PENGARUH BRAND AWARENESS, BRAND IMAGE, DAN MEDIA

Download Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana pengaruh brand ... brand image, dan media komunikasi terhadap keputusan pembelian...

2 downloads 1531 Views 2MB Size
PENGARUH BRAND AWARENESS, BRAND IMAGE, DAN MEDIA KOMUNIKASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA JARINGAN 4G LTE PT. TELKOMSEL (Studi Mahasiswa Universitas Pancasila)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Andhini Wulan Saputri N. P. M.

1113210026

UNIVERSITAS PANCASILA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI MANAJEMEN JAKARTA 2017

UNIVERSITAS PANCASILA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JAKARTA

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI SETELAH SIDANG SKRIPSI OLEH DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI NAMA

:

ANDHINI WULAN SAPUTRI

NPM

:

1113210026

KONSENTRASI SKRIPSI

:

MANAJEMEN PEMASARAN

PROGRAM STUDI

:

S1 / MANAJEMEN

JUDUL SKRIPSI

:

PENGARUH BRAND AWARENESS, BRAND IMAGE, DAN MEDIA KOMUNIKASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA JARINGAN 4G LTE PT TELKOMSEL, TBK (STUDI MAHASISWA UNIVERSITAS PANCASILA)

Jakarta, 10 Februari 2017 Pembimbing Metodologi

Pembimbing Materi

Dra. Trisnani Indriati, M.Si

Dr. Sri Widyastuti, S.E., M.M., M.Si

Mengetahui, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila

Dr. Sri Widyastuti, S.E., M.M., M.Si ii

UNIVERSITAS PANCASILA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JAKARTA

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI SETELAH LULUS UJIAN SIDANG SKRIPSI OLEH DOSEN PENGUJI SKRIPSI

NAMA

:

ANDHINI WULAN SAPUTRI

NPM

:

1113210026

KONSENTRASI SKRIPSI

:

MANAJEMEN PEMASARAN

PROGRAM STUDI

:

S1 / MANAJEMEN

JUDUL SKRIPSI

:

PENGARUH BRAND AWARENESS, BRAND IMAGE, DAN MEDIA KOMUNIKASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA JARINGAN 4G LTE PT TELKOMSEL, TBK (STUDI MAHASISWA UNIVERSITAS PANCASILA)

Team Penguji:

Tanggal : 10 Februari 2017

Soebagyo, S.E., M.M Tanggal : 10 Februari 2017

Dra. Hj. Dewi Trirahayu, M.M

iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya mahasiswa Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila: Nama

: Andhini Wulan Saputri

N.P.M

: 1113210026

Program Studi : S1 Manajemen Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat dengan judul: PENGARUH BRAND AWARENESS, BRAND IMAGE, DAN MEDIA KOMUNIKASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA JARINGAN 4G LTE PT TELKOMSEL, TBK (STUDI MAHASISWA UNIVERSITAS PANCASILA) 1. Dibuat sendiri, mengadopsi hasil kuliah, tinjaun lapangan, buku-buku, dan referensi acuan, yang tertera di dalam referensi pada skripsi saya. 2. Bukan merupakan hasil duplikasi skripsi yang telah dipublikasikan atau pernah dipakai untuk mendapatkan gelar sarjana di Universitas lain kecuali pada bagian-bagian sumber informasi dicantumkan berdasar tata cara referensi yang semestinya. 3. Bukan merupakan karya terjemahan dari kumpulan buku dan referensi acuan yang tertera dalam referensi dalam skripsi saya. Kalau terbukti saya tidak memenuhi apa yang telah dinyatakan di atas, maka skripsi ini batal.

Jakarta, 12 Januari 2016 Yang membuat pernyataan

Andhini Wulan Saputri

iv

ABSTRACT

The purpose of this study was to analyze how the influence of brand awareness, brand image, and communication media on purchase decisions 4G LTE network PT Telkomsel, Tbk (Study at student of Pancasila University) partially or simultaneously. This is the entire study population of respondent who used simPATI 4G LTE at Pancasila University in 2016. Sampling was conducted using non probability sampling method with purposive sampling technique and obtained as many as 100 respondent. The result of research showed that brand image and communication media affect partially on the purchase decision. Brand awareness not affect partially on the purchase decision. However, brand awareness, brand image, and communication media affect simultaneously on the purchase decision. The purchase decision can be explain by the variabel brand awareness, brand image, and communication media by 64% and the balance that is equal to 36% by other variables not examined in this study. Key Words : Brand Awareness, Brand Image, Communication media a Purchase decision.

v

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana pengaruh brand awareness, brand image, dan media komunikasi terhadap keputusan pembelian pada jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk (Studi Mahasiswa Universitas Pancasila) secara parsial maupun simultan. Populasi penelitian ini adalah seluruh konsumen produk simPATI 4G LTE di Universitas Pancasila pada tahun 2016. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan non probability sampling dengan teknik purposive sampling dan diperoleh sebanyak 100 responden. Hasil pada penelitian ini menunjukkan brand image dan media komunikasi berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian. Brand awareness tidak berpengaruh secara parsial terhadap keputusan. Akan tetapi brand awareness, brand image, dan media komunikasi secara simultan berpengaruh parsial terhadap keputusan pembelian. Keputusan pembelian mampu dijelaskan oleh variabel brand awareness, brand image, dan media komunikasi sebesar 64%, dan sisanya yaitu 36%, dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kata Kunci : Brand Awareness, Brand Image, Media komunikasi, dan Keputusan Pembelian.

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, shalawat serta salam semoga Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sudah selayaknya penulis merasa bersyukur kepada-Nya, karena berkat taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul pengaruh brand awareness, brand image, dan media komunikasi terhadap keputusan pembelian konsumen pada jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk (studi mahasiswa Universitas Pancasila). Untuk menyelesaikan skripsi ini, banyak sekali tantangan yang penulis hadapi. Segala kesukaran dan hambatan dalam penulisan skripsi ini sangat terasa, namun berkat karunia-Nya dan dorongan oleh tekad, semangat yang kuat, ketekunan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Ibu Dr. Sri Widyastuti, S.E., M.M., Msi, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila, dan selaku dosen pembimbing materi yang selalu menyempatkan waktunya untuk memberikan bimbingan, motivasi, solusi, dan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Ibu Dra. Trisnani Indriati, M.Si, selaku dosen pembimbing metodologi yang selalu meluangkan waktu untuk bimbingan, memberikan solusi, dan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Bapak Mulyadi, S.E., M.M, selaku Ketua Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila. 4. Bapak Ir. Achmad Djamil, M.M, selaku pembimbing akademik selama menjalani perkuliahan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila. vii

5. Bapak Gatut Luhur Budiono, Ph.D., M.Eco., M.B.A, selaku dosen pengajar yang memberikan arahan dalam menentukan materi yang akan dibahas dalam skripsi ini dan mempercayakan saya untuk menjadi salah satu asisten dosen beliau. 6. Ibu Laili Savitri Noor, S.E, M.M, selaku dosen terbaik yang mengajari saya mata kuliah Manajemen Pemasaran yang dapat menjadi motivasi dasar saya dalam mengambil konsentrasi pemasaran. 7. Bapak/ibu dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila yang telah banyak membantu penulis dalam menjalani perkuliahan di kampus ini. 8.

Papah tersayang Amir Mansyur, mamah tercinta Dian Indrawati, dan kakak terbaik Dhea Silvia sebagai motivasi utama saya, memberikan dukungan yang besar terhadap saya, dan selalu dapat membangkitkan saya ketika saya mulai goyah dalam menyelesaikan skripsi ini.

9.

Keluarga besar, mbah, tante om, kakak sepupu, adik sepupu, dan keponakan yang lucu selalu memberikan dukungan dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Seorang lelaki yang menjadi teman dekat saya, Aditio Sihombing yang selalu menjadi penyemangat tiada henti, menjadi tempat keluh kesah, memberikan bantuan dalam menyebarkan dan mengisi kuesioner, dan yang selalu memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 11. Sahabat saya Nur Fauziyah Pradita yang selalu memberikan arahan ketika saya memiliki kesalahan dalam membuat kuesioner dan selalu memberikan semangat ketika saya sedang malas dalam menyelesaikan skripsi ini. 12. Teman semester satu saya Anisa yang membantu dalam menganalisi data, dan selalu memberikan motivasi yang positif agar cepat menyelesaikan skripsi ini.

viii

13. Teman semester satu saya Anna yang selalu menemani saya di perpustakan dalam mencari materi-materi untuk melengkapi isi skripsi ini, dan menjadi teman yang selalu memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini. 14. Teman semester satu saya Adel yang menjadi teman seperjuangan ketika menjalani pendidikan di Universitas Pancasila sampai saya menyelesaikan skripsi ini. 15. Untuk teman-teman terlucu di kost an paruru Lidya, Vita, Ayu, Cut Fadhila, dan Nova, yang selalu memberikan hiburan tiada henti dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini. 16. Untuk teman-teman kelas AMP yang menjadi teman kelas terbaik dan berkesan selama menjalani kuliah pada semester satu. 17. Untuk teman-teman seperjuangan dalam satu dosen pembimbing kak Rima dan Budhi yang selalu menemani saya ketika menunggu saatnya waktu bimbingan. 18. Para asisten Bapak Gatut yang telah menjadi temen seperjuangan selama menyelesaikan skripsi ini. 19. Para senior saya, kak Adisty, kak Icha, kak Diana, dan kak Irmawati yang memberikan arahan dalam memulai skripsi ini. 20. Untuk para ibu-ibu kantin, budhe, dan pakde sosro yang selalu baik terhadap saya selama menjalankan pendidikan di Universitas Pancasila. 21. Untuk pak opam selaku asisten ibu Sri Widyastuti yang selalu memberikan pemberitahuan jadwalnya untuk bimbingan dengan ibu Sri Widyastuti. 22. Untuk pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu

yang telah

memberikan bantuan dukungan, motivasi, dan semangat secara fisik maupun psikis dalam menyelesaikan skripsi ini hingga tuntas.

ix

Walaupun penulis sudah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan skripsi ini, namun penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membantu untuk menyempurnakan skripsi ini akan penulis terima dengan senang hati. Semoga skripsi ini bermanfaat baik bagi penulis sendiri, maupun siapa saja pihak-pihak berkepentingan.

Jakarta, 10 Januari 2017 Penulis

(Andhini Wulan Saputri)

x

DAFTAR ISI Halaman TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI SEBELUM UJIAN SIDANG .......

i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................

ii

ABSTRAK ...............................................................................................

iii

KATA PENGANTAR .............................................................................

v

DAFTAR ISI ............................................................................................

iv

DAFTAR TABEL ....................................................................................

vii

DAFTAR GAMBAR ...............................................................................

ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................

x

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ..................................................

1

B. Identifikasi masalah ...........................................................

7

C. Batasan masalah ................................................................

8

D. Rumusan masalah .............................................................

9

E. Tujuan Penelitian ...............................................................

9

F. Manfaat penelitian .............................................................

10

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka ..................................................................

12

1. Brand Awareness .........................................................

12

2. Hubungan Brand Awareness Terhadap Keputusan Pembelian ....................................................................

xi

18

3. Brand Image ................................................................ 4. Hubungan

Brand

Image Terhadap

18

Keputusan

Pembelian ....................................................................

23

5. Media Komunikasi ......................................................

24

6. Hubunga n Media Komunikasi Terhadap Keputusan Pembelian ....................................................................

28

7. Keputusan Pembelian ..................................................

29

B. Penelitian Terdahulu ..........................................................

33

C. Kerangka Penelitian ...........................................................

35

D. Hipotesis ............................................................................

35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kategori Penelitian ............................................................

36

B. Operasionalisasi Variabel ..................................................

37

C. Sumber dan Cara Penentuan Data / Informasi ...................

39

1. Jenis dan Sumber Data .................................................

39

2. Cara Penentuan Data ....................................................

39

3. Obyek Penelitian ..........................................................

41

D. Tehnik Pengumpulan Data .................................................

41

1. Pengumpulan Data ........................................................ 41 2. Uji Validitas dan Uji Reabilitas .................................... 43 E. Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis ...............................

43

1. Teknik Analisis Data ....................................................

43

2. Teknik Pengujian Hipotesis .......................................... 44

xii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V

A. Deskripsi Objek Penelitian ................................................

51

1. Profil Perusahaan ........................................................

51

2. Profil Responden ........................................................

56

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan .....................................

72

1. Hasil Penelitian ...........................................................

72

2. Pembahasan ................................................................

87

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ........................................................................

92

B. Saran ..................................................................................

93

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................

95

LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS SURAT KETERANGAN RISET

xiii

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu ............................................................ 33

Tabel 3.1

Operasional Variabel ........................................................... 37

Tabel 3.2

Skala Likert ......................................................................... 42

Tabel 4.1

Tanggapan Tentang Dimensi Unware of Brand ................... 58

Tabel 4.2

Tanggapan Tentang Dimensi Brand Recognition ................ 59

Tabel 4.3

Tanggapan Tentang Dimensi Brand Recall ......................... 60

Tabel 4.4

Tanggapan Tentang Dimensi Top of Mind .......................... 61

Tabel 4.5

Hasil Deskriptif Brand Awareness ....................................... 62

Tabel 4.6

Tanggapan Tentang Variabel Brand Image ......................... 63

Tabel 4.7

Tanggapan Tentang Dimensi Periklanan ............................. 65

Tabel 4.8

Tanggapan Tentang Dimensi Pemasaran Langsung dan Promosi Penjualan ............................................................... 66

Tabel 4.9

Tanggapan Tentang Hubungan Masyarakat dan Penjualan Pribadi ................................................................................. 67

Tabel 4.10

Hasil Deskriptif Media Komunikasi .................................... 68

Tabel 4.11

Tanggapan Tentang Benefit Association .............................. 69

Tabel 4.12

Tanggapan Tentang Prioritas dalam Membeli ..................... 70

Tabel 4.13

Tanggapan Tentang Frekuensi Pembelian ........................... 71

Tabel 4.14

Hasil Deskriptif Keputusan Pembelian ................................ 72

Tabel 4.15

Hasil Uji Validitas Variabel Brand Awareness (X1) ............ 73

Tabel 4.16

Hasil Uji Validitas Variabel Brand Image (X2) .................. 74 xiv

Tabel 4.17

Hasil Uji Validitas Variabel Media Komunikasi (X3) ........ 75

Tabel 4.18

Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian (Y) ...... 75

Tabel 4.19

Reliability Statistics ............................................................. 76

Tabel 4.20

Uji Kolmogrov-Smirnov ..................................................... 78

Tabel 4.21

Hasil Uji Durbin-Watson ..................................................... 79

Tabel 4.22

Hasil Uji Multikolineritas .................................................... 81

Tabel 4.23

Hasil Koefisien Regresi ....................................................... 82

Tabel 4.24

Hasil Analisis Koefisien Determinasi .................................. 83

Tabel 4.25

Hasil Uji t ............................................................................. 84

Tabel 4.26

Hasil Uji F ........................................................................... 86

xv

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1

Piramida Brand Awareness .................................................... 16

Gambar 2.2

Nilai-Nilai Brand Awareness ................................................. 16

Gambar 2.3

Tahapan Proses Keputusan Pembelian ................................... 30

Gambar 2.4

Kerangka Penelitian ............................................................... 35

Gambar 4.1

Logo Telkomsel ..................................................................... 53

Gambar 4.2

Logo kartuHalo ...................................................................... 54

Gambar 4.3

Logo simPATI 4G LTE .......................................................... 54

Gambar 4.4

Logo kartuAs ......................................................................... 55

Gambar 4.5

Logo Loop .............................................................................. 56

Gambar 4.6

Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ....................... 57

Gambar 4.7

Pengguna simPATI 4G LTE PT Telkomsel, Tbk di Universitas Pancasila................................................................................. 57

Gambar 4.8

Uji Normalitas P-P Plot ......................................................... 77

Gambar 4.9

Kurva Uji Autokolerasi .......................................................... 79

Gambar 4.10 Uji Heteroskedastisitas Scatterplot ........................................ 80

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Uji Normalitas

Lampiran 2

Uji Autokolerasi

Lampiran 3

Uji Heterokedastisitas

Lampiran 4

Uji Multikolineritas

Lampiran 5

Uji Koefisien Regresi

Lampiran 6

Uji Koefisien Determinasi

Lampiran 7

Uji t Statistik

Lampiran 8

Uji F Statistik

Lampiran 9

Tabel Durbin-Watson

Lampiran 10 Tabel t (df 81 = 120) Lampiran 11 Tabel F (Probabilitas = 0,05)

xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebutuhan dan keinginan masyarakat berpengaruh penting terhadap jenis suatu produk yang akan diciptakan perusahaan, oleh karena itu diciptakanlah berbagai macam jenis produk yang dapat memenuhi segala kebutuhan dan keinginan masyarakat di era sekarang. Salah satu yang mendukung segala keinginan dan kebutuhan masyarakat adalah di bidang teknologi. Perkembangan teknologi di era ini terus mengalami peningkatan yang signifikan, seiring dengan bertambahnya tahun dan ilmu yang selalu disempurnakan oleh para ahli. Teknologi yang berkembang di jaman ini memiliki kekuatan yang lebih dominan dibandingkan kelemahannya, sehingga banyak negara yang jauh lebih maju dari tahun sebelumnya. Teknologi di era ini memiliki kecanggihan atau kekuatan yang terus meningkat di setiap bertambahnya tahun. Kecanggihan teknologi meningkat karena bertambahnya keragaman inovasi teknologi baru. Teknologi yang semakin digencarkan di era sekarang adalah teknologi yang bergerak di bidang jasa yaitu jaringan komunikasi. Jaringan komunikasi sangat diperlukan di kalangan masyarakat dalam berkomunikasi antar individu. Alasan dibutuhkannya jaringan komunikasi adalah secara teoritis manusia merupakan makhluk sosial yang memiliki jiwa sosial antar individu yang harus saling terjalin satu sama lain, agar terciptanya hubungan antara individu

1

2

satu dengan individu lainnya. Alasan tersebut memperkuat para ahli dalam mengembangkan teknologi komunikasi agar antar manusia dapat memenuhi kebutuhan hubungan sosialnya walaupun dalam jarak yang jauh, dan tercipta hubungan manusia yang harmonis. Pada awalnya jaringan komunikasi hanya melalui perangkat telepon yang sederhana dan memiliki ukuran yang cukup besar. Kegunaan dari perangkat telepon pada mulanya hanya dapat melakukan komunikasi suara dan pesan singkat saja. Berkembangnya teknologi, revolusi perangkat telepon semakin disempurnakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang menginginkan kemudahan dalam penggunaannya dan praktis dibawa kemana saja. Pada akhirnya di era sekarang perangkat telepon memiliki banyak kelebihan, dari segi ukuran yang sesuai dengan genggaman tangan orang dewasa, tipis, layar sentuh (touch screen) dan kecanggihan dari segi spesifikasi perangkat telepon tersebut. Seperti yang disebutkan sebelumnya masyarakat di era yang sekarang tidak hanya membutuhkan teknologi komunikasi suara dan pesan singkat saja, tetapi komunikasi antar data, foto, dan video, yang biasa disebut dengan komunikasi multimedia. Kecanggihan teknologi di bidang komunikasi ini direncanakan untuk memudahkan masyarakat dalam berkomunikasi antar sesama. Jaringan seluler yang mendukung komunikasi multimedia berawal dari jaringan 2G, lalu beranjak ke jaringan 3G, jaringan 4G Long Term Evolution (LTE), dan yang baru ditemukan adalah jaringan 5G. Pada artikel Febian (2015) jaringan 5G baru saja diperkenalkan di beberapa negara seperti Korea Selatan, China, Jepang, dan yang baru menangkap sinyal 5G adalah Inggris

