PROFIL KADAR PROTEIN, KADAR LEMAK

Download 31 Ags 2016 ... mengetahui profil soyghurt kulit buah pisang raja berdasarkan kadar protein pada variasi waktu fernentasi, kadar lemak pada...

0 downloads 540 Views 2MB Size
JURNAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA (JKPK), Vol.1, No.2, Agustus 2016 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/jkpk http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/jkpk

halaman 48-57 ISSN 2503-4146 ISSN 2503-4154 (online)

PROFIL KADAR PROTEIN, KADAR LEMAK, KEASAMAN, DAN ORGANOLEPTIK SOYGHURT KULIT BUAH PISANG RAJA (Musa textillia) PADA VARIASI SUHU DAN WAKTU FERMENTASI Sri Mulyani*, Nur Fajariyah, dan Wiwit Pratiwi Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta *Keperluan Korespondensi, telp:081548603734, email: [email protected] Received: August 4, 2016

Accepted: August 15, 2016

Online Published: August 31, 2016

ABSTRAK Soyghurt adalah hasil fermentasi susu kedelai oleh mikroba yang digunakan dalam pembuatan yogurt. Soyghurt kulit buah pisang raja adalah soyghurt yang dalam proses fermentasinya ditambahkan krim kulit buah pisang raja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil soyghurt kulit buah pisang raja berdasarkan kadar protein pada variasi waktu fernentasi, kadar lemak pada variasi suhu fermentasi, serta keasaman dan sifat organoleptik pada variasi suhu dan waktu fermentasi. Penelitian ini dilakukan dengan eksperimen di laboratorium. Variasi suhu yang digunakan adalah 28°C, 37°C dan 44°C, dengan waktu fermentasi 20 jam, sedangkan variasi waktu fermentasi adalah 18, 20, dan 22 jam pada 39°C. Uji kadar protein dilakukan dengan metode Kjeldahl, uji kadar lemak menggunakan metode ekstraksi, dan uji kadar keasamaan berdasarkan SNI 2981:2009. Uji organoleptik terhadap rasa, aroma, tekstur, dan warna soyghurt kulit buah pisang raja dilakukan menggunakan angket dengan skala hedonik 1- 4 terhadap 20 responden tidak terlatih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada variasi waktu 18, 20, dan 22 jam kadar protein soygurt kulit buah pisang raja masing masing adalah 1,67 ± 0,02 %, 2,20 ± 0,11 %, dan 4,06 ± 0,02 % dan keasaman berdasarkan kadar asam laktatnya adalah 0,50 ± 0,02 %, 0,55 ± 0,02 %, dan 0,62 ± 0,01 %. Sedangkan pada variasi 28°C, 37°C dan 44°C kadar lemaknya seperti yang dilaporkan oleh Fajariyah dan Mulyani (2016) masing masing adalah 0,35 ± 0,02 %, 0,32 ± 0,05 %, dan 0,28 ± 0,01 % dan untuk kadar keasamannya masing masing adalah 1,23 ± 0,01 %, 0,50 ± 0,03 %, dan 0,51 ± 0,03 %. Hasil uji organoleptik meliputit: (1) rasa yang lebih disukai dengan nilai 3,6 o adalah hasil fermentasi pada 44°C, 20 jam dan pada 39 C, 22 jam; (2) aroma dengan nilai 3,3 o pada 28°C dan 37°C serta 39°C dalam waktu 20 jam; (3) Tekstur dengan nilai 3,3 pada 39 C, 22 jam; (4) warna dengan nilai 3,8 pada 28°C, 20 menit. Kata Kunci : soyghurt, kulit pisang raja, kadar lemak, kadar protein, kadar keasamaan

ABSTRACT Soyghurt is fermented soymilk by microbes used in making yogurt. The “soyghurt kulit pisang raja” is a soyghurt that is added by plantain peel cream during the fermentation process. This research aims to determine the profile of the soygurt plantain based on the protein content in variation of fernentasi time, the fat content in the fermentation temperature variations, as well as acidity and organoleptic properties on the variation of temperature and fermentation time. This research was conducted by experiments in laboratory. Variations in temperature, which is at 28 °C, 37 °C and 44 °C for 20 hours, while variations in the fermentation time is 18, 20, and 22 hours at 39 °C. Protein content test was performed by the Kjeldahl method, the fat content test by extraction methods, and test of acidity levels based on ISO 2981: 2009. Organoleptic test on taste, aroma, texture, and color of soyghurt kulit pisang raja was carried out using questionnaires with hedonic scale of 1 to 4 to the 20 not trained respondents. The results showed that on the variation of the time 18, 20, and 22 hours, the protein content of soygurt kulit pisang raja is 1.67 ± 0.02%, 2.20 ± 0.11%, and 4.06 ± 0.02 %, respectively, and its acidity

