PERANAN KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN

Download kepemimpinan di Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara cukup baik dilihat dari hasil peranan pemimpin sebagai inform...

3 downloads 749 Views 2MB Size
PERANAN KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI DI BIRO ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.AP) Pada Jurusan Ilmu Administrasi Program Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Halu Oleo Kendari

OLEH: MARDAN C1A1 12 007

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016

ii

12

iii

ABSTRAK Mardan (Nomor Stambuk :C1A1 12 007). Judul Penelitian“Peranan Kepemimpinandalam MeningkatkanDisiplin Kerja Pegawai di Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara”.Pembimbing Bapak La Ode Mustafa.R dan Bapak Muh.Nasir. Tujuan dalam penelitian iniadalah untuk mengetahuiPeranan Kepemimpinandalam MeningkatkanDisiplin Kerja Pegawai di Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara.Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan pegawai pada Kantor Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara yang berjumlah 22 orang. Mengingat bahwa jumlah populasi relatif kecil maka total sampel dalam penelitian ini yakni 22 orang. Selain penetapan responden juga ditetapkan dua orang informan sebagai pembanding yaitu Kepala Biro dan Kepala BagianKepegawaian.Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan kepemimpinan di Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara cukup baik dilihat dari hasil peranan pemimpin sebagai informasional yang ada pada saat menyampaikan informasi terkadang tepat waktu kepada bawahan sehingga informasi yang ada terlambat untuk dapat diketahui oleh bawahan. Selain itu peranan pemimpin sebagai pengambil keputusan cukup baik, karena dalam proses pengambilan keputusan yang ada pimpinan terkadang melibatkan bawahan yang ada contohnya pimpinan tidak melibatkan bawahan yang ada dalam pengambilan keputusan yang seharusnya bawahan ikut terlibat dalam pengambilan keputusan tersebut. Serta peranan pemimpin dalam melaksanakan pengawasan kepada bawahan cukup maksimal, dimana pimpinan yang selalu melaksanakan pengawasan kepada bawahan tidak dilaksanakan secara rutin dalam hal ini setiap hari. Selain itu peningkatan disiplin kerja pegawai di Biro Organisasi Sekretariat DaerahProvinsi Sulawesi Tenggara, dalam kategori yang tinggi yang berdasarkan hasil dari penelitian, dimana terdapat disiplin kehadiran yang baik, ketepatan jam kerja, menggunakan pakaian, serta ketaatan terhadap peraturan.

iv

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan Hasil Penelitian yang berjudul “Peranan Kepemimpinandalam MeningkatkanDisiplin Kerja Pegawai di Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara” ini dapat diselesaikan dengan baik, walaupun dari segi penulisan masih terdapat kekurangan, namun untuk keperluan penyempurnaan, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Melalui kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Bapak Dr. La Ode Mustafa.R, M.Si selaku Pembimbing I dan Bapak Muh. Nasir, S.Sos, M.Si selaku Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran, tenaga serta senantiasa memberikan berbagai kemudahan serta arahan dan petunjuk dalam membimbing penulis dalam penyelesaian hasil penelitian. Selanjutnya, tak lupa pula penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H. Usman Rianse, M.S. selaku Rektor Universitas Halu Oleo. 2. Bapak Dr. Arifin. U, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Halu Oleo. 3. Bapak Dr. Adrian Tawai, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Halu Oleo. 4. Bapak Sahrun, SE, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Halu Oleo 5. Kepada seluruh Dosen Fakultas Ilmu Administrasi, khususnya dosen-dosen yang mengajar di jurusan Ilmu Administrasi Negra yang telah mendidik/mengajar penulis tanpa pamrih.

v

6. Seluruh keluarga dan terutama kepeda kedua orang tua yang telah memberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan sampai paada perguruan tinggi dengan penuh kesabaran, dan pengorbanan sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan pada tingkat Sarjana Strata satu (S1). 7. Sahabat-sahabat seperjuangan dari Sekolah Menengah Atas sampai pada perguruan tinggi, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang selalu setia menemani baik sejak masuk kuliah sampai pada penulisan karya tulis ini. 8. Rekan-rekan mahasiswa

Program Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu

Administrasi Universitas Halu Oleo, khususnya kelas A yang selama turut memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan studi. Akhir kata meskipun penulisan skripsi ini masih banyak kesalahan dan tentunya masih jauh dari kesempurnaan, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Kendari, Penulis

vi

Januari2016

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ......……........................................................................

Halaman i

HALAMAN PERSETUJUAN …...................................................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI …………………………………...

iii

ABSTRAK……..............................................................................................

iv

KATA PENGANTAR...................................................................................

v

DAFTAR ISI ……...........................................................................................

vii

DAFTAR TABEL..........................................................................................

ix

DAFTAR BAGAN .........................................................................................

x

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

xi

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN A. Latar Belakang .........................................................................

1

B. Rumusan Masalah ....................................................................

8

C. Tujuan Penelitian .....................................................................

8

D. Manfaat Penelitian ...................................................................

8

TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Peranan .......................................................................

9

B. Konsep Kepemimpinan ............................................................

10

C. Konsep Disiplin ........................................................................

16

D. Kerangka Pikir ..........................................................................

20

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ........................................................................

22

B. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................

22

C. Jenis dan Sumber Data ................................................................

23

D. Teknik Pengumpulan Data .........................................................

24

E. Teknik Analisis Data ...................................................................

26

F. Definisi Konseptual ....................................................................

26

vii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian..........................................

29

B. Peran Kepemimpinan .......................... ........................................

50

1. Peranan Pemimpin sebagai Pengambil Keputusan ................

50

2. Peranan Pemimpin Sebagai Pengawas atau Pengendali ........

53

3. Peranan Pemimpin Sebagai Informasional ............................

55

C. Meningkatan Disiplin Kerja Pegawai .........................................

58

1. Disiplin Kehadiran .................................................................

59

2. Disiplin Kerja Pegawai Terhadap Ketepatan Jam Kerja ....

61

3. Disiplin Pegawai Dalam Mengenakan Pakaian Seragam ......

64

4. Disiplin Pegawai Dalam Ketaatan Terhadap Peraturan ........

67

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .................................................................................

70

B. Saran ......................... ..................................................................

71

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... LAMPIRAN

viii

72

DAFTAR TABEL Tabel 1.Tanggapan Responden Tentang Peranan Kepemimpinan dalam Melibatkan Bawahan di Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara ............................................................................. ...... 51 Tabel 2. Tanggapan Responden Tentang Peranan Kepemimpinan dalam Memberikan Dampak Perubahan Positif pada Bawahan ................... ...... 52 Tabel 3.Tanggapan Responden Tentang Peranan Kepemimpinan dalam Mengendalikan Bawahan ................................................................... ...... 54 Tabel 4.Tanggapan Responden Tentang Peranan Kepemimpinan dalam Memberikan Motivasi pada Bawahan ..................................................................... ...... 55 Tabel 5.Tanggapan Responden Tentang Peranan Kepemimpinan dalam Menyampaikan Informasi pada Bawahan .......................................... ...... 56 Tabel 6.Tanggapan Responden Tentang Peranan Kepemimpinan dalam Menjelaskan Informasi pada Bawahan.................................................................... ...... 57 Tabel 7. Tangapan Responden Tentang Kehadiran Pegawaipada Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara ................................ ...... 60 Tabel 8.Tanggapan Responden Tentang Ketepatan Terhadap Jam Kerja Pegawai ............................................................................................................ 62 Tabel 9.Tanggapan Responden Tentang Tingkat Kepatuhan Meggunakan Pakaian Seragam Pegawai ............................................................................. ...... 65 Tabel 10.Tanggapan Responden tentang Ketaatan Pegawai Terhadap Peraturan di Biro Organisasi Sekretariat DaerahProvinsi Sulawesi Tenggara .... ...... 68

ix

DAFTAR BAGAN

Gambar1.Kerangka Pemikiran .............................................................................. . . 21 Gambar2. Bagan Struktur Organisasi Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara ................................................................................... . 49

x

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I.

Daftar Pertanyaan Kuesioner

Lampiran II. Pedoman Wawancara Lampiran III. Surat Permintaan Izin Penelitian dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Halu Oleo Lampiran IV. Surat Izin Penelitian dari Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara

xi

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi mempunyai peranan yang sangat penting, karena suatu tujuan dalam suatu organisasi dapat berjalan dengan berhasil atau tidak tergantung dari faktor manusia yang berperan merencanakan, melaksanakan

dan

mengendalikan

organisasi

yang

bersangkutan. Untuk

memperoleh kemajuan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan, pimpinan perlu menggerakkan serta memantau pegawainya agar dapat mengembangkan seluruh kemampuan yang dimilikinya (Hasibuan, 2005). Masalah kepemimpinan merupakan hal yang sangat luas dan menyangkut bidang yang sangat luas dan memainkan peranan yang sangat penting dalam bidang pendidikan, dan dalam suatu organisasi, bahkan dalam kehidupan seharihari. Dalam setiap masyarakat timbul dua kelompok yang berbeda peranan sosialnya, yaitu yang memimpin sebagai golongan kecil dan golongan yang besar, tanpa adanya seorang pemimpin maka tujuan suatu organisasi yang dibuat tidak akan ada artinya karena tidak ada yang bertindak sebagai penyatu terhadap berbagai kepentingan. Namun di sisi lain bangsa Indonesia telah mengalami perubahan yang cukup mendasar terutama dengan berakhirnya rezim orde baru dan munculnya reformasi didalam berbagai segi kehidupan berbangsa dan bernegara, dan salah satunya adalah dibidang perundang-undangan, diantaranya Undang-undang

2

Otonomi Daerah No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Kehadiran Undang-undang No 32 Tahun 2004 merupakan tonggak baru dalam hubungan pusat dan daerah. Dalam kepemimpinan dibutuhkan misi karena adanya keterbatasan dan kelebihan tertentu pada misi. Kepemimpinan terkadang dipahami sebagai kekuatan untuk menggerakkan dan mempengaruhi orang lain. Kepemimpinan sebagai sebuah alat atau proses untuk membujuk orang lain bersedia melakukan sesuatu secara sukarela. Ada beberapa faktor yang dapat menggerakkan orang yaitu ancaman, penghargaan, otoritas dan bujukan. Kepemimpinan juga dikatakan sebagai proses menggerakkan dan mempengaruhi aktivitas-aktivitas yang ada hubungannya dengan pekerjaan para anggota kelompok. Sebagai aparat pelaksana tugas, selayaknya seorang pemimpin dapat melakukan perencanaan, pergerakan, dan pengawasan terhadap organisasi maupun kegiatan masyarakat.Salah satu faktor yang turut serta menentukan keberhasilan kinerja pegawainya adalah kepemimpinan seorang pemimpin. Faktanya seorang pemimpin pasti akan menghadapi bawahan dengan berbagai sikap, karakter dan tingkah laku yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, sesuai dengan sifat individu manusia yang memiliki sifat, sikap, cara pikir dan pandangan yang berbeda. Oleh karena itu, diperlukan suatu kemauan dan kesanggupan untuk mempengaruhi opini, sikap dan tingkah laku orang lain agar mau melakukan sesuatu pekerjaan secara profesional.

3

Seorang pemimpin sangat penting dalam mengayomi kinerja dalam suatu lembaga yang dijalankannya, maka hal yang paling menentukan adalah sikap profesionalitas dari aparat khususnya pegawai dalam suatu lembaga, tempat mereka mengabdi. Seorang figur pemimpin diharapkan dapatmewujudkan perubahan-perubahan yang diinginkan oleh pegawainya. Sebagai pimpinan ia dituntut untuk mampu merespon berbagai perubahan dan raga kebutuhan pegawai. Seorang pemimpin merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu kelompok kerja.Pemimpin memiliki pengaruh yang cukup besar bagi pegawainya karena maju tidaknya suatu pegawai sangat tergantung pada kemampuan seorang pemimpin dalam membina dan mengarahkan anggotanya untuk mencapai tujuan bersama.Pemimpin diharapkan dapat mewujudkan perubahan-perubahan yang diinginkan. Kepemimpinan (leadership) dapat dikatakan sebagai cara dari seorang pemimpin (leader) dalam mengarahkan, mendorong dan mengatur seluruh unsurunsur didalam kelompok atau organisasinya untuk mencapai suatu tujuan organisasi yang diinginkan sehingga menghasilkan kinerja pegawai yang maksimal. Dengan meningkatnya kinerja pegawai berarti tercapainya hasil kerja seseorang atau pegawai dalam mewujudkan tujuan organisasi. Berbagai

kajian

mengenai

kepemimpinan

pada

birokrasi

publik,

menujukkan masih lemahnya kepemimpinan dalam berbagai level atau tingkatan. Kemampuan manajerial pemimpin pada umumnya masih rendah.Selain itu,

4

kapasitas dan kesadaran pemimpian yang memiliki kewajiban untuk melayani sangat terbatas, bahkan tidak sedikit malah sebaliknya mereka justru minta dilayani.Kewenangan formal seorang pimpinan kadang dijadikan senjata ampuh untuk menggerakkan bawahan.Akibatnya, staf atau bahawahan bekerja bukan karena kesadarannya sendiri, tetapi karena tekanan atasan, sehingga hubungan antara atasan dan bawahan tidak harmonis.Solidaitas bawahan hanya bersifat semu, penuh dengan kepura-puraan dan keterpaksaan. Padahal, antara atasan (pimpinan) dan staf (bawahan) merupakan satu kesatuan tim kerja yang harus dipeliharan dalam menjalankan misi dan tujuan organisasi. Dalam konteks birokrasi kita yang sangat paternalistik, para staf (bawahan) berkerja selalu tergantung kepada pimpinan.Apabila pimpinan tidak memiliki kemampuan manajerial yang baik, maka tugas-tugas yang diemban oleh institusi itu tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Sehingga dalam kenyataannya tidak sedikit pemimpin birokrasi publik di berbagai tingkatan (level) yang tidak memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin yang baik. Akibatnya, Reformasi Birokrasi (RB) tidak bisa terlaksana dengan baik seperti yang diharapkan. Pemimpin yang baik dalam menjalankan tugas kepempinan dalam sebuah birokrasi idealnya harus digerakkan oleh visi dan misi, tidak digerakkan oleh peraturan yang sangat kaku, sehingga caraseperti ini pimpinan akan mampu mengembangkan potensi organisasi dan mampu menyesuaikan dengan tuntutan lingkungan eksternal dalam hal ini kebutuhan pelayananserta mampu mengantisipasi permasalahan yang akan terjadi. Untuk itu, seorang pemimpin

5

harus mampu memahami karakteristik para staf (bawahannya) sehingga dapat melakukan pendekatan, memotivasi, mempengaruhi dan mengarahkan staf atau bawahannya dengan teknis yang sesuai. Seorang pemimpin hendaknya tidak selalu mengandalkan kewenangan formal yang dimilikinya atau menjadikan kekuasaan sebagai motor penggerak bawahan, tetapi ia harus mampu memahami bawahan yang memiliki perbedaan karakteristik, seperti : kemampuan, pengetahuan, sikap, perilaku, etos kerja dan sebagainya. Dalam kaitan ini, apabila seorang pimpinan mengenal karakteristik setiap bawahannya, maka ia akan lebih mudah menggerakkan atau memberikan motivasi yang tepat bagi setiap bawahannya. Bagi bawahan yang berprestasi diberikan penghargaan (reward).Sebaliknya, bagi mereka yang tidak baik kinerjanya,

apalagi

melakukan

penyimpangan

atau

pelanggaran

dalam

melaksanakan tugasnya dikenakan sanksi atau hukuman (punishment). Bila hal ini dapat diterapkan dalam sebuah satuan kerja (satker) dampaknya akan dapat meningkatkan kinerja dan produktivitas kerja para pegawai. Salah satu hal yang mempengaruhi kinerja pegawai adalah disiplin.Disiplin sendirimerupakan satu dari beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai. Karena tanpa adanyadisiplin, maka segala kegiatan yang akan dilakukan akan mendatangkan hasil yang kurangmemuaskan dan tidak sesuai dengan harapan. Hal ini dapat mengakibatkan kurangnyapencapaian sasaran dan tujuan organisasi atau perusahaan serta dapat juga menghambat jalannyaprogram organisasi yang dibuat.

