PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

Download 1 Mar 2018 ... Pengaruh yang diuji tersebut antara lain yaitu, pengaruh Good Corporate Governance. (GCG) terhadap Nilai Perusahaan. Variabe...

2 downloads 643 Views 594KB Size
PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi pada perusahaan industri sub sektor logam dan Sejenisnya yang terdaftar di bei periode 2012-2016)

Tria Syafitri Nila Firdausi Nuzula Ferina Nurlaily Fakultas Ilmu Administrasi Univеrsitas Brawijaya Malang Email: [email protected] ABSTRACT This study aims to analyze and test the influence between the variables studied in this study. The influence of tested are, among others, the influence of Good Corporate Governance (GCG) on Corporate Value. The GCG Variables are Audit Committee, Managerial Ownership, Board of Directors and Board of Commissioners, Company Value is proxied by Tobin's Q.This research type is explanatory research, because this research explain the influence of Good Corporate Governance (GCG) to company value. This study explains the relationship between variables through hypothesis testing. Samples taken as many as 45 ie, 9 companies multiplied by a period of 5 years. Data collection method used is secondary data. Data analysis used in this research is descriptive statistical analysis and inferential analysis consist of multiple linear regression analysis, f test and t test. Based on the result of determination coefficient determination (R2), the result of adjusted R2 (coefficient of determination) is 0,574, it means that 57,4 % of Tobin's Q variable is influenced by independent variables ie KA (X1), KM (X2), DD (X3), and DK ). While the remaining 32,6 % variable Tobin's Q will be influenced by other variables that are not discussed in this study. Kеywords: Audit Committee, Managerial Ownership, Board of Directors, Board of Commissioners, and Tobin's Q

АBSTRАK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menguji pengaruh antara variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini. Pengaruh yang diuji tersebut antara lain yaitu, pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap Nilai Perusahaan. Variabel GCG yaitu Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, Dewan Direksi dan Dewan Komisaris, Nilai perusahaan diproksikan dengan Tobin’s Q.Jenis penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory research), karena penelitian ini menjelaskan pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini menjelaskan hubungan antar variabel-variabel melalui pengujian hipotesa. Sampel yang diambil sebanyak 45 yaitu, 9 perusahaan dikali dengan periode 5 tahun. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah data sekunder. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif dan analisis inferensial yang terdiri dari analisis regresi linear berganda, uji f dan uji t. Berdasarkan hasil uji koefesien determinasi (R2) diperoleh hasil adjusted R2 (koefesien determinasi) sebesar 0,547, artinya bahwa 54,7 % variabel Tobin’s Q dipengaruhi oleh variabel bebasnya yaitu KA (X1), KM (X2), DD (X3), dan DK (X4). Sedangkan sisanya 32,6 % variabel Tobin’s Q akan dipengaruhi oleh variabel-variabel yang lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Kаtа Kunci: Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, Dewan Direksi, Dewan Komisaris, dan Tobin’s Q

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No. 1 Maret 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

118

PЕNDAHULUAN Pada era globalisasi saat ini, tuntutan terhadap paradigma good corporate governance (GCG) dalam seluruh aktivitas perekonomian tidak dapat dielakan lagi. Apabila kondisi GCG dapat dicapai maka diharapkan terwujudnya negara yang bersih (clean government) dan terbentuknya masyarakat sipil (civil society) serta tatakelola perusahaan yang baik (Effendi A, 2016:144). Good corporate governance (GCG) memiliki pengaruh besar terhadap Nilai Perusahaan. Good corporate governance (GCG) merupakan prinsip yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam memberikan pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan, shareholder pada khususnya dan stakeholder pada umumnya. Mekanisme good corporate governance (GCG) dijadikan sebagai kontrol bagi perusahaan agar tetap pada batasan yang seharusnya. Untuk mendukung dan mewujudkan hal tersebut maka ada beberapa indikator pendukung mekanisme GCG, diantaranya Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, Dewan Direksi, dan Dewan Komisaris, seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Gayatri dan Dharma (2013) yang menyatakan bahwa mekanisme GCG yang diproksikan dengan menggunakan tiga variabel bebas yaitu dewan komisaris independen, komite audit dan kepemilikan institusional. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa dewan komisaris independen dan komite audit mempunyai pengaruh signifikan terhadap integritas laporan keuangan, sedangkan kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh signifikan. Menurut Bapepam melalui SE03/PM/2000 dan Keputusan Direksi Bursa Efek Jakarta (BEJ) No. Kep-315/BEJ/06/2000 komite audit sekurang-kurangnya terdiri dari tiga orang anggota, salah satu diantaranya merupakan komisaris independen yang sekaligus merangkap sebagai ketua komite audit, sedangkan anggota lainnya merupakan pihak ekstern yang independen dimana sekurang-kurangnya satu diantara nya memiliki kemampuan di bidang akuntansi dan keuangan. Keberadaan komite audit diharapkan dapat memberikan nilai tambah terhadap penerapan mekanisme GCG yang pada akhirnya dapat mengurangi terjadinya manipulasi dalam informasi yang disajikan (Effendi, 2016:59). Komite audit merupakan suatu komite yang bekerja secara

