SRIKAYA JUMBO MELALUI TEKNIK TOP WORKING SRIKAYA JUMBO MELALUI

Download Buah srikaya (Annona squamosa) berbentuk bola dengan tekstur kulit berbenjol- benjol kasar, daging buah bercitarasa manis masam dan dingin. ...

0 downloads 487 Views 710KB Size
No. 7 - November 2011

PENGGANTIAN JENIS SRIKAYA LOKAL DENGAN

SRIKAYA JUMBO MELALUI TEKNIK TOP WORKING Buah srikaya (Annona squamosa) berbentuk bola dengan tekstur kulit berbenjol-benjol kasar, daging buah bercitarasa manis masam dan dingin. Disamping dapat dikonsumsi dalam bentuk segar, buah srikaya dapat juga dijadikan buah olahan seperti selai dan sirup. Selain itu buah srikaya juga berkasiat sebagai obat, antara lain untuk mengatasi demam, diare, dan menurunkan kadar asam urat. Buah srikaya yang masih hijau merupakan obat anti cacing dan sebagai insektisida yang efektif. Akan tetapi hingga saat ini masyarakat Indonesia belum terbiasa mengonsumsi srikaya karena buah ini agak sulit dikonsumsi. Selain karena srikaya lokal ukuran buahnya kecil-kecil, juga mengandung banyak biji yang cukup sulit untuk dipisahkan dari daging buahnya. Namun masalah ini sekarang telah teratasi semenjak 12

dikenalnya srikaya Jumbo asal Australia yang memiliki banyak keunggulan dibanding srikaya lokal. Srikaya Jumbo yang sekarang berkembang di Indonesia diintroduksi dari Thailand pada tahun 2000 oleh Prakoso Heryono warga Perumahan Candi Kalasan, Semarang. Pada waktu diintroduksi, srikaya tersebut belum mempunyai nama. Karena ukuran buahnya yang cukup besar kemudian diberi nama srikaya Jumbo. Keunggulan yang dimiliki oleh srikaya Jumbo antara lain: ukuran buah lebih besar dibanding srikaya lokal (srikaya lokal mempunyai bobot 100-200 g/buah, sedangkan bobot buah srikaya jumbo bisa mencapai 800 g/buah), daging buah cukup tebal lembut dan tidak berserat, jumlah biji sedikit (7-10 biji/buah)(Gambar 1), dan

iptek hortikultura

Gambar 1. Buah srikaya jumbo: daging buah tebal, biji sedikit sambung

Gambar 2. Tanaman srikaya jumbo berbuah lebat.

mempunyai citarasa yang lebih manis dibanding srikaya lokal. Dengan keunggulan buah seperti itu, srikaya Jumbo di Semarang bisa laku dengan harga Rp30.000,00/kg, sementara harga srikaya lokal pada waktu yang sama (2009) hanya laku dengan harga Rp3.000,00/kg. Srikaya Jumbo tergolong genjah (mulai berbuah pada umur 2 tahun), sangat produktif (bisa berbuah 2-3 kali/tahun) dengan jumlah buah sekitar 40 butir/pohon (Gambar 2), dan sangat adaptif (bisa ditanam mulai dataran rendah hingga dataran tinggi). Saat ini di Indonesia srikaya Jumbo telah berkembang di Jawa Barat, Yogyakarta, Bali, dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Terdapat dua alternatif dalam pengembangan srikaya Jumbo, yaitu (1) penaman pada areal baru dengan menggunakan bibit muda asal okulasi maupun grafting dan (2) mengganti jenis srikaya lokal yang sudah tumbuh dewasa di lapang dengan jenis srikaya Jumbo melalui teknik top working.

penggantian jenis tanaman yang kurang produktif menjadi jenis yang lebih produktif dapat dilakukan tanpa harus membongkar tanaman yang sudah ada sebelumnya. Teknik top working pada buah-buahan telah dikembangkan sejak 1995 oleh Bernardo O. Dizon yang kemudian dikenal dengan Dizon’s technology. Di India teknologi top working ini telah diterapkan melalui program pemerintah untuk mengganti varietas-varietas mangga yang kurang produktif, mangga asal biji dan tanaman yang sudah tua, dengan tingkat keberhasilan kurang lebih 84%.

Prinsip dan Perkembangan Teknik Top Working Prinsip utama teknik top working sebenarnya sama dengan penyambungan pada bibit muda, yaitu memadukan antara batang bawah dengan batang atas. Hal yang membedakannya ialah pada kondisi batang bawahnya. Pada top working, batang bawah umumnya sudah berwujud pohon yang besar dengan diameter batang antara 5-30 cm, sedangkan pada penyambungan bibit muda, diameter batang bawah yang digunakan berkisar antara 0,5-1,0 cm. Keuntungan dari teknik top working ini ialah

Kelebihan Teknik Top Working dibanding Menanam Bibit Baru Dibandingkan dengan menanam bibit baru, maka teknik top working dengan menggunakan srikaya Jumbo memiliki beberapa kelebihan, antara lain: 1. Dengan top working maka tanaman akan lebih cepat berbuah yaitu ketika tunas okulasi atau tunas sambungan muncul akan langsung diikuti dengan munculnya bunga (Gambar 7), sehingga 90-100 hari setelah okulasi/ penyambungan tanaman sudah panen pertama, sedangkan bila menanam srikaya dari bibit muda, panen pertama baru bisa diperoleh setelah tanaman berumur 1,5-2 tahun sejak tanam bibit. 2. Karena batang pokok pada top working sudah dewasa (berdiameter 5-10 cm), maka jumlah cabang tersier pada tahun pertama akan berjumlah lebih banyak dibandingkan 13

No. 7 - November 2011

dengan tanaman berumur sama asal dari bibit, sehingga produksi buah pertama dan seterusnya akan selalu lebih tinggi pada tanaman asal top working dibandingkan tanaman asal bibit baru. Prosedur Top Working Top working pada srikaya lokal dapat ditempuh melalui 2 cara, yaitu: (1) dengan okulasi tunas (shoot budding) dan (2) dengan penyambungan tunas (shoot grafting). Masing-masing cara memerlukan waktu dan cara pelaksanaan yang Gambar 3. Pertumbuhan tunas 21 hari setelah pemotongan berbeda. Top working pada srikaya mengikuti prosedur sebagai berikut: 1. Penyiapan batang bawah Prosedur penyiapan batang bawah untuk pelaksanaan sambung tunas sama dengan untuk okulasi tunas, hanya waktu pelaksanaannya yang berbeda yaitu: • Pohon srikaya lokal yang akan diganti varietasnya diberi pupuk urea 0,5 kg/pohon dilakukan pada awal musim hujan (awal bulan September) untuk cara sambung tunas dan akhir Gambar 4. Tunas batang bawah siap diokulasi/ sambung musim hujan (Maret) untuk cara okulasi tunas. • Pemberian pupuk dilakukan dengan cara selama lebih kurang 1-2 bulan hingga saatnya menaburkan pupuk pada galian yang dibuat siap disambung atau diokulasi nanti (Gambar melingkari batang dengan jarak 0,5 m dari 4). pangkal batang, kemudian pupuk ditutup dengan tanah bekas galian lalu diairi bila tidak 2. Penyiapan batang atas turun hujan. • Bahan batang atas yaitu berupa entris (untuk • Satu bulan setelah pemupukan, batang pokok penyambungan) dan mata tempel (untuk srikaya dipotong setinggi 1,2 m dari permukaan okulasi) diambil dari pohon induk srikaya tanah menggunakan gergaji pangkas. Untuk Jumbo yang sehat. teknik sambung tunas pemotongan batang • Untuk mendapat mutu entris dan mata tempel pokok dilakukan pada bulan Oktober, sedangkan yang baik, maka sebelum pohon induk diambil untuk teknik okulasi tunas pemotongan batang entris dan mata tempelnya, pohon perlu diberi pokok dilakukan pada bulan April. Luka bekas pupuk NPK sebanyak 0,5 kg/pohon dilakukan potongan ditutup dengan parafin yang dididihkan 1 bulan sebelum diambil entris atau mata untuk mencegah serangan cendawan. tempelnya. Tujuannya ialah agar mata tempel mudah dilepaskan dari kayunya dan entris akan • Pada 14-21 hari setelah pemotongan, maka lebih sukulen, sehingga mudah menyatu dengan batang bawah sudah bertunas yang jumlahnya batang bawahnya. cukup banyak (Gambar 3). Tunas yang muncul dari batang bawah yang telah dipotong (disebut • Batang atas untuk okulasi diambil dari cabang yang kulit kayunya sudah berwarna kecoklatan, cabang primer) dipelihara sebanyak 3 cabang 14

