2 November 2014
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN STARBUCKS COFFEE TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN (Studi Kasus Pada Starbucks Coffee di Bandung) Barry Ibnu Firmanda 1)
1)
Administrasi Bisnis, Universitas Telkom
Jl. Telekomunikasi Terusan Buah Batu, Bandung 40257 Indonesia email:
[email protected] ABSTRAK Seiring dengan berkembangnya pola kehidupan masyarakat, khususnya di kota pada saat ini telah mengalami perubahan gaya hidup. Kedai atau warung kopi telah menjadi fenomena yang mewarnai pola kehidupan masyarakat Indonesia sebagai bentuk perubahan gaya hidup. Salah satu keunggulan yang dapat meningkatkan kepuasan pelanggan terhadap produk jasa seperti kedai kopi adalah dengan menciptakan dan meningkatkan pelaksanaan kualitas pelayanan. Kualitas Pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Dengan kata lain ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas pelayanan, yaitu expected service dan perceived service . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan pelanggan mengenai pelaksanaan kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan di Starbucks Coffee Bandung. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan jenis penelitian berupa studi kausal. Pengambilan sampel dilakukan dengan jumlah responden sebanyak 400 responden. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara simultan kualitas pelayanan Starbucks Coffee berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan di Bandung. Sedangkan untuk hasil uji hipotesis secara parsial didapat bahwa variabel bukti fisik (tangible), kehandalan (reliability), jaminan (assurance), dan empati (empathy) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Pelaksanaan kualitas pelayanan di Starbucks Coffee Bandung sudah masuk kedalam kategori baik, namun ada beberapa aspek yang akan lebih baik jika dilakukan perbaikan dalam variabel ketanggapan (responsiveness) seperti, mengembangkan pelatihan kepada para barista dalam menangani keluhan pelanggan dan kesigapan para barista dalam melayani pelanggan ketika situasi sedang ramai. Kata Kunci : Kualitas Pelayanan, Kepuasan Pelanggan, Ketanggapan, Starbucks Coffee
PENDAHULUAN Kedai atau warung kopi sampai saat ini telah menjadi fenomena yang telah mewarnai
pola
kehidupan
terutama
di
masyarakat
sebagian
wilayah
Indonesia Indonesia.
Menurut Adi W. Taroepratjeka salah satu
Bari Ibnu Firmanda 1203100056 – Universitas Telkom – November 2014
2 November 2014 konsultan kopi di Indonesia, hampir semua
baru dan dapat mengurangi kemungkinan
sudut kota dapat dipastikan ada warung kopi.
pelanggan
Biasanya
berlama-lama
keperusahaan lain. Menurut Kotler dan keller
berada di warung/kedai kopi untuk menikmati
dalam jurnal Vikih Riadi (2013) kualitas adalah
secangkir kopi, kue-kue, serta berbincang-
jaminan terbaik atas kepuasan dan loyalitas
bincang
Kemudian,
pelanggan, pertahanan terkuat perusahaan
tambahnya banyak orang yang datang ke
dalam menghadapi persaingan dan satu-
kedai kopi hanya untuk menikmati fasilitas
satunya
yang ada bukan untuk secangkir kopi. Bahkan,
pertumbuhan
yang berkunjung ke kedai kopi ini tidak
memiliki
semuanya memesan kopi, banyak yang lebih
kepuasan pelanggan. Kualitas memberikan
memesan ice blended frappuccino, ice tea,
suatu dorongan kepada pelanggan untuk
atau minuman lainnya.
menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan
pengunjung
atau
akan
mengobrol.
lama
jalan
untuk
untuk
dan
berpindah
mempertahankan
penghasilan.
hubungan
yang
Kualitas
erat
dengan
Seiring dengan berkembangnya pola
perusahaan. Dalam jangka panjang ikatan
kehidupan masyarakat, masyarakat kota pada
seperti ini memungkinkan perusahaan untuk
saat ini mengalami perubahan gaya hidup.
memahami seksama harapan konsumen serta
Menurut Sumarwan (2002:57) gaya hidup itu
kebutuhan
seringkali di gambarkan dengan kegiatan,
Menurut Tjiptono dalam jurnal Vikih Riadi
minat dan opini dari seseorang dan lebih
(2013) salah satu faktor yang menentukan
menggambarkan
kepuasan
bagaimana
perilaku
mereka
seseorang
hidup,
yaitu
mereka
(Tjiptono,
konsumen
adalah
2006:54).
persepsi
menggunakan
konsumen mengenai kualitas pelayanan yang
uangnya dan memanfaatkan waktu yang di
berfokus pada lima dimensi, yaitu: bukti fisik
milikinya. Salah satu gaya hidup modern
(tangibles),
sampai saat ini adalah kebiasaan kelompok
tanggap
masyarakat tertentu yang hang out di kedai
(assurance), empati (empathy).
kehandalan
(reliability),
(responsiveness),
daya
jaminan
kopi atau kafe. Hal serupa didukung oleh
Banyak alasan mengapa orang suka
pendapat Rhenald Kasali (2008:27), seorang
Starbucks karena suka dengan atmosfirnya.
pakar
mengatakan
Menurut Goetsch & Davis dalam buku Tjiptono
bahwa kopi kini bukan lagi sekedar untuk
(2011:164) definisi kualitas sebagai kondisi
menghilangkan kantuk, tapi sebagai bagian
dinamis yang berhubungan dengan produk,
gaya hidup, dimana kedai kopi menjadi tempat
jasa, sumber daya manusia, proses, dan
untuk hang out yang sangat diminati.