professional dan independen yang dibentuk oleh dewan komisaris dan dengan demikian tugasnya adalah membantu dan memperkuat fungsi dewan komisaris atau dewan pengawas dalam menjalankan fungsi pengawasan atas proses pelaporan keuangan, manajemen resiko, pelaksanaan audit, dan implementasi dari corporate governance di perusahaan-perusahaan. (Ikatan Komite Audit Indonesia, dalam Effendi 2016:48). Kepemilikan manajerial merupakan jumlah persentase saham yang dimiliki oleh pihak manajemen yang aktif terlibat dalam proses pengambilan keputusan (direksi dan komisaris) atau seluruh modal dalam perusahaan. Salah satu cara untuk meminimalisir adanya konflik keagenan dalam perusahaan adalah dengan mensejajarkan kepentingan manajemen dengan pemegang saham perusahaan tersebut, yaitu dengan cara kepemilikan manjerial (insider ownership). Sehingga selain menjadi pengelola perusahaan, manajemen juga berperan sebagai pemegang saham perusahaan tersebut. Kepemilikan manajerial adalah jumlah saham yang dimiliki oleh pihak manajemen perusahaan yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan pada suatu perusahaan (Effendi, 2016:59). Dewan direksi dalam suatu perusahaan berperan sebagai agent atau pengelola perusahaan yang kedudukannya bertanggung jawab secara penuh atas kegiatan operasional perusahaan. Dewan direksi merupakan sekelompok direktur-direktur yang diketahui oleh presiden direktur. Dewan direksi juga harus memberikan informasi kepada dewan komisaris dan menjawab hal-hal yang diajukan oleh dewan komisaris (Effendi, 2016:2627). Dewan komisaris independen merupakan komisaris yang tidak berasal dari pihak terafiliasi atau berhubungan dengan pemegang saham pengendali, dewan komisaris independen memegang peranan yang sangat penting dalam perusahaan, terutama dalam pelaksanaan mekanisme penerapan GCG. Dewan komisaris merupakan inti dari corporate governance yang ditugaskan untuk menjamin pelaksanaan strategi perusahaan, mengawasi manajemen dalam mengelola perusahaan, serta mewajibkan terlaksananya akuntabilitas. Dewan komisaris merupakan pusat ketahanan dan kesuksesan perusahaan. Mengingat tugas komisaris dalam mengawasi jalannya perusahaan cukup berat, maka Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No. 1 Maret 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

119

komisaris dapat dibantu oleh beberapa komite, salah satunya yaitu komite audit. Penerapan tata kelola perusahaan atau Good corporate governance (GCG) di Indonesia saat ini masih terbilang rendah. Menurut survei yang dilakukan oleh ACGA (Asian Corporate Governance Association) terhadap perilaku bisnis di Asia, yang menunjukkan bahwa Indonesia masih menduduki urutan ke- 10 di bidang Good Corporate Governance (GCG). Tabel 1. Market Rangking GCG di asia 2016 Rangking 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Negara Singapore Hong Kong Japan Taiwan Thailand Malaysia India Korea China Indonesia Philipphines

