PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH

Download Not all hospitals have a high quality of service, but there is also still low. One method that can improve the quality of service is Six. S...

1 downloads 682 Views 331KB Size
Farmaka Volume 15 Nomor 3

111

REVIEW ARTIKEL: PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN

DI RUMAH SAKIT DENGAN SIX SIGMA Kania Nabila Fajrianti, Ahmad Muhtadi Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor 45363 Telepon: (022) 7796200, Faksimile: (022) 7796200 [email protected], [email protected] ABSTRAK Rumah sakit merupakan salah satu instalasi kesehatan terbesar, di mana terdapat jenis pelayanan yang mendukung kesehatan masyarakat seperti pelayanan medik, penunjang klinik. kefarmasian, penunjang nonklinik, keperawatan dan kebidanan, dan rawat inap. Tidak semua rumah sakit memiliki mutu pelayanan yang tinggi, melainkan terdapat juga yang mutu pelayanannya masih rendah. Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan adalah Six Sigma. Six Sigma adalah alat manejemen yang biasa digunakan dengan tujuan mengurangi cacat produksi dan menekan biaya yang dikeluarkan. Alat manajemen ini biasa digunakan di suatu industri perusahaan, namun juga dapat digunakan di instalasi kesehatan seperti rumah sakit dengan tujuan meningkatkan mutu pelayanannya. Berdasarkan hasil penelusuran pustaka, Six Sigma mampu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Kata kunci: Mutu pelayanan, Six Sigma, rumah sakit

ABSTRACT The hospital is one of the largest health installations, where there are types of services that support public health such as medical services, clinical support, pharmaceuticals, nonclinical support, nursing and midwifery, and hospitalization. Not all hospitals have a high quality of service, but there is also still low. One method that can improve the quality of service is Six Sigma. Six Sigma is a management tool commonly used to reduce production defects and reduce costs. This management tool is usually used in a company's industry, but can also be used in health installations such as hospitals of improving the quality of its services. Based on the result of literature study, Six Sigma can improve the quality of health services in hospitals. Keyword: Quality of service, Six Sigma, hospital PENDAHULUAN Tingkat diberikan

oleh

diberikan pihak rumah sakit hendaknya kenyamanan

menunjang

kesembuhan

fisik

pasien. Selain itu, hendaknya juga dapat

maupun

meningkatkan kepercayaan diri pasien

ketidakpuasan seseorang terhadap proses

untuk berusaha melawan penyakit yang

pelayanan yang diterima olehnya. Maka

diderita olehnya. Dengan demikian, jasa

dari itu, proses pelayanan kesehatan yang

kesehatan

baik

jasa

mampu

sangat

memengaruhi

penyedia

yang

kepuasan

harus

terjangkau

oleh

Farmaka Volume 15 Nomor 3

112

masyarakat dan tersedia secara merata (Sunaringtyas, 2014).

Six Sigma adalah sebuah metode ilmiah yang digunakan untuk memecahkan

Kualitas pelayanan dapat diartikan

berbagai masalah di bidang industri dan

sebagai perbedaan antara pelayanan yang

bisnis. Six Sigma berorientasi pada proses

diterima secara nyata dengan harapan

serta

pelanggan.

perawatan

dalam proses pelayanan tersebut. Six

kesehatan, terdapat jenis-jenis pelayanan

Sigma juga merupakan suatu program

yang sama yang disediakan oleh rumah

untuk meningkatkan kualitas, di mana

sakit, namun kualitas pelayanannya belum

terdapat proses pengukuran, investigasi,

tentu sama. Pasien adalah pelanggan

analisis, dan evaluasi dari suatu masalah.

sehingga menjadi bagian yang sangat

Analisis ini dilakukan dengan melihat

penting dalam

sampai ke akar penyebab masalah, di mana

Di

industri

perkembangan

industri

kesehatan (Setyaningsih, 2013).

mendegah

terjadinya

kegagalan

masalah yang timbul menjadi sebab dari

Penyebab mutu pelayanan yang

ketidakpuasan pasien yang merupakan

rendah di antaranya faktor input (peralatan,

pelanggan

dana, kurangnya fasilitas, tenaga dokter

2014).

