PENGARUH MANAJEMEN LABA, RETURN ON ASSET, CURRENT RATIO, DAN

Download Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Manajemen Laba,. Return On Asset, Current Ratio dan Komisaris Independen Terhad...

0 downloads 479 Views 679KB Size
PENGARUH MANAJEMEN LABA, RETURN ON ASSET, CURRENT RATIO, DAN KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013-2016 Windi Kartikasari, Inge Lengga Sari Munthe, Fatahurrazak Email:[email protected] Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Manajemen Laba, Return On Asset, Current Ratio dan Komisaris Independen Terhadap Agresivitas Pajak Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016.Objek Penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016 dengan total populasi sebanyak 216 perusahaan. Metode pemilihan sampel adalah Purposive Sampling. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data skunder dengan teknik pengumpulan data secara pustaka dan dokumentasi. Sampel yang di ambil sebanyak 54 Perusahaan setiap tahunnya. Metode Penelitian ini adalah Kuantitatif dan Analisis yang digunakan adalah Regresi Berganda. Berdasarkan Hasil analisis data, penelitian ini menemukan hasil bahwa hasil pengujian secara simultan bahwa variabel Manajemen Laba, Retirn On sset¸Current Ratio dan Komisaris Independen berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Secara Parsial Return On Asset dan Komisaris Independen berpengaruh terhadap Agresivitas pajak pada perusahaan manufaktuur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 20132016, sedangkan Manajemen Laba, dan Current Ratio tidak berpengaruh terhadap Agresivitas Pajak pada perusahaan manufaktuur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016. Kata Kunci: Manajemen Laba, Retuurn On Asset, Current Ratio, Komisaris Independen dan Agresivitas Pajak..

1

PENDAHULUAN Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Mardiasmo, 2016). Perusahaan dalam penghitungan pajaknya menggunakan dasar penghasilan kena pajak dan tarif yang berlaku sesuai dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008. UndangUndang No. 36 Tahun 2008 pasal 6 ayat 1 menjelaskan bahwa penghasilan kena pajak ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi dengan biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan. Semakin besar laba perusahaan, berarti semakin tinggi pula pajak yang harus dibayar perusahaan. Sebaliknya, semakin kecil laba perusahaan, maka semakin sedikit pajak yang ditanggung perusahaan. Inilah yang menjadi permasalahan antara perusahaan dengan pemerintah. Perusahaan menginginkan pembayaran pajak sekecil mungkin, sedangkan Pemerintah menginginkan penerimaan pajak yang besar, dan tentunya, ini akan bertolak belakang . Perusahaan multinasional di Indonesia menunjukan pertumbuhan yang pesat. Salah satu permasalahan perpajakan perusahaan di Indonesia yang sangat strategis adalah Transfer Pricing yaitu menetapkan harga jual di bawah harga wajar dan menetapkan harga beli dan biaya diatas harga wajar guna mengecilkan pajak yang harus di bayarkan. Tujuan dari transaksi ini adalah penghindaran pajak melalui profit shifting atau “pemindahan keuntungan” dari perusahaan Indonesia ke perusahaan afiliasi diluar negeri. Sehingga menyebabkan perusahaan terus menerus merugi. Menurut Huseynov (2012) dalam Nailufar (2016) dalam melakukan agresvitas pajak maka perusahaan dapat meningkatkan profitabilitas dan arus kas. Namun hal tersebut menjadi suatu dilema ketika sebuah perusahaan melakukan agresivitas pajak. Suatu perusahaan yang melakukan tindakan pajak agresif terhadap pajak perusahaan akan meningkatkan profitabilitas, akan tetapi pengurangan pajak tersebut dapat mempengaruhi dukungan kepada pemerintah dalam pembangunan maupun program-program sosial lain, maka perusahaan dapat dikategorikan tidak bertanggung jawab secara sosial.