Sumber: www.new.acga-asia.org Tabel diatas menunjukkan rangking peningkatan penerapan GCG di Asia. Indonesia menduduki peringkat terendah setelah Korea, dan China. Lemahnya penerapan GCG dikarenakan kurangnya kesadaran akan suatu nilai dan praktek dasar dalam menjalankan bisnis, seharusnya dengan adanya penerapan GCG mampu meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan nilai yang harus dijaga dan dipertahankan oleh suatu perusahaan. Nilai perusahaan adalah kondisi tertentu yang telah dicapai perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan tersebut. Nilai perusahaan dapat diukur dengan nilai harga saham dipasar, berdasarkan terbentuknya harga saham di pasar yang merupakan refleksi dari penilaian oleh publik terhadap kinerja perusahaan secara riil. Nilai perusahaan akan naik dan menjadi tinggi bukan hanya karena mampu memaksimalkan keuntungan atau profit, melainkan juga nilai perusahaan akan naik apabila dapat memperhatikan lingkungan sosial dan masyarakat. Proses terbentuknya harga saham dipasar tergantung pada kondisi tingkat efisiensi pasar, baik secara informasi maupun secara keputusan, mulai efisiensi bentuk lemah, setengah kuat, dan bentuk kuat (Harmono, 2009:50).

Pengukuran nilai perusahaan dapat menggunakan beberapa perhitungan salah satunya yaitu dengan Tobin’s Q. Tobin’s q atau ratio Q merupakan ratio yang menjelaskan nilai dari suatu perusahaan. Tobin’s Q model mendefinisikan nilai perusahaan sebagai kombinasi antara aktiva berwujud dan aktiva tak berwujud. Tobin’s q merupakan rasio dari nilai pasar asset perusahaan yang diukur oleh nilai pasar dari jumlah saham yang beredar dan hutang (enterprise value) terhadap replacement cost dari aktiva perusahaan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Muryati (2014) menyatakan bahwa mekanisme Good corporate governance (GCG) berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Mekanisme GCG diukur dengan menggunakan indikator kepemilikan manareial, dewan komisaris independen, dewan direksi, komite audit independen, dan kepeilikan institusional, nilai perusahaan diukur dengan menggunakan Tobin’s Q. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian antara lain hanya variabel komite audit independen yang berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan, sedangkan keempat variabel independen lainnya berpengaruh positif pada nilai perusahaan. Tobin's Q memiliki keunggulan dari Profit Margin, ROA atau indikator keuangan yang berdasarkan pada historical accounting performance lainnya karena merefleksikan ekspektasi pasar sehingga relatif bebas dari kemungkinan manipulasi oleh manajemen perusahaan. Tahir dan Razali menyatakan bahwa melalui rasio Q, sebuah perusahaan dikatakan telah berhasil menciptakan value jika return of investment lebih besar daripada cost of investmentnya. Sebaliknya, perusahaan disebut gagal mencapai tujuan value-maximising jika nilai dari Q lebih kecil dari 1. Tentu sekali lagi, limitasi dari indikator ini adalah hanya bisa diterapkan pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek. Penelitian ini dilakukan pada industri manufaktur, industri manufaktur merupakan salah satu primary sector di Bursa Efek Indonesia (BEI) sehingga industri ini lebih mencerminkan keadaan pasar modal. Banyak investor yang lebih senang menginvestasikan dananya pada perusahaan industri manufaktur, tetapi harga saham industri manufaktur sangat fluktuatif dan sulit diprediksi. Selain itu, harga saham industri manufaktur sangat rentan terhadap keadaan ekonomi Indonesia. Seperti beberapa tahun yang lalu ketika terjadi krisis global Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No. 1 Maret 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

120

yang membuat harga saham perusahaan industri manufaktur mengalami penurunan. Penurunan harga saham tersebut diakibatkan karena meningkatnya inflasi serta tingkat suku bungapun mengalami peningkatan. Salah satu manfaat dari good corporate governance (GCG) adalah untuk mempertahankan investor dalam berinvestasi. Industri logam dan sejenisnya merupakan salah satu sub sektor perusahaan manufaktur pada sektor industri dasar dan kimia yang merupakan sektor bidang manufaktur tergolong membutuhkan dana yang tidak sedikit dikarenakan pada umumnya jenis industri ini harus memiliki alat-alat dan mesinmesin berteknologi canggih yang tentunya memerlukan biaya yang cukup tinggi untuk memiliki aset-aset tersebut serta perawatan atau perbaikannya dimasa mendatang, ditambah dengan biaya produksi yang memang tidak biasa karena untuk industri logam dan sejenisnya sebagian besar masih mengandalkan bahan baku impor. Sehingga tidak dapat dipungkiri perusahaan manufaktur pada sektor logam dan sejenisnya memerlukan sokongan dana yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya. Tabel 2 Penjualan bersih Industri logam dan sejenisnya tahun 2012-2016 No 1

