ISSN: 2355-5106
Vol. 3, No. 1, Maret 2016
PENGARUH PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDK NGEDUKELU KECAMATAN BAJAWA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Melkior Wewe Pendidikan Guru Sekolah Dasar, STKIP Citra Bakti
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar matematika pada siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) dan prestasi belajar Matematika pada siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model Ekspositori. Penelitian ini merupakan penelitian eksperiman semu dengan rancangan Non Equivalent Control Gruop Design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa/i SDK Ngedukelu. Sampel penelitian adalah siswa kelas V SDK Ngedukelu terdiri dari 2 kelas dengan jumlah siswa 46 orang yang ditentukan dengan cara intac Group. Data hasil belajar siswa dalam penelitian ini dikumpulkan dengan tes hasil belajar bentuk tertulis. Teknik analisis data untuk menuji hipotesis penelitian digunakan adalah t –test Poled Varians. Dari hasil analisis untuk menguji hipotesis diperoleh hasil uji t-test dengan thitung lebih besar dari t-tabel sehigga H0 ditolak dan H1 diterima. T-hitung =3,058 > t-tabel = 2,021, dengan derajat kebebasan (db)= n1+n2-2= 46 dan taraf signifikan 5%. Rata-rata prestasi belajar matematika kelompok eksperimen lebih besar dari rata-rata prestasi belajar kelompok kontrol yaitu 0,67 > 0,41. Disimpulkan bahwa Pendekatan Matematika Realistik berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas V SDK Ngedukelu Kecamatan Bajawa Tahun Ajaran 2014/2015. Kata Kunci : Pendekatan Matematika Realistik, Hasil Belajar Matematika Abstract This Research aimed to get an overview on. to determine differences in Mathematics achievement of students who were followed the lesson using Realistic Mathematics (PMR) approach and Mathematics learning achievement of students who were followed the Expository learning model. This research was a quasi-experimental design with NonEquivalent Control Gruop Design. The population of this study was all students in Ngedukelu State Primary. Samples of the research were students of class V Ngedukelu State Primary consisted of two classes with total of students 46 people who were determined by Intac Group. Student’s learning achievement data in this study were collected by achievement test written form. The data analysis technique used to test the research hypothesis was poled Variances t-test. From the analysis to test the hypothesis result of t-test with a t-count larger than t-table so H0 and H1 accepted. T-count = 3,058> t-table = 2,021, with degrees of freedom (db) = n1 + n2-2 = 46 and significance level of 5%. The average of Mathematics learning achievement in experimental groups is higher than the average of learning achievement in control group 0.67> 0.41. It can be concluded that Realistic Mathematics approach simultaneously give effect on Mathematics learning achievement of students in class V Ngedukelu State Primary Bajawa District in the school year 2014/2015. Keywords: Approach Realistic Mathematics, Mathematics Learning Outcome
Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti | 23
ISSN: 2355-5106
Vol. 3, No. 1, Maret 2016
PENDAHULUAN Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010 fungsi dari pendidikan dasar adalah memberikan dasar-dasar kemampuan intelektual dalam bentuk kemampuan dan kecakapan membaca, menulis dan berhitung. Pendidikan dasar bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak
mulia,
berkepribadian luhur, berilmu, cakap, kritis, kreatif dan inovatif, sehat, mandiri dan bertanggung jawab. Untuk mewujudkan fungsi dan tujuan dari pedidikan dasar tidaklah mudah. Hal ini disebabkan obyek utama pendidikan adalah manusia. Untuk memanusiakan manusia dibutuhkan strategi khusus dalam pendidikan. Hal ini berlaku pada proses pendidikan di Sekolah Dasar. Seorang guru atau pengajar harus memiliki ketarampilan khusus dalam memilih dan merencanakan strategi yang akan diaplikasikan dalam berbagai pembelajaran. Guru sebagai pendidik dalam merancang pembelajaran harus dapat menyesuaiakan rancangan dan strategi yang direncanakan dengan karakteristik dan perkembangan kognitif peserta didik usia sekolah dasar. Piaget seorang ahli Psikologi anak (Nurhayati,
2011)