48

JURNAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA (JKPK), Vol. 1, No. 2, Agustus 2016, hal. 48-57

49

based on laktic acid content is 0.50 ± 0.02%, 0.55 ± 0.02%, and 0.62 ± 0.01%, respectively. While on the variation of 28 °C, 37 °C and 44 °C the fat contents as reported by Fajariyah and Mulyani (2016), is 0.35 ± 0.02%, 0.32 ± 0.05%, and 0, 28 ± 0.01%, respectively, and for each acidity levels is 1.23 ± 0.01%, 0.50 ± 0.03%, and 0.51 ± 0.03%. The organoleptic test results include: (1) the preferred value of taste of 3.6 is soygurt kulit pisang raja fermented at 44 °C, 20 o hours and at 39 C, 22 hours; (2) flavor with a prefered value of 3.3 at 28 °C, 37 °C and 39 °C o within 20 hours; (3) Texture with a prefered value of 3.3 at 39 C, 22 hours; (4) color with a prefered value of 3.8 at 28 °C, 20 hours. Keywords: soyghurt, peel of Musa textillia, fat content, protein content, acidity content

pembuatan yoghurt. Starter yang digunakan

PENDAHULUAN Susu Kedelai adalah produk olahan hasil ekstraksi protein kacang kedelai. Susu kedelai

merupakan

makanan

pengganti

susu bagi orang yang alergi terhadap susu hewani. Kandungan gizi susu kedelai tidak kalah dengan susu hewani (susu sapi) (Tabel 1) [1]. Tabel 1. Komposisi Gizi Susu Kedelai Cair dan Susu Sapi (dalam 100g)

adalah bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus

thermophillus.

Beberapa

keuntungan yoghurt antara lain: (1) adanya kedua bakteri hidup tersebut akan aktif memproduksi enzim laktase, enzim yang jumlahnya

kurang

pada

anak

dengan

intoleransi laktosa, menyebabkan yoghurt lebih mudah dicerna dibandingkan dengan susu. Proses pengulturan akan memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa,

Susu Kedelai

Susu Sapi

sehingga lebih mudah diserap oleh anak

Kalori (kkal)

41,00

61,00

dengan intoleransi laktosa, disamping itu

Protein (gr)

3,50

3,20

juga akan dihasilkan asam laktat dan

Lemak (gr)

2,50

3,50

berbagai komonen aroma dan cita rasa; (2)

Karbohidrat (gr)

5,00

4,30

adanya Lactobacteria akan meningkatkan

Kalsium (mgr)

50,00

143,00

bakteri

Fosfor (gr)

45,00

60,00

keseimbangan

Besi (gr)

0,70

1,70

sehingga akan menurunkan risiko kanker

200,00

130,00

kolon; dan (3) adanya asam laktat pada

Vitamin B1 (tiamin) (mgr

0,08

0,03

yoghurt akan membantu mencerna kalsium

Vitamin C (mgr)

2,00

1,00

susu, sehingga kalsium akan lebih mudah

Komponen

Vitamin A (SI)

baik

pada

kolon,

flora

di

memperbaiki

saluran

cerna,

diserap [2]. Pemanfaatan

susu

kedelai

masih

terbatas karena penyimpanannya yang tidak lama dan cita rasanya yang kurang disukai (langu). Sehingga dipilih alternatif bentuk pengolahan lainnya yaitu dengan memfermentasinya menjadi yogurt yang lebih dikenal dengan istilah Soyghurt. Proses pembuatan soyghurt dan kultur (biakan murni) starter yang digunakan sama pada

Susu kedelai berbeda dengan susu sapi. Susu kedelai tidak mengadung laktosa sehingga susu ini cocok untuk dikonsumsi penderita

intoleransi

laktosa,

yaitu

seseorang yang tidak mempunyai enzim laktase dalam tubuhnya sehingga tidak dapat mencerna makanan yang berlaktosa [3]. Dibandingkan dengan yoghurt susu sapi,

50

Mulyani dkk., Profil Kadar Protein, Kadar Lemak

pembuatan soyghurt memerlukan starter

dijadikan bahan dasar pembuatan yoghurt

yang lebih sedikit dan pembuatannnya

maupun jelly [7].

dapat dilakukan pada suhu kamar. Proses fermentasi

pada

pembuatan

soyghurt

Tabel 2. Komposisi zat gizi kulit pisang

dengan inokulasi secara langsung terdapat

No

Zat gizi per 100 gram

kesulitan. Hal ini karena jenis karbohidrat

1.

Air

68,90

yang terdapat dalam susu kedelai sangat

2.

Karbohidrat

18,50

berbeda dengan karbohidrat dari susu sapi.

3.

Lemak

2,11

Hasil penelitian menunjukkan, apabila susu

4.

Protein

0,32

kedelai

5.

Kalsium

715

6.

