PERANAN KBQ BABURRAYYAN DALAM PEMASARAN KOPI

Download Kopi Arabika merupakan salah satu komoditi unggulan yang berasal dari dataran tinggi Gayo. Mayoritas masyarakat disana ... harga, kopi orga...

0 downloads 284 Views 52KB Size
PERANAN KBQ BABURRAYYAN DALAM PEMASARAN KOPI ARABIKA GAYO Oleh : Rini Andriani ABSTRAK Kopi Arabika merupakan salah satu komoditi unggulan yang berasal dari dataran tinggi Gayo. Mayoritas masyarakat disana berprofesi sebagai petani kopi. Varietas Arabika mendominasi jenis kopi yang dikembangkan oleh para petani kopi Gayo. Dari sisi pemasaran, disebutkan bahwa petani hamper tidak menemui kendala karena biasanya selalu ada pengusaha yang mau menerima biji kopi dari para petani baik itu pedagang pengumpul maupun ekportir. Salah satu koperasi yang sudah berkembang yaitu Koperasi Baitul Qiradh (KBQ) Baburrayyan. Koperasi ini sudah memiliki peralatan yang lengkap untuk pengolahan dan pemasaran hasil yang bertujuan untuk ekspor maupun industri nasional. Kata Kunci : Koperasi Baitul Qiradh (KBQ) Baburrayyan, Pemasaran, Kopi Arabika Gayo PENDAHULUAN Provinsi Aceh merupakan daerah penghasil kopi arabika terbesar di Indonesia dengan pusat pengembangannya terletak di dataran tinggi Gayo yaitu Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah yang keseluruhannya merupakan usaha perkebunan rakyat. Luas perkebuan rakyat di dua Kabupaten ini adalah 93.316 ha dengan produksi yang dihasilkan berkisar ± 27.444 ton dengan tingkat produktivitas perhektarnya ± 700-800 kg/tahun. Dari luasan tersebuat diatas sekitar 85% jenis kopi Arabika dan sisanya

15 % dari jenis robusta, serta melibatkan tidak kurang dari 50.000 kepala keluarga. Kopi Arabika merupakan salah satu komoditi unggulan daerah Aceh

yang

memberikan

kontribusi

nyata

bagi

penerimaan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan pendapatan petani. Hal ini disepakati dalam acara “Duek Pakat“ pada bulan September 2003 di Takengon Kabupaten Aceh Tengah yang dihadiri oleh para Menteri Kabinet Gotong Royong, juga menetapkan kopi Arabika sebagai satu komoditi unggulan daerah. Kopi merupakan salah satu

komoditas

ekspor

penting

yang

diharapkan

mampu

memberikan nilai tambah dan penerimaan devisa bagi Negara pada umumnya maupun untuk daerah sentra produksi utamanya yaitu Provinsi Aceh. Kopi

Arabika

umumnya

ditanam

secara

organik

oleh

masyarakat Gayo dengan alasan biaya penjualan lebih mahal dibandingkan dengan kopi anorganik.

Selain itu

untuk

memproduksi kopi anorganik selain terlalu besar biaya produksi, juga rasanya yang kurang lezat. Sedangkan kopi organik jangka waktu panennya dua kali dalam sebulan namun hasilnya lebih banyak dibandingkan dengan kopi anorganik. Ditinjau dari segi harga, kopi organik di daerah kajian dalam bentuk kopi beras berkisar antara Rp.35.000/kg sedangkan kopi anorganik berkisar antara

Rp.33.500/kg,

(Mujiburrahman, 2011).

dengan

kadar

air

16%

-

17%

Pemasaran merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan untuk membantu

mempercepat proses sampainya

barang kepada konsumen. Pemasaran yang dilakukan oleh petani kopi Gayo dilakukan rutin dalam satu minggu sekali. Para petani membawa kopi ke pedagang pengumpul yang ada di desa, pemasaran seperti ini sudah rutin dilakukan.

Gambar : Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan Di Gayo, koperasi yang masih aktif bergerak dalam bisnis kopi Arabika yaitu Koperasi Baitul Qiradh (KBQ) Baburrayyan yang didirikan

pada

tanggal

21

Oktober

2002.

