Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2302-0164 pp. 133- 139
7 Pages
PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PADA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PIDIE JAYA Safwan1 , Nadirsyah2, Syukriy Abdullah2 1)
Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Abstract: This study is aimed to look at factors thatinfluence the regional financial performance. The factors that influence are competence and motivation in the Government of Pidie Jaya.The study was conducted using census techniques in data collecting. The data was obtained from 104 respondents in the Government of Pidie Jaya, and data processed using multiple linear regression analysis. The results showed that application of competence and motivation either simultaneous or partially had effect on the regional financial performance of the Government of Pidie Jaya region. Keywords: Competence, Motivation and Regional Financial Performance.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompetensi dan motivasi berpengaruh terhadap kinerja pengelolaan keuangan pemerintah daerah kabupaten Pidie Jaya. Variabel yang dianalisis kompetensi, motivasi sebagai variabel bebas dan kinerja pengelolaan keuangan daerah sebagai variabel terikat. Populasi dalam penelitian ini adalah aparatur satuan kerja pemerintah daerah kabupaten Pidie Jaya yang terdiri dari Kepala Dinas, PPTK, PPK dan Bendahara Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik sensus dalam pengambilan data. Data di peroleh dari 104 responden diPemerintahan Daerah Kabupaten Pidie Jaya. Untuk menjawab hipotesis penelitian menggunakan analisis regresi linier. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi dan motivasibaik secara bersama-sama maupun secara parsial berpengaruh terhadap kinerja pengelolaan keuangan daerah pada Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya. Kata Kunci: Kompetensi dan Motivasi, dan Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah.
Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan
PENDAHULUAN
Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perencanaan strategis suatu organisasi. Istilah kinerja sering digunakan untuk
menyebut
keberhasilan
prestasi
individu
atau
maupun
tingkat
kelompok.
Kinerja bisa diketahui hanya jika individu atau kelompok
tersebut
mempunyai
kriteria
keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya. 133 -
Volume 3, No. 1, Februari 2014
atau target-target tertentu yang hendak dicapai. Tanpa ada tujuan atau target, kinerja seseorang atau organisasi tidak mungkin dapat diketahui karena tidak ada tolak ukurnya. Hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan
Republik
Indonesia
(BPK-RI)
Perwakilan Aceh atas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah
Tahun
2011
masih
menemukan permasalahan yang sama pada setiap tahun. Pada umumnya permasalahan
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pemerintah
daerah
adalah
lemahnya
baik.Semakin luas pengalaman kerja seseorang,
pengelolaan keuangan daerah terutama pada
semakin trampil melakukan pekerjaan dan
sistem pengendalian intern dan ketidakpatuhan
semakin sempurna pola berpikir dan sikap
terhadap ketentuan perundang-undangan.
dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang
Dalam rangka meningkatkan kinerja
telah ditetapkan (Abriyani, 2004).
pengelolaan keuangan daerah, maka banyak
Kompetensi
berpengaruh
faktor yang perlu dipertimbangkan, di antaranya
kinerja
adalah kompetensi dan motivasi pegawai.
memiliki
Enceng,
pengetahuan, ketrampilan, kemampuan, dan
Liestyodono
(2008)
dan
Purwaningdyah
menyatakan
bahwa
kompetensi merupakan
pegawai.