memandang perkembangan kognitif manusia terjadi melalui empat tahap yaitu sensorimotor (usia 0-2 tahun), praoperational (usia 2-7 tahun), concrete operatinal (7-11 tahun) dan formal operational (usia 11-15). Masing-masing tahapan usia memiliki ciri dan kemampuan berbeda dalam menerima pengetahuan. Sesuai dengan perkembangan kognitif dari Pieget mengenai tahapan konkrit pada anak usia SD, guru dapat mengimplementsikan pada materi yang diajarkan di kelas yaitu dengan menggunakan media konkrit yang sesuai dengan perkembangan anak usia SD. Khususnya pada mata pelajaran Matematika yang dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dan rumit oleh peserta didik. Luasnya materi dan konsep serta teori dalam mata pelajaran Matematika membuat peserta didik kurang memahami dan bahkan tidak menyukai mata pelajara ini. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai cukup memegang peranan penting dalam membentuk peserta didik menjadi berkualitas, karena Dalam setiap kesempatan pembelajaran Matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi yang nyata. Dengan mengajukan masalah kontekstual peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran. Guru diharapkan menggunkan alat peraga atau media konkret untuk menunjang pembelajaran matematika. Setelah melakukan observasi di kelas V SDK Ngedukelu salah satu faktor penyebab rendahnya prestasi belajar peserta didik dalam menyelesaikan soal Matematika adalah guru belum mampu membangkitkan aktivitas belajar peserta didik, peserta didik belum mampu memahami konsep-konsep matematika yang diberikan oleh guru. Selain itu guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar belum menggunakan metode dan memanfaatkan
24 | Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti
ISSN: 2355-5106
Vol. 3, No. 1, Maret 2016
media yang bersifat konkrit. Dalam kenyataannya, guru saat menyampaikan materi dengan menggunakan metode biasa yaitu dengan menggunakan metode ekspositori. Dimyati (2006:172) dalam bukunya Belajar dan Pembelajaran, menyatakan prilaku mengajar dengan strategi ekspositori juga dinamakan model ekspositori. Pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara langsung dari seorang guru kepada siswa-nya dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara optimal. Tujuan utama dalam pembelajaran ekspositori adalah “memindahkan” pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada siswa (Dimyati,2006:172). Materi pembelajaran telah disiapkan, siswa tidak dituntut untuk menemukan materi yang akan diajarkan melainkan hanya menerima. Secara umum terdapat beberapa karakteristik strategi ekpsositori yaitu penyampaian materi disampaikan secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini, oleh karena nya strategi ekspositori juga sering di samakan dengan ceramah. Fokus utama dalam strategi ini adalah kemampuan akademik siswa (academic achievement). Berhasil tidaknya suatu pendekatan pembelajaran dipengaruhi oleh efektif atau tidaknya suatu pendekatan yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa guru yang menggunakan metode ekspositori menyampaikan materi pembelajaran Matematika secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan dapat dikuasai peserta didik dengan baik. Peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan metode ekspositori memiliki pengetahuan terbatas tentang materi yang diberikan oleh guru dan peserta didik kurang memahami konsep secara nyata sesuai dengan perkembangan kognitifnya. Metode ini hanya memungkinkan peserta didik yang memiliki kemampuan menyimak dan mendengar yang baik. Sehingga untuk peserta didik yang kemampuan mendengar dan menyimaknya kurang baik tidak mampu untuk menguasai materi yang dijelaskan oleh guru. Rendahnya prestasi belajar siswa dapat juga disebabkan karena penyampaian guru cenderung bersifat monoton tanpa variasi kreatif. Jika siswa ditanya ada saja alasan yang siswa kemukakan seperti matematika sulit dan terkadang takut untuk mengerjakan soal matematika di depan kelas. Senada dengan pendapat di atas, kurangnya latihan siswa untuk menyelesaikan soal matematika mengakibatkan siswa kelas V SDK Ngedukelu kurang terampil dalam menyelesaikan dan memecahkan masalah atau soal yang diberikan oleh guru. Melihat kondisi prestasi belajar yang masih rendah pada mata pelajaran matematika, kurang mampunya peserta didik memahami konsep matematika secara abstrak, kurangnya kreativitas dan inovasi dari guru untuk mempersiapkan media pembelajaran yang bersifat konkrit sesuai dengan karakteristik peserta didik, oleh karena itu peneliti mencoba untuk menerapkan satu pendekatan yang lebih mengarahkan siswa ke dunia nyata yaitu satu pendekatan yang disebut dengan Pendekatan Matematika Realistik. Lange (dikutip Kemendiknas, 2010) menyatakan : “Real world as a concrete real world which is transferred
Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti | 25
ISSN: 2355-5106
Vol. 3, No. 1, Maret 2016
to students through mathematical application” artinya, dunia nyata sebagai suatu dunia yang kongkret yang disampaikan kepada siswa melalui aplikasi matematika.
Pada umumnya
prinsip dari Realistic Mathematics Education (RME) menurut Heuvel-Panhuuizen dikutip Kemendiknas (2010) yaitu: (1) prinsip aktivitas yaitu matematika adalah aktivitas manusia, pembelajaran harus aktif dan baik secara mental maupun fisik dalam pembelajaran matematika, (2) prinsip realitas yaitu pembelajaran seharusnya dimulai dengan masalahmasalah yang realistik atau dapat dibayangkan oleh peserta didik, (3) prinsip berjenjang artinya dalam belajar matematika siswa melewati berbagai jenjang pemahaman yaitu dari mampu menemukan solusi suatu masalah kontekstual atau realistik secara informal melalui skema-skema,
memperoleh
pengetahuan
tentang
hal-hal
yang
mendasar
hingga
menemukan solusi suatu masalah matematika secara formal, (4) prinsip jalinan artinya berbagai aspek yang ada dalam Matematika jangan dipandang dan dipelajari sebagai bagian-bagian terpisah tetapi harus terjalin satu sama lain karena antara materi yang satu dengan materi yag lain dalam matematika terhubung, (5) prinsip interaksi yaitu matematika dipandang sebagai aktivitas sosial. Siswa harus diberikan kesempatan utuk menyampaikan strategi atau tekniknya dalam pemecahan masalah kepada teman sekelasnya untuk ditanggapi serta menyimak tanggapan dari teman sekelas,(6) prinsip bimbing yaitu siswa perlu diberikan kesempatan untuk menemukan (reinvebtion). Berdasarkan prinsip di atas maka Pendekatan Matematika Realistik (PMR) atau Realistic Mathematic Education adalah aktivitas nyata yang dilakukan dalam kegiatan seharihari berdasarkan aplikasi matematika. Peserta didik dapat membangun pemahaman mengenai konsep matematika melalui media konkrit serta mampu menghubungkan materi yang diipelajari dengan kehidupan nyata peserta didik. Pendekatan Matematika Realistik (PMR) menekankan pada pemanfaatan benda-benda konkrit sebagai dasar pemahaman konsep materi matematika di kelas. Benda-benda konkrit dan lingkungan sekitar dapat dimanipulasi oleh peserta didik untuk mengkontruksi pemahaman matematika dari konkrit ke abstrak. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti akan melakukan sebuah penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Ekperimen atau Eksperimen Semu.Model Pendekatan Matematika Realistik (PMR) akan dibandingkan dengan sebuah model kontrol. Model kontrol yang digunakan adalah model Ekspositori. Dengan demikian penelelitian ini berjudul Pengaruh Pendekatan Matematika Realistik (PMR) Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SDK Ngedukelu Kecamatan Bajawa Tahun Pelajaran 2014/2015. Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah “apakah terdapat perbedaanprestasi belajar matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) dengan siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode Ekspositori di kelas V SDK Ngedukelu semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015”. Tujuan yang ingin dicapai
26 | Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti
ISSN: 2355-5106
Vol. 3, No. 1, Maret 2016
