SMS

Download Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, seorang perawat harus memiliki berbagai kompetensi. Lima kompetensi yang harus dimiliki oleh ...

0 downloads 763 Views 43KB Size
UNIVERSITAS INDONESIA

APLIKASI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS) DALAM PROMOSI KESEHATAN REPRODUKSI DI KOMUNITAS

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen Keperawatan

Oleh:

PUTRI WIDITA MUHARYANI 1006801001

PROGRAM PASCA SARJANA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN KEKHUSUSAN KEPERAWATAN KOMUNITAS UNIVERSITAS INDONESIA 2011

APLIKASI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS) DALAM PROMOSI KESEHATAN REPRODUKSI DI KOMUNITAS

Abstrak Tingginya harapan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas merupakan suatu tantangan tersendiri bagi seluruh elemen tenaga kesehatan. Pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan sudah selayaknya dapat mengikuti perkembangan teknologi kesehatan agar dapat memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat. SMS sebagai salah satu aplikasi dalam mobile phone merupakan salah satu bentuk kemajuan teknologi yang dapat diterapkan dalam bidang keperawatan. Aplikasi SMS dapat dimanfaatkan dalam pelaksanaan promosi kesehatan reproduksi di komunitas. SMS dapat menjadi salah satu solusi bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi mengenai kesehatan reproduksi secara cepat, tepat, akurat dan terjangkau. Melalui SMS akses mendapatkan informasi mengenai kesehatan reproduksi dipermudah, dengan harapan masyarakat memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi sehingga mereka mampu menjaga, memelihara, dan berperilaku positif serta bertanggung jawab berkenaan dengan masalah-masalah kesehatan reproduksinya. Kata kunci: SMS, promosi kesehatan, kesehatan reproduksi A. Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi informasi abad ini memacu segala sektor dalam kehidupan untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Tak terkecuali sektor layanan kesehatan termasuk didalamnya keperawatan. Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang prima menjadi tantangan tersendiri bagi pihak penyedia layanan kesehatan untuk dapat memberi layanan kesehatan yang cepat, tepat, dan terjangkau. Perawat merupakan salah satu elemen penting dalam pelayanan kesehatan. Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, seorang perawat harus memiliki berbagai kompetensi. Lima kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga kesehatan dalam melayani kebutuhan kesehatan masyarakat adalah pelayanan harus berpusat kepada klien, kemampuan bekerja dalam tim dengan berbagai disiplin ilmu, kemampuan melakukan praktik berdasarkan bukti (evidence based), fokus pada peningkatan kualitas dan kemampuan menggunakan teknologi dalam keperawatan (De Groot, H.A.,2009).

Dalam memberikan layanan kesehatan, dibutuhkan suatu teknologi untuk menjangkau masyarakat secara luas. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat dapat dijadikan sebagai peluang dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi kesehatan. Tentunya perkembangan teknologi yang pesat juga harus didukung dengan kesiapan tenaga keperawatan dalam menggunakan teknologi tersebut. Salah satu bentuk perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi saat ini adalah mobile phone. Pada masa sekarang, hampir semua orang memiliki mobile phone sebagai alat komunikasi atau sekedar simbol status. Seseorang dapat dengan mudah menghubungi orang lain dari manapun dan kapan pun diinginkannya. Dikaitkan dengan bidang kesehatan, teknologi mobile phone seolah menjawab kebutuhan masyarakat akan informasi kesehatan yang cepat dan terjangkau. Selain dapat digunakan untuk berkomunikasi langsung dengan lawan bicara, mobile phone juga memiliki kemampuan lain yaitu dapat digunakan untuk saling berkirim pesan singkat melalui teks. Aplikasi ini dikenal dengan SMS (Short Messages Service). Walaupun pengiriman data dalam format ini memiliki beberapa keterbatasan seperti jumlah karakter yang dapat dikirim untuk satu SMS serta jenis huruf (font) yang digunakan dibatasi tetapi pengiriman pesan menggunakan format ini cukup populer karena biaya pengirimannya yang relatif lebih murah. Dalam bidang kesehatan penggunaan fasilitas SMS pada mobile phone telah banyak diaplikasikan. SMS dapat digunakan sebagai salah satu media untuk melaksanakan kegiatan promosi kesehatan. Kurangnya akses masyarakat Indonesia di daerah pelosok untuk mendapatkan informasi mengenai kesehatan reproduksi dapat dijadikan peluang dalam mengaplikasikan fasilitas SMS yang terdapat pada mobile phone sebagai media promosi kesehatan reproduksi di masyarakat. Keunggulan yang dimiliki SMS yaitu dapat menyebarluaskan suatu pesan dalam waktu singkat dengan biaya yang relatif murah serta wilayah jangkauan yang cukup luas menarik perhatian penulis untuk membahas lebih lanjut mengenai aplikasi Short Message Service dalam promosi kesehatan reproduksi di komunitas.

