JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018
PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM DALAM INDUSTRI PERBANKAN SYARIAH THE APPLICATION OF ISLAMIC BUSINESS ETHICS IN ISLAMIC BANKING Afrida Putritama Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected] Abstrak: Penerapan Etika Bisnis Islam Dalam Industri Perbankan Syariah Tujuan penelitian ini adalah mencoba merumuskan bagaimanakah pengawasan penerapan etika bisnis Islam dalam industri perbankan syariah, tantangan penerapan etika bisnis Islam dalam industri perbankan syariah, dan tindakan untuk mengatasi tantangan tersebut. Teknik pengumpulan data dengan studi dokumen, dan analisis data menggunakan metode kualitatif. masih banyak tantangan yang harus dihadapi dalam penerapan prinsip etika bisnis Islam dalam perbankan syariah sehingga dibutuhkan sinergi para pemangku kepentingan (stakeholder) baik eksternal maupun internal dalam mengatasi berbagai tantangan tersebut. Kata Kunci: Etika Bisnis Islam, Perbankan Syariah Abstract: The Application of Islamic Business Ethics in Islamic Banking The purpose of this paper is to reviews how the supervision of application of the Islamic business ethics in Islamic banking, the challenges of the supervision of application of the Islamic business ethics in Islamic banking, and the solution to overcome that challenges. The data collection in this paper using documentation study technique, and the data analysis using qualitative method. There are so many challenges that must be faced in the application of the Islamic business ethics in Islamic banking so the synergy of internal and external stakeholder is needed in order to overcome that challenges. Keywords: Islamic business ethics, Islamic banking
Pendahuluan
akad-akad yang sesuai dengan etika bisnis
Perbankan syariah dikembangkan
Islam. Setidaknya ada lima hal yang
sebagai sebuah alternatif bagi praktik
membedakan perbankan syariah dengan
perbankan konvensional. Kritik terhadap
perbankan konvensional yaitu (Haniffa,
bank konvensional oleh konsep perbankan
Hudaib, 2007): (1) filosofi dan nilai dasar
syariah bukanlah menolak bank dalam
organisasi; (2) provisi produk dan jasa
fungsinya sebagai lembaga intermediasi
bebas
keuangan melainkan dalam karakteristik
perjanjian yang diperbolehkan menurut
kegiatan
bank
syariat
terdapat
unsur
ketidakpastian
konvensional riba,
judi
(gharar),
dan
masih
bunga;
Islam;
(3)
pembatasan
(4)
fokus
pada
pada
(maysir),
pengembangan dan tujuan sosial; (5)
bathil.
adanya review tambahan dari dewan
Dengan dilarangnya riba, maysir, gharar,
pengawas
syariah.
dan bathil dalam transaksi perbankan
mendasari
pengembangan
maka sebagai gantinya dapat menerapkan
syariah adalah untuk menyelamatkan jiwa, 1
Filosofi
yang
perbankan
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018 akal, agama, harta, dan keturunan umat
diberikan kesempatan untuk memberikan
Islam dari transaksi yang diharamkan oleh
layanan
syariat Islam, khususnya transaksi dalam
islamic window dengan membentuk Unit
bidang perbankan. Keberadaan industri
Usaha Syariah (Umam, 2009).
perbankan syariah yang menjunjung tinggi
syariah
melalui
mekanisme
Angka pertumbuhan perbankan
prinsip etika bisnis Islam adalah mutlak
syariah
menunjukkan
hal
yang
diperlukan sebagai fasilitator transaksi
menggembirakan
yang halal menurut syariat Islam.
perkembangan dari sisi kelembagaan dan
akan
tetapi
Menurut Noor dan Ahmad (2012),
produk keuangan syariah tersebut belum
syariah
kali
diimbangi dengan ketaatan terhadap etika
didirikan di Mesir pada tahun 1963 dan
bisnis syariah padahal penerapan prinsip
sejak saat itu telah berdiri lebih dari 300
etika bisnis syariah dalam operasional
institusi di lebih dari 75 negara. Industri
perbankan syariah mutlak diperlukan
perbankan syariah berkembang pesat dan
untuk mendukung kelangsungan usaha
semakin
perbankan
bank
modern
populer
di
pertama
seluruh
dunia,
syariah
di
masa
termasuk di Indonesia. Di Indonesia,
Muhammad
Rizal
industri perbankan syariah dipelopori oleh
Chairman
Mudharabah
Bank Muamalat Indonesia yang berdiri
menyatakan
bahwa penerapan prinsip
pada tahun 1991 yang diprakarsai oleh
etika bisnis Islam dalam bisnis keuangan
Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ikatan
dan perbankan syariah hanya sebesar 50%
Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI),
karena lebih berfokus pada produknya dan
sekelompok
dan
belum menjangkau perilaku sumber daya
Pemerintah Indonesia. Bank Muamalat
manusianya (www.sebi.ac.id), sedangkan
Indonesia mulai melakukan operasi secara
Saleh, Md. Abu, Quazi, Ali, Keating,
resmi pada bulan Mei 1992 setelah adanya
Byron, and Gaur, Sanjaya S. (2017)
Undang-Undang Perbankan No. 7 Tahun
menemukan bahwa persepsi nasabah
1992
izin
perbankan syariah atas tingkat reliabilitas,
pengoperasian perbankan dengan prinsip
tingkat respon, keamanan, dan reputasi
syariah.
perbankan
pengusaha
yang
perkembangan
Muslim,
mengatur
Untuk perbankan
tentang
mempercepat syariah
syariah
Ismail,
depan.
lebih
seorang Institute,
tinggi
bila
di
dibandingkan bank konvensional namun
Indonesia, maka pemerintah memutuskan
masih banyak masalah etika yang terjadi
menerapkan sistem perbankan ganda (dual
dalam praktek perbankan syariah (Wilson,
banking system) sehingga selain bank
2005).
Tantangan
syariah murni, bank konvensional juga
secara
umum
2
perbankan adalah
syariah menjaga
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018 keseimbangan antara ketentuan syariah
keadilan, kerahmatan, kemaslahatan dan
dan hukum bisnis yang berlaku, yang
kebijaksanaan atau mengandung makna
mana kontrak keuangan bank syariah
(hikmah) bagi kehidupan. Syariat Islam
harus sesuai dengan hukum nasional
tertuang dalam produk hukum Islam, fiqh,
maupun pengadilan syariah (Ahmad dan
perundang-undangan,
Hassan, 2007).
yurisprudensi yang diproses melalui ijtihad
Penerapan prinsip etika bisnis
dengan
prinsip
fatwa
dan
utama
dan
menciptakan
Islam dalam praktik perbankan syariah
kemaslahatan dan mencegah kerusakan.
merupakan persyaratan mutlak yang harus
Penyimpangan
dipenuhi menurut tuntunan syariat agama
menimbulkan ketidakselarasan dengan cita-
Islam dan sebagai identitas pembeda antara
cita syariat agama Islam (Syams al-Din Abi
bank syariah dengan bank konvensional
‘Abdullah Muhammad, 1993).
sehingga apabila perbankan syariah tidak
terhadap
prinsip
ini
Teori Maslahat sebagai landasan
menerapkan prinsip etika bisnis Islam
pendirian
secara memadai maka akan kehilangan
diperlukan dalam menciptakan transaksi
nilai
bila
yang halal, dan menjauhkan umat dari
dibandingkan dengan bank konvensional,
sistem transaksi haram yang dapat merusak
dan pada akhirnya dapat mengancam
akal, jiwa, agama, harta, dan keturunan.
