PENURUNAN KONSENTRASI ORGANIK AIR GAMBUT SECARA AOP

Download itu pengembangan proses pengolahan air gambut sangat layak untuk dilakukan. ..... Lapindo dengan Metode Oksidasi Fenton dan UV, Jurnal Puri...

0 downloads 533 Views 723KB Size
Prodising SNYube 2012

PENURUNAN KONSENTRASI ORGANIK AIR GAMBUT secara AOP (Advanced Oxidation Processes) dengan FOTOKIMIA SINAR UV dan UV-PEROKSIDASI 1*

1

Elfiana dan Zulfikar 1

Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumase * Email : [email protected] Abstrak

Air gambut atau air rawa gambut adalah air permukaan dari daerah berawa atau dataran rendah, memiliki intensitas warna yang tinggi, pH rendah (pH 3 - 5) dan berikatan kuat dengan logam. Salah satu penyebab air gambut berwarna coklat kemerahan adalah tingginya kandungan zat organik terlarut di dalamnya, menimbulkan bau jika terurai secara biologi. Dari segi kuantitas, keberadaan air gambut dapat menjadi alternatif raw water untuk air bersih jika memenuhi baku mutu standar air baku. Dari segi kualitas, penggunaan air gambut tanpa pengolahan berpengaruh sangat nyata terhadap resiko kesehatan. Oleh sebab itu pengembangan proses pengolahan air gambut sangat layak untuk dilakukan. AOP (Advanced Oxidation Processes) disebut juga oksidasi kimia lanjut dapat ditawarkan untuk mengolah air gambut berwarna akibat zat organik terlarut di dalamnya dengan mengandalkan sifat reaktif radikal hidroksil (HO●). Radikal hidroksil terbentuk dari sinar UV yang dipancarkan ke dalam air (disebut Fotokimia sinar UV), atau kombinasi sinar UV dengan hidrogen peroksida (disebut UV-Peroksidasi). Penelitian dilakukan dalam reaktor batch skala laboratorium untuk mengetahui unjuk kerja (performance) proses Fotokimia sinar UV dan UV-Peroksidasi pada konsentrasi H2O2 0,016 M (0,05%), selama waktu reaksi dan penyinaran 0, 60, 120, 180 dan 240 menit. Perubahan konsentrasi oranik dinyatakan dengan effisiensi penurunan TOC (%RTOC), yang diamati menggunakan instrumen TOC-VCPH SHIMADZU. Hasil Penelitian menunjukkan %RTOC secara UV-Peroksidasi adalah 48,96-77,64% sedangkan secara Fotokimia sinar UV hanya mencapai 20,60-43,40%, keduanya terbaik pada waktu reaksi 240 menit. Hal ini menunjukkan reaktor batch UV-Peroksidasi skala laboratorium memiliki performance lebih baik dibanding Fotokimia sinar UV. Kata kunci: Air gambut, fotokimia sinar UV, reaktor batch, UV-Peroksidasi, TOC

Pendahuluan Kondisi sumber air pada setiap daerah berbeda-beda, tergantung pada keadaan alam dan kegiatan manusia yang terdapat di daerah tersebut. Masyarakat pada daerah berawa dan berdataran rendah seperti daerah Geuredong Pase di Aceh Utara, masih mengalami kesulitan untuk memanfaatkan air permukaannya sebagai raw water (sumber air baku). Daerah Geuredong Pase tersebut adalah tanah bergambut atau berawa dan air permukaannya berwarna coklat kemerahan dan bersifat asam, disebut air rawa gambut. Warna coklat kemerahan air gambut disebabkan kandungan zat organik dan besi terlarut yang tinggi berasal dari akumulasi sisa-sisa tumbuhan yang membusuk, seperti daun, pohon dan kayu. Adanya ion besi menyebabkan air berwarna kemerahan. Sedangkan pH asam air gambut disebabkan karena bercampurnya air hujan dengan tanah gambut, menyebabkan zat organik dalam bentuk asam terlarut, dan juga adanya kation yang berasal dari mineral-mineral terlarut [12][1]. Jadi sebenarnya air gambut adalah air Seminar Nasional Yusuf Benseh (SNYube 2012)