2

Menurut Suyanto dan Supramono (2012), likuiditas sebuah perusahaan diprediksi dapat mempengaruhi tingkat agresivitas pajak perusahaan. Dimana jika sebuah perusahaan memiliki tingkat likuiditas yang tinggi, maka bisa digambarkan bahwa arus kas perusahaan tersebut berjalan dengan baik. Dengan adanya perputaran kas yang baik maka perusahaan tidak enggan untuk membayar seluruh kewajibannya termasuk membayar pajak sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Komisaris Independen yang berfungsi untuk melakukan pengawasan, membantu pengelolaan perusahaan yang baik dan membuat laporan keuangan lebih objektif (Maria dan Kurniasih, 2013). Adanya Komisaris Independen dalam perusahaan diharapkan dapat meminimalisir keuangan yang mungkin terjadidari pelaporan perpajakan yang dilaporkan oleh pihak manajemen perusahaan. Para Komisaris Independen dapat membantu perusahaan untuk mengalokasi sumber daya dalam menyusun strategi manajemen pajak perusahaan dengan memberikan pengalaman dan pengetahuan yang berguna sehingga lebih agresif dalam melakukan perencanaan pajak (Sartori dalam Asri, 2016). Proporsi komisaris independen yang besar dalam struktur dewan komisaris akan memberi pengawasan yang ketat sehingga mampu meminimalkan kesempatan melakukan kecurangan dari manajemen perusahaan. Berdasarkan Uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti “Pengaruh Manajemen Laba, Return On Asset, Current Ratio, dan Komisaris Independen Terhadap Agresivitas Pajak Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016”.

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS TEORI STAKEHOLDER Menurut Chairi (2008) Teori Stakeholder menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya (pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analisis, dan pihak lain). Dengan kata lain perusahaan dalam beroperasi membutuhkan bantuan dari pihak luar.

3

AMNESTI PAJAK Amnesti Pajak adalah program pengampunan yang diberikan oleh pemerintah kepada wajib pajak meliputi penghapusan pajak yang seharusnya terutang, penghapusan sanksi administrasi perpajakan, serta penghapusansanksi pidana dibidang perpajakan atas harta yang diperoleh pada tahun 2015 dan sebelumnya yang belum dilaporkan dalam SPT, dengan cara melunasi seluruh tunggakan pajak yang dimiliki dan membayar uang tebusan. (www.pajak.go.id) PENGHINDARAN PAJAK Penghindaran pajak pada umumnya dapat dibedakan dari penggelapan pajak (tax evasion), dimana penggelapan pajak terkait dengan penggunaan cara-cara yang melanggar hukum untuk mengurangi atau menghilangkan beban pajak sedangkan penghindaran pajak dilakukan secara legal (loopholes) yang terdapat dalam peraturan perpajakan yang ada untuk menghindari pembayaran pajak atau melakukan transaksi yang tidak memiliki tujuan selain untuk menghindari pajak. (www.pajak.go.id) AGRESIVITAS PAJAK Pengertian Agresivitas Pajak menurut Frank, et al (2009) dalam Suyanto dan Supramono yaitu tindakan yang di lakukan perusahaan untuk mengurangi pendapatan kena pajak yang dirancang melalui tindakan perencanaan pajak (tax plannning) baik menggunakan cara yang tergolong legal (tax avoidance) atau ilegal (tax evasion). MANAJEMEN LABA Manajemen

Laba

adalah

aktivitas

manajemen

manajerial

untuk

mempengaruhi dan mengintervensi laporan keuangan (Sulistyanto dalam Soga, 2015). Schipper dalam Belkaoui (2006) melihat manajemen laba sebagai suatu intervensi yang sengaja pada proses pelaporan eksternal dengan maksud untuk mendapatkan beberapa keuntungan pribadi. Hal ini di asumsi kan dapat dilakukan