kelangsungan hidup perbankan syariah di
Teori Eksistensi
lebih
yang
dimilikinya
perbankan
syariah
sangat
masa depan. Mengingat urgensi penerapan
Teori eksistensi adalah teori yang
prinsip etika bisnis Islam pada industri
menerangkan tentang keberadaan hukum
perbankan syariah, maka tujuan penelitian
Islam yang diakui keberadaannya dalam
ini
hukum negara, sebagai kelanjutan teori
adalah
mencoba
merumuskan
bagaimanakah
pengawasan
penerapan
receptive exit dan teori receptive a
etika
Islam
industri
contrario. Teori eksistensi ini melihat
perbankan syariah, tantangan penerapan
keberadaan hukum Islam, termasuk juga
etika
industri
prinsip etika bisnis Islam dalam perbankan
perbankan syariah, dan tindakan untuk
syariah, sebagai bagian dalam tata hukum
mengatasi tantangan tersebut.
perbankan
Kajian Literatur
mengandung makna sebagai berikut (Fuad,
Teori Maslahat/ Maqasid al Syari’ah
2004):
bisnis
bisnis
Islam
dalam
dalam
Keberadaan syariat Islam adalah
nasional.
Teori
eksistensi
a. Telah ada sebagai bagian integral dalam
untuk kepentingan manusia dan tujuan-
hukum negara.
tujuan kemanusiaan yang universal yakni 3
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018 b. Telah ada kekuatan wibawanya dan
pelaksanaan akad saat terjadi transaksi di bank syariah (Ma’ruf Amin, 2012). Telaah
diakui oleh hukum negara. c. Telah ada sebagai penyaring bahan-
ulang inilah yang menjadi dasar ijtihad
bahan hukum negara.
terhadap
d. Telah ada sebagai salah satu bahan dan
perkembangan
produk-produk
akad perbankan syariah sehingga tertuang
sumber hukum negara.
dalam peraturan dan perundang-undangan
Teori Kategori Hukum
negara. Proses ijtihad ini membawa hukum
Teori kategori hukum yaitu syariat, fiqih,
normatif menjadi hukum positif ketika hasil
dan siyasah. Teori kategori hukum akan
ijtihad diformalkan oleh negara menjadi
melihat prinsip etika bisnis Islam dalam
peraturan dan perundang-undangan.
perbankan syariah telah sesuai dengan
Etika Bisnis
syariat, fiqih, maupun siyasah. Definisi
Etika
adalah
kaidah
atau
syariat, fiqih, dan siyasah masing-masing
seperangkat prinsip yang mengatur hidup
sebagai berikut:
manusia, yang merupakan bagian dari
a. Syariat adalah segala ketentuan Allah
filsafat yang membahas secara rasional dan
yang berkaitan dengan perbuatan subjek
kritis tentang norma atau moralitas. Dengan
hukum,
demikian, etika berbeda dengan moral.
berupa
suatuperbuatan,
melakukan
memilih,
atau
Etika adalah refleksi kritis dan penjelasan
menentukan sesuatu sebagai syarat,
rasional mengapa sesuatu itu baik atau
sebab, atau penghalang.
buruk, sedangkan norma adalah suatu
b. Fiqih adalah ilmu atau pemahaman
pranata dan nilai mengenai baik dan buruk
tentang hukum-hukum syarak yang
(Rivai, Nuruddin, dan Arfa, 2012).
bersifat perbuatan yang dipahami dari
Rezaee (2009:60) mendefinisikan
dalil-dalilnya yang rinci.
etika sebagai prinsip-prinsip moral tentang
c. Siyasah adalah kewenangan pemerintah untuk
melakukan
kebijakan
baik atau buruk, serta perilaku lain yang
yang
mencerminkan nilai-nilai dan standar yang
bertujuan untuk kemslahatan, melalui a
terhormat. Sedangkan menurut Duska dan
turan yang tidak bertentangan dengan
Clarke (2002), etika menjadi semakin
agama, meskipun tidak ada dalil tertentu.
penting dalam sektor jasa keuangan sebab
Teori Kaidah Ushul dan I’adah al-
pada dasarnya tujuan aktivitas bisnis dan
Nadhar
jasa
I’adah al-Nadhar (telaah ulang) terhadap alasan hukum (‘illah)
keuangan
secara
umum
adalah
penciptaan nilai bagi konsumen, dan
kajian
seharusnya tidak ada dikotomi antara sikap
ulama terdahulu (klasik) terutama mengenai
etis personal dan sikap seseorang dalam 4
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018 menjalankan
bisnis
jasa
keuangan.
semua
tindakan/
kebijakan
etis
dan
Sayangnya yang banyak terjadi dalam
melampaui komunikasi nilai etis memiliki
praktek jasa keuangan di lapangan, tujuan
dampak
utama pelaku bisnis hanyalah mengejar
kepuasan pemegang saham.
keuntungan setinggi-tingginya sehingga
Etika Bisnis Islam
seringkali melakukan pelanggaran etika.
positif
dalam
meningkatkan
Etika bisnis Islam mengajarkan
Etika bisnis dapat diartikan etika
bahwa laba yang diperbolehkan harus
yang diaplikasikan pada kegiatan bisnis
sesuai dengan hukum nasional maupun
(Chryssides dan Kaler, 1993). Etika bisnis
syariah yang berlaku, serta tingkat laba
dapat diartikan juga sebagai aturan tingkah
tidak menjurus pada eksploitasi, gangguan
laku dalam pengambilan keputusan bisnis
fungsi pasar, dan kejahatan sehingga
(Jones dan Pollitt, 1998), dan dalam rangka
penetapan harga yang berlebihan sehingga
memenuhi
merugikan
harapan
masyarakat
dari
masyarakat
jelas
tidak
kegiatan bisnis (Grace dan Cohen, 1995).
diperkenankan (Basah dan Yusuf, 2013).
Oleh
(1982)
Yusuf (1990) juga menyatakan hal yang
memiliki
serupa yaitu bahwa pencapaian ekonomi
memproduksi
terkait dengan keyakinan, ibadah, juga
barang dan jasa secara efisien demi
moral seorang muslim dan etika bisnis
kesejahteraan masyarakat, bukan hanya
Islam yang utama adalah kejujuran,
sekedar mengejar keuntungan semata.
kebenaran,
Lebih lajut, Steward (1996) menyatakan
bertingkahlaku
baik.
Secara
umum,
bahwa tanpa adanya kerangka etika yang
prinsip
bisnis
Islam
menurut
mengatur tingkah laku bisnis dan tingkah
Qardhawi
laku individu maka bisnis tidak akan dapat
persyaratan sebagai berikut:
berjalan
a. Akidah
karenanya,
menyatakan kewajiban
Donaldson
bahwa moral
dengan
bisnis
untuk
baik
menimbulkan kekacauan.
bahkan
dapat
pemenuhan
etika
(2001)
harus
hak,
dan
memenuhi
Berrone et al.
