PENGARUH PENGIKAT PVP DAN AMYLUM MANIHOT

Download pada tablet dengan ekstrak air, 1,5% dan 3,0% PVP dan 5% amylum manihot pada tablet dengan ekstrak etanol yang ... Farmasi Gelombang 2, Tah...

0 downloads 382 Views 461KB Size
ISSN 2460-6472

Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba 2015

Pengaruh Pengikat PVP dan Amylum Manihot terhadap Karakteristik Sediaan Tablet yang Mengandung Ekstrak Etanol dan Ekstrak Air Daun Mimba (Azadirachta Indica A.H.J.Juss) 1

Resty Dhamayanti, 2Embit Kartadarma, 3G.C. Eka Darma ProdiFarmasi, Fakultas MIPA, Unisba, Jl. Tamansari No. 1 Bandung 40116 e-mail: [email protected], 2Embit Kartadarma, [email protected] 1,2,3

Abstrak: Pengaruh pengikat PVP dan Amylum manihot terhadap karakteristik tablet yang mengandung ekstrak etanol dan ekstrak air daun mimba telah diteliti. Ekstrak daun mimba telah dibakukan dan tablet dibuat dengan cara granulasi basah. Hasilnya menunjukkan bahwa tablet dengan 10% amylum manihot pada tablet dengan ekstrak air, 1,5% dan 3,0% PVP dan 5% amylum manihot pada tablet dengan ekstrak etanol yang memberikan hasil tablet yang terbaik. Kata kunci:

A.

Mimba, PVP, Amylum manihot, Granulasi basah.

Pendahuluan

Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah salah satunya adalah keanekaragaman tumbuhannya. Penggunaan bahan alam baik sebagai obat maupun tujuan lain cenderung meningkat terlebih dengan adanya konsep back to nature akan menambah daya tarik masyarakat untuk menggunakan obat tradisional sebagai obat alternatif, selain mudah diperoleh jika dilihat dari segi keamanannya penggunaan obat tradisional bisa meminimalkan efek samping yang mungkin dirasakan jika mengkonsumsi obat dari bahan kimia sintetik. Obat tradisional memang sudah dikenal dan dimanfaatkan sejak dulu hingga sekarang untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan kesehatan. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk menggali potensi dari obat tradisional yang berasal dari tanaman. Salah satu tanaman obat yang berpotensi untuk menjaga kesehatan adalah Azadirachta indica A.H.J.Juss atau yang sering dikenal dengan nama mimba yang telah diketahui memiliki banyak manfaat bagi kesehatan karena kandungan senyawa di dalamnya seperti disetil vilasinin, nimbandiol, salanol, azadirachtin, azadiron, azadiradion, epoksiazadiradion, gedunin, azaridin, kuersetin, kaemferol, nimbin, nimbinin, nimbosterol, sugiol, nimbiol dan margosin (suatu senyawa alkaloid), saponin, dan flavonoid (Utami dan Puspaningtyas, 2013:145). Manfaat dan efek farmakologi dari mimba yang dapat diambil yaitu antibakteri, antipiretik, memperbaiki sirkulasi darah, menjaga kesehatan organ jantung. Daun mimba memiliki khasiat sebagai antidiabetes, antidiare, antibakteri, antiinflamasi, hepatoprotektor. Kulit batang digunakan sebagai tonikum, tukak lambung dan demam. Buah dan minyak biji digunakan sebagai tonikum (Sukrasno dkk, 2003:11). Kebanyakan daun mimba dimanfaatkan dengan cara merebus beberapa helai daun kemudian disaring dan diminum airnya. Namun cara ini kurang praktis dan kurang efektif disamping rasanya yang kurang enak juga penampilannya kurang menarik. Cara pemanfaatan daun mimba tersebut sama dengan metode ekstraksi yang dilakukan pada penelitian yaitu metode dekokta dan metode lain yang digunakan adalah metode soxhletasi. Metode ekstraksi dekokta menggunakan air sebagai pelarut sehingga akan diperoleh ekstrak air, sedangkan metode ekstraksi soxhletasi menggunakan pelarut etanol 70% sehingga akan diperoleh ekstrak etanol. Seiring dengan perkembangan

