28
Pengaruh Lama Menjalani Hemodialisis dengan Kejadian Intradialytic Hypertension (IDH) pada Pasien Chronic Kidney Disease (CKD) di RS Islam Fatimah Cilacap The Influence of Long Live Haemodialisis with Incidence Intradialytic Hypertension (IDH) on Chronic Kidney Disease (CKD) patient in Fatimah’s Islam Hospital Cilacap Kasron1*, Susilawati2 STIKES Al-Irsyad-Al-Islamiyyah Cilacap
[email protected]
ABSTRAK Pasien Chronic Kidney Disease (CKD) yang menjalani hemodialisis sering mengalami komplikasi Intradialytic Hypertension (IDH). Pada pasien yang lebih lama menjalani HD lebih sering mengalami komplikasi IDH saat menjalani HD. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh lama menjalani HD dengan kejadian intradialytic hypertension pada pasien chronic kidney disease (CKD) yang menjalani hemodialisis (HD) rutin. Metode penelitian menggunakan deskriptive analitic dan korelasi. Responden adalah pasien CKD yang menjalani HD, pemilihan responden menggunakan purposive sampling, dengan kriteria menjalani HD rutin 2 kali seminggu, usia lebih 18 tahun, mengkonsumsi obat antihipertensi, kadar Hb normal, pengukuran tekanan darah menunjukan IDH. Sejumlah 57 responden memenuhi kriteria penelitian. Responden dengan lama HD lebih dari 1 tahun 47,4%, dan kurang dari 1 tahun 52,6%. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengaruh lama menjalani HD tidak berpengaruh nyata terhadap kejadian IDH dengan nilai p-value 0,123. Penelitian menunjukan tidak terdapat pengaruh antara lama menjalani HD dengan kejadian IDH pada pasien CKD yang menjalani HD rutin. Sehubungan dengan hasil tersebut, perlu evaluasi tetap terhadap pasien yang lebih lama menjalani HD pada pasien CKD. Serta perlunya penelitian lanjutan tentang faktor lain yang mempengaruhi kejadian IDH untuk faktor-faktor yang belum diteliti. Kata kunci: CKD, hemodialisis, hipertensi intradialitik, lama menjalani hemodialisis. ABSTRACT Patients with Chronic Kidney Disease (CKD) whom hemodialysis can have complication such as Intradialytic Hypertension (IDH). The long live time hemodialysis patient can have IDH. This study aimed to evaluate the influence long live time hemodialysis on IDH in patients with CKD. The research used deskriptive analitic with correlations design. Respondents were patients with CKD in HD, purposive sampling used to collect responden, with the criteria forthose who were active in HD programme twice a weeks, more 18 years old, normal haemoglobine, and blood pressure was IDH. 57 respondents included in the criteria. The respondent more 1 years long live time HD was 47.4% and less than 1 years long live time HD was 52.6%. The analysis shown the long live time hemodialysis HD are not correlate with IDH with p-value 0.123. The study shows there arenot correlate between long live time HD on IDH in CKD patients. Need to evaluate with patients CKD who have long live time HD. Next study can use other factore to evaluate the IDH on CKD patients.. Keywords: CKD, haemodialysis, intradialytic hypertension, long live with haemodialysis.
Jurnal Kesehatan Al irsyad (JKA) Vol. X. No. 2, September 2017
28
29
yang
PENDAHULUAN Chronic Kidney Disease (CKD)
sudah
pradialisis,
mengalami
serta
suatu
hipertensi
kondisi
nilai
merupakan gangguan fungsi renal yang
tekanan darah rata-rata (Mean Blood
progresif
dimana
Pressure) selama hemodialisis (HD) lebih
untuk
dari atau sama dengan 107 mmHg atau
metabolisme,
terjadi peningkatan MBP pada pasien yang
keseimbangan cairan dan elektrolit. CKD
nilai MBP pradialisis di atas normal (Inrig,
dapat
menyebabkan uremia yang perlu
2010). IDH merupakan komplikasi akut
dilakukan hemodialisis (Corwin, 2009).
