TINJAUAN PELAKSANAAN PENGISIAN FORMULIR INFORMED CONSENT

TINJAUAN PELAKSANAAN PENGISIAN FORMULIR INFORMED CONSENT:TINDAKAN ... prosedur tetap informed consent perlu direvisi agar tidak ada pihak yang ... DAF...

40 downloads 749 Views 197KB Size
TINJAUAN PELAKSANAAN PENGISIAN FORMULIR INFORMED CONSENT :TINDAKAN OPERASI DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H.ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2016

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH:

MEI DIANTARI NIM. 1313466025

AKADEMI PEREKAM MEDIK DAN INFORMASI KESEHATAN (APIKES) IMELDA MEDAN T.A 2015/2016

TINJAUAN PELAKSANAAN PENGISIAN FORMULIR INFORMED CONSENT: TINDAKAN OPERASI DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H.ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2016

HASIL PENELITIAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya

OLEH:

MEI DIANTARI NIM. 1313466025

AKADEMI PEREKAM MEDIK DAN INFORMASI KESEHATAN (APIKES) IMELDA MEDAN T.A 2015/2016

LEMBAR PERSETUJUAN TINJAUAN PELAKSANAAN PENGISIAN FORMULIR INFORMED CONSENT :TINDAKAN OPERASI DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H.ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2016

OLEH :

MEI DIANTARI SITOMPUL NIM : 1313466025

Penelitian Ini Telah Disetujui Oleh Dosen Pembimbing Sebagai Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya di Akademi Perekam Medik Dan Informatika Kesehatan (APIKES) Imelda Medan Disetujui : Dosen Pembimbing

(Welly Satria Dewi SKM, SST MIK)

Diketahui Direktur Akademi Perekam Medik dan Informatika Kesehatan Imelda Medan

(dr. Suheri P. Gultom. M.Kes)

PERNYATAAN TINJAUAN PELAKSANAAN PENGISIAN FORMULIR INFORMED CONSENT: TINDAKAN OPERASI DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2016

TUGAS AKHIR Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali ada beberapa kutipan, ringkasan, masing masing disebutkan sumbernya

Medan, 4 Agustus 2016

MEI DIANTARI SITOMPUL NIM : 1313466025

LEMBAR PENGUJIAN

Penelitian dengan Judul :

TINJAUAN PELAKSANAAN PENGISIAN FORMULIR INFORMED CONSENT : TINDAKAN OPERASI DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H.ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2016

Oleh

MEI DIANTARI SITOMPUL NIM : 1313466025

Telah Diuji dan Dipertahankan Tim Penguji Pada Tanggal 4 Bulan 8 Tahun 2016

Penguji I

: Aureliya Hutagaol, S.Kep.Ns. M.P.H

(

)

Penguji II

: Welly Satria Dewi, SST.RMIK, SKM

(

)

Penguji III

: Rizca Annur Hadya, SST

(

)

Disahkan Oleh Direktur Akademi Perekam Medik dan Informatika Kesehatan Imelda Medan

(dr.Suheri Parulian Gultom. MARS)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI Nama

: Mei Diantari Sitompul

Tempat Lahir

: Padangsidimpuan

Tanggal Lahir

: 19 Mei 1995

Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Anak

: Ke 1 dari 3 Bersaudara

Alamat

: Kel. Timbangan Kp. Kelapa, Padangsidimpuan, Sumatra Utara

II. IDENTITAS ORANG TUA Nama Ayah

: Polim Sitompul SP.d

Pekerjaan

: PNS

Alamat

: Kel. Timbangan Kp. Kelapa, Padangsidimpuan.

Nama Ibu

: Sariawan Pulungan, SH

Pekerjaan

: Wiraswasta

Alamat

: Kel. Timbangan Kp. Kelapa, Padangsidimpuan.

III. RIWAYAT PENDIDIKAN Tahun 2001 – 2007

: SD Negri 10/ 200107 Padangsidimpuan

Tahun 2007 – 2010

: SMP Negri 1 Padangsidimpuan

Tahun 2010 – 2013

: SMK Negri 1 Padangsidimpuan

Tahun 2013 – 2016

: APIKES Imelda Medan

AKADEMI PEREKAM MEDIS DAN INFORMATIKA KESEHATAN IMELDA MEDAN

Nama : Mei Diantari Nim

: 1313466025

Judul : Tinjauan Pelaksanaan Pengisian Formulir Informed Consent: Tindakan Operasi di Rumah Sakit Umum H. Adam Malik tahun 2016.

ABSTRAK

Informed consent adalah persetujuan yang diberikan pasien atau keluarga atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik/operasi yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut dan informed consent ini harus lengkap. Untuk mengetahui gambaran kelengkapan pengisian formulir informed consent pada tindakan operasi ini dilakukan penelitian di RSUP H. Adam Malik Medan. Jenis penelitian ini metode kualitif serta teknik pengumpulan data dengan metode riset lapangan melalui kegiatan observasi langsung, wawancara serta dilengkapi dengan kajian pustaka yang memiliki hubungan dengan pokok permasalahan. Dari hasil penelitian penulis di RSUP H. Adam Malik Medan ditemukan beberapa permasalahan dalam proses analisa informed consent yaitu: (1) prosedur tetap informed consent tidak ada tertulis bahwa formulir harus diisi nama dan tanda tangan dari dokter, saksi dan pembuat pernyataan, (2) tidak semua variabel pada formulir dianalisa serta pengisian formulir yang belum lengkap, (3) pengolahan data belum maksimal karena hanya menghasilkan laporan rekapitulasi berdasarkan ruangan. Adapun saran dari penulis adalah: (1) prosedur tetap informed consent perlu direvisi agar tidak ada pihak yang terkait yang dirugikan apabila ada tuntutan, (2) semua variabel yang ada pada formulir informed consent untuk dianalisa kelengkapannya, (3) sosialisasi kembali prosedur informed consent kepada petugas terkait, (4) pengembangan sistem informasi yang baru untuk pengolahan data analisa informed consent untuk menghasilkan laporan yang lebih akurat. Kata Kunci : Analisa, Informed Consent, Tindakan Kedokteran.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Tinjauan Pelaksanaan Pengisian Formulir Informed Consent: Tindakan Operasi Di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik Medan Tahun 2016” . Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk memenuhi kurikulum Apikes serta melengkapi persyaratan ujian akhir program di STIKes Imeda Medan. Penulis menyadari sepenuhnya penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan, dari segi isi dan tata bahasanya, oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis berharap karya tulis ini dapat menambah pengetahuan bagi kita semua. Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan berkat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. dr. H.R.Imran Ritonga,Msc, selaku ketua Yayasan Imelda Medan. 2. dr. Imelda Liana Ritonga, S.Kp.,M.pd.,MN. Selaku ketua STIKes Imelda Medan. 3. dr. Suheri Gultom MARS, selaku Direktur Apikes Imelda Medan. 4. Sity,M.Kes selaku wali kelas yang telah banyak memberi bimbingan, pengarahan serta saran-saran selama masa kuliah.

