Terapi Bermain Untuk Mengatasi Permasalahan Pada Anak Alice Zellawati Fakultas Psikologi Universitas AKI Abstract
Playing is recreational. Besides, it may be a learning tool. Many aspects that can be honed while playing are gross motor, fine motor, language, social and cognition. Playing therapy is a therapeutic method that uses the game as a tool in a situation that has been prepared to help children express their feelings, such as happy, sad, angry, vengeful, depressed, or other emotions. Hopefully, through this therapy, the problems faced by children can be resolved in a pleasant and non-threatening for children.
Key Words : playing terapy, recreational, a pleasant, non-threatening
Bermain
Pendahuluan
dilakukan
dengan
sukarela/spontan, untuk mendapatkan kepuasan Ada lebih dari 4000 bahasa sebagai alat
atau
kegembiraan.
Bermain
adalah
komunikasi di dunia, dan meskipun bermain
menyenangkan dan mengasyikkan. Bermain
tidak dapat didengarkan seperti bahasa, namun
dengan imajinasi dan fantasi, memungkinkan
dapat dimengerti dan bermakna (Landreth,
anak mengeksplorasi dunia mereka, pertama
2001). Sepanjang masa kanak-kanak, bermain
melalui
sangat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan
menggunakan pikiran dan logika. Melalui
sosial anak. Sutton Smith (1971) mengatakan:
eksperimentasi bermain anak-anak menemukan
”Bermain bagi anak terdiri atas empat mode
bahwa merancang sesuatu yang baru dan
dasar yang membuat kita mengetahui tentang
berbeda,
dunia-meniru,
Selanjutnya, mereka dapat mengalihkan minat
eksplorasi,
menguji,
dan
Menurut
Landreth
(2001),
dan
menimbulkan
kemudian
kepuasan.
bermain
adalah rangkaian perilaku yang sangat kompleks dan multi dimensional yang berubah secara seiring
perkembangan anak.
-164-
dapat
mereka
kreatifnya ke situasi di luar dunia bermain.
membangun.”
signifikan
perasaan
pertumbuhan
dan
Tahapan Bermain Anak-anak melakukan aktivitas permainan sesuai dengan tahapan perkembangan kognitifnya, oleh karena itu tahapan bermain
Terapi Bermain Untuk Mengatasi Permasalahan Pada Anak (Alice Zellawati) pada anak-anak dapat diklasifikasikan menjadi
yaitu
reproduktif
dan
produktif.
Drama
tiga periode, yaitu:
reproduktif terjadi pada saat anak-anak berusaha mereproduksi situasi yang telah dialaminya
1.
Periode Bayi : permainan sensorimotor
dalam kehidupan sebenarnya. Sedangkan drama
Hingga bayi berusia sekitar tiga bulan,
produktif
anak-anak
menggunakan
situasi,
permainan mereka terdiri atas melihat orang dan
tindakan dan bicara dari situasi kehidupan nyata
benda serta melakukan usaha acak untuk
ke dalam bentuk yang baru dan berbeda.
menggapai benda yang diacungkan kepadanya.
Permainan
Selanjutnya mereka dapat mengendalikan tangan
mendahului permainan drama produktif.
mereka, kemudian dapat merangkak untuk mengeksplorasi benda-benda.
dengan
reproduktif
biasanya
Dalam permainan pura-pura reproduktif, anak-anak berusaha mereproduksi situasi yang
Bayi mengumpulkan informasi melalui sensori
drama
dan
media massa dalam permainannya. Contoh:
menunjukkan motor tertentu. Dengan demikian
pura-pura menjadi orang lain seperti ayah dan
selama
senang
ibu, dokter, guru, koki atau meniru jagoan atau
lingkungannya,
tokoh yang diidolakan. Kalau anak merasa
tahun
mengeksplorasi menstimulasi
memanipulasi
pertama diri
objek
telah diamati dalam kehidupan sebenarnya atau
anak-anak
serta
sensorimotor,
bermain
secara
soliter dan paralel serta meniru.
nyaman maka permainan ini dapat mefasilitasi anak untuk bercerita tentang kejadian-kejadian yang dialaminya dengan berperan sebagai tokoh
2.
