STRATEGI REKRUTMEN TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN PADA

TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN PADA SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) DARUL MUTTAQIEN ... KI dan Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan yang tela...

297 downloads 713 Views 1MB Size
STRATEGI REKRUTMEN TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN PADA SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) DARUL MUTTAQIEN PARUNG BOGOR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh : PUTRI AMALIA 205018200437

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010/ 1431 H

LEMBAR PERNYATAAN

Bismillahirromanirrohim Saya yang bertandatangan dibawah ini: Nama

: Putri Amalia

NIM

: 205018200437

Proram Study : Manajemen Pendidikan Jurusan

: Kependidikan Islam

Fakultas

: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dengan ini saya menyatakan: 1. Skripsi ini merupakan murni hasil karya saya sendiri yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S-1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Sumber-sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan murni hasil karya saya atau merupakan plagiasi dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, November 2010

Putri Amalia

i   

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

STRATEGI REKRUTMEN TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN PADA SDIT DARUL MUTTAQIEN PARUNG BOGOR

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh: PUTRI AMALIA NIM. 205018200437

Dibawah Bimbingan

Pembimbing I

Pembimbing II

Syafril, Drs, M.Pd.

SalmanTumanggor,Drs, M.Pd

NIP. 194606011967051001

NIP. 195707101979031002

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 ii   

UJI REFERENSI Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul “Strategi Rekrutmen Tenaga Pendidik dan Kependidikan Pada SDIT Darul Muttaqien Parung Bogor” yang disusun oleh Putri Amalia NIM 205018200437 Program Studi Manajemen Pendidikan Jurusan Kependidikan Islam Fakultas ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh pembimbing skripsi pada tanggal 3 November 2010.

Jakarta, November 2010

Dosen Pembimbing Skripsi:

Pembimbing I

Pembimbing II

SalmanTumanggor,Drs, M.Pd. NIP. 195707101979031002

Syafril, Drs, M.Pd. NIP. 194606011967051001

iii   

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

Skripsi berjudul: “Strategi Rekrutmen Tenaga Pendidik dan Kependidikan Pada SDIT Darul Muttaqien Parung Bogor” disusun oleh Putri Amalia dengan nomor induk mahasiswa 208018200437 telah diujikan pada tanggal 26 November 2010 dan telah diterima dan disyahkan oleh Dewan Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) pada jurusan/ prodi KI-Manajemen Pendidikan. Jakarta, 26 November 2010 Panitia Ujian Munaqosoh Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)

Tanggal

Tanda Tangan

Rusydy Zakaria, M. Ed, M. Phil. NIP. 1956 0530 198503 1 002

…………

……………….

Drs. Muarif SAM, M.Pd. NIP. 1965 0717 199403 1 005

…………

……………….

…………

……………….

…………

……………….

Penguji I Dra. Nurdelima Waruwu M.Pd. NIP. 1967 1020 200112 2 001 Penguji II Drs. Muarif SAM, M.Pd. NIP. 1965 0717 199403 1 005 Dekan

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA NIP. 19971005 198703 1 003 iv   

ABSTRAK

Putri Amalia KI-Manajemen Pendidikan 2050182000437 Strategi Rekrutmen Tenaga Pendidik dan Kependidikan Pada SDIT Darul Muttaqien Parung Bogor Tujuan penelitian ini untuk mengetahui strategi perekrutan tenaga pendidik dan kependidikan. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Darul Muttaqien yang berlokasi di Desa Jabon Mekar, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat dan dilaksanakan pada bulan Juni-Oktober 2010. Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif, dengan metode kualitatif deskriptif. Adapun respondennya adalah kepala sekolah, guru, staf administrasi, tenaga kebersihan dan keamanan sekolah. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Setelah data terkumpul dilakukan pengolahan data dengan cara menganalisa data yang ada, lalu kemudian di interpretasikan dengan mengacu pada kerangka pikir penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi rekrutmen yang dilakukan oleh kepala sekolah sudah cukup baik. Kegiatan perekrutan ini diawali dengan menganalisa kebutuhan tenaga pendidik dan kependidikan yang ada dan keadaan jumlah siswa pada tahun berjalan dan perkiraan pada tahun berikutnya sampai dengan penempatan pegawai baru. Metode yang digunakan tersebut dapat dikatakan sudah cukup efektif bagi lembaga, hal ini terbukti dengan tidak adanya guru yang mangkir dari tugas, demikian seperti yang diungkapkan oleh kepala sekolah selaku pelaksana dan pengambil keputusan dalam kegiatan perekrutan tenaga pendidik dan kependidikan di SDIT Darul Muttaqien Parung Bogor. Demi perbaikan dimasa mendatang penulis menyarankan agar kegiatan perekrutan tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah ini dilakukan dengan lebih objektif, materi seleksi pegawai baru juga harus lebih di tingkatkan kualitasnya dan kegiatan perekrutan harus di rancang secara matang agar dapat memenuhi kebutuhan lembaga dengan maksimal dan sesuai dengan tujuan pendidikan.

v   

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................ i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ................................ ii LEMBAR PENGESAHAN UJI REFERENSI............................................. iii LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ...........................................i v ABSTRAK .................................................................................................... v KATA PENGANTAR .................................................................................. vi DAFTAR ISI................................................................................................. viii DAFTAR TABEL ........................................................................................ x DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xi

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1 B. Masalah Penelitian ................................................................... 3 1. Identifikasi Masalah ........................................................ 3 2. Pembatasan Masalah ....................................................... 4 3. Perumusan Masalah ....................................................... 4 4. Manfaat Penelitian ......................................................... 5

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Pendidik Dan Tenaga Kependidikan ....................................... 7 1. Pengertian Pendidik Dan Tenaga Kependidikan ................ 7 2. Guru Ideal ........................................................................... 11 B. Rekrutmen Tenaga Pendidik Dan Kependidikan ..................... 16 1. Pengertian Rekrutmen ........................................................ 16 2. Tujuan Dan Pentingnya Rekrutmen .................................... 17 3. Sumber Dan Metode Perekrutan ........................................ 18 4. Strategi Rekrutmen Tenaga Pendidik Dan Kependidikan....24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ..................................................................... 29 B. Tempat penelitian .....................................................................29 vi   

C. Metode Penelitian .................................................................... 30 D. Populasi Dan Sampel .............................................................. 30 E. Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data .............................. 30 1. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 30 2. Instrumen Pengumpulan Data ............................................ 31 F. Teknik Analisa Data ................................................................ 32 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Profil Sekolah .......................................................................... 34 1. Keadaan siswa .................................................................... 35 2. Keadaaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan .................. 35 3. Struktur Organisasi ............................................................. 37 4. Sarana dan Prasarana .......................................................... 38 B. Strategi Rekrutmen Tenaga Pendidik dan Kependidikan pada SDIT Darul Muttaqien Parung Bogor ..................................38 C. Deskripsi dan Analisa Data ..................................................... 40 1. Aspek Seleksi Administrasi ................................................ 40 2. Aspek Wawancara (Interview), Tes Tertulis, Tes Baca Tulis Al-Qur’an dan Psikotes ...................................................... 44 3. Aspek Tes Mengajar (Micro Teaching) .............................. 47 4. Aspek Pembinaan Pegawai, Orientasi dan Penempatan Pegawai ....................................................................... 48 D. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 54 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ........................................................................ B. Saran .................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... LAMPIRAN-LAMPIRAN

vii   

57 59 61

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama

: Putri Amalia

Tempat/Tgl Lahir

: Tangerang, 2 Februari 1981

NIM

: 205018200437

Jurusan/ Prodi

: KI – Manajemen Pendidikan

Judul skripsi

: Strategi Rekrutmen Tenaga Pendidik dan Kependidikan pada Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Darul Muttaqien Parung Bogor

Dosen Pembimbing

: 1. Drs, Syfril, M.Pd. 2. Drs. Salman Tumanggor, M.Pd.

dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis. Pernyataan ini di buat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqosah.

Jakarta,

November 2010

Mahasiswa Ybs,

Materai 6000

Putri Amalia NIM. 205018200437

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim

Puji Syukur Alhamdulillah penulis haturkan kehadirat Illahi Robbi, Allah SWT. Tuhan semesta alam yang telah menciptakan manusia dari segumpal darah zat yang . Sehingga manusia dapat hidup dengan cahaya ilmu dan pengetahuan. Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing dan mendidik umatnya dengan ilmu dan akhlak menuju jalan yang diridhoi oleh Allah SWT. Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akademis di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam rangka mencapai gelar S.Pd. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan disana sini, karenanya penulis mohon kritik dan saran dari pembaca agar menjadi lebih baik lagi dimasa mendatang. Penulis juga mendapatkan dukungan penuh dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan moril maupun materil. Ucapan terima kasih tersebut penulis sampaikan khususnya kepada: 1. Prof. Dr. Dede Rosada, M.A. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan beserta staf yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Rusydy Zakaria, M. Ed., M.Phil. dan Drs. Mu’arif Sam, M.Pd. Ketua Jurusan KI dan Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan yang telah memberikan nasehat, arahan, dan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini serta rekomendasinya untuk melakukan penelitian. 3. Drs. Syafril, M.Pd. dan Drs. Salman Tumanggor, M.Pd., pembimbing dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih yang setulusnya penulis sampaikan atas apresiasi, nasehat, motivasi dan bimbingannya kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Semoga Allah membalasnya dengan pahala yang berlipat ganda atas keikhlasan dan kesabaran bapak-bapak dalam membimbing penulis. 4. Seluruh dosen Program Studi Manajemen Pendidikan yang telah mengajarkan ilmu yang bermanfaat, mendidik dan membimbing penulis selama kuliah di UIN Jakarta. Mohon maaf karena tidak penulis uraikan satu persatu disini. 5. Drs. Moch. Asy’ari, kepala sekolah SDIT Darul Muttaqien Parung Bogor serta seluruh dewan guru dan pegawai yang telah banyak membantu penulis dalam memperoleh data dan informasi mengenai strategi rekrutmen tenaga pendidik dan kependidikan pada penelitian ini,

vi

6. Yang tercinta ayahanda Samid Bin H. Nimin dan ibunda Nawiyah Binti H. Saih, kakakku Faisal Ahmadi dan Muinah (Istri), Iis Ismayati serta adik-adikku Anis Fitriani, S.Pi. dan Nurul Novianti, SKM., dan semua kerabat yang tak henti-hentinya memberikan motivasi serta do’a yang tulus demi keberhasilan penulis dalam menyelesaikan pendidikan ini dengan baik. Dukungan moril dan materil, kasih sayang, nasehat serta bimbingan kalian sangat bermanfaat bagi penulis. Semoga Allah SWT. membalasnya dengan limpahan pahala yang berlipat dan dicatat sebagai amal kebaikan bagi kita semua. 7. Seseorang yang Allah pilihkan untukku dan penulis sayangi karena Allah, yang telah memberikan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 8. Aan Amanah, SE, Kepala TK Islam Permata Amalina dan rekan-rekan seperjuangan, sahabatku tersayang Nurin Wahyuni, S.Psi., Herawati yang lucu, Novita Anggeraini yang kreatif serta Siti Aliyah yang pendiam, dukungan dan motivasi kalian sangat bermanfaat bagi penulis. Tak lupa ucapan terima kasih kepada seluruh siswa/i TK Islam Permata Amalina yang lucu-lucu dan menggemaskan, kalian adalah motivator yang paling baik. 9. Sahabat-sahabatku di KIMP-NR angkatan 2005, Lina, Ria, Hilda, Lena, Tika, Iha, Iim, Sana, Eka, Dize, Okti, Dewi, Maya, Fuha, Sastra, Fadly, Subhan, Rizal dan Ru’yat yang selalu menemaniku dikala suka dan duka, terima kasih atas kerjasama, dukungan dan bantuan kalian semua yang selalu memberikan semangat kepada penulis. Penulis hanya dapat mendo’akan semua pihak yang telah berpartisipasi dan membantu penulis dengan tulus dalam penyusunan skripsi ini semoga dicatat sebagai amal shalih oleh Allah SWT. dan akan dibalas dengan balasan kebaikan yang berlipat ganda. Tak lupa penulis juga mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya jika dalam penulisan skripsi ini terdapat hal yang kurang berkenan. Penulis sangat berharap agar skripsi ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca sekalian.

Jakarta, 1 November 2010 Penulis

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................

i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .....................................

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJI REFERENSI ...................................................

iii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ...................................................

iv

ABSTRAK ............................................................................................................

iv

KATA PENGANTAR ..........................................................................................

vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................

viii

DAFTAR TABEL dan BAGAN ..........................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................

xii

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1 B. Masalah Penelitian ...........................................................................

3

1. Identifikasi Masalah ...................................................................

3

2. Pembatasan Masalah ..................................................................

4

3. Perumusan Masalah ...................................................................

4

4. Manfaat Penelitian .....................................................................

5

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Pendidik Dan Tenaga Kependidikan ...............................................

7

1. Pengertian Pendidik Dan Tenaga Kependidikan ........................

7

2. Guru Ideal ...................................................................................

11

B. Rekrutmen Tenaga Pendidik Dan Kependidikan ............................

16

1. Pengertian Rekrutmen .................................................................

16

2. Tujuan Dan Pentingnya Rekrutmen ............................................

17

3. Sumber Dan Metode Perekrutan .................................................

18

4. Strategi Rekrutmen Tenaga Pendidik Dan Kependidikan .........

24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian .............................................................................. 29 B. Tempat penelitian .............................................................................

29

C. Metode Penelitian ............................................................................. 30

D. Populasi Dan Sampel ........................................................................ 30 E. Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data ......................................

30

1. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................

30

2. Instrumen Pengumpulan Data .....................................................

31

F. Teknik Analisa Data ......................................................................... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Profil Sekolah ................................................................................... 34 1. Keadaan siswa .............................................................................

35

2. Keadaaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan ..........................

36

3. Struktur Organisasi ....................................................................... 37 4. Sarana dan Prasarana .................................................................... 39 B. Strategi Rekrutmen Tenaga Pendidik dan Kependidikan pada SDIT Darul Muttaqien Parung Bogor ............................................... 39 C. Deskripsi dan Analisa Data ............................................................... 41 1. Aspek Seleksi Administrasi ......................................................... 42 2. Aspek Wawancara (Interview), Tes Tertulis, Tes Baca Tulis Al-Qur’an dan Psikotes ................................................................ 45 3. Aspek Tes Mengajar (Micro Teaching) ....................................... 49 4. Aspek Pembinaan Pegawai, Orientasi dan Penempatan Pegawai 50 D. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 56

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ....................................................................................... 59 B. Saran ................................................................................................. 60

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... LAMPIRAN-LAMPIRAN

61

DAFTAR TABEL DAN BAGAN

NO

NAMA TABEL

HAL

-

Jadwal penelitian

29

-

Kisi-kisi instrumen

31

1

Keadaan siswa/i SDIT Darul Muttaqien Parung Bogor

35

2

3 4 - 34

Keadaan tenaga pendidik dan kependidikan di SDIT Darul Muttaqien Parung Bogor Struktur organisasi SDIT Darul Muttaqien Parung Bogor Sarana dan prasarana Hasil penelitian

36

38 39 42 - 58

DAFTAR LAMPIRAN

NO

LAMPIRAN

1

Hasil Wawancara

2

Angket

3

Hasil Angket/ Pendapat Guru

4

Profil Sekolah

5

Struktur Organisasi

6

Surat Pengajuan Proposal Skripsi

7

Surat Bimbingan Skripsi

8

Surat Permohonan Izin Observasi

9

Surat Permohonan Riset/Wawancara

10

Surat Izin Penelitian di Sekolah

11

Surat Keterangan Penelitian

12

Daftar Uji referensi

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai suatu institusi atau lembaga pendidikan merupakan sarana untuk melaksanakan proses pendidikan. Sekolah bukan hanya dijadikan sebagai tempat berkumpul antara guru dan siswa melainkan suatu sistem yang kompleks dan dinamis. Di sisi lain, sekolah merupakan suatu wadah untuk menciptakan sosok manusia yang berpendidikan tanpa melihat latar belakang siswa yang telibat didalamnya baik dari segi budaya, sosial maupun ekonomi. Manajemen diperlukan agar pengelolaan pendidikan di sekolah terarah melalui pengembangan visi, misi, dan tujuan yang jelas. Banyak sekolah yang memiliki guru yang berkualitas, sarana dan prasarana yang memadai, siswa yang kualitasnya di atas rata-rata tetapi gagal dalam mewujudkan dirinya sebagai sekolah yang berkualitas. Hal ini disebabkan karena tidak adanya visi, misi, dan tujuan yang jelas, disamping sulitnya sekolah mewujudkan koordinasi tim kerja dalam mewujudkan sekolah berkualitas tersebut. Oleh karena itu, pihak sekolah hendaknya mengelola sekolah melalui pendekatan manajemen. Tenaga pendidik dan kependidikan, khususnya kepala sekolah harus selalu melakukan perencanaan ke atas dan ke bawah. Perencanaan ke atas maksudnya, kepala sekolah berusaha secara maksimal dan kontinyu mencari terobosan baru yang dapat memperkaya sekolah binaannya, baik menyangkut ilmu pengetahuan, metodologi pengajaran, masalah pembiayaan, studi banding, dan lain sebagainya, sehingga sekolah tersebut dapat sejajar dengan sekolah yang berkualitas.

2

Perencanaan ke bawah maksudnya adalah kepala sekolah harus mampu melaksanakan

perencanaan

secara

matang

untuk

melakukan

penertiban

administrasi keuangan, guru, aktivitas mengajar, sarana dan prasarana, perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya. Begitu juga tenaga kependidikan lainnya seperti tata usaha, konselor, pembina pramuka, bendahara, pustakawan dan laboran harus mengetahui tugas dan tanggung jawab, dan wewenang yang harus dilakukan untuk mendukung kerja sekolah demi mewujudkan sekolah yang berkualitas. Tanpa kerjasama tenaga kependidikan tersebut, maka sulit untuk mewujudkan sekolah yang berprestasi. Dalam hal ini, yang berperan untuk merencanakan tugas, wewenang, dan tanggung jawab tersebut adalah kepala sekolah. Sumber daya pendidikan adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam penyelenggaraan

pendidikan

yang

meliputi

tenaga

kependidikan,

dana,

masyarakat, sarana dan prasarana. Sehubungan dengan hal tersebut, fungsi personalia yang harus dilakukan kepala sekolah adalah melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelatihan, dan pengembangan, kompensasi, penilaian dan pemberhentian. Sistem pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang digunakan haruslah sesuai dengan kebutuhan organisasi, agar proses rekrutmen yang dilakukan tidak hanya sekedar mengisi kekosongan pegawai atau hanya sekedar mendapatkan SDM yang biasa saja, tetapi SDM yang berdedikasi tinggi dan profesional dibidangnya. “Rekrutmen (pengadaan) tenaga pendidik dan kependidikan adalah seperangkat kegiatan dan proses yang dipergunakan untuk memperoleh sejumlah orang yang bermutu pada tempat dan waktu yang tepat sesuai dengan ketentuan hukum sehingga orang dan sekolah dapat saling menyeleksi berdasarkan kepentingan terbaik masing-masing dalam jangka panjang maupun jangka pendek.” 1 Dengan pelaksanaan rekrutmen yang baik diharapkan sekolah mendapatkan tenaga pendidik dan kependidikan yang sesuai dengan kualifikasi yang ditetapkan oleh sekolah. Sebab, di dalam berlangsungnya kegiatan sekolah unsur manusia merupakan unsur yang sangat penting, karena kelancaran jalannya

1

Panduan Diklat, Manajemen Pemberdayaan Sumber Daya Tenaga Pendidik dan Kependidikan Sekolah, (Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Depdiknas, 2008), h. 8

3

pelaksanaan program sekolah sangat ditentukan oleh orang-orang yang terlibat didalamnya. Bagaimanapun lengkap dan modernnya fasilitas gedung, perlengkapan, alat kerja, metode dan dukungan masyarakat, akan tetapi apabila manusia-manusia yang bertugas menjalankan program sekolah tersebut kurang kompeten terhadap setiap tugas yang diembannya, maka akan sangat sulit untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Salah satu permasalahan yang sering terjadi di beberapa sekolah dalam melakukan rekrutmen tenaga pendidik dan kependidikan yaitu masalah perencanaan rekrutmen tenaga pendidik dan kependidikan yang kurang matang, sehingga acap kali terjadi diskualifikasi dan ketidakefektifan tujuan sekolah karena banyak pekerjaan-pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh beberapa orang harus dikerjakan sendirian. Hal tersebut biasanya terjadi karena kurangnya tenaga yang ahli dalam bidang-bidang pekerjaan tertentu. Terkadang juga terjadi ketidaksesuaian penempatan personil terhadap tugas dan fungsinya, misalnya, menempatkan guru olahraga hanya berdasarkan pengalaman ataupun bakat si pelamar dan bukan berdasarkan latar belakang pendidikan/akademis si pelamar. Berdasarkan pengamatan penulis, permasalahan yang terakhir juga terjadi di SDIT DARUL MUTTAQIEN BOGOR, yaitu dalam penempatan tenaga pendidik dan

kependidikannya tidak selalu berdasarkan latar belakang pendidikan/akademis pelamar, namun ada hal-hal lain yang menjadi pedoman bagi pimpinan dalam merekrut calon tenaga pendidik dan kependidikannya. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, penulis mengajukan skripsi dengan judul “STRATEGI PEREKRUTAN TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN

PADA

SEKOLAH

DASAR

ISLAM

TERPADU

(SDIT)

DARUL

MUTTAQIEN BOGOR”.

B. Masalah Penelitian 1. Identifikasi Masalah Penulis mengidentifikasi masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah sebagai berikut:

4

a. Belum tersedia standar baku strategi perekrutan tenaga pendidik dan kependidikan di lingkungan SDIT Darul Muttaqien Bogor sehingga rekrutmen selama ini tergantung kebijakan yang berlaku saat ini. b. Pelaksanaan perekrutan calon pegawai/karyawan baru terkadang tidak sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan pada tahun sebelumnya. c. Waktu pelaksaan proses rekrutmen untuk mendapatkan tenaga pendidik dan kependidikan terlalu singkat sejak pengumpulan berkas lamaran, tes seleksi sampai dengan pengumuman hasil seleksi sehingga menyulitkan bagi calon pelamar dalam menyiapkan berkas yang dipersyaratkan. Bagi lembaga sendiri hal itu akan berakibat berkurangnya jumlah pelamar yang memenuhi syarat yang diharapkan oleh lembaga. d. Penempatan tenaga pendidik dan kependidikan di SDIT Darul Muttaqien Bogor masih ada yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan/akademis pelamar (Miss Match).

2. Pembatasan Masalah Agar pembahasan yang akan dipaparkan oleh penulis lebih terfokus, maka penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti hanya pada pelaksanaan strategi perekrutan tenaga pendidik dan kependidikan yang diterapkan di SDIT Darul Muttaqien Bogor untuk memenuhi kebutuhan tenaga pendidik dan kependidikan, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif sesuai dengan kebutuhan operasional sekolah.

3. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: a. Bagaimana strategi perekrutan tenaga pendidik dan kependidikan yang dilakukan di SDIT Darul Muttaqien Bogor?

5

4. Manfaat Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagi penulis, diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan menambah wawasan penulis tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan penerapan manajemen di SDIT Darul Muttaqien Bogor, khususnya dalam melakukan proses rekrutmen tenaga pendidik dan kependidikannya agar dapat bekerja lebih baik, efektif dan efisien sehingga menjadi sumber daya manusia yang lebih produktif. b. Bagi Lembaga Pendidikan, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan untuk mendayagunakan tenaga pendidik dan kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan yang maksimal demi kemajuan lembaga. c. Bagi pihak lain yang membaca tulisan ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan informasi dan pengetahuan mengenai strategi perekrutan tenaga pendidik dan kependidikan yang baik, ataupun sebagai bahan kajian lebih lanjut bagi peneliti berikutnya.

6

BAB II KAJIAN TEORI

Kualitas program pendidikan bergantung tidak saja pada konsep-konsep program yang cerdas tapi juga pada personil guru yang mempunyai kesanggupan dan keinginan untuk berprestasi. Tanpa personil yang cakap dan efektif, program pendidikan yang dibangun di atas konsep-konsep yang cerdas serta di rancang dengan telitipun dapat tidak berhasil. Oleh karenanya para pengelola lembaga pendidikan khususnya kepala sekolah harus mencari dan mendapatkan tenaga pendidik dan kependidikan yang sesuai dengan kebutuhan lembaga dan mampu bekerja secara maksimal serta bertanggung jawab terhadap tugas-tugasnya agar dapat mencapai tujuan pendidikan. “Pendidikan yang baik, sebagaimana yang diharapkan oleh masyarakat modern dewasa ini dan sifatnya yang selalu menantang, mengharuskan adanya pendidik yang baik. Hal ini berarti bahwa di masyarakat diperlukan pemimpin yang baik, di rumah diperlukan orangtua yang baik, dan di sekolah dibutuhkan guru yang baik. Akan tetapi dengan ketiadan pegangan tentang persyaratan pendidikan profesional maka hal ini menyebabkan timbulnya bermacam-macam tafsiran orang tentang arti guru yang baik, tegasnya guru yang profesional.” 1

1

Djam’an Satori, dkk, Materi Pokok Profesi Keguruan MKDK 4005, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), cet. 3, h. 1.16

7

A. Tenaga Pendidik dan Kependidikan 1.

Pengertian Pendidik dan Tenaga Kependidikan Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang sangat

penting dalam dunia pendidikan. Di dalam dunia pendidikan sumber daya manusia dikenal dengan istilah tenaga pendidik dan kependidikan. Berdasarkan Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) Nomor 20 Tahun 2003, Bab XI pasal 39 ayat: (1) Tenaga Kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. (2) Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi (3) Pendidik yang mengajar pada satuan pendidikan dasar dan menengah disebut guru dan pendidik yang mengajar pada satuan pendidikan tinggi disebut dosen, (4) Ketentuan mengenai guru pada ayat diatur dengan undang-undang sendiri. 2 Sedangkan pada Bab XI pasal 40 ayat (1) dan ayat (2) dijelaskan mengenai hak dan kewajiban pendidik dan tenaga kependidikan, yaitu: (1) Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh: a) Penghasilan dan jaminan kesejahteraan social yang pantas dan memadai, b) Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja, c) Pembinaan karir sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas, d) Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan intelektual dan e) Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas. (2) Pendidik dan kependidikan berkewajiban: a) Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis, b) Mempunyai komitmen secara professional untuk meningkatkan mutu pendidikan, dan c) Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya. 3

2

Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) Nomor 20 Tahun 2003, Bab XI pasal 39 ayat (1) dan (2), h. 30

8

Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik yang dimaksudkan di atas adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini sejalan dengan pendapat Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) seperti dijelaskan di bawah ini: “Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: Kompetensi pedagogik; Kompetensi kepribadian; Kompetensi profesional; dan Kompetensi sosial. Pendidik meliputi pendidik pada TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SDLB/SMPLB/SMALB, SMK/MAK, satuan pendidikan Paket A, Paket B dan Paket C, dan pendidik pada lembaga kursus dan pelatihan. Tenaga kependidikan meliputi kepala sekolah/madrasah, pengawas satuan pendidikan, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, teknisi, pengelola kelompok belajar, pamong belajar, dan tenaga kebersihan.” 4 Tenaga kependidikan juga dapat diartikan sebagai orang yang berperan serta dalam proses pelaksanaan pendidikan pada satuan pendidikan untuk menciptakan

sosok

manusia

yang

berpendidikan.

Tenaga

kependidikan

merupakan orang yang membimbing, menguji, mengajar melatih peserta didik, menjadi tenaga fungsional kependidikan yang menilik, mengawasi, meneliti dan mengembangkan perencanaan-perencanaan di bidang pendidikan. “Bilamana merujuk kepada Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1992 tentang Tenaga Kependidikan, maka tenaga kependidikan terdiri atas pendidik, pengelola satuan pendidikan, pengawas, peneliti, pengembang, pustakawan, laboran dan teknisi sumber belajar. Pendidik meliputi pengajar (guru), pembimbing (konselor/penyuluh), pelatih (instruktur, tutor, pamong, dan widyaiswara).” 5 3

Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) Nomor 20 Tahun 2003, Bab XI pasal 40 ayat (1) dan (2), h. 31 4

Tersedia pada http://bsnp-indonesia.org_Standar Pendidikan dan TenagaKependidikan.htm, download 120810 5 Ibrahim Bafadal, Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar Dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, (Jakarta:Bumi Aksara, 2008), cet. 4, h. 14

9

Dengan demikian, “guru merupakan tenaga kependidikan yang tergolong sebagai pendidik. Secara yuridis guru di sekolah dasar merupakan guru kelas. Selain guru kelas, di sekolah dasar juga terdapat guru mata Pelajaran Agama dan guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Dalam kondisi normal, jumlah pegawai di sekolah dasar konvensional terdiri atas 6:2:1:1, yaitu enam orang guru, dua orang guru mata pelajaran (Pendidikan Agama dan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan), satu orang Kepala Sekolah, dan satu orang pesuruh sekolah), walaupun akhir-akhir ini telah bermunculan sekolah dasar swasta yang dikelola secara profesional yang memiliki tenaga kependidikan dalam jumlah yang banyak sekali.” 6 Dalam kamus besar Bahasa Indonesia “tenaga artinya orang yang bekerja/pekerja”, 7 “pendidik adalah guru atau orang yang berpendidikan”, 8 sedangkan “guru adalah orang yang mengajari orang lain baik di sekolah atau bukan tentang suatu ilmu pengetahuan atau tentang suatu ketrampilan, 9 maksudnya yaitu bahwa tenaga pendidik atau guru adalah orang yang bekerja untuk menyampaikan suatu ilmu kepada orang lain baik itu ilmu pengetahuan maupun ilmu tentang suatu keterampilan. Syaiful Bahri Djamarah dalam Pupuh Faturrohman, mendefinisikan “guru sebagai tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik. Selain memberikan sejumlah ilmu pengetahuan, guru juga bertugas menanamkan nilai-nilai dan sikap kepada anak didik agar anak didik memiliki kepribadian yang paripurna. Dengan keilmuan yang dimilikinya, guru membimbing anak didik dalam mengembangkan potensinya.” 10 Abdul Majid mengemukakan bahwa “guru adalah orang yang bertugas membantu murid untuk mendapatkan pengetahuan sehingga ia dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya.” 11 Moch. Uzer Usman, “guru merupakan suatu profesi yang artinya suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini mestinya tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar 6

Ibrahim Bafadal, Peningkatan Profesionalisme, .... h. 18 JS Badudu, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994), h. 1473 8 JS Badudu, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, .... h. 342 9 JS Badudu, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, .....h. 478 10 Pupuh Faturrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar_Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Jakarta: PT. Refika Aditama: 2007), h. 43 11 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran_Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), cet. 3, h. 123 7

10

bidang kependidikan walaupun kenyataannya masih dapat dilakukan oleh orang diluar kependidikan.” 12 Menurut Pupuh Faturrohman “guru adalah manusia unik yang memiliki

karakter

sendiri-sendiri.