Dengan adanya penyerahan diri kepada
(2005) meneliti mengenai dampak identitas
Allah Ta’ala maka pelaku bisnis akan
etis pada kinerja keuangan perusahaan dan
selalu menjaga perbuatannya dari hal-hal
hasilnya mengindikasikan bahwa “etika
yang dilarang oleh syariah.
yang terungkap” yang merupakan salah satu
b. Shiddiq
aspek dalam mengkomunikasikan identitas
Sifat shiddiq mendorong rasa tanggung
etis perusahaan, memiliki nilai yang sangat
jawab atas segala perbuatan dalam hal
berharga dan meningkatkan nilai saham,
muamalah.
sementara “etika terapan” yang merupakan
c. Fathanah 5
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018 Sifat fathanah ini mendorong kearifan berpikir
dan
bertindak
Riba jual beli yaitu riba fadlal adalah
sehingga
kelebihan
yang
diperoleh
keputusan yang dihasilkan menunjukkan
transaksi tukar-menukar barang.
profesionalisme yang didasarkan sikap
5) Ihtikar
akhlak seperti akhlak Rasulullah Saw.
Ihtikar adalah menimbun barang
d. Amanah/ jujur Hubungan
dengan harapan mendapatkan harga
bisnis
yang
dilandasi
tinggi di kemudian hari.
kejujuran memunculkan kepercayaan
6) Mengurangi timbangan atau takaran.
yang merupakan hal paling mendasar
Sedangkan menurut Agustin (2017),
dari semua hubungan bisnis.
ada tiga aktivitas keuangan yang harus
e. Tabligh
berlandaskan etika bisnis Islam yaitu:
Kemampuan berkomunikasi dalam kata tabligh
dalam
menunjukkan
menyampaikan mempengaruhi
sesuatu orang
lain
a. Aktivitas
perolehan
dana.
Harus
proses
memperhatikan cara-cara yang sesuai
untuk
dengan syariah seperti mudharabah,
melalui
musyarakah, murabahah, salam, istisna’, ijarah, sharf, wadi’ah, qardhul hasan,
perkataan yang baik. f. Tidak melakukan praktik bisnis yang
wakalah, kafalah, hiwalah, dan rahn.
bertentangan dengan syariah, antara lain:
b. Aktivitas
pengelolaan
aktiva.
1) Produk dan jasa yang dijual haram
Memperhatikan prinsip “uang sebagai
2) Gharar
alat tukar bukan sebagai komoditas yang diperdagangkan”,
Gharar adalah salah satu jual beli yang
mengandung
unsur
dapat
dilakukan
penipuan
secara langsung atau melalui lembaga
karena dalam akadnya transaksi yang
intermediari seperti bnk syariah atau
dilakukan belum jelas.
reksadana syariah.
3) Al-Gabn dan Tadlis
c. Aktivitas
penggunaan
dana.
Harus
Al Gabn adalah harga yang ditetapkan
digunakan untuk hal-hal yang dianjurkan
jauh dari rata-rata yang ada baik lebih
seperti zakat, infaq, shadaqah, waqaf,
rendah maupun lebih tinggi, sedangkan
dan untuk hal-hal yang tidak dilarang
Tadlis adalah penipuan dengan menutupi
seperti
kecacatan sebuah barang yang akan
rekreasi, dsb.
dijual saat transaksi terjadi.
membeli
barang
konsumtif,
Etika bisnis Islam menegaskan
4) Riba
bahwa segala kegiatan ekonomi harus tunduk kepada etika, dan bukan sebaliknya (Naqvi, 1981). Lewis and Algaoud (2001) 6
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018 menegaskan bahwa nilai-nilai etika bisnis
2002). Sebenarnya tidak ada istilah “bank”
Islam seharusnya tercermin dalam segala
secara literal dalam konsep Islam namun
aspek kegiatan bisnis sesuai nilai moralitas
secara fungsional transaksi perbankan telah
dan
akan
ada sejak masa Rasulullah SAW contohnya
meningkatkan pandangan hidup Islami.
pengelolaan zakat, shadaqah, ghanimah
Haniffa dan Hudaib (2007) menyatakan
(rampasan perang), bai’ (jual-beli), dayn
bahwa jasa keuangan syariah semestinya
(utang dagang), dan mal (harta) yang
menjunjung tinggi nilai etika bisnis Islam
memiliki peran dalam kegiatan ekonomi
sebab memiliki filosofi bertingkahlaku etis
masyarakat
dengan mempromosikan keadilan dan
syariah didefinisikan sebagai lembaga
kesejahteraan
keuangan
spiritualitas
sehingga
dalam
masyarakat
dan
sehingga
yang
kemudian
usaha
bank
pokoknya
mencari ridho Ilahi. Obaidullah (2005)
memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam
menyatakan bahwa semua transaksi bisnis
lalu lintas pembayaran serta peredaran uang
yang berpedoman pada prinsip etika bisnis
yang operasionalnya disesuaikan dengan
Islam harus sesuai dengan aturan syariah.
prinsip Islam (Umam, 2009). Jadi, bisa
Metode Penelitian
disimpulkan bahwa bank syariah adalah
Penelitian
ini
sebuah
bank modern yang melakukan kegiatan
penelitian studi pustaka dengan objek
operasi sepenuhnya sesuai dengan syariah
penelitian
hukum Islam berdasarkan pada Al Quran
industri
adalah
perbankan
syariah.
Teknik pengumpulan data dengan studi
dan
Sunnah
Rasulullah
SAW
dokumen, dan analisis data menggunakan
menekankan
metode kualitatif. Waktu penelitian yaitu
perilaku etis dalam segala aspek kehidupan
November-Desember 2017.
manusia, termasuk bisnis. Perbedaan pokok
pentingnya
yang
implementasi
bank syariah dengan bank konvensional Hasil Penelitian dan Pembahasan
adalah
Pengawasan Penerapan Etika Bisnis
berlandaskan pada prinsip syariah yaitu
Islam
prinsip pembagian keutungan dan kerugian
Dalam
Industri
Perbankan
Syariah
kegiatan
usaha
bank
syariah
(profit and loss sharing principle) dan tidak
Kata perbankan berasal dari kata
mengenal
banque dalam bahasa Prancis dan banco
konsep
bunga
(Syahdeini,
1999:1).
dalam bahasa Italia, yang artinya adalah
Lembaga-lembaga
pendukung
peti atau almari. Pada abad ke-12, kata
perbankan syariah di tingkat internasional
banco di Italia merujuk pada meja, counter,
antara lain (Yaya, Martawireja, Abdurahim,
atau tempat usaha penukaran uang (Arifin,
2013): 7
Accounting
and
Auditing
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018 Organization
of
Islamic
Financial
prinsip etika bisnis Islam bagi perbankan
Institution (AAOIFI), Islamic Development
syariah adalah Islamic Development Bank
Bank
Islamic
(IDB). IDB adalah lembaga keuangan
Financial
internasional yang didirikan berdasarkan
Services Board (IFSB), General Council of
hasil deklarasi konferensi para menteri
Islamic Bank and Financial Institution,
keuangan negara-negara muslim di Jeddah
Islamic
tahun
(IDB),
Financial
International
Market,
Islamic
International
Rating
Agency
1973
yang
bertujuan
(IIRA), Liquidity Management Center
mendorong
(LMC), and International Islamic Center for
ekonomi dan sosial negara-negara anggota
Reconciliation and Commercial Arbitration
dan komunitas muslim berdasarkan prinsip
(IICRCA). Diantara berbagai lembaga
syariah Islam. Dukungan terbesar IDB
tersebut,
pengaruh
terhadap penerapan prinsip etika bisnis
terbesar terhadap penerapan prinsip etika
Islam dalam industri perbankan syariah
bisnis Islam dalam perbankan syariah
adalah dalam bentuk fasilitasi berbagai
adalah AAOFI yang hingga tahun 2009
penelitian
telah menerbitkan 3 standar akuntansi, 5
keuangan, dan perbankan syariah melalui
standar audit, 6 standar tata kelola, 2 standar
lembaga Islamic Research and Training
kode etik, dan 30 standar syariah dengan
Institute (IRTI) dan penyertaan modal
tujuan mengharmonisasikan konsep dan
maupun kepemilikan saham pada bank
penerapan fatwa-fatwa diantara dewan
syariah di berbagai negara.