sikap
Seorang
terhadap
kompetensi
yang
sesuai
pegawai
yang
tinggi
dengan
yang seperti
jabatan
yang
pengetahuan,
diembannya selalu terdorong untuk bekerja
keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai
secara efektif, efesien dan produktif. Hal ini
oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari
terjadi karena dengan kompetensi yang dimiliki
dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-
pegawai bersangkutan semakin mampu untuk
perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
dengan sebaik-baiknya. Soto dalam Enceng,
kepadanya. Diharapkan pegawai berkompetensi
Liestyodono
akan
dan
Purwaningdyah
(2008)
meningkatkan
keuangan
mengandung keterampilan, pengetahuan, dan
memperoleh opini BPK yang terbaik yaitu
sikap, namun yang penting adalah penerapan
WTP (Wajar Tanpa Pengecualian
keterampilan, pengetahuan, dan sikap
mereka sesuai standar kinerja yang ditetapkan. Kompetensi dapat memperdalam dan
Selain
termasuk
pengelolaan
menyatakan bahwa kompetensi tidak hanya
dari
daerah
kinerja
kompetensi
dalam
motivasi
hal
juga
merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kinerja
pengelolaan
pengelolaan
keuangan
memperluas kemampuan kerja. Semakin sering
daerah.Beberapa daerah membuat kebijakan
seseorang melakukan pekerjaan yang sama,
untuk mendorong pegawai bekerja lebih baik,
semakin terampil dan semakin cepat pula dia
misalnya dengan memberikan insentif berupa
menyelesaikan pekerjaan tersebut. Semakin
tunjangan prestasi kerja (TPK) dan uang
banyak macam pekerjaan yang dilakukan
lembur.
seseorang, pengalaman kerjanya semakin kaya
Motivasi
merupakan
keadaan
dalam
dan luas, dan memungkinkan peningkatan
pribadi seseorang yang mendorong keinginan
kinerjanya
113).
individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan
Kompetensi seseorang menunjukkan jenis-jenis
tertentu guna mencapai suatu tujuan (Handoko,
pekerjaan yang pernah dilakukan seseorang dan
2005).Dorongan tersebut mempunyai kekuatan
memberikan peluang yang besar bagi seseorang
yang besar dalam penentuan sikap pegawai
untuk
dalam bekerja.
(Simanjuntak,
melakukan
2005
pekerjaan
:
yang
lebih
Dengan
adanya
Volume 3, No. 1, Februari 2014
motivasi, - 134
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala seorang pegawai akan merasa mempunyai
berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah
dorongan khusus untuk menyelesaikan suatu
dalam pengelolaan keuangan di Kabupaten
pekerjaan
Pidie jaya.
menuju
tercapainya
efektivitas
organisasi. Seorang pegawai memiliki motivasi
Jumlah temuan kasus pada. Sistem
yang tinggi akan mampu melaksanakan tugas
Pengendalian
Intern
dan
Ketidakpatuhan
secara efektif dan efisien dan memiliki kinerja
terhadap Undang-Undang Kabupaten Pidie Jaya
yang baik.
berjumlah 15 kasus, Aceh Utara 11 Kasus,
Dalam rangka memaksimalkan kinerja
Pidie Jaya merupakan kabupaten kedua paling
pegawai, maka pimpinan memotivasi pegawai
sedikit temuan kasus BPK setelah Aceh Utara.
agar bekerja lebih baik. Fenomena yang ada,
Hal yang menarik dilakukan penelitian pada
selama ini meskipun motivasi kerap kali
Kabupaten Pidie Jaya adalah sejak tahun 2009,
diberikan, ternyata belum cukup efektif untuk
2010 dan 2011 ( 3 tahun berturut-turut) tidak
memotivasi
pegawai
dalam
pernah mendapat opini terbaik BPK yaitu WTP
kinerjanya.
Dinas,
Kantor
meningkatkan dan
Badan
dibandingkan
dengan
Aceh
Utara
ada
Pemerintahan daerah ini memegang peranan
peningkatan perubahan opini BPK dari TMP ke
yang
aktivitas
WDP yaitu 2009 mendapat TMP, 2010
pengelolaan keuangan daerah, semua intansi ini
mendapat TMP dan terakhir 2011 mendapat
bertanggungjawab penuh dalam pengelolaan
predikat WDP.
sangat
penting
dalam
keuangan daerah.