5. Welly Satria Dewi,SKM,SST.MIK selaku dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang telah banyak memberi bimbingan, pengarahan serta saran-

saran selama masa penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini. Sekaligus menjadi Penguji II yang telah memberikan kritik dan saran kepada penulis. 6. Aureliya Hutagaol S.Kep.Ns.,M.P.H selaku Penguji I yang telah memberikan kritik dan saran kepada penulis. 7. Rizca Annur Hadya SST selaku Penguji III yang telah memberikan kritik dan saran kepada penulis. 8. Seluruh Staf Dosen dan Pengajar yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam proses belajar mengajar. 9. Kedua orang tua tercinta yang sangat saya sayangi Bapak Polin Sitompul, SP.d dan Ibu Sariawan Pulungan, SH. yang telah memberikan perhatian dan kasih sayangnya berupa motivasi, doa dan materi selama penulis mengikuti perkuliahan hingga penulisan Karya Ttulis Ilmiah ini terselesaikan dengan baik. 10. Kepada kedua adik tersayang saya Ibnu Anugrah Sitompul dan Surya Nanda Salim Sitompul. 11. Sabahat terbaik saya Riki Ardiansyah yang telah banyak membantu saya, memberi doa dan motivasi kepada penulis. 12. Teman- teman Apikes Imelda Medan angkatan VI terutama Tingkat III-A yang banyak membantu penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

Peneliti menyadari menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak terdapat keterbatasan dan kekurangan, sehingga peneliti mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini agar dapat menjadi lebih baik dan dapat meningkat mutu Profesional Informasi Kesehatan.

Medan, Agustus 2016 Penulis

Mei Diantari

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ LEMBAR PENGUJIAN ..................................................................................... DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... ABSTRAK ........................................................................................................... KATA PENGANTAR ......................................................................................... DAFTAR ISI ........................................................................................................ DAFTAR TABEL ............................................................................................... DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................

i ii iii iv v vi viii x xi xii

BAB I

PENDAHULUAN ................................................................................. 1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 1.3 Tujuan ............................................................................................. 1.3.1 Tujuan Umum ........................................................................ 1.3.2 Tujuan Khusus……………………………………………… 1.4 Manfaat Penelitian ..........................................................................

1 1 3 4 4 4 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 2.1 Tinjauan Teori ................................................................................. 2.1.1 Pengertian Informed Consent .................................................. 2.1.2 Dasar Hukum Pelaksanaan Informed Consent ........................ 2.1.3 Tujuan Informed Consent ........................................................ 2.1.4 Fungsi Informed Consent ........................................................ 2.1.5 Bentuk Informed Consent ....................................................... 2.1.6 Pemberian Informasi dan Pemberi Persetujuan Informed Consent 8………………………………………………….... 2.1.7 Pemberian Informasi Kepada Pasien……………………….. 2.1.8 Tata Cara Pengisian Infomed Consent .................................... 2.2 Tindakan Operasi ............................................................................. 2.3 Kerangka Konsep .............................................................................

5 5 5 5 6 6 7 8 10 12 17 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 3.1 Jenis Penelitian ................................................................................. 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ..........................................................

20 20 20

3.2.1 Waktu Penelitian .................................................................... 3.2.2 Tempat Penelitian................................................................... 3.3 Populasi, Tekhnik Sampling dan Sampel ........................................ 3.4 Variabel dan Defenisi Operasional ................................................. 3.4.1 Variabel Penelitian ................................................................ 3.4.2 Definisi Operasional ............................................................. 3.5 Instrumen dan Cara Pengumpulan Data ........................................... 3.5.1 Instrumen Penelitian .............................................................. 3.5.2 Pengumpulan Data .................................................................. 3.6 Tekhnik Pengolahan Data dan Analisis Data ................................... 3.6.1 Tekhnik Pengolahan Data ....................................................... 3.6.2 Analisis Data ...........................................................................

20 20 20 21 21 21 22 22 22 23 23 23

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................. 4.1 Sejarah RSUP H. Adam Malik Medan.............................................. 4.2 Visi dan Misi RSUP H. Adam Malik Medan .................................... 4.2.1 Visi ........................................................................................... 4.2.2 Misi........................................................................................... 4.3 Pembahasan ....................................................................................... 4.3.1 Prosedur Pengisian Formulir Informed Consent ...................... 4.3.2 Prosedur Analisa Informed Consent ........................................ 4.3.3 Jenis Formulir Informent Consent ............................................ 4.3.4 Alur Analisa Kuantitatif Berkas Rekam Medis........................ 4.3.5 Alur Analisa Kuantitatif Berkas Rekam Medis........................ 4.3.6 Hasil Penelitian ........................................................................

24 24 25 25 25 25 25 26 27 27 28 29

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 5.2 Saran..................................................................................................

32 32 33

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL Tabel 4.2

Ketidaklengkapan Formulir Informed Consent Pada Tindakan Operasi di RSUP H Adam Malik Bulan Juli 2016...............................................................................

27

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1

Kerangka Konsep...................................................................

17

Gambar 4.1

Alur Analisa Kuantitatif Berkas Rekam Medis……………

25

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I

Surat Izin Penelitian dari Akademi Perekam Medik dan Informatika Kesehatan Imelda Medan

Lampiran II

Surat Balasan Izin Penelitian dari Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan

Lampiran III

Surat Telah Selesai Melakukan Penelitian dari Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan

Lampiran IV

Surat Keterangan Tentang Pengangkatan Dosen Pembimbing

Lampiran V

SPO Pengisian Formulir Informed Consent

Lampiran VI

Lembar Formulir Informed Consent Tindakan Operasi

Lampiran VII Lembar Konsul Lampiran VIII Lembar Revisi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Rekam medis merupakan formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan manajemen klinis dan administrasi guna memudahkan pengolahan dalam melayani pasien, sehingga semua hasil pelayanan kepada pasien dapat dinilai dan dilihat pada formulirformulir dalam dokumen rekam medis. Semua proses pelayanan yang diberikan dokter dan tenaga kesehatan lainnya kepada pasien harus mendapat persetujuan dari pihak pasien. Dalam hal ini (surat persetujuan tindakan medis) memiliki peranan yang sangat penting. Informed consent merupakan bukti persetujuan yang diberikan oleh pasien/keluarga pasien atas dasar informasi dan penjelasan dari tenaga kesehatan (dokter) kepada pasien mengenai penyakit pasien dan tindakan yang akan dilakukan kepada pasien tersebut dalam rangka penyembuhan. Informed consent bisa dilihat dari dua sudut yaitu pertama dari pengertian umum dan kedua dari pengertian khusus. Dalam pengertian umum informed consent adalah persetujuan yang diperoleh dokter sebelum melakukan pemeriksaan, pengobatan, dan tindakan medik apa pun yang akan dilakukan. Namun dalam pelayanan kesehatan, pengertian khusus yang sering digunakan yaitu persetujuan atau izin tertulis dari pasien/ keluarga pasien pada tindakan operatif atau tindakan invasive lain yang beresiko. Adapun peraturan perundangan 1 umum” sebagai berikut : untuk persetujuan tindakan medik “bersifat