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar matematika pada siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) dan prestasi belajar Matematika pada siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model Ekspositori.Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi tentang Pengaruh Pendekatan Matematika Realistik Berbantuan Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SDK Ngedukelu, dapat membuat siswa lebih berperan aktif dan lebih terampil dalam belajar dan mampu mengkontruksi pemahaman matematika serta dapat meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika, dapat dijadikan alternatif untuk memilih atau menyiapkan strategi pembelajaran yang bisa meningkatkan prestasi belajar siswa sesuai yang diharapkan serta untuk menumbuh kembangkan potensi belajar siswa khususnya mata pelajaran matematika, dapat memberikan manfaat dalam rangka meningkatkan pembelajaran di dalam kelas berupa peningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika maupun mata pelajaran yang lain dan memperbaiki teknik dan metode pembelajaran yang bervariasi.Sebagai acuan untuk mengadakan penelitian lanjutan tentang pengaruh PMR dan manfaatnya secara langsung di dalam meningkatkan prestasi belajar matematika. METODE PENELITIAN Penelitian ini akan di laksanakan di sebuah Lembaga Pendidikan Sekolah Dasar yaitu SDK Ngedukelu yang terletak di Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada. Waktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan penelitian ini adalah satu bulan. Menurut Nazir (Riduwan , 2013) Populasi adalah berkenaan dengan data, bukan orang atau bendanya.Sampel (Riduwan, 2013) adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian terdiri atas 2 yaitu pengambilan kelas penelitian dengan menggunakan teknik Random. Sedangkan pengambilan sampel dengan menggunakan teknik Intac group. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik Intac group karena semua subjek kelas tersebut dijadikan sampel penelitian. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Non Equivalent Control Gruop Design” karena jenis penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Untuk lebih memahami rancangan ini, dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 1 Rancangan Penelitian Kelompok
Pre test
Perlakuan
Post test
E
O1
X
O3
K
O2
-
O4
Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti | 27
ISSN: 2355-5106
Vol. 3, No. 1, Maret 2016
Variabel adalah sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam penelitian. Dari kedua pedapat diatas dapat disimpulkan bahwa variabel adalah ciri atau karakteristik yang diamati dalam sebuah penelitian. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pendekatan Matematika Realistik dan Metode Ekpositori. Variabel terikat adalah variabel yang keberadaannya bergantung pada variabel bebas .Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Prestasi Belajar Matematika. Metode yang digunakan untuk mengumpukan data pada peneitian ini adalah dengan menggunkan metode tes tertulis dengan bentuk tesnya adalah pilihan ganda. Tes diberikan di akhir pertemuan (post test) atau setelah diberikan perlakuan terhadap kelompok eksperimen. Kriteria penskoran untuk objektif tes berskala 1-100. Tes yang sama diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum tes digunakan terlebih dahulu dilakukan validasi dengan uji validitas dan reabilitas. Teknik yang digunakan untuk mengetahui validitas empiris (validitas butir tes) dalam penelitian ini adalah dengan teknik Korelasi PointBiserial. (Koyan, 2012) Untuk menguji reabilitas instrumen prestasi belajar Matematika siswa digunakan rumus Kuder-Richardson (KR-20). Rumus ini secara khusus untuk menghitung reliabilitas tes yang datanya dikotomi. Rumus reabilitas tes adalah sebagai berikut. r 20=(
)(
)
(Usman dan Akbar, 2011)
Berdasarkan hasil uji coba pada siswa kelas V SDK Bobou dan setetelah diuji validitas butir tes maka diketahui bahwa reabilitas tes yang diperoleh dengan menggunakan KR-20 adalah tergolong tinggi (KR= 0,8) sehingga soal tes layak untuk di berikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol siswa kelas V SDKNgedukelu Data yang diperoleh melalui hasil penelitian, yakni data tentang
pretasi belajar
matematikadengan pendekatan matematika realistikdan pendekatan ekspositori dianalisis secara Deskriptif kuantitatif yakni mencari harga rerata, modus, median, Standar Deviasi dari setiap variabel yang diteliti (Koyan, 2012). Uji normalitas sampel diadakan untuk pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Distribusi normal sebagai alat statistik yang terpenting
untuk melakukan analisis lebih lanjut dari data
keadaan kelompok, sehingga dapat dianalisis perbedaan maupun
hubungan serta
meramalkannya. Uji normalitas data dilakukan dengan uji Chi-Kuadrat (X2) dengan rumus sebagai berikut. X2 =
(Koyan, 2012) Dalam penelitian ini untuk melakukan perhitungan uji normalitas menggunakan
aplikasi SPSS 16.00 for windows.
