penerapan pembelajaran ekosistem dan lingkungan ... - FMIPA Unesa

Ekosistem dan Lingkungan Hidup berbasis project based learning Data hasil rerata pemahaman konsep sebelum diterapkannya pembelajaran ... Sedangkan Kur...

9 downloads 606 Views 400KB Size
Penerapan Pembelajaran Ekosistem dan Lingkungan…

PENERAPAN PEMBELAJARAN EKOSISTEM DAN LINGKUNGAN HIDUP BERBASIS PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP, SIKAP, DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DALAM MENDUKUNG PROGRAM ADIWIYATA DI SMP NEGERI 2 MALANG Arga Triyandana, Mimien Henie Irawati, Ibrohim Pendidikan Biologi-Pascasarjana Universitas Negeri Malang Korespondensi: SMP Negeri 2 Malang Jln. Prof. Mohammad Yamin, No. 26 Malang [email protected] ABSTRAK Tuntutan hidup pada abad 21 seseorang harus mampu ways of thingking, ways of working, tools for working and skills for living in the word. Dibutuhkan peran pendidikan yang sentral dalam menfasilitasi kesiapan hidup pada abad 21. Salah satu upaya pemerintah dalam bidang pendidikan yaitu dengan implementasi program Adiwiyata, sesuai dengan salah satu komponen adiwiyata yaitu kegiatan lingkungan berbasis partisipatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep, sikap dan pengelolaan lingkungan siswa kelas VII SMP Negeri 2 Malang dengan penerapan pembelajaran Ekosistem dan Lingkungan Hidup berbasis project based learning Data hasil rerata pemahaman konsep sebelum diterapkannya pembelajaran Ekosistem dan Lingkungan Hidup berbasis PjBL sebesar 59,91 dan setelah diterapkannya pembelajaran Ekosistem dan Lingkungan Hidup berbasis PjBL sebesar 75,38 jadi terjadi peningkatan yang tidak signifikan terhadap pemahaman konsep pada siswa, begitu juga pada sikap siswa menunjukkan rerata sebesar 60,56 dan 65, sedangkan terjadi peningkatan cukup signifikan pada pengelolaan lingkungan yaitu sebesar 78,53 dan 83,10, sehingga pembelajaran Ekosistem dan Lingkungan Hidup berbasis PjBL mampu meningkatkan kemampuan pengelolaan lingkungan siswa. Kata kunci: pembelajaran ekosistem dan lingkungan hidup, project based learning, pemahaman konsep, sikap dan pengelolaan lingkungan ABSTRACT Demand of life in 21st century that every person must be able to have ways of thingking, ways of working, tools for working and skills for living in the word. As a result, it needs a very central role of education to facilitate the life preparation in 21st. one of the government’s efforts of education is the implementation of Adiwiyata program, based on one of adiwiyata components—participative environment. The aims of this research to increase the understanding of concept, attitude, and management of environmet 7th grade students of State Junior High School 2 of Malang with implementing Ecosystem and Environment study based on based learning project. Data gets the average of conceptual understanding before the applying of Ecosystem and Environment based on PjBL of 59,91, and after applying of Ecosystem and Environment based on PjBL of 75,38 an insignificant increase to the conceptual understanding of students happens, and to the students’ attitude which is on the average of 60,56 and 65 whereas an enough increasing of environment management happens of 78,53 dan 83,10 so that Ecosystem and Environment based on PjBLis able to increase the ability of students’ environment management. Keywords: learning of ecosystem and environment , project based learning, understanding of concept, attitude, and management of environment

PENDAHULUAN Tujuan pendidikan nasional yang tercantum pada UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Kemdikbud, 2013). Tujuan pendidikan nasional tersebut dicapai melalui delapan standar pendidikan yang ada pada kurikulum untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9

Upaya peningkatan mutu pendidikan juga berkembang seiring dengan perubahan dan perkembangan sains dan teknologi informasi, terutama pada abad XXI. Tuntutan hidup pada abad 21 seseorang harus mampu ways of thingking, ways of working, tools for working and skills for living in the word, dalam hal ini sangat dibutuhkan peran pendidikan yang sangat sentral dalam menfasilitasi kesiapan hidup pada abad 21, yang dapat diintegrasikan antara kurikulum, metode pembelajaran dan Bahan ajar yang tepat dalam menjawab

