1
PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR 5E BERBASIS KONSTRUKTIVISTIK PADA MATERI SISTEM SIRKULASI MANUSIA UNTUK KELAS XI SMA Nurina, Masjhudi, dan Amy Tenzer Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan LKS model siklus belajar 5E berbasis konstruktivistik pada materi sistem sirkulasi manusia. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan untuk menghasilkan LKS materi sistem sirkulasi manusia yang berbasis konstruktivisme dengan model siklus belajar (learning cycle) lima tahap (engagement, exploration, explanation, elaboration, dan evaluation). Model pengembangan yang digunakan merujuk pada model 4-D, yaitu: Define, Design, Develop, dan Disseminate Instrumen pengumpulan data berupa angket: (1) validasi ahli pengembangan (dosen), ahli materi (dosen), dan ahli pengguna lapangan (guru), (2) penilaian keterlaksanaan penggunaan LKS, (3) keterbacaan LKS oleh siswa, (4) afektif siswa, lembar observasi penilaian psikomotor, dan soal uji kompetensi kognitif. LKS hasil pengembangan telah divalidasi dengan hasil validasi dari ahli pengembangan dan ahli pengguna lapangan mendapatkan rata-rata persentase 98,75% dengan kriteria valid; dari ahli materi mendapatkan rata-rata persentase 96,43% dengan kriteria valid. Setelah divalidasi, LKS diujicoba pada skala terbatas, yaitu pada kelas XI IPA 3 SMA Negeri 7 Malang. Rerata persentase hasil penilaian keterlaksanaan penggunaan LKS adalah 90,4%. Hasil uji keterbacaan LKS oleh siswa, mendapatkan rerata persentase 87,9 %. Berdasarkan hasil uji coba skala terbatas, rerata nilai kognitif siswa adalah 81,54; rerata nilai psikomotor siswa adalah 87,97 dengan kriteria sangat baik; rerata nilai afektif siswa adalah 83,21 dengan kriteria sangat tinggi. LKS materi sistem sirkulasi manusia yang telah dikembangkan layak digunakan sebagai salah satu bahan ajar yang menunjang pembelajaran Biologi di SMA. Kata kunci: LKS, siklus belajar 5E, konstruktivistik Pemerintah telah menghendaki terjadinya perubahan dalam bidang pendidikan, yaitu dari pembelajaran teacher centered menuju student centered (Nurhadi dkk, 2004). Student centered mengandung arti bahwa peran guru sebagai fasilitator dan keaktifan belajar di dalam kelas lebih didominasi oleh siswa. Siswa dituntut untuk aktif dalam membangun atau mengkonstruk pengetahuan dari pengalaman-pengalaman yang telah dialaminya sesuai dengan paham konstruktivisme. Teori belajar konstruktivis dapat diterapkan melalui model pembelajaran siklus belajar 5E. Model siklus belajar tersebut merupakan suatu struktur pembelajaran yang terdiri dari lima tahap yaitu tahap engagement, exploration, explanation, elaboration, dan evaluation. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) merupakan salah satu bahan ajar yang dapat dikembangkan oleh guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi di SMAN 7 Malang, LKS yang digunakan terutama untuk pelajaran Biologi adalah LKS yang dikeluarkan oleh penerbit yang
2
hanya berisi tentang uraian materi dan soal-soal sehingga siswa belum bisa menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari. LKS yang digunakan oleh siswa hanya berisi ringkasan materi dan pertanyaan-pertanyaan yang belum menuntut siswa untuk berpikir sistematis. Dari hasil wawancara dengan guru Biologi, diperoleh informasi bahwa siswa masih merasa kesulitan dalam mengaitkan materi yang dipelajari di sekolah dengan fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari siswa khususnya untuk materi sistem sirkulasi manusia. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan tersebut, maka diperlukan LKS untuk materi sistem sirkulasi manusia yang terstruktur dan mudah dipahami oleh siswa, sehingga siswa mampu mengaitkan materi yang dipelajari di sekolah dengan fenomena yang terjadi pada kehidupan sehari-hari siswa. Materi sistem sirkulasi manusia merupakan materi yang cukup menarik untuk dipelajari karena materi ini berhubungan langsung dengan kehidupan manusia, namun sebagian yang dibahas dalam materi ini cukup sulit untuk dipahami karena bagi sebagian siswa materi tersebut mengandung banyak unsur mengingat atau menghafal. Melalui