Pebriyenni, Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Memperkuat Karakter Bangsa
PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMPERKUAT KARAKTER BANGSA DRA. PEBRIYENNI, M.Si. Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) FKIP Universitas Bung Hatta, Padang, Sumatera Barat E-mail:
[email protected]
ABSTRAK Persatuan, toleransi, dan kerja sama yang mencirikan karakter bangsa mulai terkikis akibat penetrasi pemikiran dan tindakan pragmatis-individualistis. Semangat nasionalisme dan patriotisme yang dicirikan bangsa Indonesia telah memudar seiring munculnya tantangan globalisasi, materialisme, hedonisme dan modernisme yang tidak disertai respons yang memadai. Keadaan ini seharusnya tidak dibiarkan terjadi, karena selain merongrong kekuatan dan integritas bangsa, juga muncul fenomena marginalisasi nilainilai Pancasila sebagai wujud disklamasi realitas dan karakter asli bangsa Indonesia yang penuh dengan dimensi luhur. Melihat kenyataan bahwa Pancasila semakin terpinggirkan dari pemikiran dan tindakan masyarakat saat ini, maka perlu kesadaran kolektif seluruh elemen bangsa untuk merevitalisasi nilai-nilai Pancasila, salah satu solusinya bisa dengan mengoptimalkan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Melalui pembelajaran PKn, Pancasila akan dapat direvitalisasi agar selalu menjadi penuntun semangat yang mengalir pada setiap perilaku dan aktivitas semua elemen bangsa, pada posisi, status dan bidang profesi masing-masing. Kata kunci: karakter bangsa, belajar, pembelajaran, pendidikan kewarganegaraan. A. PENDAHULUAN Belajar adalah suatu proses yang
(PKn) atau Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).
berlangsung di dalam diri seseorang
Belajar PKn pada dasarnya adalah
yang mengubah tingkah lakunya, baik
belajar tentang keindonesiaan. Belajar
tingkah laku dalam berpikir, bersikap
untuk menjadi manusia yang berkepri-
maupun berbuat (Gulo, 2002:23). Pada
badian Indonesia, membangun rasa ke-
dasarnya belajar merupakan tahapan pe-
bangsaan, dan mencintai tanah air Indo-
rubahan perilaku yang relatif positif dan
nesia. Karena itu, seorang sarjana atau
mantap sebagai hasil interaksi dengan
profesional sebagai bagian dari masya-
lingkungan yang melibatkan proses
rakat Indonesia yang terdidik perlu
kognitif (Syah, 2003). Perubahan peri-
memahami tentang Indonesia, memiliki
laku itu juga termasuk dari belajar
kepribadian Indonesia, memiliki rasa
tentang Pendidikan Kewarganegaraan
kebangsaan Indonesia, dan mencintai tanah air Indonesia. Warga negara inilah
Jurnal PPKn & Hukum_______________________________Vol. 12 No. 2 Oktober 2017
16
Pebriyenni, Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Memperkuat Karakter Bangsa
yang disebut warga negara yang baik
lebih baik. Tugas guru/dosen adalah
dan terdidik (smart and good citizen)
mengkoordinasikan lingkungan belajar
dalam kehidupan bermasyarakat, ber-
agar menunjang terjadinya perubahan
bangsa dan bernegara yang demokratis.
perilaku bagi siswa/mahasiswa. Secara
Hal itu berarti PKn bersifat pen-
umum, lingkungan sekolah yang baik
ting dalam pengembangan kemampuan
dapat meningkatkan karakter siswa
utuh sarjana atau profesional. Dalam
(Dupper, 2010:18; Wuryandani, Fathu-
Undang-Undang Republik
Indonesia
rrohan & Ambarwati, 2016:213). Kare-
Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pen-
na itu, iklim sekolah yang positif perlu
didikan Tinggi tercantum bahwa pro-
diciptakan dengan memperhatikan: (1)
gram sarjana merupakan jenjang pen-
keadaan fisik sekolah yang menarik, (2)
didikan akademik bagi lulusan pen-
sekolah memiliki upaya untuk memba-
didikan menengah atau sederajat se-
ngun dan memelihara hubungan yang
hingga
ilmu
peduli, saling menghormati, mendukung
pengetahuan dan teknologi melalui
dan kolaborasi antara anggota staf
penalaran ilmiah. Lulusan program sar-
sekolah, siswa dan keluarga, (3) siswa
jana diharapkan akan menjadi intelek-
berpartisipasi dalam pengambilan kepu-
tual dan/atau ilmuwan yang berbudaya,
tusan, (4) siswa menganggap aturan
mampu memasuki dan/atau mencipta-
sekolah sebagai hal yang jelas, adil dan
kan lapangan kerja, serta mampu me-
tidak terlalu keras, (5) sekolah aman
ngembangkan diri menjadi profesional.
bagi siswa, keluarga dan guru, (6)
mampu
mengamalkan
Namun, agar memperoleh input
tersedia layanan belajar, (7) sekolah
(mahasiswa) yang memadai bagi per-
memiliki tingkat akademik dan perilaku
guruan tinggi, perlu pula proses pem-
yang tinggi, dan memberikan dukungan
belajaran yang optimal pada tingkat
untuk mencapai tujuan, (8) memiliki
pendidikan menengah atau sederajat.
upaya untuk mengembangkan kemam-
Untuk itu diperlukan pembelajaran yang
puan sosial dan emosional semua siswa,
bermakna. Pembelajaran pada hakikat-
(9) guru sebagai model dalam meme-
nya adalah proses interaksi antara pe-
lihara sikap, dan (10) memandang
serta didik dengan lingkungan, sehingga
orangtua dan anggota masyarakat seba-
terjadi perubahan perilaku ke arah yang
gai sumber daya yang berharga dan
Jurnal PPKn & Hukum_______________________________Vol. 12 No. 2 Oktober 2017
17
Pebriyenni, Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Memperkuat Karakter Bangsa
mereka didorong untuk terlibat aktif di
serta seberapa baik menempatkan ren-
sekolah
cana tersebut ke dalam tindakan. Pe-
Pembelajaran juga dapat diartikan
rencanaan dianggap sebagai kunci pem-
sebagai usaha sadar pendidik untuk
belajaran yang dapat membuat siswa
membantu peserta didik agar mereka
belajar secara efektif, menarik, ber-
dapat belajar sesuai dengan kebutuhan
variasi dan progresif. Melalui peren-
dan minatnya. Di sini pendidik berperan
canaan yang baik, guru dapat meng-
sebagai fasilitator yang menyediakan
identifikasi bagaimana siswa belajar dan
fasilitas dan menciptakan situasi yang
membuat kemajuan (The Qualification
mendukung peningkatan kemampuan
and Curriculum Authority, 2015:2). Se-
belajar peserta didik. Pembelajaran
lanjutnya guru melaksanakan kegiatan
sebagai sistem terdiri dari sejumlah
pembelajaran dengan mengacu pada
komponen yang terorganisir, antara
persiapan pembelajaran yang telah di-
lain: tujuan pembelajaran, materi pem-
rancang.
