TEHNIK DAN MEKANISME PERSIDANGAN

negara kita, sidang istimewa guna menurunkan Gus- Dur dari kursi Presiden. 4. Mekanisme Persidangan Setiap organisasi, mempunyai aturan tersendiri dal...

172 downloads 924 Views 113KB Size
TEKNIK DAN MEKANISME PERSIDANGAN 1 Oleh : Andeka Rocky Tanaamah 2

1.

Pengantar

Pada dasarnya, keberadaan suatu organisasi lebih disebabkan karena adanya kepentingan oleh sekelompok orang, yang merupakan pengabungan dari beberapa individu, berdasarkan adanya kesamaan tujuan. Dengan adanya persamaan tujuan, maka diterapkan beberapa aturan main guna dijadikan pedoman/aturan main dalam organisasi tersebut. Sehingga pada akhirnya, diharapkan bahwa organisasi tersebut dapat berjalan sesuai dengan aturan main yang telah dsepakati bersama. Berdasarkan pemahaman diatas, maka tidaklah mengherankan jikalau kita sering menjumpai aturan-aturan yang bersifat mengikat di berbagai organisasi. Aturan-aturan tersebut merupakan rambu-rambu yang harus ditaati dan dijalankan agar tidak merugikan orang/pelaku yang akan terlibat. Seperti yang telah dikemukakan di atas, maka pada makalah ini, saya akan membatasi pembicaraaan hanya pada teknik persidangan dan mekanisme persidangan, sesuai apa yang telah diminta panitia kepada saya. Dalam membicarakan tehnik mekanisme persidangan, tentunya kita perlu pahami dulu apa yang dimaksud persidangan dan bentuk-bentuk persidangan.

2.

Persidangan

Dalam makalah ini persidangan dapat diartikan sebagai sarana tempat mengkomunikasikan ide/gagasan dalam kerangka pengambilan keputusan yang bersifat mengikat, baik untuk internal organisasi, maupun organisasi yang berada dibawah organisasi tertinggi tersebut. Oleh karena

1

2

Makalah ini di sampaikan dalam Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa yang diselenggarakan oleh Senat Mahasiswa Fakultas Theologi, Tanggal 11-12 Februari 2005. Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi – Universitas Kristen Satya Wacana

1

itu dalam persidangan, setiap peserta akan terlibat dalam pengambilan keputusan yang memiliki implikasi yang sangat penting bagi organisasi tersebut. Setiap peserta sidang akan diberi kesempatan untuk bernegosiasi dan memancing ide dalam kerangka menarik perhatian dan mempengaruhi peserta lain guna mengikuti apa yang diinginkan oleh peserta tersebut. Berdasarkan pemahaman diatas, terbersit pertanyaan dalam diri kita, pada organisasi/forum manakah persidangan itu sering dilakukan? Pada dasarnya persidangan sering dilakukan pada organisasi-organisasi yang lebih bersifat menentukan arah dan kebijakan organisasi tersebut. Oleh karena itu, persidangan sering dilakukan pada organisasi legislative atau perwakilan, seperti Dewan Perwakilan Rakyat, Badan Perwakilan Mahasiswa, maupun organisasi lainnya.

3.

Bentuk-bentuk persidangan

Dalam suatu persidangan, tentunya memiliki aturan main yang tidak dapat dilanggar oleh organisasi tersebut. Oleh karena itu, dalam persidangan pada dasarnya memiliki bentuk-bentuk persidangan yang mengatur dan menentukan keputusan yang diambil. Berdasarkan pemahaman tersebut, maka dalam persidangan, pada umumnya terdapat dua bentuk persidangan yaitu: a) Sidang Pleno. Sidang Pleno merupakan sidang rutin yang sering dilaksanakan oleh oleh suatu organisasi dalam kerangka membahas dan mengambil keputusan yang berkenaan dengan kegiatan-kegiatan Rutin suatu organisasi. Contoh dalam internal lembaga kemahasiswaan, kita sering mendengar dan melihat BPMU melakukan sidang pleno dalam rangka pemilihan ketua SMU, penetapan hirarki peraturan lembaga Kemahasiswaan, dll. b) Sidang istimewa Sidang Istimewa merupakan persidangan yang dilakukan oleh suatu organisasi dalam kerangka pengambilan keputusan yang bersifat mendesak dan berada dalam keadaan genting. Misalnya dalam 2

negara kita, sidang istimewa guna menurunkan Gus- Dur dari kursi Presiden.

