PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN MENGGUNAKAN VIDEO DALAM

pengaruh penyuluhan kesehatan menggunakan video dalam pemeriksaan payudara sendiri (sadari) terhadap perubahan pengetahuan dan sikap remaja putri...

7 downloads 748 Views 404KB Size
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN MENGGUNAKAN VIDEO DALAM PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI DI SMAN 9 BALIKPAPAN TAHUN 2012

HEALTH EFFECT USING VIDEO EXTENSION OF BREAST SELF EXAMINATION (BSE) KNOWLEDGE AND ATTITUDES OF CHANGES IN GIRLS SMAN 9 BALIKPAPAN YEAR 2012 Sulastri1, Ridwan M. Thaha 2, Syamsiar S. Russeng 3 1

SADARI Foundation Jurusan Promosi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin 3 Jurusan Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin 2

Alamat Korespondensi: Sulastri SADARI Foundation M. Yamin No. 5 Email : [email protected] HP : 08134769323

Abstrak SADARI merupakan langkah awal yang penting untuk mengetahui secara dini adanya tumor atau benjolan pada payudara sehingga dapat mengurangi tingkat kematian karena penyakit kanker tersebut. Rekomendasi dari The American Cancer Sosiety, Menginformasikan bahwa banyak keuntungan untuk melakukan SADARI saat mencapai usia 20 tahun karena hampir 85% gangguan atau benjolan ditemukan oleh penderita sendiri melalui pemeriksaan dengan benar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan mengunakan video dalam pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap remaja putri di SMAN 9 Balikpapan Tahun 2012. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimental dengan rancangan pre – post test control group design. Subjek penelitian adalah remaja puteri kelas X – SMAN 9 Balikpapan yang dipilih dengan simple random sampling dengan perolehan sampel sebesar 50 siswi. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat dengan uji paired t-test dengan taraf signifikansi 0.05. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan perubahan pengetahuan pada kelompok eksperimen dengan rerata (49.22) lebih besar daripada kelompok kontrol I (17.36), (p = 0.000) dan untuk perubahan sikap pada kelompok eksperimen (33.46) lebih besar daripada pada kelompok kontrol (25.94), (p = 0.000) sehingga ada perbedaan yang signifikasi penyuluhan kesehatan mengunakan video dalam SADARI terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap pada remaja putri Memotivasi pengetahuan dan sikap remaja terhadap SADARI dengan membentuk organisasi PIK KRR untuk memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi remaja, selain itu adanya monitoring, strategi promkes yang lebih kreatif, dukungan dari pihak sekolah, YKI, orang tua remaja putri sehingga terjadinya kesinambungan program. Kata Kunci : remaja putri, SADARI, kanker payudara, media video

Abstract BSE is an important first step to determine the presence of early tumors or lumps in the breast so as to reduce the rate of death from the cancer. Recommendations from the American Cancer Sosiety, informing that a lot of advantages to doing BSE when they reach the age of 20 years because nearly 85% disruption or lumps are found by patients themselves through the examination properly. This study aimed to determine the effect of health education using video in breast self-examination (BSE) to increase knowledge and attitudes girls in SMAN 9 Balikpapan 2012. This research is a quasi experimental design with pre - posttest control group design. Subjects were girls of class X - SMAN 9 Balikpapan selected by simple random sampling with the acquisition of a sample of 50 students. The analysis is used univariate and bivariate analyzes to test paired t-test with significance level 0.05. The results showed there were differences in changes in knowledge in the experimental group with a mean (49.22) is greater than the control group I (17:36), (p = 0.000) and for the change in attitude in the experimental group (33.46) is greater than in the control group (25.94), (p = 0.000) so that there is a significance difference in health education using video in BSE to increase knowledge and attitudes in adolescent girls. Motivating adolescent knowledge and attitudes toward breast self-organization by forming PIK KRR to provide information on adolescent reproductive health, in addition to the monitoring, promkes a more creative strategy, support from the school, ICF, parents teenage girls that the sustainability of the program. Keywords: young women, self-exam, breast cancer, video media