2

3

4

5

6 7 8

9

Perusahaan PT. Alakasa Industrindo Tbk PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk PT.Saranacen tral Bajatama Tbk PT. Citra Turbindo Tbk PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk PT. Indah Aluminium Industry Tbk PT. Jaya Pari Steel Tbk PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk PT.Pelangi Indah Canindo Tbk

2012

2013

2014

2015

2016

-4,14%

31,39%

11,89 %

39,11%

53,72 %

-11%

47%

16,2%

Stabil

19,4%

18,94%

-1,75%

16,89 %

1,7%

21,80 %

-1,56%

19,11

20%

- 14,4%

4,82%

9,96%

24.8%

7,2%

16,64 %

-4%

- 57%

61%

- 54%

15%

12,5 %

2,95%

2,52%

65,24%

81,85 %

-4%

15%

2%

1%

1%

15,19 % 13,80 %

45,21% 24,80%

13,35 % 17,10 %

Sumber: www.idx.co.id Pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 ini banyak perusahaan industri sub sektor logam dan sejenisnya yang mengalami penurunan dan peningkatan penjualan, hal ini dikarenakan perekonomian dunia yang tidak stabil dan bahan baku produksi mengalami kelangkaan, tetapi hal ini

tidak mempengaruhi semua perusahaan sub sektor logam dan sejenisnya. Pada tabel 1.2 bisa kita lihat bahwa penjualan bersih PT Alakasa Industrindo Tbk pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 4,14%. Pada tahun 2013 meningkat secara signifikan sebesar 31,39% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 11,89%. Menurut informasi yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat inflasi Indonesia pada tahun 2015 juga menurun secara signifikan sehingga perusahaan juga mengalami penurunan penjualan sebesar 39,11%, tetapi pada tahun 2016 perusahaan melakukan perubahan strategi penjualan sehingga penjualan perusahaan meningkat sebesar 53,72%. PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk pada tahun 2012 mengalami penurunan penjualan yaitu sebesar 11%, sedangkan pada tahun 2013 penjualan bersih perusahaan mengalami peningkatan sebesar 47%, tetapi pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 terus mengalami penurunan penjualan. PT. Saranacentral Bajatama Tbk pada umumnya selalu mengalami peningkatan, hanya saja pada tahun 2013 mengalami sedikit penurunan penjualan sebesar 1,75% dikarenakan turunya produksi, berbeda hal dengan PT. Citra Turbindo Tbk yang mana setiap tahun mengalami penurunan dan hanya pada tahun 2013 yang mengalami peningkatan penjualan sebesar 19,11%. PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk pada tahun 2012 mengalami peningkatan penjualan sebesar 20%, tetapi pada tahun 2013 sampai dengan 2016 selalu mengalami penurunan penjualan. PT. Indah Aluminium Industry Tbk mengalami peningkatan penjualan setiap tahunnya. PT. Jaya Pari Steel Tbk mengalami peningkatan penjualan hanya pada tahun 2014 dan pada tahun 2016, sedangkan pada tahun 2012, 2014 dan pada tahun 2015 mengalami penurunan penjualan. PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk mengalami sedikit penurunan penjualan pada tahun 2014, sedangkan tahun 2012, 2013, 2015 dan 2016 mengalami peningkatan yang signifikan. PT. Pelangi Indah Canindo Tbk mengalami penurunan penjualan pada tahun 2012, sedangkan pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2016 mengalami peningkatan penjualan. Objek penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufacture yang bergerak dibidang sub sektor logam dan sejenisnya. Perusahaan Logam dan sejenisnya merupakan salah satu Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No. 1 Maret 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

