PEMANFAATAN MEDIA LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

Download pendidikan. Selain itu pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran akan mendorong pada penghayatan nilai-nilai atau aspek-aspek kehid...

1 downloads 595 Views 176KB Size
PEMANFAATAN MEDIA LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 4 TANAH PUTIH KECAMATAN TELAWANG KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR ROSO SUGIYANTO Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Palangka Raya Alamat E-mail: [email protected]

Abstrak Penelitian ini dilaksanakan karena masih kurangnya pemanfaatan media lingkungan dalam proses kegiatan pembelajaran IPS dan masih rendahnya hasil belajar IPS siswa. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV di SD Negeri 4 Tanah Putih, Kecamatan Telawang Kabupaten Kotawaringin Timur tahun pelajaran 2014/2015 melalui penggunaanmedia lingkungan. Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan subjek penelitian siswa kelas IV SD Negeri 4 Tanah Putih. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi. Instrumen penelitian berupa butir soal tes dan lembar observasi penggunaan media lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan media lingkungan pada mata pelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa dikelas IV SD Negeri 4 Tanah Putih, Kecamatan Telawang Kabupaten Kotawaringin Timur tahun ajaran 2014/2015. Peningkatan hasil belajar siswa ditunjukan dengan adanya perubahan rata-rata hasil belajar IPS siswa yaitu dari pra-siklus rata-rata 61,67dengan adanya tindakan siklus I menjadi 70,83(9.16%), dan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I dengan rata-rata 70,83 menjadi 91,73 pada tindakan siklus II (20.9%). Kata Kunci: Media lingkungan, hasil belajar, dan pembelajaran IPS



Roso Sugiyanto, Pemanfaatkan Media Lingkungan untuk Meningkatkan Hasil …

I. Pendahuluan Keberhasilan suatu pendidikan ditandai dengan adanya suatu perubahan positif pada anak didik. Perubahan tersebut meliputi perubahan pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk mencapai sasaran tersebut seorang guru sebagai tenaga profesional,hendaknya senantiasa meningkatkan kemampuan siswa. Kenyataan di lapangan, banyak dijumpai guru yang belum mampu untuk mengembangkan kurikulum menjadi rencana pembelajaran yang aplikatif. Guru masih menggunakan model pembelajaran yang kurang mampu merangsang siswa untuk belajar lebih lanjut pada kegiatan pembelajaran IPS dan proses pembelajaran yang dilakukan masih menekankan pada aspek pengetahuan. Proses pembelajaran masih bersifat transfer informasi daripada mengembangkan potensi siswa. Artinya, kendala yang dihadapi guru-guru IPS adalah proses pembelajaran masih terpola pada pembelajaran yang konvensional yang kurang memberdayakan lingkungan. Hal itu mengakibatkan lemahnya aktivitas dan perkembangan potensi siswa dalam pembelajaran. Dalam rangka mencapai harapan seperti itulah maka dalam pembelajaran perlu diberikan pilihan strategi dan media yang menarik, yaitu dengan menampilkan contoh-contoh di lingkungan sekitar yang menunjukkan adanya keterkaitan antara, fakta, konsep, generalisasi, nilai, sikap, dan keterampilan intelektual, personal, dan sosial. Contoh-contoh tersebut perlu dimasukkan ke dalam langkahlangkah pembelajaran agar dapat dihayati adanya nilai dan sikap serta konsep-konsep keilmuan yang sedang dipelajari. Penggunaan lingkungan memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih bermakna (meaningfull learning) sebab anak dihadapkan kepada keadaan dan situasi yang sebenarnya. Hal ini akan memenuhi prinsip kontekstual sebagai salah satu prinsip pendidikan. Selain itu pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran akan mendorong pada penghayatan nilai-nilai atau aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya. Berdasarkan uraian di atas timbul suatu tantangan bagi guru, khususnya pada mata pelajaran IPS untuk dapat menciptakan situasi pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Salah satu alternatif untuk menjawab tantangan tersebut adalah dengan menggunakan media pembelajaran lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran. Pemanfaatan media pembelajaran yang tepat 31