4

melalui pemilihan metode-metode akuntansi dalam GAAP ataupun dengan cara menerapkan metode-metode yang telah ditentukan dengan cara-cara tertentu. H1 : Diduga Manajemen Laba berpengaruh terhadap Agresivitas Pajak Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016 RETURN ON ASSET Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, terdapat beberapa jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan. Penggunaan seluruh atau sebagian rasio profitabilitas tergantung dari kebijakan manajemen. Salah satu Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Asset. Hanafi dan Halim (2007) menyebutkan bahwa ROA memperhitungkan kemampuan perusahaan menghasilkan suatu laba terlepas dari pendanaan yang terpakai. ROA menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan perusahaan dalam suatu periode. H2 : Diduga Return On Asset berpengaruh terhadap agresivitas pajak Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016 CURRENT RATIO Hery (2016:152) menyebutkan bahwa rasio lancar adalah rasio yang digunakan untuk mnegukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan total aset lancar yang tersedia. Berdasarkan Hasil perhitungan rasio, perusahaan yang memiliki rasio lancar yang kecil mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut memiliki modal kerja (aset lancar) yang sedikit untuk membayar kewajiban jangka pendeknya. Sebaliknya, apabila perusahaan memiliki rasio lancar yang tinggi, belum tentu perusahaan tersebut dikatakan baik. Rasio lancar yang tinggi dapat saja terjadi karena kurang efektif nya manajemen kas dan persediaan.

5

H3 : Diduga Current Ratio

berpengaruh terhadap Agresivitas Pajak Pada

Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016 KOMISARIS INDEPENDEN Dalam rangka memberdayakan fungsi pengawasan Dewan Komisaris, keberadaan Komisaris Independen adalah sangat di perlukan. Komisaris Independen memiliki tanggung jawab pokok untuk mendorong di terapkannya prinsip tata kelola perusahaan yang baik good corporate governance ( GCG ) di dalam perusahaan melalui pemberdayaan Dewan Komisaris agar dapat melakukan tugas pengawasan dan pemberi nasihat kepada Direksi secara efektif dan lebih memberikan nilai tambah bagi perusahaan (Alijoyo dan Zaini , 2004) H4 : Diduga Komisaris Independen berpengaruh terhadap Agresivitas Pajak Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016 H5 : Diduga Manajemen laba, return on asset, current ratio, dan Komisaris Independen Berpengaruh Terhadap Agresivitas Pajak Secara Simultan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016 METODE PENELITIAN OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN VARIABEL INDEPENDEN Variabel bebas atau Variabel independent yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung oleh variabel lain (Sunyoto, 2011:26). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah manajemen laba, return on asset, current catio, dan komisaris independen. MANAJEMEN LABA Manajemen Laba adalah potensi penggunaan manajemen akrual dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi (Belkaoui, 2007:201). Manajemen laba di

6

ukur dengan menggunakan discretionary accrual, dengan menggunakan model jones di modifikasi. Discretionary Total Accrual adalah selisih total akrual (TAC) dengan nondiscretionary accrual (NDTA), dengan model perhitungannya sebagai berikut (Sulistyanto dalam Arief ) : 1.

Total Accrual TACit = NIit – CFOit

Keterangan : NIit = Laba bersih (Net Income) perusahaan i pada periode t CFOit=Arus kas operasi (cash flow of operation) perusahaan i pada periode t 2.

Nondiscretonary Total Accrual dengan menggunakan regresi

𝑇𝐴𝐶𝑖𝑡 1 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠𝑖𝑡 𝑃𝑃𝐸𝑖𝑡 = 𝛽1 + 𝛽2 + 𝛽3 + 𝐸𝑖𝑡 𝑇𝐴𝑖𝑡 − 1 𝑇𝐴𝑖𝑡 − 1 𝑇𝐴𝑖𝑡 − 1 𝑇𝐴𝑖𝑡 − 1 Keterangan :

Keterangan : TACit

=Total accrual perusahaan i pada tahun t

TAit-1

=Total aset perusahaan i pada tahun t-1

β

=Koefisien yang diperoleh dari persamaan regresi Salesit =Pedapatan perusahaan i pada periode t dikurangi pendapatan periode t-1

3.