362

Pengaruh Pengikat PVP dan Amylum Manihot terhadap Karakteristik Sediaan Tablet…| 363

zaman yang menuntut kemudahan dalam penggunaan obat maka akan dibuat suatu sediaan padat berbentuk tablet yang memiliki kelebihan yaitu lebih praktis, aman, nyaman dalam penggunaannya serta bertujuan untuk meningkatkan penerimaan pasien dalam pengobatan dengan daun mimba. Metode pembuatan tablet yang dipilih pada penelitian ini adalah metode granulasi basah. Dimana pada metode granulasi basah terjadi proses aglomerasi bahan aktif dan eksipien dengan tujuan untuk meningkatkan sifat aliran serbuk sehingga ruahan serbuk dapat secara akurat dibagi untuk menghantarkan takaran obat. Selain itu untuk meningkatkan keterkempaan yang akan menghasilkan tablet dengan friabilitas rendah dan kekuatan kekerasan yang baik. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan eksipien yang mempunyai sifat mengikat. Pengikat yang digunakan pada penelitian ini adalah Amylum Manihot dan PVP dengan beberapa konsentrasi yang berbeda (Agoes, 2008:206). Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas perumusan masalah pada penelitian ini adalah menentukan formulasi sediaan tablet yang mengandung ektrak daun mimba dengan perbandingan konsentrasi pengikat yang berbeda dengan menggunakan pengikat amylum manihot dan PVP. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pengikat PVP dan amylum manihot terhadap karakteristik sediaan tablet dan untuk mengetahui formula sediaan tablet yang tepat. Manfaat dari penelitian ini adalah diharapkan masyarakat dapat memperoleh informasi ilmiah tentang formulasi tablet ekstrak daun mimba dengan pengikat yang sesuai, serta diharapkan formulasi yang digunakan dalam penelitian dapat dijadikan pedoman untuk diproduksi. B.

Landasan Teori

Mimba Tanaman mimba merupakan tanaman dari family Meliaceae. Di Indonesia, tanaman mimba memiliki berbagai sebutan, seperti mindi, intaran, membha, imba, mempheuh (Madura), dan mimba (Jawa) (Heyne, 1987) dan (Utami dan Puspaningtyas, 2013:145). Mimba berbentuk pohon setinggi 10-15 meter. Batang berkayu, tegak, bulat, permukaan kasar, percabangan simpodial, berwarna cokelat. Daun mimba merupakan daun majemuk yang tersusun saling berhadapan di petiol atau tangkai daun. Bentuknya lonjong dengan tepi bergerigi. Helaian anak daun berwarna coklat kehijauan, panjang helaian daun 5 cm, lebar 3 cm sampai 4 cm (Adi, 2008:128). Ujung daun meruncing, pangkal daun miring, tepi daun bergerigi kasar. Tulang daun menyirip, tulang cabang utama umumnya hampir sejajar satu dengan yang lainnya (Sukrasno dkk, 2003:8). Daun mimba mengandung senyawa kimia diantaranya adalah azadirachtin, minyak gliserida, asetat, keton, nimbol, nimonol, quercetin, rutin, quercitrin, sitosterol, flavonoid, tanin, saponin (Adi, 2008:129). Daun mimba mempunyai kegunaan sebagai anti-inflamasi, antirematik, antipiretik, penurun gula darah, antitukak lambung, hepatoprotektor, antifertilitas, antivirus, antikanker, antibakteri, antijamur, antitumor, antidiare, diuretik, analgesik, hiperkolesterol (Sukrasno dkk, 2003:11; Ross, 2001:81-85, dan Parotta, 2001:95-96).

Farmasi Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015

364 |

Resty Dhamayanti, et al.

