RANCANG BANGUN ALAT PENGUKUR KADAR GULA DARAH - ee.ui.ac.id

diabetes dapat dideteksi lebih awal dengan melakukan pemeriksaan darah secara teratur dan rutin di ... penentuan kadar glukosa di ... dikeluarkan mela...

138 downloads 591 Views 129KB Size
RANCANG BANGUN ALAT PENGUKUR KADAR GULA DARAH Riza Tamridho Departermen Teknik Elektro Universitas Indonesia Abstrak- Diabetes adalah penyakit metabolik yang dapat mempengaruhi hampir setiap sistem organ dalam tubuh. Diperkirakan jumlah penderita Diabetes melitus di Indonesia sekitar 17 juta orang atau 8,6 persen dari jumlah penduduk dan menduduki urutan terbesar ke-4 setelah India, Cina, dan Amerika Serikat (AS). Penyakit diabetes dapat dideteksi lebih awal dengan melakukan pemeriksaan darah secara teratur dan rutin di laboratorium. Oleh karena itu, untuk memudahkan pemeriksaan sampel darah maka perlu direkayasa suatu alat yang dapat mengukur konsentrasi gula darah yang lebih praktis dan akurat dengan menggunakan prinsip spektroskopi. Prinsip spektroskopi didasarkan pada absorbsi sinar oleh molekul sehingga terjadi proses eksitasi dan de-eksitasi elektron pada molekul sehingga dapat dilakukan pengukuran spektrum absorbsi dari suatu senyawa. Dengan dirancangnya alat ini, diharapkan pengukuran kadar gula darah dapat dilakukan dengan cepat dan mudah.

Kata Kunci: Gula darah, diabetes, spektroskopi, absorbsi 1.

Setelah melalui proses fisis maka sampel darah

PENDAHULUAN

dimasukkan

Diabetes adalah penyakit metabolik yang dapat

kedalam

spektrofotometer.

Alat

mempengaruhi hampir setiap sistem organ dalam

spektrofotometer ini dapat mengetahui kadar glukosa

tubuh.

dalam darah dengan cara membandingkan nilai

Diperkirakan lebih dari 15 juta orang di

Amerika Serikat memiliki diabetes. Sedangkan

absorbansi

sampel

menurut WHO jumlah penderita Diabetes melitus di

absorbansi

standar.

Indonesia sekitar 17 juta orang atau 8,6 persen dari

laboraturim medis hasil pengukuran sudah cukup

jumlah penduduk dan menduduki urutan terbesar ke-

akuarat dan presisi, akan tetapi pengukuran pada

4 setelah India, Cina, dan Amerika Serikat (AS).

laboraturim membutuhkan proses preparasi yang

Diabetes

gangguan

lama dan reaksi kimiawi rawan terhadap interferensi.

metabolisme karbohidrat karena defisiensi insulin

Oleh karena itu untuk memudahkan pemeriksaan

yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula

sampel darah maka perlu direkayasa suatu alat yang

dalam darah dan adanya gula dalam urin. Pada

dapat mengukur konsentrasi gula darah yang lebih

komplikasi

dapat

praktis dan akurat dengan menggunakan prinsip

menyebabkan penyakit cardiovascular, kebutaan,

spektroskopi. Prinsip spektroskopi didasarkan pada

impotensi, mengurangi fungsi kerja ginjal hingga

absorbsi sinar oleh molekul sehingga terjadi proses

gagal ginjal.

eksitasi dan de-eksitasi elektron pada molekul

Melitus

tingkat

adalah

lanjut

penyakit

diabetes

yang

diukur

Dengan

dengan

nilai

pengukuran

pada

sehingga dapat dilakukan pengukuran spektrum

Penyakit diabetes dapat dideteksi lebih awal

absorbsi dari suatu senyawa.

dengan melakukan pemeriksaan darah secara teratur

Dengan

dan rutin di laboratorium. Pada pemeriksaan sampel

menggunakan

mikrokontroler

nilai

darah di laboratorium, penentuan kadar glukosa di

absorbansi dari suatu senyawa dapat diolah dengan

dalam darah dilakukan dengan cara kimiawi, yaitu

operasi aritmatik dan disimpan ke dalam memori.

dengan penambahan reagen pada volume tertentu.