28 | Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti
ISSN: 2355-5106
Vol. 3, No. 1, Maret 2016
Uji homogenitas varians untuk kedua kelompok digunakan uji Fisher (F) Harga Fhitung dibandingkan dengan
table F dengan taraf signifikansi 5% (α =
0,05).Jika harga Fhitung> dari Ftabel ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima,jadi varians tidak homogen.Sebaliknya, jika harga Fhitung< dan Ftabel ini berarti H0 diterima dan H1 ditolak jadi varians homogen (Koyan, 2012). Sebelum menguji hipotesis dengan menggunakan rumus t-test, terlebih dahulu kita mengitung Gain Scordinormalisasi (GSn) dari masing-masing kelompok. Rumus menghitung GSn adalah sebagai berikut:
GS n
GS Skor Maks Ideal - Skor Pretest Dengan mencari GSn kita dapat menentukan rerata sampel dari masing-masing
kelompok.Dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis digunakan rumust-test kelompok independent (tidak berkorelasi) dengan rumus polled varians adalah sebagai berikut. t=
HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan perhitungan uji validitas butir instrumen pada hasil tes siswa kelas V SDK Bobou yang berjumlah 46 siswa, menunjukkan bahwa dari 15 soal cerita dalam bentuk objektif tes yang diuji, ada 5 soal yang dibuang (drop) dan 10 soal yang terpakai (valid) dan tingkat reabilitas soal adalah 0,8 pada kategori tinggi. Sehingga tes layak diberikan pada siswa. Tabel 2. Deskripsi Data Pretes dan Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Mean Median Modus Varians (S2)
Kelompok Kontrol Pretes Posttest 40,33 71,43 38,05 69,33 36,61 82,95 40,84 4395
Kelompok eksperimen Pretes Posttest 45,04 73,77 48,25 79,24 52,4 91,70 31,69 41,81
Sebelum menguji hipotesi maka data tes hasil belajar harus diuji normalitas. Adapun hasil uji normalitas data seperti tebel berikut ini. Tabel 3. Normalitas Data MODEL PEMBEL AJARAN PRESTASI BELAJAR
Kolmogorov-Smirnova Statistic
df
Sig.
A1
.094
27
.200*
A2
.187
21
.054
Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti | 29
ISSN: 2355-5106
Vol. 3, No. 1, Maret 2016
Tabel 4. Hasil uji homogenitas varian dapat dilihat pada tabel berikut ini. Levene Statistic PRESTASI BELAJAR
df1
df2
Sig.
