TEKNOLOGI PENYIMPANAN JAGUNG OLEH : SRI SUDARWATI

Download 1. Teknologi Penyimpanan Jagung. Oleh : Sri Sudarwati. PENDAHULUAN. Sampai saat ini mutu jagung di tingkat petani pada umumnya kurang memen...

0 downloads 293 Views 257KB Size
Teknologi Penyimpanan Jagung Oleh : Sri Sudarwati PENDAHULUAN Sampai saat ini mutu jagung di tingkat petani pada umumnya kurang memenuhi persyaratan kriteria mutu jagung yang baik, karena tingginya kadar air dan banyaknya butir rusak. Pada Waktu panen produksi jagung melimpah sehingga harganya murah, sedangkan pada waktu paceklik harganya menjadi mahal. Oleh karena itu, penyimpanan sangat diperlukan untuk mengatasi kelebihan produksi pada musim panen raya untuk dimanfaatkan pada saat paceklik. Para petani menjual jagung hasil panennya karena mereka mangalami kesulitan menyimpan jagung pipil untuk waktu lama. Selama penyimpanan jagung pipil, terjadi kehilangan sekitar 9,6 – 20,2% karena serangan serangga tikus dan jamur. Jagung pipil berkadar air 9,6% yang disimpan dalam karung goni hanya tahan disimpan sampai 6 bulan dengan kerusakan 10,34% dan bila disimpan selama 8 bulan maka kerusakannya mencapai 34,01%. Beberapa usaha untuk mencari teknik penyimpanan dan perawatan jagung pipil terus dilakukan. Untuk penyimpanan

jagung

yang perlu diperhatikan adalah kadar air 1-2%

dibawah kadar air seimbang dengan kelembaban maksimum 80%. Usahakan wadah dapat mempertahankan bahan tetap kering dan dingin serta dapat melindungi terhadap serangan serangga dan tikus. Biji jagung yang disimpan harus benar benar bersih dan mulus, hal ini dapat dilihat dari hasil sortasi bijinya, seperti yang telah disebutkan di atas. Permasalahan

yang

dihadapi

petani

jagung

salah

satunya

penyimpanan. Proses penyimpanan sangat perlu diperhatikan karena

adalah

proses

mempengaruhi

kualitas jagung sehingga akan menentukan harga jual jagung yang dihasilkan. Upaya untuk mempertahankan kualitas jagung pada waktu penyimpanan dan pergudangan dapat ditempuh dengan menggunakan kabon disulfida (CS2), penyimpanan diatas para-para, penyimpanan dengan karung dan

penyimpanan dengan silo bambu semen, sedangkan

untuk penyimpanan benih jagung dengan menggunakan jerigen plastik, botol dan wadah dari logam.

1

BEBERAPA CARA PENYIMPANAN JAGUNG Menggunakan Karbon Disulfida (Cs2) Penggunaan karbon disulfida (CS2) cair

dapat menekan kerusakan jagung pipil

selama penyimpanan. Teknik penggunaan CS2 tidak sulit, karena CS2 cair mudah teroksidasi, sehingga terbentuk CO2 dan SO2 yang bersifat toksin terhadap serangga (inago, larva dan telur), serta menghambat mikroorganisme. Penggunaan CS2 dosis 0.25 cc/kg jagung pipil dapat memperpanjang daya simpan jagung pipil sampai dua tahun dengan kerusakan kurang dari satu persen.

Cara Kerja •

Pengemas jagung pipil yang digunakan harus kedap udara, karena hasil oksidasi CS2 adalah gas CO2 dan SO2.



Tempatkan CS2 cair dalam botol dengan dosis 0,25 cc/Kg jagung pipil dengan kadar air sekitar 10% kemudian ditutup agak renggang. Penutupan agak renggang agar CS2 cair ini menguap secara perlahan-lahan kemudian mengalami oksidasi. Apabila jumlah jagung yang disimpan cukup banyak, misalnya dua ton atau lebih, maka penempatan botol berisi CS2 tersebut dapat dilakukan di beberapa tempat di bagian tengah.



Setelah penempatan botol berisi CS2 dalam kemasan jagung selesai dilakukan, maka pengemas jagung segera ditutup rapat.



Selanjutnya jagung disimpan dalam ruang penyimpanan yang dijaga kebersihannya.

Penyimpanan Di Atas Para-Para Penyimpanan jagung dapat dilakukan dalam bentuk tongkol berkelobot pada parapara yang ditempatkan di bawah atap maupun di atas dapur. Dapat pula dilakukan dalam bentuk tongkol pada para-para dan pada langit-langit rumah yang dilengkapi dengan kawat anti tikus. Untuk penyimpanan jagung dalam tongkol berkelobot dianjurkan hanya pada jagung yang kelobotnya menutup seluruh tongkol. Para-para di atas dapur dapat memperoleh asap dari kayu yang dibakar sewaktu masak di dapur. Asap tersebut meninggalkan residu yang bersifat anti terhadap bakteri, jamur maupun serangga. Dengan demikian dapat menjamin jagung disimpan dalam waktu yang cukup lama.