lingkungan yang memenuhi harapan. Salah
di
bidang
Sekarang
pemasaran
ini,
perkembangan
sektor
satu aspek yang menentukan keberhasilan
ekonomi sangat cepat mendorong perusahaan
suatu
kedai
kopi
adalah
sumber
daya
untuk berkompetisi dalam setiap aktivitas
manusia. Dibutuhkan sumber daya manusia
pemasaran. Kualitas pelayanan dipandang
yang berkualitas dan professional.
sebagai salah satu komponen yang perlu
Oleh sebab itu, setiap perusahaan
diwujudkan oleh perusahaan, karena memiliki
harus benar-benar memahami sejumlah faktor
pengaruh untuk mendatangkan konsumen
yang dapat mengakibatkan buruknya kualitas
Bari Ibnu Firmanda 1203100056 – Universitas Telkom – November 2014
2 November 2014 jasa,
salah
satunya
adalah
beberapa
Data Transaksi Pelanggan Starbucks di Bandung
kelemahan yang ada pada karyawan jasa dan bisa berdampak negatif terhadap persepsi
Starbucks Cihampelas Walk Starbucks Paris Van Java
kualitas yang meliputi : 1. Tidak terampil dalam melayani pelanggan, 2. Cara berpakaian karyawan kurang sesuai dengan konteks, 3.
2,473
2,433
Tutur kata karyawan kurang sopan, 4. Bau badan karyawan mengganggu kenyamanan
2,568
pelanggan, 5. Karyawan selalu terlihat tidak
Starbucks Bandung Indah Plaza Starbucks Trans Studio Mall Starbucks Braga City Walk
3,460 2,672
ceria (Tjiptono & Chandra, 2011:255). Untuk
bisa
menyesuaikan
sistem
pelayanan yang akan diberikan, terdapat dua pelayanan Starbucks yang diberikan kepada konsumen, yaitu pelayanan langsung dan pelayanan
tidak
langsung.
Pelayanan
langsung yang dimaksud adalah pelayanan
Gambar Data Transaksi Pelanggan Starbucks di Bandung
Sumber: Starbucks Coffee di Bandung
yang diberikan para barista Starbucks kepada
Data tersebut di ambil hanya hari Sabtu
pelanggannya dengan cara berkomunikasi
dan Minggu, sebab hari tersebut merupakan
langsung.
tidak
weekend dan yang paling ramai dikunjungi
langsung yang dirasakan oleh pelanggan
oleh pelanggan ke Starbucks. Sehingga, dihari
adalah melalui fasilitas penunjang yang ada di
Sabtu dan Minggu merupakan data transaksi
Starbucks. Fasilitas penunjang tersebut seperti
pelanggan yang paling tinggi dibandingkan di
akses internet Wi-Fi, smoking area, smoking
hari-hari lainnya dan data transaksi tersebut
area yang berada diluar, condiment bar
akan dijadikan populasi penelitian.
Sedangkan,
pelayanan
sebagai tempat untuk menyediakan gula,
Dengan adanya data populasi tersebut
bubuk coklat, kayu manis dan vanilla untuk
bisa menggambarkan bahwa prinsip dasar
ditambahkan
sesuai
yang perlu dilakukan perusahaan jasa adalah
dengan selera pelanggan. Selain itu juga
memberikan pelayanan jasa yang optimal,
tersedia sedotan untuk minuman panas dan
sehingga pelanggan merasa puas. Perasaan
tissue,
puas
kedalam
sehingga
untuk
minuman
pelanggan
yang
pelanggan
merupakan
persepsi
membutuhkannya, pelanggan bisa langsung
pelanggan diterima oleh pelanggan dimana
mengambilnya sendiri di condiment bar yang
pelayanan diterima mendekati kenyataan atau
disediakan
memenuhi
sesuai dengan harapan pelanggan (Kotler,
harapan pelanggannya.Berikut data transaksi
2005 dalam jurnal Yoan Santosa Tahun 2013).
pelanggan Starbucks Coffee di Bandung yang
Berdasarkan hal diatas, maka peneliti
di ambil pada bulan April 2014 setiap hari
tertarik untuk melakukan penelitian dengan
Sabtu dan Minggu:
judul “PENGARUH KUALITAS PELAYANAN
Starbucks
untuk
STARBUCKS
COFFEE
TERHADAP
KEPUASAN PELANGGAN DI BANDUNG Bari Ibnu Firmanda 1203100056 – Universitas Telkom – November 2014
2 November 2014 (STUDI
KASUS
PADA
STARBUCKS
keluhan, dan sejenisnya) sebelumnya,
COFFEE DI BANDUNG)”.
dan bersikap sabar serta menjadi pendengar yang baik.
TINJAUAN PUSTAKA Kualitas
3) adalah
tingkat
diharapkan
dan
yang dijanjikan dengan segera, akurat,
pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut
dan memuaskan. Contohnya: dokter
untuk
mampu mendiagnosis penyakit pasien
keunggulan
pelayanan
Realibility (kehandalan)
yang
memenuhi
keinginan
Kemampuan
konsumen.