233

Prodising SNYube 2012

hujan yang jatuh ke lahan gambut, karena terjadi kontak maka kualitasnya berubah sesuai dengan yang ditempati Sebenarnya secara kuantitas air gambut berpotensial menjadi sumber air untuk dimanfaatkan manusia dalam kebutuhannya sehari-hari. Akan tetapi dari segi kualitas, estetika dan kesehatan air gambut tidak layak digunakan untuk aktivitas manusia karena tidak memenuhi standar air bersih sesuai PP 82 Tahun 2001. Hal ini mendorong timbulnya penelitian-penelitian yang baru dalam pengolahan air gambut, sehingga dapat dimanfaatkan sesuai standar yang berlaku. Air gambut dapat diolah dengan berbagai cara, baik fisik maupun kimia. Pengolahan yang paling umum dilakukan adalah koagulasi, flokulasi, sedimentasi dan filtrasi. Namun hasil yang diberikan dari proses pengolahan tersebut belumlah maksimal untuk permasalahan zat organik yang terlarut dalam air gambut. Metode koagulasi konvensional menggunakan koagulan kulit kerang dan batu karang yang telah dilakukan dalam mengolah air rawa daerah Geuredong Pase hanya mampu menyisihkan konsentrasi besi 5-58% dan tidak memberikan perubahan warna air yang signifikan baik sehingga air rawa gambut hasil olahan masih tampak berwarna kuning kecoklatan [12]. Metode Two Stage Coagulation mampu menurunkan senyawa organik air rawa gambut daerah Bangkinang di Riau sampai 88% menggunakan koagulan Alum pada dosis 280-300 mg/L tetapi tidak signifikan baik terhadap penurunan konsentrasi besinya. Proses koagulasi yang telah dilakukan membutuhkan jumlah bahan kimia koagulan yang besar, sedangkan bahan koagulan alam belum memberikan hasil yang baik terhadap air rawa gaambut hasil olahannya [4]. Oleh sebab itu perlu difikirkan suatu metode lain yang dapat dilakukan untuk penjernihaan air rawa gambut dalam hal menurunkan konsentrasi zat organik yang terkandung di dalamnya. Suatu senyawa kimia yang sulit dipecahkan melalui oksidasi kimia biasa dapat dioksidasi menggunakan radikal hidroksil (HO). Radikal hidroksil merupakan substansi reaktif terbentuk dari hasil reaksi intermediate. Radikal hidroksil memiliki potensial oksidasi (Eo=2,8V) lebih besar dibanding oksidator lainnya. Melalui teknologi oksidasi kimia lanjut (AOPs, Advanced Oxidation Processes), radikal hidroksil terbentuk akibat simulasi pancaran sinar UV dan hidrogen peroksida [11]. Cervera and Esplugas, 1983 dalam C.W.Jones (1999) menyebutkan bahwa pancaran sinar UV dapat menyebabkan peristiwa fotokimia dalam air, dimana terjadi penyerapan sumber energi oleh molekul senyawa kimia untuk menyelesaikan reaksi kimianya. Pada proses AOPs, kombinasi hydrogen peroksida (H2O2) dengan sinar UV dikenal dengan istilah UV-Peroksidasi. Beberapa peneliti sebelumnya telah mencoba menerapkan proses fotokimia skala laboratorium untuk berbagai jenis kasus permasalahan air, baik air limbah industri, limbah domestik, air permukaan maupun air tanah. Rohmatun (2006) melalui eksperimen skala laboratorium telah mencoba menggunakan kombinasi sinar UV dan hydrogen peroksida (disebut UV-Peroksidasi) untuk mendestruksi kandungan besi organik dalam air tanah dengan mensimulasikan senyawa Fe-EDTA pada konsentrasi 3-10 mg/L dalam air, ternyata proses tersebut dapat menurunkan konsentrasi Fe-EDTA 84-99% pada waktu reaksi 180 menit. Penelitian lainnya juga telah menunjukkan keberhasilan UV-Peroksidasi dalam menurunkan konsentrasi beberapa senyawa organik yang terkandung dalam air, seperti mampu menurunkan konsentrasi fenol sampai 80% dalam air limbah [12], dan 95,26% dalam lumpur Lapindo [8], mampu menurunkan 39% konsentrasi COD air limbah industri recovery minyak [2], mampu menurunkan 75% konsentrasi surfaktan pada limbah laoundry [5], mampu menurunkan 67,5% konsentrasi COD air limbah rumah sakit [6], dan Seminar Nasional Yusuf Benseh (SNYube 2012)