LKS yang berorientasi pada siklus belajar 5 tahap yang berbasis konstruktivisme diharapkan siswa akan lebih mudah dalam memahami materi. Siswa dituntut untuk belajar secara aktif dan mandiri dalam membangun konsep melalui model siklus belajar ini. Penggunaan LKS yang berorientasi pada siklus belajar diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa menjadi lebih baik METODE Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan untuk menghasilkan LKS materi sistem sirkulasi manusia yang berbasis konstruktivisme dengan model siklus belajar (learning cycle) lima tahap (engagement, exploration, explanation, elaboration, dan evaluation). Model pengembangan yang digunakan merujuk pada model 4-D (Thiagarajan, dkk 1974), yaitu: Define, Design, Develop, dan Disseminate. Tahap Define (analisis situasi awal), meliputi: analisis SK dan KD, dan indikator kompetensi, kondisi siswa, kondisi sekolah, teori dan filosofi pembelajaran, konteks kurikulum, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), isu-isu saat ini, refleksi siswa, dan refleksi guru (Soewono, 2011). Pada tahap Design, dilakukan penyusunan RPP yang bertujuan untuk menyediakan acuan dalam pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan dalam menerapkan LKS yang telah dikembangkan. Pengembangan RPP didasarkan pada SK dan KD yang harus dicapai oleh siswa dalam pembelajaran menggunakan bahan ajar berupa LKS. Tahap Develop terdiri dari: 1) tahap pengembangan dan penyusunan LKS yang meliputi 4 kegiatan yaitu: pengumpulan pustaka, pembuatan peta konsep, pengembangan Isi pembelajaran, dan penulisan LKS, 2) tahap validasi yang bertujuan untuk menguji tingkat validitas dan keefektifan LKS yang telah dihasilkan. Validasi LKS dilakukan oleh ahli materi, ahli pendidikan, dan ahli pengguna lapangan, 3) tahap revisi I yang dilakukan setelah LKS divalidasi oleh validator sebelum dilakukan uji coba kepada siswa, 4) tahap uji coba hasil pengembangan yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang digunakan untuk pertimbangan dalam menetapkan kelayakan LKS dalam pembelajaran biologi di SMA kelas XI. Uji coba dilakukan di SMAN 7 Malang dengan subjek uji coba yaitu kelas XI IPA 3 tahun ajaran 2012/2013. Proses uji coba dilakukan melalui kegiatan pembelajaran secara langsung, yaitu sebanyak 5 kali pertemuan (10 jam pelajaran), dengan alokasi waktu 45 menit setiap jam pelajaran, 5) tahap revisi dan produk akhir
3
pengembangan yang merupakan tahap akhir dalam tahap pengembangan LKS. Tahap revisi ini bertujuan untuk menghasilkan LKS yang memenuhi SK, KD, dan Indikator kompetensi yang telah dirumuskan. Sedangkan untuk tahap Disseminate (penyebaran LKS secara luas) tidak dilakukan karena memberi kesempatan supaya diteruskan oleh peneliti lain. Data yang diperoleh dari pengembangan LKS ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa skor jawaban angket penilaian dari validator, angket keterlaksanaan penggunaan LKS dalam pembelajaran oleh observer, angket uji keterbacaan LKS oleh siswa, lembar observasi untuk penilaian psikomotor, angket afektif siswa, serta nilai hasil uji kompetensi siswa setelah uji coba LKS, sedangkan data kualitatif berupa tanggapan dan saran yang diberikan oleh validator. Instrumen pengumpul data yang digunakan dalam pengembangan LKS ini adalah angket validasi yang terdiri dari angket validasi LKS oleh dosen ahli pendidikan, ahli materi, dan guru sebagai ahli pengguna lapangan, angket penilaian keterlaksanaan uji coba LKS, angket keterbacaan LKS oleh siswa, lembar observasi penilaian psikomotor, dan angket afektif siswa. Produk LKS diujicobakan kepada siswa sehingga didapatkan hasil nilai dari mengerjakan LKS dan deskripsi keterlaksanaan uji coba LKS. Data diperoleh dari hasil penilaian angket validasi LKS oleh validator, data uji keterbacaan LKS oleh siswa, data checklist pada lembar penilaian keterlaksanaan penggunaan LKS, data hasil belajar (kognitif, psikomotor, dan afektif) siswa dianalisis secara kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan dalam menganalisis data kuantitatif berupa skor angket penilaian validator dan angket uji keterbacaan LKS oleh siswa adalah dengan menghitung persentase jawaban. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut. x x100% P xi Keterangan: P = Persentase Σx = Jumlah jawaban responden dalam 1 item Σxi = Jumlah nilai ideal dalam item Untuk data keterlaksanaan penggunaan LKS, deskripsi keterlaksanaan penggunaan LKS dianalisis berdasarkan keterlaksanaan setiap tahapan belajar siswa di dalam LKS untuk dikerjakan oleh siswa. Lembar penilaian keterlaksanaan penggunaan LKS dianalisis secara kuantitatif. Sedangkan untuk data hasil belajar kognitif, data yang dianalisis berupa skor jawaban benar pada uji kompetensi yang hasilnya diubah dalam bentuk persentase seperti pada rumus berikut ini. X 100% Untuk hasil belajar psikomotor, diukur menggunakan lembar observasi penilaian psikomotorik. Pengukuran ranah psikomotor menggunakan lembar observasi penilaian psikomotor siswa dengan skala Likert. Ketercapaian hasil belajar afektif siswa dalam pembelajaran diukur dengan menggunakan angket afektif siswa dengan hasil pengukuran berupa skor atau angka. Hasil belajar psikomotor dan afektif siswa di cari dengan seperti pada rumus berikut. X 100%
4
HASIL Hasil pengembangan terdiri dari 3 tahapan, yaitu Define, Design, dan Develop. Tahap Define: 1) Analisis Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), Indikator Kompetensi, SK dan KD yang dipilih disesuaikan dengan tahun ajaran pada waktu pengembangan dan uji coba produk, yaitu untuk SMA kelas XI program IPA semester ganjil tahun ajaran 2012/2013. SK yang dipilih adalah SK 3 mata pelajaran biologi untuk SMA kelas XI, yaitu menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/gangguan yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas. KD yang dipilih adalah KD 3.2 yaitu menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/gangguan yang dapat terjadi pada sistem peredaran darah. Mengacu pada tuntutan KD 3.2 tersebut, ranah kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa adalah: a) kognitif, meliputi kemampuan memahami struktur, fungsi, dan proses serta kelainan atau gangguan pada sistem peredaran darah, kemampuan memahami struktur, fungsi, dan proses serta kelainan atau gangguan pada sistem limfatik, b) afektif, meliputi sikap kerjasama dalam kelompok, percaya diri, komunikatif, jujur, aktif, dan antusias, dan 3) psikomotor, meliputi kemampuan melakukan eksperimen sesuai dengan prosedur yang benar, mengumpulkan data dengan benar, dan kemampuan untuk bekerja dengan tepat waktu. Kondisi siswa yang diamati adalah hasil belajar siswa subjek penelitian yaitu kelas XI IPA 3 untuk mata pelajaran Biologi pada semester ganjil, tahun ajaran 2012/2013. Kelas XI IPA 3 terdiri dari 42 siswa dengan rincian 24 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki. Untuk dua materi sebelum sistem sirkulasi yaitu materi jaringan hewan menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal 21,5% dan materi sistem gerak 4,5 %. Kondisi Sekolah, SMA Negeri 7 Malang merupakan salah satu Sekolah Standar Nasional (SSN) di kota Malang. Sekolah ini menyediakan berbagai macam fasilitas yang memadai bagi siswanya, antara lain ruang kelas, LCD Projector di setiap ruang kelas, ruang laboratorium dengan peralatan dan koleksi yang cukup lengkap, tata sekolah yang rapi dan bersih, serta manajemen sekolah yang baik. Untuk teori dan filosofi pembelajaran, kegiatan pembelajaran di SMA Negeri 7 Malang mengarahkan siswa-siswanya untuk terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Teori pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswa tersebut adalah teori konstruktivisme. Model pembelajaran yang mungkin digunakan untuk mendukung teori konstruktivisme adalah siklus belajar. Dalam model pembelajaran ini, siswa belajar secara sistematis berdasarkan tahapan-tahapan dalam siklus belajar 5E, yaitu engagement, exploration, explanation, elaboration, dan evaluation. Kurikulum yang digunakan di SMA Negeri 7 Malang, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), materi pembelajaran yang diterapkan di sekolah diharapkan memuat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini. Di SMA Negeri 