yang
memberikan
pengawas syariah di berbagai bank syariah untuk
menghindari
inkonsistensi
kontradiksi
bidang
ekonomi,
Selain lembaga-lembaga di tingkat
dan
internasional, ada pula lembaga di tingkat nasional
Standar
keuangan syariah, antara lain Dewan
AAOIFI telah menjadi acuan yang bersifat
Syariah Nasional (DSN). DSN didirikan
wajib
oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI)
yang
di
ada
dalam
pembangunan
banyak
mazhab
mengingat
kemajuan
untuk
berkembang.
beberapa
negara,
Indonesia. AAOIFI juga terselenggaranya
termasuk
mewujudkan
program
yang
melalui SK
sertifikasi
mendukung
lembaga
MUI No. Kep. 754/II/1999
dengan tugas dan kewenangan sebagai
akuntan publik syariah (Certified Islamic
berikut:
Public Accountant/CIPA) dalam rangka
rekomendasi nama-nama yang akan duduk
meningkatkan kualitas audit syariah bagi
sebagai anggota dewan pengawas syariah
perbankan syariah.
pada suatu lembaga keuangan syariah;
Lembaga kedua yang tidak kalah penting
dalam
mendukung
memberikan
mengeluarkan
penerapan
fatwa
atau
atas
mencabut
jenis-jenis
kegiatan keuangan; mengeluarkan fatwa 8
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018 atas produk dan jasa keuangan syariah; dan
e. Zalim, yaitu transaksi yang menimbulkan
mengawasi penerapan fatwa yang telah
ketidakadilan bagi pihak lainnya.
diterapkan. Fatwa yang ditetapkan oleh
Penafsiran dan pemaknaan fatwa
DSN MUI disahkan oleh pemerintah
DSB-MUI
menjadi peraturan perundang-undangan,
disahkan pemerintah dilaksanakan oleh
contohnya antara lain adalah Undang-
Komite Perbankan Syariah. Menurut PBI
Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun
No. 10/32/PBI/ 2008 tentang Komite
2008 tentang Perbankan Syariah yang
Perbankan
menyatakan
bahwa
kegiatan
Perbankan Syariah adalah sebagai berikut:
berlandaskan
prinsip
syariah
yang adalah
Syariah,
peraturan
tugas
yang
Komite
a. menafsirkan fatwa MUI yang terkait
kegiatan usaha yang tidak mengandung
dengan perbankan syariah;
unsur sebagai berikut (Guza, 2008):
b. memberikan masukan dalam rangka
a. Riba, yaitu penambahan pendapatan
implementasi fatwa ke dalam Peraturan
secara bathil/tidak sah antara lain
Bank Indonesia;
transaksi pertukaran barang yang tidak
c.
sama kualitas, kuantitas, dan waktu
melakukan pengembangan industri
perbankan syariah.
penyerahan (fadhl), atau dalam transaksi
Dewan Syariah Nasional (DSN)
pinjam-meminjam yang memberikan
memiliki badan terafiliasi dalam setiap
syarat
fasilitas
lembaga keuangan syariah yang dinamakan
mengembalikan dana yang diterima
dewan pengawas syariah yang terdiri atas
melebihi
para pakar di bidang perbankan syariah
nasabah
pokok
penerima
pinjaman
karena
berjalannya waktu (nasi’ah); b.
menjadi
Maisir,
yaitu
transaksi
yang bertugas menerbitkan laporan untuk yang
menjamin bahwa bank syariah tersebut
digantungkan kepada suatu keadaan
telah mematuhi semua prinsip etika bisnis
yang tidak pasti dan bersifat untung-
syariah (Yaya, Martawireja, Abdurahim,
untungan;
2013). Laporan dewan pengawas syariah
c. Gharar, yaitu transaksi yang objeknya
tersebut pada umumnya merupakan bagian
tidak jelas,tidak dimiliki, tidak diketahui
takterpisahkan
keberadaannya,
dapat
auditan bank syariah. Menurut Grais dan
diserahkan kecuali diatur lain dalam
Pellegrini (2006), peran penting dewan
syariah;
pengawas
atau
tidak
d. Haram, yaitu transaksi yang objeknya
dari
syariah
laporan
antara
keuangan
lain
adalah
menyertifikasi instrumen keuangan yang
dilarang dalam syariah;
diijinkan
oleh
fatwa
Dewan
Syariah
Nasional; memverifikasi transaksi apakah 9
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018 telah sesuai dengan fatwa Dewan Syariah
kegiatan
Nasional
dengan syariah.
(DSN);
membayarkan
menghitung
zakat
bank
dan
syariah;
usaha
yang
bertentangan
b. Transaksi Musyarakah
membuang pendapatan yang tidak sesuai
1) Meneliti apakah pemberian informasi
dengan prinsip etika bisnis Islam; dan
secara lengkap telah disampaikan oleh
memberikan saran distribusi pendapatan
bank kepada nasabah baik secara tertulis
atau beban diantara pemegang saham dan
maupun lisan mengenai persyaratan
investor.
investasi musyarakah;
Berdasarkan Surat Edaran Bank
2) Menguji apakah perhitungan bagi hasil
Indonesia Nomor 8/19/DPBs Tahun 2006
telah
tentang Pedoman Pengawasan Syariah dan
syariah;
Tata Kelola Pelaporan Hasil Pengawasan
dilaksanakan
pihak
dewan
musyarakah;
syariah
prinsip
3) Memastikan adanya persetujuan para
bagi Dewan Pengawas Syariah, maka pengawas
sesuai
diwajibkan
melakukan pengawasan terhadap penerapan
dalam
perjanjian
investasi
4) Memastikan terpenuhinya rukun dan
prinsip etika bisnis Islam dalam hal-hal
syarat musyarakah;
sebagai berikut:
5) Memastikan bahwa biaya operasional
a. Transaksi mudharabah
telah dibebankan pada modal bersama
1) Meneliti apakah pemberian informasi
musyarakah;
secara lengkap telah disampaikan oleh
6) Memastikan bahwa kegiatan investasi
bank kepada nasabah baik secara tertulis
yang dibiayai tidak termasuk jenis
maupun lisan mengenai persyaratan
kegiatan
investasi mudharabah;
dengan syariah.
usaha
yang
bertentangan
2) Menguji apakah perhitungan bagi hasil telah
dilaksanakan
sesuai
prinsip
c. Transaksi Murabahah
syariah;
1) Memastikan
3) Memastikan adanya persetujuan para pihak
dalam
perjanjian
barang
yang
diperjualbelikan tidak diharamkan oleh
investasi
syariat Islam;
mudharabah;
2) Memastikan
4) Memastikan terpenuhinya rukun dan
bank
menjual
barang
tersebut kepada nasabah dengan harga
syarat mudharabah;
jual senilai harga beli plus margin.
