perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
TUGAS AKHIR
DAMPAK PENGEMBANGAN PARIWISATA TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT LOKAL Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Jenjang Strata-1 Perencanaan Wilayah dan Kota
Oleh: ISNA DIAN PARAMITASARI NIM. I 0606025
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2010
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
PENGESAHAN
DAMPAK PENGEMBANGAN PARIWISATA TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT LOKAL Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo Oleh : Isna Dian Paramitasari NIM. I 0606025 Surakarta,
Oktober 2010
Pembimbing I
Pembimbing II
Istijabatul Aliyah, ST, MT NIP. 196909223199702 2 001
Murtanti Jani R, ST, MT NIP. 19720117 200003 2 003 Mengetahui,
Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNS
Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Fakultas Teknik UNS
Ir. Hardiyati, MT NIP. 19561209 198601 2 001
Ir. Galing Yudana, MT NIP. 19620129 198703 1 002 Pembantu Dekan 1 Fakultas Teknik UNS
commitDjarwanti, to user MT Ir. Nugroho NIP. 19561112 198403 2 007 ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO “Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka bersyukurlah” (Al Quran Surat Adh Dhuha : 11) “Karena sesungguhnya, setelah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemiudahan “ (Al Quran Surat Alam Nasyrah : 5-6) “If you have a dream, just come and get it. Protect Ur dream” (Chirs Gardner, Pursuit of Happyness)
PERSEMBAHAN Teruntuk Bapak, Ibu, Kakak, dan Adikku tercinta yang selalu memberikan dukungan dan doa restu
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Kawasan Dataran Tinggi Dieng Di Kabupaten Wonosobo memiliki potensi pariwisata yang sangat menonjol. Karena potensinya tersebut maka pemerintah Kabupaten Wonosobo menunjukkan bukti nyata dengan diwujudkannya programprogram/ upaya pengembangan obyek dan daya tarik wisata. Adanya pengembangan pariwisata dapat memberikan dampak positif dan negatif khususnya bagi masyarakat lokal. Untuk itu perlu adanya penelitian mengenai dampak pengembangan pariwisata di Kawasan Wisata Dieng terhadap kehidupan masyarakat lokal Desa Dieng, Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak pengembangan pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini menggunakan indikator penelitian yang meliputi aspek fisik, sosial budaya, dan ekonomi. Perumusan indikator didasarkan pada parameter dampak positif dan negatif yang diambil dari beberapa literatur yang ada. Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengembangan pariwisata di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ternyata memberikan dampak positif dan negatif bagi masyarakat lokal baik dari aspek fisik, sosial budaya, dan ekonomi. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar dampak pengembangan pariwisata yang terjadi merupakan dampak positif. Dengan demikian maka, pengembangan pariwisata di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo dapat menjadikan kehidupan masyarakat menjadi lebih baik. Kata Kunci : Pengembangan pariwisata, dampak, masyarakat lokal.
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil „alamin, penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Hanya karena rahmat dan limpahan karuniaNya, akhirnya Tugas Akhir dengan judul “Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)” dapat terselesaikan. Penuyusunan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, inspirasi serta dorongan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung membantu penyelesaiannya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang akan limpahan rahmatNya memberikan kekuatan serta ketekunan dalam berusaha. 2. Ir. Hardiyati, MT selaku Ketua Jurusan Arsitektur UNS. 3. Ir. Galing Yudana, MT selaku Ketua Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota UNS. 4. Ibu Istijabatul Aliyah, ST, MT dan Ibu Murtanti Jani R, ST, MT selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbinganya sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan. 5. Bapak, ibu, Mas Brama dan adikku Agil yang senantiasa memberikan dukungan moral dan doa restu untuk penulis. 6. Bapak Setyo dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo yang telah membantu dalam proses pencarian data. 7. Bapak Slamet selaku Kepala Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo dan warga Desa Dieng. 8. Sahabat-sahabatku, Ruli, Rini, Riri, dan Della terima kasih atas kebersamaan selama ini, dukungan dan keceriaannya. 9. Semua sahabatku PWK UNS 2006 atas dukungannya commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
Namun penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun selalu penulis harapkan dari berbagai pihak. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan. Amin....
