PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN 2

Download pelajaran IPA. Telah dilakukan penelitian tindakan kelas (PTK) yang bertujuan ..... (2007). penerapan Teori Pembelajaran Siswa Sekolah Dasa...

0 downloads 383 Views 234KB Size
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN 2 Kombo Pada Pokok Bahasan Konduktot Dan Isolator Melalui Metode Demonstrasi Rusliadi, Lestari M P Alibasayah, dan Mestawaty As.A Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa kelas VI SDN 2 Kombo Kec. Dampal Selatan kab. Tolitoli pada mata pelajaran IPA. Telah dilakukan penelitian tindakan kelas (PTK) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SDN 2 kombo pada mata pelajaran IPA melalui penerapan metode demonstrasi. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi, dengan jumlah siswa 20, yaitu terdiri dari 4 lakilaki dan 16 perempuan. Dari hasil evaluasi akhir siklus I diperoleh ketuntasan belajar klasikal sebesar 65 % sedangkan pada siklus II diperoleh ketuntasan belajar klasikal sebesar 90 %. Dapat disimpulkan bahwa penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas VI SDN 2 Kombo. Kata Kunci: Metode Demonstrasi, Hasil belajar siswa I.

PENDAHULUAN Setiap siswa memiliki perbedaan antara yang satu dengan yang lain dalam

aspek fisik, pola pikir, dan cara- cara merespons atau mempelajari sesuatu yang baru. Dalam konteks belajar, setiap siswa memiliki kelebihan dan kekurangan dalam menyerap pelajaran. Oleh karena itu, dalam dunia pendidikan dikenal berbagai metode untuk dapat memenuhi tuntutan perbedaan individual tersebut. Bahkan akhir-akhir ini dalam sistem pembelajaran dibuat sedemikian rupa sehingga siswa dapat dengan bebas memilih pola pendidikan yang sesuai dengan karakteristrik dirinya (Asrori, 2008:220). Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali terdengar orangtua melakukan berbagai cara untuk membuat anaknya menjadi berprestasi. Orangtua berlomba lomba menyekolahkan anak - anaknya ke sekolah favorit. Anak juga diikutkan dalam berbagai kursus maupun les privat yang terkadang menyita habis waktu yang seharusnya bisa dipergunakan anaknya senang - senang bermain atau bersosialisasi dengan teman - teman sebayanya. Namun demikian, usaha - usaha

173

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X tersebut seringkali belum membuahkan hasil seperti yang diharapkan, bahkan ada yang justru menimbulkan masalah baru bagi anaknya. Berdasarkan hasil pengamatan dari pengamatan semester I dan II tahun 2011/2012 serta tahun 2012/2013 dapat dilihat pada dokumun nilai rata-rata SDN 2 Kombo pada tabel ini: Tabel. 1 Rekapitulasi hasil tes Semester I dan II No

Nilai rata-rata Semester

Tahun 2011/2012

Tahun 2012/2013

1

I

52,05 %

58,20 %

2

II

58,24 %

62,34 %

Tabel ini menunjukan hasil belajar siswa masih berada dibawa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh sekolah 65 % maka perlu dilakukan perbaikan proses pembelajaran yang sesuai perkembangan peserta didik. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh bahwa metode pembelajaran konvensional masih diterapkan di SDN 2 Kombo, khususnya siswa kelas VI. Guru berperan sebagai penyampai materi pelajaran, berdiri di depan kelas, menghadapi sejumlah siswa dan menjelaskan isi pelajaran. Sesekali mungkin ada siswa yang bertanya atau meminta penjelasan, dan guru mengulangi penjelasan sebagai jawabannya. Siswa duduk dengan rapi, mendengarkan keterangan guru, atau sedikit mencatat keterangan itu. Situasi ini membuat proses pembelajaran bersifat pasif, yaitu siswa hanya diberi atau menerima, dan guru melaksanakan pengajaran dengan penuturan (Verbal) semata - mata. Hal itu berimplikasi dengan rendahnya hasil belajar siswa dan rendahnnya aktivitas siswa dalam pembelajaran. Bagaiman upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA melalui metode demonstrasi menurut Teguh Ermawan (2009). II. METODE PENELITIAN Pelaksanaan penelitian tindakan dilakukan di SDN 2 Kombo Kecamatan Dampal Selatan Kabupaten Tolitoli.Subyek penelitian ini dengan jumlah 20