4.

Mekanisme Persidangan

Setiap organisasi, mempunyai aturan tersendiri dalam melaksanakan persidangan baik dari segi kuorum, maupun dari segi teknis pelaksanaannya. Untuk memudahkan kita untuk memahami mekanisme persidangan, maka saya akan mengambil contoh mekanisme persidangan yang berlaku di BPMU. Dalam BPMU, mekanisme persidangannya diatur sebagai berikut : Persidangan BPMU 1. BPMU bersidang sekurang-kurangnya satu kali dalam enam bulan. 2. Sebelum sidang dimulai setiap anggota menandatangani daftar hadir. 3. Sidang dianggap sah apabila dihadiri oleh setengan tambah satu jumlah anggota. 4. Apabila sidang pertama tidak memenuhi kuorum maka sidang kedua berdasarkan undangan kedua adalah sah. 5. Sidang diadakan atas undangan Pimpinan BPMU atau atas usul sekurang-kurangnya 11 (utusan) dari 11 anggota BPMF yang ada atau 1/3 ( sepertiga ) dari jumlah anggota BPMU. 6. Setiap anggota BPMU yang berhalangan hadir dalam persidangan harus memberitahukan secara tertulis/maupun lisan dan dapat dipertanggungjawabkan kepada Pimpinan BPMU. 7. Sebelum sidang dibuka, bahan-bahan untuk rapat sudah harus disampaikan kepada anggota sekurang-kurangya satu hari sebelum sidang. 8. Setiap peserta sidang dapat mengusulkan agendanya apabila dipandang perlu. 9. Surat-surat masuk dan keluar dibicarakan dalam rapat apabila dianggap perlu.

3

5.

Sifat Persidangan 1. Sidang Tertutup, adalah persidangan yang dilakukan oleh suatu organisasi, dimana hasil permbicaraan yang dilakukan tersebut bersifat tertutup dan hanya diketahui oleh Pimpinan atau Anggota Organisasi tersebut dan pembicaraan tidak boleh diumumkan, kecuali sidang memutuskan untuk diumumkan seluruhnya atau sebagian. 2. Sidang Terbuka, adalah persidangan yang dilakukan secara terbuka dengan mengundang pihak lain yang dipandang memiliki keterkaitan dengan materi pembicaraan dalam sidang. Pada persidangan ini, hasilnya boleh diumumkan secara terbuka dan dapat diketahui oleh pihak lain diluar organisasi tersebut. Oleh karena itu dalam persidangan terbuka pihak-pihak yang diundang biasanya disebut Undangan atau peninjau.

6.

Tata Cara dalam persidangan 1. Persidangan bersifat musyawarah untuk mufakat. 2. Persidangan dipimpin oleh Pimpinan sidang. 3. Peserta sidang berbicara setelah mendapat izin dari Pimpinan sidang. 4. Peserta sidang tidak boleh diganggu selama berbicara. 5. Pimpinan sidang dapat mengenakan ketentuan mengenai lamanya para anggota berbicara. 6. Bilamana pembicaraan melampaui batas waktu yang ditetapkan Pimpinan sidang dapat memperingatkan pembicaraan supaya mengakhiri pembicaraannya dan pembicara harus menaati ketentuan itu. 7. Setiap waktu dapat diberi kesempatan interupsi pada anggota untuk : •

Meminta penjelasan duduk perkara yang sebenarnya. (Point Of Klarifikasi)

4



Menjelaskan soal-soal yang menyangkut dirinya. (Point Of Clearing)



Mengajukan usul prosedur dibicarakan. (Point Of Order)



Mengajukan usul Permusyawaratan.

untuk

mengenai

meminta

soal

yang

penundaan

sedang

sementara

Dalam sebuah persidangan, perlu dicermati beberapa hal yang merupakan masalah dalam persidangan yaitu : 1). Membuang-buang waktu. 2). Tidak Tegas, dan tidak menghasilkan keputusan apa-apa. 3). Merupakan ajang penonjolan diri. 4). Tempat penggodokan manuver politik dan transaksi gelap. 5). Memberikan kemungkinan pada orang lain untuk menghindari tanggungjawab. 6). Sebagai alasan untuk kelambanan.