3

atau UK (United Kingdom). Di Indonesia jaringan seluler yang baru diluncurkan dan sedang digencarkan adalah jaringan selular LTE dengan teknologi 4G, dikarenakan jaringan 5G membutuhkan biaya yang cukup besar dalam proses pembangunannya. Jaringan selular 4G Long Term Evolution (LTE) ini pertama kali ditemukan oleh Prof. Dr. Choirul Anwar, walaupun beliau mengklaim bukan dirinya yang menciptakan jaringan LTE ini tetapi jaringan 4G LTE adalah hasil dari kesepakatan suatu forum yang menyepakati suatu teknik tertentu dalam pemakaian sebuah standar tertentu (Rachmatunnisa:2016). Perusahaan provider pertama yang meluncurkan atau memperkenalkan ke masyarakat terutama di ibu kota Jakarta adalah PT Telkomsel, Tbk. Telkomsel merupakan perusahaan yang menjalakan bisnis nya dibidang jaringan selular. Jaringan selular 4G LTE merupakan terobosan baru dari jaringan sebelumnya yaitu jaringan 3G. Dikutip oleh Astiti, Dewi, dan Wirastuti (2013) bahwa jaringan LTE ini sudah dipercayai untuk menghasilkan data rate sebesar 100 Mbps. Akan tetapi di Indonesia masih banyak masyarakat atau konsumen yang menggunakan jaringan 3G, akibat dari kurangnya informasi yang diterima oleh masyarakat atau konsumen tentang jaringan seluler yang baru yaitu jaringan seluler LTE. Jangkauan wilayah pemancar jaringan 4G LTE masih di ambang batas rendah, karena pembangunan untuk memancar jaringan 4G LTE membutuhkan banyak biaya yang belum sanggup untuk dikeluarkan oleh pihak-pihak provider di Indonesia. Pihak provider memberikan layanan berbayar dalam memenuhi kebutuhan komunikasi multimedia. Layanan

4

berbayar tersebut merupakan pulsa yang dapat konsumen beli dan digunakan untuk menikmati komunikasi multimedia. Pulsa yang disediakan oleh pihak provider dapat dikatakan pulsa telepon biasa atau pulsa paket. Pulsa paket banyak macamnya, tergantung dari yang disediakan oleh para pihak provider. Akan tetapi untuk pulsa paket jaringan 4G LTE masih tergolong murah, karena jaringan 4G LTE belum dapat diakses di seluruh wilayah Indonesia. Berbeda dengan jaringan 3G yang dapat diakses di seluruh wilayah Indonesia, walaupun kecepatan data yang dapat diakses jaringan 3G lebih rendah dibandingkan jaringan 4G LTE. Akibat jangkauan wilayah pemancar jaringan 4G LTE yang hanya dapat diakses di wilayah-wilayah tertentu di Indonesia. Oleh karena itu masih banyak masyarakat yang setia dengan menggunakan layanan jaringan 3G. Salah satu perusahaan provider yang sedang membangun jaringan 4G LTE sebagai produk baru yang diciptakan oleh perusahaan tersebut adalah Telkomsel. Tekomsel menggencarkan jaringan 4G LTE agar masyarakat dapat mengakses layanan internet dengan kecepatan melebihi jaringan sebelumnya atau jaringan 3G. Dari segi layanan yang diberikan ke masyarakat atau konsumen pihak Telkomsel mengharapkan tanggapan yang baik dari konsumen tersebut. Sejarah singkat PT Telkomsel, Tbk merupakan perusahaan provider pertama yang menjadi sebagai leader perusahaan provider terhadap pesaingpesaingnya yaitu Indosat, Smartfren, Xl, dan lain-lain. Oleh karena itu masyarakat memiliki tingkat kesadaran akan merek terhadap perusahaan Telkomsel sangat tinggi.

5

Menurut Suciningtyas (2012:2) kesadaran akan merek (Brand awareness) adalah konsumen memiliki kemampuan dalam mengidentifikasi sebuah merek pada situasi dan kondisi yang berbeda, dapat dilakukan dengan cara pengenalan merek dan pengingatan kembali terhadap sebuah merek. Ditingkatkan dan diciptakan kesadaran akan merek dengan

cara

meningkatkan interaksi merek dalam menciptakan keakraban melalui paparan yang secara berulang-ulang. Sehingga konsumen dapat mengenal sebuah merek dengan baik. Terbentuknya kesadaran akan merek dalam benak masyarakat menjadikan sebuah produk yang diciptakan pihak produsen memiliki citra merek (Brand Image) terhadap nama perusahan yang menaungi sebuah produk. Pengertian dari citra merek (Brand Image) menurut Mustikarillah (2011) adalah cara sebuah merek yang diciptakan oleh pihak produsen mempengaruhi para konsumen akan produknya atau langsung ke pihak perusahaannya. Terciptanya citra merek (Brand Image) yang positif mengakibatkan penenalan sebuah merek ke pasaran atau konsumen menjadi semakin besar dan baik. Kondisi ini dapat dinyatakan pihak produsen mampu menciptakan sebuah produk yang diterima di masyarakat. Ketika kondisi ini terjadi diakibatkan pihak produsen dalam membuat dan mengembangkan produknya dapat dikatakan lebih unggul dibandingkan dengan para pesaing perusahan provider yang mengeluarkan produk yang sama. Ketika kesadaran merek (Brand Awareness) dan citra merek (Brand Image) dapat diciptakan dengan keadaan yang baik dan stabil, dikarenakan adanya media yang memberikan akses untuk komunikasi antara pihak produsen atau perusahaan

6

terhadap pihak konsumen atau target pasar yang ditentukan sebelumnya oleh pihak perusahaan. Media komunikasi sangat diperlukan oleh pihak produsen dan konsumen dalam menjalin komunikasi yang baik terhadap transaksi jual beli yang akan mereka lakukan. Media sendiri merupakan alat atau tempat perantara suatu informasi yang menghubungankan satu variabel dengan variabel lainnya. Dalam penelitian ini media komunikasi yang diterapkan memiliki kegunaan yang sangat positif yaitu, pada pihak produsen dalam memperkenalkan dan menjual produk yang dimuat dan diajukan kepada target pasar atau konsumen yang sudah ditentukan sebelumnya oleh pihak perusahaan. Sehingga pada pihak konsumen dapat mengenali produk yang diciptakan dan memiliki keinginan untuk membeli. Sedangkan pada pihak perusahaan atau produsen dapat mengembangkan produk yang diciptakannya, dan mencapai target penjualan sesuai ketentuan perusahaan. Menurut Suciningtyas (2012:2) media komunikasi yang dapat digunakan pada kegiatan memperkenalkan sebuah produk ke pasaran adalah majalah, koran, radio, televisi, billboard, pamflet, dan internet. Media-media yang disebutkan dapat memberikan informasi yang jelas tentang suatu produk yang diciptakan pihak perusahaan kepada para konsumen. Media komunikasi dapat dikatakan sebagai tempat pengiklanan. Pengiklanan yang dilakukan dapat beragam, sesuai dengan kemampuan pihak perusahaan dalam membuatnya agar tampil menarik, dan menarik hati para konsumen untuk membeli produk yang diciptakan oleh pihak perusahaan. Apabila media-media komunikasi tersebut dapat terlaksana

7

dengan baik, maka konsumen dapat menerima informasi dengan jelas tentang produk yang diciptakan dan memberikan gambaran yang dapat disesuaikan oleh keinginan setiap konsumen. Ketika perusahaan atau produsen sudah mencapai titik dimana produk yang diciptakan dikenal baik konsumen, sesuai dengan keinginan konsumen, dan memiliki citra perusahaan yang baik dalam kualitas pelayanan maupun kualitas produk yang diciptakan, maka konsumen dapat memutuskan membeli atau tidak produk yang diciptakan oleh pihak perusahaan. Keputusan pembelian dapat terlaksana apabila perusahaan mampu memberikan dan menyesuaikan produk yang diciptakan dengan keinginan konsumen yang sudah menjadi targer pasar oleh pihak perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis memiliki ketertarikan dalam melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Brand Awareness, Brand Image, dan Media Komunikasi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk. (Studi Mahaiswa Universitas Pancasila) “. B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan

latar

belakang

pada

penelitian

ini,

maka

dapat

diidentifikasikan masalah-masalah yang ada pada penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat kesadaran akan merek (brand awareness) seorang konsumen terhadap keputusan pembelian pada jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk?

8

2. Bagaimana citra merek (brand image) yang ditunjukan PT Telkomsel, Tbk kepada konsumen terhadap keputusan pembelian pada jaringan 4G LTE? 3. Bagaimana media komunikasi yang digunakan oleh pihak PT Telkomsel, Tbk dalam memberikan informasi kepada konsumen terhadap keputusan pembelian mengenai jaringan 4G LTE? 4. Bagaimana brand awareness, brand image, dan media komunikasi secara simultan dapat berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang sudah dimuat penulis dalam mencegah terjadinya penyimpangan dari pokok permasalahan yang akan diteliti

dan mempertimbangkan keterbatasan penulis dalam menyusun

penelitian ini, maka penulis akan memfokuskan subjek yang diteliti terdiri dari Brand Awareness (kesadaran merek), Brand Image (citra merek), dan media komunikasi terhadap keputusan pembelian yang dilakukan oleh pihak responden (konsumen) dalam menggunakan produk simPATI yang memiliki jaringan 4G LTE pada PT Telkomsel, Tbk. Penulis dalam melakukan penelitian dengan menggunakan sumber data internal perusahaan Telkomsel, yang berupa data kuantitatif dalam bentuk kuesioner, yang di dapat dari tanggapan para konsumen dalam bentuk pemakaian produk jasa yaitu simPATI 4G LTE pada PT Telkomsel, Tbk. Diperkirakan responden yang menjadi pengisi kuesioner pada penelitian ini adalah Mahasiswa Universitas Pancasila.

9

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang sesuai dengan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Adakah pengaruh Brand Awareness terhadap Keputusan Pembelian pada jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk? 2. Adakah pengaruh Brand Image terhadap Keputusan Pembelian pada jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk? 3. Adakah pengaruh Media Komunikasi terhadap Keputusan Pembelian pada jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk? 4. Adakah pengaruh Brand Awareness, Brand Image, dan Media Komunikasi secara simultan terhadap Keputusan Pembelian pada jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk? E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui adanya pengaruh antara Brand Awareness terhadap keputusan pembelian pada jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk. 2. Untuk mengetahui adanya pengaruh antara Brand Image terhadap keputusan pembelian pada jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk. 3. Untuk mengetahui adanya pengaruh antara media komunikasi terhadap keputusan pembelian pada jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk. 4. Untuk mengetahui adanya pengaruh Brand Awareness, Brand Image, dan media komunikasi secara simultan terhadap keputusan pembelian pada jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk.

10

F. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian berdasarkan uraian diatas dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Aspek Manfaat Teoritis (Keilmuan) Aspek manfaat teoritis (keilmuan) dapat diharapkan dapat memberikan manfaat dari segi bertambahnya ilmu teoritis atau pengetahuan yang dapat digunakan sebagi acuan pembelajaran mengenai seberapa besar pengaruh brand awarness, brand image, dan media komunikasi terhadap keputusan pembelian konsumen pada jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk. 2. Aspek Manfaat Praktis (Guna Laksana) Aspek manfaat praktis (guna laksana) diharapkan memberikan manfaat kegunaan yang dapat dilihat dari beberapa pihak, yang terdiri dari: a. Bagi Peneliti sendiri Penyusunan penelitian ini dilakukan guna menerapkan ilmu yang dapat berguna bagi peneliti, sehingga peneliti dapat menambah wawasan dan memahami secara lebih dalam mengenai pembahasan yaitu mengenai adanya pengaruh brand awareness, brand image, dan media komunikasi terhadap keputusan pembelian konsumen pada jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk. b. Bagi Pembaca Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan, wawasan, dan pengembangan terkait dengan variabel independent yang sudah dijabarkan oleh penulis. Dapat dipelajari oleh para pembaca khususnya dalam hal pengaruh brand awareness, brand

11

image, dan media komunikasi terhadap keputusan pembelian konsumen pada jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk. c. Bagi Perusahaan Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tanggapan positif yang bermanfaat bagi perusahaan. Sehingga penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan oleh pihak perusahaan yang mengacu pada kemajuan perkembangan perusahaan, mengenai pengaruh brand awareness, brand image, dan media komunikasi terhadap keputusan pembelian konsumen pada jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Brand Awareness Suatu produk yang diciptakan oleh produsen pasti memiliki merek atau brand, dengan tujuan agar para target pasar atau konsumen dapat mengenal produk yang diciptakan oleh produsen tersebut. Merek merupakan titik awal suatu produk diciptakan. Merek sangat berperan penting dalam hal pengenalan akan produk tersebut kepada pihak konsumennya. Merek yang memiliki keunikan dan mudah diingat oleh para konsumen, merupakan merek yang berhasil masuk dalam benak konsumennya. Dengan kata lain merek tersebut berhasil menunjukkan eksistensinya sebagai produk yang dikenal oleh konsumen. Maka muncul dalam benak konsumen akan kesadaran merek atas suatu produk. Menurut Hasbun dan Ruswanty (2016:3) Kesadaran merek atau brand awareness adalah kemampuan merek yang muncul di benak konsumen ketika mereka berpikir tentang produk tertentu dan seberapa mudah bahwa produk muncul. Kesadaran merek merupakan dimensi mendasar dalam ekuitas merek. Sebuah merek tidak memiliki ekuitas sampai konsumen sadar tentang keberadaan merek tersebut. Merek baru harus mampu mencapai kesadaran merek dan mempertahankan kesadaran merek terhadap semua merek. Agar konsumen dapat mengingat sebuah 12

13

merek meskipun konsumen tersebut tidak memakai produk yang digunakan sebelumnya secara berulang-ulang. Menurut Keller (2004) pada penelitian Putri (2013:24) Brand awareness terdiri dari pengenalan sebuah merek dan mengingat kembali sebuah merek. Dimana pengenalan sebuah merek berkaitan dengan kemampuan konsumen dalam menguatkan pengertian sebelumnya tentang sebuah merek sebagai petunjuk, dapat ditambahkan bahwa mengharuskan konsumen dalam membedakan merek yang sebelumnya telah dilihat atau didengar. Brand awareness terbentuk akibat dari peningkatan akan keakraban merek melalui

pengutaraan

yang

berlangsung secara berulang-ulang. Menurut Putri (2013:24) Brand awareness sendiri adalah langkah awal ketika membangun sebuah merek produk. Dikarenakan brand awareness adalah proses bermula dari perasaan seorang konsumen terhadap ketidaktahuan akan suatu merek itu hingga yakin bahwa merek itu adalah hanya satu dalam kelas produk tertentu. Apabila sebuah merek dapat merebut perhatian tetap dalam pikiran konsumen, maka merek tersebut akan sulit digantikan oleh merek lain. Sehingga konsumen akan tetap mengingat merek yang telah diketahui walaupun sering ditawarkan oleh para penyedia jasa dengan merek yang berbeda dengan merek sebelumnya. Menurut Aaker (1997) pada penelitian Hermawan, Widiana, dan Estianty (2016:104) kesadaran merek adalah kemampuan seseorang calon pembeli untuk mengetahui atau mengenal kembali bahwa suatu

14

merek adalah bagian dari kategori produk tertentu. Dalam membangun kesadaran akan merek pada seorang konsumen dalam suatu produk yang diciptakan oleh pihak produsen membutuhkan waktu yang cukup lama. Dari segi pengenalan merek suatu produk sampai menjadikan produk tersebut diingat oleh konsumen, dapat dilakukan oleh pihak produsen dengan usaha yang cukup menguras tenaga. Apabila produsen mengeluarkan suatu merek menggunakan kata-kata yang panjang, tidak menarik, dan sulit dibaca, maka konsumen akan mengalami kesulitan dalam mengingat merek tersebut. Menurut Ariyan (2013:4-5) Meningkatkan kesadaran adalah suatu mekanisme

untuk

memperluas

pasar

merek.

Kesadaran

juga

mempengaruhi persepsi dan tingkah laku. Jadi jika kesadaran itu sangat rendah maka hampir dipastikan bahwa ekuitas mereknya juga rendah. Peran brand awareness dalam keseluruhan brand equity tergantung dari sejauh mana tingkatan kesadaran yang dicapai oleh suatu merek. Tingkatan kesadaran merek secara berurutan dari tingkat terendah sampai tingkat tertinggi sebagai berikut: a. Tidak Menyadari Merek (Unware of Brand) Merupakan tingkat yang paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek. Pada tahap ini merupakan tahap dimana suatu produk yang diciptakan oleh suatu perusahaan baru diproduksi dan diperkenalkan kepada pihak konsumen. Oleh karena itu pihak

15

konsumen masih dalam kondisi tidak menyadari akan merek pada produk tersebut. b. Pengenalan Merek (Brand Recognition) Tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada saat pembeli memilih suatu merek pada saat melakukan pembelian. Pada tahap pengenalan merek, pihak produsen melakukan kegiatan promosi. Dengan alasan untuk lebih memperkenalkan produk yang baru diproduksi kepada pihak konsumen. c. Pengingatan Kembali Terhadap Merek (Brand Recall) Pengingatan

kembali

terhadap

merek

didasarkan

pada

permintaan seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk. Hal ini diistilahkan dengan pengingatan kembali tanpa bantuan, karena berbeda dari tugas pengenalan, responden tidak perlu dibantu untuk memunculkan merek tersebut. Kondisi seperti ini lebih kepada interaksi antara salah satu konsumen dengan konsumen lainnya, atau dapat dikatakan sebagai interaksi dari mulut ke mulut (Word of Mouth). d. Puncak Pikiran (Top of Mind). Apabila seseorang bertanya secara langsung tanpa diberi bantuan pengingatan dan ia dapat menyebutkan suatu nama merek, maka merek yang paling banyak disebutkan pertama kali merupakan puncak pikiran. Dengan kata lain, merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada dalam benak konsumen.

16

Gambar 2.1: Piramida Brand Awarness

Sumber: Durianto, Sugiarto, dan Budiman (2004)

Menurut Durianto, Sugiarto, dan Budiman (2004:7-8) dalam kesadaran merek (brand awareness) memiliki peran dalam membantu sebuah merek, dengan mengkaji bagaimana kesadaran merek dapat menciptakan suatu nilai. Gambar 2.2: Nilai-Nilai Brand Awarness

Sumber: Durianto, Sugiarto, dan Budiman (2004)

Berikut penjelasan dari nilai-nilai kesadaran merek atau brand awareness: a. Jangkar yang Menjadi Cantolan Bagi Asosiasi Lain. Suatu merek dengan kesadaran yang tinggi dapat membantu para asosiasi melekat pada merek tersebut. Dikarenakan kemampuan eksplorasi merek tersebut menjadi sangat tingggi di benak konsumen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa apabila kesadaran suatu merek

17

rendah, maka suatu asosiasi yang diciptakan oleh produsen atau perusahaan akan sulit untuk melekat pada merek tersebut. b. Familier/Rasa Suka Apabila kesadaran akan merek sangat tinggi, maka konsumen akan sangat akrab dengan merek yang diciptakan oleh perusahaan, dan seiring bertambahnya waktu akan muncul rasa suka yang tinggi terhadap merek yang dipasarkan oleh produsen. c. Substansi/Konsumen Kesadaran

merek

mampu

menandakan

keberadaan,

komitmen, dan inti yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Apabila kesadaran merek tinggi, maka kehadiran merek akan selalu dapat dirasakan. d. Mempertimbangkan Merek Langkah awal dalam proses pembelian adalah menyeleksi merek-merek

yang

dikenal

dalam

suatu

kelompok

untuk

dipertimbangkan dan diputuskan merek mana yang akan dibeli. Merek dengan top of mind yang tinggi mempunyai nilai pertimbangan yang tinggi. Apabila sebuah merek tidak tersimpan dalam ingatan konsumen, maka merek tersebut tidak dapat dipertimbangkan. Biasanya sebuah merek yang dapat masuk dan disimpan dalam ingatan konsumen adalah sebuah merek yang dapat disukai atau dibenci oleh konsumen itu sendiri.

