PERANAN KEPEMIMPINAN DALAM

Download (Studi Kasus Manajemen Kepemimpinan UMKM Genteng di Trenggalek). Amiartuti *. * Amiartuti adalah dosen ... Sejak Tahun 80-an kajian manajem...

0 downloads 661 Views 216KB Size
PERANAN KEPEMIMPINAN DALAM MEMBENTUK PERILAKU INDIVIDU DALAM BERORGANISASI PADA UMKM (Studi Kasus Manajemen Kepemimpinan UMKM Genteng di Trenggalek) Amiartuti * Abstrak Masalah utama kepemimpinan adalah perkembangan bakat dari berbagai latar belakang etnis, pendidikan dan status sosial yang berbeda. Tetapi perkembangan kepemimpinan masih dipandang sebagai seni dibanding ilmu. Suatu pemikiran pengembangan kepemimpinan yang tetap dipakai adalah seorang pemimpin yang menjanjikan, membutuhkan mentor atau model peran. Modelmodel peran ini diasumsikan dapat berfungsi sebagai mentor bagi kaum muda yang berkeinginan merintis jalan dalam sebuah sistem sosial yang memiliki banyak halangan terhadap kesuksesannya. Orang yang bercita-cita pada kepemimpinan disarankan untuk belajar dari seorang mentor. Dari sisi ini di butuhkan sebuah figure keberhasilan yang mereka atau UMKM katakan adalah figur Kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan suatu proses. Agar bisa memimpin, pemimpin harus melakukan sesuatu. Seperti telah diobservasi oleh John Gardner (1986-1988) kepemimpinan lebih dari sekedar menduduki suatu otoritas. Kendati posisi otoritas yang diformalkan mungkin sangat mendorong proses kepemimpinan, namun sekedar menduduki posisi itu tidak menandai seseorang untuk menjadi pemimpin Kata Kunci: Kepemimpinan, pengembangan, sistem sosial

1. PENDAHULUAN Pendapatan merupakan suatu masalah yang sangat serius dan sangat penting dalam kehidupan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Dan untuk memperoleh pendapatan seseorang harus memproduksi barang atau jasa, sehingga hasil produksi tersebut dapat dinikmati orang lain. Dalam hal ini produksi yang dimaksud adalah indusri pembuatan genteng. Pelatihan untuk mengetahui besarnya rata-rata produksi dan pendapatan UKM genteng dan tingkat efisiensi usaha yang dijalankan oleh UKM genteng. UKM genteng hendaknya menjalin hubungan kerja yang baik dengan pihak lain. Hal ini bertujuan untuk memperlancar proses produksi dan pemasaran sehingga pendapatan yang diperoleh meningkat. Di Indonesia kelompok industri kecil dan industri rumah tangga merupakan bagian terbesar dari komunitas ekonomi *

Amiartuti adalah dosen Dpk pada Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Peranan Kepemimpinan Dalam Membentuk ..........(Amartuti) h. 127- 143

127

lemah. Sekalipun jenis industri ini memberikan kontribusi yang tidak terlalu besar pada PDRB, rendah produktivitasnya tetapi sangat berarti menyerap limpahan kelompok pekerja tertinggal di perkotaan maupun pedesaan. Menurut Abdul Latif (1997:2) dari aspek ketenagakerjaan usaha kecil dan menengah diartikan sebagai berikut : 1.

Unit usaha kecil industri rumah tangga (cottage indutries) yang menggunakan tenaga kerja 1-4 orang;

2.

Unit usaha kecil yang menggunakan tenaga kerja antara 5-19 orang; dan

3.

Usaha menengah dyang menggunakan tenaga kerja antara 20-99 orang. Peran industri rumah tangga sebagai penampung tenaga kerja sangat besar jika

dibanding dengan industri kecil maupun menengah. Menurut Abdul Latif (1997:2) jumlah tenaga kerja pada masing-masing kelompok industri kecil dan menengah di Indonesia cukup tinggi. Pertumbuhan jumlah tenaga kerja pada industri rumah tangga maupun indutri kecil meningkat sangat berarti baik dari penyerapan tenaga kerja maupun pertumbuhan unit usaha. Untuk industri rumah tangga mendekati jumlah 30.5 juta orang, bekerja pada 20 juta unit usaha. Sedangkan pada kelompok industri menengah

menunjukkan

pertumbuhan

statis.

