Volume 15 Nomor 1 Maret 2016
Jurnal KEPARIWISATAAN
ISSN: 1412-5498
PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP PENYELENGGARAAN GARUDA INDONESIA TRAVEL FAIR DALAM MENDUKUNG KEGIATAN WISATA DI INDONESIA I WAYAN MERTHA
[email protected] Program Studi Destinasi Pariwisata Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali Jl. Darmawangsa, Kampial, Nusa Dua Bali. Telp: (0361) 773537
MUTIA ANDRIASTUTI Alumni Program Studi Destinasi Pariwisata Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali Jl. Darmawangsa, Kampial, Nusa Dua Bali. Telp: (0361) 773537
ABSTRACT
The purpose of this study is to analyse the perceptions of visitors to sales promotion activities in the implementation of Garuda Indonesia Travel Fair (GATF) conducted in JICC (Jakarta International Convention Centre), as well as their decision to visit tourism destinations as the impact of promotional activities. Distributed questionnaires with Likert scale of degree 5 that have been tested for validity and reliabelity the exhibition visitors for three days, and charged 272 eligible questionnaires were analyzed. Data were analyzed by quantitative descriptive. The results showed that the activity of sales promotion in the administration GATF and promotion of tourism destinations offered is considered good, and capable of forming a positive perception of visitors to support tourism activities in Indonesia, which means also that the promotional activities undertaken in the implementation of GATF able to influence the decision of visitors to the exhibition to visited tourism destination in Indonesia. Keywords : Perception, Travel Fair, Tourism Destination Promotion, Decision to Visit. ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi pengunjung terhadap aktivitas sales promotion dalam penyelenggaraan Garuda Indonesia Travel Fair (GATF) yang dilaksanakan di JICC (Jakarta International Convention Centre), serta keputusan mereka untuk mengunjungi destinasi pariwisata yang ditawarkan sebagai dampak dari kegiatan promosi tersebut. Disebarkan kuesioner dengan skala Likert berderajat 5 yang telah diuji validitas dan reliabelitasnya terhadap pengunjung pameran selama tiga hari, dan terisi sebanyak 272 kuesioner yang layak dianalisis. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian 27
MERTHA, DKK: PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP PENYELENGGARAAN GARUDA INDONESIA TRAVEL FAIR DALAM MENDUKUNG KEGIATAN WISATA DI INDONESIA
menunjukkan bahwa aktivitas sales promotion dalam penyelenggaraan GATF serta promosi destinasi pariwisata yang ditawarkan dinilai baik, serta mampu membentuk persepsi positif dari pengunjung untuk mendukung kegiatan wisata di Indonesia, yang bermakna pula bahwa kegiatan promosi yang dilakukan dalam penyelenggaraan GATF mampu mempengaruhi keputusan pengunjung pameran untuk mengunjungi destinasi pariwisata di Indonesia. Kata Kunci : Persepsi, Travel Fair, Promosi Destinasi Pariwisata, Keputusan Berkunjung. PENDAHULUAN Kepariwisataan Indonesia merupakan penggerak perekonomian nasional yang potensial untuk memacu pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi di masa yang akan datang. Kementerian Pariwisata Indonesia melalui berbagai programnya terus berupaya meningkatkan kuantitas dan kualitias pariwisata Indonesia, melalui berbagai pengembangan terhadap destinasi unggulan serta melakukan kegiatan promosi secara gencar ke berbagai belahan dunia dengan Wonderful Indonesia sebagai brand bagi wisatawan international, serta Pesona Indonesia untuk wisatawan Nusantara. Kementerian Pariwisata dalam masa pemerintahan Jokowi-JK ini sangat aktif mempromosikan Indonesia dan berperan secara aktif dalam beberapa penyelenggaran pameran wisata baik di dalam dan luar negeri seperti, ITB