121

industri yang mempunyai peranan penting dalam pekembangan perekonomian Indonesia. Perusahaan sub sektor Logam dan sejenisnya yang akan diteliti adalah PT. Alakasa Industrindo Tbk, PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk, PT. Saranacentral Bajatama Tbk, PT. Citra Turbindo Tbk, PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk, PT. Indah Aluminium Industry Tbk, PT. Jaya Pari Steel Tbk, PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk, PT. Pelangi Indah Canindo Tbk. KAJIAN PUSTAKA Komite Audit Komite audit merupakan komite yang bertugas mengawasi dan mengelola pelaporan termasuk sistem penendalian internal dan penerapan prinsip akuntansi yang diterima umum, serta mengawasi proses secara keseluruhan. Variabel komite audit diukur dengan melihat jumlah anggota komite audit yang dimiliki perusahaan. Rumus menghitung komite audit KA = ln Ʃ anggota komite audit Sumber: Shabibah (2017) Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial adalah persentase saham yang dimiliki oleh pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan. Variabel ini diukur dengan cara mengidentifikasi pada daftar struktur kepemilikan terdapat nama yang masuk jajaran dewan direksi maupun dewan komisaris. Rumus menghitung kepemilikan manajerial: KM = Total saham yang dimiliki manajemen

Sumber: Shabibah (2017) Dewan Komisaris Dewan komisaris adalah jumlah total anggota dewan komisaris, baik yang berasal internal perusahaan maupun dari eksternal perusahaan. Dewan komisaris diukur dengan menghitung jumlah anggota dewan komisaris pada suatu perusahaan. Rumus menghitung dewan komisaris DK = ln Ʃ komisaris internal + komisaris Sumber: Thesarani (2016) eksternal Nilai Perusahaan Rumus Tobin’s Q: q = (MVS + D) / TA Sumber: (Sindhupdiptha dan Yasa, 2013:398) Keterangan: q = Tobin’s Q MVS = Market value of all outstanding shares D = Debt TA = Firm’s asset’s Hipotеsis H1: Good Corporate Governance berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan H2: Komite Audit berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan H3: Kepemilikan Manajerial berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan H4: Dewan Direksi berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan

Jumlah saham beredar akhir tahun Sumber: Thesarani (2016) Dewan Direksi Dewan direksi adalah dewan yang bertugas mengawasi perusahaan dan memiliki peranan yang sangat vital dalam suatu perusahaan. Dewan direksi diukur dengan menghitung jumlah anggota dewan direksi pada suatu perusahaan. Rumus menghitung jumlah dewan direksi: DD = ln Ʃ anggota dewan direksi

H5: Dewan Komisaris berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan

signifikan

MЕTODE PЕNЕLITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory research), karena penelitian ini menjelaskan pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap Nilai Perusahaan. Penelitian ini menjelaskan hubungan antar variabel-variabel melalui pengujian hipotesa. Oleh karena itu pengujian ini juga dinamakan dengan pengujian hipotesa, jenis penelitian ini Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No. 1 Maret 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

122

dipilih agar dapat menjelaskan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat baik secara parsial maupun simultan. Sifat dari penelitian ini merupakan pengulangan dari penelitian terdahulu yang serupa namun dengan sampel, variabel, dan periode yang berbeda. Perbedaan penelitian ini terletak pada objek penelitian dan periode waktu dalam melakukan analisis data. Uji analisis data dalam penelitian ini berupa model regresi berganda untuk mengetahui hubungan komite audit, dewan direksi, kepemilikan manajerial, dan dewan komisaris terhadap nilai perusahaan yang diproksikan dengan Tobin’s Q. HASIL DAN PЕMBAHASAN Tabеl 3. Hasil Analisis Rеgrеsi Liniеr Bеrganda Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. B Error Beta

Model 1 (Constant)

-9.353

T

Sig. .000 5.482

1.706

Ln Komite 8.259 1.503 Audit Kepemilikan -.905 .587 Manajerial Ln Dewan 1.515 .400 Direksi Ln Dewan -.781 .326 Komisaris a. Dependent Variable: Tobin's Q

.563 5.496 .000 -.153

.131 1.541

.381 3.786 .001 -.241

.021 2.395

Sumbеr : Data Primеr diolah, 2017 Tabel 4. Uji Koefesien Determinasi (R2) Model Summaryb

Model

R

R

Adjusted R

Std. Error of the

Durbin-

Square

Square

Estimate

Watson

.783a

1

.612

.574

.94669045

1.855

a. Predictors: (Constant), Dewan Komisaris, Kepemilikan Manajerial, Dewan Direksi, Komite Audit b. Dependent Variable: Tobin's Q

Sumber: Data diolah, 2017 Tabel 5. Uji F/Simultan ANOVAa Sum of Model 1 Regression

Squares 56.651

Mean Df

Square

4

14.163

Residual

35.849 40

.896

Total

92.500 44

F

Sig.