6

Dibutuhkan peningkatan kinerja pegawai agar dapat melaksanakan tugas yang ada sebaikmungkin.Karena itu faktor disiplin kerja mempunyai pengaruh serta peranan yang pentingterhadap peningkatan kinerja pegawai.Jika dilihat secara riil, faktor kedisiplinan memegangperanan yang amat penting dalam pelaksanaan tugas sehari-hari para pegawai. Seorang pegawaiyang mempunyai tingkat kedisiplinan yang tinggi akan tetap bekerja dengan baik walaupuntanpa diawasi oleh atasan. Seorang pegawai yang disiplin tidak akan mencuri waktu kerja untukmelakukan hal-hal lain yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan. Demikian juga pegawai yangmempunyai kedisiplinan akan mentaati peraturan yang ada dalam lingkungan kerja dengankesadaran yang tinggi tanpa ada rasa paksaan. Pada akhirnya pegawai yang mempunyaikedisiplinan kerja yang tinggi akan mempunyai kinerja yang baik bila dibandingkan dengan parapegawai yang bermalas-malasan karena waktu kerja dimanfaatkannya sebaik mungkin untukmelaksanakan pekerjaan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Disiplin merupakan sebuah titik awal dari segala kesuksesan dalam rangka mencapaitujuan sebuah organisasi.Penerapan disiplin dalam suatu organisasi bertujuan agar semuapegawai yang ada dalam perusahaan tersebut bersedia dengan sukarela mematuhi serta mentaatisetiap tata tertib yang berlaku tanpa ada paksaan. Disiplin kerja yang baik dapat dilihat daritingginya kesadaran para pegawainya dalam mematuhi serta mentaati segala peraturan dan tatatertib yang berlaku,

besarnya

rasa

tanggung

jawab

akan

tugas

masing-masing,

sertameningkatkan efisiensi dan kinerja para pegawainya. Disiplin sendiri terbagi

7

kedalam dua jenis,yaitu disiplin preventif dan disiplin korektif. Disiplin preventif adalah tindakan yang berusahamendorong pegawai untuk memenuhi dan mentaati peraturan yang ada karena kesadarannyasendiri, dengan kata lain lebih bertujuan untuk mencegah para pegawai melakukan kesalahan danpelanggaran. Sedangkan disiplin korektif adalah tindakan yang berupa pemberian sanksi kepadapegawai atau dengan kata lain lebih bertujuan agar pegawai tidak mengulangi kesalahan yangtelah dilakukan. Pegawai yang kurang disiplin akan sulit meningkatkan produktivitas dan akan tidakmungkin untuk merealisasikan pencapaian tujuan yang ditetapkan perusahaan sebelumnya.Begitupun yang terjadi pada pegawai di Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara kurangnya disiplinkerja yang dimiliki oleh pegawai sehingga pencapaian kinerja yang di harapkan instansi belum maksimal.Oleh sebab itu dibutuhkan peranan seorang pemimpin dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai. Berdasarkan fakta di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

lebih

Kepemimpinan

lanjut dalam

dalam

bentuk

skripsi

MeningkatkanDisiplin

dengan

Kerja

judul:“Peranan

Pegawai

Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara”.

di

Biro

8

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini

adalah

bagaimana

peranan

kepemimpinan

dalam

meningkatkandisiplin kerja pegawai di Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan masalah, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan kepemimpinan dalam meningkatkandisiplin kerja pegawai di Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang, masalah, dan tujuan, maka yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah: 1. Manfaat akademik, yakni sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang mengkaji peranan kepemimpinan dalam meningkatkan disiplin kerja pegawaidalam suatu instansi pada masa yang akan datang. 2. Manfaat metodologi, yakni penelitian ini memperkaya indikator pengukuran tentang peranan kepemimpinan dalam meningkatkandisiplin kerja pegawai. 3. Manfaat praktis, yakni penelitian ini dapat menjadi bahan untuk evaluasi kinerja instansi khususnya pada Biro Organisasi Sekretariat DaerahProvinsi Sulawesi Tenggara dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai.

9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Peranan Peranan adalah suatu penampilan atau tingkah laku tertentu dari seseorang/kelompok berdasarkan kedudukan yang dimilikinya sesuai dengan lingkungannya dalam melaksanakan tugas untuk tujuan tertentu. Koentjaraningrat (1997:72) merumuskan pengertian peranan sebagai ciri khas yang diputuskan atau tindakan oleh individu dalam kedudukannya dimana ia berhadapan dengan individu-individu dalam kedudukannya.Siagian (2001:7) mengemukakan tentang pengertian peranan adalah sebagai suatu kelakuan yang diharapkan dari oknum dalam hubungan sosial tertentu yang berhubungan. Selanjutnya Gross dan Wirutomo (1982) mengemukakan pengertian peranan sebagai seperangkat harapan-harapan yang digunakan pada individu yang meliputi kedudukan sosial tertentu. Harapan-harapan tersebut merupakan hubungan dari norma sosial dan oleh karena itu dapat dikatakan bahwa peranan itu ditentukan oleh norma dalam masyarakat. Hal iniberarti kita diharuskan untuk melakukan/mewujudkan hal-hal yang diharapkan masyarakat. Menurut Burdman dan Siswanti (2003:93) peranan diartikan sebagai tanggung jawab individu yang memiliki kemampuan, keterampilan dan pengalaman kerja dalam melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan yang dipercayakan organisasi kepada pimpinannya. Sedangkan Supriadi (2001:185) mengemukakan bahwa peranan merupakan tindakan dari setiap individu yang

10

memiliki sikap dan perilaku yang dapat memberikan kepastian hasil dari setiap kegiatan yang dilaksanakan dalam organisasi. Koentjaraningrat yang dikutip oleh Soekanto (2002:5) mengatakan bahwa peranan berhubungan dengan status sosial seseorang sebagai bentuk pola perilaku yang diharapkan dari seseorang yang memiliki posisi dalam masyarakat. Dalam kaitannya antara peranan dan status, maka Gunawan (2010:41) mengatakan bahwa: 1. Peranan menunjuk pada aspek dinamis dan status. 2. Peranan memiliki dua arti yaitu: a. Dari sudut individu berarti sejumlah peranan yang timbul dari berbagai pola yang didalamnya individu tersebut aktif. b. Peranan secara umum menunjuk pada keseluruhan peranan itu dan menentukan apa yang dikerjakan seseorang untuk masyarakatnya serta apa yang diharapkan dari masyarakat itu. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa peranan adalah suatu perilaku seseorang dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya dalam suatu organisasi atau masyarakat guna mencapai tujuan tertentu dimana tujuan tersebut telah ditentukan sebelumnya. B. Konsep Kepemimpinan Kepemimpinan kemampuan

untuk

menurut

Sedarmayanti

mempengaruhi

tingkah

(2001:15), laku

orang

adalah lain,

suatu

sehingga

menumbuhkan saling pengertian, kesadaran, keikhlasan dan sepenuh hati pada

11

orang yang dipimpinnya. Pemimpin harus bekerja keras tanpa dorongan keterpaksaan dan diperlukan kesadaran karena kesadaran merupakan kunci utama bagi manusia untuk dapat bekerja secara optimal, sedangkan kesadaran itu sangat erat hubungannya dengan kepemimpinan. Kesadaran itu timbul tergantung bagaimana seorang pemimpin mampu memotivasi para bawahannya. Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan untuk mencapai tujuan orgainisasi (George R Terry dalam Thoha, 1983:47).Hasibuan (2005:170) juga menjelaskan bahwa kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja produktif untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan menurut Djamin (1995:251) menjelaskan bahwa kepemimpinan adalah tidak terlepas dari cara berpikir, berperasaan bertindak, bersikap dan berperilaku dalam kerja, disebuah organisasi dengan bawahannya atau orang lain. Hubungan gaya kepemimpinan dengan tingkat kematangan bawahan akan dijelaskan dibawah ini. Atas dasar kombinasi antara perilaku tugas dan perilaku hubungan oleh Hersey dan Blanchard dalam Sutarto (2006:138) membedakan gaya kepemimpinan yaitu : 1. Telling, gaya kepemimpinan untuk mempengaruhi perilaku bawahan yang tingkatkematangannya rendah. 2. Selling, gaya kepemimpinanuntuk mempengaruhi perilaku bawahan yang beradapada tingkat kematangan dari tingkat rendah ke tingkat madya.

12

3. Participating, gaya kepemimpinan untuk mempengaruhi perilaku bawahan yangberada pada tingkat kematangan dari tingkat madya ke tingkat tinggi. 4. Delegating, gaya kepemimpinan untuk memengaruhi perilaku bawahan yang tingkat kematangannya tinggi. Selanjutnya Sutarto (2006:139-140) mengatakan kematangan kerja berhubungan dengan kemampuan, sedangkan kematangan jiwa berhubungan dengan kemauan. Tingkat kematangan bawahan diperinci menjadi empat tingkat yaitu : a. Tingkat kematangan rendah, dengan ciri tidak mampu dan tidak mau atau tidak mantap. b. Tingkat kematangan rendah ke tingkat kematangan madya, dengan ciri tidak mampu tetapi memiliki kemauan. c. Tingkat kematangan madya ke tingkat kematangan tinggi, dengan ciri mampu tetapi tidak memiliki kemauan. House dan Mitcel dalam Sutarto (1995:131) mengemukakan bahwa ada dua factor yang mempengaruhi perilaku kepemimpinan factor peribadi bawahan dan factor lingkungan kerja, kedua orang tersebut yang membedakan adanya gaya kepemimpinan, yakni: a. Gaya pemimpin pengaruh (leader directiviness) b. Gaya pemimpin pendukung (leader suportiveness) c. Gaya pemimpin peran serta (Participative Leadership) d. Gaya pemimpin beroriebtasi prestasi (Achiefement-Oriented Leadership)

13

Selanjutnya Hasibuan (2009: 172-173) mengemukakan bahwa gaya kepemimpinan dapat dikelompokan sebagai berikut: 1. Gaya kepemimpinan otoriter Kepemimpinan otoriter adalah jika kekuasaan atau wewenang sebagian besar mutlak berada pada pimpinan atau kalau pemimpin itu menganut sistem sentralisasi wewenang. Pengambilan keputusan dan kebijaksanaan hanya ditetapkan sendiri oleh pemimpin, bawahan tidak diikut sertakan dalam memberikan saran, ide, dan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Bawahan hanya bertugas sebagai pelaksana keputusan yang ditetapkan pemimpin. Pemimpin menganggap dirinya orang yang paling berkuasa, paling pintar, dan paling cakap. Pengarahan bawahan diberikan dengan cara memberikan instruksi/perintah, ancaman hukuman serta pengawasan secara ketat. 2. Gaya kepemimpinan partisipatif Gayakepemimpinan partisipatif adalah apabila dalam kepemimpinannya dilakukan dengan cara persuasif, menciptakan kerja sama yang serasi, menumbuhkan loyalitas dan partisipasi bawahan. Pemimpin memotivasi bawahan agar ikut memilki pekerjaan. Gaya kepemimpinan ini menganggap bahwa pemimpin adalah pemimpin untuk bawahan. Bawahan harus memberikan saran, ide,

pertimbangan-pertimbangan

dalam

proses

pengambilan

keputusan.

Keputusan tetap dilakukan pimpinan dengan mempertimbangkan saran dan ide yang diberikan bawahannya.

