PENGARUH IKLAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

Download PENGARUH IKLAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK. SHAMPOO. (Studi Kasus ... televisi, tidak hanya merek yang mendapat perhatian konsume...

0 downloads 666 Views 247KB Size
PENGARUH IKLAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SHAMPOO (Studi Kasus Pada Masyarakat Tanah Baru Depok) Octaviani Palantupen Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma [email protected] ABSTRACT

Advertising is an efficient way to reach many buyers who are geographically dispersed. Of the various kinds of media that exist, many advertisers who see television as the most effective media to convey information. Advertising can be used to form long-term image of a product and also to drive sales quickly. In terms of decision making shampoo buy very many factors that affect consumers, be it taste, income, lifestyle or even a promotion conducted by the company. The research objective is (1) To test whether the variables significantly influence brand beliefs, (2) To test whether a variable celebrity endorser significant effect on confidence, (3) To test whether the variables significantly influence the perception of confidence, (4) To test whether the variables beliefs have a significant effect on the interest and (5) To test whether the variables of interest significantly influence purchasing decisions. The population used is the Tanah Baru Depok. Members of the sample used in this study were 150 respondents to 50 respondents as a test run. This research uses analysis tool AMOS 6.0. Based on the results of studies that have been writers do, be aware that purchasing decisions are influenced by variables brands, celebrity endorser, perceptions, beliefs and interests. Where the value of the variable beliefs and interests proved to be a mediating variable that links between the variables of the purchase decision. With the results of the discussion there, it can be concluded that beliefs are influenced by brand, celebrity endorser, and the perception, if consumer confidence affecting the greater the stronger the belief held by consumers to be able to create consumer interest in making purchasing decisions for products shampoo through advertisements . Keywords: Brands, Celebrity endorser, Perception, Belief, Interest, Purchase Decision

A. PENDAHULUAN Latar belakang Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sebagai sesuatu yang unik, karena preferensi dan sikap terhadap objek setiap orang berbeda. Selain itu konsumen berasal dari beberapa segmen, sehingga apa yang diinginkan dan dibutuhkan juga berbeda. Iklan adalah suatu wacana yang memberikan efek kepercayaan bagi pelanggan khususnya untuk produk-produk yang masih baru ataupun produk-produk yang memerlukan kepercayaan serta kredibilitas tinggi untuk diyakini oleh konsumen akan kualitas dan kinerja produknya. Iklan hanyalah salah satu contoh untuk mengenalkan produk atau jasa yang ingin di pasarkan kepada pasar sasaran. Namun iklan sangat berperan penting dalam dunia pemasaran. Tujuan iklan sangat tergantung dari setiap perusahaan, baik untuk menginformasikan, membujuk, atau mengingatkan. Dalam hal pengambilan keputusan membeli shampoo sangat banyak faktor yang mempengaruhi konsumen, baik itu selera, pendapatan, gaya hidup atau bahkan promosi yang dilakukan oleh perusahaan. Promosi merupakan suatu hal yang penting yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk menarik perhatian, menimbulkan interest, menimbulkan minat untuk membeli dan akhirnya adanya tindakan dari konsumen. Iklan bisa digunakan untuk membentuk citra jangka panjang sebuah produk dan juga untuk menggerakkan penjualan cepat. Iklan merupakan cara efisien untuk mencapai banyak pembeli yang secara geografis tersebar. Iklan haruslah dilaksanakan dalam skala cukup besar untuk membuat kesan yang efektif terhadap pasarnya. Dari berbagai macam media yang ada, banyak pengiklan yang memandang televisi sebagai media yang paling efektif untuk menyampaikan informasi. Pengiklanan di media televisi hingga kini masih dianggap cara paling efektif dalam mempromosikan produk terutama di Indonesia yang masyarakatnya masih brand minded dimana merek yang pernah muncul di iklan ditelevisi lebih digemari daripada yang tidak diiklankan di televisi, tidak hanya merek yang mendapat perhatian konsumen dalam suatu iklan, celebrity endorser (selebriti) yang digunakan pada iklan yang juga dapat menimbulkan persepsi konsumen sehingga menimbulkan suatu keyakinan yang kuat dan minat sehingga memperkuat keputusan pembelian konsumen akan produk tersebut. Periklanan yang dilakukan pun mencakup pada setiap media baik media cetak atau media elektronik. Strategi promosi yang diterapkan oleh suatu perusahaan berhasil dalam membangun kesadaran mereknya. Rumusan masalah 1. Apakah variabel merek berpengaruh signifikan terhadap keyakinan? 2. Apakah variabel celebrity endorser berpengaruh signifikan terhadap keyakinan? 3. Apakah variabel persepsi berpengaruh signifikan terhadap keyakinan? 4. Apakah variabel keyakinan berpengaruh signifikan terhadap minat? 5. Apakah variabel minat berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian shampoo? Tujuan penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah : 1. Untuk menguji apakah variabel merek berpengaruh signifikan terhadap keyakinan. 2. Untuk menguji apakah variabel celebrity endorser berpengaruh signifikan terhadap keyakinan. 3. Untuk menguji apakah variabel persepsi berpengaruh signifikan terhadap keyakinan. 4. Untuk menguji apakah variabel keyakinan berpengaruh signifikan terhadap minat. 5. Untuk menguji apakah variabel minat berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian shampoo.

B. TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Definisi Iklan Periklanan pada dasarnya merupakan salah satu tahap dari pemasaran, yang tiap-tiap tahap itu saling berhubungan dan jaringannya akan terputus jika salah satu mata rantai itu lemah. Periklanan menjadi tahap yang penting yang sama pentingnya dengan tahap-tahap lain dalam proses pemasaran. Dalam bauran pemasaran promosi ialah berbagai kegiantan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menonjolkan keistimewaan-keistimewaan produknya dan membujuk konsumen sasaran agar membelinya. Iklan adalah bagian dari bauran promosi (promotion mix) dan bauran promosi adalah bagian dari bauran pemasaran (marketing mix). Secara sederhana iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Namun demikian, untuk membedakannya dengan pengumuman biasa, iklan lebih diarahkan untuk membujuk orang supaya membeli. Definisi periklanan menurut institute praktisi periklanan Inggris dalam Jefkins (1996) adalah: Periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada (calon) konsumen yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan dengan biaya yang paling ekonomis. Kotler (2002) mengartikan periklanan sebagai berikut: Periklanan adalah segala bentuk penyajian non-personal dan promosi ide, barang, atau jasa oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembiayaan. Dalam membuat program periklanan manajer pemasaran harus selalu mulai dengan mengidentifikasi pasar sasaran dan motif pembeli. Kemudian membuat lima keputusan utama dalam pembuatan program periklanan yang disebut lima M ( Kotler, 2002) Sebagai berikut: a) Mission (misi): apakah tujuan periklanan ? b) Money (uang): berapa banyak yang dapat di belanjakan ? c) Message (pesan): pesan apa yang harus disampaikan ? d) Media (media): media apa yang digunakan ? e) Measuremen (pengukuran): bagaimana mengevaluasi hasilnya ? Pengertian Merek Menurut Kotler dan Armstrong (1997) merek adalah sebuah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengenali produk atau jasa dari seorang atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing. Merek adalah janji penjual untuk menyampaikan kumpulan sifat, manfaat, dan jasa spesifik secara konsisten kepada pembeli, merek terbaik menjadi jaminan mutu. Brand atau merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, desain, ataupun kombinasinnya yang mengidentifikasi suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan (Durianto, 2001). Sedangkan, Simamora (2001) menyatakan bahwa merek adalah nama, tanda, simbol, desain atau kombinasinya yang ditunjukkan untuk mengidentifikasi dan mendiferensiasi barang atau layanan suatu penjual dari barang dan layanan penjual lain. Keberadaan merek akan memudahkan konsumen dalam mencari produk yang dikehendaki di pasar. Namun demikian yang sering terjadi adalah diferensiasi produk antara satu merek dengan merek yang lain tidak terlalu signifikan sehingga muncul perilaku perpindahan merek yang disebabkan oleh beberapa variabel misalnya promosi, kualitas produk yang dipersepsikan, citra produk, kemasan dan label, harga dan sebagainya. Celebrity Endorser Keberhasilan sebuah iklan tidak terlepas dari pesan bintang iklan dalam mempromosikan sebuah merek produk, terutama bila iklan tersebut ditayangkan melalui media televisi. Penggunaan

bintang iklan dalam sebuah iklan di televisi merupakan alternatif strategi yang tepat untuk memperkenalkan produk kepada konsumen. Wiryawan dan Pratiwi (2009), promosi merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam rangka mengatasi kondisi tersebut. Perusahaan harus melakukan bauran promosi secara terpadu agar dapat mengkomunikasikan produknya dengan baik. Salah satunya melalui iklan, yang di dalamnya tercakup strategi penggunaan endorser untuk mempengaruhi persepsi konsumen. Ada tiga jenis daya tarik utama endorser yang biasa digunakan pada kegiatan promosi dalam pemasaran : 1. Selebritis Pada umumnya orang terpesona melihat orang yang kaya, sukses dan terkenal, dan mereka bisa terkenal karena cantik atau ganteng dan mempunyai keahlian tertentu. Mereka mempengaruhi pengagumnya dalam hal cara berpikir, apa yang dibeli, digunakan, ditonton, dimakan, diminum, didengarkan, dan dalam kegiatan dimana mereka terlibat. Selebritis banyak digunakan untuk mengembangkan citra positif produk baru atau mengubah citra produk yang sudah ada, karena untuk melakukan ini diperlukan pengaruh yang kuat. Selebritis mempunyai kekuatan karena mereka menjadi idola banyak orang. 2. Ahli atau pemimpin pendapat Mereka adalah orang orang yang pendapatnya mengenai suatu produk tertentu dituruti oleh orang orang yang kurang tahu tentang produk tersebut. Biasanya, mereka mempunyai peran yang penting dalam komunikasi dari mulut ke mulut tentang suatu produk. Para ahli atau pemimpin pendapat juga bisa berupa konsumen yang mengerti betul tentang suatu produk dan oleh karenanya pendapatnya dituruti oleh orang lain di komunitas atau lingkungan tempat tinggalnya. Pemasar mengetahui data para ahli atau pemimpin pendapat ini dari daftar nama dan alamat orang orang yang pernah menanyakan melalui surat tentang suatu produk di masa yang lampau. Biasanya, orang orang tersebut bertipe inovator. Di samping itu, salesman juga bisa dan diharapkan berperan sebagai pemimpin pendapat. 3. Orang biasa Konsumen yang berpengalaman menggunakan produk, seperti disebutkan sebelumnya, akan dituruti pendapatnya oleh calon konsumen. Konsumen juga lebih mudah untuk mengidentifikasikan dirinya terhadap orang biasa yang digunakan di iklan. Banyak sekali contoh iklan yang menggunakan kiat ini dalam mempromosikan produknya. Persepsi Persepsi sesorang yang termotivasi siap untuk bertindak. Bagaimana orang tersebut bertindak dipengaruhi oleh persepsinya mengenai situasi. Menurut Kotler dan Armstrong (1997) persepsi adalah proses yang dilalui orang dalam memilih, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti mengenai dunia. Sedangkan menurut Setiadi (2003) mengatakan, persepsi merupakan proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan persepsi yang berbeda dari objek yang sama karena adanya 3 proses persepsi. Orang dapat membentuk persepsi berbeda dari rangsangan yang sama karena tiga macam proses penerimaan indera tersebut, yaitu : perhatian yang selektif, distorsi selektif, dan ingatan selektif. Perhatian selektif yaitu kecenderungan bagi manusia untuk menyaring sebagian besar informasi yang mereka hadapi, berarti bahwa pemasar harus bekerja cukup keras untuk menarik perhatian konsumen. Distorsi selektif menguraikan kecenderungan orang untuk menginterprestasikan informasi dengan cara yang akan mendukung apa yang telah mereka yakini. Sedangkan Ingatan selektif dimana orang akan cenderung untuk mengingat informasi yang mendukung sikap dan keyakinan mereka. Keyakinan dan Sikap