Dengan kata lain ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa, yaitu expected
memberikan
layanan
dengan akurat. 4)
Responsiveness (cepat tanggap)
service dan perceived service atau kualitas
Keinginan
dan
kesediaan
para
jasa yang diharapkan dan kualitas jasa yang
karyawan
untuk
membantu
para
diterima atau dirasakan. Hal ini dikemukakan
pelanggan dan memberikan layanan
oleh Tjiptono (2006:59).
dengan tanggap. Contohnya: sistem
Ada beberapa hal penting dalam
reservasi
kualitas yang perlu dipahami karena kualitas pelayanan suatu bentuk penilaian konsumen terhadap
pelayanan
maskapai penerbangan yang cepat. 5)
Assurance (jaminan)
yang
Mencakup pengetahuan, kompetensi,
dengan
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya
tingkat pelayanan yang diharapkan (expected
yang dimiliki para karyawan, bebas
value) meliputi keseluruhan aspek organisasi.
dari bahaya fisik, risiko atau keragu-
Oleh karena itu, ditinjau dari sudut pandang
raguan.
dipersepsikan
tingkat
dan penanganan bagasi
(perceived
service)
konsumen terdapat lima dimensi kualitas pelayanan menurut Tjiptono dan Chandra (2011:198) adalah sebagai berikut: 1)
2)
Menurut Kotler dan Keller (2009:177) kepuasan
adalah
perasaan
seseorang
yang
senang
atau
Tangible (bukti fisik)
kecewa
Meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,
membandingkan kinerja (hasil) produk yang
karyawan, dan sarana komunikasi.
dipikirkan terhadap kinerja (atau hasil) yang
Contohnya: fasilitas reparasi, seragam
diharapkan.
karyawan, kelengkapan peralatan, dan
harapan, pelanggan tidak puas. Jika kinerja
ruang tunggu yang representative.
memenuhi harapan, pelanggan puas. Jika
Emphaty (empati)
kinerja melebihi harapan, pelanggan sangat
Kemudahan
dalam
menjalin
hubungan, komunikasi yang efektif,
Jika
kinerja
muncul
berada
setelah
dibawah
puas atau senang. Menurut
Buchory
dan
Saladin
perhatian personal, dan pemahaman
(2010:67) kepuasan adalah perasaan senang
atas
atau kecewa seseorang yang berasal dari
kebutuhan
pelanggan.
individual
Contohnya:
para
seorang
perbandingan
antara
kesannya
terhadap
dokter mengenal pasiennya dengan
kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapan-
baik, mengingat masalah (penyakit,
harapannya.
Bari Ibnu Firmanda 1203100056 – Universitas Telkom – November 2014
2 November 2014 Pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis
dan membentuk suatu rekomendasi dari
adalah untuk menciptakan para konsumen
mulut ke mulut (word of mouth) yang
yang
Tjiptono
menguntungkan bagi reputasi perusahaan
(2004:9) terciptanya kepuasan konsumen
menjadi baik dimata konsumen dan laba
dapat
yang diperoleh meningkat.
merasa
puas.
memberikan
Menurut beberapa
manfaat,
diantaranya hubungan antara perusahaan dan
konsumen
menjadi
harmonis,
memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas konsumen, KERANGKA PEMIKIRAN Kualitas Pelayanan (X) Bukti Fisik (X1) Kehandalan (X2) Ketanggapan (X3) Jaminan (X4) Empati (X5)
Kepuasan Pelanggan (Y)
Parasuraman, Zeithaml, & Berry (1988)
Kotler & Keller (2009:177)
dalam buku Tjiptono & Chandra (2011:198) Gambar Kerangka Pemikiran Hipotesis Penelitian Kualitas pelayanan Starbucks Coffee Tangible, Reliability, Assurance, Responsiveness, & Empathy berpengaruh terhadap Kepuasan Pelanggan di Bandung. Operasionalisasi Variabel Variabel
Dimensi Tangible(X1)
Kualitas Pelayanan (X) Fandy Tjiptono (2006:59) Keunggulan yang diharapkan dan pengedalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan konsumen.
Tjiptono & Chandra (2011:198) Meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, karyawan, dan sarana komunikasi. Contohnya: fasilitas reparasi, seragam karyawan, kelengkapan peralatan, dan ruang tunggu yang
Indikator
Skala
Item
Ordinal
1
Ordinal
2
Ordinal
3
Ordinal
4
Ordinal
5
1. Lingkungan Starbucks bersih 2. Cara
berpakaian
barista baik dan rapi 3. Design Starbucks
interior menarik
secara visual 4. Makanan dengan secara visual
Bari Ibnu Firmanda 1203100056 – Universitas Telkom – November 2014
disajikan menarik
2 November 2014 representative.
5. Meja
atau
tempat
duduk tertata dengan rapi dan baik
1. Pertanyaan pelanggan dijawab dengan tepat Reliability (X2) Tjiptono & Chandra (2011:198) Kemampuan memberikan layanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan. Contohnya: dokter mampu mendiagnosis penyakit pasien dengan akurat.
oleh barista Starbucks 2. Barista
Ordinal
6
Ordinal
7
Ordinal
8
Ordinal
9
Ordinal
10
Ordinal
11
Ordinal
12
Ordinal
13
Ordinal
14
Starbucks
memberikan pelayanan sesuai
dengan
pelanggan 3. Starbucks menawarkan makanan yang berkualitas 4. Starbucks menawarkan minuman yang bekualitas 5. Starbucks menawarkan biji kopi yang berkualitas
1. Barista
melayani
pelanggan secara aktif Responsiveness(X3) Tjiptono & Chandra
2. Barista
memberikan informasi
(2011:198)
produk
Keinginan dan kesediaan
terbaru
para karyawan untuk membantu para pelanggan dan memberikan layanan dengan tanggap.
Starbucks dan
promo
3. Barista dapat melayani pelanggan dengan baik pada
saat
situasi
sedang ramai 4. Kesigapan dalam
barista menangani
keluhan pelanggan
Bari Ibnu Firmanda 1203100056 – Universitas Telkom – November 2014
2 November 2014
Assurance(X4) Tjiptono & Chandra (2011:198) Mencakup pengetahuan, kompetensi, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para karyawan, bebas dari bahaya fisik, risiko atau keragu-raguan.
