PEMETAAN GEOLOGI DAN IDENTIFIKASI SESAR AKTIF DL LOKASI CALON TAPAK

Download SEMINAR GEOlOGI NUKlIR DAN SUMBERDAYATAMBANG TAHUN 2004. PUSATPENGEMBANGAN. BAHAN GAUAN. DAN GEC>LOGt NUKLIR-BATANI. Jakarta. 22 Sept••.•...

1 downloads 432 Views 8MB Size
Ke Daftar Isi

PROSIDING

SEMINAR G E O L O G I NUKLIR D A N SUMBERDAYA T A M B A N G TAHUN 2 0 0 4 POSAT P E N G 6 M B A N S A N B A H A N G A L I A N D A N G E O I O G I N U K L I R - B A T A N J a k o r t a . 2 2 S e p t e m b e f 2QO«]l

PEMETAAN GEOLOGI DAN IDENTIFIKASI SESAR AKTIF DL LOKASI CALON TAPAK INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) KETAPANG DAN SEKITARNYA; MADURA Ngadenin, Lilik Subiantoro, Kurnia Setiawan W, Agus Sutriyono, P. Widito PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN GALIAN DAN GEOLOGI NUKLIR - BATAN

Abstrak PEMETAAN GEOLOGI DAN IDENTIFIKASI SESAR AKTIF Dl LOKASI CALON TAPAK INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) KETAPANG DAN SEKITARNYA, MADURA. Hasil studi ekonomi terhadap kebutuhan tenaga listrik dan air di P. Madura serta dalam mendukung industri di P Madura yang sulit air menjadi masalah penting untuk segera dipecahkan. Salah satu pemecahan masalah tersebut adalah desalinasi dengan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Guna menunjang rencana pembangunan PLTN, diperlukan lokasi calon tapak yang bebas atau jauh dari sesar aktif. Sesar aktif adalah salah satu faktor penolak utama dalam pemilihan calon tapak. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi geologi dan keberadaan sesar aktif di lokasi calon tapak instalasi Desalinasi nuklir daerah Ketapang dan sekitarnya, Madura. Metoda yang digunakan adalah interpretasi foto udara dan citra Landsat, pemetaan geologi dan struktur geologi serta pembuatan paritan. Litologi di calon tapak Ketapang (Md.01) dan Sokobana (Md.02) berupa batugamping terumbu dan batugamping kapuran dengan morfologi perbukitan bergelombang. Daerah penelitian berupa monoklin dengan sumbu berarah barattimur, menunjam 10° ke E, perlapisan batuan berarah barat-timur miring 10°-30° ke utara Hasil penehtian menunjukkan tidak ada sesar aktif Kata Runc,: Geo/og/, sesaraktif, foto udara, Citra Landsat, paritan, Ketapang, MadlM

Abstract GEOLOGICAL MAPPING AND IDENTIFICATION OF ACTIVE FAULT IN SITE CANDIDATE OF NUCLEAR POWER PLANT INSTALATION AT KETAPANG AREA AND ITS SURROUNDINGS, MADURA. The result of economical study about demand of electric and water supply in Madura Island in 2015 will increase double for domestic or support industry in Madura Island which have to be solved sooner. One way which is considered to solve the problem is Desalination with nuclear electrical plant. In order to support the installation of nuclear Desalination plant, it is needed site free or far from active fault. Active fault is mainly factor to reject the area on site selection process Aim of the research is to get geological information and identify of active fault in the site candidate of nuclear Desalination plant at Ketapang area and its surrounding by interpretation of air photos and landsat imagery, geological and structure geological mapping as well as trenching. The lithology of Ketapang and Sokobana site candidate consists of reef and chalky limestone with form of morphology is undulating hills. Structurally, research area forms a monocline with eastwesterly trending axis, plunging 10° to E, the direction of strike is W-E, dip 10°-30° to the north. this research concludes that an active fault was not found in the area. Key words : Geology, active fault, airphotos, Landsat imagery, trenching, Ketapang, Madura.

PROSIDING

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN DANGEOLOGt NUKUR-BATAN SEMINAR GEOlOGI NUKlIR DANGAUAN SUMBERDAYATAMBANG.TAHUN 200~ ..Jakarta. 22 Septernbeo- 2004

PENDAHULUAN bebas atau jauh dari sesar aktif, karena di

Latar Belakang

Berdasarkan

hasil

studi

ekonomi

terhadap kebutuhan air bersih dan tenaga listrik di Pulau Madura yang dilakukan berdasarkan

kerjasama

BATAN-KAERI-

IAEA yang MOUnya ditandatangani pada 10 Oktober 2001 di Wina, Austria, Pada tahun 2007 kebutuhan listrik Madura mencapai 100 MW, sejalan dengan kemajuan industri diperkirakan pada tahun 2015 kebutuhan air dan listrik di pulau Madura akan meningkat menjadi 200 MW[1]. Salah satu metode untuk memenuhi kebutuhan air dan listrik tersebut

adalah

Desalinasi

air

laut

dengan

melakukan

menjadi air

tawar

menggunakan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Hasil studi tersebut juga

menyebutkan

bahwa di seluruh Madura terdapat 22 lokasi calon tapak yang terletak di sepanjang pantai pulau Madura, calon tapak Ketapang (Md.01)

dan

Sokobana

(Md.02)

yang

keduanya terletak di Kabupaten Sampang adalah sebagai calon tapak berperingkat pertama dan kedua dari ke 22 caton tapak (Gambar 1)[2]. untuk