174

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X orang siswa 4 orang laki-laki dan perempuan 16 orang.Kegiatan awal yang dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan adalah observasi dan tes awal,bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa kelas ini mengikuti tahap tindakan yang bersiklus. Model penelitian ini mengacu pada modifikasi diagram yang di cantumkan Kemmis dan Taggart (Depdiknas 2005).Tiap siklus dilakukan beberapa tahap, yaitu 1) Perencanaan Tindakan, 2) Pelaksanaan tindakan, 3) Observasi, dan 4) Refleksi. Tahap-tahap tersebut dapat dijelaskan sebagai Berikut Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini direncanakan minimal dua siklus dimana setiap siklus memiliki tahapan sebagai berikut: 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan tindakan, 3) Observasi, 4) Refleksi. Adapun kegiatan-kegiatan dalam setiap siklus terdiri dari empat tahap adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah: a Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) pada pokok bahasan Konduktor dan Isolator yang diajarkan dengan menggunakan metode Demonstrasi. b. Membuat lembar obsservasi dan terhadap guru dan siswa selama proses belajar mengajar di kelas. c. Membuat lembar kegiatan dan menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk melaksakan pembelajaran. 2. Pelaksanaan Tindakan Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini didasarkan pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disiapkan, yaitu dengan menggunakan metode demonstrasi. 3. Observasi Pada tahap ini dilaksakan proses kegiatan pembelajaran di kelas dengan menggunakan lembar observasi untuk mengamati kegiatan siswa maupun peneliti yang akan dilakukan teman sejawat dari SDN 2 Kombo Pada tahap ini seluruh hasil dan data yang diperoleh dari beberapa sumber dianalisis dan direflesikan, apakah kegiatan yang dilakukan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan konduktor dan isolator di Kelas VI 175

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X SDN 2 Kombo. Hasil refleksi akan digunakan sebagai acuan untuk merencanakan tindakan yang lebih efektif pada siklus berikutnya.hasil analisis ini akan memberikan gambaran bagaimana dampak dan tindakan yang dilakukan jika masih terdapat kekurangan maka dilakukan proses kembali siklus. III.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pemgamatan yang dilakukan peneliti dalam proses belajar mengajar pada

pelaksanaan pembelajaran siklus I maupun siklus II diperole hasil sebagai berikut: Rekafitulasi Nilai Evaluasi Siklus I Pertemuan I. Siklus I Tabel 2. Rekapitulasi nilai analisis tes Siklus I Aspek Perolehan Hasil No Siklus I pert. I Siklus I Pert. II 1 Jumlah perolehan 1.350 1.420 1 Skor tertinggi 80 80 2 Skor terendah 50 60 3 Nilai rata-rata 67,5 % 71,00 4 Jumlah seluruh siswa 20 orang 20 5 Banyaknya siswa yang tuntas 13 0rang 18 orang 6 Siswa yang tidak tuntas 7 orang 2 orang 7 Ketuntasan belajar klasikal 65 % 90 % 8 Tidak tuntas 35 % 10 % 9 Kriteria Baik Sangat baik Presentase Nilai rata-rata ( NR ) = Jumlah Skor x 100 = Skor maksimal Kriteria taraf kebersihan tindakan: 80% < NR ≤ 100% = Sangat baik 60% < NR ≤ 80%

= Baik

40% < NR ≤ 60% = Cukup 20% < NR ≤ 40% = Kurang 0% < NR ≤ 20% = Sangat kurang Berdasarkan penelitian analisis diatas siswa mencapai persentase pada siklus I yang tuntas 13 orang 65 %, yang tidak tuntas 7 orang 35 %, adapun refleksi Siklus I ada beberapa faktor yang tidak tercapainya yaitu; 1. Pada awal penyampaian guru masih kurang. 2. Sebagian siswa sepenuhnya mampu memenuhi materi pembelajaran.

