PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA PADA A N A K K E M B A R USIA 18 B U L A N
Oleh: Drei. Ninip Hanifah, M. H u m . NIP:195308151993032001
AKADEMI BAHASA ASING BOROBUDUR JAKARTA MEI 2010
PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMAPADA ANAK KEMBAR USIA 18 BULAN
Abstract
Language development is influenced by the environment, because the language is basically a result of learning from the environment. Child (infant) learn the language as well as learn the others, "mimic" and "repeat" tne results which have been obtained. This is the way of early language learning. This research based on qualitative approach.Data obtained Uom direct observations of the child language development that is recorded in a diary. The study shows that the children aged 19 months (Fathar and Fathir) can simultaneously acquire two languages namely Indonesian and English. They can produce the sentence with one word or two word*, but not for three words.Obtaining English can be more, depending on the English mastery of the parents and the surroundings. Fathar / Fathir have been able to respond in English vocabulary speech anytime activities done and pictures/real objects showed.
PENDAHULUAN Latar Belakang Bnhasa dan berbicara memiliki pengertian yang berbeda. Bahasa mencakup segala bentuk komunikasi, baik diutarakan dalam bentuk lisan, tulisan, bahasa isyarat, Dahasa gerak tubuh ekspresi wajah, pantomim atau seni. Sedangkan bicara adalah bahasa lisan yang merupakan bentuk yang paling efektif untuk berkomunikasi, dan paling penting serta paling banyak dipergunakan (Mulyani Sumantri, 2005 : 2-29) Bahasa
merupakan
alat
komunikasi
yang
digunakan
oleh
manusia dalam hubungannya dengan orang lain. Penggunaan bahasa menjadi ef aktif ketika seseorang membutuhkannya untuk berkomunikasi
I
dengan
orang
berkomur ikasi
lain.
Bahasa
diperlukan
sejak
bayi
mulai
belajar
Sejalan dengan perkembangannya, bahasa seseorang
(bayi-anak) dimulai dengan meraba(suara atau bunyi tanpa arti) dan diikuti dengan bahasa satu suku kata, dua suku kata, dan seterusnya, Lsia
anak
yang
semakin
bertambah
maka
perkembangan
bahasa anak oun meningkat. Pada masa perkembangannya orang tua harus momperhatikan
proses perkembangan si anak karena dalam
perkembangarnya anak berada dalam proses belajar. Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif, yang berarti faktor intelek sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbahasa
Bayi tingkat intelektualnya belum berkembang
dan masih sangat sederhana. Semakin bayi itu tumbuh dan berkembang serta
mulai
mampu
memahami
lingkungan,
maka
bahasa
mulai
berkembang dari tingkat yang sederhana menuju bahasa yang kompleks. Perkembangan
bahasa dipengaruhi
oleh
lingkungan,
karena
bahasa pada dasarnya merupakan hasil belajar dari lingkungan. Anak (bayi) beajar bahasa seperti halnya belajar yang lain, "meniru" dan "mengulang" hasil yang telah didapatkan yang merupakan cara belajar bahasa awal. Belajar bahasa yang sebenarnya baru dilakukan oleh anak berusia 6-7 tahun, disaat anak mulai bersekolah. Jadi, perkembangan bahasa
adalah
meningkatnya
kemampuan
penguasaan
alat
berkomur ikasi baik alat komunikasi dengan cara lisan, tertulis, maupun menggunakan
tanda-tanda
atau
2
isyarat.
Mampu
menguasai
alat
komunike si diartikan sebagai upaya seseorang untuk dapat memahami dan dipahami arang lain. Perkembangan bahasa anak dibagi atas dua periode besar, yaitu : periode
3
relinguistik (0-1 tahun) dan periode Linguistik (1-5 tahun).