IAEA merekomendasikan

dilakukan

penelitian

terutama

terhadap sesar-sesar yang mengarah ke 2 lokasi calon PLTN tersebut. Guna menunjang rencana pembangunan PLTN, diperlukan lokasi calon tapak yang

negara busur kepulauan seperti Indonesia, sesar aktif adalah salah satu faktor penolak utama dalam pemilihan calon tapak[3]. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan infarmasi geologi dan identifikasi sesar aktif dan maksudnya adalah menentukan takasi calan tapak desalinasi nuklir khususnya daerah Ketapang dan sekitarnya. Data gempa tahun 1949 menyebutkan di sekitar kota

Sampang

pernah

terjadi

gempa

tektonik berkekuatan lebih kurang 5 skala Richter dengan pusat gempa di darat[4]. Dengan adanya gempa tersebut, tidak menutup kemungkinan terdapat sesar aktif di sekitar Sampang, Madura. Oleh karena pengaruh langsung sesar aktif terhadap kerusakan fatal bangunan hingga saat ini belum bisa diatasi dengan teknologi, maka guna memilih calon tapak instafasi Desalinasi nuklir yang terbaik di Madura perlu

mengidentifikasi

sesar

aktif

di

Ketapang dan sekitarnya, Madura. Makalah ini merupakan hasil pendalaman kegiatan penelitian

dengan

No

P2BGGN/Eks/PO/3/2003. Lingkup Kegiatan

Kegiatan-kegiatan

yang

dilakukan

dalam penelitian ini secara umum dibagi menjadi 3 adalah :

165

PROS I DI NG

SEMINAR PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR BAHAN DAN GAUAN SUMBERDAYA DAN GEC>Lc:>Gf TAMBANG. NUKUR-BATA~I TAHUN 200Aj Jakarta. 22 Septernb •••.2004

Metode

Pra lapangan

Metode

Studi meja

yang

digunakan

dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut : Kegiatan-kegiatan dilakukan

studi

meja

meliputi pembuatan

yang

peta dasar

dengan skala 1 : 25.000 berdasarkan peta topografi

yang

dikeluarkan

Bakosurtanal,

analisis geologi regional berdasarkan

peta

geologi yang dibuat oleh Aziz, dkk, 1993 yang dikeluarkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan analisis

Geologi

kelurusan

(P3G)[5]

serta

morfostruktural

citra

Landsat dan foto udara,

Interpretasi foto udara yang dilakukan pad a studi

ini bertujuan

untuk

kelurusan-kelurusan geologi

yang

pengamatan Landsat

terdapat

udara.

berupa

ditunjukkan (karena

mengidentifikasi

akibat kontrol struktur pada

Interpretasi

analisis

oleh

perbedaan

daerah dari citra

kelurusan

bentuk

yang

geomorfologi

kontras)

pula akan menunjukkan

dan

diduga

fenomena

kondisi

permukaan tanah bawahnya. Secara normal

Lapangan

Kegiatan-kegiatan meliputi

pemetaan

morfologi

dan

geologi

Interpretasi Foto Udara dan Citra Landsat

di geologi

struktur).

menjadi

Analisis

perhatian

lapangan

terdapat suatu korelasi yang kuat dari jurus

(Iitologi,

azimuth kelurusan yang terpetakan dengan

struktur

yang ditunjukkan oleh citra landsat dan foto

utama

di

lapangan terkait dengan tujuan penelitian ini.

udara. Interpretasi dilakukan

Pasca/apangan

Kegiatan

foto

lapangan

meliputi

citra

citra

dengan cara menarik

morfo-struktural pasca

udara dan

landsat.

landsat

kelurusan

pad a foto udara maupun Interpretasi

foto

udara

analisis sam pel (petrografi) dan pembuatan

dilakukan menggunakan

laporan.

pad a daerah Ketapang, menggunakan udara

TAT A KERJA

bersekala

interpretasi Peralatan Kerja

seluruh

Peralatan kerja yang digunakan dalam penelitian

ini

stereoskop, (GPS),

terdiri

Global

kompas

dari

Positioning

geologi,

palu

komputer, System geologi,

kamera dan komparator butir serta HCL.

1 : 50.000

citra Landsat pulau

hanya

sedangkan

dilakukan

Madura

foto

untuk

menggunakan

Landsat TM yang direkam pada tahun 2001. Landsat

yang

kelurusan difilter

digunakan

ini adalah

dengan

untuk

analisis

band 4 yang

arah

N-S

dan

telah E-W.