Berlin, World Travel Mart London, serta berbagai kegiatan promosi di pusat-pusat wisata dunia. Di Indonesia sendiri pemerintah bersama-sama industri dan kelompok-kelompok masyarakat mengikuti berbagai kegiatan, seperti Travel and Holiday Fair Jakarta, Indonesia Tourism & Creative Economic Fair Jakarta, serta Garuda Indonesia Travel Fair (GATF). Travel fair kini merupakan salah satu pilihan stretegi sales promotion terbaik bagi industri pariwisata Indonesia untuk memperkenalkan produk serta memberikan stimulan kepada masyarakat umum dan pengunjung khususnya untuk menikmati 28
produk yang ditawarkan. Pameran pariwisata yang menawarkan objek wisata dan produkproduk industri kreatif Indonesia sangat efektif untuk menjaring kedatangan wisatawan ke suatu daerah. Pameran pariwisata sudah terbukti mampu memobilisasi pergerakan wisatawan dari satu daerah ke daerah lain. Ditambahkannya bahwa melalui pameran pula, sebuah destinasi pariwisata akan lebih dikenal oleh masyarakat dan calon wisatawan di dalam maupun luar negeri (Dirjen Pemasaran Pariwisata, 2014). Salah satu pameran pariwisata /travel fair terbesar yang diadakan di Indonesia ialah Garuda Indonsia Travel Fair (GATF). GATF mulai digelar pada tahun 2009, dan selanjutnya setiap tahun diselenggarakan melalui roadshow di beberapa kota besar antara lain Makassar, Manado, Padang, Surabaya, Bali, Medan, Semarang, Banjarmasin, Jayapura, Palembang, Pekanbaru, Pontianak dan DKI Jakarta. Selama penyelenggaraan GATF, PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk., juga turut melibatkan travel agent, pengusaha jasa pelayanan akomodasi, pengusaha atraksi wisata, dan tourist information canter dari berbagai destinasi pariwisata di dalam maupun luar negeri. GATF bertindak sebagai bridging element pariwisata, dengan memberikan kemudahan akasesibilitas bagi calon wisatawan untuk melakukan kegiatan wisata ke destinasi pariwisata yang dituju dan turut membantu menyediakan lahan promosi bagi destinasi pariwisata di Indonesia. Terdapatnya informasi yang menarik dari destinasi
Volume 15 Nomor 1 Maret 2016
Jurnal KEPARIWISATAAN
pariwisata dan stakeholder pariwisata yang terlibat serta dilengkapi dengan kemudahan aksesibilitas untuk mencapai destinasi pariwisata tersebut, akan membantu pengembangan destinasi pariwisata serta pergerakan wisatawan ke wilayah tersebut. GATF memamerkan berbagai macam produk dalam satu lokasi, hal tersebut menimbulkan persepsi yang berbeda antar individu yang datang berkunjung. Individu yang menjadi pengunjung dalam GATF akan
ISSN: 1412-5498
mempunyai persepsi mengenai travel fair tersebut secara keseluruhan dari segi sales promotion yang dilakukan dan juga promosi destinasi pariwisata yang ditawarkan. Data yang diperoleh pada bagian pemasaran dan penjualan PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk., selama 6 tahun penyelenggaran GATF, pengunjung maupun penjualan mengalami peningkatan seperti yang tergambar pada Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1 Data Pengunjung dan Penjualan GATF Tahun 2009-2013
Sumber: Arsip Garuda Indonesia Travel Fair, 2014 METODE PENELITIAN
Keragaman aktivitas sales promotion yang dilakukan, berdampak pada peningkatan pengunjung dan penjualan, yang dapat diintepretasikan bahwa penyelenggaraan GATF mampu membentuk persepsi postif masyarakat, dan mampu pula meningkatkan minat pengunjung untuk melakukan kegiatan wisata ke berbagai wilayah di Indonesia. Paparan data yang telah diurakan tersebut menarik untuk diteliti lebih lanjut, yakni untuk mengungkapkan persepsi pengunjung yang datang pada saat GATF berlangsung, sehingga dapat diketahui apakah penyelenggaraan GATF mampu menjadi ajang promosi untuk meningkatkan minat pengunjung untuk mengunjungi berbagai destinasi di Indonesia.
