STUDI PENERAPAN E – PROCUREMENT PADA PROSES PENGADAAN DI PEMERINTAH KOTA SURABAYA Wahyu Hary Wijaya1, Retno Indryani2, dan Yusronia Eka Putri3 1
Mahasiswa Pasca Sarjana Manajemen Proyek Konstruksi Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, 081332694251, email:
[email protected] 2 Dosen Jurusan Teknik Sipil FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, email:
[email protected] 3 Dosen Jurusan Teknik Sipil FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, email:
[email protected]
ABSTRAK E-procurement merupakan proses pengadaan barang/jasa yang pelaksanaannya dilakukan secara elektronik (berbasis web/internet). E-procurement dilatarbelakangi oleh kelemahan-kelemahan pengadaan dengan sistem konvensional yang dilakukan dengan langsung mempertemukan pihak-pihak yang terkait pengadaan. E-procurement hadir dalam rangka pemanfaatan perkembangan teknologi informasi dalam proses pengadaan barang/jasa serta untuk mewujudkan pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang efisien, efektif, adil dan transparan. Pada kenyataannya e-procurement masih memiliki beberapa hambatan serta permasalahan dalam pelaksanaannya. Hal ini menyebabkan perlunya untuk mengetahui bagaimana penerapan e-procurement pada tiap tahapannya serta bagaimana pengaruh penerapan e-procurement terhadap kinerja dan efisiensi pengadaan. Penelitian ini dilakukan pada instansi Pemerintah Kota Surabaya. Metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode survei. Populasi dan sampel pada penelitian ini yaitu panitia pengadaan atau pihak-pihak yang terlibat dalam sistem pengadaan, khususnya e-procurement. Data kemudian dianalisa dengan menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda untuk penilaian terhadap pengaruh secara simultan dan parsial serta penjelasan secara deskriptif. Hasil penelitian ini adalah penerapan e-procurement pada pengadaan di Pemerintah kota surabaya dapat dikategorikan sebagai full e-procurement. Variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kinerja pengadaan meliputi Pemusatan manajemen yang lebih baik, Menciptakan proses pengadan yang yang bersih transparan dan dapat diterima, dan Meningkatkan kepuasan klien (costomer statisfaction) sedangkan variabel-variabel yang berpengaruh terhadap efisiensi pengadaan meliputi Mengurangi biaya per tender (Cost per Tender) dan Mengurangi waktu proses pengadaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat terhadap pengembangan penelitian-penelitian berikutnya tentang e-procurement. Kata Kunci : e-procurement, sistem pengadaan barang dan jasa.
1.
PENDAHULUAN E-procurement merupakan suatu proses pengadaan yang mengacu pada penggunaan internet sebagi sarana informasi dan komunikasi (Croom dan Jones, 2007). Proses pengadaan barang dan jasa dengan sistem e-procurement memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan informasi yang digunakan untuk mendukung proses pelelangan umum secara elektronik. Pada tahun tahun 2010, terdapat 48 instansi pemerintah di Indonesia baik di pusat maupun di daerah yang sudah menerapkan sistem e-procurement (LKPP, 2009). Aplikasi e-procurement diharapkan mampu membawa manfaat bagi para penggunanya seperti adanya standardisasi proses pengadaan, terwujudnya transparansi dan efisiensi pengadaan yang lebih baik, tersedianya informasi harga satuan khusus di kalangan internal serta mendukung pertanggung-jawaban proses pengadaan. Selain itu 1