Penarikan kelurusan pada landsat dilakukan menggunakan

166

stereoskop

software

ERmapper

dan

ISBN 979-8769-12-0

PROSI DI NG

PUSAT PENGEMBANGAN eAHAN GAt..IAN DAN GEOL<:>Gt NUKUR-BATAN SEMINAR GEOlOGI NUKlIR DAN SUMBEROAYA TAMBANG TAHUN 2004 200~ Jeskesr"tes.22 Septe
Autocad sedangkan perhitungan statistiknya

keadaan faktual di lapangan.

menggunakan

meliputi

pemetaan

struktur

geologi

Penentuan

Excel. kronologi

dilakukan

relatif

kelurusan

menggunakan

formula

pengambilan

litologi, yang

data

T ahapan ini

morfologi

disertai

lapangan

sam pel

dilakukan

analisis

terkait untuk selanjutnya

1. Untuk

baik di meja maupun laboratorium

kelas

arah

dari

sistem

kelurusan :

Pemetaan

Jika

dilakukan

<1

Q = PK = PanjangKumulatif(%) FK FrekuensiKumulatif(%) Mencerminkan

bersekala

1 : 25.000

cara

pengamatan

dengan

singkapan sepanjang

lintasan baik lintasan

sungai maupun jalan. Sedangkan pemetaan

suatu sistem kelurusan

'relatif tua' dimana sebaiknya

geologi

dengan

dan

Sastratenaya (1991) sebagai berikut[6]: suatu

dan

harga Q

struktur geologi dilakukan pada lokasi-Iokasi terpilih

terutama

pada

lokasi

yang

=< 0,9

berindikasi terdapat kelurusan berkronologi

Jika

relatif

muda

yang

diperoleh

dari

hasil

interpretasi foto udara.

(%) > 1 (%)

Q= PK = PanjangKumulatif FK FrekuensiKumulatif Mencerminkan

Pembuatan

Paritan

suatu sistem kelurusan Tahapan

'relatif muda' dimana sebaiknya harga Q=>

1, 1 .

Sedangkan

2. Arah-arah

sistem

ini yang bertujuan

kelurusan

dominan

persentase

PK dan FR, semakin besar

pad a jumlah

semakin dominan; dim ana harga PK dan FR sebaiknya di atas harga tengah (X). Hasil analisis kelurusan ini, selanjutnya bentuk

tabel

dan

diagram. Pemetaan Geologi dan Struktur Geologi Pemetaan

geologi

dilakukan

untuk

hasil analisis studi meja dengan

sesar

dari hasil interpretasi

foto

udara dan Landsat. Endapan kwarter yang terpotong

oleh sesar

merupakan

indikasi

sebagai sesar aktif. Paritan berukuran panjang

meter, lebar

dan

singkapan

batuan yang tidak lapuk, dibuat

di sungai

dalam

5-6

2 meter

Mandire

hingga

dan

menembus

sungai

Sodung

(Gambar 2). Penentuan didasarkan

lokasi pad a

pembuatan hasil

interpretasi

paritan foto

udara yang dikompilasi dengan peta geologi P3G,

ISBN 979-8769-12-0

keberadaan

terakhir/termuda

berdasarkan

dalam

untuk

kelurusan

ditentukan

mengecek

dalam penelitian membuktikan

suatu

teraktifkan bila Q mendekati 1.

disajikan

ini adalah tahapan terakhir

hasilnya

menunjukkan

bahwa

167

I

PROS DI NG kelurusan

berarah

PUSAT PENGEMBANGAN

BAHAN GAUAN

DAN GEOLc:>G' NUKUR-BATAN

SEMINAR GEOLOGI NUKlIR DAN SUMBERDAYATAMBANG TAHUN 2004 2aa~ JClkcrr~CI. 22 Sept...-nbeo-

baratdaya-timurlaut

HasH interpretasi

dianggap termuda sehingga dalam rangka

morfo-struktural

mengidentifikasi

Ketapang,

sesar aktif, pada kelurusan

kelurusan-kelurusan

dari foto udara daerah

terdapat

2 arah

kelurusan

utama yaitu relatif timurlaut-baratdaya

tersebut perlu dibuat paritan.

dan

HASIL DAN PEMBAHASAN

tenggara-baratlaut.

kelurusan

Kelurusan-

dengan arah timurlaut-barat

daya mempunyai jarak bervariasi dari 1

Hasil

km hingga 5 km yang umumnya sejajar

1. Interpretasi Fata Udara Kelurusan yang

tercermin

dengan

dengan

morfo-struktural pada

bantuan

foto

udara

pengamatan

stereoskop

digambar

pola

kelurusan

sedangkan

arah

umumnya

berjarak

pola

sungal,

tenggara-barat

mengikuti

0,5-3

laut

km dengan

kelurusan

morfologi.

langsung sebagai peta kelurusan morfo-

Kelurusan

struktural

berada di bagian selatan sejajar bidang

hasil interpretasi

foto udara

(Gambar 2).

relatif

barat-timur

perlapisan dan memotong aliran sungai

Pad a Gambar 2 terlihat bahwa di daerah

dengan panjang kelurusan sekitar 2 km.

penelitian terdapat tiga kelurusan yang

Analisis

data

berkembang cukup baik yaitu kelurusan

kelurusan

tersebut

barat

Tabel

daya-timurlaut,

baratlaut-

tenggara dan timur-barat. Untuk panjang

dominan

mengetahui

1 dan Gambar

analisis dengan

frekuensi

relatif,

dapat

Sastratenaya

kelurusandilihat pada

3. Berdasarkan

menggunakan

[6]

terhadap

formula data-data

dan

arah dominan

kelurusan tersebut, dihasilkan kronologi

dari kelurusan tersebut,

dibuat dengan

struktur di daerah Ketapang. Kelurusan

bantuan

kumulatif

terhadap

diagram

Pad a Gambar frekuensi

kipas

3 terlihat

(Gambar bahwa

relatif dan panjang

menunjukkan yaitu timurlaut

3). baik

kumulatif

terdapat tiga arah utama (NNW)-tenggara

(SSE)

dan baratdaya (WSW)-timurlaut

(ENE),

sedangkan dua arah dominannya baratlaut

(NNW)-tenggara

(SSE)

baratdaya (WSW)-timurlaut

(ENE).