Jurnal GeoTadulako Vol. 3 No. 6 Juli - Desember 2015

.•

diharapkan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. II. Kajian Pustaka Menurut Azhar Arsyad (1997: 3) kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara (wasaail) atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Gerlach & Ely (Azhar Arsyad, 1997: 3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Menurut Fleming (Azhar Arsyad 1997: 3) media yang sering diganti dengan kata mediator adalah penyebab atau alat yang ikut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Sedangkan menurut Hujair AH Sanaky (2009: 4) media pembelajaran adalah sarana pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektivitas dan efesiensi dalam mencapai tujuan pengajaran. Untuk itu setiap guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan. Disimpulkan dalam penelitian ini bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat, serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Media pembelajaran dapat diartikan sebagai alat yang dapat dimanfaatkan sebagai penyampai pesan yang disampaikan oleh guru kepada para siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa terangsang untuk aktif dalam proses pembelajaran. Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien (Etin Solihatin & Raharjo, 2008: 23). Sehingga diharapkan media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya (Nana Sudjana & Ahmad Rivai, 2009: 2). Lebih jauh Oemar Hamalik (2008: 195), menemukan lingkungan (environment) sebagai dasar pengajaran adalah faktor 32



Roso Sugiyanto, Pemanfaatkan Media Lingkungan untuk Meningkatkan Hasil …

kondisional yang mempengaruhi tingkah laku individu dan merupakan faktor yang penting. Lingkungan belajar/ pembelajaran/pendidikan terdiri dari: a. Lingkungan sosial adalah lingkungan masyarakat baik kelompok besar atau kelopok kecil. b. Lingkungan personal meliputi individu-individu sebagai suatu pribadi berpengaruh terhadap individu pribadi lainnya. c. Lingkungan alam (fisik) meliputi semua sumber daya alam yang dapat diberdayakan sebagai sumber belajar. d. Lingkungan kultural mencakup hasil budaya dan teknologi yang dapat dijadikan sumber belajar dan dapat menjadi faktor pendukung pengajaran. Dalam konteks ini termasuk sistem nilai, norma, dan adat kebiasaan. Nana Sudjana & Ahmad Rivai (2009: 209-211) menjelaskan bahwa ada beberapa cara bagaimana mempelajari lingkungan sebagai media dan sumber belajar, yaitu: 1) Dengan cara survey, yakni siswa mengunjungi lingkungan, seperti masyarakat setempat untuk mempelajari proses sosial, budaya, ekonomi, kependudukan dan lain-lain. 2) Dengan kamping atau berkemah. Kemah cocok untuk mempelajari ilmu pengetahuan alam, ekologi, biologi, kimia, dan fisika. Siswa dituntut merekam apa yang ia alami, rasakan, lihat kerjakan selama kemah berlangsung dan hasilnya dibawa ke sekolah untuk dibahas dan dipelajari bersama-sama. 3) Dengan cara field trip atau karyawisata. Dalam pengertian pendidikan karyawisata adalah kunjungan siswa keluar kelas untuk mempelajari objek tertentu sebagai bagian integral dari kegiatan kurikuler di sekolah. 4) Dengan cara praktek lapangan. Praktek lapangan dilakukan oleh siswa untuk memperoleh keterampilan dan kecakapan khusus. 5) Mengundang manusia sumber atau narasumber. Pada narasumber mengundang tokoh masyarakat ke sekolah untuk memberikan penjelasan mengenai keahliannya di hadapan para siswa. 6) Melalui proyek pelayanan dan pengabdian pada masyarakat. Guru dan siswa secara bersama-sama melakukan kegiatan memberikan bantuan kepada masyarakat, seperti pelayanan, penyuluhan, partisipasi dalam kegiatan masyarakat, dan kegiatan lain yang diperlukan.

33

Jurnal GeoTadulako Vol. 3 No. 6 Juli - Desember 2015

.•

Nana Sudjana & Ahmad Rivai (2009: 208-209) menyatakan keuntungan yang diperoleh dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran: a) Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan, sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi. b) Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami. c) Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya dan lebih faktual sehingga kebenarannya lebih akurat. d) Kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati, bertanya atau wawancara, membuktikan atau mendemonstrasikan, menguji fakta dan lain-lain. e) Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari bisa beranekaragam. Seperti lingkungan sosial, lingkungan alam, lingkungan buatan, dan lain-lain. f) Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya. Lingkungan sebagai media pembelajaran mencakup lingkungan fisik/alam, lingkungan sosial budaya terutama di lingkungan sekitar. Hal tersebut karena pembelajaran IPS seharusnya lebih mengarah ke penerapan ilmu tanpa mengabaikan pengalaman. Menurut Martorella (1994: 6) mengidentifikasi IPS sebagai berikut: “Social Studies is an integration of experience and knowledge concerning human relations for the purpose of citizenship education”. Maksudnya Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan gabungan dari pengalaman dan ilmu pengetahuan yang memperhatikan pada hubungan manusia untuk tujuan pendidikan kewarganegaraan. Jadi media pembelajaran lingkungan adalah pemahaman terhadap gejala atau tingkah laku tertentu dari objek atau pengamatan ilmiah terhadap sesuatu yang ada di sekitar sebagai bahan pengajaran siswa sebelum dan sesudah menerima materi dari sekolah dengan membawa pengalaman dan penemuan dengan apa yang mereka temui di lingkungan mereka. III. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau classroomaction research. Pemilihan jenis penelitian ini didasarkan bahwa permasalahan yang terjadi di dalam kelas merupakan 34



Roso Sugiyanto, Pemanfaatkan Media Lingkungan untuk Meningkatkan Hasil …

masalah yang memerlukan penanganan melalui proses pembelajaran.Dalam penelitian tindakan kelas, partisipan merupakan salah satu yang mutlak harus ada, baik sebagai pelaksana tindakan ataupun sebagai observer. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan sistem siklus model spiral menurut Kemmis & Taggart (1993: 32) karena dengan menggunakan model ini apabila dalam awal pelaksanaan tindakan ditemukan adanya kekurangan maka perbaikan masih dapat di lanjutkan pada siklus berikutnya sampai mencapai target yang diinginkan. Menurut Kemmis & Taggart ada empat komponen penelitian dalam setiap siklus yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Lokasi penelitian dilaksanakan di SD Negeri 4 Tanah Putih, Kecamatan Telawang Kabupaten Kotawaringin Timur. Waktu penelitian bulan Februari 2015 dan lamanya tindakan penelitian 2 siklus selama proses pembelajaran IPS berlangsung.Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV dengan jumlah 30 siswa terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi. Instrumen penelitian berupa butir soal tes dan lembar observasi penggunaan media lingkungan. IV. Hasil dan Pembahasan Penelitian Guru melaksanakan tindakan pertama-tama memberikan kesempatan kepada masing-masing siswa untuk menjawab semua soal yang telah diberikan. Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran awal tentang kemampuan penguasaan IPS. Melalui latihan tersebut, setelah diadakan pemeriksaan dengan seksama. Maka diperoleh data mengenai kemampuan penguasaan materi IPS sebelum tindakan. Nilai tes IPShasilnyamasih banyak yang belum mencapai KKM. Peserta didik yang mendapat nilai 75 ke atas baru 2 anak, sedangkan yang mendapat nilai kurang dari 75 ada 28 anak.Melihat hasil tes formatif yang berada di bawah rata-rata 75, maka peneliti memutuskan untuk mengadakan perbaikan pembelajaran pada siklus l Pada pertemuan pertama ini, setelah selesai mengerjakan soal Pra tindakan atau pre-test, lalu guru mengajak siwa untuk: memberikan contoh-contoh alat produksi, Siswa mengamati gambar alat produksi masa lalu dan masa sekarang. Kemudian siswa membandingkan alat produksi yang menggunakan teknologi 35

