PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, SEMANGAT KERJA, BUDAYA

Download semangat kerja, budaya kerja dan keselamatan kerja baik secara parsial maupun simultan ... X. (2) Semangat kerja berpengaruh signifikan ter...

0 downloads 405 Views 250KB Size
PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, SEMANGAT KERJA, BUDAYA KERJA DAN KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Oleh : Rikindaka Awaliwinda 1, Marlia Saridewi2, Lia Suprihartini3 [email protected] UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 2018 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengaruh lingkungan kerja, semangat kerja, budaya kerja dan keselamatan kerja baik secara parsial maupun simultan terhadap kinerja karyawan pada PT. X. Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumennya. Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan pada PT. X. Jumlah responden dalam penelitian dicari dengan rumus Slovin, dengan batas toleransi kesalahan sebesar 10%, maka dapatlah jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 62 responden. Hasil penelitian menemukan bahwa: Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. X. (2) Semangat kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. X. (3) Budaya kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. X. (4) Keselamatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. X, Keselamatan Kerja, Semangat Kerja, Budaya Kerja, Keselamatan Kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. X. Kata kunci:Lingkungan kerja,Semangat kerja, Budaya kerja, Keselamatan kerja, dan kinerja karyawan. .

PENDAHULUAN Melihat perkembangan dunia modern saat ini, kegiatan industri telah menjadi bagian dari kegiatan manusia dalam kesehariannya. Tuntutan utama kebutuhan manusia yang semakin beragam memicu untuk selalu efektif dan efisien dalam menghasilkan segala kebutuhan tersebut. Guna menuhi kebutuhan ini, salah satunya adalah penggunaan mesin-mesin modern sehingga pada saat sekarang ini interaksi antara manusia dan mesin merupakan hal biasa yang terjadi dalam setiap kegiatannya. 1

Rikindaka Awaliwinda, Fakultas Ekonomi UMRAH

2

Marlia Saridewi, Dosen Fakultas Ekonomi UMRAH. [email protected]

3

Lia Suprihartini, Dosen Fakultas Ekonomi UMRAH, [email protected]

Teknologi dalam kegiatan industri juga semakin berkembang. Manusia tidak hanya berperan dalam kegiatan produksi tetapi juga melibatkan mesin dan alat-alat berat. Penggunaan mesin dan alat-alat berat ini tentu membutuhkan pengawasan dari pihak manajemen serta kesadaran dari pekerja itu sendiri di dalam lingkungan pekerjaan. lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang di hadapi, lingkungan sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok. Semangat kerja digunakan untuk menggmbarkan suasana keseluruhan yang di rasakan para karyawan ketika bekerja. Apabila karyawan merasa bergairah, bahagia, dan optimis akan menggmbarkan bahwa karyawan tersebut mempunyai semangat kerja tinggi. Budaya kerja terbentuk begitu satuan kerja atau organisasi itu berdiri “being developed as they learn to cope with problems of external adaption and internal integration” artinya pembentukan budaya kerja terjadi ketika lingkungan kerja atau organisasi belajar menghadapi masalah, baik yang menyangkut perubahan-perubahan ekternal maupun internal yang menyangkut persatuan dan keutuhan organisasi. Keselamatan kerja sangat penting di lingkungan kerja. Dimana tujuan keselamatan kerja ini yaitu untuk memelihara dan menjamin keselamatan di lingkungan kerja. Dengan adanya keselamatan kerja di lingkungan kerja maka akan mengurangi dampak kecelakan kerja yang akan merugikan karyawan.

