Prosiding Seminar STIAMI ISSN 2355-2883
Volume III, No. 01, Februari 2016
STRATEGI KONSEP EKONOMI HIJAU SEBAGAI SUISTAINABLE DEVELOPMENT GOALS DI INDONESIA
Dian Wahyudin Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI
[email protected]
Abstract. Sustainable Development Goals is an advanced program of the Millennium Development Goals. In Central flogging global challenges such as poverty, natural disasters, climate change and the financial crisis, the issue of sustainable development that emphasizes the integration of economic development and environmental protection is a challenge for policy makers in each country. Without a global commitment to change the pattern of conventional development, the exploration of natural resources and the environment will be even greater. With the concept of a green economy is expected to maximize the economic growth in Indonesia as a form of sustainable development. The purpose of this paper to determine the purpose of the concept of green economy and the government's efforts in promoting economic growth through the concept of the green economy and and the provision of incentives and disincentives by the government as the Sustainable Development Goals in Indonesia. The method in this paper used descriptive analysis with primary data in the form of literature that is accurate and previous research journal. Results of this paper is expected the regulatory review, the provision of incentives and disincentives as well as harmonization between governments, the private sector and the public Keywords: Millenium Development Goals, Suistainable Development Goal and Green Economy Abstrak. Suistainable Development Goals disebut sebagai program lanjutan dari Millenium Development Goals . Ditengah deraan tantangan global seperti tingkat kemiskinan, bencana alam, perubahan iklim, dan krisis keuangan, isu pembangunan berkelanjutan yang menekankan pada integrasi pembangunan ekonomi dan perlindungan lingkungan merupakan tantangan berat bagi para pengambil kebijakan di setiap negara. Tanpa adanya komitmen global untuk mengubah pola pembangunan konvensional, maka eksplorasi sumber daya alam dan lingkungan akan semakin besar. Dengan mengusung konsep ekonomi hijau diharapkan dapat memaksimalkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia sebagai salah satu bentuk pembangunan berkelanjutan. Tujuan dari penulisan ini untuk mengetahui tujuan konsep ekonomi hijau dan upaya pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui konsep ekonomi hijau serta penyediaan insentif dan disinsentif oleh pemerintah sebagai Suistainable Development Goals di Indonesia. Metode dalam penulisan menggunakan analisis deskriptif dengan data primer berupa literatur yang akurat dan jurnal penelitian sebelumnya. Hasil dari penulisan ini diharapkan adanya regulatory review, penyediaan insentif dan disinsentif serta harmonisasi antara pemerintah, pihak swasta dan masyarakat. Kata Kunci: Millenium Development Goals, Suistainable Development Goals, Ekonomi Hijau
34
Dian Wahyudin, Strategi Konsep Ekonomi Hijau Sebagai Sustainable Develovment Goals di Indonesia
PENDAHULUAN
publikasi yang berjudul The Limit to
Konsep
pembangunan
Growth,
yang
dalam
kesimpulannya
berkelanjutan telah menjadi konsep yang
mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi
populer dan fokus dunia internasional
akan sangat dibatasi oleh ketersediaan
sejak dipertegasnya pendekatan ini pada
sumber daya alam. Dengan ketersediaan
KTT Bumi di Rio de Jenairo pada tahun
sumber daya alam yang terbatas, arus
1992. Hampir seluruh negara kemudian
barang dan jasa yang dihasilkan dari
menggunakan pembangunan berkelanjutan
sumber daya alam tidak akan selalu bisa
sebagai jargon pembangunannya. Akhir-
dilakukan
akhir ini popularitas konsep pembangunan
sustainable basis).
berkelanjutan
menjadi
semakin
secara
terus
Pembangunan
menerus
(on
berkelanjutan
mengemuka dengan digadang-gadangnya
disepakati sebagai pembangunan yang
Sustainable Development Goals (SDGs)
memenuhi kebutuhan masa kini tanpa
sebagai
Millennium
mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan-
Development Goals (MDGs) yang telah
kebutuhan generasi yang akan datang. Di
berakhir pada 31 Desember 2015.
dalamnya terkandung dua gagasan penting:
pengganti
dari
Konsep berkelanjutan pemikiran
pembangunan
(a) gagasan “kebutuhan” yaitu kebutuhan
merupakan
esensial untuk memberlanjutkan kehidupan
bukanlah
yang
baru.