Based on Mean
.223
1
46
.639
Based on Median Based on Median and with adjusted df Based on trimmed mean
.384
1
46
.538
.384
1 43.812
.538
.211
1
.648
46
Tabel 5. Nilai Hitung Gane Score Dinormalisasi Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Kelompok Kelompok Eksperimen Gs Gsn Kontrol Gs GSn No.Res (Kelas A) (Kelas B) ponden Pre Post Pre Post test test Test test 1 40 70 30 0.50 20 50 30 0.38 2 40 70 30 0.50 20 50 30 0.38 3 40 80 40 0.67 30 60 30 0.43 4 20 90 70 0.88 30 70 40 0.57 5 60 90 30 0.75 40 60 20 0.33 6 40 70 30 0.50 40 60 20 0.33 7 60 100 40 1.00 50 70 20 0.40 8 50 80 30 0.60 40 60 20 0.33 9 50 80 30 0.60 40 60 20 0.33 10 50 90 40 0.80 50 50 0 0.00 11 40 60 20 0.33 40 60 20 0.33 12 30 80 50 0.71 40 60 20 0.33 13 20 90 70 0.88 50 90 40 0.80 14 50 90 40 0.80 40 70 30 0.50 15 60 90 30 0.75 50 60 10 0.20 16 30 80 50 0.71 40 80 40 0.67 17 50 70 20 0.40 40 60 20 0.33 18 40 80 40 0.67 40 80 40 0.67 19 60 100 40 1.00 50 90 40 0.80 20 50 80 30 0.60 60 70 10 0.25 21 50 70 20 0.40 60 70 10 0.25 22 50 90 40 0.80 23 50 60 10 0.20 24 50 90 40 0.80 25 60 80 20 0.50 26 30 100 70 1.00 27 60 90 30 0.75 Jumlah 1230 2220 18.10 870 1380 8.62 Rerata 45.56 82.22 0.67 41.43 65.71 0.41 141.0 125.6 112.8 135.7 Varian 3 4 0.043 6 1 0.039 Perhitungan Mean (M), Median (Md) dan Modus (Mo) pre test prestasi belajar matematika siswa kelompok kontrol diperoleh hasil perhitungan skor untuk Mo < Md < M sehingga kesimpulannya adalah sebagian skor pre tes prestasi belajar siswa kelompok
30 | Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti
ISSN: 2355-5106
Vol. 3, No. 1, Maret 2016
kontrol cenderung rendah.perhitungan Mean (M), Median (Md) dan Modus (Mo) post test prestasi belajar matematika siswa kelompok kontrol diperoleh hasil perhitungan skor untuk Mo >Md >M sehingga kesimpulannya adalah sebagian skor post tes prestasi belajar siswa kelompok kontrol cenderung tinggi. Perhitungan Mean (M), Median (Md) dan Modus (Mo) pre-test prestasi belajar matematika siswa kelompok eksperimen diperoleh hasil perhitungan skor untuk Mo >Md >M sehingga kesimpulannya adalah sebagian skor pre-test prestasi belajar siswa kelompok eksperimen cenderung tinggi. Perhitungan Mean (M), Median (Md) dan Modus (Mo) post test prestasi belajar matematika siswa kelompok eksperimen diperoleh hasil perhitungan skor untuk Mo >Md >M sehingga kesimpulannya adalah sebagian skor post tes prestasi belajar siswa kelompok eksperimen cenderung tinggi. Hasil uji normalitas dengan program SPSS 16.00 for Windows terbukti bahwa nilai signifikan prestasi belajar matematika berada di atas 0,05. Kelompok eksperimen (A1) = 0,200 sedangkan kelompok kontrol (A2)= 0,054, sehingga dinyatakan bahwa semua kelompok data yang diperoleh dalam penelitian ini berdistribusi normal.Dari hasil analisis data untuk menentukan homogenitas data menunjukkan bahwa Levene Statistic pada Besed on Mean 0,223 dengan angka signifikan 0,639 ternyata lebih besar dari angka signifika 5% (α= 0,05). Dengan demikian varian prestasi belajar matematika kedua kelompok adalah homogen. Sebelum menguji hipotesis dengan menggunakan rumus t-test, terlebih dahulu kita menghitung Gain Score dinormalisasikan (GSn) dari masing-masing kelompok. Dengan menggunakan hipotesis statsistik adalah sebagai berikut. H0:µ1 = µ2 H1:µ1 ≠ µ2 Dari tabel 4.7 telah ditemukan nilai Gain Scor dinormalisasikan (GSn), dengan mencari GSn kita dapat menentukan rerata sampel dari masing-masing kelompok. Diketahui rerata (
GSn untuk kelompok ekperimen = 0,67 sedangkan rerata ( ) GSn untuk
kelompok kontrol = 0, 41. Untuk nilai varians ( varians (
kelompok eksperimen = 0,043 sedangkan
kelompok kontrol = 0,039.