belajaran, strategi dan metode pembe-
Pelaksanaan pembelajaran PKn
lajaran, media pembelajaran/alat peraga,
banyak dipengaruhi oleh pendekatan
pengorganisasian kelas, evaluasi pem-
atau strategi dan metode-metode pem-
belajaran, dan tindak lanjut pembe-
belajaran yang telah dipilih dan di-
lajaran (remedial dan pengayaan). Pem-
rancang, serta filosofi kerja dan komit-
belajaran sebagai proses merupakan
men guru, persepsi dan sikapnya terha-
rangkaian kegiatan guru/dosen dalam
dap siswa/mahasiswa, menindaklanjuti
rangka membuat siswa/mahasiswa bela-
pembelajaran yang telah dikelola. Stra-
jar yang meliputi: persiapan, meren-
tegi pembelajaran merupakan bagian
canakan program pengajaran, penyu-
dari proses perencanaan. Kavaliaus-
sunan persiapan mengajar (lesson plan)
kiene (2011) menjelaskan, strategi pem-
dan penyiapan perangkat kelengka-
belajaran merupakan suatu sistem pe-
pannya antara lain alat peraga, alat
ngajaran yang mengandung prosedur
evaluasi, buku atau media cetak lainnya.
sistematis sehingga guru dapat meng-
Jones (2015:99) mengatakan, keber-
organisir materi dan kegiatan untuk
hasilan dalam pembelajaran sangat ter-
mencapai tujuan yang diinginkan dalam
gantung pada efektivitas perencanaan
pembelajaran. Kegiatan pasca pembe-
Jurnal PPKn & Hukum_______________________________Vol. 12 No. 2 Oktober 2017
18
Pebriyenni, Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Memperkuat Karakter Bangsa
lajaran dapat berbentuk enrichment
capai tujuan: (1) Mengembangkan sikap
(pengayaan), dapat pula berupa pem-
dan perilaku kewarganegaraan yang
berian layanan remedial teaching bagi
mengapresiasi
siswa/mahasiswa yang berkesulitan be-
dan religius. (2) Menjadi warga negara
lajar.
yang cerdas berkarakter, menjunjung
nilai-nilai
moral-etika
Ciri-ciri pembelajaran yang baik
tinggi nilai kemanusiaan. (3) Menum-
yaitu: merupakan upaya sadar dan di-
buhkembangkan jiwa dan semangat
sengaja,
siswa/mahasiswa
nasionalisme dan cinta pada tanah air.
belajar, tujuan harus ditetapkan terlebih
(4) Mengembangkan sikap demokratik
dahulu sebelum proses dilaksanakan,
berkeadaban dan bertanggung jawab,
pelaksanaan aktivitas belajar terkendali,
serta
baik isi, waktu, proses maupun hasil-
kompetitif bangsa di era globalisasi. (5)
nya. Proses pembelajaran yang berkua-
Menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan.
membuat
mengembangkan
kemampuan
litas dengan keluaran yang terukur dan
Dalam Undang-Undang Republik
relevan dengan kebutuhan masyarakat
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
merupakan faktor penting untuk meng-
tentang Guru dan Dosen dikemukakan
hasilkan lulusan yang unggul dan kom-
bahwa profesional adalah pekerjaan
petitif. Kualitas tidak dapat hanya dari
atau kegiatan yang dapat menjadi
capaian nilai dan persentase keterlibatan
sumber penghasilan, perlu keahlian,
siswa/mahasiswa dalam pembelajaran.
kemahiran, atau kecakapan, memiliki
Karena itu, kurikulum dan metode pem-
standar mutu, ada norma, dan diperoleh
belajaran yang dikembangkan di per-
melalui pendidikan profesi. Perlu di-
guruan tinggi perlu inovasi untuk men-
ketahui bahwa apapun kedudukannya,
dorong perkembangan peserta didik
sarjana atau profesional, dalam konteks
untuk menjadi pribadi yang memiliki
hidup berbangsa dan bernegara, bila
kemampuan hard skill dan soft skill
memenuhi persyaratan sebagaimana di-
yang seimbang.
atur dalam peraturan perundangan maka
Searah dengan perubahan pendi-
ia berstatus warga negara. Konsep war-
dikan ke masa depan dan dinamika
ga negara (citizen, citoyen) dalam arti
internal bangsa Indonesia, program
negara modern atau negara kebangsaan
pembelajaran PKn harus mampu men-
(nation-state) adalah “warga negara”
Jurnal PPKn & Hukum_______________________________Vol. 12 No. 2 Oktober 2017
19
Pebriyenni, Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Memperkuat Karakter Bangsa
yang dapat berarti warga, anggota
proses globalisasi dalam segala aspek-
(member) dari sebuah negara. Warga
nya. Globalisasi akan berpengaruh ter-
negara adalah anggota dari sekelompok
hadap
manusia yang hidup atau tinggal di
bangsa di dunia, yang akan mengalami
wilayah hukum tertentu yang memiliki
“deteroliasisasi”. Konsekuensinya keja-
hak dan kewajiban.
dian-kejadian di berbagai belahan dunia
B. PERMASALAHAN
ini akan berpengaruh secara cepat
relasi-relasi
antarnegara
dan
Namun untuk mewujudkan hal
terhadap negara lain. (2) Berkembang
ideal dari pembelajaran PKn seperti di
paham humanisme dengan operasional-
atas tidaklah mudah. Apalagi mengingat
nya secara rasionalisme telah masuk ke
muncul fenomena marginalisasi nilai-
dunia pendidikan, sehingga dalam di
nilai Pancasila sebagai wujud diskla-
dunia pendidikan ada pendikotomian
masi realitas dan karakter asli bangsa
keilmuan. (3) Perkembangan gagasan
Indonesia yang penuh dengan dimensi
hak asasi manusia (HAM) yang tidak
luhur. Pancasila semakin terpinggirkan
diimbagi dengan kewajiban asasi manu-
dari pemikiran dan tindakan masyarakat
sia (KAM). (4) Lonjakan pemanfaatan
saat ini. Padahal, Pancasila adalah men-
teknologi informasi oleh masyarakat, di
jadi acuan utama PKn. Ada sejumlah
mana informasi menjadi kekuatan yang
penjelasan mengapa Pancasila terping-
amat berpengaruh dalam berbagai aspek
girkan dari kehidupan berbangsa dan
kehidupan, tetapi juga yang rentan
bernegara ini:
terhadap “manipulasi” informasi dengan
Pertama, situasi dan lingkungan
segala dampaknya. Perubahan tersebut
kehidupan bangsa yang telah berubah,
telah mendorong terjadinya pergeseran
baik di tingkat domestik, regional
nilai yang dialami bangsa Indonesia,
maupun global. Situasi dan lingkungan
sebagaimana terlihat dalam pola hidup
kehidupan bangsa pada tahun 1945 (72
masyarakat pada umumnya, termasuk
tahun yang lalu), telah mengalami
dalam corak perilaku kehidupan politik
perubahan yang amat nyata pada saat
dan ekonomi yang terjadi saat ini.