Fauzi
(2004)
manusia, dan (b) gagasan keterbatasan
menuliskan bahwa konsep pembangunan
yang bersumber pada kondisi teknologi
berkelanjutan sebenarnya sejak sudah lama
dan organisasi sosial terhadap kemampuan
menjadi perhatian para ahli. Namun istilah
lingkungan untuk memenuhi kebutuhan
keberlanjutan
kini dan hari depan.
(sustainability)
sendiri
memang baru muncul beberapa dekade
Pada
intinya,
yang lalu, walaupun perhatian terhadap
berkelanjutan
keberlanjutan sudah dimulai sejak Malthus
perubahan yang di dalamnya, seluruh
pada tahun 1798 yang mengkhawatirkan
aktivitas seperti eksploitasi sumber daya,
ketersediaan
akibat
arah investasi, orientasi pengembangan
Satu
teknologi, dan perubahan kelembagaan
perhatian
berada dalam keadaan yang selaras serta
semakin
meningkatkan potensi masa kini dan masa
mengental setelah Meadow dan kawan-
depan untuk memenuhi kebutuhan dan
kawan pada tahun 1972 menerbitkan
aspirasi manusia. Jadi tujuan pembangunan
ledakan
lahan
penduduk
di
Inggris
yang
setengah
abad
terhadap
keberlanjutan
pesat.
kemudian, ini
adalah
pembangunan suatu
proses
35
Prosiding Seminar STIAMI ISSN 2355-2883
Volume III, No. 01, Februari 2016
ekonomi dan sosial harus diupayakan
pembangunan
dengan keberlanjutan.
mempertahankan terjadinya pembangunan
Karena adanya multi dimensi, dan
yang
mampu
itu sendiri menjadi tidak terbatas.
multi interpretasi, maka terdapat dua hal
Salah satu upaya menyelaraskan
yang secara implisit menjadi perhatian
antara kebutuhan pertumbuhan ekonomi
yaitu pertama, menyangkut pentingnya
sekaligus melestarikan sumberdaya alam
memperhatikan kendala sumberdaya alam
adalah konsep pertumbuhan hijau (green
dan
growth).
Pertumbuhan
adalah
konsep
lingkungan
pembangunan
dan
menyangkut
terhadap
pola
konsumsi.
Kedua,
perhatian
kesejahteraan
(well
being)
ekonomi
pertumbuhan aspek
hijau yang
terhadap
mengedepankan
kualitas
generasi
kuantitas ekosistem dan lingkungan serta
mendatang. Dengan demikian, prinsip
mengurangi
pembangunan
dihasilkan
memaksimalkan pertumbuhan ekonomi.
dengan memperhatikan 3 aksioma yaitu:
Kemunculan konsep pertumbuhan hijau ini
(a) perlakukan masa kini dan masa
tidak lepas dari kekhawatiran global atas
mendatang yang menempatkan nilai positif
terjadinya perubahan iklim dan degradasi
dalam jangka panjang, (b) menyadari
lingkungan
akibat
bias
pengukuran
bahwa
indikator
pertumbuhan
ekonomi
aset
berkelanjutan
lingkungan
memberikan
disparitas
konvensional
dan
melindungi kualitas sumber daya alam dan
mengetahui
implikasi
yang
kendala
timbul
akibat
pada
aset
lingkungan.
keragaman
hayati
gagal
disamping
meningkatnya kesenjangan sosial.
Pembangunan berkelanjutan juga sering
dianggap
dalam
kontribusi terhadap economic well being, (c)
yang
sosial
dan
dijabarkan
dengan
perbaikan
Berdasarkan fenomena yang telah penulis
paparkan
dalam
pendahuluan,
kualitas hidup dan pertumbuhan ekonomi
penulis merumuskan beberapa masalah,
yang disesuaikan dengan daya dukung
diantaranya:
lingkungan (carrying capacity). Secara
a. Apakah tujuan konsep ekonomi hijau
umum, keberlanjutan diartikan sebagai continuing without lessening yang berarti
dalam pembangunan berkelanjutan? b. Bagaimana upaya pemerintah Indonesia
melanjutkan aktivitas tanpa mengurangi.
untuk
Moldan dan Dahl (2007) memberikan
ekonomi
pemahaman
hijau’
berkelanjutan 36
bahwa dapat
pembangunan dimaknai
sebagai
meningkatkan melalui (Green
pembangunan
pertumbuhan
konsep Economy)
‘ekonomi dalam
berkelanjutan
Dian Wahyudin, Strategi Konsep Ekonomi Hijau Sebagai Sustainable Develovment Goals di Indonesia
(Suistainable Development Goals)?
mengalami over used dan menjadi jargon
c. Apa bentuk insentif dan disinsentif yang
kosong walaupun sangat populer. Bahkan
diberikan oleh pemerintah atas aktivitas
orang-orang yang berkecimpung dalam isu
ekonomi hijau dalam meningkatkan
pembangunan kadang merasa kesulitan
pertumbuhan ekonomi di Indonesia
menjelaskan
dalam
dimaksud dengan berkelanjutan (Daly,
pembangunan
berkelanjutan
(Suistainable Development Goals)?
secara
jelas
apa
yang
1990). Mengingat ketidakjelasan agenda dan
PEMBAHASAN Pembahasan
menuju
sustainable
isu
development tersebut, konsep ekonomi
sustainable development goals (SDGs)
hijau dan pertumbuhan hijau muncul
mengemuka sebagai tindaklanjut proposal
sebagai strategi operasional pembangunan
yang diusulkan oleh Columbia, Guatemala,
ekonomi. Ekonomi hijau merupakan subset
dan
pertemuan
dari konsep pembangunan berkelanjutan
menjelang KTT Rio+20 bulan Juni 2012.
dan paradigma baru yang menawarkan
Usulan isu SDGs muncul sebagai salah
sistem pembangunan tanpa mengorbankan
satu outcome KTT Rio+20 karena adanya
ekosistem.
berbagai
ekonomi hijau sebagai strategi operasional
Peru
mengenai
langkah
dalam
indikasi
proses
yang
menunjukkan
Dengan
konsep
sulitnya mencapai konsensus global atas
pembangunan
kompleksitas dua tema besar KTT Rio+20,
mencoba memaparkan apakah tujuan dari
yaitu
kerangka
ekonomi hijau dan upaya apa yang telah
kelembagaan pembangunan berkelanjutan
dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk
yang lebih dikenal sebagai institutional
meningkatkan
framework for sustainable development
melalui
(IFSD).
insentif dan disinsentif yang diberikan oleh
green
economy
Konsep redifinisi
ini bahwa
dan
lantas
mengalami pembangunan
berkelanjutan adalah secara ekonomi tidak
ekonomi
adanya
maka
pertumbuhan
konsep
ekonomi
penulis
ekonomi hijau
serta
pemerintah. a. Tujuan konsep ekonomi hijau Indonesia
menetapkan
konsep
menghasilkan emisi dan polusi lingkungan,
green economy (ekonomi hijau) dalam
hemat sumber daya alam dan berkeadilan
upaya pengentasan kemiskinan dan
sosial
157).
pembangunan berkelanjutan. Konsep
Terminologi pembangunan berkelanjutan
green economy dilaksanakan untuk
ini
mendukung pembangunan nasional
(Payne
pada
and
Raiborn
perkembangannya
telah
37
Prosiding Seminar STIAMI ISSN 2355-2883
Volume III, No. 01, Februari 2016
yang bersifat pro-poor, pro-growth,
iklim dan pamanasan global. Melaui
pro-job
konsep green economy, Indonesia
dan
pro-environmental.
Konsep ini dipandang paling ideal
mempunyai
dalam
ekonomi sebesar 6-7 persen serta
meningkatkan
masayrakat
kesejahteraan
dengan
menyelamatkan
pertumbuhan
tetap
penurunan emisi karbon sebesar 26-
lingkungan.
40% pada tahun 2020 sejalan dengan
Pembangunan ekonomi yang kurang
Peraturan
memperhatikan kelestarian lingungan
tentang
bukan
Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
saja
telah
memberikan
Presiden Rencana
No
61/2011
Aksi
Nasional
kerusakan yang merugikan tetapi juga
yang
berdampak negatif untuk masa yang
kepemimpinan
akan datang.
Bambang Yudhoyono. .Dan beberapa
Konsep ekonomi hijau meliputi
isu
digadang
penting
pada
Presiden
yang
era Susilo
menjadi
fokus
cakupan yang luas dan merupakan
pemerintah terkait isu lingkungan dan
paradigma baru dalam pembangunan
pembangunan ekonomi hijau seperti
ekonomi
penanganan dan pengeloalaan bahan
yang
menggantikan
kebijakan-kebijakan lingkungan yang
kimia
pada masa lalu kerap difokuskan pada
pengelolaan limbah dan penanganan
solusi jangka pendek. Pendekatan
masalah
ekonomi hijau merupakan win-win
produk/alat
solution dalam mengakhiri perdebatan
pengembangan
para penentu kebijakan yang tidak ada
Selain itu pula dengan transformasi
habis-habisnya seputar
"pelestarian
ekonomi hijau ini diharapkan akan
"pertumbuhan
membuka 15 hingga 60 juta lapangan
ekonomi". Atau dengan kata lain,
kerja baru di seluruh dunia dalam dua
Ekonomi
model
dekade
mendatang.
pembangunan ekonomi berbasiskan
separuh
lapangan
pengetahuan
mencakup
lingkungan"
38
target
dan
Hijau
adalah
terhadap
ecological
dan
limbah
e-waste
berbahaya,
(sampah
dari
elektronik), keragaman
Setidaknya kerja
1,5miliar
hayati,
pekerja
global akan
economic dan green economic yang
terkena dampak positif peralihan ke
bertujuan
saling
ekonomi yang lebih hijau ini. Menurut
ketergantungan antara ekonomi dan
ILO, puluhan juta lapangan kerja baru
ekosistem serta dampak negatif akibat
sudah
aktivitas ekonomi termasuk perubahan
transformasi ke ekonomi hijau ini.
untuk
menjawab
tercipta
seiring
dengan
Dian Wahyudin, Strategi Konsep Ekonomi Hijau Sebagai Sustainable Develovment Goals di Indonesia
b. Upaya
pemerintah
untuk
manfaat,
biaya
dan
efek
dari
meningkatkan pertumbuhan ekonomi
peraturan yang diterbitkan. Untuk
melalui konsep ekonomi hijau.
itu
Dalam rangka pencapaian target pertumbuhan
ekonomi
hijau,
ada
regulatory
review
berbagai
peraturan terutama yang terkait dengan isu ekonomi hijau yang
beberapa upaya yang harus menjadi
telah diterbitkan oleh
berbagai
fokus pemerintah, agar efektivitas
kementerian/lembaga
menjadi
kebijakan
maksimal.
sangat penting untuk dilakukan
Identifikasi dan evaluasi berbagai
evaluasi efektivitas dan dampaknya
regulasi perlu diperhatikan karena
bagi pencapaian ekonomi hijau.
menjadi
pertumbuhan
ekonomi
hijau
mensyaratkan
pendekatan
heuristic
Salah satu contoh jelas regulasi yang
mendiscourage
dan berkelanjutan di tengah perubahan
pengembangan
energi
terus menerus kondisi lingkungan
terbarukan (EBT) adalah subsudi
global. Beberapa upaya yang dapat
BBM.
pemerintah
untuk
menciptakan alokasi sumber daya
meningkatkan pertumbuhan ekonomi
yang tidak efisien serta tidak
melalui
mencerminkan
lakukan
konsep
ekonomi
hijau
BBM
bersubsidi
harga
akan
yang
diantaranya:
sesungguhnya
1. Regulatory Review
membayar pada harga yang lebih
Evaluasi kebijakan yang tidak pro
environment
mutlak
perlu
karena
baru
konsumen
rendah daripada harga pasar. Harga BBM bersubsidi yang begitu murah
dilakukan agar semangat untuk
akan
bermigrasi menuju pembangunan
konsumsi
lestari
oleh
ketergantungan pada sumber energi
yang
fosil. Kondisi seperti ini bisa
diakui
berujung pada eksploitasi yang
tidak
berbagai
terdegradasi peraturan
kontraproduktif.
Harus
berdampak yang
pada boros
bahwa banyak regulasi disusun
berlebihan
tanpa analisis yang mendalam serta
lingkungan yang serius.
proses
konsultasi
dan
kerusakan
yang
Konsekuensi lainnya adalah
sangat terbatas sehingga efektivitas
investor tidak tertarik berinvestasi
peraturan tersebut menjadi kurang
di sektor EBT karena harganya
optimal
tidak kompetitif. Selama subsidi
baik
publik
dan
tingkat
dilihat
dari
sisi
39
Prosiding Seminar STIAMI ISSN 2355-2883
BBM
Volume III, No. 01, Februari 2016
ini
masih
terus
komoditas sumber daya alam dan
dipertahankan, maka sangat sulit
ketersediaan tenaga murah saja,
berharap
namun
diversifikasi
energi
ditentukan
kemampuan
terbarukan
di
ilmu pengetahuan dan teknologi
Indonesia. Padahal potensi energi
(iptek). Pengembangan iptek ramah
terbarukan
lingkungan
bisa
di
berjalan
Indonesia
cukup
melakukan
oleh
melalui pengembangan energi baru
akan
inovasi
menghasilkan
besar. Kita dikaruniai aneka sumber
produk berkualitas dengan biaya
energi baru terbarukan, mulai dari
produksi rendah sebagai prasyarat
panas bumi, mikrohidro, tenaga
utama
angin, tenaga surya, hingga tenaga
Peminggiran
samudra.
memacu
Indonesia bisa kita lihat dari nilai
tumbuhnya investasi di sektor ini
belanja swasta yang masih begitu
diperlukan kebijakan yang bisa
rendah.
menstimulus
perkembangan
pengembangan iptek di Indonesia
investasi
lebih
bisa dilihat dari beberapa sisi, yaitu
Untuk
yang
ramah
lingkungan.
menuju
ekonomi peran
hijau.
riset
Rendahnya
di
prioritas
:
2. Peran Riset dan Pengembangan IPTEK
a) Mentalitas colonial inferiority complex, yakni adanya anggapan
Upaya yang dapat dilakukan
40
lebih
bahwa periset asing selalu lebih
oleh pemerintah untuk mencapai
unggul
tujuan
pertumbuhan
Sebagai
melalui
konsep
ekonomi
periset
lokal.
konsekuensinya
hijau
kemudian adalah pilihan untuk
adalah memaksimalkan peran dari
memakai hasil penelitian asing
penelitian
pengembangan
atau menjiplak teknologi mereka
IPTEK, yang mana di Indonesia
daripada melakukan riset sendiri
peran penelitian dan pengembangan
yang tentu saja biayanya lebih
IPTEK masih dipandang sebelah
tinggi. Dengan kondisi yang
mata baik oleh kalangan bisnis
demikian,
maupun pemerintah. Padahal fakta
jika
mengajarkan bahwa daya saing
tertinggal
bisnis suatu Negara tidak lagi
lainnya.
ditentukan oleh faktor kelimpahan
ilmu pengetahuan dan teknologi
dan
ekonomi
dari
tak
kiprah
mengherankan ilmuwan
jauh Padahal
dari
kita Negara
konstribusi
Dian Wahyudin, Strategi Konsep Ekonomi Hijau Sebagai Sustainable Develovment Goals di Indonesia
merupakan faktor penting untuk
pengembangan
meningkatkan
impor ilmu pengetahuan menjadi
efisiensi
dan
iptek
global,
kualitas produksi industry dalam
suatu
negeri dalam berkompetisi di
konsekuensinya,
tingkat
pasar bebas. Apalagi sekarang
dependensi
menjadi
sangat
sudah memasuki era Masyarakat
eksesif
dan
Ekonomi Asean, jika pemerintah
berpartisipasi
tidak
memaksimalkan
pengembangan
peran ilmu pengetahuan dan
menjadi minim.
dapat
teknologi
maka
kita
akan
keniscayaan.
c) Masalah
Namun
peluang dalam iptek
global
yang
sering
lain
menjadi pembantu di rumah
dituduhkan kenapa peran riset
sendiri karena kalah bersaing
industri begitu rendah adalah
dengan Negara-negara
Asean
ketiadaan sinergi dan kerja sama
Dampak
antara lembaga riset, dalam hal
lainnya.
Selain
itu
lanjutan dari kondisi tersebut
ini
dunia
adalah
dengan
perguruan
keengganan
para
Indonesia
untuk
Kerenggangan hubungan antara
berkarier atau bekerja di dalam
swasta dan kalangan periset
negeri. Mereka lebih memilih
menyebabkan
bekerja di lembaga riset asing di
interaksi dan ajang diskusi untuk
luar negeri karena iming-iming
memetakan potensi serta aplikasi
gaji, fasilitas riset, kejelasan
hasil riset peneliti nasional
ilmuwan
karier,
stimilus
hidup keluarga.
minimnya
c.
Insentif
dan
Disinsentif
dari
pemerintah atas aktivitas ekonomi
b) Tingkat dependensi yang tinggi terhadap produksi dan utilisasi dari
industri.
intelektual
hingga faktor jaminan kualitas
iptek
kalangan
tinggi,
negara
lain.
hijau Titik berat pertumbuhan hijau adalah
pembangunan
Pengembangan iptek di negara
berkelanjutan,
kita
tergantung pada
kebijakan pemerintah yang bertumpu
buku, karya ilmiah dan jurnal
pada kesimbangan antara pencapaian
iptek impor. Sebagai negara
kesejahtaraan
periferal
keanekaragaman hayati, dan aspek
sangat
dalam
peta
maka
yang
sosial,
diperlukan
memelihara
41
Prosiding Seminar STIAMI ISSN 2355-2883
Volume III, No. 01, Februari 2016
keadilan antar generasi. Sesuai pasal
perlindungan
42 UU No 32 Tahun 2009 tentang
lingkungan.
perlindungan
dan
pengelolaan
Singkatnya,
pengelolaan
bentuk
dukungan
lingkungan hidup, disebutkan bahwa
pemerintah ini bisa berupa insentif
dalam rangka melestarikan fungsi
fiskal (fasilitas pembebasan pajak,
lingkungan hidup, pemerintah dan
bea masuk ataupun subsidi), insentif
pemerintah
finansial (pinjaman lunak, hibah dan
daerah
wajib
mengembangkan dan menerapkan
pendanaan
instrumen
pembayaran jasa lingkungan), dan
hidup.
alternatif
seperti
ekonomi
lingkungan
Instrumen
ekonomi
instrumen
meliputi:
lingkungan dan clean development
lingkungan
hidup
perencanaan kegiatan
ini
pembangunan ekonomi;
lingkungan
hidup;
dan
pendanaan dan
insentif
dan/atau disinsentif.
pasar
(lebel
ramah
mechanism). Dewasa ini, pemerintah telah menyediakan beberapa insentif fiskal diantaranya
Terkait pemberian insentif dan
Pajak
Penghasilan
(berdasar Pasal 6 (1) UU No. 17
disinsentif, menurut pasal 42 (3)
Tahun
Undang-Undang
tersebut
Ketiga Atas UU No 7/1983 tentang
bentuk:
Pajak Penghasilan) bahwa besarnya
pengadaan barang dan jasa yang
Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib
ramah lingkungan hidup; penerapan
Pajak dalam negeri dan bentuk usaha
pajak,
tetap,
penerapannya
dalam
retribusi,
dan
subsidi
2000
tentang
ditentukan
Perubahan
berdasarkan
lingkungan hidup; pengembangan
penghasilan bruto dikurangi, a.l.
sistem lembaga keuangan dan pasar
biaya pengolahan limbah. Ada pula
modal yang ramah lingkungan hidup;
amandemen
pengembangan sistem perdagangan
Bea
izin pembuangan limbah dan/atau
Menteri
emisi;
101/PMK.04/2007
pengembangan
sistem
Masuk
tentang
Pembebasan
berdasar
Peraturan
Keuangan
tentang
Pembebasan
pengembangan asuransi lingkungan
peralatan dan bahan yang digunakan
hidup; pengembangan sistem label
untuk
ramah lingkungan hidup; dan sistem
lingkungan.
kinerja
di
bidang
bea
No
pembayaran jasa lingkungan hidup;
penghargaan 42
dan
pencegahan
masuk
import
pencemaran
Dian Wahyudin, Strategi Konsep Ekonomi Hijau Sebagai Sustainable Develovment Goals di Indonesia
Selain itu, pemerintah juga telah mengeluarkan
beberapa
insentif
kalangan green
swasta.
tax
dirasa
Pemberlakuan urgen
untuk
fiskal untuk pengembangan energi
pencegahan,
tenaga panas bumi, antara lain Pajak
penanggulangan
Pertambahan
kerusakan yang diakibatkan oleh
Nilai
Ditanggung
Pemerintah atas Impor Barang untuk
pengendalian, pencemaran
dan dan
kegiatan ekonomi.
Kegiatan Usaha Eksplorasi Hulu
Menurut sebuah studi, kebijakan
Minyak dan Gas Bumi serta Panas
pajak yang selama ini ditetapkan
bumi (Peraturan Menteri Keuangan
pemerintah kepada sektor industri
nomor
belum mempertimbangkan dampak
juga
242/PMK.011/2008). terkait
mekanisme
Ada Pajak
aktivitas
produksinya
Penghasilan Ditanggung Pemerintah
lingkungan,
serta
dan
mengabaikan
prinsip
Penghitungan
Penerimaan
terhadap cenderung keadilan
Negara Bukan Pajak atas Hasil
(fairness). Hal ini nampak dari
Pengusahaan Sumber Daya Panas
industri dengan emisi yang tinggi
bumi
(high pollutant industry) prosentase
untuk
Energi/Listrik
Pembangkitan
(Peraturan
Menteri
pajaknya justru kecil. Artinya, nilai
Keuangan nomor 22/PMK.02/2009
emisi yang besar tersebut tidak
tanggal 16 Pebruari 2009).
