Online Jurnal of Natural Science, Vol 2 (3) : 66-74 Desember 2013
ISSN: 2338-0950
Produksi Bioetanol Tongkol Jagung (Zea Mays) dari Hasil Proses Delignifikasi Fitriani1, Syaiful Bahri2, dan Nurhaeni2 1
Lab. Penelitian Jurusan Kimia Fakultas MIPA, Universitas Tadulako
ABSTRACT The research about “The Production of Bioetanol in Corn cob waste (Zea Mays) of Resulting The Delignation Process”. The aim of this research is to find out the highest weight of cellulose which contained in the corn cob waste. Then Cellulose which has been obtained, it was done on delignification process by using NaOH in variety of soaking time. To achieve the goal, then the application of the treatment effect of soaking time on corn cob waste powder on weight of cellulose was done. On the effect of soaking time on the powder of corn cob waste was applied the six levels each 12 hours, 16 hours, 20 hours, 2 hours, 28 hours and 32 hours. Based on the result, it showed that the weight of cellulose is 5,729 g at 28 hours on soaking time. The use of soaking time which was applied for delignification process NaOH on the yield of cellulose. Cellulose of hydrolysis corn cob waste powder with H2SO4 10% and the result of fermentation of hydrolysis yeast cells immobilized. The level of glukosa is 43 % and 6 % for etanol. The result of sugar fermentation is done at the room temperature for 48 hours. Keywords : corn cobs, delignification, weight, bioethanol
ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang “Produksi Bioetanol Tongkol Jagung (Zea Mays) dari Hasil Proses Delignifikasi”. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh berat selulosa tertinggi yang terdapat pada tongkol jagung. Selulosa yang diperoleh dilakukan proses delignifikasi dengan NaOH dalam berbagai waktu perendaman. Pencapaian tujuan dilakukan melalui penerapan perlakuan pengaruh waktu perendaman terhadap tepung tongkol jagung terhadap berat selulosa. Pada pengaruh waktu perendaman terhadap tepung tepung tongkol jagung diterapkan enam tingkatan masing-masing 12 jam, 16 jam, 20 jam, 24 jam, 28 jam, dan 32 jam. Dari hasil penelitian diperoleh berat selulosa sebesar 5,729 g pada waktu perendaman 28 jam. Penggunaan waktu perendaman yang baik diterapkan untuk proses delignifikasi NaOH terhadap berat selulosa. Hidrolisis selulosa tepung tongkol jagung dengan H2SO4 10% dan fermentasi hasil hidrolisis sel ragi amobil. Kadar glukosa sebesar 43% dan kadar etanol 6%. Fermentasi gula hasil hidrolisis dilakukan pada suhu ruang selama 48 jam. Kata Kunci : Tongkol jagung, Delignifikasi, Berat, Bioetanol
66
Online Jurnal of Natural Science, Vol 2 (3) : 66-74 Desember 2013
I.
tersebut menjadikan tongkol jagung dapat
PENDAHULUAN Kebutuhan
ISSN: 2338-0950
akan
bahan
bakar
digunakan sebagai sumber bahan baku
minyak (BBM) saat ini semakin meningkat
penghasil bioetanol, bahan pakan ternak
karena BBM sudah merupakan kebutuhan
dan
vital bagi manusia. Hal ini dikarenakan
pertumbuhan mikroorganisme.
sebagai
sumber
karbon
bagi
kuantitas minyak bumi pada lapisan bumi
Salah satu proses konversi bahan
terus menipis akibat eksploitasi yang terus-
lignoselulosa yang banyak diteliti adalah
menerus. Satu kelemahan dari minyak
proses konversi lignoselulosa menjadi
bumi adalah sifatnya yang tidak mudah
etanol
diperbaharui,
mensubstitusi bahan bakar bensin untuk
sehingga
mendorong
yang
masyarakat untuk mencari sumber energi
keperluan
baru alternatif, salah satunya
2010).
