan pada suatu periode tertentu. Hasil dari pemecahan persoalan dengan

20

program linicr akan mcmbcrikan rumusan pcrcncanaan produksi optimal yaitu kombinasi produksi yang dapat menghasilkan keuntungan maksimum. Perencanaan produksi optimal tersebut berdasarkan jenis produk dan kendala keterbatasan sumberdaya yang ada, dirumuskan suatu model produksi optimal dengan maksud

untuk

mengetahui

kombinasi

produk

yang

dapat memaksimalkan

keuntungan. Dan untuk mengetahuinya akan dilakukan analisis optimal dan akan mendapatkan keuntungan atau mendatangkan keuntungan maksimal bagi perusahaan, alokasi pcnggunaan terhadap sumbcrdaya - sumberdaya dan untuk mengetahui selang kcpckaan dari koefisien fungsi tujuan dan nilai ruas kanan kendala yang akan tetap mempertahankan solusi optimal dengan parameter lainnya yang dianggap konstan. Adanya ketidakpastian dalam dunia nyata diantaranya dalam ha! perubahan harga, perubahan sumberdaya, perubahan permintaan, dan sebagainya, menunjukkan perlunya dilakukan anaJisis sensitivitas untuk mengetahui bagaimana soJusi optimal yang akan diperoleh perusahaan jika te1jadi perubahan-perubahan pada kondisi optimal awal. Hasil analisis optimal dan analisis sensitivitas tersebut selanjutnya akan dibandingkan dalam kondisi aktual yang te1jadi di perusahaan, dapat

dilcntukan

dilakukan

apakah

pcrusahaan

kegiatan produksi

sudah optimal

untuk kemudian

dan alokasi sunmberdaya yang

atau belum. Jika

perusahaan

belum

berpr9duksi secara optimal maka dicari alternatif pemecahan masalah terbaik, sehingga

perusahaan dapat

menghasilkan

keuntungan

mencapai

kegiatan

maksimal. Pengolahan

produksi data

dalam

yang

dapat

penelitian

ini

21

menggunakan

perangkat

bantuan

LINDO ( Linier Interactive

lunak

yaitu

dengan program komputer

and Discrete Optimizer ), dan

akan

digambarkan

dalam kerangka pemikiran dibawah ini :

Pengolahan Sumber daya terbatas ( baban baku, tenaga kerja,. kapasitas mesin, jam orang kerja, permintaan )

'

'

Produk akhir '

Aplikasi Linier Program1ning

I Analisis Primal I

Analisis Nilai Slack dan Dual

I

L_

c

Analisis 'ensitivitas I

I

____ L ___ _

-- -

I

I

Analisis Post Optimal

.tr Evaluasi dan Kebijakan Perusahaan Gambar l : Kerangka Pemikiran

--1>

Perencanaan Produksi Optimal Dengan Linier Programming

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Pcnclitian Penelitian ini dilaksanakan di Unit Usaha Perkebunan Musi Landas PTP Nusantara VII (Persero ), Sumatera Selatan. Lokasi ini dipilih secara sengaja dengan pertimbangan bahwa Unit Usaha

Musi Landas (MULA) PTP Nusantara VII

(Persero) merupakan perkcbunan karet terbesar di Sumatcra Selatan, penelitian ini telah di lakukan pada bulan Desember 2004. 3.2. Jenis dim Sumbcr Data Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer meliputi data sistcm jam kerja pengolahan, kapasitas mesin, penggunaan bahan baku dan bahan penolong, serta data pennintaan pasar. Data sekunder meliputi sejarah berdirinya perusahaan, keadaan umum perusahaan, struktur organisasi perusahaan, proses dan tingkat produksi, biaya produksi dan hargajual di pasaran. Data primer diperoleh melalui wawancara secara langsung dengan pihak terkait, sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan atau dokumen perusahaan dan dari sumber-sumber lain yang relevan dengan penelitian ini. Dan data diambil dari bulan Januari sampai Desember 2004 3.3. Mctode Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dilakukan kualitatif dan kuatitatif. Pengolahan data secara kulitatif dilakukan

untuk

menggambarkan

keadaan

umum

perusahaan

dan

24

itu linier programming terdapat

tiga jenis

analisis, yaitu analisis primal, analisis

dual, dan analisis sensitivitas. Model dari linier programming harus terdiri dari 4 komponen, dan komponcn terscbut adalah : l.

Fungsi tujuan Dari

semua

permasalahan

yang

ada dalam linier programming harus

mencari pemecahan maksimum atau minimum dari suatu jumlah, biasanya yang dicari adalah memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan

biaya produksi.

Tujuan

tulisan ataupun

tersebut haruslah dinyatakan sccara jelas, baik

dalam

secara model matematis. 2.

Kcndala Kendala tersebut merupakan jumlah dari pembatas dalam pencapaian tujuan

yang akan dicapai sebuah perusahaan, tujuan dari linier programming adalah dibatasi oleh beberapa sumberdaya yang terbatas. 3.

Adapun alternatif aktivitas Dengan adanya alternatif aktifitas, maka clengan linier programming akan dicari

suatu kombinasi dari berbagai aktifitas yang memenuhi tujuan yang akan dibatasi. 4.

Fungsi tujuan dan fungsi kcndala yang linier Fungsi clari tujuan kenclala dalam bentuk matematik yang linier atau dalam

bcntuk pcrtidaksarnaan akan mcrnbcrikan kcrnuclahan clan pcmecahan masalah. Dan sccara um um model clari program Iinier (I inier programming) dapat dituliskan atau dirumuskan sebagai bcrikut :

25

Fungsi tujuan n

Maksimumkan I minimumkan Z =

n

L: L:

Rkp X kp

k=l p=l Ketcrangan : Z

: nilai f'ungsi tujuan

R

: nilai keuntungan per ton jenis karel (rupiah)

X

: kegiatanproduksi suatu jenis gula

k

: jenis karct yang diproduksi ( RSS l, RSS ll, RSS Ill dan Cutting A)

p

: pcriodc produksi gula ( l, l

fungsi umum kendala sistem adalah :

n n

L: l:

Aklp Xkp <=>Bl, untuk I= RSS f, II, Ill, cutting A

k=lp=l keterangan : Aklp

: koefisien teknologi peubah pengambil keputusan dalam kendala kc -1

Bl

: sumber daya ke-1 yang terbatas

Xkp

: produksi suatu jenis karet pada periode ke-k

b.

Analisis Primal

Analisis ini digunakan untuk mengetahui komposisi produk akhir optimal yang dapat diproduksi oleh Unit Usaha Musi Landas (MULA). Dan berdasarkan analisis primal dapat juga diketahui kombinasi produk yang terbaik dan dapat menghasilkan tujuan ( Z ) yang dimaksimumkan dengan keterbatasan sumberdaya yang ada, dengan membandingkan antara kombinasi

26

aktivitas yang terbaik dan pola operasi pabrik yang dilakukan selama ini, maka dapat diketahui apakah pola operasi pabrik sudah optimal atau belum.

c.

Analisis Nilai Slack dan Dual Anal isis ini berguna untuk mengetahui penilaian terhadap sumber daya, yaitu

dengan melihat nilai slack atau surplus dan nilai dual atau dual pricenya. Nilai dual atau harga bayangan (shadow price) menunjukkan perubahan yang akan terjadi pada fungsi tujuan apabila sumberdaya berubah sebesar satu satuan. Sedangkan jika nilai slack I surplus sama dengan nol berarti sumberdaya tersebut habis terpakai ( langka) dan termasuk dalam kendala aktif. Jika nilai slack nya tidak sama dengan no! berarti sumber daya tersebut dalam jumlah berlebih, dimana angka slack nya menunjukkan jumlah Jebihnya nilai dual dari suatu sumber daya yang

dijadikan

pembatas dan

mcrupakan harga bayangan ( shadow price ) dari sumber ternebut.

d.

Analisis Scnsitivitas Analisis sensitivitas sangat penting untuk dilakukan mengingat dalam

kchidupan schari - hari tcrutama dalam sektor pertanian foktor ketidukpastian ini selalu ada tcrutama pcrubahan harga dan produktivitas, sd1ingga dcngan kajian tcrscbut dapat dikctahui scjauh mana jawaban optimal tcrscbut dapat diterapkan apabila

te~jadi

perubahan dalam parameter yang membangun model. Perubahan

tersebut dapat terjacli karcna ada perubahan pada koefisien fLmgsi tujuan, koefisien input output, perubahan nilai sebclah kanan model, perubahan fungsi kendala, serta adanya tambahan peubah pengambilan keputusan.

27

3..1.

Analisis Post Optimal

Analisis post optimal dilakukan sctclah dicapai suatu penyetesaian optimal versi awal. Tujuan dari analisis post optimalitas ini adalah untuk mencari kesalahan dan kelemahan dalam model atau untuk menentukan penduga - penduga yang penting dan dapat mempcngaruhi solusi optimal pada vcrsi awal. Analisis post optimal dapat dilakukan

dengan beberapa cara diantaranya menambah beberapa

kendala yang dapat mempengaruhi penyelesaian optimal, mengubah koefisien fungsi tujuan serta mengubah nilai sisi sebelah kanan, hasil dari perubahan -- perubahan analisis post optimal ini kemudian dibandingkan dengan solusi optimal pada versi awal tersebut. Pada penclitian ini dilakukan analisis post optimal sebanyak dua skenario. Pada skcnario I dilakukan dengan cara menaikkan kendala permintaan. Skenario 11, dilakukan kenaikkan

harga

pada

koefisien

fungsi tujuan

pada X 11, skenario ini dipilih karena banyaknya permintaan untuk RSS I periode I dan asumsi lain karena adanya persaingan harga dari perusahaan Jain. Fungsi tujuan berguna untuk mengetahui kombinasi kegiatan yang dilakukan di perkebunan Musi Landas, seperti biaya pengelolaan bahan baku, dan penjualan produk jadi yang menghasilkan keuntungan maksimal. Keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam satu tahun clibagi ke dalam 4 periode.

28

3.5. Dcfinisi Operasional Konsep yang digunakan dalam penelitian

m1

secara operasional

didclinisikan scperti dibawah ini : PTPN VII (Pcrscro) : Pcrusahaan Terbatas Perkebunan Nusantara VII (Persero ). Optimalisasi adalah meningkatkan keuntungan dengan menekan biaya

produksi dan menggunakan faktor - faktor produksi yang terbatas seefisien mungkin, biaya produksi diantaranya biaya pengadaan bahan baku, biaya tenaga kerja langsung berhubungan dengan prod1·''"' 1..iaya mesin, clan baiya lainnya yang dikeluarkan untuk proses produksi. Produksi adalah sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan

masukan (input) menjadi hasil keluaran (output) yang berupa barang atau jasa sehingga lebih bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Dalam ha! ini barang yang cliproduksi adalah karet RSS (ribbed smoke sheet). RSS adalah ribbed smoke sheet

yaitu karet alam yang diolah menjadi

lembaran - lembaran karet dan hcrguna hagi manusia. Program linier adalah salah satu teknik clalam riset opersi yang cligunakan

paling luas clan merupakan metocle matematik untuk mengalokasikan sumberclaya yang langka untuk mencapai tuj uan perusahaan berupa maksimumkan keuntungan atau minimumkan biaya.

29

Latex adalah karct alam yang merupakan bahan baku untuk pembuatan RSS, yang bcrasal tanaman karet diantaranya dari kloon GT I, PR 228, PR I 07, PB 260 dan lainnya. Administratur

adalah

seseorang

yang

memimpin

pengelolaan

di

perkekebunan dalam ruang lingkup tugasnya dan bertanggungjawab kepada direksi. Sindcr a
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1.

Lokasi Perusahaan Perkebunan Musi Landas PTP Nusantara VII (Persero) berlokasi di kecamatan

Banyu Asin III, Kabupaten Banyu Asin dengan lingkungan Desa Air Batu, Purwosari, rawa Maju, dan Desa Karang Anyar. Jarak perkebunan dari ibu kota Propinsi Sumatera Selatan (Sumsel) atau Palembang kurang lebih 20 km dengan rute Palembang - Jambi. Sejarah Perusalrnan

4.2.