Periode kanak-kanak awal
yang diinginankan untuk masuk dalam alur
Pada masa kanak-kanak awal (mulai usia 2 tahun), kemampuan untuk membuat symbol begitu sentral. Mereka memainkan permainan
imajinasi
eksplorasi internal, self monitoring. Dalam permainan pura-pura produktif,
menandakan
anak-anak menggunakan situasi, tindakan dan
kemajuan dalam perkembangan intelektual dan
bicara dari situasi kehidupan nyata ke dalam
bahasa. Permainan imajinasi umumnya terjadi
bentuk baru dan berbeda. Dengan demikian akan
antara umur 2 hingga 6 tahun. Permainan
terjadi transfer situasi yang dialami yang semula
imajinasi
dan
ada dalam fantasi kemudian dipindahkan oleh
sosiodrama, fantasi dalam bentuk lamunan atau
anak dalam situasi realitas yang dihadapi anak.
kreasi dari imajinasi seorang teman.
Contoh: ibu beruang memukul anaknya berulang
meliputi
yang
permainan tersebut. Pada waktu itu terjadi
permainan
drama
Dalam permainan drama, anak mencoba
kali, ini direspon anak dengan berkata: “itu
berperan sebagai orang yang paling penting di
menyakitkan, tidak boleh, anaknya akan mati”,
dunia. Permainan drama ini meliputi dua jenis
aku tidak mau mati”.
-165-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011 Golomb dan Galasso
menyatakan
bahwa dalam bermain pura-pura anak tetap
sedikit tersembunyi dalam cerita dan bentuk lain dalam bermain.
dapat membedakan antara fantasi dan realitas. Dalam permainan pura-pura anak menirukan
3.
Periode kanak-kanak akhir
karakter yang dikaguminya dalam kehidupan
Ketika anak berusia 7 hingga 11 tahun
nyata atau dalam media massa atau ingin
mereka mulai memainkan permainan yang
menyerupainya. Anak merasa tidak ada perasaan
didalamnya terdapat aturan permainan tersebut
bersalah sudah menceriterakan perihal dirinya
memerlukan latihan, kemampuan mengontrol
dan semua perasaannya meskipun hanya dalam
impuls, kemampuan toleransi terhadap frustrasi,
permainan. Suasananya merupakan reproduksi
kemampuan membuat strategi, perencanaan,
dari
organisasi, kemampuan berpikir logis dan dapat
suasana yang
sebenarnya. Dari situasi
bermain anak akan dituntun untuk mempunyai
memecahkan masalah.
satu mekanisme pemecahan masalah. Permainan sosiodrama hampir mirip
Manfaat Bermain
dengan permainan drama hanya saja individu
Bermain merupakan aktivitas penting
memerankan suatu peranan tertentu dari suatu
pada masa anak-anak. Berikut ini adalah
situasi sosial. Dalam bentuk permainan ini
bererapa manfaat bermain pada anak-anak :
mereka membutuhkan anak-anak lain untuk
1.
masuk
dalam
interaktif
mendapat kesempatan untuk digerakkan,
mempraktikkan
anak dapat menyalurkan tenaga (energi)
keterampilan bahasa, mengekspresikan emosi,
yang berlebihan, sehingga ia tidak merasa
dan memecahkan interpretasi mereka sendiri
gelisah. Dengan demikian otot-otot tubuh
dari dunia sosial mereka.
akan tumbuh menjadi kuat.
sehingga
permainan
meraka
Permainan
yang
Perkembangan aspek fisik. Anggota tubuh
dapat
imajinasi
dalam
bentuk
2.
fantasi dapat berupa berpura-pura, melamun dan menciptakan teman bermain yang penuh dengan
Perkembangan aspek motorik kasar dan halus.
3.
Perkembangan aspek sosial. Ia akan belajar
imajinasi. Dengan permainan fantasi anak-anak
tentang sistem nilai, kebiasaan-kebiasaan
memperoleh
dan standar moral yang dianut oleh
kesempatan
untuk
memproses
pengalaman dan memecahkan masalah. Sebab banyak anak yang tidak dapat mengekspresikan
masyarakat. 4.