486

Penerapan Pembelajaran Ekosistem dan Lingkungan…

beberapa tantangan pada abad 21 salah satu upaya pemerintah dalam bidang pendidikan yaitu dengan implementasi program Adiwiyata. Adiwiyata adalah tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan. Salah satu komponen adiwiyata yaitu kegiatan lingkungan berbasis partisif, dimana dalam proses pembelajajaran siswa tidak hanya mendapatkan materi di dalam kelas tetapi, sisiwa dituntut untuk bisa mengimplementasikan dalam bentuk praktik terkait materi yang dipelajari dalam hal ini cara mengelola lingkungan untuk menghasilkan tempat yang nyaman untuk belajar. Hasil observasi di SMP Negeri 2 Malang ada beberapa komponen dalam program adiwiyata yang belum berjalan dengan efektif bahkan belum ada, salah satu contoh yaitu tentang pengolahan sampah yang selama ini langsung dibawa pada tempat pembuangan sampah sementara (TPS) tanpa diolah maupun dipilah, sehingga dapat disimpulkan bahwa kesadaran siswa masih rendah terhadap pengolahan sampah. Di setiap sudut sekolah terdapat tempat sampah tetapi penggunaanya tidak sesuai dengan fungsinya, pemilahan sampah basah dan sampah kering kurang tepat. Selain dilakukan observasi hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPA pada tanggal 27 Februari 2015 menyatakan metode yang digunakan dalam pembelajran dengan multi strategi, salah satu metode yang pernah digunakan yaitu PjBL, dalam hal ini tentang pembuatan preparat, tetapi pembelajaran tidak berjalan dengan efektif diindikasikan dengan adanya beberapa siswa yang tidak mengumpulkan dan beberapa siswa yang mengumpulkan tidak sesuai dengan yang di jadwalkan. Metode yang mendominasi dalam proses pembelajaran yaitu diskusi dan ceramah sehingga siswa belum terbiasa untuk melakukan praktik atau proyek. Dari hasil belajar menunjukkan bahwa hasil ulangan harian yang berisi soal-soal dengan indikator kemampuan memahami konsep cukup baik, tetapi guru tidak mengukur kemampuan yang lain selain pemahaman konsep. Sedangkan Kurikulum KBK, KTSP, dan 2013 merupakan kurikulum yang berbasis kompetensi sehingga setiap mata pelajaran harus mampu mendukung tiga ranah kompetensi yaitu pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hasil wawancara dengan siswa didapatkan bahwa siswa dapat menjawab beberapa pengertian tentang materi yang telah dipelajari sesuai dengan buku yang pernah dibaca, ketika ditanya keterkaitan materi terhadap lingkungan sekolah atau ligkungan sekitar rumah, siswa kesulitan untuk menjawab. Hal ini menunjukkan bahwa

Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9

siswa cukup baik dalam segi pemahaman konsep pada ranah mengingat sedangkan kurang maksimal pada ranah mengindentifikasi, menganalisis maupun dari segi sikap dan keterampilan. Salain tujuan kurikulum yang telah diterapkan saat ini yang meliputi peningkatan ranah pemahaman konsep, sikap maupun keterampilan siswa harus dipersiapkan menjawab tantangan pada abad XXI seperti yang disebutkan sebelumnya. Kegiatan yang dapat mengatasi permasalahan di atas adalah program adiwiyata khususnya pada komponen melakukan kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup terencana bagi warga sekolah yaitu dengan pengelolaan lingkungan, penerapan bank sampah, pembuatan kompos maupun pupuk cair, mengatasi pencemaran lingkungan dan pertanian kota. Pengelolaan lingkungan yaitu mendesain sedemikian rupa lingkungan sekolah menjadi lingkungan yang indah, asri dan bebas sampah melalui bank sampah. Konsep pertanian kota adalah memanfaatkan lahan tidur di perkotaan atau di lingkugan sekolah yang dikonversi menjadi lahan pertanian produktif hijau yang dilakukan oleh siswa dan komunitas sekolah sehingga dapat memberikan manfaat bagi mereka. Beberapa teknik yang digunakan dalam implementasi pertanian kota adalah hidroponik, vertikultur dan akuaponik. Namun beberapa teknik pertanian kota tersebut tidak akan mencapai tujuan apabila dalam penyampaian terhadap siswa kurang efektif, sehingga dibutuhkan beberapa cara bagaimana agar kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan harapan. Salah satu satu cara yaitu dengan menerapkan perangkat pembelajaran yang tepat sesui dengan karakter siswa serta prasarana. Perangkat yang baik akan berhasil diterapkan apabila menggunakan model pembelajaran yang tepat pula. Pembelajaran berdasarkan proses sains dapat diterapkan melalui model PjBL. Project Based Learning (PjBL) adalah suatu model pembelajaran komprehensif yang memberikan petunjuk bagi siswa, bekerja secara individu atau kelompok, dan berhubungan dengan topik di dunia nyata. Sesui dengan komponen adiwiyata yaitu kegiatan lingkungan berbasis partisipatif sehingga siswa diharapakan dapat langsung menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam bentuk proyek. Beberapa hasil penelitian dalam peningkatan prestasi siswa dengan penerapan PjBL yaitu penelitian yang dilakukan Ansori (2012) membuktikan bahwa penerapan model PjBL dapat meningkatkan kreatifitas siswa pada konsep pencemaran lingkungan di MAN Babakan Ciwaringin Cirebon. Hasil penelian Padmadewi (2013) menunjukkan bahwa penerapan PjBL mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI SMAN 5 Mataram, selain itu penelitian dengan penerapan PjBL dapat Meningkatkan tingkat pemahaman mahasiswa pada

