PENERAPAN KETERAMPILAN DASAR DALAM KONSELING

Download PENERAPAN KETERAMPILAN DASAR DALAM KONSELING KELOMPOK. OLEH GURU BK DI KELAS VIII SMP NEGERI 31 PADANG. JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Sa...

1 downloads 920 Views 98KB Size
PENERAPAN KETERAMPILAN DASAR DALAM KONSELING KELOMPOK OLEH GURU BK DI KELAS VIII SMP NEGERI 31 PADANG

JURNAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)

YOSI EKA PUTRI NPM. 10060016

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014

PENERAPAN KETERAMPILAN DASAR DALAM KONSELING KELOMPOK OLEH GURU BK DI KELAS VIII Oleh: Yosi Eka Putri Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAC The problem that be thorough grounded on the phenomenon in the field, that is in counseling activity group has been found the guidance and counseling teachers that still have applyyet the basic skill in the counseling activity group, like speaking active, reflection, eye contact, encouragement and backing, that make participant education fell. Difficult to express the problem. The purpose of this research are to describe: 1) applying listening skil, 2) reflection, 3) encouragemen and backing, 4) eye contact in counseling group. This research is descriptive research. The population of this research are the participant education of junior high school 31 padang counseling group amount of 32 peoples. The technique of taking sample is purposive sampling. The instrument that is used in this research is questionnaire, whereas to data analyze used percentage technigue. The result of this research show that: 1) application of listening skil, 2) reflection, 3) eye contact, 4) encouragement and backing by the guidance and counseling theacher in the good criteria. Key Word : The application, basic skills, group counseling Latar Belakang Masalah Dalam sistem pendidikan Nasional dijelaskan bahwa program bimbingan dan konseling merupakan salah satu upaya pendidikan untuk menyiapkan peserta didik yang berkualitas. Bimbingan dan konseling merupakan jenis pelayanan yang diberikan oleh guru BK kepada peserta didik agar terbebas dari masalah-masalah yang dihadapinya. Kegiatan bimbingan dan konseling diberikan oleh seseorang yang terlatih kepada peserta didik yang bermasalah sehingga dapat menjalani kehidupan yang membahagiakan. Keberhasilan layanan bimbingan dan konseling di sekolah juga ditentukan oleh kerja sama guru BK dengan personil sekolah lainnya. Guru BK dalam melayani peserta didik dapat dilakukan secara perorangan ataupun kelompok. Salah satu layanan BK yang dapat mengatasi masalah peserta didik dalam jumlah yang lebih dari satu orang yaitu konseling kelompok. Menurut Nurihsan (2009:24) konseling kelompok merupakan bantuan kepada individu dalam situasi kelompok yang bersifat pencegahan dan penyembuhan, serta diarahkan pada pemberian kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya. Yalom (Lubis, 2011:210) menyatakan jumlah keanggotaan pada konseling kelompok terdiri dari 4

sampai 12 orang klien, karena hasil penelitian menunjukan bahwa apabila jumlah anggota kelompok kurang dari empat orang dinamika kelompok menjadi kurang hidup, sebaliknya bila anggota kelompok lebih dari 12 orang, maka konselor akan kewalahan mengelola kelompok karena jumlah anggota kelompok terlalu besar. Dalam konseling kelompok masalah pribadi setiap anggota kelompok dibicarakan melalui dinamika kelompok. Semua anggota ikut secara langsung dan aktif membicarakan masalah temannya dengan tujuan agar anggota kelompok yang bermasalah itu terbantu dan masalahnya terentaskan. Pembukaan masalah pribadi dihadapan sekelompok orang lain biasanya tidak mudah Dihambatkan oleh kekhawatiran akan terbongkarnya rahasia pribadi. Pembinaan dan pengembangan seluruh potensi peserta didik lebih banyak dilakukan oleh guru BK di sekolah, karena guru BK dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan potensi diri peserta didik, sehingga guru BK mampu melayani kebutuhan peserta didik. Seorang konselor yang baik, harus membekali diri dengan berbagai keterampilan konseling. Dalam pelaksanaaan konseling kelompok, ada beberapa keterampilan dasar yang harus