pada sistem kardiovaskuler yang perlu
Hemodialisis merupakan terapi pengganti
dievaluasi dengan lebih serius pada pasien
fungsi
banyak
yang menjalani HD. Pasien yang menjalani
dilakukan oleh masyarakat yang menderita
HD saat ini terbanyak adalah pasien
CKD stadium akhir (Colvy, 2010). Jumlah
dengan gangguan Chronic Kidney Disease
penderita CKD yang menjalani HD di
(CKD) (Inrig, 2010).
dan
kemampuan
irreversible tubuh
gagal
mempertahankan
ginjal
yang
paling
Indonesia dari tahun ke tahun semakin
Kejadian IDH sekitar 70% pada
meningkat, pada tahun 2012 tercatat 9.161
pasien yang menjalani HD. Kejadian IDH
orang menjalani HD, tahun 2013 sebanyak
lebih sering terjadi pada jam ke empat saat
9.396 orang dan semakin meningkat pada
proses
tahun
mengakibatkan timbulnya masalah baru
2014
sebanyak
11.689
orang
yang
(Pernefri, 2014). Selama proses hemodialisis sering
dialysis.
lebih
IDH
sendiri
kompleks
dapat
antara
lain
ketidaknyamanan, meningkatkan stress,
muncul komplikasi akut yang berbeda-
mempengaruhi
beda untuk setiap pasien yang disebut
memperburuk
kondisi
komplikasi intradialitik. Komplikasi akut
menimbulkan
kematian
yang sering terjadi adalah komplikasi
(Garabed et al., 2002; Locatelli, Cavalli
kardiovaskuler seperti hipotensi maupun
and Tucci, 2010). Komplikasi IDH perlu
hipertensi
diantisipasi, dikendalikan dan diatasi agar
hypertension
saat
HD.
(IDH)
atau
Intradialytic Hipertensi
kualitas
kualitas
hidup
hidup pasien
pasien
bahkan
sebesar
tetap
59%
optimal.
Intradialitik (HID) adalah kondisi tekanan
Hipertensi
darah saat dialisis lebih dari atau sama
komplikasi HD yang saat ini mendapat
dengan 140/90
perhatian,
mmHg atau terjadi
peningkatan tekanan darah pada pasien
intradialitik
dan
karena
episode
merupakan
IDH
akan
mempengaruhi adekuasi HD. Beberapa
Jurnal Kesehatan Al irsyad (JKA) Vol. X. No. 2, September 2017
28
30
penelitian
mendapatkan
bahwa
IDH
elektrolit
terutama
kalsium
dan
mempengaruhi morbiditas dan mortalitas
kalium(Chou et al., 2006; Chazot and Jean,
pasien
2010).
yang
menjalani
HD
reguler.
Mortalitas meningkat jika tekanan darah
Penelitian
Inrig
et
al.
(2007)
paska HD meningkat yaitu bila sistolik
menjelaskan bahwa hipertensi intradialitik
lebih dari atau sama dengan 180 mmHg
sering terjadi pada pasien yang baru
dan diastolic lebih dari atau sama dengan
memulai
90 mmHg. Pada pasien yang mengalami
hipertensi intradialitik juga terjadi pada
peningkatan tekanan darah sebesar 10
pasien dengan lama hemodialisis panjang
mmHg saat HD didapatkan peningkatan
demikian juga riset (Buren et al., 2012)
risiko rawat inap di rumah sakit dan
menemukan
kematian (Hermans et al., 2017).