176

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X 3. Siswa belum mampu berkomonikasi apa yang belum dipahami 4. Sebagian pula siswa tidak memperhatikan pada saat demonstrasi. Kemudian proses pembelajaran diadakan kembali siklus berikutnya yaitu siklus II,pada pelaksanaan tindakan berikutnya siklus II yang tuntas 18 orang 90 %, yang tidak tuntas hanya 1 orang 10 % ,setelah pelaksanaan tindakan siklus II mengingat data tersebut diatas sebagai tenaga pendidik diupayakan lebih meningkat lagi nilai hasil belajar akhirnya siswa dikategorikan sangat baik. Siklus II Tabel 3. Rekapitulasi Nilai Analisis Tes Tindakan Siklus II No

Aspek Perolehan

Hasil Siklus II pert. I

Siklus II pert.II

1

Jumlah Perolehan

1.390

1.640

2

Skor tertinggi

90

90

3

Skor terendah

60

70

4

Nilai rata-rata

69,50 %

82,00 %

5

Jumlah seluruh siswa

20 orang

20

5

Banyaknya siswa yang tuntas

16 orang

19 orang

7

Siswa yang tidak tuntas

4 orang

1 orang

8

Ketuntasan belajar klasikal

80 %

95 %

9

Kriteria

Baik

Sangat baik

Berdasarkan tabel tersebut diatas, untuk analisis siklus II pokok bahasan konduktor dan isolator melalui proses belajar mengajar dengan jumlah siswa 20 orang . Pada pertemuan siklus II pertemuan I hanya siswa yang tuntas 16 orang 80 % yang tidak tuntas 4 orang 20 % kategori baik, dengan diupayakan lebih meningkat lagi perlu tindakan berikunya pada siklus berikunya ,dengan demikian pada pertemuan siklus II Pertemuan II adapun pertemuan siklus berikutnya yang tuntas 19 orang 95 % yang tidak tuntas 1 orang 5 % dikategorikan sangat baik . Pembahasan Penelitian tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Kombo dengan jumlah siswa 20. Penelitian dilakukan dengan dua siklus. Langkah awal yang dilakukan sebelum melakukan tindakan ini yaitu melakukan

177

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X observasi awal siswa dan tes awal. Hal itu dilakukan untuk mengetahui keadaan kelas serta tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran dan untuk menjadi pedoman dalam pembentukan kelompok. Penelitian tindakan kelas memiliki sifat yang khas yaitu reflektif partisipatoris. Artinya, guru sebagai peneliti berpartisipasi secara aktif melaksanakan proses pembelajaran dan sekaligus mengamati, mencermati, merenungkan, mencari dan menemukan aspek-aspek yang penting untuk diperbaiki. Unsur utama yang membedakanya dengan penelitian lain adalah adanya tindakan untuk memperbaiki proses pembelajaran dan hasil belajar siswa (Asrori, 2008: 81). Penelitian tindakan kelas yang menggunakan metode demonstrasi suda sering dilakukan dibeberapa sekolah, dan diantara penelitian itu antara lain; 1. Penelitian Intan Primawati (2013) dengan judul “Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA pada materi konduktor dan isolator panas melalui metode demonstrasi di SDN Kelapa Kembar Kelas VI semester 1 Tahun

Ajaran

2012/2013

Kecamatan

Subang

Kabupaten

Subang”.

Menghasilkan: a. Siklus I: Ketuntasan klasikal 75% dan daya serap klasikal 60%. b. Siklus II: Ketuntasan klasikal 90% dan daya serap klasikal 80%. 2. Penelitian Teguh Ernawan (2009) dengan judul “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam pelajaran IPA melalui metode demonstrasi pada 3. Kelas III SDN 3 Jenengah Sawit Boyolali Tahun 2009/2010 menghaslkan: a. Siklus I: Ketuntasan Klasikal 75% dan daya serap klasikal 65%. b. Siklus II: Ketuntasan Klasikal 90% dan daya serap klasikal 80%. Berdasarkan hasil analisis aktivitas guru siklus I diperoleh sebesar 71,05 % dan berada dalam kategori baik, sedangkan aktivitas siswa untuk 6 siswa berada Pada hasil analis tes siklus I, diperoleh persentase ketuntasan klasikal sebesar 65 % dengan 13 siswa yang tuntas dan 7 siswa yang tidak tuntas dari 20 siswa kelas VI SDN 2 Kombo. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada tes siklus