B. Kajian Literatur (Pembahasan) Short Message Service (SMS) 1.

Definisi Short Message Service (SMS) Short Message Service (SMS) adalah kemampuan untuk mengirim dan menerima pesan dalam bentuk teks dari dan kepada mobile phone. Teks yang dikirim dapat terdiri dari kata-kata atau nomor atau kombinasi alphanumeric. SMS pertama kali diperkenalkan di benua Eropa pada era tahun 1991 bersamaan dengan teknologi komunikasi tanpa kabel yaitu, Global System for Mobile Communication (GSM). SMS diciptakan sebagai standar pesan (message) oleh ETSI (Europesan Telecommunication Standards Institute).

Layanan SMS merupakan jenis layanan yang bersifat no-real time karena sebuah pesan singkat yang dikirim ke suatu tujuan, bila tujuan tidak aktif maka akan ditunda pengiriman ke tujuan hingga tujuan aktif kembali. Pada dasarnya SMS dijamin dapat sampai ke tujuan. Kegagalan pengiriman yang bersifat sementara seperti tujuan tidak aktif akan selalu teridentifikasi sehingga pengiriman ulang SMS akan selalu dilakukan kecuali bila SMS yang telah diberi waktu tertentu dan bila melampauinya harus dihapus dan dinyatakan gagal terkirim.

2.

Komponen Short Message Service (SMS) Komponen yang terdapat pada SMS adalah:  SME (Short Message Entity) Merupakan tempat penyimpanan dan pengiriman pesan yang akan dikirimkan ke MS tertentu.  SC(Service Centre) Berfungsi dalam menerima pesan dari SME dan melakukan forwarding ke alamat MS yang dituju.  SMS-GMSC (Short Message Service – Gateway SMC) Berfungsi dalam menerima pesan dari SC dan memeriksa parameter yang ada. GMSC juga berfungsi untuk mencari alamat MS yang dituju dangan bantuan HLR, dan mengirimkannya kembali ke MSC yang dimaksud.

 SMS – IWMSC (Short Message Service – Interworking MSC ) Berfungsi dalam SMS Message Origiating, yaitu menerima pesan dari MSC

3.

Prinsip Kerja Short Message Service (SMS) Prinsip kerja SMS adalah bahwa setiap jaringan mempunyai satu atau lebih Service Centre (SC) yang berfungsi:  Menyimpan dan meneruskan (store and forward fashion) pesan dari pengirim ke pelanggan tujuan.  Merupakan Interface antara PLMN (Public Land Mobile Network) GSM dengan berbagai sistem lainnya, seperti : elektronic mail, faximile, atau suatu content provider. SC terhubung ke PLMN melalui BSC.

4. Keuntungan dari penggunaan SMS  Hanya membutuhkan mobile phone tanpa perangkat pendukung lainnya  Pengiriman pesan relatif cepat  Biaya pengiriman SMS relatif murah  Kenyamanan, pesan dapat tersimpan dalam mobile phone sampai pengguna memiliki waktu untuk membaca  Jika mobile phone penerima pesan dalam keadaan mati, maka segera setelah mobile phone hidup, pesan yang telah dikirim akan diterima.  Pesan melalui SMS dapat dikirim secara massal ke berbagai tujuan

5.

Perbandingan SMS dengan teknologi komunikasi lainnya: Komponen

SMS

Email

Telepon

Surat

Mobilitas

Tinggi

Rendah

Tinggi

Rendah

Kecepatan

Cepat

Cepat

Cepat(jika dijawab)

Lambat

Biaya

Rendah

Sangat rendah

Sedang

Sedang

Waktu yang dibutuhkan untuk

Rendah

Rendah

Tinggi

Rendah

berkomunikasi dengan beberapa penerima pesan Sumber : International Journal of STD & AIDS Volume 19

Aplikasi SMS dalam Praktik Keperawatan 1.

Peran Perawat dalam Promosi Kesehatan Pelayanan keperawatan mencerminkan kualitas pelayanan kesehatan. Perawat memegang peranan penting dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat. Salah satu upaya yang dapat kita lakukan adalah dengan mengubah “Paradigma Sakit” menjadi “Paradigma Sehat”. Perawat dituntut mampu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan melalui kegiatan promosi kesehatan. Salah satu peran dan fungsi perawat dalam promosi kesehatan adalah sebagai edukator. Perawat dapat memberikan edukasi pada masyarakat secara luas terkait dengan masalah kesehatan. Pendidikan kesehatan dapat dilakukan dengan tatap muka langsung dan tanpa tatap muka. Media yang dapat digunakan dalam memberikan pendidikan kesehatan tanpa tatap muka adalah dengan menggunakan layanan SMS yang terdapat pada mobile phone.