1. Undang Undang RI No 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit 2. Undang Undang RI No 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran 3. Peraturan Mentri Kesehatan RI Nomor 269/Men.Kes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis 4. Permenkes RI No 290/Menkes/Per/III/2008 Tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran Dalam proses pelayanan kesehatan informed consent yang dapat dijadikan bukti dan memiliki nilai hukum yang kuat biasanya berupa selembar kertas yang berisi penjelasan dokter tentang diagnose penyakit pasien, tindakan yang akan dilakukan dokter, alternatif tindakan prognosis ataupun akibat yang mungkin terjadi akibat tindakan yang dilakukan dokter, selain itu juga berisi pernyataan bahwa pasien telah mengerti tentang penjelasan/ informasi yang disampaikan dokter dan menyetujui tindakan dokter dengan tanda tangan pasien/ keluarga pasien serta tanda tangan dokter. Dalam informed consent yang wajib memberikan informasi adalah dokter yang hendak melakukan tindakan medis karena dokter tersebut yang mengetahui kondisi pasien serta hal-hal yang berkaitan dengan tindakan medis yang akan dilakukan. Namun kewajiban tersebut didelegasikan kepada dokter asisten/ perawat tetapi bila terjadi kesalahan dalam memberikan informasi oleh orang yang diberi delegasi maka tanggung jawab tetap dokter yang melakukan tindakan medis. Mengingat begitu pentingnya informed consent bagi pasien dan dokter dalam melaksanakan tugasnya serta fungsi dari kelengkapan lembar persetujuan apabila terjadi masalah hukum yang dilihat berdasarkan saat praktek kerja lapangan yang dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan, yaitu menurut hasil

observasi dari penulis di RSUP H. Adam Malik Medan kelengkapan formulir informed consent tindakan operasi tidak dianalisa keseluruhan variabel yang ada diformulir tetapi hanya variabel tertentu saja, pengisian formulir masih ada yang tidak lengkap, dan proses pengolahan analisa masih kurang efisien karena diolah secara manual yang memungkinkan terjadinya kesalahan dan tidak akuratnya laporan yang dihasilkan. Untuk itu penulis tertarik untuk meneliti tentang Tinjauan Pelaksanaan Pengisian Formulir Informed Consent Tindakan Operasi di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2016.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi pokok perrmasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah Pengisian formulir informed consent yang tidak lengkap serta variabel yang dinilai / dianalisa hanya variabel tertentu.

1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan informed consent pada pasien operasi di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2016. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui prosedur pengisian formulir informed consent tindakan operasi di RSUP H. Adam Malik Medan. 2. Mengetahui kelengkapan pengisian formulir informed consent. 3. Mengetahui apakah faktor-faktor penyebab ketidak lengkapan pengisian formulir informed consent.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Menambah wawasan dan pengetahuan tentang peranan informed consent dalam tindakan medis. 2. Bagi Rumah Sakit Sebagai bahan masukan bagi rumah sakit dan dapat mendukung mutu pelayanan rekam medis khususnya dalam pelaksanaan. 3. Bagi Akademik Sebagai referensi dan pengembangan pendidikan ilmu rekam medis dan sebagai tambahan pustaka di Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan (APIKES) Imelda Medan. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan dapat dikembangan untuk menjadi penelitian yang mengkaji lebih luas tentang informed consent.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Pengertian Informed Consent Menurut Dirjen Yanmed No.00.06.3.5.1.1866 tanggal 21 april1999: Informed consent terdiri dari dua kata yaitu informed dan consent. Informed berarti telah mendapatkan informasi dan consent berarti persetujuan atau memberikan izin, jadi informed consent mengandung pengertian suatu persetujuan yang setelah mendapatkan informasi. 2.1.2 Dasar Hukum Pelaksanaan Informed Consent a. Undang Undang RI No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan b. Undang Undang RI No 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit c. Undang Undang RI No 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran d. Permenkes RI No 290/Menkes/Per/III/2008 Tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran. e. Perkenkes RI No 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis f. Surat Edaran Dirjen Yanmed Nomor: HK.00.06.3.5.1866 tentang pedoman Persetujuan Tindakan Medik (Informed Consent) tanggal 21 April 1999.

5

2.1.3 Tujuan Informed Consent Menurut Guwandi (2005:32) dalam hubungan antara pelaksana (dokter) dengan pengguna jasa tindakan medis (pasien), maka pelaksanaan informed consent bertujuan : 1. Melindungi pengguna jasa tindakan medis (pasien) secara hukum dari segala tindakan medis yang dilakukan tanpa sepengetahuannya, maupun tindakan pelaksanaan jasa tindakan medis yang sewenangwenang, tindakan malpraktek yang bertentangan dengan hak asasi pasien dan standar profesi medis, serta penyalahgunaan alat canggih. 2. Memberikan perlindungan hukum terhadap pelaksana tindakan medis dari tuntutan-tuntutan pihak pasien yang tidak wajar, serta akibat tindakan medis tak terduga dan bersifat negatif, misalnya terhadap risk of treatment yang tidak mungkin dihindarkan walaupun dokter telah bertindak hati-hati dan teliti serta sesuai dengan standar profesi medis. 2.1.4 Fungsi Informed Consent Perlunya dimintakan informed consent dari pasien karena informed consent mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut : b. Penghormatan terhadap harkat dan martabat pasien selaku manusia c. Promosi terhadap hak untuk menentukan nasibnya sendiri d. Untuk mendorong dokter melakukan kehati-hatian dalam mengobati pasien e. Menghindari penipuan dan misleading oleh dokter f. Mendorong diambil keputusan yang lebih rasional g. Mendorong kerterlibatan publik dalam masalah kedokteran dan kesehatan

h. Sebagai suatu proses edukasi masyarakat dalam bidang kedokteran dan kesehatan (https://irwandykapalawi.wordpress.com/2007/11/01/mengenal informed consent/, 01-06-2016) 2.1.5 Bentuk Informed Consent Ada 2 bentuk informed consent yaitu : a. Tersirat atau dianggap telah diberikan (implied consent) 1. Keadaan normal 2. Keadaan darurat b. Dinyatakan (expressed consent) 1. Lisan (oral) 2. Tulisan (written) Impiled consent adalah persetujuan yang diberikan pasien secara tersirat, tanpa pernyataan tegas. Isyarat persetujuan ini ditangkap dokter dari sikap dan tinndakan pasien. Umumnya tindakan dokter disini adalah tindakan yang biasa dilakukan atau sudah diketahui umum. Implied consent bentuk lain adalah bila pasien dalam keadaan gawat darurat (emergency) sedang dokter memerlukan tindakan segera, sementara pasien dalam keadaan tidak bisa memberikan persetujuan dan keluarganya pun tidak ditempat maka dokter dapat melakukan tindakan medik terbaik menurut dokter (Permenkes No. 585 tahun 1989, pasal 11). Jenis persetujuan ini disebut sebagai Presumed consent, artinya bila pasien dalam keadaan sadar, dianggap akan menyetujui tindakan yang akan dilakukan dokter. Extressed consent adalah persetujuan yang dinyatakan secara lisan atau tulisan, bila yang akan dilakukan lebih dari prosedur

pemeriksaan dan tindakan yang biasa. Dalam keadaan demikian sebaiknya kepada pasien disampaikan terlebih dahulu tindakan apa yang akan dilakukan supaya tidak sampai terjadi salah pengertian. (Hanafiah dan Amir, 2009 : 74) 2.1.6 Pemberian Informasi dan Pemberi Persetujuan Informed Consent Adapun yang bertanggung jawab untuk memberikan informasi dan persetujuan informed consent adalah sebagai berikut : a. Pemberi Informasi Informasi Consent Adalah tanggung jawab dokter pemberi perawatan atau pelaku pemeriksaan/ tindakan untuk memastikan bahwa persetujuan tersebut diperoleh secara benar dan layak. Dokter memang dapat mendelegasikan proses pemberian informasi dan penerimaan persetujuan, namun tanggung jawab tetap berada pada dokter pemberi delegasi untuk memastikan bahwa persetujuan diperoleh secara benar dan layak. Jika seseorang dokter akan memberikan informasi dan menerima persetujuan pasien atas nama dokter lain, maka dokter tersebut harus yakin bahwa dirinya mampu menjawab secara penuh pertanyaan apapun yang diajukan pasien berkenaan dengan tindakan yang akan dilakukan terhadapnya untuk memastikan bahwa persetujuan tersebut dibuat secara benar dan layak (Sampurna dan Rafly, 2006 : 6).