Depnaker

telah

menetapkan,

pengembangan usaha kecil dan menengah mempunyai dua pola utama yaitu pengembangan unit usaha yang telah ada dan penciptaan usaha baru. Berdasarkan SUPAS 1995 dan Sensus Penduduk 1990, diproyeksikan kelompok industri rumah tangga ditargetkan masih akan menjadi pilihan utama untuk menampung tenaga kerja sebesar 4.06 juta yang tersebar pada 6.100 unit usaha. Pada industri kecil ditargetkan 311 ribu orang dan tersebar pada 27.7 ribu unit usaha, sedangkan pada industri menengah ditargetkan menampung 371.8 ribu orang pada 6.198 unit usaha menengah. Dari sisi ini di butuhkan sebuah figure keberhasilan yang mereka atau UMKM katakan adalah figur Kepemimpinan Secara teoritik kepemimpinan dapat ditelaah melalui teori-teori yang lahir dinegara

Barat seperti, teori sifat, teori perilaku, yeori kontingensi, teori

transaksional, teori transformasional dan teori kharismatik. Akan tetapi dalam banyak hal teori-teori tersebut di dalam prakteknya perlu pertimbangan yang lebih cermat, terutama bagi negara yang latar belakangnya berbeda dengan negara pencetus teori. Sejak Tahun 80-an kajian manajemen kontemporer mulai beranjak keluar dari bahasan yang sempit tentang kepemimpinan kearah dimensi yang lebih 128

Media Mahardhika Vol. 11 No 1 September 2012

luas. Kepemimpinan tidak lagi dupandang sebagai pemimpin terhadap manusia semata, tetapi juga pemimpin terhadap perubahan. Seorang pemimpin tidak hanya mempengaruhi bawahan, akan tetapi sebagai titik sentral yang mementukan arah perjalanan organisasi dalam kaitannya dalam berbagai kemungkinan perubahan yang terjadi pada lingkungan organisasi. Pertanyaan yang lahir dari kedekatan kepemimpinan adalah bagaimana kepemimpinan itu dapat memnghadirkan sebuah peningkatan produktifitas pada UMKM Genteng di Trenggalek?

2. TINJAUAN TEORI Kepemimpinan Menurut Definisi Kepemimpinan menurut Locke, E.A pada umumnya adalah sebagai suatu proses membujuk (inducing) orang lain menuju sasaran bersama. Definisi tersebut mencakup tiga hal antara lain : 1. Kepemimpinan

merupakan

suatu

konsep

relasi

(relational

concept).

Kepemimpinan hanya ada dalam proses relasi dengan orang lain (para pengikut). Apabila tidak ada pengikut, maka tidak ada pemimpin. Dalam definisi ini bahwa para pemimpin yang efektif harus mengetahui bagaimana membangkitkan inspirasi dan berrelasi dengan para pengikut mereka. 2. Kepemimpinan merupakan suatu proses. Agar bisa memimpin, pemimpin harus melakukan sesuatu. Seperti telah diobservasi oleh John Gardner (1986-1988) kepemimpinan lebih dari sekedar menduduki suatu otoritas. Kendati posisi otoritas yang diformalkan mungkin sangat mendorong proses kepemimpinan, namun sekedar menduduki posisi itu tidak menandai seseorang untuk menjadi pemimpin. 3. Kepemimpinan harus membujuk orang lain untuk mengambil tindakan. Pemimpin membujuk pengikutnya melalui berbagai cara, seperti menggunakan otoritas yang terlegitimasi, menciptakan model (menjadi teladan), penetapan sasaran, memberi imbalan dan hukum, restrukturisasi organisasi, dan mengkomunikasikan visi. Bass dan Avolio (1990) menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional tidak hanya mengakui kebutuhan bawahan, tetapi juga berusaha meningkatkan kebutuhan tersebut dari tingkatan yang rendah ke tingkatan yang lebih tinggi Peranan Kepemimpinan Dalam Membentuk ..........(Amartuti) h. 127- 143

129

sampai ke tingkatan yang mapan.

Dengan demikian proses kepemimpinan

transformasional dapat menghasilkan kemampuan bawahan untuk memimpin diri mereka sendiri mengambil tanggung jawab bagi tindakannya sendiri dan memperoleh imbalan melalui kemandirian yang kuat. Bass (1985) mendefinisikan kepemimpinan transformasional sebagai pengaruh pemimpin atau atasan terhadap bawahan. Pada prinsipnya kepemimpinan transformasional adalah memotivasi bawahan untuk berbuat lebih baik dari apa yang bisa dilakukan dengan kata lain dapat meningkatkan kepercayaan atau keyakinan diri bawahan. Pawar dan Eastman (1997:80-109) menyatakan bahwa kharisma merupakan kunci potensi strategi kepemimpinan. Sedangkan menurut Howell (1988: 213-236) menyatakan bahwa secara personal, kharisma tidak bekerja untuk mengembangkan bawahan menjadi pemimpin. Pada kenyataannya pemimpin kharismatik enggan memberi wewenang kepada bawahannya, karena pemberian wewenang seperti itu dapat mengancam kedudukan atau status kepemimpinan. Bass (1985) memberikan pemahaman yang lebih luas bahwa kepemimpinan kharismatik lebih dari sekedar keyakinan terhadap kepercayaan, tetapi mereka memiliki kemampuan supernatural. Bawahan sebagai bagian dari kepemimpinan Kharismatik tadak hanya percaya dan hormat pada pimpinannya, tetapi mereka menjadikan idola dan pujaan sebagai figur spritual. Pada kondisi persaingan yang tidak pasti dikategorikan sebagai sangat berisiko dalam arti bawha setiap keputusan yang diambil dapat berdampak buruk dan berisiko bagi perusahaan. Kondisi yang berisiko tersebut akan menimbulkan kecemasan baik dari pihak pimpinan, terlebih para bawahan, sehinnga dalam kondisi demikian sangat dibutuhkan kepemimpinan yang kharismatik. Saat ini Kepemimpinan merupakan topik yang selalu menarik untuk selalu dikaji dan diteliti, karena aspek fenomenal yang paling sedikit dipahami. Kepemimpinan merupakan bagian penting dari manajemen walaupun tidak seluruhnya. Sebagai contoh para manajer harus merencanakan dan mengorganisasi, tetapi peran utama dari kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Fenomena kepemimpinan di negara 130