Ekstraksi Ekstraksi adalah teknik pemisahan suatu senyawa berdasarkan perbedaan distribusi zat terlarut diantara dua pelarut yang saling bercampur. Metode ekstraksi yang digunakan yaitu soxhletasi dan dekokta. Sokhletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinyu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik (DepKes RI, 2000:11). Dekok adalah penyarian simplisia pada waktu yang lebih lama (≥30 menit) dan suhu sampai titik didih air (DepKes RI, 2000:11). Tablet Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi (contohnya laktosa), zat penghancur (contohnya amprotab), zat pengikat (contohnya PVP dan Amylum manihot), zat pelicin (contohnya talk), zat pelincir (contohnya Mg. Stearat) (Dirjen POM, 1979:6). Tablet dibuat dengan 3 cara umum, yaitu granulasi basah, granulasi kering (mesin rol atau slag) dan kempa langsung. Pemilihan metode pembuatan sediaan tablet biasanya disesuaikan dengan karakteristik zat aktif yang akan dibuat tablet, apakah zat tersebut tahan terhadap panas atau lembab, kestabilannya, besar kecilnya dosis, dan lain sebagainya. Metode tersebut meliputi: metode granulasi basah, granulasi kering, dan kempa langsung. Metode granulasi basah merupakan suatu proses penambahan cairan ke dalam massa serbuk dan diaduk dengan alat yang sesuai untuk menghasilkan aglomerat atau granul. Metode granulasi basah dapat digunakan untuk zat aktif yang tahan terhadap lembab dan pemanasan. Tujuan utama granulasi basah adalah untuk meningkatkan sifat aliran serbuk atau campuran serbuk, meningkatkan karakteristik kempa dari serbuk atau campuran serbuk. Tahapan umum pada proses granulasi basah yaitu mulai dari penimbangan dan pencampuran serbuk, granulasi, pengeringan granul, lubrikasi granul, dan pencetakan tablet. Prinsip dari metode granulasi basah adalah membasahi massa tablet dengan larutan pengikat teretentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian massa basah tersebut digranulasi (Ansel, 1989:261). Keuntungan dari metode granulasi basah yaitu sifat kohesi dan kompresibilitas serbuk dapat ditingkatkan dengan penambahan pengikat, serbuk dengan bobot jenis nyata rendah (voluminous) dan berdebu dapat ditangani tanpa menghasilkan banyak debu sehingga dapat mencegah kontaminasi silang, granulasi basah dapat mencegah terjadinya segresi komponen-komponen sehingga dapat diperoleh sediaan dengan keseragaman kandungan yang baik, granulasi basah dapat digunkan untuk pembuatan tablet dengan sistem pelepasan zat aktif terkendali. Evaluasi Evaluasi granul bertujuan untuk memperoleh massa granul yang mempunyai karakteristik baik dan memenuhi persyaratan sesuai dengan literatur supaya dapat dikempa untuk pembuatan tablet. Evaluasi granul yang dilakukan meliputi kecepatan alir (metode corong dan metode sudut baring), kadar air granul, bobot jenis, dan granulometri. Evaluasi tablet bertujuan untuk melihat kualitas tablet sebelum dipasarkan. Pengujian ini meliputi beberapa macam diantaranya: organoleptis dan sifat fisika kimia.

Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba(Kesehatan dan Farmasi)

Pengaruh Pengikat PVP dan Amylum Manihot terhadap Karakteristik Sediaan Tablet…| 365