18

2. Hubungan Brand Awareness Terhadap Keputusan Pembelian Brand awareness merupakan bentuk dari tindakan seorang konsumen yang muncul dikarenakan konsumen tersebut mengetahui dan mengenali akan sebuah merek. Hal ini menjadikan tolak ukur bagi konsumen dalam memutuskan pembelian sebuah produk. Sehingga dapat di tarik kesimpulan bahwa dalam memutuskan membeli sebuah produk, konsumen memerlukan informasi yang akan mengacu kepada pengenalan akan sebuah merek produk dan membuat merek produk dikenal serta diingat oleh pihak konsumen. Menurut Aaker (1997) pada penelitian Suprapti (2010) kesadaran merek mempengaruhi rasa percaya diri konsumen atas keputusan pembelian dengan mengurangi tingkat resiko yang disarankan atas suatu merek yang diputuskan untuk dibeli. Kesadaran akan merek memiliki tingkatan yang dapat disesuaikan sejauh mana konsumen mengingat dan mengenali suatu produk yang dimuat oleh perusahaan. Maka terciptalah tindakan keputusan pembelian yang dilakukan konsumen setelah mengenali dan mengingat seperti apa merek produk yang akan konsumen beli. Oleh karena itu hipotesis yang terbentuk adalah sebagai berikut: H1: Brand wareness berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. 3. Brand Image (Citra Merek) Sebuah

perusahaan

dapat

dikatakan

sukses

atau

dikenal

baik

konsumennya, apabila sebuah produk yang diciptakan oleh perusahaan dapat di terima di pasaran atau target pasar yang sudah ditentukan sebelumnya oleh perusahan. Sehingga menimbulkan citra sebuah merek

19

yang ada menjadi lebih baik di mata masyarakat ataupun sebaliknya. Menurut Kotler (2000) pada penelitian Asshiddieqi

(2012:39)

mendefinisikan citra sebagai satu perangkat keyakinan, ide, dan kesan dimana perangkat tersebut dimiliki seseorang terhadap suatu obyek. Disimpulkan secara keseluruhan bahwa seseorang yang mempunyai impresi dan kepercayaan yang tinggi akan suatu produk tidak dapat berpikir panjang untuk membeli dan menggunakan produk tersebut. Menurut Simamora (2003) pada penelitian Fristiana (2013:3) citra merek merupakan interprestasi yang diakumulasikan ke berbagai informasi yang dapat diterima oleh konsumen. Suatu hal yang dinterpretasikan adalah informasi tentang produk maupun perusahaan yang menaungi produk tersebut. Hal yang menginterpretasikan sebagai target pasar yang ditentukan oleh pihak perusahaan adalah konsumen. Hasil interpretasi yang diuraikan sebelumnya dapat bergantung pada dua hal yaitu: a. Bagaimana seorang konsumen dapat melakukan interpresentasi. b. Informasi yang seperti apa yang dapat diinterpretasikan. Menurut Durianto, Sugiarto, dan Budiman (2004:2-3) merek mengandung janji perusahaan yang secara konsisten dapat memberikan ciri, manfaat, dan jasa tertentu kepada konsumen. Merek dapat lebih dari jaminan kualitas, dikarenakan di dalamnya terdapat enam pengertian yang dapat diuraikan sebagai berikut: a. Atribut Produk, seperti halnya kualitas, gengsi, nilai jual kembali, desain, dan lain-lain. Sebuah produk dapat dikatakan sebagai sesuatu

20

yang mahal, produk yang dibuat dengan baik, terancang baik, tahan lama, bergengsi tinggi, dan sebagainya. b. Manfaat, meskipun suatu merek membawa sejumlah atribut, konsumen dapat membeli manfaat dari produk tersebut. Hal ini diperlukan untuk diartikan sebagai manfaat fungsional / emosional. Hal ini diperlukan untuk diartikan sebagai manfaat fungsional atau manfaat emosional. Sebagai contoh, atribut “mahal” cenderung diartikan sebagai manfaat emosional, sehingga konsumen yang menggunakan atribut tersebut merasa dirinya dianggap penting dan lebih dihargai. c. Nilai, merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen. Suatu produk dikatakan produk yang berkinerja tinggi, aman, bergengsi, dan sebagainya. Dengan demikian produsen produk tersebut juga mendapat nilai yang tinggi di mata masyarakat. d. Budaya, merek dapat mencerminkan budaya tertentu. Suatu produk dapat mencerminkan dari segi budaya negara yang memproduksi produk tersebut, kualitas bahan yang ada pada negara produsen, dan sebagainya. e. Kepribadian, merek juga mencerminkan kepribadian tertentu. Sering kali produk tertentu menggunakan kepribadian seseorang yang terkenal di mata masyarakat untuk mendongkrak atau meningkatkan merek produk yang diciptakan atau diproduksi. f. Pemakai, merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut. Konsumen pada umumnya memiliki

21

kemampuan membeli suatu produk. Apabila konsumen membeli sebuah produk dengan merek yang terkenal, maka konsumen dapat digolongkan sebagai konsumen menengah ke atas. Sebaliknya, apabila konsumen membeli suatu produk dengan merek yang tidak terlalu di kenal di mata masyarakat, atau tidak melihat dari segi merek maka konsumen tersebut digolongkan sebagai konsumen menengah ke bawah. Menurut

Wiratama

(2012:30)

dengan

dasar

konsep

yang

dikemukakan oleh Kotler (2000) bahwa para konsumen atau pelanggan memiliki kemungkinan pendapat atau tanggapan yang berbeda-beda terhadap citra merek suatu perusahaan. Selain itu, dalam melakukan pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen, kesadaran terhadap merek memegang peranan yang sangat penting. Merek dapat dijadikan sebagai preferensi seorang konsumen dalam keputusan pembelian. Konsumen atau pelanggan cenderung membeli produk atau jasa yang sudah dikenal baik oleh pelanggan atau konsumen itu sendiri, dibandingkan dengan produk atau jasa yang baru diciptakan oleh pihak produsen atau perusahaan. Alasan seorang konsumen cenderung membeli produk atau jasa yang lebih dikenal baik di mata konsumen itu sendiri dikarenakan produk yang dikenal memiliki jaminan yang mendorong seorang konsumen lebih nyaman dalam mengkonsumsi produk.

22

Indikator-indikator pendukung keberadaan citra merek menurut Keller (1993) pada penelitian Wiratama (2012:33-34) atas dasar yaitu sebagai berikut: a. Mudah Dikenali: bukan hanya dengan logo, sebuah merek dapat dikenal di pasaran melalui pesan dan cara dimana produk dikemas dan disajikan kepada para konsumen yang disebut trade dress. Pengertian dari trade dress itu sendiri adalah menggunakan komunikasi yang intensif, suatu bentuk produk khusus dapat menarik perhatian dan mudah dikenali oleh konsumen. Sehingga trade dress sering melayani fungsi yang sama seperti merek dagang, yaitu deferensiasi produk dan jasa di pasar yang dapat dimintakan perlindungan hukum. b. Reputasi yang Baik: Bagi sebuah perusahaan, citra dapat diartikan sebagai persepsi masyarakat atau konsumen terhadap jati diri perusahaan. Persepsi atau tanggapan didasari pada apa yang diketahui oleh konsumen atau kira tentang perusahaan yang bersangkutan. Sehingga perusahaan yang sama belum tentu memiliki citra yang sama di mata konsumen. Citra perusahaan menjadi salah satu pegangan bagi konsumen dalam mengambil keputusan penting. Contoh: keputusan dalam membeli suatu barang, keputusan untuk menentukan tempat menginap, pengambilan kursus, sekolah, dan lain-lain. Apabila perusahaan memiliki citra yang baik maka akan berdampak positif bagi perusahaan itu sendiri, sebaliknya apabila perusahaan memiliki citra yang buruk maka akan berdampak negatif

23

dan menimbulkan tanggapan yang buruk dari pihak konsumen serta menjadikan peluang bagi para pesaing. c. Selalu di Ingat: Artinya elemen merek yang akan dipilih hendaknya yang mudah diingat, dan dapat diucapkan dengan mudah. Simbol, logo, dan nama yang digunakan cenderung menarik dan unik untuk di baca, dilihat dan didengar konsumen. Sehingga dapat menarik perhatian konsumen atau masyarakat serta dapat dengan mudah untuk diingat di benak konsumen itu sendiri. 4. Hubungan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Berdasarkan pengertian di atas dan dengan konsep yang dikemukakan oleh Kotler (2000) pada penelitian Asshiddieqi (2012:39) brand image atau citra merek merupakan suatu tanggapan yang dikeluarkan oleh konsumen dikarenakan kinerja pelayanan pihak produsen yang memberikan kesan baik dalam pengenalan dan menciptakan sebuah produk. Dalam hal ini apabila perusahaan memberikan pelayanan dan kualitas produk yang baik maka konsumen akan memberikan tanggapan yang baik, sebaliknya apabila perusahaan memberikan pelayanan dan kualitas produk yang buruk, maka konsumen akan memberikan tanggapan yang buruk. Kondisi ini dapat memberikan efek ketika seorang konsumen ingin membeli sebuah produk yang diciptakan oleh pihak perusahaan. Sehingga dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H2: Brand image berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

24

5. Media Komunikasi Secara sederhana menurut Rahman (2013) media komunikasi dapat diuraikan dari dua kata yaitu media dan komunikasi. Media merupakan sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat kerasnya. Sedangkan komunikasi adalah proses yang menghubungankan manusia dengan lingkungan sekitarnya. Oleh sebab itu manusia memerlukan komunikasi antara dirinya dengan lingkungan, dan dalam berkomunikasi diperlukan media komunikasi. Media komunikasi merupakan sebuah alat perantara dalam hal menghubungkan antara satu orang informa dengan orang lain atau penerima informa. Media komunikasi sangat diperlukan dalam hal pengenalan suatu produk atau jasa yang diciptakan oleh pihak produsen atau perusahaan, dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang produk itu sendiri kepada para target pasar atau konsumen. Sehingga konsumen atau pelanggan mendapatkan informasi mengenai produk yang akan diperkenalkan oleh pihak produsen atau perusahaan. Menurut Suciningtyas (2012:2) dalam dunia pemasaran, istilah “media” dapat diartikan sebagai sarana komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, billboard, pamflet, dan internet. Pengiklanan menggunakan media untuk menyampaikan pesan-pesan komersial kepada target pasar atau konsumen mereka, dan media tersebut bergantung pada tingkatan-tingkatan yang berbeda dalam pengeluaran iklan untuk menutup pengeluaran operasional perusahaan tersebut.

25

Berdasarkan pengertian yang diuraikan oleh Suciningtyas (2012), maka media komunikasi dapat diuraikan dalam bentuknya yaitu sebagai berikut: a. Media Cetak: Merupakan sebuah alat komunikasi berupa lembaran kertas yang dapat digabungkan dalam bentuk buku bacaan. Contoh: majalah, buku pelajaran, koran, surat kabar, komik, novel, dan lain sebagainya. b. Radio: Merupakan media informasi yang dapat disampaikan melalui suara yang dipancarkan menggunakan gelombang elektromagnetik. Radio merupakan media komunikasi pertama dengan penyampaian informasi dalam bentuk suara yang dapat didengar dalam jarak yang cukup jauh secara langsung. c. Televisi: Merupakan media komunikasi virtual dengan menampilkan gambar dan suara secara langsung pada jarak yang cukup jauh. Kegunaan dari media ini adalah bermula untuk memberikan hiburan dan berita tentang kejadian-kejadian yang terjadi di suatu wilayah. Berkembangnya modernisasi di dunia maka revolusi kegunaan televisi tidak hanya untuk hiburan dan penyampaian berita, melainkan untuk penyampaian informasi sebuah produk atau jasa yang biasa disebut dengan iklan. d. Internet: Merupakan media komunikasi tercanggih yang ada di seluruh belahan bumi. Internet dapat menjangkau seluruh belahan dunia. Seseorang dapat mengaksesnya dengan mudah dan cepat, walaupun dengan jarak yang sangat jauh. Informasi yang ada pada

26

internet dapat digolongkan sebagai informasi terlengkap, dikarenakan jangkauan yang dapat tempuh oleh media internet tidak ada batasan. Sehingga sangat membantu konsumen dengan mudah dan cepat dalam mendapatkan dan menyampaikan suatu informasi. Pengertian media komunikasi menurut Sora (2014) dalam artikelnya menyatakan bahwa media komunikasi adalah semua sarana yang dapat di pakai untuk memproduksi, mereproduksi, mendistribusikan, dan menyebarkan serta menyampaikan informasi. Sehingga manusia dapat berkomunikasi

dengan

lingkungannya

tanpa

harus

mengadakan

hubungan secara langsung dengan lingkungannya, dan menjadikan kegiatan lebih relevan karena kegiatan komunikasi lebih mudah dilakukan. Proses ketika pengiriman informasi di era modern ini, teknologi komunikasi paling dicari diseluruh belahan dunia. Transformasi dan

inovasi

semakin

dikembangkan

guna

mempercepat

dan

mempermudah manusia atau konsumen dalam hal berbagi dan menerima informasi. Menurut Marshall yang dikemukakan oleh Sora (2014) dalam artikelnya dapat di uraikan fungsi media komunikasi yaitu sebagai berikut: a. Efektivitas. Dengan adanya media komunikasi, makin mempermudah kelancaran dalam penyampaian sebuah informasi antara produsen dengan konsumen maupun konsumen dengan produsen. b. Efisiensi. Menggunakan media komunikasi maka dapat mempercepat penyampaian informasi. Dengan kata lain dapat meminimalisir penggunaan waktu.

27

c. Konkrit.

Menggunakan

media

komunikasi

dapat

membantu

mempercepat isi pesan, yang biasanya memiliki sifat abstrak. d. Motivatif. Dalam menggunakan media komunikasi maka akan lebih semangat dalam melakukan komunikasi, karena kemudahankemudahan yang dapat dirasakan langsung oleh penggunanya dari pihak konsumen maupun pihak produsen. Berdasarkan fungsi media komunikasi yang telah dijabarkan di atas bahwa media komunikasi berfungsi dalam hal penyampaian informasi sebuah produk yang diproduksi oleh produsen kepada pihak target pasar atau konsumen. Kondisi ini dapat dikatakan sebagai kegiatan promosi. Dikarenakan kegiatan promosi dapat dikatakan sebagai tindakan dalam hal memperkenalkan, memberikan informasi, dan mengembangkan sebuah produk baru ke pasaran. Sehingga media komunikasi dapat dikatakan memiliki lima perangkat utama yang sama dengan promotion mix (Baskara:2011) yaitu dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Periklanan (Advertising) Periklanan adalah gagasan sebagai bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi mengenai gagasan barang atau jasa yang dibayar oleh pihak tertentu. Biasanya promosi dengan cara ini lebih berpengaruh aktif terutama media yang digunakan adalah media televisi. b. Pemasaran Langsung (Direct Marketing) Pemasaran langsung adalah suatu sistem pemasaran interaktif yang menggunakan satu atau lebih media periklanan untuk merespon yang terukur dan transaksi di lokasi manapun.

28

c. Promosi Penjualan (Sales Promotion) Promosi penjualan merupakan kegiatan penjualan yang bersifat jangka pendek dan tidak dilakukan secara berulang serta kuat dan mempercepat respon pasar yang ditargetkan sebagai alat lainnya dan menggunakan bentuk yang berbeda. d. Hubungan Masyarakat (Public relation) Hubungan masyarakat merupakan salah satu alat promosi yang penting. Ditujukan untuk membangun opini masyarakat dalam rangka memelihara, meningkatkan, dan melindungi citra perusahaan dan produk. e. Penjualan Pribadi (Personal Selling) Penjualan pribadi merupakan presentasi lisan dari suatu percakapan dengan satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan menciptakan penjualan. 6. Hubungan Media Komunikasi Terhadap Keputusan Pembelian Berdasarkan kutipan Suciningtyas (2012:2) pada penelitiannya maka dapat dikembangkan bahwa media komunikasi merupakan alat atau perantara interaksi antara pihak satu dengan pihak lainnya dengan variabel lainnya. Media komunikasi diperlukan ketika konsumen memerlukan informasi mengenai produk atau jasa yang ada di pasaran. Ketika konsumen mengenali sebuah produk yang ada di pasaran, maka konsumen dapat memilih bahwa produk tersebut sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya atau tidak. Sehingga media komunikasi dapat sebagai perantara yang akan membawa konsumen dalam memutuskan pembelian

29

sebuah produk. Oleh karena itu, dapat diputuskan hipotesa atas hubungan ini yaitu sebagi berikut: H3: Media komunikasi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian 7. Keputusan Pembelian Setiap individu manusia memiliki sifat dan sikap yang berbeda satu sama lain. Ketika seorang manusia dihadapkan dengan sebuah situasi, maka secara alamiah manusia akan melakukan sebuah tindakan atas tanggapan dari situasi yang muncul. Tindakan yang keluar dari benak manusia dapat dikatakan sebagai perilaku. Manusia digolongkan sebagai pengguna dalam memenuhi segala kebutuhannya. Kata pengguna disini adalah dapat dikatakan sebagai konsumen, karena pengguna akan mengkonsumsi atau menggunakan segala macam bentuk barang atau jasa sesuai dengan kebutuhan masing-masing golongan manusia. Dengan kata lain perilaku tersebut dapat dikatakan sebagai perilaku konsumen. Menurut Fandy Tjiptono (2002) pada penelitian Fristiana (2013:4) perilaku konsumen adalah tindakan yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh, menentukan produk dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakantindakan tersebut. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dilihat bahwa pemahaman tentang perilaku konsumen adalah pekerjaan yang tidak mudah. Sehingga cukup sulit dan kompleks, khususnya yang disebabkan oleh banyaknya variabel yang mempengaruhi. Variabel-variabel tersebut cenderung saling berinteraksi antar variabel satu dengan variabel lainnya.

30

Berdasarkan pengertian diatas dapat dijabarkan menurut Kotler dan Keller (2008) pada penelitian Akbar, K. (2013) tahap-tahap proses pembelian. Sehingga proses pembelian ini dapat menentukan bagimana seorang konsumen melakukan tindakan keputusan pembelian, yaitu sebagai berikut: Gambar 2.3 Tahapan Proses Pembelian Kosumen

Sumber: Akbar, K. (2010) menurut Kotler dan Keller (2008) a. Pengenalan Masalah Proses pembelian berawal ketika konsumen atau pembeli memiliki hasrat dalam memenuhi kebutuhan yang didukung dari rangsangan internal maupun rangsangan eksternal konsumen itu sendiri. Kebutuhan yang normal yang dapat langsung dirasakan oleh seseorang adalah rasa lapar, haus, dan lelah yang dapat dijadikan dorongan seorang konsumen itu sendiri dalam memenuhi kebutuhan. Sehingga rangsangan yang timbul dikategorikan sebagai rangsangan eksternal. b. Pencarian Informasi Sumber informasi utama dimana seorang konsumen dapat dibagi menjadi empat kelompok, yaitu: 1) Pribadi. Contoh: keluarga, teman, tetangga, rekan. 2) Komersial. Contoh: iklan, situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan, tampilan.