Dari

www.Baburrayyan.com, dijelaskan bahwa tujuan dari koperasi ini adalah

untuk

memajukan

kesejahteraan

ekonomi

dan

kesejahteraan anggotanya. Adapun kegiatan dari koperasi ini yaitu: 1. Pembinaan petani kopi di dataran tinggi Gayo Pembinaan yang dilakukan KBQ Baburrayyan meliputi Cara Budidaya Kopi, Pasca Panen Kopi, Penanganan Hama dan

penyakit Kopi dan kebutuhan lain yang menyangkut dan menunjang pertanian organik. 2. Sertifikasi Anggota dan koperasi disertifikasi oleh 3 (tiga) badan sertifikasi untuk menjamin pasar dan kualitas kopi yang akan dibeli oleh anggota koperasi. 3. Membeli kopi anggota KBQ Baburrayyan Koperasi membeli kopi dari anggota yang telah terdaftar secara sah sebagai anggotanya melalui kolektor yang dimiliki oleh setiap kelompok, baik yang ditunjuk oleh koperasi atau yang disahkan dari pengusulan anggota 4. Pengolahan kopi Kopi yang dibeli dari anggota koperasi tersebut diproses sampai menjadi produk yang siap diekspor (green bean) dan mengekspornya langsung melalui belawan Medan 5. Ekspor Kopi Gayo yang telah diolah tersebut diekspor ke luar negeri dan dijual kurang lebih 80% ke USA dan sisanya ke Negara Eropa dan Australia Koperasi

ini sudah memiliki 105 kelompok binaan yang

menghasilkan biji kopi yang sesuai dengan standar ekspor. Saluran pemasaran yang dilakukan oleh koperasi ini adalah kopi yang diperoleh dari petani dikumpulkan ke kolektor dan dilanjutkan ke koperasi,

kemudian

baru

di

teruskan

ke

eksportir.

KBQ

Baburrayyan ini telah mampu mengekspor kopi ke beberapa Negara seperti USA, Australia, Inggris, Singapura, Canada, Mexico dan New Zealand. Seperti yang dikutip dari Mujiburrahman (2011), bahwa jaringan pasok bahan baku adalah jalur yang ditempuh oleh bahan baku suatu produk dari produsen hingga ke pengolah. Pasokan bahan baku untuk usaha Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan berasal dari Kolektor yang dibina dengan prinsip kemitraan oleh koperasi ini. Kolektor yang dibina pada masing-masing kluster merupakan wadah petani kopi menjual hasil panen telah mendapatkan pengawasan oleh KBQ Baburrayyan. Pada masingmasing kluster terdapat kolektor yang telah dibina oleh koperasi secara berkesinambungan. Pembinaan kolektor ini dilakukan mulai dari

peningkatan

kemampuan

penanganan

produk,

system

pembelian, arus informasi harga dan pengendalian mutu. Koperasi Baburrayan mengandalkan bahan baku dalam bentuk gabah kopi dari kolektor yang di bina. Gabah kopi ini dikumpulkan dari kumpulan petani kopi di masing-masing kluster dan di awasi baik secara internal maupun eksternal. Walaupun demikian KBQ Baburrayan masih tetap mengandalkan system stok yang dilakukan dengan rentang waktu satu sampai empat minggu. Artinya target penjualan didasarkan pada volume pembelian pada periode berjalan dan jumlah stok selama empat minggu. Walaupun demikian tak jarang pesanan lebih cepat dari perkiraan sehingga waktu simpan tidak lebih dari dua minggu. Penanganan produk

pada system pasok secara simultan oleh petani, kolektor dan KBQ Baburrayan, dan sering tidak jelas pembagian tugasnya. Dengan demikian pelaksanaan peran dan fungsi menentukan harga produknya. Bila kolektor mampu menangani beras kopi sampai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pembeli, maka KBQ Baburrayan dapat membeli dengan harga tinggi. Akan tetapi bila sebagian besar harus dilaksanakan di KBQ maka harga beli beras kopinya akan rendah. Oleh karena itu perlu dilakukan standarisasi pelaksanaan peran dan system pengawasan mutu kopi. Harga untuk biji kopi yang siap ekspor saat ini Rp. 55.000,-/kg, sedangkan bila menjual dalam bentuk gabah (belum dikupas kulit tanduknya)

harga

dapat

mencapai

Rp.