Sebagai Drang tua dan pendidik, kita harus mengetahui perkembangan bahasa s nak. Hal ini penting dilakukan untuk mengetahui karakteristik anak nantinya Oleh sebab itu, penulis memaparkan sedikit bagaimana perkembE ngan bahasa anak, khususnya pada periode lingual dini (1-2,5 tahun). Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikui:. 1. Bagaimara perkembangan bahasa anak us 2. Bagaimana bentuk bahasa anak periode lir Metode Penelitian Penelitiam ini menggunakan pendekatan kualitatif, data didapatkan dari pengamatan langsung terhadap perkembangan bahasa anak yang dicatat dalam buku harian/d/an/. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, ada beberapa
tujuan
yang
hendak
dicapai
lain. 1. Untuk mengetaiui perkembangan bahasa anak usia 1-2,5 tahun.
3
antara
2. Untuk mengetahui bentuk bahasa anak periode lingual dini. Hasil pengamatan psikolinguistik perkembangan bahasa pada anak yang penu is lakukan dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi untuk mengetahui perkembangan bahasa anak, khususnya pada periode lingual dini.
BAB II PEMBAHASAN Teori Pemerokihan Bahasa Pertama Setiap orang pernah menyaksikan kemampuan menonjol anakanak d a l a n berkomunikasi, saat bayi, mereka berceloteh, mendekut, menangis, dan dengan stau tanpa suara mengirim begitu banyak pesan dan menerima lebih banyak lagi pesan. Ketika berumur satu tahun, mereka berusaha menirukan kata-kata dan mengucapkan suara-suara yang
didengar
disekitarnya.
Kira-kira
pada
saat
itulah
mereka
mengucap
umumnya disebut ujaran-ujaran "telegrafis (bergaya
telegram)" (Brown, 2000). Penelitian yang telah Dilakukan Beberapa karya monumental dalam perkembangan psikolinguistik didasarkan pada sejumlah kecil anak-anak yang diamati intensif selama beberapa bulan atau tahun. Pada tahun 1960 di Harvard University, Roger
4
Brown memimpin proyek yang mempelajari bahasa dari tiga anak yang disebut Adam, Eva, dan Sarah (Brown, 1973). Para peneliti mencatat selama sebulan aktivitas berbahasa anak-anak di rumah mereka dan membawa tapei rekaman tersebut ke laboratorium untuk ditranskripsi. Transkripsi
dipelajari
dalam
sebuah
seminar
mingguan
yang
menyebabkan banyak studi awal mengembangkan sistem gramatikal bahasa
anak-anak. Upaya memahami bahasa Adam, Eva, dan Sarah
diawali d a i pemahaman tentang bagaimana anak-anak mendapatkan struktur kalimat dasar d a a m Bahasa Inggris, seperti kalimat pertanyaan dan kalimat negatif, seria bagaimana mereka memperoleh gramatikal morfologi Bahasa
Inggris dan kemungkinan peran model dewasa dan
umpan balik dalam proses perkembangan bahasa. Study serupa merupakan observasi intensif terhadap sejumlah kecil anak-anak berbahasa Inggris yang merupakan bagian terbesar dari banyak penelitian pemerolehan bahasa anak selama 1960-an (Braine, 1963; Bloom, 1970; Millei 6c Ervin, 1964). Meskipun metode penelitian lain menggunakan subyek yang lebih banyak dan
memiliki karakteristik
dalam studi bahasa anak, namun pengamatan intensif dari sejumlah kecil anak-anak terus menjadi paradigma penelitian utamanya di lapangan karena beberapa alasan : Pertama,
hal
itu
sering
diperlukan
untuk
mempelajari
kemampuan
linguistik an.ak secara intersif dari waktu ke waktu sehingga mendapatkan sampel kemampuan yang representatif. Kita tidak bisa meminta anak-
5
anak untuk menghasilkan versi terkini mereka dengan kalimat perintah atau pertanyaan dengan hanya sebuah
pertanyaan"
sebagai
mengatakan,
contoh.