b. Pemberi Persetujuan Informed Consent Dalam pasal 13 ayat (1) dan (2) Permenkes No. 290/Menkes/Per/III/2008 tentang persetujuan tindakan kedokteran yaitu : 1. Persetujuan diberikan oleh pasien yang kompeten atau keluarga terdekat

2. Penilaian terhadap kompetensi pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh dokter pada saat diperlukan saat persetujuan. Sedangkan menurut Sampurna dan Rafly, (2006: 7) Persetujuan diberikan oleh individu yang kompetensi. Ditinjau dari segi usia, maka seseorang dianggap kompeten apabila telah berusia 18 tahun atau lebih atau telah pernah menikah. Sedangkan anak anak yang berusia 16 tahun atau lebih tetapi belum berusia 18 tahun dapat membuat persetujuan tindakan kedokteran tertentu yang tidak beresiko tinggi apabila mereka dapat menunjukkan kompetensinya dalam membuat keputusan. Alasan hukum yang mendasarinya adalah sebagai berikut: 1.

Berdasarkan Kitab Undang- Undang Hukum Perdata maka seseorang yang berumur 21 tahun atau lebih atau lebih atau telah menikah dianggap sebagai orang dewasa dan oleh karenanya dapat memberikan persetujuan.

2.

Berdasarkan UU No 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak maka setiap orang yang berusia 18 tahun atau lebih dianggap sebagai orang yang sudah bukan anak anak. Dengan demikian mereka dapat diperlakukan sebagaimana orang dewasa yang kompeten , dan oleh karenanya dapat memberikan persetujuan.

3.

Mereka yang telah berusia 16 tahun tetapi belum berusia 18 tahun memang masih tergolong anak menurut hukum, namun dengan menghargai hak individu untuk berpendapat sebagaimana juga diatur dalam UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, maka mereka dapat memberikan persetujuan tindakan kedokteran tertentu, khususnya yang tidak berisiko tinggi. Untuk itu mereka harus dapat menunjukkan kompetensinya dalam menerima informasi dan membuat keputusan dengan bebas. Selain itu,

persetujuan atau penolakan mereka dapat dibatalkan oleh kedua orang tua atau wali atau penetapan pengadilan. 2.1.7 Pemberian Informasi Kepada Pasien Pasal 45 Undang-Undang Praktik Kedokteran memberikan bantuan minimal informasi yang selayaknya diberikan kepada pasien, yaitu : a. Diagnosis dan tata cara tindakan medis b. Tujuan tindakan medis yang dilakukan c. Alternatif tindakan lain dan resikonya d. Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan e. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan 12 kunci informasi yang sebaiknya di berikan kepada pasien : a. Diagnosis dan prognosis secara rinci dan juga prognosis apabila tidak diobati b. Ketidakpastian tentang diagnosis (diagnosis kerja dan diagnosis banding) termasuk pilihan pemeriksaan lanjutan sebelum melakukan pengobatan c. Pilihan pengobatan atau penatalaksanaan terhadap kondisi kesehatannya, termasuk pilihan untuk tidak diobati d. Tujuan dari rencana pemeriksaan atau pengobatan; rincian dari prosedur atau pengobatan yang dilaksanakan, termasuk tindakan subsider seperti penanganan nyeri, bagaimana pasien seharusnya mempersiapkan diri, rincian apa yang akan dialami pasien selama dan sesudah tindakan, termasuk efek samping yang biasa terjadi dan yang serius e. Untuk setiap pilihan tindakan, diperlukan keterarangan tentang kelebihan/ keuntungan dan tingkat kemungkinan keberhasilannya, dan

diskusi tentang kemungkinan resiko yang serius atau yang sering terjadi dan perubahan gaya hidup sebagai akibat dari tindakan tersebut f. Nyatakan bila rencana pengobatan tersebut adalah upaya yang masih eksperimental g. Bagaimana dan kapan kondisi pasien dan akibat sampingannya akan dimonitor atau dinilai kembali h. Nama

dokter

yang

bertangungjawab

secara

keseluruhan

untuk

pengobatan tersebut, serta bila mungkin nama nama anggota tim lainnya i. Bila melibatkan dokter yang sedang mengikuti pelatihan atau pendidikan, maka sebaiknya dijelaskan peranannya didalam rangkaian tindakan yang akan dilakukan j. Mengingatkan kembali bahwa pasien dapat mengubah pendapatnya setiap waktu bila hal itu dilakukan maka pasien bertanggung jawab penuh atas konsekuensi pembatalan tersebut k. Mengingatkan bahwa pasien berhak memperoleh pendapat kedua dari dokter lain. l. Bila memungkinkan, juga diberitahu tentang perincian biaya (Sampurna dan Rafly, 2006: 15) 2.1.8 Tata Cara Pengisian Informed Consent Setiap tindakan medik yang dilakukan terhadap pasien harus mendapat persetujuan dari pasien atau keluarga baik secara tertulis maupun lisan. Untuk tindakan yang beresiko harus mendapatkan persetujuan secara tertulis yang ditandatangani oleh pasien untuk mendapatkan persetujuannya. Persetujuan diberikan pada pasien setelah mendapatkan informasi yang jelas tentang perlunya

tindakan medis serta resiko yang akan ditimbulkannya. Menurut SK Dirjen Pelayanan Medik No.HK.00.06.6.5.1866 Kebijakan dan Prosedur tentang Informed Consent adalah sebagai berikut: 1. Pengaturan persetujuan atau penolakan tindakan medis harus dalam bentuk kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh pimpinan Rumah Sakit. 2. Memperoleh informasi dan penjelasan merupakan hak pasien dan sebaliknya memberikan informasi dan penjelasan adalah hak dokter. 3. Formulir Informed Consent dianggap benar jika memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. Persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan untuk tindakan medis yang dinyatakan secara spesifik. b. Persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan tanpa paksaan. c. Persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan oleh seorang (pasien) yang sehat mental dan yang memang berhak memberikannya. d. Persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan setelah diberikan cukup informasi dan penjelasan yang diberikan. 4. Isi informasi dan penjelasan yang diberikan Informasi dan penjelasan dianggap cukup jika paling sedikit enam hal pokok dibawah ini disampaikan dalam memberikan informasi dan penjelasan yaitu: a. Informasi dan penjelasan tentang tujuan dan prospek keberhasilan tindakan medis yang akan dilakukan. b. Informasi dan penjelasan tentang tata cara tindakan medis yang akan dilakukan. c. Informasi dan penjelasan tentang resiko dan komplikasi yang mungkin akan