Pengujian organoleptis dilakukan secara visual, meliputi bentuk, warna, rasa dan bau. Pengujian sifat fisika kimia meliputi: keseragaman ukuran, keseragaman bobot, kekerasan, friabilitas dan friksibilitas, dan uji waktu hancur. C.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini diawali dengan pengumpulan bahan yaitu daun mimba yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Manoko Lembang, Bandung. Kemudian daun mimba dideterminasi di Herbarium Bandungense Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB. Tahap selanjutnya yaitu pembuatan simplisia meliputi: sortasi kering, pencucian, sortasi basah, perajangan, pengeringan. Selanjutnya dilakukan pengujian penafisan fitokimia dan penetamapan parameter standar pada simplisia. Kemudian simplisia diekstraksi dengan 2 metode yaitu soxhlet dan dekok. Ekstrak cair yang diperoleh kemudian dilakukan pemekatan dengan rotary evaporator. Tahap selanjutnya yaitu pembuatan sediaan tablet yang mengandung ekstrak daun mimba dengan menggunakan 2 pengikat (PVP dan Amylum manihot) dengan variasi konsentrasi dengan menggunakan metode granulasi basah. Selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap granul dan sediaan tablet untuk menentukan formula terbaik yang memenuhi persyaratan farmasetik. D.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Perlakuan awal simplisia Pembuatan simplisia daun mimba diawali dengan sortasi kering bertujuan agar diperoleh daun mimba yang sesuai yang dibutuhkan dalam penelitian. Setelah itu dilakukan proses pencucian yang bertujuan untuk menghilangkan pengotor seperti tanah, kerikil yang dapat mengganggu pada proses penelitian. Kemudian dilakukan sortasi basah, lalu dilakukan perajangan yang bertujuan untuk memperkecil ukuran simplisia sehingga luas permukaannya lebih besar. Karena ukuran simplisia akan mempengaruhi efisiensi ekstraksi. Dimana ukuran simplisia yang kecil akan mempermudah pelarut berinteraksi dengan komponen yang akan dipisahkan sehingga akan diperoleh ekstrak yang lebih banyak. Setelah itu dilakukan pengeringan yang bertujuan untuk menghindari tumbuhnya mikroorganisme sehingga simplisia dapat disimpan lebih lama. Penafisan fitokimia menunjukan bahwa simplisia mengandung flavonoid, tanin, saponin, kuinon, fenol, monoterpen dan seskuiterpen, dan steroid. Penetapan parameter standar pada simplisia berdasarkan hasil penelitian memenuhi persyaratan yang ditetapkan pada literatur MMI. Selanjutnya dilakukan ekstraksi dengan menggunakan 2 metode ekstraksi yaitu soxhlet dan dekok. Ekstrak cair yang diperolehh lalu dipekatkan dengan rotary evaporator. Ekstrak kental yang diperoleh kemudian dikeringkan dengan aerosil. Pembuatan sediaan tablet Pada penelitian ini tablet yang mengandung ekstrak daun mimba dibuat dengan menggunakan metode granulasi yang bertujuan untuk memperoleh massa lembab yang dapat digranulasi dengan penambahan larutan pengikat. Selain itu untuk meningkatkan sifat alir serbuk atau campuran serbuk.

Farmasi Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015

366 |

Resty Dhamayanti, et al.

Pada formula tablet digunakan ekstrak daun mimba sebagai zat aktif, jumlah zat aktif diambil dari jurnal penelitian yaitu 70 mg ekstrak kental. Zat tambahan yang digunakan yaitu PVP (0,5%, 1,5%, dan 3%) dan Amylum manihot (5%, 7,5%, dan 10%) sebagai pengikat, amprotab sebagai penghancur, laktosa sebagai pengisi, talk sebagai zat pelicin, Mg. Stearat sebagai zat pelincir. Evaluasi granul Evaluasi granul bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh granul yang baik, mempunyai katrakteristik baik dan memenuhi persyaratan untuk dibuat menjadi tablet. Evaluasi granul meliputi kelembaban, kecepatan alir, bobot jenis dan granulometri. a. Kecepatan alir 1. Pengujian kecepatan alir dan sudut baring bertujuan untuk mengetahui apakah granul yang telah dibuat memiliki sifat alir yang baik atau tidak. Pengujian kecepatan alir dilakukan dengan 2 metode yaitu dengan metode corong dan metode sudut baring. Untuk metode corong aliran granul dinyatakan baik atau memenuhi persyaratan apabila waktu yang diperlukan untuk mengalirkan 100 g granul kurang dari 10 detik. Pada penelitian ini semua formula menghasilkan granul yang memenuhi persyaratan kecepatan alir yang baik. Metode sudut baring digunakan untuk mengukur kemampuan aliran granul karena berhubungan dengan daya kohesi antar partikel. Suatu granul yang tidak kohesif memiliki aliran yang baik karena membentuk timbunan yang rendah dan menyebar dengan baik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa granul pada semua formula termasuk ke dalam granul yang sangat mudah mengalir karena sudut baring pada seluruh formula berada pada rentang 25-30o. b.