Nilai absorbansi didapat dengan menembakkan

1 Universitas Indonesia

cahaya dengan panjang gelombang tertentu ke

tertentu, yaitu 70-120 mg/ml dalam keadaan puasa.

sampel darah lalu membandingkan nilai intensitas

Bila gula darah naik di atas 170 mg/100ml, gula akan

cahaya yang masuk dan yang keluar dari sampel

dikeluarkan melalui urine. Sebaliknya bila gula darah

darah. Dengan demikian mengukur kadar glukosa

turun hingga 40-50 mg/ml, kita akan merasa gugup,

darah dapat lebih praktis dan akurat tanpa melalui

pusing, lemas dan lapar. Gula darah terlalu tinggi

proses fisis kimiawi.

disebut hiperglikemia dan bila terlalu rendah disebut hipoglikemia. Hiperglikemia dalam jangka panjang

2.

dapat menyebabkan masalah-masalah kesehatan

LANDASAN TEORI

yang berkepanjangan pula yang berkaitan dengan

2.1 Hematologi Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yang

diabetes, termasuk kerusakan pada mata, ginjal, dan

mempelajari darah, organ pembentuk darah dan

saraf. Beberapa macam hormon terlibat dalam

penyakitnya. Asal katanya dari bahasa Yunani haima

pengaturan darah ini, salah satunya hormon insulin.

artinya darah. Darah merupakan gabungan dari

Tingkat gula darah dalam tubuh diatur oleh

cairan, sel-sel dan partikel yang menyerupai sel, yang

pankreas dengan cara memproduksi hormon insulin.

mengalir dalam arteri, kapiler dan vena yang

Insulin bertanggung jawab untuk mengontrol kadar

mengirimkan oksigen dan zat-zat gizi ke jaringan dan

gula dalam darah dan juga untuk memproses

membawa karbon dioksida dan hasil limbah lainnya.

karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang

Lebih dari separuh bagian dari darah merupakan

diperlukan tubuh manusia. Diabetes terjadi jika tubuh

cairan (plasma), yang sebagian besar mengandung

tidak menghasilkan insulin yang cukup untuk

garam-garam terlarut dan protein. Plasma juga

mempertahankan kadar gula darah yang normal atau

mengandung

jika sel tidak memberikan respon yang tepat terhadap

hormon-hormon,

elektrolit,

lemak,

insulin.

gula, mineral dan vitamin.

Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung

2.1.1 Glukosa dan Diabetes senyawa

pada insulin dimana tubuh kekurangan hormon

karbohidrat sederhana atau monosakarida. Di alam,

insulin, dikenal dengan istilah Insulin Dependent

glukosa terdapat dalam buah-buahan dan madu

Diabetes Mellitus (IDDM). Hal ini disebabkan

lebah. Glukosa berfungsi sebagai sumber energi

hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau

untuk sel-sel otak, sel saraf, dan sel darah merah.

langerhans pankreas.

Darah manusia normal mengandung glukosa dalam

ditemukan pada balita, anak-anak, dan remaja.

jumlah atau konsentrasi yang tetap, yaitu antara 70-

Sedangkan diabetes tipe 2 terjadi jika hormon insulin

100 mg tiap 100 ml darah. Glukosa darah ini dapat

dalam

bertambah setelah kita makan makanan sumber

semestinya, dikenal dengan istilah Non-Insulin

karbohidrat, namun setelah kira-kira 2 jam setelah

Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Hal ini

makan, jumlah darah akan kembali seperti semula.

dikarenakan berbagai kemungkinan seperti kecacatan

Pada orang yang menderita diabetes melitus, jumlah

dalam produksi insulin, resistensi terhadap insulin

glukosa darah lebih besar dari 130 mg/100 ml

atau berkurangnya respon sell dan jaringan tubuh

Glukosa

darah.