2. Strategi Penyampaian Pesan mengenai Kesehatan Reproduksi melalui SMS Terdapat dua strategi yang dapat digunakan dalam mengkomunikasikan pesan promosi kesehatan mengenai kesehatan reproduksi:  Mengirimkan SMS umum kepada masyarakat secara luas Dalam mengirimkan SMS umum kepada masyarakat luas, terlebih dahulu hendaknya kita melakukan sosialisasi mengenai adanya layananan informasi gratis mengenai kesehatan reproduksi. Sosialisasi dapat dilakukan melalui poster ataupun leaflet yang dapat disebar sesuai dengan sasaran sosialisasi. Dalam media sosialisasi, kita harus mencantumkan manfaat mengetahui informasi kesehatan reproduksi serta nomor SMS yang mudah untuk diingat, misal 1010. Hal ini penting supaya ketika membutuhkan layanan, masyarakat dengan cepat dapat mengingat nomor layanan informasi tersebut. Kemudian kita juga harus menginformasikan cara untuk mendapatkan akses layanan informasi gratis. Misal dengan menuliskan KETIK:

(Nama) spasi (Usia) spasi (Jenis Kelamin) spasi

(Angka informasi yang diinginkan).

Adapun pilihan informasi yang dapat diberikan: 1 : Definisi kesehatan reproduksi 2 : Kebersihan alat reproduksi 3 : Penyakit menular seksual 4 : Dan lain-lain, dapat dikembangkan sesuai kebutuhan  Mengirimkan SMS khusus untuk menjawab pertanyaan dari individu Hasil sosialisasi yang baik akan menimbulkan respon positif dari masyarakat. Setiap SMS yang masuk ke nomor layanan informasi akan langsung mendapatkan balasan sesuai dengan jenis informasi yang diinginkan.

3. Manfaat SMS dalam Promosi Kesehatan Reproduksi Pengaplikasian SMS dalam promosi kesehatan reproduksi sangat bermanfaat. Dengan mempermudah akses mendapatkan informasi mengenai kesehatan reproduksi, diharapkan masyarakat memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi sehingga mereka mampu menjaga, memelihara, dan berperilaku positif serta bertanggung jawab berkenaan dengan masalahmasalah kesehatan reproduksinya. Kesehatan reproduksi dan seksual, mengajarkan kepada masyarakat bagaimana mereka mampu mewujudkan kesejahteraannya baik secara fisik, mental dan sosial yang utuh dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem, fungsi dan proses reproduksinya.

Dukungan sumber informasi yang benar sangat diperlukan dalam pendidikan kesehatan reproduksi. Menurut laporan Alan Guttmacher Institute terbukti anak-anak yang menikah muda ternyata menurun tajam di negara-negara yang dengan serius memperhatikan pendidikan dengan menyediakan akses cukup untuk mendapat pendidikan, sosial, kesehatan (Husni, 2005). Di Indonesia, dari hasil penelitian mengenai penerapan SMS sebagai media untuk melakukan promosi kesehatan yang dilakukan di Universitas Negeri Semarang (UNNES) diketahui bahwa mahasiswa UNNES yang melakukan komunikasi melalui SMS ingin mendapatkan informasi lengkap mengenai menstruasi

(25%), penyakit menular seksual (25%), diikuti dengan alat kontrasepsi (20%), ciri virginitas (15%), kehamilan (10%), dan higiene alat reproduksi (1%) (Ningrum, D. N.,2008).

Beberapa penelitian terkait penggunaan SMS dilakukan di Amsterdam, petugas kesehatan mengirimkan SMS mengenai kesehatan reproduksi pada Pekerja Seks Komersial (PSK) dan berhasil mendorong PSK untuk mendatangi klinik kesehatan reproduksi (Oever, V. D., 2006). Departemen Kesehatan Australia Barat memiliki program untuk mengirimkan SMS massal kepada remaja terkait kesehatan reproduksi (Mak D. & Bastian L., 2006). Selain itu, klinik kesehatan di Inggris, Amerika Serikat, Australia, Singapura, India, China, Finland dan Kenya telah menggunakan sistem SMS untuk menjawab pertanyaan dari remaja tentang kesehatan seksual. Promosi kesehatan melalui SMS juga telah dilakukan di negara-negara berkembang, di Kenya, masyarakat dapat mendaftarkan diri mengenai

untuk menerima informasi

HIV. Sementara itu operator seluler di Nigeria menyediakan

fasilitas SMS gratis untuk menyebarkan pesan massal mengenai pencegahan HIV. Hasilnya, penggunaan SMS terbukti signifikan dalam memberikan efek positif terhadap perubahan kognitif, sikap bahkan prilaku masyarakat. (Lim, M., et.al., 2008).