Menurut Sugiyono (Koyan, 2012) jika n1≠n2 dan homogen dapat digunakan t-test dengan polled varians dengan derajat kebebasan (db) = (n1+n2)-2. Karena data penelitian ini homogen dan n1≠n2, maka untuk menghitung t-test kita gunakan rumus polled varians dengan db (n1+n2)-2. Sehingga nilai t-test yang diperoleh adalah
,058
Dari perhitungan diperoleh t-hitung = 3.058. Karena n1≠n2 dan homogen maka ttabel dengan db = n1 + n2 – 2 = 46 dengan taraf signifikan 5 % (α=0,05) adalah 2,021. Ternyata
t-hitung = 3,058 > t-tabel= 2,021, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.
Kesimpulannya terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang belajar dengan menggunakan model Pendekatan Matematika Realistik dengan siswa yang belajar menggunakan model ekspositori. Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti | 31
ISSN: 2355-5106
Vol. 3, No. 1, Maret 2016
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan selama kurang lebih satu bulan di SDKNgedukelu dengan sampel siswa kelas VA sebagai kelompok Eksperimen dan siswa kelas VB sebagai kelompok Kontrol diperoleh hasil penelitian yaitu terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang belajar dengan model Pendekatan Matematika Realistik (PMR) dan siswa yang belajar dengan model Ekspositori. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t-test dengan t-hitung lebih besar dari t-tabel sehigga H0 ditolak dan H1 diterima. T-hitung =3,058 > t-tabel = 2,021, dengan derajat kebebasan (db)= n1+n2-2=46 dan taraf signifikan 5%. Rata-rata prestasi belajar matematika kelompok eksperimen lebih besar dari rata-rata prestasi belajar kelompok kontrol yaitu 0,67 > 0,41. Disimpulkan bahwa Pendekatan Matematika Realistik berbantuan LKS berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas V SDKNgedukelu Kecamatan Bajawa Tahun Ajaran 2014/2015. Berdasarkan beberapa temuan yang diperoleh dari penelitian ini, terdapat beberapa saran yang dapat dikemukakan antara lain sebagai berikut: Kepada siswa, hasil penelitian ini dapat menjadi landasan bagi siswa untuk selalu meningkatkan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah matematika yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari.Kepada guru, diharapkan agar mampu mengguakan media berupa LKS dengan menggunakan soal cerita untuk meningkatkan dan mengasa kemampuan berpikir siswa dalam memecahkan masalah matematika.Kepada praktisi pendidikan, disarankan menggunakan hasil penelitian ini sebagai landasan dalam penelitian lebih lanjut dengan materi dan ruang lingkup yang lebih luas. Kepada para peneliti yang berminat untuk melakukan penelitian lanjutan dalam pembelajaran matematika atau mata pelajaran lain. DAFTAR PUSTAKA Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Kementrian Departemen Pendidikan Nasional. (2010). Pendidikan Matematika Realistik Indonesia. Jakarta: Kemendiknas. Koyan, I Wayan. (2012). Statistik Pendidikan (Teknik Analisis Data Kuatitatif). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Press. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Nurhayati, Eti. (2011). Psikologi Pendidikan Inovatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Riduwan dan Akdon. (2013). Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistik. Bandung: Alfabeta. 2012.
32 | Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti