POST SECTIO CAESAREA ATAS INDIKASI CEPHALOPELVIC

evaluasi.Pengkajian dilakukan dengan cara alloanamnesa dan autoanamnesa. A. Identitas Klien Biodata yang didapatkan penulis pada hari Selasa 23 April ...

41 downloads 537 Views 545KB Size
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. W DENGAN POST SECTIO CAESAREA ATAS INDIKASI CEPHALOPELVIC DISPROPORTION (CPD) DI RUANG CEMPAKA RSUD dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN 



  

DISUSUN OLEH

ANIS SETYOWATI P. 10006

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. W DENGAN POST SECTIO CAESAREA ATAS INDIKASI CEPHALOPELVIC DISPROPORTION (CPD) DI RUANG CEMPAKA RSUD dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan 



 

DISUSUN OLEH

ANIS SETYOWATI P. 10006

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013

i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama

: Anis Setyowati

NIM

: P. 10006

Program Studi

: D III Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. W DENGAN POST SECTIO CAESAREA ATAS INDIKASI CEPHALOPELVIC DISPROPORTION (CPD) DI RUANG CEMPAKA RSUD dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya tulis saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Surakarta, Yang Membuat Pernyataan

Anis Setyowati NIM. P. 10006

ii

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat,rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY.

W

DENGANPOST

SECTIO

CAESAREA

ATAS

INDIKASI

CEPHALOPELVIC DISPROPORTION(CPD) DI RUANG CEMPAKA RSUD dr. SOEHADI PRIJONEGORO SARAGEN”. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak,oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat : 1. Setiyawan,S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku sekretaris Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta. 3. Tyas Ardi S ,S.Kep.,Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus penguji satu yang telah

membimbing

dengan

cermat,

memberikan

masukan-

masukan,inspirasi,perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

v

4. Noor Fitriyani, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji dua yang telah memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Nurul Devi Ardiani, S.Kep,.Ns, selaku dosen penguji tiga yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini. 6. Semua dosen Program Studi D III Keperawatam STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya serta ilmu yang bermanfaat. 7. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan. 8. Teman-teman Mahasiswa Program Studi D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta angkatan 2010 dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual. Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan dan kesehatan.Amin.

Surakarta, 26 April 2012

Anis Setyowati NIM. P. 10006

vi

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL......................................................................................

i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .....................................................

ii

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................

iii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................

iv

KATA PENGANTAR ...................................................................................

v

DAFTAR ISI ..................................................................................................

vii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

x

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................

1

B. Tujuan Penulisan ....................................................................

5

C. Manfaat Penulisan ..................................................................

6

LAPORAN KASUS A. Identitas Klien ........................................................................

8

B. Pengkajian ..............................................................................

9

C. Daftar Perumusan Masalah ....................................................

17

D. Perencanaan Keperawatan .....................................................

17

E. Implementasi Keperawatan ....................................................

18

F. Evaluasi Keperawatan ............................................................

22

vii

BAB III

PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan ............................................................................

25

B. Simpulan dan Saran................................................................

37

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Genogram Ny. W .......................................................................

ix

9

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data Lampiran 2 Format Pendelegasian Pasien Lampiran 3 Log Book Lampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 6 Daftar Riwayat Hidup

x

 

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun kedalam jalan lahir. Persalinan adalah proses pengeluaran janinyang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawiroharjo, 2010 : 100).Bentuk-bentuk persalinan ada dua yaitu, persalinan spontan dan bantuan. Persalinan spontan adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. Persalinan bantuan adalah proses persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan forsep atau dilakukan operasi sectio caesarea(Manuaba, 2007 : 283). Sectio caesarea merupakan salah satu persalinan bantuan. Menurut Liu (2008 : 227), sectio caesarea merupakan prosedur bedah untuk pelahiran janin dengan insisi melalui abdomen dan uterus.Sectiocaesarea adalah tindakan pembedahan yang bertujuan melahirkan bayi dengan berat 500 g, melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh (intact).Sectio caesarea dilakukan pada ibu dengan indikasi cephalopelvic disproportion (CPD), disfungsi uterus, distosia jaringan lunak, plasenta previa, sedangkan indikasi pada anak adalah janin besar, gawat janin dan letak lintang (Prawiroharjo,

1

2

2010 : 536). Menurut Kasdu dalam Anonim (2013), sectio caesarea umumnya dilakukan bila ada indikasi medis tertentu, sebagai tindakan mengakhiri kehamilan dengan komplikasi, salah satunya adalah komplikasi cephalopelvic disproportion(CPD). Cephalopelvic disproportion (CPD) adalah disproporsi antara ukuran janin dan ukuran pelvis, yakni ukuran pelvis tertentu tidak cukup besar untuk mengakomodasikeluarnya janin tertentu melalui pelvis sampai terjadi kelahiran pervaginam (Varney, 2007: 796).Menurut Cuningham (2006 : 479),Cephalopelvic disproportion (CPD) timbul karena berkurangnya ukuran panggul, ukuran janin terlalu besar, atau yang lebih umum, dan karena kombinasi keduanya. Setiap penyempitan pada diameter panggul yang mengurangi

kapasitas

panggul

dapat

menyebabkan

distosia

saat

persalinan.Mungkin terdapat penyempitan pintu atas panggul, pintu bawah panggul, atau panggul yang menyempit seluruhnya akibat kombinasi hal-hal di atas. Hasil penelitian di Dunia pada tahun 2008 didapatkan sectio caesarea dengan indikasi sebanyak 58.17% sedangkan sectio caesarea non indikasi sebanyak 41.83% (Depkes RI dalam Nurak, 2013). Angka kejadiansectio caesarea di Indonesia menurut survei nasional tahun 2007 adalah 921.000 dari 4.039.000 persalinan atau sekitar 22.8% dari seluruh persalinan (Kasdu dalam Anonim, 2013). Menurut Yudoyono dalam Nurak (2013), di Jawa Tengah tercatat dari 17.665 angka kelahiran terdapat 35.7%-55.3% ibu melahirkan

dengan

proses

sectiocaesarea.

Angka

kejadian

sectio

3

caesareadengan indikasi cephalopelvic disproportion (CPD) tahun 2012 di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen adalah 155 kasus. Masalah yang muncul pada pasien post sectio caesarea akibat insisi oleh robeknya jaringan pada dinding perut dan dinding uterus adalah nyeri. Nyeri didefinisi sebagai pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial (International Siciety for the Study of Pain: 1979, dalam Billington, 2010: 297). Cara yang paling baik untuk memahami pengalaman nyeri, akan membantu untuk menjelaskan tiga komponen fisiologis berikut, yakni: resepsi, persepsi, dan reaksi. Nyeri akut biasanya awitannya tiba-tiba dan umumnya berkaitan dengan cidera spesifik. Nyeri akut biasanya menurun sejalan dengan terjadinya penyembuhan, nyeri ini umumnya terjadi kurang dari enam bulan (Potter & Perry, 2006 : 1820). Menurut Maslow dalam Potter & Perry (2005 : 613), menjelaskan bahwa kebutuhan fisiologis mencakup kebutuhan oksigen, cairan nutrisi, temperatur, eliminasi, tempat tinggal, istirahat, seks. Setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar fisiologis untuk istirahat tidur.Nyeri akut menjadi masalah utama karena berpengaruh langsung terhadap kelangsungan hidup, yaitu mempengaruhi istirahat tidur.Kehamilan,

menyusui

dan

perubahan

status

kesehatan

seperti

pembedahan juga meningkatkan kebutuhan istirahat.Pola istirahat mengalami perubahan karena penyakit atau rasa nyaman. Nyeri mengganggu kemampuan

4

seseorang untuk beristirahat, konsentrasi dan kegiatan yang biasa dilakukan (Engram dalam Dewi, 2013). Pengkajian nyeri dengan menggunakan skala numerik merupakan alat yang paling umum yaitu dengan menggunakan angka 0-10 . Angka 0 tidak ada nyeri, angka 1-3 adalah nyeri ringan, angka 4-5 adalah nyeri sedang, angka 6-8 adalah nyeri hebat, angka 9 adalah nyeri sangat hebat dan anggka 10 adalah nyeri paling hebat (Potter & Perry, 2006). Respon nyeri pada individu dapat berupa verbal maupun secara nonverbal. Skala maupun tingkat nyeri pada setiap ibu post partum dengan sectio caesarea tidak sama karena dipengaruhi oleh resepsi, persepsi dan reaksi dari setiap masing-masing ibu post partum dengan sectio caesarea, fenomena di atas mempunyai kesamaan dengan yang ada di lapangan.Hasil pengkajian pada Ny. W didapatkan hasil, klien mengatakan nyeri pada perut karena luka post sectiocaesarea dengan karakteristik nyeri pada klien adalah provovate: nyeri karena luka post sectio caesarea, quality: seperti teriris-iris, region: nyeri dibagian perut (bawah pusat), scale: 7 dan time: terjadi setiap saat. Berdasarkan latar belakang atau uraian di atas, maka penulis tertarik mengambil studi kasus: “Asuhan Keperawatan Nyeri Akut pada Ny. W dengan Post Sectio Caesarea atas Indikasi Cephalopelvic Disproportion (CPD) di Ruang Cempaka RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen”.