merupakan

kelompok

[1]

tubuh

tidak

Diabetes tipe

dapat

1

berfungsi

banyak

dengan

terhadap insulin yang ditandai dengan meningkatnya

Agar dapat berfungsi secara optimal, tubuh

kadar insulin di dalam darah. Kedua jenis diabetes ini

hendaknya dapat mempertahankan konsentrasi darah

mengakibatkan terlalu banyaknya glukosa yang

gula (dalam bentuk glukosa) dalam batas-batas

terdapat dalam tubuh.[2] 2 Universitas Indonesia

gelombangnya terbagi menjadi empat metode, yaitu

2.1.1 Pengukuran Konsentrasi Glukosa Darah Untuk mengetahui kadar gula darah dapat diukur

sinar tampak (350-750nm), ultraviolet dekat (200-

pada laboratorium medis dengan menggunakan

350nm),

metode GOD-PAP, dengan prinsip oksidasi glukosa

inframerah (750nm-2,5 n). Berikut ini metode-

oleh glukooksidase (GOD) menjadi asam glukonat

metode spektroskopi yang biasa digunakan dan

dan H2O2. H2O2 kemudian direaksikan dengan 4-

fungsi pengukurannya.

aminoantipirin dan fenol menghasilkan chinonime

• Spektroskopi ultraviolet dapat digunakan untuk

ultraviolet

jauh

(150-200nm),

dan

yang berwarna kemerahan dan H2O, reaksi ini

mengidentifikasi

dikatalisis

(POD).

mengandung gugus-gugus pengabsorbsi atau

Chinonime yang terbentuk eqivalen dengan glukosa

kromofor, yaitu gugus tidak jenuh kovalen yang

sehingga

terdapat dalam molekul.

oleh

enzim

warna

yang

peroksidase

terukur

pada

produk

chinonimine akan sebanding dengan kadar glukosa.

[3]

senyawa-senyawa

yang

• Spektroskopi infra merah dapat digunakan untuk mengidentifikasi gugus fungsional, yaitu gugus

GOD

Glukosa + O2  asam glukonat + H2 O2

yang menentukan sifat-sifat senyawa. • Spektroskopi resonansi magnetik inti dapat digunakan untuk mengidentifikasi rumus bangun

POD

2 H2 O2 + 4-aminoantipirin + fenol  chinonime + H2 O

molekul senyawa organik sesuai dengan inti atom Pengukuran

kadarnya

dilakukan

yang dipakai (Hidrogen dan karbon).

dengan

mencampur serum atau plasma darah dengan reagen,

• Spektroskopi massa dapat digunakan untuk

kemudian warna yang terbentuk dibaca dengan

memberikan keterangan tentang hasil fragmentasi

kolorimeter pada panjang gelombang 500 nm (atau

senyawa yang berupa fragmen-fragmen yang

Hg 546 nm). Larutan blanko digunakan sebagai titik

dinyatakan sebagai rasio massa dengan muatan.

nol dengan perhitungan sebagai berikut : 3. Kadar glukosa 





x kadar standar

PERANCANGAN ALAT

2.1 Dalam perancangan alat pengukur kadar gula

Dimana : As adalah absorbansi sampel dan Ast adalah

darah ini terdapat 2 tahap utama, yaitu perancangan

absorbansi standar.

hardware dan perancangan software. Prinsip kerja dari alat pengukur konsentrasi

2.2 Spektroskopi dan Prinsip Optik

glukosa bebasis mikrokontroler ini secara umum

Spektroskopi merupakan metode pengukuran

dapat dijelaskan pada gambar dibawah ini:

yang didasarkan pada interaksi antara cahaya dengan materi. Bila materi disinari kemungkinan cahaya akan diserap dan dipancarkan kembali dengan panjang gelombang yang sama atau berbeda. Spektroskopi

sering

digunakan

untuk

mengidentifikasi suatu unsur dan senyawa, melalui pemancaran dan penyerapan sebuah spektrum. Suatu alat untuk merekam spektrum disebut spektrometer. Penentuan metoda

struktur

spektroskopi

senyawa

mengunakan

berdasarkan

panjang 3 Universitas Indonesia

Sumber Cahaya

3.1.1

Sampel Darah

Rangkaian Sumber Cahaya

Fotoresistor

Untuk

mengukur

konsentrasi

glukosa

diperlukan cahaya monokromatis dengan panjang gelombang 500 nm, oleh karena itu sumber cahaya yang digunakan adalah LED super bright dengan Analog to Digital Converter

Mikrokontroler

warna hijau. LED dengan panjang gelombang 500 nm ini bekerja pada tegangan kerja maksimum 4 V dan

ATMega 8535

arus

maksimum

20

mA.