Jurnal GeoTadulako Vol. 3 No. 6 Juli - Desember 2015

.•

modern dan tradisional, siswa menjelaskan pengalamannya menggunakan alat produksi pada masa lalu dan masa sekarang. Sampai pada akhirnya guru menyelesaikan proses pembelajaran IPS hanya di ruang kelas saja. Hasil kajian observasi dan refleksi, diskusi dengan teman sejawat dan mengadakan wawancara dengan beberapa murid (siswa) dapat ditarik beberapa hal penyebab tidak memadainya hasil yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran IPS adalah sebagai berikut: a. Pada saat menyampaikan materi pelajaran, guru tidak menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran. b. Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar. Melihat kenyataan di atas, maka pada tahap pelaksanaan untuk pertemuan selanjutnya guru harus berpedoamann pada rancangan yang sudah dibuat dalam skenario pembelajaran. Pada siklus pertama, peneliti dan teman sejawat secara kolaboratif mengadakan kegiatan sebagai berikut: (1) mengamati proses pembelajaran khususnya media pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran IPS, (2) mengidentifikasi faktorfaktor hambatan yang ditemui guru dalam pembelajaran IPS, (3) merumuskan altematif tindakan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran IPS, sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas pemahaman belajar, interaksi positif, dan kreatifitas berpikir siswa dalam pembelajaran IPS, (4) menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran IPS, dengan menggunakan media lingkungan. dalam rangkamemanfaatkan media lingkungan untukmeningkatkan pemahaman belajar, interaksi positif, dan kreatifitas berpikir siswa dalam pembelajaran. Pemahaman belajar, interaksi positif, dan kreatifitas berpikir siswa tersebut meliputi (1) memilih topik yang benar-benar relevan dengan kebutuhan dan minat siswa, memberikan wawasan dan pengetahuan baru, serta yang menantang kreativitas berpikir, (2) memilih prosedur atau strategi pembelajaran IPS yang benar-benar efektif, efisien, dan kreatif, dan (3) mengatur siswa untuk meunjungi, mengamati dan wawancara terkait dengan materi IPS, sehingga siswa tidak merasa terhalangi untuk memperoleh informasi pengetahuan yang seluas-luasnya. Pertemuan siklus I guru sudah melakukan perubahan dalam proses pembelajaran IPS. Pelaksanaan pembelajaran yang sudah 36



Roso Sugiyanto, Pemanfaatkan Media Lingkungan untuk Meningkatkan Hasil …

dirancang dengan menggunakan media lingkungan sudah di laksanakan oleh guru. Hal ini terlihat setelah guru melakukan pembukaan pelajaran pada kegiatan inti pembelajaran guru mengajak siswa untuk melakukan observasi tentang alat produksi yang banyak digunakan masyarakat setempat.Kegiatan observasi di lakukan selama 15 menit kemudian guru mengajak siswa berkumpul di depan ruang kelas. Guru mengarahkan siswa untuk melakukan diskusi kelas tentang alat produksi yang paling banyak digunakan masyarakat setempat, kemudian siswa melakukan tanya jawab tentang alat produksi yang digunakan masyarakat setempat. Kegiatan pembelajaran IPS dengan menggunakan media lingkungan akhirnya di diakhiri setelah siswa selesai diskusi dan tanya jawab. Sebelum pembelajaran selesai guru memberikan refleksi menyimpulkan materi tentang teknologi produksi masa lalu dan masa sekarang, guru memotivasi siswa agar selalu rajin belajar dan mempersiapkan materi pelajaran dengan membaca materi yang akan disampaikan pada pertemuan yang akan datang dan guru menutup pertemuan. Refleksi dari hasil observasi siklus I adalah adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 4 Tanah Putih dalam mata pelajaran IPS yakni nilai rata-rata sebelum adanya tindakan 61.67 dan meningkat menjadi 70.83 setelah adanya tindakan yaitu pada siklus 1. Berdasarkan hasil observasi dalam pelaksanaan siklus I belum maksimal. Hal ini baik dalam penggunaan media pembelajaran lingkungan oleh guru maupun sikap siswa yang belum optimal mengikuti jalannya proses pembelajaran dengan baik. Berdasarkan hal ini peneliti perlu melanjutkan tindakan siklus II. Pelaksanaan siklus yang kedua peneliti memberikan pengarahan, motivasi dan stimulus kepada guru untuk mengguanakan media lingkungan agar siswa dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik serta dapat melaksanakan perannya berdasarkan rencana. Peneliti juga melakukan pemantauan menyeluruh terhadap pelaksanaan tindakan pembelajaran, kendala yang dihadapi, serta kesempatan dan peluang yang berkaitan dengan penggunaan media lingkungan dalam pembelajaran IPS. Jika pada siklus pertama pertemuan pertama, anggota peneliti/pelaksana melakukan penjaringan gambaran awal tentang kemampuan penguasaan materi IPS, maka pada tahap ini kegiatan tersebut tidak dilakukan. Pada tahap ini setelah melakukan pembukaan pelajaran di 37