Empathy(X5) Tjiptono & Chandra (2011:198) Kemudahan dalam menjalin hubungan, komunikasi yang efektif, perhatian personal, dan pemahaman atas
Kepuasan Pelanggan (Y) (Kotler dan Koller, 2009:138-139) Perasaan senang atau kecewa
1. Harga makanan cukup 2. Harga minuman cukup
Ordinal
16
Ordinal
17
Ordinal
18
pantas 3. Barista memiliki pengetahuan yang baik tentang produk dan promo 4. Barista bersikap sopan dan ramah
1. Pelanggan measa nyaman dengan
Ordinal
19
Ordinal
20
Ordinal
21
Ordinal
22
Ordinal
23
Ordinal
24
Ordina
25
Ordinal
26
prosedur transaksi di Starbucks 2. Barista peduli terhadap kebutuhan pelanggan 3. Keinginan pelanggan
kebutuhan individual para
secara maksimal telah
pelanggan.
tertangani dengan baik
1. Pelanggan puas terhadap Starbucks Coffee 2. Secara umum, layanan
perbandingan antara kesannya
Starbucks Coffee di
harapan-harapannya.
15
pantas
seseorang yang berasal dari terhadap kinerja suatu produk dan
Ordinal
Bandung baik 3. Barista cepat dalam melayani pelanggan 4. Pelanggan merasakan pengalaman yang menyenangkan ketika makan dan minum di Starbucks 5. Pelanggan puas terhadap keramahan barista Starbucks Coffee di Bandung
Bari Ibnu Firmanda 1203100056 – Universitas Telkom – November 2014
2 November 2014 METODOLOGI PENELITIAN
datang ke kedai Starbucks Coffee yang
Berdasarkan teknik pengumpulan data,
diketahui berjumlah 13.606 orang dari 5 kedai
penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif.
kopi Starbucks yang tersebar di Bandung,
Menurut Sugiyono (2010:13 metode penelitian
maka
kuantitatif adalah metode penelitian yang
digunakan rumus Slovin sebagai berikut :
berlandaskan
pada
filsafat
untuk
penentuan
positivisme,
n=
digunakan untuk meneliti pada populasi atau
jumlah
sampel
N 1 + N (e2 )
sampel tertentu, teknik pengambilan sampel
Keterangan:
umumnya
random,
n
: Jumlah sampel
pengumpulan data menggunakan instrument
N
: Populasi
penelitian,
e
: Toleransi kesalahan(5%)
dilakukan
secara
analisis
kuantitatif/statistik
data
dengan
bersifat
tujuan
untuk
Arikunto
dalam
memasukkan
Prastowo
n=
(2011:204) metode deskriptif dilakukan untuk n=
tujuan mendeskripsikan apa adanya suatu variabel, gejala atau keadaan, bukan untuk menguji
hipotesis.
Sedangkan,
kedalam
persamaan rumus diatas, maka diperoleh :
menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Menurut
Dengan
N 1 + N (e2 )
13.606 1 + 13.606 0,052
n = 399,9 ≈ 400
menurut
penelitian kausal merupakan penelitian yang
Berdasarkan
perhitungan
yang
memiliki tujuan utama mencari hubungan
diperoleh diatas maka ukuran sampel yang
sebab akibat atau hubungan antara variabel
diteliti adalah 399,9 responden. Untuk lebih
independen
mempermudah
dengan
variabel
dependen
(Rangkuti, 2011:24). Dalam
penelitian
maka
sampel
digenapkan dengan pembulatan menjadi 400
penelitian
ini
jumlah
responden.
populasinya diambil dari pelanggan yang HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel Tanggapan Responden mengenai Kuaitas Pelayanan di Starbucks Coffee No 1 2 3 4 5
Rata-rata Persentas e Tangible 1615 80,75% Reliability 1589,2 79,46% Responsiveness 1518,25 76,41% Assurance 1518,75 75,93 % Empathy 1554 77,68 % Rata-rata Skor Total 1561,04 Rata-rata Persentase 78,05 % Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner Dimensi Variabel
Rata-rata Skor
Berdasarkan uraian di atas, kualitas pelayanan Starbucks Coffee di Bandung secara keseluruhan dapat digambarkan pada garis kontinum sebagai berikut :
Bari Ibnu Firmanda 1203100056 – Universitas Telkom – November 2014
2 November 2014
78,05%
Sangat Tidak Baik
Tidak Baik
36 %
20%
Cukup Baik
52 %
Baik
Sangat Baik
68 %
100%
84 %
Gambar Garis Kontinum Kualitas Pelayanan Hasil Analisis Regresi Berganda Analisis
regresi
berganda
variabel terikat yaitu kepuasan pelanggan yang
digunakan
untuk
mengetahui pengaruh antara variabel bebas yaitu kualitas
pelayanan
(bukti
fisik,
dilakukan pada 400 responden yang merupakan pelanggan Starbucks Coffee di Bandung.