Maka

untuk

mendapatkan tegangan kerja dan arus yang diingikan diperlukan sebuah resistor yang di rangkai seri Tampilan LCD

dengan LED. Rangkaian sumber cahaya dapat dilihat pada gambar 3.2

Gambar 3.1 Blok diagram alat pengukur kadar gula darah

VCC

R1 R2 LED

Pada mulanya sumber cahaya monokromatis di arahkan menyinari blood strip yang berisi sampel darah. Pada proses ini terjadi pengurangan intensitas cahaya karena sebagian besar cahaya diserap oleh

Gambar 3.2 Rangkaian Sumber Cahaya

blood strip yang berisi sampel darah dan sebagiannya lagi dilewatkan.

Selain itu juga dibutuhkan potensiometer

Besarnya cahaya yang dilewatkan oleh blood

yang dirangkai paralel dengan LED agar intensitas

strip yang berisi sampel darah dideteksi dan diukur

cahaya LED dapat diatur. Intensitas cahaya yang

intensitas cahayanya menggunakan fotoresitor. Dari

digunakan pada perancangan ini sebesar 615 Lux.

fotoresistor dihasilkan tegangan berkisar antara 0-5V.

3.1.2 Rangkaian Tranducer

Kemudian teganan yang masih berupa sinyal analog

Sebagai pendeteksi cahaya monokromatis

di ubah ke dalam bentuk sinyal digital. Akhirnya

dari LED digunakan fotoresitor, karena fotoresitor

sinyal digital yang telah dirubah dari bentuk analog

memiliki sensitifitas cahaya cukup baik pada sumber

diproses dan dihitung oleh mikrokontroler dan

cahaya

didapat hasil konsentrasinya yang nantinya akan

yang

relatif

kecil.

Fotoresistor

akan

menghasilkan tegangan yang sebanding dengan

ditampilkan di LCD.

besarnya perubahan intensitas cahaya.

3.1 Perancangan Hardware Perancangan

dan

pembuatan

hardware

meliputi beberapa tahap, yaitu pembuatan blok diagram, tranduser

rangkaian

sumber

fotoresitor,

cahaya, sistem

rangkaian minimum

mikrokontroler ATMega 8535, tampilan LCD dan rangkaian catu daya.

Gambar 3.3 Rangkaian Tranducer

4 Universitas Indonesia

3.1.3 Sistem Minimun Mikrokontroler ATMega

mulai

8535 Rangkaian minimum sistem mikrokontroler

Inisialisasi port

Atmega 8535 merupakan sebuah modul ISP (In System Programming) dan dihubungkan langsung dengan kabel paralel.

Sampling ADC 3X

3.1.4 Rangkaian LCD Tampilan yang digunakan adalah LCD Konversi Volt ke dalam mg

16x2, dimana LCD ini mempunyai 16 kolom dan 2 baris. LCD berfungsi untuk menampilkan data yang telah diolah yaitu berupa hasil pengukuran gula darah. Gambar di bawah

Tampilkan di LCD hasil glukosa dalam mg

memperlihatkan gambar antarmuka LCD dengan mikrokontroler.

selesai

Gambar 3.8 Diagram alir program alat pengukur kadar gula darah 4.

PENGUJIAN DAN ANALISA

Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah

Gambar 3.6 Rangkaian Tampilan LCD

perancangan yang telah dillakukan sesuai dengan yang diharapkan, sehingga dapat diterapkan pada

3.2 Perancangan Software

sistem yang sesuai dengan spesifikasi. Setiap blok

Tahap perancangan dan pembuatan software dimulai

dengan

dilanjutkan menggunakan

membuat

dengan basic

flowchart

membuat compiler.

pada sistem diuji dan dianalisa, jika pengujian pada

kemudian

listing Berikut

setiap blok benar kemudian dilakukan pengujian

program

keseluruhan

adalah

sistem.

Parameter-parameter

yang

termasuk dalam proses yang diuji adalah sebagai

diagram alir (flowchart) dari program yang akan

berikut:

dibuat.

1. Pengujian keluaran pada rangkaian catu daya 2. Pengujian pada rangkaian sumber cahaya 3. Pengujian pada rangkaian tranducer 4. Pengujian port pada rangkaian Mikrokontroler 5. Pengujian pada tampilan LCD 6. Pengujian sistem secara keseluruhan, yaitu pengujian pengukur kadar gula darah.