Melalui tindakan dan pembelajaran, orang mendapatkan keyakinan dan sikap yang mempengaruhi tingkah laku membeli. Keyakinan merupakan suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu (Kotler dan Armstrong 1997). Sedangkan sikap yaitu evaluasi, perasaan, dan kecenderungan dari seseorang terhadap suatu obyek atau ide yang relatif konsisten. Sikap menempatkan orang dalam suatu kerangka pemikiran mengenai menyukai atau tidak menyukai sesuatu, mengenai mendekati atau menjauhinya. Sikap disebut juga sebagai konsep yang paling khusus dan sangat dibutuhkan dalam psikologis sosial kontemporer. Sikap juga merupakan salah satu konsep yang paling penting yang digunakan pemasar untuk memahami konsumen. Minat Beli Minat beli diperoleh dari suatu proses belajar dan proses pemikiran yang yang membentuk suatu persepsi. Minat beli ini menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benak dan menjadi suatu keinginan yang sangat kuat yang pada akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada di dalam benaknya itu. Minat beli adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Menurut Keller (1998) dalam Dwityanty (2008), menyatakan bahwa minat konsumen adalah seberapa besar kemungkinan konsumen membeli suatu merek atau seberapa besar kemungkinan konsumen untuk berpindah dari satu merek ke merek lainnya. Sedangkan Mittal (1999) dalam Dwityanty (2008) juga mengemukakan bahwa fungsi dari minat konsumen merupakan fungsi dari mutu produk dan mutu layanan. Keputusan Pembelian Keputusan pembeliaan merupakan salah satu komponen utama dari perilaku konsumen. Suatu keputusan melibatkan pilihan di antara dua atau lebih alternatif tindakan (atau perilaku). Pengertian mengenai perilaku konsumen oleh perusahaan selaku produsen segitu penting dan perlu diperhatikan lebih lanjut. Dalam memahami perilaku konsumen, terdapat banyak pengaruh yang mendasari seseorang dalam mengambil keputusan pembelian suatu produk atau merek. Pada kebanyakan orang, perilaku pembelian konsumen seringkali diawali dan dipengaruhi oleh banyaknya rangsangan (stimulus) dari luar dirinya, baik berupa rangsangan pemasaran maupun rangsangan dari lingkungan yang lain. Rangsangan tersebut kemudian diproses (diolah) dalam diri, sesuai dengan karakteristik pribadinya, sebelum akhirnya diambil keputusan pembelian. Karakteristik pribadi konsumen yang dipergunakan untuk memproses rangsangan tersebut sangat komplek, dan salah satunya adalah motivasi konsumen untuk membeli. Konsep pemasaran merekomendasikan kepada para pemasar untuk memberikan kepuasan kepada konsumennya. Untuk dapat memuaskan mereka, perusahaan harus mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut. Termasuk di dalamnya motif yang mendasari mengapa seseorang membeli suatu produk, dimana mereka membeli kapan mereka membeli, berapa yang mereka beli, pada tingkat harga berapa mereka mau membeli produk tersebut. Perilaku konsumen tersebut dipengaruhi oleh dua variabel penting yaitu karakateristik pembeli dan proses pengambilan keputusan pembelian. Diawali dengan tahap mencari atau mengenali kebutuhan, konsumen akan beranjak pada tahap kedua yaitu pencarian inofrmasi. Informasi yang mereka cari seputar produk, merek dan juga produsen produk tersebut. Informasi-informasi yang terkumpul akan dievaluasi pada tahap berikutnya. Sebagai output dari tahap ketiga adalah keputusan pembelian. Ketika telah melakukan pembelian dan mengkonsumsi produk yang dibeli, mereka akan mengevaluasi baik produk maupun pelayanan yang mereka terima dalam proses pembelian. Hasil evaluasi yang positif akan mendorong mereka untuk melakukan pembelian ulang di masa yang akan datang. Namun evaluasi yang negatif akan memotivasi mereka untuk tidak lagi mengkonsumsi produk tersebut. Kotler dan Armstrong (1997) menyebutkan bahwa keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Sedangkan menurut

Setiadi (2003), bahwa proses pengambilan keputusan yang rumit sering melibatkan beberapa keputusan. Suatu keputusan melibatkan pilihan diantara dua atau lebih altenatif tindakan (perilaku). Keputusan pembelian selalu mensyaratkan pilihan diantara beberapa perilaku yang berbeda. Pengambilan keputusan adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya. Dimensi untuk mengukur keputusan pembelian yang diambil oleh konsumen antara lain (Sulistyawati, 2010): 1. Benefit Association Kriteria benefit association menyatakan bahwa konsumen menemukan manfaat dari produk yang akan dibeli dan menghubungkannya dengan karakteristik merek. 2. Frekuensi pembelian Ketika konsumen membeli produk tertentu dan ia merasa puas dengan kinerja produk tersebut, maka ia akan sering membeli kembali produk tersebut kapanpun ia membutuhkannya. Kotler dan Armstrong (1997) mencatat terdapat beberapa tahapan dalam proses keputusan pembelian yang dilakukan pelanggan, yaitu :

Pengenalan Kebutuhan

Pencarian Informasi

Evaluasi Alternatif

Keputusan Pembelian

Perilaku Pasca Pembelian

Gambar 2.1 Tahap-tahap Pengambilan Keputusan Sumber : Kotler dan Armstrong (1997) Dalam gambar tersebut menyiratkan bahwa konsumen melewati kelima tahap seluruhnya pada setiap pembelian. Namun dalam pembelian yang lebih rutin, konsumen sering kali melompati atau membalik beberapa tahap ini. Pengenalan kebutuhan tahap pertama proses keputusan pembeli, yaitu ketika konsumen mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Dimana pembeli merasakan perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan. Pencarian informasi yaitu tahap dari proses keputusan pembeli, yang merangsang konsumen untuk mencari informasi lebih banyak, konsumen mungkin hanya meningkatkan perhatian atau mungkin aktif mencarai informasi. Evaluasi alternatif tahap dari keputusan pembeli, yang ketika konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternative dalam perangkat pilihan. Keputusan membeli yaitu tahap dari proses keputusan pembeli ketika konsumen benar-benar membeli produk. Sedangkan pada tahap Perilaku pasca pembelian, yaitu ketika konsumen mengambil tindakan labih lanjut setelah membeli berdasarkan pada rasa puas atau tidak puas. Hipotesis penelitian yang pertama (H1) menyatakan bahwa merek berpengaruh positif terhadap keyakinan. Pada hipotesis penelitian kedua (H2), menyatakan bahwa celebrity endorser berpengaruh positif terhadap keyakinan. Hipotesis penelitian ketiga (H3), menyatakan bahwa persepsi berpengaruh positif terhadap keyakinan. Dalam hipotesis penelitian keempat (H4), menyatakan bahwa keyakinan berpengaruh positif terhadap minat. Dan pada hipotesis penelitian kelima (H5), manyatakan bahwa minat berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian kosumen. Bardasarkan telaah pustaka serta penelitian terdahulu, dapat disusun kerangka pemikiran penelitian sebagaimana dapat dilihat pada gambar 1 berikut :