Badan usaha perkebunan Musi Landas (MULA) didirikan pada tahun 1926 dengan kornoditi karet oleh pemerintah Belanda, sejalan dengan perkembangan jaman pacla tahun 1957 dengan clicleklarnsikannya TRIKORA oleh pemerintah Indonesia, rnaka perusahaan Belanda terkena nasionalisasi. Selama beracla clibawah status kepemilikan pemerintah RI, perkebunan Musi Landas (MULA) telah beberapa kali mengalami perubahan status baclan hukum, pacla pcriodc 1958 - 1969 status baclan hukurn perkebunan Musi Lanclas (MULA) aclalah PPN Karet IX, dan pacla periode tahun 1969 - 1980 berubah menjadi PNP X, pada tahun 1980 - 1996 berubah lagi menjadi PTP X (Persero ), kemuclian pada tahun 1996 samapi sekarang PTP X yang acla di Sumatera bagian Selatan cligabung c!an berubah J

menjacli PTP Nusantara VII (Persero).

31

Perkebunan Musi Landas (MULA) memproduksi komoditi karet yang diolah menjadi RSS (ribbed smoke sheet), dan produk akhir (end product) tersebut dijual baik didalam negcri maupun luar ncg,cri (ckspor).

'

4.3.

Struktur Organisasi Perkebunan Musi Landas di p1mpm oleh seorang administratur, dalam

menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada direksi. Adapun tugas inti dari seorang administratur adalah mengelola perkebunan yang ada dalam ruang lingkup tugasnya dengan berpedoman pada kebijakan direksi dan kebijaksanaan yang telah ditetapkan dan RAKP( Rekaputalasi Anggaran Kerja pekerja ) yang telah disahkan, selain tugas pokok, administraturjuga mempunyai berbagai tugas lainnya yaitu: 1. Mcmbcrikan laporan pcriodik scsuai dcngan pctunjuk - petunjuk.

Mcmantau pclaksanaan program kcrja dan rncngawasi secara langsung staff person ii 3.

Jv1cn1hcrikan laporan - laporan n1anajcn1cn yang dapal n1cnggan1barkan keadaan

scbcnarnya dalam batas waktu yang tclah ditcntukan. 4. Mcnyusun dan membuat RAKP ( Rekaputalasi Anggaran Ke1ja pekerja ) sesuai dcngan pcdoman kctctapan direksi dan mengawasi pelaksanaannya. 5. Mengusahakan dengan sebaik - baiknya semua prosedur administrasi dan accounting yang telah ditctapkan. 6. Memberikn saran pcrusahaan.

saran mengcnai setiap kemungkinan perbaikan untuk

32

Ad111inistratur dalam 111cnjalankan tugas - tugasnya tcrscbut dia!as dibantu oleh sinder kepala, sinder afcleling, sincler tata usaha clan keuangan, sinder umum dan administrasi,sincler teknik clan penelitian. Sincler kepala mempunyai tugas pokok mengelola perkebunan yang acla clalam ruangan lingkup

tugasnya clengan berpecloman kepacla kebijakan direksi clan

kebijakan yang telah ditetapkan aclministratur serta RAKP (Rekapitulasi Anggaran ke1ja pegawai ) yang telah clisahkan. Tugas - tugas lain yang merupakan penjabaran dari tugas pokok yang clilaksanakan oleh sinder kepala aclalah sebagai berikut : I. Memimpin para kepala bagian clan mengawasi staf personil bagian kebun 2. Memberikan 111asukan kepacla atasan mengenai setiap usaha peningkatan kerja, guna mcnekan biaya procluksi. 3. Mclakukan tugas - tugas aclministratur jika aclministratur berhalangan atau ticlak ada di tempat. J

4. Menyusun

RAKP ( Rekaputalasi Anggaran Kerja pegawai )

clalam

bidang

rencana produksi, rencana pemeliharaan kebun, clan jumlah tenaga kerja yang cliperlukan, sincler kepala dalam melakukan berbagai tugasnya tersebut diatas tanggung jawab. Administratur JUga dibantu oleh sincler afdeling

yang mempunyai tugas

pokok mengelola bagian kebun yang berada clalam ruang lingkup tugasnya

dengan

berpecloman pacla kebijakan direksi. Selain

itu sincler ali:leling juga mempunyai tugas pokok membina clan

membimbing bawahan agar mereka bekeda scsuai dcngan norma - n01ma kerja

33

yang sudah ditetapkan. Tugas - tugas

selain tugas pokok yang

barns dilakukan

oleh sinder afdeling diantaranya adalah :

J. Mcrnbawahi sejumlah bagian pengawas perkebunan. 2. Mercncanakan dan melaksanakan rencana kerja yang telah ditetapkan dalam RAKP ( Rekaputalasi Anggaran Kc1ja Pegawai ). 3. Mcrnbuat laporan bulanan, rnengisi buku asisten, merneriksa seluruh administrasi bagian kebun dan menjarnin kcbenaran data - data yang dicantumkan dalam laporan - laporan yang disampaikan kc kantor induk. 4. Mcrncriksa daf\ar upah dan bertanggung jawab atas kebenaran dari jumlah uang yang diterima dari bagian kebun. 5. Mengikuti

pcd,cmbangan

procluksi,

pcrneliharaan

tanarnan

dan

selalu

rncngadakan perbaikan - perbaikan yang diperlukan. Sclain sinder kepala, adminitratur juga dibantu o.leh sinder teknik clan pengolahan, mempunyai tugas pokok mengelola pabrik, bangunan perusahaan, mesin ·- rnesin pcngolahan, alat - alat transport,clan rneneliti mutu produk yang ada dalam ruang Iingkup tugasnya clengan berpedoman kepada kebijakan direksi yang telah clitetapkan. I. Mcngikuti clan rncngendalikan RAKP ( Rekaputalasi Anggaran Kc1ja Pegawai ). 2. Secara teratur rnengikuti perkembangan mutu karet. 3. Mernelihara bangunan perusahaan, mesin kendaraan dan melakukan perbaikan untuk memperoleh mutu yang sebaik - baiknya.

34

4. Seeara periodik memeriksa laporan yang akan dilaporkan dalam laporan n11nggt1an.

5. Mengawasi Iangsung terhadap pekerjaan bawahannya supaya dapat menekan kerusakan, kesalahan, dan penyimpangan produksi serta keselamatan karyawan. 6. pelaksanaan pembayaran upah karyawan harus dilaksanakan oleh sinder teknik dan penelitian. Pembantu administratur lainnya adalah sinder tata usaha dan keuangan. Sinder tata usaha dan keuangan mcmpcnyai tugas poko mengelola administrasi dan pembukuan yang ada dalam ruang lingkup tugasnya dengan berpedoman kepada kebija'kan direksi. Sinder tata usaha dan keuangan mempunyai tugas pokok tersebut diatas, juga mempunyai tugas - tugas lainnya yaitu : I. Mengerjakan dan

melaksanakan

pekc~jaan

-

peke1jaan administrasi dan

pembukuan di perkebunan. 2. Mengawasi pembukuan dan administrasi di pcrkebunan secara tidak langsung. 3. Melakukan stock opname uang kas, barang secara rutin ataupun insidentil. 4. Menaati proseclur administrasi yang telah menjadi kebijakan direksi. Sama ha! nya sindcr - sinder lainnya yang rnematuhi kebijakan yang telah ditctapkan adaministratur, sindcr umum dun SOM (Sumber Daya Manusia) juga 111cmpunyai tugas pokok mc111bantu clan menjalankan kcbijakan yang telah digariskan olch administratur serla RAKP ( Rekaputalasi Anggaran Kerja pekerja ).

35

Dan tugas - tugas sinder umum dan SDM selain tersebut diatas adalah sebagai berikut : l. Mcnaati prosedur administrasi yang telah mcnjadi kebijakan direksi. Mcmcriksa dan mcnyiapkan laporan-laporan mingguan, bulanan, triwulan, dan tahunan tcpat pada waktunya. 3. Mengawasi keamanan perkebunan dan ruang lingkup perkebunan. 4. mcnjaga hubungan baik clengan bagian - bagia Jain di perkebunan dalam mclaksanakan tugas dan juga membantu menyempurnakan administrasi pada semua bagian kebun. 5. Mengawasi perawatan sumber claya perusahaan. 6.

Mengawasi kesejahteraan tenaga ke1ja dengan mernberikan keringan biaya pada karyawan perusahaan serta bertanggungjawab alas asuransi tenaga kerja.

7. membeikan saran - saran kepada aclministratur mengenai usaha -- usaha yang dapat meningkatkan efisiensi clalam biclang adrninistrasi dan pembukuan di perkebunan. 8. Menyusun RAKP ( Rekaputalasi Anggaran Kerja Pegawai ). Sincler urntm1 clan SDM dalam melaksanakan berbagai tugasnya tersebut diatas juga bertanggung jawab terhadap administratur. 4,4,

Kctnnagakcr.iaan

Tenaga kerja yang digunakan pada perkebunan Musi Landas berasal dari masyarakat sekitar perkebunan, pada tahun 2003 tenaga ke1ja di perkebnnan Musi

36

Landas be1jumlah 893 orang yang terdiri dari 10 orang staff, 772 orang karyawan bulanan dan 111 kaiyawan harian. Karyawan bulanan biasanya karyawan yang mcmpunyai jabatan dengan level mandor, sedangkan kmyawan harian adalah karyawan yang belum diangkat menjadi karyawan tetap, kmyawan harian dapat diangkat menjadi kmyawan buknan apabila

' karyawan tersebut dapat bekerja dengan baik dan berprestasi. Selain karyawan karyawan tersebut diatas terdapat juga pegawai staff, yaitu para karyawan mulai dari level kepala bagian (sinder) sarnpai ke adminitratur. Hal yang membedakan karyawan bulanan clan karyawan harian tersebut diantaranya adalah kompensasi yang diterima dari perusahaan, kmyawan harian mcndapat kornpensasi berupa upah pokok yang dipengaruhi oleh kehadiran,dan tunjangan, scdangkan kmyawan bulanan rnendapat kompensasi berupa upah pokok, upah sosial dan bcrbagai lunjangan. Upah sosial yang dilcrima karyawan bulanan adalah kompensasi yang dibcrikan oleh pcrusahaan alas - alas libur. Tunjanganlunjangan yang diberikan pcrusahaan kcpada karyawannya rnelipuli tunjangan kesehalan, 1unjangan keluarga clan tunjangan hari raya. Selain kompensasi yang berupa upah clan tunjangan, perkebunan Musi Landas juga menycdiakan berbagai fasilitas dengan tujuan untuk rneningkatkan kesejahteraan clan pada akhirnya dapal mcningkalkan prcstasi ke1:ja se1ia loyalitas karyawannya. Fasililas yang diberikan Perkcbunan Musi Landas adalah sebagai berikut: I. Tcmpal linggal karyawan alau pcrumahan yang disediakan untuk karyawan staff clan bulanan.

37

2. Puskesbun dan Rumah sakit yang disediakan untuk karyawan dan keluarga karyawan.

3. Tempat pendidikan yang terdiri dari TK, SD, SMP Ncgeri untuk anak - anak karyawan. 4. Tempat beribadah bagi karyawan yang berupa mesjid dan mushola. 5. Kendaraan, yang digunakan untuk karyawan kantor terutama bagi kaiyawan yang ke luar kebun. 6. Sarana olah raga, berupa Lapangan sepak bola, lapangan voli, dan lapangan bulu tangkis, yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan jasmani para karyawan serta penduduk sekitar perkebunan. 7. Peralatan kesenian, berupa rebana untuk menyalurkan hobi dan bakat karyawan. 8. Penggantian biaya kesehatan. Tenaga kc1ja I karyawan bcrdasarkan tempal kc1janya dapat dibcdakan menjadi karyawan kantor, karyawan kebun, dan kmyawan pengolahan. Karyawan kantor beke1ja mulai pada hari senin sampai hari sabtu. Jam kerja hari senin sampai jumat dimulai dari 07.30 sampai dengan pukul 16.30, sedangkan pada hari sabtu jmn ke1:ja dimulai pada pukul 07.00 sampai dengan 14.00, dengan waktu istirahat selama

1 jam setiap hari. Pada bagian kebun (khususnya bagian penyadapan ) dan pengolahan, jumlah hari kerja bersifat non stop, artinya kegiatan penyadapan dan pengolahan dilakukan setiap hari. Oleh karena itu agar kegiatan penyadapan dan pcngolahan dapat dilakukan setiap hari maka setiap karyawan tidak memperoleh hari libur yang san1a, n1elainkan sesuai dcngan gilirannya n1asing- n1asing.