adalah
dapat
digunakan
transportasi
untuk
(Hermiati,dkk,
bioetanol (Simamora, 2008). Bioetanol dibanding
memiliki
kelebihan
BBM,
diantaranya
dengan
memiliki kandungan oksigen yang lebih tinggi (35%) dan BBM (18,66%) sehingga terbakar lebih sempurna, angka oktannya tinggi
(118)
dan
BBM
(88),
dan
mengandung emisi gas CO lebih rendah 0,89% dan BBM 2,5% sehingga lebih ramah lingkungan (Bustaman, 2008). Saat ini yang banyak digunakan untuk bahan baku alternatif dari sektor pangan memiliki
mengandung potensi
selulosa
yang
untuk menghasilkan
bioetanol, salah satu contohnya adalah jagung. Jumlah limbah dari hasil produksi
Tabel 1. Kandungan selulosa, hemiselulosa, dan
dapat dikatakan sangat banyak dan akan
lignin pada beberapalimbah pertanian
menjadi
sangat
potensial
jika
dan hasil hutan
dapat
Selulosa adalah polimer glukosa
dimanfaatkan secara tepat. Tongkol jagung yang
mengandung selulosa (45%), hemiselulosa
membentuk
rantai
linier
dan
dihubungkan oleh ikatan 𝛽-1,4glikosidik.
(35%) dan lignin (15%). Komposisi kimia
Selulosa tidak mudah didegradasi secara Produksi Bioetanol Tongkol Jagung (Zea Mays) dari Hasil Proses Delignifikasi (Fitriani et al.) 67
Online Jurnal of Natural Science, Vol 2 (3) : 66-74 Desember 2013
ISSN: 2338-0950
kimia maupun mekanis. Di alam, biasanya
mengandung komponen pati, gula, atau
selulosa berikatan dengan polisakarida lain
serat selulosa (Hambali dkk, 2007).
seperti
hemiselulosa
atau
lignin
Khamir yang sering digunakan pada
membentuk kerangka utama dinding sel
proses fermentasi etanol secara industri
tumbuhan (Holtzapple, 1993).
adalah
Saccharomyces
cerevisiae,
S.
Lignin adalah salah satu komponen
uvarium, Schizosaccharomyces sp., dan
dalam kayu dan biomassa yang jumlah
Kluyveromyces sp. Khamir ini mampu
selulosanya pada kayu berkisar 25-30%
mengubah berbagai substrat gula menjadi
dan pada bagas berkisar 20-30%. Lignin
bioetanol,
merupakan jaringan polimer fenolik yang
digunakan. Secara umum, mikroorganisme
berfungsi
selulosa
ini dapat tumbuh dan memfermentasi gula
sehingga menjadi sangat kuat. Kekuatan
menjadi etanol secara efisien pada pH 3,5-
ikatan
6,0 dan suhu 28-35 0C (Ratledge, 1991).
merekatkan
lignin
serat
merupakan
salah
satu
tergantung
spesies
yang
penghalang pada proses pulping kimia dan
Fermentasi alkohol pada dasarnya
proses pemutihan pada pembuatan kertas
adalah suatu cara produksi alkohol (etanol)
yang pada akhirnya diterapkan metode
menggunakan bantuan mikroorganisme.
bleaching untuk menghilangkan lignin
Alkohol yang dihasilkan sering disebut
tanpa mengurangi serat selusosa secara
sebagai
signifikan. Pada proses konversi biomassa
perkembangannya produksi alkohol yang
menjadi etanol dengan proses hidrolisis
paling banyak digunakan adalah metode
dan fermentasi kekuatan ikatan lignin juga
fermentasi dan destilasi (Tata Chemiawan,
menjadi
2007).
penghalang
dalam
proses
hidrolisisnya (Brunow, 1995).
bioetanol.
Dalam
Proses hidrolisis senyawa selulosa
Etanol atau etil-alkohol, C2H5OH,
pada tongkol jagung memiliki beberapa
merupakan suatu senyawa organik yang
cara yaitu secara kimia maupun enzimatis.
tersusun dari unsur-unsur karbon, hidrogen
Hambatan proses hidrolisis selulosa baik
dan oksigen (Martin, dkk, 1983). Etanol
secara asam maupun enzimatis adalah
ini dapat diperoleh dari bahan baku nabati
karena strukturnya berbentuk kristalin dan
dengan cara fermentasi sehingga lebih
lignin yang berfungsi sebagai pelindung
dikenal dengan nama bioetanol. Bioetanol
selulosa (Judoamidjojo et al., 1989).
adalah etanol yang diperoleh dari hasil
Masalah tersebut dapat diatasi dengan
olahan
pemberian
fermentasi
bahan-bahan
yang
perlakuan
pendahuluan
terhadap bahan yang akan dihidrolisis. Produksi Bioetanol Tongkol Jagung (Zea Mays) dari Hasil Proses Delignifikasi (Fitriani et al.) 68
Online Jurnal of Natural Science, Vol 2 (3) : 66-74 Desember 2013
Salah satu metodenya adalah perlakuan delignifikasi
menggunakan
basa.