31

3) Publik. Contoh: media masa, organisasi pemeringkat konsumen. 4) Eksperimental. Contoh: penangan, pemeriksa, pengguna produk. c. Evaluasi Alternatif Dengan melewati tahap satu dan dua yang sudah diuraikan sebelumnya, konsumen dapat mempersiapkan diri untuk membuat suatu keputusan. Konsumen dapat menggunakan informasi yang ada dalam ingatannya, dan dengan informasi yang telah diperoleh konsumen dari luar maka dapat membangun suatu kriteria tertentu. d. Keputusan Pembelian Pada tahap ini, terjadi tahap dimana konsumen melakukan evaluasi saat memutuskan untuk membeli suatu produk atau jasa. Konsumen membentuk anggapan terhadap merek dalam kumpulan pilihan yang di hadapannya. Ketika konsumen melakukan pembelian, konsumen dapat membentuk lima sub keputusan, yaitu merek, penyalur, kuantitas, waktu, dan metode pembayaran. e. Perilaku Pasca Pembelian Setelah melakukan pembelian, konsumen akan mengalami konflik

yang

disebabkan

oleh

fitur

tertentu

dan

hal-hal

mengkhawatirkan tentang merek lain. Sehingga konsumen menjadi lebih waspada terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Kepuasan pasca pembelian adalah fungsi dari kedekatan antara harapan dan kinerja anggapan suatu produk. Apabila kinerja pekerja tidak memenuhi harapan, maka konsumen akan kecewa. Lalu apabila kinerja melebihi harapan, maka konsumen akan sangat puas.

32

Tindakan pasca pembelian dapat dikatakan bahwa apabila konsumen puas akan suatu produk atau jasa, maka kemungkinan konsumen ingin membeli produk itu kembali. Sehingga konsumen yang puas cenderung memberikan tanggapan yang baik tentang sebuah merek kepada konsumen lainnya. Menurut Sutisna (2003) pada penelitian Suprapti (2010:17) keputusan pembelian memiliki dimensi-dimensi yang mengukur sejauh mana konsumen dapat memutuskan untuk membeli suatu produk atau jasa, yang diuraikan sebagai berikut: a. Benefit Association. Kriteria benefit association menyatakan bahwa konsumen menemukan

manfaat

dari

produk

yang

akan

dibeli

dan

menghubungkannya dengan karakteristik merek. Manfaat yang dapat diambil pada kriteria adalah kemudahan dalam mengingat nama produk atau merek produk ketika dihadapkan dalam keputusan membeli sebuah produk atau jasa. Sehingga konsumen tidak kesulitan dalam memutuskan pembelian atas sebuah produk dengan merek tertentu. b. Prioritas dalam Membeli Prioritas dalam membeli terhadap salah satu produk yang ditawarkan sebuah produsen, dapat dilakukan oleh konsumen apabila perusahaan menawarkan produk yang lebih baik dari produk pesaingnya. Dikarenakan prioritas merupakan suatu hal yang lebih didahulukan dibandingkan hal lainnya.

33

c. Frekuensi Pembelian Ketika konsumen membeli sebuah produk dan merasa puas atas kinerja para pekerja sebuah perusahaan produk tersebut, maka konsumen dapat sering melakukan tindakan pembelian kembali dalam kurun waktu yang diinginkan oleh konsumen dalam memenuhi kebutuhannya.

B. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan judul penelitian ini, yang dapat dijadikan sebagai rujukan atau referensi yang bertujuan untuk menyempurnakan penelitian yang dilakukan sebelumnya dapat dijabarkan sebagai berikut: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu NO

Nama Pengarang 1. Wulan Suciningtyas (2012)

Judul

Alat Analisis Pengaruh Brand Analisis Awareness, Brand Regresi Image, dan Media Communication Terhadap Keputusan Pembelian

Hasil Hasil analisis regresi data menunjukkan persamaan yaitu: Y= 5,455+ 0,171X1 +0,226X2+0,148X3 maka tiap variabel mengalami peningkatan setiap 1 satuan untuk brand awareness (X1) menigkat 0,171, brand image (X2) meningkat 0,226, media communication (X3) meningkat 0,148 dan saling berhubungan positif dengan keputusan pembelian (Y).

34

2. Lilik Suprapti Analisis Pengaruh (2010) Brand Awareness, Preceived Value, Organizational Association, dan Preceived Quality Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi pada Pemilik Sepeda Motor Yamaha Mio CW di Harpindo Semarang) 3. Kurnia Akbar Analisis Pengaruh (2013) Harga, Brand Image, dan Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Handphone atau Smartphone Samsung Jenis Android. 4. Fuad Analisis Pengaruh Asshiddieqi Harga, Desain (2012) Produk, dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus pada Produk Crooz di Distro Ultraa Store Semarang) 5. Tito Baskara Pengaruh Bauran (2011) Promosi (Promotion Mix) Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Toserba “X” Kiaracondong Bandung

Analisis Regresi Berganda

Hasil dari penelitian adalah Brand Awareness, Preceived Value, Organizational Association, dan Preceived Quality bagi konsumen tinggi. Mempunyai nilai cronbach alpha > 0,60 maka keseluruhan variabel dikatakan reliabel.

Analisis Regresi Linier Berganda

Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara harga, brand image, dan atribut produk terhadap keputusan pembelian Handphone atau Smartphone Samsung Jenis Android.

Analisis Linear Berganda

Terdapat pengaruh positif antara Harga, Desain Produk, dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian.

Analisis Regresi

Hasil penelitian thitung>ttabel= 8,135>2,011 maka terdapat pengaruh positif antara Bauran Promosi (Promotion Mix) Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Toserba “X” Kiaracondong Bandung

35

C. Kerangkan Penelitian

Gambar 2.4 Kerangka Penelitian

Sumber: Data yang diolah (2016).

D. Hipotesis

H1 : Brand Awareness (X1) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian (Y). H2 : Brand Image (X2) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian (Y). H3 : Media komunikasi (X3) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian (Y). H4 : Brand Awareness (X1) , Brand Image (X2) , dan Media komunikasi (X3) secara simultan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian (Y).

BAB III METODE PENELITIAN

A. Kategori Penelitian

Kategori penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random (acak) dan pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian. Analisis data bersifat kuantitatif / statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian ini terdiri dari empat variabel yaitu tiga variabel independen (Brand Awareness, Brand Image, dan Media Komunikasi) dan satu variabel dependen (Keputusan Pembelian). Sehingga masing-masing variabel perlu dikemukakan / dideskripsikan. Hal ini menuntut penulis untuk mengumpulkan segala teori dasar atas variabel yang digunakan dalam penelitian ini, berdasarkan sumber-sumber bacaan yang memiliki tiga kriteria. Tiga kriteria di antaranya relevansi, kelengkapan, dan kemuktahiran. Menurut Sugiyono (2013) relevansi berkenaan dengan kecocokan antara variabel yang diteliti dengan teori yang dikemukakan, kelengkapan berkenaan dengan banyaknya sumber yang dibaca, kemutakhiran berkenaan dengan dimensi waktu.

36

37

Semakin baru sumber yang digunakan sebagai acuan dalam deskriptif teori, maka akan semakin mutakhir teori yang sesuai dengan penelitian ini.

B. Operasional Variabel

Pada operasional variabel yang dapat dijabarkan dalam bentuk tabel sesuai dengan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

VARIABEL

Tabel 3.1 Operasional Variabel DEFINISI DIMENSI

Brand Brand Awareness X1 awareness (Aaker:1997) merupakan kesanggupan konsumen dalam mengenal kembali suatu merek yang diyakinkan bagian dari produk tertentu.

Brand Image X2 (Kotler:2000)

Brand image adalah reputasi akan suatu produk yang harus dibentuk secara positif dengan tujuan mencapai keuntungan secara

a.Tidak Menyadari Merek (Unware of Brand) b.Pengenalan Merek (Brand Recognition)

INDIKATOR

1.kenali promo produk. 2.kemampuan mengenali jenis produk. 1.kenali slogan merek. 2.penyesuaian produk terhadap keinginan konsumen. c.Pengingatan 1.kemampuan Kembali Terhadap mengingat promo Merek (Brand produk. Recall) 2.kemampuan mengenal ciri khas sebuah merek. d.Puncak Pikiran 1.kemampuan (Top of Mind) mengingat varian produk. 2.mengingat ciri khas sebuah merek. a.Atribut Produk keunggulan yang ditampilkan dari sebuah merek. Tingkatan kesenjangan b. Manfaat sosial. c.Nilai Membangun kinerja yang baik dan positif. d.Budaya Keseharian yang memiliki perbedaan antar wilayah tertentu.

38

signifikan dan maksimal.

Media Komunikasi X3 (Suciningtyas: 2012)

Keputusan Pembelian Y (Fandy Tjiptono:2002)

Media komunikasi adalah sebuah wadah untuk memberikan segala informasi Mengenai sebuah merek terhadap produk yang memasuki dan diluncurkan ke pasaran.

Keputusan pembeli merupakan perilaku yang ditunjukan oleh konsumen dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya sesuai dengan kemampuan dari konsumen itu sendiri

e.Kepribadian

Timbul tanggapan positif disesuaikan dengan sikap yang ditunjukan.

f.Pemakai

a.Periklanan (advertising)

Penggolongan konsumen sesuai tingkat kemampuan membeli 1.pengenalan produk dengan media yang diminati konsumen 2.kemudahan mendapat informasi akan produk

b.Pemasaran langsung (direct marketing)

Pengenalan produk dan varian nya mencakup berbagai wilayah

c.Promosi penjualan (sales promotion) d.Hubungan masyarakat (public relation).

kegiatan promosi face to face terhadap konsumen Penyebaran informasi antar konsumen satu dengan lain atau kegiatan WOM (word of mouth).

e.Penjualan pribadi Menggunakan media (personal selling) pendukung dalam memasarkan sebuah produk akan merek tertentu. a.Benefit 1.mengingat kembali Association merek produk 2.mengetahui karakteristik merek b.Prioritas dalam 1.keunggunalan produk Membeli yang ditawarkan c.Frekuensi Pembelian

1.kepuasan atas kinerja produsen 2.pembelian secara berulang disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.

39

C. Sumber dan Cara Penentuan Data

1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini atas dasar konsep dari artikel Asyifusyinen (2015) adalah jenis data dokumenter dan data kuantitatif. Jenis data dokumenter adalah jenis data berupa faktur, jurnal, memo, surat-surat, hasil rapat, dan dalam bentuk laporan program. Data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang dapat diinput ke dalam skala pengukuran statistik. Fakta dan fenomena dalam data ini tidak dinyatakan dalam bahasa alami, melainkan dalam numerik. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti dari pihak pertama. Data primer adalah data yang belum pernah dikumpulkan sebelumnya, baik dengan cara tertentu atau periode waktu tertentu. Pada penelitian ini data primer diperoleh dari para Mahasiswa Universitas Pancasila yang menggunakan produk simPATI 4G LTE yang di produksi oleh PT Telkomsel, Tbk. 2. Cara Penentuan Data Pada penelitian ini penentuan data dilakukan dengan menentukan unit sampel dari pengukuruan ukuran sampel. Sampel merupakan bagian dari seberapa banyak jumlah populasi tersebut. Dalam menentukan unit sampel digunakan sampel skala kecil dan secara umum tidak dibedabedakan dari segi umur, jenjang pendidikan, atau pun jenis kelamin.

40

Pada penelitian ini teknik pengambilan keputusan yang digunakan adalah non probability sampling. Menurut Akbar (2014) atas dasar konsep Sugiono (2004) non probability sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang sama pada setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Sampel pada penelitian ini adalah para mahasiswa dan mahasiswi Pancasila. Teknik dalam

secara keseluruhan

di Universitas

penentuan pengambilan jumlah sampel

(responden) pada penelitian ini sesusai dengan teknik non probability sampling adalah teknik purposive sampling. Menurut Sugiono (2012) pada penelitian Wahyuni (2013) teknik purposive

sampling

adalah

teknik

penentuan

sampel

dengan

pertimbangan tertentu. Biasanya atas keterbatasan dana, tenaga, dan waktu dalam melakukan penelitian. Menurut Suprapti (2010) atas dasar konsep Widiyanto (2008) ukuran sampel penelitian ini tidak diketahui dengan pasti, maka besar sampel yang digunakan dapat dihitung dengan rumus yaitu:

n=

Z2 4(Moe)2

Keterangan : n

= ukuran sampel

Z

= nilai pada tingkat sig tertentu (derajat keyakinan ditentukan 95%),

maka Z = 1,96 Moe = margin of error tingkat kesalahan maksimum adalah 10% Dengan demikian dapat diketahui bahwa sampel yang dibutuhkan sesuai dengan perhitungan di atas, dapat dihitung sebagai berikut:

41

n=

n=

Z2 4(Moe)2 1,962 4(0,1)2

n = 96,04 atau dibulatkan menjadi 100 Dari hasil perhitungan di atas dapat diperoleh jumlah sampel (responden) yang akan di teliti adalah sebanyak 100 responden. 3. Obyek Penelitian Pada penelitian ini obyek penelitian yang digunakan adalah salah satu perusahaan yang berjalan di bidang provider atau jaringan seluler yaitu PT Telkomsel, Tbk. Secara spesifik produk yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah produk simPATI jaringan seluler 4G LTE (Long Term Evolution). Produk simPATI 4G LTE perdana pertama yang dikeluarkan oleh pihak PT Telkomsel, Tbk. Secara spontanitas apabila konsumen ditanyakan oleh konsumen lain tentang produk Telkomsel akan menyebutkan produk simPATI 4G LTE dikarenakan produk tersebut merupakan produk yang paling dikenal di mata konsumen.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini di dalam artikelnya adalah metode kuesioner. Dasar konsep Ali (2015) terhadap metode kuesioner adalah metode yang menggunakan sebuah daftar yang terdiri dari sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab atau

42

diisi oleh pihak konsumen yang disebut dengan responden. Pertanyaan yang ada pada metode ini harus berkatian dengan objek penelitian dan di setiap butir pertanyaan mencakup dari setiap variabel indenpen yang ada pada penelitian ini. Jenis dari metode kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner dengan pertanyaan-pertanyaan tertutup (closed question). Pertanyaan-pertanyaan tertutup ini terdiri dari pertanyaan yang sudah terkonsep sesuai dengan judul penelitian ini. Sehingga responden diharuskan mengisi kuesioner ini secara terkonsep dan tidak dapat secara bebas mengisi kuesioner pada penelitian ini Metode kuesioner dilakukan dengan menggunakan Sakla Likert. Sakla Likert menurut Ummaroh (2014) dalam penelitiannya merupakan suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan skala ini banyak digunakan dalam sebuah penelitian berupa survei. Skala likert digunakan dalam mengukur pendapat, persepsi, dan tanggapan seseorang (responden). Bentuk dari skala likert dalam pengisiannya adalah berupa ceklist atau pilihan ganda, yang selanjutnya untuk setiap butir pertanyaan akan diberikan bobot. Tabel 3.2 Skala Likert Persepsi Resonden Nilai Sikap/Bobot Sangat Setuju (SS) 5 Setuju (S) 4 Kurang Setuju (KS) 3 Tidak Setuju (TS) 2 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Ummaroh (2014:50) Berdasarkan pada tabel opersasional, maka butir pertanyaan ada dua puluh lima butir pertanyaan yang terdiri dari:

43

a. Variabel independen X1 8 pertanyaan, X2 dan X3 6 pertanyaan. b. Variabel dependen Y 5 pertanyaan. 2. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Berdasarkan artikel dari Syamsul (2014) uji validitas merupakan suatu pengujian yang digunakan oleh penulis untuk menunjukan bahwa variabel yang diukur dapat dikatakan valid dan benar-benar diteliti oleh peneliti. Validitas menunjukan ketepatan variabel yang sudah ditentukan sebelumnya oleh peneliti. Uji validitas digunakan untuk menjadikan tolak ukur setiap variabel yang akan diukur oleh penulis dan mengkolerasikan antara variabel satu dengan variabel lain sesuai dengan variabel-variabel yang ada pada penelitian ini. Uji reliabilitas adalah suatu pengujian yang merujuk pada suatu pemahaman bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini dipercaya mampu memberikan informasi yang sebenarnya (Syamsul, 2004). Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah kuesioner. Dalam uji reliabitas terhadap metode kuesioner yang digunakan untuk merujuk kepada, jika responden dapat menjawab setiap butir pertanyaan dengan hasil yang stabil dari waktu ke waktu kuesioner maka kuesioner dapat dikatakan reliabel.

E. Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis

1. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif. Teknik analisis data kualitas

44

adalah teknik yang membandingkan antar data variabel satu dengan variabel lainnya. Teknik ini merupakan teknik yang menggolongkan setiap butir pertanyaan (dalam kuesioner) sesuai dengan variabel-variabel independet dan dependent yang ada pada penelitian ini. Sehingga dapat ditarik kesimpulan dari jawaban-jawaban yang sudah diisi oleh para responden. Penelitian ini menggunakan program software SPSS (Statistical Package for Sosial Science) yang memiliki fungsi untuk menganalisis data dan melakukan perhitungan statistik dengan basis Windows. Program ini sering digunakan dalam metode penelitan yang hanya menggunakan satu variabel dependen (Y) sebagai acuan sebuah penelitian. Dalam penenlitian ini menggunakan program SPSS for Windows version 20.0. 2. Teknik Pengujian Hipotesis Penelitian ini menggunakan program SPSS for Windows version 20.0 dimana analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. a. Analisis Regresi Linier Berganda Menurut Ummaroh (2014:54) analisis regresi linier berganda merupakan sebuah pendekatan yang digunakan untuk mendefinisikan hubungan secara matematis antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Hubungan secara matematis dilakukan agar dapat memprediksikan nilai (Y) atas dasar masing-masing nilai (X). Dengan menggunakan teknik ini, dapat diketahui dengan pasti antara variabel independen dan variabel dependen memiliki hubungan

45

yang siginifikan. Sehingga cara mengetahui pengaruh variabel independen dengan variabel dependen digunakan rumus analisis regresi linier berganda dengan rumus:

Y = a + βYX1 + βYX2 + βYX3 + e Dimana: Y

= variabel Keputusan Pembelian Konsumen

X1

= variabel Brand Awareness

X2

= variabel Brand Imagge

X3

= variabel Media Komunikasi

βY

= koefisian kepuasan konsumen

a

= kostanta

e

= standar error

b. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui keberhasilan antara variabel independen yang dihubungan dengan variabel dependen agar tercipta analisis yang dapat diinterpretasikan secara lebih akurat, efisien, dan terbatas dari kelemahan-kelemahan yang terjadi akibat dari adanya gejala-gejala asumsi klasik dan model regresi yang dihasilkan berupa model regresi yang menghasilkan estimator linier tidak bias dan model regresi memenuhi kaidah BLUE (Blue Linear Unbiased Estimator). Menurut Ummaroh (2014) uji asumsi klasik memiliki beberapa dimensi penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini. Uji asumsi klasik ini harus dipenuhi agar mendapatkan model regresi yang

46

baik. Uji asumsi klasik terdiri dari Uji Normalitas, Uji Autokolerasi, Uji Heterokedastisitas, dan Uji Multikolineritas. 1) Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji variabel pengganggu memiliki distribusi yang normal atau tidak di dalam model regresinya. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan mengamati penyebaran data pada sumbu diagonal grafik P-P Plot. Ketika P-P plot memiliki titik-titik yang menyebar di antara garis diagonal dan mengikuti garis diagonal, maka dapat dikatakan sebagai berikut: a) Jika data yang menyebar jauh diantara arah garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka regresi tersebut tidak memenuhi asumsi normalitas. b) Jika data yang menyebar disekitaran arah garis diagonal atau mengikuti arah garis diagonal, maka regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas. Pernyataan di atas akan terlaksana apabila pengambilan keputusan dalam uji normalitas yang sesuai dengan teknik KolgomorovSmirnov, yang dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Data berdistribusi normal, apabila nilai signifikansi (sig) > 0,05. b) Data tidak berdistribusi normal, apabila nilai signifikansi (sig) < 0,05. 2) Uji Autokolerasi Uji autokolerasi bertujuan untuk menguji dalam sebuah model

47

regresi linier memiliki kolerasi memiliki kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya atau tidak. Dasar perhitungan keputusan uji ini memiliki ketentuan sebagai berikut: a) Jika DWhitung < dL atau (4-d) < dL, maka terdapat autokolerasi. b) Jika DWhitung > dU dan (4-d) > dU, maka tidak ada autokolerasi. c) Jika dL < d < dU atau dL< (4-d) < dU, maka tidak mendapatkan hasil atau kesimpulan yang pasti. 3) Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujan untuk mengetahui ketika terjadi penyimpangan model atau tidak terjadi penyimpangan model karena gangguan varian yang berbeda antara observasi satu dengan observasi lainnya. Ketentuan dari uji ini adalah sebagai berikut: a) Apabila

titik-titik

membentuk

pola

yang

teratur

maka

disimpulkan terdapat masalah heteroskedastisitas dalam regresi. b) Apabila titik-titik tidak membentuk pola dan menyebar di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan tidak memiliki masalah heteroskedastisitas. 4) Uji Multikolinieritas Menurut Ghozali (2007) pada penellitian Suprapti (2010) uji multikolinieritas digunakan dalam mengetahui adanya kolerasi antar variabel independen. Uji ini dapat mendeteksi ada atau tidak multikolinieritas di dalam model regresi, yang dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya VIF (Variance Inflaction Factor).

48

Ketentuan uji ini adalah nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. c. Uji Hipotesis Nilai yang berupa tingkatan yang signifikan sesuai dengan penelitian ini adalah sebesar (0,05) atau setara dengan 5%. Dikarenakan nilai yang tercantum mewakili pengaruh antara kedua variabel dan tingkatan nilai tersebut sudah biasa digunakan dalam penelitianpenelitian sebelumnya. Tingkat signifikan sebesar 0,05 (5%) artinya kemungkinan besar variabel-variabel yang ada pada penelitian ini dapat ditarik kesimpulan memiliki toleransi kesalahan sebesar 5%. Uji hipotesis dapat dilakukan dengan cara Uji regresi dengan melihat pengaruh secara parsial. Uji ini digunakan ketika peneliti ingin mengetahui variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Uji regresi analisis koefisien determinasi dapat dilihat dari nilai Adjusted R Squre yang menunjukkan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel independen. Semakin tinggi nilai Adjusted R Squre maka semakin baik model regresi yang digunakan. Dikarenakan kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat semakin besar, demikian pula apabila yang terjadi sebaliknya (Marlina dan Danica:2009). Dengan kata lain analisis koefisien determinasi dilakukan agar mengetahui seberapa kuat

49

keterikatan atau pengaruh antara variabel dependen terhadap variabel independen secara parsial. Analisis secara parsial ini dilihat dengan menggunakan uji t, sedangkan dalam menguji secara parsial dapat dilihat dengan menggunakan uji F dalam menguji siginifikansi korelasi product moment dengan membandingkan thitung dan ttabel. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya, maka dapat diperoleh berdasarkan tingkat signifikansi (α) dan derajat kebebasan (df) = n-k. Ketentuan pengambilan keputusan yang ditetapkan dapat dikatakan sebagai berikut: Ho diterima jika thitung ≤ ttabel. Ho ditolak jika thitung > ttabel. Apabila Ho diterima, maka hal tersebut dapat menunjukan bahwa variabel independen tidak memiliki pengaruh yang secara signifikan dengan variabel dependen. Sebaliknya apabila Ho ditolak, maka hal tersebut dapat menunjukan variabel independen memiliki pengaruh yang secara siginifikan dengan variabel dependen. Secara parsial digunakan dengan menggunakan uji t. Penentuan hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t adalah sebagai berikut: a) Pengujian pengaruh X1 secara parsial terhadap Y. Ho

: Brand Awareness tidak berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Keputusan Pembelian. H1

: Brand Awareness berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian.

50

b) Pengujian pengaruh X2 secara parsial terhadap Y. Ho

: Brand Image tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian.

H1

: Brand Image berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian..

c) Pengujian pengaruh X3 secara parsial terhadap Y. Ho

: Media Komunikasi tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian.

H1

: Media Komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian.

Secara simultan pengujian yang dilakukan menggunakan uji F. Bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen secara keseluruhan berpengaruh secara signifikam dengan variabel dependen Berikut penentuan hipotesih dengan uji F: d) Pengaruh X1, X2, dan X3 secara simultan terhadap Y: Ho

: Brand Awareness, Brand Image, dan Media Komunikasi secara simultan tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian.

H1

: Brand Awareness, Brand Image, dan Media Komunikasi secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Obyek Penelitian

1. Profil Perusahaan PT Telkomsel, Tbk berdiri pada tanggal 26 Mei 1995 oleh PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk dan PT Indosat, Tbk. Pada saat yang bersamaan Telkomsel meluncurkan produk pertamanya adalah kartuHalo sebagai pasca bayar. Perusahaan ini dibangun sebagai penyedia layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. Telkomsel memiliki visi menjadi penyedia layanan dan solusi mobile digital lifestyle kelas dunia yang terpercaya. Selain visi, Telkomsel memiliki misi yaitu memberikan layanan dan solusi mobile digital yang melebihi ekspektasi pelanggan, memberikan nilai tambah kepada para stakeholders (pemegang saham), dan mendukung pertumbuhan ekonomi bangsa. Memiliki hubungan yang baik dengan para mitra kerja perusahaan, pemerintah, masyarakat, dan media masa yang dimiliki Telkomsel dapat dikategorikan sebagai kode etik perusahaan (code of conduct). Kode etik perusahaan Telkomsel merupakan turunan dan implementasi dari budaya perusahaan (“THE TELKOMSEL WAY”). Setiap karyawan Telkomsel wajib untuk menerima dan menerapkan nilai budaya perusahaan dan Code of Conduct sebagai panduan bertindak dalam menetapkan hubungan kerja,

51

52

pola pikir, sikap, dan perilaku sehari-hari dengan sesama karyawan dan/atau pihak-pihak lainnya. Karyawan diminta untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai THE TELKOMSEL WAY yaitu InteGrity, Respect, Enthusiasm, LoyAlty, dan Totality. Seluruh karyawan diharapkan jujur dan etis, termasuk dalam penanganan benturan kepentingan antara hubungan pribadi dan profesional, baik yang nyata maupun yang diduga dapat menimbulkan benturan kepentingan. Mematuhi ketentuan internal perusahaan, undangundang dan peraturan yang berlaku serta menjalankan prosedur dan pengendalian intern untuk menjamin integritas proses laporan keuangan perusahaan dan kepatuhan hukum. Teknologi dan kualitas SDM para karyawan sangat diutamakan dalam membangun dan mengembangkan citra perusahaan yang baik. Dapat terlihat dari segala pencapaian yang sudah dimiliki oleh Telkomsel yaitu sertifikat ISO 9001:2000 yang diraih oleh pihak Call Center pada tahun 2005. Telkomsel juga perusahaan seluler pertama di Indonesia yang meluncurkan teknologi jaringan 3G pada tahun 2006 dan jaringan 4G LTE pada tahun 2014. Dengan segala pencapaian yang telah diraih oleh Telkomsel, menjadikan Telkomsel sebagai Leader Market (pemimpin) perusahaan layanan penyedia jasa komunikasi di Indonesia dibandingkan para pesaing. a. Merek Dagang

53

Gambar 4.1 Logo Telkomsel

Sumber: Telkomsel.com (diakses, 2016). Logo merupakan bagian dari Brand Image (citra perusahaan) dalam mengenali dan membedakan antara perusahaan satu dengan perusahaan lain. Logo Telkomsel memiliki makna yang dapat diuraikan sebagi berikut (Fabian:2011): 1) Lingkaran Elips Horizontal Lingkaran yang membelah heksagon melambangkan penyelenggara jasa telekomunikasi domestik (PT Telkom). 2) Lingkaran Elips Vertikal Melambangkan penyelenggara jasa telekomunikasi Internasional di Indonesia (PT Telkom) sebagai salah satu “The Founding Father”. 3) Heksagon Merah Melambangkan seluler. Warna merah pada heksagon memiliki makna bahwa Telkomsel berani dan siap menyongsong masa depan dengan segala kemungkinan. 4) Heksagon Abu-abu Kehitaman Melambangkan Telkomsel selalu siap mengayomi dan terus memenuhi kebutuhan pelanggan, sedangkan warna abu-abu adalah warna logam yang berarti kesejukan, luas, dan fleksibel.

54

5) Pertemuan Dua Lingkaran Berwarna Putih Diatas Heksagon Merah Melambangkan bentuk huruf “t” sebagai huruf awal Telkomsel. warna putih pada huruf tersebut memiliki arti keberanian, keterbukaan, dan transparan. b. Produk Telkomsel 1) kartuHalo Gambar 4.2 Logo kartuHalo

Sumber:Telkomsel.com (diakses, 2016). kartuHalo merupakan kartu pasca bayar terbaik di Indonesia, dengan memiliki sinyal yang kuat dan jaringan jangkauan yang luas. kartuHalo memiliki fasilitas varian paket terbaru yaitu Halo Fit My Plan atau Halo Fit Hybrid. My Plan adalah paket pasca bayar yang menawarkan keleluasaan lebih dengan kemudahan pemilihan paket yang lebih fleksibel dari layanan pasca bayar lainnya. 2) simPATI 4G LTE Gambar 4.3 Logo simPati 4G LTE

Sumber: Telkomsel.com (diakses, 2016).

55

simPATI merupakan kartu pra bayar yang diluncurkan pertama kali di Indonesia oleh Telkomsel. simPATI memiliki berbagai fitur yang dapat dengan bebas dipilih oleh para pelanggan atau konsumen aktif perdana ini sesuai dengan kebutuhan pelanggan itu sendiri. Fitur yang ditawarkan di antaranya adalah simPATI Social Max, simPati GIGAMAX, dan simPati FREEDOM. Jaringan pada perdana simPATI ini adalah 4G LTE, yang memberikan keuntungan lebih bagi para penggunanya. Keuntungan yang dari jaringan tersebut adalah cepat dan jangkauan yang luas. Kartu yang disajikan sudah digunakan kartu USIM (Universal Subscriber Identity Module) ready untuk digunakan pada jaringan 4G LTE dengan harga yang cukup terjangkau. 3) kartuAs Gambar 4.4 Logo kartuAs

Sumber: Telkomsel.com (diakses, 2016). kartuAs merupakan kartu perdana yang diluncurkan simPATI lebih menekankan harga yang terjangkau dari segi layanan jasa SMS dan telepon. kartuAs tetap memberikan layanan internet dengan jaringan 4G LTE. Akan tetapi, sebagian besar keunggulan kartu ini lebih ke fasilitas SMS dan telepon.

56

4) Loop Gambar 4.5 Logo Loop

Sumber: Telkomsel.com (diakses, 2016). Kartu perdana Loop adalah kartu perdana terbaru yang dikeluarkan oleh Telkomsel. Loop lebih menjuruskan pelanggannya adalah kalangan anak muda, dikarenakan penyajian yang diluncurkan menarik pengguna para kalangan muda. 2. Profil Responden Penelitian ini meneliti tentang pengaruh brand awareness, brand image, dan media komunikasi terhadap keputusan pembelian pada jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk yang dilaksanakan di wilayah Universitas Pancasila. Sehingga responden penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Pancasila. Pengambilan responden dalam penelitian ini didapatkan sebanyak 100 responden yang sesuai dengan perhintungan metode sampel kepada para mahasiswa Universitas Pancasila. Dalam mendapatkan gambaran umum tentang responden, maka dilakukan analisa deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin. Para responden diberikan ketentuan harus pengguna kartu perdana simPATI 4G LTE. Apabila resonden tidak

57

menggunakan kartu perdana simPATI 4G LTE, maka mereka tidak dapat dimasukkan sebagai responden pada penelitian. a. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Gambar 4.6 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

41 (41%) 59 (59%)

Sumber : Hasil Pengolahan Data Sekunder, 2016

Gambar 4.7 Pengguna simPATI 4G LTE PT Telkomsel, Tbk di Universitas Pancasila

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2016.

Berdasarkan hasil data pengolahan di atas dapat dijelaskan bahwa pengguna provider simPATI 4G LTE secara keseluruhan responden yang sudah ditentukan sebanyak 100 responden adalah 41% laki-laki dan 59% perempuan. Secara keseluruhan responden pada penelitian ini diharuskan adalah pengguna simPATI 4G LTE. Perhitungan ini atas

58

responden yang berada pada Universitas Pancasila yang diambil sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan oleh peneliti. b. Deskripsi Jawaban Responden 1) Variabel Brand Awareness (X1) Untuk melihat brand awareness konsumen simPATI 4G LTE dengan cara menganalisis kuesioner yang menyangkut dimensi unware of brand (tidak menyadari merek), brand recognation (pengenalan merek), brand recall (pengingatan merek), dan top of mind (puncak pikiran). a) Dimensi Tidak Menyadari Merek (unware of brand) Tabel 4.1 Tanggapan Responden Tentang Dimensi Unware of Brand

Butir 1 Kategori Frequ Perce ency nt (%) Sangat tidak setuju Tidak setuju 1 1% Kurang setuju 10 10% Setuju 52 52% Sangat setuju 37 37% Total 100 100% Sumber: Data diolah (2016).

Butir 2 Frequ Perce ency nt (%) 6 6% 62 62% 32 32% 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapat dijelaskan bahwa tanggapan responden tentang dimensi unware of brand untuk butir 1 mayoritas dikategorikan setuju dengan persentase sebesar 52%, kategori sangat setuju sebesar 37%, kategori kurang setuju sebesar 10%, dan kategori tidak setuju sebesar 1%. Hal ini menunjukkan bahwa responden lebih dominan setuju terhadap

59

pertanyaan promo produk yang dilakukan pihak Telkomsel terkenal dengan baik oleh responden. Pada butir 2 mayoritas dikategorikan setuju dengan persentase sebesar 62%, kategori sangat setuju sebesar 32%, dan kategori kurang setuju sebesar 6%. Hal ini menunjukkan responden lebih dominan setuju

bahwa

dengan pernyataan bahwa

responden paham dalam mengenali jenis produk simPATI 4G LTE PT Telkomsel, Tbk. b) Dimensi Pengenalan Merek (brand recognition) Tabel 4.2 Tanggapan Responden Tentang Dimensi Brand Recognition

Kategori Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju Setuju Sangat setuju Total

Butir 3 Frequ Percen ency t (%) 4 4% 12 12% 40 40% 44 44% 100 100%

Butir 4 Frequ Percen ency t (%) 1 1% 10 10% 45 45% 44 44% 100 100%

Sumber: Data diolah (2016).

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dapat dijelaskan bahwa tanggapan responden tentang dimensi brand recognation untuk butir 3 mayoritas dikategorikan sangat setuju dengan persentase sebesar 44%, kategori setuju sebesar 40%, kategori kurang setuju sebesar 12%, dan kategori tidak setuju sebesar 4%. Hal ini menunjukkan bahwa responden lebih dominan sangat setuju dengan pernyataan slogan Telkomsel mudah diingat responden.

60

Pada butir 4 mayoritas dikategorikan setuju dengan persentase sebesar 45%, kategori sangat setuju sebesar 44%, kategori kurang setuju sebesar 10%, dan kategori tidak setuju sebesar 1%. Hal ini menunjukkan bahwa responden lebih dominan setuju dengan pertanyaan produk simPATI 4G LTE memberikan kesesuaian dalam hal teknologi di bidang jaringan komunikasi. c) Dimensi Pengingatan Merek (brand recall) Tabel 4.3 Tanggapan Responden Tentang Dimensi Brand Recall

Butir 5 Frequ Perce ency nt (%) Sangat tidak setuju Tidak setuju 2 2% Kurang setuju 15 15% Setuju 49 49% Sangat setuju 34 34% Total 100 100% Sumber: Data diolah (2016). Kategori

Butir 6 Frequ Perce ency nt (%) 2 2% 8 8% 38 38% 52 52% 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas dapat dijelaskan bahwa tanggapan responden tentang dimensi brand recall untuk butir 5 mayoritas dikategorikan setuju dengan persentase sebesar 49%, kategori sangat setuju sebesar 34%, kategori kurang setuju sebesar 15%, dan kategori tidak setuju sebesar 2%. Hal ini menunjukkan bahwa responden lebih dominan setuju dengan pernyataan simPATI adalah produk yang mudah diingat kembali dari setiap promosi yang dilakukan oleh Telkomsel. Pada butir 6 mayoritas dikategorikan sangat setuju dengan persentase sebesar 52%, kategori setuju sebesar 38%, kategori

61

kurang setuju sebesar 8%, dan kategori tidak setuju sebesar 2%. Hal ini menunjukkan bahwa responden lebih dominan sangat setuju terhadap pernyataan warna merah menjadi ciri khas simPATI 4G LTE yang dapat dikenal dengan mudah oleh responden. d) Dimensi Puncak Pikiran (top of mind) Tabel 4.4 Tanggapan Responden Tentang Dimensi Top of MInd

Butir 7 Frequ Perce ency nt (%) Sangat tidak setuju Tidak setuju 1 1% Kurang setuju 13 13% Setuju 45 45% Sangat setuju 41 41% Total 100 100% Sumber: Data diolah (2016). Kategori

Butir 8 Frequ Perce ency nt (%) 2 2% 17 17% 40 40% 41 41% 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas dapat dijelaskan bahwa tanggapan responden pada dimensi top of mind untuk butir 7 mayoritas dikategorikan setuju dengan persentase sebesar 45%, kategori sangat setuju sebesar 41%, kategori kurang setuju sebesar 13%, dan kategori tidak setuju sebesar 1%. Hal ini menunjukkan bahwa responden lebih dominan setuju terhadap pernyataan simPATI 4G LTE merupakan produk yang mudah diingat dibandingkan produk pesaing. Pada butir 8 mayoritas dikategorikan sangat setuju dengan persentase sebesar 41%, kategori setuju sebesar 40%, kategori kurang setuju sebesar 17%, dan kategori tidak setuju sebesar 2%.