ini, dan akan terus berubah pada masa
Karena terjadinya perubahan tersebut
akan datang. Beberapa perubahan yang
maka diperlukan reaktualisasi nilai-nilai
dialami antara lain: (1) Terjadinya
Pancasila agar dapat dijadikan acuan
Jurnal PPKn & Hukum_______________________________Vol. 12 No. 2 Oktober 2017
20
Pebriyenni, Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Memperkuat Karakter Bangsa
bagi bangsa Indonesia dalam menjawab
pilar penyangga bangunan yang ber-
berbagai persoalan yang dihadapi saat
nama Indonesia. Sepanjang Indonesia
ini dan akan datang, baik persoalan
masih ada, Pancasila akan menyertai
yang datang dari dalam maupun dari
perjalanannya.
luar.
akan berganti setiap waktu dan akan
Rezim
pemerintahan
Kedua, terjadinya euphoria refor-
pergi menjadi masa lalu, akan tetapi
masi sebagai akibat dari traumatis ma-
dasar negara akan tetap ada dan tidak
syarakat terhadap penyalahgunaan ke-
akan menyertai kepergian sebuah era
kuasaan di masa lalu yang mengatas-
pemerintahan.
namakan Pancasila. Semangat generasi
C. STRATEGI REVITALISASI
reformasi untuk menanggalkan segala
Karakter adalah cara berpikir dan
hal yang dipahaminya sebagai bagian
berperilaku yang menjadi ciri khas se-
dari
menggantinya
tiap individu untuk hidup dan bekerja
dengan sesuatu yang baru, berimplikasi
sama, baik dalam lingkup keluarga, ma-
pada munculnya “amnesia nasional”
syarakat, bangsa dan negara. Individu
tentang pentingnya kehadiran Pancasila
yang berkarakter baik adalah individu
sebagai grundnorm (norma dasar) yang
yang bisa membuat keputusan dan siap
mampu menjadi payung kebangsaan
mempertanggungjawabkan setiap akibat
yang menaungi seluruh warga yang
dari keputusan yang ia buat. Karakter
beragam suku bangsa, adat istiadat,
bangsa dalam antropologi (khususnya
budaya, bahasa, agama dan afiliasi po-
masa lampau) dipandang sebagai tata
litik. Memang, secara formal, Pancasila
nilai budaya dan keyakinan yang me-
diakui sebagai dasar negara. Pengaitan
ngejawantah dalam kebudayaan suatu
Pancasila dengan sebuah rezim peme-
masyarakat dan memancarkan ciri-ciri
rintahan tententu, merupakan kesalahan
khas keluar sehingga dapat ditanggapi
mendasar. Pancasila bukan milik sebuah
orang luar sebagai kepribadian masya-
era atau ornamen kekuasaan pemerin-
rakat tersebut. Untuk memperkuat ka-
tahan pada masa tertentu. Pancasila juga
rakter bangsa Indonesia diperlukan revi-
bukan representasi sekelompok orang,
talisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehi-
golongan atau orde tertentu. Pancasila
dupan berbangsa dan bernegara, ter-
adalah dasar negara yang akan menjadi
utama dalam rangka menghadapi ber-
masa lalu dan
Jurnal PPKn & Hukum_______________________________Vol. 12 No. 2 Oktober 2017
21
Pebriyenni, Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Memperkuat Karakter Bangsa
bagai permasalahan bangsa masa kini
yang menjadi dasar karakter bangsa
dan masa datang. Problema kebangsaan
Indonesia.
yang dihadapi semakin kompleks, baik
Pancasila, yang sebetulnya tidak
dalam skala nasional, regional maupun
terkait khusus dengan sebuah era peme-
global, memerlukan solusi yang tepat,
rintahan, termasuk Orde Lama, Orde
terencana dan terarah dengan menjadi-
Baru dan orde manapun, seharusnya
kan nilai-nilai Pancasila sebagai peman-
terus menerus diaktualisasikan
du arah mempersiapkan generasi emas
menjadi jati diri bangsa yang akan
tahun 2045. Seseorang dikatakan memi-
mengilhami setiap perilaku kebangsaan
liki karakter yang baik, menurut Lic-
dan kenegaraan. Tanpa aktualisasi nilai-
kona (1994) dan Wuryandani, Fathu-
nilai dasar negara, negara akan kehi-
rrohan & Ambarwati (2016:209), adalah
langan arah perjalanan bangsa dalam
jika memenuhi komponen-komponen
memasuki era globalisasi di berbagai
moral knowing, moral feeling, dan
bidang yang kian kompleks dan rumit.
moral action. Karena itu pendidikan
Reformasi dan demokratisasi di segala
karakter yang dilakukan tidak boleh
bidang akan menemukan arah yang
hanya menyentuh salah satu aspek se-
tepat manakala dihidupkan kembali
cara parsial, misalnya pengetahuan mo-
nilai-nilai Pancasila dalam praksis kehi-
ral saja, tetapi harus diupayakan sampai
dupan berbangsa dan bernegara yang
pada aspek perasaan dan perilaku moral.
penuh toleransi di tengah keberagaman
Dalam pembelajaran hendaknya guru
bangsa yang majemuk. Revitalisasi
menciptakan aktivitas kelas yang dapat
nilai-nilai Pancasila semakin menemu-
dijadikan wahana untuk mengembang-
kan relevansinya di tengah menguatnya
kan karakter siswa (Wynne, 1991:139).
paham radikalisme, fanatisme kelom-
Dalam meningkatkan karakter siswa,
pok dan kekerasan. Fenomena fanatis-
menurut Uliana dan Setyowati (2013:
me kelompok, penolakan terhadap ke-
165), diperlukan strategi yang berfokus
majemukan dan tindakan teror kekeras-
pada pengembangan kultur sekolah.
an tersebut menunjukkan bahwa obsesi
Karena itu kultur sekolah harus sesuai
membangun budaya demokrasi yang
dengan nilai-nilai Pancasila sebagai hal
beradab, etis dan eksotis serta menjun-
dan
jung tinggi keberagaman dan menghar-
Jurnal PPKn & Hukum_______________________________Vol. 12 No. 2 Oktober 2017
22
Pebriyenni, Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Memperkuat Karakter Bangsa
gai perbedaan masih jauh dari kenya-
sedang bergulir dan proses reformasi di
taan.