Perkembangan
aspek
emosi
atau
masalah-masalah mereka secara langsung, oleh
kepribadian. Anak mendapat kesempatan
karena itu mereka menggunakan komunikasi
untuk
simbolik untuk mengekspresikan emosi yang
dialami, perasaan tertekan dan menyalurkan
melepaskan
ketegangan
yang
dorongan-dorongan yang muncul dalam -166-
Terapi Bermain Untuk Mengatasi Permasalahan Pada Anak (Alice Zellawati)
5.
dirinya. Setidaknya akan membuat anak
alat-alat permainan dalam situasi yang sudah
relaks.
dipersiapkan
Perkembangan aspek kognisi. Anak belajar
mengekspresikan perasaannya, baik senang,
konsep dasar, mengembangkan daya cipta,
sedih, marah, dendam, tertekan, atau emosi yang
memahami kata-kata yang diucapkan oleh
lain.
untuk
membantu
anak
teman-temannya. 6.
Mengasah
ketajaman
penginderaan,
Macam-macam Pendekatan Terapi Bermain
menjadikan anak kreatif, kritis dan bukan
7.
8.
LaBauve, dkk (2001) macam-macam
anak yang acuh tak acuh terhadap kejadian
model dalam terapi bermain adalah :
disekelilingnya.
1.
Model Adlerian, Model ini menggunakan
Sebagai media terapi, selama bermain
dasar teori Psikologi Individual Adler,
perilaku anak-anak akan tampil bebas dan
dengan dasar filosofi yaitu kehidupan sosial
bermain adalah sesuatu yang secara alamiah
perlu
sudah dimiliki oleh seorang anak.
tujuannya, melihat hidup secara subyektif
Sebagai media intervensi, untuk melatih
dan hidup adalah sesuatu yang khusus dan
kemampuan-kemampuan
dan
kreatif. Model ini digunakan untuk anak
sering digunakan untuk melatih konsentrasi
dengan kegagalan dalam berinteraksi sosial
pada tugas tertentu, melatih konsep dasar.
dan
tertentu
untuk dimiliki, perilaku
salah
dalam
mempercayai
adalah
gaya
hidupnya. Terapi Bermain Pengertian Terapi Bermain Landreth (2001) berpendapat bahwa
2.
Model Terapi Client-Centered, Teori yang mendasari
adalah
teori
Rogers,
yang
bermain sebagai terapi merupakan salah satu
berpandangan bahwa motivasi internal yang
sarana yang digunakan dalam membantu anak
dimiliki
mengatasi masalahnya, sebab bagi anak bermain
pertumbuhan dan aktualisasi diri. Terapi
adalah simbol verbalisasi.
bermain
dengan
Centered
Non
Terapi bermain dapat dilakukan didalam
anak-anak
mendorong
pendekatan
Directive
(terapi
Client yang
ataupun diluar ruangan. Terapi yang dilakukan
berpusat pada anak secara tidak langsung),
didalam ruangan sebaiknya dipersiapkan dengan
ini sesuai untuk anak-anak yang mengalami
baik terutama dengan alat-alat permainan yang
ketidaksesuaian
akan digunakan.
dengan dirinya.
antara
kejadian
hidup
Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa terapi bermain adalah terapi yang menggunakan
-167-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011 3.
Model
Kognitif-Behavioral,
Model
ini
tidak biasa, dan memiliki pengalaman luka
berpandangan bahwa anak memiliki pikiran
baik secara fisik maupun psikologis.
dan perasaan yang sama seperti orang dewasa yaitu ditentukan melalui bagaimana
7.
Model Jungian, Didasarkan pada teori
anak berfikir tentang diri dan dunianya.
analitik Jung, yang melihat bahwa psikis
Model ini digunakan untuk menangani anak
terdiri dari ego, ketidaksadaran diri, dan
dengan
ketidaksadaran
kepercayaan
membawanya
irrasional
keluar
dari
yang perilaku
kolektif,
kekuatan
menyembuhkan adalah bawaan. Pendekatan
maladaptif.
ini biasanya digunakan untuk membantu anak yang mengalami ketidakseimbangan
4.