Perbedaan

karakter

ini

menyebabkan situasi belajar yang diciptakan setiap guru bervariasi.”

akan 13

Sedangkan menurut Ibrahim Bafadal “guru sekolah dasar perlu dipersiapkan dengan baik melalui pendidikan guru yang baik, diseleksi dan ditempatkan dengan tepat di seluruh Indonesia. Kualifikasi guru sekolah dasar selalu berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pendidikan, mulai masa penjajahan, era kemerdekaan, sampai era sekolah atau era 1990-an.” 14 Dalam tatanan bermasyarakat sendiri, guru baik formal maupun nonformal masih dianggap sebagai suatu pekerjaan yang sangat mulia, terutama jika dipandang dari kacamata islam sebagai agama mayoritas yang di anut oleh sebagian besar rakyat indonesia. Guru masih dijadikan panutan oleh sebagian masyarakat kita dalam bertingkah laku. Jika ada guru yang berperilaku menyalahi norma di masyarakat maka ia akan di hujat oleh masyarakat sekitar, namun jika ia berperilaku santun, maka ia akan sangat di hormati bahkan di sanjung melebihi orang lain yang berprofesi selain guru meskipun orang tersebut berperilaku santun seperti guru yang dimaksud. “Hal pertama kali yang menimbulkan kekaguman kita terhadap para ahli pendidikan muslim terdahulu adalah penghargaan mereka. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, seorang guru dalam Islam sudah sepatutnya menempatkan terhadap persoalan pendidikan yang sangat tinggi, bahkan mereka menilainya sebagai wujud tanggungjawab moral yang sangat luhur. Mereka menganggap tugas mengajar bukan hanya sekedar sebagai profesi kerja, melainkan lebih sebagai kewajiban agama.” 15 Pada zaman dahulu komunikasi/interaksi antar siswa dan guru berkelanjutan, artinya di sekolah maupun di masyarakat guru tetap dianggap sebagai tokoh yang patut dihormati dan diteladani perilakunya, selain itu yang menyeleksi seseorang untuk menjadi guru adalah masyarakat dengan melihat latar belakang keluarga/keturunan dari sosok tersebut, jadi tidak sembarang orang bisa 12

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992), cet. 4, h. 4 13 Pupuh Faturrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar ,.... h. 43 14 Ibrahim Bafadal, Peningkatan Profesionalisme, .... h. 18 15 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, .... h.123

11

menjadi guru bagi masyarakat dan menjadi guru adalah pilihan, ikhlas dan tanpa pamrih. Berbeda dengan masa sekarang, menjadi guru dianggap cukup mudah yaitu dengan melalui pendidikan formil siapapun bisa menjadi guru sehingga sekarang pendidikan menjadi bidang komersil dan sangat mahal. Siapa yang mampu membayar mahal akan mendapatkan fasilitas yang mereka inginkan dan sebaliknya yang tidak mampu membayar tidak akan mendapatkan pendidikan yang layak. Sedangkan Supriadi (Hadiyanto, 2004) mengemukakan bahwa “guru (termasuk dosen) adalah profesi yang pada mulanya dianggap mulia dan luhur karena mereka adalah orang yang berilmu, berakhlak, jujur, baik hati, disegani serta menjadi teladan masyarakat, dan masih puluhan karakteristik lagi.” 16 Oleh karena itu masyarakat kita masih sangat mengharapkan sosok guru yang dapat menjadi panutan dan teladan yang baik khususnya bagi anak-anak mereka sebagai peserta didik juga bagi orang tua dan masyarakat sekitar pada umumnya. Sehingga masyarakat merasa aman dan nyaman menitipkan putraputrinya kepada para guru yang beranggung jawab terhadap tugasnya sebgai pendidik.

2. Guru Ideal Dalam rangka proses peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah diperlukan

guru, baik secara individu maupun sebagai makhluk sosial yang

mampu bekerjasama untuk melakukan suatu perubahan kearah yang lebih baik agar pendidikan dan pembelajaran menjadi lebih berkualitas. Sebenarnya menuju pendidikan dan pembelajaran yang berkualitas tidak hanya bergantung pada satu komponen saja misalnya guru, melainkan gabungan dari beberapa komponen pendukung seperti ketersediaan sarana dan prasarana pendukung yang memadai, program kegiatan yang menarik dan tidak menjemukan, murid, dana yang cukup, lingkungan masyarakat dan yang juga tak kalah penting adalah kepemimpinan kepala sekolah sebagai manajer sekolah. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa semua komponen tersebut diatas tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa adanya 16

Hadiyanto, Mencari Sosok Desentralisasi Manajemen Pendidikan Di Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 2

12

sumber daya manusia yang cakap dalam mengelola semua komponen tesebut, dalam hal ini adalah tenaga kependidikan termasuk didalamnya guru-guru yang profesional. Profesi guru dituntut untuk memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal, hal tersebut di kenal dengan sebutan guru professional yakni orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya dibidangnya. Itu berarti bahwa guru bukan hanya memperoleh pendidikan formal saja tetapi juga harus menguasai berbagai strategi atau teknik didalam kegiatan operasional lembaga pendidikan terutama dalam kegiatan belajar mengajar serta menguasai landasan-landasan kependidikan. Menurut Adler (Ibrahim Bafadal, 2008) ”guru merupakan unsur manusiawi yang sangat menentukan keberhasilan pendidikan Guru merupakan unsur manusiawi yang sangat dekat hubungannya dengan anak didik dalam upaya pendidikan sehari-hari di sekolah.” 17 “Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih bertari mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.” 18 Oleh karena itu, “guru menjadi sebuah komponen yang paling penting/esensial dan juga sangat menentukan kualitas pembelajaran di sekolah.Sejak dahulu, dan mudah-mudahan sampai sekarang, guru menjadi panutan masyarakat. Masyarakat masih mendudukan guru pada tempat yang terhormat dalam kehidupan bermasyarakat, yakni di depan memberi suri teladan, di tengah-tengah membangun, dan di belakang memberikan dorongan dan motivasi. “Hal ini selaras dengan apa yang di kemukakan oleh Tokoh pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara yang telah menggariskan pentingnya peranan seorang guru dalam proses pendidikan dengan ungkapan: Ing Ngarso Sung Tulada, yang berarti di depan memberi teladan. Ing Madya Mangun Karsa, yang berarti di tengah menciptakan 17

Ibrahim Bafadal, Peningkatan Profesionalisme, .... h. 4 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru, .... hal. 4

18

13

peluang untuk berprakarsa. Asas ini memperkuat peran dan fungsi guru sebagai mitra setara (di tengah), serta sebagai fasilitator (menciptakan peluang/produktivitas pembelajaran). Dan Tut Wuri Handayani, yang artinya dari belakang memberikan dorongan dan arahan.” 19 Menjadi guru harapan masyarakat dan bangsa tidaklah mudah, karena seorang guru harus mampu meningkatkan peranan dan kompetensinya dalam proses pembelajaran khususnya didalam kelas dan umumnya didalam lembaga yang bersangkutan. Proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Untuk menciptakan sumber daya manusia (siswa) yang berkualitas, guru di Indonesia dituntut untuk menjadi sosok yang ideal. Masyarakat mengharapkan agar “guru” adalah sosok yang dapat “digugu” dan “ditiru”. 20 Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar akan mempengaruhi kompetensi guru dalam mengajar. Guru pemula dengan latar belakang pendidikan, akan lebih mudah dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah. Guru yang bukan berlatar belakang dari pendidikan keguruan akan banyak menemukan masalah di kelas. Dalam melaksanakan tugasnya mengantarkan anak didik menjadi orang yang berilmu pengetahuan dan berkepribadian, guru dituntut memiliki kepribadian yang baik sehingga bisa dicontoh oleh siswanya. 21 Sebagai Ketua Umum Pengurus Besar PGRI, Surya (Hadiyanto, 2004) mengemukakan sembilan karakteristik citra guru yang ideal, yaitu: 1. Memiliki semangat juang yang tinggi disertai kualitas keimanan dan ketaqwaan yang mantap; 2. Mampu mewujudkan dirinya dalam keterkaitan dan padanan dengan tuntunan lingkungan dan perkembangan IPTEK; 3. Mampu belajar dan bekerjasama dengan profesi lain; 4. Memiliki etos kerja yang kuat 5. Memiliki kejelasan dan kepastian pengembangan jenjang karir; 6. Berjiwa profesional tinggi; 7. Memiliki kesejahteraan lahir dan batin, material, dan non material; 8. Memilki wawasan masa depan; 9. Mampu melaksanakan fungsi dan peranannya secara terpadu. 22

19

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, ....h.126

20

Hadiyanto, Mencari Sosok Desentralisasi, .... h. 11

21

Pupuh Faturrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, .... h. 43

22

Hadiyanto, Mencari Sosok Desentralisasi, .... h. 12

14

Menurut Rice dan Bihsoprick (Ibrahim Bafadal, 2008) “guru profesional adalah guru yang mampu mengelola dirinya sendiri dalam melaksanakan tugas-tugasnya sehari-hari. Profesionalisme guru oleh kedua pasangan penulis tersebut dipandang sebagai satu yang bergerak dari ketidaktahuan (ignorance) menjadi tahu, dari ketidakmatangan (immaturity) menjadi matang, dari diarahkan oleh orang lain (otherdirectedness) menjadi mengarahkan diri sendiri.”23 Ibrahim Bafadal mengemukakan pendapatnya sendiri bahwa “guru yang profesional yaitu guru yang memiliki visi yang tepat dan berbagai aksi inovatif. Visi tanpa aksi adalah bagaikan sebuah impian, aksi tanpa visi adalah bagaikan perjalanan tanpa tujuan dan membuang-buang waktu saja. Visi dengan aksi dapat mengubah dunia.” 24 Guru dianggap sebagai suatu profesi bilamana ia memiliki persyaratan dasar, ketrampilan teknik serta didukung oleh sikap kepribadian yang mantap. Dengan demikian, berarti guru yang profesional harus memiliki kompetensi berikut: 1. Kompetensi profesional, artinya ia memiliki pengetahuan yang luas serta dalam dari subjek matter (bidang studi) yang akan diajarkan serta penguasaan metodologis dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoritik, mampu memilih metode yang tepat serta mampumenggunakan berbagai metode dalam proses belajar mengajar. Guru pun harus memiliki pengetahuan luas tentang landasan kependidikan dan pemahaman terhadap subjek didik (murid). 2. Kompetensi personal, artinya memiliki sikap kepribadian yang mantap, sehingga mampu menjadi sumber identifikasi bagi subjek. Dengan kata lain , guru harus memiliki kepribadian yang patut diteladani, sehingga mampu melaksanakan kepemimpinan yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara, yaitu tut wuri handayani, ing madya mangun karso, dan ing ngarso sung tulodo. 3. Kompetensi sosial, artinya ia menunjukkan kemampuan berkomunikasi sosial, baik dengan murid-muridnya maupun dengan sesama teman guru, dengan kepala sekolah bahkan dengan masyarakat luas. 4. Kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya yang berarti mengutamakan nilai kemanusiaan daripada nilai benda material. 25 Setiap lembaga, baik lembaga komersil maupun lembaga sosial seperti sekolah baik negri maupun swasta mengharapkan tenaga kerjanya adalah 23

Ibrahim, Bafadal, Peningkatan Profesionalisme, .... h. 5 Ibrahim, Bafadal, Peningkatan Profesionalisme, .... h. 6 25 Djam’an Satori, dkk, “Materi pokok Profesi Keguruan, ..... h. 1.18 24

15

manusia-manusia yang bertanggung jawab, jujur dan amanah, sehingga dapat mencapai tujuan lembaga dengan hasil yang semaksimal mungkin. Terutama dalam lembaga pendidikan diharapkan sumber daya manusianya dapat menjadi tauladan yang baik bagi anak-anak didik mereka dan menghasilkan generasigenerasi penerus yang berakhlakul karimah dalam menjalani kehidupannya di masa mendatang. Beberapa prinsip dasar kode etik tersebut sebagaimana dikemukakan oleh M. Jawad Ridla (Abdul Madjid, 2007) dalam bukunya al-Fikr al-Tarbawiyyu al-Islamiyyu Muqaddamat fi ushulih al-Ijtima’iyyati wa al-Aqlaniyyati, yaitu: Prinsip pertama, Keharusan ilmu dibarengi dengan pengalamannya. Seorang guru (muallim) muslim berkewajiban mengamalkan ilmunya. Ia harus menyatukan antara ucapan dan perbuatannya, sebab ilmu itu diketahui dengan mata batin sedangkan amal perbuatan diketahui dan disaksikan dengan mata lahir. Prinsip kedua, Bersikap kasih sayang terhadap siswa, dan memperlakukan mereka seperti putra-putrinya sendiri. Prinsip ketiga, Menghindarkan diri dari ketamakan. Seorang guru seyogianya menghindarkan diri dari ketamakan dan komersialisasi ilmu. Semestinya guru mempunyai himmah (cita-cita tinggi), tidak rakus terhadap kekayaan orang lain. Prinsip keempat, Bersikap toleran dan pemaaf. Diantara kewajiban guru adalah bersikap lapang dada terhadap murid-muridnya, mencegah keributan apalagi sampai perkelahian diantara mereka, karena yang demikian tidak ada manfaatnya. Prinsip kelima, Menghargai kebenaran. Para guru adalah “penyampai” kebenaran, mereka berkewajiban menghargai kebenaran dan komitmen memegangnya.Mereka berkewajiban memiliki “etos” keilmuan, sehingga dengan senang hati melakukan kajian penelitian untuk senantiasa melakukan perbaikan. Prinsip keenam, Keadilan dan keinsafan. Apabila para ulama itu adalah pewaris Nabi, sementara para Nabi diperintahkan untuk merealisasikan keadilan di kalangan umat manusia, maka para guru dituntut lebih banyak dibandingkan dengan yang lain untuk berpegang pada nilai-nilai keadilan. Karenanya, seorang guru harus selalu insaf (memiliki kesadaran dan rasa empati), pada saat mengadakan penelitian,

16

melakukan pembicaraan, dan menyampaikan ilmu serta mendengarkan pertanyaan murid. Prinsip ketujuh, Rendah hati. Seorang guru hendaknya meninggalkan sikap keras kepala dan berlagak serba tahu. Seorang guru hendaknya lebih mengedepankan ketulusan dan kejujuran jika menghadapi berbagai persoalan. Jika ia ditanya sesuatu yang belum diketahuinya, hendaknya ia menjawab: entah, saya belum tahu (Ibn Jamaah dalam Tadzkirat). Prinsip kedelapan, Ilmu adalah untuk pengabdian kepada orang lain. Seorang guru harus menyadari bahwa tujuan utama dari ilmu adalah bermanfaat bagi orang lain. Jadi relasi manusia dengan ilmu dari sisi sebagai sarana bagi pelayanan hidup. Hubungan antara seorang guru dan para muridnya adalah ibarat ukiran tanah liat atau bayangan dan tongkat. Bagaimana mungkin tanah liat akan terukir dengan suatu gambar yang tidak pernah digoreskan diatasnya, dan bilakah byangan tongkat akan tampak lurus, sedangkan tongkatnya bengkok. 26 Guru memang sangat berperan penting dalam menentukan keberhasilan belajar mengajar, oleh karena itu guru dituntut memiliki beberapa kecakapan/ kompetensi agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Tugas guru sangat mulia yaitu menciptakan generasi penerus yang cerdas dan berkahlakul karimah. Karenanya seorang guru dan juga setiap personil sekolah lainnya haruslah orangorang yang bertanggung jawab, jujur dan amanah serta memilki akhlak/perilaku yang baik agar dapat menjadi teladan bagi peserta didik khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. agar kelak ketika generasi terdahulu berakhir masa kepemimpinannya maka akan digantikan oleh generasi muda yang berakhlak mulia dan dapat menciptakan perdamaian di muka bumi ini.

B. Rekrutmen Tenaga pendidik dan Kependidikan Sekolah 1.

Pengertian Rekrutmen Tenaga Pendidik dan Kependidikan Sekolah Penarikan (recruitment) tenaga pendidik dan kependidikan merupakan suatu

proses pencarian dan pemikatan para calon tenaga pendidik dan kependidikan) yang mempunyai kemampuan sesuai dengan rencana kebutuhan suatu lembaga pendidikan.

26

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, .... h.124

17

“Pada latar sekolah dasar, rekrutmen dapat didefinisikan sebagai aktivitas manajemen sekolah dasar yang mengupayakan didapatkannya seorang atau lebih guru yang betul-betul potensial untuk menjadi guru kelas, guru mata pelajaran atau guru lainnya dalam rangka memenuhi kebutuhan guru di sekolah dasar yang bersangkutan.” 27 Menurut E. Mulyasa “rekrutmen yaitu suatu upaya untuk mencari dan mendapatkan calon-calon tenaga kependidikan yang memenuhi syarat sebanyak mungkin, untuk kemudian dipilih calon terbaik dan tercakap.” 28 Penyeleksian adalah, atau seharusnya, tindakan prediksi dan bukan perjudian yang gegabah. Yaitu, ia harus memiliki maksud untuk memprediksi dengan setepat mungkin

supaya seseorang mampu

melakukan pekerjaan tertentu. 29 Kegiatan penyaringan tenaga pendidik dan kependidikan dapat dibuat selektif dengan jalan membatasi permohonan kepada kelompok khusus. Dalam kondisi tertentu mungkin terdapat kesempatan yang lebih menguntungkan untuk memperoleh tenaga pendidik dan kependidikan yang memenuhi harapan sekolah. Namun demikian, perekrutan tenaga pendidik dan kependidikan kebanyakan merupakan suatu fungsi yang positif untuk mencari, menentukan, dan menarik para pencari kerja untuk mengisi formasi tenaga pendidik dan kependidikan. Pertimbangan yang matang dalam menentukan seleksi khusus kepada calon tenaga pendidik dan kependidikan merupakan prioritas utama. Kondisi psikologis tenaga pendidik dan kependidikan harus sejalan dengan kondisi sekolah.

2.

Tujuan Rekrutmen Tenaga Pendidik dan Kependidikan Sekolah Tujuannya umum rekrutmen adalah untuk mendapatkan persediaan

sebanyak mungkin calon-calon pelamar sehingga organisasi akan mempunyai

27

Ibrahim, Bafadal, Peningkatan Profesionalisme, .... h. 21 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional_Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), cet. 2, h. 153 29 Collin Morgan, Professional Development For Educational Management_Pengembangan Profesional Untuk Manajemen Pendidikan, (Jakarta: PT. Grasindo, 2004), h. 191 28

18

kesempatan yang lebih besar untuk melakukan pemilihan terhadap calon pekerja yang dianggap memenuhi standar kualifikasi organisasi. S.P. Siagian mengemukakan bahwa “rekrutmen (penarikan) merupakan proses mencari, menemukan, dan menarik para pelamar yang kapabel untuk dipekerjakan dalam dan oleh organisasi.” 30 Direktorat Tenaga Kependidikan Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan tujuan umum rekrutmen adalah untuk menyiapkan

sejumlah calon tenaga pendidik dan kependidikan yang berkualitas dan potensial bagi sekolah. Tujuan spesifik rekrutmen adalah sebagai berikut: a. Untuk menetapkan kebutuhan rekrutmen sekolah masa sekarang dan yang akan datang hubungannya dengan perencanaan SDM dan job analysis. b. Untuk meningkatkan sejumlah calon tenaga pendidik dan kependidikan dengan biaya minimum. c. Untuk membantu meningkatkan angka keberhasilan dari proses seleksi dengan menurunkan sejumlah tenaga pendidik dan kependidikan yang bermutu rendah (underqualified) atau bermutu terlalu tinggi (overqualified) dengan jelas. d. Untuk membantu menurunkan kemungkinan tenaga pendidik dan kependidikan yang setelah direkrut dan diseleksi, akan hengkang dari sekolah setelah beberapa saat kemudian. e. Untuk memenuhi tanggung jawab sekolah bagi program tindakan persetujuan dan hukum lain serta kewajiban sosial yang berurusan dengan komposisi tenaga pendidik dan kependidikan. f. Untuk mengawali identifikasi dan menyiapkan tenaga pendidik dan kependidikan potensial yang akan menjadi calon tenaga pendidik dan kependidikan yang sesuai. g. Untuk meningkatkan keefektifan sekolah dan individu dalam jangka pendek dan panjang. h. Untuk mengevaluasi keefektifan teknik dan pencarian rekrutmen yang beragam dari semua jenis tenaga pendidik dan kependidikan. 31 3.

Sumber dan Metode Perekrutan Perekrutan tenaga pendidik dan kependidikan dapat ditentukan dari

berbagai sumber. Prioritas utama dititik beratkan pada orientasi manajemen tenaga pendidik dan kependidikan berdasarkan pertimbangan dan kebijakan yang 30

Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta:PT. Bumi Aksara, 2004), cet. 11, h. 102 31 Panduan Diklat, Manajemen Pemberdayaan Sumber Daya Tenaga Pendidik dan Kependidikan Sekolah, (Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Depdiknas, 2008), h. 37

19

diambil. Keseimbangan penentuan sumber mungkin merupakan hal yang perlu mendapat pertimbangan manajemen SDM. Namun, ini tidak menjamin bahwa kelangsungan sekolah bergantung pada keseimbangan penentuan sumber tenaga pendidik dan kependidikan. Yang jelas, masa depan sekolah salah satunya bergantung pada kelihaian manajemen SDM dalam menentukan dan memilih tenaga pendidik dan kependidikan yang cakap, sesuai dengan motif orientasi sekolah. Secara garis besar penentuan sumber tenaga pendidik dan kependidikan dapat dilakukan dengan dua sumber, yakni perekrutan dari internal sekolah dan perekrutan dari eksternal sekolah.

a.

Sumber Internal Sekolah Salah satu sumber perekrutan tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah

adalah melalui rekrutmen secara internal, artinya pihak lembaga yang membutuhkan tenaga kerja hanya perlu membuat pengumuman mengenai lowongan pekerjaan untuk posisi kosong tersebut. Informasi tersebut akan menyebar dari pegawai yang satu kepada pegawai yang lain atau bisa juga terjadi mutasi beberapa pegawai dari suatu posisi ke posisi yang kosong tersebut melalui rapat internal lembaga. Sumber internal meliputi tenaga pendidik dan kependidikan sekarang, rekan-rekan tenaga pendidik dan kependidikan, tenaga pendidik dan kependidikan sebelumnya, dan pelamar sebelumnya. Promosi, penurunan pangkat dan pemindahan juga dapat menyediakan pelamar bagi departemen-departemen atau divisi-divisi dalam sekolah. Tenaga pendidik dan kependidikan saat ini merupakan sumber tenaga pendidik dan kependidikan dalam dua hal: mereka dapat mengacu kepada rekan-rekan terhadap sekolah, dan mereka juga dapat menjadi pelamar oleh mereka sendiri dengan transfer dan promosi potensial. Promosi. Ketersediaan promosi dalam suatu sekolah, dapat memotivasi tenaga pendidik dan kependidikan untuk bertugas, dan promosi internal dapat lebih hemat bagi sekolah baik waktu maupun uang. Hal yang berkaitan dengan promosi dari dalam telah meninggalkan beberapa argumen. Salah satunya bahwa tenaga pendidik dan kependidikan internal kualifikasinya lebih baik. Transfer. Transfer seringkali penting dalam penyediaan tenaga pendidik dan kependidikan dengan lebih luas berbasis pandangan sekolah. Oleh karena itu, pemberian transfer dapat merupakan cara memperoleh

20

tenaga pendidik dan kependidikan dari luar sekolah sesama seperti dari dalam. 32 b.

Metode Internal Lowongan kerja dapat dicari melalui pengumuman pada papan

pengumuman, dari mulut ke mulut, surat personalia sekolah, daftar promosi berdasarkan kinerja, rating potensial yang diperoleh dari aktivitas-aktivitas penilaian, daftar senioritas, dan daftar yang dihasilkan oleh inventarisasi skill dalam departemen SDM sekolah. Metode yang paling sering digunakan meliputi penempatan tenaga pendidik dan kependidikanan dan kontrak informal. Penempatan kerja. Sebuah metode yang secara jelas menampilkan pembukaan kerja saat ini, memperluas undangan terbuka bagi semua tenaga pendidik dan kependidikan dalam suatu sekolah. Hal ini melayani tujuan-tujuan berikut ini: • Memberikan peluang bagi pertumbuhan dan pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan. • Memberikan peluang yang sama bagi kemahiran semua tenaga pendidik dan kependidikan. • Menciptakan keterbukaan yang lebih luas dalam sekolah dengan membuat kesempatan yang diketahui oleh semua tenaga pendidik dan kependidikan. • Meningkatkan kesadaran staf dari perolehan gaji, gambaran kerja, promosi umum dan prosedur transfer, dan apa yang merupakan kinerja yang efektif. • Mengkomunikasikan tujuan dan sasaran sekolah dan memberikan setiap individu kesempatan untuk menemukan kesesuaian personal dalam struktur kerja sekolah. Program Rekomendasi Tenaga pendidik dan kependidikan. Program rekomendasi tenaga pendidik dan kependidikan, merupakan iklan dari mulut ke mulut dimana tenaga pendidik dan kependidikan diberi wewenang untuk mencalonkan pelamar yang trampil bagi sekolah. Metode ini merupakan cara rekrutmen biaya rendah per pengangkatan, meskipun dalam beberapa hal kandidat ada yang berasal dari sekolah luar. Metode ini bermanfaat bagi pencarian pelamar dalam pasokan jangka pendek dan kandidat pimpinan/Kepsek. 33

32

Panduan Diklat, Manajemen Pemberdayaan Sumber Daya Tenaga Pendidik,.... h. 38 Panduan Diklat, Manajemen Pemberdayaan Sumber Daya Tenaga Pendidik..... h. 38

33

21

c.

Sumber Eksternal Sekolah Menurut Sondang P. Siagian sumber-sumber penarikan calon tenaga kerja

secara ekternal meliputi: a) b) c) d) e) f) g) h) i) j) k)

Pelamar Langsung Lamaran Tertulis Lamaran Berdasarkan Informasi Orang Dalam Iklan Instansi Pemerintah Perusahaan Penempatan tenaga Kerja Perusahaan Pencari Tenaga Kerja Profesional Lembaga Pendidikan Organisasi Profesi Serikat Pekerja Balai Latihan Kerja Milik Pemerintah 34

Tidak jauh berbeda dengan perusahaan ataupun organisasi komersial lainnya, lembaga pendidikanpun perlu melakukan rekrutmen/penarikan calon tenaga kerja yang dibutuhkan oleh lembaga agar dapat mencapai tujuannya dengan efektif dan efisien pula. Dalam hal ini tenaga kerja yang dibutuhkan adalah tenaga pendidik (guru) dan tenaga kependidikan lainnya yang dapat membantu kelancaran proses belajar mengajar di lembaga pendidikan tersebut. Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, rekrutmen tenaga pendidik dan kependidikan secara eksternal meliputi:

Walk-ins (pelamar yang datang ke sekolah). Penggunaan walk-ins dalam rekrutmen terutama lazim bagi para tenaga pendidik dan kependidikan juru tulis dan pabrik/jasa. Dalam metode walk-ins, para individu menjadi para pelamar dengan datang memasuki kantor kerja sekolah. Agen Kerja. Agen-agen kerja bisa negeri ataupun swasta. Agen-agen kerja swasta cenderung melayani dua kelompok calon tenaga pendidik dan kependidikan: profesional atau pimpinan/Kepsekial dan tenaga pendidik dan kependidikan kasar (unskilled), agen kerja memainkan peran yang penting dalam perekrutan calon tenaga kerja tenaga pendidik dan kependidikan profesional dan pimpinan/Kepsekial. Meskipun berhasil, biaya sekolah jauh lebih besar dari pada keuntungan yang diperoleh. Agen-agen Bantuan Sementara. Agen Bantuan sementara mewakili berbagai sekolah. Para tenaga pendidik dan kependidikan sementara juga 34

Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, ....h. 112

22

memiliki kesempatan untuk bertugas dalam sekolah yang beragam, oleh karena itu mereka dapat memuaskan pilihan terhadap fleksibilitas jadwal dan beragam tempat kerja. Selanjutnya para tenaga pendidik dan kependidikan sementara bisa menerima kompensasi langsung lebih tinggi dibandingkan dengan staf permanen, meskipun mereka juga umumnya tidak mendapatkan keuntungan tidak langsung. Asosiasi dan Perkumpulan Sekolah. Asosiasi sekolah dan profesional juga menjadi sumber penting bagi rekrutmen. Berita di surat kabar dan pertemuan tahunan sering menyediakan pengumuman tentang lowongan tenaga pendidik dan kependidikanan. Pertemuan tahunan juga dapat menawarkan para pengusaha dan para tenaga pendidik dan kependidikan yang potensial untuk bertemu. Masyarakat dan sekolah telah menerapkan ide ini dan saat ini telah mempertemukan banyak para pengusaha dan pencari kerja pada bursa kerja. Dengan terbatasnya waktu wawancara, bursa seperti ini merupakan langkah awal dalam proses rekrutmen. Namun demikian, mereka menyediakan alat efektif bagi pengusaha dan para tenaga pendidik dan kependidikan yang potensial untuk bertemu. Sekolah. Sekolah dapat dikategorikan ke dalam tiga tipe; sekolah lanjutan, sekolah kejuruan dan teknik, akademi dan perguruan tinggi. Semuanya merupakan sumber rekrutmen penting bagi sekolah, meskipun kepentingannya bervariasi tergantung pada jenis calon tenaga pendidik dan kependidikan yang dicari. Tenaga pendidik dan kependidikan asing (aliens). Kekurangan nyata dari beberapa calon tenaga pendidik dan kependidikan yang ada, termasuk tenaga profesional seperti insinyur ahli kimia, perawat, dan ahli geologi. Akibatnya para pengusaha mencari untuk mengangkat tenaga pendidik dan kependidikan asing – seringkali dari negara yang jauh atau melalui kantor penempatan akademi. 35 d.

Metode Eksternal Metode eksternal biasanya digunakan untuk menjaring pelamar yang lebih

banyak dan berasal dari beragam latar belakang yang berbeda baik latar belakang pendidikan, asal muasal sampai latar belakang kebudayaan si pelamar yang datang. Banyak sekolah mencari calon tenaga pendidik dan kependidikan dari semua jenis dengan memesan iklan ekstensif di radio dan televisi, surat kabar daerah dan surat kabar nasional. Radio dan Televisi. Hanya sedikit persentasi yang menggunakan radio dan televisi untuk mencari tenaga pendidik dan kependidikan. 35

Panduan Diklat, Manajemen Pemberdayaan Sumber Daya Tenaga Pendidik,..... h. 39

23

Sekolah merasa enggan untuk menggunakan media ini karena mereka khawatir iklannya terlalu mahal, akan membuat sekolah kelihatan nekad atau merusak citra konservatif sekolah. Namun, sekolah yang nekad untuk mencapai jenis lowongan kerja tertentu, seperti tenaga pendidik dan kependidikan yang terampil akan meningkatkan pengeluaran rekrutmennya bagi iklan di radio dan televisi dengan hasil yang menguntungkan. Surat Kabar dan Jurnal Sekolah. Surat kabar secara tradisional telah menjadi metode yang paling umum dalam rekrutmen eksternal. Mereka mencapai sejumlah besar calon tenaga pendidik dan kependidikan potensial yang ongkosnya relatif rendah setiap pemuatan. Surat kabar juga digunakan untuk merekrut semua jenis tenaga pendidik dan kependidikan, dari yang paling tidak terampil sampai yang paling tinggi tingkat keterampilannya dan jabatan top pimpinan/ kepsek. Layanan komputer. Metode eksternal yang lebih baru dan kurang umum adalah layanan rekrutmen komputer. Cara kerja layanan ini sebagai penempatan daftar pembukaan kerja maupun mencari calon tenaga pendidik dan kependidikan. Akuisisi dan Merger. Para tenaga pendidik dan kependidikan juga dapat diperoleh melalui akuisisi dan merger.Hasil yang signifikan dari proses merger atau akuisisi merupakan sejumlah besar tenaga pendidik dan kependidikan terlatih, beberapa diantaranya tidak terkecuali dalam sekolah baru.Akibatnya, sekolah baru secara potensial memiliki sejumlah besar calon tenaga pendidik dan kependidikan (meskipun mereka tenaga pendidik dan kependidikan baru) yang sudah berkualitas. Sebagai hasil merger atau akuisisi tenaga pendidik dan kependidikan baru bisa diciptakan sebagai tambahan tenaga pendidik dan kependidikanan yang lama. Untuk tenaga pendidik dan kependidikan baru ini, tenaga pendidik dan kependidikan yang terlatih menjadi calon tenaga pendidik dan kependidikan yang potensial dan berkualitas. Untuk tenaga pendidik dan kependidikan yang lama (mereka yang tidak diganti), para tenaga pendidik dan kependidikan tersebut menjadi terlatih dari orang-orang yang paling berkualitas yang dapat diidentifikasi dan diseleksi. 36 Meskipun sekolah menggunakan dua sumber internal dan eksternal pada rekrutmen, mereka tidak selalu menghasilkan jumlah pelamar yang cukup seperti mereka inginkan, atau menahan tenaga pendidik dan kependidikan itu pada nilainilai sekolah. Khususnya dalam persaingan pasar dan keahlian individu yang tinggi. Tetapi sekolah dapat mempertinggi rekrutmen melalui tawaran yang diberikan,

36

seperti

bantuan

relokasi

atau

melalui

penstabilan

program

Panduan Diklat, Manajemen Pemberdayaan Sumber Daya Tenaga Pendidik,..... h. 40

24

pengembangan karier atau pengasuhan anak untuk fasilitas tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah. “Pendekatan tradisional untuk rekutmen konsen pada kesesuaian kemampuan pelamar dengan keahlian lowongan kerja. Pendekatan baru, meskipun masih konsen pada kesesuaian keahlian, pengetahuan dan kemampuan, juga konsen dengan kesesuaian kepribadian, ketertarikan, pilihan pelamar dengan tenaga pendidik dan kependidikanan dan karakteristik sekolah. Dua komponen penting dalam pendekatan baru rekrutmen yaitu interview tenaga pendidik dan kependidikan dan program kesesuaian tenaga pendidik dan kependidikan. Interview Tenaga pendidik dan kependidikanan. Aspek penting dalam proses rekrutmen adalah interview. Interview yang baik memberi pelamar pada langkah-langkah realistik tenaga pendidik dan kependidikanan yang akan disenangi. Ini dapat berarti membuat pelamar tertarik untuk bergabung dengan sekolah, sementara interview yang tidak baik akan membuat banyak pelamar menolaknya. Menerima bahwa pelamar sesuai dengan penyaringan, mereka harus diberi kesempatan untuk interview dengan pengawas potensial dan para tenaga pendidik dan kependidikan. Interview dengan pengawas potensial sangatlah penting karena dengan orang yang akan membuat keputusan akhir. Program Kesesuaian Tenaga pendidik dan kependidikanan. Kesesuaian tenaga pendidik dan kependidikanan adalah langkah sistematis untuk mengidentifikasi kesesuaian keahlian, pengetahuan, dan kemampuan kepribadian, ketertarikan, dan pilihan mereka juga kesesuaian mereka pada lowongan kerja. Menyampaikan tekanan pada sekolah untuk memelihara efektivitas rekrutmen, seleksi dan penempatan pada tenaga pendidik dan kependidikan lama atau baru, secara otomatis akan bermanfaat pada kesesuaian tenaga pendidik dan kependidikan.” 37 4.

Strategi Rekrutmen Tenaga Pendidik dan Kependidikan Penarikan sumber

daya manusia ini dimulai ketika suatu organisasi

mencari calon tenaga yang dibutuhkan melalui berbagai cara sampai dengan penyerahan aplikasi (lamaran) oleh pelamar kepada organisasi tersebut. Atau proses rekrutmen biasanya berlangsung sejak mencari pelamar hingga pengajuan lamaran oleh pelamar. “Rekrutmen dan seleksi (recruitment and selection) adalah komponen penting dalam pencarian sumber daya manusia yang handal di perusahaan. Tanpa rekrutmen dan seleksi yang tepat, maka perusahaan akan “menyesal” dikemudian hari. Ada yang lebih ekstrim mengatakan bahwa perusahaan akan cepat “hancur” jika proses rekrutmen 37

Panduan Diklat, Manajemen Pemberdayaan Sumber Daya Tenaga Pendidik,.... h. 43

25

danseleksinya tidak benar. Dengan seleksi yang tepat, perusahaan akan mempunyai orang-orang yang tepat (the right man in the right place)”. 38 Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata “strategi berarti (1) ilmu siasat perang, (2) siasat, akal, tipu muslihat yang digunakan untuk mencapai suatu maksud.” 39 Atau dengan kata lain, strategi juga berarti “cara atau taktik”. Kemudian kata strategi sendiri mengalami perkembangan, yakni digunakan hampir di semua kegiatan organisasi, termasuk kegiatan politik, ekonomi, sosial dan budaya, dan tak terkecuali dalam kegiatan pendidikan. Pada era 1990-an kata strategi mulai diadopsi dalam istilah bisnis yaitu dalam hal menetapkan arah kepada “manajemen” dalam arti orang tentang sumber daya di dalam bisnis dan tentang bagaimana mengidentifikasikan kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk membantu memenangkan persaingan di dalam pasar termasuk dalam dunia pendidikan. Salah satu persyaratan yang sangat penting dalam proses rekrutmen suatu organisasi adalah formulir lamaran yang harus diisi oleh calon pelamar. Setiap perusahaan atau organisasi memiliki formulir lamaran yang biasanya dirancang sendiri sehingga sesuai dengan kebutuhan organisasi atau perusahaan tersebut. Meskipun dirancang dan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan atau organisasi tertentu, namun biasanya jenis informasi yang tertuang dalam formulir lamaran pada dasarnya adalah sama. Pada umumnya suatu formulir lamaran menggali informasi tentang delapan hal, yaitu: a. Data pribadi b. Status pelamar c. Keahlian dan ketrampilan d. Riwayat pengalaman e. Latar belakang kemiliteran f. Piagam penghargaan g. Kegemaran atau hobi h. Referensi 40 Pentingnya keterlibatan para kepala sekolah yang lebih besar dalam administrasi personil semakin diakui. Pertama, perumusan kembali peranan 38

Adi Soenarno, The dinamics of Human Resources_Becoming a True HR Specialist, (Jakarta: PT. Grasindo, 2006), h. 43 39

JS Badudu,dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, .... h. 1357 Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, .... h. 126

40

26

kepala sekolah dalam pembaruan pendidikan telah membawa pada kesimpulan perlunya perluasan peranan kepala sekolah meliputi tanggung jawab dalam mengembankan program dan kepemimpinan guru dalam memelihara, memajukan dan memperlancar pemerataan kesempatan pendidikan, dan dalam mengerahkan kekuatan sekolah untuk perbaikan kondisi proses pembelajaran. Sebagai pemimpin unit pelaksana yang penting, kepala sekolah dipandang sebagai partner para pejabat senior di departemen pendidikan dalam mengembangkan kemampuan personil guru untuk melayani berbagai tuntutan baru terhadap pendidikan. Kedua, kepemimpinan dan manajemen sekolah menjadi bertambah kompleks berkenaan dengan jumlah maupun keragaman personil sekolah, khususnya di sekolah-sekolah menengah yang besar. Perubahan-perubahan sosial, perbedaan yang meningkat dalam fungsi-fungsi, administratif dan edukatif, dan pertumbuhan dalam ukuran sekolah semuanya menambah dimensi baru kepada tugas dan kewajiban administrasi sekolah. Oleh karenanya kepala sekolah dan para pengelola sekolah lainnya harus dapat merancang dan melaksanakan program dan strategi rerkrutmen tenaga pendidik dan kependidikan yang efektif dan efisien agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara maksimal. 1. 2. 3. 4. 5.

Dasar-dasar program rekrutmen yang baik harus mencakup: Dapat memikat banyak pelamar yang memenuhi syarat Tidak pernah mengkompromikan standar seleksi Berlangsung secara berkesinambungan Program rekrutmen itu kreatif, imajinatif, dan inovatif Rekrutmen dapat menarik individu dari karyawan yang saat ini sedang dikaryakan oleh lembaga lain atau yang sedang tidak bekerja. 41 Dalam dunia pendidikan, rekrutmen atau penarikan calon pegawai disebut

dengan istilah sistem rekrutmen guru (tenaga pendidik dan kependidikan). Untuk memperoleh guru yang berkualitas baik (sebagai pendidik, pengajar, dan pemimpin), maka dalam sistem perekrutan guru harus melalui beberapa tahapan 41

Ali Nurdin, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta:Faza Media, 2006), h. 38

27

seleksi, yaitu: seleksi administratif, wawancara, tes praktik mengajar (guru), pembinaan, orientasi dan penempatan. Untuk memperoleh guru yang berkualitas, perlu memperhatikan beberapa tahapan rekrutmen di atas yaitu untuk mencari tahu mengenai latar belakang pendidikan, pengalaman bekerja, motivasi dan keterangan lainnya yang dimiliki pelamar. Informasi ini nantinya digunakan untuk mengetahui kemampuan, bakat, minat dan kompetensi si pelamar serta untuk menentukan penempatan dan kompensasi yang sesuai dengan si pelamar tersebut. Setiap lembaga harus mampu menempatkan pegawainya pada posisi yang tepat. Artinya, tempatkan mereka pada posisi yang sesuai dengan ketrampilan masing-masing. Ketidaktepatan menempatkan posisi pegawai akan menyebabkan pekerjaan menjadi kurang lancar dan tidak dapat memperoleh hasil yang maksimal. Disamping itu, semangat dan kegairahan kerja pegawai akan menurun. Karena sesungguhnya masalah menempatkan pegawai pada posisi yang tepat merupakan faktor yang sangat penting dalam usaha membangkitkan semangat dan kegairahan kerja. Begitu pula halnya dalam lembaga pendidikan, kepala sekolah harus mampu menempatkan posisi calon tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang baru direkrut sesuai dengan kebutuhan dan ketrampilan serta bakat yang dimilikinya agar pegawai baru tersebut dapat bekerja dengan maksimal dan usaha perekrutan menjadi efektif. Dari berbagai uraian tentang tenaga pendidik dan kependidikan, rekrutmen dan strategi, maka yang dimaksud dengan strategi rekrutmen tenaga pendidik dan kependidikan adalah taktik atau cara sekolah/lembaga pendidikan untuk menarik/mencari dan menyeleksi calon tenaga pendidik dan kependidikan yang jujur, amanah, bertanggung jawab, berakhlak mulia dan berprestasi baik sehingga sekolah dapat memperoleh orang-orang atau tenaga pendidik dan kependidikan yang paling sesuai dengan kebutuhan kerja yang ada dan sejalan dengan visi dan misi sekolah/lembaga pendidikan tersebut, hal ini sangat sesuai dengan ajaran agama Islam. Strategi

yang

digunakan

dalam

merekrut

tenaga

pendidik

dan

kependidikan yang baik harus dapat mengidentifikasi bagaimana pegawai akan di

28

rekrut, darimana mereka berasal dan kapan mereka harus direkrut. Jadi ada beberapa tahapan yang perlu diperhatikan dalam strategi rekrutmen calon tenaga pendidik dan kependidikan, yaitu: perencanaan dan analisis kebutuhan tenaga pendidik dan kependidikan,seleksi administratif, wawancara, tes praktik mengajar (guru), serta pembinaan, orientasi dan penempatan pegawai yang diterima harus sesuai dengan kebutuhan lembaga dan kompetensi yang dimilikinya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi perekrutan tenaga pendidik dan kependidikan pada SDIT Darul Muttaqien Parung Bogor dalam rangka pencapaian tujuan lembaga tersebut.

B. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDIT Darul Muttaqien Parung Bogor yang beralamat di Jln. Raya Jakarta Bogor KM 41 Jabon Mekar Parung Bogor 16330 Telp. 0251-8600262 Fax. 0251-8611884. Adapun penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Oktober 2010 dengan rincian sebagai berikut:

NO

BULAN

1

Juni 2010

2

Juni-Juli 2010

3

Agustus-September 2010

4

Oktober 2010

KEGIATAN Izin observasi dan izin wawancara untuk penelitian skripsi Observasi dan dokumentasi data penelitian di lapangan Wawancara

dengan

kepala

sekolah,

menyebarkan angket dan mengumpulkan angket Pengolahan data penelitian

29

C. Metode Penelitian Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan empiris. Penulis hanya akan mendeskripsikan keadaan atau fenomena yang ada, dengan mencatat, menganalisa situasi dan kondisi ataupun kejadian yang terdapat pada objek penelitian.

D. Populasi dan Sampel Populasi merupakan keseluruhan obyek penelitian yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan dan peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam sebuah penelitian. Sedangkan sampel adalah sebagian individu yang memiliki sifat dan karakteristik yang sama sehingga benar-benar mewakili populasi. Dalam penelitian ini populasinya adalah tenaga pendidik dan kependidikan di SDIT Darul Muttaqien Parung Bogor. Karena jumlah respondennya kurang dari 100 orang, maka sampelnya adalah seluruh tenaga pendidik dan kependidikan di SDIT Darul Muttaqien Parung Bogor yaitu kepala sekolah, guru, staff administrasi, tenaga kebersihan dan kemanan sekolah yang berjumlah 33 orang.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah teknik wawancara dan angket. Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan kepala SDIT Darul Muttaqien Parung Bogor. Sedangkan angket dalam penelitian ini penulis susun dan sebarkan kepada guru, staff administrasi, petugas kebersihan dan penjaga sekolah (keamanan). Penulis menggunakan angket multiple choice (pilihan ganda) dengan 4 pilihan jawaban yang tersedia yaitu a, b, c, dan d dimana responden hanya membubuhkan tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang paling sesuai dengan pendapatnya secara pribadi.

30

2. Instrumen Pengumpulan Data Wawancara (interview) adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari yang diwawancarai. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan kepala sekolah dan penulis juga membuat pedoman wawancara yang berkaitan dengan nformasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu mengenai strategi rekrutmen tenaga pendidik dan kependidikan pada SDIT Darul Muttaqien Parung Bogor. Instrumen ini digunakan oleh penulis untuk memperoleh keterangan langsung dari kepala sekolah yang berguna sebagai data primer mengenai strategi rekrutmen tenaga pendidik dan kependidikan yang diterapkan pada SDIT Darul Muttaqien Parung Bogor. Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang penulis gunakan untuk memperoleh informasi dari guru, staff administrasi, petugas kebersihan dan penjaga sekolah (keamanan) mengenai laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Angket ini penulis gunakan untuk memperoleh informasi pendukung atau sebagai data sekunder tentang strategi rekrutmen tenaga pendidik dan kependidikan pada SDIT Darul Muttaqien Parung Bogor. KISI-KISI INSTRUMEN NO BUTIR SOAL

1

Perencanaan dan pelaksanaan rekrutmen tenaga pendidik dan kependidikan

Pedoman wawancara

Wawancara

2

Seleksi Administrasi

1, 2, 3, 4, 5, 28

Angket

6, 7, 8, 13, 20, 21, 25, 26

Angket

14, 15, 16,

Angket

9, 10, 11, 12, 17, 18, 19, 22, 23, 24, 27, 29

Angket

3

4 5

POKOK BAHASAN

INSTRUMEN

INDIKATOR

NO

Strategi rekrutmen tenaga pendidik dan kependidikan

Wawancara (interview), tes tetulis, tes baca tulis Al-Qur’an dan psikotes Tes Praktek Mengajar (Guru) Pembinaan, Orientasi dan Penempatan

31

F. Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul, selanjutnya peneliti melakukan analisa terhadap data yang

diperoleh dari responden. Teknik analisa data adalah proses

penyederhanaan

data

kedalam

bentuk

yang

lebih

mudah

dibaca

dan

diinterpretasikan agar data yang terkumpul tersebut dapat dianalisis untuk kemudian ditarik kesimpulan akhir yang bersifat kualitatif. Adapun teknik analisis yang penulis di gunakan adalah teknik analisis data secara deskriptif untuk memaparkan hasil wawancara dan angket yang telah penulis sebarkan tersebut. Angket ini berguna untuk mendapatkan persentase dari setiap jawaban yang dipilih responden setelah data diolah dan diedit terlebih dahulu. Rumus yang penulis gunakan dalam analisa data adalah rumus persentase, yaitu:

P=

F x 100% N

Keterangan: P = Presentase yang dicari F = Frekuensi yang dicari N = Number of cases (jumlah frekuensi/ banyaknya individu) Dan untuk memberikan interpretasi atas nilai rata-rata yang diperoleh, digunakan pedoman interpretasi sebagaimana yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto, yaitu sebagai berikut: 1. Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 76-100% 2. Cukup Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 56-75% 3. Kurang Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 40-55% 4. Tidak Baik, jika nilai yang diperoleh kurang dari 40%

32

Untuk menentukan prosentase, digunakan perhitungan sederhana dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menentukan nilai harapan (NH). Nilai ini dapat diketahui dengan mengembalikan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi. 2. Menghitung nilai skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian. 3. Menentukan kategorinya, yaitu dengan menggunakan rumus:

NS X 100% NH

33

34

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Profil Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Darul Muttaqien Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Darul Muttaqien Parung Bogor berlokasi di Desa Jabon Mekar, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. SDIT Darul Muttaqien merupakan pengembangan bidang pendidikan di bawah naungan Yayasan Darul Muttaqien karena banyaknya permintaan dari masyarakat sekitar khususnya wilayah Parung yang menginginkan adanya lembaga pendidikan yang berbasis keagamaan dengan tetap mengutamakan kualitas pendidikan yang mampu bersaing dengan lembaga pendidikan umum disekitarnya. SDIT Darul Muttaqien menggunakan kurikulum sendiri yang juga terintegrasi dengan kurikulum pendidikan nasional. Adapun visi yang diusung oleh SDIT Darul Muttaqien adalah “Membentuk Generasi Unggul Berbasis Al-Qur’an” dan misinya adalah “Mengintegrasikan nilai-nilai ajaran Islam dalam kegiatan sehari-hari”. SDIT Darul Muttaqien dibuka tepat pada bulan Juni tahun 1999 dengan jumlah siswa sebanyak 23 orang, terdiri dari 11 putera dan 12 puteri dan dibina oleh 3 tenaga pendidik (guru). Sebuah awal yang baik bagi lembaga pendidikan yang baru berdiri, dan pada tahun kedua jumlah siswa yang terdaftar masuk sekolah ini mencapai 46 orang, meningkat lebih dari 100%. Siswa-siswi tersebut tidak hanya berasal dari Desa Jabon Mekar saja melainkan juga berasal dari beberapa kawasan seperti Bojong Gede, Telaga Kahuripan, Parung hingga kawasan Bojong Sari. Peningkatan jumlah peserta didikpun terus berlanjut pada

35

tahun-tahun berikutnya bahkan hingga saat ini. Dan pada tahun pelajaran 2009/2010 jumlah siswanya mencapai 370 orang siswa terbagi dalam 15 rombongan belajar mulai kelas 1 sampai dengan kelas 6 yang dibina oleh 29 orang tenaga pendidik (guru) dan 4 orang tenaga kependidikan (kepala sekolah, staf administrasi, petugas kebersihan dan keamanan sekolah). Hal ini menunjukkan adanya respon yang sangat positif dari masyarakat akan kehadiran SDIT Darul Muttaqien ini. Hal ini juga terbukti dengan status akreditasi sekolah dalam kategori A. Berikut ini adalah tabel keadaan siswa, keadaan tenaga pendidik dan kependidikan, struktur organisasi, serta keadaan sarana dan prasarana di SDIT Darul Muttaqien Parung Bogor pada tahun akademik 2010/2011: 1. Keadaaan Siswa Tabel 1 Keadaan Siswa/i SDIT Darul Muttaqien Parung Bogor No

Data Kelas

1 2 3 4 5 6

Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4 Kelas 5 Kelas 6 Jumlah

Jumlah Rombel 2 2 3 3 3 2 15

Laki-laki 34 35 44 32 29 24 198

Jumlah siswa Perempuan 26 22 31 36 33 24 172

Jumlah 60 57 75 68 62 48 370

Meskipun saat ini persaingan dalam bidang pendidikan cukup ketat, baik dari segi jumlah sekolah yang semakin banyak sampai dengan persaingan dalam hal biaya pendidikan yang ditawarkan tiap sekolahpun cukup bersaing, namun jumlah peserta didik di SDIT Darul Muttaqien Parung Bogor hampir setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini dapat berarti tingkat kepercayaan masyarakat terhadap hasil pendidikan di sekolah ini cukup baik.

36

2. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan Tenaga pendidik dan kependidikan dalam hal ini guru dan staf pegawai lainnya merupakan syarat mutlak dalam organisasi kependidikan. SDIT Darul Muttaqien berusaha untuk memberikan bimbingan secara maksimal kepada siswa dan wali murid (orang tua) dan pihak lain yang membutuhkan pelayanan lembaga ini dengan menghadirkan tenaga-tenaga pendidik dan kependidikan yang berkompeten di bidangnya, profesional dan bertanggung jawab secara moril untuk menciptakan generasi penerus yang cerdas baik intelektual maupun moralnya, atau dengan kata lain SDIT Darul Muttaqien Parung Bogor ingin melahirkan generasi muslim yang cerdas dan berakhlak baik. Berikut ini merupakan tabel keadaan tenaga pendidik dan kependidikan di SDIT Darul Muttaqien Parung Bogor: Tabel 2 Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan di SDIT Darul Muttaqien Parung Bogor No

Nama Tenaga Pendidik & Kependidikan

JK

Pendidikan Terakhir

1

Drs. Moh. Asy’ari

L

S1-Fisika

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Lulu Chanivatul Adibah, S.Ag Diana Christina, S.Ag Hisnayeti Hakman, S.Ag Budi Mulyadi, S.Ag Shofian Yudhianto, S.Pd.I Ahmad Zaeni,S.Ag Leni Herlina, S.Ag Ibnu Alwan Mushofa Asep Syaiful Alam, S.Ag Abdullah, S.Pd.I Laili Maulida, S.pd.i Irmawati, SPd.I Dian Khoirunnisa, S.Pd.I Arifah Hilyati, A.Ma Ucu Sumirat, S.Kom Hendra Gumilar, S.Sos Muslihat, S.Pd.I Agus Hidayat, S.Pd.I Eva Sriwahyuni, S.Pd.I Falahi

P P P L L L P L L L P P P P L L L L P L

S1-Tarbiyah-PAI S1-Syariah-PPI S1-Dakwah-KPI S1-Tarbiyah-PAI S1-Tarbiyah-PAI S1-Dakwah-BPI S1-Tarbiyah-KIMP S1-Tarbiyah-Agama S1-Adab-SKI S1-Tarbiyah-PAI S1-Tarbiyah-PAI S1-Tarbiyah-KISP S1-Tarbiyah-PBI S1-SastraInggris S1-Komp-SIM S1-Dakwah-KPI S1-Tarbiyah-PAI S1-Tarbiyah-PAI S1-Tarbiyah-PAI S1-PAI (Proses)

Jabatan Kepala Sekolah, Guru MTK Guru IPA Guru B. Sunda Guru KTK Guru PAI Guru MTK Guru B. INA Guru KTK Guru PAI Guru IPS Guru PAI Guru IPS Guru B. INA Guru B. ING Guru B. ING Guru Komputer Guru IPS Guru B. Sunda Guru OR Guru KTK Guru B. Arab

37

22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Siti Zubaedah, S.pd.I Asep Kosasih, S.Hi Abdul Hakim, S.Sos Rohani Karana Muhammad Kusnadi,S.Sos Mochammad Iskandar, S.Si Ajat Sudrajat, S.Si.Apt Yugo Gunadi Majazi Tatang Hermawan Abdul Rozak Lutfi

P L L L L L L L L L L L

S1-Tarbiyah-PAI S1-Syariah-BPI S1-Dakwah-KPI SLTA-IPA S1-Dakwah-BPI S1-Sains-BIOLOGI S1-Apoteker D3-Interior Seni SLTA SLTA SLTA SLTP

Guru PAI Guru B. ING Guru IPA Guru PPKn Guru OR Guru MTK Guru IPA Guru Kesenian KB KB SATPAM SATPAM

Latar belakang pendidikan tenaga pendidik dan kependidikan di SDIT Darul Muttaqien Parung Bogor cukup beragam dan tidak semua tenaga guru juga berasal dari latar belakang pendidikan keguruan, namun hal ini tidak menjadi kendala berarti bagi lembaga karena lembaga menyediakan program peningkatan kualitas guru dan pegawainya dengan mengikutsertakan guru dan pegawai dalam pelatihan-pelatihan yang menunjang profesi keguruan mereka, sehingga kualitas pendidikan yang ditawarkan di sekolah inipun cukup bersaing dengan lembagalembaga pendidikan lain di sekitarnya. Pihak sekolah juga menerapkan prinsip kekeluargaan terhadap karyawan, etos kerja tinggi dan tingkat disiplin yang juga cukup baik.

3. Struktur Organisasi Struktur organisasi sangat diperlukan dalam suatu organisasi untuk menjelaskan tugas dan kewajiban dari setiap anggota organisasi yang bersangkutan agar tidak terjadi tumpang tindih tugas antara anggota yang satu dengan yang lainnya. Begitupun halnya dalam dunia pendidikan seperti di SDIT Darul Muttaqien Parung Bogor, setiap guru dan karyawan lainnya mempunyai tugas dan kewajiban masing-masing supaya organisasi dapat berjalan dengan baik sehingga tujuan organisasi dapat segera terwujud. Berikut ini adalah bagan Struktur Organisasi SDIT Darul Muttaqien Parung Bogor:

38

Struktur Organisasi SDIT Darul Muttaqien parung Bogor Ketua Yayasan M. luthfi Nahar, SE

Pimpinan Pesantren Drs. KH. Madroja Sukarta

Biro Pendidikan Drs. Aqsodi Rakardi, MA

Ketua Komite Sekolah Erlina

-----

Kepala Sekolah Drs. Moh. Asy’ari

Kepala TU Ibnu Alwan Mushofa

Waka Kurikulum Abdullah, S.Pd.I

Waka Siswa Shofian Yudhianto, S.Pd.I

Koordinator Qiroati Ahmad Zaini Tafsir, S.Ag

Dewan Guru dan Karyawan

Bagan di atas menjelaskan jalur koordinasi dari pimpinan tertinggi dalam hal ini Ketua Yayasan Pondok Pesantren Darul Muttaqien, Pimpinan Pesantren, Biro Pendidikan, Kepala SDIT Darul Muttaqien, sampai dengan dewan guru dan karyawan SDIT Darul Muttaqien Parung Bogor. Dalam pelaksanaan kegiatan perekrutan tenaga pendidik dan kependidikan di SDIT Darul Muttaqien Parung Bogor, guru dan staf kependidikan bertugas sebagai panitia pelaksana kegiatan

39

perekrutan, kepala sekolah memegang peranan yang sangat penting dalam hal pengambilan keputusan penerimaan calon pegawai dan melaporkan hasil perekrutan tersebut kepada biro pendidikan. Pihak yayasan lalu menyetujui dan mengeluarkan surat tugas bagi pegawai yang di terima tersebut. Komite sekolah berperan mendampingi kepala sekolah dalam hal menyeleksi calon pegawai yang akan di rekrut.

4. Sarana dan Prasarana Faktor penting lainnya dalam mengelola lembaga pendidikan adalah sarana dan prasarana pendukung kegiatan belajar mengajar (KBM). Hal ini dapat memotivasi siswa untuk lebih bersemangat dalam proses KBM. Oleh karena itu pihak sekolah selalu berusaha untuk melengkapi sarana dan prasarana pendukung tersebut secara maksimal. Berikut adalah tabel keadaan sarana dan prasarana di SDIT Darul Muttaqien Parung Bogor: Tabel 3 Sarana dan Prasarana No

Jenis Sarana/ prasarana

Jumlah

Kondisi

2000 m2

Baik

1

Tanah (Hak milik)

2

Ruang Kelas

15

Baik

3

Ruang Kepala Sekolah

1

Baik

4

Ruang Guru

1

Baik

5

Ruang Kesenian

1

Baik

6

Ruang TU

1

Baik

7

Ruang WC

10

Baik

8

Ruang Perpustakaan

1

Baik

9

Ruang Laboratorium

1

Baik

B. Strategi Rekrutmen Tenaga Pendidik dan Kependidikan pada SDIT Darul Muttaqien Parung Bogor Menurut Bapak Moch. Asy’ari, Kepala SDIT Darul Muttaqien, persiapan yang dilakukan dalam merekrut tenaga pendidik dan kependidikan di lembaga ini

40

diawali dengan melakukan analisis tingkat kebutuhan pegawai, antara lain menganalisis posisi/ jabatan apa saja yang kosong, jumlah posisi kosong, peningkatan jumlah siswa, mutasi pegawai (keluar karena pindah tugas, sakit ataupun meninggal dunia), penentuan spesifikasi jurusan dan menentukan persyaratan yang harus dipenuhi oleh para pelamar lalu menginformasikan adanya kebutuhan pegawai di lingkungan SDIT Darul Muttaqien Parung Bogor, baik melalui pihak internal sekolah (Guru dan Pegawai) maupun pihak eksternal sekolah melalui media massa, seperti pengumuman, brosur ataupun iklan di media cetak. Dalam hal ini fungsi perencanaan pegawai adalah untuk kelancaraan pelaksanaan program sekolah dalam rangka mencapai tujuan lembaga ataupun tujuan pendidikan itu sendiri, selain itu perencanaan pegawai juga diperlukan untuk mengantisipasi adanya guru yang mutasi/ keluar, baik itu pindah sekolah, sakit, pensiun ataupun meninggal dunia. Adapun langkah-langkah perencanaan yang dilakukan dalam perekrutan tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah ini mencakup beberapa aspek, antara lain: Perencanaan kebutuhan sesuai dengan bidang studi, kualifikasi akademik calon guru dan karyawan, kemampuan baca tulis Al-Qur’an, kepribadian, motivasi. Semua ini akan diaplikasikan dalam proses perekrutan tenaga pendidik dan kependidikan nantinya. Kualifikasi yang ditetapkankan oleh lembaga dalam merekrut tenaga pendidik adalah sebagai berikut: 1. Pendidikan minimal S1 (Sarjana) dari berbagai jurusan, namun lebih di utamakan lulusan kependidikan (Sarjana Pendidikan) 2. Lulus Psikotes 3. Mampu membaca Al-Qur’an sesuai dengan hukum bacaannya 4. Berpenampilan menarik 5. Sehat jasmani dan rohani Sedangkan strategi perekrutan yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Sekolah melakukan perencanaan kebutuhan tenaga pendidik dan kependidikan

41

2. Menginformasikan adanya lowongan pekerjaan baik secara internal maupun eksternal 3. Menerima berkas lamaran 4. Seleksi berkas pelamar 5. Memanggil calon pegawai yang lolos seleksi berkas 6. Tes tertulis, tes lisan (wawancara), tes baca tulis Al-Qur’an, psikotes dan tes praktek mengajar 7. Memanggil pelamar yang lolos seleksi 8. Pembinaan dan orientasi pegawai baru terhadap lingkungan sekolah 9. Penempatan pegawai baru Strategi di atas di terapkan oleh lembaga dalam merekrut tenaga baru dan hampir tidak berubah setiap tahunnya, karena strategi yang digunakan selama ini sudah dapat memenuhi kebutuhan lembaga dengan baik. Menurut kepala sekolah strategi yang digunakan selama ini sudah cukup efektif, hal ini terbukti dengan tidak adanya guru/ pegawai yang tidak sesuai dengan kebutuhan ataupun mangkir dari tugasnya masing-masing, juga dengan asumsi tidak ada kendala berarti bagi lembaga selama ini. Karena kepala sekolah terjun langsung dalam pelaksanaannya dan dalam hal ini kepala sekolah merupakan pengambil keputusan. Namun demikian, kegiatan perekrutan ini tidak selalu dilakukan pada setiap tahun pelajaran, tapi berdasarkan kebutuhan saja. Maksudnya apabila pada pertengahan tahun pelajaran ada guru/pegawai yang mutasi lembaga bisa saja merekrut calon pegawai sesuai dengan posisi/ jabatan yang kosong tersebut.