Kelembaban Evaluasi kelembaban dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kadar air yang terdapat pada granul setelah mengalami pengeringan. Pengujian kelembaban diukur dengan pemanasan dengan menggunakan alat moisture analyzer. Granul yang baik menunjukkan kadar air < 3% (Dirjen POM, 1995:4-6). Pada penelitian ini semua formula baik formula dengan pengikat PVP metode soxhlet dan dekok maupun formula dengan pengikat amylum manihot metode soxhlet dan dekok memiliki kadar lembab yang baik yaitu <3% sehingga granul dapat digunakan dalam proses pembuatan tablet. c.

Bobot jenis (Kerapatan) Evaluasi ini dilakukan untuk menentukan BJ nyata, BJ mampat, BJ sejati, kadar pemampatan, perbandingan Haussner dan persen kompresibilitas. Bobot jenis nyata dilakukan untuk melihat berapa banyak bobot granul sebelum dilakukan pemampatan (Siregar, 2010:28). Bobot jenis mampat dilakukan dengan menggunakan alat Tap Density. Evaluasi ini bertujuan untuk melihat bobot granul setelah mengalami pemampatan sebanyak 10 kali dan 500 kali ketukan. Bobot jenis sejati diukur dengan menggunakan piknometer gas Beckman. Berdasarkan hasil penelitian semua formula memiliki kadar pemampatan yang memenuhi persyaratan yaitu ≤20%. Perbandingan angka Haussner dinyatakan dengan membagi bobot mampat dan bobot nyata. Semakin tinggi faktor Haussner, maka semakin buruk sifat aliran granul. Berdasarkan penelitian semua formula memenuhi persyaratan karena memiliki angka haussner ≈1. Kompresibilitas granul dipengaruhi nilai bobot jenis mampat dan

Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba(Kesehatan dan Farmasi)

Pengaruh Pengikat PVP dan Amylum Manihot terhadap Karakteristik Sediaan Tablet…| 367

bobot jenis nyata. Kompresibilitas diperoleh dari hasil perbandingan selisih antara bobot jenis mampat dan bobot jenis nyata dengan bobot jenis mampat. Berdasarkan hasil penelitian semua formula memiliki aliran granul yang baik yang memenuhi persyaratan. d.

Granulometri Tujuan granulometri adalah untuk melihat keseragaman dari ukuran granul. Diharapkan ukuran granul tidak terlalu berbeda. Granulometri berhubungan dengan sifat aliran granul. Jika ukuran granul berdekatan, aliran akan lebih baik. Sehingga diharapkan ukuran granul mengikuti kurva distribusi normal. a. Diagram batang granulometri ekstrak air Granulometri 80 70 60

Formula 1

(%)

50

Formula 2

40

Formula 3

30

Formula 4

20

Formula 5

10

Formula 6

0 Mesh 16

Mesh 20

Mesh 40

Mesh 60

Mesh 80

Mesh 100

Mesh 120

b. Diagram batang granulometri ekstrak etanol Granulometri 70

(%)

60 50

Formula 1

40

Formula 2

30

Formula 3

20

Formula 4

10

Formula 5 Formula 6

0 Mesh 16

E.