Fosfor

117

7.

Zat besi

1,60

8.

Vitamin B

0,12

9.

Vitamin C

17,50

langsung

diinokulasi

(ditambah)

dengan starter dan diinkubasi selama 4 jam pada

o

suhu

45 C

tidak

menghasilkan

perubahan, baik pH maupun kekentalannya

Kadar, %

(soyghurt tidak terbentuk) [4]. Maka supaya proses fermentasinya berhasil, susu kedelai terlebih

dahulu

ditambah

sumber

gula

sebanyak 3,6 sampai 4,5 %, sebelum diinokulasi [1]. Sukrosa, fruktosa, glukosa maupun laktosa dalam susu skim bubuk dapat digunakan sebagai sumber gula. Aroma

soyghurt

berbeda

dengan (A)

yoghurt pada umumnya. Hal ini di sebabkan bau langu dari susu kedelai. Oleh karena itu, dibutuhkan bahan tambahan yang bisa

Gambar 1. Kulit Pisang (A) dan Pisang raja (Musa textillia) (B)

mengatasi bau langu soyghurt. Di Indonesia khususnya

di

Surakarta

banyak

orang

memanfaatkan buah pisang raja (Musa textillia)

akan

tetapi

membuang

kulit

buahnya, sehingga menimbulkan limbah baru. Kulit pisang raja masih memberikan aroma dan rasa pisang serta masih memiliki kandungan zat gizi (Tabel 2) [5].

mengandung lignin sebesar 32,24%. Lignin merupakan senyawa aromatik yang terdiri dari

unit

metoksil

fenilpropana, dan

inti

memiliki

phenol

yang

gugus saling

berikatan dengan ikatan eter atau ikatan karbon dan mempunyai berat molekul tinggi [6].

Sehingga

kulit

pisang

Proses fermentasi pada umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya

juga

dapat

adalah

kondisi

lingkungan

yang

diperlukan bagi pertumbuhan mikroba yaitu suhu, udara (oksigen), kelembaban, garam, dan asam

[8]. Oleh karena itu pada

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil

Kulit pisang raja (Gambar 1) juga

(B)

soyghurt

kulit

buah

pisang

raja

berdasarkan kadar protein pada variasi waktu fernentasi, kadar lemak pada variasi suhu fermentasi, serta keasaman dan sifat organoleptik pada variasi suhu dan waktu fermentasi.

JURNAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA (JKPK), Vol. 1, No. 2, Agustus 2016, hal. 48-57

Prosedur Penelitian

METODE PENELITIAN

a. Proses Pembuatan Kulit Buah Pisang

Waktu dan tempat penelitian

Raja

Penelitian dilakukan di laboratorium

Kulit buah pisang raja yang telah

Biologi dan laboratorium Kimia FKIP UNS serta

Laboratorium

Fakultas

pelayanan

Pertanian

51

UGM.

Umum

Penelitian

dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan

dibersihkan dan dicuci dengan air bersih kemudian direbus selama kurang lebih 10 menit. Kemudian rebusan kulit buah pisang ditiriskan dan didinginkan, setelah itu kulit

Oktober 2015.

buah pisang dicincang dan ditambahkan air lalu diblender hingga menjadi krim kulit buah

Alat dan Bahan Alat: neraca analitik dengan ketelitian 0,1 mg,

thermometer,

kaca

arloji,

pisang [9].

blender,

inkubator, pipet volumetrik 25 ml, penangas

b. Proses Pembuatan soyghurt Proses pembuatan soygurt mengi-

air, kertas saring, soklet, batu didih, bulb, erlenmeyer, gelas beaker, heat mantle, labu alas bulat, pipet ukur, kondensor, spatula, oven, desikator, gelas ukur, tang/penjepit, tutup

labu,

buret mikro, buret

10

ml

terkalibrasi, dan erlemenyer 250 ml, Labu

kuti prosedur dari Herawati dan Wibawa [10] dengan sedikit modifikasi untuk konsentrasi gula maupun susu skimnya seperti yang sudah diuraikan oleh Fajariyah dan Mulyani [9]. Variasi suhu fermentasi ada 3, yaitu 0

0

jam; sedangkan variasi waktu fermentasi

Bahan: - Susu kedelai dari penjual di daerah Kentingan Surakarta, susu skim, aquades, gula pasir, - kulit pisang raja dari penjual pisang di

ada 3 juga yaitu 18, 20, dan 22 jam dengan 0

suhu fermentasi 37 C.

c. Uji Kadar Lemak dalam Soyghurt (SNI 2981:2009)

Pasar Gede Surakarta, Jawa Tengah yang

Uji kandungan lemak dengan variasi

diambil secara acak. - Starter:

0

28 C, 37 C dan 44 C dengan lama waktu 20

Kjeldahl 100 ml.