Panayitou et al., (2004) melaporkan bahwa e-procurement juga dapat mengurangi supply cost (rata-rta 1%), mengurangi cost per tender ( 20 % cost per tender), lead time savings (4,1 bualan – 6,8 bulan untuk tender terbuka dan 7,7 bulan – 11,8 bulan untuk tender terbatas). Dalam perkembangannya, sistem e-procurement diharapkan akan menjadi aplikasi yang mampu mendukung pelaksanaan perwujudan kinerja yang lebih baik di kalangan internal instansi pemerintah maupun pihak ketiga, serta dapat membantu menciptakan pemerintahan yang bersih (Good Governance). Pada kenyataannya e-procurement masih memiliki kelemahan-kelemahan serta hambatan-hambatan dalam proses pelaksanaannya, seperti kurangnya dukungan finansial, terdapat beberapa instansi dan penyedia jasa lebih nyaman dengan sistem sebelumnya (pengadaan konvensonal), kurangnya dukungan dari top manajemen, kurangnya skill dan pengetahuan tentang e-procurement serta jaminan keamanan sistem tersebut (Gunasekaran et al., 2009). Pemerintah Kota Surabaya menjadi instansi pemerintah pertama yang mengimplementasikan pelelangan dengan sistem e-procurement. Sistem e-procurement mulai digunakan sejak pelaksanaan APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) tahun 2004 dimana keterbukaan (transparansi), keadilan, efektifitas dan efisiensi menjadi unsur utama untuk mewujudkan Good Governance dalam pengadaan barang/jasa pemerintah. Ide ini mulai dikembangkan dari pelaksanaan lelang serentak pada tahun 2003 yang memfasilitasi proses pelelangan hanya meliputi proses prakualifikasi secara elektronik melalui www.lelangserentak.com. Dan terus berkembang sampai saat ini Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan eprocurement secra simultan dan barsial terhadap kinerja dan efisiensi pengadaan Pemerintah Kota Surabaya. Dari penelitian ini diharapkan dapat lebih mengembangkan penerapan sistem e-procurement dan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan penelitian-penelitian berikutnya mengenai e-procurement.
2. E-PROCUREMENT 2.1 Pengadaan Pengadaan barang/jasa di Indonesia dilaksanakan dengan pedoman Keppres RI No.80 Tahun 2003 beserta perubahannya. Dalam pelaksanaannya, proses pemilihan penyedia jasa dilakukan dengan menggunakan beberapa metode pemilihan/seleksi antara lain : (1) Pelelangan/seleksi umum yaitu suatu metoda pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media massa, (2) Pelelangan/seleksi terbatas yaitu suatu metode pemilihan penyedia barang/jasa terbatas dalam hal jumlah penyedia jasa yang mampu melaksanakan di yakini terbatas, (3) Pelelangan/seleksi langsung adalah metode pemilihan penyedia barang/jasa dengan membandingkan sekurang-kurangnnya 3 (tiga) penawaran, (4) Penunjukkan langsung adalah metode pemilihan penyedia jasa untuk pekerjaan yang memenuhi kriteria keadaan tertentu dan keadaan khusus, dengan cara penunjukkan langsung terhadap 1 (satu) penyedia jasa. 2.2 Definisi, Tujuan dan Manfaat E-procurement Beberapa ahli memiliki pemahaman yang hampir sama mengenai eprocurement. Croom dan Jones (2007) menjelaskan bahwa e-procurement merujuk pada penggunaan penggabungan sistem teknologi informasi untuk fungsi pengadaan,
2
meliputi pencarian sumber daya, negosiasi, pemesanan, dan pembelian. Selain itu Tatsis et al., (2006) juga mendefinisikan e-procurement sebagai penggabungan manajemen, otomtisasi, dan optimisasi dari suatu proses pengadaan organisasi dengan menggunakan sistem elektronik berbasis web. Davila et al., (2003) menambahkan definisi tentang e-procurement yaitu sebuah teknologi yang dirancang untuk memfasilitasi pengadaan barang melalui internet. Secara umum tujuan dari diterapkannya e-procurement yaitu untuk menciptakan transparansi, efisiensi dan efektifitas