yaitu dan

berarah N 11°-30° E dan N 141°-1700E merupakan

tua yang cukup

dominan di daerah Ketapang, disamping itu

kelurusan

mempunyai 51°-60°

dominan

lainnya

arah N 31°-40°

E dan N

E yang terbentuk

Kelurusan-kelurusan juga

termasuk

dominan sedangkan

168

kelurusan

N 71° E-1200

muda

tetapi

lebih muda.

namun

cukup

E

kurang panjang,

berdasarkan

ISBN 979-8769-12-0

SEMINAR GEOlOGI

PROSIDING

NUKlIR DAN SUMBERDAYATAMBANG TAHUN 2004

PUSAT PENGEMBANGAN

BAHAN GAUAN

DAN GEC>LOGt NUKLIR-BATANI Jakarta. 22 Sept••.•..•..• t>.".. 2004

kronostrukturnya arah kelurusan N 51°

landsat yang digunakan pada analisis ini

E-60° E dan N 81° E-900 E terbentuk

cukup baik yang dicirikan oleh data

paling akhir (neotektonik). Sehingga bila

dengan

ditinjau dari dominasinya terdapat dua

yang tidak cukup signifikan.

kelompokarah kelurusanyaitu :

Hasil

Kelompok 1 : kelurusan N 31°-40° E N

struktural pada landsat dapat dilihat

dan 51° - 60° E (muda)

pada Gambar 4 dan 5. Oari data

Kelompok 2 : kelurusan N 141°-160° E

kelurusan yang ditarik pada landsat

(tua) Kelurusan-kelurusan

selanjutnya muda

dominan

yang

tersebutlah

serta menjadi

gangguan

penutupan

penarikan

kelurusan

dibuat

awan morfo-

diagram

roset

frekuensi relatif, panjang kumulatif dan kelurusan

dominan

(Gambar

6)

sasaran dalam identifikasi sesar terakhir

sedangkan untuk mengetahui kelurusan

di daerah Ketapang dan sekitarnya.

dominan

Sementara

dihitung

itu,

untuk

mengetahui

dan

kronologi

relatifnya

menggunakan

formula

kelurusan dominan dan kronologinya,

Sastratenaya 1991, hasil perhitungan

dihitung

dapat dilihat pada Tabel 2.

menggunakan

formula

Sastratenaya 1991 dan hasilnya dapat

Oari Gambar 6 dan Tabel 2 terlihat

dilihat pada Tabel1.

bahwa hanya terdapat dua kelurusan

Pada Tabel 1 terlihat bahwa secara

dominan yaitu kelurusan N31°-40° E

umum terdapat tiga kelurusan dominan

dan N131°-140°

yaitu kelurusan berarah N141°-1500

berkronologi relatif tua.

berkronologi

relatif

tua,

N31°-400

E yang keduanya

3. Pemetaan Geologi

berkronologi relatif muda dan N51°-600 berkronologi paling muda.

a.

Secara umum data hasil pengamatan

Berdasarkan keadaan bentang alam

struktur geologi di lapangan mempunyai

yang dapat diamati di lapangan dan

kesamaan arah dengan kelurusan morfo

peta topografi,

struktural hasil analisis foto udara. 2. Interpretasi Citra Landsat

Geomorfologi

geomorfologi

daerah

penelitian dapat dibagi menjadi tiga satuan morfologi, yaitu satuan dataran rendah, perbukitan bergelombang dan

Citra satelit yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra Landsat TM, hasil rekaman tahun 2001. Kualitas

ISBN 979-8769-12-0

karst (Gambar 7). Oataran rendah, ketinggian 0-5 meter di atas muka laut, menempati sebagian

169

PROSIDING

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN DAN GEOLOGI NUKUR-BATA'.::I SEMINAR GEOlOGI NUKlIR DANGAUAN SUMBERDAYA TAMBANG TAHUN 2004 20041 .Jakarta. 22 Septef"noef'

pesisir pantai utara di bagian barat dan timur. Oataran ini dibentuk oleh endapan

Tetean yang mengalir dari selatan ke utara.

sungai, pantai, rawa dan batugamping koral. Lahan terutama dimanfaatkan

e. Stratigrafi

sebagai pemukiman.

Stratigrafi

Perbukitan bergelombang, ketinggian 5-

menjadi empat satuan batuan berturut-

100 meter di atas muka taut, menempati

turut dari tua kemuda sebagai berikut

sebagian besar daerah penelitian yang

(Gambar 8 dan 9) :

membentang dari barat ke timur. Oi

1. Satuan

bagian utara membentang dari Oesa

terdiri

Rabiyan

dengan sisipan batulempung, napal

ke

Pangereman

timur

hingga

sedangkan

di

Oesa selatan

daerail

batupasir dari

dan

gampingan,

batugamping.

gampingan

timur hingga Oesa Karanganyar. Lahan

komponennya

dimanfaatkan

berbutir

pemukiman,

dibagi

batupasir gampingan

membentang dari Oesa Bunten Barat ke

sebagai

penelitian

warna

Batupasir eoklat

terutama

sedang-kasar,

muda, kuarsa,

menyudut

ladang, perkebunan, persawahan dan

tanggung,

penambangan batubata putih seeara tradisional.

padat.