iptek hortikultura

• Kulit sayatan dari batang bawah dipotong sedikit di bawah mata tunas okulasi (0,5-1 cm di bawah mata tunas okulasi). • Bidang okulasi diikat dengan plastik es dari arah bawah ke atas dengan mata tunas okulasi tetap terbuka (tidak ditutup oleh tali plastik) (Gambar 6). Satu bulan setelah okulasi, cabang di atas bidang okulasi dipotong (tanpa membuka tali okulasi). Apapabila mata okulasi masih hijau maka dalam waktu 2 minggu setelah pemotongan Gambar 5. Cabang untuk sumber mata tempel mata okulasi tersebut akan pecah dan bertunas. Tali ikatan okulasi tetap dibiarkan (Gambar 7) dan baru dibuka setelah tunas benar-benar menyatu dengan sedangkan mata tunas diambil dari bagian cabang batang bawah. Apabila tali okulasi dibuka cabang yang tidak berdaun (daun sudah gugur) terlalu awal, maka tunas okulasi yang tumbuh (Gambar 5). akan terlepas dari cabang batang bawah apabila diterpa angin. 3. Teknik Okulasi Tunas Top working pada srikaya dengan teknik 4. Teknik Sambung Tunas okulasi tunas akan berhasil dengan baik bila Top working pada srikaya lokal dengan teknik dilakukan pada musim kemarau (Mei-awal September). Bila okulasi dipaksakan pada musim sambung tunas akan berhasil dengan baik bila hujan, maka persentase okulasi jadi biasanya 0% dilakukan pada musim hujan (November hingga karena bidang pertautan pada okulasi akan busuk Maret). Bila penyambungan dipaksakan pada terkena air hujan. Prosedur okulasi tunas pada musim kemarau, maka persentase sambungan jadi srikaya dengan metode Forket yang disempurnakan maksimal hanya 15%. Prosedur sambung tunas ialah sebagai berikut: pada srikaya lokal ialah sebagai berikut: • Mata tempel diambil dari cabang pohon induk yang sudah berwarna coklat, dipilih yang bernas (padat/solid), selanjutnya mata tunas disayat beserta kayunya (dengan pisau okulasi) dari arah bawah ke atas sepanjang 3-4 cm. • Kulit cabang batang bawah yang telah berwarna coklat disayat dari atas ke bawah selebar mata tunas dan sepanjang 1,5 kali panjang mata tunas (menyerupai jendela yang dibuka dari bagian atasnya). • Mata tunas kemudian dipisah dari kayunya dengan menggunakan bagian kuningan yang berada pada pangkal pisau okulasi . • Mata tunas direkatkan pada jendela batang bawah dengan ujung mata tunas berimpit dengan bekas potongan sayatan kulit batang bawah.

Gambar 6. Okulasi diikat dengan mata tunas tetap terbuka

15

No. 7 - November 2011

Gambar 8.