Objek penelitian ini adalah persepsi pengunjung terhadap aktivitas sales promotion dalam penyelenggaraan GATF serta keputusan berkunjung sebagai dampak dari promosi destinasi pariwisata yang ditawarkan dalam mendukung kegiatan wisata di Indonesia. Penelitian dilakukan di Cendrawasih Hall, Jakarta Convention Centre, khususnya pada waktu penyelenggaraan GATF yang berlangsung pada bulan April 2014. Data penelitian diperoleh dengan observasi, dokumentasi, wawancara dan penyebaran kuesioner kepada 300 orang pengunjung pameran selama dilaksanakannya kegiatan GATF tersebut. 29
MERTHA, DKK: PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP PENYELENGGARAAN GARUDA INDONESIA TRAVEL FAIR DALAM MENDUKUNG KEGIATAN WISATA DI INDONESIA
Data yang telah diperoleh dianalisis secara deskriptif kuantitatif, yakni dengan menginterpretasikan penilaian pengunjung terhadap enam indikator variabel sales promotion dan sembilan indikator variabel keputusan berkunjung ke destinasi pariwisata. Masing-masing indikator diberi bobot 1 sampai 5, dan setelahnya dihitung jumlah rataratanya. Nilai rata-rata ini memiliki makna tentang persepsi pengunjung tersebut, yang selanjutnya diterjemahkan kedalam rentangan nilai yang ditentukan yaitu: 1,00-1,80 = kategori sangat tidak setuju 1,81-2,60 = kategori tidak setuju 2,61-3,40 = kategori netral 3,41-4,20 = kategori setuju 4,21-5,00 = kategori sangat setuju Adapun formula yang digunakan untuk menghitung nilai rata-rata adalah sebagai berikut:
KAJIAN PUSTAKA Persepsi Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis yang penting bagi manusia dalam merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala di sekitarnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu. Proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya. Persepsi menggambarkan 30
bagaimana individu-individu mengambil keputusan atau membuat pilihan dari dua alternatif atau lebih, dan bagaimana kualitas pilihan terakhir. Definisi persepsi adalah proses dimana konsumen memilih, mengatur dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk gambaran yang berarti mengenai dunia (Kotler, 2009: 179). Sedangkan Sugihartono, dkk (2007: 8) mengemukakan bahwa persepsi adalah kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus atau proses untuk menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera manusia. Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dengan berbagai macam bentuk. Stimulus mana yang akan mendapatkan respon dari individu tergantung pada perhatian individu yang bersangkutan. Berdasarkan hal tersebut, perasaan, kemampuan berfikir, pengalamanpengalaman yang dimiliki individu tidak sama, sehingga dalam mempersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi mungkin akan berbeda antar individu satu dengan individu lain. Persepsi manusia terdapat perbedaan sudut pandang dalam penginderaan, ada yang mempersepsikan sesuatu itu baik atau persepsi yang positif maupun persepsi negatif yang akan mempengaruhi tindakan manusia yang tampak atau nyata. Dari penjelasan di atas dapat ditarik suatu kesamaan pendapat bahwa persepsi merupakan suatu proses yang dimulai dari penglihatan, hingga terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri individu sehingga individu sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya. Promosi Pada penelitian ini, bauran pemasaran difokuskan pada aspek promosi. Adapun kegiatan promosi dapat dilakukan dengan
Volume 15 Nomor 1 Maret 2016
Jurnal KEPARIWISATAAN
beberapa cara yang disebut bauran promosi. Swastha dan Irawan (1990:349) berpendapat bahwa bauran promosi (promotional mix) adalah kombinasi dari penjualan tatap muka, periklanan, publisitas, promosi penjulan, dan hubungan masyarakat yang membantu pencapaian tujuan periklanan. Menurut Berman & Evans (2004:474), terdapat 4 elemen promosi, yakni advertising, personal selling, sales promotion , dan public relations yang masing-masing merupakan bagian dari bauran promosi. Berdasakan aktivitas bauran promosi, maka penelitian ini termasuk kedalam aktivitas sales promotion, dimana PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk., mengadakan kegiatan pameran yang