Eit

=Standar error yang diperoleh dari persamaan regresi

PPEit

=Gross property, plant, and equipment

Nondiscretionary Total Accrued ( NDTA ) 𝑁𝐷𝑇𝐴𝑖𝑡 = 𝛽1

1 + 𝛽2 𝑇𝐴𝑖𝑡 − 1

7

𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠𝑖𝑡 − 𝑇𝑅𝑖𝑡 𝑃𝑃𝐸𝑖𝑡 + 𝛽3 𝑇𝐴𝑖𝑡 − 1 𝑇𝐴𝑖𝑡 − 1

Keterangan : TRit

=Piutang Usaha perusahaan i pada periode t piutang usaha

pendapatan pada periode t-1

4.

Discretionary Total Accrual ( DTA ) Discretionary total accrual (DAC) merupakan selisih dari Total accrual (TAC) dengan Nondiscretionary total accrual (NDTA), maka Discretionary total accrual (DTA) dapat dirumuskan sebagai berikut: (Sulistyanto dalam Arief). 𝐷𝑇𝐴 = 𝑇𝐴𝐶 − 𝑁𝐷𝑇𝐴

Keterangan : NDTA =Nondiscretionary total accrual perusahaan i pada tahun t DTA

=Discretionary total accrual perusahaan i pada tahun t

RETURN ON ASSET Return On Assset ( ROA ) atau Hasil pengembalian atas Aset merupakan rasio yang menunjukan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan di hasilkan dari setiap dana rupiah yang tertanam dalam total aset. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih terhadap total aset ( Hery, 2016:193). Berikut adalah rumus yang di gunakan untuk menghitung hasil pengembalian atas aset atau Return On Asset :

𝑅𝑂𝐴 =

8

Laba Bersih Sesudah Pajak Total Aset

CURRENT RATIO Rasio Lancar (Current Ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangla pendek atau utang yang segera jatuh tempo , pada saat di tagih secara keseluruhan (Kasmir, 2013 : 134).

𝐶𝑅 =

Aset Lancar Hutang Lancar

KOMISARIS INDEPENDEN Komisaris Independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan Direksi, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan ( Alijoyo dan Zaini, 2004 : 170). Komisaris Independen dapat di hitung dengan rumus ( Putri, 2014) :

Komisaris Independen =

∑Komisaris Independen ∑ Dewan Komisaris

VARIABEL DEPENDEN Variabel terikat atau Variabel dependent yaitu variabel yang besar kecilnya tergantung pada nilai variabel bebas, Sunyoto (2011:26). Variabel terikat dalam poenelitian ini adalah agresivitas pajak . AGRESIVITAS PAJAK Agresivitas pajak menurut Nugraha (2015) adalah upaya perusahaan untuk meminimalkan beban pajak yang harus di bayar dengan cara yang legal, cara ilegal atau keduanya. Agresivitas Pajak di ukur menggunakan proxy effective tax rate ( ETR ) . 9

Menurut Lanis dan Richardson (2012) dalam Pradipta dan Supriyadi Tarif Pajak Efektif (Effective Tax Rate) dihitung sebagai berikut :

𝐸𝑇𝑅 =

Beban Pajak Penghasilan Laba Sebelum Pajak

Keterangan : ETR : effective tax rate ( tarif pajak efektif )

TEKNIK PENENTUAN POPULASI DAN SAMPEL Populasi yang di gunakan dalam penelitan ini yaitu semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016. Metode yang di gunakan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode Purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data yang di dasarkan dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2015:368) Adapun kriteria yang di jadikan sampel dalam kriteria ini adalah : 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016 dan menerbitkan laporan keuangan tahunan yang di akses melalui www.idx.co.id 2. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan tahunan secara lengkap tahun 2013-2016 3. Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang rupiah dalam melaporkan laporan keuangan tahunan tahun 2013-2016 4. Perusahaan manufaktur yang mengalami laba selama tahun 2013-2016 5. Perusahaan manufaktur yang melaporkan laporan keuangan Tahunan pada 31 Desember

10

Tabel 3.1 Daftar Kriteria Seleksi sampel No 1 2 3 4 5

Kriteria Perusahaan manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016 Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan laporan keuangan tahunan secara lengkap tahun 2013-2016 Perusahaan manufaktur yang tidak menggunakan mata uang rupiah tahun 2013-2016 Perusahaan manufaktur yang mengalami rugi tahun 20132016 Perusahaan manufaktur yang tidak melaporkan laporan keuangan Tahunan pada 31 Desember Jumlah sampel Tahun Penelitian Jumlah Data Penelitian