5) Memastikan bahwa kegiatan investasi
Apabila nasabah membiayai sebagian
yang dibiayai tidak termasuk jenis
dari harga barang tersebut makan akan mengurangi bank kepada nasabah; 10
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018 3) Meneliti apakah akad wakalah telah
diperoleh dari selisih antara harga beli
dibuat oleh bank secara terpisah dari
dan dari pemasok dengan harga jual
akad murabahah, apabila bank hendak
kepada nasabah/ pembeli akhir.
mewakilkan
kepada
nasabah
e. Transaksi Istishna’ dan Istishna’ Paralel
untuk
membeli barang tersebut dari pihak
1) Memastikan
barang
yang
ketiga. Akad jual-beli murabahah harus
diperjualbelikan tidak diharaamkan oleh
dilaksanakan
syariat Islam;
prinsip
setelah
menjadi
barang secara
milik
bank
yang
2) Meneliti
apakah
bank
membiayai
dibuktikan dengan faktur atau kuitansi
pembuatan barang yang diperlukan
pembelian
nasabah sesuai pesanan dan kriteria yang
yang
dapat
dipertanggungjawabkan;
telah disepakati; berdasarkan
3) Memastikan bahwa akad istishna’ dan
prinsip murabahah dilakukan setelah
akad istishna’ paralel dibuat dalam akad
adanya
yang terpisah;
4) Meneliti
pembiayaan
permohonan
nasabah
dan
4) Memastikan bahwa akad istishna’ yang
perjanjian pembelian suatu barang atau suatu aset kepada bank.
sudah dikerjakan sesuai kesepakatan
d. Transaksi Salam dan Salam Paralel 1) Memastikan
barang
hukumnya mengikat, artinya tidak dapat yang
dibatalkan kecuali: (i) kedua belah pihak
diperjualbelikan tidak diharamkan oleh
setuju
syariah Islam;
istishna’; (ii) akad istishna’ batal demi
2) Memastikan bahwa pembayaran atas barang
atas
barang
salam
untuk
menghentikan
akad
hukum karena timbul kondisi hukum
kepada
yang dapat menghalangi pelaksanaan
pemasok telah dilakukan di awal kontrak
atau penyelesaian akad.
secara tunai sebesar akad salam; 3) Meneliti bahwa akad salam telah sesuai
f. Transaksi Ijarah dan IMBT
dengan fatwa Dewan Syariah Nasional-
1) Memastikan
penyaluran
dana
Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)
berdasarkan
prinsip
ijarah
tidak
tentang salam dan peraturan Bank
dipergunakan
untuk
kegiatan
yang
Indonesia yang berlaku;
bertentangan dengan prinsip syariah;
4) Meneliti kejelasan akad salam yang
2) Memastikan bahwa akad pengalihan
dilaksanakan dalam format salam paralel
kepemilikan dalam IMBT dilakukan
atau akad salam biasa;
setelah akad ijarah selesai, dan dalam
5) Meneliti
bahwa
keuntungan
akad
bank
syariah atas praktik salam paralel 11
ijarah,
janji
(wa’ad)
untuk
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018 pengalihan kepemilikan harus dilakukan
5) Memastikan
pada saat berakhirnya akad ijarah; 3) Meneliti prinsip
pembiayaan ijarah
sumber
dana
yang
digunakan untuk pembiayaan qardh
berdasarkan
konsumtif dan bersifat sosial adalah
multijasa
bukan berasal dari dana investasi atau
untuk
menggunakan perjanjian sebagaimana
modal bank;
diatur dalam fatwa yang berlaku tentang
6) Memastikan bahwa sumber dana yang
multijasa dan ketentuan lainnya antara
digunakan untuk pembiayaan qardh
lain ketentuan standar akad;
dalam rangka dana talangan nasabah
4) Memastikan
besar
ujrah
atau
fee
adalah berasal dari modal bank.
multijasa dengan menggunakan akad
Mekanisme pengawasan perbankan
ijarah telah disepakati di awal dan
syariah
dinyatakan dalam bentuk nominal bukan
(Murphy, 2011). Kegiatan audit syariah ini
dalam bentuk persentase.
pada umumnya dilaksanakan oleh unit audit
g. Transaksi Pinjaman Qardh
internal perusahaan secara rutin untuk
1) Meneliti
apakah
pembiayaan
yang
lainnya
adalah
audit
syariah
meyakinkan bahwa semua transaksi yang
diberikan berdasarkan prinsip qardh
dilakukan
benar-benar
untuk
memenuhi prinsip etika bisnis Islam dan
kegiatan yang bertentangan dengan
peraturan yang ditetapkan oleh dewan
prinsip syariah;
pengawas syariah. Pada umumnya dewan
tidak
digunakan
oleh
bank
syariah
telah
2) Meneliti bahwa nasabah yang terkena
pengawas syariah akan dilibatkan dalam
sanksi denda adalah nasabah yang benar-
proses audit syariah hanya apabila ada
benar lalai, yaitu memiliki kemampuan
keraguan
secara ekonomi untuk membayar namun
permasalahan syariah yang membutuhkan
sengaja menunda pembayaran;
keputusan
3) Memastikan
bahwa
bank
telah
dalam
dewan
mendeskripsikan
pengawas
syariah.
Menurut Akram (1985), lingkup audit
memberikan kelonggaran waktu yang
syariah
cukup kepada nasabah untuk melunasi
mengenai
kewajibannya
nasabah
produk), tatfif (menyebabkan kerugian
tersebut mengalami kesulitan keuangan
pihak lain dalam hal berat produk dan
akibat penurunan usaha;
ukuran), uqud (kontrak), ihtikar (hoarding),
4) Meneliti diterima
dalam
apakah bank
hal
pendapatan dari
nasabah
yang
setidaknya
mencakup
laporan
bahkhs
(penurunan
kualitas
khiyanah (penggelapan), israf (berlebih-
atas
lebihan),
tanajush
lelang
harga
pengenaan sanksi telah diakui sebagai
penawaran
sumber dana kebajikan;
menggunakan seorang penawar palsu), dan 12
dalam
(menaikkan
dengan
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018 spekulasi. Meskipun sepertinya lingkup
maupun kualitatif (aspek moral maupun
audit syariah sangat luas namun prakteknya
material) adalah hal yang mutlak bagi bank
audit syariah hanya meliputi observasi dan
syariah sebab secara yuridis bank syariah
pengukuran sistem pengendalian terhadap
memiliki
kepatuhan etika bisnis Islam, rekomendasi
menunjukkan bahwa bank syariah telah
perbaikan
benar-benar
yang
memungkinkan,
tanggung
jawab
menerapkan
untuk
prinsip
etika
rekomendasi tindakan korektif yang perlu
bisnis Islam dalam kegiatan operasionalnya
dilaksanakan dan audit dana zakat. Apabila
dan juga dalam memberikan panduan
terjadi
kepada
perbedaan
pendapat
antara
para
pihak
pemangku
manajemen bank syariah dan auditor yang
kepentingan/stakeholder (yang terdiri dari
melaksanakan audit syariah, maka akan
nasabah
penabung,
merujuk pada keputusan dewan pengawas
investor
obligasi,
syariah.