Merek (X1)

H1

Celebrity endorser (X2)

H2

Persepsi (X3)

H3

Keyakinan (X4)

Minat (X5)

H4

H5

Keputusan Membeli (Y)

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Teoritis

C. METODE PENELITIAN Teknik Analisis Analisis data dan interpretasi untuk penelitian yang ditujukan untuk menjawab pertanyaanpertanyaan penelitian dalam rangka mengungkap fenomena sosial tertentu. Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca diimplementasikan. Metode yang dipilih untuk menganalisis data harus sesuai dengan pola penelitian dan variabel yang akan diteliti (Hasanah, 2009). Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur yang merupakan pengembangan lebih lanjut dari analisis regresi berganda dan bivariate. Analisis jalur menguji beberapa variabel independen dan dependen sekaligus sehingga memungkinkan pengujian terhadap variabel mediating atau intervening, juga dapat mengukur hubungan langsung maupun tidak langsung antar variabel (Ghozali, 2008). Uji Validitas Uji validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Pengujian item-item pertanyaan dalam kuesioner yang bertujuan untuk mengetahui apakah item-item tersebut benar-benar mengukur konsep-konsep yang dimaksudkan dalam penelitian ini dengan tepat. Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikasi koefisien korelasi pada taraf signifikasi 0.05, artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total (Priyatno,2008). Tabel 1

Hasil Uji Validitas Variabel Indepen den

Pernyataan

Corrected Item Total Correlation

Mudah didapatkan

0.485

Nilai r table (N=50, α=5%) 0.273

Kemasan menarik

0.596

0.273

Harga yang mahal

0.449

0.273

Keteranga n

Kesimpula n

r hit > r tabel r hit > r tabel r hit > r tabel

Valid   Valid Valid

X1

X2

X3

Merek yang konsumen sukai Pengetahuan merek shampoo tersebut Harga terjangkau

0.476

0.273

0.653

0.273

0.548

0.273

Manfaat khusus

0.717

0.273

Mudah dikenali dan diingat

0.677

0.273

Bintang iklan mempengaruhi konsumen Menyukai celebrity endorser Kasamaan personality

0.588

0.273

0.488

0.273

0.541

0.273

Familiar

0.509

0.273

Menambah rasa percaya diri Manfaat dan rasa nyaman

0.495

0.273

0.767

0.273

Sesuai dengan jenis rambut

0.586

0.273

Mudah didapatkan

0.663

0.273

0.536

0.273

0.611

0.273

Keyakinan

0.635

0.273

Promosi khusus

0.610

0.273

Yakin karena rekomendasi dari orang lain Keyakinan kerena manfaat dan kualitas Keyakinan akan hasil

0.442

0.273

0.552

0.273

0.490

0.273

Keyakinan karena model yang dukup terkenal Mengenal shampoo yang akan dibeli Minat karena iklan shampoo tersebut Minat karena orang lain sudah pernah menggunakan

0.496

0.273

0.584

0.273

0.735

0.273

0.416

0.273

Motto sesuai manfaatnya Kualitas shampoo

X4

X5

dengan

r hit > r tabel r hit > r tabel r hit > r tabel r hit > r tabel r hit > r tabel r hit > r tabel r hit > r tabel r hit > r tabel r hit > r tabel r hit > r tabel r hit > r tabel r hit > r tabel r hit > r tabel r hit > r tabel r hit > r tabel r hit > r tabel r hit > r tabel r hit > r tabel r hit > r tabel r hit > r tabel r hit > r tabel r hit > r tabel r hit > r tabel r hit > r tabel

Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Y

Mempertimbangkan sebelum membeli Variasi shampoo

0.652

0.273

0.651

0.273

Iklan sesuai dengan kebutuhan konsumen Membeli karena merek shampoo terkenal

0.419

0.273

0.511

0.273

0.507

0.273

0.557

0.273

0.587

0.273

Membeli karena model iklan terkenal Menambah rasa percaya diri Keyakinan

r hit > r tabel r hit > r tabel r hit > r tabel r hit > r tabel r hit > r tabel r hit > r tabel r hit > r tabel r hit > r tabel

Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Membeli karena orang lain 0.496 0.273 Valid sudah pernah membeli Sumber : Data primer diolah, 2011 Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa, semua pernyataan yang terdapat pada variabel X1 (Merek), X2 (Celebrity Endorser), X3 (Persepsi), X4 (Keyakinan), X5 (Minat) dan Y (Keputusan pembelian) valid atau tepat, karena r hitung > r table dengan nilai r tabel sebesar 0.273 pada jumlah responden atau N = 50 dan α = 5%. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang.  (Priyatno,2008). Sedangkan menurut Setiyowati (2008) bahwa realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Dengan kata lain, reabilitas menunjukkan konsisten suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Dari hasil pengujian reliabilitas instrument penelitian menunjukkan bahwa semua penelitian adalah reliabel. Uji signifikasnsi dilakukan pada taraf signifikan 0.05, artinya dapat dikatakan reliabel bila nilai alpha lebih besar dari r kritis (Priyatno,2008). Hasil penghitungan uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2 Hasil Uji Reliabilitas Variabel