Hal
"Ajukan kepada saya
ini
membuat sulit
untuk
m e m b a n g u n suatu studi yang akan memeriksa pertanyaan khas diminta dari anak-anak yang berusia 2 tahun. Kedua, karena upaya av/al bahasa anak-anak tidak seperti bahasa orang dewasa b a ik dalam struktur dan pengucapan. Upaya hati-hati harus diambil peneliti memahami dan mempercayai
tentang apa yang anak-
anak akan katakan, serta bagaimana dia mengatakannya. Konteks saat ini, konteks sebelumnya, kembali proses berbahasa orang dewas a di lingkungan, dan faktor-faktor seperti pengucapan dan dorongan
gestur yang
semuanya
mungkin
sangat
relevan
untuk
memahami perilaku anak. Seperti kekhawatiran tidak mudah dikodekan ketika banyak anak yang sedang diamati. Dengan demikian, studi tentang perkembangan
bahasa anak dapat dilihat sebagai
penelitian
relatif
intensif, yang telah menyebabkan banyak peneliti membatasi pengamatan mereka untuk jumlah anak yang cukup banyak. Untungnya, hasil penelitian tersebut "small n" (sampel penelitian yang kecil) tidak bisa digeneralisasikan. Kami akan mencatat di sini, dan membahas lebih lanjut secara rinci nanti dalam bab ini yaitu, temuan yang agak luar biasa bahwa banyak perilaku yang diamati dalam ucapanucapan Adam, Eva, dan
Sarah pada kenyataannya konsisten dengan
hasil penelitian anak-anak lainnya yang diamati pada tahun kemudian.
Pada pertengahan 1980-an, catatan kecil dan
mendalam tentang
bahasa anak usia dini telah disusun. Beberapa di antaranya terbukti bermanfaat dalam menjawab beberapa pertanyaan peneliti yang awalnya tidak dapat dibayangkar. The Child Language Data System(CHILDES) / Sistem Data Bahasa Anak. peneliti
bahasa
untuk
dikembangkan untuk memungkinkan para
memeriksa
dan
menyatukan
catatan
bahasa
sebagimana acanya (MacWhinney & Snow, 1985). Dengan cemikian, transkrip Brown sekarang tersedia untuk komunitas bahasa anak, dan terus, memberikan data untuk pertanyaan penelitian saat ini (Pinker, 1991). CHILDES mengumpulkan data dalam banyak bahasa dan pada taraf normal perkembangan anak-anak. Komputerisasi Bank Data, memungkinkan peneliti untuk menguji hipotesis mereka di berbagai penelitian dan memberikan peningkatan presisi, standardisasi, dan
otomatisasi
dari
analisis
berbagai
data
secara
bersamaan
dikembangkan untuk menggambarkan sampel. Sebuah panduan yang lebih rinci ke database CHILDES dan program komputer yang dirancang untuk
manganalisis
catatan
komputerisasi
dapat
ditemukan
di
MacWhinney(1995). Konsep Psikolinguistik Maeri
bahasa
bisa
dipahami
melalui
linguistik
sebagaimana
dikemukakan oleh Yudibrata, et al. (1998:2) bahwa linguistik adalah ilmu yang mengkaji bahasa, biasanya menghasilkan teori-teori bahasa; tidak demikian halnya dengan manusia, pada kelompok usia tertentu yang
7
berupaya memperoleh bahasa. Kelompok manusia pada usia tertentu sebagai pribadi dengan segala prilakunya termasuk proses yang terjadi dalam diri manusia ketika belajar bahasa tidak bisa dipahami oleh linguistik, tetapi hanya bisa dipahami melalui ilmu lain yang berkaitan dengannya, yaitu psikologi. Atas dasar hal tersebut muncullah disiplin ilmu yang baru yang disebul psikolinguistik atau disebut juga dengan istilah psikologi
bahasa.
Menurut Foos (dalam Herman J. Waluyo, 2006:1) psikolinguistik adalah ilmu yang menelaah tentang apa yang diperoleh seseorang, jika mereka rrelaksanakan proses perolehan bahasa (language acquisition); bagaimana speech);
mereka bagaimana
mengingal dar
memperoleh mereka
bahasa
(producing
menggunakan
bahasa
language dalam
and
proses
memahami bahasa itu (comprehension and memory).