38

Karyawan hagian kcbun tcrutama bagian pcnyadapan mulai bckc1:ja pada jam 05.JO sampai dcngan jam 11.00. Karyawan pcngolahan jam kc1:ja sesuai dengan jadwal masing - masing pcngolahan. Pada kegiatan pengolahan RSS terdiri dari beberapa jaclwal yaitu, pukul 12.00 - 18.00 penerimaan clan penggilingan lateks, pukul 19.00 - 23.00 pengasapan, pukul 07.00 - 12.00 sortasi, dengan waktu istirahat 1 jam.

4.5.

Sarana produksi

A. Bahan Balm Bahan baku yang digunakan Perkebunan Musi Landas dalam memproduksi karet adalah lateks. Lateks digunakan untuk memproduksi RSS (ribbed smoked sheet). clan semua bahan baku diperoleh dari perkebunan sendiri. B. Bahan Penolong

Bahan pcnolong yang digunakan l'c.;rkebunan Musi Landas terdiri dari bahan penolong pengolahan clan bahan penolong pengepakan, bahan penolong pengolahan yang digunakan pada pcngolahan RSS (ribbed smoked sheet) adalah asam semut. Asam semut digunakan untuk membantu proses pembekuan. Dan bahan penolong pengepakan yang digunakan pada RSS (ribbed smoked sheet) adalah talk polder, kegunaan bahan pengepakan ini adalah untuk melindungi bal - bal RSS (ribbed smoked sheet) dari serangan jamur clan mikroorganisme lainnya. Se lain itu bahan pengepakan terse but juga berguna untuk mencegah bal - bal RSS (ribbed smoked sheet) agar tidak lengket satu sama Jain.

I'

39

4.6. Sarana Pennnjang

Sarana penunjang yang digunakan oleh perkebunan Musi Landas dalam proses produksinya meliputi berbagai sumber energi seperti air, kayu bakar, dan lislrik. 1. Air

Air yang digunakan dalam proses pengolahan bersumber dari air tanah yang terletak di dalarn perkebunan. Di dalam pengolahan, air digunakan pada saat pengenccran lateks. 2. Kayu Bakar Kayu bakar merupakan sarana penunjang kegiatan pengolahan yang digunakan perkebunan Musi Landas untuk proses pengasapan, kayu bakar diperoleh dari tanaman karet perkebunan sendiri yang ditebang karena dianggap tanaman yang sudah tidak rnenghasilkan. 3. Listrik Energi listrik digunakan perusahaan untuk berbagai kegiatan seperti penerangan, penggunaan peralatan komputcr dan kegiatan pcngolahan. Pada kegiatan penerangan encrg1 listrik cligunakan untuk menerangi pabrik dan sekitarnya, sedangkan

pada

kegiatan

pengolahan

energi

listrik

cligunakan

untuk

rn,enghidupkan mesin - mesin pengolahan. Energi listrik diperoleh perusahaan clari clua sumber yaitu clari PLN dan pembangkit cliessel.

40

4. 7. Proses Produksi

Proses pengolahan RSS (ribbed smoked sheet) diawali dengan penerimaan Iateks kebun ditangki penerimaan, dalam tangki penerimaan, Iateks disaring dengan saringan ukuran 60 mesh, diukur volumenya dan ditentukan kadar karet keringnya. Setelah itu lateks dialirkan ke bak - bak pengolahan untuk diencerkan sampai tepat 14 % dengan volume bak 784 liter (tinggi 28 cm), aduk campuran Iateks dengan air

sampai homogen dengan pengaduk sebanyak I 6 kali ( 8 X maju dan 8 X mundur), kemudian buang busa campuran sampai bersih dan saring dengan menggunakan saringan tangan 60 mesh kemudian tuangkan larutan asam semut 3 % sebanyak 22 liter per bak dari pangkal hingga uj ung bak agar merata. Setelah pengadukan dan menghasilkan lateks yang homogen, kemudian dilakukan pemasangan penyekat pada setiap bak pengolahan selama 3 jam agar koagulan lateks berbentuk lembaran - Iembaran ( sheet ). Kemudian isi talang transfer bak koagulasi dan bak pencucian dengan air bersih sampai penuh, lalu cabut plat penyekat satu per satu sesuai dengan urutan pengisian lateks. Smnbungkan koagulan dalam bak bagian ujung pinggir alas dan bawah, naikkan koagulan yang telah tersambung kc talang transfer untuk digiling, giling koagulan menggunakan sheeter, jika koagulan tebal ulangi pada roll pe1iama. Lembaran sheet yang keluar dari gilingan dicuci dan dilipat dan dimasukkan dalam bale pencuci dengan tebal 3 mm. Lalu lembaran dijemur pada lori satu persatu pada gantungan diatur sama panjang, jangan ada yang tumpang tindih, lembaran yang sudah dijemur pada Jori

41

disiram dengan air bersih dari atas Jori untuk menghiJangkan sisa serum dan kotoran yang ada , seteJah disiram dengan air, Jembaran yang tergantung daJam Jori ditiriskan selama 3 jam, sebelum dimasukkan kedalam kamar asap pada tempat penirisan, seJama penirisan hindarkan dari sinar matahari. Setelah ditiriskan Iembaran dikeringkan daJam karnar asap, sebelum proses pengasapan nyaJakan api pada dapur pengasapan untuk memanaskan suhu kamar asap. LaJu masukkan Jori yang sudah berisi Jembaran sheet yang sudah ditiriskan selama 3 jam, atur temperatur kamar asap setiap 2 jam sekali, dan temperatur kamar asap adalah sebagai berikut : •

Hari I, II, III = 35° c temperatur depan dan 45°c temperatur belakang untuk kamar no I AB dan III AB.



Hari IV dan V = 65°c temperatur depan 35°c temperatnr beJakang untuk kamar II AB.

Dan pada hari ke dua diadakan penggescran Jembaran sheet agar tidak Jcngket. Lembaran - lembaran karet sheet yng teJah cliasapkan kemudian disotiir dan klasifikasikan, aclapun penyortirannya clengan menggunakan Jampu TL 20 watt, Jetakkan Jembaran sheet yang akan disortir diatas meja sortasi, periksa Jembaran clan disikat bagian yang terkena gantungan dan kotor, JaJu dipotong dan clipisahkan sesuai dengan kriteria RSS I, II, Ill dan cutting A. JaJu dilipat dan dipack pada kotak packing dan ditimbang masing - masing 113 kg yang terdiri dari l 06 kg isi dan 7 kg untuk pembungkus.

42

Dan untuk mempermudah pengemasan, pcngmman, pcmcriksaan serta menghindari kontaminasi ke dalam bandela maka karet di taburi bagian peti pressnya dengan menggunakan talk secukupnya. Setelah ditaburi dan press dipeti press lalu diamkan terlebih dahulu selama 20 jam, setelah 20 jam peti press dibuka lalu keluarkan bale karet dari peti press dan dibungkus dengan lembaran sheet yang sudah disiapkan 7 kg per bale,lalu direndam selam 3 hari dalam minyak tanah yang telah dicampur dengan talk. Sebelum dijual

bale dimasukkan dalam gudang,

untuk menghindari

kontaminasi dari benda - benda asing, jamur, serangga dan menjaga kondisi bale agar tetap baik atau kering. Dan untuk lebih jelasnya akan digambarkan dalam skema proses produksi :

43

Penerimaan Lateks

Penyaringan lateks

Pengukuran volume

Penentuan kadar karet kering

(KK~

J

Pengenceran '----~-

Pengolahan

Penggilingann

Pengasapan

Sortasi

Pengepakan

Siap kirim

I

Gambar 2 : skema Proses Produksi Pada Pengolaban RSS (ribbed smoked sheet)

BABV HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.

Konsep dan Pengukuran Fungsi Tnjuan Fungsi tujuan berguna untuk mengetahui kombinasi kegiatar yang

dilakukan di perkebunan Musi Landas, seperti biaya pengelolaan bahan baku, dan penjualan produk jadi yang menghasilkan keuntungan maksimal. Keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam satu tahun dibagi ke dalam 4 periode.

Tabcl I. Harga Jual, Biaya Produksi dan Keuntungan Per Kilogram Masing-masing jenis karet di Pcrkebunan MU1si Land as Periocle ··

Produk

Variabel

Harga ual

X 11 x 21 x 31 x 41 x 12 x 22 x 32 x 42 x 13 x 23 x 33 x 43 x 14 x 24 x 34 x 44

7583 7450 7393 6784 7652 7608 7567 6683 7658 7543 7475 6600 7667 7609 7558 6617

Keuntungan

894.6 894.6 894.6 894.6 1441.2 1441.2 1441.2 1441.2 782.I 782.l 782.I 782.I

6548 6460 6403 5794 6757.4 6713.4 6672.4 5788.4 6216.8 6101.8 6033.8 5158.8 6884.9 6826.9 6775.9 5834.9

Dari tabel diatas maka dapat diketahui bahwa keuntungan dari masing masing produk diatas adalah keuntungan per kilogram dari tiap - tiap jenis produk karet RSS I, II, III, dan Cutting A, yang diperoleh dari hasil penjualan. Dan nilai keuntungan diperoleh dari selisih antara harga jual dengan biaya produksi per kilogram tiap jenis karet tersebut.

45

Koefisien fungsi tujuan merupakan nilai kcuntungan dari masing - masing jenis produk karet tersebut, untuk mengctahui kombinasi produksi yang optimal maka dirumuskan model matematis dari program linicr sebagai berikut:

Aktivitas Aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh aktivitas produksi yang dilakukan di perkebunan Musi Landaas pada bulan Desember 2004, Aktivitas tersebut mempunyai batasan

yang

jelas sehingga dapat

dibedakan antara aktivitas yang satu dengan aktivitas yang lainnya, dan diantaranya adalah aktivitas Produksi RSS I, II, III, dan Cutting A.

Fungsi Kendala Hampir semua aplikasi linier programming menggunakan kendala untuk membatasi

masalah

dan

mempermudah

untuk merumuskan

'

model

matematikanya. Dan dalam penelitian ini ada beberapa kendala diantaranya adalah:

a. Kendala Ballan Baku Bahan baku yang di gunakan dalam kegiatan pengolahan di Unit Usaha Musi Landas ini adalah lateks yang berasal dari perkebunan sendiri, dan di olah menjadi RSS (ribbed smoke sheet). Nilai sisi sebelah kanan atau RHS (right hand side) dari kendala bahan bairn adalah ketersediaan bahan bairn latcks dari perkebunan, ketersediaan bahan baku dibagi dalam 4 periode sesuai dengan sifat ketersediaannya yang di pengaruhi musim ( Siklus tanaman karet). Tabel 2 akan menunjukkan penggunaan bahan baku lateks per kilogram.

46

Tabel 2. Penggunaan Bahan baku latel{S per periode per kilogram Jenis

RSS I

RSS

II

RSS III

Cutting A

3,95

3,95

3,95

3,95

2,4

2,4

2,4

2,4

2,7

2,7

2,7

2,7

3,01

3,01

3,01

3,01

Pemakaian bahan baku disesuaikan dengan jumlah produksi pada periode tertentu, dan akan menghasilkan

koefisien

fungsi

kendala bahan baku. Nilai sisi

sebelah kanan dalam kendala bahan baku

adalah jumlah kctersediaan lateks

di perkebunan Musi Landas pada bulan Januari - Desember 2004, untuk RSS I periode I jumlah lateks 2.359.387 per liter dibagi dengan jumlah yaitu

sebesar 596.761 per kilo maka akan menghasilkan

ketersediaan

bahan

produksi

3.95 kilo

baku pada rentang waktu tersebut dibagi

lateks,

menjadi 4

periode. Dan fungsi kendala pada bahan penolong sebagai berikut: I. 3.95 X 11+3.95 X 21+3.95 X3! + 3.95 X41 :5 2.359.387

2. 2.4 X 12 + 2.4 X22 + 2.4 X32 + 2.4 X42 ::; l .796.673 3. 2.8 Xl3 + 2.8 X32 + 2.8 X33 + 2.8 X43 :5 1.676.673 4. 3.01Xl4+3.01X42+3.01X43+3.01 X44 :5 1.549.333 Dengan : Lik = lateks yang diperlukan per kilo Lijk = ketersediaan lateks pada periode kc - k (kilo)

b. Kendala Bahan Penolong Bahan penolong yang digunakan pada proses pengcilahan RSS (ribbed

smoke sheet) ini adalah asam semut yang digunakan untuk membantu

proses

pembekuan, dan bahan penolong lainnya pada karet yang sudah dikemas aga

47

tidak ditumbuhi jamur maka RSS ini mcmbutuhkan bahan penolong yaitu Talk powder. Bahan penolong yang digunakan dalam satu periode 5.083 liter asam semut dibagi dengan jumlah produksi dalam satu periode sebesar 596.763 per kilo maka akan di dapatkan koefisien fungsi kcndala. kebutuhan bahan pcnolong untuk masing - masing produk dapal dilihal pada tabel 3 :

Tabcl 3: Pcmakaian bahan pcnolong per liter per periode untuk mcmbuat 1 kilogram RSS. K;t;;,~]~'.AS3rii'\SellifitJt~~1i\~~§

0,008 0,008

0,01 0,01

0,009 0,009 0,009 0,009 0,007 0,007 0,007 0,007 0,009 0,009 0,009 0,009

0,001 0,001 0,001 0,001 0,003 0,003 0,003 0,003 0,002' 0,002 0,002 0,002

Dan fungsi kendala asam semut dan talk sebagai berikut : a. 0,008xl1+0,008 x21+0,008 x31+0,008 x41 :5 5.083 b. 0.009 xl2 + 0,009 x22 + 0,009 x32 + 0,009 x42 :5 7.067 c. 0,007x13 + 0,007 x23 + 0,007 x33 + 0,007 x43 :5 4.621 d. 0,009 x14 + 0,009 x24 + 0,009 x34 + 0,009 x44

s 4.783

48

(Talk) a. 0.01xiI+0.01x21+0.01x3I+0.01 x41

s 6370

b. 0.001xl2+0.001x22+0.001x32+0.001 x42

s 1328

c. 0.003 x 13 + 0.003 x23 + 0.003 x33 + 0.003 x43

s

d. 0.002 x 14 + 0.002 x24 + 0.002 x34 + 0.002 x44

c.

