PERANCANGAN SENTRA BATIK DI PAMEKASAN
Tugas Akhir
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Objek
ْ ض َو ََف أَ ْل ِسىَتِ ُك َْم َوأَ ْل َواوِ ُك َْم َۚ إِنَ فِي َٰ َذلِكََ ََليَاتَ لِ ْل َعالِ ِميه َُ اختِ ََل َِ ْت َو ْاْلَر َِ اوا َُ ه آيَاتِ َِه خَ ْل َْ َو ِم َ ق الس َم “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang
yang
mengetahui.”( Qs. Ar- Rum 22 ) Ayat ini menerangkan tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah, yaitu penciptaan langit dan bumi, sebagai peristiwa yang luar biasa besarnya, dan sangat teliti dan cermat. Kebesaran Allah tidak hanya terdapat pada penciptaan langit, bumi, dan warna kulit saja, tetapi kebesaran Allah juga dapat terlihat pada bahasa-bahasa yang dipergunakan makhluk ciptaan-Nya. Contohnya negara Indonesia, negara Indonesia memiliki 746 bahasa daerah yang telah teridentifikasi. Keragaman bahasa tersebut menambah kekayaan budaya di Indonesia. Indonesia memiliki selogan “Bhineka Tunggal Ika” yaitu berbeda- beda tetapi tetap satu jua. Hal ini terlihat dari keanekaragaman budaya yang berada di Indonesia. Salah satu hasil budaya yang menonjol di Indonesia adalah batik yang telah menjadi ikon bangsa Indonesia, dan diakui oleh badan usaha batik sebagai budaya asli Indonesia. Lembaga Perserikatan Bangsa- Bangsa ( PBB ) yang membawahi masalah kebudayaan, UNESCO, telah menyetujui batik
1
R.A. FAJRIYATI SA’ADAH_07660042
PERANCANGAN SENTRA BATIK DI PAMEKASAN
Tugas Akhir
sebagai
warisan
budaya
yang
dihasilkan
oleh
Indonesia.
(
www.google.com/batik/kompas.com) Batik Indonesia sangat beragam jenisnya. Batik- batik tersebut dibedakan menurut motif dan asal daerahnya. Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki corak batik yang menjadi ciri khas dan karakter masingmasing.Terdapat 9 wilayah di Indonesia yang diakui oleh UNESCO sebagai provinsi
yang memiliki kultur batik sejak lama yaitu ( Jawa Pos. Senin 12
Oktober 2009) : 1. Jambi : kota Jambi 2. Sumatera Selatan : Palembang 3. Banten : Serang 4. DKI Jakarta 5. Jawa Barat : Cirebon 6. Jawa Tengah : Solo, Pekalongan 7. Jogjakarta : Bantul 8. Jawa Timur : Madura, Tuban 9. Sulawesi Selatan : Pare – pare Di Pulau Madura sendiri terdapat beberapa daerah yang memproduksi batik, diantaranya Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, dan Kabupaten Sumenep. Batik Madura memiliki watak dan ciri ragam hias kelautan, akan tetapi motif- motif dari daratan jawa juga ada dalam karya batik Madura. Motif dan warna yang tertuang di dalam kain panjang itu, merefleksikan karakter masyarakatnya.
2
R.A. FAJRIYATI SA’ADAH_07660042
PERANCANGAN SENTRA BATIK DI PAMEKASAN
Tugas Akhir
Hal yang sangat menarik dari batik tulis Madura yaitu kepribadian yang bebas, lugas, dan personal, karena dikerjakan secara satuan. Teknik pengolahannya pun masih asli, karena pada umumnya tetap bertahan pada caracara tradisional dengan menggunakan canting dan pewarna alam yang ramah lingkungan. Jenis- jenis batik di Madura sangat beragam, seperti batik Tanjung Bumi yang berasal dari Kabupaten Bangkalan. Di desa ini kebanyakan motif yang dibuat yaitu motif batik tulis pesisir yang dipengaruhi oleh lingkungan dan letak geografisnya. Warna- warna khas batik tulis ini menggunakan warnawarna yang tajam atau mencolok yang disesuaikan adalah warna merah, hijau dan biru. Macam- macam motif dan corak batik khas Tanjung Bumi, seperti motif sisik Malaya, sekoh, sisik amparan, sarpoteh, panjikereng, panji suci, dan yang lainnya.