234

Prodising SNYube 2012

mampu menurunkan 44-96% zat pewarna tekstil DYA pada indusri pewarna tekstil [15]. Hipotesa yang dapat menjawab keberhasilan proses UV-Peroksidasi dalam mendekstruksi beberapa senyawa organik yang sulit terdegradasi dengan pengolahan secara fisik dan biologi adalah berdasarkan mekanisme reaksi terjadi ketika pemecahan molekul H202 karena terpapar sinar UV menjadi 2 molekul radikal OH (fotolisis): hv H2O2  2 HO + HO (1) Reaksi antara molekul-molekul organik dengan radikal OH yang terjadi dapat dibagi menjadi 3 jenis (Legrini dkk.. 1993 dalam T. Hudaya, 2011) yaitu: a. Abstraksi hidrogen: hv HO + RH  R + H2O (2)  Abstaksi hidrogen merupakan reaksi pembentukan radikal organik (R ) dari reaksi antara OH dan senyawa organik (RH). b. Adisi elektrofilik: OH + PhX → HOPhX (3) Adisi elektrofilik merupakan reaksi pembentukan radikal organik (HOPhX) dari reaksi antara OH dan senyawa organik-π (PhX). Reaksi yang mungkin terjadi ditunjukan sebagai berikut:

(4) c. Transfer elektron : OH + RX → RX+ + HOPada transfer elektron terjadi proses reduksi dari OH menjadi OH- dengan bantuan substrat organik.

(5)

Karakteristik air gambut bersifat spesifik, bergantung pada lokasi, jenis vegetasi, jenis tanah tempat air gambut tersebut berada, ketebalan gambut, usia gambut, dan cuaca. Secara umum kandungan senyawa organik air gambut daerah Sumatera berkisar antara 243-290 mg/L KMnO4, sedangkan syarat zat organik dalam air konsumtif adalah 10 mg/L KMnO4. Zat organiknya adalah material yang kompleks dan sangat tahan terhadap penguraian bakteri, seperti asam humus dan turunannya menyebabkan warna air menjadi coklat kemerahan dan pH asam, terdiri dari asam humat, asam fulvat dan humin. Asam humus adalah senyawa organik dengan berat molekul tinggi dan berwarna coklat sampai kehitaman, terbentuk karena pembusukan tanaman dan hewan, sangat tahan terhadap mikroorganisme dalam waktu yang cukup lama, memiliki ikatan aromatik yang panjang dan nonbiodegradable karena merupakan hasil oksidasi senyawa lignin (gugus fenolik) [4]. Oleh sebab itu, berdasarkan mekanisme reaksi radikal OH akibat pemecahan H2O2 akibat terpapar sinar UV seperti dijelaskan di atas maka diharapkan senyawa organik yang terlarut dalam air gambut berupa asam humus dan turunannya dapat dipecahkan oleh radikal hidroksil OH hingga termineralisasi menjadi OH-.