serta akuntabilitas dalam pengadaan barang dan jasa melalui media elektronik antara pengguna jasa dan penyedia jasa. Demin (2002) menambahkan mengenai tujuan e-procurement yaitu untuk memperbaiki tingkat layanan kepada para users, dan mengembangkan sebuah pendekatan pengadaan yang lebih terintegrasi melalui rantai suplai perusahaan tersebut, serta untuk mengefektifkan penggunaan sumber daya manusia dalam proses pengadaan. Dari penerapan e-procurement telah diperoleh beberapa manfaat seperti yang dijelaskan oleh Teo et al., (2009) membagi keuntungan dari e-procurement menjadi 2 yaitu keuntungan langsung (meningkatkan akurasi data, meningkatkan efisiensi dalam operasi, proses aplikasi yang lebih cepat, mengurangi biaya administrasi dan mengurangi biaya operasi) dan keuntungan tidak langsung (e-procurement membuat pengadaan lebih kompetitif, meningkatkan customer services, dan meningkatkan hubungan dengan mitra kerja). Selain itu Panayitou et al., (2004) juga menambahkan yaitu e-procurement dapat mengurangi supply cost (rata-rata sebesar 1 %), mengurangi Cost per tender (rata-rata 20% cost per tender), dapat memberikan lead time savings (untuk open tender rata-rata 6,8 bulan - 4,1 bulan dan untuk tender terbatas rata-rata 11,8 bualan-7,7 bulan), peningkatan proses (pemesanan yang simpel, mengurangi pekerjaan kertas, mengurangi pemborosan, mempersingkat birokrasi, standarisasi proses dan dokumentasi.
3 METODOLOGI 3.1 Model penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode Survei dengan kuisioner sebagai alat pengumpul data-data primer. Penelitian ini mengukur mengenai pengaruh hasil penerapan e-procurement terhadap kinerja dan efisiensi pengadaan.di PEMKOT Surabaya. penelitian dilakukan dengan melakukan identifikasi indikator-indikator mengenai hasil penerapan e-procurement. Indikator-indikator yang diperoleh berasal dari hasil studi pustaka mengenai penerapan sistem e-procurement. Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas/independen (X) yang berasal dari hasil-hasil penerapan e-procurement dan variabel terikat/dependen (Y) yaitu kinerja dan efisiensi pengadaan. Variabel kinerja terdiri dari 3 indikator yang meliputi manajemen dan kontrol data, kualitas hasil dan produksi, dan hubungan dengan mitra kerja. Variabel efisiensi dibagi menjadi 2 indikator yang meliputi biaya dan waktu. Indikator-indikator pada variabel Y tersebut diperoleh dari pengelompokan hasil penerapan e-procurement berdasarkan hasil diskusi dan expert judgement. Model hubungan antar variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1. pengembangan dari model hubungan antar variabel pada Gambar 3.1 juga dapat dilihat pada Gambar 3.2(a) dan Gambar 3.2(b) dibawah ini.
3
Gambar 3.1 Model Hubungan Variabel Bebas (X) dan Variabel Terikat (Y)
Gambar 3.2 (a) Model Hubungan Hasil Penerapan E-procurementt (Variabel X) terhadap Kinerja (Variabel Y)
4
Gambar 3.2 (b) Model Hubungan Hasil Penerapan E-procurementt (Variabel X) terhadap Efisiensi (Variabel Y)
3.2 Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini metode pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran kuisioner kepada panitia pengadaan pada Unit layanan Pengadaan Pemerintah Kota Surabaya atau pihak-pihak yang terlibat dalam sistem e-procurement seperti pada Bagian Surabaya e-procurement System (SePS) Pemerintah Kota Surabaya. Kuisioner berbentuk Pemgumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner dan wawancara tak terstruktur yang dilakukan terhadap para responden. Responden diberikan waktu beberapa hari untuk mengisi kuisioner dan