berbagai bidang yang sedang berlangDalam perspektif itulah, revita-
sung akan lebih terarah manakala nilai-
lisasi nilai-nilai Pancasila diperlukan
nilai Pancasila diaktualisasikan dalam
untuk memperkuat paham kebangsaan
kehidupan berbangsa dan bernegara.
yang majemuk dan memberikan jawa-
Kedua, membendung arus globa-
ban atas sebuah pertanyaan akan dibawa
lisasi dengan berupaya untuk mencipta-
ke mana peradaban bangsa. Pancasila
kan suatu kondisi (konsepsi) agar keta-
perlu diaktualisasikan dalam tataran
hanan nasional dapat terjaga, salah satu-
praksis yang lebih “membumi” sehing-
nya dengan cara membangun sebuah
ga mudah diimplementasikan dalam
konsep nasionalisme kebangsaan yang
berbagai bidang kehidupan. Berikut ini
mengarah kepada konsep identitas na-
adalah strategi yang dapat dilakukan
sional.
untuk merevitalisasi nilai-nilai Panca-
Ketiga, pembinaan akhlak dan pe-
sila dalam mengembangkan karakter
rilaku masyarakat. Upaya untuk mem-
bangsa Indonesia:
perbaiki akhlak serta perilaku masya-
Pertama, revitalisasi dan aktuali-
rakat tidak cukup dilakukan melalui
sasi nilai-nilai Pancasila harus menjadi
kegiatan-kegiatan formal, seperti upa-
gerakan nasional yang terencana dengan
cara bendera, menyanyikan lagu ke-
baik sehingga tidak menjadi slogan
bangsaan atau sekedar mengenalkan
politik yang tidak ada implementasinya.
masa perjuangan dahulu. Tetapi harus
Melalui gerakan nasional, revitalisasi
lebih kongkrit pada upaya memberi
nilai-nilai Pancasila bukan saja akan
perhatian yang lebih mendalam untuk
menghidupkan kembali memori publik
meningkatkan kualitas hidup dalam
tentang dasar negara tetapi juga akan
segala bidang kehidupan. Langkah yang
menjadi inspirasi bagi para penyeleng-
perlu dan harus dilakukan antara lain
gara negara di tingkat pusat sampai di
dimulai dengan mengurangi konflik
daerah dalam menjalankan roda peme-
dalam masyarakat melalui perubahan
rintahan yang telah diamanahkan rakyat
sikap, perilaku dan akhlak masyarakat
melalui proses pemilihan langsung yang
dari perilaku negatif menjadi perilaku
demokratis. Demokratisasi yang saat ini
positif. Perbaikan perilaku dan akhlak
Jurnal PPKn & Hukum_______________________________Vol. 12 No. 2 Oktober 2017
23
Pebriyenni, Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Memperkuat Karakter Bangsa
negatif tersebut dilakukan melalui lang-
otonomi nyata, bertanggung jawab, di-
kah-langkah yang saling berhubungan
namis dan serasi.
dengan langkah-langkah di bidang lain
Kelima,
revitalisasi
nilai-nilai
serta dilakukan oleh pemerintah sebagai
Pancasila dalam bidang sosial budaya.
pengelola negara maupun oleh masya-
Masyarakat Indonesia digolongkan se-
rakat sebagai subjek utama pemba-
bagai masyarakat pluralistik, dengan
ngunan.
semboyan “bhinneka tunggal ika” (per-
Keempat, revitalisasi nilai-nilai
bedaan kultur, agama, adat-istiadat, ras,
Pancasila dalam bidang politik. Mem-
etnis dan bahasa). Keanekaragaman
buat regulasi yang berkaitan dengan
tersebut tidak boleh meretakkan ke-
penyaluran kedaulatan rakyat melalui
satuan dan persatuan bangsa Indonesia.
beberapa tingkat, yakni penyampaian
Seluruh komponen bangsa harus meng-
aspirasi atau pendapat rakyat secara
hargai perbedaan pendapat, sportif,
bebas terkendali. Pengambilan keputu-
yang pada akhirnya bermuara pada
san bersama, pelaksanaan keputusan
suatu masyarakat yang selalu meng-
bersama, pelaksanaan hak asasi manusia
utamakan kesepakatan dalam menentu-
(HAM) untuk menjamin kelangsungan
kan keputusan bersama. Selalu mema-
hidup, kebebasan, perkembangan manu-
tuhinya serta menghargai harkat dan
sia dan masyarakat, yang tidak boleh
martabat manusia, menuntut berlang-
diabaikan, tidak boleh dirampas dan di-
sungnya disiplin, transparansi, kejujuran
ganggu gugat oleh siapapun. Pelaksana-
dan tanggung jawab sosial dalam segala
an otonomi daerah diselenggarakan
penyelenggaraan kehidupan. Selain itu
dalam rangka memperkokoh Negara
penting upaya mengutamakan kepenti-
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),
ngan bangsa dan negara, tanpa menge-
bersendi pada kerakyatan yang di-
sampingkan kepentingan pribadi dan
pimpin oleh hikmat kebijaksanaan da-
kelompok masyarakat.
lam permusyawaratan/perwakilan dan
Keenam, revitalisasi nilai-nilai
disesuaikan dengan kondisi, situasi dan
Pancasila dalam penegakkan hukum.
karakteristik daerah. Pemberian kewe-
Konsep dan nilai Pancasila di bidang
nangan urusan dari pemerintah pusat
hukum mengharuskan pembuat undang-
kepada daerah harus bersendi kepada
undang untuk menggali nilai-nilai yang
Jurnal PPKn & Hukum_______________________________Vol. 12 No. 2 Oktober 2017
24
Pebriyenni, Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Memperkuat Karakter Bangsa
hidup dalam masyarakat sesuai dengan
serta memegang prinsip tidak ada warga
inspirasi dan kesadaran hukum masya-
negara Indonesia yang kebal hukum.
rakat yang berkembang. Pancasila perlu
Ketujuh, kembali ke
jati diri
dioperasionalkan dalam setiap aspek
bangsa. Langkah-langkah kongkrit yang
penyelenggaraan
setiap
disampaikan di atas perlu didukung
sikap dan tingkah laku masyarakat
langkah-langkah untuk kembali kepada
dalam melaksanakan kehidupan ber-
jati diri bangsa. Kembali pada nilai-nilai
bangsa dan bernegara. Karena itu, bagi
positif yang hidup, tumbuh dan ber-
bangsa Indonesia, merevitalisasi nilai-
kembang dalam bangsa Indonesia sen-
nilai Pancasila adalah suatu keharusan,
diri. Upaya ini dilakukan melalui pene-
baik moral maupun yuridis. Dengan
lusuran sejarah, penggalian nilai-nilai
demikian praktek-praktek diskriminasi
serta mengaplikasikan nilai-nilai terse-
hukum dan perlakuan yang kurang adil
but dalam kehidupan sehari-hari yang
oleh aparatur penegak hukum harus da-
dilaksanakan secara terus menerus.