5

B. Tujuan penulisan 1. Tujuan umum Melaporkan kasus nyeri akut pada Ny.W dengan post sectio caesarea atas indikasi cephalopelvic disproportion (CPD) diruang Cempaka RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. 2. Tujuan Khusus a. Penulis

mampu melakukan pengkajian pada Ny.W dengan nyeri

akutpost sectio caesarea atas indikasi cephalopelvic disproportion (CPD). b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny.W dengan nyeri akut postsectio caesarea atas indikasi cephalopelvic disproportion (CPD). c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Ny.W dengan nyeri akutpostsectio caesarea atas indikasi cephalopelvic disproportion (CPD). d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Ny.W dengan nyeri akut postsectio caesarea atas indikasi cephalopelvic disproportion (CPD). e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny.W dengan nyeri akutpostsectio caesarea atas indikasi cephalopelvic disproportion (CPD).

6

f. Penulis mampu menganalisa kondisi nyeri yang terjadi pada Ny.W dengan nyeri akut postsectio caesarea atas indikasi cephalopelvic disproportion (CPD).

C. Manfaat Penulisan 1. Manfaat Teoritis Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi dibidang keperawatan maternitas tentang asuhan keperawatan nyeri akut post sectio caesarea atas indikasi cephalopelvic disproportion (CPD). 2. Manfaat Praktis a. Bagi Institusi Rumah Sakit Sebagai bahan masukan dan evaluasi yang diperlukan dalam pelaksanaan praktik pelayanan keperawatan khususnya pada klien post sectio caesareaatas indikasi cephalopelvic disproportion (CPD). b. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar tentang asuhan keperawatan nyeri akutpost sectiocaesarea atas indikasi cephalophelvic disproportion (CPD) dapat digunakan acuan bagi praktik mahasiswa keperawatan.

7

c. Bagi penulis Sebagai sarana dan alat dalam memperoleh pengetahuan dan pengalaman khususnya di bidang keperawatan maternitas pada pasien post sectio caesarea atas indikasi cephalopelvic disproportion (CPD). d. Bagi profesi Untuk melakukan tindakan aktif keperawatan dengan cara memberikan asuhan keperawatan pada pasien post sectio caesarea atas indikasi cephalopelvic disproportion (CPD), sehingga dapat mencegah dan mengurangi angka kesakitan.

 

BAB II LAPORAN KASUS

Pada bab ini penulis menjelaskan tentang ringkasan asuhan keperawatan yang dilakukan pada Ny.W dengan Post Sectio Caesarea atas indikasi cephalopelvic disproportion (CPD), dilaksanakan pada tanggal 23 April 2013sampai tanggal 24 April 2013. Pengkajian dilakukan pada tanggal pada tanggal 23 April 2013 jam 08.20 WIB. Asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian,

diagnosa

keperawatan,

intervensi,

implementasi

dan

evaluasi.Pengkajian dilakukan dengan caraalloanamnesa dan autoanamnesa. A. Identitas Klien Biodata yang didapatkan penulis pada hari Selasa 23 April 2013, jam 08.20 WIB, yaitu nama klien adalah Ny.W, berumur 22 tahun dan berjenis kelamin perempuan. Pendidikan terakhirNy.W adalah SMA dan bekerja sebagai karyawan di pabrik garmen.Klien tinggal di Masaran, Sragen.Klien beragama Islam dan asli dari suku bangsa jawa. Klien dibawa ke RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen pada tanggal 22 April 2013 dengan nomer RM 369328 dan ditangani oleh Dokter D. rujukan dari Bidan Masaran dengan diagnose medis cephalopelvic disproportion (CPD). Penanggung jawab klien adalah Ny. P berumur 42 tahun, berjenis kelamin perempuan dan beragama Islam.Ny. P tinggal di Masaran, Sragen.Pendidikan terakhir adalah SD dan sekarang bekerja sebagai

8

9

petani.Hubungan dengan klien adalah ibu kandung.Penanggung jawab klien dilakukan oleh ibu kandung klien, karena suami klien bekerja di Jakarta. B. Pengkajian 1.

Riwayat Kesehatan Klien Riwayat kesehatan sekarang klien mengatakan tanggal 22 April 2013 jam 17.00 WIB mulai merasa kencang-kencang, keluar lendir kecoklatan dan dibawa oleh keluarga klien ke Rumah Bersalin (RB) pada jam 18.30 WIB. Dari RB dirujuk ke RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragenjam 18.30 WIB karena kepala janin tidak turun ke PAP, kepala berada di atas simpisis pubis sedalam 5/5. Sampai di IGD klien di periksa tanda-tanda vital dengan hasil tekanan darah klien adalah 120/90 mmHg, nadi 92 kali per menit, respirasi 20 kali per menit dan suhu 36.50C. Dari IGD klien di pindah ke ruang Cempaka dan dilakukan pemeriksaan diketahui umur kehamilan sudah 38 minggu, tinggi fundus uteri adalah 33 cm. Hasil pemeriksaan Leopold pertama teraba bokong janin, Leopold kedua didapatkan hasil bagian perut kiri teraba punggung janin dan perut kanan teraba ekstremitas janin, Leopold ketiga teraba kepala janin, Leopold keempat teraba kepala janin belum masuk ke pintu atas panggul (PAP), kepala bergerak di atas simpisis pubis sedalam 5/5. Klien juga di pasang kateter dan infus di tangan kanan pada tanggal 22 April 2013 jam 19.50 WIB. Klien masuk ruang opeerasi pada jam 21.30 WIB dan klien keluar dari ruang operasi jam 22.45 WIB dengan

10

keadaan lemas dan anaknya lahir berjenis kelamin perempuan, BB 3000 gr, PB 48 cm, LK 33 cm, dan APGAR SCORE 8/9/10. Keluhan utama klien saat dilakukan pengkajian pada tanggal 23 April 2013 adalah nyeri pada perut karena post sectiocaesarea dengan karakteristik nyerinya adalah provocate: nyeri karena post sectio caesarea, quality: seperti teriris-iris, region: nyeri di bagian bawah perut (bawah pusat), scale: 7 dan time: terjadi setiap saat. Riwayat kesehatan dahuluklien mengatakan tidak menderita sakit apapun selama hamil dan keluarganya juga tidak mempunyai penyakit keturunan seperti hipertensi, DM dan asma.

Gambar 2.1 GenogramNy. W

Keterangan: : laki-laki : perempuan

: pasien : tinggal satu rumah

11

2.