kemudian diserahkan kembali kepada peneliti, serta melakukan wawancara tak terstruktur terhadap salah satu atau lebih responden yang dianggap paling berkompeten dan berpengalaman di bagiannya sebagai narasumber terhadap beberapa hal yang belum dipahami oleh peneliti. Dari total 53 kuisioner yang disebar kepda para responden, hanya diperoleh 36 kuisioner yang kembali. Ada beberapa hal yang menyebabkan kuisioner yang disebar tidak dapat seluruhnya kembali, salah satunya adalah karena kesibukan responden, sehingga karena terbatasnya waktu, maka tidak diikutkan dalam analisa. 3.3 Pengukuran Variabel Pada penelitian ini, pengumpulan data akan dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang menggunakan variabel yang bersifat kualitatif namun akan diukur secara kuantitatif. Pemberian skala ini hanya merupakan pemberian kode (coding) untuk mengubah persepsi/opini secara kualitatif kedalam suatu urutan kuantitatif. Skala pengukuran yang digunakan tersebut bertujuan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi responden tentang suatu kejadian. Masing-masing indikator akan diukur dengan menggunakan skala pengukuran yang akan diberi nilai antara 1 sampai 5 yang menunjukkan tingkatan dari masing-masing indikator. Angka 1 menunjukkan rendah (low) dan 5 menunjukkan tinggi (high). Skala pengukuran ini digunakan untuk
5
mengukur persepsi atau sikap responden terhadap variabel-variabel yang ditanyakan dalam kuesioner. 3.2 Metode Analisa Data Pada penelitian ini analisa data dilakukan dengan menggunakan analisa regresi berganda. Dimana regresi dilakukan dengan: Pengujian Model (Menghitung Koefisien Determinasi Ganda / R2) yang mengukur keeratan pengaruh secara simultan dari variabel-variabel X terhadap variabel Y dimana Nilai R2 ( 0 ≤ R2 ≤ 1) , Semakin besar R2 (mendekati satu) semakin baik hasil regresi dan sebaliknya. Uji F(F test) yaitu melihat pengaruh variabel-variabel X secara simultan terhadap variabel Y dengan cara embandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel dimana jika Fhitung > Ftabel maka variabel X secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel Y dan sebaliknya. Uji t (t test) yaitu untuk melihat pengaruh variabel-variabel X secara parsial terhadap variabel Y dengan cara membandingkan nilai thitung dengan ttabel, dimana jika thitung > ttabel maka variabel X ke-i berpengaruh terhadap variabel Y. 3 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dari hasil analisa yang telah dilakukan, dapat dilihat bagaimana pengaruh hasil penerapan e-procurement terhadap kinerja dan efisiensi pengadaan dengan melihat pengaruh terhadap masing–masing indikator kinerja dan efisensi. 1. Pengaruh hasil penerapan e-porocurement terhadap kinerja a. Manajemen kontrol data Dengan melakukan uji variabel secara serentak dengan F test, F hitung menunjukkan nilai sebesar 25,149 (sig F = 0,000) > F tabel = 2,27 atau sig F ( 0,000 ) < 5 % ( 0,05 ) yang berarti bahwa ke-9 variabel bebas tersebut ada indikasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel Manajemen dan kontrol kata. hasil uji secara parsial (uji t) terhadap masing-masing variabel bebas dilakukan dengan membandingkan antara t-hitung dan t-tabel dimana t hitung > t- tabel atau dengan melihat nilai signifikansi dimana nilai Sig < 5%(0,05). t- tabel = 2,0315. Dari hasil perbandingan antara t-hitung dengan t-tabel maka dinyatakan bahwa variable-variabel pada tabel dibawah ini adalah variabel-variabel yang berpengaruh terhadap manajemen kontrol data Tabel : Hasil Rekapitulasi Uji t untuk Manajemen dan Kontrol Data No
Kode Variabel
1
X1
2
X2
Nilai t-hitung
Sig
Pemusatan manajemen dan kontrol yang lebih baik
3,583
0,001
Meningkatkan akurasi data
2,553
0,017
Nama Variabel
6
3
X4
4
X5
5
X6
Standarisasi proses dan dokumen (Format yang seragam lebih memudahkan pengerjaan) Sistim aliran kerja yang lebih efisien (workflow) Otonomi yang lebih kepada departemen (Disentralisasi dari pengadan)
2,841
0,009
2,742
0,011
2,069
0,011
Sumber: Hasil data olahan, 2011
b. Kualitas hasil dan produksi Dengan melakukan uji variabel secara serentak dengan F test, F hitung menunjukkan nilai sebesar 24,916 (sig F = 0,000) > F tabel = 2,24 atau sig F ( 0,000 ) < 5 % ( 0,05 ) yang berarti bahwa ke-11 variabel bebas tersebut ada indikasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel Kualitas hasil dan produksi. hasil uji secara parsial (uji t) terhadap masing-masing variabel bebas dilakukan dengan membandingkan antara t-hitung dan t-tabel dimana t -hitung > t- tabel atau dengan melihat nilai signifikansi dimana nilai Sig < 5%(0,05). t- tabel = 2,0315. Dari hasil perbandingan antara thitung dengan t-tabel maka dinyatakan bahwa variable-variabel pada tabel dibawah ini adalah variabel-variabel yang berpengaruh terhadap Kualitas hasil dan produksi. Tabel : Hasil Rekapitulasi Uji t untuk Kualitas hasil dan produksi No
Kode Variabel
1
X10
2
X12
3
X13
4
X14
X15
5
Nama Variabel
t-hitung
Sig
3,156
0,004
4,141
0,000
2,397
0,025
Meningkatkan kualitas dan produktifitas dari sumber daya (SDM maupun SI)
2,431
0,023
Meningkatkan akurasi anggaran (deviasi dari pengadaan aktual pemerintah dibandingkan dengan anggaran keuangan terkait)
2,244
0,034
Menjadikan proses pengadaan yang lebih kompetitif Menciptakan proses pengadaan yang bersih, transparan dan dapat diterima Meningkatkan kualitas dari hasil pengadaan
Sumber: Hasil data olahan, 2011
7
c. Hubungan dengan mitra kerja Dengan melakukan uji variabel secara serentak dengan F test, F hitung menunjukkan nilai sebesar 19,99 (sig F = 0,000) > F tabel = 2,43 atau sig F ( 0,000 ) < 5 % ( 0,05 ) yang berarti bahwa ke-6 variabel bebas tersebut ada indikasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel Hubungan dengan mitra kerja. hasil uji secara parsial (uji t) terhadap masing-masing variabel bebas dilakukan dengan membandingkan antara t-hitung dan t-tabel dimana t hitung > t- tabel atau dengan melihat nilai signifikansi dimana nilai Sig < 5%(0,05). t- tabel = 2,0315. Dari hasil perbandingan antara t-hitung dengan t-tabel maka dinyatakan bahwa variable-variabel pada tabel dibawah ini adalah variabel-variabel yang berpengaruh terhadap Hubungan dengan mitra kerja Tabel : Hasil Rekapitulasi Uji t untuk Hubungan dengan mitra kerja No
Kode Variabel
1
X21
2 3
Nama Variabel
t-hitung
Sig
Networking dan aliansi setrategi
2,994
0,006
X24
Meningkatkan kepuasan klien (costomer statisfaction)
4,202
0,000
X26
Akses informasi yang lebih mudah dan luas
3,696
0,001
Sumber: Hasil data olahan, 2011 2. Pengaruh hasil penerapane-procurement terhadap efisiensi a. Biaya Dengan melakukan uji variabel secara serentak dengan F test, F hitung menunjukkan nilai sebesar 25,141 (sig F = 0,000) > F tabel = 2,36 atau sig F ( 0,000 ) < 5 % ( 0,05 ) yang berarti bahwa ke-5 variabel bebas tersebut ada indikasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel Biaya. hasil uji secara parsial (uji t) terhadap masing-masing variabel bebas dilakukan dengan membandingkan antara t-hitung dan t-tabel dimana t hitung > t- tabel atau dengan melihat nilai signifikansi dimana nilai Sig < 5%(0,05). t- tabel = 2,0315. Dari hasil perbandingan antara t-hitung dengan t-tabel maka dinyatakan bahwa variable-variabel pada tabel dibawah ini adalah variabel-variabel yang berpengaruh terhadap Biaya Tabel : Hasil Rekapitulasi Uji t untuk Biaya Kode No Nama Variabel t-hitung Sig Variabel 1 X27 Mengurangi biaya administrasi 3,332 0,002 2 X28 2,554 0,160 Opportunity cost of capital Meningkatkan pemasukan 3 X30 2,249 0,032 perusahaaan (revnue) 4 X31 Mengurangi Cost per tender 3,873 0,001 Sumber: Hasil data olahan, 2011 8