Jumlah 134 (9) (27) (41) (3) 54 4 216

METODE ANALISIS DATA Metode Analisis Metode analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi berganda. Persamaan analisis regresi berganda dalam penelitian ini adalah :

𝑌 = ∝ + 𝛽1𝐷𝐴 + 𝛽2𝑅𝑂𝐴 + 𝛽3𝐶𝑅 + 𝛽4𝐾𝐼 + 𝑒

Keterangan : Y

: Agresivitas pajak perusahaan i pada periode t

α

: Konstanta

DAit

: Discretionary accruals

ROA : Return On Asset CR

: Current Ratio

KI

: Proporsi komisaris independen

11

e it

: errors terms

β

: Koefisien Regresi

HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil Purposive Sampling diperoleh jumlah sampel penelitian sebanyak 54 perusahaan dengan periode penelitian sebanyak 3 tahun, pengujian statistik Deskriptif ditunjukan pada tabel berikut : Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif

Sumber: Data diolah (2017). Berdasarkan hasil diatas, Variabel Manajemen laba yang dihitung berdasarkan Discretionarry Accrual ( DA ) memiliki nilai minimum–maksimum, dari -0,42 hingga 0,17, sehingga perusahaan yang memiliki nilai DA yang paling rendah adalah perusahaan CEKA, dan nilai tertinggi dimiliki oleh perusahaan STAR. Nilai rata-rata DA adalah -0,0199 dan standar deviasi bernilai 0,7315. Variabel Profitabilitas yang di proksikan dengan Return On Asset ( ROA ), mempunyai nilai minimum sebesar 0,00 yang dimiliki perusahaan STAR dan nilai maksimum 0,40 dimiliki perusahaan UNVR Perusahaan pada penelitian ini mempunyai nilai rata-rata sebesar 0,1020 dan standar deviasi sebesar 0,09038. Selain Variabel Manajemen Laba, dan Return On Asset, Variabel Likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio memiliki nilai minimum sebesar 0,34 dan nilai maksimum sebesar 15,16. Perusahaan yang memiliki nilai minimum pada variabel Current Ratio adalah perusahaan UNIT dan perusahaan yang memiliki nilai Current Ratio terbesar adalah AUTO. Selain nilai minimum dan nilai

12

maksimum, berdasarkan hasil diatas kita juga bisa melihat nilai rata-rata Current Ratio pada penelitian ini yaitu sebesar 3,1210. Variabel bebas selanjutnya pada penelitian ini yaitu, Komisaris Independen yang memiliki nilai minimum 0,20 yang dimiliki perusahaan HMSP dan nilai maksimum 1,00 dimiliki oleh perusahaan ARNA. Berdasarkan hasil diatas, nilai rata-rata komisaris pada peneitian ini sebesar, 0,4066, dengan standar deviasi nya 0,11931. Variabel Terikat, yaitu Agresivitas Pajak yang di proksikan dengan Effective Tax Rate, memiliki nilai minimum 0,02 yang dimiliki perusahaan INCI dan nilai maksimum 5,55 dimiliki oleh perusahaan SRSN. Nilai rata-rata variabel ini setelah dilakukan penelitian sebesar 0,3093, dengan standar deviasi sebesar 0,11931. Standar deviasi yang lebih kecil dari nilai rata-rata (mean) menunjukan sebaran data variabel yang kecil antara Agresivitas Pajak terendah dan tertinggi.