regulator, pegawai perseroan, pemasok, dan
Tantangan Penerapan Prinsip Etika
lingkungan masyarakat) dalam membuat
Bisnis Islam Dalam Industri Perbankan
keputusan-keputusan ekonomi dalam upaya
Syariah
mewujudkan akuntabilitas publik seperti
Pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia
masih
relatif
kecil
pemegang bank
saham,
responden,
misalnya memilih dewan direksi, memilih
bila
dewan pengawas syariah, dan memilih
dibandingkan dengan pangsa pasar bank
auditor eksternal.
konvensional namun perbankan syariah
Pengungkapan informasi etis harus
memiliki tingkat pertumbuhan tahunan
dilaksanakan secara konsisten dan memadai
yang
Tingkat
guna meyakinkan bahwa perbankan syariah
pertumbuhan tahunan yang menjanjikan
telah memenuhi ketentuan syariat Islam
tersebut
dalam setiap
cukup
signifikan.
menandakan
adanya
kegiatan operasinya dan
perkembangan pangsa pasar perbankan
sebagai identitas pembeda bank syariah
syariah.
dengan bank konvensional sebab di situlah
Perkembangan
perbankan
syariah
pangsa ini
pasar cukup
letak
nilai
lebih
bank
syariah.
menggembirakan namun sayangnya tidak
Pengungkapan etis dalam laporan keuangan
serta-merta
tahunan diharapkan setidaknya memuat hal-
diikuti
dengan
penerapan
prinsip etika bisnis Islam yang seharusnya
hal berikut ini:
tertuang dalam pengungkapan informasi
a. komitmen untuk melakukan kegiatan
etis bank syariah.
operasi sesuai prinsip etika bisnis Islam;
Pengungkapan informasi etis bank
b. komitmen untuk memberikan imbal
syariah baik yang bersifat kuantitatif
balik sesuai prinsip etika bisnis Islam; 13
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018 c. komitmen untuk terlibat dalam aktivitas
bisnis Islam dalam industri perbankan
investasi yang sesuai prinsip etika bisnis
syariah baik di tingkat nasional maupun
Islam;
internasional, antara lain Accounting and
d. komitmen untuk terlibat dalam aktivitas
Auditing Organization of Islamic Financial
pendanaan yang sesuai prinsip etika
Institution (AAOIFI), dan General Council
bisnis Islam;
of Islamic Bank and Financial Institution di
e. komitmen untuk memenuhi hubungan
tingkat internasional, sedangkan di tingkat
kontraktual dengan para pemangku
nasional
kepentingan
Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-
(stakeholder)
melalui
“pernyataan kontrak”;
antara lain Dewan Syariah
MUI), Komite Perbankan Syariah, dan
f. tujuan masa kini dan masa mendattang
dewan pengawas syariah.
untuk memenuhi kebutuhan umat Islam;
Meskipun telah ada banyak lembaga
g. pernyataan apresiasi terhadap para pihak
yang mendukung penerapan prinsip etika
pemangku kepentingan (stakeholder).
bisnis Islam dalam industri perbankan
Bila suatu bank syariah mampu membuat
pengungkapan
etis
syariah namun praktek di lapangan tidak
secara
selalu mudah. Hal ini terbukti dari masih
memadai, itu artinya bank syariah tersebut
banyaknya
telah mampu menciptakan dan menjalankan
perbankan syariah dalam penerapan prinsip
standar
etika bisnis Islam. Tantangan tersebut
operasional
prosedur
(SOP)
tantangan
yang
dihadapi
mengenai penerapan etika bisnis Islam
antara lain sebagai berikut:
dalam kegiatan operasional organisasinya,
a. Tidak adanya pengadilan syariah di
baik
di
tingkat
manajemen
maupun
negara berpenduduk mayoritas non-
pegawai. Hal ini tentu saja akan membawa
muslim
beberapa dampak positif bagi industri
implementasi prinsip etika bisnis Islam
perbankan syariah seperti peningkatan
menjadi lemah (Noor dan Ahmad, 2012).
kepuasan, komitmen kerjasama, dan rasa percaya
dari
para
pihak
sehingga
b. Kekurangpahaman
yang
penting
berkepentingan (stakeholder).
dalam
otorisasi
mengenai
etika
bisnis
dan
istilah Islam,
misalnya gharar dan riba. Bunga sering
Penerapan prinsip etika bisnis Islam
disamakan dengan riba padahal dalam
dalam kegiatan operasional perbankan
situasi tertentu tidak termasuk riba (Noor
syariah merupakan hal yang sangat penting
dan Ahmad, 2012).
sehingga ada beberapa lembaga yang
c. Etika
bisnis
Islam
tidak
dibentuk khusus dalam rangka memberikan
memperbolehkan perdagangan produk
dukungan terhadap penerapan prinsip etika
non-Halal 14
seperti
pornografi,
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018 persenjataan, rokok, minuman keras,
hanya berdasarkan jaminan Dewan
babi, dan perjudian sehingga dianggap
Pengawas Syariah padahal seharusnya
membatasi cakupan bisnis perbankan
juga
syariah (Noor dan Ahmad, 2012).
pengungkapan sosial (Farook et al.
d. Etika bisnis Islam mengajarkan bahwa kepentingan transaksi
semua
perbankan
pihak
dalam
syariah
(baik
meliputi
aktivitas
sosial
dan
2011). h. Masih kurangnya integrasi etika bisnis Islam
dengan
strategi
operasional
pembeli, penjual, rekan bisnis, maupun
manajemen perbankan syariah (Gilani,
komunitas masyarakat) harus dilindungi
2015).
yang mana hal ini sulit untuk dicapai
i. Reputasi
terutama
selama
masih
etis
organisasi
perbankan
ada
syariah masih sangat tergantung kepada
permasalahan etika dalam organisasi
kepuasan konsumen terhadap produk
(Noor dan Ahmad, 2012).
dan jasa perbanan syariah, bukan
e. Dewan pengawas syariah tidak dapat
ketaatan terhadap prinsip etika bisnis
menjalankan fungsinya secara optimal
Islam itu sendiri sehingga kepatuhan
sebab
kepentingan
terhadap prinsip etika bisnis Islam tidak
(Archer & Karim, 2007; Grais &
menjadi perhatian utama manajemen
Pellegrini, 2006; Nakajima & Rider,
(Sunaryo dan Zakaria Bahari, 2012;
2007; Warde, 2005; Yunis, 2007;
Widana, Wirjono, Purwanegara dan
Nienhaus, 2011; Ahmed, 2015).