b. Waktu Dengan melakukan uji variabel secara serentak dengan F test, F hitung menunjukkan nilai sebesar 27,851 (sig F = 0,000) > F tabel = 2,25 atau sig F ( 0,000 ) < 5 % ( 0,05 ) yang berarti bahwa ke-2 variabel bebas tersebut ada indikasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel Waktu. hasil uji secara parsial (uji t) terhadap masing-masing variabel bebas dilakukan dengan membandingkan antara t-hitung dan t-tabel dimana t -hitung > t- tabel atau dengan melihat nilai signifikansi dimana nilai Sig < 5%(0,05). t- tabel = 2,0315. Dari hasil perbandingan antara thitung dengan t-tabel maka dinyatakan bahwa variable-variabel pada tabel dibawah ini adalah variabel-variabel yang berpengaruh terhadap Waktu Tabel : Hasil Rekapitulasi Uji t untuk Waktu No
Kode Variabel
1 2
X34 X35
Nama Variabel Lead Time savings Mengurangi waktu proses
t-hitung
Sig
2,37 5,526
0,026 0,000
Sumber: Hasil data olahan, 2011 4 KESIMPULAN Secara simultan atau bersama-sama, semua variabel Manajemen dan kontrol data, Kualitas hasil dan produksi, dan Hubungan dengan mitra kerja, Biaya dan Waktu berpengaruh signifikan terhadap kinerja dan efisiensi pengadaan barang dan jasa di Pemerintah Kota Surabaya. Namun secara parsial, Pemusatan manajemen dan kontrol yang lebih baik, Menciptakan proses pengadaan yang bersih, transparan dan dapat diterima, Networking dan aliansi setrategi merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja sedangkan Mengurangi cost per tender dan Pengurangan waktu proses pengadan merupakn variabel yang paling berpengaruh terhadp efisiensi pengadaan di Pemkot Surabaya. artinya adalah bahwa jika ingin meningkatkan kinerja dan efisiensi pengadaan di pemerintah Kota surabaya, maka ke-5 variabel tersebut adalah yang paling utama perlu mendapatkan prioritas. 5
DAFTAR PUSTAKA 1. Croom, S.R., Brandon-Jones, A. (2007),”Impact of E-procurement: experiences from implementation in the UK public sector”, Journal of Purchasing & Supply Management, Vol. 13, Hal. 294–303. 2. Davila, A., Gupta, M., Palmer, R. (2003), “Moving procurement systems to the internet : the adoption and use of e-Procurement technology models “, European Management Journal, Vol.21, No. 1, Hal 11. 3. Demin, J.E (2002), Insight Matters: Global Network Considerations for E Procurement and Extranets, Infonet Services Corporation, Vol.1, Singapore.
9
4. Lembaga Kajian Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (2009), ”Implementasi E-procurement di Indonesia - LKPP Galakkan Lelang Via Elektronik (eprocurement)”, Lembaga Kajian Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, Jakarta. 5. Panayiotou, N.A., Gayaialis, S.P., Tatsiopoulos, I.P. (2004), “An E-procurement system for governmental purchasing”, International Journal of Production Economics,Vol. 90, Hal. 79–102. 6. Tatsis,V., Mena,C., VanWassenhove,L.N., Whicker,L. (2006), “Procurement in the Greek Food and Drink Industry”, Journal of Purchasing & Supply Management, Vol. 12, hal. 63–74. 7. Teo., H, T.S., Hung, K. (2009), “ Usage and Performance Impact of Electronic Procurement”, Journal of Business Logistics.
10