diberi nama Garuda Indonesia Travel Fair dengan beragam harga promo tiket yang diharapkan dapat merangsang pengunjung untuk dapat membeli produk yang ditawarkan. Promosi penjualan sering digunakan untuk menggugah calon konsumen, baik untuk aspek kognitif dan afektifnya, sehingga dapat mengubah keinginan pembeli menjadi tindakan nyata (Rapp dan Collins, 1995: 17). Grewal and Levy (2008) memberikan pengertian sales promotion sebagai insentif spesial atau program-program menarik yang mendorong konsumen untuk melakukan pembelian produk dan jasa tertentu. Didalam promosi penjualan konsumen membutuhkan alat-alat yang dapat mendukung agar program promosi dapat berjalan dengan efektif. Adapun alat-alat promosi penjualan konsumen yang diterapkan dalam penyelenggaraan GATF diantaranya yaitu (Kotler, 2003:612) : 1. Kupon, merupakan sertifikat yang memberi hak kepada pemegangnya untuk mendapat pengurangan harga seperti yang tercetak bila membeli produk tertentu. 2. Paket harga (transaksi
ISSN: 1412-5498
potongan rupiah), menawarkan kepada konsumen penghemat dari harga biasa dengan mendapatkan suatu produk yang tertera pada label. 3. Hadiah (kontes, undian, permainan) hadiah adalah tawaran kesempatan untuk memenangkan uang tunai, perjalanan / barang karena membeli sesuatu. 4. Promosi gabungan, merupakan dua / lebih merek / perusahaan bekerja sama mengeluarkan kupon, pengembalian uang dan mengadakan kontes untuk meningkatkan daya tarik mereka. 5. POP (Point of Purchase) / pajangan dan demonstrasi di tempat penjualan yaitu pajangan dan demonstrasi berlangsung di tempat pembelian / penjualan. Keputusan Berkunjung Wisatawan Proses keputusan berkunjung dibutuhkan agar produk yang ditawarkan kepada wisatawan bisa sampai dengan tepat. PT. Garuda Indonesia (Tbk) Persero, memerlukan sebuah strategi agar pengunjung GATF yang memiliki rasa ingin tahu menjadi memiliki rasa tertarik sampai dengan mengambil keputusan untuk berkunjung terhadap produk wisata yang ditawarkan oleh destinasi pariwisata saat pameran. Sudarmatin (2009:2) memaparkan bahwa keputusan pembelian adalah tindakan yang langsung terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses yang mendahului dan mengikuti tindakan ini. Selanjutnya Alma (2008:63) memaparkan bahwa keputusan berkunjung adalah suatu keputusan yang dilakukan oleh konsumen yang dipengaruhi oleh kebudayaan, kelas sosial, keluarga dan referensi grup yang akan membentuk suatu sikap pada diri individu kemudian melakukan kunjungan. Tahap-tahap pengambilan keputusan menurut Kotler dan Armstrong (2004:224) adalah sebagai berikut:
31
MERTHA, DKK: PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP PENYELENGGARAAN GARUDA INDONESIA TRAVEL FAIR DALAM MENDUKUNG KEGIATAN WISATA DI INDONESIA
Menurut Jackson, 1989 (dalam Pitana, 2005) terdapat 11 faktor yang menjadi penarik seseorang melakukan perjalan wisata, yaitu: (1) location climate, (2) national promotion, (3) retail advertising, (4) wholesale, (5) special events, (6) incentive schemes, (7) visiting friends, (8) visiting relations, (9) tourist attractions, (10) culture, dan (11) natural environment and man-made environment. Selanjutnya Liem (2009) menjabarkan atribut-atribut yang menjadi perhatian wisatawan sebelum mengunjungi sebuah destinasi pariwisata sebagai berikut (1) kondisi alam dan kegiatan luar ruangan (nature and outdoor activities), (2) seni dan budaya (arts and culture), (3) musik dan kehidupan malam (music and night life), (4) makanan dan minuman (food and drink), (5) kondisi sosial (social and dating scene), (6) biaya hidup (living cost), (7) pendidikan (education), (8) kesehatan (health), (9) akomodasi (accommodation), dan (10) kepedulian terhadap lingkungan hidup (environmental awarennes). Kesepuluh hal tersebutlah yang akan dipakai oleh wisatawan untuk menilai dan membandingkan sebuah destinasi pariwisata dengan destinasi pariwisata lainnya. Dalam kaitannya dengan faktor-faktor yang menentukan wisatawan untuk membeli atau mengunjungi objek wisata. Medlik, 1980 (dalam Ariyanto 2005), menyatakan ada lima faktor yang menentukan seseorang untuk membeli jasa atau mengunjungi objek wisata, yaitu: (1) lokasi, (2) fasilitas, (3) citra atau image, (4) harga atau tarif, dan (5) pelayanan. Atas kajian pustaka sebelumnya maka dapat digambarkan bahwa faktor-faktor yang 32