Psikolingu stik berhubungan erat dengan psikologi kognitif, yakni psikologi yang membahas tentang pemahaman dan berfikir. Dari pengertian yang dinyatakan Foos tersebut dapat dilihat, bahwa psikolinguistik berhubungan dengan: (1) proses perolehan bahasa, (2) proses prcduksi bahasa, dan (3) proses pemahaman dan ingatan. Dalam proses prcduksi bahasa dibahas juga proses kerja otak manusia. Dalam hal ini kita berhadapan dengan neorolinguistik. Dalam proses perolehan bahasa, kita dihadapkan juga dengan perkembangan bahasa anak. Dalam proses pemahaman bahasa, kita dihadapkan dengan proses mengingat
8
pemerolehan
suatu
bahasa.
Seorang
m e n g e m u k a k a n bahwa perkembangan
pendidik,
Erik
H.
Erikson
manusia adalah sintesis dari
tugas-tugas perkembangan dan tugas-tugas sosial. Teorinya itu kemudian diterbitkar sebagai bukunya yang pertama dengan judul Childhood and Society. Cikemukakannya pula bahwa perkembangan afektif merupakan dasar perkembangan manusia. Erikson melahirkan teori perkembangan efektif yang terdiri atas delapan tahap, yaitu : Trust vs Mistrus atau kepercayaan dasar (0-1
tahun), Autonomy vs Shame and Doubt atau
otonomi (1-3 tahun), Initiatives vs Guilt atau inisiatif (3-5 tahun), Industry vs Inferionty atau produktivitas (6-11 tahun), Identity vs Role Confusion atau identitas (12-18 tahun), Intimacy vs Isolation atau keakraban (19-25 tahun), Generavity vs Self Absorption atau generasi berikut (25-45 tahun), dan Integnty vs Despair atau integritas (45 ke atas) (Mulyani Sumantri, 2005 : 1.10). Yang akan dibicarakan adalah tahap Trust and Mistrus atau kepercayaan (0-1 tahun).
Perkembangan Bahasa Anak Periode Li igual Dini (1 - 2,5 tahun) Pada periode ini anak mulai mengucapkan perkataannya yang pertama meskipun belum lengkap. Misalnya: atit (sakit), agi (lagi), itut (ikut), atoh (jatuh). Pada n a s a ini beberapa kombinasi huruf masih terlalu sukar diucepkan, juga beberapa huruf masih sukar diucapkan seperti r, s,
10
k, j, dan t. Pertambahan kemahiran berbahasa pada periode ini sangat cepat dan dapat dibagi dalam dua periode, yaitu: Periode kalimat satu kata Menurut aturan tatabahasa, kalimat satu kata bukanlah suatu kalimat karena hanya terdiri dari satu kata saja, tetapi para peniliti perkembangan bahasa anak beranggapan bahwa kata-kata pertama yang diucapkan ana k itu mempunyai lebih daripada hanya sekedar suatu "kata" karena kata itu merupakan ekspresi dari ide-ide yang kompleks, yang ada pada orang dewasa akan dinyatakan dalam kalimat lengkap (Dale, 1977). Di samping itu kata ada ah suatu kesatuan yang konkrit (Stern, 1907). Contohnya:
Ucapan "mama" dapat berarti; Mama ikut! Mama jangan! mama tolong adik! Itu punya mama, mama minum!,dst.
Pada umumnya, kata pesrtama ini dipergunakan untuk memberi komentar terhadap objek atau kejadian di dalam lingkungannya. Dapat berupa perintah, pemberitahuan, penolakan, pertanyaan dan lain-lain. Bagaimana menginterpretasikan kata pertama ini bergantung pada konteks "waktu" kata tersebut diucapkan, sehingga untuk dapat mengerti apa maksud si anak dengan kata tersebut kita harus melihat atau mengobservasi apa yang sedang dikerjakan anak pada waktu itu.
Intonasi juga sangat
membantu untuk mempermudah interpretasi apakah si anak bertanya, memberitahu, atau memerintah. Ada beberapa hipotesis sehubungan
11
dengan .anggapan bahwa kata pertama itu merupakan suatu kalimat, diantaranya ialah: Mc.
Neil
dkk.