Mesh 20

Mesh 40

Mesh 60

Mesh 80

Mesh 100

Mesh 120

Hasil evaluasi tablet

Evaluasi tablet bertujuan untuk mengetahui kualitas tablet dan membuktikan bahwa tablet yang dibuat memenuhi persyaratan farmasetika. Pada evaluasi tablet yang dilakukan pada penelitian meliputi organoleptis, keseragaman ukuran, keseragaman bobot, kekerasan, friabilitas dan friksibilitas, dan uji waktu hancur. a. Organoleptis Sediaan yang telah dibuat dilakukan pengujian organoleptik meliputi pengujian fisik berupa warna, bau, dan bentuk dari sediaan tablet yang dilakukan secara visual. Ekstrak dengan etanol sebagai pelarut ekstraksi menghasilkan tablet yang berpenampilan baik bulat pipih, berwarna hijau muda dengan bau khas dari ekstrak. Ekstrak dengan air sebagai pelarut ekstraksi menghasilkan tablet yang berpenampilan baik bulat pipih, berwarna cokelat muda dengan bau khas dari ekstrak. b. Sifat fisika Evaluasi tablet dilakukan dengan pengujian sebanyak 3 kali (triplo) pada masing-masing evaluasi. Dari tiga kali pengujian dapat dilihat presisi dan akurasi data yang diperoleh dari hasil evaluasi tablet pada setiap formula. Perhitungan persyaratan

Farmasi Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015

368 |

Resty Dhamayanti, et al.

keseragaman ukuran, keseragaman bobot, kekerasan, friabilitas dan friksibilitas digunakan data rata-rata dari ketiga pengujian pada setiap formula. 1) Keseragaman bobot Berikut adalah hasil dari keseragaman bobot dari sediaan tablet ekstrak daun mimba: Tabel 1. Hasil data keseragaman bobot dengan pengikat PVP dan Amylum manihot Formula

Metode Dekok

Metode Soxhlet

Rata-rata bobot (g)

Rata-rata bobot (g)

0,24 ± 0,009 0,25 ± 0,007 0,25 ± 0,008 0,26 ± 0,006 0,26 ± 0,009 0,25 ± 0,009

0,25 ± 0,007 0,26 ± 0,008 0,25 ± 0,007 0,25 ± 0,007 0,26 ± 0,006 0,25 ± 0,005

1 2 3 4 5 6

Berdasarkan hasil evaluasi, bobot tablet pada seluruh formula memenuhi persyaratan keseragaman bobot karena tidak ada satupun tablet yang masing-masing menyimpang dari nilai yang ditetapkan pada kolom A, dan tidak ada satupun tablet yang menyimpang dari nilai pada kolom B. 2) Keseragaman ukuran Berikut adalah hasil dari keseragaman bobot dari sediaan tablet ekstrak daun mimba: Tabel 2. Hasil rata-rata data keseragaman ukuran dengan pengikat PVP dan Amylum manihot Formula 1 2 3 4 5 6

Metode Dekok

Metode Soxhlet

d (cm)

t (cm)

d (cm)

t (cm)

0,81 ± 0,003 0,81 ± 0,003 0,81 ± 0,003 0,81 ± 0,002 0,81 ± 0,003 0,81 ± 0,004

0,41 ± 0,005 0,41 ± 0,004 0,41 ± 0,003 0,44 ± 0,008 0,43 ± 0,010 0,42 ± 0,008

0,81 ± 0,003 0,81 ± 0,003 0,81 ± 0,003 0,81 ± 0,002 0,81 ± 0,004 0,81 ± 0,003

0,40 ± 0,007 0,42 ± 0,010 0,42 ± 0,011 0,40 ± 0,047 0,42 ± 0,009 0,41 ± 0,005

Hasil evaluasi tablet menunjukkan bahwa tablet pada seluruh formula memenuhi persyaratan keseragaman ukuran. Hal ini disebabkan karena tidak ada satu pun diameter tablet yang melebihi 3 kali tebal tablet dan tidak ada satupun tablet yang diameternya kurang dari 1 1/3 tebal tablet. 3) Kekerasan Uji kekerasan dilakukan untuk mengetahui gambaran kekompakan dan ketahanan tablet ketika diberi tekanan mekanik. Kekerasan tablet juga akan mempengaruhi uji waktu hancur, friabilitas dan friksibilitas. Kekerasan yang ideal untuk tablet besar ±7-10 kg/cm2 dan tablet kecil 4 kg/cm2. Uji kekerasan yang memenuhi

Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba(Kesehatan dan Farmasi)

Pengaruh Pengikat PVP dan Amylum Manihot terhadap Karakteristik Sediaan Tablet…| 369

syarat hanya pada formula 6 ekstrak dekok dan formula 2-6 pada ekstrak soxhlet. Uji kekerasan yang lainnya kurang dari 4 kg/cm2. Untuk ekstrak dekok, formula 1-5 tidak memenuhi syarat uji kekerasan disebabkan karena konsentrasi pengikatnya kurang sehingga penambahan pengikat tidak meningkatkan gaya kohesifitas serbuk atau granul sehingga ketika dilakukan pengujian kekerasan tablet mudah patah. Sedangkan untuk ekstrak soxhlet, pada formula 1 tidak memenuhi persyaratan uji kekerasan disebabkan karena konsentrasi pengikat yang rendah sehingga gaya kohesifitas serbuk atau granul juga rendah sehingga ketika dilakukan pengujian kekerasan tablet mudah patah. Berikut adalah hasil pengujian kekerasan sediaan tablet ekstrak daun mimba: Tabel 3. Hasil data kekerasan dengan pengikat PVP dan Amylum manihot Formula

Metode Dekok

Metode Soxhlet

Kg/cm²

Kg/cm²

1 2 3 4 5 6

2,4 ± 0,344 3,3 ± 0,381 3,6 ± 0,322 3 ± 0,304 3,8 ± 0,454 4,1 ± 0,543

2,6 4,4 4,4 4,3 4,3 4,5

± 0,402 ± 0,215 ± 0,302 ± 0,239 ± 0,226 ± 0,148

4)

Friabilitas dan friksibilitas Pengujian friabilitas dilakukan untuk menguji kerapuhan tablet pada saat menerima jatuhan. Sedangkan friksibilitas untuk mengetahui kerapuhan tablet saat menerima gesekan antar tablet. Berdasarkan data hasil evaluasi semua formula memenuhi persyaratan pengujian friabilitas. Namun pada pengujian friksibilitas, ekstrak dekok formula 1 dengan pengikat PVP dan formula 4 dengan pengikat Amylum manihot yang tidak memenuhi syarat. Sedangkan untuk ekstrak soxhlet semua formula memenuhi persyaratan uji friksibilitas yaitu <1%. Hal ini mungkin disebabkan oleh kadar air yang terlalu rendah sehingga menyebabkan tablet mudah retak dan kurang kompaknya tablet. Selain itu kekerasan juga mempengaruhi ketahanan tablet, tablet yang memiliki nilai kekerasan yang terlalu kecil akan menyebabkan tablet tidak kuat menahan gesekan dan keterjatuhan. Berikut adalah hasil pengujian friabilitas dan friksibilitas dari sediaan tablet ekstrak daun mimba: Tabel 4. Hasil pengujian friabilitas dan friksibilitas tablet dengan pengikat PVP dan Amylum manihot Formula 1 2 3 4 5 6

Friabilitas (%)

Friksibilitas (%)

Metode Dekok

Metode Soxhlet

Metode Dekok

Metode Soxhlet

0,2 ± 0,012 0,2 ± 0,010 0,61 ± 0,359 0,6 ± 1,098 0,55 ± 0,464 0,57 ± 0,570

0,6 ± 2,847 0,18 ± 0,193 0,73 ± 0,404 0,8 ± 0,240 0,73 ± 0,264 0,58 ± 0,078

1,39 ± 2,212 0,19 ± 0,021 0,2 ± 0,025 6,45 ± 4,681 0,91 ± 4,195 0,58 ± 0,591

0,59 ± 0,015 0,17 ± 0,251 0,55 ± 0,355 0,2 ± 0,200 0,37 ± 0,482 0,37 ± 0,066

Farmasi Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015

370 |

Resty Dhamayanti, et al.

c.