ahli, dan sebagainya). Selain itu, terdapat

POKOK BAHASAN

faktor pendukung lain yang menyebabkan

rumah

Pada

sakit

(Sunaringtyas,

organisasi

mutu pelayanan rendah di rumah sakit,

kesehatan,

yakni kuantitas dan kualitas perawat,

sebagai konsumen. Menjamin kepuasan

jumlah

pasien

dokter

spesialis,

dan

alokasi

pasien

pelayanan

adalah

dapat

prioritas

utama

berbagai

yang

pendanaan masih terfokus pada fisik dan

ditetatapkan

peralatan. Alokasi dana yang kecil ini

kesehatan. Sebuah konsep tradisional yang

merupakan salah satu alasan terhambatnya

mengatakan

peningkatan mutu pelayanan (Arifin dkk.,

membutuhkan pelayanan kesehatan dan

2011).

akan

terus

oleh

diasumsikan

bahwa

menggunakan

organisasi

masyarakat

penyedia

pelayanan kesehatan yang sama karena

Farmaka Volume 15 Nomor 3

113

membutuhkannya walaupun mereka tidak

sistem pelayanan kesehatatan bertujuan

begitu puas dengan pelayanan kesehatan

untuk

yang diterima, telah berubah dengan cepat.

layanan kesehatan menerima pelayanan

Kini seorang pasien dapat mengakses

yang sesuai, benar, dan efektif (Woodard,

informasi

2005).

pada

penyedia

pelayanan

kesehatan dan dapat membuat pilihan

meyakinkan

Upaya

bahwa

yang

konsumen

dimaksud

yakni

untuk pengobatan yang akan dijalaninya

meliputi total kualitas manajemen atau

(Bandyopadhyay and Coppens, 2005).

peningkatan

Kualitas memiliki peranan penting

kualitas

berkelanjutan,

rekayasa ulang, dan penerapan Six Sigma

ketika pasien mulai memilih penyedia

yang

pelayanan kesehatan berdasarkan mutu

dilakukan untuk meningkatkan kualitas,

pelayanan dan tingkat kepuasan dari

masalah kualitas yang serius tetap ada

pengalaman

dalam sistem pelayanan kesehatan saat ini

sebelumnya.

Banyak

relatif

baru.

administrator rumah sakit yang mulai

(IOM,

memanfaatkan

mengidentifikasi

persepsi

pasien

untuk

2001).

Meski

usaha

ini

Oleh

karena

itu,

strategi

untuk

mutu

mengatur pelayanan dan staf mereka untuk

pelayanan yang lebih baik harus terus

perbaikan terus-menerus dalam kinerja

dijadikan

organisasi

rumah sakit (Woodard, 2005).

secara

keseluruhan

(Bandyopadhyay and Copens, 2005).

kualitas

sejauh

administrator

berkelanjutan

(continuous

improvement

mana

effort) yang bertujuan untuk menurunkan

layanan kesehatan populasi dan individu

variasi dari suatu proses sehingga akan

meningkatkan

hasil

terjadi peningkatan kapabilitas produk

perawatan kesehatan yang diinginkan serta

yang bebas dari kesalahan (zero defect)

konsisten dengan pengetahuan profesional

untuk memberikan nilai kepada pelanggan

saat

(customer value) dengan target minimal

ini.

adalah

bagi

Six Sigma merupakan suatu upaya

Berdasarkan Institute of Medicine (IOM),

prioritas

kemungkinan

Walaupun

begitu,

upaya

peningkatan kualitas oleh rumah sakit dan

Farmaka Volume 15 Nomor 3

3,4

DPMO

114

(Defect

Per

Million

Opportunitis) (Putri, 2015).

- Menghubungkan Six Sigma dengan

Metode Six Sigma adalah sebuah proyek pengendalian manajemen untuk meningkatkan kualitas produk dari suatu organisasi,

pelayanan,

dan

prosesnya

secara berkelanjutan dengan mengurangi cacat. Metode ini merupakan sebuah strategi

bisnis

terfokus

strategi bisnis, pelanggan, pemasok, dan sumber daya manusia - Keterampilan manajemen proyek dan kaitannya dengan manajemen mutu - Memahami alat dan teknik dalam cakupan Six Sigma

pada

- Prioritas proyek dan alat (Hassan, 2013).