Lactobacillus

0

bulgaricus

dan

Streptococus thermophillus, diperoleh dari Fakultas Pertanian UNS. - H2SO4 pekat, indikator fenolftalein 0,5%, petroleum atau pelarut lemak lainnya seperti etil eter, kloroform, dan karbon tetraklorida, larutan katalis CuSO4.5H2O bebas nitrogen 0,05 g/ml, katalis selen dan katalis sulfat bebas nitrogen, indikator MR/BCG, larutan H3BO3, laritan NaOH 30% larutan Indkator PP 1%, larutam HCl 0,1 M, Larutan NaOH 0,1 N

0

0

suhu fermentasi, yaitu 28 C, 37 C dan 44 C dilakukan dengan metode ekstraksi menurut prosedur yang diuraikan oleh Fajariyah dan Mulyani [9]. . d. Uji Kadar Protein dalam Soyghurt (SNI 2981:2009) Uji kandungan Protein dengan variasi lama waktu fermentasi 18, 20, dan 22 jam dilakukan dengan metode Kjeldahl. Satu gram contoh (W) di dalam labu Kjeldahl ditambah 15 g K2SO4, 1 ml larutan katalis CuSO4.5H2O, batu didih (8-10 butir), dan 25

52

Mulyani dkk., Profil Kadar Protein, Kadar Lemak

ml H2SO4 pekat. Campuran dipanaskan

90 = bobot setara asam laktat

(didestruksi) dalam penangas listrik sampai

V

mendidih dan larutan menjadi jernih kehijau-

N = Normalitas larutan standar NaOH

hijauan, kemudian dibiarkan dingin dan

W = bobot contoh (mg)

selanjutnya

diencerkan

dengan

= volum untuk titrasi contoh (ml)

air

secukupnya. Larutan NaOH 30% sebanyak

f. Uji Organoleptik

75 ml ditambahkan sehingga campuran menjadi

basa

(dengan

indikator

PP).

Uji yang

organoleptik

digambarkan

dilakukan

oleh

Pratiwi

seperti untuk

Campuran selanjutnya disuling selama 5-10

menguji bau, rasa, tekstur dan warna

menit (atau jumlah destilas sudah mencapai

soighurt. Panelis tidak terlatih sebanyak 20

sekitar 150 ml)dan ditampung dalam wadah

orang diminta memberikan penilaian kesan

yang berisi 50 ml larutan H3BO3 4%. Ujung

suka atau tidak suka terhadap 4 karakteristik

pendingin dibilas dengan air suling, destilat

mutu

selanjutnya dititrasi dengan larutan HCl 0,1

menuliskan tingkat kesukaan dengan skala

N. Penentapan blangko dikerjakan dengan

hedonik 1-4. Tingkat kesukaan 1 = amat

cara yang sama. Kadar protein dihitung

suka, 2 = suka, 3 = tidak suka, dan 4 = amat

dengan rumus:

tidak suka. Dalam melakukan penilaian

C (%) =

(V1-V2)xNx14,007x6,38x100% x 100% W

Soighurt

panelis

yang

menggunakan

disajikan

indera

dengan

peraba,

Dengan:

pembau, penglihatan, dan pencicip dan

C = Kadar protein

bersifat subyektif sesuai dengan kondisi

V1 = volum untuk titrasi contoh (ml)

orang tersebut [11].

V1 = volum untuk titrasi blangko (ml)

N = Normalitas larutan standar HCl

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pembuatan Krim kulit buah pisang Raja

W = bobot contoh (mg)

dan Soyghurt Kulit Buah Pisang Raja

14,007 =bobot atom Nitrogen 6,38 adalah faktor protein untuk susu.

Kulit buah pisang raja yang telah dibersihkan dan dicuci dengan air bersih

e. Uji Keasaman

kemudian direbus selama kurang lebih 10

(SNI 2981:2009)

menit dengan tujuan mengurangi getah

Contoh sebanyak 20 g dimasukkan ke

pada kulit buah pisang. Setelah dingin

dalam erlenmeyer, ditambah air bebas CO2

diblender sampai halus membentuk krim

sebanyak 2 kali volum dan ditambahkan 2

yang masih memiliki aroma pisang raja dan

ml indikator PP kemudian dititrasi dengan

warna coklat muda yang khas. Krim ini

larutan NaOH 0,1 N sampai terbentuk warna

memberikan warna yang khas pula pada

merah muda. ditimbang dan dimasukkan ke

Soighurt hasil olahan.

dalam erlenmeyer. Kadar asam dihitung dengan rumus: Jumlah asam (%) =

Dengan:

Pembuatan soyghurt dengan bahan baku 500 ml susu kedelai yang ditambah

V x N x 90 W

x 100%

dengan 5% gula pasir (sukrosa) dan 5% susu skim dari bahan baku. Susu skim rata

JURNAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA (JKPK), Vol. 1, No. 2, Agustus 2016, hal. 48-57