23.000,0/kg

(www.ditjenbun.pertanian.go.id) Selanjutnya ditinjau dari saluran pemasaran beras kopi pada KBQ Baburrayyan ada dua saluran, yaitu: (a) saluran dalam negeri dan (b) saluran ekspor. Untuk saluran dalam negeri beras kopi di lelang di tempat dengan cara mengundang pembeli local (local buyer). Cara penyampaian barang biasanya dilakukan secara langsung sesuai bentuk transaksi. Distribusi kopi beras dari koperasi ke pedagang importir tiap – tiap negara sebesar 80% dan juga ke pedagang domestik sebesar 20%, pedagang importir tiap – tiap negara dan juga pedagang domestik mengolah kembali kopi beras menjadi bubuk kopi sebelum di distribusikan ke konsumen akhir masing – masing sebesar 100%.

Koperasi ini diharapkan dapat memberikan peran strategis dalam pemasaran kopi Arabika yang dihasilkan oleh para petani di dataran tinggi Gayo, khususnya untuk pemasaran ekspor. Akses informasi pasar bagi petani akan lebih mudah diperoleh jika lembaga koperasi ini dapat terus berfungsi dengan baik. Adanya koperasi juga akan mempermudah dalam proses sertifikasi produk serta dapat meningkatkan efisiensi pemasaran. Untuk pemasaran kopi, koperasi dapat membangun kemitraan dengan eksportir dan industri kopi. KESIMPULAN Pemasaran merupakan suatu proses yang sangat penting untuk diperhatikan. Mengingat pemasaran merupakan suatu proses distribusi barang untuk memenuhi permintaan konsumen. Kopi Arabika Gayo telah banyak diminati oleh masyarakat luas dikarenakan cita rasa nya yang lezat. Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan

merupakan

salah

satu

koperasi

yang

telah

berkembang sangat baik dengan fasilitasnya yang lengkap, sangat mendukung petani kopi di dataran tinggi Gayo khususnya dalam hal pemasaran. Sehingga saat ini pemasaran kopi Arabika Gayo telah meluas ke berbagai Negara. Diharapkan dengan adanya keberhasilan ini dapat memunculkan koperasi-koperasi lainnya untuk membantu meningkatkan ekonomi petani.

DAFTAR PUSTAKA Adri. 1999. Tesis. Analisis Kelembagaan Dan Ekonomi Usahatani Kopi Arabika Organik Di Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Program Pascasarjana IPB. http://mujiburrahmadmbr.blogspot.co.id/ Rantai Persediaan Supply Chain Kopi Di Kabupaten Aceh Tengah. Diakses 24 Maret 2016. Mawardi, Surip. 2008. Peranan Lembaga Koperasi Dalam Pemasaran. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika Gayo. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Indonesian Coffe dan Cocoa Research Institute (ICCRI). Halaman 27. Mujiburrahman. 2011. Sistem Jaringan Pasok dan Nilai Tambah Ekonomi Kopi Organik (Study Kasus di KBQ Baburrayyan Kabupaten Aceh Tengah). Agrisep Vol. (12) No.1. Mutiara, Christina. 2008. Tesis. Analisis Keunggulan Bersaing Kopi Arabika Gayo Organik Di Indonesia. Universitas Terbuka. UPBJJ Medan. Romano. Kajian Sistem Agribisnis Kopi Organik DI Daerah Pegunungan Gayo. Jurnal Aplikasi Manajemen Volume 7 Nomor 1 Februari 2009. www.baburrayyan.com. Mitra Petani Usaha Kecil dan Menengah. Diakses 28 Maret 2016. www.ditjenbun,pertanian.go.id. Kopi Gayo Amerika. Diakses 28 Maret 2016.

Tembus

Pasaran

www.sinartani.com. Pengembangan Kopi Arabika di Dataran Tinggi Gayo. Diakses 12 September 2011.

Yufniati ZA.,dkk. 2015. Laporan Akhir. Pengembangan Model Bioindustri Pertanian Berbasis Kopi Arabika Di Dataran Tinggi Gayo Propinsi Aceh. BPTP Aceh. Kementerian Pertanian.