Pengkajian Pola Kesehatan Fungsional Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan selama hamil, klien mengatakan kesehatan itu sangat penting dalam hidupnya. Klien menjaga kesehatan ibu dan janin dengan makan yang cukup, minum susu kehamilan dan memeriksakan kehamilan ke Bidan, pada trimester pertama klien periksa tiga kali ke Bidan, trimester kedua klien periksa tiga kali ke Bidan dan pada trimester ketiga klien periksa empat kali ke Bidan. Pola persepsi dan pemeliharaan setelah melahirkan adalah klien mengatakan sehat itu adalah sesuatu yang sangat mahal harganya. Klien berusaha untuk sembuh dengan cara makan teratur dari menu yang di sediakan Rumah Sakit serta mau dipasang infus dan diberi obat dari Rumah Sakit. Pola nutrisi dan metabolisme selama hamil, klien mengatakan makan tiga kali sehari dengan menu: nasi, sayur, lauk dan susu, kadang juga ditambah buah, klien minum dalam sehari ± 1800 cc. Setelah melahirkan, klien selesai operasi tanggal 22 April 2013 jam 22.45 WIB sampai pengkajian tanggal 23 April 2013 jam 08.30 WIB belum boleh makan dan minum dikarenakan masih dalam pengaruh obat anastesi. Pola eliminasi saat hamil, klien mengatakan BAK setiap hari ± 11 kali dan lebih sering di malam hari± 1100 cc, dengan konsistensi warna kuning jernih, bau khas amoniak. Klien BAB dalam sehari selama hamil adalah satu kali, dengan konsistensi warna kekuningan dan lembek. Setelah melahirkan, klien mengatakan BAK melalui selang kateter yang

12

terpasang pada tanggal 22 April 2013 jam 19.50 WIB, urine yang tertampung dalam urine bag dari jam 19.50 WIB sampai jam 08.30 WIB adalah 550 cc, dengan konsistensi warna kuning pekat. Klien mengatakan setelah operasi jam 21.45 WIB sampai jam 08.30 WIB belum bisa BAB. Pola aktivitas dan latihan selama hamil, klien bisa memenuhi kebutuhannya sendiri dan baru cuti kerja ketika usia kehamilannya 30 minggu. Setelah melahirkan semua aktifitas klien seperti: makan, minum, mandi, berpakaian, mobilitas ditempat tidur, berpindah dan ambulasi dibantu oleh ibunya, sedangkan untuk toileting dibantu ibunya dan menggunakan alat yaitu kateter. Pola istirahat tidur klien mengatakan sebelum melahirkan dapat tidur dari jam 21.00 WIB dan bangun jam 04.00 WIB, sering terbangun dimalam hari karena BAK. Setelah melahirkan klien mengatakan dari jam 22.45 WIB sampai jam 08.30 WIB klien belum bisa tidur karena nyeri pada daerah perutpost sectio caesarea. Pola kognitif perseptual selama hamil, klien mengatakan tidak menggunakan alat bantu pendengaran dan penglihatan. Setelah melahirkan klien mengatakan tidak ada gangguan atau keluhan dalam penglihatan dan pendengarannya, tetapiklien mengatakan nyeri pada luka post sectiocaesarea dengan karakteristik nyeri klien adalah Provocate: nyeri karena post sectiocaesarea, quality: nyeri seperti teriris-iris, region: nyeri di bagian perut (bawah pusat), scale: 7, time: nyeri terjadi setiap saat, nyeri bertambah parah atau berat saat bergerak.

13

Pola persepsi konsep diri selama hamil, klien mengatakan identitasnya adalah sebagai seorang istri dan calon ibu.Peran klien dalam keluarga adalah sebagai ibu rumah tangga yang membantu menambah penghasilan suami dengan bekerja di pabrik garmen.Ideal diri klien adalah klien menjaga dengan baik bayi yang ada dikandungannya.Harga diri klien adalah klien menerima kehamilannya dan menanti kelahiran bayinya.Pola persepsi konsep diri setelah melahirkan adalah klien mengatakan identitasnya sekarang menjadi seorang istri dan seorang ibu. Peran klien dalam keluarga adalah sebagai ibu rumah tangga yang mengasuh anaknya dan jika sudah habis masa cuti kerjanya, klien akan bekerja lagi di pabrik garmen untuk menambah penghasilan keluarga. Ideal diri klien adalah klien akan merawat dengan baik anaknya dan akan memberikan ASI eksklusif. Harga diri klien adalah klien menerima dengan bahagia dan penuh rasa syukur atas kelahiran anak pertamanya. Pola hubungan peran selama hamil, klien mengatakan mempunyai hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga.Setelah melahirkan, klien merasa semakin dekat dengan keluarga dan tetangganya, ditunjukkan dengan banyak yang menjenguk saat di Rumah Sakit. Pola seksual dan reproduksi selama hamil klien mengatakan menarche pertama pada usia 14 tahun, siklus haidnya satu bulan sekali dengan lama waktu haid adalah tujuh hari dan jumlah darah yang keluar adalah dua pembalut penuh dalam sehari.Setelah melahirkan klien mengatakan riwayat KB klien adalah selama menikah klien tidak pernah

14

melakukan KB dan setelah melahirkan klien mengatakan menggunakan KB IUD yang dipasang saat persalinan sectiocaesarea pada tanggal 22 April 2013 jam 21.30 WIB.Hari pertama haid terakhir (HPHT) klien adalah tanggal 21 Juli 2012.Hari perkiraan lahir (HPL) janin klien adalah 28 April 2013.Status obstetri kehamilan klien adalah G1P1A0. Pola mekanisme koping selama hamil, klien mengatakan tidak mempunyai masalah dengan orang lain, jika ada masalah selalu dibicarakan dengan kekeluargaan. Setelah melahirkan klien merasa sangat senang karena dikaruniai seorang anak perempuan dan akan merawatnya dengan baik serta akan memberikan ASI eksklusif untuk anaknya. Pola nilai dan keyakinan selama hamil, klien mengatakan beragama Islam dan selalu sholat lima waktu. Setelah melahirkan, klien tidak sholat karena ada masa nifas setelah melahirkan, tetapi klien selalu berdo’a untuk kesehatan bayi dan dirinya sendiri agar segera diperbolehkan pulang. 3.

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penilaian Pemeriksaan fisik meliputi keadaan umum , klien terlihat lemah kesadaran klien Composmentis, GCS = E4 M6 V5. Pada pemeriksaan tanda–tanda vital klien diperoleh hasil tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 96 kali per menit, respirasi 19 kali per menit dan Suhu 36.5 0C. Pada pemeriksaan head to toe didapatkan hasil pemeriksaan rambut yaitu, rambut berwarna hitam dan panjang, tidak ada kutu dan tidak ada

15

ketombe. Pemeriksaan muka didapatkan hasil, ekspresi muka meringis kesakitan dan pucat.Pemeriksaan mata didapatkan hasil, mata simetris, konjungtiva anemis, palpebra kehitaman, penglihatan sayup, mata cekung. Hasil pemeriksaan hidung adalah hidung tidak ada sekret, tidak ada polip dan tidak menggunakan alat bantu pernafasan. Pemeriksaan mulut didapatkan hasil, mukosa bibir kering, pucat, tidak ada stomatitis. Hasil pemeriksaan gigi adalah jumlah gigi masih utuh, gigi bersih dan ada karang gigi.Hasil pemeriksaan telinga adalah telinga simetris, bersih, tidak ada serumen dan tidak ada gangguan pendengaran. Pemeriksaan leher didapatkan hasil, tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tyroid, tidak ada kaku kuduk. Pada pemeriksaan dada meliputi: pemeriksaan jantung, didapatkan hasil inspeksi: ictus cordis tidak tampak di SIC 5. Hasil palpasi: ictus cordis teraba di SIC 5, iramanya teratur, dan tidak terlalu kuat. Hasil perkusi jantung adalah suaranya pekak dan hasil auskultasi jantung adalah bunyi jantung I dan bunyi jantung II sama atau murni. Pemeriksaan paru-paru didapatkan hasil, inspeksi paru didapatkan data: bentuk dada simetris, perkembangan paru-paru kanan dan kiri sama, tidak ada bekas luka. Palpasi paru-paru didapatkan hasil vocal fremitus kanan dan kiri sama. Hasil perkusi paru-paru adalah sonor.Auskultasi suara paru-paru didapatkan hasil vesikuler.Pada pemeriksaan abdomen didapatkan hasil, inspeksi abdomen adalah pada abdomen klien terdapat luka post section caesareaberbentuk vertikal, panjangnya ± 12cm

16

tertutup dengan kasa, dan umbilikus bersih.Hasil dari auskultasi abdomen adalah bising usus 5 kali per menit. Pemeriksaan perkusi dan palpasi tidak dilakukan karena ada luka post sectiocaesarea, tinggi fundus iteri 2 jari di bawah pusat. Fungsi pencernaa baik, klien tidak mual dan muntah setelah melahirkan. Pada pemeriksaan perineum tidak ada luka jahitan, tidak bengkak, dan terdapat lochea rubra berwarna merah muda, segar berbau amis, banyaknya lochea yang keluar adalah satu pembalut penuh dari jam 22.45 WIB – 08.45 WIB. Pada pemeriksaan ekstremitas tidak ada edema pada tangan dan kaki, kekuatan otot tangan dan kaki klien adalah 5/5, dan tangan kanan terpasang infus pada tanggal 22 April 2013 jam 19.50 WIB, capilary revill kurang dari 3 detik.Pada pemeriksaan payudara didapatkan hasil, payudara simetris, mengalami pembesaran dan terjadi hiperpigmentasi pada aerolanya, ASI keluar sedikit-sedikit. 4.