53

rata mengandung 5% karbohidrat (laktosa),

bulgaricus juga menguraikan asam-asam

sehingga

lemak menjadi senyawa-senyawa khas yang

total

sumber

gula

yang

ditambahkan sebanyak 5,25 %. Hal ini

memberikan flavor

khas

melebihi jumlah yang disarankan yaitu 3,6

karena

pembuatan

sampai 4,5 % [1]. Dalam penelitian ini

ditambahkan susu skim untuk memberikan

dengan penambahan 5,25 % sumber gula

asupan laktosa yang tidak terdapat dalam

soyghurt masih bisa diperoleh. Soyghurt

susu kedelai. Sehingga dikatakan bahwa

yang

dalam pembuatan Soyghurt, L. bulgaricus

diperoleh

teksturnya

berwarna

sedikit

kecoklatan,

kurang

kental

itu

berperan

dalam

dalam

yoghurt.

Oleh

soyghurt

pembentukan

aroma

dibandingkan yoghurt namun memberikan

soyghurt seperti yoghurt sedangkan S.

aroma dan rasa yang asam khas yoghurt.

thermopilus berperan dalam pembentukan

Aroma dan rasa asam yang timbul akibat

rasa asam soyghurt [12, 13].

aktivitas mikroba yang digunakan selama fermentasi, yaitu campuran S. thermophillus dan L. bulgaricus dalam perbandingan yang sama (1 : 1).

2. Kadar protein soyghurt kulit buah pisang pada variasi waktu Fermentasi Dari data percobaan diperoleh bahwa

S. thermophilus dan L. bulgaricus

pada variasi waktu 18, 20, dan 22 jam kadar

akan memanfaatkan sumber gula yang

protein soygurt kulit buah pisang raja

ditambahkan sebagai sumber energi. S.

masing masing adalah 1,67 ± 0,02 %, 2,20 ±

thermopilus akan tumbuh dulu dengan cepat

0,11 %, dan 4,06 ± 0,02 % (Gambar 2).

runkan pH medium. Pada pH 4,2-4,4 pertumbuhan S. thermopilus akan menurun tetapi sebaliknya akan merangsang pertumbuhan. L. bulgaricus akan menghasilkan asam

laktat

yang

lebih

banyak

Kadar Protein (%)

menghasilkan asam laktat yang menu-

5 4 3 2 1 0

dan

mengakibatkan penurunan pH lebih lanjut bisa mencapai kisaran pH 3,5-3,8. Protein susu (kasein) akan menggumpal pada kisaran pH 4,6-4,7. Dengan demikian, S. thermophilus dan L. bulgaricus bersama

4,06 2,2

1,67

18 jam 20 jam

Waktu Fermentasi

22 jam

Gambar 2. Kadar protein soyghurt kulit buah pisang raja pada variasi waktu fermentasi Dari

Gambar

2

tampak

bahwa

sama memfermentasi laktosa dalam susu

semakin lama waktu fermentasinya, maka

menjadi asam laktat yang menyebabkan

kadar proteinnya makin tinggi dan yang

protein terdenaturasi sehingga susu menjadi

memenuhi syarat mutu kandungan protein

semi-padat,

Enzim

yoghurt (minimum 3,5%, SNI 2981:2009)

proteolitik dari L. bulgaricus menyebabkan

adalah pada 22 jam. Selama sumber energi

terurainya protein susu menghasilkan asam

masih terpenuhi, makin lama lama waktu

– asam amino dan peptida-peptida yang

fermentasi

merangsang S. thermopilus untuk tumbuh

makin banyak selama masih dalam fase log

dulu

dan

dengan

berasa

cepat,

asam.

disamping

itu

L.

maka

mikroorganisme

juga

54

Mulyani dkk., Profil Kadar Protein, Kadar Lemak

pertumbuhan. Di dalam mikroorganisme mempunyai

kandungan

protein,

makin

Berdasarkan nilai kadar lemak maka Soyhgurt ini dapat dikategaorikan sebagai

banyak mikroorganismenya maka protein-

yoghurt

nya

lemaknya kurang dari 1%. Dari Gambar 3

juga

makin

banyak.