kebutuhan

Pendekatan Six Sigma mirip dengan

pelanggan, sistem bisnis, produktivitas,

pendekatan praktik medis yang digunakan

dan kinerja keuangan. Apabila dilihat

sejak

masa

Hippocrates—informasi

kembali ke pertengahan tahun 1980-an,

relevan

diikuti

diagnosis

penerapan

Setelah diagnosis

peningkatan

yang

- Pelatihan sebagai pembelajaran paralel

pemahaman

metode

Six

Sigma

yang

menyeluruh

teliti. selesai,

memungkinkan banyak organisasi untuk

pengobatan diusulkan dan dilakukan. Di

mempertahankan keunggulan kompetitif

akhir,

mereka

mengintegrasikan

pengobatan yang telah diterapkan untuk

pengetahuan mereka tentang proses dengan

mengetahui apakah pengobatan itu efektif.

statistik, teknik, dan manajemen proyek

Untuk

(Mehrabi, 2012).

pemecahan

dengan

Faktor kritis dalam kesuksesan penerapan

Six Sigma

adalah sebagai

dilakukan

pengecekan

mengoperasionalkan masalah

mengembangkan

ini,

lima

Six

pada

strategi Sigma

fase—define,

measure, analyze, improve, dan control

berikut:

(DMAIC)—yang diikuti masalah apa pun,

- Keterlibatan manajemen dan komitmen

baik besar maupun kecil, dapat dilakukan

- Perubahan budaya

pendekatan (Koning et al., 2006).

- Komunikasi - Infrastruktur organisasi

Keberhasilan penerapan Six Sigma dalam organisasi diukur berdasarkan nilai

Farmaka Volume 15 Nomor 3

sigma

yang

115

dicapai.

Metode

yang

c. Analyze: analisis melalui data-data yang

digunakan yaitu Define, Measure, Analyze,

ada,

menganalisis

Improve, Control, atau biasa disingkat

masalah

dengan DMAIC (Putri, 2015).

terhadap kesenjangan antara kinerja saat

a. Define: menentukan tujuan dan lingkup

ini dan kinerja yang diinginkan ke

yang

akar

penyebab

ditemukan,

proyek, mengumpulkan informasi dari

depan

para pelanggan, dan mengetahui proses

mempermudah ke tahap selanjutnya,

dalam menentukan proyek yang akan

sumber penyebab kegagalan pelayanan

dilakukan (Putri, 2015). Di tahap ini,

dapat digambarkan dengan detail dalam

proses-proses kunci didefinisikan, juga

bentuk diagram (Sunaringtyas, 2014).

dilakukan

pendefinisian

(Putri,

analisis

2015).

Untuk

terhadap

d. Improve: memilih karakteristik kinerja

konsumen yang terlibat di dalam proses

proses yang harus ditingkatkan dan

pelayanan

sebab-sebab

kesehatan

(Sunaringtyas,

2014).

yang

harus

dihilangkan (Putri, 2015). Pada tahap

b. Measure: menentukan pengukuran apa saja

kesalahan

yang

akan

untuk

masalah berdasarkan diagram yang

menguantifikasi masalah (Putri, 2015).

telah dibuat pada tahap analisis dengan

Tahap measure memiliki tujuan untuk

merancang usulan tindakan perbaikan.

menilai

waktu

Tujuan dari tahap ini yaitu untuk

tertentu kemudian melalui program

mengetahui apakah sistem baru di

peningkatan kualitas, dapat membantu

rumah sakit berhasil diterapkan atau

menetapkan tujuan yang harus dicapai.

tidak (Sunaringtyas, 2014).

suatu

diperlukan

ini, diberikan solusi untuk memecahkan

proses

pada

Di tahap ini, penentuan karakteristik

e. Control: mengendalikan kinerja proses

mutu pelayanan kesehatan paling kritis

dan

menetapkan

atau Ctitical to Quality dilakukan

perbaikan

(Sunaringtyas, 2014).

dilakukan perbaikan terhadap sistem

(Putri,

rencana

tindakan

2015).

Setelah

pelayanan sebagaimana yang dilakukan

Farmaka Volume 15 Nomor 3

116

pada tahap sebelumnya, di tahap ini

Massachusetts,

dilakukan pengukuran mutu pelayanan

(Thomerson, 2001).

rumah sakit (Sunaringtyas, 2014). Terdapat

Penerapannya

Serikat

difasilitasi

oleh

informasi

konsultan dari General Electric, yang

mengenai metodologi DMAIC. DMAIC

memberikan hasil positif dengan kenaikan

banyak digunakan untuk proses yang ada.