Cabang batang bawah dipotong membentuk huruf V

Gambar 7. Tali pengikat tidak dibuka dan tunas diikuti bunga

• Setelah cabang primer dari batang bawah berumur 1-1,5 bulan, cabang tersebut dipotong dengan membentuk huruf V setinggi 15-20 cm dari pangkal cabang (Gambar 8), kemudian dibelah sedalam 3-5 cm (Gambar 9). • Entris yang akan disambungkan dipilih dari bagian cabang yang berwarna coklat hingga ujung tunas, kemudian dipotong sepanjang kurang lebih 10-15 cm dari ujung tunas. • Batang atas (entris) disayat bagian kanan dan kiri, sehingga lancip membentuk huruf V atau Gambar 9. Cabang batang bawah dibelah menyerupai baji, dengan panjang sayatan 3-5 cm. • Entris dipertautkan dengan batang bawah (dengan cara diselipkan ke dalam celah batang bawah), dan diatur sedemikian rupa agar kambium batang atas dan kambium batang bawah berimpit. • Selanjutnya sambungan diikat dengan menggunakan plastik es yang ditarik. Arah ikatan dari bawah ke atas agar air hujan tidak masuk ke bidang sambungan (yang dapat mengakibatkan bidang sambungan membusuk). Bagian yang diikat ialah sekitar luka sayatan saja (mata tunas entris di atas sambungan tidak ikut diikat) (Gambar 10). • Entris disungkup dengan plastik PE hingga di bawah bidang sambungan agar sambungan Gambar 10. Cara mengikat sambungan

16

iptek hortikultura

Gambar 11. Entris disungkup dengan plastik es

ketinggian 1,5 m. Hal ini akan menyulitkan perawatan buah terutama untuk pembungkusan buah dan pengendalian hama buah. Oleh karena itu sebelum tumbuh panjang, cabang primer maupun cabang sekunder setelah mencapai panjang 6075 cm harus dipotong dan disisakan 15-20 cm dari pangkal. Biasanya tunas yang tumbuh dari pemotongan ini akan diikuti oleh pemunculan bunga. Dengan cara ini pohon srikaya Jumbo akan berbunga terus-menerus sepanjang musim. Setelah muncul bunga, agar persentase bunga menjadi buah tetap tinggi, maka nutrisi harus tersedia secara terus menerus. Oleh karena itu pohon srikaya dewasa (> 3 tahun) yang selalu dipangkas harus diberikan pupuk NPK sebanyak 0,5- 1,0 kg/ph 3 bulan sekali, dan pengairan seminggu sekali. b.

Gambar 12. Setelah disungkup plastik sambungan disungkup kertas

terhindar dari air hujan dan kelembaban entris tetap terjaga (Gambar 11). • Untuk menghindari sengatan matahari, setelah disungkup plastik sambungan disungkup lagi dengan kertas kemudian disteples (Gambar 12). • Tiga minggu setelah penyambungan, tunas entris sudah pecah dan sungkup dibuka. 5. Perlakuan Tanaman Pasca Top Working a. Pemangkasan cabang untuk merangsang pembungaan Bunga srikaya selalu muncul dari tunas baru. Artinya, apabila cabang srikaya tidak dipangkas maka cabang tersebut akan tumbuh memanjang lebih dari 1,5 m dan bunga akan muncul pada

Pembuangan tunas samping (mewiwil) Tunas-tunas yang tumbuh di luar bidang sambungan atau okulasi harus segera dipotong dengan menggunakan gunting pangkas agar tidak terjadi kompetisi nutrisi dengan tunas sambungan atau tunas okulasi. Pemotongan tunas samping harus bersih, jangan sampai menyisakan mata tunas, karena apabila hal ini terjadi sisa mata tunas akan tumbuh menjadi tunas samping yang baru yang jumlahnya semakin banyak. c. Pengendalian hama dan penyakit utama pada buah Hama yang selalu menyerang buah srikaya ialah kutu putih dan lalat buah (fruit fly). Kutu putih bergerombol melapisi kulit srikaya dan mengeluarkan cairan yang rasanya manis yang kemudian cairan ini akan dikunjungi banyak semut dan ditumbuhi cendawan jelaga. Buah yang terserang kutu putih akan berpenampilan hitam dan kurang menarik karena lapisan cendawan jelaga tersebut. Lalat buah menyebabkan buah busuk dengan bagian daging buah banyak ulat/larva dari lalat buah tersebut. Buah yang terserang lalat buah akan jatuh sebelum tua, sehingga serangan ini akan menurunkan produksi. Pengendalian kutu putih dapat menggunakan insektisida berbahan aktif carbaryl (Sevin, Carbavin dll.) sebanyak 2-3 kali dengan interval penyemprotan seminggu sekali dengan konsentrasi 1,5 g/l, sedangkan hama lalat buah dikendalikan dengan membungkus buah yang 17