14

3. Gaya kepemimpinan delegatif Kepemimpinan delegatif apabila seorang pemimpin mendelegasikan wewenang kepada bawahan dengan agak lengkap. Dengan demikian bawahan dapat mengambil keputusan dengan bebas dan leluasa dalam melaksanakan pekerjaannya. Pemimpin tidak peduli cara bawahan mengambil keputusan dan mengerjakan pekerjaannya, sepenuhnya diserahkan pada bawahan. Pemimpin tidak mau tahu bagaimana cara bawahan mengerjakannya yang penting pekerjaan tersebut selesai sesuai dengan keinginan pemimpin. 4. Gaya kepemimpinan situasional Gaya kepemimpinan situasional adalah perilaku pemimpin untuk untuk membuat keputusan dari waktu ke waktu secara efektif dalam rangka mempengaruhi orang lain berdasarkan situasi dan kondisi dalam lingkungan di mana tempat dia tempat memimpin. Hal yang sama juga dikemukana oleh Thoha (2009: 317) bahwa kepemiminan situasional adalah didasarkan pada saling berhubungannya diantara hal-hal berikut ini: a. Jumlah petunjuk dan pengarahan yang diberikan oleh pemimpin b. Jumlah dukungan sosioemosional yang diberikan oleh pimpinan c. Tingkat kesiapan dan kematangan para pengikut yang ditunjukan dalam melaksanakan tugas khusus, fungsi dan tujuan khusus. Kemudian hal yang samajuga dikemukakan Handoko (2000:306) bahwa gaya kepemimpinan yang ideal adalah gaya yang secara aktif melibatkan

15

bawahan dalam penetapan tujuan dengan menggunakan teknik-tekni manajemen parsipatif dan memusatkan perhatian baik terhadap karyawan dan tugas. Berdasarkan beberapa pendapat di atas bahwa sangat jelas betapa pentingnya arti kepemimpinan dalam pemerintahan khususnya camat. Fungsi kepemimpinan yaitu memandu, menuntun, membimbing, memberi atau membangun motivasi kerja, mengendalikan organisasi, menjalin jaringan komunikasi yang baik, memberikan pengawasan yang efektif dan membawa pengikut ke sasaran yang ingin dituju sesuai dengan ketentuan waktu dan perencanaan. Kartono (2006:43) mengatakan

bahwa

secara

umum

gaya

kepemimpinan yang dimiliki oleh seorang pemimpin adalah gaya kepemimpinan demokratis, gaya kepemimpinan otokratis dan gaya kepemimpinan laissez faire dimana masing-masing gaya tersebut memiliki ciri tertentu. Ciri gaya kepemimpinan demokratis : (1) keputusan dibuat bersama antara manajer/pemimpin dan bawahannya, (2) terbuka terhadap kritikan, (3) memiliki

rasa

tanggung

jawab

terhadap

perkembangan

anggota

kelompok/bawahannya, dan (4) menerima saran-saran, ide-ide yang positif dari anggota kelompok.Ciri gaya kepemimpinan otokratis yaitu : (1) memusatkan semua proses pengambilan keputusan pada pemimpin, (2) kurang mempercayai anggotanya, (3) memberikan perintah pada bawahannya tanpa ada penjelasan dan tidak memberikan kepada bawahannya untuk bertanya.Ciri gaya kepemimpinan laissez faire yaitu : (1) menyerahkan proses pengambilan keputusan kepada setiap

16

individu dalam organisasi, (2) tidak memiliki rasa percaya diri seorang pemimpin, (3) tidak menetapkan tujuan kelompoknya/bawahannya. C. Konsep Disiplin Disiplin merupakan modal yang diperlukan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Sehingga keberadaan disiplin kerja amat diperlukan dalam suatu perusahaan, karena dalam suasana disiplin sebuah organisasi atau instansi akan dapat melaksanakan program-program kerjanya mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Pegawai yang disiplin dan menaati tata tertib, menaati semua norma-norma dan peraturan yang berlaku dalam organisasi atau instansi akan dapat meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktivitas. Sedangkan organisasi atau intansi yang mempunyai pegawai yang tidak disiplin, akan sulit sekali melaksanakan program-programnya untuk meningkatkan produktivitas, dan akan tidak mungkin untuk dapat merealisasikan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh sebab itu seorang pemimpin yang baik harus berusaha agar para bawahannya mempunyai disiplin yang baik dan juga harus memberikan contoh dalam menjalankan disiplinyang baik dalam suatu organisasi. Beberapa pengertian disiplin oleh para ahli diantaranya adalah sebagai berikut : Menurut Siagian (2002:305): “Disiplin adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku

17

pegawai sehingga para pegawai tersebut secara sukarela berusaha bekerja kooperatif dengan para pegawai yang lain serta meningkatkan prestasi kerja.” Hasibuan (2005:193) memberikan definisi kedisiplinan yang baik yaitu: “Kedisiplinan adalah kesadaran atau kesediaan seseorang mentaati semua peraturan organisasi atau perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Disiplin dapat diartikan jika: a. Pegawai selalu datang dan pulang tepat pada waktunya b. Mengerjakan semua pekerjaan dengan baik c. Mematuhi semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Dari beberapa definisi diatas disimpulkan bahwa disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan mentaati segala peraturan dan tata tertib yang berlaku disekitarnya.Penempatan disiplin dalam kehidupan suatu organisasi ditujukan agar semua pegawai yang dalam organisasi bersedia dengan sukarela mematuhi dan mentaati segala peraturan dan tata tertib yang berlaku tanpa paksaan. Setiap para pegawai dalam organisasi tersebut dapat mengendalikan diri dan mematuhi norma yang berlaku dalam organisasi, maka hal ini akan menjadi modal utama yang amat penting dalam pencapaian tujuan yang diinginkan. Disiplin juga akan tercipta apabila pegawai dapat mematuhi ketentuan-ketentuan yang berlakupada organisasi atau perusahaan, dan hal tersebut dapat di ukur.

18

Menurut Simamora (2005:611), yang dimaksud disiplin adalah “bentuk pengendalian diripegawai dan pelaksanaan yang teratur menunjukan tingkat kesungguhan tim kerja dalam suatu organisasi.” Disiplin sangat diperlukan untuk mengontrol manajemen. Idealnya harus disajikan sebagai

sebuah mekanisme perbaikan untuk

menciptakan dan

memelihara produktif dan mau mendengarkan tenaga kerja. Menurut Saydam (2000:208) tentang bentuk disiplin kerja yang baik akan tergambar pada suasana: a. Tingginya rasa kepedulian pegawai terhadap pencapaian tujuan yang ingin dicapai. b. Tingginya semangat dan gairah kerja dan inisiatif kerja pegawai dalam melakukan kerjanya. c. Besarnya rasa tanggung jawab para pegawai untuk melaksanakan tugas sebaik-baiknya. d. Berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi dikalangan pegawai. e. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Menurut Dharma (2004:388) perilaku tidak disiplin sering dijumpai ditempat kerja adalah sebagai berikut: a. Melanggar peraturan jam istirahat dan peraturan kerja lainnya. b. Melanggar peraturan keamanan dan kesejahteraan.

19

c. Terlambat masuk kerja, mangkir dari pekerjaan. d. Berkembang rasa tidak puas, saling curiga dan saling melempar rasa tanggung jawab. e. Bekerja dengan ceroboh dan merusak peralatan. f. Terang-terangan menunjukan ketidak patuhan, seperti menolak melaksanakan tugas yang seharusnya dilakukan. g. Sering terjadi konflik antara pegawai dan pimpinan. Dalam usaha menegakkan kedisiplinan, maka perlu dikeluarkan aturanaturan berupasanksi hukuman bagi para pegawai yang melanggar tata tertib dan tidak melaksanakan kewajiban dengan baik, sehinggamenimbulkan suasana tertib dalam melaksanakan pekerjaan. Tujuan sanksi dan hukuman tersebut adalah memperbaiki dan mendidik pegawai untukmelakukan pelanggaran disiplin, sehingga diharapkan tercipta tata tertib kelancaran tugas pegawai. Strategi yang perlu diupayakan dalampenegakan disiplin adalah menciptakan kebiasaan-kebiasan yang positif seperti kita ketahui bahwa pemberlakuan suatu disiplin tidak mungkin terwujud dalam waktu mendadak, tetapi hanya dapat dilakukan secara berangsur-angsur dan dibiasakan. Disiplin adalah prosedur yang mengoreksi atau menghukum bawahan karena

melanggar peraturan

dan

prosedur.

Disiplin

merupakan

bentuk

pengendalian diri pegawai dan pelaksanaan yang teratur dan menunjukan tingkat kesungguhan tim kerja didalam suatu organisasi

20

Oleh sebab itu, menumbuhkan disiplin membutuhkan kebiasaankebiasaan positif dilingkungan dalam suatu organisasi atau perusahaan, sehingga dengan kebiasaan positif itu para pegawai akan terbiasa dengan berdisiplin tanpa merasa terpaksa atau tekanan dari luar. D. Kerangka Pikir Kepemimpinan (leadership) dapat dikatakan sebagai cara dari seorang pemimpin (leader) dalam mengarahkan, mendorong dan mengatur seluruh unsurunsur di dalam kelompok atau organisasinya untuk mencapai suatu tujuan organisasi yang diinginkan sehingga menghasilkan kinerja pegawai yang maksimal. Dengan meningkatnya kinerja pegawai berarti tercapainya hasil kerja seseorang atau pegawai dalam mewujudkan tujuan organisasi. Disiplin adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kedisiplinan dapat diartikan bilamana karyawan selalu datang dan pulang tepat pada waktunya, mengerjakan semua pekerjaannya dengan baik, mematuhi semua peraturan instansi dan norma-norma sosial yang berlaku.Dengan demikian, yang dimaksud dengan disiplin pegawai adalah ketaatan pegawai yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja dengan organisasi dimana dia bekerja.Dalam hal ini, disiplin dapat diartikan sebagai suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari intansi baik yang tertulis maupun tidak tertulis.

21

Gambar 1.Kerangka Pikir

Peranan Kepemimpinan : 1. Peranan sebagai pengambilan keputusan 2. Peranan sebagai pengawas/pengendali 3. Peranan sebagai informasional ( Pasolong 2008:33)

Disiplin KerjaPegawai : 1. 2. 3. 4.

Kehadiran Ketepatan Jam Kerja Mengenakan pakaian seragam Ketaatan terhadap peraturan (Sutrisno, 2009:32)

22

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Upaya untuk menentukan lokasi dan situs penelitian merupakan kegiatan yang sangat berpengaruh dalam memperoleh hasil yang optimal dalam pelaksanaan penelitian.Lokasi yang dimaksud adalah dimana peneliti melakukan penelitian yakni di Biro Organisasi Sekretariat DaerahProvinsi Sulawesi Tenggara.Lokasi ini dipilih, karena kurangnya disiplinkerja yang dimiliki oleh pegawai sehingga pencapaian kinerja yang di harapkan instansi belum maksimal.Oleh sebab itu dibutuhkan peranan seorang pemimpin dalam meningkatkan pelaksanaan disiplin kerja.Selain itu, penetapan lokasi penelitian juga didasarkan pada pertimbangan bahwa lokasi atau tempat tersebut lebih memungkinkan untuk memperoleh data atau informasi yang akurat dan relevan dengan permasalahan penelitian. B. Populasi dan Sampel Menurut Sugiono (2009:90) bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik dan kesimpulannya. Dengan demikian, maka yang dimaksud populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan pegawai di Biro Organisasi Sekretariat DaerahProvinsi Sulawesi Tenggara yang berjumlah 22 orang.

23

Selanjutnya menurut Sugiono (2009:90) bahwa yang dimaksud dengan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut.Selanjutnya Arikunto (2002)mengemukakan bahwa apabila subyeknya lebih kecil, sebaiknya diambil seluruhnya dan jika subyeknya lebih besar dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih dengan mempertimbangkan tingkat homogenitas populasi.Jadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 22 orang. Selain itu, ditetapkan dua orang informan guna menjaring data sebagai pembanding yang diperoleh dari responden.Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah Kepala Biro dan Kepala BagianKepegawaian. C. Jenis dan Sumber Data Berdasarkan jenisnya, data menurut Sugiono (2009:15) dapat dibedakan menjadi dua macam yakni: a. Data kualitatif adalah datayang dinyatakan dalam bentuk kata kalimat dan gambar. Dengan demikian bahwa data tersebut dalam hubungannya dengan penelitian ini adalah berupa penjelasan-penjelasan yang berhungan dengan masalah dan tujuan dalam penelitian. b. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka. Jika dikaitkan dengan penelitian ini, maka data kuantitatif digunakan untuk melihat jumlah pegawai, jam kerja, jumlah sarana dan prasarana kantor dan data lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

24

Menurut sumbernya, data terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer yaitu diperoleh langsung dari responden maupun informan penelitian yang telah ditentukan. Dengan demikian, data primer yang dimaksud dalam penelitian ini adalah menyangkut orang atau informasi yang dipilih secara sengaja oleh peneliti sebagai nara sumber, karena dianggap menguasai bidang permasalahan. Sedangkan data sekunder yang dimkasud dalam penelitian ini adalah data yang diambil dari dokumen-dokumen, laporan-laporan serta arsip-arsip yang berkaitan dengan penelitian meliputi struktur organisasi dan arsip-arsip kepegawaian. D. Tekhnik Pengumpulan Data Kegiatan pengumpulan data merupakan usaha secara operasional dalam pelaksanaan penelitian yang dapat memberikan pengaruh positif bagi pelaksanaan analisis dari interpretasi data. Berkaitan dengan hal tersebut, maka teknik yang digunakan dalam pengumpulan data baik data primer maupun sekunder dapat diperoleh dengan beberapa tahap. Tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tahap pertama adalah peneliti melakukan studi kepustakaan. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data denagn cara membaca dan mengkaji berbagai informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian melalui tulisantulisan ilmiah, seperti buku-buku, artikel, skripsi, ataupun tesis yang tersedia di

perpustakaan,

baik

perpusatakaan

Provinsi

Sulawesi

Tenggara,

perpusatakaan Universitas Halu OLeo, maupun perpustakaan lain yang berada di Kota Kendari.

25

2. Tahap kedua adalah peneliti akanmelakukan penelitian lapangan. Metode ini digunakan …peneliti dengan tujuan untuk mengumpulkan data secara langsung ke lapangan …mengenai obyek yang diteliti. Untuk memperoleh data lapangan dalam penelitian …ini, dipergunakan beberapa tekhnik, yakni kuesioner, wawancara, observasi, dan …penelusuran dokumen. Keempat teknik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Kuesioner yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiono, 2009: 162). Kuesionser dalam hubungannya dengan penelitian ini adalah peneliti dalam mengumpulkan data dengan cara memberikan pertanyaan tertulis mengenai permasalah dalam penelitian kepada para pegawai. b. Wawancara (interview), merupakan teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab atau wawancara langsung dengan responden atau informan yang telah dipilih secara sengaja oleh peneliti. Isi atau pokok dari wawancara ini meliputi segala hal yang menjadi masalah penelitian. c. Pengamatan (observasi), merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melihat atau mengamati secara langsung fenomena objek yang diteliti, sehingga memungkinkan untuk memperoleh gambaran dari fenomena yang sulit diperoleh dari wawancara. d. Penelusuran dokumen yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencari dan mengkaji dokumen-dokumen resmi yang relevan

26

dengan permasalahan penelitian. Dokumen ini meliputi struktur atau bagian organisasi dan arsip-arsip kepegawaian. E. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, baik terhadap data primer maupun sekunder yang dikumpulkan oleh peneliti dianalisis dengan menggunakan analisis dekriptif kualitatif dengan didukung oleh data-data kuantitaif, seperti, jumlah pegawai, jam kerja, jumlah sarana dan prasarana kantor. Hal tersebut senada dengan apayang dikemukakan (Rianse, 2008:8) bahwa fenomena yang menjadi sasaran penelitian itu dideskripsikan sebagai mana adanya dengan menggunakan metode kualitatif.