Batulempung

kelabu,

agak

Karst, ketinggian 100-150 meter di atas

laminasi

muka laut, didrikan oleh perbukitan

dengan tebal lapisan sekitar 20 em.

kasar, terjal, sungai bawah tanah, gua-

Napal

gua, gawlr dan kuesta. Satuan ini

umumnya

menempati di bagian tengah daerah

foraminifera

penetitian membentang dari barat ke

Batugamping berwarna putih, padat,

timur.

pasiran

Morfologi

ini

dibentuk

oleh

terpilah

sedang, agak berwarna

kompak,

sejajar, berwarna

struktur

berlapis

baik

kelabu

muda,

mengandung

fosil

dan

mengandung

moluska.

fosil

batugamping pasiran dan batugamping

foraminifera

dolomitan.

moluska dan koral, berlapis baik

besar,

peeahan

dengan tebal lapisan sekitar 70 em.

b. Pola Aliran Sungai

Seeara regional satuan batuan ini

Pola aliran sungai seeara umum berpola

termasuk Formasi Ngrayong yang

dendritik, hanya sebagaian kedl yang

berumur Miosen Tengah[5J.

hampir sejajar. Sungai utamanya terdiri dari

170

sungai

Mandire,

Sodung

dan

ISBN 979-8769-12-0

SEMINAR GEOlOGI

PROSIDING 2. Satuan terdiri

batugamping dari

pasiran,

perselingan

batugamping pasiran dan Batugamping

NUKlIR DAN SUMBERDAYATAMBANG TAHUN 2004

PUSAT PENGEMBANGAN

pasiran

BAHAN GAUAN

DAN GE<>LC>Gt NUKUR-BATANI Jakarta. 22 SeptefT'lb__ 2004

4. Satuan endapan aluvium

terdiri

aIIItara

dari pasir, lempung, lumpur, kerikil

napa!.

dan

berwarna

kerakal,

berupa

endapan

sungai,.pantai dan rawa.

kelabu dan eoklat muda, berbutir halus-kasar,

berlapis

5-20

em.

d. Struktur Geologi

Napal berwarna putih dan kelabu,

Pemetan

berlapis baik, mengandung sedikit

dengan metode pemetaan struktur mikro

foraminifera. Seeara regional satuan

tektonik

batuan ini termasuk Formasi Bulu

terpilih dan lokasi paritan. Paritan dibuat

yang berumur Miosen Tengah.

di

3. Satuan batugamping,

terdiri dari

batugamping terumbu, batugamping pasiran, batugamping kapuran dan napa!. berwarna

Batugamping putih,

terumbu,

eoklat,

masif,

permukaannya berongga dan tajamtajam,

pelapukannya

berwarna

merah. Organisme pembentuknya adalah koral, ganggang, foraminifera dan moluska. Batugamping pasiran, berwarna kelabu, porous,

ringan

bisa diremas, tebal umumnya 25 em. Batugamping

kapuran,

berwarna

putih agak lunak, bisa diremas, ukuran butir halus-sedang. Napal berwarna kelabu muda, berlapis, tebal tiap lapisan sekitar 5 em, mengandung foraminifera plankton. Seeara regional satuan batuan ini termasuk Formasi berumur Pliosen.

ISBN 979-8769-12-0

Madura

struktur

pada

lokasi

kelurusan

geologi

dilakukan

singkapan-singkapan

yang

terdapat

termuda

yaitu

indikasi kelurusan

berarah baratdaya - timurlaut. Hasil pemetaan struktur geologi dan pembuatan paritan di daerah penelitian menunjukkan

bahwa

struktur

yang

berkembang adalah lipatan dan kekar yang terbentuk pada saat pelipatan. Seeara

umum,

struktur

monoklin

mempunyai jurus berarah timur-barat dan

kemiringan

10°-30°

ke

utara

(Gambar 9). Hasil pengamatan struktur geologi di lapangan menunjukkan bahwa terdapat empat famili fraktur utama yaitu : Famili fraktur berarah umum N 145° E/800SW, famili fraktur berarah umum N 40° E /90°, famili fraktur berarah umum N 0° E/900 (Gambar 10) dan famili fraktur berarah

umum

N

90°

E/900.

yang

171

PROSIDING

SEMINAR GEOlOGI

NUKlIR DAN SUMBERDAYATAMBANG TAHUN 2004:

PUSAT PENGEMBANGAN

L AUT

BAHAN GALIAN Jokor1o. DAN GEOLOGI NUKLIR-BATAN! 22 Septen->ber 2004

J A

VV A

KETERANGAN

IrMO\221

Cabo Tapak

Gambar 1. Lokasi calon-calon tapak instalasi desalinasi nuklir di P. Madura Lokasi penelitian di Ketapang dan sekitarnya (Md 01).