(1970):
Anak
mempunyai
kalimat-kalimat
dalam
pikirannya, tetapi keterbatasan ingatan (memory) dan perhatian (attention) hanya daaat mengeluarkan satu kata saja. Ingram (1971): Anak relatif mempunyai cukup banyak ide-ide yang dapat
airangkaikan
menjadi
suatu
kalimat
tetapi
tidak
dapat
menuang
penelitian-penelitian
yang
akan
datang
dapat
memberikan
jawaban yan g lebih merruaskan tentang bagaimana hubungan antara ideide seorang anak dan oahasanya, serta bagaimana proses perubahan kalimat atau kata menjaci kalimat panjang. Periode kalimat dua kata Dengan bertambahnya perbendaharaan kata yang diperoleh dari lingkungan dan juga karena perkembangan kognitif serta fungsi-fungsi lain pada anak, maka terbentuklah pada periode ini kalimat yang terdiri dari dua kata.
12
Pada umumnya, kalimat dua kata muncul pertama kali tatkala seorang
anak
mulai
mengerti
suatu
"tema"
dan
mencoba
untuk
mengekspresikannya (ingat tema aksi, dan lain-lain). Hal ini terjadi pada sekitar usia 13 bulan, dimana anak menentukan bahwa kombinasi dari dua kata tersebut mempunyai hubungan tertentu yang mempunyai makna berbeda-beda. Dalam menggabungkan kata, anak mengikuti urutan kata yang terdapat pada bahasa erang dewasa. Ucapan dalam bentuk kalimat dua kata ini s udah jauh lebih produktif daripada ucapan kalimat satu kata. Ini tentunya sesuai dengan perkembangan kemampuan si anak secara keseluruhan. 3. Periode kalimat lebih dari dua kata Se:elah penguasaan kalimat dua kata mencapai tahap tertentu, maka berkembanglah penyusunan kalimat yang terdiri dari tiga buah kata. Menurut Brown
(1973'
konstruksi
kalimat tiga kata ini
sebenarnya
merupakan hasil dari penggabungan atau perluasan dari konstruksi dua kata sebelumnya yang digabungkan. Menjelang usia 2 tahun anak rata-rata sudah dapat menyusun kalimat e n p a t kata yakni dengan cara perluasan, meskipun kalimat dua kata masih mendominasi korpus bicaranya. Jika pada periode; kalimat dua kata bidang morfologi belum terlihat perkembangan yang nyata, maka pada periode kalimat lebih dari dua kata sudah terlihat kemampuan anak di bidang morfologi. Jadi, pada tahap ini
13
kemampian
dan
keterampilan
anak
bertambah
dalam
membentuk
kalimat.
PEMBAHASAN Perkembangan Bahasa Anak Usia 1 - 2,5 Tahun Penulis meneliti cucunya sendiri yaitu anak kembar laki-laki yang berusia 18 bulan.Yang pertama bernama Fathar, yang kedua bernama Fathir. Secara umum, perkembangan bahasa
Fathar dan Fathir cukup
baik, karena mereka dapat menguasai dwi bahasa, bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu (B11 dan bahasa Inggris (B2) bahkan cenderung lebih baik dari anak-anak seusianya. Anak kembar tersebut sudah mampu berkomunikasi dengan orang tuanya, nenek, dan baby sitter yang sering mengasuh mereka. Akan tetapi kadang-kadang orang tua si kembar dan orang-orang disekitarnya tidak mengerti
dengan maksud ucapan si
kembar . Hal ini disebabkan oleh kemampuan berbahasa si anak masih belum sempurna dan lengkap. Ketika berusia 12 bulan si kembar sudah diajarkan mengucapkan kata "man" urtuk sebutan ibu, "yangti" untuk sebutan nenek/eyang putri, "Nah" u n t u k sebutan baby sitternya, dan "anti" untuk sebutan tantenya. Usia 14 bulan anak sudah diperkenalkan dengan kosa kata bahasa Inggris. S e p e l i : bird, car, book, hand, cat, dog, eat, dan sebagainya, berikut dengan objek/gambar dan aktivitas yang ditayangkan dari televisi atau aktivitas maupun t e n d a yang sesungguhnya. Ketika ibu, nenek, atau
14
tantenya menunjuk pada burung yang hinggap di pohon, cepat Fa:har akan berkata bird\.