7 Malang, belum digunakan LKS yang memuat perkembangan IPTEK yang berkaitan dengan materi sistem sirkulasi manusia. Untuk isu-isu saat ini yang berkaitan dengan sistem sirkulasi manusia antara lain, makanan yang tidak baik untuk kesehatan sistem sirkulasi, keamanan transplantasi jantung, dan transfusi darah antar golongan darah yang sejenis. Refleksi siswa tentang kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru selama ini pembelajaran biologi siswa selalu kurang bersemangat karena metode yang digunakan guru hanyalah ceramah dengan sekali-kali melontarkan pertanyaan kepada siswa. LKS yang dimiliki siswa hanya dikerjakan ketika nilai siswa kurang
5
atau untuk remidi tanpa adanya pembahasan atas jawaban siswa, sedangkan untuk refleksi guru, guru sendiri menyadari bahwa metode yang digunakan monoton, karena hanya ceramah, sekali-kali diadakan praktikum pada materi yang membutuhkan praktikum. LKS yang digunakan oleh siswa adalah LKS yang dibeli dari penerbit yang hanya berisi uraian materi dan soal-soal yang belum menuntut siswa untuk berpikir sistematis sehingga guru sering memberikan soal-soal tambahan untuk melatih kemampuan berpikir siswa. Tahap Design: Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pada tahap ini dilakukan perancangan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran yang meliputi silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator Kompetensi (IK) yang telah dirumuskan. RPP dijadikan acuan untuk mengembangkan draf LKS agar kegiatan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Pada tahap Develop, terdiri dari beberapa tahap. Tahap pertama yaitu pengembangan dan penyusunan LKS dengan kegiatan pertama yaitu pengumpulan pustaka. Beberapa sumber relevan yang digunakan dalam pengembangan LKS yaitu: 1) Aryulina, Diah, dkk. 2007. Biologi 2: SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2) Mader, Silvya. S. 2004. Understanding Human Anatomy & Physiology, Fifth Edition. United States of America: The McGraw-Hill Companies, 3) Saladin, Ken. 2003. Anatomy and Physiology: The Unity of Form and Function, Third Edition. United States of America: The McGraw-Hill Companies, 4) Scanlon, Valerie C and Sanders, Tina. 2007. Essentials of Anatomy and Physiology, Fifth Edition. New York: F. A. Davis Company, 5) Seeley, Rod R., Stephens, Trent D., and Tate, Philip. 2007. Essentials of Anatomy and Physiology, Sixth Edition. New York: McGraw-Hill Companies, dan 6) Tortora, Gerald J and Derrickson, Bryan. 2009. Principles of Anatomy and Physiology, Twelfth Edition. United States of America: John Wiley & Sons. Inc. Kegiatan berikutnya adalah Pembuatan peta konsep yang bertujuan untuk membuat sistematika pokok-pokok materi yang akan dipelajari dalam LKS. Selain itu juga untuk mengetahui keterkaitan sub materi yang satu dengan sub materi yang lain dalam LKS. Kegiatan selanjutnya adalah pengembangan isi pembelajaran. LKS yang dikembangkan mencakup tiga kegiatan belajar yaitu: Kegiatan belajar 1, membahas tentang sistem peredaran darah manusia. Kegiatan belajar 1 disampaikan dalam 2 x pertemuan (4 jam pelajaran). Tahap Engagement pada kegiatan 1 berisi pertanyaan yang terkait dengan pengertian sistem sirkulasi dan komponen peredaran darah. Pada tahap Exploration, siswa melakukan pengamatan model darah, praktikum uji golongan darah dan berdiskusi mengenai mekanisme pembekuan darah, transfusi darah, alat-alat yang berperan dalam proses peredaran darah (jantung dan pembuluh darah), dan peredaran darah. Pada tahap Explanation pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab siswa tentang mekanisme transpor O2, CO2, dan nutrisi oleh sistem peredaran darah, struktur sel darah, faktor-faktor yang mempengaruhi pembekuan darah, dasar penggolongan darah, anatomi jantung dan pembuluh darah, serta tentang peredaran darah. Tahap Elaboration berisi pertanyaan tentang hubungan antara sistem peredaran darah dengan termoregulasi, donor platelet, dan tekanan darah. Tahap terakhir yaitu tahap Evaluation, berisi pertanyaan-pertanyaan yang merupakan rangkuman dari materi atau pertanyaan yang diajukan pada tahap-tahap sebelumnya.