PENDAHULUAN Kanker payudara dikenal sebagai salah satu kanker yang paling sering menyerang kaum wanita. Selain itu kecenderungan peningkatan prevelensinya tidak dapat dihindari. Ditambah lagi kematian karena kanker payudara masih tinggi, terutama pada negara-negara sedang berkembang, karena keterlambatan diagnosis, yang berarti juga keterlambatan pengobatan (Bustan, 2007). Kanker payudara menduduki peringkat kedua setelah kanker leher rahim diantara kanker yang menyerang wanita Indonesia. Prevalensi kanker payudara di Indonesia adalah 109 per 100.000 penduduk (WHO, 2008). Menurut Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) jenis kanker tertinggi di Rumah Sakit di Indonesia pasien rawat inap tahun 2008 adalah jenis kanker payudara yaitu sebanyak 18,4% yang kemudian disusul oleh kanker leher rahim (10,3%). Kanker payudara lebih sering menyerang wanita yang sudah berusia diatas 30 tahun, dan sekarang banyak wanita usia remaja menderita kanker payudara. Hal ini didukung berdasarkan laporan WHO pada tahun 2005 jumlah wanita khususnya remaja penderita kanker payudara mencapai 1.150.000 orang, 700.000 diantaranya tinggal di Negara berkembang temasuk Indonesia. Kanker payudara menimbulkan rasa takut yang luar biasa bagi kaum perempuan karena selain menimbulkan kematian juga berpengaruh pada estetika. Deteksi yang terlambat dan kurangnya pengetahuan menyebabkan sebagian besar penderita kanker terlambat diobati. Masalah kanker payudara di Indonesia menjadi lebih besar karena lebih dari 70 % penderita kanker payudara datang ke dokter pada stadium yang sudah lanjut. Hal ini berbeda dengan di Jepang dimana pada masalah kanker payudara lanjut hanya ditemukan sebanyak 13 % (Sutjipto, 2008). Berdasarkan data IARC (International Agency for Research on Cancer), pada tahun 2002 kanker payudara menempati urutan pertama dari seluruh kanker pada perempuan (insidens rate 38 per 100.000 perempuan) dengan kasus baru sebesar 22,7% dan jumlah kematian 14% per tahun dari seluruh kanker pada perempuan di dunia. Berdasarkan data rekam medik Rumah Sakit A. Wahab Syahranie Samarinda menunjukkan bahwa jumlah penderita tumor dan kanker payudara yang ada di Kalimantan Timur lebih dari 2000 orang. Berdasarkan data pasien rawat inap tahun 2011 dengan diagnosis kanker payudara di Kalimantan Timur paling tinggi terdapat di daerah Balikpapan sebesar 616 pasien, daerah bontang sebesar 185 pasien dan untuk wilayah samarinda sebesar 174 pasien. Provinsi Kalimantan Timur data tumor/kanker payudara masih terfokus pada tiga kota besar yaitu Kota Samarinda, Kota Balikpapan dan Kota Bontang. Menurut laporan yayasan