Alpha

Keterangan

Merek

0.754

Reliabel

Celebrity Endorser

0.792

Reliabel

Persepsi

0.773

Reliabel

Keyakinan

0.761

Reliabel

Minat

0.767

Reliabel

Keputusan Pembelian

0.766

Reliabel

Sumber : Data primer diolah, 2011 D. HASIL DAN PEMBAHASAN Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Evaluasi kriteria goodness of fit terhadap model yang dihasilkan secara lengkap dapat dilakukan sebagai berikut: a.Evaluasi Normalitas Data Evaluasi normalitas data dilakukan dengan menggunakan kriteria critical ratio skewness value sebesar ± 2.58 pada tingkat signifikansi 0,01 (1%). Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai critical ratio skewness value di bawah harga mutlak 2.58 (Ghozali, 2008). Tabel 4.1 Asumsi Normalitas Variable min max skew c.r. kurtosis c.r. X1 19.000 40.000 -.847 -4.233 1.129 2.822 X2 5.000 19.000 -1.536 -7.680 6.127 15.318 X3 11.000 25.000 -.938 -4.691 1.693 4.232 X4 16.000 35.000 -.745 -3.723 .297 .743 X5 12.000 29.000 -.762 -3.811 .702 1.756 Y 7.000 25.000 -.588 -2.938 1.162 2.904 Multivariate 33.338 20.836 Sumber: Data primer diolah, 2011 Berdasarkan hasil di atas dapat dilihat bahwa angka nilai skewness value dan kurtosis value variabel X4 (Keyakinan) dan X5 (Minat) menunjukkan distribusi normal karena nilainya dibawah ± 2.58, yaitu 0.743 dan 1.756. Sedangkan variabel X1 (Merek), X2 (Celebrity Endorser), X3 (Persepsi) dan Y (Keputusan Pembelian) memiliki angka nilai skewness value dan kurtosis value diatas ± 2.58, yaitu 2.822, 15.318, 4.232, dan 2.904. Oleh karena nilai multivariate memberikan nilai di atas ± 2.58 dapat dikatakan secara multivariate data berdistribusi tidak normal. Data yang normal secara multivariate pasti normal pula secara univariate. Namun sebaliknya, jika secara keseluruhan data normal secara univariate, tidak menjamin akan normal pula secara multivariate (Hasanah, 2009). b. Evaluasi Squared Multiple Corelation Tabel 3 Squared Multiple Corelation Estimate X4

.491

X5

.128

Y

.009

Sumber : Data primer diolah, 2011

Berdasarkan hasil tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa koefisien determinasi X4 (keyakinan) sebesar 0.491 dimana variabel keyakinan dapat dijelaskan oleh variabel X1 (merek). X2 (celebrity endorser) dan X3 (persepsi) sebesar 49,1%, untuk koefisien determinasi pada variabel X5 (minat) sebesar 0.128 yang dapat dijelaskan oleh variabel X4 (keyakinan) sebesar 12.8%, sedangkan koefisien determinasi untuk Y (keputusan pembelian) sebesar 0.09 yang berarti bahwa variabel minat dapat dijelaskan oleh variabel X5 (minat) sebesar 0.09% (Ghozali, 2008). c. Evaluasi Multicollinearity dan Singularity Permasalahan multicollinearity dan singularity dapat dideteksi melalui nilai determinan matriks kovarian. Nilai determinan yang sangat kecil menunjukkan indikasi terdapatnya masalah multicollinearity dan singularity (Ghozali, 2008). Semakin besar nilai matriks kovarian, berarti data semakin baik. Dari data yang telah diolah dengan AMOS 6.0 didapatkan hasil sebagai berikut : Determinant of sample covariance matrix = 24659.292 Dalam penelitian ini, nilai determinan matriks kovarian sebesar 24659.292 Nilai tersebut lebih besar dari nol sehingga data layak untuk digunakan. d.

Indeks Kriteria Goodness of Fit Hasil perhitungan model SEM sebagaimana ditunjukkan pada gambar 4 menghasilkan indeks goodness of fit sebagaimana ditunjukkan tabel 4. Tabel 4 Hasil Perhitungan Indeks Goodness of Fit Indeks Nilai Nilai Kritis Keterangan 2.326 Lebih kecil Baik Chi-square 0.676 ≥ 0.05 Baik Probability RMSEA 0.000 ≤ 0.08 Baik GFI 0.995 ≥ 0.90 Baik AGFI 0.973 ≥ 0.90 Baik CMIN/DF 0.582 ≤ 2.00 Baik TLI 1.016 ≥ 0.95 Baik CFI 1.000 ≥ 0.95 Baik Sumber : Data primer diolah, 2011 Hasil pada tabel diatas, diketahui bahwa data sudah memenuhi kriteria goodnessfit, dimana model yang diuji akan dipandang baik atau memuaskan bila nilai chi-squarenya rendah. Semakin kecil nilai 2 semakin baik model itu (karena dalam uji beda chi-square, 2=0, berarti benar-benar tidak ada perbedaan, Ho diterima) dan diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-off value sebesar p>0.05 atau p>0.10, dengan nilai Chi-square sebesar 2.326 dengan probabilitas 0.676. Untuk kriteria goodness-fit lainnya sudah memenuhi syarat yaitu RMSEA (The Root Mean Square Error of Approximation) merupakan sebuah indeks yang dapat digunakan untuk mengkompensasi chi-square statistik dalam sampel yang besar. Nilai RMSEA sebesar 0.000 baik karena sesuai dengan yang disyaratkan di bawah 0.08 (Achmad, 2008). Baik GFI (Goodness of Fit Index ) maupun AGFI (Adjusted Goodness-of-Fit) adalah kriteria yang memperhitungkan proporsi tertimbang dari varians dalam sebuah matriks kovarians sampel. Nilai sebesar 0.90. Nilai GFI dan AGFI sebesar 0.995 dan 0.973 memenuhi syarat karena di atas 0.90.

CMIN/DF (The minimum sample discrepancy function) dibagi dengan degree of freedom merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat fitnya sebuah model, nilai CMIN/DF sebesar 0.582 baik karena sesuai dengan syarat di bawah 2.00. TLI (Tucker Lewis Index) adalah sebuah alternatif incremental fix index yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap baseline model. Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah penerimaan > 0,95. Nilai TLI sebesar 1.016 di atas 0.95 maka model dinyatakan baik, CFI (Comparative Fit Index) memiliki keunggulan tidak bisa dipengaruhi oleh ukuran sampel karena itu sangat baik untuk mengukur tingkat penerimaan sebuah model. Nilai CFI yang direkomendasikan agar dapat diterima adalah > 0,95. Nilai CFI yang diperoleh sebesar 1.000 yang memenuhi syarat di atas 0.95 dan dinyatakan baik (Hasanah, 2009).     e.Analisis Direct Effect, Indirect Efferct, dan Total Effect Analisis ini digunakan untuk melihat kekuatan pengaruh antar konstruk, baik pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung, maupun pengaruh totalnya. Menurut Hasanah (2009) pengaruh langsung (direct effect) merupakan koefisien dari semua garis dengan anak panah satu ujung. Sedangkan pengaruh tidak langsung (indirect effect) adalah pengaruh yang muncul melalui sebuah variabel antara dan pengaruh total (total effect) adalah pengaruh dari berbagai hubungan. Pengaruh langsung dari model penelitian ini sebagaimana disajikan pada tabel 4. Tabel 5 Standardized Direct Effects – Estimates X1

X2

X3

X4

X5

X4 .283 .177 .362 .000 .000 X5 .000 .000 .000 .875 .000 Y .000 .000 .000 .000 .882 Sumber : Data primer diolah, 2011 Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang memiliki pengaruh langsung terhadap variabel X4 (Keyakianan), yaitu X1 (Merek), X2 (Celebrity Endorser), dan X3 (Persepsi) terdapat satu variabel yang memiliki pengaruh langsung terhadap variabel X5 (Minat) yaitu X4 (Keyakinan) dan terdapat satu variabel yang memiliki pengaruh langsung terhadap variabel Y (Keputusan Pembelian) yaitu variabel X5 (Minat). Hasil pengukuran menunjukkan bahwa variabel yang memiliki pengaruh langsung terbesar terhadap variabel X4 (Keyakinan) adalah variabel X3 (Persepsi), yaitu sebesar 0.362, sedangkan variabel yang memiliki pengaruh langsung terhadap variabel X5 (Minat) adalah variabel X4 (Keyakinan) sebesar 0.875 dan variabel yang memiliki pengaruh langsung terbesar terhadap variabel Y (Keputusan Pembelian) adalah variabel X5 (Minat), yaitu sebesar 0.882. Tabel 6 Standardized Indirect Effects – Estimates X1

X2

X3

X4

X5

X4 .000 .000 .000 .000 .000 X5 .248 .155 .317 .000 .000 Y .218 .137 .279 .772 .000 Sumber : Data primer diolah, 2011 Pada tabel 6 dapat dilihat pengaruh tidak langsung antar variabel, yaitu terdapat tiga variabel yang memiliki pengaruh tidak langsung terhadap variabel X5 (Minat) yang ditunjukkan pada tabel 6. Dari pengukuran tersebut, variabel yang memiliki pengaruh tidak

langsung terbesar terhadap variabel X5 (Minat) adalah variabel X3 (Persepsi), yaitu sebesar 0.317. sedangkan pada variabel Y (Keputusan Pembelian) variabel yang memiliki pengaruh tidak langsung terbesar adalah X4 (Keyakinan) sebesar 0.772. Oleh karena adanya pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung antar variabel dalam model penelitian ini, maka perlu diukur pengaruh totalnya. Hasil pengukuran pengaruh total antar variabel sebagaimana ditunjukkan pada tabel 7. Tabel 7 Standardized Total Effects – Estimates

X4

X1 .272

X2 .338

X3 .540

X4 .000

X5 .000

X5

.208

.258

.413

.765

.000

Y .171 .213 .341 .630 .824 Sumber : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan hasil pengukuran tersebut diketahui bahwa variabel yang memiliki pengaruh total terbesar terhadap variabel X4 (Keyakinan) adalah variabel X3 (Persepsi), yaitu sebesar 0.540 dan variabel yang memiliki pengaruh total terbesar terhadap variabel X5 (Minat) adalah variabel X4 (Keyakinan), yaitu sebesar 0.765, sedangkan variabel yang memiliki pengaruh total terbesar terhadap variabel Y (Keputusan Pembelian) adalah variabel X5 (Minat), yaitu sebesar 0.824. 4.3 Hasil Uji Hipotesis Hasil perhitungan estimasi nilai parameter sebagaimana ditunjukkan pada tabel 8. Tabel 8 Estimasi Parameter Regression Weight Estimate S.E. C.R. P X4 <--- X3 .540 .093 5.811 *** X4 <--- X2 .338 .128 2.629 .009 X4 <--- X1 .272 .065 4.178 *** X5 <--- X4 .765 .096 7.999 *** Y <--- X5 .824 .126 6.540 *** Sumber : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat diketahui bahwa nilai critical ratio (CR) yang identik dengan uji-t dalam regresi, tidak ada yang sama dengan nol. P adalah tingkat probabilitas signifikansi (***) berarti by default signifikan pada 0.001. Nilai critical ratio (CR) pada variabel X1 (merek), X2 (celebrity endorser), X3 (persepsi), X4 (keyakinan) X5 (minat) dan Y ( keputusan pembelian) tidak ada yang sama dengan nol. Dengan demikian maka model yang disajikan dapat diterima (Ghozali, 2008). Hasil Uji hipotesis ini adalah dengan menganalisis nilai Critical Ratio (CR) dan nilai Probability (P) hasil olah data, dibandingkan dengan batasan statistik yang disyaratkan, yaitu diatas 1.96 untuk nilai CR dan dibawah 0.05 untuk nilai P. Apabila hasil olah data menunjukkan nilai yang memenuhi syarat tersebut, maka hipotesis penelitian yang diajukan dapat diterima (Ghozali, 2008). Secara rinci pengujian hipotesis penelitian akan dibahas secara bertahap sesuai dengan hipotesis yang telah diajukan. Pada penelitian ini diajukan lima hipotesis yang selanjutnya pembahasannya dilakukan dibagian berikut :