33% dalam radiologi dan 21,5% penurunan

Pendekatan ini tidak hanya memanfaatkan

biaya. Organisasi layanan kesehatan lain

alat

juga

yang selanjutnya mengikuti adalah Mount

seperti

Carmel Health System di Ohio, Thibodaux

pengembangan

Regional Medical Center di Louisiana, dan

Six

banyak

Amerika

Sigma,

menggabungkan analisis

namun

konsep

keuangan

dan

lain

jadwal proyek. Metodologi DMAIC sangat

Charleston

Area

Medical

Center

di

bagus bila diterapkan pada proses yang

Virginia Barat (Sehwail and DeYong,

sudah ada, di mana pencapaian tingkat

2003; Heuvel et al., 2005).

kinerja yang ditetapkan akan menghasilkan

Salah satu dari proyek Six Sigma

manfaat sesuai dengan yang diharapkan

yang pertama adalah mencapai pengobatan

(Chakrabarty and Tan, 2007).

tepat waktu dan akurat, serta mencari

Manfaat dari Six Sigma dimulai

penggantian klaim yang kurang lancar

dari terlihatnya sistem rumah sakit dan

Bagi Mount Carmel Health,

kesehatan.

di

proses dengan Six Sigma menghasilkan

Columbus, Ohio, adalah organisasi layanan

keuntungan bersih 857.000 dolar." (Revere

kesehatan pertama yang melaksanakan Six

and Black, 2003). Dengan demikian,

Sigma dalam organisasinya (Revere and

Mount

Black, 2003).

stabilitas finansialnya melalui Six Sigma

Mount

Salah

satu

Carmel

Health

organisasi

layanan

kesehatan pertama yang menerapkan Six Sigma

adalah

Commonwealth

Carmel

Health

"Perbaikan

meningkatkan

(Woodard, 2005). Mount Carmel melaporkan bahwa

Health

mereka bisa menghemat sampai 3,1 juta

Corporation pada 1998 di negara bagian

dolar dari program Six Sigma mereka

Farmaka Volume 15 Nomor 3

117

(Lazarus and Stamps, 2002b), Charleston

Dalam bidang pelayanan kesehatan,

Area Medical Center mampu menghemat

penerapan Six Sigma telah dilaporkan

sampai 841.000 dolar dalam manajemen

dapat mempersingkat waktu kunjungan

rantai pasok dengan menggunakan Six

pasien di rumah sakit, meningkatkan mutu

Sigma (Lazarus and Stamps, 2002a),

pelayanan, dan berkontribusi pada proses

sedangkan Thibodaux Regional Medical

administrasi yang lebih efisien (Heuvel

Center melaporkan penghematan sampai

and Does, 2004).

lebih dari 475.000 dolar per tahun pada 2001 dan 2002 (Stock, 2002).

Aplikasi praktik dari Six Sigma dalam

pelayanan

kesehatan

telah

Benedetto (2003) menggambarkan

dijelaskan oleh Van Heuvel et al. (2004),

pendekatan di University of Texas MD

serta Woodard (2005). Stahl and B.

Anderson

sementara

Schultz (2003) berargumen bahwa proses

menggambarkan

dalam bidang layanan kesehatan seringkali

Cancer

Elsberry bagaimana

Center,

(2000)

sama

desainnya lebih sederhana dibandingkan

meningkatkan jumlah ujian yang dilakukan

dengan proses industri. Stahl and B.

oleh 45 persen tanpa peningkatan sumber

Schultz (2003) percaya bahwa keterbatasan

daya (mesin dan waktu).

perbaikan dalam layanan kesehatan akan

Salah

institusi

layanan

dialami lebih awal daripada di sistem

kesehatan pertama selain di Amerika

industri. Bagaimanapun, proses sistem

Serikat yang menerapkan Six Sigma adalah

manajemen telah teridentifikasi sebagai

Red Cross Hospital di Beverwijk, Belanda,

faktor kunci untuk peningkatan jangka

dengan asistensi terhadap Institute for

panjang dari penerapan Six Sigma di

Business and Industrial Statistics di the

layanan kesehatan (Simmons et al., 2004).

University

satu

yang

of

organisasi

Amsterdam:

total

Dalam

review

tentang

upaya

penghematan sebesar 1,2 miliar dolar

peningkatan kualitas di layanan kesehatan,

dilaporkan setelah tiga tahun penerapan

Boaden et al. (2008) menyimpulkan bahwa,

(Heuvel and Does, 2004).

