PENGARUH ROA, DER, FIRM SIZE DAN CASH POSITION TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO (Studi Pada Sektor Keuangan Yang Terdaftar Di BEI Periode 2009-2012) Dessy Natalia Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Manajemen, Universitas Dian Nuswantoro, Jl. Nakula I No.5-11, Semarang 50131; Email :
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh Return On Asset (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Firm Size, dan Cash Position secara simultan dan parsial terhadap Dividend Payout Ratio pada Sektor Keuangan yang terdaftar di BEI periode 2009-2012. Populasi dari penelitian ini adalah semua perusahaan di Sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2012. Sampel penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 72 data penelitian. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari Indonesian Capital Directory Market (ICMD) dan Indonesia Stock Exchange (IDX). Teknik analisis menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) dan Cash Postion mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio sedangkan Return On Asset (ROA) dan Firm Size mempunyai pengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Secara simultan disimpulkan bahwa variabel Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Cash Position dan Firm Size secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Koefisien determinasi yang ditunjukan dari nilai adjusted R-square sebesar 0,080. Hal ini berarti bahwa variabel dependen yaitu Dividend Payout Ratio dapat dijelaskan oleh empat variabel independen yaitu ROA, DER, Firm Size dan Cash Position sebesar 8%, sedangkan sisanya 92% dijelaskan oleh variabel atau sebab-sebab lainnya diluar model. Kata Kunci : Dividend Payout Ratio, Return On Asset (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Firm Size dan Cash Position. Abstract This research to analyze how big the influence of Return On Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Firm Size and Cash Positions simultaneously and partial against Dividend Payout Ratio in the financial sector that are listed in the BEI period of 2009-2012. The population of this research is in the financial sector all companies listed on the Indonesia Stock Exchange period of 2009-2012. Sample using purposive sampling method. In this research as many as 72 sampel. The kind of data used is secondary data derived from the Indonesian Capital Directory Market (ICMD) and the Indonesia Stock Exchange (IDX). Data analysis using double linear regression analysis. The results of research show that the Debt to Equity Ratio (DER) and Cash Position have leverage not significantly to Dividend Payout Ratio while Return On Assets (ROA) and Firm Size have leverage significantly to Dividend Payout Ratio. Simultaneously be concluded that the variable Return On Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Cash Positions and Firm Size simultaneously significant to Dividend Payout Ratio. Determination shown by the coefficients of the value of adjusted r-square as much as 0,080. This means that the dependent variable for which is Dividend Payout Ratio can be explained by four the independent variable namely ROA, DER, Firm Size and Cash Positions about 8 %, the remaining 92 % described by variable or outside the cause of the other model. Keywords : Dividend Payout Ratio, Return On Asset (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Firm Size dan Cash Position.
1.
PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan
politik yang terjadi. Faktor politik di dalam negeri turut mempengaruhi rupiah terhadap dolar AS, menyebabkan para investor bersikap menunggu dan enggan mengakumulasi aset bernilai rupiah hingga ada kepastian stabilitas politik. Fluktuasi yang terus terjadi terhadap nilai tukar berpengaruh terhadap penjualan harga saham yang terjadi. Turunnya harga saham suatu perusahaan tentu akan berpengaruh dengan hasil laba yang diperoleh perusahaan, hal tersebut juga akan berdampak pula dengan pembagaian deviden (Yatmiko, 2005). Kebijakan pembayaran deviden memiliki pengaruh bagi
pihak seperti pemegang saham, kreditor,
maupun pihak eksternal lain yang memiliki kepentingan dari informasi yang dikeluarkan perusahaan. Para pemegang saham umumnya menginginkan pembagian deviden yang stabil karena akan mengurangi ketidakpastian dan dapat meningkatkan kepercayaan para pemegang saham terhadap perusahaan, sehingga nilai saham perusahaan juga dapat meningkat (Marlina dan Danica, 2009). Keputusan pembagian deviden merupakan suatu masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan dimana manajemen sering mengalami kesulitan untuk memutuskan apakah akan membagi devidennya atau akan menahan laba untuk diinvestasikan kembali pada proyek-proyek yang menguntungkan guna meningkatkan pertumbuhan perusahaan (Lopolusi, 2013). Kebijakan deviden perusahaan tergambar pada Dividend Payout Ratio yaitu presentase laba yang dibagikan dalam bentuk deviden tunai. Bagi perusahaan, informasi yang terkandung dalam dividend payout ratio dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan jumlah pembagian deviden. Jumlah deviden yang dibagikan beberapa sektor selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 dapat dijelaskan bahwa pada sektor keuangan jumlah perusahaan yang membagikan deviden sangat banyak. Akan tetapi yang menjadi permasalahan adalah meski jumlah perusahaan yang membagikan devidennya secara terus menerus di setiap tahun sangat banyak dibanding dengan sektor yang lain, namun rata-rata angka pembagian deviden pada sektor keuangan termasuk rendah dibandingkan dengan sektor aneka industri dan sektor lainnya. Sehingga dalam penelitian ini menggunakan objek sektor keuangan karena terjadinya pertentangan antara hasil rata-rata pembagian dividen dengan jumlah perusahaan yang membagikan dividen yang tidak sesuai. Dengan demikian perusahaan harus menentukan kebijakan untuk menangani masalah yang terkait dengan deviden, karena masing-masing perusahaan menetapkan kebijakan dividen yang berbeda-beda.