diimbangi dengan pembayaran pajak
Kebijakan lain yang potensial dilakukan
untuk
industri yang relatif bersih atau
mengendalikan dampak kerusakan
sedikit polutan (assembly sector)
lingkungan adalah disinsentif berupa
peringkat
pajak lingkungan (green tax). Ide
justru tinggi. Hal ini barangkali
green tax ini belum diaplikasikan di
disebabkan penerapan regulasi pajak
Indonesia
sudah
industri yang selama ini diterapkan
diakomodasi dalam RUU Pajak dan
pemerintah lebih bersandar pada
Retribusi Daerah. Pajak memiliki
tinjauan ekonomi dan institusional
fungsi ganda yakni sebagai sumber
semata, belum memperhatikan aspek
utama
lingkungan
(budgetary) pengatur mengawasi
pemerintah
yang juga tinggi. Di lain pihak, jenis
walaupun
penerimaan dan
negara
sebagai
(regulatory) aktivitas
alat untuk
pembayaran
sebagai
pajaknya
salah
satu
konsideran (BKF-FE Unair, 2011). SIMPULAN
ekonomi 43
Prosiding Seminar STIAMI ISSN 2355-2883
Volume III, No. 01, Februari 2016
Berdasarkan pemaparan yang telah
memacu diversifiakasi energy non
penulis jelaskan dalam pembahasan
fosil terutama memperkecil selisih
maka penulis mencoba menyimpulkan
harga
yaitu
terbarukan dengan energy fosil
a. Pembangunan
mensyaratkan
pertumbuhan
ekonomi
yang
berjalan secara simultan dengan kelestarian lingkungan. Transisi menuju paradigma pertumbuhan ekonomi hijau ini harus ada antara pemerintah,
masyarakat dan pihak swasta. Tidak
lagi
mengeksploitasi
lingkungan
hanya
demi
keuntungan
sesaat
tanpa
memikirkan untuk generasi yang akan
datang
dikarenakan
lingungan yang sudah tidak hijau lagi. b. Dengan adanya regulatory review maka diharapkan regulasi yang disusun
tanpa
analisis
yang
mendalam serta proses konsultasi publik
yang
sehingga
sangat
efektivitas
terbatas peraturan
tersebut menjadi kurang optimal baik dilihat dari sisi manfaat, biaya dan efek dari peraturan yang diterbitkan. c. Dengan
berbagai
insentif
dan
disinsentif yang disediakan oleh pemerintah 44
energi
baru
berwawasan
lingkungan
harmonisasi
antara
diharapkan
dapat
DAFTAR PUSTAKA BKF-Laboatorium Pengkajian Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga. (2011). Indonesia’s Green Growth Strategy for Global Initiatives: Developing a Simle Model and Indicators of Green Fiscal Policy in Indonesia Dally, Herman E, (1990). Suistainable Development: From Concept and Theory to Operational Principles. Resources, Environment, and Population. (1990): 25-43 Fauzi, Ahmad. 2004. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Gramedia Marboen, Ade. 2012. Bank Dunia Dorong Ekonomi Hijau http://www.antaranews.com/berita /314452/bank-dunia-dorongekonomi-hijau, diakses pada 11 Juni 2012 Moldan B dan Dahl Al. 2007. Meeting Conceptual Challenges dalam Hak T, Moldan B, Dahl AL (Ed) Suistainability Indicators: A Scientific Assessment. Scientific Committee on Problem of The Environment (SCOPE) Payne, Dinah M, and Cecily, A. Raiborn. 2001. Suistainable Development: The Ethics Support The Economics Journal of Business Ethics. 2001: 157-168 Shaleh, Malikkul. 2012. Ekonomi Hijau Berpotensi Ciptakan Pertumbuhan Ekonomi dan Kurangi Kemisikinan. http://sapulidinews.com/ekonomi/
Dian Wahyudin, Strategi Konsep Ekonomi Hijau Sebagai Sustainable Develovment Goals di Indonesia
berita.php/id=2112, diakses pada 10 Juni 2012 Tribunnews. 2012. Presiden SBY Canangkan Konsep Ekonomi Hijau http://www.tribunnews.com/2012/ 06/05/presiden-sby-canangkan-
konsep-ekonomi-hijau, diakses pada 20 Juni 2012 UNEP. 2012. Working Towards Suistainable Development http://www.unep.org/greenecono my/, diakses pada 12 Juni 2012
45