Gambar 1.1 Batik Khas Bangkalan Sumberhttp://www.google.co.id/poncobangkalan.blogspot.com/2009/11/produk-batik- aslibangkalan.
Kabupaten lain di Madura, yaitu Sampang memiliki sentra batik yang terletak di Desa Kotah. Batik Kotah memiliki motif dan warna hampir sama dengan batik Madura umumnya. Motif kembang dan burung paling dominan dengan warna merah dan hijau.
3
R.A. FAJRIYATI SA’ADAH_07660042
PERANCANGAN SENTRA BATIK DI PAMEKASAN
Tugas Akhir
mz
Gambar 1.2 Batik Khas Sampang Sumber : http/bintangbatik.wordpress.com20100930batik-sampang.mht
Sentra Batik Tulis yang cukup terkenal di Kabupaten Sumenep berada di Desa Pekandangan Barat, yaitu 18 Km dari pusat kota. Batik Tulis Sumenep ini mempunyai ciri khas yaitu motif Ayam dan warna merah yang menjadi ciri khas batik Madura pada umumnya. Sedangkan
untuk bahan pewarnanya
terdiri dari 2 macam yaitu: Bahan Pewarna sintesis/kimia dan bahan pewarna alami seperti dari Mohani akasia, daun jati dan lain-lain.
Gambar 1.3 Batik Khas Sumenep Sumber : httpfitrikw.blogspot.com201011ciri-khas-batik-sumenep.html
Kabupaten Pamekasan telah menetapkan Desa Klampar, Kecamatan Proppo sebagai kampung batik. Pamekasan satu-satunya daerah yang memiliki batik tulis dengan ciri-ciri tertentu, warna merah dan coklat menjadi warna
4
R.A. FAJRIYATI SA’ADAH_07660042
PERANCANGAN SENTRA BATIK DI PAMEKASAN
Tugas Akhir
yang paling dominan di daerah ini. Saat ini, jumlah pengrajin batik di Kabupaten Pamekasan telah mencapai sekitar 6.000 orang. Oleh sebab itu, Kabupaten Pamekasan dikukuhkan sebagai daerah sentra batik di Jatim pada tahun 2009. Sebelumnya, Museum Rekor Indonesia (Muri) juga telah mencatat Kabupaten Pamekasan sebagai daerah yang mampu menghasilkan kerajinan batik tulis hingga mencapai 1.530 meter ( Kompas.com.27 Februari 2011.Pamekasan Akan Dirikan Kampung Batik. Halaman 13 )
Gambar 1.4 Batik Khas Pamekasan Sumber : httpariemoesahwi.blogspot.com201101batik-pamekasan.html
Di Kabupaten Pamekasan, jumlah usaha batik sebanyak 1.200 unit usaha yang tersebar pada 11 kecamatan. Ke-11 kecamatan adalah Kecamatan Tlanakan 25 unit, Pamekasan 142 unit, Proppo 690 unit, Galis 28 unit, Pademawu dua unit, Larangan tiga unit, Pegantenan 30 unit, Palengaan 246 unit, Pakong enam unit, Kadur delapan unit dan Kecamatan Waru sebanyak 20 unit. Unit usaha batik yang ada di kota ini dikembangkan dalam 28 sentra batik yang tersebar di tujuh kecamatan. Produksi batik tulis di wilayah ini setiap tahun tercatat sebanyak 309.000 lembar dengan taksiran senilai Rp24 miliar lebih dengan harga per lembar antara Rp60 ribu hingga puluhan juta rupiah. ( http:// www.antarajatim.com/lihat/berita/58060/pengusaha-batik-yogyakarta-kunjungi-
5
R.A. FAJRIYATI SA’ADAH_07660042
PERANCANGAN SENTRA BATIK DI PAMEKASAN
Tugas Akhir
pamekasan ) Saat ini, sentra batik di Kabupaten Pamekasan masih berupa tempat produksi dan pengolahan batik yang menyebar di daerah pedesaan. Fasilitas seperti transportasi dan aksesbilitas yang kurang memadai membuat akses menuju daerah tersebut sulit di jangkau. Oleh karena itu dibutuhkan tempat yang dapat menggabungkan sentra- sentra batik menjadi satu kawasan yang mudah di jangkau dan dapat mewadahi kegiatan pemasaran produksi batik, kegiatan edukasi, tempat pameran, museum dan tempat rekreasi. Dari uraian di atas,yang melatar belakangi penentuan objek perancangan sentra dengan seni batik dan usaha untuk melestarikan kebudayaan seni batik. Kabupaten Pamekasan paling berpotensi untuk membangun sentra batik di Madura. Sentra batik di Kabupaten Pamekasan ini merupakan kawasan bermasa banyak yang berfungsi untuk memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan
atau
pelayanan
yang berhubungan dengan batik sekaligus
bertujuan untuk memelihara dan mengkoleksi batik, serta melestarikan dan meningkatkan batik sebagai pusaka budaya menjadi lebih baik sesuai tuntutan kebutuhan sekaligus memberikan kontribusi bagi Kabupaten Pamekasan. ( Dalam bidang pariwisata, budaya,dan perdagangan ). Akses yang mudah menuju Kota Pamekasan menjadi salah satu alternatif dibangunnya sentra batik di daerah tersebut. Lokasi yang tidak jauh dari kota tentu saja dapat memudahkan para wisatawan mengakses berbagai fasilitas umum yang tersedia di sentra ini dan sekitarnya.