Melihat
Kabupaten Pidie Jaya merupakan salah
lainnya
yang
pada juga
fenomena-fenomena masih
terjadi
pada
satu Kabupaten di Provinsi Aceh yang ikut
pemerintahan daerah Kabupaten Pidie Jaya,
menyelenggarakan pemerintahan sebagaimana
antara lain dalam konteks birokrasi masyarakat
Kabupaten lainnya, oleh karena itu masalah
kita yang sangat partnernalistik, di mana para
pengelolaan keuangan daerah juga menjadi
staf
salah satu hal yang harus diperhatikan untuk
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik
mencapai
Dengan
untuk memilih judul penelitian: ”Pengaruh
tingginya kinerja aparatur pemerintahan di
Kompetensi dan Motivasi Terhadap Kinerja
Kabupaten Pidie Jaya dalam pengelolaan
Pengelolaan
keuangan daerah maka akan memberikan
Pemerintah Daerah Kabupaten Pidie Jaya”..
dampak terhadap bagusnya tata pengelolaan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
kinerja
yang
optimal.
bekerja
selalu
bergantung
Keuangan
Daerah
mendapatkan
tentu sangat diperlukan motivasi yang besar
kompetensi dan motivasi berpengaruh secara
dari aparatur pemerintah dan kompetensi yang
bersama-sama terhadap kinerja pengelolaan
tinggi dari aparatur pemerintah. Semakin besar
keuangan pemerintah daerah kabupaten pidie
motivasi dan tingginya kompetensi maka akan
jaya.
Volume 3, No. 1, Februari 2014
empiris
Pada
pemerintah. Untuk mencapai kondisi tersebut
135 -
bukti
pimpinan.
mengenai
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Pembahasan hasil penelitian ini akan
Kompetensi
dibagi menjadi beberapa sub bab. Sub bab berikut akan
membahas
mengenai
Kompetensi merupakan landasan dasar
kajian
karakteristik orang dan mengindikasikan cara
pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis, sub
berperilaku atau berpikir, menyamakan situasi
bab ketiga mengenai metodologi penelitian
dan mendukung untuk periode waktu cukup
yang digunakan untuk menguji hipotesis. Sub
lama.
bab keempat membahas mengenai hasil analisis
kecakapan kompetensi seseorang yaitu (1)
dan pembahasan dan sub bab terakhir mengenai
Keyakinan dan nilai-nilai, (2) Keterampilan, (3)
kesimpulan, keterbatasan dan saran.
karakteristik kepribadian, (4) motivasi, (5) isu
Faktor
yang
dapat
memengaruhi
emosional, (6) kemampuan intelektual dan (7) KAJIAN PUSTAKA, PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Kinerja Dalam
KERANGKA
budaya organisasi (Spancer, 2003:9) Kompetensi didefinisikan sebagai aspek-aspek
kamus
Bahasa
Indonesia
pribadi
dari
seorang
pekerja
yang
(2005:503), pengertian kinerja diartikan sebagai
memungkinkan
sesuatu yang harus dicapai, prestasi yang
superior. Aspek-aspek pribadi ini mencakup
diperlihatkan
sifat,
dan
kemauan
kerja.
Dalam
untuk
motif-motif,
mencapai
sistem
nilai,
kinerja
sikap,
pengertian lebih luas, kinerja (performance)
pengetahuan
selalu digunakan dengan kata-kata seperti job
kompetensi akan mengarahkan tingkah laku,
performance atau work performance yang
sedangkan tingkah laku akan menghasilkan
berarti hasil kerja atau prestasi. Dari beberapa
kinerja (Lasmahadi, 2002).
dan
keterampilan
dimana
pendapat tentang pengertian kinerja sebagai prestasi dan kemampuan kerja, maka umumnya para ahli manajemen memberikan pengertian
Motivasi Motivasi
merupakan
hasil
sejumlah
yang sama antara kinerja dengan prestasi kerja,
proses yang bersifat internal atau eksternal bagi
atau juga dengan produktivitas kerja.