C. Deskripsi dan Analisis Data Untuk memperoleh informasi yang diperlukan, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan angket/ kuisioner kepada responden, wawancara dan observasi. Angket yang telah diisi oleh responden kemudian dianalisis dan diinterpretasikan. Tiap-tiap item dikemukakan dalam bentuk tabel dan tiap-tiap tabel berisi satu item pernyataan. Adapun total populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 32 responden (96,97%) dari 33 responden yang ada. 32 orang tenaga pendidik dan

42

kependidikan di SDIT Darul Muttaqien Parung Bogor ini merupakan subyek penelitian dan merupakan sumber data dalam penelitian ini. Untuk dapat mengetahui lebih jelas mengenai strategi rekrutmen tenaga pendidik dan kependidikan pada SDIT Darul Muttaqien Parung Bogor dapat dilihat dari hasil angket dalam tabel-tabel berikut: 1. Aspek Seleksi Administrasi Tabel 4 Metode Informasi Eksternal No

1

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase (%)

a. Sangat jelas

0

0

b. Jelas

10

31,25

c. Tidak jelas

18

56,25

d. Sangat tidak jelas

4

12,5

32

100

Jumlah

Berdasarkan tabel 4 diatas dapat diungkapkan bahwa tidak ada (0%) responden

yang menyatakan sangat jelas dan sebanyak 31,25% responden

menyatakan jelas mengenai informasi adanya lowongan pekerjaan di sekolah ini yang dimuat di media cetak. Namun ada sebanyak responden 56,25% yang menyatakan tidak jelas dan 12,5% responden yang menyatakan sangat tidak jelas. Dari data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa lebih dari 50% responden menyatakan informasi adanya lowongan pekerjaan di media cetak adalah tidak jelas, hal ini terjadi karena tidak semua responden mengetahui bahwa sekolah tersebut memasang iklan lowongan pekerjaan di media cetak, penggunaan media cetak sebagai media iklan pun baru beberapa kali digunakan oleh pihak sekolah dan media cetak yang digunakan bersifat lokal bukan nasional, sehingga daya jangkaunya masih sangat terbatas. Berbeda dengan tabel 4 di atas, pada tabel 5 diperoleh data bahwa 6,25% responden menyatakan informasi dari orang dalam sangat jelas dan sebesar 75% responden menyatakan jelas. Ada 5 orang (15,625%) responden yang menyatakan tidak jelas dan hanya 1 orang (3,125%) responden yang menyatakan sangat tidak

43

jelas. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari 75% responden menyatakan informasi dari orang dalam mengenai adanya lowongan pekerjaan di sekolah ini lebih jelas daripada informasi yang dimuat di media cetak seperti pada tabel 5 diatas Tabel 5 Metode Informasi Internal No

2

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase (%)

a. Sangat jelas

2

6,25

b. Jelas

24

75

c. Tidak jelas

5

15,625

d. Sangat tidak jelas

1

3,125

32

100

Jumlah

Berdasarkan tabel 6 di bawah ini dapat diungkapkan bahwa tidak ada (0%) responden yang menyatakan sangat rumit dan sebanyak 34,375% responden menyatakan rumit seleksi berkas di sekolah ini pada saat penerimaan pegawai baru. Namun demikian, ada sebanyak responden 53,125% yang menyatakan tidak rumit dan 12,5% responden yang menyatakan sangat tidak rumit. Hal tersebut membuktikan bahwa lebih dari 50% responden dapat memenuhi semua persyaratan yang di ajukan oleh lembaga. Tabel 6 Seleksi Berkas No

3

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase (%)

a. Sangat rumit

0

0

b. Rumit

11

34,375

c. Tidak rumit

17

53,125

d. Sangat tidak rumit

4

12,5

32

100

Jumlah

Tabel 7 menunjukkan bahwa sebanyak 3,125% responden menyatakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon karyawan sangat banyak dan

44

sebanyak 56,25% responden menyatakan banyak. Namun demikian, responden lainnya menyatakan tidak banyak yaitu sebanyak 40,625% dan tidak ada yang menyatakan sangat banyak (0%). Ini berarti bahwa meskipun persyaratan yang di ajukan oleh lembaga tidak terlalu rumit (tabel 6) namun berkas yang harus di penuhi pelamar cukup banyak. Yaitu dapat di lihat pada tabel 7 bahwa lebih dari 50% responden yang menyatakan berkas yang harus di penuhi adalah banyak. Tabel 7 Persyaratan Calon Pegawai No

4

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase (%)

a. Sangat banyak

1

3,125

b. Banyak

18

56,25

c. Tidak banyak

13

40,625

d. Sangat tidak banyak

0

0

Jumlah

32

100

Berkaitan dengan tabel 7 di atas, meskipun persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon pegawai baru cukup banyak, namun relatif mudah untuk dipenuhi oleh calon pelamar. Hal ini dapat dilihat pada tabel 8 yang menunjukkan bahwa sebanyak 71,875% responden menyatakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon karyawan adalah mudah dipenuhi, meskipun ada juga sebanyak 2,875% responden menyatakan tidak mudah dipenuhi dan 6,25% responden menyatakan sangat tidak mudah. Tabel 8 Persyaratan Calon Pegawai No

5

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase (%)

a. Sangat mudah

0

0

b. Mudah

23

71,875

c. Tidak mudah

7

21,875

d. Sangat tidak mudah

2

6,25

Jumlah

32

100

45

Berdasarkan tabel 9, sebagian besar responden menyatakan bahwa prosedur perekrutan pegawai di sekolah ini adalah baik (93,75%), bahkan ada sekitar 6,25% responden yang menyatakan sangat baik. Prosedur pelaksanaan kegiatan perekrutan tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah ini di nilai baik oleh hampir seluruh responden, yaitu lebih dari 90% responden yang menyatakan baik bahkan sangat baik. Tabel 9 Prosedur Perekrutan No

28

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase (%)

a. Sangat baik

2

6,25

b. Baik

30

93,75

c. Tidak baik

0

0

d. Sangat tidak baik

0

0

32

100

Jumlah

2. Aspek Wawancara (Interview), Tes Tertulis, Tes Baca Tulis Al-Qur’an dan Psikotes Informasi mengenai honor/kompensasi yang menarik bagi pegawai menjadi salah satu pertimbangan bagi calon pelamar untuk melamar pekerjaan di sekolah ini. Ini dapat dibuktikan dengan hasil jawaban responden pada tabel 10 dibawah ini, yaitu sebanyak 6,25% menyatakan sangat menarik, 84,375% responden menyatakan menarik, 9,375% responden menyatakan tidak menarik dan tidak ada dari responden yang menyatakan sangat tidak menarik.

No 6

a. b. c. d.

Tabel 10 Informasi Honor/ Kompensasi Pegawai Alternatif Jawaban Frekuensi Sangat menarik 2 Menarik 27 Tidak menarik 3 Sangat tidak menarik 0 Jumlah 32

Prosentase (%) 6,25 84,375 9,375 0 100

46

Lebih

dari

60%

responden

menyatakan

bahwa

pemberian

honor/kompensasi pegawai di sekolah ini sudah sesuai dengan UMR dan sesuai pula dengan beban pekerjaan yang harus ditanggung oleh setiap pegawainya. Hal ini dapat dilihat pada tabel 11 dan tabel 12 yaitu sebanyak 62,5% responden menyatakan sesuai dan 37,5% responden menyatakan tidak sesuai dengan UMR dan beban pekerjaan mereka. Tabel 11 Informasi Honor/ Kompensasi Pegawai No

7

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase (%)

a. Sangat sesuai

0

0

b. Sesuai

20

62,5

c. Tidak sesuai

12

37,5

d. Sangat tidak sesuai

0

0

32

100

Jumlah

Tabel 12 Informasi Honor/ Kompensasi Pegawai No

8

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase (%)

a. Sangat sesuai

0

0

b. Sesuai

20

62,5

c. Tidak sesuai

12

37,5

d. Sangat tidak sesuai

0

0

32

100

Jumlah

Berdasarkan tabel 13 di bawah ini, pendapat responden mengenai pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan pada saat wawancara sangat bervariasi, terlihat pada hasil yang diperoleh pada point ini yaitu sebesar 34,375% responden menyatakan sulit, 56,25% menyatakan tidak sulit dan sebagian kecil lainnya menyatakan sangat tidak sulit (9,375%).

47

Tabel 13 Tes lisan/ Wawancara (interview) No

13

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase (%)

a. Sangat sulit

0

0

b. Sulit

11

34,375

c. Tidak sulit

18

56,25

d. Sangat tidak sulit

3

9,375

32

100

Jumlah

Pelaksanaan tes psikologi bagi calon pegawai baru sangat di rasakan manfaatnya dan bahkan sangat bermanfaat bagi pegawai. Hal ini dapat di lihat pada tabel 14 di bawah ini bahwa tes psikologi dalam perekrutan pegawai di sekolah ini sangat bermanfaat bagi pegawai yaitu sebanyak 46,875% responden menjawab demikian dan sebagian lainnya menyatakan bermanfaat (53,125%). Tabel 14 Tes Psikologi No

20

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase (%)

a. Sangat bermanfaat

15

46,875

b. Bermanfaat

17

53,125

c. Tidak bermanfaat

0

0

a. Sangat tidak bermanfaat

0

0

32

100

Jumlah

Berdasarkan tabel 15, sebanyak 78,125% responden menyatakan bahwa tes baca tulis Al-Qur’an sangat bermanfaat bagi pegawai dan 21,875% lainnya menyatakan bermanfaat, terlebih lagi sekolah ini memang menerapkan pendidikan berbasiskan

ajaran

agama

islam

dan

berlandaskan

Al-Qur’an

dalam

pelaksanaannya kegiatan belajar mengajarnya, sehingga pembelajaran kepada siswa dapat lebih maksimal.

48

Tabel 15 Tes Baca Tulis Al-Qur’an No

21

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase (%)

a. Sangat bermanfaat

25

78,125

b. Bermanfaat

7

21,875

c. Tidak bermanfaat

0

0

d. Sangat tidak bermanfaat

0

0

32

100

Jumlah

Pada tabel 16 di bawah ini dapat di lihat bahwa sebanyak 56,25% dari responden menyatakan tes tertulis pada perekrutan pegawai di sekolah ini tidak mudah. Namun demikian, ada pula sebanyak 6,25% responden yang menyatakan tes tersebut sangat mudah bagi pegawai dan sebagian lainnya menyatakan mudah (37,5%). Ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan si pelamar cukup bervariasi. Tabel 16 Tes Tertulis No

25

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase (%)

a. Sangat mudah

2

6,25

b. Mudah

12

37,5

c. Tidak mudah

18

56,25

a. Sangat tidak mudah

0

0

Jumlah

32

100

Pada tabel 17 dapat di lihat bahwa lebih dari 50% responden menyatakan materi yang di ajukan pada saat wawancara adalah mudah. Terbukti dengan ada sekitar 53,125% responden yang menyatakan mudah, 18,75% responden menyatakan bahwa materi yang diberikan pada saat wawancara sangat mudah dan yang lainnya menyatakan tidak mudah (28,125%). Hal inipun menunjukkan perilaku komunikasi pelamar yang cukup beragam.

49

Tabel 17 Tes lisan/ Wawancara (Interview) No

26

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase (%)

a. Sangat mudah

6

18,75

b. Mudah

17

53,125

c. Tidak mudah

9

28,125

d. Sangat tidak mudah

0

0

Jumlah

32

100

3. Aspek Tes Praktek Mengajar (Guru) Tabel 18 di bawah ini menunjukkan bahwa dalam hal merekrut guru, pelaksanaan tes mengajar sangatlah di perlukan. Hal ini terbukti sebanyak 71,875% responden menyatakan sangat di perlukan dan sebagian lainnya menyatakan perlu (28,125%) tes mengajar tersebut. Ini menjadi bukti bahwa pelamar untuk posisi guru sangat memerlukan pembuktian kemampuan mengajar mereka. Tabel 18 Tes Praktek Mengajar No

14

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase (%)

a. Sangat diperlukan

23

71,875

b. Diperlukan

9

28,125

c. Tidak diperlukan

0

0

d. Sangat tidak diperlukan

0

0

32

100

Jumlah

Sebanyak 50% responden menyatakan waktu yang di sediakan oleh sekolah ketika tes praktek mengajar adalah cukup lama namun sebagian lainnya (50%) menyatakan tidak lama bahkan mungkin kurang. Hal tersebut dapat di lihat pada tabel 19 di bawah ini yang membuktikan bahwa waktu yang di butuhkan

50

untuk praktek mengajar adalah relatif, tergantung pada pribadi masing-masing pelamar. Tabel 19 Tes Mengajar (Micro Teaching) No

15

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase (%)

a. Sangat lama

0

0

b. Lama

16

50

c. Tidak lama

16

50

d. Sangat tidak lama

0

0

32

100

Jumlah

Tabel 20 merupakan pendapat responden dalam menjawab pertanyaan mengenai materi tes mengajar cukup bervariasi, yaitu sebanyak 25% responden menyatakan materi tes mengajar sangat sesuai dengan kompetensi yang dimiliki, 68,75% responden menyatakan sesuai dan 6,25% sisanya menyatakan tidak sesuai. Tabel 20 Tes Mengajar (Micro Teaching) No

16

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase

a. Sangat sesuai

8

25

b. Sesuai

22

68,75

c. Tidak sesuai

2

6,25

d. Sangat tidak sesuai

0

0

32

100

Jumlah

4. Pembinaan,Orientasi dan Penempatan Pegawai Berdasarkan tabel 21 di bawah ini, sebagian besar responden menyatakan bahwa posisi/ jabatan yang di tetapkan oleh pimpinan lembaga sudah sesuai dengan kompetensi yang mereka miliki (93,75%), bahkan ada sebagian dari mereka yang menyatakan sangat sesuai (6,25%).