mempengaruhi keputusan wisatawan untuk mengunjungi sebuah destinasi pariwisata pada penelitian ini, yaitu (1) lokasi, (2) fasilitas, meliputi akomodasi, transportasi, amenitas (3) image, (4) harga (living cost), (5) atraksi wisata, meliputi natural amenities dan man made supply, dan (6) culture. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penyelenggaraan GATF Pada penyelenggraan GATF yang keenam, total exhibitor yang ikut serta sebanyak 60 exhibitor, yang terdiri dari 34 travel agent, 2 NTO, 3 reservation hotel, 3 perusahaan travel equipment, dan 12 media partner. Travel agent yang berjumlah lebih dari 50 persen dari total exhibitor yang ada, selain berperan sebagai distributor produk perusahaannya, juga turut berperan sebagai bridging element pariwisata yang membantu memberikan informasi tentang destinasi pariwisata kepada para pengunjung GATF yang ingin melakukan kegiatan wisata ke destinasi pariwisata di Indonesia khususnya. Selama GATF berlangsung, paket wisata domestik yang dipromosikan sebanyak delapan destinasi pariwisata utama diantaranya Bali, Lombok, Makassar, Yogyakarta, Malang, Bangka Belitung, Medan dan Padang, serta destinasi pariwisata tambahan lainnya seperti Manado, Surabaya, Raja Ampat, Karimun Jawa, Solo, Batam, dan Aceh. Beragam program promosi yang dilakukan selama penyelenggaraan GATF, khususnya oleh PT. Garuda Indonesia Persero (Tbk)., seperti program Best Deal, Happy Hour dan Buy 1 Get 1 untuk seluruh rute penerbangan Garuda Indonesia baik domestik
Volume 15 Nomor 1 Maret 2016
Jurnal KEPARIWISATAAN
ISSN: 1412-5498
sebagai wiraswasta dan profesional sebanyak 32 persen, sebanyak 48 persen sebagai pegawai negeri dan swasta, serta 7 persen sisanya berprofesi selain yang disebutkan. Ada sejumlah alasan responden mengunjungi GATF, yakni mencari informasi harga dan membeli tiket dilakukan oleh 49,5 persen responden; mencari informasi tentang destinasi pariwisata, oleh 31 persen responden; membeli paket wisata dilakukan oleh 10 persen pengunjung, dan sisanya hanya sekedar melihat pameran serta alasan lainnya.
maupun internasional, selain itu juga ditambah dengan program promosi menarik lainnya oleh para exhibitor. Program promosi tersebut berhasil menghadirkan pengunjung sebanyak 44.724 orang pengunjung, dengan total penjualan Rp. 70,8 miliar. Karakteristik Responden Disebarkan sebanyak 300 kuesioner selama tiga hari dan yang kembali dan layak dianalisis sebanyak 272 buah dengan response rate sebesar 90,67 persen. Adapun karakteristik responden adalah 44 persen berjenis kelamin laki-laki, dan 56 persen perempuan dengan rentang umur produktif, dimana 8,4 persen berumur kurang dari 18 tahun; sebanyak 26,5 persen berumur lebih dari 56 tahun, sedangkan 65 persen lebih ada pada rentang umur 18 – 56 tahun. Sebanyak 13 persen responden masih pelajar, berprofesi
Persepsi Pengunjung Terhadap Aktivitas Sales Promotion Analisis deskriptif terhadap persepsi pengunjung GATF mengenai aktivitas sales promotion yang diperoleh melalui tabulasi kuesioner, seperti Tabel 2.
33
MERTHA, DKK: PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP PENYELENGGARAAN GARUDA INDONESIA TRAVEL FAIR DALAM MENDUKUNG KEGIATAN WISATA DI INDONESIA
Tabel 2 menggambarkan bahwa pengunjung setuju dengan aktivitas sales promotion yang dilakukan dalam penyelenggaraan GATF dengan segala alatalat promosinya seperti promosi, paket harga, kupon, promosi gabungan, dan point of purchase. Hal ini dapat terlihat pada hasil ratarata indeks variabel sales promotion yaitu sebesar 3,95 dengan interpretasi setuju karena berada pada rentangan 3,41- 4,20. Nilai indeks tertinggi terlihat pada indikator promosi gabungan yaitu sebesar 4,11. Promosi gabungan dilakukan oleh Garuda Indonesia dengan hampir seluruh exhibitor yang ada, misalnya promosi gabungan yang dilakukan dengan travel agent melalui pengemasan paket wisata menggunakan tiket penerbangan Garuda Indonesia, serta melakukan transaksi pembelian dengan bank partner (BNI) yang