kanker Indonesia (YKI) tahun 2011 data penderita tumor/kanker payudara di tiga kota besar ini lebih 2000 orang. Berdasarkan data Rumah Sakit Umum A. Wahab Sjahranie rumah sakit Provinsi Kalimantan Timur tahun 2011 yang berdasarkan rujukan dengan diagnosis kanker payudara di Kalimantan Timur paling tinggi terdapat di daerah Balikpapan sebesar 616 pasien, daerah bontang sebesar 185 pasien dan untuk wilayah samarinda sebesar 174 pasien (Lusa, 2009). Melihat tingginya angka penderita kanker/tumor payudara, maka perlu upaya pendeteksian dini tumor/kanker payudara dalam hal ini pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) efektif untuk dilakukan pada tahap remaja, karena pada batasan usia tersebut merupakan saat yang tepat untuk memulai melakukan usaha preventif deteksi dini terjadinya penyakit Fibroadenoma Mammae (FAM) dan Cancer Mammae. Hasil penelitian para ahli yang dikutip oleh (Dalimartha, 2006) menyebutkan sekitar 75-82% keganasan payudara ditemukan dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Pemeriksaan payudara sendiri adalah upaya deteksi dini kanker payudara. Cara ini perlu dikuasai dan dilakukan oleh remaja putri agar dapat melakukan deteksi dini kanker payudara. Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan SADARI remaja adalah melalui pelatihan SADARI. Promosi Kesehatan di Sekolah ditambah dengan metode promosi yang tepat dalam pelaksanaan dan penyerapannya merupakan langkah yang strategis dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat hal ini didasari pemikiran bahwa sekolah merupakan lembaga yang sengaja didirikan untuk membina dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik fisik mental maupun spiritual. Berdasarkan uraian di atas dan informasi kasus kanker dengan insiden tertinggi pada perempuan dengan kanker payudara, maka perlu adanya upaya pendeteksian dini kanker/tumor payudara pada tingkat sekolah menengah atas, karena pada tingkatan ini siswa merupakan remaja putri yang beresiko terkena kanker payudara serta diberikan wadah untuk mendapatkan informasi dan konseling tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) melalui organisasi PIKKRR. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya pengaruh penyuluhan kesehatan menggunakan video pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) terhadap perubahan pengetahuan dan sikap dalam upaya deteksi dini kanker payudara di SMAN 9 Balikpapan Tahun 2012.

BAHAN DAN METODE Desain Penelitian Rancangan penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment dengan rancangan pretest-postest control group design. Pada desain ini terdapat dua kelompok

perlakuan (treatment group) atau kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol. Pada kedua kelompok terdapat perlakuan yang berbeda, kelompok eksperimen diberi perlakuan penyuluhan kesehatan menggunakan video tentang SADARI. Pada kelompok kontrol berupa penyuluhan kesehatan tanpa menggunakan video SADARI. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Umum Negeri 9 Balikpapan, dijalan Soekarno Hatta Km 16 Karang Joang Kota Balikpapan. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi putri SMAN 9 Balikpapan tahun 2012. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara simple random sampling dan memilih kelas XI (sebelas) sebagai sampel penelitian yang telah memenuhi kriteria syarat yang ditetapkan dalam penelitian yaitu siswi kelas X (sebelas) SMA Negeri Balikpapan, siswi yang belum pernah mendapatkan penyuluhan tentang payudara dan tumor payudara serta keterampilan tentang SADARI, berusia 15 – 17 tahun dan siswi yang bersedia diteliti. Penelitian ini terdapat tiga kelompok yaitu kelompok eksperimen (penyuluhan mengunakan video), kelompok kontrol I (penyuluhan tanpa menggunakan video) dan kelompok kontrol II (tanpa diberikan penyuluhan kesehatan). Metode Pengumpulan Data Data Primer diperoleh dengan melakukan pembagian angket pretest pada responden kemudian diberikan perlakuan dengan penyuluhan kesehatan mengunakan video tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) selama 3 kali penyuluhan dalam waktu satu bulan. Setelah 1 bulan diberikan angket posttest kepada responden. Data sekunder diperoleh dari data instansi terkait dengan tujuan penelitian serta dari hasil sumber informasi yang mendukung penelitian. Alat pengumpulan data dengan angket terdiri dari item karakteristik responden, pengetahuan (p1-p48) dan sikap (s1-s23), serta dilakukan uji validitas dalam penelitian dengan mengunakan uji product moment dari pearson dengan ketentuan pengujiannya adalah apabila nilai r hasil > r tabel. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode koefisien Alfa Cronbach, dinyatakan reliable jika nilai r hitung > r tabel, nilai r tabel untuk n = 15 dengan taraf signifikasi 5% yaitu 0.514 (Arikunto, 2006). Analisis Data Data diolah dengan menggunakan Statistical Product and Service Solutions (SPSS) dan Dilakukan analisis bivariat untuk mengetahui perbedaan dan pengaruh perubahan pengetahuan

dan sikap terhadap penyuluhan kesehatan mengunakan video dalam pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).]