6
R.A. FAJRIYATI SA’ADAH_07660042
PERANCANGAN SENTRA BATIK DI PAMEKASAN
Tugas Akhir
1.1.2. LatarBelakang PemilihanTema Sebagai langkah strategis untuk melestarikan budaya Madura khususnya seni batik, sentra batik di Pamekasan di desain sebagai sentra terpadu dengan memunculkan nuansa batik yang dominan yang secara langsung akan mengantarkan para pengunjung pada keindahan seni batik khas Madura. Secara garis besar, karakteristik batik Madura dapat dilihat dari warna dan motif. Dari segi warna, karakteristik warna Batik Madura cenderung memilih warna berani dan tegas, seperti warna Merah, Kuning, Biru (Hijau dalam Bahasa Indonesia) serta warna Biru sendiri. Warna- warna tersebut dihasilkan dari pewarna alam (Soga Alam) seperti Mengkudu dan Tingi untuk menghasilkan warna merah, Daun Tarum untuk warna biru, Kulit mundu ditambah tawas juga diambil untuk memberikan efek warna hijau pada kain batik Madura. Ragam Motif Madura sangat banyak, diambil dari motif tumbuhan, binatang, serta motif kombinasi hasil kreasi pembatik seperti Sekarjagat, Keong Mas, Matahari, Daun Memba (daun mojo), Gorek Basi, pucuk tumbak, belah ketupat, rajut dan
yang sudah di patenkan di
Depkumham, seperti Keraben sapeh, sakereh, Kempeng saladerih, padih kepa’, serta manik-manik. Pengaruh budaya lokal terhadap batik Madura yaitu masih mempertahankan warisan tradisi turun temurun yang meliputi bahan, teknik serta motif dan warna batiknya yang lebih tegas dalam menunjukkan jati dirinya sebagai batik khas pesisir, inovasi dan kreasi yang justru dikembangkan menjadi motif baru dalam berbagai eksperimen terhadap warna sehingga menjadikan
7
R.A. FAJRIYATI SA’ADAH_07660042
PERANCANGAN SENTRA BATIK DI PAMEKASAN
Tugas Akhir
batik Madura kaya akan motif dan warna. Budaya lokal yang mempengaruhi pengelolaan batik dan sentra Batik di Pamekasan sangat sesuai dengan tema Metaphor. Metaphor merupakan bagian dari gaya bahasa yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu melalui persamaan dan perbandingan. Metaphor berasal dari bahasa latin yaitu “Methapherein” yang terdiri dari 2 buah kata yaitu “metha” yang berarti : setelah, melewati dan “pherein” yang berarti :membawa. Secara etimologis diartikan sebagai pemakaian kata-kata bukan arti sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan dan perbandingan. Metaphor mengidentifikasikan hubungan antara benda dimana hubungan tersebut lebih bersifat abstrak daripada nyata serta mengidentifikasikan pola hubungan sejajar. Dengan metafora seorang perancang dapat berkreasi dan bermain-main
dengan
imajinasinya
untuk
diwujudkan
dalam
bentuk
karya arsitektur. Dalam rujukan, mengidentifikasi metafora arsitektur ke dalam tiga kategori yaitu intangible metaphor ( metafora yang tidak diraba) adalah memetaforakan sesuatu yang tidak dimunculkan dalam bentuk arsitektur melainkan diwujudkan dalam konsep, ide, sebagian kondisi atau sebagian karakter.