N

i

LAUT

JA\WA

/

Interpr etasi Sesar (FU) "

Gambar 2. Peta kelurusan morfostruktural

172

hasillnterpretasi

Pantl!ln

foto udara dan lokasi paritan

ISBN 979-8769-12-0

PROSI DI NG

PUSAT PENG€MBANGAN BAHAN DAN GEC>LOGt NUKUR-BATANI SEMINAR GEOLOGI NUKLIR DAN GALlAN SUMBERDAYA TAMBANG TAHUN 2004 2004 .Jakar~a.22 s."pternber

DIAGRAM PANJANG KUMULATIF

DIAGRAM FREKUENSI RELATIF

U

u

U 1370%

DIAGRAM ARAH DOMINAN

20

a

a <',{,

5%

10 "A.

20 .•..••• ~ O'i!1

,\:fj\ QLI.

Gambar 3. Diagram kipas kelurusan morfo-struktural daerah Ketapang dan sekitarnya, Madura

Tabel1. Kelurusan Morfo-Struktural Daerah Ketapang dan Sekitarnya, Madura Hasillnterpretasi Foto Udara INTERPRET ASI ***** **** ... .. ******

.~3<

410 DOMINAN 842 513 >1 <1 81 5TUA(2) 6 4 JML % RELA KUMULATIF TIF 100,00 PK/FR 2 PANJANG 3 27 8TUA 11,86 (8) 1,68 MUDA (13) TUA (11 (9)(4) )(1) 25,2 MUDA (14) TIF 100 7,65 4,36 7,01 4,65 0,72 5,86 1,14 12,24 22,2 17,6 10,20 11,03 5,17 2,76 3,49 5,23 1,71 1,02 1,16 13,2 19,8 19,26 44,9 (18) 1,02 5,10 4,08 6,12 10,93 2,61 3,86 3,88 4,19 4,63 13,70 5,69 1,06 1,11 5,18 5,25 4,70 4,30 1,09 0,86 0,51 1,27 1,54 1,05 51,9 19,6 16,3 19,09 4 9 ,2 ,9 MUDA (16) (15) 2,04 2,56 1,26 .8,16 8,43 0,65 6,65 14,72 TUA(3) % 13,27 12,23 11,20 0,84 21,35 3,06 2,35 8 7,13 0,87 100,00 2,71 2,10 1,06 100,00 378,7 TUA (10) 13,35 (12) (17) 17,8 19,9 (6) FREKUENSI oKRONORELA wcl) 42,4 (5) 0,77 2,30 2,17 ,2MUDA ,7 TUA (7) (PK) KELURUSAN

ISBN 979-8769-12-0

O::z

173

PROSIDING

PUSAT PENGEMBANGAN

SEMINAR GEOlOGI

BAHAN GAUAN

DAN GEOLOGf

NUKUR-BATAN

NUKlIR DAN SUMBERDAYATAMBANG TAHUN 200~ Jakarta. 22 Septernb •••.2004

Gambar 4. Kelurusan Regional P. Madura dengan filtering EW

Gambar 5. Kelurusan Regional P. Madura dengan filtering NS

174

ISBN 979-8769-12-0

PROSIDING

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN DAN GEOLOGt NUKUR-BATAN SEMINAR GEOlOGI NUKlIR DANGA1.IAN SUMBERDAYATAMBANG TAHUN 2004 200~ Jakarta. 22 Septef"nbec-

FREKUENSI RELATIF

DIAGRAM KIPASKELURUSAN

PANJANG KUMULA llF

KRONOLOGIKELURUSAN

Gambar 6. Diagram Kipas Kelurusan Morfo-struktural Landsat TM Madura.

ISBN 979-8769-12-0

175

PROSIDING

deviasi

roO>

::.:::

Tabel 2. Kelurusan Morfo-Struktural Regional Pulau Madura. ~ 0(f) a.c:: :J._ C0,61 ~ 0 E= -0 ~42913,45 Kumulative (PK) (Q) 1,128 21,117 Panjang PKlFR

Standar c:: ro (f) Q) ~ MUDA TUA c:: :J 4 eo Q)ro (f) c:: :J ::.::: (f) 7 8 >1 798 (f)2,15 4 12 18 Rata-rata ·MUDA 60 129 5 3 917 489 653 285 681 1 10 14 16 82 34 670 292 147 11 MUDA 5310427 <1 TUA 0869 387 500 48074 080 10116 0.11 6 2 870,892 5 Dominan %(f).100,00 100,00 15 5338 6 46,78 11,50 10,87 2 13 13,08 0,837 0,852 Q)Q)2 9 3 7133351,88 100,00 100,00 2,30 6,03 0,09 1,07 115073,51 284897,00 613452,36 7597,76 1,507 1,735 1,426 1,194 1,61 0,11 3,99 8,60 10,5310,53 3,15 1,34 7,32 0,10 8,73 11,65 5,09 12,15 695097,35 719577,82 773435,16 342586,52 0,866 0,944 0,992 4,80 9,74 0,60 10,09 10,84 9,24 4,94 0,60 2,62 5,21 14,24 1,46 11,96 850052,13 53,22 726987,41 230087,08 433304,88 153665,58 1,472 1,230 1,166 10,19 3,23 6,07 11,92 11,07 2,92 5,64 1,81 OJ OJ 6,91 8,92 0,86 468864,92 614041,91 0,952 0,965 8,61 6,57 6,74 8,77 8612,76 0,12 0,11

176

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN DAN GEOL<:>Gt NUKUR-BATAN! SEMINAR GEOlOGI NUKLIR DAN GALIAN SUMBERDAYA TAMBANG TAHUN 2004 2004: JClkor~CI. 22 Septe~be-r

Q...