Media Mahardhika Vol. 11 No 1 September 2012

Indonesia juga telah membuktikan bagaimana kepemimpinan telah berpengaruh sangat besar terhadap kehidupan berpolitik dan bernegara. Dalam dunia bisnis, kepemimpinan berpengaruh sangat kuat terhadap jalannya organisasi dan kelangsungan hidupnya. Masalah utama kepemimpinan adalah perkembangan bakat dari berbagai latar belakang etnis, pendidikan dan status sosial

yang berbeda. Tetapi

perkembangan kepemimpinan masih dipandang sebagai seni dibanding ilmu. Suatu pemikiran pengembangan kepemimpinan yang tetap dipakai adalah seorang pemimpin yang menjanjikan, membutuhkan mentor atau model peran. Modelmodel peran ini diasumsikan dapat berfungsi sebagai mentor bagi kaum muda yang berkeinginan merintis jalan dalam sebuah sistem sosial yang memiliki banyak halangan terhadap kesuksesannya. Orang yang bercita-cita pada kepemimpinan disarankan untuk belajar dari seorang mentor. Bagaimana perilaku pemimpinan yang baik untuk dapat mempengaruhi

dan sikap

kinerja karyawan dalam

organisasinya.

Kepemimpinan Dalam Organisasi Dalam suatu organisasi diperlukan adanya seorang pemimpin untuk mengatur dan bertanggung jawab atas jalannya suatu proses dalam organisasi tersebut. Figur pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu memahami dan menyadari bahwa keteladanan yang diberikannya, berdaya pengaruh jauh lebih hebat dibandingkan bila ia hanya mengkhotbahkannya, dan bisa menjadi sebuah alat yang ampuh dan efektif yang mampu menunjang kinerja organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pemimpin yang berhasil adalah mereka yang memiliki wawasan pribadi untuk tumbuh bersama organisasi dan mengubah pandangan mereka sendiri, atau menyadari keterbatasan mereka dan memungkinkan bentuk kepemimpinan yang lain muncul. Organisasi yang terus berhasil akan memaksa pemimpin untuk memperhitungkan bagaimana cara menumbuhkan proses yang tadinya dapat bekerja dalam skala kecil dan dengan orang muda ke dalam proses yang berfungsi dalam skala global dengan karyawan yang makin matang. Untuk menciptakan dan menghidupkan suatu organisasi, diperlukan suatu visi, keyakinan dan energi yang kuat. Diperlukan suatu penilaian, kebajikan, dan Peranan Kepemimpinan Dalam Membentuk ..........(Amartuti) h. 127- 143

131

ketrampilan dalam mengumpulkan kelompok-kelompok orang yang besar untuk bersama-sama menjalankan proses pada skala global dengan penduduk yang beragam secara geografis dan usia. Satu hal yang semakin jelas dapat dilihat dari perkembangan lembaga atau organisasi masa lampau menjadi bentuk baru pemerintahan, dan kepemimpinan dituntut untuk dipelajari.. Oleh karena itu, pemimpin diharapkan memiliki karakteristik sebagai berikut : 1.

Tingkat persepsi dan wawasan yang luar biasa terhadap realita dunia dan terhadap diri mereka sendiri.

2.

Tingkat motivasi yang luar biasa yang dapat menguatkan mereka menghadapi pembelajaran dan perubahan yang terjadi

3.

Kekuatan emosional untuk mengatasi kecemasan diri sendiri dan orang lain

4.

Kemauan dan kemampuan tunuk melibatkan orang lain dan menarik partisipasi mereka untuk menyelesaikan suatu permasalahan bersama.

5.