intradialitik lebih sering pada pasien
terapi
hemodialisis,
prevalensi
namun
hipertensi
pada
dengan lama hemodialisis lebih dari 1
pasien dengan HD reguler sampai saat ini
tahun (Buren et al., 2012) (Inrig et al.,
belum sepenuhnya diketahui. Banyak faktor
2007). Dalam riset Herlin and Wann-
yang diduga sebagai penyebab IDH seperti
Hansson
aktivasi
angiotensin
komplikasi saat HD sering terjadi pada
aldosteron system (RAAS) karena diinduksi
responden yang sudah menjalani terapi
oleh hipovolemia saat dilakukan ultrafiltrasi
hemodialisis lebih dari dari satu tahun,
(UF), overaktif dari simpatis, variasi dari
karena
ion K+ dan Ca2+ saat HD, viskositas
menjalani terapi hemodialisa sel endotel
darah yang meningkat karena diinduksi
yang mengalami disfungsi, setelah itu lama
oleh
kelamaan akan menyebabkan terjadinya
Mekanisme
terjadinya
sistem
terapi
renin
Erythopoietin
IDH
Stimulating
(2010)
seiring
lamanya
responden
apoptosis,
cardiac output (COP), obat antihipertensi
menyebabkan disintegrasi dari struktur
yang ditarik saat HD dan vasokonstriksi
maupun fungsi endotel. (Herlin and Wann-
yang diinduksi oleh endothelin-1 (ET-1).
Hansson, 2010) Tujuan
pada
bahwa
Agents (ESA), fluid overload, peningkatan
Diantara berbagai faktor tersebut yang
yang
menjelaskan
penelitian
akhirnya
ini
akan
adalah
paling umum diketahui sebagai penyebab
mengetahui hubungan lama menjalani
IDH
Hemodialisis
adalah
stimulasi
RAAS
oleh
dengan
Kejadian
hipovolemia yang disebabkan oleh UF yang
Intradialytic Hypertension (IDH) pada
berlebihan saat HD dan variasi dari kadar
Pasien Chronic Kidney Disease (CKD).
Jurnal Kesehatan Al irsyad (JKA) Vol. X. No. 2, September 2017
28
31
Laki-laki Lama HD < 12 bulan ≥ 12 bulan
METODE 3
Metode
penelitian
menggunakan
deskriptif analitik dan desain korelasi.
36
63,2
30 27
52,6 47,4
Penelitian dilakukan sejak 27 Mei sampai 3 Juni 2017. Pada penelitian ini subjek adalah
pasien
CKD
yang
menjalani
hemodialisis di RS Islam Fatimah Cilacap. Pemilihan responden menggunakan nonprobability
sampling
dengan
metode
purposive sampling, dengan kriteria inklusi sampel: Pasien CKD yang menjalani HD rutin 2 kali seminggu, usia > 18 tahun,
Tabel 1 menunjukkan lebih dari separuh responden dengan usia dewasa madya 54,4%, sebagian besar laki-laki 63,2%, lebih dari separuh responden dengan lama HD kurang dari 1 tahun 52,6%. Tabel 2 Analisis Hubungan Lama Menjalani Hemodialisis dengan kejadian Hipertensi Intradialitik Variabel
mengkonsumsi obat antihipertensi, kadar Hb normal,
IDWG < 2 kg, besar
ultrafiltrasi < 2 liter, mengalami IDH saat HD.
Lama HD <1 tahun
≥1 tahun
IDH IDH IDH Ringan Sedang
16 (53,3)
14 (46,7)
8 (29,6)
19 (70,4)
Jumlah sampel yang digunakan 57 responden. Responden diukur tekanan
Tabel
2
OR (95% CI)
pvalue*
2,71 (0,908,11)
0,123
menunjukkan
bahwa
darah 2 kali saat intradialisis pada 3 jam
responden dengan lama menjalani HD
dan 4 jam pertama setelah dilakukan HD.
lebih
Pengambilan data lama menjalani HD
mengalami IDH sedang sebanyak 70,4%.
dengan melihat catatan medis tentang
Berdasarkan hasil analisis diperoleh p-
riwayat HD yang pertama kali dan yang
value
terakhir.
pengaruh secara signifikan antara lama
Tabel 1 Karakteristik Responden CKD Yang Menjalani Hemodialisis di RS Islam Fatimah Cilacap
2
0,123
1
tahun
paling
yang berarti
banyak
tidak
ada
menjalani HD dengan kejadian IDH.