Tabel 9 Hasil uji hipotesis 1 Estimate P X4 <--- X1 .272 *** Sumber : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan hasil pengujian diperoleh hipotesis penelitian yang pertama (H1) maka hipotesis statistik adalah sebagai berikut : H1o : x ≠ 0 : merek tidak berpengaruh terhadap keyakinan H1a : x = 0 : merek berpengaruh terhadap keyakinan Dari hasil diatas dipeoleh nilai estimasi sebesar 0.272 dengan nilai p-value (***) yang berarti signifikan pada 0.001. Pada taraf keyakinan 0.05 bahwa variabel merek mempunyai pengaruh positif secara langsung terhadap variabel keyakinan berarti pengaruh variabel tersebut signifikan karena nilai p-value lebih kecil dari 0.05. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama terbukti signifikan. Pada hasil pengujian kedua diperoleh hipotesis penelitian yang kedua (H2) dengan hipotesis statistik sebagai berikut : H2o : x ≠ 0 : celebrity endorser tidak berpengaruh terhadap keyakinan H2a : x = 0 : celebrity endorser berpengaruh terhadap keyakinan Tabel 10 Hasil uji hipotesis 2 Estimate P X4 <--- X2 .338 .009 Sumber : Data primer diolah, 2011 Dari hasil diatas dipeoleh nilai estimasi sebesar 0.338 dengan nilai p-value 0.009. Pada taraf keyakinan 0.05 bahwa variabel celebrity endorser mempunyai pengaruh positif secara langsung terhadap variabel keyakinan berarti pengaruh variabel tersebut signifikan karena nilai pvalue lebih kecil dari 0.05. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua terbukti signifikan. Hasil pengujian ketiga diperoleh hipotesis penelitian yang ketiga (H3) dengan hipotesis statistik sebagai berikut : H3o : x ≠ 0 : persepsi tidak berpengaruh terhadap keyakinan H3a : x = 0 : persepsi berpengaruh terhadap keyakinan Tabel 11 Hasil uji hipotesis 3 Estimate P X4 <--- X3 .540 *** Sumber : Data primer diolah, 2011 Dari tabel 11 diatas dipeoleh nilai estimasi sebesar 0.540 dengan nilai p-value (***) yang berarti signifikan pada 0.001. Pada taraf keyakinan 0.05 bahwa variabel persepsi mempunyai pengaruh positif secara langsung terhadap variabel keyakinan berarti pengaruh variabel tersebut signifikan karena nilai p-value lebih kecil dari 0.05. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga terbukti signifikan. Sedangkan hasil pengujian keempat diperoleh hipotesis penelitian yang keempat (H4) dengan hipotesis statistik sebagai berikut : H4o : x ≠ 0 : keyakinan tidak berpengaruh terhadap minat

H4a

: x = 0 : keyakinan berpengaruh terhadap minat Tabel 12 Hasil uji hipotesis 4

Estimate P X5 <--- X4 .765 *** Sumber : Data primer diolah, 2011 Dari hasil diatas dipeoleh nilai estimasi sebesar 0.540 dengan nilai p-value (***) yang berarti signifikan pada 0.001. Pada taraf keyakinan 0.05 bahwa variabel keyakinan mempunyai pengaruh positif secara langsung terhadap variabel minat berarti pengaruh variabel tersebut signifikan karena nilai p-value lebih kecil dari 0.05. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat terbukti signifikan. Dan hasil pengujian terakhir diperoleh hipotesis penelitian yang kelima (H5) dengan hipotesis statistik sebagai berikut : H4o : x ≠ 0 : minat tidak berpengaruh terhadap keyakinan H4a : x = 0 : keyakinan berpengaruh terhadap keyakinan Tabel 13 Hasil uji hipotesis 5 Estimate Y <--- X5 .824 Sumber : Data primer diolah, 2011

P ***

Hasil pengujian pada hipotesis kelima (H5), bahwa variabel minat mempunyai pengaruh positif secara langsung terhadap variabel Keputusan pembelian sebesar 0.824 dengan nilai p-value (***) yang berarti signifikan pada 0.001. Pada taraf keyakinan 0.05 berarti pengaruh variabel tersebut signifikan karena nilai p-value lebih kecil dari 0.05. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis kelima terbukti signifikan. E. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang sudah penulis lakukan, diketahui bahwa keputusan pembelian dipengaruhi oleh variabel merek, celebrity endorser, persepsi, keyakinan dan minat. Dimana nilai variabel keyakinan dan minat terbukti sebagai variabel mediasi yang menghubungkan antar variabel terhadap keputusan pembelian. Dengan adanya hasil pembahasan yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa keyakinan dipengaruhi oleh merek, celebrity endorser, dan persepsi, jika keyakinan semakin besar mempengaruhi konsumen maka semakin kuat keyakinan yang dimiliki oleh konsumen untuk dapat menimbulkan minat konsumen dalam membuat keputusan pembelian akan produk shampoo melalui iklan. Implikasi Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa ternyata variabel merek, celebrity endorser, dan persepsi, merupakan variabel yang besar nilainya berpengaruh terhadap keputusan pembelian melalui variabel keyakinan dan minat yang merupakan variabel mediasi, berdasarkan hasil penelitian, variabel merek, celebrity endorser, dan persepsi. merek, celebrity endorser, dan persepsi, merupakan variabel yang penting dalam menentukan keputusan pembelian melaui kayakinan yang kuat dan minat, sehingga sebaiknya perusahaan dapat lebih fokus pada variabel-variabel tersebut. Upaya peningkatan tersebut dapat dilakukan melalui peningkatan intensitas kegiatan-kegiatan yang