BAHAN DAN METODE Bahan Lingkungan Kerja Definisi lingkungan kerja menurut Sedarmayati (20011 : 2) mendefinisikan lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang di hadapi, lingkungan sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok.segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhinya dalam menjalankan tugastugas yang di emban. Semangat Kerja Menurut Nurmansyah (2011) mengemukakan bahwa semangat kerja adalah melakukan pekerjaan secara lebih semangat sehingga pekerjaan akan dapat diharapkan lebih cepat dan lebih baik.Nitisemito (2010 : 160) semangat kerja adalah “ melakukan pekerjaan secara lebih giat, sehingga dengan demikian pekerjaan akan diharapkan lebih cepat dan lebih baik”. Budaya Kerja Menurut Burhanudin (2011 : 149) budaya kerja adalah segala falsafah yang

didasari oleh pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan, dan kekuatan pendorong membudaya dalam suatu kelompok masyarakat atau organisasi, kemudian tercermin dari sikap menjadi prilaku, kepercayaan, cita-cita, pendapat dan tindakan yang terwujud sebagai kerja atau bekerja, melaksanakan budaya kerja mempunyai arti yang sangat dalam, karena akan merubah sikap dan prilaku sumber daya manusia untuk mencapai produktivitas kerja yang lebih tinggi dalam menghadapi tantangan masa depan. Keselamatan Kerja Menurut Rivai mengemukakan (2011 : 413) keselamatan kerja (safety) adalah suatu perlindungan karyawan dari cidera yang disebabkan oleh kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan. Hanggraeni (2012 : 171) mendefinisikan keselamatan adalah suatu sistem yang bertujuan melakukan pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya kecelakaan yang diakibatkan oleh aktivitas kerja yang diakibatkan oleh hubungan kerja di dalam lingkungan kerja para karyawan.

Metode Objek dan Ruang Lingkup Penelitian Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah PT. X. Respondennya adalah seluruh pegawai. PT. X teknik pengumpulan data yang digunakan berupa pengajuan angket / kuesioner. Populasi Menurut Sugiyono (2015 : 148), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di plajari dan kemudian di tarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai PT. X sebanyak 160 karyawan. Sampel Menurut Sugiyono (2015 : 149), mengungkapkan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki oleh populasi tersebut.. Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan pada PT. X sebanyak 62 orang karyawan. HASIL Uji Normalitas Menurut (Wibowo, 2012 : 61) Uji normalitas untuk mengetahui apakah nilai residu (perbedaan yang ada) yang diteliti memiliki distribusi normal atau tidak normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan cara uji Kolmogorov – Smirnov (Uji K – S) dan metode grafik. Untuk uji K – S yakni nilai hasil Uji K – S > dibandingkan taraf signifikasi 0,05 maka residual tersebut telah normal. Sedangkan melalui pola penyebaran P Plot dan grafik histogram, yakni jika pola penyebaran memiliki garis normal maka dapat dikatakan berdistribusi normal.

Gambar I. Grafik Normal P-Plot Sumber : Output Data Olahan SPSS Versi 22 Uji Multikoliniearitas Wibowo (2012:87) mengungkapkan bahwa uji multikoliniearitas adalah dengan melihat nilai masing–masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya yang dapat dilihat berdasarkan nilai VIF (Variance Inflation Factor). Menurut Algifari sebagaimana dikutip dalam (Wibowo, 2012 : 87) nilai VIF kurang dari 10, itu menunjukkan model tidak terdapat gejala multikoliniearitas, artinya tidak terdapat hubungan antar variabel bebas. Tabel I. Hasil Uji Multikolinearitas Collinearity Statistics Tolerance VIF LK .674 1.483 BK .326 3.068 SK .295 3.385 KK .736 1.359 Sumber : Output Data Olahan SPSS Versi 22

Model

Uji Heteroskedastisitas Wibowo (2012 : 93) mengungkapkan bahwa uji heteroskedastisitas adalah keadaan dimana dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian variabel.Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Pada penelitian ini menggunakan uji Park Gleyser dengan cara mengkorelasikan nilai absolut residualnya dengan masing–masing variabel independen. Jika hasil nilai probabilitasnya memiliki nilai signifikasi > nilai alpha – nya (0,05), maka model tidak mengalami heteroskedastisitas. Grafik 2. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Dari grafik scatterplot diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi kinerja berdasarkan masukan variable independen pendidikan, pelatihan, kompetensi dan penempatan kerja. Analisis Regresi Linear Berganda Tabel 2 . Hasil uji Regresi Linier Berganda

Model 1 (Constant) LK SK BK KK

Unstandardized Coefficients B Std. Error 12.287 4.010 .819 .099 .132 .140 .321 .189 .255 .068

Sumber: Output Data Olahan SPSS Berdasarkan tabel diatas dapat disusun persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: Y = 12.287 + 0,8191+ 0,1322+ 0,3213+ 0,2554 1.