dimiliki oleh pemimpin kelompok. Menurut Jacob, at al (Kurnanto, 2013:19) keterampilan-keterampilan dasar yang harus dimiliki konselor dalam layanan konseling kelompok adalah active listening, refleksi, klarifikasi dan bertanya, meringkas, menghubungkan, ceramah singkat dan pemberian informasi, mendorong dan mendukung, pengaturan nada, pemodelan dan self-disclosure, penggunaan mata, penggunaan suara, penggunaan energi pemimpin, mengidentifikasi pengikut, pemahaman multicultural, focusing, cutting off dan drawing out, rounds dan diads. Berdasarkan hasil observasi pada kegiatan Peraktik Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling (PPLBK) dari tanggal 4 Juli 2013 hingga 14 Desember 2013 di SMP Negeri 31 Padang. Terlihat fenomena bahwa dalam kegiatan konseling kelompok ditemukan guru BK masih ada yang belum menerapkan keseluruhan keterampilan dasar dalam pelaksanaan konseling kelompok, seperti mendengar aktif, refleksi, dorongan dan dukungan, kontak mata yang membuat peserta didik sulit mengungkapkan masalahnya. Sehingga siswa kurang tertarik dalam menceritakan masalahnya, karena siswa merasa diabaikan saat berbicara sedangkan anggota yang lain sibuk juga berbicara dan berbisik-bisik dengan anggota yang lain. Berdasarkan hal tersebut proses konseling kelompok masih belum efektif. Melihat masalah di atas maka dampak yang akan terjadi yaitu, tidak terentaskan masalah peserta didik, dan kurang terjadinya komunikasi dalam konseling kelompok, karena peserta didik hanya diam dan tidak mau menceritakan masalahnya di dalam konseling kelompok. Oleh sebab itu peneliti sebagai calon guru BK tergugah untuk melaksanakan penelitian mengenai “Penerapan Keterampilan Dasar dalam Konseling Kelompok oleh Guru BK di SMP Negeri 31 Padang”. Berdasarkan latar belakang masalah dan permasalahan yang dikemukakan di atas maka terdapat beberapa masalah yang teridentifikasi: 1. Ada Guru BK yang belum mampu menerapkan keterampilan dasar dalam konseling kelompok 2. Ada Peserta didik yang merasa terabaikan di saat berbicara di depan temannya dalam konseling kelompok berlangsung

3.

4.

5.

Ada Guru BK yang masih belum bisa melibatkan anggota kelompok dalam suasana yang berperan aktif dalam proses konseling kelompok. Ada Peserta didik yang masih belum percaya diri dalam menceritakan masalahnya dalam konseling kelompok Ada Peserta didik yang masih belum mendapatkan dorongan dan dukungan dari guru BK dalam konseling kelompok.

Untuk lebih terarahnya penelitian ini maka peneliti membatasi penelitian ini sebagai berikut: 1. Penerapan keterampilan active listening (mendengar aktif) dalam konseling kelompok 2. Penerapan keterampilan refleksi dalam konseling kelompok 3. Penerapan keterampilan kontak mata dalam konseling kelompok 4. Penerapan keterampilan mendorong dan pendukung dalam konseling kelompok Berdasarkan permasalahan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana penerapan keterampilan dasar dalam konseling kelompok oleh guru BK di SMP Negeri 31 Padang? Dalam setiap penelitan tentu ada tujuan dan manfaat yang dapat memberikan arah bagi peneliti dan harapan tertentu yang hendak dicapai melalui penelitian ini. Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini guru BK mampu mendeskripsikan. 1. Menerapkan keterampilan active listening (mendengar aktif) dalam konseling kelompok di SMP Negeri 31 Padang 2. Menerapkan keterampilan refleksi dalam konseling kelompok di SMP Negeri 31 Padang 3. Menerapkan keterampilan mendorong dan mendukung dalam konseling kelompok di SMP Negeri 31 Padang 4. Menerapkan keterampilan kontak mata dalam konseling kelompok di SMP Negeri 31 Padang Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak, antara lain: 1. Guru BK, menyusun program layanan bimbingan dan konseling di sekolah terutama dalam penerapan keterampilan

2.