1985

s

1456

Kendala Tenaga Ker.ia Perhitungan

tenaga

kerja yang

kcndala tenaga kerja adalah

digunakan

untuk

pertidaksamaan

tenaga kerja yang beke1ja dibagian produksi.

Jumlah tenaga kerja selama satu periode sebanyak 144 tenaga kerja yang berhubungan pengolahan

langsung dengan kering

dan

giling,

produksi,.

Mulai

pengasapan,

dari

sortasi

pengolahan dan

basah,

pembungkusan

(packaging), dan jumlah hari kerja selama satu periode ( 3 bu Ian ) 616 hari dengan jam kerja 7 jam perhari. Nilai tenaga kerja dihitung dengan cara ketersediaan jam orang kerja pada pcriode tertentu (12.936 I jam orang kcrja) di bagi dengan jumlah produksi (596.761 I kilo), maka akan didapat koefisien fungsi kendala tenaga kerja untuk memproduksi I kilogram karet. Sedangkan ni lai sisi sebelah kanan adalah ketersediaan jam orang kerja dal Kebutuhan jam tenaga kerja untuk masing - masing jenis karet tersebut dapat dilihat pada tabel 4.

49

Tabel 4 : Kebutuhan Tenaga Kerja Per Periode U nluk masing - masing Jenis Karet di Perkebunan Musi Landas Bagian produksi

Per

Jam tenaga kerja untuk mengelola masing-masing jenis karet RSS I RSS II RSS III Cutting A 0,02

0,02

0,02

0,02

0.02

0.02

0.02

0.02

0,02

0,02

0,02

0,02

0,02

0,02

0,02

0,02

0.02

0.02

0.02

0.02

0.02

0.02

0.02

0.02

0.02

0.02

0.02

0.02

0.03

0.03

0.03

0.03

0.004

0.004

0.004

0.004

0.003

0.003

0.003

0.003

0.004

0.004

0.004

0.004

0.004

0.004

0.004

0.004

0.01

0.01

0.01

0.01

0.01

0.01

0.01

0.01

0.01

0.01

0.01

0.01

0.02

0.02

0.02

0.02

Dan di rumuskan dalam model matematik pada program linicr sebagai bcrikut: Fungsi kendala tenaga kerja pada Pengolahan basah:

a. 0,02 X 11+0,02 X 21+0,02 X 31+0,02 X 41

:$

12.936

50

b. 0,02 x 12 + 0,02 x 22 + 0,02 x 32 + 0,02 x 42

$

13.083

c. 0,02 X 13 + 0,02 X23 + 0,02 X33 + 0,02 X43 ::; 12.642 d. 0,02 X14 + 0,02 X24 + 0,02 X34 + 0,02X44s12.348 Fungsi kendala tenaga kerja pada pengolahan kering & giling

a. 0.02 X 11 + 0.02 X 21 + 0.02 X 31 + 0.02 X 41 s 13.552 b. 0.02 x 12 + 0.02 x 22 + 0.02 x 32 + 0.02 x 42

$

13.706

c. 0.02 x 13 + 0.02 x 23 + 0.02 x 33 + 0.02 x 43

$

13.244

d. 0.03 X 14 + 0.03 X24 + 0.03 X34 + 0.03 X44 ::; 12.936 Fungsi kendala tenaga kerja pada pengasapan

a. 0.004 XI I + 0.004 X2 I + 0.004 X3 I + 0.004 X41 s 2.464 b. 0.003 X12 + 0.003 X22 + 0.003 X32 + 0.003 X42 ::; 2.492

c. 0.004 X13 + 0.004 X23 + 0.004 X33 + 0.004 X43 s 2.408 d. 0.004 X14 + 0.004 X24 + 0.004 X34 + 0.004 X44 s 1.176 Fungsi kendala tenaga kerja pada sortasi & packaging

a. 0.01 X14 + 0.01 X24 + 0.01 X34 + 0.01 X44 s 9.240 b. 0.01 Xl2 + 0.01 X22 + 0.01 X32 + 0.01 X42 s 9.345

c. 0.01 X13 + 0.01 X23 + 0.01 X33 + 0.01 X33 s 9.630 d. 0.02 14 + 0.02 X24 + 0.02 X34 + 0.02 X44::; 8.820

d. Kendala Jam Mesin Kendala mesin yang digunakan adalah kendala mesin

yang

paling

membatasi upaya pencapaian tujuan, pada pengolahan RSS (ribbed smoke

sheet ) mesin

yang

dijadikan

kendala adalah

mesin sheeter

dan mesin

51

press ball. Ketersediaan jumlah

jam

mesin berdasarkan

jenis pengolahan

dan periode waktunya dapat dilihat pada tabel 5 : Tabel 5 : Kctersediaan Jam Mesin bcrdasarkan Mesi111 Sheeter dan Mesin Press ball di Perkebunan Musi Landas Jenis mesin

Peri ode

Jam kerja mesin I sekali olah per hari setia ·en is karet RSS I RSS II RSS III 0,002 0,002 0,002 0,001 0,001 0,001

untuk Cut A 0,002 0,001

0,002

0,002

0,002

0,002

0,002 0,002 0,001 0,002 0,002

0,002 0,002 0,001 0,002

0,002 0,002 0,001 0,002 0,002

0,002 0,002 0,001 0,002 0,002

0,002

Koefisien fungsi kendala mcsin adalah waktu yang dipcrlukan oleh mesin dalam mengolah satu kilogram bahan baku, scmcntara nilai ruas kanannya merupakan kctersediaan jam mesin yang dihitung bcrdasarkan jumlah jam mesin yang terscdia dalam satu periodc dikalikan dcngan jumlah mesin yang tcrscdia, adapun fungsi kendala pada ketersediaan mesin scbagai berikut: ( kendala pada mesin sheeter)

a. 0,002 Xl 1 + 0,002 X2 I + 0,002 X3 I + 0,002 X4 l :5 2.464 b. 0,001 X 12 + 0,00 I X22 + 0,00 l X32 + 0,00 l X42 :5 2.492

c. 0,002 Xl3 + 0,002 X23 + 0,002 X33 + 0,002 X43 :5 2.408 d. 0,002 X 14 + 0,002 X24 + 0,002 X34 + 0,002 X44 :5 2.352

52

( kendala mesin Press ball ) a. 0,002 XI I

+ 0,002 X21 + 0,002 X3 I + 0,002 X4 I ::; 2.464

b. 0,00 I XI 2 + 0,00 I X22

+ 0,00 I X32 + 0,00 I X42 ::; 2.492

c. 0,002 XI 3 + 0,002 X23 + 0,002 X33 + 0,002 X43 ::; 2.408 d. 0,002 XI 4 + 0,002 X24 + 0,002 X34 + 0,002 X44 ::; 2.352 d. Kcndala Permintaan Permintaan sebagai

salah harus

yang

satu

dimasukkan

ke

kendala yang

dihasilkan, fungsi

dalam

model

memberi kendala

batas

optimalisasi minimum

pennintaan

karena produksi

di bu at dengan

menjadikan permintaan sebagai nilai sisi sebelah kanan (RHS). Adapun n1odcl 111atcn1atika fungsi kcndala pcnnintaan adalah scbngai

berikut : XI I ::; 127.200

X2 I ::; 5289

X31::; 3912

X41::; 7379

x 12 ::; 76.800

X22 ::; 4267

X32 ::; 7232

X42 :5I3.221

XI 3 ::; 76.800

X23 ::; 3903

X33 ::; 4336

X43:5 15.05I

X14::; 175.200

X24:5 13517

X34 ::; 15051

X44 ::; 6.201

5.2. Kondisi Optimal l'roduksi Karct RSS Perencanaan optimal bagi Perkebunan Musi Landas (MULA) dalam memproduksi berbagai macam karet dapat dibatasi oleh ketersediaan sumberdaya yang ada pada tiap - tiap periode selama satu tahun. Solusi optimal Perkebunan Musi Landas (MULA) dapat dilihat pada lampiran 2,

berda~mrkan

solusi roptimal

tersebut maka dapal dilihat tingkat kegiatan optimal perusahaan, pemakaian sumberdaya secara optimal, nilai fungsi tujuan pada kondisi optimal, serta

53

anallisis sensitivitas yang tidak mengubah tingkat kegiatan optimal perusahaan, analisis sensitivitas yang tidak mengubah tingkat kegiatan optimal perusahaan, serta analisis post optimal. Pada kondisi aktualnya setiap periode perusahaan memproduksi semua jenis karet yang terdiri dari RSS I, RSS II, RSS 111 dan Cutting A. padahal dengan ketersediaan sumber daya yang terbatas tersebut perusahaan dapat memproduksi jenis - jenis karet tertentu misalnya RSS I saja karena RSS I menghasilkan keuntungan yang paling besar diantara jenis karet yang lainnya. Kondisi optimal suatu perusahaan dapat tercapai pada waktu perusahaan mendapat keuntungan yang maksimal dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara optimal. Jika kondisi aktual dibandingkan dengan kondisi optimalnya, maka akan diperoleh selisih yang bernilai positif dan negatif. Nilai positif diberikan jika kondisi aktual lebih besar dibandingkan dengan kondisi optimalnya. Sedangkan nilai negatif diberikan jika nilai aktual lebih kecil dibandingkan dengan nilai optimalnya. Kondisi aktual, optimal Perkebunan Musi Landas (MULA) akan dapat dlihat pada label 6.