HASIL PENELITIAN Hasil Uji normalitas menggunakan Kolmogorolov-Smirnov

yang

menunjukan bahwa data penelitian berdistribusi normal karena nilai signifikan 0,748 lebih besar dari 0,05. Selanjutnya pengujian heteroskedastisitas, uji autokorelasi, dan uji multikolinieritas menunjukan bahwa model penelitian terbebas dari semua pengujian asumsi klasik. Hasil pengujianhipotesis dengan menggunakan regresi linear berganda dapat dilihat pada tabel berikut : Metode analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu analisis regresi berganda. Adapun hasil persamaan analisis regresi berganda dalam penelitian ini sebagai berikut: Tabel 4.9. Hasil Uji Analisis Berganda

13

Berdasarkan tabel diatas, maka analisis model regresi linear berganda adalah sebagai berikut : SQRTY= 0,367 – 0,194DA -0,690ROA + 0,000CR + 0,585KI

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Uji statistik f pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen yang dimasukkan kedalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013:98). Untuk menguji hipotesis pada penelitian ini digunakan kriteria dengan membandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel, bilai nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel, maka hipotesis diterima. Adapun hasil dari penelitian uji statistik F adalah sebagai berikut: Tabel 4.10. Hasil Uji F

Dari hasil perhitungan spss di atas, nilai Fhitung sebesar 22,414 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Dengan menggunakan nilai signifikan 0,05, di peroleh Ftabel sebesar 2,46. Hasil Fhitung lebih besar dari Ftabel maka secara simultan variabel-variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.

14

Koefisien Determinan (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil uji determinan dilihat dari hasil uji R square jika mendekati 1 maka semakin besar kemampuan model regresi mempengaruhi variabel dependen. Adapun hasil Uji koefisien Determinan ( R2 ) sebagai berikut : Tabel 4.12. Hasil Uji Koefisien Determinan

Berdasarkan hasil uji spss untuk koefisien determinasi ( R2 ) yaitu Adjusted R Square sebesar 0,449 atau sebesar 44,9%. Hal ini menunjukan bahwa varriabel independen mampu menjelaskan variabel dependen sedangkan sisanya 55,1% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan kedalam penelitian ini. Tabel 4.11. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual

Hasil Uji T menunjukan bahwa Variabel manajemen laba (X1) yang di proksikan dengan Discretionarry Accrual (DA) memperoleh nilai t hitung sebesar -1,444 dengan tingkat signifikansi 0,152. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, di dapat Ttabel sebesar -1,98373, jadi Thitung -1,98373 ) yang berarti Hipotesis pertama ditolak. Demikian, Discretionarry Accrual sebagai proksi manajemen laba secara parsial tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa manajemen melakukan 15

pernurunan laba (income decreasing), akan tetapi penurunan laba yang dilakukan oleh perusahaan dinilai tidak signifikan dalam memberikan pengaruh terhadap agresivitas pajak yang diukur dengan Effective Tax Rate (ETR). Meskipun manajemen melakukan penurunan laba, perusahaan tetap membayar pajak sesuai tarif yang berlaku.

Laba menjadi beban untuk besarnya beban pajak sesuai

dengan keinginannya untuk memperkecil beban pajak perusahaan (Putri, 2014). Hasil Uji t untuk variabel Return On Asset (X2), menunjukan bahwa memperoleh nilai t hitung sebesar -6,332 dengan tingkat signifikansi 0,152. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, di dapat Ttabel sebesar -1,98373. Ini berarti Thitung < Ttabel (-6,332 < -1,98373) yang berarti Hipotesis kedua diterima. Demikian, Return On Asset secara parsial berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan Husodo (2017) yang menyatakan bahwa return on asset berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Hal ini dikarenakan, semakin tinggi ROA, maka semakin tinggi nilai laba bersih perusahaan dan semakin tinggi profitabilitasnya. Tingkat profitabilitas yang semakin naik, maka pajak yang akan dibayar juga akan semakin tinggi. Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi memiliki kesempatan untuk memposisikan diri dalam tax planning yang mengurangi jumlah beban kewajiban perpajakan (Chen et al. 2010, dalam Kurniasih dan Sari, 2013). Selanjutnya untuk variabel Currrent Ratio (X3) hasil Uji T menunjukan bahwa Variabel ini memperoleh nilai t hitung sebesar -0,015 dengan tingkat signifikansi 0,988. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, di dapat Ttabel sebesar -1,98373. Ini berarti Thitung < Ttabel ( -0,015 > -1,98373 yang berarti Hipotesis ketiga ditolak. Demikian, Current Ratio