4,13

;$?,

c:: c::

ISBN 979-8769-12-0

PROSIDING

1130 15'

i

U

-;:

1130 16'

SEMINAR PUSAT PENGEMBANGAN GEOlOGI NUKLIR BAHAN DAN GAUAN SUMBERDAYA DAN GEOLC>G' TAMBANG NUKUR-BATANI TAHUN 2004 2004! Jakarta. 22 Se-pte.-nber

:.:. 1130 17'

-

1130 18'

-

1130 19'

LAUT JAWA

2km

-

1130 20'

-

1130 21'

-

1130 22'

.. S:,-'!"

'/\ }

A

Penampang

KETERANGAN

Geomorfologi

ICalan tapak

~

Md.01

I

'" ,..r 200 ~ 100m ----===-0m m

D D D

I Md.G1 I

Gambar 7. Peta Geomorfologi

ISBN 979-8769-12-0

Dataran Perbukitan

Rendah Bergelambang

Karst Calan Tapak

Daerah Ketapang dan sekitarnya, Madura.

177

0 w
~ 0:::i I: co Q.. ...../ .•...•

z:

200 FORMAS ALUVIUM I MADURA (m) (Aziz, FORMASI dkk,TESAL 1993) "'-./

."

3-5 ,AJuvium SATUAN SA TUA N Endapan Batuga mping

::a

oen-


PEMERIAN

LlTOLOGI

Endapan aluvlulU, terdiri d ari pa sir, Ie mpung, lu mpur, kerikil dan kerakal, dan rawa

berupa

endapan

sungai,

pantai

-Z

C

(i) o

FORtv1ASI BULU

en OJ

FORMASI NGRAYOr\jG

Batuga mping p asiran

Batupasir ga mping an

o

Batugamplng, terdiri dari batugamping batugamping napal.

antara batugamping

?

Z .•...•

(0 I CO .•...•

en (0 I

N I

o

terumbu kapuran dan

paslran.dan

napaL

Batupaslr gamplngan. terdirl dari batupasir gampingan dengan sisipan batulempung. napal dan batugamplng.

<0

"'""

pasiran. batugamplng

Batugamplng paslran, terdlri dari persellngan

350

250 -

0

Gambar 8. Kolom Stratigrafi Daerah Ketapang, Madura

PROSI DI NG

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN DAN GEOLOGt SEMINAR GEOlOGI NUKLIR DAN GALIAN SUMBERDAYA TAMBANG TAHUN 2004\ Jakarta. 22 SeptNUKUR-BATAr.:'1 •••.•.•..• ber 2004

..

-

Penampang o

200

400m

Calon Tapak Md.02 S.Tetean

200

I

i .

Gambar

ISBN 979-8769-12-0

s. Soo..ng

~

~,,_,

hoo

~

Endapanalu'lium Batugam ping Batugamping p",,;ran Betupasir gampingan Batas titologi

'<.20' Jurus dan kemiringan lapisan batuan

I

.6 ~

Calon Tapak M d.O 1 "",

'"

.,

.,

.','."'..;;. -':~:, •.....

"

B

D D D D

Keter.1ng:m

Geologi

.

,

100

J

Su ngai

Kontur indeks Jelan

200

9. Pet a geologi daerah Ketapang dan sekitarnya, Madura.

179

PROSIDING

SEMINAR GEOlOGI

NUKLIR DAN SUMBERDAYATAMBANG TAHUN 200~ I

PUSAT PENGENIBANGAN

;'

BAHAN GAUAN Jakarta. DAN GEOLOGI NUKLlR-BATANi 22 Septe
....~ ~ •.

--

..,~ -

4p..

...

'.

"'~

-.~.~~.j: .

.'-/.. j';. o(

.'" -~:,

t--

,.

Gambar 10. Kenampakan lembah sungai yang dikontrol kekar berarah U-S di S. Sodung.

Gambar 11. Kenampakan paritan di sekitar S. Mandire .

180

Gambar 12. Kenampakan paritan di sekitar S.Sodung

ISBN 979-8769-12-0

PROSIDING

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN DAN GEOLOGf NUKUR-BATANI SEMINAR GEOLOGI NUKUR DAN GAUAN SUMBERDAYA TAMBANG TAHUN 2004 20041 Jakarta. 22 Septernbe.-

N

N

a

w

w E

E

s

s

gb a. Model Organisasi Joint Set Dalam Lipatan Extrada (Vialon p. 1976)

Gb c. Stereogram Kedudukan Umum Siklografik Bidang Kekar dan Perlapisan Batuan Sistem Organis3si Lipatan

w

s Keter3ngan

o

o

Pole bid3ng periapis3n L

Gb b. Stereogr3m Kedudukan Pole Bid3ng Kek3r dalam Org3nis3si Lip3t3n d3n Kedudukan Lapis3n B3tu3n

Keduduk3n pole keker longitudin31

0--

Keduduk3n pole kek3r transvers31 Orient3si sum bu Iip3t3n Siklogr3fik Keduduk3n um um bid3ng