seorang individu yang menyebabkan timbulnya yang
sikap antusias dalam melaksanakan suatu
diperoleh suatu perusahaan atau individu pada
kegiatan. Motivasi adalah suatu keadaan dalam
suatu tingkatan dimana pegawai memenuhi/
pribadi yang mendorong keinginan individu
mencapai persyaratan kerja yang ditentukan.
untuk melakukan keinginan tertentu guna
Untuk
mencapai
Kinerja
merupakan
mendapatkan
prestasi
tenaga
kerja
yang
tujuan
(Handoko,
2001:225).
mempunyai kinerja yang baik maka penilaian
Motivasi adalah suatu kecenderungan untuk
kinerja sangat diperlukan, karena dengan
beraktivitas, dimulai dari dorongan dalam diri
adanya sistem penilaian yang baik, pegawai
(drive) dan diakhiri dengan penyesuaian diri,
mengetahui
penyesuaian diri dikatakan untuk memuaskan
perusahaan
apa
yang
diharapkan
oleh
motif (Mangkunegara, 2005:93). Volume 3, No. 1, Februari 2014
- 136
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Bagi SKPD yang memiliki beberapa PPTK
Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah Menurut Permendagri Nomor 13 Tahun
tetap diambil 1 (satu) PPTK yang ikut serta
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
atau
lebih
Daerah dan PP No. 58 Tahun 2005 Tentang
pengelolaan keuangan daerahsejumlah 104
Pengelolaan Keuangan Daerah pasal 1 ayat 6,
orang.
yang dimaksud Pengelolaan Keuangan Daerah
berperan
Penelitian
ini
dalam
penyusunan
dilakukan
dengan
adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi
menggunakan metode sensus dimana seluruh
perencanaan,
pelaksanaan,
anggota populasi dijadikan responden dalam
pelaporan,
pertanggungjawaban,
penatausahaan, dan
pengawasan keuangan daerah.
penelitian ini, sehingga diperoleh populasi sebanyak 104 responden Analisis yang digunakan menggunakan
Hipotesis
analisis regresi berganda (multiple regression
Berdasarkan fenomena dari landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kompetensi dan motivasi berpengaruh secara bersama-sama terhadap kinerja pengelolaan
keuangan
daerah
kabupaten pidie jaya. 2. Kompetensi
berpengaruh
terhadap
kinerja pengelolaan keuangan daerah kabupaten pidie jaya.
analysis), dengan model penelitian sebagai berikut Y = α + β1X1 + β2X2 + ɛ dimana: Y α β1 β2 X1 X2
ɛ
= Kinerja = Konstanta = Koefisien kompetensi = Koefisien motivasi = Variabel kompetensi = Variabel motivasi = error terms
3. Motivasi berpengaruhterhadap kinerja pengelolaan
keuangan
daerah
kabupaten pidie jaya
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengujian Hipotesis
METODE PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai/aparatur Satuan Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pidie Jaya. Pada dalam penelitian ini terdiri dari: Kepala Dinas (Pengguna Anggaran), Kepala Bagian/Kepala Bidang (PPTK), Kepala Sub Bagian (PPK) dan Bendahara Pengeluaran/Bendahara Penerimaan. 137 -
Volume 3, No. 1, Februari 2014
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Keterkaitan Kompetensi dan Motivasi sebagai
fungsi
dari
Kinerja
Pengelolaan
nilai signifikasi yang disyaratkan yaitu 5%. Hipotesis
ini
kompetensi Keuangan dapat dituliskan dalam persamaan
dapat
disimpulkan
berpengaruh
bahwa
terhadap
kinerja
pengelolaan keuangan daerah.
dibawah ini: 3. Y = -0,992+ 0, 196X1+ 0,803X2 + ɛ Pembahasan Hasil Penelitian 1.