Pemeriksaan Penunjang Pada pemeriksaan laboratorium tanggal 23 April 2013 data hemoglobin 11.2 g/dL (nilai normal 12.2-18.1 g/dL), eritrosit 3.39 juta/µL (nilai normal 4.04-6.13 juta/µL), hematokrit 31.8 % (nilai normal 37.7-53.7 %), leukosit 10.40 ribu/µL (nilai normal 4.5-11.5 ribu/µL), trombosit 256 ribu/µL (nilai normal 150-450 ribu/µL), golongan darah B. HbSAg negativ.

17

5.

Terapi Pada tanggal 22 April 2013 jam 19.50 WIB, klien diberi terapi oleh dokter yaitu infus Ringer Laktat 20 tetes per menit, injeksi intra vena cefotaxime 3x1 (1gr) per 24 jam, ketorolac 3x1 (30 mg) per 8 jam.

C. Daftar Perumusan Masalah Dari data hasil pengkajian dan observasi yang sudah dilakukan pada Ny.W maka diperoleh data-data pada tanggal 23 April 2013 jam 08.20 WIB yaitu data subyektif yang didapat dari klien adalah klien mengatakan perutnya ada bekas luka post sectio caesarea dan nyeri dengankarakteristik nyerinya adalah provocate: nyeri karena luka post sectio caesarea, quality: nyeri seperti teriris-iris, region: nyeri di bagianperut (bawah pusat), scale: 7, time: setiap saat. Data obyektif yang didapat adalahklien tampak lemah, meringis kesakitan, pucat, terdapat luka jahitan post sectio caesarea vertical, panjangnya ±12 cm dan tertutup kasa. Pemeriksaan tanda-tanda vital klien didapatkan data, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 96 kali per menit, respirasi 19 kali per menit dan suhu 36.50C.Dari data tersebut dapat diambil diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen-agen yang menyebabkan cidera fisik (post sectiocaesarea). D. Perencanaan Permasalahan-permasalahan yang ditemukan pada Ny.W dengan nyeri akut disusun rencana keperawatan untuk mengatasi permasalahan tersebut, tujuannya yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, masalah

nyeri klien dapatteratasi dengan kriteria hasil: tanda-tanda vital

18

dalam batas normal yaitu tekanan darah 110-120/70-80 mmHg, nadi 60-100 kali per menit, respirasi 12-20 kali per menit, suhu360 C – 37,50 C (Potter & Perry, 2005).Ekspresi wajah klien tampak tenang dan rileks, nyeri berkurang, skala nyeri 3, klien bisa tidur nyenyak. Intervensi keperawatannya yaitu: observasi tanda-tanda vital dengan rasionalisasi respon autonomik meliputi perubahan pada tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu, yang berhubungan dengan keluhan nyeri. Kaji karakteristik nyeri klien dengan rasionalisasi untuk mengetahui tingkat skala nyeri klien (0 -10). Berikan posisi yang nyaman dengan rasionalisasi dapat mengurangi rasa sakit dan meningkatkan sirkulasi. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam dengan rasionalisasi lepaskan tegangan emosional dan otot.Motivasi klien untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam saat nyeri dengan rasionalisasi klien tetap bersedia melakukan teknik relaksasi saat nyeri.Kolaborasi dengan Dokter dalam pemberian analgetik dengan rasional mengurangi nyeri dengan farmakologi. E. Implementasi Pada tanggal 23 April 2013 dilakukan implementasi keperawatan pada Ny.W dari rencana asuhan keperawatan yang sudah disusun.Tindakan keperawatan yang dilakukan oleh penulis yaitu pada jam 08.40 WIBmengkaji karakteristik nyeri, respon klien adalah klien mengatakan nyeri pada perut dengan karakteristik nyerinnya adalah provocate: Nyeri akibat post sectio caesarea, quality: nyeri seperti teriris-iris, region: nyeri di bagianperut (bawah pusat), scale: 7, time: setiap saat, sedangkan data obyektifnyaadalah

19

klien tampak lemah, meringis kesakitan dan terdapat luka post caesarea di perut (bawah pusat) dengan panjang ± 12 cm dan tertutup kasa. Jam 08.50 WIB mengobservasi tanda-tanda vital, respon klien adalah klien

mengatakan bersedia dilakukan pemeriksaan,

sedangkan

data

obyektifnya didapatkan hasil tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 96 kali per menit, respirasi 19 kali per menit, suhu 36.5oC. Jam 09.00 WIB memberikan obat cefotaxime 1gr dan ketorolac 30mg, respon subyektif klien adalah klien mengatakan mau diberi obat lewat selang infus,sedangkan respon obyektifnya adalahobat masuk melalui selang infus.Jam 09.10 WIB memberikan posisi yang nyaman, respon klien adalah klien mengatakan masih tetap merasakan nyeri dengan data obyektifnya adalahklien tidur dengan posisi kaki lurus (supine). Jam 09.20 WIB mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam, respon klien adalah klien mengatakan luka post sectio caesareamasih terasa nyeri dan memahami cara yang diajarkan oleh perawat, sedangkandata obyektifnya adalah klien tampak kooperatif. Jam 10.50 WIB mengkaji karakteristik nyeri klien, respon klien adalah klien mengatakan nyeri pada perut dengan karakteristik nyerinnya adalah provocate: Nyeri akibat post sectio caesarea, quality: nyeri seperti teriris-iris, region: nyeri di bagianperut (bawah pusat), scale: 7, time: setiap saat, sedangkan data obyektifnya adalah klien tampak lemah, meringis kesakitan dan terdapat luka post caesarea di perut (bawah pusat) dengan panjang ± 12 cm dan tertutup kasa.

20

Implementasi pada tanggal 23 April 2013 (shif sore), dilakukan tindakan keperawatan pada jam 16.05 WIB mengobservasi tanda-tanda vital klien,respon klien adalah klien mengatakan bersedia dilakukan pemeriksaan dengan data obyektifnya didapatkan hasil tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 92 kali per menit, respirasi 19 kali per menit, suhu 36.7 OC. Jam 16.15 WIB mengkaji karakteristik nyeri, respon

klien adalah klien mengatakannyeri

pada perut dengan karakteristik nyerinya adalah provocate: nyeri akibat post sectio caesarea, quality: nyeri seperti teriris-iris, region: nyeri di bagian perut (bawah pusat), scale: 7, time: nyeri terjadi setiap saat, sedangkan data obyektifnya didapatkan hasil klien tampak lemas, gelisah dan terdapat luka post sectio caesareaberbentuk vertikal panjangnya ±12 cm dan tertutup dengan kasa. Jam 16.30 WIB memotivasi klien untuk melakukaan teknik relaksasi saat nyeri, respon klien adalah klien mengatakan nyeri tidak berkurang dengan teknik relaksasi tersebut, sedangkan data obyektifnya klien tampak melakukan teknik relaksasi. Jam 16.45 WIB memberikan posisi yang nyaman, respon klien adalah klien mengatakan lebih nyaman dalam posisi tiduran kaki diluruskan (supine), dengan data obyektifnya didapatkan data klien tampak lebih rileks dengan posisi supine. Jam 16.55 WIB memberikan obat cefotaxime 1gr dan ketorolac 30 mg, respon klien mengatakan mau diberikan obat lewat selang infus, data obyektifnya adalahobat masuk melalui selang infus.