62

Hal ini menunjukkan bahwa responden leih dominan sangat setuju dalam pernyataan simPATI 4G LTE adalah produk pertama yang mudah diingat responden, ketika ditanyakan produk apa saja yang diciptakan Telkomsel secara spontan. Berdasarkan hasil deskriptif yang telah diuraikan sesuai dengan dimensi-dimensi brand awareness, maka dapat direkapitulasi hasil deskriptif secara keseluruhan atas dasar variabel brand awareness sebagai berikut: Tabel 4.5 Hasil Deskriptif Brand Awareness B.1 B.2 B.3 B.4 B.5 B.6 B.7 B.8 STS 4% 1% 2% 2% 1% 2% TS 1% 10% 6% 12% 10% 15% 8% 13% 17% KS 52% 62% 40% 45% 49% 38% 45% 40% S SS 37% 32% 44% 44% 34% 52% 41% 41% Sumber: Data Diolah (2016).

Total (%) 13% 1,625% 91% 11,375% 371% 46,375% 325% 40,625%

Dapat disimpulkan untuk variabel brand awareness bahwa secara keseluruhan dari setiap butir pertanyaan mayoritas responden dapat dikategorikan sejutu dengan pernyataan bahwa brand awareness mempengaruhi

responden

dalam

pengambilan

keputusan

pembelian. Persentase yang mendukung pernyataan tersebut dapat dilihat dari Tabel 4.5 hasil deskriptif brand awareness sebesar 46,375%. Untuk persentase terbanyak dengan kategori setuju terdapat pada variabel unware of brand butir 2 sebesar 62%. 2) Variabel Brand Image (X2) Untuk melihat brand image (citra merek) konsumen simPATI 4G LTE dengan cara menganalisis kuesioner yang menyangkut dimensi

63

atribut produk, manfaat, nilai, budaya, kepribadian, dan pemakai. Masing-masing dimensi variabel brand image memiliki butir pertanyaan sebagai berikut: Tabel 4.6 Tanggapan Responden Tentang Variabel Brand Image Butir 9 Kategori

Butir 10 Freque ncy

Freque ncy Sangat Tidak 1 Setuju (1%) Tidak Setuju 1 1 (1%) (1%) Kurang 22 13 Setuju (22%) (13%) Setuju 42 49 (42%) (49%) Sangat Setuju 34 37 (34%) (37%) Total 100 100 Sumber: Data diolah (2016).

Butir 11 Freque ncy 1 (1%) 1 (1%) 13 (13%) 51 (51%) 34 (34%) 100

Butir 12 Freque ncy 1 (1%) 1 (1%) 13 (13%) 51 (51%) 34 (34%) 100

Butir 13 Freque ncy 1 (1%) 2 (2%) 16 (16%) 46 (46%) 35 (35%) 100

Butir 14 Freque ncy 1 (1%) 1 (1%) 10 (10%) 60 (60%) 28 (28%) 100

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dijelaskan bahwa pada dimensi atribut produk butir 9 mayoritas tanggapan responden dikategorikan setuju dengan persentase sebesar 42%, kategori sangat setuju 34%, kategori kurang setuju sebesar 22%, kategori tidak setuju sebesar 1%, dan kategori sangat tidak setuju sebesar 1%. Hal ini menunjukkan responden lebih dominan setuju pernyataan simPATI 4G LTE pada Telkomsel memiliki jaringan yang cepat tanpa adanya buffering. Pada dimensi manfaat butir 10 mayoritas tanggapan responden dikategorikan setuju dengan persentase sebesar 49%, kategori sangat setuju sebesar 37%, kategori kurang setuju sebesar 13 %, dan kategori sangat tidak setuju sebesar 1 %. Hal ini menunjukkan bahwa responden lebih dominan setuju dengan pernyataan

64

responden bangga memakai produk simPATI 4G LTE karena tidak mengalami keterlambatan dalam memperoleh data dibandingkan provider pesaing. Pada dimensi nilai butir 11 mayoritas tanggapan responden dikategorikan setuju dengan persentase sebesar 51%, kategori sangat setuju sebesar 34%, kategori kurang setuju sebesar 13%, kategori tidak setuju sebesar 1%, dan kategori sangat tidak setuju sebesar 1%. Hal ini menunjukkan bahwa responden lebih dominan setuju dengan pernyataan pelayanan yang diberikan Telkomsel sangat ramah dan cepat tanggap. Pada dimensi budaya butir 12 mayoritas tanggapan responden dikategorikan setuju dengan persentase sebesar 51%, kategori sangat setuju sebesar 34%, kategori kurang setuju sebesar 13%, kategori tidak setuju sebesar 1%, dan kategori sangat tidak setuju sebesar 1%. Hal ini menunjukkan bahwa responden lebih dominan setuju dengan pernyataan jaringan 4G LTE produk simPATI 4G LTE memiliki daya jangkau yang baik di berbagai wilayah di Indonesia. Pada dimensi kepribadian butir 13 mayoritas tanggapan responden dikategorikan setuju dengan persentase sebesar 46%, kategori sangat setuju sebesar 35%, kategori kurang setuju sebesar 16%, kategori tidak setuju sebesar 2%, dan kategori sangat tidak setuju 1%. Hal ini menunjukkan bahwa responden lebih dominan setuju dengan pernyataan simPATI 4G LTE memiliki daya tanggap positif dimata responden sebagai konsumen.

65

Pada dimensi pemakai butir 14 mayoritas tanggapan responden dikategorikan setuju dengan persentase sebesar 60%, kategori sangat setuju sebesar 28%, kategori kurang setuju sebesar 10%, kategori tidak setuju sebesar 1%, dan kategori sangat tidak setuju sebesar 1%. Hal ini menunjukkan bahwa responden lebih dominan setuju dengan pernyataan responden termasuk konsumen aktif pada produk simPATI 4G LTE. 3) Variabel Media Komunikasi (X3) Untuk melihat media komunikasi konsumen simPATI 4G LTE dengan cara menganalisis kuesioner yang menyangkut dimensi promotion mix yaitu periklanan, pemasaran langsung, promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan penjualan pribadi. a) Periklanan Tabel 4.7 Tanggapan Responden Tentang Dimensi Periklanan Butir 15 Butir 16 Kategori Frequ Perce Frequ Perce ency nt (%) ency nt (%) Sangat tidak setuju 1 1% 1 1% Tidak setuju 1 1% Kurang setuju 11 11% 7 7% Setuju 57 57% 59 59% Sangat setuju 31 31% 32 32% Total 100 100% 100 100% Sumber: Data diolah (2016).

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dijelaskan bahwa dimensi periklanan butir 15 mayoritas tanggapan responden dikategorikan setuju dengan persentase sebesar 57%, kategori sangat setuju sebesar 31%, kategori kurang setuju sebesar 11%, dan kategori

66

sangat tidak setuju sebesar 1%. Hal ini menunjukkan bahwa responden lebih dominan setuju dengan pernyataan media iklan sebagai media pengingat nomor satu terhadap produk simPATI 4G LTE. Pada butir 16 mayoritas tanggapan responden diikategorikan setuju dengan persentase sebesar 59%, kategori sangat setuju sebesar 32%, kategori kurang setuju sebesar 7%, kategori tidak setuju sebesar 1%, dan kategori sangat tidak setuju sebesar 1%. Hal ini menunjukkan bahwa responden lebih dominan setuju terhadap pernyataan dalam mengetahui informasi mengenai simPATI 4G LTE dapat dilakukan dengan media iklan dengan mudah dan cepat. b) Pemasaran Langsung dan Promosi Penjualan Tabel 4.8 Tanggapan Responden Tentang Dimensi Pemasaran Langsung dan Promosi Penjualan Butir 17 Butir 18 Kategori Frequ Perce Frequ Perce ency nt (%) ency nt (%) Sangat tidak setuju 1 1% 1 1% Tidak setuju 1 1% Kurang setuju 11 11% 7 7% Setuju 57 57% 59 59% Sangat setuju 31 31% 32 32% Total 100 100% 100 100% Sumber: Data diolah (2016). Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dijelaskan bahwa pada dimensi pemasaran langsung butir 17 mayoritas dikategorikan setuju dengan persentase sebesar 57%, kategori sangat setuju sebesar 31%, kategori kurang setuju sebesar 11%, dan kategori sangat

67

tidak setuju sebesar 1%. Hal ini menunjukkan bahwa responden lebih dominan setuju terhadap pernyataan pemasaran langsung yang dilakukan simPATI 4G LTE memberikan kemudahan dalam mendapatkan informasi secara lebih rinci. Pada dimensi promosi penjualan butir 18 mayoritas dikategorikan setuju dengan persentase sebesar 59%, kategori sangat setuju sebesar 32%, kategori kurang setuju sebesar 7%, kategori tidak setuju dan kategori sangat tidak setuju sebesar 1%. Hal ini menunjukkan bahwa responden lebih dominan setuju dengan pernyataan simPATI

4G

LTE dalam promosi penjualan

memberikan fasilitas harga terjangkau untuk seluruh kalangan konsumen. c) Hubungan Masyarakat dan Penjualan Pribadi Tabel 4.9 Tanggapan Responden Tentang Hubungan Masyarakat dan Penjualan Pribadi

Kategori Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju Setuju Sangat setuju Total

Butir 19 Freque Perce ncy nt (%) 1 1% 1 1% 17 17% 51 51% 30 30% 100 100%

Butir 20 Frequ Perce ency nt (%) 1 1% 1 1% 15 15% 54 54% 29 29% 100 100%

Sumber: Data diolah (2016).

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dijelaskan bahwa mayoritas tanggapan responden pada dimensi hubungan masyarakat butir 19 dikategorikan setuju dengan persentase sebesar 51%, kategori

68

sangat setuju sebesar 30%, kategori kurang setuju sebesar 17%, kategori tidak setuju dan sangat tidak setuju sebesar 1%. Hal ini menunjukkan responden lebih dominan setuju dengan pernyataan simPATI 4G LTE banyak digunakan oleh rekan responden itu sendiri di wilayah Universitas Pancasila. Pada dimensi penjualan pribadi butir 20 mayoritas tanggapan responden dikategorikan setuju dengan persentase sebesar 54%, kategori sangat setuju sebesar 29%, kategori kurang setuju sebesar 15%, kategori tidak setuju dan sangat tidak setuju sebesar 1%. Hal ini menunjukkan dengan

pernyataan

memberikan

responden lebih dominan setuju

pelayanan

kemudahan

dalam

para

kinerja

Telkomsel

memperkenalkan

produk

simPATI 4G LTE kepada responden itu sendiri. Hasil deskriptif yang telah diuraikan sesuai dengan dimensi-dimensi media komunikasi, maka dapat direkapitulasi hasil deskriptif secara keseluruhan atas dasar variabel media komunikasi sebagai berikut:

B.15 STS 1% TS KS 11% 57% S SS 31%

Tabel 4.10 Hasil Deskriptif Media Komunikasi B.16 B.17 B.18 B.19 B.20 Total (%) 1% 1% 1% 1% 1% 6% 0,833% 1% 1% 1% 1% 4% 0,67% 7% 11% 7% 17% 15% 68% 11,3% 59% 57% 59% 51% 54% 337% 56,167% 32% 31% 32% 30% 29% 185% 30,83%

Sumber: Data Diolah (2016).

Dapat disimpulkan untuk variabel media komunikasi bahwa secara keseluruhan dari setiap butir pertanyaan mayoritas responden dapat dikategorikan sejutu dengan pernyataan media komunikasi

69

mempengaruhi responden dalam pengambilan keputusan pembelian. Persentase pendukung pernyataan di atas dapat dilihat dari Tabel 4.10 hasil deskriptif media komunikasi sebesar 56,167%. Persentase tertinggi ada pada dimensi periklanan butir 16 dan promosi penjualan butir 18 sebesar 59%. 4) Variabel Keputusan Pembelian (Y) Melihat keputusan pembelian konsumen simPATI 4G LTE dengan menganalisis kuesioner yang memiliki dimensi benefit assosiation, prioritas dalam membeli, dan frekuensi pembelian. a) Benefit Association Tabel 4.11 Tanggapan Responden Tentang Benefit Association Butir 21 Butir 22 Kategori Freque Percent Freque Percent ncy (%) ncy (%) Sangat tidak setuju 1 1% 1 1% Tidak setuju 1 1% Kurang setuju 14 14% 10 10% Setuju 56 56% 48 48% Sangat setuju 28 28% 41 41% Total 100 100% 100 100% Sumber: Data diolah (2016).

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dijelaskan bahwa tanggapan responden mayoritas pada dimensi benefit association butir 21 dikategorikan setuju dengan persentase 56%, kategori sangat setuju sebesar 28%, kategori kurang setuju sebesar 14%, kategori tidak setuju dan sangat tidak setuju sebesar 1%. Hal ini menunjukkan bahwa responden lebih dominan setuju dengan pernyataan simPATI 4G LTE memberikan fasilitas jaringan

70

cepat dan mudah sehingga menyakinkan responden dalam membeli produk tersebut. Pada butir 22 tanggapan responden mayoritas dikategorikan setuju dengan persentase 48%, kategori setuju sebesar 41%, kategori kurang setuju sebesar 10%, dan kategori sangat tidak setuju sebesar 1%. Hal ini menunjukkan responden lebih dominan setuju dengan pernyataan selalu ingat ciri khas simPATI 4G LTE yang dominasi warna merah sebagai dasar desain produk tersebut. b) Prioritas dalam Membeli Tabel 4.12 Tanggapan Responden Tentang Prioritas dalam Membeli Butir 23 Kategori Frequency Percent (%) Sangat tidak setuju 1 1% Tidak setuju 1 1% Kurang setuju 17 17% Setuju 51 51% Sangat setuju 30 30% Total 100 100% Sumber: Data diolah (2016). Berdasarkan Tabel 4.12 di atas dapat dijelaskan bahwa tanggapan responden pada dimensi prioritas dalam membeli butir 23 mayoritas dikategorikan setuju dengan persentase sebesar 51%, kategori sangat setuju sebesar 30%, kategori kurang setuju sebesar 17%, kategori tidak setuju dan sangat tidak setuju sebesar 1%. Hal ini menunjukkan bahwa responden lebih dominan setuju dengan pernyataan daya jangkau data yang dimiliki simPATI 4G

71

LTE secara luas dan cepat merupakan kebutuhan responden dalam menerima dan memberikan data. c) Frekuensi Pembelian Tabel 4.13 Tanggapan Responden Tentang Frekuensi Pembelian Butir 24 Butir 25 Kategori Freque Percent Freque Percent ncy (%) ncy (%) Sangat tidak setuju 2 2% 1 1% Tidak setuju 3 3% 1 1% Kurang setuju 12 12% 13 13% Setuju 50 50% 55 55% Sangat setuju 33 33% 20 20% Total 100 100% 100 100% Sumber: Data diolah (2016). Berdasarkan Tabel 4.13 dijelaskan bahwa tanggapan responden mayoritas

pada

dimensi

frekuensi

pembelian

butir

24

dikategorikan setuju dengan persentase sebesar 50%, kategori sangat setuju sebesar 33%, kategori kurang setuju sebesar 12%, kategori tidak setuju sebesar 3%, dan kategori sangat tidak setuju 2%. Hal ini menunjukkan responden lebih dominan setuju dengan pernyataan responden yakin konsumen aktif pada simPATI 4G LTE akan bertambah dikarenakan fasilitas yang memadai. Pada butir 25 tanggapan responden mayoritas dikategorikan setuju dengan persentase sebesar 50%, kategori sangat setuju sebesar 20%, kategori kurang setuju sebesar 13%, kategori tidak setuju dan sangat tidak setuju sebesar 1%. Hal ini menunjukkan bahwa responden lebih dominan setuju dengan pernyataan

72

responden

akan

tetap

loyalitas

bahkan,

ketika

banyak

bermunculan para provider pesaing. Berdasarkan hasil deskriptif yang telah diuraikan sesuai dengan dimensi-dimensi keputusan pembelian, maka dapat direkapitulasi hasil deskriptif secara keseluruhan atas dasar variabel keputusan pembelian sebagai berikut:

STS TS KS S SS

Tabel 4.14 Hasil Deskriptif Keputusan Pembelian B.21 B.22 B.23 B.24 B.25 Total 1% 1% 1% 2% 1% 6% 1% 1% 3% 1% 6% 14% 10% 17% 12% 13% 66% 56% 48% 51% 50% 55% 260% 28% 41% 30% 33% 20% 152%

(%) 1,2% 1,2% 13,2% 52% 30,4%

Sumber: Data Diolah (2016).

Disimpulkan untuk variabel keputusan pembelian bahwa secara keseluruhan dari setiap butir pertanyaan mayoritas responden dapat dikategorikan sejutu dengan pernyataan bahwa responden menjadikan variabel keputusan pembelian sebagai acuan ketika responden atau konsumen mengkonsumsi dan memenuhi kebutuhannya. Persentase yang mendukung pernyataan tersebut dapat dilihat dari Tabel 4.14 hasil deskriptif keputusan pembelian sebesar 52%. Untuk persentase tertinggi pada variabel keputusan pembelian adalah benefit association butir 21 sebesar 59%.

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Hasil Penelitian a. Uji Validitas

73

1) Uji Validitas Variabel Brand Awareness (X1) Uji vailiditas merupakan uji yang digunakan untuk mengukur sah atau layak tidaknya suatu pernyataan atau kuesioner. Suatu kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesutau yang akan diukur oleh kuesioner tersebut menurut Marsun dalam Sugiyono (2013) menyatakan item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta kolerasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tingi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3``. Jadi kalau kolerasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3, maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Hasil uji untuk variabel Brand Awareness (X1) diukur menggunakan butir-butir pernyataan yang terdiri 1-8 butir pertanyaan. Dengan menggunakan program SPSS versi 20.0 akan dapat hasil sebagai berikut: Tabel 4.15 Hasil Uji Validitas Variabel Brand Awareness (X1)

BUTIR Pertanyaan P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8

Corrected ItemTotal Correlation (rhitung) 0,558 0,474 0,520 0,640 0,538 0,652 0,685 0,611

Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS versi 20.0 (2016).

74

Berdasarkan hasil Tabel 4.15 di atas menunjukkan bahwa hasil uji validitas tiap butir pertanyaan memberikan nilai yang baik. Dikarenakan tiap butir pertanyaan sesuai dengan dasar pengambilan keputusan uji validitas yaitu jika

rhitung

> 0,3, maka semua butir

pertanyaan pada variabel Brand Awareness (X1) tersebut valid. 2) Uji Validitas Variabel Brand Image (X2) Hasil uji untuk variabel Brand Image (X2) diukur menggunakan butir-butir pernyataan yang terdiri 1-6 butir pertanyaan. Dengan menggunakan program SPSS versi 20.0 akan dapat hasil sebagai berikut: Tabel 4.16 Hasil Uji Validitas Variabel Brand Image (X2) Pertanyaan Cc. Item-T.Cl (rhitung) Keterangan P9 0,765 Valid P10 0,714 Valid P11 0,584 Valid P12 0,653 Valid P13 0,710 Valid P14 0,523 Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS versi 20.0 (2016). Berdasarkan hasil Tabel 4.16 di atas menunjukkan bahwa hasil uji validitas tiap butir pertanyaan memberikan nilai yang baik. Dikarenakan tiap butir pertanyaan sesuai dengan dasar pengambilan keputusan uji validitas yaitu jika

rhitung

> 0,3, maka semua butir

pertanyaan pada variabel Brand Image (X2) tersebut valid. 3) Uji Validitas Variabel Media Komunikasi (X3) Hasil uji untuk variabel Media Komunikasi (X3) diukur menggunakan butir-butir pernyataan yang terdiri 1-6 butir

75

pertanyaan. Dengan menggunakan program SPSS 20.0 akan dapat hasil sebagai berikut: Tabel 4.17 Hasil Uji Validitas Variabel Media Komunikasi (X3) Pertanyaan Cc. Item-T.Cl (rhitung) Keterangan P15 0,706 Valid P16 0,596 Valid P17 0,717 Valid P18 0,839 Valid P19 0,642 Valid P20 0,630 Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS versi 20.0 (2016). Berdasarkan hasil Tabel 4.17 di atas menunjukkan bahwa hasil uji validitas tiap butir pertanyaan memberikan nilai yang baik. Dikarenakan tiap butir pertanyaan sesuai dengan dasar pengambilan keputusan uji validitas yaitu jika

rhitung

> 0,3, maka semua butir

pertanyaan pada variabel Media Komunikasi (X3) tersebut valid. 4) Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Keputusan Pembelian Konsumen (Y) Hasil uji variabel Media Komunikasi (X3) diukur menggunakan butir-butir pernyataan yang terdiri 1-5 butir pertanyaan. Dengan menggunakan program SPSS 20.0 akan dapat hasil sebagai berikut: Tabel 4.18 Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian (Y) Corrected Item- Total BUTIR Keterangan Pertanyaan Correlation (rhitung) P21 0,823 Valid P22 0,749 Valid P23 0,821 Valid P24 0,679 Valid P25 0,565 Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS versi 20.0 (2016).