Dimana metode kualitatif

adalah metode penelitian dengan tidak menggunakan perhitungan angka-angka. F. Defenisi Konseptual Berdasarkan kerangka pikir yang telah dikemukakan, maka defenisi konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Peranan Kepemimpinan adalah kedudukan seseorang yang menempati tempat tertentu dan mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mengarahkan kemauan mereka, kemauan dan usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, peranan kepemimpinan yang dimaksud dalam penelitian yaitu : a. Peranan pemimpin sebagai informasional. Peranan pimpinan sebagai informasional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pimpinan selalu menyampaikan informasi kepada bawahan tentang kriteria tepat pada

27

waktu yang menyangkut pelaksanaan tugas-tugas atau pekerjaan yang ada di Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara. b. Peranan pemimpin sebagai pengambil keputusan. Peranan kepemimpinan yang dimaksud disini adalah bagaimana proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pemimpin diBiro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara. c. Peranan pemimpin sebagai pengawas atau pengendali. Peranan pimpinan sebagai pengawas atau pengendali yang dimaksud adalah mampu mengendalikan segala kegiatan serta jalannya organisasi dengan baik. 2. MeningkatanDisiplin Kerja Pegawai merupakan sikap atau tingkah laku yang menunjukkan kesetiaan dan ketaatan seseorang atau sekelompok orang terhadap peraturan yang telah ditetapkan oleh instansi atau organisasinya baik yang tertulis maupun tidak tertulis sehingga diharapkan pekerjaan yang dilakukan efektif dan efesien. Adapun indikator disiplin kerja pegawai (Sutrisno:2009) adalah: a. Kehadiran Pegawai yakni Pegawai wajib hadir sebelum jam kerja, dan menggunakan absen. b. Ketepatan jam kerja yakni pegawai diwajibkan untuk mengikuti aturan jam kerja, tidak melakukan pelanggaran jam istirahat dan jadwal kerja lain, keterlambatan masuk kerja, dan wajib mengikuti aturan jam kerja per hari. c. Mengenakan pakaian kerja/pakaian seragam dan tanda pengenal.

28

Seluruh karyawan wajib memakai pakaian yang rapi dan sopan, dan mengenakan tanda pengenal selama menjalankan tugas kedinasan. d. Ketaatan pegawai terhadap peraturan yakni peraturan yang telah ditetapkan kepada pegawai bertujuan untuk meningkatkan tingkat disiplin pegawainya. Adakalanya pegawai secara terang-terangan menunjukkan ketidakpatuhan, seperti menolak melaksanakan tugas yang seharusnya dilakukan.

29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sebagaimana Peraturan Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor16 Tahun 2011 tentang Uraian Tugas dan Fungsi Asisten, Biro, Bagian dan Sub Bagian Sekretariat Daerah Provinsi Sultra. Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan, mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi, pemantauan dan evaluasi program kegiatan dan penyelenggaraan pembinaan teknis, administrasi dan sumberdaya di bidang kelembagaan, tatalaksana, analisis jabatan dan kepegawaian, administrasi pelayanan publik serta peningkatan kinerja organisasi. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara mempunyai fungsi : a. Pelaksanaan penyiapan perumusan kebijakan di bidang organisasi, analisis jabatan dan kepegawaian, pelayanan publik serta peningkatan kinerja organisasi; b. Pelaksanaan koordinasi dan penyusunan program kegiatan serta petunjuk teknis pelaksanaan di bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, analisis jabatan dan kepegawaian, pelayanan publik serta peningkatan kinerja organisasi;

30

c. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di bidang kelembagaan, ketatatalaksanaan, analisis jabatan dan kepegawaian, pelayananan publik serta peningkatan kinerja organisasi; d. Pelaksanaan pembinaan teknis, administrasi serta sumber daya di bidang kelembagaan,

ketatatalaksanaan,

analisis

jabatan

dan

kepegawaian,

pelayananan publik serta peningkatan kinerja organisasi; e. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Asisten. Susunan Struktur OrganisasiBiro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, terdiri dari : 1. Kepala Biro 2. Kepala Bagian Kelembagaan a.

Kepala Sub Bagian Analisis Jabatan

b.

Kepala Sub Bagian Pembinaan & Failitasi Kabupaten/Kota

c.

Kepala Sub Bagian Penataan Organisasi Perangkat Daerah

3. Kepala Bagian Tatalaksana a.

Kepala Sub Bagian Standarisasi dan Prosedur

b.

Kepala Sub Bagian Reformasi Birokrasi

c.

Kepala Sub Bagian Tata Usaha

4. Kepala Bagian Kinerja Organisasi a.

Kepala Sub Bagian Pelayanan Publik

b.

Kepala Sub Bagian Akuntabilitas

c.

Kepala Sub Bagian Pembinaan Disiplin PNS

31

5. Kepala Bagian Kepegawaian a.

Kepala Sub Bagian Mutasi PNS

b.

Kepala Sub Bagian Pengembangan Karir

c.

Kepala Sub Bagian Kesejahteraan PNS

Berikut adalah Uraian Tugas Jabatan Kepala Biro Organisasi : (1) Tugas Pokok Kepala Biro Organisasi adalah menyiapkan bahan pembinaan dan petunjuk teknisbidang kelembagaan, ketatalaksanaan, kinerja organisasi dan kepegawaian. (2) Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Biro Organisasi mempunyai Uraian Tugas Jabatan sebagai berikut : a. Merencanakan operasional pelaksanaan Program Kerja Biro Organisasi sesuai ketentuan yang berlaku untuk terarahnya pelaksanaan tugas ; b. Membagi tugas dan memberi petunjuk kepada para Kepala Bagian dengan mendisposisi sesuai bidang tugasnya masing – masing dengan berpedoman pada ketentuan dan petunjuk atasan agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas ; c. Membimbing pelaksanaan tugas bawahan dengan menjelaskan sesuai permasalahan dan pemecahannya agar setiap tugas yang diberikan dapat terselesaikan dengan baik.

32

d. Memfasilitasi Penataan Kelembagaan Perangkat Daerah Kabupaten/Kota dalam rangka penjataan organisasi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku ; e. Melakukan

pengendalian

penataan

Organisasi

Perangkat

Daerah

Kabupaten/Kota sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku ; (3) Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian membawahi : a. Kepala Bagian Kelembagaan ; b. Kepala Bagian Tatalaksana; c. Kepala Bagian Kinerja Organisasi; d. Kepala Bagian Kepegawaian . A. Uraian Tugas JabatanKepala Bagian Kelembagaan : (1) Tugas Pokok Kepala Bagian Kelembagaan adalah menyiapkan bahan pembinaan dan perumusan kebijakan pengembangan kapasitas kelembagaan perangkat

daerah

provinsi,

fasilitasi

pembinaan

dan

pengendalian

kelembagaan Kabupaten/Kota dan menyiapkan bahan pembinaan dan petunjuk teknis penyusunan analisis jabatan dan formasi lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi. (2) Untuk melaksanakan tugas Pokok tersebut, Kepala Bagian Kelembagaan mempunyai Uraian Tugas Jabatan sebagai berikut : a. Membagi tugas dan memberi petunjuk kepada para kepala Sub Bagian dengan mendisposisi sesuai bidang tugasnya masing – masing dengan

33

berpedoman pada ketentuan dan petunjuk atasan agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas. b. Membimbing pelaksanaan tugas bawahan dengan menjelaskan sesuai dengan permasalahan dan pemecahannya agar setiap tugas yang diberikan dapat terselesaikan dengan baik. c. Memantau dan mengarahkan pelaksanaan tugas bawahan yang diberikan agar dapat diketahui tingkat pelaksanaannya dan penyelesaian tugas. d. Memantau pelaksanaan tugas para kepala sub. Bagian dengan mengecek langsung kepada yang bersangkutan untuk mengetahui hambatan dan mengupayakan pemecahannya ; e. Mengonsep surat dan naskah Dinas bidang Penataan Perangkat Daerah sesuai disposisi dan petunjuk atasan untuk terarahnya pelaksanaan tugas. (3) Bagian Kelembagaan membawahi : a. Kepala Sub.Bagian Analisis Jabatan. b. Kepala Sub. Bagian Pembinaan dan Fasilitasi Kab/Kota. c. Kepala Sub. Bagian Penataan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi. a.

Uraian Tugas JabatanKepala Sub Bagian Analisis Jabatan :

(1) Tugas Pokok Kepala Sub Bagian Analisis Jabatan adalah mengumpulkan bahan pembinaan dan petunjuk teknis pelaksanaan analisis jabatan dan menghimpun bahan penyiapan perumusan kebijakan bidang analisis jabatan; (2) Untuk melaksanakan tugas Pokok tersebut, Kepala Sub. Bagian Analisis Jabatan mempunyai uraian Tugas Jabatan sebagai berikut :

34

a. Membimbing pelaksanaan tugas bawahan dengan menjelaskan sesuai dengan permasalahan dan pemecahannya agar setiap tugas yang diberikan dapat terselesaikan dengan baik. b. Mengontrol pelaksanaan tugas bawahan dengan mengecek langsung kepada yang bersangkutan untuk mengetahui hambatan dan mengupayakan pemecahannya ; c. Mengereksi hasil kerja bawahan dengan meneliti dan menelaah secara cermat serta memperbaiki hasil kerja agar kegiatan dapat diselesaikan sesuai dengan perencanaan ; d. Memantau pelaksanaan program Analisis Jabatan Lingkup Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota dalam rangka menyusun Uraian Tugas Jabatan Struktural dan Non Struktural untuk kelancaran pelaksanaan tugas ; e. Mengevaluasi penyusunan dan pelaksanaan Analisis Jabatan Lingkup Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota dalam rangka penyusunan Uraian Tugas Jabatan Struktural dan Non Struktural untuk dapat diketahui tingkat pelaksanaan dan bahan penyusunan pembinaan selanjutnya ; b.

Uraian Tugas JabatanKepala Sub Bagian Pembinaan Dan Fasilitasi Kabupaten/Kota :

(1) Tugas Pokok Kepala Sub Bagian Pembinaan dan Fasilitasi Kabupaten/Kota adalah mengumpulkan bahan pembinaan dan petunjuk teknis pelaksanaan penataan dan evaluasi kelembagaan perangkat Daerah Kabupaten/Kota;

35

(2) Untuk melaksanakan tugas Pokok tersebut, Kepala Sub Bagian Pembinaan dan Fasilitasi Kabupaten/Kota mempunyai Uraian Tugas Jabatan Sebagai berikut ; a. Membagi tugas dan memberi petunjuk kepada bawahan dengan mendisposisi sesuai bidang tugasnya masing – masing dengan berpedoman pada ketentuan dan petunjuk atasan agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas. b. Membimbing dan mengecek langsung pelaksanaan tugas bawahan dengan menjelaskan sesuai dengan permasalahan dan pemecahannya agar setiap tugas yang diberikan dapat terselesaikan dengan baik. c. Melakukan

koordinasi

dan

konsultasi

serta

merekomendasikan

kelembagaan Perangkat Daerah Kab/Kota pada pemerintah Pusat. d. Melakukan fasilitasi

Rancangan Kelembagaan Kab/Kota dan Daerah

Otonomi Baru; e. Melakukan pemantauan dan evaluasi penataan kelembagaan Organisasi Perangkat Daerah Kab/Kota; c.

Uraian Tugas JabatanKepala Sub Bagian Penataan Organisasi Perangkat Daerah :

(1) Tugas Pokok Kepala Sub Bagian Penataan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi adalah mengumpulkan bahan pembinaan dan petunjuk teknis pelaksanaan penataan dan evaluasi Kelembagaan Perangkat Provinsi;

36

(2) Untuk melaksanakan tugas Pokok tersebut, Kepala Sub Bagian Penataan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi mempuyai Uraian Tugas Jabatan Sebagai berikut ; a. Membagi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugasnya masing-masing dan ketentuan yang berlaku agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas b. Membimbing dan mengecek langsung pelaksanaan tugas yang diberikan dapat diselesaikan dengan baik . c. Mengonsep surat Dinas yang berhubungan dengan tugas sesuai disposisi dan perintah atasan untuk kelancaran pelaksanaan tugas. d. Melaksanakan pembinaan dan Evaluasi Kelembagaan Organisasi Satuan Perangkat Daerah Provinsi. e. Mengumpulkan bahan pedoman petunjuk teknis pembinaan Kelembagaan Organisasi SKPD dilingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara. B. Uraian Tugas JabatanKepala Bagian Tatalaksana : (1) Tugas Pokok Kepala Bagian Tatalaksana adalah menyiapkan bahan pembinaan dan perumusan kebijakan pemerintah daerah bidang tatalaksana, fasilitasi dan koordinasi penyelenggaraan sistem dan prosedur kerja, standar pelayanan, reformasi birokrasi serta penyelenggaraan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro. (2) Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Bagian Tatalaksana mempunyai Uraian Tugas sebagai berikut :

37

a. Membagi tugas dan memberi petunjuk kepada para Kepala Sub Bidang dengan mendisposisi sesuai bidang tugasnya masing-masing dengan berpedoman pada ketentuan agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas . b. Membimbing pelaksanaan tugas bawahan dengan menjelaskan sesuai permasalahan dan pemecahannya agar setiap tugas yang diberikan dapat terselesaikan dengan baik. c. Menilai pelaksanaan tugas para kepala Sub Bagian yang diberikan agar dapat diketahui kendala maupun hambatan dalam penyelesaian tugas dengan menyarankan upaya pemecahannya . d. Memeriksa surat dan Naskah Dinas yang akan disampaikan kepada atasan dengan meneliti kebenarannya dan membubuhi paraf terhadap surat dan naskah dinas yang benar sebelum disampaikan kepada pimpinan e. Menyiapkan bahan rumusan, kebijakan, rencana dan program bidang talaksana. (3) Kepala Bagian Tatalaksana membawahi : a. Kepala Sub. Bagian Standarisasi dan Prosedur; b. Kepala Sub. Bagian Reformasi Birokrasi; c. Kepala Sub. Bagian Tata Usaha. a.