21

Jam 18.30 WIB mengkaji karakteristik nyeri klien, dengan karakteristik nyerinya yaitu provocate: nyeri akibat post sectiocaesarea, quality: nyeri seperti teriris-iris, region: nyeri di bagian perut (bawah pusat), scale: 7, time: nyeri terjadi setiap saat, sedangkan data obyektifnya didapatkan hasil klien tampak lemas, gelisah dan terdapat luka post sectiocaesareaberbentuk vertikal panjangnya ± 12 cm dan tertutup dengan kasa. Implementasi tanggal 24 April 2013 tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu jam 08.25 WIB mengobservasi tanda-tanda vital, respon klien mengatakan bersedia diperiksa, sedangkan data obyektinya didapatkan hasil tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 94 kali per menit, respirasi 20 kali per menit, suhu 36.7o C. Jam 08.45 WIB mengkaji karakteristik nyeri, respon klien adalah klien mengatakan nyeri sudah berkurang, dengan karakteristik nyerinya adalahprovocate: nyeri akibat post sectio caesarea, quality: nyeri seperti teriris-iris, region: nyeri di bagian perut (bawah pusat), scale: 6, time: saat bergerak, sedangkan hasil data obyektif yang didapat adalah klien tampak meringis kesakitan saat bergerak. Jam 08.55 WIB memberikan obat cefotaxime 1gr dan ketorolac 30 mg, respon klien mengatakan mau diberikan obat lewat selang infus dan data obyektifnya adalah obat masuk melalui selang infus. Jam 11.30 WIB memberikan posisi semi fowller, data subyektifnya klien merasa lebih nyaman dengan posisi semi fowller, data obyektifnya klien tampak lebih rileks dengan posisi semifowller. Jam 13.45 WIB menganjurkan klien melakukan relaksasi nafas dalam saat nyeri, data subyektifnya klien

22

mengatakan mau melakukan relaksasi nafas dalam saat nyeri, data obyektifnya adalah klien tampak melakukan relaksasi nafas dalam saat nyeri. 12.10 WIB memberikan obat cefotaxime 1gr dan ketorolac 30 mg, respon klien mengatakan mau diberikan obat lewat selang infus dan data obyektifnya adalah obat masuk melalui selang infus. Jam 13.15 WIB mengkaji karakteristik nyeri klien, respon klien adalah klien mengatakan nyeri sudah berkurang, dengan karakteristik nyerinya adalahprovocate: nyeri akibat post sectiocaesarea, quality: nyeri seperti teriris-iris, regio: nyeri di bagian perut (bawah pusat), scale: 6, time: saat bergerak, sedangkan hasil data obyektif yang didapat adalah klien tampak meringis kesakitan saat bergerak. F. Evaluasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada Ny.W selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap asuhan keperawatan pada Ny.W. Evaluasi dilakukan tanggal 23 April 2013 pada jam 13.30 WIB dengan diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen-agen yang menyebabkan ciderafisik (post sectiocaesarea), data subyektifnya adalah klien mengatakan nyeri pada perut, dengan karakteristik nyerinya adalahprovocate: Nyeri akibat post sectio caesarea, quality: nyeri seperti teriris-iris, region: nyeri di bagianperut (bawah pusat), scale: 7, time: nyeri terjadi setiap saat. Data obyektif yang didapat adalah klien tampak lemah berbaring di tempat tidur, meringis kesakitan dan terdapat luka vertikal post sectiocaesarea di perut dengan panjang ±12 cm dan tertutup dengan kasa. Hasil pemeriksaan tanda-

23

tanda vital yang didapatkan adalah tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 96 kali per menit, respirasi 19 kali per menit, suhu 36.50C.Hasil analisis didapatkan kesimpulan masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi.Planning keperawatannya adalah intervensi dilanjutkan yaitu observasi tanda-tanda vital, kaji karakteristik nyeri (provocate,quality,regio,scale,time), berikan posisi yang nyaman, motivasi klien untuk relaksasi nafas dalam, kolaborasi dengan Dokter dalam pemberian obat analgesik. Evaluasi pada tanggal 23 April 2013 pada jam 19.30 WIB yaitu, data subyektifnya adalah klien mengatakan nyeri pada perut, dengan karakteristik nyerinyaadalah provocate: nyeri akibat post sectiocaesarea, quality: nyeri seperti teriris-iris, region: nyeri di bagian perut (bawah pusat), scale: 7, time: nyeri terjadi saat bergerak. Data obyektif yang didapatkan adalah klien tampak lemas berbaring di atas tempat tidur, gelisah dan terdapat luka post sectiocaesarea berbentukvertical panjangnya ± 12 cm dan tertutup dengan kasa.Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital klien didapatkan hasil tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 92 kali per menit, respirasi 19 kali per menit, suhu 36.70C. Hasilanalisis didapatkan kesimpulan masalah keperawatannyeriakut belum teratasi.Planningkeperawatannya adalah intervensi dilanjutkan yaitu observasi tanda-tanda vital, kaji karakteristik nyeri klien (provocate, quality, regio, scale, time), berikan posisi yang nyaman, motivasi klien untuk melakukan teknik relaksasi, kolaborasi dengan Dokter dalam pemberian obat analgesik.

24

Evaluasi tanggal 24 April 2013 jam 13.30 WIB yaitu didapatkan data subyektif dari klien adalah klien mengatakan nyerinya sudah berkurang dengan karakteristik nyerinya adalahprovocate: nyeri karena luka post sectio caesarea, quality: nyeri seperti teriris-iris, region: nyeri di bagianperut (bawah pusat), scale: 6 , time:nyeri terjadi saat bergerak. Data obyektif yang didapat adalah klien tampak meringis kesakitan saat bergerak, ada luka post sectiocaesareaberbentuk vertikal panjangnya ± 12 cm dan ditutup dengan kasa. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital klien didapatkan hasil tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 94 kali per menit, respirasi 20 kali per menit, suhu 36.7oC.Hasil analisisdidapatkan kesimpulan masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi.Planning keperawatannya adalah intervensi dilanjutkan yaitu observasi tanda-tanda vital, kaji karakteristik nyeri klien (provocate, quality, regio, scale, time), berikan posisi yang nyaman, motivasi klien untuk melakukan teknik relaksasi, kolaborasi dengan Dokter dalam pemberian obat oral.

 

BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Bab ini penulis akan membahas mengenai kesenjangan yang penulis dapatkan antara konsep dasar teori dan kasus nyata asuhan keperawatan nyeri akut pada Ny. W dengan post sectio caesarea atas indikasi cephalopelvic disproportion (CPD) di ruang Cempaka RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Prinsip pembahasan ini akan memfokuskan pada kebutuhan dasar manusia yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi keperawatan dan evaluasi. Menurut Hardjito (2010), Sectiocaesarea merupakan tindakan pembedahan yang melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan uterus. Menurut Liu (2008 : 227), sectio caesarea merupakan prosedur bedah untuk pelahiran janin dengan insisi melalui abdomen dan uterus.Sectio caesareaadalah suatu cara melahirkan janin dengan sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut (Jitowiyono, 2010). Tindakan operasi sectiocaesarea menyebabkan nyeri dan mengakibatkan terjadinya perubahan kontinuitas jaringan karena adanya pembedahan (Hardjito, 2010).Sectio caesarea dilakukan pada ibu dengan indikasi cephalopelvic disproportion (CPD), disfungsi uterus, distosia jaringan lunak, plasenta previa, sedangkan indikasi pada anak adalah janin besar, gawat janin dan letak lintang (Prawiroharjo, 2010 : 536). Menurut Kasdu dalam Anonim (2013),