54

Tabcl 6. Tingkat Kegiatan Pada Kondisi Aktual, Optimal Serta Selisih Antara Nilai Aktual Dcngan Nilai Optimalnya per Kilo. Periode

JenisKaret

Aktual

Optimal

Selisih

RSS I

888.094

127.200

RSS II

1.994

5.289

-3.295

RSS Ill

2.210

3.912

-1.702

Cutting A

7.556

7.379

177

RSS I

736.479

76.800

659.679

RSS II

1.078

4.267

-3.189

RSS Ill

1.895

7.232

-5.337

Cutting A

85.417

13.221

72.196

RSS I

597.287

76.800

520.487

RSS II

76

3.903

-3.827

RSS Ill

1.861

4.336

-2.475

Cutting A

11.088

3.095

7.993

RSS I

492.611

61. 900

430.711

RSS II

210

0

210

RSS III

2.803

0

2.803

Cutting A

19.026

0

19.026

760.894

Tingkat kegiatan optimal, aktual serta selisihnya dapat dilihat pada tabel 6, dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa pada periode I, II dan Ill nilai selisih dari kondisi aktual dengan kondisi optimal yang bernilai negatif adalah jenis karet RSS II dan RSS Ill, dan jenis karet tersebut disarankan untuk diproduksi, karena

55

pada kondisi tersebut perusahaan akan memperoleh keuntungan dari jenis - jenis karet tersebut. Nilai selisih antara kondisi aktual dan kondisi optimal pada periode I, II, Ill, pada jenis karet RSS II dan RSS III bernilai negatif, ha! itu terjadi karena pada setiap jenis karet diproduksi lebih sedikit dibandingkan dengan nilai pada kondisi optimalnya, dengan selisih nilai masing - masing adalah sebagai berikut :

•!• Untuk RSS II dan RSS III pada periode I sebesar 3.295 kilo dan 1.702 kilo •!• RSS II dan RSS lII periode II adalah 3.128 kilo dan 5.337 kilo •!• Dan RSS II dan RSS III pada periode Ill sebesar 3.827 kilo dan 2.475

kilo Dan dari hasil optimal ini maka perusahaan harus menarnbah produksi sesuai dengan kondisi optimal agar keuntungan yang diperoleh perusahaan semakin besar, dan pada jenis karet tersebut disarankan untuk diproduksi. Sedangkan pada pcriode IV, untuk RSS 1, RSS II, RSS Ill dan Cutting A bernilai positif, dan ini berarti bahwa perusahaan memproduksi semua jenis karet melebihi nilai optimalnya dan selisih nilai dari masing -- masing jenis karet tersebut adalah 430.711 kilo, 210 kilo, 2.803 kilo, 19.026 kilo. Jika dilihat dari nilai selisihnya pada periode IV perusahaan mcmproduksi sernua jenis karet melebihi nilai optimalnya hal ini terjacli karena pcrmintaan menurun, sehingga rnenggunakan semua sumber daya untuk produksi, dan mengakibatkan produksi yang berlebih. Selain produk yang disarankan untuk diproduksi terdapat pula jcnis karct yang tidak disaran kan untuk diproduksi, jenis karct yang

di~mrankan

untuk untuk

56

diproduksi ada pada periode IV, yaitu RSS II, RSS Ill, dan Cutting A, karena jika produk - produk tersebut dipaksa untuk diproduksi maka akan mengurangi nilai pada fungsi tujuan sebesar nilai reduced cost-nya yaitu masing -masing sebesar Rp 58, Rp I 09 dan Rp 1.050. Di tinjau dari nilai keseluruhan selama satu tahun, maka produk yang lebih disarankan untuk diproduksi dalam jumlah besar adalah RSS II dan RSS Ill, hal ini te1jadi karena kontribusi keuntungan yang diberikan oleh dua jenis karet tersebut lebih besar dibandingkan dengan jenis karet lainnya. Dan diantara keduanya yang paling banyak mcmberikan kontibusi keuntungan pada pcrusahaan yaitu RSS II, sehingga pada kondisi optimal RSS II disarankan untuk diproduksi. Secara keseluruhan perusahaan memang belum mencapai tingkat produksi yang optimal. Hal ini terjadi karena perusahaan melakukan kegiatan produksi berdasarkan pesanan, sehingga jenis dan jumlah karet yang diproduksi oleh perusahaan akan disesuaikan dengan permintaan dari konsumen. Akan tetapi jika perusahaan ingin memperoleh keuntungan yang lebih besar lagi maka perusahaan harus dapat memenuhi

produksi sesuai dengan kondisi optimalnya, dan

perusahaan juga dapat menekan biaya terutama biaya bahan baku. bahan penolong, tenaga kerja langsung, dan biaya mesin yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi jenis karet yang tidak disarankan.

Dari pcmbahasan diatas maka pcrusahaan bclu1n 1ncncapai tingkat optimal, pada penelitian ini yang ingin dikctahui adalah variabcl kcputusan jumlah produksi karet dari masing - masing jenis karct yang seharusnya dihasilkan oleh perusahaan agar keuntungan yang dipcroleh maksimal.

57

Komposisi dan jumlah produk yang harus diproduksi berdasarkan nilai

'

hasil olahan optimal, merupakan nilai yang dapat memberikan tingkat keuntungan maksimal apabila perusahaan memproduksi sesuai dengan produksi optimal dengan menggunakan sumber daya pada tingkat tertentu. Berdasarkan tabel solusi optimal yang dihasilkan program linier, akan tercapai apabila perusahaan memproduksi jenis karet pada Periode !, periode II dan Periode lII pada jenis karet RSS II dan

RSS lll. Komposisi optimal dari

aktivivitas produksi karet akan memberikan keuntungan yang optimal sebesar Rp 2,5 milyar, dengan asumsi seluruh produk dapat terjual pada tingkat optimal. Dilihat dari nilai keuntungan, yang dipcroleh perusahaan pada kondisi optimal lebih besar dibandingkan dengan nilai keuntungan pada kondisi aktualnya, pada kondisi optimal perusahaan memperoleh nilai keuntungan sebesar Rp 2,5 milyar dan pada kondisi aktual sebesar Rp 2, I milyar, sehingga selisih antara nilai keuntungan optimal dengan nilai keuntungan aktualnya adalah sebesar Rp 400 juta.

5.2.1 Analisis Dnal Pada setiap periode perusahaan senantiasa berupaya untuk menyediakan sumberdaya - sumberdaya yang terbatas ketersediannya, ketcrsediaan bahan baku dan sumberdaya lainnya dapat digunakan secara optimal dengan memanfaatkan semua sumberdaya sampai batas maksimal penggunaannya. Besarnya penggunaan input produksi dapat diketahui dari nilai slack atau

surplus dan nilai shadow price nya. Jika nilai slack atau surplus sama dengan no! berarti sumberdaya tersebut habis terpakai atau langka atau biasa discbut dengan

58

kendala aktif, sebaliknya jika nilai slack atau surplus tidak sama dengan no! berarti sumberdaya tersebut dalam jumlah yang berlebih. Nilai dual dari suatu sumberdaya yang langka atau pembatas merupakan shadow price dari sumberdaya tersebut. jika te1:jadi perubahan satu unit ketersediaan maka akan menyebabkan perubahan nilai fungsi tujuan sebesar nilai

shadow pricenya, dari nilai shadow price nya ini dapat diketahui sumber daya mana yang menjadi kendala utama dalam mencapai hasil yang optimal dengan melihat nilai shadow price nya yang terbesar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 7. Pada label ini akan dijelaskan tentang penggunaan bahan baku dan bahan penolong yang digunakan untuk memproduksi karet. Pada setiap periode perusahaan senantiasa berupaya untuk menyediakan bahan bairn dan bahan penolong dalam jum lah yang cukup untuk digunakan dalam kcgiatan produksi dan sebagai persediaan pada periode berikutnya. Ketersediaan bahan baku dan bahan penolong sampai batas maksimal penggunaan.

Tabel 7. Nilai Slack dan Nilai Dual Kcndala Bahan Bairn dan Bahan Penolong Pada Periode I, Periodc II, Periode III, dan Periode IV. Peri ode I II Ill IV II

111 IV II 111

IV

Slack I surplus

1.791.456 1.553.025 1.430.077 1.363.014 3.932,76 6.153,32 4.004,06 4.225,89 4.932,2 1.226,47 1.720,59 1.332,19

Nilai Dual

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

59

Pada tabel 7 dapat dilihat bahwa perusahaan mengalami kelcbihan bahan baku dan bahan penolong, yang pada kondisi aktualnya perusahaan memang senantiasa menyediakan bahan baku dan bahan pcnolong dalam jumlah yang melebihi

dari

kebutuhan

yang

scsungguhnya.

Hal

ini

di lakukan

untuk

menghindari kekurangan bahan jika sewaktu - waktu tcrdapat pcsanan lambahan. Karena bahan baku berupa bahan cair yang tidak dapat disimpan lama maka pcrusahaan menggunakan bahan baku tersebut menjadi produk yang diabaikan produksinya, ha! ini terjadi karcna pcrusahaan memproduksi karct sesuui dcngan pesanan schingga bahan baku yang bcrlcbih menjadi produk yang diabaikan keadaaannya, dan pada posisi seperti ini pcrusahaan tidak dapat menekan biaya produksi. Selain itu perusahaan juga menycdiakan beberapa bahan penolong dalam jumlah besar untuk menghcmat biaya pembclian bahan. Dan sumberdaya lainnya yang digunakan untuk memproduksi karet adalah tenaga kerja Jangsung dan mcsin, tcnaga kcrja langsung adalah tenaga yang secara langsung ikut memproduksi karet, dan tcnaga kcrja tersebut tcrdiri dari bcberapa bagian diantaranya adalah tcnaga pada pengolahan basah, pengolahan kcring dan giling, pengolahan pada pengasapan serta pcngolahan sortasi dan packaging.

Scdangkan

untuk

mcsin

Pcrkcbunan

Musi

Landas

hanya

menggunakan 2 jenis mesin yaitu mcsin sheeter gunanya untuk mcnggiling dan mcmotong serta mesin pressball untuk proses packaging. Pada label 8 akan dijclaskan tentang penggunaan sumberdaya tenaga ke1ja dan mesin. Pada tabel 8 dapat dilihat bahwa tenaga kerja dan mesin - mesin yang digunakan oleh Perkebunan Musi Landas (MULA) belum diopcrasikan seeara

60

maksimal. Hal ketersediaan

ini

jam

terlihat

dari

kapasitas

mesin yang

tersedia

dan

kerja yang masih tersisa (slack), dalam jumlah yang eukup

besar. Berdasarkan tenaga kerja

label juga dapat diketahui bahwa, k1;tersediaan mesin dan

belum menjadi

sumber daya

yang kritis. lnformasi ini dapat

dilihat dari nilai slack pada sejumlah mesin yang digunakan dan tenaga kei:ia yang dipakai pada kegiatan produksi karet.

Tabcl 8. Nilai Slack dan Nilai Dual Kendala Mesin Pada Pcriodc I, Pcriodc

II, Pcriodc III, dan Pcriodc IV. Periode II Ill

IV II Ill

IV II Ill

IV II Ill

IV II

Ill

IV II Ill IV

.,.Kendala

Nilai Dual

Slack I surplus

10.060,4 11.052,59 10.879,32 0

10.676,4 11.675,59 11.481,32 11.079 1.888,88 2.187,43 2.055,46 928,39 7.802,2 7.825,79 7.644,66 7.582 1.601,31 1.984,4 1.879,19 1.918,69 1.601,31 1.984,4 1.879,19 1.918,69

0 0 0 344.245 0 0

0 0 0 0

0 0 0

0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0

61

Nilai slack terendah pada periode IV, ha! ini terjadi karena pada periode ini kapasitas mesin dan ketersediaan tenaga kerja hampir habis, dan faktor lainnya adalah pada periode ini perusahaan terlalu banyak mcmproduksi padahal pada pcriode ini perusahaan tidak disarankan untuk mcmproduhi. Dari analisis linier programming pada label diatas, sumbcr daya langka ( pcmbatas) adalah pada kcndala tcnaga kci:ia pcngolahan basah pada pcriodc IV, ha! ini terlihat dari nilai slack nya sama dcngan no! dan nilai shadow pricenya mcnunjukkan besarnya tambahan pada pcndapatan bersih yang akan diberikan jika ketersediaan sumber daya tersebut ditambah scbcsar satu satuan.

5.2.2. Analisis Scnsitivitas Analisis

sensitivitas

biasanya

terbagi

menjadi

dua

bagian,

yaitu

berhubungan dengan perubahan salah satu koefisien fungsi tujuan dan perubahan salah satu nilai sisi sebelah kanan. Batas sensitivitas yang terdapat pada koefisien fungsi tujuan menunjukkan batas perubahan yang tidak mengubah tingkat kegiatan optimalnya. Sedangkan batas snsitivitas pada sisi sebelah kanan menunjukkan batas perubahan yang tidak mengubah nilai dual dari sumberdaya yang bersangkutan. Pada label 9 akan dijelaskan tentang batasan penurunan tertentu yang dapat menghasilkan tingkat kegiatan optimal yang sama dcngan scbelumnya, sekalipun nilai fungsi tujuannya akan mengalami penurunan. Jenis karet yang nilai koefisien fungsi tujuannya dapat mengalami peningkatan (allowable

Increase) dalam besaran yang tak terhingga adalah :

62

Periode I: Semuajenis karel (RSS I, RSS II, RSS Ill, dan Cutting A) Periode II : Semua Jenis Karel Periode Ill : Semua Jen is Karel Periode IV : Hanya RSS I. Dan unluk periode IV jenis karet lainnya memiliki kelerbatasan dalam menaikkan koefisien fungsi tujuan dalam mencapai keadaan optimal seperti semula.