Toha, 2015).
adanya
konflik
f. Masih rendahnya pengungkapan etis
j. Kualitas laporan keuangan perbankan
(terutama pernyataan visi dan misi,
syariah
produk, zakat, sumbangan sukarela,
terutama dalam hal pengungkapan etis
komunitas,
(Rini, 2014).
syariah)
dan
dewan
pengawas
dalam laporan keuangan
masih
perlu
ditingkatkan
k. Banyak diantara bank syariah dan jasa
perbankan syariah (Ahmed, 2015).
keuangan syariah yang secara fungsional
g. Kepatuhan industri perbankan syariah
tidak berbeda dengan bank konvensional
terhadap prinsip etika bisnis Islam
sehingga
bank
(terutama etika umum bank, sikap dan
identitas
pembeda
perilaku
konvensional (Khan, 2010).
pegawai
bank,
treatment
syariah
kehilangan
dengan
bank
pegawai, kode etik, tanggung jawab
l. Kurangnya visi dan koordinasi di antara
manajemen dan tanggung jawab sosial)
berbagai pemangku kepentingan terkait
masih harus ditingkatkan (Musa, 2015).
penerapan prinsip etika bisnis Islam
Kepatuhan terhadap etika bisnis Islam
dalam 15
industri
perbankan
syariah
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018 (BAPPENAS, 2016);
SWT dan menjauhi larangan-Nya;
m. Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia
dalam
industri
b. Memperluas jaringan kerjasama, baik
perbankan
dengan pemerintah maupun pihak lain
syariah yang masih kurang dalam hal
yang
memahami prinsip etika bisnis Islam
meningkatkan penerapan prinsip etika
(BAPPENAS, 2016);
bisnis Islam dalam perbankan syariah;
n. Persaingan harga, tingkat pelayanan dan
memiliki
c. Meningkatkan
minat
dalam
alokasi
anggaran
distribusi produk dan jasa perbankan
pelatihan etika bisnis Islam bagi para
syariah masih perlu ditingkatkan agar
pegawai bank syariah;
sesuai dengan prinsip etika bisnis Islam
d. Memperbaiki
(BAPPENAS, 2016);
pelanggaran prinsip etika bisnis Islam
yang baik dalam sektor dana keagamaan
dalam organisasi bank syariah;
(dana Haji, Zakat dan Wakaf, dll) yang oleh
operasional
prosedur (SOP) untuk meminimalisir
o. Kurangnya transparansi dan tata kelola
dikelola
standar
perbankan
e. Meningkatkan efektivitas pengendalian
syariah
internal perbankan syariah termasuk di
(BAPPENAS, 2016);
dalamnya melakukan mekanisme audit
p. Interpretasi yang berbeda-beda dari
syariah yang mengukur kepatuhan bank
dewan pengawas syariah perbankan
syariah terhadap prinsip etika bisnis
syariah antar negara sehingga terjadi
Islam;
ketidakkonsistenan
fatwa
dewan
f. Mengusulkan kepada pemerintah untuk
pengawas syariah antara negara satu
membuat peraturan baru guna mengatasi
dengan negara lainnya (Grais dan
permasalahan persaingan harga, tingkat
Pellegrini, 2006).
pelayanan, dan distribusi agar sesuai
Tindakan Untuk Mengatasi Tantangan
prinsip etika bisnis Islam;
Penerapan Etika Bisnis Islam Dalam
g. Meningkatkan efektivitas pengawasan
Industri Perbankan Syariah
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Perlu dilakukan beberapa tindakan
Indonesia (DSN-MUI), Bank Indonesia,
untuk mengatasi tantangan penerapan etika
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan
bisnis islam dalam industri perbankan
auditor dari Kantor Akuntan Publik yang
syariah, antara lain sebagai berikut:
melakukan jasa audit eksternal;
a. Meluruskan niat yaitu bahwa niat
h. Melakukan sosialisasi di berbagai forum
menerapkan prinsip etika bisnis Islam
dan
dalam perbankan syariah adalah semata-
kesadaran
mata untuk menjalankan perintah Allah
pentingnya penerapan etika bisnis Islam 16
media
untuk masyarakat
meningkatkan mengenai
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018 dalam industri perbankan syariah; i. Memperketat
persyaratan
penerapan prinsip etika bisnis syariah.
pemisahan
Saran
(spin off) Unit Usaha Syariah dari bank konvensional
untuk
Terkait keterbatasan penelitian ini,
meminimalisir
penelitian selanjutnya dapat melakukan
pelanggaran prinsip etika bisnis Islam
studi
dalam industri perbankan syariah.
fenomena permasalahan penerapan etika bisnis
empiris
agar
Islam
dalam
dapat
memotret
praktek
industri
Penutup
perbankan syariah dengan lebih akurat,
Kesimpulan Hasil Penelitian
mendetail
Penerapan prinsip etika bisnis Islam
dan
memperoleh
dalam perbankan syariah yang sesuai
pada
akhirnya
kesimpulan
yang
dapat lebih
komprehensif.
dengan syariat, fiqih, maupun siyasah sangat penting dalam rangka menciptakan
DAFTAR PUSTAKA
kemaslahatan umat yang merupakan tujuan
Akram, Khan M. (1985) “Role of the Auditor in an Islamic Economy”. Journal of Research in Islamic Economics, volume 31, 36-38.
pendirian
perbankan
syariah.
Penyimpangan terhadap prinsip etika bisnis syariah
akan
menimbulkan
Agustin, Hamdi. (2017) Studi Kelayakan Bisnis Syariah. Depok: Rajawali Pers
ketidakselarasan dengan cita-cita syariat agama Islam dan mengancam kelangsungan
Ahmad, AUF, and MK Hassan. (2007) “Riba and Islamic Banking.” Journal of Islamic Economics, Banking and …, 1–33. http://ibtra. com/pdf/journal/v3_n1_article1.pdf. Ahmed, Tayyab. (2015) “Islamic Finance Ijtihad In The Information Age: Quo Vadis?”. Ethics, Governance and Regulation in Islamic Finance, Volume 4, ISBN: 978-9927-118-241.
hidup bank syariah itu sendiri. Sayangnya masih
banyak
tantangan
yang
harus
dihadapi dalam penerapan prinsip etika bisnis Islam dalam perbankan syariah sehingga dibutuhkan sinergi para pemangku kepentingan (stakeholder) baik eksternal maupun internal dalam mengatasi berbagai tantangan tersebut.
Archer S, Karim RAA. (2007) Corporate Governance for Banks. In: Archer S, Karim RAA (Eds.) Islamic Finance: The Regulatory Challenge. United States: John Wiley & Sons
Keterbatasan Penelitian Keterbatasan
penelitian
menggunakan
metode
sehingga
kesimpulan
mungkin
masih
ini studi
hasil
kurang
yaitu pustaka
penelitian
Arifin, Zainul. (2002) Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Alvabet
komprehensif
dikarenakan keterbatasan artikel penelitian sebelumnya yang membahas mengenai
BAPPENAS (2016) Masterplan Arsitektur Indonesia Keuangan Syariah. E-book 17
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018 Grace D, and Cohen S. (1995) Business Ethics. Melbourne: Oxford University Press
Basah, MYA, and MM Yusuf. (2013) “Islamic Bank and Corporate Social Responsibility (CSR).” European Journal of Business and Management, 5 (11): 194–209. http://iiste.org/Journals/index.php/EJ BM/article/view/5441.
Grais, Wafik and Pellegrini, Matteo. (2006) “Corporate Governance and Shariah Compliance in Institutions Offering Islamic Financial Services”. World Bank Policy Research Working Paper, 4054, November.