25

26

sectiocaesarea umumnya dilakukan bila ada indikasi medis tertentu, sebagai tindakan mengakhiri kehamilan dengan komplikasi, salah satunya adalah komplikasi cephalopelvic disproportion (CPD). Cephalopelvic disproportion (CPD) adalah disproporsi antara ukuran janin dan ukuran pelvis, yakni ukuran pelvis tertentu tidak cukup besar untuk mengakomodasi keluarnya janin tertentu melalui pelvis sampai terjadi kelahiran pervaginam (Varney, 2007 : 796). Menurut Margaret (1948) dan Kaltreider (1952) Dalam Cuningham (2006 : 479), pintu atas panggul biasanya dianggap menyempit apabila diameter anteroposterior terpendeknya kurang dari 10 cm atau apabila diameter transversal terbesarnya kurang dari 12 cm. Diameter anteroposterior pintu atas panggul sering diperkirakan dengan mengukur konjugata diagonal secara manual, yang biasanya lebih panjang 1.5 cm. Dengan demikian, penyempitan pintu atas panggul biasanya didefinisikan sebagai konjugata diagonal yang kurang dari 11.5 cm. Sebelum persalinan telah terbukti diameter biparietal janin rata-rata berukuran 9.5 cm sampai 9.8 cm. Sebagian janin mungkin sangat sulit atau mustahil melewati pintu atas panggul dengan diameter anteroposterior yang kurang dari 10 cm. Berdasarkan pelvimetri radiologik, membuktikan bahwa insiden

kesulitan

pelahiran

sama-sama

meningkat

apabila

diameter

anteroposterior pintu atas panggul kurang dari 10cm atau diameter transversal kurang dari 12cm. Apabila kedua diameter tersebut nilainya kecil, distosia akan lebih berat dibandingkan apabila hanya salah satu yang kecil. Konfigurasi pintu atas panggul juga merupakan penentu penting adekuat-

27

tidaknya kapasitas panggul, terlepas dari ukuran sebenarnya diameterdiameter tersebut.Pintu atas panggul yang menyempit berperan penting dalam menimbulkan kelainan presentasi. Tindakan yang dilakukan adalah sectio caesaria

(Cuningham,

2006

:

480).Normalnya

pembukaan

serviks

dipermudah oleh efek hidrostatik selaput ketuban yang belum pecah atau setelah pecah oleh persentuhan langsung bagian terbawah janin ke serviks. Namun pada panggul yang sempit, saat kepala tertahan di pintu atas panggul, seluruh gaya yang ditimbulkan oleh kontraksi uterus bekerja secara langsung pada bagian selaput ketuban yang menutupi serviks yang membuka. Akibatnya, besar kemungkinan terjadinya pecah selaput ketuban. Setelah selaput ketuban pecah, tidak adanya tekanan oleh kepala terhadap serviks dan segmen bawah uterus memudahkan terjadinya kontraksi yang inefektif, karena itu pembukaan lebih lanjut berjalan sangat lambat atau tidak sama sekali (Cuningham, 2006 : 479). Menurut Manuaba (2007 : 171), pengukuran panggul luar normal yaitu, jarak distansia spina (jarak antara kedua spina iliaka anterior superior kanan atau kiri) sekitar 24-26 cm. Jarak distensia kristarum (jarak terpanjang antara kedua krista iliaka kanan dan kiri) adalah 28-30 cm, jika panjangnya kurang 2-3 cm dari ukuran normal ada kemungkinan panggul patologis. Destansia intertrokanterika (jarak antara kedua trokantor mayor). Konjugata eksterna atau Boudoloque (jarak antarabagian atas simfisis dengan spina L5) jaraknya adalah 18 cm. Jarak destansia tuberum (jarak tuberiskii kanan dan kiri) adalah 10.5 cm, jika jarak kurang dari normal akan menunjukkan sudut

28

kurang dari 90 derajat artinya adalah ada kesempitan pintu bawah panggul atau panggul corong. Keadaan bayi normal yang bisa dilahirkan secara partus spontan adalah berat badan sekitar 3.5 kg, panjang badan 50 cm dari atas kepala sampai tumit, lingkar kepala oksipital-frontal 34-35 cm (Fraser, 2009 : 709). 1. Pengkajian Pengkajian

keperawatan

adalah

proses

sistematis

dari

pengumpulan, verifikasi, dan komunikasi data tentang klien (Potter & Perry, 2005 : 144). Tujuan dari pengkajian adalah menetapkan dasar data tentang kebutuhan, masalah kesehatan, pengalaman yang berkaitan, pratik kesehatan, tujuan, nilai dan gaya hidup yang dilakukan klien. Dalam asuhan keperawatan pada Ny. W yang dilakukan pengkajian pada tanggal 23 April 2013 jam 08.30 WIB didapatkan keluhan utama klien yaitu nyeri pada perut dengan karakteristik nyeri klien adalah provocate : nyeri karena luka post sectio caesarea, quality : nyeri seperti teriris-iris, region: nyeri di perut bawah (bawah pusat), scale : 7, time : nyeri terjadi setiap saat. Data objektifnya didapatkan data klien tampak meringis kesakitan dan tampak pucat. Hasil pengukuran tanda-tanda vital didapatkan hasil tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 96 kali per menit, suhu 36.5°C, pernafasan 19 kali per menit. Menurut penulis data diatas mengacu pada teori menurut (NANDA, 2010 : 196), melaporkan batasan karakteristik nyeri secara verbal atau non verbal, indikasi nyeri yang dapat diamati, posisi untuk

29

mengurangi nyeri, gerakan untuk melindungi, tingkah laku berhati-hati, perubahan denyut jantung, gangguan tidur, tingkah laku yang ekspresif (antara lain: kegelisahan, merintih, menangis, waspada, marah, mendesah). Dalam mendokumentasikan analisa data, pada diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen-agen yang menyebabkan cidera fisik (post sectio caesarea) yaitu yang menyatakan bahwa ada luka post sectio caesarea hari pertama. Data yang menurut teori ada dalam kasus nyata adalah pasien tampak meringis kesakitan. Menurut Potter & Perry (2006 : 1509),

gerakan

tubuh

yang

khas

dan

ekspresi

wajah

yang

mengindikasikan nyeri meliputi menggeretakkan gigi, memegang bagian tubuh yang terasa nyeri, postur tubuh membengkok dan ekspresi wajah menyeringai. Nyeri sering kali dijelaskan dalam istilah proses distruktif jaringan seperti tertusuk-tusuk, panas terbakar, melilit, seperti emosi, pada perasaan takut, mual dan muntah (Judha, 2012). Disini penulis akan membahas bagaimana tubuh dapat berespon terhadap nyeri ketika mendapat sebuah rangsangan. Impuls saraf yang dihasilkan oleh stimulus nyeri menyebar di sepanjang serabut saraf perifer aferen. Dua tipe serabut saraf perifer mengkonduksi stimulus nyeri : serabut A-delta yang bermielinasi dan cepat.Serabut C yang tidak bermielinasi dan berukuran sangat kecil serta lambat.Serabut A mengirim sensasi yang tajam, terlokalisasi, dan jelas yang melokalisasi sumber nyeri dan mendeteksi intensitas nyeri. Serabut tersebut menghantarkan komponen suatu cidera akut dengan segera (Potter &Perry, 2006 : 1504).

30

Di dalam kasus Ny. W, setelah dilakukan insisi pembedahan klien mulamula akan merasakan suatu nyeri yang terlokalisasi dan tajam, yang merupakan hasil transmisi serabut A. Dalam beberapa detik, nyeri menjadi lebih difusi dan menyebar sampai seluruh bagian perut terasa sakit karena persyarafan serabut C. Serabut C tetap terpapar pada bahanbahan kimia, yang dilepaskan ketika sel mengalami kerusakan. Karena itulah klien mengeluh nyeri pada perutnya setelah menjalani operasi sectio caesarea(insisi pembedahan). Pengkajian nyeri dengan menggunakan skala analog visual merupakan alat yang paling umum yaitu dengan menggunakan angka 010. Angka 0 tidak ada nyeri, angka 1-3 adalah nyeri ringan, angka 4-5 adalah nyeri sedang, angka 6-8 adalah nyeri hebat, angka 9 adalah nyeri sangat hebat dan anggka 10 adalah nyeri paling hebat (Potter & Perry, 2006). Pegkajian nyeri pada Ny. W didapat skala nyeri 7. Menurut Potter & Perry (2006), nyeri skala 7 masuk dalam kategori nyeri hebat. Pola-pola kesehatan fungsional penulis kaji secara terperinci menurut 11 pola Gordon.Berdasarkan hasil pengkajian 11 pola Gordon, klien mengalami gangguan pada pola kesehatan fungsional yaitu istirahat tidur.Ny. W mengatakan setelah keluar dari ruang operasi jam 22.45 WIB sampai dilakukan pengkajian jam 08.30 WIB klien mengatakan belum bisa tidur. Klien tidak bisa tidur disebabkan oleh rasa nyeri pada luka post sectio caesarea. Menurut penulis bahwa nyeri sangat mempengaruhi kenyamanan klien dan fokus klien hanya tertuju pada