Tabel 1 Research Gap Variabel Marlina dan Danica (2009) Pribadi dan Sampurno (2012) Lopolusi (2013) Meritta dan Sampurno (2013) Mahesti, Purbandari dan Mujilan (2013) Handayani dan Hadinugroho (2009) Damayanti dan Achyani (2006) Hardinugroho dan Chabachib (2012)
ROA Positif (Signifikan) Positif (Signifikan) Negatif (Tidak Signifikan) Positif (Signifikan) -
DER Positif (Tidak Signifikan) Positif (Signifikan) Positif (Signifikan)
Negatif (Signifikan)
-
-
-
-
Kriscahyadi (2013)
-
Rahayuningtyas (2014)
-
Positif (Tidak Signifikan) Negatif (Signifikan) Positif (Tidak Signifikan)
Firm Size Negatif (Signifikan) Negatif (Signifikan) Positif (Signifikan) Negatif (Tidak Signifikan) Positif (Signifikan) Negatif (Tidak Signifikan) Positif (Signifikan) Negatif (Tidak Signifikan) -
Cash Position Positif (Signifikan) Negatif (Signifikan) Positif (Tidak Signifikan) -
Sumber : Jurnal-jurnal Penelitian Terdahulu Atas dasar perbedaan hasil penelitian yang terjadi, maka adanya permasalahan tersebut perlu diteliti lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio dengan mengunakan variabel Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Firm Size dan Cash Position pada sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2012.
2.
TINJAUAN PUSTAKA dan PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1
Pengertian Deviden Deviden yaitu bentuk distribusi laba yang diperoleh perusahaan kepada pemegang
saham sesuai dengan proporsi lembar saham yang dimiliki oleh pemegang saham tersebut. Deviden merupakan bagian dari keuntungan perusahaan yang diberikan kepada para pemegang saham dan dapat dilakukan secara berkala baik dalam bentuk uang (Cash), deviden saham (Stock Dividend), dan deviden ekstra. Deviden ekstra diberikan sebagai tambahan pembayaran deviden kepada pemegang saham karena oleh adanya kelebihan harga yang didapat perusahaan (Hermuningsih, 2007). Ada beberapa macam teori mengenai kebijakan deviden dalam Sawir (2004: 147) yaitu Devidend irrelevance theory adalah teori yang menyatakan bahwa kebijakan deviden tidak mempunyai pengaruh baik terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya. Teori
kebijakan Bird in the hand-Theory dinyatakan oleh Gordon dan Lintner yang menyatakan bahwa jumlah modal sendiri akan naik jika dividend payout ratio rendah. Hal ini dikarenakan para pemegang saham lebih suka menerima deviden dibanding capital gain. Teori perbedaan pajak oleh Litzenberger dan Ramaswamy menyatakan bahwa karena adanya biaya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gain. Para investor lebih menyukai capital gain dikarenakan para investor dapat menunda pembayaran pajak. Investor mensyaratkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi pada saham yang memberikan dividend yield tinggi dan capital gain yield rendah daripada saham dengan dividend yield rendah dan capital gain yield tinggi. Teori signaling hypotheses bukti empiris bahwa jika ada terjadi kenaikan pada pembayaran dividen, seringkali dikaitkan pula dengan kenaikan harga saham. Sebaliknya, turunnya pembayaran dividen pada umumnya berdampak pula pada harga saham yang ikut turun. Teori clientele effect menyatakan bahwa kelompok (clientele) para pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan. Kelompok pemegang saham yang membutuhkan penghasilan pada saat ini lebih menyukai pembayaran dividen yang tinggi. Sebaliknya para pemegang saham yang tidak membutuhkan uang saat ini lebih senang jika perusahaan menahan sebagian besar laba perusahaan. 2.1.1 Macam-macam kebijakan deviden Menurut Bambang Riyanto (2008:269) ada macam-macam kebijakan deviden yang dilakukan oleh perusahaan yaitu antara lain sebagai berikut: 1)
Kebijakan deviden yang stabil.