15.803

.000b

a. Dependent Variable: Tobin's Q b. Predictors: (Constant), Dewan Komisaris, Kepemilikan Manajerial, Dewan Direksi, Komite Audit

Sumber: Data diolah, 2017 Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, Dewan Direksi, dan Dewan Komisaris berpengaruh secara simultan terhadap Tobin’s Q Berdasarkan hasil analisis regresi berganda Uji F dengan tingkat signifikan sebesar 0,05 diketahui bahwa variabel Komite Audit (X1), Kepemilikan Manajerial (X2), Dewan Direksi (X3), dan Dewan Komisaris (X4) berpengaruh secara serentak atau bersama-sama terhadap Tobin’s Q, hal ini ditunjukkan dengan hasil uji F variabel bebas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Tobin’s Q dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Hasil penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh sutedi dimana Good Corporate Governance (GCG) dibutuhkan untuk meningkatkan keberhasilan suatu usaha dan nilai perusahaan dimata publik. Penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sarafina(2017), yang mengemukakan bahwa variabel independen Good Corporate Governance (GCG) dan secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen yaitu Nilai Perusahaan (Tobin’s Q). Pengaruh Komite Audit terhadap Tobin’s Q Berdasarkan hasil analisis statistik Uji t penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Komite Audit (X1) secara parsial berpengaruh signifikan positif terhadap Tobin’s Q, hal ini ditunjukkan dengan hasil thitung > ttabel yaitu 5,496 > 2,021 dan nilai signifikansi (0,000) < 0,05. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sarafina (2017) yang menyatakan bahwa Komite Audit berpengaruh secara signifikan terhadap Tobin’s Q. Jumlah anggota komite audit dalam suatu perusahaan harus disesuaikan sesuai dengan kompleksitas perusahaan dengan tetap selalu memperhatikan unsur efektivitas dalam proses pengambilan keputusan sehingga memberikan kontribusi dalam nilai perusahaan dan juga kualitas laporan keuangan. Laporan keuangan telah mencerminkan kondisi perusahaan sebenarnya dan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No. 1 Maret 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

123

Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Tobin’s Q Berdasarkan hasil analisis statistik Uji t penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Kepemilikan Manajerial (X2) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Tobin’s Q, hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung < ttabel yaitu -1,541 < 2,021 dan hasil signikansi (0,131) > 0,05, hal ini bertolak belakang dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Muryati (2014), yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Kepemilikan manajerial merupakan jumlah persentase saham yang dimiliki oleh pihak manajemen yang aktif terlibat dalam proses pengambilan keputusan (direksi dan komisaris) atau seluruh modal dalam perusahaan. Salah satu cara untuk meminimalisir adanya konflik keagenan dalam perusahaan adalah dengan mensejajarkan kepentingan manajemen dengan pemegang saham perusahaan tersebut, tetapi menurut Wida (2014), yang menyatakan bahwa persamaan regresi yang dilakukan menghasilkan persentase kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian menyatakan bahwa peningkatan jumlah kepemilikan manajerial tidak mampu mengurangi konflik agensi yang timbul akibat hubungan keagenan. Pengaruh Dewan Direksi terhadap Tobin’s Q Berdasarkan hasil analisis statistik Uji t penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Dewan Direksi (X3) secara parsial berpengaruh signifikan positif terhadap Tobin’s Q, hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung > ttabel yaitu 3,786 > 2,021 dan hasil signifikansi (0,001) < 0,05, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muryati (2014). Muryati menyatakan bahwa variabel dewan direksi secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Dewan direksi dalam perusahaan penting untuk pencapaian komunikasi yang efektif antar anggota dewan sehingga dapat mengurangi perilaku opportunity manajemen, semakin banyak jumlah dewan direksi maka semakin efektif komunikasi antar manajemen. Pengaruh Dewan Komisaris terhadap Tobin’s Q Berdasarkan hasil analisis statistik Uji t penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Dewan