Uraian Tugas Jabatan Kepala Sub Bagian Standarisasi dan Prosedur :

38

(1) Tugas Pokok Kepala Sub. Bagian Standarisasi dan Prosedur adalah mengumpulkan bahan pembinaan

dan petunjuk teknis pelaksanaan tugas

bidang standarisasi, sistim dan prosedur kerja; (2) Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Sub. Bagian Standarisasi dan Prosedur mempunyai Uraian Tugas Jabatan Sebagai berikut : a. Membagi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugasnya masing-masing dan ketentuan berlaku agar tidak tumpang tindah dalam pelaksanaan tuigas. b. Membimbing pelaksanaan tugas bawahan dengan mengarahkan dan menjelaskan pokok masalah dan cara pemecahannya agar setiap tugas yang diberikan dapat diselesaikan dengan baik. c. Mengontrol pelaksaan tugas bawahan dengan mengecek langsung kepada yang bersangkutan untuk mengetahui hambatan dan mengupayakan pemecahannya. d. Mengoreksi hasil kerja bawahan dengan meneliti dan menelaah secara cermat serta memperbaiki hasil kerja yang salah agar kegiatan dapat diselesaikan sesuai perencanaan. e. Mengonsep surat Dinas yang berhubungan dengan tugas sesuai disposisi dan perintah atasan untuk kelancaran pelaksanaan tugas. b.

Uraian Tugas JabatanKepala Sub Bagian Reformasi Birokrasi

(1) Tugas Pokok Kepala Sub. Bagian Reformasi BIrokrasi adalah mengumpulkan bahan pembinaan dan petunjuk teknis pelaksanaan reformasi birokrasi;

39

(2) Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Sub. Bagian Reformasi Birokrasi mempunyai Uraian Tugas Jabatan Sebagai berikut : a. Membagi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugasnya masing-masing dan ketentuan berlaku agar tidak tumpang tindah dalam pelaksanaan tuigas. b. Membimbing pelaksanaan tugas bawahan dengan mengarahkan dan menjelaskan pokok masalah dan cara pemecahannya agar setiap tugas yang diberikan dapat diselesaikan dengan baik. c. Mengontrol pelaksaan tugas bawahan dengan mengecek langsung kepada yang bersangkutan untuk mengetahui hambatan dan mengupayakan pemecahannya. d. Mengoreksi hasil kerja bawahan dengan meneliti dan menelaah secara cermat serta memperbaiki hasil krja yang salah agar kegiatan dapat diselesaikan sesuai perencanaan. e. Mengonsep surat Dinas yang berhubungan dengan tugas sesuai disposisi dan perintah atasan untuk kelancaran pelaksanaan tugas. c.

Uraian Tugas JabatanKepala Sub. Bagian Tata Usaha :

(1) Tugas Pokok Sub. Bagian Tata Usaha adalah melakukan urusan Tata Usaha dan Rumah tangga Biro. (2) Untuk melaksanakan tugas Pokok tersebut, Kepala Sub. Bagian Tata Usaha mempunyai Uraian Tugas Jabatan sebagai Berikut : a. Membagi tugas dan memberi petunjuk kepada bawahan dengan mendisposisi sesuai bidang tugasnya masing - masing dengan berpedoman

40

pada ketentuan dan petunjuk atasan agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas. b. Membimbing dan mengecek langsung pelaksanaan tugas bawahan dengan menjelaskan sesuai dengan permasalahan dan pemecahannya agar setiap tugas yang diberikan dapat terselesaikan dengan baik. c. Mengonsep surat dan naskah Dinas yang berhubungan dengan tugas sesuai disposisi dan petunjuk atasan untuk terarahnya pelaksanaan tugas. d. melaksanakan kegiatan penyusunan perencanaan program dan kegiatan sesuai petunjuk pimpinan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; e. Menyusun surat perintah kerja dan naskah tugas lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk menyelesaikan tugas-tugas Biro ; C. Uraian Tugas JabatanKepala Bagian Kinerja Organisasi : (1) Tugas Pokok Kepala Bagian Kinerja Organisasi adalah menyiapkan bahan pembinaan dan perumusan kebijakan pelaksanaan pelayanan publik dan penyelenggaraan

akuntabilitas

kinerja pemerintahan daerah serta

pelaksanaan pembinaan disiplin aparatur pemerintah (2) Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Bagian Kinerja Organisasi mempunyai Uraian Tugas Jabatan sebagai berikut : a. Menilai pelaksanaan tugas para kepala Sub Bagian yang diberikan agar dapat diketahui kendala maupun hambatan dalam penyelesaian tugas dengan menyarankan upaya pemecahannya .

41

b. Memeriksa surat dan Naskah Dinas yang akan disampaikan kepada atasan dengan meneliti kebenarannya dan membubuhi paraf terhadap surat dan naskah dinas yang benar sebelum disampaikan kepada pimpinan. c. menyiapkan bahan pembinaan, perumusan kebijakan serta penyusunan rencana dan program kerja bidang kinerja organisasi; d. Mengkoordinasikan pelaksanaan pembinaan Kinerja Organisasi yang meliputi pembinaan dan perumusan pelayanan publik, akuntabilitas serta disiplin aparatur Pemerintah daerah. e. Melaksanakan penyusunan prosedur pelaksanaan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sesuai dengan pedoman teknis dan Peraturan perundang-undangan yang berlaku ; (3) Kepala Bagian Kinerja Organisasi membawahi : a. Kepala Sub. Bagian Pelayanan Publik; b. Kepala Sub. Bagian Akuntabilitas; c. Kepala Sub. Bagian Pembinaan Disiplin PNS. a.

Uraian Tugas JabatanKepala Sub. Bagian Pelayanan Publik :

(1) Tugas Pokok Kepala Sub Bagian Pelayanan Publik adalah mengumpulkan bahan pembinaan dan petunjuk teknis pelaksanaan pelayanan publik serta menghimpun bahan untuk penyiapan standar sarana, sistem dan prosedur pelayanan publik; (2) Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Sub. Bagian Pelayanan Publik mempunyai Uraian Tugas Jabatan Sebagai berikut :

42

a. Membagi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugasnya masing-masing dan ketentuan berlaku agar tidak tumpang tindah dalam pelaksanaan tuigas. b. Membimbing pelaksanaan tugas bawahan dengan mengarahkan dan menjelaskan pokok masalah dan cara pemecahannya agar setiap tugas yang diberikan dapat diselesaikan dengan baik. c. Mengontrol pelaksaan tugas bawahan dengan mengecek langsung kepada yang bersangkutan untuk mengetahui hambatan dan mengupayakan pemecahannya. d. Mengoreksi hasil kerja bawahan dengan meneliti dan menelaah secara cermat serta memperbaiki hasil krja yang salah agar kegiatan dapat diselesaikan sesuai perencanaan. e. Mengonsep surat Dinas yang berhubungan dengan tugas sesuai disposisi dan perintah atasan untuk kelancaran pelaksanaan tugas. b.

Uraian Tugas JabatanKepala Sub Bagian Akuntabilitas

(1) Tugas Pokok Sub. Bagian Akuntabilitas adalah mengumpulkan bahan penyusunan program pembinaan dan petunjuk teknis pelaksanaan sistem dan prosedur kerja, sarana kerja dibidang Akuntabilitas kinerja Aparatrur Pemerintah. (2)..Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Sub. Bagian Akuntabilitas mempunyai Uraian Tugas Jabatan Sebagai berikut : a. Membagi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugasnya masing-masing dan ketentuan berlaku agar tidak tumpang tindah dalam pelaksanaan tuigas.

43

b. Membimbing pelaksanaan tugas bawahan dengan mengarahkan dan menjelaskan pokok masalah dan cara pemecahannya agar setiap tugas yang diberikan dapat diselesaikan dengan baik. c. Mengontrol pelaksanaan tugas bawahan dengan mengecek langsung kepada yang bersangkutan untuk mengetahui hambatan dan mengupayakan pemecahannya. d. Mengoreksi hasil kerja bawahan dengan meneliti dan menelaah secara cermat serta memperbaiki hasil krja yang salah agar kegiatan dapat diselesaikan sesuai perencanaan. e. Mengonsep surat Dinas yang berhubungan dengan tugas sesuai disposisi dan perintah atasan untuk kelancaran pelaksanaan tugas. c.

Uraian Tugas JabatanKepala Sub Bagian Pembinaan Disiplin PNS:

(1) Tugas Pokok Kepala Sub.Bagian Pembinaan Disiplin adalah menyiapkan bahan pembinaan dan petunjuk teknis pelaksanaan pembinaan dan peningkatan Disiplin Aparatur Pemerintah. (2) Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Sub.Bagian Pembinaan Disiplin

mempunyai Uraian Tugas sebagai berikut

a. Membagi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugasnya masing-masing dan ketentuan yang berlaku agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas.

44

b. Membimbing pelaksanaan tugas bawahan dengan mengarahkan dan menjelaskan pokok masalah dan cara pemecahannya agar setiap tugas yang diberikan dapat diselesaikan dengan baik. c. Mengontrol pelaksanaan tugas bawahan dengan mengecek langsung kepada yang bersangkutan untuk mengetahui hambatan dan mengupayakan pemecahannya. d. Mengoreksi hasil kerja bawahan dengan meneliti dan menelaah secara cermat serta memperbaiki hasil kerja yang salah agar kegiatan dapat diselesaikan sesuai dengan rencana. e. Mengonsep surat Dinas yang berhubungan dengan tugas sesuai disposisi dan perintah atasan untuk kelancaran pelaksanaan tugas. D. Uraian Tugas JabatanKepala Bagian Kepegawaian : (1) Tugas Pokok Kepala Bagian Kepegawaian adalah menyiapkan bahan pembinaan dan perumusan kebijakan pelaksanaan administrasi kepegawaian lingkup sekretariat daerah dan peningkatan kesejahteraan pegawai. (2) Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Bagian Kepegawaian mempunyai Uraian Tugas Jabatan sebagai berikut : a. Membagi Tugas dan memberi petunjuk kepada bawahan dengan mendisposisi sesuai bidang tugasnya masing-masing dengan berpedoman pada ketentuan dan petunjuk atasan agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas.

45

b. Memberi petunjuk kepada bawahan dengan menjelaskan pokok masalah dan cara pemecahannya agar setiap tugas yang diberikan dapat terselesaikan dengan baik c. Mengreksi hasil kerja bawahan dengan meneliti dan menelaah secara cermat serta mempebaiki hasil kerja agar kegiatan dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan rencana ; d. Memantau pelaksanaan tugas para Kepala Sub. Bagian dengan mengecek langsung kepada yang bersangkutan untuk mengetahui hambatan dan mengupayakan pemecahannya ; e. Melaksanakan kegiatan pengumpulan bahan dan penyusunan konsep kebijakan dan petunjuk teknis pembinaan serta pengembangan Pegawai dilingkungan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara sesuai ketentuan yang berlaku ; (3) Kepala Bagian Kepegawaian membawahi : a. Kepala Sub. Bagian Mutasi PNS. b. Kepala Sub. Bagian Pengembangan Karier. c. Kepala Sub. Bagian Kesejahteraan PNS. a.

Uraian Tugas JabatanKepala Sub Bagian Mutasi PNS :

(1) Tugas Pokok Kepala Sub. Bagian Mutasi PNS adalah mengumpulkan bahan pembinaan, mensistimatikan pengolahan data Statistik Administrasi Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Harian Tetap/Kontrak, PHL serta Mutasi Lingkup Sekrertariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara.

46

(2) Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Sub. Bagian Mutasi mempunyai Uraian Tugas Jabatan sebagai berikut : a. Membagi Tugas dan memberi petunjuk kepada bawahan dengan mendisposisi sesuai bidang tugasnya masing-masing dengan berpedoman pada ketentuan dan petunjuk atasan agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas. b. Membimbing pelaksanaan tugas bawahan dengan menjelaskan sesuai dengan permasalahan dan pemecahannya agar setiap tugas yang diberikan dapat terselesaikan dengan baik. c. Memantau dan mengarahkan pelaksanaan tugas bawahan yang diberikan agar dapat diketahui tingkat pelaksanaannya dan penyelesaian tugas. d. Mengereksi hasil kerja bawahan dengan meneliti dan menelaah secara cermat serta memperbaiki hasil kerja yang salah

agar kegiatan dapat

diselesaikan sesuai perencanaan ; e. Mengonsep Surat dinas yang berhubungan dengan Tugas sesuai disposisi dan petunjuk Atasan untuk kelancaran pelaksanaan tugas ; b.

Uraian Tugas JabatanKepala Sub Bagian Pengembangan Karir :

(1) Tugas

Pokok

Kepala

Sub.Bagian

Pengembangan

Karier

adalah

mengumpulkan bahan pembinaan dan pengembangan Karier Pegawai dilingkungan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara.

47

(2) Untuk

melaksanakan

tugas

pokok

tersebut,

Kepala

Sub.

Bagian

Pengembangan Karier mempunyai Uraian Tugas Jabatan Sebagai berikut :. a. Membagi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugasnya masing-masing dan ketentuan yang berlaku agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas. b. Membimbing pelaksanaan tugas bawahan dengan mengarahkan dan menjelaskan pokok masalah dan cara pemecahannya agar setiap tugas yang diberikan dapat diselesaikan dengan baik. c. Mengontrol pelaksanaan tugas bawahan dengan mengecek langsung kepada yang bersangkutan untuk mengetahui hambatan dan mengupayakan pemecahannya. d. Mengoreksi hasil kerja bawahan dengan meneliti dan menelaah cermat serta memperbaiki hasil kerja yang salah agar kegiatan dapat diselesaikan sesuai perencanaan . e. Mengonsep surat Dinas yang berhubugan dengan tugas sesuai disposisi dan perintah atasan untuk kelancaran pelaksanaan tugas. c.

Uraian Tugas JabatanKepala Sub. Bagian Kesejahteraan PNS :

(1) Tugas Pokok Kepala Sub.Bagian Kesejahteraan PNS adalah menyiapkan bahan peningkatan Kesejahteraan, Pemberian Penghargaan dan Tanda Jasa Lingkup Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara.