2)
Kebijakan dengan penetapan jumlah deviden minimal plus jumlah deviden ekstra tertentu.
3)
Kebijakan deviden dengan penetapan dividend payout ratio yang konstan.
4)
Kebijakan deviden yang fleksibel.
2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden pada suatu perusahaan antara lain (Sawir, 2004:139): 1)
Posisi Likuiditas Perusahaan
2)
Kebutuhan Dana untuk Membayar Utang.
3)
Tingkat pertumbuhan Perusahaan dalam akses di pasar modal.
4)
Tingkat Ekspansi yang tinggi lebih baik laba yang diperoleh ditahan.
5)
Posisi pemegang saham dalam pajak.
2.1.3 Tanggal-Tanggal dalam Prosedur Pembayaran Deviden
Berikut adalah tanggal-tanggal yang harus diperhatikan dalam prosedur pembayaran deviden (Wibowo dan Arif, 2009:61) : 1)
Tanggal pengumuman (declaration date). Merupakan tanggal resmi pada saat dewan direksi mengumumkan tentang bentuk dan besarnya serta jadwal pembayaran deviden yang akan dilakukan.
2)
Tanggal pencatatan pemegang saham (date of record). Merupakan tanggal dimana investor harus terdaftar sebagai pemegang saham perusahaan publik atau emiten sehingga ia mempunyai hak yang diperuntukkan bagi pemegang saham untuk mendapatkan dividen.
3)
Tanggal pembayaran (payment date). Merupakan tanggal dimana para pemegang saham sudah dapat mengambil deviden yang diumumkan oleh emiten.
2.2
Dividend Payout Ratio (DPR) adalah gambaran dari kebijakan deviden. DPR merupakan persentase dari
pendapatan yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai Cash Dividend (Deitiana, 2013). Dividend Payout Ratio (DPR) ini ditentukan perusahaan untuk membayar dividen kepada para pemegang saham setiap tahun, penentuan DPR berdasarkan besar kecilnya laba setelah pajak. (Rosdini, 2009). 2.3
Rasio Profitabilitas Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang
dipilih oleh manajemen suatu perusahaan. Profitabilitas mengindikasikan seberapa efektif keseluruhan dikelola (Pearce dan Robinson, 2008:241). Dalam penelitian ini rasio profitabilitas di proxikan oleh: 1.
Return On Asset Return On Assets (ROA) yaitu rasio yang mengukur tingkat efektivitas perusahaan
didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva-aktiva yang dimiliki perusahaan. Nilai ROA yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan mampu mengelola aset yang dimiliki perusahaan dengan sebaik-baiknya. Perusahaan yang memiliki aset bagus menghasilkan ROA yang tinggi pula, dan menunjukan bahwa perusahaan berjalan dengan efisien (Charlie, 2010:71). H1 : Return On Assets memiliki pengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio 2.4
Rasio Leverage
Rasio Leverage digunakan untuk menganalisis pembelanjaan yang dilakukan berupa komposisi utang dan modal serta kemampuan perusahaan untuk membayar bunga dan beban tetap lainnya (Sugiyono, 2009:70). Dalam penelitian ini rasio profitabilitas di proxikan oleh:
1.