6
Kegiatan belajar 2, membahas tentang sistem limfatik. Kegiatan belajar 2 disampaikan dalam 1 x pertemuan (2 jam pelajaran). Tahap Engagement berisi pertanyaan tentang peranan dan komponen penyusun sistem limfatik. Pada tahap Exploration, siswa disajikan materi tentang sistem limfatik dan soal sebagai bahan diskusi yaitu tentang mekanisme dan organ-organ penyusun sistem limfatik. Pada tahap Explanation pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab siswa adalah tentang peranan sistem limfatik dalam pertahanan tubuh dan fungsi dari organ-organ limfatik. Tahap Elaboration berisi pertanyaan tentang gangguan pada sistem limfatik. Tahap terakhir yaitu tahap Evaluation, berisi pertanyaan-pertanyaan yang merupakan rangkuman dari materi atau pertanyaan yang diajukan pada tahap-tahap sebelumnya. Kegiatan belajar 3, membahas tentang kelainan dan penyakit pada sistem peredaran darah. Kegiatan belajar 3 disampaikan dalam 1 x pertemuan (2 jam pelajaran). Tahap Engagement berisi tentang pertanyaan anemia. Pada tahap Exploration, siswa diberikan soal tentang penyakit yang lain yang dapat terjadi pada sistem peredaran darah. Pada tahap Explanation, siswa diberikan pertanyaan tentang penyakit pada sistem peredaran darah, namun pada tahap ini siswa dituntut untuk berpikir logika. Pada tahap Elaboration berisi pertanyaan-pertanyaan yang mengharuskan siswa untuk menerapkan konsep yang telah diperolehnya yaitu gangguan pada sistem peredaran darah. Pada tahap ini juga siswa diberi tugas untuk mencari artikel tentang transplantasi jantung dan melakukan analisis kritis artikel. Tahap terakhir yaitu tahap Evaluation, berisi pertanyaan-pertanyaan yang merupakan rangkuman dari materi atau pertanyaan yang diajukan pada tahap-tahap sebelumnya. Kegiatan selanjutnya dari tahap pengembangan dan penyusunan LKS adalah penulisan LKS. LKS yang dikembangkan terdiri dari LKS untuk siswa dan LKS untuk guru. LKS untuk siswa terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian pendahuluan, terdiri dari cover, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, cara menggunakan LKS, SK, KD, dan indikator kompetensi. Selanjutnya, bagian isi terdiri dari tiga kegiatan belajar siswa. Masing-masing kegiatan belajar tersebut terdiri dari lima tahap, yaitu Engagement, Exploration, Explanation, Elaboration, dan Evaluation. LKS yang dikembangkan terdiri dari tiga sub materi sistem sirkulasi manusia. Kegiatan belajar 1 mempelajari sistem peredaran darah, kegiatan belajar 2 mempelajari sistem limfatik, dan kegiatan belajar 3 mempelajari tentang kelainan dan penyakit pada sistem peredaran darah. Bagian penutup berisi daftar rujukan yang berisi sumbersumber rujukan dalam penulisan LKS. Sedangkan LKS Untuk Guru guru memuat beberapa komponen, yaitu cover, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, cara menggunakan LKS, silabus, RPP, peta konsep, kegiatan belajar siswa lengkap dengan kunci jawaban, dan soal uji kompetensi yang dilengkapi dengan kunci jawabannya, serta daftar rujukan. Ringkasan data hasil validasi LKS untuk guru oleh ahli pengembangan dan ahli pengguna lapangan terlihat pada Tabel 1 dan ahli materi terlihat pada Tabel 2, ringkasan data keterlaksanaan penggunaan LKS dalam pembelajaran terlihat pada Tabel 3, dan ringkasan data penilaian keterbacaan LKS oleh siswa terlihat pada Tabel 4.