Delignfikasi dilakukan dengan larutan
lignin
hemiselulosa
serta
lignin
Waktu dan Tempat
2013.
Penelitian Kimia Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
jaringan, serta bagian kristalin dan amorf, sebagian
2.1
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium
sehingga
membebaskan sellulosa yang terdapat pada
memisahkan
METODOLOGI PENELITIAN
bulan Januari sampai bulan juli
larutan NaOCl, karena larutan ini dapat struktur
II.
Penelitian ini berlangsung pada
NaOH,selain itu dapat juga digunakan
merusak
ISSN: 2338-0950
Universitas Tadulako.
dan
2.2
menyebabkan
Alat Dan Bahan
penggembungan struktur selulosa (Enari,
Alat yang digunakan adalah talang,
1983; Marsden dan Grey, 1986; Gunam
baskom plastik, neraca analitik (adventure
dan
hasil
ohaus), blender (panasonic), ayakan 60
dihidrolisis
mesh, kertas saring, pH meter digital,
Antara
delignifikasi
1999). akan
Sellulosa
mudah
dengan asam dan menghasilkan glukosa
injector,
sakarometer,
alkoholmeter,
dalam jumlah maksimal.
autoclave (hiclave HTV 50), dan alat-alat menyatakan
gelas (pyrex) yang umum digunakan
bahwa proses delignifikasi yang dilakukan
dalam laboratorium kimia. Bahan-bahan
pada ubi kayu, diperoleh pada konsentrasi
yang digunakan adalah limbah tongkol
NaOH terbaik adalah
25% pada suhu
jagung, asam sulfat, natrium hidroksida,
1280C dengan waktu delignifikasi selama
ragi roti, aquadest, alginat, dan kalsium
60 menit. Hasil penelitian Ikbal (2010),
klorida.
Widodo,dkk
(2012),
bahwa proses delignifikasi pada jerami
2.3
padi, terjadi pada kondisi operasi terbaik
Penelitian
konsentrasi NaOH 10 % pada suhu 1000C
delignifikasi
dirancang
(RAL) yang terdiri variabel bebas yaitu
Berdasarkan uraian diatas maka perlu pengaruh
ini
menggunakan Rancangan Acak Lengkap
dengan waktu delignifikasi selama 24 jam.
dikaji,
Rancangan Penelitian
variasi
limbah
waktu
rendemen
tongkol jagung untuk produksi bioetanol.
deliginfikasi
selulosa,
terhadap
masing–masing
variabel terdiri dari 6 taraf dan diulang sebanyak 2 kali, sehingga terdapat 12 unit percobaan dan parameter yang diamati sebagai
variabel
terikat
yaitu
delignifikasi dari tongkol jagung. Produksi Bioetanol Tongkol Jagung (Zea Mays) dari Hasil Proses Delignifikasi (Fitriani et al.) 69
waktu
Online Jurnal of Natural Science, Vol 2 (3) : 66-74 Desember 2013
2.4
ISSN: 2338-0950
Tahapan Cara Kerja Penelitian
kemudian diaduk dengan rata sampai
Penelitian ini terdiri atas beberapa
merendam
serbuk
tongkol
jagung.
tahap kerja, yaitu tahap persiapan bahan
Perendaman dilakukan selama 12, 16, 20,
baku, tahap perlakuan delignifikasi, tahap
24, 28, dan 32 jam. Setelah itu, disaring
produksi gula, imobilisasi sel mikroba, dan
dengan
tahap produksi bioetanol.
Endapan dicuci dengan air sampai pH 7
menggunakan
kain
saring.
selanjutnya dimasukkan ke dalam cawan
2.4.1 Persiapan Bahan Baku
petri, dikeringkan pada suhu ruang.
Perlakuan awal terhadap tongkol jagung meliputi pencucian, pengeringan,
2.4.3 Produksi Gula (Ikbal, 2010)
dan pengayakan. Pencucian dilakukan
Perlakuan hasil delignifikasi waktu
untuk menghilangkan bahan-bahan yang
dan konsentrasi terbaik dilakukan pada
terikut
proses
dalam
tongkol
seperti
tanah,
hidrolisis.