Seminar Nasional Yusuf Benseh (SNYube 2012)

235

Prodising SNYube 2012

Penelitian ini dilakukan dalam suatu reaktor batch skala laboratorium untuk mengolah air gambut berwarna akibat zat organik dengan menggunakan H2O2 yang dibubuhkan dalam reaktor, pancaran sinar UV, baik secara terpisah maupun sekaligus (disebut UV-Peroksidasi). Pengamatan dilakukan dengan melihat penurunan konsentrasi senyawa organik berdasarkan parameter TOC (Total Organic Carbon) setiap waktu reaksi yang ditentukan sehingga diperoleh effisiensi proses berdasarkan persentase removal TOC (%RTOC) yang diperoleh. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif, efektif dan effesien sebagai upaya dalam mengembangkan proses pengolahan air gambut yang ekonomis dari segi biaya dan handal dari segi performansinya. Penelitian ini akan mengoptimalkan penggunaan hidrogen peroksida dan sinar UV sebagai reagen penghasil radikal hidroksil, sehingga secara teknis dapat meningkatkan efisiensi proses pengolahan. Metodelogi Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di laboratorium Teknologi Pengolahan Air dan Limbah Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe. Analisa TOC menggunakan seperangkat alat TOC-VCPH Shimadzu Analyzer dilakukan di Laboratorium Kimia Analisis dan Intrumentasi Politeknik Negeri Lhokseumawe. Seluruh kegiatan penelitian dilakukan selama 5 bulan mulai Februari sampai Juli 2012. Bahan dan Alat Penelitian. Bahan yang paling penting dalam penelitian ini adalah: 1) air gambut yang berasal dari daerah Geuredong Pase Desa Embang di Aceh Utara, 2) hydrogen peroksida (H2O2) 0,016 M (0,05%), 3) larutan standar pengukuran zat organik (kalium hydrogen phtalat, natrium bikarbonat, natrium karbonat dan aquabides). Alat utama dalam penelitian ini adalah reaktor batch dilengkapi dengan stirrer, lampu UV dan pH meter. Rangkaian alat penelitian ditunjukkan dalam Gambar 1.

Gambar 1. Rangkaian peralatan reaktor UV-Peroksidasi sistem batch Pelaksanaan Penelitian. Pelaksanaan penelitian di laboratorium meliputi beberapa lingkup pekerjaan yaitu dimulai dengan karakterisasi air gambut geuredong pase sebagai bahan baku untuk proses, melakukan proses pengolahan air gambut secara Peroksidasi (sebagai pembanding), dilanjutkan dengan proses Fotokimia sinar UV dan terakhir proses UV-Peroksidasi.

Seminar Nasional Yusuf Benseh (SNYube 2012)

236

Prodising SNYube 2012

Karakterisasi Air Gambut Geuredong Pase. Karakterisasi air gambut Geuredong Pase bertujuan untuk mengetahui kualitas air gambut daerah geuredong pase yang terlihat secara visual berwarna coklat kemerahan sebelum pengolahan dilakukan. Hasil uji karakterisasi tersebut ditmpilkan dalam Tabel 1 berikut. Seluruh metode pemeriksaan parameter sesuai dengan Standard Method for Examination of Water and Wastewate (APHA, 1998). Tabel 1. Karakteristik Air Gambut Geuredong Pase (Sumber: analisa laboratorium No 1 2 3 4 5 6 7 8

Parameter Kekeruhan TDS pH Kesadahan Angka KMnO4 Besi (Fe) Mangan ( Mn) Zat Organik

Satuan

Konsentrasi

NTU, Mg/L

6,57 0,6 5,5 3,2 13 4,85 0,7 22,28

mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L

Standar maksimum yang diperbolehkan untuk air bersih 25 1500 6,5-9,0 500 1,0 1,0 10