76

Berdasarkan hasil Tabel 4.18 di atas menunjukkan bahwa hasil uji validitas tiap butir pertanyaan memberikan nilai yang baik. Dikarenakan tiap butir pertanyaan sesuai dengan dasar pengambilan keputusan uji validitas yaitu

rhitung

> 0,3, maka semua butir

pertanyaan pada variabel keputusan pembelian (Y) tersebut valid. b. Uji Reliabilitas Menurut Gozhali (2006) pada penelitian Asshiddieqi (2012) bahwa suatu kuesioner dapat dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas dalam mendapatkan hasil nilainya dibantu dengan program SPSS for windows 20.0, yang dapat memperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.19 Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .900 .907 Sumber: Hasil pengolahan data SPSS versi 20.0 (2016) Berdasarkan hasil pengolahan data dengan uji reabilitas pada Tabel 4.19 di atas menunjukkan bahwa Nilai Cronbach’s Alpha > rtabel yaitu 0,900 > 0,3610 maka dapat dikatakan reliabel. Nilai

rtabel didapatkan

dari hasil penentuan responden sebanyak 30 orang dan pada tingkat signifikansi sebesar 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keseluruhan variabel pada penelitian ini reliabel, sehingga dapat

77

diterima dan diguanakan untuk melanjutkan penelitian atau analisis lebih lanjut. c. Uji Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah setiap variabel pada penelitian ini yang sudah dilakukan analisis regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Ketentuan dalam uji normalitas apabila titik atau plot berada dekat atau sejajar dengan garis diagonal maka nilai residual yang dihasilkan dari regresi tersebut berdistribusi normal. Begitu sebaliknya apabila titik atau plot berada jauh atau tidak sejajar dengan garis diagonal maka nilai residual yang dihasilkan dari regresi tersebut tidak berdistribusi normal. Pada penelitian ini dalam melakukan uji normalitas menggunakan teknik Kolmogorow-smirnov pada output SPSS version 20.00 for windows, yang dapat digambarkan sebagi berikut: Gambar 4.8 Uji Normalitas P-P Plot

Sumber: Hasil pengolahan data SPSS versi 20.0 (2016).

78

Berdasarkan hasil Gambar 4.8 di atas dapat dijelaskan bahwa titiktitik menyebar disekitar garis dan mengikuti garis diagonal. Dapat disimpulkan bahwa nilai residual yang dihasilkan dari perhitungan dengan regresi tersebut berdistribusi normal. Tabel 4.20 Uji Kolmogrov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardize d Residual N Normal Parametersa,b

100 Mean Std. Deviation Absolute

Most Extreme Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

0E-7 1.86131841 .124 .065 -.124 1.237 .094

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Hasil pengolahan data SPSS versi 20.0 (2016) Berdasarkan Tabel 4.20 di atas dapat terlihat bahwa hasil uji Kolmogorov-Smirnov Asymp. Sig. (2-tailed) dengan nilai sebesar 0,094 > 0,05. Hal ini menunjukkan variabel data distribusi yang dihasilkan normal. 2) Uji Autokolerasi Uji autokolerasi bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara mendeteksi adanya autokolerasi dalam analisis regresi. Cara yang biasanya digunakan dalam pengambilan keputusan ada tidaknya autokolerasi adalah dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW).

79

Dalam penelitian ini didapatkan hasil dari uji Durbin Watson yang dapat dilihat sebagi berikut: Tabel 4.21 Hasil Uji Durbin-Watson Model Summaryb

Mode l 1

R

R Square

,807a

,651

Adjusted R Square ,640

Std. Error of Durbinthe Estimate Watson 1,890 2,152

a. Predictors: (Constant), MediaKomunikasi, BrandAwarness, BrandImage b. Dependent Variable: KeputusanPembelian

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS versi 20.0 (2016). Berdasarkan hasil Tabel 4.21 di atas dapat dijelaskan bahwa nilai Durbin-Watson yang dihasilkan atas perhitungan model regresi adalah 2,152. Sedangkan dari tabel DW dengan signifikasi α 0,05, jumlah data n = 100 dan k = 3, maka diperoleh nilai dL sebesar 1,6131 dan dU sebesar 1,7364. Nilai 4-dL sebesar 2, 3869 dan nilai 4-dU sebesar 2,2636 dan dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 4.9 Kurva Uji Autokolerasi

Sumber: Data diolah (2016). Dapat disimpulkan bahwa nilai DW terletak antara dU dan (4-dU) yang artinya model regresi atas variabel dalam penelitian ini tidak memiliki autokolerasi.

80

3) Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas dilakukan dengan metode scatter plot dengan memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi) dengan SRESID (nilai residualnya). Model yang baik didapatkan apabila tidak terdapat pola tertentu pada grafik (acak). Hasil dari penelitian yang memiliki 4 variabel dapat dilihat dari gambar 4.10: Gambar 4.10 Uji Heteroskedastisitas Scatterplot

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS versi 20.0 (2016). Berdasarkan dari hasil Gambar 4.10 scatterplot di atas terlihat titiktitik tidak tidak membentuk pola bergelombang dan terdapat titiktitik yang menyebar secara acak yang hanya berada di atas dan di bawah

hanya

memiliki

satu

titik

saja.

Pada

hasil

uji

heteroskedastisitas pada penelitian ini berada di angka nol pada sumbu Y. Maka dapat disimpulakan bahwa tidak terjadi

81

heterokedastisitas pada variabel regresi yang digunakan pada penelitian ini. 4) Uji Multikolineritas Uji multikolineritas digunakan untuk mengetahui adanya kolerasi antara variabel independen yang satu dengan variabel independen lainnya. Uji ini mendeteksi di dalam model regresi yang dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya VIF (Variance Inflaction Factor). Untuk menunjukkan adanya multikolineritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 dan VIF > 10. Model regresi yang menunjukkan adanya muktikolineritas dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 4.22 Hasil Uji Multikolineritas Coefficientsa

Model

1

Collinearity Statistics Tolerance VIF (Constant) BrandAwarness BrandImage MediaKomunikasi

,370 ,361 ,331

2,704 2,768 3,018

a. Dependent Variable: KeputusanPembelian

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS versi 20.0 (2016).

Berdasarkan Tabel 4.22 dapat dijelaskan bahwa setiap variabel independen yang seusai dengan diatas tidak terjadi multikolineritas. Dikarenakan hasil perhitungan tolerance dari setiap variabel > 0,10 dan hasil perhitungan VIF dari setiap variabel < 10. d. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mendefinisikan hubungan secara sistematis, sebesar apa pengaruh antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Hasil yang sudah

82

diperhitungkan menggunakan program SPSS versi 20.0, yang dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.23 Hasil Koefisien Regresi Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients B

1

Std. Error

Standardized Coefficients Beta

(Constant)

,453

1,665

BrandAwarness

,150

,079

,188

BrandImage

,377

,090

,422

MediaKomunikasi

,235

,092

,269

a. Dependent Variable: KeputusanPembelian

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS versi 20.0 (2016).

Dari nilai koefisien tersebut, regresi yang dapat disusun adalah sebagai berikut: Keputusan Pembelian = 0,453 + 0,150X1 + 0,377X2 + 0,235X3 Dari perhitungan diatas dapat diasumsikan persamaan bahwa nilai konstanta 0,453 memiliki arti ketika semua variabel independen diasumsikan dengan nol, maka keputusan pembelian adalah 0,453. Hal ini menunjukkan bahwa brand awareness, brand image, dan media komunikasi mengalami peningkatan keputusan pembelian sebesar 0,435%. e. Uji Hipotesis 1) Analisis Koefisien Determinasi Analisis ini bertujuan untuk menguji seberapa besar dan kuat variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda, sehingga nilai

83

yang digunakan dapat dilihat dari nilai Adjusted R Square. Pada kolom tersebut dapat dilihat besarnya keterikatan variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Dapat dilihat hasil dari analisis ini adalah sebagai berikut: Tabel 4.24 Hasil Analisis Koefisien Determinasi Model Summaryb Model R R Adjusted R Std. Error of DurbinSquare Square the Estimate Watson a 1 ,807 ,651 ,640 1,890 2,152 a. Predictors: (Constant), MediaKomunikasi, BrandAwarness, BrandImage b. Dependent Variable: KeputusanPembelian Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS versi 20.0 (2016). Berdasarkan hasil analisis koefisien determinasi pada Tabel 4.24 dapat dijelaskan bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,640 atau dengan persentase sebesar 64%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh Brand Awareness, Brand Image, dan Media Komunikasi terhadap Keputusan Pembelian hanya berpegaruh sebesar 64%, selisih dari 64% yaitu 36% terdapat dari pengaruh luar yang lebih mempengaruhi keputusan pembelian. Standar Error of the Estimate bertujuan untuk melihat banyaknya kesalahan dalam model regresi yang sudah diperhitungkan terhadap prediksi nilai Y atau variabel dependen. Dari hasil yang sesuai dengan tabel 4.21 pada nilai standar error of the estimate sebesar 1,890. Maka dapat disimpulkan kesalahan dalam memprediksi besarnya keputusan pembelian sebesar 1,890 (dalam satuan tingkat Keputusan Pembelian).

84

2) Uji Parsial (Uji t Statistik) Uji t digunakan untuk mengetahui apakah adanya pengaruh untuk masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen atau tidak. Hasil perhitungan uji t dapat ditampilkan sebagai berikut:

Model

Tabel 4.25 Hasil Uji t Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta ,453 1,665

t

(Constant) ,272 BrandAwarne ,150 ,079 ,188 1,897 ss 1 BrandImage ,377 ,090 ,422 4,204 MediaKomun ,235 ,092 ,269 2,567 ikasi a. Dependent Variable: KeputusanPembelian

Sig. ,786 ,061 ,000 ,012

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS versi 20.0 (2016).

Menguji hipotesis menggunakan uji t, dengan cara membandingkan antara thitung dengan ttabel pada α = 0,05, maka nilai ttabel sebesar 1,98472 dan ketentuan untuk menguji variabel adalah sebagi berikut: a) Ho diterima jika thitung ≤ ttabel. b) Ho ditolak jika thitung > ttabel. Analisa hipotesa antara lain: a) Hipotesis 1 : Pengaruh Brand Awareness terhadap Keputusan Pembelian. Hasil pengujian data adalah thitung variabel Brand Awareness diperoleh nilai thitung sebesar 1,897. Tingkat signifikansi menunjukkan sebesar 0,061. Sehingga thitung (1,897) < ttabel (1,98472) dan tingkat signifikansi (0,061) > α (0,05), maka Ho

85

diterima dan Ha ditolak. Dengan kata lain tidak terdapat pengaruh secara parsial yang signifikan antara Brand Awareness terhadap Keputusan Pembelian pada jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk. b) Hipotesis 2 : Pengaruh Brand Image terhadap Keputusan Pembelian. Hasil pengujian data adalah thitung variabel Brand Image diperoleh nilai thitung sebesar 4,204. Tingkat signifikansi menunjukkan sebesar 0,000. Sehingga thitung (4,204) > ttabel (1,98472) dan tingkat signifikansi (0,000) < α (0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan kata lain terdapat pengaruh secara parsial yang signifikan antara Brand Image terhadap Keputusan Pembelian pada jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk. c) Hipotesis 3 : Pengaruh Media Komunikasi terhadap Keputusan Pembelian Hasil pengujian data adalah thitung variabel Brand Image diperoleh nilai thitung sebesar 2,567. Tingkat signifikansi menunjukkan sebesar 0,012. Sehingga thitung (2,567) > ttabel (1,98472) dan tingkat signifikansi (0,012) > α (0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan kata lain terdapat pengaruh secara parsial yang signifikan antara Media Komunikasi terhadap Keputusan Pembelian pada jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk. 3) Uji Simultan (Uji F Statistik) Uji F digunakan untuk mengetahui apakah adanya pengaruh untuk masing-masing variabel independen yang terdiri dari Brand

86

Awareness, Brand Image, dan Media Komunikasi terhadap variabel dependen (Keputusan Pembelian) pada jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk. Hasil perhitungan uji T dapat ditampilkan sebagai berikut: Tabel 4.26 Hasil Uji F ANOVAa Model Sum of df Mean F Sig. Squares Square Regression 640,324 3 213,441 59,741 ,000b Residual 1 342,986 96 3,573 Total 983,310 99 a. Dependent Variable: KeputusanPembelian b. Predictors: (Constant), MediaKomunikasi, BrandAwarness, BrandImage Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS versi 20.0 (2016).

Berdasarkan hasil uji F pada Tabel 4.26 di atas dapat dijelaskan sesuai dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: a) Ho diterima jika Fhitung < Ftabel pada tingkat signifikansi 0,05. Artinya tidak dapat pengaruh antara variabel dependen terhadap variabel independen secara simultan. b) Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel pada tingkat signifikansi 0,05. Artinya terdapat pengaruh antara variabel dependen terhadap variabel independen secara simultan. Sesuai dengan ketentuan diatas, pada penelitian ini Fhitung sebesar 59,741 dan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Maka Ftabel dapat diketahui dengan cara menghitung dari banyaknya responden yang ada pada penelitian ini dan banyaknya variabel yang digunakan pada

87

penelitian ini. Perhitungan pada Ftabel dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Derajat bebas pembilang (df1) = k -1 atau 3 – 1 = 2 b) Derajat bebas penyebut (df2) = n - k - 1 atau 100 - 3 - 1 = 96 Ftabel 0,05 (2;96) = 3,09 Sesuai dengan ketentuan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil uji F pada penelitian ini adalah Fhitung (59,741) > Ftabel (3,09) dan tingkat signifikansi 0,000 < α 0,05. Sehingga Ho ditolak yang berarti secara simlutan Brand Awareness, Brand Image, dan Media Komunikasi berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian. 2. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang pengaruh Brand Awareness, Brand Image, dan Media Komunikasi terhadap Keputusan Pembelian pada jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk. Sehingga dapat dijabarkan hasil pembahasan secara parsial dan secara simultan yaitu sebagai berikut: a. Pembahasan Secara Parsial Hasil pengujian secara parsial tentang Brand Awareness, Brand Image, dan Media Komunikasi terhadap Keputusan Pembelian pada jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Pengaruh Brand Awareness Terhadap Keputusan Pembelian Secara parsial pengujian hipotesis satu (H1) menghasilkan bahwa Brand Awareness tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Hasil penelitian ini terlihat dari tingkat

88

signifikansi 0,061 > 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa Brand Awareness tidak berpengaruh positif secara signifikan terhadap tingkat Keputusan Pembelian pada jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk ditolak. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian sebelumnya yang dikemukakan oleh Suprapti (2010) dengan pernyataan bahwa Brand Awareness berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Variabel ini menjadikan tolak ukur bagi konsumen dalam memutuskan pembelian sebuah produk. Hal ini berarti apabila tingkat brand awareness tinggi maka kesedian konsumen dalam membeli

produk

tidak

dapat

diprediksi. Pernyataan

yang

mendukung penelitian secara parsial antara brand awareness terhadap keputusan pembelian adalah konsumen atau responden pengguna produk simPATI dengan jaringan 4G LTE tidak melihat dari segi merek, dan responden tidak selalu menyadari sebuah merek dalam mengambil keputusan pembelian. Akan tetapi sesuai dengan kuesioner penelitian ini bahwa responden melihat dari kualitas dan teknologi produk simPATI 4G LTE. 2) Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Secara parsial pengujian hipotesis satu (H2) menghasilkan bahwa Brand Image berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Hasil penelitian ini terlihat dari tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa Brand Image berpengaruh positif secara signifikan terhadap tingkat Keputusan Pembelian pada

89

jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk diterima. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian Sulistyawati (2011) yang menyatakan bahwa citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Variabel ini merupakan interprestasi yang diakumulasikan ke berbagai informasi yang dapat diterima oleh konsumen. Hal ini berarti apabila tingkat brand image tinggi maka kesediaan konsumen dalam membeli produk akan tinggi pula. Pernyataan yang mendukung penelitian secara parsial antara brand image terhadap keputusan pembelian adalah responden cenderung membeli produk atau jasa yang sudah dikenal baik oleh pelanggan atau konsumen itu sendiri, dibandingkan dengan produk atau jasa yang baru diciptakan oleh pihak produsen atau perusahaan, dikarenakan produk yang dikenal memiliki jaminan yang mendorong seorang konsumen lebih nyaman dalam mengkonsumsi produk. 3) Pengaruh Media Komunikasi Terhadap Keputusan Pembelian Secara parsial pengujian hipotesis satu (H3) menghasilkan bahwa Media Komunikasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Hasil penelitian ini terlihat dari tingkat signifikansi 0,012 < 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa Media Komunikasi berpengaruh positif secara signifikan terhadap tingkat Keputusan Pembelian pada jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk diterima. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian Suciningtyas

90

(2012) yang menyatakan bahwa Media Komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Variabel ini diperlukan ketika konsumen memerlukan informasi mengenai produk atau jasa yang ada di pasaran. Hal ini berarti apabila tingkat media komunikasi tinggi maka kesedian konsumen dalam membeli produk akan tinggi pula. Pernyataan yang mendukung penelitian secara parsial antara media komunikasi terhadap keputusan pembelian adalah ketika konsumen mengenali sebuah produk yang ada di pasaran, maka konsumen dapat memilih bahwa produk tersebut sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya atau tidak. Sehingga media komunikasi sebagai perantara yang akan membawa konsumen dalam memutuskan pembelian sebuah produk simPATI 4G LTE. b. Pembahasan Secara Simultan Berdasarkan hasil penelitian uji F, menunjukkan besarnya Fhitung adalah 59,741 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Dari hasil tersebut nilai signifikansi 0,000 < 0,05 memiliki arti yaitu terdapat pengaruh dan signifikan antara variabel independen yang terdiri dari Brand Awareness, Brand Image, dan Media Komunikasi terhadap variabel dependen yaitu Keputusan Pembelian. Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi yang dilihat dari nilai Adjusted R Square sebesar 0,640. Dapat

diartikan bahwa perubahan variabel dependen (Keputusan

Pembelian) dapat dikaitkan dengan Brand Awareness, Brand Image, dan Media Komunikasi sebesar 64%. Selisih dari 64% yaitu sebesar

91

36% dapat dikaitkan dengan variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Konsep yang mendasar sesuai dengan hasil uji pada penelitian ini secara simultan ada pada penelitian Suciningtyas (2012) yang menyatakan bahwa keputusan pembelian akan meningkat besarnya tingkatan komunikasi.

brand awarenes, brand image, dan media

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Sebagai penutup dari penelitian, berikut ini akan disajikan kesimpulan dari pembahasan penelitian yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya. Kemudian akan disampaikan saran yang diharapkan bermanfaat bagi perusahaan maupun bagi peneliti, dalam melakukan penelitian kembali yang sesuai dengan pokok pembahasan dengan penelitian ini. A. Kesimpulan

Penelitian dengan judul Pengaruh Brand Awareness, Brand Image, dan Media Komunikasi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk dapat ditarik kesimpulan: 1. Brand awarenes tidak berkaitan dengan keputusan pembelian pada produk simPATI 4G LTE. Pelanggan tidak menyadari akan sebuah merek dalam membuat keputusan pembelian, karena mereka hanya lebih melihat dari harga dan kualitas pada produk yang akan dibelinya. 2. Brand image menjadi faktor penting dalam keputusan pembelian pada produk simPATI 4G LTE sebagai obyek penelitian. Pelanggan memperhatikan citra merek produk, yang akan diwujudkan pada kualitas produknya. 3. Variabel media komunikasi menjadi faktor penting dalam keputusan pembelian pada produk simPATI 4G LTE. Pelanggan memerlukan

92

93

4. informasi dalam membuat keputusan pembelian. Media komunikasi berfungsi untuk menambah informasi sebuah produk secara mendalam. 5. Variabel independen (brand awareness, brand image, dan media komunikasi) secara keseluruhan menjadi faktor-faktor penting dalam keputusan pembelian produk simPATI 4G LTE. Konsumen membutuhkan media komunikasi dalam mendapatkan informasi secara mendalam dan citra merek mengenai produk simPATI. Dalam hal ini konsumen akan menyadari merek simPATI sebagai merek produk pada PT Telkomsel, Tbk. B. Saran

Berdasarkan hasil analisis dari variabel-variabel penelitian ini dan kesimpulan yang telah dicantumkan di atas, maka dapat disarankan bagi perusahaan yang ditentukan pada obyek penelitian ini dan bagi penelitian lainnya yang dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan a. Kepada para bagian marketing PT Telkomsel, Tbk untuk lebih meningkatkan promosi agar para konsumen aktif maupun pasif tetap menjadi konsumen yang loyalitas pada setiap produk-produk yang diciptakan. b. Memastikan harga yang sesuai dengan target pasar yang ditentukan oleh pihak PT Telkomsel, Tbk. Menganggap harga yang dicantumkan lebih mahal dibandingkan dengan produk provider pesaing.