berhubungan dengan iklan guna menarik lebih banyak konsumen, seperti menampilkan iklan dengan merek, celebrity endorser yang lebih menarik dalam penayangan iklan, sehingga menimbulkan persepsi yang lebih tinggi dan lebih meyakinkan konsumen dan membuat konsumen berminat akan produk yang ditawarkan. Dengan cara ini diharapkan citra dan kredibilitas perusahaan dapat terus terjaga. F. DAFTAR PUSTAKA Achmad, Nur., 2008, Analisis Simultan Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen Dan Minat Beli Pada Grapari Telkomsel Di Surakarta. Albari dan Anita Liriswati., 2004, Analisis Minat Beli Konsumen Sabun Cair Lux, Biore Dan Lifebuoy Di Kotamadya Yogyakarta Ditinjau Dari Pengaruh Sikapnya Setelah Melihat Ikaln Di Televisi Dan Norma Subyektif, JSB No. 9 Vol. 2, Desember 2004. Azhar, Rika., 2010, Pengaruh Kualitas Merek Air Mineral Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus pada Merek Aqua), Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma. Durianto, Darmadi., 2001, Strategi Menaklukkan Pasar, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Dwityanty, Esthi., 2008, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen Terhadap Layanan Internet Banking Mandiri, Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang. Engel, James, dkk., 1994, Perilaku Konsumen, Edisi 6, Jilid 1, Binarupa Aksara, Jakarta. Fishbein, M., Ajzen, I., 1999, Belief, Attitude, Intention and Behavior : An Introductio theory and Research. USA. Addison Wessley. Frandy, Tjiptono., 2000, Strategi Pemasaran, Yogyakarta, Andi Offset. Ghozali, I., 2008. Model Persamaan Struktural: Konsep dan Aplikasi dengan Program AMOS Ver. 16.0. BP Universitas Diponegoro, Semarang. Hamada, Hanes Arsal., 2008, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keinginan Konsumen Untuk Membeli Teh Sariwangi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma. Hartanto, Bimo., 2010, Pengaruh Motivasi, Persepsi, Dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Supra-X 125 Di Kota Depok, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma. Hasanah, Emy Yatul., 2009, Studi Mengenai Loyalty Dalam Meningkatkan Brand Equity Kartu Prabayar GSM PT. Indosat Kota Semarang, Universitas Diponegoro Semarang. Heruwati, Eni., 2010, Analisis Pengaruh Daya Tarik, Kredibilitas, Dan Keahlian Celebrity Endorser Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha Mio (Studi pada konsumen PT Harpindo Jaya Jl. Dr. Cipto No.61 Semarang). Hudori., 2010, Analisis Persepsi Konsumen Terhadap Endorser Iklan Di Telivisi Dan Hubungannya Dengan Keputusan Pembelian (Kasus :Iklan Kuku Bima Ener-G). Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Ibrahim , M. Nasir., 2007, Analisis Pengaruh Media Iklan Terhadap Pengembilan Keputusan Membeli Air Minum Dalam Kemasan Merek Aqua Pada Masyarakat Kota Palembang, Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya Vol. 5, No 9 Juni 2007.

Indrayani, Emmy., 2004, Loyalitas Merek Sebagai Dasar Strategi Penentuan Harga (Sebuah Kajian) , Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl Margonda Raya 100 Pondok Cina Depok. JURNAL EKONOMI & BISNIS NO. 3, Jilid 9, Tahun 2004. Khasali, Rhenald., 2000, Manajemen Pemasaran (Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian) Volume satu Edisi ketujuh, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Kristina, Eva Natalia., 2008, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen Berbelanja Di Minimarket Indomart, .Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma. Kotler, Philip., Gary Amstrong., 1997, Dasar-dasar Pemasaran, Edisi Indonesia, PT. Prehallindo, Jakarta. Kotler, Philip., 2001, Manajemen Pemasaran, Edisi Millenium 2, Prehalindo, Jakarta. Kurniasari, Luvy., 2005, Pengaruh Komitmen Organisasi dan Job Insecurity Karyawan Terhadap Instensi Turnover, Tesis, Universitas Airlangga, Surabaya. Kurniawan, Arif Satria., 2007, Analisa Minat Konsumen Terhadap Pembelian Sepeda Motor Honda Vario di Wilayah Jabodebek, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma. Marhaini., 2008, Analisis Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Komputer Merek Acer (Studi Kasus : Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara), Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara. Maryaningsih, Erna., 2003, Pengaruh karakteristik model iklan terhadap preferensi konsumen dalam melaksanakan keputusan pembelian sabun mandi lux di wilayah Surakarta (studi pada penduduk kelurahan Jebres), Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Mudrikah, Ikah., 2005, Pengaruh Variabel Merek dan Iklan Terhadap Pilihan Konsumen Atas Peroduk Kosmetik, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma. Nababan, Marya Desyeni., 2008, Pengaruh Selebriti Pendukung (Celebrity Endorser) Gita Gutawa Terhadap Minat Pembelian Ulang Indomie (Studi KAsus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia), Universitas Sumatra Utara, Medan. Oktia, Hesti., 2008, Analisis Hubungan Natara Ekuitas Merek Dan Kepercayaan Merek Pada Produk PT.Indofood Sukses Makmur Tbk, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma. Puspitasari., Alina., 2010, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Konsumen Membeli Produk Mie Instan Indomie, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma. Priyatno, Dwi., 2008, Mandiri Belajar SPSS (Statistical Product and Service Solution) untuk analisis data Uji Statistik, Mediakom, Yogyakarta. Riduwan, Drs, M.B.A., 2008, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Alfabeta, Bandung. Semuel, Hatane., 2007, Pengaruh Stimulus Media Iklan, Uang Saku, Usia, Dan Gender Terhadap Kecenderungan Perilaku Pembelian Impulsif (Studi Kasus Produk Pariwisata) . JURNAL

MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 2, NO. 1, APRIL 2007: 31-42, (Jurusan Manajemen Pemasaran, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra). Setiadi, Nugroho. J, SE., MM., 2003, Perilaku Konsumen, Kencana. Simamora, Bilson., 2001, Panduan Riset Perilaku Konsumen, Edisi 1, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sulistyawati , Praba., 2010, Analisis Pengaruh Citra Merek Dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Laptop Merek Acer Di Kota Semarang, (Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Diponegoro Semarang). Noviandra K, W. Mahestu., 2006, Analisis Pengaruh Model Iklan Tehadap Perilaku Pembelian (Kasus Bintang Akademi Fantasi Indosiar), KINERJA, Volume 10, No.1, Th. 2006: Hal. 66-75, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Widhiarso, Wahyu, 2010, Berkenalan dengan Analisis Mediasi, Fakultas Psikologi UGM. Wiryawan, Driya., Anisa Pratiwi., 2009, Analisis Pengaruh Selebriti Endorser Terhadap Brand Image Pada Iklan Produk Kartu Prabayar XL BEBAS di Bandar Lampung, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Lampung.