HASIL
No 1
dari
Karakteristik Usia Dewasa awal Dewasa madya Dewasa lanjut Jenis kelamin Perempuan
PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa
F
%
responden yang telah menjalani lama
17 31 9
29,8 54,4 15,8
hemodialisis kurang dari 12 bulan sebesar
21
36,8
52,6%, sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa sebagian besar pasien CKD yang
Jurnal Kesehatan Al irsyad (JKA) Vol. X. No. 2, September 2017
28
32
menjalani
hemodialisis
dengan
lama
menjalani
hemodialisis kurang dari 1
hemodialisis lebih dari dari satu tahun, karena
seiring
lamanya
responden
tahun. Hasil ini sejalan dengan hasil
menjalani terapi hemodialisa sel endotel
penelitian yang dilakukan oleh (Sinaga,
yang mengalami disfungsi, setelah itu lama
2015) yaitu pasien CKD yang menjalani
kelamaan akan menyebabkan terjadinya
HD memiliki riwayat lama HD kurang
apoptosis
dari 12 bulan sebanyak 60%. Akan tetapi
menyebabkan disintegrasi dari struktur
berbeda
maupun
dengan
(Kandarini,
2013)
hasil
penelitian
yang
menjelaskan
dan
pada
fungsi
akhirnya
endotel.
Sel
akan
endotel
merupakan sel yang memproduksi zat-zat
bahwa lama menjalani HD pada pasien
cardiodepressive
CKD adalah 34,75±30,51 bulan. Hasil
adenosine atau nitric oxide (NO) (Herlin
penelitian menunjukkan bahwa sebagian
and
besar responden dengan lama menjalani
tersebut mengalami produksi berlebihan
HD lebih dari 1 tahun paling banyak
oleh inucible synthase. Adenosin, suatu
mengalami IDH sedang sebesar 70,4%,
nukleosida purin endogen, dilepaskan oleh
hasil
lama
sel endotel dan miosit vaskular selama
menjalani HD diketahui tidak terdapat
terjadinya iskemia jaringan. Konsentrasi
pengaruh lama menjalani HD terhadap
adenosin yang tinggi dan metabolisme
kejadian
IDH (p-value 0,123). Hasil
telah
tersebut
berbeda
penelitian
hemodialisa. Substansi ini bekerja dengan
(Naysila, Adhelia and Lestari, 2012) yang
menstimulasi reseptor spesifik dan efek
menunjukkan
hipertensi
yang ditimbulkanya adalah supresi dari
intradialitik sering terjadi pada pasien
kontraktilitas jantung, berkurangnya heart
dengan lama hemodialisis lebih dari 1
rate, relaksasi arteri, menurunya pelepasan
tahun, demikian juga penelitian oleh Inrig
katekolamin dan renin. Hal ini merupakan
et al. (2007) dan Chazot and Jean (2010)
pemeran
menunjukkan
intrahemodialisa (Kraśniak et al., 2007;
analisis
hubungan
antara
dengan
bahwa
bahwa
hipertensi
intradialitik sering terjadi pada pasien dengan lama hemodialisis lebih dari 1 tahun.
dan
Wann-Hansson,
banyak
vasodilative
2010).
dijumpai
utama
Zat-zat
pada
terjadinya
pasien
hipotensi
Sulowicz and Radziszewski, 2017). Pasien CKD harus menjalani terapi dialisis sepanjang hidupnya (biasanya dua
Komplikasi sering kali terjadi pada
sampai tiga kali seminggu) atau sampai
responden yang sudah menjalani terapi
mendapat ginjal baru melalui transplantasi
Jurnal Kesehatan Al irsyad (JKA) Vol. X. No. 2, September 2017
28
33
ginjal. Hemodialisis merupakan prosedur
disebabkan oleh factor lain seperti factor
yang cukup aman dan dapat meningkatkan
jenis
kualitas
namun
penelitian oleh (Shastri and Sarnak, 2017)
sering
dan (Caplin, Kumar and Davenport, 2011)
terjadi. Komplikasi ini sering terjadi pada
menyebutkan bahwa jenis kelamin laki-
pasien
terapi
laki berisiko lebih tinggi untuk menderita
hemodialisis maupun pasien yang telah
penyakit CKD dibandingkan perempuan.
menjalani hemodialisis dalam waktu yang
Laki-laki berpotensi mengalami penurunan
lama. Semakin lama pasien telah menjalani
fungsi
HD maka akan semakin sering pasien
sehingga
sering
membutuhkan
terpapar
pengganti
ginjal
daripada
hidup
komplikasi
pasien
akibat
yang
oleh
CKD
hemodialisis
baru
efek
memulai
samping
dari
kelamin
ginjal
maupun
secara
usia,
lebih
seperti
progresif terapi
perempuan.
hemodialisis baik akut maupun kronis.