94

c. Tetap mempertahankan slogan dan ciri khas dominasi warna merah pada Telkomsel yang memiliki arti yang sangat bermakna baik dalam meningkatkan eksistensi merek di mata konsumen. 2. Bagi Peneliti Lainnya Pada penelitian ini, peneliti mengukur pengaruh brand awareness, brand image, dan media komunikasi terhadap keputusan pembelian konsumen pada jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk (studi mahasiswa Universitas Pancasila). Penelitian ini dilakukan dengan keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti / dari segi variabel-variabel yang digunakan. Jangkauan obyek yang hanya menggunakan produk simPATI dari segi produk-produk lainnya yang diluncurkan oleh pihak Telkomsel dan banyaknya responden yang digunakan pada penelitian ini hanya sebesar 100 responden saja. Hasil penelitian ini dapat digeneralisasikan pada jumlah responden atau wilayah yang lebih besar. Diharapkan untuk penelitian selanjunya dapat mengembangkan penelitian ini dan menjadikan penelitian ini referensi utama atau referensi tambahan. Ataupun peneliti lainnya dapat meneliti pengaruh dari aspek lainnya dibandingkan dari isi penelitian ini. Aspek yang dimaksud adalah CRM (Customer Reliantionship Management), green marketing, service performance, dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar Kurnia. (2013). Analisis Pengaruh Harga, Brand Image, dan Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Handphone atau Smartphone Samsung Jenis Android. Skripsi. Program Sarjana Manajemen. Semarang: Universitas Diponegoro. Ali Utsman. (2015). Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Kualitatif. http://www.pengertianpakar.com /2015/05/ teknik -pengumpulan -dan analisis- data-kualitatif.html#. Diakses September 2016. . (2015). Pengertian Metode Penelitian, Jenis, dan Contohnya. http://www.pengertianpakar.com/2015/06/pengertian-metode-penelitian jenis-dan-contohnya.html#. Diakses November 2016. Ariyan, Hendi. (2013). Pengaruh Brand Awareness dan Kepercayaan Konsumen Atas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Minuman Aqua di Kota Padang. Journal Management. Volume 2. hal:4-5. Astiti, Dewi, dan Wirastuti. (2013). Implementasi Teknologi 4G LTE di Indonesia. hal: 71 Asshiddieqi, Fuad. (2012). Analisis Pengaruh Harga, Desain Produk, dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus pada Produk Crooz di Distro Ultraa Store Semarang). Skripsi. Program Sarjana Manajemen. Semarang: Universitas Diponegoro. Asyifusyinen, A. (2015). Sumber Data, Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data. https://azharnasri.blogspot.co.id /2015/04/ sumber- data- jenis- data- danteknik.html. Diakses April 2015. Baskara, Tito. (2011). Pengaruh Bauran Promosi (Promotion Mix) Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Toeserba “X” Kiaracondong Bandung. Skripsi. Program Sarjana Manajemen. Bandung. Universitas Widyatama. Durianto,D, Sugiarto, Budiman,L.J. (2004). Brand Equity Tin. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Fabian Arie. (2011). Arti logo Telkomsel. http://ariefabian.blogspot.co.id/2011/08/ arti-logo-telkomsel.html. Diakses 29 Desember 2016.

95

96

Febian. (2015). UK Berhasil Menemukan Jaringan 5G Berkecepatan 1 Tbps60000x Lebih Cepat dari 4G LTE. http://winpoin.com/uk-berhasil menemukan-jaringan-5g-berkecepatan-1-tbps-60000x-lebih-cepat-dari-4glte/. Diakses 27 Februari 2015. Fistriana, Dessy Amelia. (2013). Pengaruh Citra Merek dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pada Ramai Swalayan Peterongan Semarang. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis. hal: 3-4. Hasbun dan Ruswanty. (2016). Komperansi Antara Kelompok yang Melihat Iklan dan Tidak Melihat Iklan dengan Moderasi Brand Awareness Terhadap Niat Beli (Studi Pada Commuter Line). Journal of Business Studies. Volume 2. hal:2-4. Hermawan, Widiana, dan Estianty. (2016). Pengaruh Kesadaran Merek, Asosiasi Merek dan Loyalitas Merek Terhadap Minat Beli Sepatu Nike di Nika Factory Store Surabaya. Jurnal Manajemen Branchmarck. Volume 2. hal:104. Marlina dan Danica. (2009). Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio, dan Return on Assets Terhadap Dividend Payout Ratio. Jurnal Manajemen Bisnis. Volume 2 No 1. Sumatra. Mustikarillah, Rizki Nurfadal. (2011). Pengaruh Brand Image Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Mobil Toyota Rush Pada PT. Hadji Kalla di Makassar. Skripsi. Program Sarjana Fakultas Ekonomi. Makassar: Universitas Hasanuddin. Putri Medina. (2013). Analisis Pengaruh Isi Berita, Kelompok Acuan, dan Brand Awareness Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Tabloid Otospeed. Skripsi. Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Semarang:Universitas Diponegoro. Rachmatunnisa. (2016). Khoirul Anwar Luruskan Polemik ‘Penemu 4G LTE’. http://inet.detik.com/read/2016/03/17/085004/3166713/328/khoirul-anwar luruskan-polemik-penemu-4g-lte. Diakses Desember 2016. Rahman, Y. (2013). Media Komunikasi. http://yuska7x.blogspot.co.id/. Diakses 13 November 2016. Sora, N. (2014). Mengetahui Pengertian Media Komunikasi dan Fungsinya Lengkap. http://www. pengertianku. net /2014/09/ mengetahui – pengertianmedia-komunikasi-dan-fungsinya-lengkap.html. Diakses 13 November 2016. Suciningtyas, Wulan. (2012). Pengaruh Brand Awareness, Brand Image, Media Communication Terhadap Keputusan Pembelian. Manajemen Analisys Journal. Volume 1. hal: 2-5.

97

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit ALFABETA. Suprapti Lilik. (2010). Analisis Pengaruh Brand Awareness, Preceived Value, Organizational Association, dan Preceived Quality Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi pada Pemilik Sepeda Motor Yamaha Mio CW di Harpindo Semarang). Skripsi. Program Sarjana Manajemen. Semarang: Universitas Diponegoro. Syamsul. (2014). Pengertian dan Contoh Angket atau Kuesioner. http://www.maribelajarbk.web.id/2014/12/pengertian-dan-contoh-angketatau-kuesioner.html. Diakses 22 Desember 2014. Ummaroh. (2014). Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen dalam Membentuk Loyalitas Konsumen (Studi Kasus pada PT. TIKI Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) di Pademangan Jakarta Utara. Skripsi. Program Sarjana Manajemen. Jakarta: Universitas Pancasila. Wahyuni, Fitri. (2013). Pengaruh Probabilitas Terhadap Harga Saham. Skripsi. Program Sarjana Pendidikan Ekonomi dan Bisnis. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Wahyuni, N. (2014). Uji Validitas dan Reabilitas. http://qmc.binus.ac.id/ 2014/11/01/u-j-i-v-a-l-i-d-i-t-a-s-d-a-n-u-j-i-r-e-l-i-a-b-i-l-i-t-a-s/. Diakses 1 November 2016. Wiratama Aditya Yoga. (2012). Analisis Pengaruh Produk Persepsi Harga, dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Olahraga Merek Nike Di Kota Semarang. Skripsi. Program Sarjana Manajemen. Semarang: Universitas Diponegoro.

KUESIONER PENELITIAN Pengaruh Brand Awareness, Brand Image, dan Media Komunikasi Terhadap Keputusan Pembelian pada Jaringan 4G LTE PT Telkomsel Oleh Andhini Wulan Saputri 1113210026

I.

Identitas responden Nama :

Petunjukan pengisian: Beri tanda cek-list (√) pada jawaban yang mewakili anda sebagai responden pada masing-masing pertanyaan di bawah ini: 1. Jenis Kelamin: laki-laki

perempuan

2. Provider apa yang anda gunakan sekarang: Telkomsel Indosat Xl 3. Apabila anda pengguna provider Telkomsel, produk apa yang anda gunakan: simPATI 4G LTE

kartuAs

Loop

kartuHallo

II.

Pendapat Konsumen Petunjuk pengisian: Silahkan anda (responden) pilih jawaban yang menurut anda paling sesuai dengan kondisi yang ada di bawah ini dengan tanda cek-list (√) pada pilihan jawaban yang tersedia. Keterangan:

No

SS

: Sangat Setuju

S

: Setuju

KS

: Kurang Setuju

TS

: Tidak Setuju

STS

: Sangat Tidak Setuju

Pertanyaan

Jawaban SS

Unware of Brand 1. Promo produk yang dilakukan pihak telkomsel terkenal dengan baik oleh saya. 2. Saya paham dalam mengenali jenis produk simPATI 4G LTE. Brand Recognition 3. Slogan Telkomsel mudah diingat oleh saya. 4. Produk simPATI 4G LTE memberikan kesesuaian dalam hal teknologi di bidang jaringan komunikasi. Brand Recall 5. simPATI adalah produk yang mudah diingat kembali oleh saya dari setiap promosi yang dilakukan oleh pihak Telkomsel. 6. Warna merah yang menjadi kekhas-an produk simPATI 4G LTE dapat dikenal dengan mudah oleh saya. Top of Mind 7. Produk simPATI 4G LTE merupakan produk yang mudah di ingat dibandingkan produk pesaing. 8. simPATI 4G LTE adalah produk pertama yang mudah saya ingat, ketika ditanyakan

S

KS

TS

STS

produk apa saja yang diciptakan oleh Telkomsel secara spontan. Brand Image 9. Produk simPATI 4G LTE pada Telkomsel memiliki jaringan yang cepat tanpa adanya buffering. 10. Saya bangga memakai produk simPATI 4G LTE karena tidak mengalami keterlambatan dalam memperoleh data dibandingkan provider pesaing. 11. Pelayanan yang diberikan pihak telkomsel sangat ramah dan cepat tanggap. 12. Menurut saya jaringan 4G LTE pada produk simPATI memiiliki daya jangkau yang baik di berbagai wilayah di Indonesia. 13. Produk simPATI 4G LTE memiliki daya tanggap positif dimata saya sebagai konsumen. 14. Saya termasuk konsumen aktif pada produk simPATI 4G LTE. Periklanan 15. Menurut saya media iklan adalah sebagai media pengingat nomor satu terhadap produk simPATI 4G LTE. 16. Dalam mengetahui informasi mengenai produk simPATI 4G LTE dapat dilakukan dengan media iklan dengan mudah dan cepat. Pemasaran langsung 17. Pemasaran langsung yang dilakukan simPATI 4G LTE memberikan kemudahan dalam mendapatkan informasi secara lebih rinci. Promosi penjualan 18. simPATI 4G LTE dalam promosi penjualan memberikan fasilitas harga terjangkau untuk seluruh kalangan konsumen. Hubungan masyarakat 19. simPATI 4G LTE banyak digunakan oleh rekan saya yang lain di wilayah Universitas Pancasila. Penjualan pribadi 20. Pelayanan para kinerja Telkomsel memberikan kemudahan dalam memperkenalkan produk simPATI 4G LTE kepada saya. Benefit association 21. Produk simPATI 4G LTE memberikan fasilitas jasa jaringan yang cepat dan mudah sehingga menyakinkan saya dalam membeli produk ini.

22.

Saya selalu ingat ciri khas produk simPATI 4G LTE yang memiliki dominasi warna merah sebagai dasar desain produk tersebut. Prioritas dalam membeli 23. Daya jangkau data yang dimiliki simPATI 4G LTE secara luas dan cepat merupakan kebutuhan saya dalam menerima dan memberikan data. Frekuensi pembelian 24. Saya yakin, konsumen aktif pada produk simPATI 4G LTE akan bertambah dikarenakan fasilitas yang memadai. 25. Konsumen akan tetap loyalitas bahkan, ketika banyak bermunculan para provider pesaing

Lampiran 1 : Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardize d Residual N Normal Parameters

100 a,b

Most Extreme Differences

Mean Std. Deviation Absolute

1.86131841 .124

Positive

.065

Negative

-.124

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

0E-7

1.237 .094

Lampiran 2 : Uji Autokolerasi Model Summaryb Mod R R Adjusted R Std. Error of Durbinel Square Square the Estimate Watson a 1 ,807 ,651 ,640 1,890 2,152 a. Predictors: (Constant), MediaKomunikasi, BrandAwarness, BrandImage b. Dependent Variable: KeputusanPembelian

Lampiran 3 : Uji Heteroskedastisitas

Lampiran 4 : Uji Multikolineritas

Model

Coefficientsa Collinearity Statistics Tolerance VIF

(Constant) BrandAwarness ,370 2,704 1 BrandImage ,361 2,768 MediaKomunikasi ,331 3,018 a. Dependent Variable: KeputusanPembelian Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS versi 20.0 (2016).

Lampiran 5 Uji Koefisien Regresi Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

B

Standardized Coefficients

Std. Error

Beta

(Constant)

,453

1,665

BrandAwarness

,150

,079

,188

BrandImage

,377

,090

,422

MediaKomunikasi

,235

,092

,269

1

a. Dependent Variable: KeputusanPembelian

Lampiran 6 Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb Mode l 1

R

R Square

,807a

Adjusted Std. Error of DurbinR Square the Estimate Watson

,651

,640

1,890

2,152

a. Predictors: (Constant), MediaKomunikasi, BrandAwarness, BrandImage b. Dependent Variable: KeputusanPembelian

Lampiran 7 Uji t Statistik Model

Unstandardized Coefficients B

Std. Error

Standardized Coefficients

t

Sig.

,272

,786

Beta

(Constant)

,453

1,665

BrandAwarness 1 BrandImage

,150

,079

,188

1,897

,061

,377

,090

,422

4,204

,000

MediaKomunikasi

,235

,092

,269

2,567

,012

a. Dependent Variable: KeputusanPembelian

Lamppiran 8 Uji F Statistik ANOVAa Model

Sum of Squares

df

Mean Square

Regression

640,324

3

213,441

Residual 1

342,986

96

3,573

Total

983,310

99

F 59,741

a. Dependent Variable: KeputusanPembelian b. Predictors: (Constant), MediaKomunikasi, BrandAwarness, BrandImage

Lampiran 9 Tabel Durbin-Watson

Sig. ,000b

Lampiran 10 Tabel t (df 81 = 120)

Lampiran 11 Tabel F (Probabilita = 0,05)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS Data Pribadi 1. 2. 3. 4. 5.

Nama Lengkap Tempat & Tanggal Lahir Jenis kelamin Agama Alamat lengkap & Tlp

: Andhini Wulan Saputri : Jakarta, 27 Januari 1996 : Perempuan : Islam : Jl. H. Ali I No. 65 Rt.011/004 Kel. Tengah Kec. Kramat Jati Jakarta Timur HP : 082299062679

Riwayat Pendidikan No.

Tingkat Pendidikan

Nama Institusi

Alamat Institusi

Tahun Masuk

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila

Tahun Lulus

Jl. Srengseng sawah, 1 Universitas jagakarsa, Jakarta 2013 selatan Jl. Danaprasetya No.65, Gedong, Ps. 2 SMA SMAN 104 JAKARTA 2010 2013 Rebo, Kota Jakarta Timur Jl. Rantai Mas, RT.4/RW.5, Kp. 3 SMP SMPN 20 JAKARTA 2007 2010 Tengah, Kramatjati, Kota Jakarta Timur Jl. H. Ali Kel. 4 SD SDN 09 JAKARTA Tengah Kec. Kramat 2001 2007 Jati, Jakarta Timur Demikianlah daftar riwayat hidup ini saya buat sesuai dengan data yang sesungguhnya. Jakarta, 10 Januari 2017

(Andhini Wulan Saputri)

Kepada yang terhormat, Konsumen simPATI di Universitas Pancasila Jakarta Selatan

Dengan Hormat, Saya selaku peneliti adalah mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pancasila. Memohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk mengisi angket ini, yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir (Skripsi) di Universitas Pancasila, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (S1) Program Studi Manajemen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasikan besar-nya pengaruh Brand Awareness, Brand Image, dan Media Komunikasi terhadap keputusan pembelian konsumen pada jaringan 4G LTE PT Telkomsel. Daftar penelitian ini dirancang sedemikian rupa, sehingga memudahkan anda selaku responden dan hanya membutuhkan waktu kurang dari 10 menituntuk mengisi setiap form pernyataan. Keihklasan dan ketulusan dalam mengisi kuesioner ini sangat diharapkan. Jawaban yang anda selaku responden hanya digunakan dalam keperluan akademik dan data yang diberikan akan terjaga kerahasiaan-nya. Atas ketersediaan dan partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/Saudari selaku responden dalam mengisi kuesioner ini, saya ucapkan banyak terima kasih.

Jakarta, 7 Desember 2016 Hormat Saya,

Andhini Wulan Saputri NPM. 1113210026