Debt to Equity Ratio Debt To Equity Ratio (DER) mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban yang ditunjukan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang (Riyanto, 2008). Semakin tinggi rasio debt to equity ratio maka semakin semakin besar dana yang dipinjam dari pihak luar dalam arti adalah semakin banyak hutang yang ditanggung suatu perusahaan (Alwi, 1994:115). Sehingga dapat disimpulkan bahwa apabila debt to equity ratio semakin besar maka kewajiban perusahaan dalam membayar dividen kepada para investor semakin kecil. H2 : Debt to Equity Ratio memiliki pengaruh negatif terhadap Dividend Payout Ratio 2.5
Firm Size Firm Size merupakan ukuran perusahaan dimana perusahaan yang memiliki aset yang
besar akan lebih mudah memasuki pasar modal untuk menjaga reputasi dan dengan demikian perusahaan akan membagikan deviden yang lebih besar (Handayani dan Hadinugroho, 2009). Ukuran perusahaan adalah salah satu faktor penting karena jika suatu perusahaan tersebut memiliki finansial yang baik diyakini bahwa perusahaan tersebut mampu memenuhi kewajiban dalam tingkat pengembalian investasi bagi para investor (Mahesti, Purbandari dan Mujilan 2013). H3 : Firm Size memiliki pengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio 2.6
Cash Position Cash Position merupakan hal yang perlu dipertimbangkan sebelum mengambil
keputusan menetapkan besarnya dividen. Karena besarnya deviden yang akan dibayarkan akan sangat dipengaruhi oleh besarnya posisi kas pada suatu perusahaan. Posisi kas yang besar dipandang sebagai suatu kelebihan tersendiri bagi para investor, namun ada pula sisi negatif yang dipandang bagi para investor apabila posisi kas besar dianggap sinyal buruk karena perusahaan tidak daat manfaatkan kas dengan maksimal (Pribadi dan Sampurno, 2012). H4 : Cash Position memiliki pengaruh negatif terhadap Dividend Payout Ratio Kerangka Konseptual Gambar 1: Model Penelitian Return On Asset
H1 (+) Debt to Equity Ratio
H2 (-) H3 (+)
Firm Size
H4 (-)
Cash Position 3
DPR
METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel-variabel yang dibutuhkan dalam penelitian ini ada enam variabel yang terdiri dari empat variabel independen yaitu Return On Assets, Debt to Equity Ratio, Firm Size dan Cash Position serta satu variabel dependen yaitu Dividend Payout Ratio (DPR). 1. Dividend Payout Ratio Dividend Payout Ratio adalah perbandingan antara besarnya deviden persaham yang dibagikan dengan besarnya laba perlembar saham (Riyanto, 2008). Dividen Payout Ratio tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
(Sumber : Charlie, 2010: 072) 2. Return On Assets Rasio yang dapat menunjukan kemampuan keuangan suatu perusahaan dari modal yang di investasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor baik investasi obligasi maupun investasi saham. Rasio ROA dapat di rumuskan sebagai berikut :
(Sumber : Riyanto, 2008) 3. Debt to Equity Ratio Debt to Equity Ratio dijadikan sebagai bagian dari modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:
(Sumber : Sugiyono, 2009:71) 4. Firm Size Ukuran sebuah perusahaan diukur dengan menggunakan logaritma natural dari total aset perusahaan. Firm Size dapat dirumuskan sebagai berikut:
(Sumber : Lopolusi, 2013)
5. Cash Position Merupakan hal sangat penting karena besarnya dividen yang akan dibayarkan akan sangat dipengaruhi oleh besarnya posisi kas pada suatu perusahaan. Kas dapat berfungsi untuk menjaga likuiditas (Riyanto, 2008). Cash Position dapat dirumuskan sebagai berikut:
(Sumber : Lopolusi, 2013) 3.2
Penentuan Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan perusahaan di Sektor Keuangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam kurun waktu tahun 2009 sampai 2012 yang mempublikasikan laporan keuangan baik di Annual Report Tahunan yang di publish oleh IDX (Indonesian Stock Exchange) ataupun di Indonesian Capital Market Directory (ICMD) di 2009 sampai 2012. Sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling atau pemilihan sampel dengan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan sebagai pertimbangan dalam memperoleh sampel adalah sebagai berikut : 1.
Perusahaan yang berfokus di Sektor Keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2009 sampai 2012.
2.
Perusahaan Sektor Keuangan yang mempublikasikan laporan keuangan baik di Annual Report Tahunan yang di publish oleh IDX (Indonesian Stock Exchange) ataupun di Indonesian Capital Market Directory (ICMD) di 2009 sampai 2012.
3.
Perusahaandi Sektor Keuangan yang berturut-turut membagikan dividen dari tahun 2009 sampai 2012. Berdasarkan kriteria-kriteria purposive sampling diatas, maka didapat sampel perusahaan yang memenuhi ketiga kriteria diatas berjumlah 18 perusahaan.