kehandalan,
ketanggapan, jaminan, dan empati) terhadap Tabel Hasil Uji Regresi Linier Berganda Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
1
B
Std. Error
Beta
(Constant)
-,108
,093
x1 Tangible
,101
,035
,098
x2 Reliability
,155
,038
,154
x3 Responsiveness
,062
,037
,061
x4 Assurance
,227
,036
,222
x5 Empathy
,471
,037
,479
Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner dengan SPSS 20 Hasil pengolahan data dengan SPSS 20 didapatkan persamaan regresi sebagai berikut : Y = -0,108 + 0,101X1 + 0,155X2+ 0,062X3 + 0,227X4 + 0,471X5 Berdasarkan
persamaan
tersebut
dapat
2. Koefisien X1 (b1) = 0,101 artinya bahwa
diuraikan sebagai berikut :
apabila perusahaan melakukan variabel
1. Konstanta (a) = -0,108 artinya variabel bukti
bukti fisik (X1), maka kepuasan pelanggan
fisik, kehandalan, ketanggapan, jaminan,
akan
dan empati bernilai nol maka kepuasan
sedangkan variabel yang lain konstan.
pelanggan bernilai -0,108 satuan. Artinya,
3. Koefisien X2 (b2) = 0,155 artinya bahwa
kepuasan apabila variabel
pelanggan perusahaan bukti
sebesar tidak
fisik,
-10,8%
melakukan kehandalan,
naik
sebesar
0,101
satuan,
apabila perusahaan melakukan variabel kehandalan pelanggan
ketanggapan, jaminan, dan empati. Bari Ibnu Firmanda 1203100056 – Universitas Telkom – November 2014
(X2), akan
maka naik
kepuasan
sebesar
0,155
2 November 2014 satuan, sedangkan variabel yang lain
jaminan (X4) maka
konstan.
sebesar 0,227 satuan, sedangkan variabel yang lain konstan.
4. Koefisien X3 (b3) = 0,062 artinya bahwa apabila perusahaan melakukan variabel ketanggapan
(X3),
maka
kepuasan akan naik
6. Koefisien X5 (b5) = 0,471 artinya bahwa
kepuasan
apabila perusahaan melakukan variable
pelanggan akan naik sebesar 0,062 satuan,
empati (X5) maka
kepuasan akan naik
sedangkan variabel yang lain konstan.
sebesar 0,471 satuan, sedangkan variabel yang lain konstan.
5. Koefisien X4 (b4) = 0,227 artinya bahwa apabila perusahaan melakukan variable Uji Simultan (Uji F)
signifikan terhadap kepuasan pelanggandi
Hipotesis yang diajukan dan akan dibuktikan
Bandung.
kebenarannya adalah:
Ha : Kualitas Pelayanan yang terdiri dari bukti
H0 : Kualitas pelayanan Starbucks Coffee yang
fisik, kehandalan, ketanggapan, jaminan, dan
terdiri
empati
dari
bukti
fisik,
kehandalan,
secara
bersama-sama
memiliki
ketanggapan, jaminan, dan empati secara
pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan
bersama-sama tidak memiliki pengaruh yang
pelanggan di Bandung.
Tabel Hasil Uji F (Uji Simultan) ANOVAa Model
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
182,026
5
36,405
Residual
43,231
394
,110
Total
225,257
399
1
F 331,795
Sig. ,000b
a. Dependent Variable: y b. Predictors: (Constant), x5, x1, x4, x3, x2
Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner dengan SPSS 20 Ftabel untuk jumlah sampel 400 dengan
maka
peneliti
menyimpulkan
bahwa
H𝑎 1
5 variabel independen dan tingkat α = 0,05
diterima, dan H01 ditolak, dimana kualitas
adalah 1,1798. Pada tabel dapat dilihat Fhitung
pelayanan Starbucks Coffee yang terdiri dari
adalah 331,795 dengan tingkat signifikansi
bukti fisik, kehandalan, ketanggapan, jaminan,
0,000.
kedua
dan empati secara bersama-sama memiliki
perhitungan yaitu Fhitung > Ftabel (331,795
pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan
>1,1798) dan tingkat signifikansinya 0,000 <
pelanggan di Bandung.
Oleh
karena
itu,
pada
0,05. Dari hasil uji F yang telah diperoleh, Uji Parsial (Uji t)
Uji t atau uji parsial digunakan untuk melihat apakah terdapat pengaruh masing-masing
Bari Ibnu Firmanda 1203100056 – Universitas Telkom – November 2014
2 November 2014 variabel
bebas
Signifikansi
terhadap
variabel
pengaruh
tersebut
terikat.
ditolak. Hal ini menunjukan tidak adanya
dapat
pengaruh yang signifikan dari variabel
diestimasi dengan membandingkan antara
bebas terhadap variabel terikat.
nilai t tabel dengan nilai t hitung.
Dalam pengujian ini jika thitung> ttabel maka ini
1. t hitung > t tabel dan nilai signifikansi kurang
berarti terdapat pengaruh yang signifikan
ditolak dan Ha 2
secara statistik antara variabel independen
diterima. Hal ini menunjukan ada pengaruh
tersebut terhadap variabel dependen. Nilai ttabel
yang
untuk jumlah sebanyak 400 sampel dan tingkat
dari 0,05, maka H02 signifikan
dari
variabel
bebas
α = 0,1 adalah sebesar 1,96
terhadap variabel terikat. 2. t hitung < t tabel dan nilai signifikansi lebih dari 0,05, maka H02 diterima dan Ha 2
Tabel Hasil Uji t (Uji Parsial) Variabel Bukti fisik X1
thitung
ttabel
Sig.