sudah ditentukan sebelumnya oleh Garuda Indonesia. Pemberian kupon cash back oleh bank partner kepada pengunjung yang melakukan transaksi pembelian di GATF juga merupakan salah satu bentuk indikator promosi yang dapat mempengaruhi pengunjung untuk membeli produk yang ditawarkan. Selama penyelenggaraan travel fair, GATF menawarkan beragam program paket harga yang mendorong pengunjung untuk melakukan pembelian, seperti potongan harga perlengkapan berwisata, akomodasi penginapan, paket wisata, serta secara khusus PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk., memberikan potongan harga pada tiket penerbangan Garuda Indonesia rute domestik dan internasional. Hal menarik lainnya yang dijadikan sebagai salah satu alat promosi penyelenggaraan GATF ialah melalui pajangan dan demonstrasi seperti dengan menampilkan
34
miniatur atraksi wisata ataupun menampilkan simulasi tempat duduk yang ada di pesawat Garuda Indonesia guna mempengaruhi keputusan pengunjung untuk membeli produkproduk yang ditawarkan. Aktivitas sales promotion yang dilakukan sebagai upaya untuk menarik minat masyarakat mengunjungi GATF salah satunya melalui pemberian kemudahan mengunjungi pameran tanpa harus membeli tiket masuk pameran bagi pengguna kartu BNI dan pemilik kartu Garuda Miles, serta pemberian hadiah dalam bentuk doorprize. Pada indikator hadiah dengan nilai indeks terendah sebesar 3,72. Hal tersebut dikarenakan meski para pengunjung setuju dengan adanya doorprize namun informasi atas pemberian doorprize tersebut masih minim dan belum tersebar luas kepada pengunjung sebelum mereka datang ke lokasi pameran. Seluruh indikator pada variabel sales promotion menghasilkan indeks yang berada pada rentangan 3,41- 4,20, hal tersebut bermakna bahwa responden setuju dengan aktivitas sales promotion yang dilakukan selama penyelenggaraan GATF. Persepsi Pengunjung dalam Mengambil Keputusan Berkunjung Sebagai Dampak dari Promosi Destinasi Pariwisata Terdapat sepuluh indikator yang digunakan untuk mengukur keberadaan destinasi yang dimintakan responden untuk mempersepsikannya. Analisis deskriptif terhadap persepsi pengunjung GATF mengenai variabel pengambilan keputusan berkunjung ke destinasi pariwisata wisata sebagai dampak dari promosi destinasi pariwisata tersebut, dapat dilihat pada Tabel 3.
Volume 15 Nomor 1 Maret 2016
Jurnal KEPARIWISATAAN
ISSN: 1412-5498
Tabel 3 Indeks Persepsi Pengunjung Garuda Indonesia Travel Fair Terhadap Variabel Keputusan Berkunjung Ke Destinasi Pariwisata ( n = 272 )
indeks sebesar 4,19. Image destinasi merupakan faktor utama yang mampu memberikan rangsangan menarik bagi pengunjung untuk memilih serta melakukan kunjungan ke destinasi pariwisata tersebut. Oleh karena itu image menjadi faktor kunci yang sejak awal mesti dibangun oleh pengelola destinasi tersebut, untuk selanjutnya dipromosikan secara terus menerus kepada calon pengunjung dengan berbagai media promosi yang ada. Letak geografis sebuah destinasi pariwisata juga turut menjadi salah satu hal yang menarik perhatian para pengunjung. Hal tersebut dikarenakan letak geografis dapat
Tabel 3 menunjukkan bahwa pengunjung merasa setuju pada faktor-faktor penarik yang mempengaruhi keputusan wisatawan untuk mengunjungi sebuah destinasi pariwisata seperti image destinasi, natural amenities, culture, man made supply, letak geografis destinasi, akomodasi, makanan & minuman, aksesibilitas dan travelling cost. Hal ini dapat terlihat pada hasil rata-rata indeks variabel keputusan berkunjung ke destinasi pariwisata yaitu sebesar 3,92 dengan interpretasi setuju karena berada pada rentangan 3,41- 4,20. Nilai indeks tertinggi terlihat pada indikator image destinasi yang menunjukkan 35
MERTHA, DKK: PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP PENYELENGGARAAN GARUDA INDONESIA TRAVEL FAIR DALAM MENDUKUNG KEGIATAN WISATA DI INDONESIA