Dilihat

dari

rendah

lemak

diketahui

dimungkinkan

perubahan

cenderung menurunkan kadar lemaknya

material non protein menjadi protein dalam

meskipun tidak berbeda secara nyata. Suhu

metabolisme sel mikroba [14]

44°C diketahui merupakan suhu optimum

terjadi

suhu

kadar

kurvanya yang cenderung parabola, maka juga

kenaikan

karena

fermentasi

dari pertumbuhan L. Bulgaricus. Bakteri 3. Kadar lemak Soyghurt kulit buah pisang pada variasi suhu Ferementasi Gambar

yang

akan

menguraikan

lemak

menjadi asam lemak, selanjutnya asam

analisis kadar lemak soyghurt kulit buah

lemak ini akan diuraikan menjadi senyawa-

pisang raja pada variasi suhu fermentasi.

senyawa yang memiliki aroma khas yoghurt

Pada variasi

suhu 28°C, 37°C dan 44°C

[3] . Kadar lemak soyghurt kulit buah pisang

kadar lemaknya seperti yang dilaporkan

raja yang dibuat dalam penelitian ini sudah

oleh Fajariyah dan Mulyani [9] masing

memenuhi SNI 2981:2009 yaitu syarat mutu

masing adalah 0,35 ± 0,02 %, 0,32 ± 0,05

yogurt dengan lemak maksimum adalah 3,8

%, dan 0,28 ± 0,01 %

%(b/b).

0,35

0,32

0,28

0,3

pisang pada variasi suhu dan waktu

0,2

Ferementasi

0,1

Keasaman

0 37°C

berdasarkan

0,55 ± 0,02 %, dan 0,62 ± 0,01 % pada 44°C

variasi waktu fermentasi 18, 20, dan 22 jam.

Gambar 3. Kadar lemak soyghurt kulit buah pisang raja pada variasi suhu fermentasi (Sumber Fajariyah dan Mulyani [9]. 1,50

1,23

1,00

0,50

0,50

0,51

0,00 Suhu 28 °C

Suhu Fermentasi

(A)

soyghurt

kadar asam laktatnya adalah 0,50 ± 0,02 %,

28°C Suhu Fermentasi

Kadar Total asam Laktat (%)

4. Kadar asam laktat Soyghurt kulit buah

Suhu 37 °C

Suhu 44 °C

Sedangkan pada variasi 28°C, 37°C dan 44°C kadar keasamannya masing masing

Kadar Asam Laktat (%)

Kadar Lemak (%)

menggambarkan

lipase

hasil

0,4

3

asam laktat ini akan memproduksi enzim

0,80 0,60

0,50

0,55

0,62

0,40 0,20 0,00

18 jam 20 jam Waktu Fermentasi 22 jam (B)

Gambar 4. Kadar asam laktat soyghurt kulit buah pisang raja pada (A) variasi suhu fermentasi dan (B) variasi waktu fermentasi.

55

JURNAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA (JKPK), Vol. 1, No. 2, Agustus 2016, hal. 48-57

adalah 1,23 ± 0,01 %, 0,50 ± 0,03 %, dan 0,51 ± 0,03 % [9]. Dari

profil

asam

laktat

yang

dihasilkan selama fermentasi (Gambar 4)

TABEL 3. Hasil Uji Organoleptik soyghurt kulit buah pisang raja dengan variasi suhu dan waktu fermentasi Sifat Organoleptik

tampak bahwa pada variasi suhu fermentasi

Rasa

Aroma Tekstur

Warna

VARIASI WAKTU FERMETASI o (dengan suhu fermentasi 39 C)

nilai maksimum asam laktat diperoleh pada suhu 28°C sedangkan pada variasi waktu

18 jam

2,7

2,5

3,1

2,9

fermentasi ada kecenderungan meningkat

20 jam

3,2

3,3

3,1

2,9

dengan bertambahnya waktu fermentasi.

22 jam

3,6

2,6

3,3

3,0

Secara

keseluruhan

asam

laktat

pada

soyghurt kulit buah pisang raja melebihi ketentuan SNI 2981:2009 yaitu syarat mutu yogurt dengan keasaman yang dihitung sebagai asam laktat adalah sebesar 0,5%2,0%.

Agar

memenuhi

kandungan SNI

maka

asam bisa

laktanya

disarankan

VARIASI SUHU FERMENTASI (dengan lama waktu fermentasi 20 jam)

28°C

2,7

3,3

3,0

3,8

37°C

3,4

3,3

3,2

3,1

44°C

3,6

3,2

3,2

3,3

Keterangan: Skala Hedonik: Amat kurang suka = 1; Kurang suka = 2 Suka = 3; Amat suka =4

bahwa proses fermentasinya bisa dilakukan Hasil uji organoleptik dalam tabel 3

pada suhu 37°C dengan waktu fermentasi

menunjukkan bahwa rasa soyghurt kulit

18 jam.