2

Penyimpanan Dengan Karung Faktor utama yang perlu mendapatkan perhatian adalah kebersihan dan ketahanan dari jenis wadahnya. Wadah harus bersih dan tidak bocor, dengan demikian selama dalam wadah, biji jagung tidak mudah mengalami serangan oleh hama dan penyakit. Oleh sebab itu gunakan karung plastik yang dilapis dengan karung goni. Setelah itu ikatlah erat-erat atau dijahit sepanjang lubang secara kuat dan rapih. Kondisi demikian akan mempermudah dalam pengangkutan serta akan mengurangi kehilangan hasil akibat banyaknya jagung yang tercecer selama dalam pengangkutan. Khususnya bagi jagung pipilan, tingkat kehilangan karena tercecer kemungkinan lebih besar bila dibanding dengan jagung tongkol. Dalam bentuk pipilan, jagung dapat disimpan dalam karung goni, karung plastik, bakul besar dan kotak kayu. Bahkan dalam jumlah yang besar dapat disimpan dalam bentuk curah di dalam gudang atau silo-silo. Dalam kondisi demikian, perlu pengaturan terhadap kadar air, suhu penyimpanan dan kelembaban

udara (RH) secara stabil. Penyimpanan

dalam bentuk pipilan sebaiknya kadar airnya diatur setelah mencapai 13-14%. Karena kadar air di atas 14% merupakan kondisi yang baik untuk pertumbuhan jamur. Kontaminasi jamur dapat memproduksi bermacam-macam toxin (racun) antara lain aflatoksin dan hama-hama gudang,

sehingga

menyebabkan

kerusakan.

Wadah

yang

digunakan

sebaiknya

menggunakan karung plastik (plyethelene), karena jagung yang disimpan dalam karung plastik ternyata mempunyai daya simpan lebih lama dibanding jagung yang disimpan dalam karung goni. Wadah yang digunakan sebaiknya dibersihkan terlebih dulu, bila perlu disemprot dengan cairan insektisida Silosan 25 EC 2% dan Damfin 50 EC dosis 500 cc / 10 lt untuk 500 m2. Penyimpanan Dengan Silo Bambu Semen Untuk tujuan konsumsi, jagung dapat disimpan dalam silo bambu semen. Silo ini mudah didapat karena bahan bangunannya mudah diperoleh di pedesaan. Kapasitas silo adalah 1.000 kg (1ton) dengan ukuran 125 cm dan tinggi 100 cm. Silo tersebut dapat digunakan selama 20 tahun. Cara penyimpanannya yaitu jagung pipilan dikeringkan sampai kadar air mencapai 12,5 – 13 %, kemudian diangin-anginkan selama 2 – 4 jam dan dimasukkan

ke dalam silo. Sebelum jagung dimasukkan ke dalam silo, pada dasar silo

dilapisi plastik satu lapis untuk menghindari masuknya lengas tanah secara kapiler ke dalam silo. Cara lain yang dapat ditempuh adalah membuat landasan silo dari lapisan kerikil dan

3

lapisan pasir. Penyimpanan jagung dengan silo bambu semen dapat bertahan 4 - 8 bulan tanpa ada hama gudang.

Keterangan : 1. Lantai 2. Peluncur bahan 3. Dinding silo (bambu semen) 4. Penutup/pemasukan 5. Tulangan 6. Corong Pengeluaran 7. Lapisan pasir 8. Lapisan kerikil 9. Pondasi

Tempat Penyimpanan Jagung Dengan Silo Bambu Semen

4

PENYIMPANAN BENIH JAGUNG Benih jagung dapat disimpan dengan menggunakan beberapa alat, yaitu : -

Jerigen plastik (tahan 8 bulan)

-

Botol yang lubang pengeluarannya dilapisi dengan parafin sehingga betul-betul kedap udara (kapasitas 0,75 kg , daya kecambah 80 % dan tahan 1 tahun)

-

Wadah dengan bahan logam yang dilengkapi dengan absorban (biasanya digunakan abu sekam, kapasitas 21 – 23 kg)

-

Wadah dengan bahan logam yang tutupnya dilapisi dengan parafin (kapasitas 23 – 25 kg)

Alat simpan benih jagung dari logam penutupnya dilapisi dengan parafin

Alat simpan dari logam yang dilengkapi dengan absorban (abu sekam)

Sumber : Balittan Sukamandi, 1993

5