terjadi. d. Informasi dan penjelasan tentang alternatif tindakan lain yang tersedia dan serta resikonya dari masing-masing tindakan tersebut. e. Informasi dan penjelasan tentang prognosis penyakit apabila tindakan tersebut dilakukan. f. Diagnosis. 5. Kewajiban memberikan informasi dan penjelasan. Dokter yang akan melakukan tindakan medis mempunyai tanggung jawab utama memberikan informasi dan penjelasan yang diperlukan. Apabila berhalangan, informasi dan penjelasan yang diberikan dapat diwakili pada dokter lain dengan sepengetahuan dokter yang bersangkutan. 6. Cara menyampaikan informasi. Informasi dan penjelasan disampaikan secara lisan. Informasi secara tertulis hanya dilakukan sebagai pelengkap penjelasan yang telah disampaikan secara lisan. 7. Pihak yang menyatakan persetujuan. a. Pasien sendiri, yaitu apabila pasien telah berumur 21 tahun atau sudah menikah. b. Bagi pasien dibawah umur 21 tahun, persetujuan (Informed Consent) atau penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka, menurut urutan hak sebagai berikut : 1) Ayah/Ibu adopsi 2) Saudara-saudara kandung c. Bagi pasien dibawah umur 21 tahun atau tidak mempunyai orang tua atau

orang tuanya berhalangan hadir. Persetujuan (Informed Consent) atau penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka, menurut hak sebagai berikut: 1) Ayah/Ibu adopsi 2) Saudara-saudara kandung d. Bagi pasien dewasa dengan gangguan mental, persetujuan (Informed Consent) atau penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka menurut urutan hak sebagai berikut : 1) Ayah/Ibu kandung 2) Wali yang sah 3) Saudara-saudara kandung e. Bagi pasien dewasa yang berada dibawah pengampunan (curatelle) persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan menurut urutan hak tersebut : 1) Wali 2) Curator f. Bagi pasien dewasa yang telah menikah /orang tua, persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka menurut urutan hak tersebut: 1) Suami/isteri 2) Ayah/ibu kandung 3) Anak-anak kandung 4) Saudara-saudara kandung. 8. Cara menyatakan persetujuan.

Cara pasien menyatakan persetujuan dapat secara tertulis (expressed) maupun lisan. Persetujuan secara tertulis mutlak diperlakukan pada tindakan medis yang mengandung resiko tinggi, sedangkan persetujuan secara lisan diperlukan pada tindakan medis yang tidak mengandung resiko tinggi. 9. Semua jenis tindakan medis yang mengandung resiko harus disertai Informed Consent. Jenis tindakan medis memerlukan Informed Consent disusun oleh komite medik dan kemudian ditetapkan oleh pimpinan Rumah Sakit. Bagi rumah sakit yang belum mempunyai komite medik atau keberadaan komite medik belum lengkap, maka dapat mengacu pada jenis tindakan medis yang sudah ditetapkan oleh rumah sakit lain yang fungsi dan kelasnya sama. 10.Perluasan tindakan medis yang telah disetujui tidak dibenarkan dilakukan dengan alasan apapun juga, kecuali apabila perluasan tindakan medis tersebut terpaksa dilakukan untuk menyelamatkan jiwa pasien. 11.Pelaksanaan Informed Consent untuk tindakan medis tertentu, misalnya Tubektomi/Vasectomi dan Caesarean Section yang berkaitan dengan program keluarga berencana, harus merujuk pada ketentuan lain melalui konsultasi dengan perhimpunan profesi yang terkait. 12.Demi kepentingan pasien, Informed Consent tidak diperlukan bagi pasien gawat darurat dalam keadaan tidak sadar dan tidak didampingi oleh keluarga pasien yang berhak memberikan persetujuan/penolakan tindakan medis. 13.Format isian persetujuan tindakan medis (Informed Consent) atau penolakan tindakan medis, digunakan seperti pada contoh formulir terlampir, dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Diketahui dan ditandatangani oleh dua orang saksi. Perawat bertindak sebagai salah satu saksi. b. Formulir asli dalam berkas rekam medis pasien. c. Formulir harus sudah diisi dan ditandatangani 24 jam sebelum tindakan medis dilakukan. d. Dokter harus ikut membubuhkan tandatangan sebagai bukti bahwa telah diberikan informasi dan penjelasan secukupnya. e. Sebagai ganti tanda tangan, pasien atau keluarganya yang buta huruf harus membubuhkan cap jempol ibu jari tangan kanan. (MenKes, 2008)

2.2 Tindakan Operasi Operasi atau pembedahan merupakan semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan membuat sayatan, setelah bagian yang akan ditangani ditampilkan, dilakukan tindak perbaikan yang diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Perawatan selanjutnya akan termasuk dalam perawatan pasca bedah. Tindakan pembedahan atau operasi dapat menimbulkan berbagai keluhan dan gejala. Keluhan dan gejala yang sering adalah nyeri (Sjamsuhidajat, 1998). Tindakan operasi menyebabkan terjadinya perubahan kontinuitas jaringan tubuh (Wall & Jones, 1991). Untuk menjaga homeostasis, tubuh melakukan mekanisme untuk segera melakukan pemulihan pada jaringan tubuh yang engalami perlukaan. Pada proses pemulihan inilah terjadi reaksi kimia dalam tubuh sehingga nyeri dirasakan oleh pasien (Fields, 1987).

Pada proses operasi digunakan anestesi agar pasien tidak merasakan nyeri pada saat dibedah. Namun setelah operasi selesai dan pasien mulai sadar, ia akan merasakan nyeri pada bagian tubuh yang mengalami pembedahan (Wall & Jones, !991) . Berikut ini adalah daftar ijin operasi yang harus ada pada dokumen ijin operasi yang akan dilaksanakan oleh ahli bedah: 1. 2.

Ijin dilaksanakan operasi oleh ahli bedah. Akibat penyakit yang diderita. Penderita atau keluarga pasien mengetahui dan mengerti dengan jelas akibat nantinya setelah dilaksanakan pembedahan.

3.

Penderita atau keluarga pasien tidak akan menuntut dimuka pengadilan bila terjadi sesuatu setelah operasi/pembedahan dilaksanakan. Harus ditandatangi oleh penderita dengan membubuhkan nama terang dan tanda tangan penderita.

4.

Informed concent atau surat ijin operasi dilakukannya tindakan bedah mempunyai fungsi yang sangat penting terutama bagi tim bedah agar dalam pelaksanaan tindakan bedah dapat merasa tenang dalam melaksanakan operasi untuk mengatasi gangguan, penyakit yang diderita oleh penderita/pasien.