2.

Nilai konstanta (α) sebesar 12,287 artinya apabila variabel Lingkungan Kerja, Semangat Kerja, Budaya Kerja dan Keselamatan Kerja bernilai 0, maka Kinerja Karyawan PT. Samchin Engineering sama dengan 12,287 Nilai koefisien regresi variabel Lingkungan Kerja adalah 0,819 Nilai Lingkungan Kerja yang menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel Lingkungan Kerja dengan Kinerja Karyawan yang artinya jika Lingkungan Kerja mengalami peningkatan 1 (satu) poin, maka Kinerja Pegawai

3.

4.

5.

akan mengalami peningkatan sebesar 0,819 dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya tetap. Nilai koefisien regresi variabel Semangat Kerja adalah 0,132 Nilai Semangat Kerja yang menunjukkan adanya hubungan yang berlawanan arah antara variabel Semangat Kerja dengan kinerja karyawan yang artinya jika Semangat Kerja mengalami peningkatan 1 (satu) poin, maka Kinerja Karyawan akan mengalami peningkatan sebesar 0,132 dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya tetap. Nilai koefisien regresi variabel Budaya Kerja adalah 0,321. Nilai Budaya Kerja yang menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel Budaya Kerja dengan Kinerja karyawan yang artinya jika Budaya Kerja mengalami peningkatan 1 (satu) poin, maka Kinerja Karyawan akan mengalami peningkatan sebesar 0,321 dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya tetap. Nilai koefisien regresi variabel Keselamatan Kerja adalah 0,255. Nilai Keselamtan Kerja yang menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel Keselamatan Kerja dengan Kinerja karyawan yang artinya jika Semangat Kerja mengalami peningkatan 1 (satu) poin, maka Kinerja Karyawan akan mengalami peningkatan sebesar 0,255 dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya tetap.

Pengujian Hipotesis 1. Hasil Uji T Uji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen Tabel 3 Hasil Uji T (Secara Parsial)

Model 1

Unstandardized Coefficients B Std. Error (Constant) LK SK BK KK

12.287

4.010

.819 .132 .321 .255

.099 .140 .189 .068

Sumber: Output Data Olahan SPSS Versi 22

Standardized Coefficients Beta

.835 .235 .216 .377

T

Sig.

3.064

.004

8.277 3.031 2.110 2.802

.000 .003 .002 ,002

1. Variabel Lingkungan Kerja nilai sig 0,000 dan nilai t hitung 8.277. Ini berarti nilai sig lebih kecil dari taraf signifikansi 0,000 (<0,05). Serta berdasarkan perbandingan t hitung dengan t tabel (t tabel α=0,05, df=50) didapat t hitung 8.277 lebih besar dari t tabel 1.67591 (8.277>1.67591). Maka dalam hal ini Ha diterima dan H0 ditolak sehingga lingkungan kerja secara parsial berpengaruh terhadap Kinerja karyawan. 2. Variabel Semangat Kerja nilai sig 0,003 dan nilai t hitung 3.031. Ini berarti nilai sig lebih kecil dari taraf signifikansi 0,003 (<0,05). Serta berdasarkan perbandingan t hitung dengan t tabel (t tabel α=0,05, df=50) didapat t hitung 3.031 lebih besar dari t tabel 1.67591 (3.031>1.67591). Maka dalam hal ini Ha diterima dan H0 ditolak sehingga Semangat Kerja secara parsial berpengaruh terhadap Kinerja karyawan. 3. Variabel Budaya Kerja nilai sig 0,002 dan nilai t hitung 2.110. Ini berarti nilai sig lebih kecil dari taraf signifikansi 0,002 (<0,05). Serta berdasarkan perbandingan t hitung dengan t tabel (t tabel α=0,05, df=50) didapat t hitung 2.110 lebih besar dari t tabel 1.67591 (2.110>1.67591). Maka dalam hal ini Ha diterima dan H0 ditolak sehingga Budaya Kerja secara parsial berpengaruh terhadap Kinerja karyawan. 4. Variabel Keselamatan Kerja nilai sig 0,002 dan nilai t hitung 2.802. Ini berarti nilai sig lebih kecil dari taraf signifikansi 0,002 (<0,05). Serta berdasarkan perbandingan t hitung dengan t tabel (t tabel α=0,05, df=50) didapat t hitung 2.802 lebih besar dari t tabel 1.67591 (2.802>1.67591). Maka dalam hal ini Ha diterima dan H0 diterima sehingga Keselamatan Kerja secara parsial berpengaruh terhadap Kinerja karyawan.