Model Ekosistemik, Dasar yang digunakan
psikis, ego tidak dapat menjebatani antara
adalah teori dari terapi realitas, yang
dunia luar dan dalam dirinya.
mempunyai
pandangan
bahwa
berada
dalam interaksi terhadap lingkungan dapat
8.
mempengaruhi perkembangan.
Model
Psikoanalitik,
Pendekatan
ini
menggunakan teori psikoanalisa tradisional, yang memiliki dasar filosofi tentang anak
5.
Model
Eksistensialisme,
Memiliki
yaitu anak memiliki rasa takut, memerlukan
adalah
rasa aman, berusaha berhubungan dengan
manusia berguna, unik, ekspresi diri dan
tuntutan lingkungan. Pendekatan ini sesuai
pertolongan
untuk
pandangan
bahwa
anak-anak
terhadap
diri
sendiri
yang
mengalami
konflik
mendorong aktualisasi diri. Pendekatan ini
internal, kekawatiran, represi, hambatan
menangani anak-anak yang mengalami
perkembangan, dan agresivitas.
kesulitan untuk berkembang sesuai dengan keunikannya
6.
anak
yang
Terap bermain mempunyai akar dalam
melemahkan
model psikoanalisis tradisional. Pioner-pioner
pertumbuhandirinya sehingga mengalami
awal seperti Melanie Klein dan Anna Freud
penolakan
menginterpretasikan bermain sebagai simbol
dalam
menjalin
hubungan
dengan teman-temannya.
dari konflik anak.
Model Gestalt, Model Gestalt melihat
Tujuan Terapi Bermain
manusia secara total, dilahirkan dengan fungsi utuh. Pendekatan ini untuk terapi anak yang mengalami kesulitan bertumbuh secara alami, anak yang mencoba untuk memenuhi kebutuhan dengan cara yang -168-
Tujuan terapi bermain adalah: 1.
Menciptakan suasana aman bagi anak-anak untuk mengekspresikan diri mereka
Terapi Bermain Untuk Mengatasi Permasalahan Pada Anak (Alice Zellawati) 2.
3.
Memahami
bagaimana
sesuatu
dapat
4.
Mainan yang dapat mengekspresikan sifat
terjadi, mempelajari aturan sosial dan
agresi, Mainan senjata, pisau karet, pedang
mengatasi masalah mereka
plastik, perisai dari kayu, palu, catut
Memberi kesempatan bagi anak-anak untuk
menggambarkan kepada anak suatu arti
berekspresi dan mencoba sesuatu yang
yang mengekspresikan permusuhan dan
baru.
agresif. Menembak, menusuk, memukul, dan meninju dengan keras adalah ekspresi
Materi Bermain
simbolik dari kemarahan, dan jika diberi
Materi bermain dalam terapi bermaian dapat
kebebasan
diklasifikasikan menjadi 4, yaitu: 1.
Mainan
untuk
memudahkan
terapeutik ekspresi,
bermain akan memberikan katarsis,
konsentrasi
dan
koordinasi.
Mainan adalah kata-kata anak-anak dan
2.
bermain adalah bahasa mereka. Oleh karena
Teknik Terapi Bermain
itu dalam terapi bermain harus tersedia
1.
Permainan boneka
mainan yang memudahkan anak untuk
Boneka memberikan suatu cara yang
mengekspresikan pikiran dan perasaannya.
tidak mengancam untuk anak-anak bermain di
Misalnya
manusia,
luar pikiran dan perasaan mereka. Selama
keluarga boneka binatang, mobil, truk, bis
bermain dengan boneka anak-anak melakukan
dll
beberapa hal seperti berikut ini :
Mainan
keluarga
yang
boneka
mendorong
kreativitas,
a.
Mengidentifikasikan diri dengan boneka
b.
Memproyeksikan perasaan sendiri dalam
Beberapa mainan, sudah menjadi sifat dasarnya mendorong kreativitas. Sebuah
figur permainan c.
kotak di pojok bisa menjadi rumah. Contoh
Memindahkan
konfliknya
dalam
figur
permainan
lain seperti krayon, malam, kertas lipat, balok kayu dll.