Menimbang
serbuk
cangkang dan kotoran lain. Pengeringan
tongkol jagung yang telah didelignifikasi
dilakukan dengan menggunakan sinar
sebanyak 5 gram, dimasukkan ke dalam
matahari langsung. Pengeringan dilakukan
erlenmeyer. Ditambahkan larutan asam
untuk
proses
sulfat 10% sebanyak 75 ml. Proses
penggilingan serat tongkol jagung, karena
hidrolisis dilakukan pada suhu 1000C
pada keadaan lembab tongkol jagung sukar
selama 210 menit. Produk hasil hidrolisis
untuk dihancurkan. Tahap penghancuran
disaring dan ditambahkan dengan natrium
bertujuan
ukuran
hidroksida sampai pH 4,5. Selanjutnya
tongkol jagung. Alat yang digunakan
ditambahkan larutan kalsium klorida jenuh
adalah blender. Tongkol yang sudah
untuk
dihancurkan
hidrolisat. Parameter yang diamati adalah
memudahkan
untuk
dalam
memperkecil
kemudian
diayak
menggunakan ayakan 60 mesh.
Setelah dilakukan proses hidrolisis selanjutnya
sebanyak 10 gram, kemudian dimasukkan
netralisasi
ke dalam gelas kimia. Larutan natrium
larutan
menggunakan
proses natrium
hasil
netralisasi
ditambahkan
kalsium klorida untuk menghilangkan sisa
NaOH ditambahkan ke dalam gelas kimia tongkol
dilakukan
optimum, yaitu pH 4,5-5. Selanjutnya,
selulosa tongkol jagung. Sebanyak 100 ml
serbuk
akan
hidroksida untuk mempertahankan pH
konsentrasi 10%.
Parameter yang diamati adalah rendemen
berisi
pada
dengan menggunakan sakarometer.
Menimbang serbuk tongkol jagung
yang
sulfat
kadar glukosa. Pengukuran kadar glukosa
2.4.2 Proses Delignifikasi (Ikbal, 2010)
hidroksida dengan
menghilangkan
sulfat yang ada pada larutan.
jagung,
Produksi Bioetanol Tongkol Jagung (Zea Mays) dari Hasil Proses Delignifikasi (Fitriani et al.) 70
Online Jurnal of Natural Science, Vol 2 (3) : 66-74 Desember 2013
bioetanol, maka dalam penelitian ini
2.4.4 Produksi Bioetanol (Mappiratu,dkk, 1993)
proses delignifikasi dilakukan dengan
Tahapan kerja produksi bioetanol
metode perendaman menggunakan pelarut
dengan menggunakan sel amobil, diawali
NaOH dengan berbagai variasi waktu 12
dengan tahapan kerja imobilisasi sel. Sel
jam, 16 jam, 20 jam, 24 jam, 28 jam, dan
amobil yang dibuat selanjutnya digunakan
32 jam. Tujuan dilakukannya variasi waktu
untuk produksi bioetanol.
adalah untuk melihat kemampuan dari NaOH dalam melarutkan senyawa lignin.
2.4.4.1 Imobilisasi Sel Sel imobilisasi Sacharomises
yang
ISSN: 2338-0950
digunakan
adalah
lignin dan NaOH tersebut akan semakin banyak senyawa yang terlarut.
100
alginat ml
2
akuades
berat selulosa (g)
ditambahkan
natrium
peneliti
sedangkan
alginate 2%. Pembuatan natrium alginate 2 adalah
dilakukan
sebelumnya, semakin lama interaksi antara
bahan pengimobilsasi digunakan larutan
%
yang
khamir
sel
cereviceae,
Seperti
dalam
gram dan
dipanaskan hingga alginat larut. Campuran ditutup dengan kapas dan disterilkan selama 15 menit. Larutan alginat yang
7 6 5 4 3 2 1 0 0
10
telah dingin, dicampur dengan suspensi
20
30
40
waktu perendaman (jam)
ragi roti (10 gram ragi ditambahkan Gambar 1
akuades 30 ml, diaduk hingga membentuk
Kurva hasil pengukuran berat selulosa terhadap waktu perendaman
larutan suspensi). Campuran dimasukkan Hasil yang diperoleh (Gambar 1)
ke dalam injektor, kemudian diteteskan ke dalam larutan kalsium klorida 1M sambil
menunjukkan
diaduk. Setelah itu amobil telah siap untuk
diperoleh pada waktu perendaman 12 jam
digunakan
yaitu 2,452 g dan yang tertinggi pada
pada
proses
fermentasi
berat
selulosa
terendah
waktu 28 jam yaitu 5,729 g. Grafik antara
(Mappiratu,dkk. 1993).