Proses Peroksidasi (Oksidasi hanya dengan H2O2). Dua liter air gambut yang sudah diketahui konsentrasi senyawa organiknya (TOC) dimasukkan ke dalam reaktor (seperti Gambar 1) yang dilengkapi pengadukan. Selanjutnya H2O2 0,016 M (0,05%) dibubuhkan ke dalam reaktor tersebut. Pengamatan dilakukan setiap 0, 60, 120,180, dan 240 menit. Perlakuan ini dilakukan untuk mengetahui proses pengolahan air gambut jika hanya menggunakan H2O2 saja. Analisa TOC dan pH air dilakukan secara duplo. Proses Fotokimia Sinar UV. Dua liter air gambut yang sudah diketahui konsentrasi senyawa organiknya dimasukkan ke dalam reaktor. Lampu UV dipasang sebanyak 4 (empat) buah dan kemudian dihidupkan secara bersamaan untuk memancarkan sinar UV ke dalam air gambut tersebut selama 60, 120, 180 dan 240 menit. Pengamatan dilakukan sebanyak waktu reaksi. Perlakuan ini dilakukan untuk mengetahui proses pengolahan air gambut jika hanya menggunakan sinar UV saja (UV-Peroksidasi). Proses UV-Peroksidasi. Reaktor yang digunakan adalah seperti terlihat dalam Gambar 1. Reaktor dilengkapi dengan lampu UV sebagai sumber utama sinar UV yang akan dipancarkan ke dalam air gambut tersebut. Sejumlah H2O2 0,016 (0,05%) ditambahkan ke dalam reaktornya kemudian secara bersamaan lampu UV dinyalakan. Pengamatan tetap dilakukan setiap waktu reaksi yang telah ditentukan. (60-240 menit). Perlakuan ini dilakukan untuk mengetahui proses pengolahan air gambut menggunakan kombinasi H2O2 dan sinar UV. Hasilnya kemudian dibandingkan dengan cara-cara sebelumnya. Hasil dan Pembahasan Pengaruh Proses Peroksidasi, Fotokimia Sinar UV dan UV-peroksidasi terhadap Perubahan Konsentrasi senyawa organik (TOC). Proses Peroksidasi, Fotokimia sinar UV dan UV-Peroksidasi dapat menurunkan konsentrasi senyawa organik air gambut, dinyatakan dengan TOC mg/L. Hasil pengamatan dari ketiga

Seminar Nasional Yusuf Benseh (SNYube 2012)

237

Prodising SNYube 2012

proses tersebut selama waktu reaksi 60-240 menit ditampilkan dalam Tabel 2 berikut. Tabel 2. Perubahan konsentrasi organik (TOC) dan persentase removal TOC (%RTOC) pada proses Peroksidasi, Fotokimia sinar UV, dan UV-Peroksidasi Proses

Air gambut + H2O2`

Air gambut + Sinar UV Air gambut + H2O2 + UV

Waktu (menit)

pH

Turbidity (NTU)

TOC (ppm)

%RTOC

0 60 120 180 240 0 60 120 180 240 0 60 120 180 240

5,5 4,7 4,6 5,2 5,1 5,5 5,7 5,7 5,8 6,1 5,5 5,8 5,7 5,7 6,2

6,57 6,71 6,12 6,02 6,39 6,57 5,40 6,80 6,6 5,23 6,57 6,34 7,34 6,83 6,39

22,28 14,52 13,61 13,28 13,13 22,28 17,69 16,20 13,54 12,61 22,28 11,37 8,93 7,83 4,98

34,82 38,91 40,39 41,06 20,60 27,28 34,73 43,40 48,96 59,91 64,85 77,64

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa proses UV-peroksidasi dapat menurunkan konsentrasi TOC dari 6,2 mg/L menjadi 4,98 mg/L, sedangkan proses Fotokimia Sinar UV dan Peroksidasi hanya dapat menurunkan konsentrasi TOC masingmasing sampai 12,61 mg/L dan 13,13 mg/L. Hal ini menunjukkan kemampuan UVperoksidasi lebih baik daripada Fotokimia Sinar UV dan peroksidasi. Hidrogen peroksida (H2O2) adalah oksidator kuat (potensial oksidasi 1,8 V), tetapi tidak sekuat radikal hidroksil (HO•, dengan potensial oksidasi 2,8 V). Radikal hidroksil dapat terbentuk akibat adanya energy foton yang dipancarkan oleh sinar UV terhadap suatu molekul senyawa berikatan H-O, seperti air dan H2O2. Akan tetapi aktivitas air untuk menyerap energy foton sinar UV tidak sereaktif aktivitas hydrogen peroksida. Berdasarkan persamaan reaksi (1) sebelumnya dapat dilihat bahwa air dengan adanya penyinaran sinar UV dapat menghasilkan satu molekul radikal hidroksil, sedangkan hydrogen peroksida bersama sinar UV dapat menghasilkan dua molekul radikal hidroksil. Fenomena ini menjelaskan bahwa kombinasi hydrogen peroksida dan sinar UV atau disebut UV-peroksidasi akan menghasilkan reaksi yang lebih reaktif karena menghasilkan radikal hidroksil lebih banyak dibanding Fotokimia Sinar UV atau proses Peroksidasi sekalipun. Profil arah perubahan konsentrasi besi dari ketiga proses oksidasi kimia dimaksud tersebut ditampilkan dalam Gambar 2. Grafik pada Gambar 2 dapat menjelaskan bahwa semakin lama waktu reaksi (pengadukan dan penyinaran) maka konsentrasi TOC semakin menurun, baik proses Peroksidasi, Fotokimia Sinar UV maupun UV-peroksidasi. Akan tetapi arah perubahan konsentrasi TOC dari proses UV-peroksidasi memberikan hasil yang lebih baik dibanding dengan proses Peroksidasi dan Fotokimia Sinar UV. Hal ini disebabkan adanya radikal hidroksil yang terbentuk selama reaksi oksidasi senyawa organik berlangsung.