HASIL PENELITIAN Karakteristik responden terdiri dari umur, agama dan suku. Umur atau usia yang merupakan satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau mahluk, baik yang hidup maupun mati. Berdasarkan kelompok umur responden sebagai sampel terdapat rentang umur antara 15 – 17 tahun. Berdasarkan distribusi kelompok umur responden eksperimen, dimana terlihat dominan umur responden adalah kelompok umur 16 tahun sebanyak 25 responden sebanyak 50%, sementara jumlah persentase tidak jauh berbeda adalah kelompok umur 15 dan 17 tahun dengan masing – masing kelompok umur 15 tahun sebesar 26% dan untuk kelompok umur 17 tahun sebesar 25%. Distribusi responden menurut agama menunjukkan hasil sebanyak 47 responden (94%) kelompok eksperimen memeluk agama Islam sedangkan responden yang memeluk agama Katolik dan Protestan tidak berbeda jauh hanya 2 responden (4%) pada agama Katolik serta protestas hanya 1 responden (2%) dan pada kelompok kontrol I dan kontrol II adalah mayoritas pemeluk agama Islam yang masing-masing berjumlah 50 responden pada setiap kelompok Komposisi penduduk Kota Balikpapan sangat heterogen meliputi hampir seluruh suku yang ada di Indonesia, baik dari Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Jawa, Sumatera dan Kalimantan sendiri dan pada tabel menyajikan distribusi responden menurut suku di tiga kelompok dengan mayoritas suku adalah Jawa sebanyak 31 responden (62%), suku lainnya adalah Banjar. Hasil penelitian pada pengaruh penggunaan media video dalam penyuluhan kesehatan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) terhadap perubahan pengetahuan remaja putri pada kelompok eksperimen adalah pengetahuan tentang SADARI pada responden dinilai dari 48 pertanyaan yang meliputi pengertian dari kanker payudara, penyebab dan gejala-gejala kanker payudara, pencegahan kanker payudara dengan SADARI, langkah-langkah melakukan SADARI, waktu dalam melakukan SADARI dan posisi melakukan SADARI. Pengetahuan tentang SADARI pada remaja sebelum dan sesudah dilakukan intervensi berupa penyuluhan kesehatan dengan menggunakan video pada kelompok eksperimen menunjukkan distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden pada kelompok eksperimen pada saat sebelum penyuluhan ada sebanyak 3 responden (6%) yang mempunyai pengetahuan baik, sebanyak 22 responden (44%) mempunyai pengetahuan sedang, dan sebesar 50% mempunyai pengetahuan yang rendah tentang SADARI.