48

(2) Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Sub. Bagian Kesejahteraan PNS mempunyai Uraian Tugas Jabatan Sebagai berikut : a. Membagi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugasnya masing-masing dan ketentuan yang berlaku agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas. b. Membimbing pelaksanaan tugas bawahan dengan mengarahkan dan menjelaskan pokok masalah dan cara pemecahannya agar setiap tugas yang diberikan dapat diselesaikan dengan baik. c. Mengontrol pelaksanaan tugas bawahan dengan mengecek langsung kepada yang bersangkutan untuk mengetahui hambatan dan mengupayakan pemecahannya. d. Mengoreksi hasil kerja bawahan dengan meneliti dan menelaah secara cermat serta memperbaiki hasil kerja yang salah agar kegiatan dapat diselesaikan sesuai peraturan perundang-undsangan yang berlaku. e. Mengonsep surat Dinas yang berhubugan dengan tugas sesuai disposisi dan perintah atasan untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

49

Gambar 2. BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BIRO ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA KEPALA BIRO SYAHRUDDIN NURDIN, SE Pembina Tk.I, IV/b Nip. 19660621 199012 1 001 BAGIAN

BAGIAN

BAGIAN

BAGIAN

KELEMBAGAAN

TATALAKSANA

KINERJA ORGANISASI

KEPEGAWAIAN

JOHN HENRY LOMBAN, SE

H. SYAHRIR, SH

DAUD LIARAN, SH

SAWIALI, SE

Pembina Tk.I, IV/b

Pembina Tk.I, IV/a

Pembina Tk.I, IV/b

NIP. 19650712 199003 1 016

NIP. 19581015 198503 1 027

NIP. 19581231 198611 1 035

Pembina, IV/a NIP. 19640110 198503 1 012

SUB BAGIAN

SUB BAGIAN

SUB BAGIAN

SUB BAGIAN

ANALISIS JABATAN

STANDARISASI DAN PROSEDUR

PELAYANAN PUBLIK

MUTASI PNS

LA ODE MUH. QAMBRI, SP

RIA ANNA YUNUS, S.Sos.,M.Si

FARIDA HASYIM, S.Tp.,MM

RAHMAWATI, S.Sos.

Pembina, IV/a

Pembina Tk.I, III/d

NIP. 19630117 98303 2 013

Penata Tk.I, III/d

NIP. 19651021 198603 2 014

NIP. 19700930 199002 1 001

Penata Tk.I, III/d

NIP. 19720809 200112 2 004

SUB BAGIAN

SUB BAGIAN

SUB BAGIAN

SUB BAGIAN

PEMBINAAN & FASILITASI

REFORMASI BIROKRASI

AKUNTABILITAS

PENGEMBANGAN KARIR

MISLAN BAKIR,S.Pd.,M,Si

ATIKA HASNI, SH

JULIAN LAWOLIO, S.Sos

Pembina, IV/a

Penata, III/c

Penata Tk.I, III/d

NIP. 19640414 198603 2 030

Penata, III/c

NIP. 19740901 200112 2 002

NIP. 19650603 198503 1 003

KABUPATEN / KOTA

NURLIATI, S.Sos.,M.Si.

NIP. 19740516 200604 1 004

SUB BAGIAN

SUB BAGIAN

SUB BAGIAN

SUB BAGIAN

PENATAAN ORGANISASI

TATA USAHA

PEMBINAAN DISIPLIN PNS

KESEJAHTERAAN PNS

ASRULLAH, S.STP.

LA MASNAH. SE.

Penata Tk.I, III/d

RACHMANIAR BAFTIM, SE

RUSDI RAMLI, SE.

Penata Tk.I, III/d NIP. 19800420 199810 1 002

NIP. 19580814 197901 1 001

Penata Tk.I, III/d

NIP. 19601016 199603 1 002

PERANGKAT DAERAH

NIP. 19600119 198012 2 003

Penata Tk.I, III/d

50

B. Peranan Kepemimpinan Peranan kepemimpin dalam suatu organisasi sangatlah penting sebab pimpinan berperan secara langsung dalam suatu organisasi akan berpengaruh dalam pelaksanaan tugas-tugas dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Sebagaimana

yang

telah

ditetapkan

pada

bab-bab

sebelumnya

kepemimpinan pada intinya adalah mempengaruhi orang-orang agar mau melaksanakan pekerjaan, sehingga dengan dasar itulah penulis mengungkap peranan kepemimpinan dalam penelitian ini, adapun peranan kepemimpinan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Peranan Pemimpin sebagai Pengambil Keputusan Peranan pemimpin dalam mengambil keputusan kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi sangat besar perannya dalam setiap pengambilan keputusan, sehingga membuat keputusan dan mengambil tanggung jawab terhadap hasilnya adalah salah satu tugas pimpinan. Sehingga jika seorang pimpinan tidak mampu untuk membuat keputusan, seharusnya dia tidak menjadi pimpinan. Karena untuk mengetahui baik tidaknya keputusan yang diambil bukan hanya dinilai dari konsekuensi yang ditimbulkannya, melainkan melalui berbagai pertimbangan dalam prosesnya. Oleh karena itu, untuk mengambil keputusan secara tepat tidaklah selamanya mudah bagi seorang pemimpin.Hal ini disebabkan karena dalam setiap pengambilan keputusan harus disesuaikan dengan luas besarnya organisasi pada Biro Organisasi Sekretariat Daerah

51

Provinsi Sulawesi Tenggara.Peranan kepemimpinan yang dimaksud disini adalah bagaimana proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pemimpin dalam hal pengambilan keputusan pemimpin selalu meminta pendapat dari bawahan sehingga nantinya semua persoalan yang dihadapi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik. Untuk mengetahui tanggapan responden tentang peranan pemimpin sebagai pengambil keputusan dapat dilihat pada tabel berikut yaitu : Tabel1.

Tanggapan Responden Tentang Peranan Kepemimpinan dalam Melibatkan Bawahan di Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara No Tanggapan Responden Jumlah Responden Persentase (%) 1 Baik 7 31.82 2 Cukup Baik 14 63.64 3 Kurang Baik 1 4.55 Jumlah 22 100 Sumber Data: Hasil Olahan Quisioner 2016

Dari tabel tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa 14 orang responden atau 63.64% menyatakan peranan kepemimpinan sebagai pengambil keputusan cukup baik, karena dalam proses pengambilan keputusan yang ada pimpinan terkadang melibatkan bawahan yang ada contohnya pimpinan tidak melibatkan bawahan yang ada dalam pengambilan keputusanyang seharusnya bawahan ikut terlibat dalam pengambilan keputusan tersebut dan 1 orang responden atau 4.55% menyatakan bahwa peranan pemimpin sebagai pengambil keputusan pada Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara kurang baik karena

52

dalam proses pengambilan keputusan yang ada pimpinan tidak pernah melibatkan bawahan yang ada.Berikut hasil wawancara penulis dengan Kepala BagianKepegawaian, beliau menyatakan bahwa : “untuk masalah intra organisasi pemimpin selalu mendengarkan masukan dari bawahan, dimana keikutsertaan bawahan dalam pengambil keputusan ini merupakan suatu pembinaan kepada bawahan yang dihadapkan langsung pada suatu masalah dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan segera”. (Wawancara,07Maret 2016). Tabel2.

Tanggapan Responden Tentang Peranan Kepemimpinan dalam Memberikan Dampak Perubahan Positif pada Bawahan No Tanggapan Responden Jumlah Responden Persentase (%) 1 Baik 3 13.64 2 Cukup Baik 18 81.82 3 Kurang Baik 1 4.55 Jumlah 22 100 Sumber Data: Hasil Olahan Quisioner 2016 Dari tabel tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa 18 orang responden atau 81.82% menyatakan peranan kepemimpinan dalam memberikan dampak perubahan positif pada bawahancukup baik karena pimpinan terkadang memberikan dampak perubahan positif dan 1 orang responden atau 4.55%. Berikut hasil wawancara penulis dengan Kepala BagianKepegawaian, beliau mengatakan bahwa : “peranan pemimpin pada Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara dalam memberikan dampak positf pada bawahan cukup maksimal, dimana pimpinan selalu memotivasi dan menumbuhkan kesadarandan para pegawaai dengan memberikan contoh bahwa tugas itu merupakan tanggung jawab dan kewajiban”. (Wawancara,02 Februari 2016).

53

Dari penjelasan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pimpinan dalam proses pengambilan keputusan tidak lagi memaksakan kehendaknya sendiri untuk dijadikan suatu keputusan atau kebijaksanaan, dimana peran bawahan sangat besar karena dengan begitu atasan dapat mendengar langsung dari bawahan tentang permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas mereka. 2. Peranan Pemimpin sebagai Pengawas atau Pengendali Peranan pimpinan sebagai pengawas atau pengendali yang dimaksud adalah mampu mengendalikan segala kegiatan serta jalannya organisasi dengan baik.Peranan pimpinan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pimpinan selalu mengecek semua bawahan dalam melaksanakan tugasnya dan selalu mengecek tingkat kehadiran pegawai yang ada pada Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara.Kriteria yang digunakan dalam mengajukan pertanyaan kepada responden digunakan indikator sebagai berikut : a. Baik, artinya bahwa pimpinan yang ada selalu melakukan pengawasan kepada bawahan (dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan dan tingkat kehadiran pegawai). b. Cukup baik, bahwa pimpinan kadang-kadang melakukan pengawasan kepada bawahan (dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan dan tingkat kehadiran pegawai). c. Kurang baik, artinya bahwa pimpinan tidak pernah melakukan pengawasan kepada bawahan (dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan dan tingkat kehadiran pegawai).

54

Untuk mengetahui tanggapan responden tentang peranan pemimpin sebagai pengawas/pengendalian dapat dilihat pada tabel berikut yaitu : Tabel3.

Tanggapan Responden Tentang Peranan Kepemimpinan dalam Mengendalikan Bawahan No Tanggapan Responden Jumlah Responden Persentase (%) 1 Baik 4 18.18 2 Cukup Baik 16 72.73 3 Kurang Baik 2 9.09 Jumlah 22 100 Sumber Data: Hasil Olahan Quisioner 2016 Dari tabel tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa 16 orang responden atau 72.73%

menyatakan peranan kepemimpinan dalam mengendalikan bawahan

cukup baik karena pimpinan terkadang melakukan pengawasan kepada bawahan dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan dan mengecek tingkat kehadiran pegawai dan 2 orang responden atau 9.09% menyatakan bahwa peranan kepemimpinan sebagai pengendalian atau pengawas pada Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara kurang baik karena pimpinan tidak pernah melakukan pengawasan kepada bawahan dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan pegawai.Berikut hasil wawancara penulis dengan Kepala BagianKepegawaian, beliau mengatakan bahwa : “peranan pemimpin pada Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara dalam melaksanakan pengawasan kepada bawahan cukup maksimal, dimana pimpinan yang selalu melaksanakan pengawasan kepada bawahan walaupun tidak dilaksanakan secara rutin dalam hal ini setiap hari”. (Wawancara,07Maret 2016).

55

Tabel4.

Tanggapan Responden Tentang Peranan Kepemimpinan dalam Memberikan Motivasi pada Bawahan No Tanggapan Responden Jumlah Responden Persentase (%) 1 Baik 1 4.55 2 Cukup Baik 20 90.91 3 Kurang Baik 1 4.55 Jumlah 22 100 Sumber Data: Hasil Olahan Quisioner 2016 Dari tabel tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa 20 orang responden atau 90.91% menyatakan peranan kepemimpinan dalam memberikan motivasi pada bawahan cukup baik karena pimpinan terkadang memberikan motivasi secara efektif pada bawahan dan 1 orang responden atau 4.55% menyatakan bahwa peranan kepemimpinan dalam memberikan motivasi pada bawahan kurang baik. Berikut hasil wawancara penulis dengan Kepala BagianKepegawaian, beliau mengatakan bahwa : “peranan pemimpin pada Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara dalam memberikan motivasipada bawahan cukup maksimal, dimana pimpinan selalu menjadi contoh dan panutan yang baik bagi para pegawai dalam melaksanakan tugasnya”. (Wawancara,02 Februari 2016). 3. Peranan Pemimpin sebagai Informasional Informasi merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting dan diperlukan oleh semua pegawai dalam rangka melaksanakan tugas-tugasnya, yang diukur dari tanggapan responden terhadap peranan pemimpin sebagai informasional pada Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara.Peranan pimpinan sebagai informasi yang dimaksud dalam penelitian

56

ini adalah pimpinan selalu menyampaikan informasi kepada bawahan tentang kriteria tepat pada waktu yang menyangkut pelaksanaan tugas-tugas atau pekerjaan yang ada padaBiro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara.Kriteria yang digunakan dalam mengajukan pertanyaan kepada responden digunakan indikator sebagai berikut : a. Baik, artinya bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai dapat diselesaikan tepat pada waktunya. b. Cukup baik, artinya bahwa pekerjaan yang dilaksanakan atau dilakukan oleh pegawai kadang-kadang diselesaikan tepat pada waktunya. c. Kurang baik, artinya bahwa pekerjaan yang dilaksanakan oleh pegawai tidak dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Untuk mengetahui tanggapan responden tentang peranan pemimpin sebagai Informasional dapat dilihat pada tabel berikut yaitu : Tabel5. Tanggapan Responden Tentang Peranan Kepemimpinan dalam Menyampaikan Informasi pada Bawahan No Tanggapan Responden Jumlah Responden Persentase (%) 1 Baik 4 18.18 2 Cukup Baik 16 72.73 3 Kurang Baik 2 9.09 Jumlah 22 100 Sumber Data: Hasil Olahan Quisioner 2016 Dari tabel tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa 16 orang responden atau 72.73% menyatakan bahwa peranan kepemimpinan dalam menyampaikan informasi cukup baik karena pekerjaan yang dilaksanakan atau dilakukan oleh

57

pegawai terkadang diselesaikan tepat pada waktunya dan 2 orang responden atau 9.09% menyatakan bahwa peranan pemimpin dalam menyampaikan informasi pada Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara kurang baik karena pekerjaan yang dilaksanakan oleh pegawai tidak dapat diselesaikan tepat pada

waktunya.Berikut

hasil

wawancara

penulis

dengan

Kepala

BagianKepegawaian, beliau menyatakan bahwa : “peranan pemimpin sebagai informasional pada Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara pada saat menyampaikan informasi kadang-kadang tepat waktu kepada bawahan sehingga informasi yang ada tidak terlambat untuk dapat diketahui oleh bawahan, dimana penyampaian informasi kepada bawahan jarang disampaikan dalam bentuk penyampaian ditulis pada papan pengumuman, tetapi langsung disampaikan pada saat apel atau rapat”. (Wawancara, 07 Maret 2016). Tabel6.