Seminar Nasional Yusuf Benseh (SNYube 2012)

238

Prodising SNYube 2012

Pada proses Peroksidasi, oksidator yang berperan adalah H2O2 yang memiliki potensial oksidasi 1,8V, sedangkan pada Fotokimia sinar UV dan UV-Peroksidasi oksidator yang berperan adalah radikal hidroksil (OH) yang memiliki potensial oksidasi 2,8V (Metcalf & Eddy, 2001). Berdasarkan nilai potensial oksidasi ini dapat menjelaskan bahwa Fotokimia sinar UV akan menghasilkan reaksi lebih baik jika dibanding dengan Peroksidasi. Akan tetapi jika Fotokimia sinar UV dibanding dengan UV-Peroksidasi, maka hasil reaksi yang diberikan oleh UV-Peroksidasi akan lebih baik, karena jumlah oksidator radikal hidroksil yang terbentuk selama reaksi adalah lebih banyak. Oleh karena itulah hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan penurunan konsentrasi senyawa organik (TOC) terbesar adalah menggunakan proses UV-Peroksidasi. Profil perolehan persentase penurunan konsentrasi organik dari ketiga proses tersebut ditunjukkan dalam Gambar 3. 25 20

Sinar UV + Air gambut

TOC (mg/l)

15 10 5 0 0

50

100

150 200 Waktu (menit)

250

300

Gambar 2. Profil penurunan konsentrasi organik (dinyatakan dengan TOC) dalam air gambut dari ketiga proses Peroksidasi, Fotokimia sinar UV dan UV Peroksidasi.

100 Sinar UV + Air gambut Air gambut + H2O2 H2O2 + UV + Air gambut

Kadar %R TOC (mg/L)

80 60 40 20 0

0

100Waktu (menit)200

300

Gambar 3. Grafik hubungan waktu reaksi dengan persentase penyisihan senyawa organik air gambut dari proses Peroksidasi, Fotokimia sinar UV dan UV-Peroksidasi.

Pengaruh Waktu Reaksi terhadap Penurunan Konsentrasi TOC. Sebagaimana yang telah dijelaskan pada Gambar 2 bahwa semakin lama waktu reaksi maka konsentrasi senyawa organiknya, semakin menurun. Atas pertimbangan inilah maka Gambar 4 ingin menunjukkan hubungan waktu reaksi dengan konsentrasi TOC. Dari grafik balok pada Gambar 4 tersebut terlihat bahwa pada setiap waktu reaksi penurunan konsentrasi organik terbesar adalah pada proses UV-Peroksidasi. Hal ini menunjukkan kehadiran sinar UV yang dipancarkan pada hydrogen peroksida mengakibatkan H2O2 tereksitasi menjadi radikal hidroksil (OH) yang reaktif untuk memecah senyawa organik yang ada. Sehingga kecendrungan UV-Peroksidasi lebih baik dari peroksidasi dan fotokimia sinar Uv karena pada UV-Peroksidasi radikal hidroksil yang terbentuk lebih banyak dan lebih cepat.