mempengaruhi segala aspek yang ada seperti, akses menuju destinasi, atraksi yang ada di destinasi dan juga travelling cost yang dibutuhkan selama berada di destinasi pariwisata tersebut. Terselenggaranya GATF memberikan kemudahan bagi para pengunjung untuk melakukan kegiatan wisata di destinasidestinasi pariwisata unggulan Indonesia diantaranya dengan memberikan kemudahan aksesibilitas menuju destinasi yang dituju, memberikan informasi yang dibutuhkan tentang destinasi pariwisata yang ingin dikunjungi, serta menawarkan beragam pilihan paket wisata ke destinasi pariwisata di Indonesia lengkap dengan pilihan akomodasi dengan harga yang terjangkau. Hasil pengolahan data juga menunjukkan bahwa atraksi wisata pada destinasi juga menjadi salah satu indikator penting yang dapat menarik minat pengunjung untuk melakukan kegiatan wisata. Pemandangan alam yang indah, beragam situs peninggalan bersejarah, kebudayaan serta makanan dan minuman melengkapi atraksi wisata yang dimiliki oleh masing-masing destinasi pariwisata di Indonesia. Seluruh indikator pada variabel keputusan berkunjung ke destinasi pariwisata
36
menghasilkan indeks yang berada pada rentangan 3,41- 4,20, hal tersebut dapat diartikan bahwa responden setuju faktorfaktor tersebut dapat menarik dan mempengaruhi keputusan wisatawan untuk mengunjungi sebuah destinasi pariwisata yang dipromosikan pada penyelenggaraan GATF. Gambaran tersebut juga dapat dimaknai bahwa ke sepuluh indikator tentang keberadaan sebuah destinasi memang dapat mempengaruhi keputusan pengunjung untuk memilih destinasi tersebut, dimana image destinasi menjadi faktor kunci, selain faktor penarik (pull factor) lainnya. Persepsi Pengunjung Berdasarkan Pengetahuan terhadap Destinasi Pariwisata dan Minat Mengunjungi Destinasi Pariwisata yang Dipromosikan. Terdapat delapan destinasi yang dimintakan kepada responden untuk menilainya berdasarkan pengetahuan mereka terhadap destinasi yang ditawarkan, serta keinginan mereka untuk mengunjungi destinasi tersebut. Responden dimintakan untuk meranking masing-masing destinasi berdasarkan kedua kriteria tersebut. Tabel 4 menggambarkan hasilnya.
Volume 15 Nomor 1 Maret 2016
Jurnal KEPARIWISATAAN
ISSN: 1412-5498
Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa urutan peringkat pengetahuan responden terhadap destinasi pariwisata yang dipromosikan ditempati oleh Bali sebagai peringkat pertama, dilanjutkan dengan Yogyakarta, Lombok, Malang, Padang, Makassar, Medan dan kecenderungan pengetahuan responden terhadap destinasi pariwisata Bangka Belitung yang masih relatif sangat kecil terlihat dari destinasi pariwisata tersebut yang menempati urutan terakhir. Pada Tabel 4 dapat dilihat pula urutan peringkat destinasi pariwisata yang telah dipromosikan pada GATF yang paling
diminati oleh responden untuk dikunjungi, peringkat tertinggi yakni Bali, kemudian Lombok, Bangka Belitung, Makassar, dilanjutkan dengan Yogyakarta, Malang, Medan dan peringkat terakhir ditempati oleh destinasi pariwisata wisata Padang. Hubungan antara pengetahuan reponden terhadap destinasi pariwisata sebelum mengunjungi GATF dengan minat untuk mengunjungi destinasi pariwisata yang dipromosikan pada saat GATF, dapat dirumuskan pada Tabel 5 sebagai berikut:
Berdasarkan Tabel 5 dapat dijelaskan bahwa hanya satu destinasi pariwisata saja yaitu Bali yang telah banyak diketahui oleh responden dan sekaligus dipilih untuk dikunjungi oleh wisatawan. Sedangkan tiga destinasi pariwisata lainnya yaitu Yogyakarta, Malang dan Padang meskipun pengetahuan responden terhadap destinasi pariwisata tersebut tinggi, namun minat untuk mengunjungi masih relatif kecil. Hal tersebut dapat terjadi karena promosi yang dilakukan
saat GATF berlangsung kurang maksimal terhadap ketiga destinasi pariwisata. Promosi yang kurang maksimal juga terjadi pada destinasi pariwisata Medan yang mengakibatkan kurangnya pengetahuan responden terhadap Medan sebagai destinasi, sehingga minat mengunjungi Medan pun menjadi kurang. Namun hal tersebut tidak terjadi pada destinasi pariwisata Lombok, Makassar dan Bangka Belitung. Meski pengetahuan responden terhadap ketiga 37
MERTHA, DKK: PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP PENYELENGGARAAN GARUDA INDONESIA TRAVEL FAIR DALAM MENDUKUNG KEGIATAN WISATA DI INDONESIA