Hasil Sikap responden terhadap SADARI dalam deteksi dini kanker payudara dapat dinilai dari 23 pernyataan yang meliputi pemeriksaan payudara sendiri secara berkala setiap bulan, SADARI yang dapat dilakukan oleh petugas kesehatan, SADARI merupakan hal yang paling murah untuk mendeteksi adanya kelainan pada payudara serta pergi ke pelayanan kesehatan apabila mendeteksi kelainan pada payudara, butir 23 pertanyaan sikap tersebut terbagi dalam 12 pernyataan positif dan 11 pernyataan negatif. Kelompok eksperimen menunjukkan hasil perbandingan perubahan sikap sebelum dan sesudah dengan diberikan penyuluhan tentang kesehatan SADARI mengunakan video terdapat 14 orang dengan hasil perubahan sikap sesudah penyuluhan lebih rendah daripada sebelum penyuluhan dan 36 orang mempunyai perubahan yang lebih baik dari sebelum penyuluhan. Hasil penelitian pada tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan responden sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan video SADARI adalah 18.44 dengan standar deviasi 7.448 dan setelah kegiatan intervensi berupa penyuluhan kesehatan dengan menggunakan video SADARI rata-rata pengetahuan responden adalah sebsar 39.14 dengan standar deviasi 3.758. Hasil uji statistik didapatkan nilai p sebesar 0.000, maka dapat disimpulkan pada α dengan nilai 5% terlihat adanya perbedaan pengetahuan yang signifikan responden sebelum dan sesudah kegiatan penyuluhan kesehatan dengan mengunakan video SADARI. Hasil penelitian tabel 2 didapatkan bahwa nilai rata-rata pengetahuan responden sebelum diberikan kegiatan intervensi penyuluhan kesehatan tanpa menggunakan video adalah 18.98 dengan standar deviasi 9.470 dan setelah responden mengikuti kegiatan intervensi berupa penyuluhan kesehatan tanpa menggunakan video SADARI maka rata-rata nilai pengetahuan responden adalah 36.34 dengan standar deviasi sebesar 5.483. Berdasarkan hal tersebut maka yang ingin diketahui lebih lanjut perbedaan yang menunjukkan nilai rerata yang memperlihatkan bahwa terdapat pengaruh yang dominan dalam perubahan pengetahuan SADARI pada responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan rerata pengetahuan responden sebelum dan sesudah kegiatan intervensi penyuluhan kesehatan tentang SADARI dapat dilihat pada tabel 3. Hasil pada tabel 3 menunjukkan ada perbedaan rerata pengetahuan responden sebelum dan sesudah diberikan kegiatan intervensi penyuluhan kesehatan tanpa mengunakan video SADARI hanya penyuluhan biasa tentang pemeriksaan payudara sendiri dalam upaya deteksi kanker payudara adalah sebesar 17.36 berdasarkan hal itu kemudian dibandingkan dengan penyuluhan menggunakan video yang lebih besar nilainya 49.22 dengan nilai p value sebesar 0.000 artinya secara statistik ada perbedaan yang signifikansi antara kegiatan intervensi

penyuluhan kesehatan menggunakan video dan tidak menggunakan video dalam pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dalam upaya deteksi dini kanker payudara pada remaja. Berdasarkan hasil analisis rata-rata tabel 4 sikap responden pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah tentang SADARI dapat ditarik suatu kesimpulan rata-rata siswi sebelum intervensi adalah 34.20 dengan standar deviasi 15.752, sedangkan rata-rata sikap sesudah diberikan kegiatan intervensi berupa penyuluhan kesehatan mengunakan video adalah sebesar 67.66 dengan standar deviasi sebesar 9.917. Berdasarkan uji statistik didapatkan nilai p value sebesar 0.000 (α = 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh penyuluhan kesehatan dengan mengunakan video SADARI terhadap peningkatan sikap siswi di SMA Negeri 9 Balikpapan tahun 2012. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata sikap responden sebelum adanya kegiatan intervensi berupa penyuluhan kesehatan tanpa menggunakan video SADARI adalah sebesar 36.66 dan rata-rata nilai sikap responden setelah diberi kegiatan penyuluhan maka nilainya menjadi 62.60, pada taraf kepercayaan 95% didapatkan nilai p sebesar 0.000, maka dapat disimpulkan pada α (0.05) terlihat ada perbedaan yang signifikan nilai sikap pada siswi SMA Negeri 5 Balikpapan sebelum dan sesudah kegiatan intervensi, dengan demikian kegiatan intervensi penyuluhan kesehatan tanpa menggunakan video berpengaruh terhadap peningkatan sikap pada siswi SMA Negeri 5 Balikpapan tahun 2012, dengan diperoleh nilai p value 0.000 < α 0.05. Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5 bahwa rata-rata sikap responden sebelumnya adalah sebesar 40.26 dengan standar deviasi sebesar 13.167 dan hasil sesudah memperlihatkan nilai rata-ratanya adalah sebesar 41.64 dengan standar deviasi sebesar 12.893. Pada taraf kepercayaan 95% hasil uji statistik didapatkan nilai 0.425, maka dapat disimpulkan pada α = 5% terlihat tidak ada perbedaan yang signifikan nilai sikap pada siswi SMA Negeri 6 Balikpapan sebelum dan sesudah tanpa diberi kegiatan penyuluhan kesehatan tentang SADARI dalam upaya deteksi dini kanker payudara, dengan demikian tidak ada pengaruh terhadap peningkatan sikap siswi SMA Negeri 6 Balikpapan tahun 2012 sebelum dan sesudah tanpa diberi kegiatan intervensi dengan perolehan nilai p value 0.425 < α 0.05 Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan rerata sikap siswi pada 2 SMA Negeri di Balikpapan yang diberikan kegiatan intervensi berupa penyuluhan kesehatan menggunakan video SADARI dan tanpa menggunakan video SADARI memperlihatkan ada perbedaan nilai sikap sebelum dan sesudah diberi kegiatan intervensi. Pada SMA Negeri 6 Balikpapan dimana tidak diberikan