Kompetensi dan Motivasi berpengaruh secara bersama-sama terhadap Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah di Kabupaten Pidie Jaya Dari hasil pengolahan data dan analisis
data, dapat diambil keputusan bahwa untuk hipotesis 1yang menyatakan terdapat pengaruh kompetensi dan motivasi secara bersama-sama terhadap kinerja pengelolaan keuangandaerah diterima.
Berdasarkan
hasil
pengujian
βi (1,2,) ≠ 0dengan nilai
menunjukkan
koefisien determinasi (R2) sebesar 0,950 nilai signifikansi dapat
0.000adanF-valuesebesar968,145,
diartikan
perubahan
bahwa
variabel
95.0%
kinerja
pengaruh pengelolaan
keuangandaerah dipengaruhi secara bersama-
Berdasarkan hasil analisis untuk melihat pengaruh
Motivasi
terhadap
Kinerja
Pengelolaan Keuangan Daerah menunjukkan pengaruh dan signifikan terhadap kinerja pengelolaan keuangandaerah. Hipotesis yang ketiga diajukan dinyatakan diterima, di mana terdapat pengaruh motivasi
terhadap kinerja
pengelolaan keuangan daerah. Hal ini berarti bahwa motivasi kinerja
sangat mempengaruhi akan
pengelolaan
keuangandaerah
yang
dijalankan oleh para aparatur di jajaran pemerintahan Kabupaten Pidie Jaya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
sama oleh variabel penerapan kompetensi dan motivasi.
Pengaruh Peran Internal Audit terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Kota Banda AcehPengaruhMotivasi berpengaruh terhadap Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah di Kabupaten Pidie Jaya
Setelah dilakukan pengujian dan analisis data dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
2.
Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah di Kabupaten Pidie Jaya
1.
bersama-sama
motivasi
berpengaruh
secara terhadap
kabupaten Pidie Jaya.
bahwa pengaruh kompetensi terhadap kinerja keuangan daerah berpengaruh
dan
kinerja pengelolaan keuangan daerah
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan
pengelolaan
Kompetensi
2.
Kompetensi
berpengaruh
terhadap
sebesar 0,196 pada tingkat signifikansi 0,016,
kinerja pengelolaan keuangan daerah
yang berarti signifikan karena berada di bawah
kabupaten Pidie Jaya. Volume 3, No. 1, Februari 2014
- 138
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 3.
Motivasi berpengaruh terhadap kinerja pengelolaan keuangan daerah kabupaten Pidie Jaya.
Saran Adapun saran yang diberikan penulis bagi penelitian selanjutnya adalah: 1.
Sesuai dengan hasil penelitian ini, disarankan untuk penelitian yang akan dilakukan berikutnya perlu menambah variabel lain untuk
menilai kinerja
pengelolaan keuangan daerah seperti variabel informasi keuangan, kualitas sumber daya manusia, dan faktor eksternal lainnya sehingga hasil yang dicapai dapat lebih baik. 2.
Sebagai
referensi
untuk
penelitian
selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Enceng, Liestyodono dan Purwaningdyah, 2008.Meningkatkan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah dalam Mewujudkan Good Governance.Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS. Vol 2 Juni 2008: 12-15. Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.Edisi 2. Yogyakarta: Balai Penerbit Fakultas Ekonomi. Lasmahadi, A. 2002. Sistem Manajemen SDM Berbasis Kompetensi. www.e-psikologi.com Mangkunegara, A.A.Anwar Prabu, 2005. Evaluasi Kinerja Sumber Daya. Bandung: PT Refika Aditama. Puspaningsih, Abriyani. 2004. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kupuasan Kerja dan Kinerja Perusahaan Manufaktur. JAAI.Vol.8 No. 1. Juni:65:80. Republik Indonesia,Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Republik Indonesia, Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
139 -
Volume 3, No. 1, Februari 2014
Simanjutak, Payama J. 2005. Manajemen & Evaluasi Kinerja, Jakarta: FE UII. Spencer, Lyle dan Singe M. Spencer. 1993. Competence at Work Models For Superior Performance. Canada: John Wiley & Son.