Tanggapan Responden Tentang Peranan Kepemimpinan dalam Menjelaskan Informasi pada Bawahan No Tanggapan Responden Jumlah Responden Persentase (%) 1 Baik 2 9.09 2 Cukup Baik 19 86.36 3 Kurang Baik 1 4.55 Jumlah 22 100 Sumber Data: Hasil Olahan Quisioner 2016 Dari tabel tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa 19 orang responden atau 86.36% menyatakan bahwa peranan kepemimpinan sebagai dalam menjelaskan informasi cukup baik karena pekerjaan yang dilaksanakan atau dilakukan oleh pegawai terkadang diselesaikan tepat pada waktunya dan 1 orang responden atau 4.55% menyatakan bahwa peranan pemimpin dalam menjelaskan informasi pada Biro Organisasi Sekretariat DaerahProvinsi Sulawesi Tenggara kurang baik

58

karena pekerjaan yang dilaksanakan oleh pegawai tidak dapat diselesaikan tepat pada

waktunya.

Berikut

hasil

wawancara

penulis

dengan

Kepala

BagianKepegawaian, beliau menyatakan bahwa : “peranan pemimpin pada Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara padasaatmemberikan informasi cukup maksimal, dimana informasi yang sampai pada para pegawai mudah dipahami sehingga dalam penyelesaian tugasnya lebih mudah dan tepat waktu”. (Wawancara, 02 Februari 2016). Dari penjelasan dan hasil wawancara tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa peranan pimpinan sebagai informasional pada Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara dalam kategori cukup baik dalam artian bahwa pimpinan kadang-kadang menyampaikan informasi yang ada baik itu ditempel pada papan pengumuman atau disampaikan langsung oleh pimpinan pada saat apel pagi atau apel siang. C. Meningkatan Disiplin Kerja Pegawai Disiplin sangat penting untuk pertumbuhan organisasi, terutama untuk memotivasi pegawai agar mendipsiplinkan diri dalam melaksanakan pekerjaan baik secara perorangan maupun kelompok.Disamping itu disiplin bermanfaat mendidik pegawai untuk mematuhi dan menyenangi peraturan, prosedur, maupun kebijakan yang ada, sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik. Sehingga pada dasarnya disiplin merupakan tindakan manajemen untuk mendorong para anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan tersebut.Kurang pengetahuan tentang peraturan, prosedur dan kebijakan yang ada merupakan penyebab timbulnya tindakan indisipliner. Salah satu upaya untuk

59

mengatasi hal tersebut pihak pimpinanan sebaiknya memberikan program orientasi kepada para pegawai yang bekerja, karena para pegawai diharapkan dapat bekerja dengan baik dan patuh, apabilah peraturan/prosedur atau kebijakan yang ada tidak diketahui, tidak jelas, atau tidak dijalakan sebagaimana mestinya maka pekerjaan dalam suatu organisasi tidak akan berjalan dengan baik dan tidak akan sesuai dengan apa yang di harapkan. Dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan disiplin kerja pegawai dalam penelitian ini ditinjau dari aspek berikut: 1.

Disiplin Kehadiran Disiplin waktu kehadiran diartikan sebagai sikap atau prilaku pegawai yang menunjukan kedisiplinan terhadap kehadiran dan kepatuhan pegawai pada Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara dengan hadir setiap hari selama 1 (satu) minggu pada hari kerja. Disiplin waktu kehadiran adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan dan normanorma sosial yang berlaku dalam organisasi. Kesadaran dan kesediaan ini merupakan sikap seseorang yang secara sukarela mentaati semua peraturan terutama kehadiran dan sadar akan tugas serta tanggung jawabnya. Pegawai pada Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, selalu berupaya agar para pegawai dapat mentaati segala peraturan yang diterapkan terutama kehadiran. Untuk dapat merealisasikan hal tersebut, maka pimpinan senantiasa menghimbau kepada para pegawai agar hadir setiap hari pada hari kerja.Dengan menaati segala peraturan sehingga pekerjaan

60

dapatterlaksana secara efektif dan efisien. Untuk mengetahui tanggapan responden tentang kehadiran pegawai pada Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggaradapat ditunjukan pada tabel berikut: Tabel 7.

Tangapan Responden Tentang TingkatKehadiran Pegawaipada Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara No Tanggapan Responden Jumlah Responden Persentase (%) 1 Selalu Hadir 14 63.64 2 Jarang Hadir 5 22.73 3 Tidak Hadir 3 13.64 Jumlah 22 100 Sumber Data: Hasil Olahan Quisioner 2016 Tabel di atas memperlihatkan bahwa tanggapan responden mengenai tingkat

disiplin

kehadiran

pegawai

pada

Biro

Organisasi

Sekretariat

DaerahProvinsi Sulawesi Tenggaraitu tinggi. Hal ini tampak dari pernyataan tanggapan responden sebanyak 14 orang responden(63.64%) menyatakan bahwa kehadiran dan kepatuhan terhadap jam kerja pegawai cukup tinggi, dalam arti bahwa para pegawai senantiasa berupaya untuk hadir setiap hari di kantor sesuai dengan yang ditetapkan dalam organisasi tempat mereka bekerja. Selanjutnya sebanyak 5 tanggapan responden (22.73%) yang menyatakan bahwa tingkat disiplin kehadiran pegawai sedang, dalam artian bahwa para pegawai telah berupaya tepat waktu untuk hadir setiap hari ke kantor sesuai dengan jadwal yang ditetapkan dalam organisasi tempat mereka bekerja, namun terkadang hasil kerja yang ditampilkan tidak maksimal. Ini disebabkan karena responden beranggapan bahwa masing-masing pegawai mempunyai kesibukan

61

yang menyangkut urusan pribadi, sehingga implementasi kerja sering tidak berjalan dengan baik. Selanjutnya sebanyak 3 responden (13.64%) menyatakan bahawa tingkat kehadiran pegawai rendah, dalam artian bahwa para pegawai tidak hadir di kantor, sehingga implementasi kerja sering tidak berjalan dengan baik. Responden menyatakan demikian dengan alasan bahwa para pegawai sering tidak masuk kantor karena pimpinan jarang berada di kantor akibat perjalanan dinas, selain itu pimpinan hanya mengawasi pekerjaan melalui laporan kerja yang di berikan oleh para pegawai. Berikut hasil wawancara penulis dengan Kepala Biro Organisasi Sekretariat DaerahProvinsi Sulawesi Tenggara, beliau mengatakan bahwa : TingkatKehadiran Pegawai sudah baik, hal ini tampak dari tingkat kehadiran pegawai yang selalu hadir setiap hari selama hari kerja. Hal ini juga dapat dilihat dengan banyaknya pekerjaan yang dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang ditetapkan (Wawancara, 03 Februari 2016). 2.

Disiplin Kerja Pegawai Terhadap Ketepatan Jam Kerja Disiplin diartikan sebagai sikap atau tingkah laku yang menunjukan ketaatan terhadap jam kerja yang meliputi kepatuhan pegawai pada jam kerja dalam melaksanakan tugas dengan tepat waktu dan benar. Disiplin waktu adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan terutama normanorma sosial yang berlaku dalam suatu organisasi. Kesadaran dan kesediaan di sini merupakan sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan terutama jam kerja dan sadar akan tugas serta tanggung jawabnya.

62

Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara selaku instansi pemerintah, selalu berupaya agar pegawai dapat menaati segala peraturan yang diterapkan pada pimpinan terutama kepatuhan terhadap jam kerja.Untuk dapat merealisasikan hal tersebut, maka pimpinan senantiasa menghimbau kepada para pegawai agar hadir dan pulang kerja sesuai dengan waktu yang ditetapkan.Dengan menaati segala peraturan dan menjalankan disiplin waktu maka dapat memberikan peningkatan kinerja dengan baik. Untuk mengetahui tanggapan responden tentang ketepatan terhadap jam kerja pegawai pada Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara dapat ditujukan pada tabel berikut: Tabel 8. Tanggapan Responden Tentang Ketepatan Terhadap Jam Kerja Pegawai. No Tanggapan Responden Jumlah Responden Persentase (%) 1 Tepat Waktu 13 59.09 2 Kadang-Kadang 7 31.82 3 2 9.09 Tidak Tepat Waktu Jumlah 22 100 Sumber Data: Hasil Olahan Quisioner 2016 Tabel di atas memperlihatkan bahwa tanggapan responden mengenai tingkat

disiplin

kehadiran

pegawai

pada

Biro

Organisasi

Sekretariat

DaerahProvinsi Sulawesi Tenggaraitu cukup tinggi. Hal ini tampak dari pernyataan tanggapan responden sebanyak 13 orang responden(59.09%) menyatakan bahwa kepatuhan terhadap jam kerja pegawai cukup tinggi, dalam arti bahwa para pegawai senantiasa berupaya tepat waktu untuk datang dan

63

pulang kantor sesuai dengan jam yang ditetapkan dalam organisasi tempat mereka bekerja. Responden menyatakan demikian dengan alasan bahwa pegawai selalu berupaya menjalankan disiplin waktu dengan baik, karena dengan datang tepat waktu dapat menyiapkan keperluan kerja segenap keperluan yang berkaitan dengan pekerjaan mereka, dilain pihak pimpinan senantiasa menghimbau pegawai untuk selalu menerapkan disiplin waktu dalam melaksanakan pekerjaan mereka. Selanjutnya sebanyak 7 tanggapan responden (31.82%) yang menyatakan bahwa tingkat kepatuhan terhadap jam kerja pegawai sedang, dalam artian bahwa para pegawai telah berupaya tepat waktu untuk datang dan pulang kantor sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam organisasi tempat mereka bekerja, namun terkadang hasil kerja yang ditampilkan tidak maksimal. Ini disebapkan karena responden beranggapan bahwa masing-masing pegawai mempunyai kesibukan yang menyangkut urusan pribadi, sehingga implementasi kerja sering tidak berjalan dengan baik. Selanjutnya sebanyak 2 responden (9.09%) menyatakan bahwa tingkat ketepatan terhadap jam kerja pegawai rendah, dalam artian bahwa para pegawai terkadang kurang tepat waktu untuk hadir dan pulang kantor sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam organisasi tempat mereka bekerja sehingga implementasi kerja sering tidak berjalan dengan baik.Responden menyatakan demikian dengan alasan bahwa para pegawai sering terlambat masuk kantor dan pulang bekerja lebih awal dari waktu jam kantor, ini tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan

64

dikarenakan pekerjaan yang menjadi beban tugasnya, telah diselesaikan sebelumnya dan tidak adanya pekerjaan yang mendesak untuk di selesaikan sehinggga memungkinkan untuk terlambat masuk di kantor. Tingkat kepatuhan terhadap jam kerja pegawai di Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, ini di lihat dari para pegawai senantiasa masuk dan pulang kantor tepat waktu. Para pegawai berupaya menjalankan disiplin waktu dengan sebaik-baiknya sehingga dapat melaksanakan pekerjaan

baik.

Berikut

hasil

wawancara

penulis

dengan

Kepala

BagianKepegawaian,beliau mengatakan bahwa : Tingkat Kepatuhan pegawai sudah baik, hal ini tampak dilihat dari masuk dan pulang kantor senantiasa tepat waktu. Para pegawai berupaya menjalankan disiplin waktu dengan sebaik-baiknya sehingga dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik.Disamping itu adanya pengawasan yang ketat dari pimpinan turut mempengaruhi tingkat kedisiplinan pegawai, karena pimpinan menerapkan disiplin waktu kepada pegawai (Wawancara, 02 Februari 2016). 3. Disiplin Pegawai dalam Mengenakan Pakaian Seragam Disiplin pada peraturan di sini di artikan sebagai kepatuhan mengunakan pakaian seragam.Peraturan maupun tata tertib yang tertulis dan tidak tertulis dibuat agar tujuan suatu organisasi dapat di capai dengan baik.Untuk itu dibutuhkan sikap setia dari pegawai terhadap komitmen yang telah ditetapkan tersebut.Kesetiaan disini berarti taat dan patuh dalam melaksanakan perintah dari atasan dan peraturan, tata tertib yang telah ditetapkan.Serta ketaatan pegawai dalam menggunakan kelengkapan pakaian seragam yang telah ditentukan organisasi atau lembaga.

65

Pimpinan di Biro Organisasi Sekretariat DaerahProvinsi Sulawesi Tenggaraselalu menghimbau para pegawainya untuk selalu mentaati berbagai peraturan dan tata tertib serta selalu menggunakan pakaian seragam dengan lengkap bila masuk kantor untuk melaksanakan pekerjaan atau dimanapun mereka melaksanakan tugas, karena pakaian seragam yang lengkap dari seorang pegawai menunjukan identitas dari para pegawai itu sendiri terutama pegawai yang berstatus pegawai negeri sipil. Untuk dapat mengetahui tanggapan responden terhadap kepatuhan menggunakan

pakaian

seragam

pegawaidi

Biro

Organisasi

Sekretariat

DaerahProvinsi Sulawesi Tenggaradapat ditunjukan pada tabel berikut: Tabel 9. Tanggapan Responden Tentang Tingkat KepatuhanMeggunakan Pakaian Seragam Pegawai No Tanggapan Responden Jumlah Responden Persentase (%) 1 Berpakaian Seragam 16 72.73 2 Kadang-Kadang 5 22.73 Tidak Pernah Berpakaian 3 1 4.55 Seragam Jumlah 22 100 Sumber Data: Hasil Olahan Quisioner 2016 Tabel di atas menyangkut tanggapan responden memperlihatkan bahwa tingkat kepatuhan menggunakan pakaian seragam pegawai di Biro Organisasi Sekretariat DaerahProvinsi Sulawesi Tenggaracukup tinggi yang menangapi sebanyak 16 orang responden (72%) menyatakan tingkat kepatuhan dalam menggunakan pakaian seragam pegawai tinggi, dalam artian bahwa para pegawai senantiasa berupaya menaati berbagai peraturan tata tertib dengan senantiasa

66

menggunakan pakaian seragam dengan lengkap. Responden menyatakan demikian dengan alasan bahwa pegawai selalu berupaya menjalankan peraturan yang diberikan serta menggunakan kelengkapan pakaian seragam dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya, hal ini menunjukan bahwa para pegawai dalam menggunakan pakaian seragam pegawai. Selanjutnya sebanyak 5 tanggapan responden (22.73%) menyatakan bahwa tingkat kepatuhan menggunakan pakaian seragam pegawai di Biro Organisasi Sekretariat DaerahProvinsi Sulawesi Tenggaraitu rendah, dan sebanyak 1 tanggapan responden atau(4.55%) yang tidak menggunakan pakaian seragam pegawaidalam artian bahwa para pegawai senantiasa sering tidak menggunakan kelengkapan pakaian seragam dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan. Responden menyatakan demikian dengan alasan bahwa para pegawai sering tidak menggunakan kelengkapan pakaian seragam ketika melaksanakan pekerjaan diluar kantor, karena pegawai merasa pekerjaan yang dilakukannya hal yang wajar untuk tidak menggunakan seragam, sehingga walaupun tidak menggunakan pakaian seragam lengkap tidak akan mengganggu implementasi pekerjaannya tersebut. Berikut ini hasil wawancara penulis dengan Kepala BiroOrganisasi Sekretariat DaerahProvinsi Sulawesi Tenggara yakni sebagai berikut: “Tingkat kepatuhan dalam menggunakan pakaian seragam pegawai sudah cukupbaik, hal ini tampak pada pelaksanaan tugas dan pekerjaan yang dilaksanakan oleh para pegawai yang selalu mengunakan pakaian seragam, baik dalam melaksanakan tugas didalam dan di luar kantor

67

para pegawai senantiasa menggunakan pakaian seragam lengkap” (Wawancara,02 Februari 2016).