Komisaris (X4) secara parsial berpengaruh signifikan negatif terhadap Tobin’s Q, hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung < ttabel yaitu -2,395 < 2,021 dan nilai sig t (0,021) < 0,05 maka terdapat pengaruh DK (X4) terhadap Tobin’s Q. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Tobin’s Q dapat dipengaruhi secara signifikan oleh Dewan Komisaris , dengan meningkatkan Dewa n Komisaris maka Tobin’s Q tidak mengalami peningkatan . Hal ini sejalan dengan peneliian terdahulu yang dilakunh8kan oleh Sarafina (2017) yang menyatakan bahwa dewan komisaris berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan yang diproksikan dengan Tobin’s Q. Anggota dewan komisaris harus profesional yaitu berintegritas dan mempunyai kemampuan sehingga dapat menjalankan fungsinya dengan baik termasuk memastikan telah memperhatikan semua kepentingan pemangku jabatan lainnya. Semakin tinggi jumlah dewan komisaris maka semakin rendah nilai perusahaan, karena terlalu banyak dewan komisaris maka pengambilan keputusan tidak efektif. KЕSIMPULAN DAN SARAN Kеsimpulan 1. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda pada Uji F diperoleh nilai Fhitung sebesar 15,803 dengan nilai Ftabel diketahui sebesar 2,61 dan Fsig ɑ (0,000) < 0,05, sehingga didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa pengaruh KA (X1), KM (X2), DD (X3), dan DK (X4) terhadap Tobin’s Q (Y) adalah signifikan (Fhitung > Ftabel) yang berarti terdapat pengaruh signifikan secara simultan antara Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, Dewan Direksi dan Dewan Komisaris terhadap Tobin’s Q. 2. Berdasarkan hasil analisis statistik uji t antara KA (X1) dengan Tobins Q (Y) menunjukkan t hitung = 5,496, sedangkan t tabel (ɑ = 0, 05: db residual = 40) adalah sebesar 5,486, nilai thitung > ttabel yaitu 5,496 > 2,021 dan nilai sig t 0,000 < 0,05 maka pengaruh KA (X1) terhadap Tobin’s Q adalah signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa Tobin’s Q dapat dipengaruhi secara signifikan positif oleh Komite Audit, dengan meningkatkan jumlah Komite Audit maka Tobin’s Q akan mengalami peningkatan secara signifikan. 3. Berdasarkan hasil analisis statistik uji t antara KM (X2) dengan Tobins Q (Y) menunjukkan t Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No. 1 Maret 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

124

4.

5.

hitung = -1,541, sedangkan t tabel (ɑ = 0, 05: db residual = 40) adalah sebesar 2,021, nilai thitung < ttabel yaitu -1,541 < 2,021 dan nilai sig t 0,131 > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh KM (X2) terhadap Tobin’s Q. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Tobin’s Q tidak dapat dipengaruhi secara signifikan oleh Kepemilikan Manajerial. Berdasarkan hasil analisis statistik uji t antara DD (X3) dengan Tobins Q (Y) menunjukkan t hitung = 3,786, sedangkan t tabel (ɑ = 0, 05: db residual = 40) adalah sebesar 2,021, nilai thitung > ttabel yaitu 3,786 > 2,021 dan nilai sig t 0,001 < 0,05 maka pengaruh DD (X3) terhadap Tobin’s Q adalah signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa Tobin’s Q dapat dipengaruhi secara signifikan positif oleh Dewan Direksi, dengan meningkatkan jumlah Dewan Direksi maka Tobin’s Q mengalami peningkatan secara signifikan. Berdasarkan hasil analisis statistik uji t antara DK (X4) dengan Tobins Q (Y) menunjukkan t hitung = - 2,395, sedangkan t tabel (ɑ = 0,05 : db residual = 40) adalah sebesar 2,021, nilai thitung < ttabel yaitu -2,395 < 2,021 dan nilai sig t 0,021 < 0,05 maka tidak terdapat pengaruh DK (X4) terhadap Tobin’s Q, sehingga dapat disimpulkan bahwa Tobin’s Q dapat dipengaruhi secara signifikan negatif oleh Komite Audit, tetapi dengan meningkatkan jumlah dewan komisaris maka Tobin’s Q tidak mengalami peningkatan secara signifikan.