Kemauan dan kemampuan untuk membagi kekuasaan dan control menurut pengetahuan dan ketrampilan orang. Kita adalah pemimpin di satuan kerja kita masing-masing. Sebagai seorang

pemimpin, kita dituntut untuk memiliki karakteristik-karakteristik khusus disamping begitu banyak sifat-sifat yang sudah kita miliki. Pada umumnya, orang beranggapan bahwa organisasi tiu baik atau buruk dilihat dari siapa yang memimpin dan bagaimana sikap yang ditunjukkan dalam kesehariannya serta bagaimana caranya dalam bersosialisasi dengan bawahannya. Semua hal tersebut sangat berpengaruh dalam kinerja organisasi termasuk menjaga nama baik organisasi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Santa Clara University dan Tom Peters Group/Learning Systems terhadap lebih dari 5000 manajer senior, disimpulkan sepuluh watak yang paling dikagumi dari seseorang pemimpin sebagai berikut : 1.

Jujur (honest),

2.

Kompeten (competent),

3.

Melihat ke depan (forward-looking),

4.

Selalu memicu inspirasi (inspiring),

5.

Pandai dan cerdas (intelligent),

6.

Obyektif, berlaku adil (fair-minded),

7.

Berwawasan luas (broadminded),

132

Media Mahardhika Vol. 11 No 1 September 2012

8.

Berani mengambil resiko (courageous),

9.

Tidak basa-basi, langsung pada persoalan (straightforward),

10.

Penuh imajinasi (imaginative).

Perilaku Pemimpin Berbagai riset menunjukkan bahwa tipe kepemimpinan sangat bervariasi berdasarkan situasi yang dihadapi. Tipe kepemimpinan dapat juga digambarkan ke dalam gambar berikut :

Gambar 1, Tipe Kepemimpinan Berdasarkan Tingkah Laku Apabila dilihat pada gambar di atas maka tampaklah bahwa setiap tipe kepemimpinan merupakan kombinasi antara tingkah laku kepemimpinan yang direktif dan suportif. Kombinasi ini dibedakan atas tiga dimensi, yaitu : 1. Kadar direktif yang diberikan oleh pemimpin. 2. Kadar suportif yang diberikan oleh pemimpin. 3. Kadar keterlibatan bawahan dalam pengambilan keputusan Catatan : 

Tingkah laku yang direktif adalah tingkah laku dimana pemimpin menggunakan komunikasi satu arah, memerintahkan bawahan terhadap apa, dimana, kapan, dan bagaimana sesuatu harus dikerjakan, mengabaikan pendapat-pendapat bawahan serta mengawasi bawahan secara ketat.



Tingkah laku suportif adalah tingkah laku di mana pemimpin menggunakan komunikasi dua arah, mendengarkan, memberikan bantuan dan semangat, mengadakan interaksi dan melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan.

Keterangan gambar 2 di atas :  Tipe I (T.1), seorang pemimpin memberikan direktif tinggi dan suportif yang rendah. Dia memberikan perintah-perintah yang harus dikerjakan oleh bawahan dengan memberikan pengawasan yang ketat.

Peranan Kepemimpinan Dalam Membentuk ..........(Amartuti) h. 127- 143

133

 Tipe 2 (T.2), adalah tipe seorang pemimpin yang memberikan direktif dan suportif yang tinggi. Dia memberikan penjelasan tentang keputusankeputusan yang akan diambil dan memperhatikan saran-saran yang diberikan oleh bawahan, namun tetap memberikan direktif yang berupa penyelesaian tugas-tugas bawahan.  Tipe 3 (T.3), adalah tipe kepemimpinan yang memiliki ciri suportif tinggi namun direktif rendah, pemimpin mengambil keputusan bersama-sama dengan bawahan dan membantu usaha bawahan dalam upaya penyelesaian tugas.  Pada tipe 4 (T.4) seorang pemimpin memberikan direktif dan suportif yang rendah. Dia menyerahkan pengambilan keputusan dan pertanggungan jawab kepada bawahan.

Tingkah Laku Kepemimpinan Sebagai Bentuk Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan Berdasarkan

penjelasan

di

atas

dapat

disimpulkan

bahwa

tipe

kepemimpinan seseorang tidak hanya dilihat dari segi pemimpin, tetapi juga harus dilihat dari segi yang dipimpin (bawahan). Oleh karena itu dalam proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, tipe seorang pemimpin dapat didefinisikan sebagai berikut :

Gambar 2, Empat Tipe Dasar Kepemimpinan sebagai Bentuk-bentuk Proses Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan Berdasarkan gambar 3 diatas tampaklah bahwa :  Tipe 1 disebut tipe instruktif, sebab tipe ini ditandai dengan adanya komunikasi satu arah. Pemimpin membatasi peran bawahan dan menunjukkan kepada bawahan apa, kapan, di mana, bagaimana sesuatu tugas harus dilaksanakan. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan semata-mata menjadi 134