Keterangan
2,842
1,96
,005
Berpengaruh secara signifikan
4,104
Kehandalan X2 Ketanggapan X3 Jaminan X4 Empati X5
1,96
,000
Berpengaruh secara signifikan Tidak berpengaruh secara
1,665
1,96
,097
6,236
1,96
,000
Berpengaruh secara siginifikan
12,812
1,96
,000
Berpengaruh secara signifikan
signifikan
Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner dengan SPSS 20 1. Nilai t hitung yang diperoleh untuk variabel
dengan nilai Sig. sebesar 0,000. Maka
bukti fisik (X1) adalah sebesar 2,842
didapatkan t hitung lebih besar dari t tabel
dengan nilai Sig. sebesar 0,005. Maka
(t hitung > t tabel) yaitu 4,104 > 1,96, dan
didapatkan t hitung lebih besar dari t tabel
Sig. < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa
(t hitung < t tabel) yaitu 2,842 > 1,96, dan
H02 ditolak dan Ha2 diterima,
Sig. < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa
variabel
H01 ditolak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
variabel
dan Ha1 diterima,
bukti
fisik
Starbucks
dimana Coffee
berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pelanggan di Bandung.
kehandalan
Starbucks
dimana Coffee
kepuasan pelanggan di Bandung. 3. Nilai t hitung yang diperoleh untuk variabel ketanggapan (X3) adalah sebesar 1,665
2. Nilai t hitung yang diperoleh untuk variabel
dengan nilai Sig. sebesar 0,097. Maka
kehandalan (X2) adalah sebesar 4,104
didapatkan t hitung lebih besar dari t tabel
Bari Ibnu Firmanda 1203100056 – Universitas Telkom – November 2014
2 November 2014 (t hitung> t tabel) yaitu 1,665< 1,96, dan
variabel jaminan memiliki pengaruh yang
Sig. > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa
signifikan terhadap kepuasan pelanggan di
H03 diterima dan Ha3 ditolak,
Bandung.
dimana
variabel ketanggapan Starbucks Coffee
5. Nilai t hitung yang diperoleh untuk variabel
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
empati (X5) adalah sebesar 12.812 dengan
kepuasan pelanggan di Bandung.
nilai Sig. sebesar 0,000. Maka didapatkan t
4. Nilai t hitung yang diperoleh untuk variabel Jaminan
(X4)
adalah
sebesar
hitung lebih besar dari t tabel (t hitung> t
6,236
tabel) yaitu 12,812> 1,96, dan Sig. < 0,05.
dengan nilai Sig. sebesar 0,000. Maka
Maka dapat disimpulkan bahwa H04 ditolak
didapatkan t hitung lebih besar dari t tabel
dan Ha4 diterima, dimana variabel empati
(t hitung> t tabel) yaitu 6,236> 1,96, dan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Sig. < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa
kepuasan pelanggan di Bandung.
H04 ditolak dan Ha4 diterima,
dimana
Hasil Uji Koefisien Determinan (R2) Koefisien determinasi (rR2 ) digunakan untuk
Berdasarkan hasil output SPSS 20 diperoleh
melihat besarnya pengaruh variabel bebas
koefisien determinasi R2 memiliki nilai sebesar
terhadap variabel terikat secara simultan. Hal
0,808 atau 80,8%, artinya bahwa 80,8%
ini
koefisien
variabel kualitas pelayanan Starbucks Coffee
determinasi (R ) antara 0 (nol) sampai 1 (satu).
dapat dijelaskan oleh variabel bukti fisik
Apabila
(tangible),
kehandalan
mendekati 1, maka dapat dikatakan bahwa
ketanggapan
(responsiveness),
variabel bebas berpengaruh terhadap variabel
(assurance), dan empati (empathy) sedangkan
terikat.
sisanya yakni sebesar 19,2% dapat dijelaskan
ditunjukkan
oleh
besarnya
2
koefisien
determinasi
semakin
2
Tabel Hasil Koefisien Determinasi (R ) Std. Error R
Adjusted R
of the
(reliability), jaminan
dengan variabel yang tidak diteliti. Besarnya Pengaruh Secara Parsial
Model
R
Square
Square
Estimate
Analisis pengaruh parsial digunakan untuk
1
,899a
,808
,806
,33124
mengetahui seberapa erat pengaruh masing-
Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner dengan SPSS 20
masing variabel bebas dengan variabel tidak bebas. Analisis korelasi parsial berdasarkan hasil
pengolahan
Bari Ibnu Firmanda 1203100056 – Universitas Telkom – November 2014
SPSS
20.
2 November 2014 Tabel Besarnya Pengaruh secara Parsial
Bukti Fisik(X1)
0,101
0,691
Besarnya Pengaruh Secara Parsial 0,06772
Kehandalan (X2)
0,155
0,747
0,11504
11,504%
Ketanggapan(X3)
0,062
0,733
0,04471
4,471%
Jaminan (X4 )
0,227
0,773
0,17161
17,161%
Empati (X5)
0,471
0,854
0,40907
40,907%
0,439987
80,8%
Standardized Coefficients
Variabel
Beta
Correlations Zero-order
Pengaruh Total
Besarnya Pengaruh Secara Parsial (%) 6,772%
Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner dengan SPSS 20 Pengaruh
parsial
mengkalikan
diperoleh
parsial sebesar 4,471%,besarnya pengaruh
dengan zero-order. Berdasarkan tabel di atas,
jaminan (X4) terhadap kepuasan pelanggan
dapat dilihat bahwa besarnya pengaruh bukti
secara parsial sebesar 17,161%. Sedangkan,
fisik
untuk
terhadap
coefficient
(X3) terhadap kepuasan pelanggan secara
beta
(X1)
standardized
dengan
kepuasan
pelanggan
pengaruh
empati
(X5)
terhadap
Starbucks Coffee di Bandung secara parsial
kepuasan pelanggan sebesar 40,907%. Jadi,
sebesar
6,772%,
besarnya
pengaruh
total keseluruhan pengaruh masing-masing
kehandalan
(X2)
terhadap
kepuasan
dimensi kualitas pelayanan (X) Starbucks
pelanggan
secara
sebesar
Coffee terhadap kepuasan pelanggan (Y)
ketanggapan
secara bersama-sama adalah sebesar 80,8%.