2.3 Kerangka Konsep Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian Variabel Independen

Variabel Dependen

Formulir informed consent :tindakan operasi di Rumah

1.lengkap

Sakit Umum Pusat H.Adam

2. tidak lengkap

Malik Medan tahun 2016

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan adalah metodologi penelitian kualitatif yaitu menggambarkan keadaan yang terjadi dilapangan khususnya mengenai analisa

kelengkapan

formulir

informed

consent

dirumah

sakit

dan

membandingkan dengan teori yang ada.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2.1 Waktu Penelitian Waktu penelitian dilakukan pada bulan juli 2016 3.2.2 Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan

3.3 Populasi, Teknik Sampling, dan Sampel / Subyek Dan Obyek Populasi penelitian adalah keseluruhan obyek penelitian atau

objek yang

diteliti yang memenuhi syarat. Dalam penelitian ini menggunakan populasi terjangkau adalah bagian dari populasi target yang dibatasi oleh tempat dan waktu. Dalam penelitian ini populasi ditujukan pada pasien operasi yang akan melakukan tindakan medik

20

3.4 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional 3.4.1 Variabel Penelitian Suatu obyek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari guna ingin memperoleh suatu kesimpulan. Dari penelitian ini peneliti mengambil variabel penelitian,yaitu : a. Mengetahui protap dan kebijakan tentang informed consent. b. Mengetahui informasi apa saja yang diterima pasien pada saat pelaksanaan informed consent. c. Mengetahui siapa saja yang berhak memberikan persetujuan dalam informed consent. 3.4.2 Defenisi Operasional a. Aturan yang dibuat atau ditetapkan oleh rumah sakit agar menjadi pedoman pelaksanaan informed consent. b. Tahap kegiatan / metode langkah demi langkah dalam pelaksanaan informed consent. c. Informasi yang diberikan dokter berisi : 1. Diagnosa dan tata cara medis 2. Tujuan medis yang dilakukan 3. Alternatif tindakan lain dan resikonya 4. Akibat dan komplikasi yang mungkin terjadi 5. Prognosis (dugaan) terhadap tindakan yang dilakukan

3.5 Instrumen dan Cara Pengumpulan Data 3.5.1 Instrumen Penelitian 1. Pedoman wawancara dengan checklist Checklist digunakan untuk mendapat data tentang isi info yang diberikan sebelum tindakan, mengetahui persetujuan, penolakan, dan mengetahui protab dan kebijakan rumah sakit. 2. Pedoman observasi Pedoman observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan protab dan kebijakan yang ada pada RSUP H. Adam Malik Medan. 3.5.2 Pengumpulan Data 1. Wawancara Wawancara yang dilakakukan penulis secara langsung kepada instalasi rekam medis dan staf instalasi rekam medis Rindu B di RSUP H. Adam Malik Medan sehingga dapat diperoleh informasi yang lengkap serta memelihara objektifitas data mengenai masalah yang diteliti 2. Observasi Peneliti melakukan pengamatan atau observasi langsung terhadap subjek penelitian. Observasi yang saya lakukan adalah mengamati secara langsung ke instalasi rekam medis di ruang Rindu B RSUP H. Adam Malik.

3.6 Tekhnik Pengolahan dan Analisis Data 3.6.1 Tekhnik Pengolahan Data 1. Colecting data dikumpulkan dari hasil observasi. 2. Klasifikasi yaitu pengumpulan data yang sejenis. 3. Editing yaitu melakukan koreksi data-data yang dikumpulkan dari penelitian 4. Penyajian data yaitu menguraikan data yang telah dikumpulkan kedalam bentuk kalimat sehingga mudah dipahami. 3.6.2 Analisis Data Metode yang digunakan dalam analisa data adalah deskriptif yaitu memaparkan hasil penelitian yang diperoleh sesuai dengan keadaan sebenarnya yaitu tentang pelaksanaan informed consent pada pasien operasi di RSUP H. Adam Malik Medan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Berdiri sejak tahun 1990, Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H. Adam Malik Medan adalah Rumah Sakit Umum milik Pemerintah Pusat yang secara tekhnis berada dibawah Direktorat Jendral Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI, berlokasi di Jl. Bunga Lau No 17 Medan Tuntungan, merupakan pusat rujukan kesehatan regional untuk wilayah Sumatra Bagian Utara dan Bagian Tengah yang meliputi Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Propinsi Sumatra Utara, Propinsi Riau dan Propinsi Sumatra Barat. RSUP H. Adam Malik Medan tahun 1991 ditunjuk sebagai Rumah Sakit Pendidikan sesuai dengan SK Menkes No. 502/Menkes/SK/XI/1991, tanggal 6 September 1991. Pada tahun 1993 RSUP H.Adam Malik Medan secara resmi menjadi Pusat Pendidikan Fakultas Kedokteran USU

dan sebagai tanda

dimulainya soft opening, dan diresmikan oleh Bapak Presiden RI pada tanggal 21 juli 1993.

4.2 Visi dan Misi RSUP H. Adam Malik Medan 4.2.1 Visi Menjadi pusat rujukan pelayanan kesehatan pendidikan dan penelitian yang mandiri dan unggul di Sumatra tahun 2015. 4.2.2 Misi a. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu dan terjangkau. b. Melaksanakan pendidikan, pelatihan serta penelitian kesehatan yang profesional c. Melaksanakan kegiatan pelayanan dengan prinsip efektif, efisien, akuntabel dan mandiri.

4.3 Pembahasan 4.3.1 Prosedur Pengisian Formulir Informed Consent di RSUP H. Adam Malik Medan 1. Setelah pasien diperiksa status kesehatannya oleh dokter, bila diperlukan suatu tindakan medis maka dokter yang memeriksa harus memberikan informasi selengkap-lengkapnya, kecuali bila dokter menilai bahwa informasi tersebut dapat merugikan kepentingan kesehatan pasien. 2. Pada saat dokter memberikan penjelaskan kepada pasien maka dokter harus menjelaskan mengenai: a. Diagnosa penyakitnya b. Sifat dan luasnya tindakan medis yang akan dilakukan c. Manfaat dan urgensinya dilakukan tindakan medis tersebut d. Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi

e. Alternatif prosedur atau cara lain tindakan medis yang dapat dilakukan f. Konsekuensinya apabila tidak dilakukan tindakann medis tersebut g. Prognosis penyakit apabila tindakan medis tersebut dilakukan atau tidak dilakukan h. Hari depan dari akibat penyakit tindakan tersebut i. Keberhasilan / ketidakberhasilan tindakan medis tersebut 3. Pelaksanaan informed consent tersebut dianggap benar bila persetujuan atau penolakan tindakan medis: a. Diberikan tanpa paksaan b. Diberikan setelah mendapat informasi dan penjelasan yang diperlukan c. Dilakukan oleh pasien dewasa yang sehat mental ( lebih dari 21 tahun) 4.3.2 Prosedur Analisa Informed Consent di RSUP H Adam Malik Medan 1. Menerima berkas rekam medis yang memiliki formulir informed consent 2. Melakukan analisis informed consent, diteliti kelengkapan isian dilembar kerja Microsoft Excel 3. Untuk

formulir

informed

consent

yang

tidak

lengkap

dicatat

ketidaklengkapannya kemudian dikembalikan kepada petugas TU ruangan untuk dilengkapi. 4. Berkas rekam medis rawat inap yang lengkap diserahkan kepada petugas registrasi pengembalian berkas rekam medis 5. Membuat laporan setiap bulan dan diserahkan kepada kepala instalasi rekam medis