No. 7 - November 2011

dimulai sejak buah sebesar telur puyuh dengan menggunakan bahan kertas koran (di musim kemarau) dan kantong plastik PE yang diberi lubang (pada musim hujan). Penyakit pada buah yang selalu muncul ialah penyakit embun tepung (powdery mildew), yang mengakibatkan buah menjadi kering dan berwarna hitam. Buah yang terserang tetap menempel di cabang, tetapi kadang-kadang jatuh ke tanah. Serangan banyak terjadi di musim kemarau yang sangat kering. Pengendalian dilakukan sejak terbentuk bakal buah (bakal buah sebesar biji kacang tanah) dengan menggunakan fungisida berbahan aktif benomil (Banlate, Benstar, Benlox) dengan konsentrasi 0,5 g/l. Karena fungisida tersebut bersifat sistemik, maka penyemprotan hanya boleh dilakukan maksimal tiga kali dengan interval seminggu sekali. KESIMPULAN

PUSTAKA 1. Anonimous. 2009a. Dari Australia kembali ke Indonesia. Koran-radar.com, Minggu 5 April 2009. http://www.google-srikaya jumbo. 2. Anonimous. 2009b. Menyemai Peruntungan dari Pembibitan Srikaya Jumbo. Sabtu 12 September 2009. http://www.google-srikaya jumbo. 3. Anonimous. 2011. Srikaya New Varitas. Sentra Tani Bogor. http://www.google-srikaya jumbo. 4. Galvez, M. 2008. Is Your Mango Farm Draining Your Pocket? Try top-working. http://www.philstar. com/Article.aspx/articleid=400369. 5. Mishra, D. 2007. Top Working in Mango to Improve Productivity. Philippine Council for Agriculture, Forestry and Natural Resources Research and Development (PCARRD) Message Board. Registered 2007. 2 pp. http://www.pcaard. dost.gov.ph/message/viewtopic.php?id = 2898. 6. Rebin. 2008. Teknologi Top working dalam Usaha Perbaikan Pengelolaan Pohon Induk Mangga. Makalah Disampaikan pada Apresiasi Teknologi (Temu Teknologi Top working) di Bandung, tanggal 26-30 Mei 2008. 16 Hlm.

Penggantian jenis srikaya lokal menjadi jenis srikaya Jumbo dapat dilakukan tanpa harus membongkar tanaman srikaya yang sudah ada, yaitu melalui teknik top working. Dengan teknik 7. Rebin. 2009. Mengganti Varietas Mangga Melalui Teknik Top Working. Tabloid Sinar Tani, Edisi 21top working ini produksi pertama dapat dicapai 27 Januari 2009. 3287(XXXIX):13. pada 3-4 bulan setelah okulasi atau penyambungan, sedangkan apabila tanaman berasal dari bibit, maka 8. Rebin 2010. Dengan Teknik Top Working Jambu Biji Dapat Disulap Menjadi Tidak Berbiji. Tabloid produksi pertama baru bisa dicapai pada 2 tahun Sinar Tani, edisi 16-22 Juni 2010. 3359(XL):10. setelah bi bit ditanam. 9 Rebin dan Mujiman. 2011. Petunjuk Praktis Teknik Teknik top working dapat diterapkan dalam Budidaya, Akar Ganda, dan Top Working Anggur skala pekarangan maupun massal, dan dapat Prabu Bestari. Surabaya: Irianti Mitra Utama. dilakukan pada musim kemarau maupun musim Cetakan 1. 108 Hlm. penghujan. Pada musim kemarau, top working menggunakan metode okulasi tunas, sedangkan pada musim penghujan top working menggunakan metode sambung tunas. SARAN Pasuruan (Jawa Timur) dan Lombok Timur (NTB), merupakan daerah sentra srikaya lokal. Untuk menunjang percepatan pengembangan srikaya jumbo di dua daerah itu disarankan agar Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian menggelar pelatihan top working srikaya di dua daerah tersebut. 18

Rebin Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Jl. Raya Solok-Aripan, Km 8, Solok Sumatera Barat 27301