Saran 1.

2.

3.

Peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian dengan tema yang serupa diharapkan dapat menambahkan variabel indikator Good Corporate Governance (GCG) dengan pengukuran lain sehingga pengaruh terhadap nilai perusahaan lebih besar lagi. Pihak manajemen perusahaan diharapkan untuk lebih memperhatikan penerapan Good Corporate Governance (GCG) di dalam perusahaan agar nilai perusahaan dapat diciptakan dengan baik Perusahaan diharapkan memperbaharui informasi terkait dengan perusahaan khususnya mengenai kinerja perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA Effendi, Muh. Arief. 2016. The Power Of Corporate Governance: Teori dan Implementasi. Jakarta: Salemba Empat. Adrian, Sutedi. 2011. Good Corporate Governance. Sinar Grafika. Jakarta. Boediono, Gideon. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VIII Solo. Agus Sartono. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi (4 th ed.). Yogyakarta: BPFE. Adrian Sutedi. 2011. Good corporate Governance. Jakara: Sinar Grafika. Komite Nasional Kebijakan Governance, 2009. Pedoman Good Corporate Governanace Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi Indonesia, Jakarta Bernardus, Ferdinand, dan Umanto Eko, 2012. Metode Kuantitatif pendekatan pengambilan keputusan untuk ilmu sosial dan bisnis, Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Humanika. Sudana, I Keuangan Erlangga

made 2011. Manajemen Perusahaan. Yogyakarta:

Supranto, j dan Limakrisna N, 2016. Petunjuk praktis Penelitian Ilmiah untuk Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi, Edisi keempat. Jakarta: Mitra Wacana Media. Mudashiru, A, and Bakare, I, 2014. Good Corporate Governance and Organisational Performance: An Empirical Analysis. Journal of Humanities and Social Science, Vol.4, No.7 (1) D, Fuenzalida et al, 2013. Good Corporate Governance: Does it pay in peru. Journal of Business Research, 66 1759-1770 Kunthi, Valeria 2014. Pengaruh pengungkapan Good Corporate Governance (GCG) dan corporate ocial responsibility secara simultan dan parsial terhadap Nilai Perusahaan pada Indeks Bisnis-27 yang

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No. 1 Maret 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

125

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012. Skripsi. Universitas Brawijaya Muryati

Nuryanti

2014. Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi. Universitas Brawijaya 2015. Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) dan Leverage Terhadap Kinerja Perusahaan. Skripsi. Universitas Brawijaya

Shabibah 2017. Pengaruh ood Corporate Governance terhadap Kinerja Perbankan. Skripsi. Universitas Brawijaya Aprianingsih, Astri. 2016. Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance, Struktur Kepemilikan, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta

Hasibuan 2016. Pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi. Universitas Brawijaya Sarafina, Salsabila 2017. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan. Skripsi. Universitas Brawijaya Rahmadani 2017. Pengaruh tingkat Good Corporate Governance, Profitabilitas, dan Leverage terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi. Universitas Brawijaya Adrian, Sutedi. 2012. Good Corporate Governance. Sinar Grafika. Jakarta. Praningrum. 2016 Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan terlisting Bursa Efek Indonesia yang Termasuk dalam Corporate Governance Perception Index (CGPI) tahun 2011-tahun 2013). Skripsi. Universitas Brawijaya Annual Report dan Laporan Keuangan Perusahaan Industri Subsektor Logam dan Sejenisnya periode 2012-2016, diakses pada tanggal 3 November 2017dari http://www.idx.co.id Market rangking GCG di Asia 2016, diakses pada tanggal 13 September 2017dari http://www.new.acga.asia.org Journal of business research, Tobin’s Q, diakses pada tanggal 7 Desember 2017 dari http://www.unisbank.ac.id Thesarani 2016. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Skripsi. Universitas Brawijaya

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No. 1 Maret 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

126