Dalam
permainan
boneka,
terapis
mendapatkan informasi tentang :
3.
a.
Pandangan pikiran anak
Mainan untuk menyalurkan emosi, Anak
b.
Perasaan anak
dapat menggunakan cat, pasir, tanah liat
c.
Tingkah laku anak
untuk menyalurkan perasaannya yang kuat dimana
dia
tidak
Boneka dalam terapi bermain meliputi ;
berani
mengkomunikasikan dengan lebih terbuka.
a.
Boneka bayi yang berukuran seperti bayi
-169-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011 b.
Boneka yang secara anatomi benar, baik
lain, dapat memecahkan masalah dan
laki-laki maupun perempuan
keterampilan sosial.
c.
Keluarga boneka
d.
Binatang dari kain
e.
Boneka manusia dari berbagai ras dan
f.
3.
Bercerita Secara
psikologis
membaca
atau
sukubangsa (Jawa, Batak,Papua, America,
bercerita merupakan salah satu bentuk bermain
africa dll)
yang paling sehat. Kebanyakan anak kecil lebih
Perlengkapan boneka seperti rumah, baju,
menyukai cerita tentang orang dan hewan yang
tempat tidur dll
dikenalnya. Selain itu karena anak kecil cenderung egosentrik mereka memyukai ceritera
2.
Permainan boneka wayang Gerakan
wayang
yang berpusat pada dirinya. atau
boneka
Mula-mula
anak-anak
suka
cerita
memungkinkan anak menceritakan ceritera-
imajinatif yang khayal kemudian seiring dengan
ceritera yang kaya dalam bentuk simbol dan
berkembangnya kecerdasan dan pengalaman
untuk
sekolah anak yang lebih besar menjadi realistik,
menciptakan
fantasi-fantasi
mereka.
Manfaat permainan boneka wayang : a.
Melalu
gerakan
boneka,
dan minatnya pun beralih ke cerita petualangan,
anak
dapat
menghadapi pikiran dan perasaan yang sulit
kekerasan,
c.
dan
cinta
serta
pendidikan.
untuk mereka akui sebagai diri sendiri. b.
kemewahan
Menceritakan cerita memberikan cara
Dengan menggunakan boneka, anak dapat
yang menyenangkan untuk mengembangkan
menciptakan orang lain dan berinteraksi
rapport dan belajar tentang anak. Ketika anak
serta
menceritakan
mengungkapkan
pikiran
dan
cerita
mereka,
mereka
perasaannya sekaligus kemarahannya yang
mengkomunikasikan informasi penting tentang
dalam
diri mereka sendiri dan keluarga mereka sambil
kehidupan
nyata
tidak
bisa
dilakukannya.
belajar
Anak-anak juga dapat menciptakan tokoh
perasaan mereka. Dengan mendengarkan cerita
yang tidak bisa diungkapkannya sendiri
anak, terapis dapat memahami
Permainan dengan boneka dapat merupakan
pertahanan diri anak, konflik anak, dan dinamika
kegiatan kelompok yang menarik dan dapat
keluarga anak. Dalam menganalisis cerita anak,
digunakan dengan kelompok anak-anak
terapis harus mencari tema yang diulang yang
yang kebih besar atau kecil, terutama dalam
dapat
lingkungan
perasaan-perasaan dan perjuangan anak. Terapis
sekolah.
Dengan
bermain
mengekspresikan
memberikan
akrab
menguasai
lebih baik
penting
dan
tentang
boneka dalam kelompok, membuat anak
harus
saling menghargai sudut pandang orang
dalammenginterpretasikan komunikasi simbolik
-170-
sangat
kunci
dan
terampil
Terapi Bermain Untuk Mengatasi Permasalahan Pada Anak (Alice Zellawati) secara wajar. Semua ini tergantung pada
cara melukiskan pengalaman di mana mereka
keterampilan dan pertimbangan terapis.
tidak dapat menceritakan dengan kata-kata. Dengan
4.