3.

4.

5.

6.

dasar guru BK dalam konseling kelompok oleh guru BK Koordinator BK, untuk menjadikan program layanan konseling di sekolah menjadi lebih baik dan terlaksana di sekolah Kepala sekolah, untuk meningkatkan program kegiatan BK ke arah yang lebih baik Pengelola program studi, untuk meningkatkan kualitas lulusan memberikan layanan di sekolah seperti keterampilan peserta didik dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling dan mampu melaksanakan penelitian dalam kajian bimbingan dan konseling Peneliti, dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta keterampilan dalam pelaksanaan layanan konseling kelompok. Peneliti selanjutnya, manfaat bagi peneliti lain yakni sebagai acuan terkait dengan penelitian tersebut, kemudian sebagai bahan masukan bagi peneliti supaya hasil penelitian lebih sempurna.

Metodologi Penelitian Waktu penelitian adalah waktu dilaksanakannya penelitian dimulai dari tahap persiapan sampai tahap akhir, penelitian dilaksanakan pada semester I kelas VIII tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian akan dilakukan di SMP Negeri 31 Padang. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:87) “penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan tentang suatu variabel, gejala atau keadaan apa adanya”. Senada dengan hal itu Yusuf (2005:83) menjelaskan penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendiskripsikan secara sistematis, faktual, akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi dan mencoba menggambarkan fenomena secara detail. Populasi dalam penelitian ini mencakup semua peserta didik SMP Negeri 31 Padang yang pernah melakukan konseling kelompok yang berjumlah 32 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Alat yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data

adalah angket atau kuesioner. Menurut Sugiyono (2009: 199) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Menurut Riduwan (2012: 71) Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Analisis data menggunakan kriterium sturgess dan teknik analisis persentase. Pembahasan Berdasarkan dari hasil pengolahan data yang penulis lakukan dapat diungkapkan penerapan keterampilan dasar dalam konseling kelompok oleh guru BK di kelas VIII SMP Negeri 31 Padang 1. Penerapan Keterampilan Dasar dalam Konseling Kelompok oleh Guru BK pada Aspek Mendengar Aktif. Berdasarkan dari hasil pengolahan data yang penulis lakukan dapat diungkapkan penerapan keterampilan dasar dalam konseling kelompok oleh guru BK dilihat dari aspek subvariabel bagian isi mendengar aktif memiliki persentase 43,75% dengan kriteria baik, sedangkan dilihat dari indikator dalam aspek mendengar isi dengan pencapaian persentase 37,50% dengan kriteria cukup baik, dimana 22 orang dari 32 anggota kelompok mengatakan bahwa penerapan keterampilan dasar dalam konseling kelompok oleh guru BK adalah 37,50% berada pada kategori cukup baik. Pada aspek selebihnya dalam mendengar aktif rata-rata memiliki kriteria cukup baik. Menurut McKay, Davis dan Fanning (Lesmana 2005:104) “Mendengarkan adalah kemampuan dasar yang esensial untuk membuat dan mempertahankan hubungan”. Dalam konseling kelompok mendengar dengan aktif adalah sangat penting untuk mengumpulkan informasi dari anggota kelompok, dari mendengar aktif dapat membuat anggota kelompok merasa diperhatikan. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan agar anggota kelompok memahami apa manfaat dari konseling kelompok, dan pentingnya mendengar pembicaraan anggota kelompok, sehingga apa yang disampaikan oleh anggota kelompok

2.