Berdasarkan penjelasan tabel dan hasil wawancara di atas dapatlah disimpulkan bahwa disiplin pada peraturan pegawai di Biro Organisasi Sekretariat DaerahProvinsi Sulawesi Tenggara telah berjalan dengan baik.Hal ini ditinjau dari tingkat kepatuhan menggunakan pakaian seragam pegawai itu cukup tinggi, dimana para pegawai selalu berupaya menggunakan kelengkapan pakaian seragam dalam melaksanakan pekerjaannya. 4. Disiplin Pegawai dalam Ketaatan Terhadap Peraturan Disiplin disini diartikan sebagai sikap atau tingkah laku yang patuh dan taat pada peraturan yang berlaku, pegawai yang patuh dan taat pada perturan senantiasa akan melaksanakan tugas dan pekerjaan sesuai dengan prosedur kerja, selalu memiliki sikap disiplin yang cukup tinggi dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan, dalam artian selalu berusaha menaati peraturan dan berusaha menjaga kelancaran kerja

sehingga

pencapaian tujuan dalam suatu organisasi dapat

terwujud. Pegawai di Biro Organisasi Sekretariat DaerahProvinsi Sulawesi Tenggarasenantiasa patuh dan taat pada peraturan yang berlaku dengan tujuan untuk meningkatkan disiplin pegawainya. Untuk mengetahui tanggapan responden tentang disiplin dalam ketaatan pada peraturan di Biro Organisasi Sekretariat DaerahProvinsi Sulawesi Tenggaradapat ditunjukkan pada tabel berikut :

68

Tabel 10. Tanggapan Responden Tentang Ketaatan Pegawai Terhadap Peraturan di Biro Organisasi Sekretariat DaerahProvinsi Sulawesi Tenggara. No Tanggapan Responden Jumlah Responden Persentase (%) 1 Taat pada Peraturan 18 81.82 2 Kurang Taat pada Peraturan 3 13.64 3 1 4.55 Tidak Taat pada Peraturan Jumlah 22 100 Sumber Data: Hasil Olahan Quisioner 2016 Tabel diatas memperlihatkan bahwa tanggapan responden mengenai tingkat ketaatan pegawaidi Biro Organisasi Sekretariat DaerahProvinsi Sulawesi Tenggaraitu tinggi. Hal ini tampak dari pernyataan responden yaitu sebanyak 18 orang responden (81.82%) menyatakan bahwa tingkat disiplin pada peraturan pegawai cukup tinggi, dalam artian bahwa para pegawai selalu berusaha patuh dan taat pada peraturan, senantiasa bekerja sesuai peraturan sehingga pencapaian tujuan dalam suatu organisasi senantiasa terwujud. Responden menyatakan demikian dengan alasan bahwa pegawai selalu berupaya menggunakan dan memelihara peralatan yang sebaik-baiknya sehingga dapat menunjang kegiatan kantor berjalan dengan lancar, serta adanya kesanggupan para pegawai dalam menghadapi pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Selanjutnya sebanyak 3 tanggapan responden (13.64%) menyatakan bahwa tingka ketaatan dan kepatuhan pada peraturan kerja pegawai di Biro Organisasi Sekretariat DaerahProvinsi Sulawesi Tenggarasedang, dalam artian bahwa para pegawai telah berupaya taat dan patuh pada peraturan yang berlaku.

69

Selanjutnya sebanyak 1 responden (4.55%) menyatakan bahwa ketaatan pada peraturan yang dilaksanakan rendah, dalam artian bahwa para pegawai terkadang tidak menati peraturan yang berlaku.Responden menyatakan demikian dengan alasan bahwa para pegawai sering kurang memperhatikan dan tidak peduli pada peraturan yang ada. Berikut hasil wawancara penulis dengan Kepala Biro Organisasi Sekretariat DaerahProvinsi Sulawesi Tenggara sebagai berikut : “ketaatan peraturan pegawai sudah baik, hal ini tampak para pegawai selalu berusaha senantiasa menaati peraturan yang berlaku, melaksanakan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh dengan menggunakan segenap sumber daya yang dimilikinya dan senantiasa menjaga kelancaran kerja sehingga pencapaian tujuan dalam suatu organisasi senantiasa terwujud. (Wawancara 03 Februari 2016). Berdasarkan penjelasan tabel dan hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa pelaksanaan disiplin dalam ketaatan pada peraturan kerja pegawai di Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggaratelah berjalan dengan baik. Ini ditinjau dari para pegawai selalu berupaya menaati dan mematuhi peraturan dengan sebaik-baiknya sehingga dapat menunjang kegiatan kantor berjalan dengan lancar, serta adanya kesanggupan para pegawai dalam menghadapi pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu: 1.

Peranan kepemimpinan di Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara cukup baik dilihat dari hasil peranan pemimpin sebagai informasional yang ada pada saat menyampaikan informasi terkadang tepat waktu kepada bawahan sehingga informasi yang ada terlambat untuk dapat diketahui oleh bawahan.

2.

Peranan pemimpin sebagai pengambil keputusan cukup baik, karena dalam proses pengambilan keputusan yang ada pimpinan terkadang melibatkan bawahan.

3.

Peranan pemimpin dalam melaksanakan pengawasan kepada bawahan cukup

maksimal,

dimana

pimpinan

yang

selalu

melaksanakan

pengawasan kepada bawahan tidak dilaksanakan secara rutin dalam hal ini setiap hari. 4.

Peningkatan disiplin kerja pegawai di Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, dalam kategori yang tinggi yang berdasarkan hasil dari penelitian, dimana terdapat disiplin kehadiran yang

71

baik, ketepatan jam kerja, menggunakan pakaian, serta ketaatan terhadap peraturan. B.

Saran Adapun saran-saran yang dapat diberikan dalam hasil penelitian ini yakni pimpinan senantiasa harus meningkatkan pengawasan terhadap para pegawai baik pengawasan langsung maupun tidak langsung, guna mencegah tindakan indisipliner dari para pegawai. Selain itu, diharapkan seluruh pegawai di Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara untuk senantiasa lebih meningkatkan kemampuan profesionalitas, disiplin kerja dan kualitas kerja dalam dalam meraih kinerja yang baik.

72

DAFTAR PUSTAKA Amran. 2009.Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Departemen Sosial Kabupaten Gorontalo.Gorontalo :Jurnal Ichan.

Kantor

Arikunto, Suharsimi.2002.Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V Cetakan Kedua belas.Bandung :Rineka Cipta. Dharma,Agus. 2004.Manajemen Supervisi, Cetakan Keenam. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Dwiyanto, Agus dan Kumalasari, Bevaola. 2001. Kinerja Pelayanan Publik. Yogyakarta: Center for Population and Policy Studies. Handoko, Hani T. 1998. Manajemen Manusia.Yogyakarta: BPFE.

Personalia

dan

Sumber

Daya

----------, Hani T.2000.Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, edisi kedua.Yogyakarta :BPFE. Hasibuan, Malayu SP. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara Rosdakarya. Hilman. 2013. Efektivitas Penerapan Presensi Sidik Jari Terhadap Disiplin Kerja Pegawai padaBalaiPelatihanKesehatanProvinsi Sulawesi Tenggara. Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi, Fisip UHO. Kendari. Kartono Kartini. 2006.Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta :PT Raja Grafindo Persada. Koentjaraningrat. 1997. Metode-metode penelitian masyarakat, Edisi ketiga. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Umum. Mirani, Alain. 1995. Manajemen Sumberdaya Manusia Berdasarkan Kompetensi. Jakarta : Grafiti. Moenir. 2000. Dasar-Dasar Manajemen.Jakarta : Bumi Aksara. Pasolong Harbani. 2008. Kepemimpinan Birokrasi. Bandung : Alfabeta. Rivai, Veithzal.2009. Perilaku Organisasi dan Teori Kepemimpinan Jilid II.Jakarta :PT. Raja Grafindo Persada.

73

Simamora, Henry. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua. Yogyakarta: STIE YKPN. ----------, Henry. 2005.Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Ketiga. Yogyakarta :STIE YKPN. Sastrohadiwiryo, B. 2003.Manajemen Tenaga Kerja Indonesia; Pendekatan Administrasi. Saydam, Gouzali. 2000.Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Kedua. Jakarta Sedarmayanti.2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil.Bandung : PT. Refika Aditama. Siagian, Sondang P. 2002.Manajemen Kesembilan.Jakarta :Bumi Aksara.

Sumber

Daya

Manusia,

Cetakan

----------, 2003. Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta : Rineka Cipta. Soekanto. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta : Raja Grafindo. Sutrisno, Edi. 2009. Pengaruh Motivasi dan Disiplin kerja Terhadap Kinerja Karyawan. Medan Tety. I. WD. 2013. Implementasi Disiplin Dalam Memberikan Kualitas Pelayanan Publik Pada Kantor Camat Pasir Putih Kabupaten Muna. Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi Fisip UHO, Kendari. Thoha Miftah. 2004.Pemimpin dan Kepemimpinan Dalam Management. Bandung :PenerbitAlumni.

LAMPIRAN

LAMPIRAN I Daftar Pertanyaan Kuesioner DAFTAR PERTANYAAN (ANGKET) A. Keterangan 1. Daftar pertanyaan (angket) ini disusun untuk digunakan sebagai alat mengumpulkan data, fakta dan informasi sebagai bahan penulisan Skripsi pada Program StudiIlmu Administrasi Negara Universitas Halu Oleo Kendari. 2. Judul Skripsi yang di tulis adalah :Peranan Kepemimpinan dalam MeningkatkanDisiplin Kerja Pegawai di Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara. 3. Kepada Yth Bapak/Ibu/Sdr/Sdri, dimohon utuk dapat memberikan tanggapan terhadap pertanyaan (angket) ini, dengan cara memilih dan menberikan tada silang (X) pada salah satu alternatif tanggapan yang telah disediakan (a, b, atau c) yang dianggap paling tepat. 4. Atas partisipasi dan bantuannya Penulis ucapkan terima kasih.

B. Identitas Responden 1. Nama

:

2. Alamat

:

3. Jensi Kelamin

:

4. Umur

:

5. Pendidikan

: 1. Tidak Tamat SD 2. SD/Sederajat 3. SMP/Sederajat 4. SMA/Sederajat 5. Diploma 6. Sarjana

7. Pekerjaan

: 1. Pegawai Negeri Sipil (PNS) 2. TNI/POLRI 3. Petani 4. Nelayan 5. Buruh 6. Karyawan Swasta 7. Lainya

8. No. Telepon/Hp

:

C. Peranan Kepemimpinan 1. Bagaimana tanggapan anda tentang peranan pemimpin dalam melibatkan bawahan di Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara. a. Baik b. Cukup Baik c. Kurang Baik 2. Bagaimana tanggapan anda tentang peranan pemimpin dalam memberikan dampak perubahan positif pada bawahan. a. Baik b. Cukup Baik c. Kurang Baik 3. Bagaimana tanggapan anda tentang peranan pemimpin dalam mengendalikan bawahan. a. Baik b. Cukup Baik c. Kurang Baik 4. Bagaimana tanggapan anda tentang peranan pemimpin dalam memberikan motivasi terhadap bawahan. a. Baik b. Cukup Baik c. Kurang Baik

5. Bagaimana tanggapan anda tentang peranan pemimpin dalam menyampaikan informasi pada bawahan. a. Baik b. Cukup Baik c. Kurang Baik 6. Bagaimana tanggapan anda tentang peranan pemimpin dalam menjelaskan informasi pada bawahan. a. Baik b. Cukup Baik c. Kurang Baik 7. Bagaimana tanggapan anda tentang tingkat kehadiran pegawai pada Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara. a. Selalu Hadir b. Jarang Hadir c. Tidak Hadir 8. Bagaimana tanggapan anda tentang ketepatan terhadap jam kerja pegawai. a. Tepat Waktu b. Kadang-Kadang c. Tidak Tepat Waktu 9. Bagaimana tanggapan anda tentang tingkat kepatuhan menggunakan pakaian seragam pegawai. a. Berpakaian Seragam

b. Kadang-Kadang c. Tidak Pernah Berpakaian Seragam 10. Bagaimana tanggapan anda tentang ketaatan pegawai terhadap peraturan di Biro Organiasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara. a. Taat pada Peraturan b. Kurang Taat pada Peraturan c. Tidak Taat pada Peraturan

LAMPIRAN II PEDOMAN WAWANCARA 1. Bagaimana peranan pemimpin dalam proses pengambilan keputusan dengan melibatkan bawahan pada Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara ? 2. Bagaimana peranan pemimpin pada Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara dalam memberikan perubahan positif pada bawahan ? 3. Bagaimana peranan pemimpin pada Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara dalam melaksanakan fungsi pengawasan dan pengendali terhadap bawahan ? 4. Sejauh mana peranan pemimpin dalam memberikan motivasi terhadap bawahan ? 5. Sejauh mana peranan pemimpin sebagai informasional dalam memberikan informasi pada bawahan ? 6. Bagaimana peranan pemimpin dalam menyampaikan informasi pada bawahan ? 7. Apakah salah satu yang menjadi indikator tingkat kedisiplinan kerja pegawai dan kehadiran pegawai ? 8. Sejauh mana tingkat kepatuhan pegawai pada Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara terhadap ketepatan jam kerja ?

9. Sejauh mana tingkat disiplin pegawai dalam prosedur penggunaan pakaian seragam pegawai ? 10. Sejauh mana tingkat

disiplin pegawai pada Biro Organisasi Sekretariat

Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara dalam kepatuhan terhadap peraturan ?