3.3
Metode Analisis Data
3.3.1 Pengujian Asumsi Klasik Proses pengujian asumsi klasik OLS (Ordinary Least Square) terlebih dahulu dilakukan sehingga hasil yang diperoleh layak digunakan. Pada prakteknya, ada empat uji asumsi klasik yang digunakan, yaitu normalitas, multikolonieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. 3.3.2 Analisis Regresi Linear Berganda Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis menggunakan model analisis regresi linear berganda. Model analisis ini digunakan untuk mengetahui signifikansi hubungan antara
variabel independent yang diteliti dengan variabel dependent-nya. Model persamaan regresi linear berganda yang digunakan adalah sebagai berikut : Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + εt Dimana : Y = Dividend Payout Ratio X1 = Return On Asset; X2 = Debt to Equity Ratio; X3 = Firm Size; X4 = Cash Position; β0 = Konstanta (intercept); βi = Koefisien regresi; εt = Error Term 3.1.1 Pengujian Hipotesis Penelitian 1.
Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji Koefisien Determinasi ( R2 ) mengukur seberapa baik kemampuan model dalam
menjelaskan variance terhadap variabel dependen. Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1, jadi jika nilai R2 lebih mendekati 0, berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. 2.
Uji Statistik F Uji F dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada signifikansi pengaruh secara
bersama-sama dari variabel independent terhadap variabel dependent dengan langkah – langkah : Merumuskan Masalah H0 : β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = 0 Return On Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Firm Size dan Cash Position secara bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ β5 ≠ 0 Return On Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Firm Size dan Cash Position secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. 3.
Uji Statistik t Uji t dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari masing – masing
variabel independent terhadap variabel dependent dengan langkah – langkah: Merumuskan Masalah H0 : β1,β2,β3,β4,β5 = 0 Return On Assets, Debt to Equity Ratio, Firm Size dan Cash Position secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Ha : β1,β2,β3,β4,β5 ≠ 0
Return On Assets, Debt to Equity Ratio, Firm Size dan Cash Position secara parsial berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio.
4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Deskriptif Deskripsi variabel dalam statistik deskriptif yang digunakan meliputi nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi variabel dependen (Dividend Payout Ratio) dengan variabel independen ( ROA, DER, Firm Size, Cash Position). Variabel ROA (Return On Asset) pada rata-rata sebesar 4,60 lebih kecil dari standar deviasi sebesar 5,63, sehingga data pada variabel ROA tidak menyebar dan terjadi penyimpangan. ROA memiliki nilai maksimum sebesar 28,00 dijelaskan oleh PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk pada tahun 2009 dan nilai ROA minimum sebesar -7,22 dijelaskan oleh PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk pada tahun 2009. Variabel DER (Debt to Equity Ratio) memiliki nilai rata-rata sebesar 5,32 lebih besar dari nilai standar deviasi sebesar 4,28 sehingga data pada variabel DER menyebar dan tidak terjadi penyimpangan. Nilai tertinggi sebesar 19,32 yang terdapat di perusahaan PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk pada tahun 2012 dan nilai terendah sebesar 0,11 yang terdapat pada perusahaan PT. Panca Global Securities Tbk pada tahun 2012. Variabel Firm Size memiliki nilai rata-rata sebesar 15,93 lebih besar dari nilai standar deviasi sebesar 2,79 sehingga data pada variabel Firm Size menyebar dan tidak terjadi penyimpangan. Nilai tertinggi adalah sebesar 20,27 yang terdapat pada perusahaan PT. Bank Mandiri Tbk di tahun 2012 dan nilai terendah sebesar 11,52 terdapat pada perusahaan PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk di tahun 2009. Variabel Cash Position memiliki nilai ratarata sebesar 2,59 lebih besar dari nilai standar deviasi sebesar 1,93, sehingga data menyebar dan tidak terjadi penyimpangan. Nilai tertinggi sebesar 11,00 pada perusahaan PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk di tahun 2009 dan nilai terendah Cash Position sebesar 0,50 yang terdapat pada perusahaan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk ditahun 2009 dan PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk di tahun 2010. B. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Gambar 2
Berdasarkan gambar 2 dapat dilihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel terikat dan variabel bebas terdistribusi normal. 2.