maka dengan
Fathar/Fatir juga mulai diajarkan
menyebut
. Hal ini berarti anak sudah mampu merespon suatu aktivitas
sehari-hari yang dilakukan sang ibu. Usia 15 bulan si anak sudah mampu memadukan bahasa verbal dengan bahasa tubuhnya. Misalnya, ketika diajak jalan-jalan ke mall kemudian melihat mobil yang sedang dipasarkan, maka jari mereka langsung menunjuk pada mobil
dongan
mengucapkan
car.car.
Bilamana
ibunya
sedang
mengunyah makanan, maka Fathar/Fathir akan mengangkat tangannya sambil berucap: "eat n a . . (ibu makan). Ketika yangtinya (neneknya) sedang membaca buku, mereka menarik-narik buku yang ada di meja belajar
sambil berucap dengan nada tanya: "book?..book?" Saya jawab
dengan "nol..nol, yang maksudnya tidak boleh mengambil buku tersebut karena penulis takut bukunya disobek. Namun penulis mengganti dengan buku lain yang tidak terpakai. Bentuk Bahasa Anak pada Periode Lingual Dini Perkembangan kemahiran atau keterampilan berbahasa anak pada periode lingual dini dapat dibagi menjadi 3 periode, yaitu: a. Periode Kalimat Satu Keta Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada si anak, penulis menemukan kalimat satu kata yang digunakan oleh si anak. Ketika si anak
15
mengata
juga banyak terihat pada setiap ujaran yang
diucapkar oleh Fathar/Fathir. Biasanya kalimat dua kata hanya diucapkan pada orang-orang yang sudah biasa ia temui sehari-hari atau pada orangorang terdekatnya seperti ibu, yangti/nenek, anti/tante, dan budenya. Fathar/Fathir
menggunakan
kalimat
dua
kata
dengan
menyebutkan
agen+aksi seperti "dik piss" (adik sedang pipis), "Ati book" (yangti sedang membaca buku). Untuk aksi+objek Fathar sering mengucapkan "ngis dik" (menangis adik) dan lain sebagainya. Sedangkan untuk objek+lokasi
16
Fathir sering mengucapkan "ka ni " (kakak di sini), "bird uh" (burung di situ),
dan
lain
sebagainya.
Kalimat
dua
kata
digunakan
ketika
Fathar/Fsthir akan memberi pernyataan, pertanyaan maupun menjawab pertanyazm dari orang lain. Kalimat dua kata yang sering Fathir ucapkan seperti kalimat "ka kep" yang berarti kakak Fathar cakep. Pernyataan lain yang sering diucapkan yaitu "shh awat" yang artinya suara pesawat, "hii.. dog " (takut pada anjing), "teng dii" (minta disetelkan DVD), dan lain sebagainya. Untuk bahsisa Inggris mereka sudah bisa mengucapkan kiss bye, dengan menempelkan telapak tangannya ke bibir ketika tuanya mau berangkat kerja
orang
atau mengantarkan tamu yang berpamitan
pulang. j u ga mengucapkan gabungan kata (kata sifat+kata benda) yang telah diajarkan orang tuanya sebagai ucapan complimentary seperti "good boy atau jood giri". Periode Kalimat Lebih Dari Dua Kata Kalimat tiga kata masih jarang diucapkan oleh Kecuali
nila
Fathar/Fathir.
pengucapannya satu persatu dengan menirukan orang
dewasa. Misahya bila anak tersebut melihat ibunya sedang dandan, maka pengasuh mengucapkan "mamah" ditirukan mereka "mma..ma", "lagi" ditirukan mereka lagi
\ "dandan" ditirukan mereka "dangdaan" (mamah
lagi dandan). Dengan cara ini anak diharapkan akan belajar merangkai setidaknya satu frasa/kalimat di kemudian hari.