Gambar 13. Stereogram kedudukan pol a bidang kekar dalam sistem perlipatan

ISBN 979-8769-12-0

181

PROSI DI NG

PUSAT PENGEMBANGAN

SEMINAR GEOlOGI

Pembahasan

BAHAN GAUAN

DAN GEC>LOGC NUKUR-BATAN

NUKlIR DAN SUMBE.RDAYA TAHUN 2004 200~ Jakarta.TAMBANG 22 Septernbef"

yang terbentuk bersamaan dengan sistem

Hasil interpretasi foto udara secara

perlipatan seperti yang disebutkan di atas.

umum menunjukkan bahwa terdapat dua

Kelurusan baratlaut-tenggara sebagai kekar

arah kelurusan dominan yaitu kelurusan

diagonal, kelurusan utara-selatan sebagai

berarah N 31°-40° E N dan 51°-60° E

kekar transversal dan kelurusan barat-timur

(relatif

sebagai kekar longitudinal.

baratdaya-timurlaut)

yang

berkronologi relatif muda dan kelurusan

Berdasarkan posisi

berarah N 141°-160° E (relatif baratlaut-

yang diterdapat pada Peta Geologi P3G dan

tenggara)

pengamatan lapangan serta analisis data

yang berkronologi relatif tua

mikro

memperlihatkan bahwa terdapat dua arah

pembuatan paritan yaitu di Sungai Mandire

kelurusan dominan yaitu kelurusan berarah

(Gambar 11) Oesa Ketapang Laok dan di

N 31°-40° E (relatif timurlaut) dan N 131°-

sungai Sodung (Gambar 12). Analisis data

140° E (relatif baratlaut-tenggara) E yang

mikro tektonik tidak memperlihatkan adanya

keduanya berkronologi relatif tua.

indikasi sesar diperkuat oleh hasil analisis

Hasil pemetaan struktur geologi di lapangan

paritan tersebut. Hasil pengamatan paritan

dari

tidak menunjukkan adanya endapan kwarter

pengamatan

di

singkapan-

ditentukan

lokasi

singkapan terpilih memperlihatkan bahwa

yang

tersesarkan

tidak

sesar

aktif. Oi sungai Mandire hanya

dijumpai

adanya

indikasi

sesar.

sebagai

dua

sesar

sedangkan hasil interpretasi citra Landsat

hasil

tektonik,

keterdapatan

keberadaan

baratdaya-

dijumpai kekar diagonal dan transversal

timurlaut dari foto udara dan citra Landsat

sedangkan di sungai Sodung hanya dijumpai

yang di lapangan tercermin sebagai gawir-

kekar transversal.Kekar-kekartersebutdiduga

gawir

merupakan joint set dari sistem perlipatan

Kelurusan-kelurusan berarah

morfologi, bila dilihat

dari hasil

pengolahan mikro tektonik sebagai kekar

sepertiyangdisebutkandi atas.

berupa kekar diagonal dari sistem kekar

Berhubungan dengan gempa yang terjadi

Goint set)

tahun 1949 di Madura, gempa tersebut

dengan

yang

terbentuk

bersamaan

perlipatan utama dengan arah

disebabkan

oleh

penunjaman

lempeng

umum sumbu N 95° E, menunjam 10° ke E

samudera yang berada di selatan Pulau

(Gambar 13).

Jawa

Kelurusan-kelurusan lainnya bila dilihat dari

perkembangan struktur lokal di P. Madura.

hasil

pengolahan

data

mikro

yang

tidak

mempengaruhi

tektonik

cenderung sebagai suatu sistem joint set

182

ISBN 979-8769-12-0

Desalination

KESIMPULAN

in

Madura

Island

Indonesia", Vienna, Austria, 2004 (tidak 1. Litologi

penyusun

pada

calon

tapak

Ketapang (Md.01) berupa batugamping

dipublikasikan). 3. IAEA,"Site

terumbu dan batugamping kapuran yang termasuk

satuan

membentuk

batugamping

morfologi

bergelombang. metode penelitian

dilaksanakan

teridentifikasi

adanya

ini sesar

tidak aktif

di

daerah Ketapang dan sekitarnya.

1984. 4.

SURONO,

"

Summary

V. DAFTAR PUSTAKA

on

Site

Selection

" Penilaian

Pabrik Listrik dan Air Sersih

Teknologi & LlPI, Jakarta, 2002. IAEA,

Feasibility

ISBN979-8769-12-0 Ke Daftar Isi

KAERI,

"Preliminary

Seismotectonic,

Lembar

Tanjungbumi

P3G,

&

Departemen

dan

Energi,

Sandung,1993. 6. SASTRA TENA Y A,

Sagi Madura" Menteri Negara Riset dan

&

5. AZIS S., SUTRISNO, NOY A Y., BRAT A

Pertambangan

Economic

Geology

Jakarta, 2002.

Pamekasan",

1. MURSID DJOKOLELONO,

2. BATAN,

of

Java Province and Madura", Workshop

K., " Geologi

Ekonomi

Power

Earthquakes and Tsunami of The East-

2. Dengan pendekatan yang

for Nuclear

Plant, A Safety Guide", Vienna, Austria,

yang

perbukitan

Survey

Tektonik Danau

A.

S.,

Kemungkinan Toba,

Sumatera

"Studi

Kebocoran Utara",

P2SGGN - SATAN dan FTM ITM, 2001.

Study of Nuclear

183