11,504%,besarnya
parsial
pengaruh
KESIMPULAN
2. Rata-rata
skor
total
untuk
kepuasan
Berdasarkan hasil pengolahan analisis data
pelanggan yang dinilai oleh responden
dan pembahasan yang telah diuraikan pada
penelitian
bab
beberapa
kepuasan pelanggan ditanggapi Baik oleh
kesimpulan yang dapat memberikan jawaban
responden selaku pelanggan Starbucks
terhadap rumusan masalah dalam penelitian
Coffee di Bandung dan pelanggan merasa
ini, yaitu sebagai berikut:
puas atas kualitas pelayanan yang sudah
1. Rata-rata skor total pelaksanaan kualitas
diberikan
pelayanan Starbucks Coffee di Bandung
Bandung.
sebelumnya,
dapat
ditarik
adalah
oleh
78,97%,
Starbucks
sehingga
Coffee
di
yang dinilai pelanggan adalah 78,05%,
3. Berdasarkan hasil uji regresi berganda,
sehingga secara keseluruhan pelaksanaan
pengaruh kualitas pelayanan Starbucks
kualitas pelayanan Starbucks Coffee di
Coffee terhadap kepuasan pelanggan di
Bandung ditanggapi Baik oleh responden
Bandung adalah dengan nilai constant -
selaku pelanggan Starbucks Coffee di
0,108
Bandung.
pelayanan
yang
Bari Ibnu Firmanda 1203100056 – Universitas Telkom – November 2014
berarti
yang
apabila
meliputi
kualitas
bukti
fisik
2 November 2014 (tangible),
kehandalan
(reliability),
ketanggapan
(responsiveness),
jaminan
maka kepuasan pelanggan akan meningkat sebesar 0,155. Lalu, apabila Starbucks
(assurance), dan empati (empathy) bernilai
Coffee
0, maka kepuasan pelanggan tersebut
ketanggapan
mendapatkan
kepuasan
nilai
-0,108.
Artinya
melakukan
kepuasan pelanggan tidak akan ada atau
sebesar
pelanggan
Coffee
merasa
kecewa
terhadap
pelayanan
variabel
(responsiveness),
pelanggan 0,062 dan
melakukan
akan
maka
meningkat
apabila Starbucks pelayanan
Starbucks Coffee apabila Starbucks Coffee
jaminan
tidak melakukan kualitas pelayanan yang
pelanggan akan meningkat sebesar 0,227.
terdiri dari 5 dimensi tersebut. Dari hasil
Sedangkan,
apabila
program komputer SPSS 20 didapatkan
melakukan
pelayanan
bahwa
(empathy),
maka
apabila
Starbucks
Coffee
(assurance),
kepuasan
Starbucks
Coffee
variabel
empati
kepuasan
akan
(tangible), maka kepuasan pelanggan akan
Starbucks Coffee di Bandung melakukan
meningkat apabila
Starbucks
sebesar
pelanggan
melakukan pelayanan variabel bukti fisik sebesar
meningkat
maka
variabel
0,471.
Jika,
0,101.
Kemudian,
pelayanan secara keseluruhan variabel,
Coffee
melakukan
maka kepuasan pelanggan akan meningkat
pelayanan variabel kehandalan (reliability),
0,908
atau
sebesar
90,8%.
SARAN
keinginan pelanggan karena dengan
1. Bagi Perusahaan
penampilan
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, terdapat
sesuai dengan keinginan pelanggan
beberapa hal yang ingin disarankan oleh
dapat membuat pelanggan merasa
peneliti adalah sebagai berikut:
lebih nyaman berada di Starbucks
1. Dari
ruangan
kedai
yang
kualitas pelayanan Starbucks
Coffee, lalu penampilan kedai kopi
Coffeedi Bandung diketahui bahwa
Starbucks dari luar harus diremajakan
variabel
(tangible),
atau harus selalu diperbarui karena
jaminan
penampilan kedai memiliki pengaruh
(assurance), dan empati (empathy)
yang signifikan terhadap kepuasan
terbukti
pelanggan
bukti
kehandalan
fisik
(reliability),
memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap
pelanggan
Starbucks
yang
kepuasan Coffee
di
Starbucks
Coffee
di
Bandung, dan Starbucks harus dapat melengkapi sarana dan prasarana
Bandung. Sehingga Starbucks Coffee
yang
harus
peningkatan kualitas jaringan internet
lebih
variabel
bukti
berkonsentrasi fisik,
pada
kehandalan,
wifi,
dimiliki karena
sebelumnya, dengan
sarana
dan
jaminan, dan empati. Dalam variabel
prasarana
bukti fisik, Starbucks Coffee harus
memberikan
mendesain ruangan kedai yang baru
terhadap kepuasan pelanggan. Untuk
agar
pelayanan
terlihat
penampilan baru
dan
ruangan sesuai
kedai dengan
Coffee
Bari Ibnu Firmanda 1203100056 – Universitas Telkom – November 2014
yang
seperti
lengkap
akan
pengaruhyang
baik
kehandalan, harus
selalu
Starbucks membuat
2 November 2014 program-program tentang
setiap
minggu
pelatihan
pencurian
tas,
handphone,
dan
dalam
barang-barang berharga lainnya yang
pengetahuan
pernah terjadi di Starbucks Coffee
para barista agar barista Starbucks
Ciwalk Mall Sebab, dengan adanya
Coffee selalu mendapatkan wawasan
satpam
dan
terjamin
pengembangan
dan
pengetahuan
menjadi
luas,
tentang
kopi
contohnya
pelanggan
akan
merasa
keamanannya
apabila
seperti
berlama-lama di Starbucks dan akan
membuat program seminar tentang
merasa lebih nyaman. Sedangkan
kopi setiap minggunya, dan seminar
untuk empati, Starbucks Coffee di
tersebut dilakukan di setiap masing-
Bandung harus lebih menekankan lagi
masing kedai Starbucks Coffee di
kepada
Bandung dengan peserta seminarnya
selalu
adalah pelanggan Starbucks, dengan
seperti contoh apabila datang seorang
tujuan agar kemampuan berbicara
pelanggan
barista
barista
keadaan lesu dan muka pelanggan
pertanyaan-
tersebut terlihat pucat. Tidak ada
pertanyaan dari pelanggan dengan
salahnya barista untuk menanyakan
pengetahuan yang dimiliki barista dan
sesuatu
meningkatkan kehandalan para barista
mengetahui
sebagai bentuk pelayanan Starbucks
tersebut sedang sakit atau sedang ada
Coffee kepada pelanggannya. Untuk
masalah.