2. Hasil Uji F Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah model yang digunakan dalam regresi telah sesuai. Tabel 4. Hasil Hasil Uji F ANOVAa Model Regression Residual Total

Sum of Squares 400.811 209.298 610.109

Df 4 50 54

Mean Square 100.203 4.186

F 23.938

Sig. .000b

Sumber: Output Data Olahan SPSS Versi 22 Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai signifikansi 0,000 dan nilai F hitung23,938. Ini berarti nilai sig lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05). Dan berdasarkan perbandingan F hitung dengan F tabel (F tabel α=0,05, df=50) didapat F hitung 23,938 lebih besar dari F tabel yaitu 2,56 (23,938> 2,56). Maka dalam hal ini Ha diterima dan H0 ditolak yang menunjukkan bahwa Lingkungan Kerja, Semangat Kerja, Budaya Kerja dan Keselamatan Kerja secara simultan berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan.

Pengujian Koefisien Determinasi (R2) Tabel 5. Hasil Analisis Koefisien Determinasi

Model

R

1

.811a

Model Summaryb Adjusted R R Square Square .657 .630

Std. Error of the Estimate 2.046

Dari tabel diatas dapat dilihat ahwa angka R disebut koefisien korelasi antara variabel Lingkungan Kerja, Semangat Kerja, Budaya Kerja dan Keselamatan Kerja dengan Kinerja Karyawan adalah 0,811. Ini artinya hubungan antara Lingkungan Kerja, Semangat Kerja, Budaya Kerja dan Keselamatan Kerja dengan Kinerja Karyawan adalah sebesar 81,1 %. Adjusted R2 dalam penelitian ini sebesar 0,630, hal ini menujukkan bahwa sebesar 63% Kinerja Karyawan pada PT. Samchin Engineering dipengaruhi oleh Lingkungan Kerja, Semangat Kerja, Budaya Kerja dan Keselamatan Kerja. Sedangkan sisanya sebesar 37 % dipengaruhi atau dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. PEMBAHASAN Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa Lingkungan Kerja berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai dengan Variabel Lingkungan Kerja nilai sig 0,000 dan nilai t hitung 8.277. Ini berarti nilai sig lebih kecil dari taraf signifikansi 0,000 (<0,05). Serta berdasarkan perbandingan t hitung dengan t tabel (t tabel α=0,05, df=50) didapat t hitung 8.277 lebih besar dari t tabel 1.67591 (8.277>1.67591). Maka dalam hal ini Ha diterima dan H0 ditolak sehingga lingkungan kerja secara parsial berpengaruh terhadap Kinerja karyawan. Hasil penelitian ini di dukung penelitian yang dilakukan oleh Rina Dwi Handayani (2016) pada PNS Balitsa Lembang yang menyatakan bahwa L.K berpengaruh Signifikan terhadap kinerja karyawan. Dan juga simpulan penelitian yang di lakukan oleh Maya Agustin Mandey dkk (2015) pada fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Sam Ratulangi bahwasanya Lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja kerja pegawai fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Sam Ratulangi. Pengaruh Semangat Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa Fasilitas Kerja berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai dengan Variabel Semangat Kerja nilai sig 0,003 dan nilai t hitung 3.031. Ini berarti nilai sig lebih kecil dari taraf signifikansi 0,003 (<0,05). Serta berdasarkan perbandingan t hitung dengan t tabel (t tabel α=0,05, df=50) didapat t hitung 3.031 lebih besar dari t tabel 1.67591 (3.031>1.67591).