pat dihilangkan, termasuk dalam prak-
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pan-
tek-praktek koruptif. Untuk itu diperlu-
casila tersebut adalah akhlak dan pe-
kan penerapan hukum secara baik guna
rilaku positif yang apabila dapat di-
meningkatkan kepercayaan masyarakat
terapkan secara baik akan menjadi pere-
terhadap negara dan secara langsung
kat kehidupan berbangsa dan bernegara.
memberikan efek jera. Hal ini secara
Bangsa Indonesia dalam melanjutkan
perlahan
meningkatkan
kehidupannya harus berpegang pada
kualitas akhlak dan perilaku bangsa.
nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, per-
Badan kehakiman melaksanakan pene-
satuan, permusyawaratan dan perwakil-
gakkan hukum terhadap berbagai ben-
an, serta keadilan sosial.
tuk pelanggaran sesuai dengan norma
D. PERAN PEMBELAJARAN PKn
akan
negara
dapat
dan
hukum yang berlaku dan dengan berlan-
Secara epistemologis, PKn dipa-
daskan kepada nilai-nilai kepribadian
hami sebagai konsep civic/citizenship
Pancasila serta menyelenggarakan pene-
education. Pendidikan (education =
gakkan hukum yang adil, tidak tebang
educare) merupakan upaya manusia de-
pilih, secara konsekuen dan konsisten
ngan sadar yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan potensi individu
Jurnal PPKn & Hukum_______________________________Vol. 12 No. 2 Oktober 2017
25
Pebriyenni, Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Memperkuat Karakter Bangsa
agar menjadi anggota masyarakat dan
individu agar dapat berperan sebagai
warga negara yang cerdas. Oleh karena
“participative and responsible citizen”
itu pendidikan, termasuk PKn, meru-
atau warga negara Indonesia yang cer-
pakan wahana pedagogis dan sosio-
das dan baik. “Education in democracy”
kultural, yang diterima sebagai unsur
dapat menghasilkan orang yang tahu,
peradaban kemanusiaan. PKn memberi-
mau dan mampu hidup berdemokrasi.
kan kontribusi untuk membangun warga
Sedangkan “education for democracy”
negara yang sadar akan konstitusi.
sangat potensial menghasilkan orang
Sebagaimana telah dipahami publik
yang bukan saja tahu, mau dan mampu
akademik universal, civic/citizenship
hidup berdemokrasi, tetapi juga mau
education – secara universal disebut
dan mampu memperbaiki kehidupan
“Citizenship Education” (UK), atau
demokrasi secara terus menerus. Secara
“Civic Education” (USA), atau disebut
psiko-pedagogis
juga
Kewarganegaraan
perubahan paradigma kontinum konsen-
(Indonesia) – merupakan wahana pendi-
tris tersebut berlangsung secara “deve-
dikan karakter (character education)
lopmental”, dalam arti bertahap berke-
yang bersifat multidimensional (Wina-
lanjutan.
Pendidikan
dan
sosio-kultural,
taputra, 2014:2-3). Sebagai pendidikan
Dilihat dari penjelasan tersebut,
karakter yang bersifat multidimensio-
maka sangat rasional bahwa PKn adalah
nal, “citizenship education” mengem-
pendidikan yang mampu atau dapat
ban visi dan misi utuh pengembangan
membangun kesadaran warga negara.
“civic competencies”. Di dalam kemam-
Untuk itu PKn harus dikembangkan
puan
menjadi
tersebut
terkandung
sasaran
program
pendidikan
yang
pengembangan: “civic knowledge, civic
mensintesiskan secara harmonis pende-
dispositions, civic skills, civic compe-
katan “content-related” dan “process-
tence, civic confidence, civic committ-
led” serta “value-based”, yang berarti
ment” yang bermuara pada kemampuan
juga meminimumkan modus “didactic
integratif “well informed and reasoned
transmission” dan mengoptimalkan pe-
decision making”.
nerapan
Secara praksis, kesemua dimensi kemampuan itu sangat diperlukan oleh
prinsip
interactive”.
“participative
Menurut
and
Winataputra
(2014:4), memang harus diakui bahwa
Jurnal PPKn & Hukum_______________________________Vol. 12 No. 2 Oktober 2017
26
Pebriyenni, Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Memperkuat Karakter Bangsa
PKn Indonesia yang kini bersifat “mini-
dan efektif untuk membangun karakter.
mal” seyogyanya dikembangkan men-
(4) Menciptakan kepedulian komunitas
jadi PKn yang “moderate”, sehingga ia
sekolah. (5) Memberikan kesempatan
berubah dari paradigma “education
kepada siswa untuk tindakan moral. (6)
about democracy” menjadi “education
Memasukkan kurikulum akademik yang
in democracy”. Dalam konteks itu,
bermakna dan menantang yang meng-
kelas PKn seyogyanya dikembangkan
hormati semua peserta didik, mengem-
sebagai “laboratory for democracy” dan
bangkan karakter mereka, dan mem-
masyarakat
global
bantu mereka untuk sukses. (7) Ber-
classroom”. Dalam konteks itu pula
usaha untuk mendorong motivasi diri
berbagai kegiatan “co-curricular” dan
siswa. (8) Melibatkan staf sekolah
kegiatan
seperti
dalam pembelajaran dan melibatkan
debat publik, praktik belajar, kajian
komunitas moral yang bertanggung
sosial, aksi sosial, dan simulasi dengan
jawab dalam pendidikan karakter dan
pendapat seyogyanya digalakkan. Seca-
upaya untuk mematuhi nilai-nilai inti
ra psiko-pedagogis dan sosio-kultural,
yang sama dalam membimbing pendidi-
semua kegiatan dan pengalaman belajar
kan siswa. (9) Memupuk kepemimpinan
yang tercipta sangat potensial mengem-
moral dan mendukung inisiatif pen-
bangkan karakter warga negara yang
didikan karakter dalam jangka panjang.
cerdas, partisipatif dan bertanggung
(10) Melibatkan keluarga dan anggota
jawab melalui pengembangan aneka
masyarakat sebagai mitra dalam upaya
ragam “instructional effects”.
membangun karakter. (11) Mengevalua-
sebagai
“extra
“open
curricular”
Glanzer & Milson (2006:534)
si karakter sekolah, fungsi staf sekolah
prinsip
sebagai pendidik karakter, dan sejauh
pendidikan karakter: (1) Mempromosi-
mana siswa memanifestasikan karakter
kan nilai-nilai etika inti sebagai dasar
yang baik.