Uji Multikolinearitas Tabel 2 Coefficientsa Collinearity Statistics Model
Tolerance
VIF
ROA
.907
1.103
DER
.541
1.850
FirmSize
.511
1.958
CashPosition .836 a. Dependent Variable: DPR
1.196
1
(Constant)
Dari pengujian uji multikolinearitas pada tabel 2, ditunjukan bahwa hasil pengujian tolerance menunjukkan tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,1 dan nilai VIF lebih dari 10. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas dalam penelitian ini. 3.
Uji Heterokedastisitas (Uji Glejser) Tabel 3 Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients
Model
B
Std. Error
1
(Constant)
9.608
6.236
ROA
-.276
.151
DER
-.291
FirmSize
.109
CashPosition .222 a. Dependent Variable: AbsRes
Beta
T
Sig.
1.541
.128
-.227
-1.830
.072
.257
-.182
-1.131
.262
.406
.044
.268
.789
.458
.063
.486
.629
Hasil tampilan output SPSS dengan jelas menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen nilai Absolut Residual (AbsRes) (p>0,05), dengan variabel ROA, DER, Firm Size dan Cash Position. Sehingga dapat disimpulkan model regresi ini tidak mengandung adanya. 4. Uji Autokorelasi
Tabel 4 Hasil Uji Autokorelasi Dividend Payout Ratio
du
dw
4-du
Hasil
Keterangan
1,735
2,050
2,265
du
Tidak terdapat autokorelasi
Dapat dilihat pada tabel 4 dapat disimpulkan tidak bisa menolak H0 yang menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi positif maupun negatif. Sehingga dapat disimpulkan penelitian ini terbebas dari autokorelasi. C.
Uji Hipotesis Atas dasar hasil analisis regresi linier berganda pada tabel 5, dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% diperoleh persamaan sebagai berikut : DPR = 51,796 - 0,548 ROA + 0,753 DER - 1,480 FirmSize - 0,911 Cash Position Tabel 5 Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
51.796
10.753
ROA
-.548
.260
DER
.753
FirmSize
-1.480
CashPosition -.911 a. Dependent Variable: DPR
Beta
t
Sig.
4.817
.000
-.251
-2.103
.039
.444
.263
1.698
.094
.701
-.336
-2.113
.038
.789
-.144
-1.154
.253
Pembahasan Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Dividend Payout Ratio Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa Return On Asset (ROA) berpengaruh secara signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Variabel ROA memiliki nilai signifikasi 0,039 nilai tersebut lebih kecil dari tingkat signifikasi 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio. Sehingga Hipotesis 1 diterima. Kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan mengelola aset yang dimiliki suatu perusahaan sangat rendah. Karena perusahaan lebih banyak memiliki total asset dibandingkan laba bersih, sehingga banyak aktiva yang menganggur akibatnya hanya sedikit investor yang melihat dari profit asset. Kemungkinan banyak total asset yang menganggur ini dilihat oleh para investor sebagai signal negatif terhadap perusahaan tersebut, yang mengartikan bahwa perusahaan tidak dapat mengelola aset dengan baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Handayani dan Hadinugroho (2009). Pengaruh Debt on Equity Ratio (DER) terhadap Dividend Payout Ratio
Variabel Debt to Equity Ratio (DER) memiliki nilai signifikasi 0,094. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio. Sehingga hipotesis 2 ditolak.