Bermain
anak
saat
bermain pasir, terapis mendapat informasi
Bermain selama mempunyai
mengobservasi
masa kanak-kanak
karakteristik
yang
berbeda
dibandingkan permainan remaja dan orang
tentang pikiran, perasaan dan tingkah laku anak. Permainan pasir juga sering menyangkut simbolsimbol yang mempunyai arti khusus.
dewasa. Permainan anak kecil bersifat spontan dan informal. Secara bertahap bermain menjadi
Proses Terapeutik Bermain
semakin
1.
formal.
kemampuan
Dengan
berpikir
berkembangnya
anak,
anak
Pelaksanaan Sesi Terapi Bermain
mulai
Pelaksanaan sesi terapi bermain pada
mengembangkan permaianan dengan aturan.
subjek dimulai dengan langkah-langkah yang
Permainan individu dan kelompok membantu
berurutan yaitu:
anak belajar bagaimana membagi kelompok dan
a.
bermain dengan aturan. Permainan mengajar
Pembuatan rancangan treatmen Pembuatan pada
rancangan tahap
treatmen
anak tentang mendisiplin diri, serta belajar untuk
dilakukan
awal
setelah
menang dan kalah. Permainan yang diterapkan
penggalian data mengenai latar belakang
untuk terapi bermain dapat dimainkan sendiri
keluarga dan anak, kebutuhan anak serta
maupun berkelompok.
dukungan orangtua. Untuk mendapatkan rancangan treatmen yang tepat, perlu
5.
Bermain pasir
menciptakan hubungan yang baik/ rapport
Anak-anak suka bermain pasir. Dengan
antara terapis dengan anak, sehingga anak
adanya terapi bermain menggunakan pasir anak-
dapat mengeksplorasi secara optimal dalam
anak
dan
bermain dan mempunyai perasaan senang
merupakan medium terapeutik. Selama di dalam
dalam melakukan sesuatu, hasil observasi
kamar bermain anak bebas bermain dalam pasir
selama
dan banyak menggunakan miniatur yang tersedia
informasi (Mc. Mahon). Setelah semua
seperti yang diinginkan. Selama proses bermain
informasi terkumpul dapat disimpulkan
pasir, anak memutuskan apa yang akan dibuat,
kebutuhan
figur apa yang akan digunakan, dan bagaimana
treatmen beserta tujuannya dapat dibuat
menggunakannya. Anak bebas membuat adegan,
dengan tepat. Setelah rancangan treatmen
membuat pemandangan atau apa saja sebagai
selesai dibuat maka perlu diinformasikan
diberikan
kegembiraan,
rileks
awal
sesi
anak
merupakan
sehingga
sumber
rancangan
-171-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011 pada orangtua untuk mendapat persetujuan
dengan menggantikan mainan yang lain atau
dan dukungan.
menghentikan sesi treatmen. Hasil observasi segera dicatat setelah sesi
b.
Pelaksanaan treatment
selesai, bila dimungkinkan gunakan recorder
Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan. Dalam
sebagai perekam atau camera perekam, sehingga
tahap ini terapis melaksanakan rancangan
mudah untuk menentukan treatmen selanjutnya.
treatment yang sudah dibuat dengan menjaga
Secara garis besar, tujuan dari terapi ini adalah
sikap profesional, kejujuran dan kerahasiaan.
menolong anak untuk mampu berhadapan dan
Selain itu terapis juga perlu menciptakan rasa
hidup dengan kondisi emosinya yang terluka
aman dan kebebasan pada diri anak untuk
(Mc. Mahon). Oleh sebab itu ada beberapa tahap
menentukan pilihan dan mengekspresikan diri.
kemajuan yang biasanya dilewati oleh anak,
Seringkali
anak
dapat
memulai
yaitu:
permainan dengan spontan, namun ada beberapa anak yang hanya diam saja di ruang terapi
Tahap 1 : perasaan marah, cemas atau emosi
bermain, oleh sebab itu sangat diperlukan terapis
yang tidak mengenakan. Tingkah laku yang
yang mampu membuat anak nyaman dan aman.