17
PENUTUP Simpulan Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Anak usia 18 bulan (Fathar dan Fathir) sekaligus dapat memperoleh dwibahasa
yaitu
bahasa
Indonesia
(B1)
dan
bahasa
Inggris
(B2).
Pemerolehan B2 bisa lebih banyak lagi, tergantung dari penguasaan Bahasa Inggris orang tua dan lingkungan sekitarnya. Fathar/Fathir sudah mampu memberi respon berupa ujaran kosa kata bahasa Inggris pada setiap akt vitas'gambar/c bjek nyata yang diperlihatkannya. 2. Pada kalimat satu kata, beberapa kata yang bisa diucapkan yaitu kata "da" ( sudah), "dii" (DVD), "au" (mau), "co" (bakso), " tut" (takut), "piss" (pipis), "tif (sakit), "cu" (susu), "men" (permen), dan lain sebagainya. 3. Pada kalimat dua kata beberapa kalimat yang diucapkan yaitu "dik piss" (adik
sedang
pipis),
"Ati
book"
(yangti
sedang
membaca
buku). Sedangkan dengan bahasa Inggris mereka dapat mengucapkan kata complementary dan lain sebagainya. 4. Pada kalimat lebih dari dua kata, masih belum bisa diucapkan sekaligus, kecuali dengan menirukan ucapan dari orang dewasa secara satu per satu kata/bertahap.
18
Saran-Saran Sejak dini anak supaya diajarkan tidak hanya monolingual tetapi bisa pula diajarkan dwibahasa atau bahkan mungkin multilingual. Orang tua/pengasuh enak sebisa mungkin supaya berusaha memahami maksud ujaran anak dengan cara
melihat/menghubungkan dengan
peristiwa
sekitar yang sedang dihadapi anak.
IDENTITAS ANAK
Nama
1. Amerio Fathar Adikusumo 2. Amerio Fathir Adikusumo
TEMPAT L AH I F:
: Bahrein
TANGGAL LAHIR
: 30 Maret 2010
ALAMAT
: Jl. Kemang 1 No. 4 Jatibening Baru, Bekasi.
NAMA IBU
: Scphia Auliasari
NAMA AYAH
: Arioseto Kusumoadi
HOBI
: Fathar-nonton DVD film Elmo, main ludah, senyum-senyum. Fathir->jalan-jalan ke luar, ngotak atik mainan, neouk- nepuk muka orang lain.
Daftar Pustaka
Bakker, A.H. 1979. "Manusia dan Simbol" Dalam Sekitar Manusia yang Diredaksi oleh Soerjanto Poespowardojo dan K. Bertens. Jakarta: PT Gramedia. Brown,
H. Douglas. 2000. Principles of Language Learning Teaching. New York: Addison Wesley Longman, Inc.
19
and
Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik Kajian Teoritik. Jakarta. Rineka Cipta. Clark, h e r b e l H. & E*/e V. Clark. 1977. Psichology and Language: An Irtroduction to Psycholinguistics. New York: Harcourt Brace Jovanovich.inc Dardjowidjojo Soenjoro. 2005. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Gleason Jean BerkD dan Nan Bernstein Ratner (Ed). 1998. Psycholinguistics. New York: Harcourt Brace College Publishers. Harimurti Kridalaksana. 1982. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia. Muhibin Syah. Persada.
2004.
Psikologi Belajar.
Jakarta:
PT
Raja
Grafindo
Samsuntwiyali Marat. 1983. Psikolinguistik. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran. Soenjono Dardjowidjojo. 2005. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Sofa.
2C08. Pemerolehan Bahasa Pertama httn://id. wordpress.com/tag/ bahasa/
Sumantri, Mulyani. Penerbit'
2005.
Psikologi
dan
Perkembangan
Bahasa
Anak.
Kedua.
Bandung:
Tadkiroturi Musfiroh. 2002. Pengantar Psikolinguistik. Yogyakarta: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta. Yudibrata, et al 1998. Psikolinguistik. Jakarta: Depdikbud PPGLTP Setara D-lll.
20