“Memberikan akun Six Sigma yang tidak

Farmaka Volume 15 Nomor 3

118

obyektif dalam layanan kesehatan sampai saat

ini

tidak

mungkin

memberikan

pandangan independen pada hasil yang dilaporkan.” (Tseng and Lin, 2009).

layanan kesehatan terfokus pada pelayanan dukungan

administrasi,

dan

administrasi finansial (Antony et al., 2006) dengan eksekusi proyek mengikuti proses berikut (Taner et al., 2007):

sinar X

kepuasan

pasien

di

- Mengurangi waktu pengulangan dalam menyiapkan laporan medis

personel - Meningkatkan

produktivitas

layanan

kesehatan personel - Meningkatkan

ketepatan

hasil

- Meningkatkan dan

ketepatan

proses

mengurangi

angka

- Meningkatkan

perpindahan

lintas

berbagai departemen di rumah sakit - Mengurangi

jumlah

infeksi

luka

pascaoperasi dan masalah yang terkait

- Mengurangi antrean atau kemacetan di UGD

dengan itu - Meningkatkan jadwal pemeriksaan MRI

- Mengurangi siklus waktu di berbagai area rawat inap dan rawat jalan - Mengurangi angka kesalahan dalam dan

meningkatkan

keselamatan pasien

pasien

administrasi

kesalahan penagihan

Accident and Emergency (A&E)

- Mengurangi

kesalahan

- Meningkatkan manajemen aktif biaya

penagihan

- Meningkatkan ketepatan kode klinik

pengobatan

- Mengurangi

laboratorium

- Meningkatkan kapasitas di ruang-ruang

- Meningkatkan

yang berisiko tinggi

pengobatan

Proyek Six Sigma sejauh ini dalam

langsung,

- Mengurangi kesalahan dari pengobatan

kegagalan

- Meningkatkan waktu untuk pemesanan obat - Meningkatkan pengerahan farmasis atau perawat - Meningkatkan kapasitas operasi

penanganan

- Mengurangi lamanya menetap di A&E - Memperbaiki siklus pendapatan - Mengurangi level inventori

Farmaka Volume 15 Nomor 3

119

- Memperbaiki ketepatan registrasi pasien

DAFTAR PUSTAKA

- Memperbaiki retensi karyawan

Antony, J., F. Antony, and T. Taner. 2006.

Dari

penelusuran

pustaka

The Secret of Success. Public

sebagaimana yang telah dijelaskan, Six

Service

Sigma

Industry, 10.

terbukti

dapat

meningkatkan

kualitas suatu sistem. Selain mampu

Review:

Trade

and

Arifin, Alwi, Darmawansyah, dan A.T.S.

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

Ilma

di rumah sakit, Six Sigma juga mampu

Pelayanan Kesehatan Ditinjau dari

menekan biaya pengeluaran dari rumah

Aspek

sakit tersebut.

Instalasi Rawat Inap RSU Haji

Di samping itu, kualitas manajemen organisasi dengan

kesehatan

dapat

diterapkannya

meningkat

Six

S.

2011.

Input

Analisis

Rumah

Mutu

Sakit

di

Makassar. Jurnal MKMI, Vol 7 No. 1.

Sigma.

Bandyopadhyay, J. and K. Coppens. 2005.

Organisasi kesehatan pun mendapatkan

Six Sigma Approach to Healthcare

keuntungan dengan penerapan Six Sigma

Quality

ini berupa penghematan biaya.

Management. International Journal of

KESIMPULAN Berdasarkan pustaka,

diketahui

and

Quality

Productivity

&

Productivity

Management, Volume 5, No.1. hasil

penelusuran

bahwa

Six

Sigma

Benedetto,

A.

R.

2003.

Adapting

Manufacturing-Based Six Sigma

mampu meningkatkan mutu pelayanan

Methodology

to

the

Service

kesehatan di rumah sakit.

Environment of A Radiology Flm Library. Journal of Healthcare

UCAPAN TERIMA KASIH

Management, 48(4).

Terima kasih kepada Prof. Dr.

Boaden, R. G. 2008. Quality Improvement:

Ahmad Muhtadi, M. S., Apt. selaku

Theory and Practice in Healthcare.

pembimbing.

Farmaka Volume 15 Nomor 3

120

NHS Institute for Innovation and

of Six Sigma and Competitive

Improvement, Coventry.

Advantage, 1 (4).

Chakrabarty, Ayon and K.C. Tan. 2007.