Faktor penyebab perbedaan progresifitas
Pasien CKD meskipun semakin sering
penyakit
mendapat terapi hemodialisis, pasien tetap
perempuan masih dalam tahap penelitian,
akan mengalami gangguan dalam nefron
salah satu teori yang berkembang adalah
ginjal yang akan mengganggu system
kadar estrogen yang rendah pada laki-laki.
sirkulasi
kardiovaskuler
Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa
terutama mempangaruhi viskositas darah.
estrogen mengurangi proses pembentukan
Perubahan
akan
jaringan ikat (scarring) pada kerusakan
menggangu system arterial baroreflex
ginjal, serta laki-laki berisiko lebih tinggi
sensitivity (BRS) yang selanjutnya akan
untuk
mempengaruhi jantung pada tekanan darah
dibandingkan
tubuh yang semakin tidak teratur. Kondisi
dikarenakan pola hidup pasien laki-laki
perubahan
yang
dan
system
viskositas
pada
BSR
tersebut
tersebut
yang
ginjal
pada
menderita
tidak
laki-laki
penyakit
CKD
perempuan
baik
termasuk
(Neugarten,
dan
yaitu
kebiasaan
menyebabkan pasien yang lebih sering
merokok
Acharya
and
mendapat hemodialisis lebih berpeluang
Silbiger, 2000; Haroun et al., 2003).
terjadinya IDH (Thomas, Kanso and
Demikian juga usia mempengaruhi kondisi
Sedor, 2008).
komplikasi pasien CKD yang menjalani
Dalam penelitian ini menunjukkan
HD karena usia yang lebih tua lebih
tidak terdapat perbedaan yang bermakna
beresiko mengalami ganguan CKD dan
antara pasien yang lebih dari 1 tahun
perlu dilakukan HD, seperti penjelasan
dengan yang lebih dari 1 tahun, bisa
oleh Inrig (2010) yang menjelaskan bahwa
Jurnal Kesehatan Al irsyad (JKA) Vol. X. No. 2, September 2017
28
34
sebagian
besar
responden
dengan
lanjutan
tentang
faktor
lain
yang
hipertensi intradialitik berusia ≥ 60 tahun
mempengaruhi kejadian IDH untuk faktor-
(Inrig, 2010) serta laporan dari 7th Report
faktor yang belum diteliti tersebut.
of Indonesian Renal Registry tahun 2014 juga mendukung hasil penelitian ini, yaitu prevalensi pasien CKD yang menjalani HD
SIMPULAN Pengaruh lama menjalani HD tidak
di Indonesia terbanyak pada rentang usia
berpengaruh
45-54 tahun dan 55-64 tahun masing-
intradialytic hypertension (IDH) pada
masing (31%) (Pernefri, 2014). Hubungan
pasien chronic kidney disease (CKD) yang
pasti antara usia lanjut dengan hipertensi
menjalani hemodialisis rutin di RS Islam
intradialitik belum diteliti secara khusus.
Fatimah Cilacap. Perlu tetap adanya
Secara teoritis, kejadian hipertensi secara
evaluasi pasien yang telah lama menjalani
umum pada pasien CKD, didapatkan usia
HD pada pasien CKD yang menjalani
lanjut lebih sering dihubungkan dengan
hemodialisis. Serta perlunya dilakukan
beberapa penyakit penyerta yang diderita
penelitian lanjutan tentang faktor lain yang
oleh pasien dengan HD seperti gagal
mempengaruhi kejadian IDH untuk faktor-
jantung yang dapat mempengaruhi tekanan
faktor yang belum diteliti tersebut seperti
darah saat dilakukan dialysis (Agarwal,
jenis kelamin, usia dan penyakit penyerta.