kegiatan interensi berupa penyuluhan kesehatan SADARI dalam upaya deteksi dini kanker payudara memperlihatkan tidak ada perbedaan nilai sikap responden sebelum dan sesudahnya.

PEMBAHASAN Penelitian ini menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan siswi yang dapat dilakukan dengan faktor-faktor pemungkin (enabling factors) sehingga dapat memungkinkan atau memfasilitasi perubahan perilaku dan tindakan dimana setelah dilakukan kegiatan intervensi menjadi 48 responden (96%) yang berpengetahuan baik. Media promosi kesehatan merupakan salah satu sarana atau upaya yang dapat digunakan untuk menampilkan pesan atau informasi kesehatan yang ingin disampaikan kepada remaja sehingga dapat meningkatkan pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat merubah perilakunya kearah positif atau mendukung terhadap kesehatan. Menurut (Mubarak., dkk, 2007) mengungkapkan perubahan pengetahuan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu beberapa diantaranya adalah pendidikan, media massa, sosial budaya, dan ekonomi, lingkungan, pengalaman dan usia. Hal lain yang dapat dilihat adalah aspek positif terhadap pengaruh penggunaan media video dalam penyuluhan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan responden yang terlihat pada hasil pretest dan posttest. Sebelum dilakukan intervensi pada kelompok eksperimen responden yang berpengetahuan baik tentang SADARI hanya 3 responden (6%), pengetahuan sedang sebanyak 22 responden (44%) dan yang berpengetahuan rendah adalah sebanyak 25 responden (50%), tetapi setelah dilakukan intervensi penyuluhan kesehatan mengunakan video terjadi peningkatan yang cukup signifikan yaitu berpengetahuan baik menjadi 48 responden (96%), selain itu pada saat prettest terdapat pula responden yang berpengetahuan sedang yaitu sebanyak 2 responden (4%), hal ini menunjukkan bahwa responden telah menyimak informasi dan menganalisa isi materi yang disampaikan pada penyuluhan menggunakan video SADARI. Hasil pengukuran selisih nilai pengetahuan responden sebelum dan sesudah pada kelompok eksperimen dengan penyuluhan kesehatan mengunakan video diperoleh nilai 20.700 sedangkan pada kelompok kontrol I yang diberikan penyuluhan kesehatan tanpa mengunakan video diperoleh nilai 17.340 hal ini menunjukkan bahwa rerata nilai pengetahuan responden setelah 3 kali penyuluhan dalam waktu 3 minggu terjadi peningkatan rerata pengetahuan pada kelompok responden kelompok eksperimen sehingga dapat disimpulkan bahwa penyuluhan kesehatan mengunakan video nilai selisih lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok penyuluhan kesehatan tanpa mengunakan video.