Media Mahardhika Vol. 11 No 1 September 2012

wewenang pemimpin, yang kemudian diumumkan kepada para bawahan. Pelaksanaan pekerjaan diawasi secara ketat oleh pemimpin. Ciri-ciri gaya kepemimpinan ini adalah : a. Pemimpin memberikan sedikit dukungan dan banyak pengarahan. b. Pemimpin memberikan batasan peranan bawahan. c. Pemimpin memberitahukan bawahan tentang apa, bilamana, dimana, dan bagaimana bawahan melaksanakan tugasnya. d. Inisiatif pemecahan masalah dan pengambilan keputusan semata-mata dilakukan oleh pemimpin. e. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan diumumkan oleh pemimpin, dan pelaksanaannya diawasi secara ketat oleh pemimpin.  Tipe 2 disebut tipe konsultatif, sebab kepemimpinan tipe ini masih memberikan instruksi yang cukup besar serta penetapan keputusan-keputusan dilakukan oleh pemimpin. Bedanya adalah bahwa tipe konsultatif ini menggunakan komunikasi dua arah dan memberikan suportif terhadap bawahan mendengar keluhan dan perasaan bawahan tentang keputusan yang diambil. Sementara bantuan ditingkatkan, pengawasan atas pelaksanaan keputusan tetap pada pemimpin. Ciri-ciri gaya kepemimpinan ini adalah : a. Pemimpin memberikan banyak pengarahan maupun dukungan. b. Pemimpin mengadakan komunikasi dua arah dan berusaha mendengarkan perasaan, gagasan, dan saran bawahan. c. Pengawasan dan pengambilan keputusan tetap pada pemimpin.  Tipe 3 disebut tipe partisipatif, sebab kontrol atas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan seimbang antara pemimpin dan bawahan, pemimpin dan bawahan sama-sama terlibat dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Komunikasi dua arah makin bertambah frekuensinya, pemimpin makin mendengarkan secara intensif terhadap bawahannya. Keikutsertaan bawahan untuk memecahkan masalah dan mengambil keputusan makin banyak, sebab pemimpin berpendapat bahwa bawahan telah memiliki kecakapan dan pengetahuan yang cukup luas untuk menyelesaikan tugas. Ciri-ciri gaya kepemimpinan ini adalah : a. Pemimpin memberikan dukungan tinggi dan sedikit pengarahan.

Peranan Kepemimpinan Dalam Membentuk ..........(Amartuti) h. 127- 143

135

b. Posisi kontrol atas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dipegang secara berganti antara pemimpin dan bawahan. c. Komunikasi dua arah ditingkatkan. d. Pemimpin mendengarkan bawahan secara aktif. e. Tanggung jawab pemecahan masalah dan pengambilan keputusan sebagian besar pada bawahan.  Tipe 4 disebut tipe delegatif, sebab pemimpin mendiskusikan masalah-masalah yang dihadapi dengan para bawahan dan selanjutnya mendelegasikan pengambilan keputusan seluruhnya kepada bawahan. Selanjutnya menjadi hak bawahan untuk menentukan bagaimana pekerjaan harus diselesaikan. Dengan demikian bawahan diperkenankan untuk menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan keputusannya sendiri sebab mereka telah dianggap memiliki kecakapan dan dapat dipercaya untuk memikul tanggung jawab untuk mengarahkan dan mengelola dirinya sendiri. Ciri-ciri gaya kepemimpinan ini adalah : a. Pemimpin memberikan sedikit dukungan maupun pengarahan. b. Pemimpin mendiskusikan masalah bersama-sama dengan bawahan sehingga tercapai kesepakatan tentang definisi masalah yang dihadapi. c. Pengambilan keputusan didelegasikan sepenuhnya kepada bawahan. d. Bawahan memiliki kontrol untuk memutuskan tentang cara melaksanaan tugas. e. Pemimpin berkeyakinan bahwa bawahan dapat memikul tanggung jawab dan dapat mengarahkan diri sendiri.

Tidak ada Tipe Kepemimpinan yang Paling Baik Banyak ahli berpendapat bahwa dari keempat tipe tersebut, tipe yang paling baik adalah tipe yang dapat memadukan secara maksimum antara produktivitas dan kepuasan, pertumbuhan, dan pembangunan manusia dalam semua situasi. Namun riset menunjukkan bahwa sebenarnya tidak ada tipe kepemimpinan yang terbaik. Yang penting adalah apabila dia dapat menyesuaikan tipe kepemimpinannya dengan situasi yang dihadapi. Termasuk dalam pengertian situasi adalah waktu, tuntutan pekerjaan, suasana organisasi, para pimpinan, rekan sekerja, kemampuan bawahan, dan harapan-harapan (tujuan organisasi maupun tujuan bawahan). Sejauh 136

Media Mahardhika Vol. 11 No 1 September 2012

mana seorang pemimpin harus memperhatikan situasi akan sangat tergantung dengan apa yang dinamakan Tingkat perkembangan yang ditunjukkan oleh bawahan dalam tugas yang spesifik, fungsi, dan tujuan pemimpin yang ingin dicapai. Berdasarkan empat gaya kepemimpinan di atas maka timbul pertanyaan; Adakah kepemimpinan yang terbaik? Jawabnya adalah tidak ada gaya kepemimpinan yang terbaik. Yang ada adalah kepemimpinan yang berhasil, yaitu pemimpin yang mampu mengadaptasikan gayanya agar sesuai dengan situasi tertentu. Hal ini erat kaitannya dengan tingkat perkembangan dan kematangan bawahan dalam melaksanakan suatu tugas tertentu.

3. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada saat melakukan pengabdian Masyarakat di daerah Trenggalek dengan pertimbangan bahwa baik data maupun informasi yang dibutuhkan mudah diperoleh.

Jenis dan Sumber Data 1. Sumber Data a) Data Primer yaitu data yang diperoleh melalui hasil penelitian secara langsung terhadap obyek yang diteliti yaitu para UMKM Genteng Kabupaten Trenggalek b) Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dan berbagai sumber dokumendokumen atau laporan tertulis lainnya yang ada pada Dinas Koperasi kabupaten Trenggalek 2. Jenis Data a) Data Kuantitatif, data yang dapat dihitung berupa angka-angka b) Data Kualitatif, data yang tidak dapat dihitung atau data yang berbentuk informasi, yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pimpinan perusahaan dan pelaku UMKM.

Metode Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini maka digunakan metode

Peranan Kepemimpinan Dalam Membentuk ..........(Amartuti) h. 127- 143

137

sebagai berikut: 1. Penelitian Lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung terhadap objek penelitian. Teknik yang digunakan adalah: a) Wawancara (interview) yaitu melakukan wawancara Iangsung terhadap responden yang dalam hal ini adalah karyawan, hal ini dimaksudkan melalui percakapan dua arah atas inisiatif pewawancara demi memperoleh informasi dan responden. b) Dokumentasi yaitu mendapatkan data tertulis yang dibutuhkan, yang berasal dan dokumen dan catatan-catatan perusahaan seperti : jumlah karyawan, besarnya gaji dan upah yang diberikan, serta data lainnya yang dibutuhkan dalam penelitian ini. c) Kuesioner (angket) yaitu pengumpulan data melalui daftar pertanyaan yang disiapkan masing-masing responden. 2. Penelitian Kepustakaan, yaitu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh konsep dan landasan teori dengan mempelajari berbagai literature, buku, dan dokumen yang berkaitan dengan objek pembahasan.

Pengukuran Instrumen Penelitian Skala Untuk memperoleh data yang diperlukan di dalam penelitian ini digunakan teknik survei dengan angket. Angket adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan melalui pos untuk diisi dan dikembalikan atau dapat juga dijawab di bawah pengawasan peneliti. Instrumen variabel penelitian diperoleh melalui jawaban responden dengan memberikan tanda pada setiap kategori pernyataan yang disusun berdasarkan skala Likert dengan 5 poin. Setiap jawaban responden akan diberi skor dan jumlah skor menunjukkan tinggi rendahnya masing-masing variabel yang diukur. Skor yang diberikan pada setiap jawaban responden adalah: 1. Sangat Setuju (SS) dengan skor 5. 2. Setuju (S) dengan skor 4. 3. Cukup Setuju (CS) dengan skor 3. 4. Tidak Setuju (TS) dengan skor 2. 5. Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skor 1. Dari hasil penelitian yang dikumpulkan maka selanjutnya akan dapat 138

Media Mahardhika Vol. 11 No 1 September 2012

disajikan metode analisis secara kualitatif berdasar prosentase persetujuan ketika dilakukan 5 pertanyaan tentang Vision, Optimizing, Integrity, Communication, Empowering.

4. HASIL DAN INTERPRETASI DATA Untuk membangun kepemimpinan berdasarkan tim (teamwork-based leadership) yang efektif diperlukan lima hal pokok (ingredients) yang dapat dijadikan acuan untuk menilai atau mengevaluasi performance sebuah tim di dalam tantangan yaitu V.O.I.C.E. 1. Vision (visi atau sasaran yang disepakati oleh seluruh anggota tim atau lebih jelas dikatakan sebagai shared vision). Setiap anggota tim mengetahui dan memahami secara jelas sasaran yang ingin dicapai timnya. Ini adalah rahasia pertama konsep manajemen yang ditulis oleh Kenneth Blanchard dan Spencer Johnson dalam buku mereka yang sangat terkenal, The One Minute Manager. Bayangkan sebuah permainan sepak bola tanpa ada gawangnya. Ini akan membuat seluruh pemain frustrasi dan bergerak tanpa tujuan. Disamping itu perubahan apapun yang dialami oleh sebuah tim jika memiliki tujuan pasti akan tercapai, dalam ilustrasi diatas tim sepak bola memiliki satu tujuan yaitu memasukkan bola ke gawang lawan meskipun strategi dalam tim berbeda berdasarkan lawan yang dihadapi tetapi tujuannya tetap sama yaitu mencetak angka kemenangan. Dan hal itulah yang menyebabkan tim tetap solid meskipun adanya perubahan. 2. Optimizing. (mengoptimalkan kemampuan individu dalam tim). Ini berarti melengkapi setiap anggota tim dengan kemampuan untuk mengenali potensi dirinya, kemampuan untuk mendayagunakannya, serta kemampuan untuk belajar guna meningkatkan potensi dirinya secara terus menerus. Pendeknya, kepemimpinan