3.

dapat dimengerti dan anggota kelompok bisa mengeluarkan pendapatnya dalam membantu anggota kelompok menyelesaikan masalahnya. Penerapan Keterampilan Dasar dalam Konseling Kelompok oleh Guru BK pada Aspek Refleksi Berdasarkan dari hasil pengolahan data yang penulis lakukan dapat diungkapkan Penerapan Keterampilan Dasar dalam Konseling Kelompok oleh Guru BK pada subvariabel refleksi memiliki persentase 53,13% dengan kriteria cukup baik, sedangkan dilihat dari indikator dalam aspek perasaan dengan pencapaian persentase 34,38% dengan kriteria cukup baik, dimana 15 dari 32 anggota kelompok memiliki refleksi berketeria cukup baik 3,38%. Menurut Tohirin (2011:307) Refleksi adalah keterampilan pembimbing atau konselor untuk memantulkan kembali kepada klien tentang perasaan, pikiran, dan pengalaman klien sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan nonverbal. Berdasarkan dari teori dan hasil penelitian yang ada bahwa dalam konseling kelompok guru BK mampu menerapkan keterampilan dasar untuk merefleksi permasalahan yang dialami oleh anggota kelompok. Penerapan Keterampilan Dasar dalam Konseling Kelompok oleh Guru BK dalam Aspek Kontak Mata Berdasarkan dari hasil pengolahan data yang penulis lakukan dapat diungkapkan Penerapan Keterampilan Dasar dalam Konseling Kelompok oleh Guru BK pada subvariabel kontak mata memiliki persentase 56,25% dengan kriteria cukup baik, sedangkan dilihat dari indikator dalam melihat ke arah klien dengan pencapaian persentase 50,0% dengan kriteria cukup baik, dimana 14 dari 32 anggota kelompok memiliki refleksi berketeria cukup baik 50,0%. Menurut Harvill, Masson & Jacobs, 1983 (Kurnanto, 2013:21) Pemimpin harus menyadari bagaimana matanya dapat mengumpulkan informasi berharga, mendorong anggota untuk berbicara, dan mungkin mencegah anggota dari berbicara. Berdasarkan pendapat ahli di atas dan hasi penelitian dapat disimpulkan

4.

bahwa keterampilan kontak mata harus dimiliki oleh guru BK, dalam konseling kelompok guru BK melihat ke arah peserta didik yang sedang berbicara agar peserta didik merasa diperhatikan. Penerapan Keterampilan Dasar dalam Konseling Kelompok oleh Guru BK dalam Aspek Mendukung Dan Mendorong. Berdasarkan dari hasil pengolahan data yang penulis lakukan dapat diungkapkan Penerapan Keterampilan Dasar dalam Konseling Kelompok oleh Guru BK pada subvariabel mendukung dan mendorong memiliki persentase 43,75% dengan kriteria cukup baik, sedangkan dilihat dari indikator dalam isyarat verbal dengan pencapaian persentase 43,75% dengan kriteria cukup baik, dimana 9 dari 32 anggota kelompok memiliki refleksi berketeria cukup baik 43,75%. Menurut Rusmana (2009:8) Konselor harus mampu mendorong anggota kelompok untuk berpartisipasi secara penuh dalam kelompok dan menghargai keragaman siswa dan perbedaan dalam hal gaya partisipasi. Berdasarkan pendapat ahli di atas dan hasi penelitian maka dapat disimpulkan bawa dalam konseling kelompok keterampilan dalam memberikan dukungan dan dorongan oleh guru BK sangatlah penting dalam konseling kelompok, karena dalam konseling kelompok memiliki beragam permasalahan yang dimiliki oleh anggota kelompok, maka dari itu guru BK harus terampil dalam menyatukan berbagai perbedaan dalam konseling kelompok tersebut.