Seminar Nasional Yusuf Benseh (SNYube 2012)

239

Prodising SNYube 2012

TOC (mg/l)

30 Sinar UV + Air Gambut Air Gambut + H2O2 Air Gambut + UV + H2O2

20 10 0 0

60

120

180 Waktu (menit)

240

Gambar 4. Pengaruh waktu reaksi terhadap penurunan konsentasri TOP pad proses Peroksidasi, Fotokimia sinar UV dan UV-Peroksidasi. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah proses UV-Peroksidasi telah menunjukkan keberhasilan proses UV-Peroksidasi dalam mengolah air gambut yaitu dapat menurunkan 77,64% senyawa organik dalam waktu 240 menit. Referensi [1] A. Herlambang, dan N.I. Said, Aplikasi Teknologi Pengolahan Air Sederhana untuk Masyarakat Pedesaan, 2005, JAI Vol 1, No.2, 2005 [2] A.R. Dincer, N. Karakaya, E. Gunes, dan Y. Gunes, 2008, Removal Of COD From Oil Recovery Industry Wastewater by The Advanced Oxidation Processes (AOP) Based on H2O2, Global NEST Journal, Vol 10, No 1, 31-38 [3] C.W. Jones, Aplication of Hydrogen Peroxide and Derivatives, Published by The Royal Society of Chemistry, Thomas Graham House, Science Park, Milton Road Combridge CB4 0WF, UK, 1999, 207-216 [4] D. Fitria, S. Notodarmojo, Penurunan Warna dan Kandungan Zat Organik Air Gambut dengan Cara Two Stage Coagulation, Jurnal Teknik Lingkungan, Vo.13 No.1, April 2007 [5] Elfiana, 2007, Studi Degradasi Surfaktan Menggunakan Fotofenton, Thesis Magister, Institut Teknjologi Bandung, 2007 [6] Elfiana, 2009, Kinetika Minimalisasi Kandungan Besi dalam Air secara Oksidasi Kimia (Aerasi, Fotokimia Sinar UV, dan UV-Peroksidasi), Laporan Penelitian, Politeknik Negeri Lhokseumawe [7] Elfiana, 2011, Pemanfaatan Reagen Fenton dan Sinar UV untuk Menurunkan Konsentrasi COD Limbah Cair Rumah Sakit, Laporan Penelitian, Politeknik Negeri Lhokseumawe [8] E. Hendriarianti, dan T. Lidiawati, Penurunan Konsentrasi COD dan Fenol Air Lumpur Lapindo dengan Metode Oksidasi Fenton dan UV, Jurnal Purifikasi, Vol.8, No.1, 2007, 73-78 [9] Ismiyati, Pengolahan Air Gambut Secara Koagulasi Menggunakan Koagulan Kerang, Tugas Akhir Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Lhokseumawe, 2011 [10] J.R. Watts, J.R., Hazardous Waste: Sources, Pathways, Recycles, John Willey & Sons Inc, New York, 352-362, 568-570, (1998)615-620 [11] M. Rodriquez, , Fenton and UV-vis Based Advanced Oxidation Processes in Wastewater Treatment: Degradation, Mineralization, and Biodegradability Enhancement, Thesis Program Magister, Universitas Bercelona, Departemen Teknik Kimia dan Metalurgi, Bercelona, 2003, 22-91 [12] N.I. Said dan W. Widayat, Teknologi Pengolahan Air Gambut Sederhana, 2010 [13] Rohmatun , Dewina Roosmini, Suprihanto Notodarmojo. Studi Penurunan Kandungan Besi Organik H2O2-UV, 2007. [14] T. Hudaya, M. Steanus, and M. Agustina, H2O2/UV Photo-oxidation of Non-biodegradable DYA Textile, Dye Wastewater in a Multi Lamp Bubble Column Photoreactor, Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia „Kejuangan“, Yogyakara, 22 Februari 2012 Seminar Nasional Yusuf Benseh (SNYube 2012)

240