pelayanan jaminan, Starbucks Coffee
sakit, barista tersebut bisa menuliskan
harus
penjaga
“get well soon” pada cups minuman
keamanan kedai atau satpam untuk
pelanggan tersebut agar pelanggan
ditempatkan di kedai Starbucks Coffee
tersebut
yang selalu ramai dan dikunjungi oleh
mengambilnya
pelanggan.
tersebut menandakan bahwa barista
meningkat,
tersebut
melatih
menjawab
menempatkan
Sehingga
rawan
akan
baristanya peduli
untuk
kepada
ke
pelanggan,
Starbucks
kepada
dengan
pelanggan
bahwa
Apabila
bisa
bersikap
pelanggan
memang
membacanya di
pickup
ketika bar.Hal
Starbucks
kedai
kita
kepada pelanggan, melakukan hal
ketahui Starbucks Coffee merupakan
yang mudah tetapi dampaknya bisa
perusahaan
begitu besar.
karena
besar,
yang
harga
produk-
produk yang dijualnya pun terbilang
2. Untuk
variabel
berempati
kualitas
yang
pasar
adalah
(responsiveness) juga harus tetap
ekonomi
diperhatikan dan diperbaiki karena
kehidupannya kelas atas. Jadi, bisa
variabel tersebut memiliki pengaruh
mengundang pelaku kejahatan untuk
secara simultan yang berarti apabila
melakukan
bersifat
variabel tersebut tidak diperhatikan
seperti
akan menurunkan pengaruh kualitas
pelanggan
negatif
Coffee
yang
hal-hal
kepada
yang
pelanggan
Bari Ibnu Firmanda 1203100056 – Universitas Telkom – November 2014
yaitu
pelayanan
mahal atau cukup tinggi dan pangsa Starbucks
lain
dan
benar
kejahatan dan pencurian di dalam tersebut,
peduli
untuk
ketanggapan
2 November 2014 pelayanan Starbucks Coffee terhadap DAFTAR PUSTAKA
kepuasan pelanggan di Bandung.
Buchory, Herry A dan Saladin, Djaslim. (2010).
Bagi Penelitian Selanjutnya Penelitian
ini
dilakukan
untuk
melihat
pengaruh kualitas pelayanan Starbucks Coffee terhadap kepuasan pelanggan di Bandung. Untuk penelitian selanjutnya disarankan: 1. Kepada
peneliti
selanjutnya
untuk
mengembangkan pada faktor lain di luar kualitas pelayanan dan pada sampel yang lebih luas karena masih terdapat faktor lain di luar kualitas pelayanan yang juga mempunyai
pengaruh dalam
kepuasan
pelanggan Starbucks Coffee di Bandung. Sehingga tersebut
diharapkan dapat
lebih
hasil
penelitian
menambah
dan
melengkapi keilmuan dibidang pemasaran dan tentunya bermanfaat bagi Starbucks Coffee. 2. Melakukan penelitian mengenai kualitas pelayanan pada bidang lain, seperti industri perbankan, transportasi, perhotelan dan sebagainya sehingga hasil penelitian dapat dijadikan perbandingan.
Manajemen Pemasaran: Teori Aplikasi dan Tanya Jawab. Bandung: Linda Karya. Riadi,
Vikih.
Kualitas
(2013).
Analisis
Pengaruh
Harga
Terhadap
Pelayanan,
Loyalitas Pelanggan Studi Kasus pada PT.
Merpati
Semarang.
Nusantara Jurnal
Airlines
Pemasaran.
Universitas Indonesia. Sekaran, Uma. (2011). Metode Penelitian untuk Bisnis edisi 4. Buku I. Jakarta: Salemba Empat. Suharsaputra, Uhar. (2012). Metode Penelitian (Kuantitatif,
Kualitatif,
dan
Tindakan).
Bandung: PT. Refika Aditama. Tjiptono, Fandy. (2006). Manajemen Jasa Edisi Keempat. Yogyakarta: Andi. Tjiptono, Fandy. (2011). Manajemen dan Strategi Merek. Yogyakarta: Andi. Tjiptono, Fandy dan Chandra, Gregorius. (2011). Service, Quality, & Satisfaction. Yogyakarta: Andi.
Bari Ibnu Firmanda 1203100056 – Universitas Telkom – November 2014