51

Tabel 21 Posisi/ Penempatan Pegawai No

9

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase (%)

a. Sangat sesuai

2

6,25

b. Sesuai

30

93,75

c. Tidak sesuai

0

0

d. Sangat tidak sesuai

0

0

32

100

Jumlah

Citra sekolah ini sangat baik menurut 46,875% responden dan sebagian lainnya menyatakan baik (46,875%). Namun ada sekitar 6,25% responden yang menyatakan citra sekolah ini tidak baik. Pada tabel 22 dapat dilihat bahwa pencitraan sekolah ini dianggap cukup baik, terbukti dengan lebih dari 80% dari total responden yang menyatakan citra sekolah baik dan bahkan sangat baik. Tabel 22 Citra Sekolah No

10

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase (%)

a. Sangat baik

15

46,875

b. Baik

15

46,875

c. Tidak baik

2

6,25

d. Sangat tidak baik

0

0

32

100

Jumlah

Jika dilihat pada tabel 23 di bawah ini, lebih dari sebagian besar responden (87,5%) menyatakan jabatan/posisi mereka saat ini mendukung karir mereka sebagai tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah ini, bahkan sebagian lainnya (12,5% ) menyatakan sangat mendukung karir mereka saat ini. Hal ini menjadi bukti bahwa pihak sekolah snagta mendukung peningkatan karir tenaga pendidik dan kependidikannya.

52

Tabel 23 Posisi/ Penempatan Pegawai No

11

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase (%)

a. Sangat mendukung

4

12,5

b. Mendukung

28

87,5

c. Tidak mendukung

0

0

d. Sangat tidak mendukung

0

0

32

100

Jumlah

Sekolah ini sangat mendukung pengembangan bakat dan ketrampilan pegawainya. Hal ini terbukti dengan hasil yang diperoleh pada tabel 24 yaitu 100% responden menyatakan bahwa posisi/jabatan mereka saat ini sesuai dengan bakat dan ketrampilan yang mereka miliki masing-masing. Tabel 24 Posisi/ Penempatan Pegawai No

12

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase (%)

a. Sangat sesuai

0

0

b. Sesuai

32

100

c. Tidak sesuai

0

0

d. Sangat tidak sesuai

0

0

32

100

Jumlah

Pada tabel 25 di bawah ini terlihat bahwa program pengenalan lingkungan sekolah menarik bagi pegawai sekolah. Ini terbukti dengan jawaban responden mengenai hal itu sebanyak 28,125% menjawab sangat menarik dan 71,875% lainnya menjawab menarik, dan tidak ada (0%) dari responden yang menyatakan tidak menarik ataupun sangat tidak menarik.

53

Tabel 25 Orientasi Pegawai No

17

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase (%)

a. Sangat menarik

9

28,125

b. Menarik

23

71,875

c. Tidak menarik

0

0

a. Sangat tidak menarik

0

0

Jumlah

32

100

Tabel 26 Orientasi Pegawai No

18

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase (%)

a. Sangat bermanfaat

16

50

b. Bermanfaat

16

50

c. Tidak bermanfaat

0

0

d. Sangat tidak bermanfaat

0

0

Jumlah

32

100

Dari tabel 26 di atas terlihat bahwa program pengenalan lingkungan sekolah sangat bermanfaat bagi setiap personil sekolah. Ini terbukti dengan jawaban responden mengenai hal itu sebanyak 50% menjawab sangat penting dan 50% lainnya menjawab bermanfaat, bahkan tidak ada (0%) dari responden yang menyatakan tidak bermanfaat ataupun sangat tidak bermanfaat. Tabel 27 Penempatan Pegawai No

19

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase (%)

a. Sangat sesuai

2

6,25

b. Sesuai

27

84,375

c. Tidak sesuai

3

9,375

d. Sangat tidak sesuai

0

0

32

100

Jumlah

54

Sistem penempatan pegawai (tabel 27) di sekolah ini menurut 46,875% responden adalah sangat sesuai dengan kebutuhan/lowongan pekerjaan yang di buka, 84,375% menyatakan sudah sesuai dan 9,375% sisanya menyatakan tidak sesuai dengan lowongan yang dibuka. Ini membuktikan bahwa kurang dari 10% responden yang menyatakan sistem penempatan pegawai di sekolah ini tidak sesuai dengan lowongan yang di buka. Tabel 28 berisi informasi tentang program pembinaan pegawai baru di sekolah ini biasanya adalah sekitar 1-2 bulan lamanya. Menurut 6,25% responden waktu tersebut adalah sangat lama dan 34,375% responden menyatakan waktu tesebut lama. Namun demikian, sebanyak 9,375% responden waktu yang disediakan tersebut tidak lama Tabel 28 Pembinaan Pegawai No

22

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase (%)

a. Sangat lama

2

6,25

b. Lama

11

34,375

c. Tidak lama

19

59,375

d. Sangat tidak lama

0

0

32

100

Jumlah

Pada tabel 29 dibawah ini, ada sekitar 28,125% responden yang menyatakan bahwa program pembinaan pegawai di sekolah ini sangat menarik, 62,5% menyatakan menarik dan sebagian lainnya menyatakan tidak menarik yaitu sebanyak 9,375% responden. Hal tersebut membuktikan bahwa menarik atau tidaknya suatu program pembinaan pegawai baru sangat bervariasi. Tabel 29 Pembinaan Pegawai No 23

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase (%)

a. Sangat menarik

9

28,125

b. Menarik

20

62,5

55

c. Tidak menarik

3

9,375

d. Sangat tidak menarik

0

0

Jumlah

32

100

Selain cukup menarik, program pembinaan pegawai di sekolah ini ternyata juga sangat bermanfaat yaitu menurut 34,375% responden dan 56,25% responden menyatakan bermanfaat, meskipun ada sekitar 9,375% responden yang menyatakan program tersebut tidak bermanfaat. (lihat tabel 30) Tabel 30 Pembinaan Pegawai No

24

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase (%)

a. Sangat bermanfaat

11

34,375

b. Bermanfaat

18

56,25

c. Tidak bermanfaat

3

9,375

d. Sangat tidak bermanfaat

0

0

Jumlah

32

100

Dari tabel 31 dibawah ini dapat metunjukkan bahwa jenjang karir di sekolah ini cukup menarik. Responden yang menyatakan sangat menarik dan tidak menarik masing-masing hanya sebesar 6,25%, sedangkan responden yang menyatakan menarik adalah sebanyak 78.125%. Berarti bahwa lebih dari 70% responden menyatakan bahwa penawaran jenjang karir di sekolah ini cukup menarik. Tabel 31 Jenjang Karir No

27

Alternatif Jawaban a. b. c. d.

Sangat menarik Menarik Tidak menarik Sangat tidak menarik Jumlah

Frekuensi

Prosentase (%)

2 25 2 0 32

6,25 78,125 6,25 0 100

56

Kenyamanan dalam bekerja merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap pegawai. Hal ini dapat dibuktikan dengan jawaban sebagian besar responden pada tabel 32 yang menyatakan nyaman (87,5%) dalam penempatan pegawai di sekolah ini dan 6,25% responden menyatakan sangat nyaman. Namun ada juga responden yang menyatakan tidak nyaman dengan sistem penempatan yang berlaku di sekolah ini, yaitu sekitar 6,25%. Tabel 32 Penempatan Pegawai No

29

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase (%)

a. Sangat nyaman

2

6,25

b. Nyaman

28

87,5

c. Tidak nyaman

2

6,25

d. Sangat tidak nyaman

0

0

Jumlah

32

100

D. Pembahasan Hasil Penelitian Dari sebaran data yang merupakan hasil perhitungan statistik deskriptif, yang perlu dibahas adalah nilai mean atau nilai rata-ratanya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi atau gambaran masing-masing

aspek yang diteliti

berdasarkan tanggapan responden. Untuk memberikan interpretasi atas nilai rata-rata yang diperoleh, digunakan pedoman interpretasi sebagaimana yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto, yaitu sebagai berikut: 1. Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 76-100% 2. Cukup Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 56-75% 3. Kurang Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 40-55% 4. Tidak Baik, jika nilai yang diperoleh kurang dari 40% Untuk menentukan prosentase, digunakan perhitungan sederhana dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menentukan nilai harapan (NH). Nilai ini dapat diketahui dengan mengembalikan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi.

57

2. Menghitungbnilai skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian. 3. Menentukan kategorinya, yaitu dengan menggunakan rumus: NS X 100% NH Berikut ini merupakan data hasil penyebaran angket terhadap 32 responden. Dari hasil penyebaran angket tersebut diperoleh data tentang strategi perekrutan tenaga pendidik dan kependidikan pada SDIT Darul Muttaqien Parung Bogor yang terbagi menjadi 4 aspek penelitian, yaitu: Seleksi administrasi yang terdiri atas 6 item pertanyaan dengan skor 499, Wawancara, tes tulis, tes baca tulis Al-Qur’an dan Psikotes yang terdiri atas 8 item pertanyaaan dengan skor 740, Tes Praktek Mengajar (Guru) yang terdiri atas 3 item pertanyaan dengan skor 301, Pembinaan, Orientasi dan Penempatan yang terdiri atas 12 item pertanyaan denga skor 1189. Selanjutnya data tersebut dapat dilihat pada tabel 34 dibawah ini. Tabel 33 Deskripsi Data Penelitian Strategi Rekrutmen Tenaga Pendidik dan Kependidikan pada SDIT Darul Muttaqien Parung Bogor Jumlah Responden

32

Aspek Penelitian Seleksi Administrasi Wawancara, tes tulis, tes baca tulis Al-Qur’an dan Psikotes Tes Praktek Mengajar (Guru) Pembinaan, Orientasi dan Penempatan 4 Aspek

Jumlah Item

Skor

6

499

8

740

3

301

12

1189

29

2729

58

Selanjutnya untuk mengetahui keadaan/ kondisi atau gambaran dari tiaptiap aspek digunakan perhitungan sebagaimana dalam tabel berikut: Tabel 34 Nilai Rata-rata Skor Penelitian ASPEK PENELITIAN Seleksi Administrasi

SKOR

499

NH

NS

6x4

499 : 32

= 24

= 15,59

Wawancara, tes tulis, tes baca tulis Al-Qur’an

NS/NH x 100%

KATEGORI NILAI

15,59 x 100% 24

Cukup Baik

= 64,96 23,125 x 100%

740

8x4

740 : 32

32

= 32

= 23,125

= 72,76

3x4

302 : 32

= 12

= 9,41

Cukup Baik

dan Psikotes Tes Praktek Mengajar

301

(Guru) Pembinaan, Orientasi dan Penempatan

1189

12 x 4 1189 : 32 = 48

= 37,16

9,41 x 100% 12

Baik

= 78,42 37,16 x 100% 48

Baik

= 77,42 293,06 x 100%

Rata-rata

4

Cukup Baik

= 73,265%

Dari perhitungan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa aspek seleksi administrasi berkategori cukup baik (64,96%), aspek wawancara, tes tulis, tes baca tulis Al-Qur’an dan psikotes berkategori cukup baik (72,76%), aspek tes praktek mengajar (guru) berkategori baik (78,42%),

dan aspek pembinaan,

orientasi dan penempatan juga berkategori baik (77,42%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata dari semua aspek penelitian strategi rekrutmen tenaga pendidik dan kependidikan pada SDIT Darul Muttaqien ini adalah sebesar 73,265% dan berkategori cukup baik.

59  

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Darul Muttaqien Parung Bogor selalu

melakukan

perencanaan

dalam

merekrut

tenaga

pendidik

dan

kependidikannya, yaitu dengan melakukan analisis kebutuhan pegawai, antara lain menganalisis posisi/ jabatan yang kosong, jumlah posisi kosong, peningkatan jumlah siswa, mutasi pegawai, penentuan spesifikasi jurusan dan menentukan persyaratan yang harus di penuhi oleh para pelamar lalu menginformasikan adanya kebutuhan pegawai di lingkungan SDIT Darul Muttaqien Parung Bogor, baik melalui pihak internal sekolah (guru dan pegawai) maupun pihak eksternal sekolah. Strategi perekrutan tenaga pendidik dan kependidikan yang di gunakan di SDIT Darul Muttaqien Parung Bogor adalah sebagai berikut: (1) Sekolah melakukan perencanaan kebutuhan tenaga pendidik dan kependidikan, (2) Menginformasikan adanya lowongan pekerjaan baik secara internal maupun eksternal, (3) Menerima berkas lamaran, (4) Seleksi berkas pelamar, (5) Memanggil calon pegawai yang lolos seleksi berkas, (6) Tes tertulis, tes lisan (wawancara), tes baca tulis Al-Qur’an, psikotes dan tes praktek mengajar, (7) Memanggil pelamar yang lolos seleksi, (8) Pembinaan dan orientasi pegawai baru terhadap lingkungan sekolah, dan (9) Penempatan pegawai baru. Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan angket yang disebarkan oleh penulis kepada responden, maka penulis dapat menarik kesimpulan dari

60  

penelitian ini adalah bahwa dari semua aspek yang di teliti di peroleh nilai ratarata perekrutan tenaga pendidik dan kependidikan di SDIT Darul Muttaqien Parung Bogor berkategori cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian, yaitu aspek praktek mengajar dan aspek pembinaan, orientasi dan penempatan pegawai adalah baik, sedangkan pada aspek seleksi administrasi dan aspek wawancara, tes tulis, tes baca tulis Al-Qur’an dan psikotes berkategori cukup baik.

B. SARAN Untuk mendapatkan calon tenaga kependidikan yang benar-benar potensial, paling memenuhi kualifikasi, dan menjanjikan untuk menduduki posisi tertentu tidaklah mudah. Saran penulis adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan rekrutmen tenaga pendidik dan kependidikan harus lebih matang, agar dapat memenuhi kebutuhan lembaga dengan maksimal dan sesuai dengan tujuan pendidikan. 2. Untuk mendapatkan calon pegawai yang benar-benar profesional, materi seleksi untuk calon tenaga kependidikan ada baiknya mencakup aspek kepribadian calon pegawai untuk mengetahui layak atau tidaknya pelamar tersebut menjadi calon pendidik dan kependidikan di sekolah tersebut sebagai figur yang akan ditiru dan di teladani oleh peserta didik; aspek wawasan dan pengetahuan di bidang ilmu pengetahuan umum dan agama; serta aspek ketrampilan teknis dalam mengelola proses pembelajaran. 3. Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa aspek perekrutan yang perlu ditingkatkan lagi diantaranya adalah aspek seleksi administrasi seperti persyaratan calon pelamar agar lebih spesifik, informasi yang di sampaikan kepada pelamar juga lebih di perjelas agar pelamar lebih mudah memahaminya, serta materi yang di ajukan pada saat wawancara, tes tulis, dan praktek mengajar lebih di perluas lagi untuk lebih membuka wawasan pelamar. Hal ini di harapkan berguna bagi sekolah untuk mendapatkan tenaga pendidik dan kependidikan yang berwawasan luas, kompeten, trampil, kreatif, inovatif, dan berkepribadian baik.  

61

DAFTAR PUSTAKA

Badudu, JS, dan Sutan Muhammad Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994 Bafadal, Ibrahim, Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar Dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, cet. 4 Faturrohman, Pupuh, dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar_Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, Jakarta: PT. Refika Aditama, 2007 Hadiyanto, Mencari Sosok Desentralisasi Manajemen Pendidikan Di Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, 2004 http://bsnp-indonesia.org_Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan.htm, download 120810 Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran_Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007, cet. 3 Morgan,

Collin,

Professional

Management_Pengembangan

Development

For

Educational

Profesional

Untuk

Manajemen

Pendidikan, Jakarta: PT. Grasindo, 2004 Mulyasa, E., Menjadi Kepala Sekolah Profesional_Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, cet. 2 Nurdin, Ali, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Faza Media, 2006 Panduan Diklat, Manajemen Pemberdayaan Sumber Daya Tenaga Pendidik dan Kependidikan Sekolah, Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Depdiknas, 2008 Satori, Djam’an, dkk, “Materi pokok Profesi Keguruan MKDK4005”, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007, cet. 3 Siagian, P., Sondang, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004, cet. 11 Soenarno, Adi, The dinamics of Human Resources_Becoming a True HR Specialist, Jakarta: PT. Grasindo, 2006

62

Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) Nomor 20 Tahun 2003, Bab XI pasal 39 ayat (1) dan (2) dan 40 Ayat (1) dan (2) Usman, Uzer, Moh., Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992, cet. 4