Tabel 9. Analisis Sensitivitas Koefisien Fungsi Tujuan Pada Periodc I, Periode II, Pcriodc III, dan Periodc IV. Peri ode

var

6.548 6.757,39

Allowable Increase Infinity Infinity

Allowable Decrease 6.548 6.757,39

6.216,79 6.884,89 6.460 6.713,39 6.101,79 6.826,89

Infinity lnflnit 111/ini lnflnit Infinity 57,99

6.216,79 57,99 6.460 6.713,39 6.101,79 Infinity

Jiifinity

X32 x 33

6.403 6.672,39 6.033,79

In 1ni

6.403 6.672,39 6.033,79

x 34

6.775,89

108,99

X41

5.794.

Infinity

5.794

X42

5.788,39

!t1finity

5.788.39

x 43 x 44

5.158,79

Infinity

5.158,79

5.834,89

1.050

x 11 x 12 x 13 x 14 II

X21 X22 x 23 x 24

111

x 31

IV

Current coefisient

bifinity

bifinity

b1flnity

Pada label dialas dapal dilihat batas sensitivitas pada nilai koefisien fungsi tujuan. Nilai koefisien tujuannya dapat mengalami penurunan dalam besaran tak terhingga adalah pada Periode IV, RSS fl, RSS 111, dan Cutting A.

63

Dan untuk perubahan pada nilai sisi sebelah kanan akan dijelaskan pada tabel IO. berdasarkan tabel tersebut bahwa nilai sisi sebelah kanan pada kendala kendala terdapat batas kenaikkan atau penurunan yang tidak mengubah nilai dual kendala yang bersangkutan.

Tabel 10. Analisis Sensitivitas Kendala - Kendala Pembatas pada Bahan Bairn clan Bahan Penolong per liter. ·eriode

Kendal a

Bahan Baku

Current

Allowable

RHS

Increase

2.359.38

b?fini/J'

I. 791.45

3.932,7

Asam Semut

5.083

b?finit.v

Talk

6.37(

'1!/init_v

Bahan Baku

1.796.673

Allowable Decrease

I11fi 11 i I)'

4.932.

-

-----

1.553,0

7.06

I11fi11i1y

6.153,31

Talk

1.328.00

I11/ini1y

1.226,4

Bahan Baku

1.676.853

bifinity

Asam Semut

4.621

fl?fif1if)I

4.004,0

Talk

1.985

Infinity

I. 720,5

Bahan Baku

1.549.333

Infinity

1.363.01

Asam Semut

4.783

Infinity

4.225,8

Talk

1.45

Injinify

1.332, I

Asam Semut

1.430.077, 75

Berdasarkan label 10 dapat dilihat batas pcrubahan yang tc1:jadi pada kendala - kendala bahan baku

dan bahan penolong yang menjadi

pembatas

pada kegiatan produksi RSS (ribbed smoke sheet). Pada label ini terlihat bahwa nilai sisi sebelah kanan atau RHS (righthand side) pada kendala - kendala tersebut terdapat batas kenaikan dan penurunan yang tidak mengubah nilai dual kendala yang bersangkutan. Jika ditinjau dari nilai sisi sebelah kanan atau RHS

(righthand side) secara keseluruhan,

maka semua

kendala

n1cngalami

64

peningkatan tanpa

batas, dan dapat dikurangi sesuai dengan batas yang telah

ditentukan. Dan

pada kendala tenaga ke1ja, mesin dan pemintaan mengalami

kenaikkan dan penurunan, dapat dilihat pada label I I.

Tabel 11. Analisis Sensitivitas pada Kendala Tenaga Kerja dan Mesin eriode

Kenda la

Current RI-IS

1\llowahle Increase

Allo\'Vable Decrease

Infinity

10.060,

. kering

/Jifinity

10.676,

. Asap

Infinity

1.888,8

/Jifini~v

7.802,

Infinity

1.601,31

2.46

bifinity

1.601,31

. Basalz

13.083

Infinity

11.052,5

. kering

13.70

bifi11ity

11.675,5

. Asap

2.49

/Jifinity

9.345

/Jifinity

7.825,7

. Sheteer

2.49

bifi11ity

1.984,

. Press

2.49

bifi11ity

1.984,4

. Basah

12.64

Infinity

10.879,3

. kering

13.24

/Jifinity

I 1.481,3

. Asap

2.40

/Jifinity

2.055,4

9.03

bifi11ity

7.644,6

. Sheteer

2.40

bifinity

1.879, I

. Press

2.40

/Jifinity

1.879, I

. Basah

1.23

2.266

1.23

ltifinity

I 1.07

ltifinity

928,3

. Sheteer

. kering

/Jifinity . Sheteer

2.35

ltifinity

. Press

2.35

bifinity

65

Pada tabel diatas dijelaskan bahwa semua kendala tenaga kerja dan mesin pengolahan nilai sisi sebelah kanan mengalami kenaikkan tanpa batas, kecuali pada pengolahan basah pada periode IV ketersediaan jam kerja dapat di naikkan hanya sebatas 2.266 jam orang kerja. Apabila dinaikkan melebihi batas kepekaan maka perusahaan akan mengalami kerugian, karena pada periode IV perusahaan tidak disarankan untuk memproduksi RSS. Sedangkan pada kendala permintaan yang kenaikkannya tanpa batas ada pada periode IV produk RSS I, II, Ill, dan Cutting A. sedangkan pada periode lainnya untuk kenaikkan dan penunmannya ada batasannya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 12. Tabel 12. Analisis Sensitivitas pada Kendala Permintaan Produk

SSI SS III utting A SS I SS II SS III utting A SS I SS II SS III utting A SS I SS II SS III uttiug A

CurrcntRHS

Allowable Increase

Allo\vable l)ccrease

127.200 5.289 3.912

266.886,65 266.886,65 266.886,65

127.200.000 5.289 3.912

7.379 76.800 4.267 3.903

266.886,65

7.379

396.880 396.880 313.199,34

76.800 4.267 3.903

13.517 76.800 3.903

396.880 313.199,34 313.199,34

13.517 76.800 3.903

4.336

313.199,34

4.336

3.095

313.199,34

175.200 13.517

!11finily Infinity

3.095 I I 3.300 13.517

15.051

I 11.fi11 i ly

15.051

6.201

Infinily

6.201

66

Batasan penurunan nilai sisi sebelah kanan pada analisis sensitivitas bertL\juan untuk menyamakan nilai dual pada kendala yang bersangkutan dengan nilai pada keadaan optimal.

5.3. Analisis Post Optimal. Analisis post optimal dilakukan pada penelitian ini, karena terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan kondisi optimal yang lebih aplikatif dengan kondisi yang sesungguhnya dilapangan. Analisis post optimal pada penelitian ini dibagi menjadi dua skenario yaitu : ( 1) skenario I, mengabaikan kendala permintaan, (2) skenario JI, mclakukan pcrubahan pada koefisien fungsi tujuan pada RSS I Pcriode I.

5.3.1. Skenario I Pada kondisi optimal ada produk yang tidak disarankan untuk diproduksi olch pcrusahaan. Padahal pada kondisi aktual. scmua jcnis produk yang ada pada perusahaan tersebut diproduksi scsuai dcngan pcrmintaan konsumcnnya. Dalam upaya memenuhi permintaan konsumen tcrsebut, maka pada skcnario I kendala permintaan untuk RSS I, RSS II, RSS Ill dan Cutting A pada Pcriodc l,11,Jll dan IV diabaikan. Dengan meningkatkan produksi semua jcnis karet maka pada skenario I secara otomatis mengubah nilai fungsi tujuan, tingkat kcgiatan produksi, dan pemanfaatan sumbcr dayanya. Nilai fungsi tujuan pada skenario I adalah sebesar Rp 8,9 milyar sedangkan nilai fungsi tujuan optimalnya sebesar Rp 2.5 sehingga selisih dari nilai fungsi tujuan optimalnya adalah sebesar Rp 6,4 milyar Peningkatan nilai fungsi tujuan ini terjadi karena pada skenario I, kcndala

67

permintaan pada semua jenis karet pada

periode I, II, III, dan IV diabaikan dan

adanya perubahan perumusan model pada kendala permintaan. Peningkatan fungsi kendala permintaan pada semua jenis karet pada Periode !,II, III, dan IV tanpa batas menambah keuntungan pcrusahaan pada produk dan pada periode tersebut. Perubahan pada fungsi kendala yang mengakibatkan tingkat kegiatan optimal mengalami perubahan Pada tabel 13 dapat dilihat bahwa produk yang disarankan untuk diproduksi

mengalami

perubahan dari

kondisi optimalnya.

Perubahan ini

mengakibatkan adanya sclisih antara kondisi pada skcnario I dcngan kondisi optimalnya. Selisih itu dapat dilihat dari nilai yang terdapat didalam kurung pada tabel tersebut. Nilai selisihnya dari kedua kondisi tersebut ada yang bernilai positif dan ada yang bernilai negatif. Selisih yang bernilai positif menunjukkan bahwa nilai pada skenario I lebih besar dibandingkan dengan nilai optimalnya, sedangkan selisih yang bernilai negatif menunjukkan bahwa nilai pada skenario I lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai pad a kondisi optimalnya. Adanya peningkatan produksi pada jcnis karct RSS I mcngakibatkan adanya pcrubahan pada pemakaian sumbcr daya. Hal ini dapat dilihat dari nilai

slack pada skenario I yang bcrubah dari nilai slack pada kondisi optimal. Dilihat dari pcrbandingan dari kedua kondisi tcrscbut, maka kondisi pada skcnario I nicrupakan solusi yang tcrbaik dibandingkan vcrsi a\val. I !al ini dapal

dilihat dari kcuntungan yang dapat dipcrolch pcrusahaan pada skcnario I yang lebih besar dibandingkan dengan kcuntungan yang dipcrolch pada kondisi optimal.

68

5.3.2. Skenario II Harga merupakan salah satu komponen yang mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Oleh karenac itu pada skenario II dilakukan perubahan koefisien fungsi tujuan dengan cara meningkatkan harga salah satu produk . Pada skenario II, adanya peningkatan harga pada RSS I periode I, harga RSS I pada periode tersebut diubah dari Rp 6548 per kilogram menjadi Rp 6648 per kilogram, sehingga perusahaan mendapat keuntungan, dan peningkatan harga tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan nilai fungsi tujuan, tingkat kegiatan produksi, serta pemanfaatan sumberdayanya. Nilai fungsi tujuan pada skenario If yaitu sebesar Rp 2,58 milyar , sedangkan nilai fungsi tujuan pada kondisi optimal versi awal adalah sebcsar Rp 2.57 milyar, sehingga selisih dari kedua nilai tcrsebut adalah scbcsar Rp I 0 juta, Pada label 16 dapat pula dilihat tingkat kcgiatan pada skenario II bcrbeda dengan tingkat kegiatan versi awal. Perbedaan nilai pada kedua kondisi tcrscbut mcnghasilkan sciisih baik positif maupun ncgatif. Nilai positif tcciadi apabila pada skcnario II lcbih bcsar dibandingkan dengan nilai oplimalnya, scdangkan sclisih yang bcmilai ncgatif menunjukkan bahwa nilai pada skenario If lcbih kccil jika dibandingkan dcngan ni!ai pada kondisi optimalnya. Solusi pada skenario II lebih baik dari kondisi optimal versi awal karena keuntungan perusahaan dapat lcbih ditingkatkan. Olch karena itu jika perusahaan ingin

meningkatkan

keuntungan

yang

dipcroleh,

maka

dapat

dilakukan

69

peningkatan nilai keuntungan yang diperoleh suatu jenis produk dcngan eara menaikkan harga pada batas yang telah ditentukan.