31

nyeri itu sendiri sehingga tidur klien sangat terganggu akibat nyeri yang dirasakan, dapat dibuktikan menurut teori Engarm dalam Dewi (2013), yaitu setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar fisiologis untuk istirahat teratur.Nyeri mengganggu kemampuan seseorang untuk beristirahat, konsentrasi dan kegiatan yang biasa dilakukan. Dari hasil pengkajian aktivitas dan latihan yang telah dilakukan pada Ny. W didapat data semua aktivitas klien dibantu dengan keluarga seperti: makan, minum, berpakaian, mobilitas ditempat tidur, berpindah dan ambulasi atau ROM, sedangkan untuk toileting dibantu oleh keluarga dan alat yaitu kateter, dengan mengacu pada teori Gordon antara lain : pada pola aktivitas dan latihan setelah melahirkan semua aktivitas klien dibantu oleh keluarga karena menurut penulis semakin banyak aktivitas atau gerakan yang dilakukan oleh klien akan semakin memperparah nyeri itu sendiri, dapat dibuktikan dalam teori menurut Potter & Perry (2006 : 1523), semakin banyak aktivitas fisik yang dibutuhkan dalam beraktivitas maka semakin besar juga resiko ketidaknyamanan akibat nyeri yang dirasakan. 2. Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan adalah sebuah label singkat, menggambarkan kondisi pasien yang diobservasi di lapangan. Kondisi ini dapat berupa masalah-masalah aktual atau potensial, dengan menggunakan terminologi NANDA,

masalah

potensial

tersebut

dinyatakan

sebagai

resiko

(Wilkinson, M. Judith, 2007).Menetapkan prioritas diagnosa bukan

32

semata-mata memberikan nomor pada diagnosa keperawatan tetapi dengan dasar keparahan atau kepentingan fisiologis. Sebaliknya, prioritas pemilihan adalah metode yang digunakan untuk membuat peringkat diagnosa dalam urutan kepentingan yang didasarkan pada keinginan, kebutuhan dan keselamatan (Potter & Perry, 2005 : 180). Menurut Potter & Perry (2006 : 1510), nyeri akut secara serius mengancam proses penyembuhan klien sehingga harus menjadi prioritas perawatan. Masalah ini muncul karena pasien post sectio caesarea hari pertama,

dari

proses

pembedahan

mengakibatkan

terputusnya

kontinuitas. Ketika ujung saraf khusus (nosiseptor) terstimulasi dan mentransmisikan informasi disepanjang lintasan saraf yang bertindak sebagai peringatan bahwa jaringan rusak sehingga timbul rasa nyeri (Billington, 2010 : 299). Diagnosa yang muncul pada masalah Ny. W berdasarkan prioritas adalah nyeri akut berhubungan dengan agen-agen yang menyebabkan cidera fisik (post sectio caesarea), diagnosa keperawatan ini sesuai dengan buku NANDA karya Rosernberg (2005 : 196). Diagnosa Keperawatan

nyeri

akut

berhubungan

dengan

agen-agen

yang

menyebabkan cedera fisik (post sectio caesarea) menjadi prioritas karena menurut

pasien

masalah

ini

merupakan

masalah

yang

paling

mengganggu. Berdasarkan pengkajian didapat skala nyeri 7, pasien postsectio caesarea hari pertama. Bila nyeri tidak diatasi maka

33

akanmenyebabkan gangguan mobilitas fisik, sehingga tidak dapat merawat dirinya sendiri dalam memenuhi activities of daily living. Diagnosa keperawatan ini penulis prioritaskan karena menurut penulis masalah keperawatan ini bila tidak diatasi, maka rasa nyeri akan terasa semakin lama dirasakan oleh klien. Dibuktikan menurut teori Potter & Perry (2006: 1510), yaitu nyeri akut secara serius mengancam proses penyembuhan klien sehingga harus menjadi prioritas perawatan. 3. Intervensi Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Perry & Potter, 2005 : 180). Rencana tindakan dalam diagnosa keperawatan dan tujuan dari tindakan keperawatan menggunakan kaidah sesuai

dengan

sistimatika

ONEC,

yaitu

observasi,

nursing

intervention,education, dan colaboration. Tujuan pada tiap rencana asuhan keperawatan dilakukan selama 3 x 24 jam dengan kriteria hasil: tandatanda vital dalam batas normal yaitu, tekanan darah

110-120/70-80

mmHg, nadi 60-100 kali per menit, respirasi 12-20 kali per menit, suhu 360C – 37,50C (Potter & Perry, 2005: 175), ekspresi wajah pasien tampak tenang dan rileks, nyeri berkurang dan skala nyeri 3. Rencana tindakan yang dilakukan yang pertama adalah observasi tanda-tanda vital klien, berdasarkan teori klien yang mengalami nyeri atau efek sakit dapat menyebabkan peningkatan dalam hasil pengukuran tanda-

34

tanda vital yaitu, tekanan darah, denyut jantung, respirasi dan suhu tubuh (Potter & Perry, 2005 : 759). Tindakan yang kedua adalah kaji karakteristik nyeri (provocate, quality, region, scale, time). Rasionalnya adalah untuk mengetahui penyebab nyeri, kualitas nyeri yang dirasakan, daerah nyeri, skala nyeri yang dirasakan dan kapan nyeri terjadi.Tindakan yang ketiga yaitu beri posisi nyaman, disesuaikan dengan posisi yang dianggap paling nyaman menurut klien, dengan memberikan posisi yang nyaman seperti duduk dengan posisi semi fowler atau berbaring ditempat tidur dengan memberikan selimut yang ringan sering kali membantu memberikan kenyamanan pada klien, posisi semi fowler dapat meningkatan

kenyamanan,

mendukung

ventilasi

dan

memberikan

kesempatan beristirahat menghalangi kecenderungan kemunduran tiba-tiba pada bagian yang sakit. Tindakan yang keempat adalah ajarkan teknik relaksasi, berdasarkan teori teknik relaksasi memberikan individu dalam mengontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stres fisik dan emosi pada nyeri, saat klien mencapai relaksasi penuh maka persepsi nyeri berkurang dan rasa cemas terhadap pengalaman nyeri menjadi minimal. Tindakan yang kelima yaitu, kolaborasi dengan Dokter dalam pemberian terapi analgesik, berdasarkan teori yang ada analgesik merupakan metode yang paling umum untuk mengatasi nyeri (Perry & Potter, 2006 : 15351536). Intervensi disesuaikan dengan kondisi klien dan fasilitas yang ada sehingga rencana tindakan dapat dilaksanakan dengan spesifik (jelas),

35

mearsurable (dapat diukur), acceptance, rasional dan timing. Penulis berjaga diruangan selama satu shift, tetapi penulis dapat mendelegasikan intervensi yang belum dilaksanakan atau belum berhasil kapada perawat jaga di ruang Cempaka, sehingga intervensi masih dapat dilanjutkan sampai masalah klien teratasi. 4. Implementasi Implementasi adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencampai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan (Potter & Perry, 2005: 203). Penulis melakukan semua yang ditulis pada rencana keperawatan mulai dari mengobservasi tanda-tanda vital klien, mengkaji karakteristik nyeri klien (provocate, quality, region, scale, time), memberikan posisi yang nyaman yaitu posisi semi fowler, mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan berkolaborasi dengan Dokter dalam pemberian terapi analgesik (ketorolac 30 mg). Menurut penulis, klien memerlukan semua tindakan yang ditulis direncana keperawatan tersebut, sehingga tidak terdapat masalah dalam implementasi keperawatan. 5. Evaluasi Evaluasi yaitu proses keperawatan yang mengukur respons klien terhadap tindakan keperawatan dan kamajuan klien ke arah pencapaian tujuan (Perry & Potter, 2005 : 216). Tujuan dari tahap ini adalah untuk menentukan kemampuan klien dalam mencapai tujuan yang telah