Tangible
metaphor
(
metafora
yang
dapat
diraba)
adalah
memetaforakan sesuatu yang dimunculkan secara langsung dalam bentuk arsitektur atau material. Combined metaphor ( kombinasi antara keduanya ) adalah metafora yang menggabungkan antara metafora yang tidak diraba dengan metafora yang dapat diraba, baik melalui konsep, ide, persepsi, maupun bentuk.
8
R.A. FAJRIYATI SA’ADAH_07660042
PERANCANGAN SENTRA BATIK DI PAMEKASAN
Tugas Akhir
Jenis metafora yang digunakan dalam perancangan ini adalah tangible metaphor ( metafora yang dapat diraba ), yaitu mengambil unsur/ karakteristik batik yang kemudian melalui proses transformasi dan pengolahan bentuk sehingga menjadi bentukan yang menyatu antara satu dengan yang lainnya. 1.2.Rumusan Masalah 1. Bagaimana rancangan sentra batik di Pamekasan serta produksi dan pemasaran? 2. Bagaimana penerapan tema Tangible Metaphor pada sentra batik di Pamekasan? 1.3.Tujuan 1. Untuk menghasilkan rancangan sentra batik di Pamekasan. 2. Untuk menerapkan tema Tangible Metaphor pada sentra batik di Pamekasan. 1.4.Manfaat 1. Pemerintah a. Dapat
menjadi
masukan
secara
arsitektural
bagi
program
pengembangan wisata di kabupaten Pamekasan. b. Dapat meningkatkan perekonomian daerah dan masyarakat sekitarnya. c. Memberikan satu wahana baru dalam bidang pariwisata di kabupaten Pamekasan 2. Masyarakat a. Membantu
masyarakat
dalam
mendapatkan
segala
hal yang
berhubungan dengan budaya dan produk kerajinan batik
9
R.A. FAJRIYATI SA’ADAH_07660042
PERANCANGAN SENTRA BATIK DI PAMEKASAN
Tugas Akhir
b. Diharapkan
mampu
membuka
wawasan
dan
menyalurkan
bakat masyarakat dalam mengembangkan potensi batik di Pamekasan. 3. Lembaga Pendidikan a. Memberikan
kontribusi
positif
mengenai
implementasi
pengembangan kurikulum dalam sebuah lembaga pendidikan. b. Menambah wawasan bagi lembaga pendidikan. c. Dapat menjadi acuan studi khususnya jurusan teknik arsitektur 1.5.Batasan Luasnya ruang lingkup permasalahan dalam latar belakang di atas, memerlukan pembatasan-pembatasan sebagai berikut: 1. Objek Sentra batik di Pamekasan merupakan obyek perancangan yang memfasilitasi pemasyarakatan dan pelestarian batik yang berasal dari Madura. Sentra ini mewadahi kegiatan pemasaran produksi dari para pengrajin batik di Madura, kegiatan edukasi yang meliputi pengadaan pelatihan dan pengetahuan membatik dengan penyediaan workshop dan kursus membatik, eksplorasi dan apresiasi yang meliputi area untuk pertunjukan seperti event fashion show batik dari para desainer, event pameran temporer, maupun event talkshow lainnya yang berkaitan dengan seni batik, dan area rekreasi. 2. Tema Sentra
Batik di Pamekasan ini dimaksudkan sebagai
sarana
untuk
memfasilitasi para pengrajin batik, pemenuhan kebutuhan masyarakat serta menjaga kelestarian budaya batik di Indonesia khususnya Madura yang
10
R.A. FAJRIYATI SA’ADAH_07660042
PERANCANGAN SENTRA BATIK DI PAMEKASAN
Tugas Akhir
diaplikasikan dengan pendekatan Tangible metaphor ( metafora yang dapat diraba). 3. Lingkup Pelayanan Sentra batik di Pamekasan yang mewadahi kegiatan dari segi komersial dan edukasi batik ini, lebih dikhususkan pada produk batik dari Madura yaitu Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Lingkup pelayanan pemasaran dan pelestarian tidak hanya nasional ( wilayah Indonesia ), tetapi juga dapat melayani
kebutuhan
para
wisatawan
11
asing
yang
sedang
berkunjung.
R.A. FAJRIYATI SA’ADAH_07660042
PERANCANGAN SENTRA BATIK DI PAMEKASAN
Tugas Akhir
12
R.A. FAJRIYATI SA’ADAH_07660042