menjelaskan
ada
sebelas
karakter yang baik. (2) Mendefinisikan
Pembelajaran PKn dilaksanakan
karakter secara komprehensif dengan
dengan memadukan kegiatan intra, ko
memasukkan aktivitas berpikir, merasa
dan ekstra kurikuler dalam konstelasi
dan berprilaku. (3) Menggunakan pen-
utuh kehidupan bermasyarakat, ber-
dekatan yang komprehensif, proaktif
bangsa dan bernegara Indonesia. De-
Jurnal PPKn & Hukum_______________________________Vol. 12 No. 2 Oktober 2017
27
Pebriyenni, Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Memperkuat Karakter Bangsa
ngan demikian akan tercipta iklim
pembelajaran yang berhubungan dengan
pembelajaran PKn yang mencerminkan
institusi-institusi dan sistem yang me-
sebagai kelas global yang terbuka (open
libatkan pemerintah, budaya politik
global classroom) (Winataputra, 2014:
(political
4). Oleh karena itu, secara sadar dan
demokratis,
terencana sesuai dengan perkembangan
jawab warga negara, administrasi publik
psikologis dan konteks kehidupannya
dan sistem peradilan. PKn sebagai mata
secara sistemik, siswa/mahasiswa di-
pelajaran tersendiri (separated subject)
fasilitasi untuk belajar berkehidupan
seperti di Indonesia, sangat menarik dan
demokrasi secara utuh, yakni belajar
tampaknya menjadi common sense dari
tentang
about
teoretisi PKn di dunia, yakni dengan
democracy), belajar dalam iklim dan
mulai diperkenalkan istilah paradigma
melalui proses demokrasi (learning
baru PKn. Ciri-ciri utama PKn adalah
through democracy), dan belajar untuk
mengkaji hak-hak dan tanggung jawab
membangun demokrasi (learning for
warga negara; pemerintah dan lembaga-
democracy).
lembaga negara; sejarah dan konstitusi;
demokrasi
(learning
heritage), hak-hak
proses-proses dan
tanggung
Dari kajian terhadap pelaksanaan
identitas nasional; sistem hukum dan
PKn di Asia dan Pasifik, ditemukan ada
rule of law; hak-hak asasi manusia,
negara yang menyebutnya sebagai civic
politik, ekonomi dan sosial; prinsip dan
education. Lingkup kajian civic edu-
proses demokratik; partisipasi aktif war-
cation adalah pemerintahan, konstitusi,
ga negara dalam masalah kewargaan;
rule of law, serta hak dan tanggung
perspektif internasional; dan nilai-nilai
jawab warga negara. Untuk yang lain-
kewarganegaraan demokratis.
nya, PKn disebut dengan citizenship
Perubahan kurikulum pendidikan
education dengan cakupan dan pene-
(formal) di suatu negara tidak dapat di-
kanan kajian meliputi proses-proses
pisahkan dari konteks yang melatarinya.
demokrasi,
warga
Kebijakan pendidikan tentang kuri-
negara, dan keterlibatan warga dalam
kulum sekolah berhubungan erat de-
suatu civil society (masyarakat warga).
ngan kepentingan politik pendidikan
Namun, bagi kebanyakan, kajian civic
nasional terhadap situasi dan konteks
education memasukkan pembelajaran-
yang mendukungnya. Demikian pula
partisipasi
aktif
Jurnal PPKn & Hukum_______________________________Vol. 12 No. 2 Oktober 2017
28
Pebriyenni, Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Memperkuat Karakter Bangsa
pemberlakuan Kurikulum 2013 di Indo-
65 tahun ke atas). Jumlah penduduk
nesia untuk jenjang pendidikan dasar
usia produktif ini akan mencapai pun-
dan menengah, pengembangannya di-
caknya pada tahun 2020-2035. Ini
dasari oleh beberapa pertimbangan dan
berarti bahwa pada tahun 2020-2035,
latar belakang. Kurikulum 2013 di-
sumber daya manusia (SDM) Indonesia
lahirkan dengan rasional pengembangan
usia produktif akan melimpah. SDM
adanya tantangan internal maupun tan-
yang melimpah ini apabila memiliki
tangan eksternal.
kompetensi dan keterampilan akan men-
Tantangan internal antara lain
jadi modal pembangunan yang luar
terkait dengan kondisi pendidikan yang
biasa besarnya. Namun apabila tidak
dikaitkan dengan tuntutan pendidikan
memiliki kompetensi dan keterampilan
yang mengacu kepada delapan Standar
tentunya akan menjadi beban pemba-
Nasional Pendidikan yang meliputi
ngunan. Oleh sebab itu tantangan besar
standar pengelolaan, standar biaya, stan-
yang dihadapi adalah bagaimana meng-
dar sarana prasarana, standar pendidik
upayakan agar SDM usia produktif
dan tenaga kependidikan, standar isi,
yang melimpah ini dapat ditransfor-
standar proses, standar penilaian, dan
masikan menjadi SDM yang memiliki
standar
kompetensi dan keterampilan melalui
kompetensi
lulusan
sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32
pendidikan agar tidak menjadi beban.
Tahun 2013 tentang Perubahan Peratu-
Tantangan eksternal yang di-
ran Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
hadapi dunia pendidikan antara lain
tentang Standar Nasional Pendidikan.
berkaitan dengan tantangan masa depan,
Tantangan internal lainnya terkait de-
kompetensi yang diperlukan di masa
ngan faktor perkembangan penduduk
depan, persepsi masyarakat, perkemba-
Indonesia dilihat dari pertumbuhan pen-
ngan pengetahuan dan pedagogi, serta
duduk usia produktif.
berbagai fenomena negatif yang menge-
Terkait perkembangan penduduk,
muka. Tantangan masa depan antara
saat ini jumlah penduduk Indonesia usia
lain terkait dengan arus globalisasi dan
produktif (15-64 tahun) lebih banyak
berbagai
dari usia tidak produktif (anak-anak
masalah lingkungan hidup, kemajuan
berusia 0-14 tahun dan orangtua berusia
teknologi dan informasi, kebangkitan
isu
yang
terkait
dengan
Jurnal PPKn & Hukum_______________________________Vol. 12 No. 2 Oktober 2017
29
Pebriyenni, Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Memperkuat Karakter Bangsa
industri kreatif dan budaya, dan per-
pandangan yang berbeda, dan (5) ke-
kembangan pendidikan di tingkat inter-
mampuan hidup dalam masyarakat yang
nasional. Di era globalisasi juga akan
mengglobal.
terjadi perubahan-perubahan yang ce-
PKn atau PPKn sebagai pendidi-
pat. Dunia akan semakin transparan,
kan karakter harus mampu melahirkan
terasa sempit, dan seakan tanpa batas.