muncul
Menurut Mc. Mahon (2001), ada beberapa cara
mainan atau sebaliknya nampak ketakutan pada
untuk mengajak anak terlibat aktif dalam
sesuatu.
anak
nampak
destruktif/
merusak
bermain, misalnya : Terapis
memainkan
boneka
tangan,
Tahap 2: perasaan marah sudah terarah pada
bermain Teddy Bear atau boneka lain, atau
orang tertentu, bisa terapisnya atau permainan
membuat hal-hal yang lucu. Hal ini dilakukan
simbol.
untuk membuat anak mau bermain, bukan mengarahkan permainan anak. Ada
dalam
berjalan bersama. Misalnya: suatu saat anak
pelaksanaan treatment, yaitu : pastikan bahwa
menyuapi boneka, disaat yang lain dia memukuli
alat-alat permainan aman dimainkan anak-anak,
boneka tersebut.
sehingga
kontrol
tidak
dan
Tahap 3 : nampak ekspresi positif dan negatif batasan
membahayakan
bagi
anak
tersebut, bagi terapis atau orang lain yang
Tahap 4 : anak sudah dapat memilih dan
terlibat. Kemudian pada saat anak marah dan
memisahkan perasaan positif dan negatif tentang
merusak mainan atau melakukan agresivitas,
orang dan situasi dalam realitas.
terapis memberikan toleransi sampai batas tertentu dan berhak menghentikan mainan
-172-
Terapi Bermain Untuk Mengatasi Permasalahan Pada Anak (Alice Zellawati) c.
Evaluasi treatment
emosinya yang selama ini disembunyikan.
Pada evaluasi akhir, dinilai apakah terapi efektif
Beberapa anak dengan sangat garang memukul-
atau
mukul
kurang
efektif?
Apakh
treatment
tanah
liat
membentuk
Kegiatan
ini
kemudian
kurang efektif jika dilakukan pada anak yang
merupakan cara anak untuk melepaskan emosi
pendiam atau pasif karena mereka akan sangat
mereka dan mengekspresikan perasaan mereka
sulit untuk diajak bermain oleh terapis. Proses
melalui
dan lamanya terapi bervariasi tiap anak dan
memungkinkan
kasus, dari beberapa minggu sampai 1 atau 2
ketegangan,
tahun. Untuk mengakhiri treatmen, alangkah
terapeutik.
baiknya terapis mengajak anak membuat suatu
bagaimanapun juga terapis memerlukan katarsis
acara khusus sehingga anak tidak mengalami
untuk membantu anak menghadapi perasaannya.
kesedihan atau kekecewaan karena kehilangan
c.
bingkisan
dari
hasil
treatment, atau foto bersama.
Karena
anak
katarsis Dalam
katarsis
untuk ini
mengurangi
dapat
sebagian
ini
merupakan
besar
kasus,
Re-creating
suasana yang sudah dia dapatkan. Terapis juga memberikan
bermain.
dll.
dan
dilanjutkan atau dihentikan? Terapi bermain
dapat
merobeknya
orang
Yang
dimaksud
dengan
re-creating
adalah menciptakan kembali kejadian-kejadian yang
signifikan.
Dalam
tahap
ini
anak
menciptakan kembali kejadian-kejadian yang 2.
a.
Pendekatan Terpadu dalam proses terapi
lalu,
bermain meliputi :
pengalaman-pengalaman perasaan yang tidak
Relating
menyenangkan
Terapis
hendaknya
dapat
mengembangkan suasana yang hangat dan
kejadian-kejadian
yang
sekarang
berhubungan
dan
dengan
kejadian-kejadian tersebut. d.
Reexperiencing
permisif, namun tetap dapat membantu anak
Pada tahap ini anak mengalami kembali
bertanggungjawab terhadap tingkah lakunya
kejadian-kejadian
dan mengajar anak bagaimana cara yang lebih
Anak-anak mulai mengembangkan pengertian
baik untuk memenuhi kebutuhannya. Sebab
kejadian-kejadian
terapi bermain harus dapat menciptakan suatu
menghubungkan pengertian itu dengan pikiran,
pengalaman
perasaan dan tingkah laku sekarang
yang
membantu
anak
menghubungkan pikiran dan perasaan terhadap
d.