487

Penerapan Pembelajaran Ekosistem dan Lingkungan…

mata kuliah evaluasi pendidikan PGSD Bumi Siliwangi UPI (Sudarya, 2008). Beberapa penelitian diatas dapat dijadikan dasar bahwa PjBL sangat cocok di terapkan dalam mata pelajaran pengetahuan lingkungan dengan peserta didik tingkat menengah maupun perguruan tinggi. Karena PjBL adalah suatu pembelajaran yang berfokus pada konsep dan memfasilitasi siswa untuk berinvestigasi dan menentukan suatu pemecahan masalah yang dihadapi. PjBL dirancang untuk digunakan pada permasalahan kompleks yang diperlukan siswa dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya.

Modul sebagai bahan ajar siswa, instrumen penelitian Siklus I, Lembar keterlaksanaan sintaks pembelajaran, Lembar catatan lapangan, Tes tulis pemahaman konsep siswa Siklus I, Tes hasil belajar sikap Siklus I, Lembar observasi kemampuan pengelolaan lingkungan Siklus I secara kelompok, Pengelompokan siswa secara heterogen menjadi 8 kelompok, dan masing-mesing kelompok terdiri atas 4-5 orang siswa. Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan, dengan menggunakan menerapkan pembelajran ekosistem dan lingkungan hidup berbasis PjBL dalam mendukung program Adiwiyata, kegiatan yang METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan dilakukan antara lain: kesiapan Guru menyajikan materi Kelas (PTK) dengan menggunakan pendekatan kualitatifyang akan dipelajari kemudian guru membentuk kelompok kuantitatif, karena tindakan kepada subjek penelitian sangat belajar, 4-5 orang secara heterogen, setiap kelompok diutamakan pengungkapan makna, serta proses mengerjakan lembar proyek yang disajikan dalam modul. pembelajaran sebagai upaya meningkatkan pemahaman Dengan langkah-langkah sesuai model pembelajran PjBL konsep, sikap dan pengelolaan lingkungan dengan yaitu setelah guru berdiskusi dengan berbagai pertanyaan penerapan pembelajaran Ekosisten dan Lingkungan Hidup secara interaktif untuk merangsang pemahaman siswa Berbasis PjBL. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan terhadap topik, dilanjutkan dengan kegiatan siswa untuk dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari tahap-tahap, mendesain kegiatan proyek yang akan diterapkan serta merencanakan, melakukan tindakan, observasi, dan membuat jadwal kegiatan untuk menerapkan proyek yang mengamati, dan merefleksi (Susilo dkk, 2009). telah direncanakan, perencanaan kegiatan proyek yang Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini telah dibuat didiskusikan secara klasikal dalam kelas, meliputi catatan lapangan, lembar pengamatan setelah mendapatkan beberapa masukan dari beberapa keterlaksanaan pembelajaran oleh guru, lembar siswa, maka setiap kelompok segera menerapkan kegiatan pengamatan keterlaksanaan pembelajaran oleh siswa, tes proyek sesuai dengan perencanaan serta jadwal yang telah pemahaman konsep siswa, tes sikap siswa, dan lembar dibuat. maka Pada akhir kegiatan pembelajaran dilakukan observasi kemampuan pengelolaan lingkungan . praktikum atau kegiatan proyek tentang pembuatan Tahap pra penelitian diawali dengan observasi ekosistem buatan dengan aquascape dan pembentukan sekolah yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan Bank sampah. siswa secara umum dan mengetahui karakteristik sisa Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap maupun keadaan sekolah. Sebelum melakukan observasi, kegiatan siswa dalam melaksanakan perencanaan proyek surat ijin penelitian Dinas Pendidikan Kota Malang. hal ini berkaitan dengan penilaian kemampuan mengelolal observasi dilakukan dikelas untuk mengetahui keaktifan lingungan, hasil belajar siswa dan ketepatan tindakan guru siswa selama di kelas. Observasi tidak hanya dilakukan di dalam menerapkan teknik pembelajaran PjBL. dalam kelas tetapi juga dilakukan dengan cara wawancara Menggunakan petunjuk dari pedoman dan lembar dengan guru IPA kelas penelitian dengan menggunakan observasi. Observasi tersebut merupakan observasi lembar observasi yang telah ditentukan. Hal yang perlu partisipan karena observer terlibat langsung dalam proses direkam dalam wawancara antara lain