secara parsial tidak

berpengaruh terhadap agresivitas pajak.Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri (2014), yang menunjukan bahwa likuiditas berpengaruh negatif namun tidak signifikan. Hasil penelitian ini tidak dapat memberikan bukti adanya pengaruh yang kuat antara likuiditas dan agresivitas pajak karena tingkat likuiditas perusahaan manufaktur relatif sama. Hal ini dibuktikan pada analisis statistik deskriptif dimana nilai standar deviasi 2,82343 berada dibawah nilai ratarata Current ratio yaitu sebesar 3,1210. Nilai Standar Deviasi yang lebih rendah dari nilai rata-rata mengindikasikan bahwa tingkat likuiditas perusahaan

16

manufaktur hampir sama (Suyanto, 2012). Hasil yang di dapat dari statistik deskriptif yang menunjukan rata-rata agresivitas pajak perusahaan (ETR) sebesar 30,93%. Likuiditas yang terlalu tinggi menggambarkan tingginya uang tunai yang menganggur sehingga dianggap kurang produktif, dan jika nilai likuiditas terlalu rendah maka akan mengurangi tingkat kepercayaan kreditur terhadap perusahaan dan bisa berakibat pinjaman modal menurun. Maka perusahaan menjaga tingkat likuiditas pada tingkatan tertentu sehingga tidak ditemukan pengaruh likuiditas pada agresivitas pajak (Fikriyah, 2013). Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Husodo (2017) yang menyatakan bahwa likuiditas secara individual berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Pegujian

selanjutnya

ialah

variabel

Komisaris

Independen

(X4),

menunjukan bahwa memperoleh nilai t hitung sebesar 3,637 dengan tingkat signifikansi 0,000. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, di dapat Ttabel sebesar 1,98373. Ini berarti Thitung < Ttabel 3,637 > 1,98373yang berarti Hipotesis ke empat diterima. Demikian, Komisaris Independen secara parsial berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Suyanto dan Supramono (2012) mengatakan, semakin besar proporsi dewan komisaris independen maka semakin besar pengaruh nya untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja manajemen. Dengan Pengawasan yang semakin besar, manajemen akan berhati-hati dalam menjalankan perusahaan sehingga meminimalkan terjadinya penghindaran pajak. Secara Proaktif, dewan komisaris independen juga dapat mendorong manajemen untuk mematuhi peraturan perundangan perpajakan yang berlaku. Sehingga kehadiran dewan komisaris dapat mengurangi perilaku agresif terhadap pajak yang dilakukan manajemen. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Pradipta dan Supriyadi yang menyatakan bahwa keberadaan komisaris independen hanya sebagai pemenuh kebutuhan terhadap kepatuhan oeraturan, selain itu peran pemegang saham mayoritas dalam perusahaan masih sangat kuat sehingga kinerja dewan komisaris tidak meningkat.

17

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Adapun Kesimpulan yang di ambil berdasarkan hasil penelitian ini, yaitu Manajemen Laba dan Current Ratio tidak berpengaruh terhadap Agresivitas Pajak pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesi Tahun 20132016. Sedangkan Return On Asset

dan Komisaris Independen berpengaruh

terhadap Agresivitas Pajak pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesi Tahun 2013-2016. SARAN Dalam Penelitian ini peneliti masih banyak kekurangan yang harus di perbaiki untuk melakukan penelitian selanjutnya, sehingga peneliti memberikan saran sebagai berikut : 1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel yang dapat mempengaruhi Agresivitas Pajak. 2. Penelitian ini menggunakan perusahaan di sektir manufaktur, di harapkan penelitian selanjutnya menggunakan perusahaan di sektor lainnya. 3. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah atau mengubah tahun penelitian. 4. Proksi pengukuran Agresivitas Pajak pada penelitian ini menggunakan Effective Tax Rate, di harapkan pada penelitian selanjutnya menggunakan proksi lain seperti Cash Effective Tax Rate.