Bills
and
Light,
2010;
berpengaruh
menjalani terhadap
HD
tidak
kejadian
IDH,
namun perlu tetap evaluasi terhadap pasien yang telah lama lebih dari 1 tahun menjalani HD. Tidak berpengaruhnya lama menjalani HD dengan kejadian IDH bisa disebabkan oleh faktor lain yang mungkin mempengaruhi IDH pada pasien yang belum dikontrol dalam penelitian ini, seperti jenis kelamin, usia dan penyakit penyerta.
Perlu
dilakukan
kejadian
KEPUSTAKAAN
Dalam penelitian ini menunjukkan lama
terhadap
Rubinger,
Backenroth and Dan, 2012).
bahwa
nyata
penelitian
Agarwal, R., Bills, J. E. and Light, R. P. (2010) ‘Diagnosing Obesity by Body Mass Index in Chronic Kidney Disease’, Hypertension. American Heart Association, Inc., 56(5), pp. 893– 900. doi: 10.1161/HYPERTENSIONAHA.110.1 60747. Buren, V. P. N., Kim, C., Toto, R. D. and Inrig, J. K. (2012) ‘The prevalence of persistent intradialytic hypertension in a hemodialysis population with extended follow-up’, The International journal of artificial organs, 35(12), p. 1031—1038. doi:
Jurnal Kesehatan Al irsyad (JKA) Vol. X. No. 2, September 2017
28
35
10.5301/ijao.5000126. Caplin, B., Kumar, S. and Davenport, A. (2011) ‘Patients’ perspective of haemodialysis-associated symptoms’, Nephrology Dialysis Transplantation, 26(8), pp. 2656–2663. doi: 10.1093/ndt/gfq763. Chazot, C. and Jean, G. (2010) ‘Intradialytic Hypertension: It Is Time to Act’, Nephron Clinical Practice, 115(3), pp. c182–c188. Available at: http://www.karger.com/DOI/10.1159/0 00313031. Chou, K.-J., Lee, P.-T., Chen, C.-L., Chiou, C.-W., Hsu, C.-Y., Chung, H.-M., Liu, C.-P. and Fang, H.-C. (2006) ‘Physiological changes during hemodialysis in patients with intradialysis hypertension’, Kidney International, 69(10), pp. 1833–1838. doi: http://dx.doi.org/10.1038/sj.ki.5000266 Garabed, E., Tom, G., Michael, A., James, B., Edgar, Gerald, S., J., S. S., P., T. B. and Robert, T. (2002) ‘Effect of Dialysis Dose and Membrane Flux in Maintenance Hemodialysis’, New England Journal of Medicine, 347(25), pp. 2010–2019. doi: 10.1056/NEJMoa021583. Haroun, M. K., Jaar, B. G., Hoffman, S. C., Comstock, G. W., Klag, M. J. and Coresh, J. (2003) ‘Risk Factors for Chronic Kidney Disease : A Prospective Study of 23 , 534 Men and Women in Washington County , Maryland’, Journal of the American Society ofNephrology, 14, pp. 2934– 2941. doi: 10.1097/01.ASN.0000095249.99803.8 5. Herlin, C. and Wann-Hansson, C. (2010)
‘The experience of being 30–45 years of age and depending on haemodialysis treatment: a phenomenological study’, Scandinavian Journal of Caring Sciences. Blackwell Publishing Ltd, 24(4), pp. 693–699. doi: 10.1111/j.1471-6712.2009.00764.x. Hermans, M. M. H., Brandenburg, V., Ketteler, M., Kooman, J. P., van der Sande, F. M., Boeschoten, E. W., Leunissen, K. M. L., Krediet, R. T. and Dekker, F. W. (2017) ‘Association of serum fetuin-A levels with mortality in dialysis patients’, Kidney International. Elsevier, 72(2), pp. 202–207. doi: 10.1038/sj.ki.5002178. Inrig, J. K. (2010) ‘Intradialytic Hypertension: A Less-Recognized Cardiovascular Complication of Hemodialysis’, American journal of kidney diseases : the official journal of the National Kidney Foundation, 55(3), pp. 580–589. doi: 