Jurnal GeoTadulako Vol. 3 No. 6 Juli - Desember 2015

.•

kegiatan inti guru mengajak siswa untuk mengnjungi ke tempat produksi klapa sawit. Guru membagi kelompok yang beranggotakan 3 orang siswa. Setelah dibagi kedalam 10 kelompok kegiatan selanjutnya adalah siswa mengamati teknologi produksi klapa sawit, teknologi komunikasi yang digunakan dan teknologi transportasi yang ada di sekitar tempat kunjungan. Pada kegiatan akhir, guru memberikan soal tes untuk dikerjakan sekaligus di tempat kunjungan untuk melihat kemampuan siswa dalam pembelajaran IPS. Selain itu siswa juga di minta membuat laporan hasil kunjungan secara sederhana berdasarkan materi dari penjelasan pemandu. Setelah diadakan siklus kedua, Pada tahapan kegiatan ini, masing-masing siswa memperolah hasil berbeda. Karena kegiatan ini sifatnya mengulang kegiatan serupa pada siklus pertama, hasil kegiatan ini menjadi jauh lebih baik. Jika pada kegiatan serupa di siklus pertama diketahui rata-rata hasil belajar IPS siswa 70.83. Maka, pada kegiatansiklus kedua diperoleh data rata-rata hasil belajar IPS siswa 91.73. Dengan demikian, berangkat dari kenyataan/ permasalahan di atas dapat dikatankan bahwa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan media lingkungan dapat dikatakan berhasil. Untuk aktivitas proses pembelajaran pada siklus II, dapat digambarkan bahwa hampir semua aktivitas pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai rencana. Beberapa hal yang masih belum sempurna pelaksanaanya pada siklus pertama disempurnakan. Pada tahap ini sudah tidak adalagi kegiatan yang pelaksanaannya kurang optimal. Hasil dari penelitian secara keseluruhan dapat dilihat pada diagram dibawah ini:

38



Roso Sugiyanto, Pemanfaatkan Media Lingkungan untuk Meningkatkan Hasil … 25

22

20

86100

16 14

15

14 9

10

70-85

8

7

56-69

5

41-55 0

0

0

0 0

0 PRA SIKLUS

SIKLUS 1

SIKLUS 2

Diagram Batang Nilai Mata Pelajaran IPS kelas IV SD Negeri 4 Tanah Putih, Kecamatan Telawang Kabupaten Kotawaringin Timur Berdasarkan data yang ada dari siklus pertama dan siklus kedua menunjukkan bahwa penelitian ini sudah berhasil. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari awal pra-siklus (rata-rata nilai 61.67), siklus pertama (rata-rata nilai 70.83), dan siklus kedua (rata-rata nilai 91.73) menunjukan arah yang selalu meningkat. Sampai pada akhirnya hasil yang diharapkan tercapai yaitu semua siswa kelas IV SD Negeri 4 Tanah Putih, Kecamatan Telawang Kabupaten Kotawaringin Timur hasilnya tuntas dalam mengikuti pembelajaran IPS atau memperoleh nilai di atas 75. V. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan penelitian pada bab IV maka dapat disimpulan bahwa penggunaan media lingkungan dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 4 Tanah Putih, Kecamatan Telawang Kabupaten Kotawaringin Timur. Kesimpulan tersebut dibuktikan dengan hasil penelitian sebagai berikut: 1. Adanya peningkatan hasil belajar siswa dari pra-siklus rata-rata 61.67 menjadi 70.83 pada siklus I (9.16%). 2. Adanya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I dengan ratarata 70.83 menjadi 91.73 pada tindakan siklus II (20.9%). 39

Jurnal GeoTadulako Vol. 3 No. 6 Juli - Desember 2015

.•

DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Azhar. (1997). Media Pengajaran. Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada. Solihatin, Etin & Raharjo. (2008). Cooperatif Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara. Sanaky, Hujair AH. (2009). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania Press. Mortorela, P.H. (1994). Social Studies for Elementary School Children. New York: Macmillan College Publishing Company. Sudjana, Nana & Ahmad Rivai. (2002). Media Pengajaran. Jakarta: Sinar Baru Aglensindo. Hamalik, Oemar. (2008). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

40