waktu perendaman dan rendemen selulosa III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1
menunjukkan
pola
dengan
bahwa
semua
Pengaruh Rasio Waktu Perendaman Terhadap Tepung Tongkol Jagung
waktu
Untuk
pengaruh
disebabkan
produksi
senyawa lignin dan pelarut NaOH yang
delignifikasi
mengetahui pada
proses
perendaman
perubahan
perlakuan
pada
waktu
perendaman
optimum adalah 28 jam. Hal ini diduga terjadi
interaksi
Produksi Bioetanol Tongkol Jagung (Zea Mays) dari Hasil Proses Delignifikasi (Fitriani et al.) 71
antara
Online Jurnal of Natural Science, Vol 2 (3) : 66-74 Desember 2013
digunakan.
Waktu
semakin
lama,
senyawa
dan
perendaman
maka
interaksi
pelarut
juga
ISSN: 2338-0950
yang
Hidrolisat yang dihasilkan dari
antar
proses hidrolisis selulosa tongkol jagung
akan
yaitu glukosa sebesar 43%.
menghasilkan berat selulosa yang besar.
glukosa
Pada penelitian ini, terjadi penurunan berat
dinetralkan dengan NaOH 50% hingga
selulosa pada waktu perendaman 32 jam
pH-nya berkisar 4,5.
yaitu 3,170 g. Hal ini diduga disebabkan
hasil
selanjutnya
Proses fermentasi pada penelitian
pada waktu perendaman 32 jam selulosa
ini
tongkol jagung telah habis terdelignifikasi.
immobilisasi).
3.2
hidrolisis
Larutan
menggunakan
sel
Khamir
amobil
(sel
yang
akan
digunakan ditumbuhkan pada media agar
Kadar Etanol Hidrolisis Pada Proses Fermentasi Menggunakan S. cereviceae Amobil
menggunakan alginat, kemudian dicetak dengan
menggunakan
spoit
yang
Proses hidrolisis selulosa dapat
diteteskan pada larutan CaCl2. Larutan
dilakukan dengan beberapa metode, salah
CaCl2 berfungsi untuk merekatkan bagian
satunya dengan hidrolisis asam. Penelitian
luar manik-manik agar tidak mudah pecah.
ini, proses hidrolisis terhadap selulosa
Hal ini sesuai dengan penelitian yang
tongkol jagung menggunakan larutan asam
dilakukan oleh Ikbal dkk, (2010), bahwa
sulfat 10%.
campuran media nutrisi (gel alginat) (2007),
dicetak ke dalam larutan CaCl2 dalam
menyatakan bahwa glukosa dari bahan
pembuatan sel amobil. Gel yang terbentuk
lignoselulosa dapat menggunakan asam
berupa
sulfat. Penggunaa asam sulfat pekat dapat
dimasukkan ke dalam larutan hidrolisat
menghasilkan gula yang cukup tinggi,
tongkol jagung.
Taherzadeh
dan
Kartini
manik-manik
Proses
akan tetapi dapat memberikan efek negatif
disaring
fermentasi
ini
dan
bersifat
digunakan.
anaerob dengan pH substrat 4,5. Hal ini
Penggunaan asam kuat pada konsentrasi
sesuai dengan penelitian yang dilakukan
tinggi dan waktu lama pada proses
oleh bebebrapa peneliti dalam proses
hidrolisis membutuhkan biaya tinggi dan
fermentasi, pH substrat dipertahankan
berbahaya
pada pH 4,5 – 5,0 (Okunowo, 2007;
pada
peralatan
terhadap
yang
kerusakan
alat
Prasetyaningsih, 2007).
sehingga diusahakan pemakaian asam
Usaha
encer dengan pemanasan pada suhu sekitar 100-120oC (Gultom,dkk, 2002).
yang
dilakukan
dalam
proses fermentasi adalah memperpanjang waktu fermentasi, yakni fermentasinya
Produksi Bioetanol Tongkol Jagung (Zea Mays) dari Hasil Proses Delignifikasi (Fitriani et al.) 72
Online Jurnal of Natural Science, Vol 2 (3) : 66-74 Desember 2013
ISSN: 2338-0950
berlangsung selama 48 jam (relative sama
NMR Spectroscopy. J. Chem.
dengan fermentasi sel ragi bebas). Hasil
Crystallogr. 25. 110.
yang diperoleh menunjukkan terdapat
Chemiawan,
T.