5 Universitas Indonesia

4.1 Pengujian Alat Pengukur Kadar Gula Darah

4.3 Persentase kesalahan alat Untuk mangevaluasi kinerja alat maka hasil

Secara Keseluruhan Pengujian dilakukan dengan cara mengambil

pengukuran alat harus dibandingankan dengan data

sampel darah yang berada pada blood strip, lalu

gula darah sebenarnya agar didapat persentase

meletakkan blood strip diantara sumber cahaya dan

kesalahan

sensor pendeteksi cahaya. Sensor tersebut akan

kesalahan alat manggunakan rumus sebagai berikut:

alat.

Cara

menghitung

persentase

mengukur intensitas cahayanya lalu mengkonversi ke dalam mg/dL. Setelah itu akan ditampilkan pada

%error= 

nilai gula darah-data pengukuran

layar LCD. Berikut gambar hasil pengujian alat

nilai gula darah

 x100%

4.3

pengukur kadar gula darah. Berikut

data

pengujian

alat

dan

Dari rumus tersebut dapat diketahui nilai

nilai

presentase kesalahan alat sebagai berikut:

perbandingan hasil dari pengukuran alat dan nilai gula darah sebenarnya.

Tabel 4.6 Hasil persentase kesalahan alat Data pengukuran

Tabel 4.5 Hasil pengukuran dan pengujian alat Data pengukuran

Gula darah Seberannya

75

81

121

135

234

250

57

65

453

425

Gula darah Seberannya

Persentase kesalahan alat 7,4 %

75

81

121

135

10,37%

234

250

6,4%

57

65

12,3 %

453

425

6,59%

Dari hasil perhitungan persentase kesalahan alat dapat dilihat bahawa nilai persentase kesalahan

4.2 Pengujian Software Alat Pengukur Kadar

cukup besar. Sehingga realisasi alat pengukur gula

Gula Darah

darah ini tidak dapat dijadikan sebagai acuan nilai

Pengujian software alat pengukur kadar gula

kadar gula darah sebenarnya. Akan tetapi realisasi

darah ini dilakukan dengan cara mensimulasikan

alat ini masih bisa menentukan perkiraan kasar tinggi

program yang telah dibuat apakah berjalan sesuai

rendahnya suatu kadar gula dalam darah.

dengan yang diinginkan atu tidak. Berikut screenshot dari simulasi program.

5.

KESIMPULAN

Dari data dan pengukuran yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa 1.

Rancang bangun alat pengukur kadar gula darah ini dapat bekerja dan mengukur kadar gula darah dengan menggunakan media blood strip.

2.

Kadar gula darah yang dapat diukur sebesar 60500 mg/dL

3.

Tranducer yang digunakan adalah Potoresistor yang peka terhadap cahaya, sehingga mekanik dirancang sedemikian rupa agar tranducer tidak

Gambar 4.1 Test program alat pengukur gula darah

mendapat interferensi dari cahaya sekitar. 6 Universitas Indonesia

4.

Dari pengambilan data dan ujicoba persentase kesalahan alat pengukur kadar gula darah sebesar 6,4 - 12,3%. Dengan demikian realisasi alat pengukur gula darah ini

tidak dapat

dijadikan sebagai acuan nilai kadar gula darah sebenarnya. Akan tetapi realisasi alat ini masih bisa

menentukan

perkiraan

kasar

tinggi

rendahnya suatu kadar gula dalam darah.

DAFTAR ACUAN [1] Poedjiadi, Anna. (1994). Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : Universitas Indonesia Press. [2] Amatsier, Yunita. (2003). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. [3] [4] [6]

Hendayana,

Sumar.

(1994).

Kimia

Analitik Instrumen. Semarang : IKIP Semarang Press. [5] Underwood, A.L; Day, R.A. (1986). Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. [7] S. Reka Rio (dan

Yoshikatsu Sawamura).

(1997). Teknik Reparasi TV

Berwarna, PT

Pradnya Parmita Jakarta. [8]

Mike Tooley .(2006). Electronic Circuits Fundamentals & Applications : Newnes.

[9]

William David Cooper. 1999. Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran. Erlangga.

[10] Wardhana, Lingga. (2006). Belajar Sendiri Mikrokontroler AVR Seri ATMega 8535. Yogyakarta. Penerbit : CV ANDI.

7 Universitas Indonesia