Tabel 13. Perbandingan antara Hasil pada Kondisi Optimal dcngan Basil Setclah Melakukan Analisis Post Optimal

'eriode 127.200

I

410.666,65 (283.466.65)

Skenario lI 127.200

(0)

5.289

5.289 0

3.912 7.379

II

76.800

76.800

4.267

4.267 0) 7.232

0) 7.232 13.221 76.800

III

3.903 4.336 3.095 61.900

IV

0

0 (-7.232) 0 (-13.221) 401.333,34 324.533,34 0 -3.903)

0 (-4.336) 0 (3.905) 61.900 (0)

(0)

13.221 (0) 76.800 0) 3.903 (0) 4.336 0) 3.095 0) 48.383 (-13.517) 13.517 13.517

0 0

Ketcrangan: ( ) selisih nilai hasil analisis post optimal dengan optimal.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kcsimpulau Dari hasil penelitian yang dilaksanakan pada Perkebunan Musi Landas PTP Nusantara Vll Sumatera Selatan ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: I. Perusahaan belum dapat melakukan kegiatan produksinya secara optimal. Hal ini terjadi karena nilai fungsi tujuan pada kondisi optimal lebih tinggi dibandingkan pada kondisi aktual. Dan kondisi ini tcrjadi karena perusahaan memproduksi produk berdasarkan pcsanan konsumen. 2. Ketersediaan sumber daya perusahaan tidak menjadi kendala yang berarti karena ketersediaannya bukan suatu hal yang kritis. 1-!al ini dapat dilihat pada dari nilai slack atau surplus pada sumber daya yang tersedia dalam perusah aan. 3. Pada peneletian ini dilakukan analisis sensitivitas yang membahas tentang batas perubahan koefisien fungsi tujuan dan pcrubahan nilai sisi sebelah kanan,pada analisis ini batasan perubahan koefisien fungsi tujuan yang kenaikannya terbatas adalah RSS II, RSS Ill, dan Cutting A pada periodc IV, sedangkan pcnurunannya tanpa batas. Untuk pcrubahan nilai sisi scbclah kanan hampir semua kendala diperbolekan naik tanpa batas kecuali pada kendala permintaan ada produk yang naiknya dibatasi sampai batasan yang telah ditentukan, dan untuk penurunannya disesuaikan dengan nilai slack. 4. Dan pada penclitian ini juga membahas analisa post optimal yang dibagi menjadi dua skenario. Pada skenario I dilakukan perubahan dengan cara

71

mengabaikan permintaan dengan arti bahwa perusahaan dapat menjual semua jenis karet pada semua konsumen tanpa dibatasi dengan permintaan konsumen pada setiap periode tanpa batas, dan pada skenario II dinaikkan harga RSS I pada periode I. Dan basil analisa ini menunjukkan adanya perubahan pada nilai fungsi tujuan, tingkat kegitan produksi, serta pemanfaatan sumber dayanya. Pada kondisi optimal versi awal dengan skenario I dapat diketahui bahwa keuntungan pada skcnario I mcngalami kenaikkan dibanding dcngan kondisi optimal versi awal. Hal ini tei:jadi karena perusahaan meningkatkan produksi tidak berdasarkan pesanan konsumen dan produk tersebut memberi kontribusi keuntungan Jebih besar. 5. Pada skenario II melakukan peningkatan harga pada RSS I periode I sebesar Rp 100,- per kilogram, dan keuntungan yang diperoleh perusahaan pun mengalami peningkatan. Oleh karena itu, pada skenario ini menjadi salah satu al ternati f untukperbaikkan perusahaan. 6. Dan dari hasil post optimal pada skenario l dan skcnario II maka skenario l dapat memberikan kontribusi kcuntungan lcbih besar.

72

6.2

Saran Pada penelitian ini terdapat keterbatasan-keterbatasan, sehingga untuk

lebih mengembangkan hasil penelitian,peniliti memberikan saran-saran yang dapat digunakan sebagai landasan penelilian lanjutan olch peneliti lainnya, agar hasil yang didapat menjadi lebih baik. I. Untuk pihak perusahaan sebaiknya untuk menekan biaya produksi sehingga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan. 2. Pada kondisi optimal periode I, II, III perusahaan sebaiknya memproduksi RSS II, dan RSS III karena pada periode tersebut nilai optimalnya lebih besar dari

nilai

aktualnya.

Sedangkan

pada

kondisi

aktual

perusahaan

memproduksi semuajenis karet pada setiap periodcnya. 3. Karena perusahaan memproduksi berdasarkan pcsanan maka perusahaan dapat mengurangi sumber daya yang seperti tenaga kerja langsung yang berlebih, sehingga perusahaan tidak mengeluarkan biaya yang berlebih tersebut. 4. Bcrdasarkan pada

ha~il

post optimal skcnario I pcrusahaan akan mcmpcrolch

keuntungan yang lcbih bcsar dibanding hasil optimalnya maka untuk meningkatkan

profit

pcrusahaan

disarankan

agar

pcrusahaan

dapat

mcngabaikan permintaan atau memproduksi tanpa pcsanan, dalam arti semua produk habis terjuaL

DAFTAR PUSTAKA Assauri, Sofyan, 1980, Ma1111jeme11 Produksi, Lcmbaga Pcnerbit Fakultas U I, Jakarta. Buffa, Elwood. S dan Rakcsh K. Sarin, M1111ajeme11 Operasi dt111 Produksi

Modem, edisi kcdelapan, Binarupa Pers Jakarta, 1996. Handoko, Hani, Dr. M.B.A, Dt1sar - Dasar llfa11ajeme11 Produlisi dan Operasi, PT BPFE, 2000, Y01,ryakarta, 1989 J.Spillane, James, Dr, Komoditi Karet Pera11a1111ya Da!am Perekonomian

I11do11esia, Kanisius, Yogyakarta, 1989. Mulyono, Sri, Riset Operasi, Fakultas Ekonorni Universitas Indonesia, Jakarta, 2002 Nasendi dan Anwar, Program Li11ier da11 Variasinya, PT Gramedia, Jakarta 1985 Nicholson, Walter, Teori Eko110111i Mikro Pri11sip - pri11sip Dast1r da11

Pe11gemba11ga1111ya, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta 1994 Reksohadiprodjo,Sukanto,Prof,M.com,

Ma11ajeme11

l'roduksi,

Edisi

Ke

4

BPFE, Yogyakarta, 1992 Sukartawi, Linier Programming, Teori dllt1 Aplikasi11ya, Khususnya dalam bidang pertanian, Rajawali Pers, Jakarta 1995. Subagyo, Pangestu, Ors, M.B.A, Dasar - Dasar Operation Reset1rc!t, PT BPFE, 2000, Y ogyakarta. Supranto. J, Telmik Riset Pemt1st1rt111 dt111 Rt1nw!llt1 Pe11j1wla11, Rineka Cipta, Jakarta, 2000 Sctyamidjaja, Djoehan, Karel Budi dt1ya da11 Pengola/w11, kanisius, yoyakarta, 1993 Susi, Optimalist1si Gula Ct1ir dt111 Guill Kristal, Skripsi, Jurusan llmu - llmu Sosial Ekonomi Pertanian Bogor, Bogar, 1999. Subagyo, Pangestu, Ors. M.B.A, dan Sari, Marwan, M.B.A dan Dr. T. Hani Handoko, M.B.A, Dt1.mr - Dast1r Operati011 Research, Jilid kc 2, BPFE, Y ogyakarta.

74

Taha, A.H, Riset Operasi, l'akultas Ekonomi Universitas Indonesia, .Jakarta, 2002. Wardani, R.V, Kajian Optimalivasi Produksi Samlal Gw11111g, Skripsi Jurusan Ilmu - Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian Bogor, Bogor, 1994.

75

Lampiran I : Perumusan Model Optimalisas Produksi Karet RSS yang diolah dengan menggunakan program LINDO Fungsi tujuan Maksimum Z

=

6548 XI I+ 6757.4 Xl2 + 6216.8 Xl3 + 6884.9 X14 + 6460 X21 +

6713.4 X22 + 6101.8 X23 + 6826.9 X24 + 6403 X3 I + 6672.4 X32 + 6033.8 X33 + 6775.9 X34 + 5794 X41+5788.4 X42 + 5158.8 X43 + 5834.9 X44 Fungsi Kendala 1. kendala bahan baku a) 3.95 X 11+3.95 X 21+3.95 X31+3.95 X41 :5 2.359.387 b) 2.4 X 12 + 2.4 X22 + 2.4 X32 + 2.4 X42 :5 1.796.673 c) 2.8 Xl3 + 2.8 X32 + 2.8 X33 + 2.8 X43 :5 1.676.673 d) 3.01 X14 + 3.01X42+3.01 X43 + 3.01 X44 :5 1.549.333 2. kendala bahan penolong asam semut a) 0.008xl1+0.008 x21+0.008 x31+0.008 x41 :5 5083 b) 0.009 xl2 + 0.009 x22 + 0.009 x32 + 0.009 x42 :5 7067 c) 0.007 xl3 + 0.007 x23 + 0.007 x33 + 0.007 x43 :5 4621 d) 0.009 x14 + 0.009 x24 + 0.009 x34 + 0.009 x44 :5 4783 talk a) 0.01xiI+0.01x21+0.01x3l+0.01 x41 :5 6370 b) 0.001xl2+0.001x22+0.001 x32 + 0.001 x42 :5 1328 c) 0.003 x13 + 0.003 x23 + 0.003 x33 + 0.003 x43 :5 1985 d) 0.002 x14 + 0.002 x24 + 0.002 x34 + 0.002 x44 :5 1456 3. kendala tenaga kerja Fungsi kendala pada Pengolahan basah: a) 0,02 X 11+0,02 X 21+0,02 X 31+0,02 X 41 :5 10878 b) 0,01Xl2+0,01X22+0,01 X32 + 0,01 X42 :5 11466 c) 0,02 X13 + 0,02 X23 + 0,02 X33 + 0,02 X43 :5 11.613

76

d) 0,02 XI 4 + 0,02 X24 + 0,02 X34 + 0,02 X44 :5 11.466 Fungsi kendala pacla pengolahan kering & giling a) 0,06 X 11 + 0,06 X 21 + 0,06 X 31 + 0,06 X 41 :5 34.188 b) 0,05

x 12 + 0,05 x 22 + 0,05 x 32 + 0,05 x 42 :5 36.036

c) 0,06 Xl3 + 0,06 X23 + 0,06 X33 + 0,06 X43 :5 36.498 d) 0,07 X14 + 0,07 X24 + 0,07 X34 + 0,07 X44 :5 36.036 Fungsi kenclala pacla pcngasapan a) 0,01Xll+0,01X21+0,01X3I+0,01 X41 :5 6216 b) 0,008 X12 + 0,008 X22 + 0,008 X32 + 0,008 X42 :5 6552 c) 0,01Xl3+0,01 X23 + 0,01X33+0,01 X43 :5 6636 d) 0,01Xl4+0,01X24+0,01 X34 + 0,01 X44 :5 6552 Fungsi kcndala pacla sortasi & packaging a) 0,04 Xl4 + 0,04 X24 + 0,04 X34 + 0,04 X44 :5 23.310 b) 0,03 X12 + 0,03 X22 + 0,03 X32 + 0,03 X42 :5 24.570 c) 0,04 Xl3 + 0,04 X23 + 0,04 X33 + 0,04 X33 :5 24.885 0,05 X14 + 0,05 X24 + 0,05 X34 + 0,05 X44 :5 24.570 4. Kendala jam mesin sheeter a) 0,002 XI I+ 0,002 X21+0,002 X31+0,002 X41 :5 1036 b) 0,001Xl2+0,001X22+0,001X32+0,001 X42 :5 1092 c) 0,002X13 + 0,002 X23 + 0,002 X33 + 0,002 X43 :5 1106

d) 0,002 Xl4 + 0,002 X24 + 0,002 X34 + 0,002 X44 :5 1092 Press ball a) 0,002Xl1+0,002 X21+0,002 X31+0,002 X41 :5 1036 b) 0,001Xl2+0,001X22+0,001X32+0,001 X42 :5 1092 c) 0,002 Xl3 + 0,002 X23 + 0,002 X33 + 0,002 X43 :5 1106 e) 0,002 X14 + 0,002 X24 + 0,002 X34 + 0,002 X44 :5 l 092

77

5. kcndala permintaan

:s 7379

XI I :5 127.200

X21 :5 5289

X31 :5 3912

X41

Xl2 :5 76.800

X22 :5 4267

X32 :5 7232

X42 :S 13.221

X13 :5 76.800

X23 :5 3903

X33 :5 4336

X43

Xl 4 :5 175.200

X24 :5 13517

X34 :5 !5051

X44 :5 62.011

:s 15.051

Lampiran 2 Solusi Optimal Kegiatan Produksi karet RSS Objective function value 2.576.842.000 No

I

Prod

RSS I

f---

2

f---

3

-

4 5

-6

RSS ll

7 8

9

-

RSS Ill

10

·11

- 12 I 13 -

14

f---

15 f---

16

Var

Reduced Cost

Current coefisier.