DAFTAR PUSTAKA Alijoyo, Antonius, dan Subarto Zaini. 2004. Komisaris Independen:Penggerak GCG di Perusahaan. Jakarta: PT Indeks. Arief, Reysky Aisyah, dkk. 2015. Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Agresivitas Pajak. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Telkom. Asri, Ida Ayu. Ketut Ali. 2016. Pengaruh Proporsi Komisaris Independen, Komite Audit, Preferensi Resiko Eksekutif dan Ukuran Perusahaan pada Penghindaran Pajak. E-Journal Akuntansi. Universitas Udayana. Vol. 16. 1. Belkaoui, A.R. 2006. Accounting Theory 5th Edition. Edisi Terjemahan. Jakarta: Salemba Empat.

18

--------------. 2007. Accounting Theory 5th Edition. Edisi Terjemahan. Jakarta: Salemba Empat. Chariri. 2008. Kritik Sosial Atas Pemakaian Teori Dalam Penelitian Pengungkapan Sosial dan Lingkungan. Semarang. Jurnal Maksi. Vol. 8. No. 2. 2 Agustus 2008. 151-169. Hanafi, Mahmud M dan Abdul Halim. 2007. Yogyakarta: UPP YKPN.

Analisis Laporan Keuangan.

Hery. 2016. Analisis Laporan Keuangan Integrated and comprehensive. Jakarta: PT Grasindo. Husodo, Iwan Prasetyo. 2017. Pengaruh, Lukuiditas, Leverage, Profitabilitas, Komisaris Independen dan Ukuran Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak. Institut Agama Islam Negeri Surakarta Fikriyah. Analisis Pengaruh Likuiditas, Leverage, Profitabilitas, dan Karakteristik Kepemilikan Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan. UIN MALIKI Malang. Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Larastomo, Juoro, Halim, Dedy Perdana. Hanung, Triatmoko. Dan Eko, Arief Susaryono. 2016. Pengaruh Tata Kelola Perusahaan dan Penghindaran Pajak Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Bisnis & Manajemen. Vol. 6(1).. April. Hal.63-74. Mardiasmo. 2016. Perpajakan. Yogyakarta: CV Andi Offset. Maria, M. R, dan Kurniasih, Tommy. 2013. Pengaruh Return On Asset, Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Kompensasi Rugi Fiskal pada Tax Avoidance. Buletin Ekonomi dan Bisnis. Vol. 18, No.1. Nailufar, Rachmana Isnanita. 2016. Pengaruh Profitabilitas dan Agresivitas Pajak Terhadap Corporate Social Responsibility. Universitas Diponegoro. Nugraha, Novia Bani. Pengaruh Corporate Social Responsibility, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Capital Intensity Terhadap Agresivitas Pajak. Universitas Diponegoro: Semarang. Pradipta, Dyah Hayu dan Supriyadi. Pengaruh Corporate Social Responsibility, profitabilitas, leverage, dan Komisaris Independen Terhadap Praktik Penghindaran Pajak. Universitas Gajah Mada. Putri, Luci, T.Y. 2014. Pengaruh Likuiditas, Manajemen Laba, dan Corporate Governance Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan. Universitas Negeri Padang. Soga, Sitti Wahyuningsih. 2015. Pengaruh Struktur Kepemilikan asing dan Manajemen Laba Terhadap agresivitas Pajak. Universitas Gorontalo.

19

Suardana, Ketut Ali. I Gusti A.C.M. 2014. Pengaruh Corporate Governance, Profitabilitas, dan Karakteristik Eksekutif Pada Tax Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 525-539. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Badan Penerbit UNDIP. Sunyoto, Danang. 2011. Metode Penelitian Ekonomi alat statistik dan analisis output komputer. Seturan Utara Sleman: Yogyakarta. Suyanto, Krisnata Dwi dan Supramono. 2012. Likuiditas, Leverage, Komisaris Independen dan Manajemen Laba Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan. Jurnal Keuangan dan Perbankan. Vol. 16. No. 2 Mei 2012. www.idx.co.id www.pajak.go.id

20