siswa yang memiliki kompetensi seperti
Hubungan komunikasi, informasi dan
di atas. Di samping itu generasi muda
transportasi menjadikan satu sama lain
Indonesia juga harus memiliki minat
menjadi dekat sebagai akibat dari
luas dalam kehidupan, memiliki kesia-
revolusi industri dan hasil pengemba-
pan untuk bekerja, memiliki kecerdasan
ngan ilmu pengetahuan dan teknologi.
sesuai
Arus globalisasi juga akan menggeser
memiliki rasa tanggung jawab terhadap
pola hidup masyarakat dari agraris dan
lingkungan. Guru PPKn perlu memper-
perniagaan tradisional menjadi masya-
hatikan
rakat industri dan perdagangan modern
yang terkait dengan perkembangan
seperti dapat terlihat di WTO, ASEAN
neurologi dan psikologi serta perkem-
Community, APEC dan AFTA.
bangan pedagogi yang terkait dengan
Tantangan masa depan juga terkait dengan pergeseran kekuatan eko-
dengan
bakat/minatnya,
perkembangan
dan
pengetahuan
observation-based (discovery) learning serta collaborative learning.
nomi dunia, pengaruh dan imbas tekno-
Tantangan eksternal lainnya be-
sains, serta mutu investasi dan transfor-
rupa fenomena negatif yang menge-
masi pada sektor pendidikan. Kompe-
muka di antaranya terkait dengan masa-
tensi masa depan yang diperlukan da-
lah perkelahian pelajar, masalah nar-
lam menghadapi arus globalisasi antara
koba, korupsi, plagiarisme, kecurangan
lain: (1) kemampuan berkomunikasi,
dalam ujian, dan gejolak sosial di
berpikir jernih dan kritis, (2) kemam-
masyarakat (social unrest). Penyempur-
puan mempertimbangkan segi moral
naan pola pikir pendidikan yang sesuai
suatu permasalahan, (3) kemampuan
dengan kebutuhan masa depan hanya
menjadi warga negara yang bertang-
akan dapat terwujud apabila terjadi
gung jawab, (4) kemampuan mencoba
pergeseran atau perubahan pola pikir.
untuk mengerti dan toleran terhadap
Jurnal PPKn & Hukum_______________________________Vol. 12 No. 2 Oktober 2017
30
Pebriyenni, Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Memperkuat Karakter Bangsa
Sejalan dengan tujuan pendidikan
menyebutkan bahwa belajar adalah se-
nasional, disadari sepenuhnya bahwa
buah proses yang dilakukan oleh indi-
PPKn yang diajarkan pada pendidikan
vidu untuk memperoleh sebuah peru-
dasar sampai pendidikan tinggi sesung-
bahan tingkah laku yang menetap, baik
guhnya berperan sebagai motor peng-
yang dapat diamati maupun yang tidak
gerak untuk memfasilitasi perkemba-
dapat diamati secara langsung, yang
ngan karakter bangsa. Secara umum,
terjadi sebagai suatu hasil latihan atau
tujuan PKn yang ingin dicapai adalah
pengalaman dalam interaksinya dengan
terciptanya siswa (warga negara) yang
lingkungan (Roziqin, 2007:62).
mempunyai kesadaran terhadap kehidu-
Dari berbagai definisi tersebut,
pan berbangsa dan bernegara yang
dapat disimpulkan adanya beberapa ciri
harmonis dan demokratis dengan tetap
belajar, yaitu: (1) Belajar ditandai de-
memperhatikan sendi-sendi NKRI dan
ngan perubahan tingkah laku (change
norma-norma sosial di masyarakat.
behavior). (2) Perubahan perilaku relatif
Melalui PPKn diharapkan dapat mem-
permanen. Ini berarti bahwa perubahan
persiapkan siswa menjadi warga negara
tingkah laku yang terjadi karena belajar
yang memiliki komitmen kuat dan kon-
untuk waktu tertentu akan tetap atau
sisten untuk mempertahankan NKRI.
tidak berubah-ubah. (3) Perubahan ting-
Semua itu perlu diproses dalam dunia
kah laku tidak harus segera dapat di-
pendidikan melalui kegiatan belajar.
amati pada saat proses belajar sedang
Belajar tersebut merupakan kegiatan
berlangsung, perubahan perilaku ter-
berproses yang terdiri dari beberapa
sebut bersifat potensial. (4) Perubahan
tahap. Tahapan dalam belajar tergan-
tingkah laku merupakan hasil latihan
tung pada fase-fase belajar, dan di
atau pengalaman. (5) Pengalaman atau
antara tahapannya adalah yang dikemu-
latihan itu dapat memberi penguatan.
kakan oleh Syam (2003), yakni: tahap
Di dalam tugas melaksanakan
acquisition, yaitu tahapan perolehan
proses pembelajaran, seorang guru/do-
informasi; tahap storage, yaitu tahapan
sen
penyimpanan
tahap
prinsip belajar berikut: (1) Apapun yang
retrieval, yaitu tahapan pendekatan
dipelajari siswa/mahasiswa, dialah yang
kembali informasi. Definisi yang lain
harus belajar, bukan orang lain. (2)
informasi;
dan
perlu
memperhatikan
beberapa
Jurnal PPKn & Hukum_______________________________Vol. 12 No. 2 Oktober 2017
31
Pebriyenni, Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Memperkuat Karakter Bangsa
Setiap siswa/mahasiswa belajar sesuai
diupayakan untuk mewujudkan warga
dengan tingkat kemampuannya. (3) Sis-
negara yang sadar bela negara ber-
wa/mahasiswa
belajar
landaskan pemahaman politik kebang-
dengan baik bila mendapat penguatan
saan, dan kepekaan mengembangkan
langsung pada setiap langkah yang
jati diri dan moral dalam perikehidupan
dilakukan selama proses belajar. (4) Pe-
bangsa. Untuk itu standar isi PPKn di
nguasaan yang sempurna dari setiap
antaranya adalah pengembangan ter-
langkah yang dilakukan siswa akan
hadap: (1) nilai-nilai cinta tanah air; (2)
membuat proses belajar lebih berarti.
kesadaran berbangsa dan bernegara; (3)
(5) Motivasi belajar siswa akan lebih
keyakinan terhadap Pancasila sebagai
meningkat apabila ia diberikan tang-
ideologi negara; (4) nilai-nilai demo-
gung jawab dan kepercayaan penuh atas
krasi, hak asasi manusia dan lingkungan
belajarnya.
hidup; (5) kerelaan berkorban untuk
akan
dapat
PPKn adalah pendidikan demokratis yang pelaksanaannya dilakukan
masyarakat, bangsa dan negara; serta (6) kemampuan awal bela negara.