berarti

menginspirasi,

memotivasi

dan

menumbuhkan

antusiasme kepada diri sendiri atau sesama anggota tim untuk mengoptimalkan kemampuannya. Disini para pemimpin dituntut untuk menyiapkan sebuah tim yang siap dalam menghadapi permasalahan baru atau perubahan tantangan baru. 3. Integrity. Setiap anggota tim apalagi yang merasa dirinya pemimpin harus mampu menunjukkan integritas sehingga tercipta rasa saling percaya dan saling Peranan Kepemimpinan Dalam Membentuk ..........(Amartuti) h. 127- 143

139

menghargai dalam tim yang pada gilirannya dapat menciptakan sinergi positif untuk mencapai sasaran secara lebih cepat dan efisien. Integritas adalah sifat yang dapat dipercaya, selalu menepati janji, jujur, memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugas atau terhadap apapun yang telah disepakatinya, serta memiliki karakter yang baik dan solid. Integritas berarti satunya kata dan perbuatan, serta senantiasa konsisten dengan apa yang diyakininya. Di dalam tim integritas harus ditanamkan dalam setiap anggota tim karena faktor ini sangat penting untuk meredam adanya konflik didalam suatu tim. 4. Communication. Dalam hal ini komunikasi berarti interaksi antar individu anggota tim sehingga tercipta sinergi kelompok. Setiap anggota tim harus dapat mengerti dan memahami anggota yang lainnya. Inilah yang disebut Covey (7 Habits of Highly Effective People) dengan komunikasi empatetik atau berusaha untuk mengerti sebelum dimengerti. Komunikasi yang baik ini sangat dibutuhkan untuk menyikapi di era saat ini karena di era globalisasi ini informasi sangat banyak sekali dan cepat berubah sehingga jika

tim tidak

dapat berkomunikasi dengan baik satu dengan yang lainnya maka tim akan termakan informasi yang menyebabkan kegagalan dalam sebuah tim. Sebetulnya kunci dasar kemenangan sebuah tim adalah pada kelancaran komunikasi diantara anggota tim. Betapa banyak perceraian atau krisis rumah tangga, kegagalan proyek, perselisihan atau krisis yang dihadapi suatu organisasi hanya karena tidak adanya atau buruknya komunikasi diantara individu di dalamnya. Komunikasi berarti menciptakan irama dan getaran harmonisasi yang melingkupi seluruh anggota tim, mengalir dan membawa seluruh anggota tim ke arah tujuan dan sasaran bersama. 5. Empowering. Ini berarti bahwa setiap anggota tim harus memberdayakan satu sama lain, saling mengisi, saling memberi inspirasi dan saling membangun antusiasme di antara mereka. Seorang pemimpin dalam tim harus memiliki kemampuan untuk memberdayakan anggota timnya. Memberdayakan anggota tim memiliki tiga aspek penting, yaitu: pertama, membantu seseorang untuk menggali dan menemukan potensi diri dan hal-hal terbaik dalam diri mereka, serta membantu mereka menjadi apa yang terbaik bagi diri mereka (finding the best). Kedua, membantu untuk melakukan penyempurnaan diri secara terus menerus (lifetime improvements), dan ketiga membantu mereka dalam 140