mengenai proses pembelajaran di kelas. Selain dengan menggunakan lembar belajar-mengajar dalam kelas, karakter siswa, karakter observasi, keadaan di dalam kelas selama proses belajar sekolah dalam kaitannya dengan program adiwiyata dan mengajar dicatat dalam catatan lapangan. Dalam tahap hasil belajar siswa yang meliputi pemahaman konsep, observasi juga dilihat hasil tes yang diberikan. sikap dan pengelolaan lingkungan. Setelah dapat Kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi menemukan permasalahan di kelas, ditetapkan kelas yang adalah mengumpulkan dan menganalisis hasil yang akan digunakan dalam penelitian dan membuat proposal diperoleh pada tahap observasi. Data hasil observasi penelitian beserta instrumen penlitian. Tahap-tahap peneliti dan guru dapat digunakan untuk merefleksi diri, penelitian pada Siklus I meliputi tahap, perencanaan, dengan melihat data observasi ternyata dapat digunakan pelaksanaan, observasi, dan refleksi. untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep, sikap Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan dan kemampuan pengelolaan lingkungan siswa pada yaitu peneliti bersama-sama guru mata pelajaran IPA kelas mata materi Ekosistem. Indikator keberhasilan yang ingin VIIG antara lain. Menyusun RPP Siklus I, menyusun dicapai adalah indikator keberhasilan pemahaman

Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9

488

Penerapan Pembelajaran Ekosistem dan Lingkungan…

konsep, sikap dan kemampuan pengelolaan lingkungan siswa. Taraf keberhasilan yang ingin dicapai adalah ketuntasan belajar perorangan dan klasikal. Ketuntasan belajar klasikal ditetapkan sebesar 80%. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan tindakan pada Siklus I dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan dan lima jam pelajaran. Peneliti dalam penelitian ini bertindak sebagai guru. Pembelajaran yang diterapkan adalah penerapan pembelajaran Ekosistem dan lingkungan hidup berbasis PjBL dalam mendukung program Adiwiyata. Adapun materi yang dibahas adalah komponen Ekosistem dan Rantai Makanan. Selama proses pembelajaran 2 orang observer melakukan observasi pembelajaran di dalam kelas dengan menggunakan catatan lapangan dan lembar pengamatan keterlaksanaan tindakan oleh guru Selama Siklus I siswa VIIG SMP Negeri 2 Malang. Kegiatan yang dilakukan pada tahap Observasi dan Refleksi adalah tentang kualitas penerapan pembelajaran Ekosistem dan lingkungan hidup berbasis PjBL dalam mendukung program Adiwiyata dapat dilihat dari keberhasilan tindakan yang dilakukan oleh guru. Keberhasilan tindakan oleh guru dapat dilihat dari perolehan deskriptor yang muncul pada lembar pengamatan keterlaksanaan tindakan oleh guru selama proses pembelajaran. Hasil perhitungan terhadap keberhasilan tindakan penerapan pembelajaran Ekosistem dan lingkungan hidup berbasis PjBL dalam mendukung program Adiwiyata pada Siklus I rata-rata munculnya deskriptor pada lembar keterlaksanaan tindakan oleh guru dan siswa selama proses pembelajaran adalah 83,60%, jadi pembelajaran dikatakan belum berhasil, karena kriteria yang diharapkan dalam penelitian untuk keterlaksanaan pembelajaran oleh guru dan siswa sebesar 85%. Siklus I, rata-rata keseluruhan hasil pemahaman konsep siswa adalah 59,91 dan terdapat 65,7% siswa tuntas hasil belajar kognitif, sehingga belum mencapai ketuntasan minimal yaitu 75. Kemampuan afektif siswa terdiri atas beberapa aspek terlihat bahwa nilai rata-rata hasil belajar ranah afektif Siklus I yang dicapai siswa adalah 60,56. Ditinjau dari ketuntasan belajar, sebagian besar siswa tidakmtuntas dalam belajar yang diperlihatkan dengan nilai kurang dari 75. Nilai ketuntasan ini belum dapat mencapai nilai ketuntasan minimal yaitu 75. Hasil penilaian pengelolaan lingkungan siswa pada Siklus I rata-rata hasil belajar psikomotor siswa adalah 78,53. Maka dikatakan telah mencapai ketuntasan minimal yang telah ditentukan yaitu sebesar 75. Kelebihan, Kekurangan, dan Rencana Perbaikan pada Siklus II berdasarkan catatan lapangan, lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran oleh guru pada

Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9

Siklus I kurang baik. Sesuai hasil observasi dan evaluasi ada beberapa catatan penting selama Siklus I sebagai berikut. Kelebihan dan kekurangan penerapan pembelajran Ekosistem dan lingkungan hidup berbasis PjBL dalam mendukung program Adiwiyata. membuat siswa antusias dalam mengikuti tahap-tahap proses pembelajaran maupun dalam mengerjakan tugas. Semangat atau atusiasme belajar dan mengerjakan tugas belum dapat beriringan dengan dengan peningkatan pemahaman konsep siswa. dibuktikan dengan hasil pemahaman konsep siswa lebih rendah dari pada sebelum tindakan hal ini memperlihatkan bahwa tindakan pada Siklus I belum dapat meningkatkan hasil belajar ksususnya pada ranah pemahman konsep siswa. Beberapa kekurangan penerapan pembelajaran Ekosistem dan lingkungan hidup berbasis PjBL dalam mendukung program Adiwiyata yaitu alokasi waktu yang kurang tepat, sehingga membutuhkan waktu yang lebih dan menuntut siswa untuk lebih berkonsentrasi. Perhatian guru kurang merata pada beberapa siswa yang sehingga terdapat beberapa siswa yang tidak dapar melaksanakan prosedur modul dengan baik. Guru hanya fokus pada kegiatan proyek siswa tanpa mengajak siswa untuk selalu menghubungkan setiap kegiatan dengan materi atau konsep Ekosistem yang sedang dipelajari sehingga hal ini berdampak pada pemahaan konsep siswa yang tidak mengalami peningkatan. Kekurangan yang diperoleh dalam Siklus I akan diperbaiki melalui penyusunan rencana tindakan pada Siklus II. Karena belum tercapainya indikator keberhasilan seperti yang ditentukan, maka perlu dilakukan Siklus II dengan beberapa perbaikan. Perbaikan yang dapat dilakukan antara lain: Mengatur alokasi waktu yang tepat untuk setiap langkah pembelajaran, mengubah suasana belajar yang lebih serius dengan memberikan perhatian pada siswa yang tidak dapat mengikuti pelajaran dengan konsentrasi, melakukan tindakan sesuai dengan indikator yang telah direncanakan, meminta setiap siswa selain bertanggung jawab untuk kelompknya juga bertanggung jawab secara pribadi terhadap setiap kegiatan proyek secara tertulis sesuai dengan prosedur yang disajikan dalam modul, dengan harapan seluruh siswa dapat melaksanakan pembelajaran yang lebih bermakna untuk dirinya sendiri dan kelompoknya. di setiap kesempatan guru memfasilitasi siswa untuk menghubungkan setiap kegiatan proyek yang dilaksanakan dengan konsep yang sedang dipelajari sehingga sesuai dengan harapan pada pembelajaran yang dikembangkan yaitu siswa akan menemukan konsep-konsep setiap langkah kegiatan proyek yang diterapkan.