4.3.3 Informasi Yang Diterima Pasien Pada Saat Dilaksanakannya Informed Consent di RSUP H . Adam Malik Medan Informasi yang diterima pasien pada saat dilaksanakannya informed consent sebelum pelaksanaan tindakana medis,maka dokter / perawat yang diberi wewenang wajib memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya kepada pasien atau keluarga pasien hal ini merupakan prosedur tetap pelaksanaan informed consent di RSUP H. Adam Malik Medan. 4.3.4 Jenis Formulir Informent Consent Jenis jenis formulir informed consent di RSUP H. Adam Malik Medan : 1. Persetujuan umum rawat jalan (RM2.1/PU/2013) 2. Persetujuan umum rawat inap (RM2.2/PURI/2013) 3. Persetujuan tindakan kedokteran (RM2.3/PT/2013) 4. Persetujuan tindakan pembiusan (RM2.4/PTP/2013) 5. Persetujuan / penolakan pemberian transfusi darah (RM2.5/PT/2013) 6. Persetujuan tindakan kedokteran / terapi berisiko tinggi (RM2.6/PT/2013) 7. Penolakan tindakan kedokteran (RM2.7/P/2013) 8. Penolakan rawat inap (RM2.8/P/2013) 9. Surat pernyataan pengambilan keputusan tindakan medis pada pasien tidak sadar tanpa pengantar / keluarga dekat (RM2.9/P/2013) 10. Persetujuan evakuasi (RM2.10/P/2013) 11. Persetujuan pengungkapan informasi (RM2.11/P/2013)

4.3.5 Alur Analisa Kuantitatif Berkas Rekam Medis

Gambar 4.1 : Alur Analisa Kuantitatif Berkas Rekam Medis di RSUP H. Adam Malik Medan

Mulai

Petugas Analisa

Yang Tidak Lengkap Dikembalikan Untuk Dilengkapi Ke:

Menerima Berkas Rekam Medis dan Buku Ekspedisi dari Petugas TU Ruangan Melakukan Analisa Kuantitatif Berkas Rekam Medis

Lengkap

Ya

Petugas Registrasi Input Data Lengkap

Petugas Assembling Merakit dan Merapikan Berkas Rekam Medis

A

1. Ruangan 2. Dokter 3. SMF Tidak

4.3.6 Hasil Penelitian

Tabel 4.1 Ketidaklengkapan Perlengkapan Formulir Informed Consent Pada Tindakan Operasi di RSUP H Adam Malik Bulan Juli 2016 Lengkap No

Jumlah 1.

2.

3

4.

5.

6 7

Tidak Lengkap

Pengisian Formulir Pemberian Informasi a. Dokter Pelaksanaan Tindakan b. Pemberian Informasi c. Penerima Informasi / Pemberian Persetujuan Tindakan Medis a. Diagnosis (WD & DD) b. Dasar Diagnosis c. Tindakan Kedokteran d. Indikasi Tindakan e. Tata Cara f. Tujuan g. Resiko h. Komplikasi i. Prognosis j. Alternatif Dokter Yang Menerangkan a. Nama b. Tanda Tangan Yang Menerima Informasi a. Nama b. Tanda Tangan Persetujuan Tindakan Kedokteran a. Nama b. Umur c. Jenis Kelamin d. Alamat e. Persetujuan Tindakan a. Tanggal b. Pukul Yang Membuat Pernyataan a. Nama b. Tanda Tangan

%

Jumlah

%

30 30 26

100 100 86,7

0 0 4

0 0 13,3

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

28 28

93,3 93,3

2 2

6,7 6,7

29 29

96,7 96,7

1 1

3,3 3,3

24 28 28 27 30

80 93,3 93,3 90 100

6 2 2 3 0

20 6,7 6,7 10 0

27 27

90 90

3 3

10 10

30 30

100 100

0 0

0 0

8

9

Saksi Keluarga a. Nama b. Tanda Tangan Saksi Rumah Sakit

26 26

86,7 86,7

4 4

13,3 13,3

a. Nama b. Tanda Tangan

30 30

100 100

0 0

0 0

Pada tindakan operasi di Rindu B peneliti memperoleh 30 formulir informed consent dan terdapat item yang tidak lengkap diisi dibagian pemberian informasi yaitu penerima informasi/ pemberian persetujuan 4 (13,3%) formulir, untuk dokter yang menerangkan dibagian nama dokter 2 (6,7%) formulir, dibagian tanda tangan 2 (6,7%) , yang menerima informasi nama 1 (3,3%) formulir, tanda tangan 1 (3,3%) formulir, untuk persetujuan tindakan kedokteran dibagian nama 6 (20%) formulir, dibagian umur 2 (6,7%) formulir, dibagian jenis kelamin 2 (6,7%) formulir, dibagian alamat 3 (10%) formullir, tanggal 3 (10%) formulir, pukul 3 (10%) formulir, saksi keluarga dibagian nama 4 (13,3%) formulir, dibagian tanda tangan 4 (13,3%) formulir. dari data yang diperoleh pada saat melakukann observasi di ruang Rindu B sebanyak 30 formulir informed consent yang terisi lengkap hanya 14 formulir dan yang tidak lengkap 16 formulir. Di RSUP H. Adam Malik Medan sudah mempunyai prosedur tetap, dimana setiap pasien yang akan dilakukan tindakan kedokteran harus diberikan informasi selengkap-lengkapnya tentang penyakit serta tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien oleh dokter yang akan melakukan tindakan tersebut. Pada prosedur tetap tidak dicantumkan bahwa setelah dokter memberikan informasi, formulir informed consent harus ditandatangani oleh dokter yang memberi informasi, saksi dan penerima informasi sehingga apabila ada kesalahan

ataupun data tidak lengkap dan terjadi tuntutan maka pihak manajemen tidak bisa menyalahkan dokter yang bersangkutan, karena tidak tertulis di prosedur tetapnya. Sedangkan menurut Sampurna dan Rafly (2006) adalah tanggung jawab dokter pemberi perawatan atau pelaku pemeriksaan/ tindakan untuk memastikan bahwa persetujuan tersebut diperoleh secara benar dan layak. Dokter memang dapat mendelegasikan proses pemberian informasi dan penerimaan persetujuan, namun tanggung jawab tetap berada pada dokter pemberi delegasi untuk memastikan bahwa persetujuan diperoleh secara benar dan layak. Jika seseorang dokter akan memberikan informasi dan menerima persetujuan pasien atas nama dokter lain, maka dokter tersebut harus yakin bahwa dirinya mampu menjawab secara penuh pertanyaan apapun yang diajukan pasien berkenaan dengan tindakan yang akan dilakukan terhadapnya untuk memastikan bahwa persetujuan tersebut dibuat secara benar dan layak.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat membuat kesimpulan secara keseluruhan dari system informasi analisa kelengkapan formulir informed consent tindakan kedokteran di RSUP H. Adam Malik Medan sebagai berikut : 1. Prosedur pengisian formulir informed consent tindakan kedokteran di RSUP H. Adam Malik. Di RSUP H. Adam Malik Medan sudah mempunyai prosedur tetap, dimana setiap pasien yang akan dilakukan tindakan kedokteran harus diberikan informasi selengkap-lengkapnya tentang penyakit serta tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien oleh dokter yang akan melakukan tindakan tersebut. Pada prosedur tetap tidak dicantumkan bahwa setelah dokter memberikan informasi, formulir informed consent harus ditandatangani oleh dokter yang memberi informasi, saksi dan penerima informasi sehingga apabila ada kesalahan ataupun data tidak lengkap dan terjadi tuntutan maka pihak manajemen tidak bisa menyalahkan dokter yang bersangkutan, karena tidak tertulis di prosedur tetapnya. 2. Prosedur Analisa kelengkapan formulir informed consent tindakan kedokteran di RSUP H. Adam Malik Medan. Prosedur tetap analisa sudah cukup baik , akan tetapi tidak semua item / variabel yang ada diformulir informed consent yang dinilai kelengkapannya, dan semua item / variabel yang dinilai masih ditemukan formulir informed consent

yang tidak di isi lengkap, hal ini akan mengakibatkan indikator pelayanan rekam medis menjadi tidak baik. 3. Sistem informasi pengolahan data analisa kelengkapan formulir informed consent di RSUP H. Adam Malik Medan. Di RSUP H. Adam Malik Medan dalam mengolah data analisa kelengkapan informed consent juga sudah menggunakan komputerisasi, yaitu dengan menggunakan Microsoft Excel. Sistem informasi ini masih kurang efisien karena

apabila

petugas

kurang

teliti

dalam

menginputkan

data

akan

mengakibatkan laporan tidak valid serta waktu analisa menjadi lebiih lama karena setiap kolom variabel yang dinilai petugas harus mengentrykan satu-persatu dan laporan yang dihasilkan hanya bisa menampilkan data bersadarrkan ruangan