7
Tabel 1. Ringkasan Data Hasil Validasi LKS untuk guru oleh Pengguna Lapangan Aspek yang Dinilai Rata-rata (%) 1. Cover 95.8 2. Kata pengantar 100 3. Daftar isi/gambar 97.2 4. Petunjuk penggunaan LKS 100 5. Peta konsep 100 6. Jenis kegiatan siswa 97.2 7. Uraian materi 97.2 8. Silabus 100 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 100 10. Gambar 100 11. Soal evaluasi 100 12. Kegiatan belajar siswa (berdasarkan model 98.9 siklus belajar yang berorientasi konstruktivisme) 13. Kunci jawaban 100 14. Daftar rujukan 100 15. Komponen kebahasaan 94.9 Jumlah 1481.2 Rata-rata 98.75
Ahli Pendidikan dan Ahli Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Valid Valid Valid Valid
Tabel 2. Ringkasan Data Hasil Validasi LKS untuk guru oleh Ahli Materi Aspek yang Dinilai Rata-rata (%) Kriteria 1. Kesesuaian Indikator Kompetensi dengan 100 Valid Kompetensi Dasar 2. Kesesuaian materi dengan dengan Indikator 100 Valid Kompetensi 3. Kejelasan penyajian materi 100 Valid 4. Kesesuaian soal dengan tuntutan Indikator 100 Valid Kompetensi 5. Kebenaran konsep 100 Valid 6. Kelengkapan isi materi 75 Cukup Valid 7. Kesesuaian gambar-gambar dengan konsep 100 Valid Jumlah 675 Rata-rata 96.43 Valid Tabel 3. Ringkasan Data Penilaian Keterlaksanaan Penggunaan LKS dalam Pembelajaran Kegiatan Rata-rata (%) Kriteria 1. Siswa menggunakan LKS dalam kegiatan 94.6 Sangat baik pembelajaran 2. Pemakaian LKS sesuai dengan tahapan 94.6 Sangat baik pada RPP 3. Siswa melakukan kegiatan pembelajaran 91.6 Sangat baik sesuai dengan petunjuk dan tahap-tahap yang ada di dalam LKS 4. Siswa secara berkelompok saling 88.7 Sangat baik bekerjasama dalam mendiskusikan soal di dalam LKS 5. Siswa menyelesaikan soal dalam LKS 82.7 Sangat baik sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan Jumlah 452,2 Rata-rata 90.4 Sangat baik
8
Tabel 4. Ringkasan Data Penilaian Keterbacaan LKS oleh Siswa Aspek yang Dinilai Rata-rata (%) 1. Cover/Halaman sampul 94.4 2. Daftar isi/gambar/tabel 83.3 3. Petunjuk penggunaan LKS 89.3 4. Jenis kegiatan dalam LKS model Learning 90.0 Cycle (5E) 5. Daftar rujukan 80.9 6. Soal uji kompetensi 88.1 7. Gambar 89.3 Jumlah 615.3 Rata-rata 87.9
Kriteria Valid Cukup Valid Valid Valid Cukup Valid Valid Valid Valid
PEMBAHASAN LKS materi sistem sirkulasi manusia ini perlu dikembangkan karena dapat dijadikan sebagai salah satu sumber belajar bagi siswa, memudahkan siswa memahami materi, melibatkan siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran, melatih kepekaan siswa dalam mengaitkan dan menerapkan materi yang dipelajari di sekolah untuk menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Hasil validasi LKS oleh validator ahli pendidikan dan ahli penerapan lapangan menunjukkan persentase rata-rata 98,75% dan validator ahli materi dengan persentase 96,43%. Hasil analisis keterlaksanaan penggunaan LKS dalam pembelajaran menunjukkan rata-rata 90,08%. Persentase ini menunjukkan bahwa penggunaan LKS oleh siswa selama pembelajaran sangat baik. Setelah dilakukan uji kompetensi materi sistem sirkulasi manusia, persentase ketuntasan belajar siswa yaitu 88,09% dengan rata-rata nilai kelas yaitu 81,54. Persentase ketuntasan belajar tersebut sudah mencapai kriteria ketuntasan klasikal yaitu ≥85%. Setelah uji kompetensi, siswa diberikan angket afektif untuk mengetahui sikap atau minat siswa belajar biologi dengan menggunakan LKS yang telah dikembangkan. Rata-rata persentase sikap atau minat siswa yaitu 83,21 %. Persentase tersebut menunjukkan bahwa sikap atau minat siswa untuk belajar biologi dengan LKS yang telah dikembangkan sangat tinggi. Setelah dilakukan uji coba, siswa diberikan angket keterbacaan LKS untuk mengetahui sejauh mana LKS yang dikembangkan dapat dipahami oleh siswa. Persentase rata-rata keterbacaan siswa yaitu 87,97%, nilai tersebut termasuk dalam kategori valid yang artinya siswa mudah memahami LKS. Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan secara terbatas pada kelas XI IPA 3 di SMA Negeri 7 Malang, LKS materi sistem sirkulasi manusia yang telah dikembangkan layak digunakan sebagai salah satu bahan ajar yang menunjang pembelajaran. LKS sudah sesuai dengan model pembelajaran siklus belajar yang berbasis konstruktivistik. Model siklus belajar merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa dibimbing untuk menemukan konsep, membangun pengetahuan sendiri dengan membandingkan pengetahuan lama yang telah dimilikinya dengan pengetahuan baru yang diterimanya sehingga siswa mampu menerapkan konsepkonsep yang telah ia peroleh untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari. Tahapan-tahapan pembelajaran dalam LKS menggunakan model siklus belajar yang berbasis konstruktivistik sehingga siswa dapat membangun konsep melalui pengalamannya sendiri kemudian mampu menerapkan konsep yang telah diperolehnya pada kehidupan sehari-hari mereka melalui kegiatan eksperimen, pengamatan, dan diskusi yang telah dirancang pada setiap kegiatan pembelajaran
9
Kegiatan pembelajaran pada LKS terdiri dari engagement, exploration, explanation, elaboration, dan evaluation yang membantu siswa dalam membangun konsep mulai dari konsep sederhana menuju yang kompleks sampai pada penerapan konsep yang telah diperoleh. Dengan model siklus belajar, siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih paham terhadap materi yang sedang dipelajari, yang terbukti dengan adanya peningkatan yang terjadi pada hasil belajar siswa, yang pada materi sebelumnya hanya 4,5% dari keseluruhan siswa yang tuntas belajar, setelah diterapkan LKS dengan model siklus belajar persentase siswa yang tuntas belajar meningkat menjadi 88,09%. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Dasna dan Sutrisno (2005) yang menyatakan bahwa dalam model siklus belajar, proses pembelajaran melibatkan siswa dalam kegiatan belajar yang aktif sehingga terjadi proses asimilasi, akomodasi, dan organisasi dalam struktur kognitif siswa. Bila proses konstruksi pengetahuan terjadi dengan baik, maka pebelajar akan dapat meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang dipelajari. PENUTUP Kesimpulan Bertolak dari temuan penelitian dan pembahasan, hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa LKS sudah sesuai dengan model pembelajaran siklus belajar yang berbasis konstruktivistik. Penerapan LKS yang dikembangakan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi. Saran Berdasarkan simpulan di atas, disarankan untuk mengujicobakan LKS yang telah dikembangkan pada seluruh kelas XI IPA SMAN 7 Malang sebelum digunakan pada skala yang lebih luas. DAFTAR RUJUKAN Dasna, I. W dan Sutrisno. 2005. Model-model Pembelajaran Konstruktivistik dalam Pengajaran Kimia. Malang:Jurusan Kimia FMIPA UM Nurhadi., Yasin, B., dan Senduk, A.G. 2004. Pembelajaran Konstekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang Suwono, H. 2011. Inovasi Belajar Mengajar, (Online), (www.hadisuwono.blogspot.com, diakses tanggal 10 Maret 2012). Thiagarajan, S., Semmel, D. S & Semmel, M. I. 1974. Instructional Development for Training Teachers of Expectional Children: A Source Book. Minnesota: University of Minnesota. Dari Education Resources Information Center, (Online), (http://www.eric.ed.gov/PDFS/ED090725.pdf), diakses pada tanggal 10 April 2013.