destinasi pariwisata tersebut kurang, namun setelah mengunjungi GATF dan melihat promosi yang dilakukan para exhibitor tentang destinasi pariwisata tersebut, maka timbul keinginan responden untuk mengunjungi ketiga destinasi pariwisata tersebut. Aktivitas promosi destinasi pariwisata yang dilakukan saat GATF oleh para exhibitor, membantu membentuk persepsi pengunjung dan membantu untuk mengenal lebih jauh produk wisata yang ditawarkan oleh destinasi pariwisata tersebut, sehingga mampu mendukung kegiatan wisata di Indonesia khususnya mendorong wisatawan nusantara untuk mengunjungi destinasi lain selain yang sudah dikenal selama ini, seperti Bali, Yogyakarta, dan Jakarta. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan persepsi pengunjung terhadap aktivitas sales promotion dalam penyelenggaraan Garuda Indonesia Travel Fair (GATF) serta keputusan berkunjung sebagai dampak dari promosi destinasi pariwisata yang ditawarkan guna mendukung kegiatan wisata di Indonesia. Secara umum nilai indeks ratarata terhadap variabel sales promotion dan variabel keputusan berkunjung ke destinasi pariwisata sebesar masing-masing 3,95 dan 3,92, dengan interpretasi setuju yang bermakna bahwa ke enam indikator sales promotion yang ditawarkan dalam kegiatan GATF menarik bagi pengunjung. Selain itu ke sembilan indikator sebagai komponen destinasi menjadi pull factors yang sangat dipertimbangkan untuk memilih destinasi, dimana image destinasi menjadi indikator paling tinggi yang dipertimbangkan konsumen. Promosi destinasi pariwisata yang dilakukan oleh para exhibitor pada penyelenggaraan GATF, berhasil menarik minat pengunjung untuk melakukan kegiatan wisata pada destinasi pariwisata yang 38
dipromosikan. Tiga diantara delapan destinasi pariwisata yang dipromosikan yaitu Lombok, Makassar dan Bangka Belitung berhasil mengubah persepsi ketidaktahuan pengunjung menjadi mengetahui lebih dalam dan membentuk minat pengunjung untuk melakukan kegiatan wisata di ketiga destinasi pariwisata tersebut. Hal tersebut juga terjadi pada Bali yang telah menjadi destinasi pariwisata unggulan di Indonesia, keragaman promosi atraksi wisata pada destinasi ini semakin meningkatkan minat pengunjung untuk melakukan kegiatan wisata di Bali. Beragam aktivitas sales promotion dalam penyelenggaraan GATF serta promosi destinasi pariwisata yang ditawarkan, mampu membentuk persepsi positif dari pengunjung dalam mendukung kegiatan wisata di Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Anonim. GATF Visitor Survey. 2012 – 2014. Jakarta : PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk Anonim. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Anonim. Laporan Kegiatan Penyelenggaraan GATF 2014. Jakarta. Alia Convex. Atmojo, A., Rinto Dwi. 2011. Persepsi Penunjung terhadap Kualitas Pelayanan pada Museum Mulawarman Tenggarong. Samarinda: Politeknik Negeri Samarinda. Blanke, Jennifer, dan Thea Chiesa. 2013. The Travel Tourism Competitiveness Report 2013. World Economic Forum. Damayanti, Demi. 2013. Panduan Lengkap Menyusun Skripsi. Yogyakarta: Araska. Ghozali, Imam. 2005. Analisis Multivariat dengan Program SPSS Edisi ke-3. Semarang. Badan Penerbit Undip.
Volume 15 Nomor 1 Maret 2016
Jurnal KEPARIWISATAAN
ISSN: 1412-5498
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung. Alfabeta. Swastha dan Irawan. 1990. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty. Tjiptono, F. Chnadra, G dan Adriana, D. 2008. Pemasaran Strategik. Yogyakarta. Andi. UU Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Yohana, P. 2012. Pengaruh Event Pameran Franchise National Roadshow di Jakarta terhadap Brand Awareness Bahana Paramarta. Jakarta. Universitas Bina Nusantara.
Kotler, Philip. and Armstrong, Garry. 2004. Dasar-dasar Pemasaran (edisi kesembilan). Jakarta : PT. Indeks Pendit, S Nyoman. 1999. Wisata Konvensi: Potensi Gede Bisnis Besar. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama. Rapp, Stan & Tom Collins. 1995. Terobosan Baru dalam Strategi Promosi, Periklanan, dan Promosi, Maxi Marketing (terjemahan oleh: Hifni Alifahmi). Jakarta. Erlangga. Rapp, Stan & Tom Collins. 1995. Terobosan Baru dalam Strategi Promosi, Periklanan, dan Promosi, Maxi Marketing (terj. Hifni Alifahmi). Jakarta: Erlangga. Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press
39