36

ditentukan penulis.Evaluasi yang dikerjakan penulis dilakukan dalam bentuk format catatan perkembangan dengan membandingkan tujuan yang ingin dicapai dengan hasil nyata. Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada Ny. W selama 3 kali 24 jam maka didapatkan hasil berdasarkan SOAP dari diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen-agen yang menyebabkan cidera fisik (post sectio caesarea) yaitu didapatkan data subyektif yaitu klien mengatakan nyeri pada perut dengan karakteristik provocate: nyeri karena luka post sectio caesarea, quality: nyeri seperti teriris-iris, region: nyeri di perut bawah (bawah pusat), scale: 6 , time: nyeri terjadi saat bergerak. Data obyektif yang didapat adalah klien tampak meringis kesakitan saat bergerak, ada luka post sectio caesarea berbentuk vertical panjangnya ± 12cm dan tertutup dengan kasa. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital klien didapatkan hasil tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 94 kali per menit, respirasi 20 kali per menit, suhu 36.7oC.Hasil analisis didapatkan kesimpulan masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi karena belum sesuai

dengan

kriteria

hasil

yang

penulis

tentukan.Planning

keperawatannya adalah intervensi dilanjutkan yaitu observasi tanda-tanda vital, kaji karakteristik nyeri klien (provocate, quality, region, scale, time), berikan posisi yang nyaman, motivasi klien untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam ketekika nyeri timbul nyeri, kolaborasi dengan Dokter dalam pemberian obat analgesik.

37

Kekuatan dalam pelaksanaan rencana tindakan Ny. W kooperatif, keluarga memberikan support, sedangkan kelemahannya lingkungan ramai karena

banyak

pengunjung

dan

penulis

kurang

lengkap

dalam

mendapatkan data pengkajian sehingga data-data yang menjadi pendukung dalam

pengambilan

diagnosa

nyeri

kurang,

dan

pelaksanaan

implementasinya kurang efektif. B. Simpulan dan Saran 1. Simpulan Dari uraian bab pembahasan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: a. Pengkajian pada Ny. W dengan nyeri akut post sectio caesareaatas indikasi cephalopelvic disproportion (CPD) adalah data subyektinya yaitu klien mengatakan nyeri pada luka bekas sectio caesarea, dengan karakteristik nyerinyaadalah, provocate: nyeri karena luka postsectio caesarea,quality: nyeri seperti teriris-iris,region: nyeri terasa pada perut bagian bawah (bawah pusat), scale: 7, time: terasa setiap saat. Data obyektifnya adalah klien tampak klien tampak lemah, meringis kesakitan, pucat, terdapat luka jahitan post sectio caesare vertical, panjangnya ± 12 cmdan tertutup kasa. b. Diagnosa keperawatan pada Ny.W dengan nyeri akut post section caesarea atas indikasi cephalopelvic disproportion (CPD) adalah nyeri akut berhubungan dengan agen-agen yang menyebabkan cidera fisik (post sectio caesarea).

38

c. Perencanaan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan nyeri akut postsectio caesareaatas indikasi cephalopelvic disproportion (CPD) antara lain: observasi tanda-tanda vital, kaji karakteristik nyeri (provocate, quality, region, scale, time), berikan posisi yang nyaman, ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam, kolaborasi dengan Dokter dalam pemberian terapy obat analgesik. d. Implementasi keperawatan yang dilakukan pada Ny. W dengan nyeri akut post sectio caesarea atas indikasi cephalopelvic disproportion (CPD) nyeri sesuai dengan perencanaan tindakan Asuhan Keperawatan yang bertujuan sesuai dengan kriteria hasil. e. Evaluasi keperawatan pada Ny. W dengan nyeri akut post sectio caesarea atas indikasicephalopelvic disproportion(CPD) menunjukan penurunan skala nyeri yaitu nyerinya menurun dari skala 7 menjadi skala 6, meskipun tidak sesuai dengan kriteria hasil tetapi nyeri sudah menurun satu skala dan masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi. f. Menganalisa kondisi nyeri yang terjadi pada Ny. W dengan nyeri akut post sectio caesarea atas indikasi cephalopelvic disproportion (CPD) yaitu klien mengatakan nyeri pada karena luka post sectio caesarea, dengan karakteristik nyerinya, provocate: nyeri karena luka post sectio caesarea, quality: seperti teriris-iris, region: perut di bagian bawah (bawah pusat), scale: 6,time: nyeri dirasakan saat bergerak.

39

2. Saran Berdasarkan

kesimpulan diatas,

maka penulis

menyampaikan

beberapa saran antara lain: a. Bagi Rumah Sakit Diharapkan

dapat

meningkatkan

mutu

kualitas

pelayanan

kesehatan khususnya pada ibu post partum sectio caesarea dengan indikasi cephalopelvic disproportion (CPD). b. Bagi Institusi Pendidikan Dapat memberikan waktu pengelolaan pasien lebih banyak karena dengan waktu 3 hari tidak dapat melakukan pengelolaan secara maksimal, serta dalam penyusunan Tugas Akhir hendaknya difokuskan pada penyusunan Tugas Akhir agar hasilnya maksimal. c. Bagi penulis Perlu adanya peningkatan pelayanan kesehatan dengan cara mengadakan diskusi ilmiah, khususnya membahas tentang asuhan keperawatan nyeri dengan post sectio caesarea atas indikasi cephalopelvic disproportion (CPD).

 

40

 

DAFTAR PUSTAKA

Anonim (2013). 2013. Jurnal Sectio Caesarea dengan Indikasi CPD. (http://repository.usu.ac.id/. diakses tanggal 26 April 2013 jam 10.30 WIB). Billington, Mary, Mandy Stevenson. 2010. Kegawatan Dalam KehamilanPersalinan. Jakarta: Penerbit Buky Kedokteran: EGC. Cuningham, F.Gary. 2006. Obstetri Williams. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran: EGC. Dewi, Dina (2009). 2013. Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas dalam terhadap Penurunan Persepsi Nyeri Pada Lansia Dengan Artritis Reumatoid. (http://Jurnal_Keperawatan_Soedirman.com/. Diakses pada tanggal 18 Mei 2013 jam 10.25 WIB). Fraser, Diane M. 2009. Myles Buku Ajar Bidan Edisi 14. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hardjito, Koekoeh (2010). 2013. Hubungan Pengetahuan Ibu Post Operasi Sectio Caesarea Tentang Gizi Dengan Asupan Protein. (http:// Jurnal_Penelitian_Kesehatan_Suara_Forikes.com/. Diakses pada tanggal 18 Mei 2013 jam 10.00 WIB). Jitowiyono, Sugeng. 2010. Asuhan Keperawatan Post Operasi.Yogyakarta : Nuha Medika. Judha, Mohamad, dkk. 2012. Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan. Yogyakarta: Nuha Medika. Kusumawati, Yuli (2006). 2013. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Persalinan Dengan Tindakan. (http://jurnal.Undip.ac.id/. Diakses pada tanggal 27 April 2013 jam 20.00 WIB). Liu, David T.Y. 2008. Manual Persalinan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran: EGC. Manuaba, Ide Bagus Gde, dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran: EGC.



Nurak, Maria Trivinia (2012). 2013. Indikasi Persalinan Sectio Caesarea Berdasarkan Umur Dan Paritas Di RS DKT Gubeg Surabaya. (http://jurnal.unimus.ac.id/. Diakses pada tanggal 26 April jam 10.35 WIB). Potter, Patricia A, Anne Griffin Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Kepeawatan Edisi 4 Volume 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran: EGC. Potter, Patricia A, Anne Griffin Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4 Volume 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran : EGC. Prawiroharjo, Sarwono. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran : EGC. Rosernberg, Merta Craft, Kelly Smith. 2010. Nanda Diagnosa Keperawatan Devinisi Dan Klasifikasi.Yogyakarta : Digna Pustaka. Varney, Helen. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran : EGC. Wilkinson, Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran : EGC.