Releasing Dalam terapi bermain yang aman dan
dijaga, anak dapat mengekspresikan pikiran dan
masa
proses
bermain.
lalu
dan
Resolving
tingkah laku seseorang. b.
melalui
Resolving merupakan tahap pemecahan. Dalam tahap ini anak memperoleh pengertian bahwa
dia
mempunyai
masalah
dan
bereksperimen dengan berbagai pemecahan.
-173-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011 Karena tidak semua masalah dapat dipecahkan, anak
dapat
mengembangkan
Kesimpulan
ketrampilan
penting untuk menghadapi masalah.
Bermain adalah menyenangkan dan mengasyikkan. Bermain dengan imajinasi dan fantasi, memungkinkan anak mengeksplorasi
3.
Bermain di kontrol versus bermain bebas Ada
bermain
perbedaan
seharusnya
pendapat
dikontrol
dunia mereka, pertama melalui perasaan mereka
apakan
atau
bebas.
dan kemudian menggunakan pikiran dan logika. Melalui
eksperimentasi
bermain
anak-anak
Menurut Levy mengontrol mainan dengan
menemukan bahwa merancang sesuatu yang
menyeleksi
mainan-mainan
dapat
baru dan berbeda, dapat menimbulkan kepuasan.
digunakan
untuk
konflik-
Selanjutnya, mereka dapat mengalihkan minat
konfliknya. Namun, Axline dan Moustakas
kreatifnya ke situasi di luar dunia bermain.
berpegang pada anak boleh memilih mainannya
Tahapan
secara bebas. Mereka mengatur ruangan dengan
dengan model permainan yang sesuai dengan
cara yang sama untuk semua anak. Menurut
usianya.
pendapat
mereka
tertentu
memecahkan
disesuaikan
Bermain merupakan aktivitas penting
spontan mengurangi kepalsuan. Baik bermain di
pada masa anak-anak. Manfaat bermain adalah
kontrol
memiliki
untuk perkembangan aspek fisik, perkembangan
keunggulan tersendiri untuk membantu anak
aspek motorik kasar dan halus, perkembangan
memecahkan masalahnya.
aspek sosial, perkembangan aspek emosi atau
bermain
mainan
anak
secara
maupun
memilih
perkembangan
bebas
kepribadian, Karakteristik Terapis untuk Terapi Bermain Terapis untuk terapi bermain perlu mengembangkan
beberapa
karakteristik
di
perkembangan
aspek
kognisi,
mengasah ketajaman penginderaan, menjadikan anak kreatif, kritis dan bukan anak yang acuh tak acuh terhadap kejadian disekelilingnya, sebagai
bawah ini :
media terapi, selama bermain perilaku anak-
1.
Berminat/ peduli/ relasi hangat dengan anak
anak akan tampil bebas dan bermain adalah
2.
Penerimaan terhadap anak
sesuatu yang secara alamiah sudah dimiliki oleh
3.
Mampu menciptakan rasa aman
seorang anak.
4.
Sensitif
dan
memberikan
kesempatan
ekspresi pada perasaan anak 5.
Percaya kapasitas anak untuk berkembang
6.
Percaya kemampuan anak untuk kontrol
Daftar Pustaka
Djiwandono, Sri Esti Wuryani. 2005. Konseling
perilaku
dan Terapi dengan Anak dan Orang
7.
Paham terapi bermain proses yang bertahap
Tua. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana
8.
Mampu memberikan batasan yang tepat
Indonesia
-174-
Terapi Bermain Untuk Mengatasi Permasalahan Pada Anak (Alice Zellawati) Hurlock, Elizabeth B. 1995. Perkembangan Anak Jilid 1. Alih bahasa : Med.
Landreth, Garry L. 2001. Innovations In Play Therapy. Taylor & Francis Group.
Meitasari T. dan Muslichah Zarkasih. Jakarta : Erlangga.
Mc.Mahon, Linnet. The Handbook of Play Therapy. London and New York.
-175-