Media Mahardhika Vol. 11 No 1 September 2012

berinteraksi dengan orang lain (networking). Di dalam era perubahan permasalahan baru selalu timbul yang mana setiap anggota tim harus mempunyai empowering untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dari wawancara yang ada di dapatkan angka yang membuat pemahaman kepemimpinan semakin penting. Tabel 1 Analisis Secara Kualitatif Berdasar Prosentase Persetujuan Uraian SS S CS TS STS 1. Voice, bahwa pemimpin mampu menyampaikan pada setiap anggota tim 40% 50% 10% untuk mengetahui dan memahami secara jelas sasaran yang ingin dicapai timnya 2. Optimizing dalam kepemimpinan berarti menginspirasi, memotivasi dan menumbuhkan antusiasme kepada diri 45% 55% sendiri atau sesama anggota tim untuk mengoptimalkan kemampuannya 3. Integrity pada setiap anggota tim apalagi yang merasa dirinya pemimpin harus mampu menunjukkan integritas sehingga tercipta rasa saling percaya dan 70% 30% saling menghargai dalam tim yang pada gilirannya dapat menciptakan sinergi positif untuk mencapai sasaran secara lebih cepat dan efisien 4. Communication pada setiap anggota tim harus dapat mengerti dan memahami anggota yang lainnya, dengan 40% 20% 40% komunikasi empatetik atau berusaha untuk mengerti sebelum dimengerti 5. Empowering yang menunjukkkan seorang pemimpin dalam tim harus 60% 40% memiliki kemampuan untuk memberdayakan anggota timnya Sumber: Olahan penulis berdasar interview 100 peserta UMKM genteng Dengan kelima unsur pokok tersebut dapat tercipta kepemimpinan yang didasarkan tim (teamwork-based leadership) yang mampu dalam menanggapi permasalahan. Hal ini berarti bahwa kita semua perlu melakukan manajemen diri yang sebaik-baiknya untuk menjadi seorang pemimpin dalam bidang apapun dan sekaligus menjadi anggota tim (entah itu keluarga kita, kantor

Peranan Kepemimpinan Dalam Membentuk ..........(Amartuti) h. 127- 143

141

tempat kita bekerja, lingkungan masyarakat tempat kita tinggal, dan sebagainya) yang efektif sehingga dapat mencapai sasaran bersama.

5. SIMPULAN Suatu organisasi merupakan unit kerja tertentu yang didalamnya terdapat suatu proses yang diatur, dan diarahkan oleh seseorang yang disebut sebagai pemimpinn dan bagaimana kepemimpinan itu dapat memnghadirkan sebuah peningkatan produktifitas pada UMKM Genteng di Trenggalek maka seorang pemimpin dalam melaksanakan kegiatannya tidak lepas dari peran orang-orang yang ada dibawahnya. Pemimpin yang baik memahami bahwa teladan adalah sebuah alat yang ampuh dan efektif. Mereka menyadari bahwa keteladanan yang diberikannya berdaya pengaruh jauh lebih besar dan hebat dibandingkan bila ia hanya mengkhtobahkannya. Bila menghendaki orang lain pada tim yang di pimpinanya taat pada aturan yang telah ditetapkan, maka seorang pemimpin yang baik harus lebih dahulu taat pada peraturan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA BAAS;BM.dan B.J Avolio (1994) Improving Organizational Effectiveness Through Transformational Leadership.Thousand Oaks:SAGE Publications,Inc. Cascio,Wayne F.1995.Managing Human Resources:Productivity,Quality of ;Worklife,Profit,Fourth Edition.Singapore:Moch Chamim NIP 060052210 GrawHill Inc. Davis,Keith and Werther WB;Human Resource Management,Gibson.1997.Manajemen.Jakarta:Erlangga

and

Personal

Harsiwi, Th. Agung M., 2003, Hubungan Kepemimpinan Transformasional dan Karakteristik Personal Pemimpin, 19 Maret 2003, URL: http://artikel.us/amharsiwi2.html Kartono,Kartini.1994.Psikologi Sosial Untuk Manajemen,Perusahaan dan Industri.Jakarta:PT Raja Grafindo. Locke, E.A., 1997, Esensi Kepemimpinan, Jakarta, Mitra Utama,. Mangkunegara,AA.Anwar Prabu,2002.Manajemen Manusia.Bandung Remaja Rosdakarnya.

142

Sumber

Daya

Media Mahardhika Vol. 11 No 1 September 2012

Mangkuprawira,TbSyafri.2003.Manajemen Strategik.Jakarta:Ghalia Indonesia.

Sumber

Daya

Manusia

Network And Security Monitoring Team Forum Silaturahmi Alumni PMR SMU 1 Magetan, 2001, Paradigma Baru Tentang Kepemimpinan, URL: http://www.geocities.com/forsapmr/pardigma_baru_ttg_kepemimpinan.do c, 17 November 2004. Ramdhan, Muhammad, 2004, Memimpin Sesuai Keadaan, URL: http://img.gd.itb.ac.id/~adam98/pemimpin.html, 17 November 2004. . Santoso,Singgih.2002.Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik.Jakarta:PT Elex Media KomputindoKelompok Gramedia. Singarimbun,Masri dan Survai.Jakarta:LP3ES.

Sofian

Efendi.1995.Metode

Penelitian

Tichy,NM dan MA.Devanna.(1990).The Transformasional Leader.New York:John Wiley Yukl,GA.(1998).Leadership hall.Inc.

in

Organizations

Englewood

Cliffs.NJ:Prentice

Peranan Kepemimpinan Dalam Membentuk ..........(Amartuti) h. 127- 143

143