Maka dalam hal ini Ha diterima dan H0 ditolak sehingga Semangat Kerja secara parsial berpengaruh terhadap Kinerja karyawan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Richard Y. Sangki dkk (2014) pada Gapari Telkomsel Manado yang menyatakan bahwa Semangat kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan outsourcing pada Gapari Telkomsel Manado dengan nilai koefisien yang signifikan. Dan juga didukung simpulan penelitian yang dilakukan oleh Rina Dwi Handayani (2016) bahwasanya semangat kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pada PNS Balitsa Lembang. Pengaruh Budaya Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa Fasilitas Kerja berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai dengan Variabel Budaya Kerja nilai sig 0,002 dan nilai t hitung 2.110. Ini berarti nilai sig lebih kecil dari taraf signifikansi 0,002 (<0,05). Serta berdasarkan perbandingan t hitung dengan t tabel (t tabel α=0,05, df=50) didapat t hitung 2.110 lebih besar dari t tabel 1.67591 (2.110>1.67591). Maka dalam hal ini Ha diterima dan H0 ditolak sehingga Budaya Kerja secara parsial berpengaruh terhadap Kinerja karyawan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Richard Y. Sangki dkk (2014) pada Grapari Telkomsel Manado yang menyatakan bahwa budaya kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan outsourcing pada Gapari Telkomsel Manado dengan nilai koefisien yang signifikan. Dan juga penelitian yang di lakukan oleh Saleha (2016) pada Dinas Bina Marga Provinsi Sulawesi Tengah bawasanya budaya kerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Bina Marga Provinsi Sulawesi Tengah. Pengaruh Keselamatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa Fasilitas Kerja berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai dengan Variabel Keselamatan Kerja nilai sig 0,002 dan nilai t hitung 2.802. Ini berarti nilai sig lebih besar dari taraf signifikansi 0,002 (<0,05). Serta berdasarkan perbandingan t hitung dengan t tabel (t tabel α=0,05, df=50) didapat t hitung 2.802 lebih besar dari t tabel 1.67591 (2.802>1.67591). Maka dalam hal ini Ha diterima dan H0 diterima sehingga Keselamatan Kerja secara parsial berpengaruh terhadap Kinerja karyawan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Y. Dahlan dkk (2014) pada UD. Sinar Sakti Malalayang yang menyatakan keselamatan kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variable kinerja karyawan pada UD Sinar Sakti Manado.Dan juga yang di lakukan oleh Abdul Jawad Muhammad (2017) bahwasanya keselamatan kerja mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) wilayah Suluttenggo Area Palu.

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan judul Pengaruh Lingkungan Kerja, Semangat Kerja, Budaya Kerja, Keselamatan KejaTerhadap Kinerja Karyawan Pada PT. X maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Secara parsial lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan 2. Secara parsial Semangat Kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan 3. Secara parsial Budaya Kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. 4. Secara parsial Keselamatan Kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan DAFTAR PUSTAKA Wibowo. 2012. Aplikasi Praktis SPPS dalam Penelitian. Yogyakarta: Penerbit Gava Media Sedarmayanti. 20011. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Mandar Maju: Bandung. Nitisemito , S, Alex. 2010. Manajemen Personalia : Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 3. Ghalia Indonesia : Jakarta. Nurmansyah, 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Suatu Pengantar.Unilak Press, Pekanbaru Nitisemito, 2010, Manajemen Personalia, Ghalia Indonesia, Jakarta Abdullah, Burhanuddin, 2011, Manajemen umber Daya Manusia Perusahaan, PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta Hanggraeni, Dewi. 2012. Manajemen Sumber Daya Jakarta.

Manusia. Mitra Wacana:

Rivai, Veltzhal. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Murai Kencana : Jakarta. Sugiono. 2015. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.