Kesimpulan dan Saran Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan mengenai penerapan keterampilan dasar dalam konseling kelompok oleh guru BK di kelas VIII SMP Negeri 31 Padang dilihat dari: 1. Penerapan keterampilan dasar dalam konseling kelompok oleh guru BK di SMP Negeri 31 Padang pada aspek mendengar aktif tergolong kepada kategori cukup baik, maka dapat dikatakan bahwa guru BK dalam penerapan keterampilan dasar dalam

2.

3.

4.

konseling kelompok diterapkan dengan cukup baik Penerapan keterampilan dasar dalam konseling kelompok oleh guru BK di SMP Negeri 31 Padang pada aspek refleksi tergolong cukup baik. Maka dapat dikatakan bahwa guru BK dalam penerapan keterampilan dasar dalam konseling kelompok diterapkan dengan cukup baik. Penerapan keterampilan dasar dalam konseling kelompok oleh guru BK di SMP Negeri 31 Padang pada aspek kontak mata tergolong cukup baik, maka dalam guru BK menerapkan keterampilan dasar dengan cukup baik dalam kegiatan konseling kelompok. Penerapan keterampilan dasar dalam konseling kelompok oleh guru BK di SMP Negeri 31 Padang pada aspek mendukung dan mendorong tergolong kategori cukup baik. Dalam penerapan keterampilan dasar dalam konseling kelompok guru BK menerapkan dengan cukup baik keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru BK.

4.

5.

6. Berdasarkan kesimpulan di atas maka peneliti ingin mengajukan saran kepada: 1. Guru BK Diharapkan kepada guru BK agar memberi perhatian dan bimbingan terhadap peserta didik yang kurang fokus dalam konseling kelompok dan dan melibatkan anggota kelompok untuk berbicara dan mendengarkan ketika temannya berbicara juga meyakinkan anggota kelompok dengan memberikan dukungan dan dorongan agar anggota kelompok tidak merasa diabaikan. 2. Peserta didik Diharapkan kepada peserta didik untuk meningkatkan hubungan sosialnya dengan cara mendengar dengan baik dalam konseling kelompok dan ikut aktif dalam membantu memecahkan permasalahan anggota kelompok. 3. Kepala Sekolah Diharapkan kepada Kepala sekolah dan personil sekolah lainnya dapat lebih meningkatkan keterampilan dasar yang harus diketahui oleh siswa, seperti mendengar dengan aktif, dengan mendengar secara aktif secara tidak langsung akan menambah pengetahuannya terhadap hal baru.

Sehingga dapat terciptanya hubungan yang baik dan harmonis antara kepala kepala sekolah dan personil sekolah dengan peserta didik. Koordinator BK Diharapkan kepada koordinator BK agar lebih meningkatkan mutu kerja guru BK dalam kegiatan pemberian layanan, terutama dalam hal keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh guru BK, sehingga lebih baik kedepannya. Pengelola Program Studi Bimbingan dan Konseling Diharapkan kepada pengelola program studi bimbingan dan konseling agar dapat dijadikan masukan dalam meningkatkan mutu pendidikan untuk mengaplikasikan ilmu di lapangan dan sebagai masukan dalam mengembangkan mata kuliah yang berhubungan dengan pelaksanaan bimbingan dan konseling khususnya mengenai sosiometri sebagai salah satu alat pengumpul data dalam kegiatan pendukung. Peneliti Selanjutnya Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat dijadikan pedoman untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan sosiometri pada aspek yang lain.

Kepustakaan Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara. Kurnanto, Edi. 2013. Konseling Kelompok. Bandung: Alfabeta Lubis, Namora Lumongga. 2011. Memahami dasar-dasar konseling dalam teori dan praktik. Jakarta: Kencana Nurihsan, A Juntika. 2009. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama. Riduwan. 2012. Belajar mudah penelitian untuk guru – karyawan dan peneliti pemula. Bandung: Alfabeta. Rusmana,

Nandang. 2009. Bimbingan konseling kelompok di sekolah. Bandung: Rizqi Press.

Sugiyono.

2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta Tohirin. 2011. Bimbingan dan Konseling Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset. Yusuf, Muri A. 2005. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press.