XII

I27.200

0

X2I

76.800

0

XJI

76.800

X4I

I

6.548

Allowable Increase

Allowable Decrease

INFINITY

6.548

6.7.57,391

INFINITY

6.575,39

0

6.2I6,79

INFINITY

61.900

0

6.884,89

INFINITY

57,99

XI2

5.289

0

6460

INFINITY

6.460

X22

4.267

0

6.7 I 3,39

INFINITY

6.173,39

~~ X''

3.903

0

6.IOI,79

INFINITY

6.101,79

X42

0

57,9

6.826,89

57,99

INFINITY

Xl3

3.912

0

6.403

INFINITY

6.403

~~ X''

7.232

0

6.672,39

INFINITY

6.672,39

X33

4.336

0

6.033,79

INFINITY

6.033,79

01

108.9

6.775,89

108,99

INFINITY

I

0

!l\lf;'lll.TTTV ~~•.-;..t..t

5.794

X43 Cut A

Value

Xl4

7.556

I

I

5.794

I

I

~~·~

.

6.216,79

X24

13.221

0

5. 788,39

INFINITY

5.788,39

X34

3.095

0

5.158,79

INFINITY

5.158,79

X44

0

1.050

1.050

INFINITY

5.834,391

-.l

""

No

Cons

Code

Dual price

.Slack

Current RHS

Allowable Increase

LI

1.791.456

0

2.359.387

Infinity

Allowable Decrease 1.791.456

2

L2

1.553.025

0

I. 796.673

Infinity

1.553.025

3

L3

1.430.077

0

1.676.853

Infinity

1.430.077

4

L4

1.363.014

0

1.549333

Infinity

1.363.014

As I

3.932,76

0

5.083

Infinity

3.932,76

6.J 53,32

0

7.067

Infinity

6.153,32

4.004,06

0

4.621

Infinity

4.004,06

4.225,89

0

4.783

Infinity

4.225,89

4.329,2

0

6.370

Infinity

4.932,2

1.226,47

0 0

1.328 1.985

Infinity

1.720,59

Infinity

1.226,47 1.720,59

1.332, 19

0

1.456

Infinity

1.332,19

I

10.060,4

0

12.936

Infinity

10.060,4

0

13.083

Infinity

11.052,59

0

12.642

Infinity

I 0.879,32

0

344.245

1.238

2.266

1.238

I 0.676,4

0

13.552

1J1fi11 i'>'

f...71'. .:;.o .Jo -·~ ' ....,.... /

..

I

5 6

Latek

Asam sen1ut

As2

7

As3

8

As4

9

Talk

I

I

Tl T2 T3

I

11 12

T4

I'

10

13

basah

Pl

14

P2

I

I 1.052,59

15

P3

I

I 0.879,32

16

P4

17

Kcring

Kl

iS

K2

19

K3

20

K4

I

I I I I

-

.

I

11.675.59

0

13.706

Infinity

11.675,59

11.481,32

0

13.244

Infinity

11.481,32

11.079

0

12.9361

!tifinity

11.079

/-----...

pb,_.

<:t(, '.

'" S'fARJf

_,



v

L.LtO'+

Infinity

1.888,88

22

P2

2.187,44

0

2.492

Infinity

2.055,46

23

P3

2.055.46

0

2.408

Infinity

928,39

24

P4

928

0

1.176

infinity

7.802,2

Si I

7.802,2

0

9.240

Infinity

7.802,2

26

. Si 2

7.825,79

0

9.345

lnfinily

7.825,79

27

Si3

7.644,66

0

9.030

Infinity

7.644,66

28

Si4

7.582

0

8.820

lnfinily

7.582

St I

1.601,32

0

2.464

Infinity

1.601,32

30

St2

1.984,4

0

2.492

Infinity

1.984,4

31

St3

1.879, 19

0

2.408

Infinity

1.879, 19

32

St 4

1.918,69

0

2.352

Infinity

1.918,69

Pb I

1.601,32

0

2.464

!tifinity

1.601,32

Pb 2

1.984,4

0

2.492

Infinity

1.934,4

1.879, 19

0

2.408

!nfinily

1.879,19

1.918,69

0

2.352

!tifinity

l.918,69

25

29

33

34

35 36

sortasi

sh eter

Press ball

00 0

No

37

Cons

Pennintaan

Code

Slack

Pr I

.

-

Current RHS

Dual price

Allowable

Allowable

Increase

Decrease

0

6.548

127.200

266.886,65

127.200

38

Pr 2

0

6.757.39

76.800

396.880

76.800

39

Pr 3

0

6.216,79

76.800

313.199,34

76.800

40

Pr 4

113 .300

0

175.200

Infinity

41

Pr 5

0

6.640

5.289

266.886,65

5.289

42

Pr 6

01

6.713,39

4.267

396.880

4.267

43

Pr 7

0

6.101,79

3.903

313.199,34

3.903

44

Pr 8

13.517

0

13.5I7

Infinity

45

Pr 9

0

6.403

3.912

266.886,65

3.9I2

46

Pr 10

0

6.672,39

7.232

396.880

7.232

47

Pr 11

01

6.03\79

4.336

313.199,34

4.336

48

Pr 12

0

15.051

Infinity

49

Pr 13

50 51 j 52

I

I

15.051

5.794

7.379

266.886,65

Pr 14

01 0

5. 788,39

13.221

396.880

Pr 15

0\

5.518,79

3.095

\P~ 16

. \

6.201 \

6.201

13.517

15.051 7.379 13.221

313.199,34 I

O\

113 .300

I

3.095 I

Infinity\ 6.201

I

J

82 Larnpiran 3. Hasil Solusi Optimal Skcnario I (Mcngabaikan Pcnnintaan) LP bPTJMUM FOUND AT STEP

0

OBJECTIVE FUNCTION VALUE I)

0.8978118E+IO

VARIABLE

VALUE

REDUCED COST

XII

410666.65

0

Xl2

498400

0

Xl3

401333.34

0

X14

61900

0

X21

0

88

X22

0

44

X23

0

115

X24

0

57.99

X31

0

145

X32

0

85

X33

0

!83

X34

0

I 08.99

X41

0

754

X42

0

969

X43

0

1058

X44

0

1050

ROW

SLACK OR SURPLUS

DUAL PRICES

BB)

737253.68

0

3)

600513

0

4)

553119.68

0

5)

1363014

0

1797.66

0

7)

2581.4

0

8)

1811

0

9)

4225.89

0

r

......... ,... ............

ASM)

'T'A

I/\

83

I I)

29.59

0

12)

781

0

J:i)

1332.19

0

BSH)

4722.66

0

. 15)

3114.99

0

16)

4615.33

0

17)

0

344245

5338

0

19)

3737.99

0

20)

5217.33

0

21)

11079

0

ASP)

821.33

0

23)

996.79

0

24)

02.62

0

25)

928.39

0

SRTS)

5133.33

0

27)

5238.33

0

28)

4923.33

0

29)

7582

0

SHTR)

0

0

31)

0

0

32)

()

0

33)

1918.69

()

KRNG)

0

1091333.37

35)

()

1351480

36)

0

I 036133.31

37)

1918.69

PRES)

NO. ITERATIONS=

0

()

84 RANGES IN WHICH THE BASIS

rs UNCHANGED:

OB.J COEFFICIENT RANGES VAIUABLE

CURRENT

ALLOWABLE

ALLOWABLE

COEF

INCREASE

DECREASE

XI I

6548

INFINITY

88

Xl2

6757

INFINITY

43.99

Xl3

6216.79

INFINITY

115

Xl4

6884.89

INFINITY

57.99

6460

88

INFINITY

X22

6713.39

43.99

INFINITY

X23

6101.79

I 15

INFINITY

X24

6826.89

57.99

INFINITY

X31

6403

145

INFINITY

X32

6672.39

84.99

INFINITY

X33

6033.79

183

INFINITY

X34

6775.89

108.99

INFINITY

X41

5794

754

INFINITY

X42

5788.39

968.99

INFINITY

X43

5158.79

1058

INFINITY

X44

5834.89

1050

INFINITY

. X21

RIGllTHAND SIDE RANGES ROW

CURRENT RHS

ALLOWABLE

ALLOWABLE

INCREASE

DI~CREASE

BB

2359387

INFINITY

737253.68

3

1796673

INFINITY

600513

4

1676853

INFINITY

553119,68

5

1549333

INFINITY

1363014

5083

INFINITY

1797.66

7

7067

INFINITY

2581.4

8

4621

INFINITY

181 1.66

9

4783

INFINITY

4225.89

INFINITY

2263.33

ASM

TALK

6370

85

11

1328

INFINITY

829.59

12.

1985

INFINITY

781

I3

1456

INFINITY

1332.19

BSH

12936

INFINITY

4722.66

15

13083

INFINITY

3 I 14.99

16

12642

INFINITY

4615.33

17

1238

4641.99

1238

13552

INFINITY

5338.66

19

13706

INFINITY

3737.99

20

13244

INFINITY

5217.33

21

I2936

INFINITY

I 1079

KRNG

ASP

2464

INFINITY

82 I .33

23

2492

INFINITY

996

24

2408

INFINITY

802.66

25

I 176

INFINITY

928.39

SRTS

9240

INFINITY

5 I 33.33

27

9345

INFINITY

5238.33

28

9030

INFINITY·

4923.33

29

8820

INFINITY

7582

2464

INFINITY

0

31

2492

INFINITY

0

32

2408

INFINITY

0

33

2352

INFINITY

SHTR

1918.69

2464

0

2463.99

35

2492

0

2492

36

2408

0

2408

37

2352

INFINITY

PRES

1918.69

86

Lampirnn 4. Hasil Solusi Optimal Skcnario II (Mcnaikkan Harga Karct Pada RSS I Pcriodc I) LP OPTIMUM FOUND AT STEP

13

OB.TECTIVE FUNCTION VALUE

I) VARIABLE

0.2588778E+ I 0 VALUE

REDUCftlJ COST

XI I

127200

0.000000

X12

76800

0.000000

Xl3

76800

0.000000

Xl4

48383

0.000000

X21

5289

0.000000

X22

4267

0.000000

X23

3903

0.000000

X24

13517

0.000000

X.l I

3912

0.000000

X32

7232

0.000000

X33

4336

0.000000

X34

0.000000

108.99

X41

7379

0.000000

X42

13221

0.000000

X43

3095

0.000000

X44

0.000000

1050

ROW

SLACK OR SURPLUS

DUAL PRICES

f3 [l)

1791456

0.000000

:i)

1553025

0.000000

4)

1430077.75

0.000000

5)

1363014

0.000000

3932.76

0.000000

7)

6153.31

0.000000

8)

4004.06

0.000000

9)

4225.89

0.000000

ASM)

87

41)

126817

0.000000

42)

0.000000

6460

43)

0.000000

6713.39

44)

0.000000

610 I. 79

45)

0.000000

46)

0.000000

47)

0.000000

6672.39

48)

0.000000

6033.79

49)

15051

0.000000

50)

0.000000

5794

51)

-58 6403

0.000000

5788.39

52)

0.000000

5158.79

53)

6201

0.000000

NO. ITERATIONS=

13

RANGES IN WHICH THE BASIS IS UNCHANGED: OBJ COEFFICIENT RANGES VARIABLE

CURRENT

ALLOWABLE

ALLOWABLE

COEF

INCREASE

DECREASE

XII

6648

INFINITY

6648

Xl2

6757.39

INFINITY

6757.39

X13

6216.79

INFINITY

6216.79

Xl4

6884.89

INFINITY

58

X21

6460

INFINITY

6460

X22

6713.39

INFINITY

6713.39

xn

6IOl.79

INFINITY

6101.79

X24

6826.89

58

X31

6403

INFINITY

6403

X32

6672.39

INFINITY

6672.39

X33

6033.79

INFINITY

6033.79

X34

6775.89

108.99

X41

5794

INFINITY

INFINITY

INFINITY 5794

88

SRTS

9240

INFINITY

7802.2

27

9345

INFINITY .

7825.79

28

9030

INFINITY

7644.66

29

8820

INFINITY

7582

2464

INFINITY

I601.3I

3I

2492

INFINITY

I 984.4

32

2408

INFINITY

1879. 19

33

2352

INFINITY

1932.21

PRES

2464

INFINITY

1601.319

35

2492

INFINITY

I 984.4

36

2408

INFINITY

1879.19

37

2352

INFINITY

1932.21

127200

266886.65

127200

39

76800

396880

76800

40

76800

313 I 99.34

76800

41

175200

INFINITY

126817

42

5289

266886.65

5289

43

4267

396880

4267

44

3903

313199.34

3903

45

13517

48383

13517

46

3912

266886.65

3912

47

7232

396880

7232

48

4336

313 I 99.34

4336

49

15051

INFINITY

15051

50

7379

266886.65

7379

5I

13221

396880

13221

52

3095

3 I 3199.34

3095

53

6201

INFINITY

6201

SHTR

PRMNT