178

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X I sebesar 80 yang diperoleh oleh 4 siswa dan skor terendah adalah 50 yang diperoleh oleh 2 siswa. Berdasarkan data kuantitatif (ketuntasan klasikal dan daya serap klasikal) dan data kualitatif (aktivitasguru dan siswa) pada siklus I belum memenuhi indikator kinerja keberhasilan. Indikator keberhasilan untuk data kualitatif, 80% < NR ≤100% = sangat baik, 60% < NR ≤ 80% = baik, 40% < NR ≤ 60% = cukup, 20% < NR ≤ 40% = kurang, dan 0< NR ≤ 20% = sangat kurang. Indikator data kuantitatif untuk daya serap klasikal dan ketuntasan klasikal sebesar 80 %. Rendahnya presentase ketuntasan belajar kelasikal dan daya serap klasikal pada siklus I ini disebabkan karena belum aktifnya guru dan siswa dalam proses pembelajaran, sebagian siswa belum sepenuhnya mampu memahami materi pembelajaran, belum mampunya sebagaian siswa untuk bisa mengkomunikasikan apa yang siswa belum pahami, dan sebagaian siswa tidak memperhatikan saat proses demonstrasi. Setelah dilakukan refleksi pada siklus I, maka dilakukan perbaikan tindakan pada siklus II. Perbaikan yang dilakukan antara lain, mengoptimalkan peran siswa yang memiliki kemampuan yang baik untuk membantu temanya dalam satu kelompok, memberikan bimbingan khusus kepada siswa yang tingkat kecerdasanya masi rendah, dan membimbing siswa untuk memperhatikan proses demonstrasi. Hasil analisis tes siklus II Pertemuan I Nilai rata-rata 69,50 % siswa yang tuntas 16 orang 80% ,yang tidak tuntas 4 orang 20% kategorikan baik.Padapertemuan II nilai rata-rata 82,00 % siswa yang tuntas 19 orang 95% ,tidak tuntas 1 orang 5 %. IV.

PENUTUP Berdasarkan dari analisis data pada penelitihan tindakan kelas yang

dilakukan pada siswa Kelas VI SDN 2 Kombo, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA . Hal ini sesuai pada pertemuan siklus I hanya ketuntasan hasil belajar 65 % kriteria baik, dengan demikian pertemuan pada siklus II dapat meningkat ketuntasan hasil belajar 90 % kriteria ketuntasan sangat baik.Aktivitas guru I pertemuan pertama 67,30 % dan pertemuan kedua 75% kriteria 179

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X keberhasilan baik. Kemudian pada Siklus II pertemuan pertama 71 % dan berikutnya 90 %. Ketuntasan hasil belajar sangat baik. Aktivitas guru 85,52 % dan aktivitas siswa 78,84 % kriteria keberhasilan baik. Pada Siklus II pertemuan I Ketuntasan belajar 80% dikategirikan Baik Hasil siklus II pertemuan II Ketuntasan belajar 95 %. Saran Sesuai dari pelaksanaan penelitian yang dilakukan, maka peneliti menyarankan

bahwa

dalam

pelaksanaan

proses

pembelajaran,

selain

melaksanakan tindakan peneliti juga harus mampu secara bersamaan melakukan observasi dan mencari kelemahan proses tindakan yang dilakukan demi untuk perbaikan proses pembelajaran pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam melalui metode demonstrasi. DAFTAR PUSTAKA Adriana, Sofia Ira. (2007). penerapan Teori Pembelajaran Siswa Sekolah Dasar. Surabaya: SIC. Asti, Vita. (2010). Penggunaan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas V pada Pembelajaran IPA.Skripsi Salatiga: UKSW Asrori. (2008). Penelitihan tindakan kelas .Cv Wacana Prima: Bandung Arman. (2012). Peningkatan Hasil Belajar Fisika Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbantukan Modul Pada Siswa kelas XI IPA I Madrasah Aliyah Alkahirat Pusat Palu. Palu: Universitas Tadulako. Djamarah, Syaiful Bahri. (2010). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Anak Didik. Jakarta: Rineka Cipta Kalsum, 2010. Meningkatkan Hasil belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 7 Taipa Melalui Metode Demonstrasi. Palu: Universitas tadulako.

180

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X Moedjiono dan Dinyati. (1992). Strategi Belajar Mengajar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Pendidikan. Rahardja, P, Widi. (2002) Sekitar Strategi Belajar Mengajar dan Keterampilan Mengajar. Salatiga: Fakultas Ekonomi UKSW. Roetsyah, N.K, 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka cipta. Surya (2006) Kapita Selekta Kependidikan SD. Jakarta: Universitas Terbuka Samatowa, Usman (2010) Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta indeks Yamin, H. Martinis. (2005) Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Gaung Persada Pers.

181