489

Penerapan Pembelajaran Ekosistem dan Lingkungan…

Berikut ini adalah data hasil observasi dan refleksi berdasarkan pengisian lembar keterlaksanaan sintaks pembelajaran oleh guru dan siswa pada siklus II. Berdasarkan hasil observasi keterlaksanaan sintaks pembelajaran oleh guru, maka dapat diketahui bahwa persentase keterlaksanaan langkah-langkah pembelajaran yang terdapat pada lembar keterlaksanaan sintaks pembelajaran oleh guru adalah 100%. Hasil Pemahaman konsep siswa dari segi ranah kognitif dalam penelitian ini adalah berupa skor tes akhir Siklus II diketahui bahwa pada siklus II, rata-rata hasil pemahaman konsep siswa adalah 75,38. Penelitian ini berhasil meningkatkan pemahaman konsep siswa, karena telah mencapai ketuntasan klasikal minimal 75. Sikap siswa diperoleh dari pengisian tes sikap berdasarkan skala Likert. Adapun data hasil sikap siswa pada siklus II setiap aspek dalam ranah afektif memperlihatkan nilai yang relatif sepadan, yaitu dalam kisaran 60%-65% sehingga disimpulkan tidak mengalami peningkatan secara signifikan. Rata-rata hasil kemampuan pengelolaan lingkungan siswa adalah 83,10 dan terdapat 100% siswa tuntas dalam mengelola lingkungan. Penelitian ini dapat meningkatkan kemamuan mengelola lingkungan siswa pada Siklus II, dan mencapai ketuntasan klasikal yang telah ditentukan yaitu sebesar 85%. Berdasarkan data catatan lapangan, lembar pengamatan keterlaksanaan tindakan oleh guru pada Siklus II telah berjalan baik. Kegiatan belajar pada siklus II yaitu tentang materi pencemaran lingkungan dan Global warming dengan kegiatan pengelolaan sampah basah menjadi kompos dengan Takakura sedangkan sampah kering dengan menghasilkan produk daur ulang, sedangkan untuk materi global warming dengan kegiatan pembelajaran pembuatan instalasi urban farming melalui vertical garden yaitu antara lain dengan teknik vertikultur, hidroponik dan akuaponik. Sesuai hasil observasi dan evaluasi, ada beberapa catatan penting dalam Siklus II yaitu, kelebihan penerapan pembelajaran Ekosistem dan lingkungan hidup berbasis PjBL dalam mendukung program Adiwiyata mampu menciptakan suasana belajar di kelas maupun diluar kelas menjadi lebih hidup dan semangat. Diindikasikan dengan antusias siswa dalam melaksanakan kegiatan proyek lanjutan, selain melakukan kegiatan proyek di sekolah beberapa siswa juga ingin melakukan di lingkungan rumah, dengan konsultasi terhadap guru. Suasana kelas menjadi lebih hidup diperlihatkan dengan keaktifan siswa dalam berinteraksi dalam melaksanakan proyek maupun dalam kegiatan diskusi. Selain kelebihan yang diperoleh dari Siklus II, juga diperoleh kekurangan. Adapun kekurangan penerapan pembelajaran k Ekosistem dan lingkungan

Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9

hidup berbasis PjBL dalam mendukung program Adiwiyata yaitu sikap siswa terkait materi pembelajaran yang tidak mengalami peningkatan salah satu akibatnya yaitu dikarenakan siswa baru pertama kali mengisi angket skala linkert sehingga beberapa siswa masih tidak terbiasa dan masih kurang memahami cara mengisi angket skala linkert. Selain itu waktu yang masih kurang tepat dalam melaksanan proyek pebngelolaan sampah dan urban farming sehingga terdapat penambahan jam belajar tidak sesuai dengan RPP yang telah direncanakan. Penerapan pembelajaran Ekosistem dan Lingkungan Hidup berbasis PjBL dalam mendukung program Adiwiyata terhadap peningkatan aspek pemahaman konsep diperoleh data hasil rerata pemahaman konsep sebelum diterapkannya pembelajaran Ekosistem dan Lingkungan Hidup berbasis PjBL sebesar 59,91 dan setelah diterapkannya pembelajaran Ekosistem dan Lingkungan Hidup berbasis PjBL sebesar 75,38 jadi dapat disimpulkan terjadi peningkatan terhadap pemahaman konsep pada siswa kelas VII G SMP Negeri 2 Malang. Modul dapat membantu siswa dalam belajar secara menyeluruh, jika guru tidak memungkinkan untuk melakukan pendampingan terhadap belajar siswa dalam memahami suatu konsep atau praktikum maka dalam modul disajikan gambar atau ilustrasi yang dilanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang membimbing siswa untuk menemukan konsep/prinsip, kemudian siswa dibimbing oleh guru untuk menarik kesimpulan dari menerapkan konsep yang telah telah diperoleh dengan mengerjakan tugas dan latihan soal (Fatmawati, 2013). Modul sangat tepat jika disajikan dengan model pembelajaran PjBL. Pada dasarnya PjBL melibatkan berbagai tahapan yang mampu melibatkan seluruh mental dan fisik, syaraf, dan indera termasuk kecakapan sosial dengan melakukan banyak hal sekaligus (Purworeni, 2009). Penerapan pembelajaran Ekosistem dan Lingkungan Hidup berbasis PjBL dalam mendukung program Adiwiyata terhadap sikap siswa didapatkan rerata nilai sikap siswa sebelum diterapkannya pembelajaran Ekosistem dan Lingkungan Hidup berbasis PjBL sebesar 60,56 dan rerata nilai sikap siswa setelah diterapkannya pembelajaran Ekosistem dan Lingkungan Hidup berbasis PjBL sebesar sebesar 65 dapat disimpulkan tidak terjadi peningkatan nilai sikap siswa pada Siklus I dan Siklus II sebelum dan sesudah diterapkannya pembelajaran pembelajaran Ekosistem dan Lingkungan Hidup berbasis PjBL. Hal ini karena siswa belum terbiasa menggunakan tes sikap skala Linkert karena pada dasarnya model PjBL dapat mengembangkan sikap siswa dibuktikan dengan beberapa hasil penelitian. Hasil penelitian Setiowati (2010) pembelajaran pengelolaan sampah, bukan hanya pada aspek

490

Penerapan Pembelajaran Ekosistem dan Lingkungan…

pengetahuan dan skill peserta didik saja, melainkan untuk membentuk suatu pembiasaan menuju perilaku yang positif terhadap sampah. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa selama proses pembelajaran akan lebih kokoh dan bermakna-guna jika dikontruksi melalui tugas-tugas dan pekerjaan yang otentik (Cord, 2001; Hung &Wong, 2000; Myres &Botti, 2000; ED, 1995 dalam susanawati 2013). Beberapa contoh pekerjaanpekerjaan otentik yang dilakukan siswa yaitu antara lain pembuatan aquascape, pembangunan Bank Sampah, pembuatan kompos skala rumah tangga, pembuatan daur ulang sampah kering, dan pertanian kota, dalam malaksanakan kegiatan proyek siswa sangat antusias, semua siswa terlibat karena masing-masing siswa memiliki peran atas keberhasilan proyek dalam kelompoknya. Mengetahui efektifitas penerapan modul terhadap pengelolaan lingkungan siswa, aspek pengelolaan lingkungan diukur melalui observasi pada setiap akhir kegiatan pelaksanaan proyek, berdasarkan hasil uji lapangan didapatkan rerata pengelolaan lingkungan sebelum diterapkannya pembelajaran Ekosistem dan Lingkungan Hidup berbasis PjBL sebesar 78, 53 dan diterapkannya pembelajaran Ekosistem dan Lingkungan Hidup berbasis PjBL sebesar 83,10 dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Ekosistem dan Lingkungan Hidup berbasis PjBL mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam pengelolaan lingkungan. Melalui kegiatan belajar yang meliputi eksperimen, praktikum atau pengamatan siswa dapat termotivasi untuk melakukan kegiatan mengelola lingkungan yang meliputi, menentukan ide, mempersiapkan bahan , merancang, mengimlementasikan proyek hingga dapat menyimpulkan terhadap apa yang telah dikerjakan SIMPULAN Penerapan pembelajaran Ekosistem dan Lingkungan Hidup berbasis PjBL dalam mendukung Program Adiwiyata. Hasil data penelitian mengenai pemahaman konsep siswa memperlihatkan bahwa ratarata hasil belajar pemahman konsep siswa Siklus I adalah 59,91. Rata-rata hasil belajar pemahaman konsep siswa pada Siklus II adalah 75,38. Penerapan pembelajaran Ekosistem dan Lingkungan Hidup berbasis PjBL dalam mendukung Program Adiwiyata. Hasil data penelitian mengenai sikap siswa memperlihatkan bahwa rata-rata hasil belajar afektif siswa Siklus I adalah 60,56. Rata-rata hasil belajar afektif siswa pada Siklus II adalah 65. Penerapan pembelajaran Ekosistem dan Lingkungan Hidup berbasis PjBL dalam mendukung Program Adiwiyata. Hasil data penelitian mengenai kemampuan pengelolaan lingkungan siswa

Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9

memperlihatkan bahwa rata-rata hasil belajar psikomotor siswa Siklus I adalah 78,53. Rata-rata hasil belajar psikomotor siswa pada Siklus II adalah 83,10 dan ketuntasan klasikal yang dicapai siswa pada Siklus II adalah 100%. Penerapan pembelajaran pembelajaran Ekosistem dan Lingkungan Hidup berbasis PjBL dalam mendukung Program Adiwiyata dapat digunakan sebagai salah satu variasi dari strategi pembelajaran oleh guru bidang studi IPA karena terbukti keberhasilannya untuk meningkatkan pemahaman konsep dan Pengelolaan lingkungan. Tes hasil belajar sikap perlu untuk ditingkatkan dengan cara membiasakan siswa untuk mengerjakan tes hasil belajar sikap agar tujuan untuk meningkatkan hasil belajar yang terdiri dari ranah pemahmana konsep, sikap dan pengelolaan lingkungan dapat semakin meningkat. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara Ansori. 2012. Penerapan Model Pjbl (Project Based Learning) dalam Upaya Meningkatkan Kreatifitas Siswa Pada Konsep pencemaran Lingkungan di MAN Babakan Ciwaringin Cirebon. PTK Institut Agama Islam Negeri Cirebon. Borg

& Gall. 1983. Educational Research Introduction. Chicago: RarMcNally:

an

Daryanto.2013. Menyusun Modul Bahan Ajar untuk Persiapan Guru dalam Mengajar. Yogyakarta: Gava Media Depdikbud. 2013. Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standart Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdikbud. Fatmawati, L. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Modul Elektrokimia untuk Siswa SMA Kelas XII IPA dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing. Jurnal Pendidikan Sains, Vol 1 No. 2. Malang. UM Press Greenstein, L. 2012. Assessing 21st Century Skills. A Guide to Evaluating Mastery and Authentic Learning. Thousand Oaks, California: Corwin, A Sage Company Kementrian Lingkungan Hidup. 2011. Buku Panduan Adiwiyata. Jakarta: Kementrian Lingkungan Hidup Krisnawati, Y. 2015. The Implementation of Students Campaign Program to Form Adiwiyata School in Malang, Indonesia. International Journal of Research Studies in Education Vol 4 No. 4. Consortia Academia Publishing. Accessed on April 26 from website Krisnawati, Y. 2015. The Implementation of 6M Based Waste Management Module to Support Adiwiyata School Program. Journal of Studies in Education

491

Penerapan Pembelajaran Ekosistem dan Lingkungan…

ISSN 2062-6952 Vol 5 No. 1. Macrothink Institue. Accessed on June 14 from website McKenzie, Addison, M., Chappell, J., Hennigan, J., Lozes, B., dan Anderson, M. 2009. An Innovative Project-Based Learning Approach: Engineering the Creative Space. IEEE Multidiciplinary Engineering Education Magazine, Vol. 4. Mulyasa, 2013. Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Padmadewi. 2013, The Effect Of Project Based Learning And Students’ Perceived Learning Discipline Toward The Writing Competency Of The Eleventh Grade Students Of Sman 5 Mataram In The Academic Year 2012/2013. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (Volume 1 Tahun 2013) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67. 201 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65. 2013. Standar Proses Pendidkan Dasar dan Menengah 3. KerangkaDasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar dan Menengah. Purworeni, S.E,. 2006. Pembelajarna Berbasis Proyek Sebagai Upaya Meningkatkan Habit Of Mind. (Online) http://blog.tp.ac.id, diakses 16 Juni 2015. Susilo, H., Chotimah, H & Sari. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Bayu media Publishing. Suwono, H .2011. Inovasi Belajar Mengajar, (Online). (www.hadisuwono.blogspot.com, diakses 4 Juli 2015).

Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9

492