Berrone, P., J. Surroca and J. A. Tribo (2005) “Corporate Ethical Identity as Determinant of Form Performance: A Test of the Mediating Role of Stakeholder Satisfaction”, http://www.docubib.uc3m.es/Workin gpapers/WB/wb053108.pdf.
Guza, Afnil (2008) Himpunan Undangundang Perbankan Republik Indonesia, UU RI Nomor 21 Tahun 2008 Perbankan Syariah, UU RI nomor 10 Tahun 1998 Perbankan, UU RI Nomor 3 Tahun 2004 Bank Indonesia. Jakarta: Asa Mandiri
Chryssides GD, and Kaler JH. (1993) An Introduction to Business Ethics. London: Chapman and Hall
Haniffa, Oszaini; and Hudaib, Mohammad (2007) “Exploring the Ethical Identity of Islamic Banks via Communication in Annual Reports”. Journal of Business Ethics,76:97–116.
Donaldson T. (1982). Constructing a Social Contract for Business. In: Donaldson T. (Ed.) Corporations and Morality. Englewood Cliffs: Prentice-Hall
http://www.sebi.ac.id/index.php?option=co m_content&task=view&id=259&Ite mid=46
Duska RF, and Clarke JJ. (2002) Ethical Issues in Financial Services. In: Bowie NE. (Ed.) The Blackwell Guide to Business Ethics. Blackwell: Oxford.
Jones I, and Pollitt M. (1998) Introduction. In: Jones I, Pollitt M. (Ed.) The Role of Business Ethics in Economic Performance. London: MacMillan Press
Farook S, Hassan MK, Lanis R. (2011) “Determinants of Corporate Social Responsibility Disclosure: The Case of Islamic Banks”. Journal of Islamic Accounting and Business Research, 2(2):114–141.
Khan, Feisal. (2010) “How “Islamic” is Islamic Banking?” Journal of Economic Behavior & Organization, Dec2010, Vol. 76 Issue 3, p805-820. 16p. Lewis MK, Algaoud ML. (2001) Islamic Banking. United States: Elgar Monographs
Fuad, Mahsun. (2004) Hukum Islam Indonesia Dari Nalar Partisipatoris Hingga Emansipatoris. Yogyakarta: LkiS, Halaman 56 Gilani H. (2015) “Exploring The Ethical Aspects Of Islamic Banking”. International Journal of Islamic and Middle Eastern Finance and Management, vol. 8, issue 1 (2015) pp. 85-98
Murphy, Michael E. (2011) Assuring Responsible Risk Management in Banking: The Corporate Governance Dimension, 36 Del. J. Corp. L. 121, 135-136 Musa, Muhammad Adli. (2015) “Islamic Business Ethics And Finance: An 18
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018 Exploratory Study of Islamic Banks In Malaysia, Developing Inclusive and Sustainable Economic and Financial Systems”. Ethics, Governance and Regulation in Islamic Finance, Volume 4.
Internal Stakeholders Perception”. Global Review of Islamic Economics and Business, Vol. 2, No.1 (2014) 015-028 ISSN 2338-7920 (O) / 23382619 (P). Rivai, Veithzal; Nuruddin, Amiur; Arfa, Faisar Ananda (2012) Islamic Business and Economic Ethics: Mengacu pada Al-Quran dan Mengikuti Jejak Rasulullah SAW dalam Bisnis, Keuangan, dan Ekonomi. Jakarta: Bumi Aksara
Nakajima C, Rider BAK. (2007) Corporate Governance and Supervision: Basel Pillar 2. In: Archer S, Karim RAA (Eds.) Islamic Finance: The Regulatory Challenge. United States: John Wiley & Sons.
Saleh, Md Abu, Quazi, Ali, Keating, Byron, and Gaur, Sanjaya S. (2017) “Quality And Image Of Banking Services: A Comparative Study Of Conventional And Islamic Banks”. International Journal of Bank Marketing, Vol. 35 Issue 6, page 878-902. 25p.
Naqvi SNH. (1981) Ethics and EconomicsAn Islamic Synthesis. Leicester: The Islamic Foundation. Nienhaus, Volker. (2011) “Islamic Finance Ethics and Syari’ah Law in the Aftermath of The Crisis: Concept and Practice of Shari’ah Compliant Finance”. Ethical Perspectives, 18, no. 4 : 591-623
Stewart D. (1996) Business Ethics. New York: McGraw-Hill Sunaryo, Zakaria Bahari. (2012) “Organization Ethics Reputation and Customer Loyalty: Perception of Muslim Customer Sharia Banking”. Asia-Pacific Management and Business Application 1, (1) 69 – 80
Noor, M.A.N.M., and N.H.B. Ahmad. (2012) “The Determinants of Islamic Banks’ Efficiency Changes: Empirical Evidence from the World Banking Sectors.” Global Business Review, 13 (2): 179–200. doi:10.1177/097215091201300201. http://gbr.sagepub.com/cgi/doi/10.11 77/097215091201300201.
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 8/19/DPBs Tahun 2006 tentang Pedoman Pengawasan Syariah dan Tata Kelola Pelaporan Hasil Pengawasan bagi Dewan Pengawas Syariah
Obaidullah, M. (2005) “Islamic Financial Services”. Islamic Economics Research Center, Occasional Paper 158. Jeddah: King Abdulaziz University
Syahdeini, Sutan Remy. (1999) Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti
Qardhawi, Yusuf. (2001) Peran Nilai dan Moral Dalam Perekonomian Islam. Jakarta: Rabbani Press.
Syams al-Din Abi ‘Abdullah Muhammad bin Abi Bakr al-Ma’ruf bin Ibn Qayyim al-Jauziyah. (1993) I’lam alMuwaqqi’in ‘an Rabb al-‘Alamin. Juz III, Cet. II. Beirut: Dar al-Kutub al Ilmiyyah
Rezaee (2009) Corporate Governance and Ethics. United States: John Wiley & Sons. Rini (2014) “Financial Reporting Quality on Indonesia Islamic Banks: An 19
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018 Umam, Khotibul (2009) Hukum Ekonomi Islam. Yogyakarta: Instan Lib Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Warde I. (2005) “Corporate Governance and the Islamic Moral Hazard”. In: Ali SN (Ed.) Islamic Finance: Current Legal and Regulatory Issues. Islamic Finance Project, Islamic Legal Studies Program, Harvard Law School. Cambridge, Massachusetts. Widana, Gusti O.; Wirjono, Sudarso K.; Purwanegara, Mustika S. and Toha, Mohamad. (2015) “The Role Of Business Ethics In The Relationship Between Market Orientation And Business Performance”. International Journal of Finance & Banking Studies, Vol.4 No.1, 2015 ISSN: 2147-4486 Wilson, R. (2005). “Parallels Between Islamic And Ethical Banking”. Journal of Islamic Banking and Finance, 22 (3), 1-12. Yaya, Rizal; Martawireja, Aji Erlangga; Abdurahim, Ahim. (2013) Akuntansi Perbankan Syariah: Teori dan Praktik Kontemporer. Jakarta: Salemba Empat Yunis H. (2007) Corporate Governance for Banks. In: Archer S, Karim RAA (Eds.), Islamic Finance: The Regulatory Challenge. John Wiley & Sons. Yusuf, A. (1990) Al-Qiyam Al-Islamiyyah Fi A-Suluk Al-Iqtisadi. Cairo: Dar alThaqafah.
20