2007.
Membangun
alkohol dalam produk fermentasi sebesar
Industri
Bioetanol
Berbasis
6,0 %.
sagu di Maluku. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan
IV. PENUTUP 4.1
Teknologi Pertanian. Bogor. 7(2) : 65-79.
Kesimpulan Elevri,
Berdasarkan hasil penelitian dapat
P.A.
dan
Putra,
S.R.
2006.
disimpulkan:
“Produksi
1.
Hasil proses delignifikasi terbaik dari
Menggunakan Saccharomyces
proses selulosa tongkol jagung pada
cerevisiae yang Diamobilisasi
waktu selama 28 jam dengan berat
dengan Agar Batang”. Akta
selulosa 5,729 g.
Kimia Indonesia Vol. 1 No. 2
Fermentasi hidrolisat glukosa hasil
April 2006: 105-114. Jurusan
hidrolisis
Kimia FMIPA ITS. Surabaya.
2.
selulosa
menghasilkan
Etanol
Hambali, E., S. Mujdalipah., A. H.
bioetanol 6% dengan waktu 48 jam. Saran
Tambunan., A. W. Pratiwi., dan
Disarankan melakukan penelitian
R. Hendrok. 2007. Teknologi
lanjut dengan menentukan kadar selulosa
Bioenergi. PT. Agro Media
dalam produk delignifikasi.
Pustaka. Jakarta.
4.2
Hermiati, E., Mangunwidjaja, D., Sunarti, DAFTAR PUSTAKA Bustaman,
S.
T.C., Suparno, O., dan Prasetya, 2008.
Strategi
Pengembangan
B.,
Bioetanol
Pengkajian
pengembangan
“Pemanfaatan
Biomassa Lignoselulosa Ampas
Berbasis Sagu di Maluku. Balai Besar
2010.
Tebu
dan
untuk
Bioetanol”.
Teknologi
Biomaterial
Pertanian Bogor. 7 (2) : 65-79.
Pertanian
Brunow, G., P. Karhunen., K. Lundquist.,
Produksi UPT
–
LIPI,
Bogor,
dan
Bandung.
1995. Investigation of Lignin Models of the Biphenyl Type by Crystallography
Institut Pusat
Penelitian Bioteknologi – LIPI.
S. Olson., dan R. Stomberg.,
XRay
BPP
dan
Produksi Bioetanol Tongkol Jagung (Zea Mays) dari Hasil Proses Delignifikasi (Fitriani et al.) 73
Online Jurnal of Natural Science, Vol 2 (3) : 66-74 Desember 2013
Holtzapple M.T. 1993. Cellulose. In:
ISSN: 2338-0950
Cereviceae”.Universitas
Encyclopedia of Food Science.,
Diponegoro. Semarang.
Food
Taherzadeh, M.J. dan Karimi, K. 2007.
Technology and Nutrition, 2:
“Acid-Based
2731-2738.
Processes For Ethanol From
Academic
Press.
London.
Lignosellulosic
Materials:A
Review”. BioResource. 2, 707-
Ikbal, Moh. 2010. Produksi Bioetanol Dari Jerami padi (Oryza sativa) Secara
Hydrolysis
738.
Fermentasi
Menggunakan Inokulum Ragi Roti
Amobil.
Skripsi.
Universitas Tadulako. Palu. Mappiratu, N. Alam., dan Muhardi. 1993. “Alkohol dan Obat Nyamuk Koil dari Limbah Serbuk Gergaji”. Universitas Tadulako. Palu. Ratledge, C. 1991. Yeast Physiology a Microsynopsis.Bioprocess Engineering 6:195-203. Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan
Tinggi.
ITB.
Bandung. Simamora. 2008. Investor dan Produksi Bioetanol. (http://www.energibio.blogspot. com diakses 2 juli 2012). Susilowati.
2011.
“Laporan
Akhir:Pemanfaatan
Tugas Tongkol
Jagung Sebagai Bahan Baku Bioetanol Hidrolisis
dengan H2SO4
Proses Fermentasi
Saccharomyces
Produksi Bioetanol Tongkol Jagung (Zea Mays) dari Hasil Proses Delignifikasi (Fitriani et al.) 74