Institute of Medicine. 2001. Crossing the

The Current State of Six Sigma

Quality Chasm: A New Health

Application in Services. Managing

System

Service Quality Vol. 17 No. 2.

Washington,

Emerald Group Publishing Limited

Academies Press.

0960-4529.

for

the

21th

DC:

Century. National

Koning, Henk de, J.P.S. Verver, J.V.D.

Elsberry, R. B. 2000. Six Sigma: Applying

Heuvel, S. Bisgaard, and R.J.M.M.

A Corporate Model to Radiology.

Does. 2006. Lean Six Sigma in

Decisions in Imaging Economics,

Healthcare. Journal for Healtcare

13 (7).

Quality, Vol. 28, No. 2.

Hassan, Mohamed. K. 2013. Applying Lean

Six

Reduction

Sigma in

a

for

Waste

Manufacturing

Environment. American Journal of Industrial Engineering, Vol. 1, No. 2. Heuvel, J. van. and R. Does. 2004. Six Sigma in a Dutch Hospital: Does it

Lazarus, I. R. and B. Stamps. 2002a. The Promise of Six Sigma: Getting Better

Faster.

Extra

Ordinary

Sense, 3. Lazarus, I. R. and B. Stamps. 2002b.. The Promise of Six Sigma. Managed Healthcare Executive, 12. Mehrabi, Javad. 2012. Application of Six-

Work in a Nursing Department?

Sigma

in

Educational

Quality

Quality and Reliability Engineering

Management. Procedia - Social

International, 20 (5).

and Behavioral Sciences, 47.

Heuvel, Van den J., R.J.M.M. Does, and

Putri, Elizabeth Indah Prihanti Soetardi.

J.P.S. Verver. 2005. Six Sigma in

2015. Analisis Lean Six Sigma

Healthcare: Lessons Learned from

Perbekalan Farmasi di Gudang

A Hospital. International Journal

Farmasi RS PMI Bogor Tahun

Farmaka Volume 15 Nomor 3

121

2013.

Jurnal

Administrasi

Kebijakan Kesehatan Nomor 2, Volume 1.

Patient

Care

Process.

Nursing

Management, 35 (6). Stahl, R. and B. Schultz. 2003. From

Revere, L. and K. Black. 2003. Integrating

Incremental

Improvement

to

Six Sigma with Total Quality

Designing the Future. Six Sigma

Management: A Case Example for

Forum Magazine, 2 (2).

Measuring Journal

Medication of

Errors.

Stock, G. 2002. Taking Performance to a

Healthcare

Higher Level. Six Sigma Forum

Management, 48 (6).

Magazine, 1 (3).

Sehwail, L. and C. DeYong. 2003. Six

Sunaringtyas, Rachmawati. 2014. Studi

Sigma in Health Care. International

Kualitas Pelayanan Rawat Inap

Journal

Quality

Rumah Sakit dengan Menggunakan

Incorporating

Metode Six Sigma. Jurnal MHB,

of

Healthcare

Assurance

Leadership in Health Sevices, 16.

Volume 2.

Setyaningsih, Ira. 2013. Analisis Kualitas

Taner, M. T, B. Sezen., and J. Antony.

Pelayanan Rumah Sakit terhadap

2007. An Overview of Six Sigma

Pasien Menggunakan Pendekatan

Applications in the Health-care

Lean

Service

Industry. International Journal of

Performance) (Studi Kasus Rumah

Health Care Quality Assurance, 20

Sakit S). Spektrum Industri No. 2,

(4).

Servperf

(Lean

Volume 11.

Thomerson, L. D. 2001. Journey for

Simmons, D., P. Cenek, J. Counterman, D.

Excellence:

Kentucky’s

Hockenhury, and Litwiller. 2004.

Commonwealth Health Corporation

Reducing VAP with 6 Sigma – Use

Adopts

Quality

Annual

Improvement

Methodologies to Enhance Core

Six

Sigma

Quality

Proceedings, 55.

Approach. Congress

Farmaka Volume 15 Nomor 3

122

Tseng, M. L. and Y.H. Lin. 2009. Application of Fuzzy DEMATEL to Develop a Cause and Effect Model of Municipal Solid Waste Management in Metro Manila. Environmental

Monitoring

and

Assesment, 158. Woodard, Tanisha D. 2005. Addressing Variation in Hospital Quality: Is Six Sigma the Answer? Journal of Healthcare Management, 50:4.