Hal ini
disebabkan karena adanya pertimbangan yang berbeda dari beberapa investor dalam memandang variabel Debt Equity Ratio. Semakin tinggi hutang maka akan semakin tinggi pula risiko yang dihadapi oleh perusahaan. Komitmen perusahaan disektor keuangan dalam melakukan pembayaran deviden secara teratur menyebabkan kemampuan pembayaran deviden tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya hutang perusahaan. Dalam persamaan regresi memperlihatkan koefisien Debt Equity Ratio sebesar 0,753 yang menunjukan jika Debt Equity Ratio naik sebesar 1 satuan maka Dividend Payout Ratio akan mengalami kenaikan sebesar 0,753 kali. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hadinugroho dan Chabachib (2012). Pengaruh Firm Size terhadap Dividend Payout Ratio Variabel Firm Size memiliki nilai signifikansi 0,038, nilai tersebut lebih kecil dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa Firm Size berpengaruh secara signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Sehingga hipotesis 3 diterima. Perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan yang semakin besar cenderung menginvestasikan kembali total pendapatan dana yang dimiliki untuk mengembangkan perusahaan daripada membagikan deviden. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pribadi dan Sampurno (2012). Pengaruh Cash Position terhadap Dividend Payout Ratio Variabel Cash Position memiliki nilai signifikasi sebesar 0,253. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel Cash Position tidak berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio. Sehingga hipotesis 4 ditolak. Perusahaan tidak hanya memerlukan ketersediaan kas agar dapat membagikan dividen namun perusahaan juga harus memiliki laba yang ditahan. Ketersediaan kas yang terlalu tinggi menunjukan pula ketidakefektifan perusahaan dalam menggunakan modal kerja yang tidak menguntungkan sehingga perusahaan tidak efisien dan dampaknya adalah pembayaran dividen yang kecil. Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan Marlina dan Clara Danica (2009). 5.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Dividend Payout Ratio, penelitian ini menyimpulkan bahwa dari hasil pengujian secara simultan (Uji F) menunjukan bahwa variabel independen Return On Asset (ROA), Debt Equity Ratio (DER), Firm Size dan Cash Position secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu
Dividend Payout Ratio. Dari hasil pengujian secara parsial (Uji t) menunjukkan bahwa variabel Return On Asset secara parsial memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Hal ini dapat diartikan bahwa besar kecilnya variabel Return On Asset mempengaruhi dalam pembagian dividen.Variabel Debt Equity Ratio secara parsial memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Hal ini dapat diartikan bahwa besar kecilnya variabel Debt Equity Ratio tidak mempengaruhi pembagian dividen. Variabel
Firm Size secara parsial memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap
Dividend Payout Ratio. Hal ini dapat diartikan bahwa besar kecilnya variabel Firm Size dapat mempengaruhi pembagian dividen. Variabel Cash Position berpengaruh negatif dan tidak signifikan. Sehingga Cash Position tidak berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio. Hal ini dapat diartikan bahwa besar kecilnya variabel Cash Position tidak mempengaruhi pembagian dividen. Saran Faktor-faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada penelitian ini hanya terbatas pada informasi internal masing-masing perusahaan yang berdasarkan laporan keuangan perusahaan. Oleh karena itu, disarankan agar penelitian selanjutnya juga menggunakan informasi eksternal perusahaan mengenai kondisi makro ekonomi, tingkat inflasi, suku bunga, dan lain-lain. Bagi pihak investor perlu memperhatikan Return On Assets dan Firm Size sebagai pertimbangan dalam menentukan investasi pada masa mendatang apabila mengharapkan pembayaran dividen, karena variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Bagi manajemen dapat lebih memperhatikan unsur-unsur yang terdapat dalam variabel Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Firm Size dan Cash Position, dikarenakan variabel-variabel tersebut kemungkinan akan menjadi variabel-variabel yang akan dipertimbangkan oleh para investor dalam menetapkan investasinya. Bagi Akademisi disarankan untuk melakukan penelitian dengan menggunakan periode yang lebih lama dan menggunakan variabel independen yang lebih banyak. Selain itu perlu mempertimbangkan jumlah sampel yang lebih besar agar mendapatkan kesimpulan dan cakupan yang lebih luas. DAFTAR PUSTAKA Alwi, S. 1994. Alat-alat Analisis dalam Pembelanjaan. Yogyakarta: Andi Offset Yogyakarta. Amah, Nik. 2012. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividend Policy Perusahaan Go Public Di Indonesia”. Jurnal Akuntansi dan Pendidikan. Volume 1, Nomor 1, Oktober. Amran, Irawati. 2014. “Sebarluaskan Informasi Kemudahan Berinvestasi di Pasar Modal, BEI Gelar Workshop Wartawan di Balikpapan 11-Sep-2014”. http://www.idx.co.id.