10.1053/j.ajkd.2009.08.013. Inrig, J. K., Patel, U. D., Gillespie, B. S., Hasselblad, V., Himmelfarb, J., Reddan, D., Lindsay, R. M., Winchester, J. F., Stivelman, J., Toto, R. and Szczech, L. A. (2007) ‘Relationship Between Interdialytic Weight Gain and Blood Pressure Among Prevalent Hemodialysis Patients’, American Journal of Kidney Diseases, 50(1), p. 108–118.e4. doi: http://dx.doi.org/10.1053/j.ajkd.2007.0 4.020. Kandarini, Y. (2013) Volume ultrafiltrasi berlebih saat hemodialisis berperan terhadap kejadian hipertensi intradialitik melalui penurunan kadar nitric oxide endothelin-1 dan asymmetric dimethylarginin tidak
Jurnal Kesehatan Al irsyad (JKA) Vol. X. No. 2, September 2017
28
36
terbukti berperan. Udayana University. Kraśniak, A., Drożdż, M., Pasowicz, M., Chmiel, G., Michałek, M., Szumilak, D., Podolec, P., Klimeczek, P., Konieczyńska, M., Wicher-Muniak, E., Tracz, W., Khoa, T. N., Souberbielle, J.-C., Drueke, T. B. and Sułowicz, W. (2007) ‘Factors involved in vascular calcification and atherosclerosis in maintenance haemodialysis patients’, Nephrology Dialysis Transplantation, 22(2), pp. 515–521. doi: 10.1093/ndt/gfl564. Locatelli, F., Cavalli, A. and Tucci, B. (2010) ‘The growing problem of intradialytic hypertension’, Nat Rev Nephrol. Nature Publishing Group, 6(1), pp. 41–48. Available at: http://dx.doi.org/10.1038/nrneph.2009. 200. Naysila, Adhelia, M. and Lestari, D. (2012) FAKTOR RISIKO HIPERTENSI INTRADIALITIK PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK. Universitas Diponegoro. Available at: http://eprints.undip.ac.id/37285/1/ADH ELLA_MENUR_G2A008004_LAP_K TI.pdf. Neugarten, J., Acharya, A. and Silbiger, S. R. (2000) ‘Effect of Gender on the Progression of Nondiabetic Renal Disease : A Meta-Analysis’, Journal of the American Sociiety of Nephrology, 11(6), pp. 319–329. Pernefri (2014) 7th Report Of Indonesian Renal Registry 2014, Perhimpunan Nefrologi Indonesia. Available at: http://www.pernefri-inasn.org/ (Accessed: 24 July 2017). Rubinger, D., Backenroth, R. and Dan, S. (2012) ‘Sympathetic Activation and Baroreflex Function during
Intradialytic Hypertensive Episodes’, PLoS ONE, 7(5), pp. 1–12. Available at: http://journals.plos.org/plosone/article/f ile?id=10.1371/journal.pone.0036943& type=printable. Shastri, S. and Sarnak, M. J. (2017) ‘Cardiovascular Disease and CKD: Core Curriculum 2010’, American Journal of Kidney Diseases. Elsevier, 56(2), pp. 399–417. doi: 10.1053/j.ajkd.2010.03.019. Sinaga, R. U. (2015) GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DENGANKEJADIAN HIPERTENSI INTRADILITIK PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD DR. ABDUL AZIZ SINGKAWANG. Universitas Tanjugpura. Available at: http://www.jurnal.untan.ac.id/index.ph p/jmfarmasi/article/view/16775. Sulowicz, W. and Radziszewski, A. (2017) ‘Pathogenesis and treatment of dialysis hypotension’, Kidney International. Elsevier, 70, pp. S36–S39. doi: 10.1038/sj.ki.5001975. Thomas, R., Kanso, A. and Sedor, J. R. (2008) ‘Chronic Kidney Disease and Its Complications’, Primary Care: Clinics in Office Practice, 35(2), pp. 329–344. doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.pop.2008.01 .008.
Jurnal Kesehatan Al irsyad (JKA) Vol. X. No. 2, September 2017
28
37
Jurnal Kesehatan Al irsyad (JKA) Vol. X. No. 2, September 2017
28