Berdasarkan analisis hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penyuluhan kesehatan dengan menggunakan video lebih meningkatkan pengetahuan responden tentang SADARI dalam upaya deteksi dini kanker payudara dibandingkan dengan kelompok yang hanya mendapatkan penyuluhan kesehatan biasa tanpa menggunakan video. Penggunaan media video mempunyai suatu dampak yang lebih pada penyuluhan kesehatan yaitu menarik pada orangorang (sasaran) sehingga dapat meningkatkan pengetahuan, mempengaruhi pendapat umum, memperkenalkan jalan hidup baru dalam bidang kesehatan serta mencakup wilayah perkotaan dan masyarakat pedesaan. Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang), (setuju,tidak setuju, baik, tidak baik). Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain, fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, tetapi merupakan presdiposisi perilaku (tindakan) atau reaksi tertutup (Notoatmodjo, 2007). Berdasarkan hasil penelitian setelah dilakukan intervensi (posttest) dengan melakukan kegiatan penyuluhan tentang pemeriksaan payudara sediri (SADARI) dalam upaya deteksi dini kanker payudara pada remaja mengalami peningkatan. Pada saat sebelum intervensi kelompok eksperimen hasil pretest menunjukkan terdapat 36 responden (72%) yang memiliki sikap tidak mendukung tentang SADARI, sedangkan yang responden dengan sikap sangat mendukung hanya sebanyak 3 responden (6%). Setelah dilakukan intervensi responden yang memiliki sikap tidak mendukung menurun menjadi 6 orang (12%), sikap sangat mendukung terhadap SADARI meningkat menjadi sebanyak 22 responden (44%) dan 16 responden (32%) yang memiliki sikap cukup mendukung terhadap SADARI dalam upaya deteksi dini kanker payudara. Hal ini sesuai dengan pendapat (Ahmadi, 2004) yang mengungkapkan, bahwa sikap seseorang tidak selamanya tetap, karena sikap dapat berkembang manakala mendapat pengaruh baik dari dalam maupun luar yang bersifat positif dan mengesankan. Antara perbuatan dan sikap ada hubungan timbal balik, tetapi sikap tidak selalu menjelma dalam bentuk perbuatan atau tingkah laku. Secara keseluruhan berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji paired t-tes pada kegiatan intervensi penyuluhan kesehatan yang mengunakan video pada kelompok eksperimen memperoleh nilai p adalah 0.000 yang berarti pada α (0.05) terlihat ada perbedaan yang signifikan sikap pada responden setelah adanya kegiatan penyuluhan mengunakan video dan tanpa mengunakan video SADARI.

KESIMPULAN DAN SARAN Upaya perubahan pengetahuan pada remaja pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dalam upaya deteksi dini kanker payudara, adalah sebagai Pihak sekolah dapat melakukan bentuk penyuluhan sebagai media promosi kesehatan yang tidak membosankan dan kreatif serta mudah dipahami oleh remaja contohnya penyuluhan kesehatan menggunakan video, pihak sekolah dapat mencantumkan materi pemeriksaan payudara sendiri pada mata pelajaran pengampu maupun melalui pendidikan tambahan dari petugas kesehatan secara berkala dalam upaya deteksi dini kanker payudara, pihak sekolah dapat mengadakan kegiatan seperti event remaja yang positif dan mencantumkan aspek deteksi dini kanker payudara dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) seperti kompetisi cerdas cermat tentang kanker payudara, pertandingan majalah dinding (Mading) dengan tema kanker payudara antar kelas serta pada grup kegiatan teater dapat mengambarkan drama pencegahan kanker payudara. Upaya peningkatan perubahan sikap siswa SMA Negeri 9 Balikpapan tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dalam upaya deteksi dini kanker payudara adalah penyuluhan kesehatan mengunakan video dapat dibuat dengan versi yang beragam dan memasukkan pesan dengan mengunakan daya penarik emosi remaja seperti cinta, kebencian, ketakutan dan kebutuhan dalam aktualisasi diri dilingkungan sekolah, Kerjasama antar guru bidang studi dan wali kelas dalam memberikan himbauan kepada siswa dan siswinya dalam meningkatkan prestasi belajar dan menghindari kegiatan – kegiatan yang negatif serta menutup diri dari informasi kesehatan dikalangan remaja saat ini, meminimalisir persepsi hambatan remaja butuh adanya program lanjutan dari pelatihan SADARI dengan materi yang menarik dan gaul, sehingga remaja tidak menganggap SADARI sebagai tindakan yang menakutkan.

DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, (2004). Psikologi Sosial. Edisi Revisi. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta Arikunto, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta Bustan, (2007). Epideniologi Penyakit Tidak Menular. PT Rineka Cipta. Jakarta Dalimartha, (2004). Kanker Payudara. Dalam : Deteksi Dini Kanker dan Simplisia Antikanker. Penebar Swadaya, Jakarta. Lusa, (2009). Tentang Anatomi dan Fisiologi Payudara. (Online), (http://www.lusa.web.id/anatomi-dan-fisiologi-payudara, diakses 15 Mei 2012) Mubarak , dkk. (2007). Promosi Kesehatan. Graha Ilmu. Jogjakarta Notoatmodjo. (2005). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. PT Rineka Cipta, Jakarta Notoatmodjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta Sutjipto. (2008). Permasalah Deteksi Dini dan Pengobatan Kanker Payudara. (online). (http://www.dharmais.co.id/new/content.php?page=article&lang=en&id=17 diakses tanggal 23 maret 2011)

(2008). Breast Cancer : Prevention and Control. (Online). (http://www.who.int/cancer/detection/breastcancer/en/index1.html diakses 12 maret 2010). WHO (World Health Organization). (2005). Data Penderita Kanker Payudara di Dunia. (Online). (http://www.who.int/cancer/detection/braestcancer/en/index1.html diakses 12 februari 2012 IARC. (2003). Breast Cancer Incidence and Mortality Worldwide in 2002 Summary. (Online). (http://globocan.iarc.fr/factsheets/cancers/breast.asp diakses 12 februari 2010) Yayasan Kanker Indonesia Cabang Kaltim. (2011). Data Penderita Kanker Payudara di Kaltim. YKI. Samarinda WHO.

LAMPIRAN Tabel. 1

Tabel .2

Distribusi Rata-Rata Pengetahuan Responden Kelompok Eksperimen Tentang SADARI Sebelum dan Sesudah diberikan Penyuluhan Kesehatan mengunakan Video di SMAN 9 Balikpapan Tahun 2012 Eksperimen Pengetahuan P value N Pre Post Mean

18.44

39.14

SD

7.448

3.758

SE

1.053

0.531

0.000

50

Distribusi Rata-Rata Pengetahuan Responden Kelompok Kontrol I Tentang SADARI Sebelum dan Sesudah diberikan Penyuluhan Kesehatan tanpa mengunakan Video di SMAN 5 Balikpapan Tahun 2012 Kontrol I Pengetahuan

Tabel 3.

Pre

Post

Mean

18.98

36.34

SD

9.479

5.483

SE

1.339

0.775

P value

N

0.000

50

Distribusi perbandingan pengetahuan responden tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) sebelum dan sesudah pada remaja di Balikpapan

Pengetahuan Kelompok Eksperimen Sebelum Sesudah

Rerata 18.44 67.66

Perbedaan rerata 49.22

P value

n

0.000

50

Pengetahuan Kelompok Kontrol I Sebelum Sesudah Pengetahuan Kelompok Kontrol II Sebelum Sesudah

Tabel 4.

Tabel 5.

Rerata 18.98 36.34 Rerata 18.60 17.96

Perbedaan rerata 17.36 Perbedaan rerata 0.64

P value

n

0.000

50

P value

n

0.367

50

Distribusi Rata-Rata Sikap Responden Kelompok Eksperimen Tentang SADARI Sebelum dan Sesudah di SMAN 9 Balikpapan Tahun 2012 Eksperimen Sikap P value n Pre Post Mean

34.20

67.66

SD

15.752

9.917

SE

2.228

1.403

0.000

50

Distribusi Rata-Rata Sikap Responden Kelompok Kontrol II Tentang SADARI Sebelum dan Sesudah di SMAN 5 Balikpapan Tahun 2012 Kontrol II Sikap P value n Pre Post Mean

40.26

41.64

SD

13.167

12.893

SE

1.862

1.823

0.425

50