oleh lembaga pendidikan formal. Dalam
Dilihat dari hakikat dan tujuan
pembelajarannya siswa diarahkan dan
PPKn, dapat dikatakan bahwa PPKn
dibimbing untuk memahami orientasi,
adalah pendidikan karakter dalam arti
sikap dan perilaku politik sehingga
sempit. Kesimpulan ini didasarkan pada
siswa memiliki political knowledge,
perbandingan antara aspek nilai yang
awareness, attitude, political efficacy
ada dalam pendidikan karakter dan nilai
dan political participation serta kemam-
demokrasi/keberadaban yang terdapat
puan mengambil keputusan politik se-
pada PPKn. Pendidikan karakter lebih
cara rasional. Hakikat PPKn adalah
luas karena berkaitan bukan hanya pada
upaya sadar dan terencana untuk men-
pengembangan nilai-nilai moral indi-
cerdaskan kehidupan bangsa dengan
vidu, melainkan juga memperhatikan
menumbuhkan jati diri dan moral
corak hubungan antarindividu dalam
bangsa sebagai landasan pelaksanaan
struktur sosial yang ada dalam masya-
hak dan kewajiban dalam bela negara,
rakatnya. Untuk membangun kehidupan
demi kelangsungan kehidupan dan ke-
berbangsa, maka nilai demokrasi/kebe-
jayaan bangsa dan negara. Hal ini
radaban, nasionalisme dan patriotisme
Jurnal PPKn & Hukum_______________________________Vol. 12 No. 2 Oktober 2017
32
Pebriyenni, Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Memperkuat Karakter Bangsa
sangat urgen diterapkan dalam konteks
yang dikembangkan dalam kurikulum
kehidupan masyarakat yang plural.
pendidikan.
Saat ini dalam Kurikulum 2013
E. PENUTUP
terdapat perubahan pendidikan kewar-
Seorang guru harus menjadi se-
ganegaraan, baik dari penamaan (PKn
orang pengasuh bagi peserta didik,
berubah menjadi PPKn), isi (content),
menjadi panutan dan teladan untuk di-
pendekatan, model pembelajaran dan
contoh oleh peserta didik. Guru harus
penilaian. Secara prinsip, kebijakan dan
pula
implementasi Kurikulum 2013 dimak-
didiknya agar memiliki integritas dan
sudkan
manusia
kedisiplinan dalam kehidupan sehari-
seutuhnya, menyiapkan generasi muda
hari. Namun upaya mengembangkan
menghadapi kehidupan masa datang,
dan memperkuat karakter siswa meru-
dan membangun sikap mental bangsa
pakan hal yang tidak mudah. Guru,
yang mandiri sebagaimana tersirat da-
terutama guru PPKn, akan kesulitan
lam sila Pancasila. Ada tiga nilai utama
dalam mengembangkan dan memper-
yang dikembangkan dalam Kurikulum
kuat karakter siswa, jika tidak ada
2013, yaitu: Pertama, menghormati
dukungan dari keluarga dan masyarakat
kembali norma-norma yang menjadi
yang ada di lingkungan siswa tersebut.
budaya bangsa, di antaranya adalah
Memperkuat karakter bangsa merupa-
pembangunan karakter jujur, disiplin
kan tanggung jawab bersama antara
dan bertanggung jawab. Kedua, me-
guru, keluarga dan masyarakat.
untuk
membentuk
menjadi
pembimbing
peserta
numbuhkan nilai-nilai keilmuan. Dalam
Guru pada umumnya dan khusus-
hal ini pemerintah berupaya untuk
nya guru PPKn haruslah memberi con-
menumbuhkan
berinovasi,
toh yang baik, segala tingkah lakunya
mencari ilmu dan berkreasi pada para
tidak bertentangan dengan norma dan
siswa.
nilai
nilai yang berlaku di masyarakat. Segala
kebangsaan dan cinta tanah air, ter-
bentuk penyimpangan tidak akan terjadi
masuk di dalamnya menghargai kebu-
jika guru, orangtua dan masyarakat
dayaan dan karya anak bangsa. Jadi,
mampu memberikan teladan yang baik
PPKn merupakan salah satu mata pela-
bagi siswa; potensi untuk melanggar
jaran pokok untuk mencapai nilai utama
norma dan aturan akan semakin kecil.
Ketiga,
semangat
menumbuhkan
Jurnal PPKn & Hukum_______________________________Vol. 12 No. 2 Oktober 2017
33
Pebriyenni, Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Memperkuat Karakter Bangsa
Akhirul kalam, bagi guru PPKn perlu diingat bahwa pengembangan karakter tidak lepas dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Di sini PPKn dapat dijadikan sebagai sarana dalam memperkuat karakter siswa. Hal ini karena Pancasila yang menjadi acuan utama PPKn mengandung nilai-nilai kehidupan yang bisa dijadikan pedoman dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
DAFTAR PUSTAKA Budimansyah, D. 2012. Dimensi-dimensi Praktik Pendidikan Karakter. Bandung: Widya Aksara Pers. Dupper, D.R. 2010. A New Model of School Discipline Engaging Students and Preventing Behavior Problems. New York: Oxford University Press. Glanzer, P.L. and A.J. Milson. 2006. “Legislating the Good: a Survey and Evaluation of Character Education Laws in the United States.” Educational Policy, 20 (3) p. 525-550. Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo. Jones, Keith. 2004. Planning for Mathematics Learning. New York: Routledge. Kavaliauskiene, Galane. 2011. “Life Long Learning Strategis: Socialiniu Mokslu Studi.jos.” Societal Studie, Vol 3(4), p. 1253-1267. Lickona, T. 1994. Educating for Character. New York: Routledge.
Panduan Implementasi Kurikulum 2013. Roziqin, Muhammad Zainur. 2007. Moral Pendidikan di Era Global: Pergeseran Pola Interaksi GuruMurid di Era Global. Malang: Averroes Press. Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. The Qualification and Curriculum Authority. 2001. Planning for Learning in the Fondation Stage. London: QCA. Uliana, Pipit dan Naniek Setyawati. 2013. “Implementasi Pendidikan Karakter melalui Kultur Sekolah pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri I Gedang Sidoarjo.” Kajian Moral dan Kewarganegaraan, No. 1 (1) hlm 165-179. Winataputra, Udin S. 2014. “Memantapkan Paradigma Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai Wahana Pendidikan Kebangsaan.” Prosiding AP3KnI, Prodi PPKn FIS Universitas Manado, ISBN 978-602-71575-0-7. Wuryandani, Wuri, Fathurrohan dan Unik Ambarwati. 2016. “Implementasi Pendidikan Karakter Kemandirian di Muhammadiyah Boarding School.” Jurnal Cakrawala Pendidikan, No. 2 Juni 2016. Wynne, E.A. 1991. “Character and Academics in the Elementary School.” Dalam J.S. Benninga. (Penyunting). Moral, Character, and Civic Education in the Elementary School. New York: Theachers College, Columbia University. hz
Jurnal PPKn & Hukum_______________________________Vol. 12 No. 2 Oktober 2017
34