Aspek Legalitas Pengaplikasian promosi kesehatan reproduksi berbasis SMS tidak dapat dilepaskan dari issue legalitas. Memang pada praktiknya teknologi dapat digunakan sebagai alat untuk memperluas dan meningkatkan penerimaan perawatan, namun pada hakekatnya hubungan perawat klien tidak dapat digantikan oleh tekonologi (ANA, 1996). Touching adalah aspek penting dalam melakukan asuhan keperawatan namun bukan berarti pelaksanaan promosi kesehatan melalui SMS menjadi tidak legal. Dalam pengaplikasian layanan promosi kesehatan melalui SMS, perawat menggunakan pengetahuan, pemikiran dan pengambilan keputusan berdasar ilmu keperawatan. Definisi legal ilmu perawatan meliputi penggunaan ilmu perawatan pendidikan, pemikiran kritis, dan pengambilan keputusan. Jadi dapat disimpulkan

bahwa promosi kesehatan melalui SMS merupakan bentuk asuhan keperawatan yang legal.

C. Kesimpulan dan Rekomendasi 1. Kesimpulan Pemanfaatan teknologi informasi dan telekomunikasi dalam segala bidang kehidupan tidak dapat dihindari. Pengaplikasian teknologi informasi dan telekomunikasi sangat penting dalam rangka peningkatan kualitas layanan, tak terkecuali layanan kesehatan. Perawat sebagai salah satu elemen penting dalam bidang layanan kesehatan sudah selayaknya bersentuhan dengan teknologi dan informasi. Salah satu bentuk perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi saat ini adalah mobile phone yang memiliki aplikasi SMS (Short Messages Service). Kegiatan promosi kesehatan merupakan salah satu bentuk intervensi yang tak dapat dilepaskan dari praktek keperawatan komunitas. SMS dapat digunakan sebagai media untuk melakukan promosi kesehatan kepada masyarakat luas mengenai kesehatan reproduksi secara cepat, tepat, akurat dan terjangkau.

2. Rekomendasi Tingginya harapan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas merupakan suatu tantangan tersendiri bagi seluruh elemen tenaga kesehatan. Pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan harus mengedepankan perkembangan teknologi kesehatan agar dapat memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat. Perawat harus cermat dalam memilih teknologi informasi yang tepat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Pengaplikasian SMS sebagai salah satu cara dalam melakukan promosi kesehatan pada masyarakat dapat menjadi rekomendasi dan implikasi bagi perkembangan ilmu keperawatan karena melalui Short Message Service, perawat dapat memperluas cakupan pelayanan keperawatan dengan tetap mengedepankan aspek asuhan yang cepat, tepat, legal dan terjangkau.

D. Daftar Pustaka American Nurses Association. (1996). Telehealth-issues for nursing. Dalam http://ana.org/readroom/tele2.htm. Diperoleh tanggal 1 November 2011. De Groot, H.A. (2009). Overview and Summary Nursing Technologies: Innovation and Implementation. OJIN: The Online Journal of Issues in Nursing Vol. 14, No. 2, Overview. Dhar, J., et. al. (2006). A revolution in sexual health communication. Journal of STD and AIDS. Australia: 2006.Vol. 17; p. 375 (7 pages). Dianawati, A., (2006). Pendidikan Seks Untuk Remaja, Jakarta: Kawan Pustaka Gold, J., et.al. (2011). A randomised controlled trial using mobile advertising to promote safer sex and sun safety to young people. Health Education Research; 26(5): 782-94. Kartono, M., (2007). Kesehatan Reproduksi Sebagai Hak, Jurnal Perempuan, 1(53), 7-20. Ningrum, D. N.(2008). Pelayanan konsultasi masalah kesehatan reproduksi mahasiswa UNNES melalui SMS. Dalam http://152.118.80.2/opac/themes/green/detail.jsp?id=133866&lokasi=loka l Diperoleh tanggal 1 November 2011. Mak, D., and Bastion, L. (2006) Sending out an SMS: an impact and outcome evaluation of the Western Australian Departement of Health’2005 chlamdyia campaign. ASHM conference, Melbourne. Lim, M., et al. (2008). SMS STI: a review of the uses of mobile phone text messaging in sexual health. Journal of STD and AIDS. Australia: 2008.Vol. 19; p. 287 (4 pages). Sarwanto & Ajik, S., (2004). Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Pekerja Remaja terhadap Penyakit Menular Seksual (PMS) serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Hubungan Seksual Pranikah, Cermin Dunia Kedokteran, 145, hlm 45-47. Van den Oever & Van Mens L. (2006). The Combined Use of Internet and SMS Targeting Hard to Reach Sex Workers Working as Escorts Abstract. Toronto: AIDS 2006 – XVI International AIDS Conference. Vital Wave Consulting. (2009). mHealth for development: the opportunity of mobile technology for healthcare in developing world. Washington, D.C. and Berkshire, UK: UN Foundation-Vodafone Foundation Partnership.