Azhar, M. 2014. “Rupiah Masih Terpapar Gonjang Ganjing Politik, Rupiah dan Situasi Politik Memanas Rupiah Ditutup Melemah” http://www.tempo.co/read/news/2014/10/13. Bodie, Zvi, Alex Kane dan Alan J. 2006. Investasi edisi keenam buku 2. Jakarta : Salemba Empat. Bringham, Eugene dan Joel F Houston. 2001. Manajemen Keuangan edisi kedelapan. Jakarta: Erlangga. Charlie, Lie. 2010. Kalau Ada Uang Belilah Saham. Bandung : Triexs Media Bandung. Damayanti, S dan Fachan Achyani. 2006. “Analisis Pengaruh Investasi, Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen Payout Ratio”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol 5, No 1, April. Darmadji, Tjiptono. 2006. Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab. EdisiKedua. Jakarta: Salemba Empat. Deitiana, Tita. 2009. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Pembayaran Dividen Kas ”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol 11, No 1, April, hal 57-64. Deitiana, Tita. 2013. “Pengaruh Current Ratio, Return On Equity dan Total Asset Turn Over terhadap Dividend Payout Ratio dan Implikasi pada Harga Saham”. Bisnis dan Akuntansi. Vol 15, No 1, Mei, hal 82-88. Ghozali, Imam. 2009. Ekonomika Teori, Konsep, dan Aplikasi dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hadinugroho, Agung dan Chabachib. 2012. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2010”.Diponegoro Journal Of Management. Vol 1, No 1, hal 1-11. Hadiwijaya. R dan Lely Fera. T. 2009. “Pengaruh Profitabilitas Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia”. Jurnal Organisasi dan Manajemen. Vol 5, No 2, Maret, Hal 49-54. Handayani, Dwi. R dan Hadinugroho. B. 2009. “Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Hutang, ROA, Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen”. Fokus Manajerial. Vol 07, No 1, hal 64-71. Hermuningsih, Sri. 2007. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan yang Go Public di Indonesia”. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan. Vol 4, No 2, November. Horne, James. C dan John. M. W. 2001. “ Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan 2”. Jakarta : Salemba Empat. Kriscahyadi, Herdy T. 2013. “Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Cash Position, Debt to Equity Ratio dan Company Size terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan manufaktur di BEI Tahun 2008-2010”. Jurnal Q-MAN. Vol 2, No 7, hal 81-96. Lopolusi, Ita. 2013. “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Sektor Manufaktur yang Terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Surabaya. Vol 2, No1. Mahesti, Febrijani et. al. 2013. ” Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2009-2011”. Jurnal Riset Manajemen dan Akuntansi. Vol 01, No 02, Agustus, hal 13-21. Marietta, Unzzu dan Djoko Sampurno. 2013. “Analisis Pengaruh Cash Ratio, Return On Assets, Growth, Firm Size. Debt to Equity Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio”. Diponegoro Journal Of Management. Vol 02, No 03, hal 1. Marlina, Lisa dan Danica, Clara. 2009. “Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio, dan Return on Assets Terhadap Dividend Payout Ratio”. Jurnal Manajemen Bisnis. Volume 2, Nomor 1, Januari, hal 1-6. Nadjibah. 2008. “Analisis Pengaruh Asset Growth, Size,Cash Ratio Dan Return On Asset Terhadap Dividen Payout Ratio”. Thesis Universitas Diponegoro Semarang.
Pearce, John dan Richard B Robinson. 2008. Manajemen Strategis buku 1 ed 10. Jakarta : Salemba empat. Pribadi, A. S dan R. Djoko. S. 2012. “Analisis Pengaruh Cash Position, Firm Size, Growth Opportunity, Ownership dan Return On Asset Terhadap Dividend Payout Ratio”. Diponegoro Journal Of Management. Vol 1, No 1, hal 211-212. Rahayunigtyas, Septi. 2014. “Pengaruh Ratio-Ratio Keuangan Terhadap Dividend Payout Ratio”. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol 7, No 2. Riyanto, Bambang. 2008. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Kedelapan.Yogyakarta: BPFE. Rosdini, Dini. 2009. “ Pengaruh Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio”. Working Paper In Accounting Finance. Oktober. Salim, Joko. 2010. 30 Strategi Cerdas Investasi Saham Paling Menguntungkan. Jakarta : Gramedia. Sawir, Agnes. 2004. Kebijakan Pendanaan dan Restrukturisasi Perusahaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono, arief. 2009. Manajemen Keuangan untuk Praktisi keuangan. Jakarta : Grasindo. Wibowo dan Aubakar Arif. 2009. Akuntansi Keuangan Dasar 2. Cikal Sakti. Yatmiko, S. 2005. “Pengaruh Nilai Kurs Rupiah Per Dolar AS dan Tingkat Suku Bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham sektor Aneka Industri”. http://repository.widyatama.ac.id. Yulia, Mona. 2013. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Financial Leverage dan Nilai Saham Terhadap Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur, Keuangan dan Pertambangan yang Terdaftar di BEI”.