8.

Penutup

Dalam mempelajari teknik dan mekanisme persidangan, tidaklah cukup kita memahami sampai dalam ruangan ini saja, oleh karena itu dalam memahami bentuk dan mekanisme persidangan yang dibutuhkan adalah ketekunan dan kemauan kita dalam mempelajari semua ini.

5

SIMULASI TEKNIK DAN MEKANISME PERSIDANGAN PEMILIHAN KETUA Senat Mahasiswa Fak. Theologi Salah satu tugas yang sering dilakukan oleh Badan Perwakilan Mahasiswa Tingkat Fakultas adalah pemilihan Ketua Senat Mahasiswa. Karena hal ini merupakan tugas, maka bentuk persidangan yang dilakukan adalah sidang pleno. Berdasarkan hal tersebut, saudara diminta untuk menentukan beberapa hal dibawah ini: Dalam Pemaparan Visi dan Misi Calon Ketua SMF Teologi 1. Sifat persidangan 2. Menentukan ketua dan sekretaris BPMF, yang berfungsi memimpin jalannya persidangan. 3. Menentukan dua kandidat kedua SMF Teologi, yang berfungsi memaparkan visi dan misi dalam pengembangan mahasiswa pada umumnya dan lembaga kemahasiswaan pada khususnya. 4. Menentukan pimpinan lk fakultas dan beberapa undangan. 5. Pemaparan visi dan misi oleh calon ketua smu diikuti dengan tanya jawab Pemilihan Ketua SMF Teologi 1. Sifat Persidangan 2. Pandangan Umum oleh Ketua Angkatan dan Undangan (setelah menyampaikan pandangan umum, undangan meninggalkan sidang, karena sidang. 3. Pandangan Umum Anggota BPMF (saudara diminta untuk menerapkan teknik dan mekanisme persidangan yang diawali dengan pengecekan terhadap kuorum, penyampaian pendapat, interupsi dan efektifitas keberlangsungan sidang dari sisi waktu). Teknis Pelaksanaan a. Pilihlah dua pimpinan sidang (Representasi dari Ketua dan sekretaris BPMF) b. Pilih dua kandidat Ketua SMF Teologi c. Pilihlah tiga orang peninjau (representasi dari ketua Angkatan) d. Peserta dibagi dalam 2 kelompok yang mendukung masing-masing kandidat

6

CURRICULUM VITAE Nama

: Andeka Rocky Tanaamah

Tempat/Tanggal Kelahiran : Kananggar, Sumba 05 Juni, 1977 Alamat

: Jl. Cemara Raya 838 A Salatiga

Latar Belakang Pendidikan (2002)

Lulus dari Fakultas Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.

(1996)

Lulus dari SMU Negeri I Waingapu, Sumba Timur.

(1993)

Lulus dari SLTP Negeri I Waingapu, Sumba Timur.

(1990)

Lulus dari SD Masehi Payeti 03, Waingapu, Sumba Timur.

Pengalaman Pekerjaan (2002-2003)

Asisten Peneliti Proyek Penelitian Sistem Informasi Manajemen Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan

(2004 – Sekarang) Staf

Pengajar

Fakultas

Teknologi

Informasi



Universitas Kristen Satya Wacana

Pengalaman Organisasi (1997-1998)

Anggota Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana.

(1998-1999)

Sekretaris

Komisi

B

(Organisasi)

Badan

Perwakilan

Mahasiswa Universitas, Universitas Kristen Satya Wacana. 7

(1998-2000)

Sekretaris

Fungsional

Gerakan

Mahasiswa

Kristen

Indonesia, Cabang Salatiga. (1998-1999)

Ketua Komisi C (Anggaran) Badan Perwakilan Mahasiswa Universitas, Universitas Kristen Satya Wacana.

(1999-2000)

Ketua

Umum

Badan

Perwakilan

Mahasiswa

Fakultas

Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana. (2000-2002)

Ketua Umum Badan Perwakilan Mahasiswa Universitas, Universitas Kristen Satya Wacana.

8