5.2 Saran Dari hasil kesimpulan dan permasalahan yang ada penulis memberikan saran yang bisa dapat menjadi masukan dan motivasi yang membangun kepada pihak RSUP H. Adam Malik Medan antara lain : 1. Diharapkan kepada pihak rumah sakit untuk memperhatikan kelengkapan pengisian formulir informed consent yang diisi oleh dokter / perawat , dimana formulir informed consent yang disimpan dalam rekam medis pasien dapat digunakan sebagai alat bukti. 2. Diharapkan juga kepada seluruh pihak yang ada di rumah sakit terutama dokter yang melakukan bedah / operasi untuk menyampaikan informasi tentang tindakan medik / operasi kepada pasien / keluarga dengan lengkap agar tidak menimbulkan ketidak puasan pasien / dalam tindakan medik /

operasi sehingga segala sesuatu yang bersifat merugikan pasien maupun dokter maupun rumah sakit dan terhindar. 3. Diharapkan kepada pihak rumah sakit untuk mengadakan sosialisasi tentang pengertian dan manfaat formulir informed consent dengan lengkap. 4. Kepada komite tim medik diharapkan agar mengadakan tim audit medik agar pengisian formulir informed consent tersebut dapat terisi dengan lengkap. 5. Kepada perawat diharapkan untuk ikut serta sebagai saksi pada formulir informed consent.

DAFTAR PUSTAKA

Guwandi. 2005. Rahasia Medik. Jakarta ; FKUI-Balai Pustaka. Hanafiah, Jusuf dan Amir, Amri. 2009. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan Edisi 4. Jakarta. EGC Hatta, G. 2008. Pedoman Managemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan, Jakarta: UI-Press. Huffman, E.K. 1994. Health Information Management ; Edisi 10, Millionis; Physician Record Company. Kapalawi, Irwandy. Mengenal Informed Consent (https://irwandykapalawi.wordpress.com/2007/11/01/mengenalinformed-consent/, (Rabu, 01-06-2016 : 12.35 WIB) Keputusan Dirjen Yanmed Nomor HK.00.06.3.5.1866 Tentang Pedoman Persetujuan Tindakan Medik (Informed Consent) tanggal 21 april 1999 Menkes RI. 2008. Permenkes RI. Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 Tentang Rekam Medis Sampurna, Budi dan Rafly, Adriyati. 2006. Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran. Jakarta ; Graha Ilmu. RSUP H.Adam Malik, 2012. Profil RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011. Medan, RSUP H. Adam Malik. Undang-Undang Republik Indonesia No 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran. Undang-Undang Republik Indonesia No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Tindakan Kedokteran. Jakarta ; Graha Ilmu.

LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH (KTI) AKADEMI PEREKAM MEDIK DAN INFORMATIKA KESEHATAN (APIKES) IMELDA MEDAN

NAMA MAHASISWA

: Mei Diantari Sitompul

NIM

: 1313466025

DOSEN PEMBIMBING

: Welly Satria Dewi,SKM,SST.MIK

JUDUL

: Tinjauan pelaksanaan pengisian formulir Informed Consent: Tindakan Operasi di Rumah Sakit Umum H. Adam Malik Medan Tahun 2016.

NO

Hari/tanggal

Materi Konsultasi

Hasil Konsultasi

1

Jumat / 27-05-2016

Pengajuan Judul

Revisi

2

Selasa / 31-05-2016

ACC Judul

ACC

3

Kamis / 02-06-2016

Bab I

Revisi

4

Senin / 06-06-2016

Bab I

ACC

5

Selasa / 14-06-2016

Bab II

Revisi

6

Kamis / 16-06-2016

Bab II

ACC

7

Jumat / 17-06-2016

Bab III

ACC Penelitian

8

Selasa / 23-06-2016

Bab IV

Revisi

9

Kamis / 25-06-2016

Bab IV

ACC

10

Rabu / 29-06-2016

Bab V

Revisi

11

Kamis / 30-06-2016

Bab V

ACC

12

Kamis / 03-08-2016

Abstrak

ACC

Paraf

BUKTI REVISI KTI

Saya yang bernama dibawah ini : Nama

: Mei Diantari Sitompul

NIM

: 1313466025

Tingkat

: III-A Apikes

Benar telah melakukan revisi karya Tulis Ilmiah saya yang berjudul “Tinjauan Pelaksanaan Pengisian Formulir Informed Consent :Tindakan Operasi Di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan Tahun 2016” adapun perbaikan yaitu sebagai berikut: No. 1.

Materi Revisi 1. Perbaikan judul dengan menambah titik dua “: “ 2. Perbaikan nama “ Aurelia Hutagaol, M.Ph” menjadi “Aureliya Hutagaol, S.Kep.Ns.MPH” 3. Perbaikan abstrak 4. Perbaikan kata “KTI” menjadi “Karya Tulis Ilmiah” 5. Perbaikan kata “member” menjadi “memberi" 6. Perbaikan rumusan masalah 7. Penghapusan sub 2.1.1 8. Rekam Medis 9. Penghapusan sub 2.1.2 Tujuan Rekam Medis 10. Penghapusan sub 2.1.3

Nama Dosen Aureliya Hutagaol, S.Kep.Ns.M.P.H

Tanda Tangan

11. Perbaikan Kerangka Konsep 12. Penambahan materi di sub 2.2 “Tindakan Operasi” 12. Perbaikan jarak spasi di sub 4.1 13. Penambahan pembahasn pada bab IV 14. Perbaikan pengurutan Daftar Pustaka 2.

1. Perbaikan spasi di lembar penyataan

Welly Satria Dewi SKM, SST MIK

2. Perbaikan Kerangka Konsep 3. Perbaikan sub 3.3 tentang populasi penelitian 4. Penambahan pembahasan di sub 4.3.5 5. Perbaikan Kesimpulan 3.

1. Perbaikan sub 1.4 spasi dibagian “ peneliti selanjutnya” 2. Perbaikan spasi sub 2.2 3. Perbaikan Kerangka Konsep 4. Perbaikan spasi sub 3.5 5. Perbaikan penulisan tabel dibuat diatas tabel 6. Perbaikan semua jarak sub agar lebih menjorok kedalam 7. Perbaikan Gelar S.Si menjadi SST

Rizca Annur Hadya, SST