Uji waktu hancur Pengujian waktu hancur tablet dilakukan untuk memperkirakan waktu lepasnya zat aktif dari sediaan ketika berada didalam tubuh. Uji waktu hancur ini sangat penting untuk sediaan tablet karena akan mempengaruhi onset dari obat. Berikut adalah hasil pengujian waktu hancur dari sediaan tablet ekstrak daun mimba: Tabel 5. Hasil pengujian waktu hancur pada tablet dengan pengikat PVP dan Amylum manihot

Formula 1 2 3 4 5 6

Waktu hancur (menit) Soxhlet

Dekok

6 ± 0,577 7 ± 0,577 7 ± 0,577 14 ± 0,577 26 ± 5,291 34 ± 2,645

8 ± 1,155 8±1 9 ± 2,082 11 ± 2,082 8 ± 0,577 9±1

Dari hasil pengujian diperoleh bahwa semua formula pada ekstrak dekok memiliki waktu hancur yang baik karena tidak lebih dari 15 menit. Sedangkan pada ekstrak soxhlet hanya formula 1-4 yang memenuhi persyaratan uji waktu hancur, pada formula 5 dan 6 tidak memenuhi persyaratan karena waktu hancurnya lebih dari 15 menit. Hal ini bisa disebabkan karena perbedaan pengikat, konsentrasi pengikat dan metode ekstraksi yang dapat mempengaruhi waktu hancur suatu tablet. Berdasarkan hasil data tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi bahan pengikat semakin lama waktu hancur suatu tablet.

F.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: ekstrak air dan ekstrak etanol daun mimba dapat dibuat menjadi bentuk sediaan tablet. Formula 6 (Amylum manihot 10%) dengan ekstrak air, serta formula 2 (PVP 1,5%) dan formula 3 (PVP 3%) dan formula 4 (Amylum manihot 5%) dengan ekstrak etanol yang memenuhi persyaratan. Kekerasan tablet untuk masing-masing tablet tidak seragam, formula 6 dengan ekstrak air dan formula 2-6 dengan ekstrak etanol yang memenuhi persyaratan. DAFTAR PUSTAKA Adi., Lukas Tresno. (2008). Tanaman Obat & Jus. Agromedia Pustaka. Jakarta. Ansel, C Howard. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba(Kesehatan dan Farmasi)

Pengaruh Pengikat PVP dan Amylum Manihot terhadap Karakteristik Sediaan Tablet…| 371

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1979). Farmakope Indonesia Edisi III. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Edisi I, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat Dan Makanan, Jakarta.Hal:10-11. Goeswin, Agoes. (2008). Pengembangan Sediaan Farmasi. Edisi Revisi dan Perluasan. Penerbit ITB : Bandung. Heyne K. (1987). Tumbuhan Berguna Indonesia. Badan Litbang Kehutanan : Jakarta. Lachman L, Herbert A.L. And Joseph I.K. (1994). Teori dan Praktek Farmasi Industri II. Jakarta : Universitas Indonesia. Parotta J.A. 2001. Healing plants of Peninsular India., New York, CABI Publishing, 495-96. Puspitaningrum Ika, Arsa Wahyu N, Suwarmi. ‘Uji Antidiare Infusa Daun Mimba (Azadirachta indica A.Juss) Terhadap Mencit Jantan Galur Swiss’. Ross I.A.,. (2001). Medicinal plants of the world: Chemical constituents, Traditional and modern medicinal uses, Totowa, New Jersy, 2, 81-85. Siregar, C.J.P. (2010). Teknologi Farmasi Sediaan Tablet, Kedokteran EGC, Jakarta. Sukrasno. (2003). Mimba Tanaman Obat Multifungsi. Agromedia Pustaka. Jakarta. Utami, Prapti dan Puspaningtyas, Desty Evira. 2013. The Miracle of Herbs. Jakarta: Agro Media Pustaka

Farmasi Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015