pisang yang lebih disukai adalah hasil

5. Uji organoleptik Soyghurt kulit buah pisang pada variasi suhu dan waktu

Hasil uji organoleptik dari soyghurt kulit buah pisang raja dengan variasi suhu maupun waktu fermentasi disajikan dalam tabel 3. Sifat organoleptik soyghurt ini ditinjau dari rasa, aroma, tekstur, dan warna. Penilaian melibatkan 20 responden yang tidak terlatih. Responden mengisi kuesioner dengan memberikan skala hedonik 1-4 masing-masing

o

pada 39 C selama 22 jam. Sedangkan untuk aroma-nya adalah hasil fermentasi pada

fermentasi

untuk

fermentasi suhu 44°C, selama 20 jam dan

komponen

28°C dan 37°C, dan dalam waktu 20 jam. Serta pada 20 jam 39°C. Tekstur-nya yang lebih disukai pada suhu 37°C dan 44°C selama 20 jam dan dalam waktu 22 jam pada 39°C. Untuk warna-nya responden lebih menyukai yang difermentasi pada suhu 28°C selama 20 jam dan dalam waktu 22 jam pada 39°C. Warna soyghurt kulit buah pisang

sifat

organoleptik. Nilai “1” untuk penilaian panelis apabila “amat kurang suka” terhadap rasa, aroma, tekstur, dan warna dari soyghurt yang dibuat dalam penelitian ini. Nilai “2” untuk penilaian “kurang suka”, nilai “3” untuk suka dan nilai “4” untuk “amat suka”.

raja pada suhu fermentasi 28°C, 37°C, dan 44°C

memberikan

perbedaan

yang

signifikan, masing-masing berwarna putih susu,

coklat

kekuningan

dan

coklat.

Degradasi warna dari putih susu menjadi coklat ini menunjukkan bahwa produkproduk senyawa yang dihasilkan semakin gelap dengan dinaikkannya suhu fermentasi

56

Mulyani dkk., Profil Kadar Protein, Kadar Lemak

atau senyawa-senyawa produk berwarna

untuk menghasilkan asam laktat yang lebih

lebih gelap, sehingga dengan bertambahnya

banyak sehingga pH akan turun lebih lanjut

senyawa tersebut memberikan intensitas

[12]. Semakin banyak asam laktat yang

warna yang lebih tinggi sehingga terkesan

diproduksi maka rasa asam makin lama

lebih coklat. Warna yang timbul sebenarnya

makin berasa. Berdasarkan data panelis

didominasi oleh warna krim kulit pisang

soyghurt

kulit

buah

pisang

raja

yang

0

yang ditambahkan.

difermentasi pada suhu 44 C dan dalam

Aroma pada soyghurt dipengaruhi

waktu 22 jam memiliki rasa asam khas

oleh asam laktat, sisa-sisa asetaldehid,

yoghurt yang paling baik atau paling disukai.

diasetil, asam asetat, dan bahan-bahan

Tekstur dari yoghurt yang dihasilkan

mudah menguap lainnya setelah proses

menentukan

fermentasi [12]. Pada fermentasi selama 18

berkualitas baik. Yoghurt yang baik memiliki

jam

pisang

tekstur yang lembut seperti bubur, tidak

sedangkan setelah 20 jam aroma khas

terlalu encer dan tidak pula terlalu padat

yoghurt tercium lebih segar, aroma pada 22

[6].

jam kurang disukai panelis karena lebih

tekstur yoghurt adalah perlakuan pada susu

menyengat.

sebelum diinokulasi, ketersediaan nutrisi,

soyghurt

masih

Aroma

beroma

khas

yoghurt

juga

apakah

yoghurt

tersebut

Beberapa faktor yang mempengaruhi

tercium pada fermentasi yang dilakukan

bahan-bahan

pada suhu 28°C dan 37°C. Sedangkan pada

metabolis oleh lactobacilli, interaksi antara

suhu

segar,

bakteri biakan lainnya, penanganan bakteri

beberapa

sebelum digunakan dan juga ada atau

senyawa beraroma khas yoghurt sudah

tidaknya antibiotika dalam susu [7]. Dalam

menguap, sehingga aroma yang tercium

penelitian ini soyghurt kulit buah pisang raja

kurang disukai oleh panelis.

yang difermentasi pada suhu 37°C dan 44°C

44°C

aromanya

kemungkinan

pada

Terdapat

tidak

suhu

perbedaan

ini

rasa

pendorong,

produksi

yang

serta difermentasi dalam waktu 22 jam

signifikan antara soyghurt kulit buah pisang

memiliki tekstur halus serta kental dan

0

raja dengan variasi suhu fermentasi 28 C, 0

0

paling disukai , sedangkan suhu fermentasi

37 C, dan 44 C, maupun yang dengan

28°C memiliki tekstur yang agak kasar dan

variasi lama waktu fermentasi 18 jam, 20

kental. Menurut Purwati dkk, penambahan

jam, dan 22 jam.. Rasa susu kedelai, seperti

susu

pisang, dan asam khas yoghurt didapati

menyebabkan tekstur soyghurt menggumpal

pada semua soyghurt kulit buah pisang raja.

sedangkan penambahan

Semakin tinggi suhu fermentasi, maka

menyebabkan tekstur soyghurt mengental

semakin

asam

semakin

lama

soyghurt, waktu

fermentasi dari

S.

pembuatan

soyghurt

susu fullcream

juga

[12]. Berbeda dalam percobaan ini, dengan

fermentasi

rasa

penambahan susu skim dan krim kulit buah pisang raja menyebabkan tekstur soyghurt

L. bulgaricus bekerta optimum pada adanya

pada

begitu

soyghurt semakin masam.

suhu 45°C,

skim

asam

laktat hasil

thermopilus

akan

merangsang pertumbuhan. L. bulgaricus

tidak menggumpal melainkan halus serta kental.

JURNAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA (JKPK), Vol. 1, No. 2, Agustus 2016, hal. 48-57

KESIMPULAN

57

[2]

Carmen dan Siagian, 2007, dalam Surya Pratama, 2012, “Yoghurt”, http://pratama dansurya.blogspot.com/ 2010/12/yoghurt.html Di akses tanggal 1 April 2012.

[3]

Cahyadi, W. 2006. Kedelai Khasiat & Tekhnologi. Bandung: CV. Putra Setia

[4]

Koswara, S., 2009, Teknologi PembuatanYogurt. http://ebookpangan . com. Diakses pada 26 November 2015.

[5]

Zuhrina, 2011. Pengaruh Penambahan Tepung Kulit Pisang (Musa paradiseciaca) Terhadap Daya Terima Kue Donut. Skripsi. Program Sarjana. Medan: Universitas Sumatera Utara.

[6]

Sjostrom, E., 1995. Kimia Kayu Edisi 2 Dasar – Dasar dan Penggunaan. Yogyakarta: UGM Press

Berdasakan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa soyghurt yang dibuat dengan penambahan krim kulit buah pisang raja dan 5% susu skim menghasilkan tekstur yang halus dan kental. Kadar protein pada suhu fermentasi 37°C makin lama diperam signifikan makin tinggi, dan paling tinggi dihasilkan pada lama waktu 22 jam, yaitu sebesar 4,06 ± 0,02 %. Kadar lemak pada fermentasi selama 20 jam ada kecenderungan berkurang dengan meningkatnya suhu fermentasi. Kadar lemak paling tinggi dihasilkan pada suhu 28°C yaitu sebesar 0,35 ± 0,02 %. Kadar keasaman berdasarkan total asam

[7] Ago, A.Y, Wirawan, Santosa, B., 2015.: Jurnal Pertanian. Vol. 2, No. 2: 11-12.

laktat pada soyghurt kulit buah pisang raja. Pada fermentasi selama 20 jam paling tinggi o

[8] Rohman, A., 2013. Analisis Komponen Makanan.Yogyakarta: Graha Ilmu.

kadarnya pada suhu 28 C, yaitu sebesar 1,23 ± 0,01 %, sedangkan fermentasi pada o

suhu 37 C paling tinggi kadarnya yang difermentasi dengan lama waktu 22 jam yaitu sebesar 0,62 ± 0,01 %. Uji organoleptik soyghurt kulit pisang raja yang dilakukan dengan angket berskala hedonik 1-4 terhadap 20 responden tidak terlatih, memberikan hasil sebagai berikut: (1) rasa yang lebih disukai dengan nilai 3,6 adalah hasil fermentasi pada 44°C, 20 jam o

dan pada 39 C, 22 jam; (2) aroma dengan nilai 3,3 pada 28°C dan 37°C serta 39°C dalam waktu 20 jam; (3) Tekstur dengan o

[9]

Fajariyah, N. dan Mulyani, S. 2016, Pengaruh Variasi Suhu fermentasi terhadap Kadar Lemak dan keasaman soyghurt kulit buah pisang raja ( Musa textillia), SNKPK VIII, Surakarta, 14 Mei 2016.

[10] Herawati, DA dan Wibowo AA, 2006. Pengaruh konsentrasi Susu Skim dan Waktu Fermentasi terhadap Hasil Pembuatan Soyghurt, Surakarta: Universitas Setia Budi. [11] Pratiwi, A. 2012, Ilmu dan Teknologi Pangan: Penentuan Kualitas Pangan & Uji organoleptik, Semarang: UNDIP. [12] Purwati, H., Istiawaty, H., Aylianawaty, dan Soetaredjo, F.E., 2008, Widya Teknik, 7(2), 134-143

nilai 3,3 pada 39 C, 22 jam; warna dengan nilai 3,8 pada 28°C, 20 menit.

DAFTAR RUJUKAN [1] Santosa, B. 2009. Susu dan Yogurt kedelai, laboratorium kimia pangan Faperta, Uwg.

[13] Layadi N., Sedyandini P., Aylianawati, dan Soetaeredjo FE, 2009, Widya Teknik, 8(1), 1-11 [14] Gaman PM., dan Sherington KB, 1981. Ilmu Pangan, Yogyakarta: Gajah Mada University Press