Surakarta, Oktober 2010
Penulis
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL… .................................................................................. i HALAMAN PENGESAHAN… .................................................................... ii MOTTO DAN PERSEMBAHAN.................................................................. iii ABSTRAK. ................................................................................................... iv KATA PENGANTAR.. ................................................................................. v DAFTAR ISI. ............................................................................................... vii DAFTAR FOTO. ........................................................................................... x DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi DAFTAR PETA. .......................................................................................... xii DAFTAR TABEL.. ...................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN. ................................................................................ xvi BAB I
PENDAHULUAN .. ....................................................................... 1 A. Latar Belakang … ..................................................................... 1 B. Rumusan Masalah.. ................................................................... 4 C. Tujuan dan Sasaran.................................................................... 5 D. Batasan Penelitian.. ................................................................... 5 E. Sistematika Penulisan .............................................................. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAMPAK PENGEMBANGAN PARIWISATATERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT LOKAL KAWASAN WISATA DIENG, DESA DIENG, KECAMATAN KEJAJAR, KABUPATEN WONOSOBO ............................................................................... 12 A. Tinjauan Umum Pariwisata 1. Pengertian Pariwisata ........................................................... 12 2. Sistem Pariwisata.. ............................................................... 12 3. Usaha Wisata… ................................................................... 13 4. Industri Pariwisata…. ........................................................... 14 5. Destinasi Wisata................................................................... 14 6. Daya Tarik Wisata ............................................................... 14 7. Pengembangan Pariwisata .................................................... 15 B. Dampak Pengembangan Pariwisata ........................................... 17 1. Definisi Dampak… .............................................................. 17 2. Dampak Pengembangan Pariwisata.. .................................... 18 C. Penggunaan Lahan .................................................................... 23 D. Kebudayaan .............................................................................. 27 E. Pembangunan Berkelanjutan.. ................................................... 29 F. Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang. ....................................... 31
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAMPAK PENGEMBANGAN PARIWISATA TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT LOKAL KAWASAN WISATA DIENG, DESA DIENG, KECAMATAN KEJAJAR, KABUPATEN WONOSOBO................................... 33 A. Pendekatan Penelitian. .............................................................. 33 B. Pendekatan Penyelesaian Masalah. ........................................... 33 1. Indikator Fisik. ..................................................................... 35 2. Indikator Sosial Budaya. ...................................................... 36 3. Indikator Ekonomi. .............................................................. 38 C. Tahap Penelitian. ...................................................................... 40 1. Tahap Persiapan. .................................................................. 40 2. Tahap Pelaksanaan. .............................................................. 40 D. Metodologi Penumpulan dan Pengolahan Data. ........................ 41 1. Teknik Pengumpulan Data dan Informasi. ............................ 41 2. Kompilasi Data. ................................................................... 42 3. Validitas Data. ..................................................................... 43 E. Teknik Pengambilan Sampel. ................................................... 44 F. Teknik Analisis Data. ............................................................... 45 BAB IV GAMBARAN UMUM KAWASAN WISATA DIENG, DESA DIENG, KECAMATAN KEJAJAR, KABUPATEN WONOSOBO .............................................................................. 51 A. Gambaran Umum Kabupaten Wonosobo…… .......................... 51 1. Kondisi Fisik Wilayah…….. ................................................ 51 2. Potensi Wilayah… ............................................................... 55 B. Kebijakan Pembangunan Pariwisata Kabupaten Wonosobo. ..... 58 1. Potensi Pengembangan Pariwisata. ....................................... 58 2. Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Kabupaten Wonosobo. ........................................................................... 58 C. Gambaran Umum Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo… ............................................................................ 60 1. Nilai Historikal dan Makna Kata Dieng.. .............................. 60 2. Karakteristik Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo. 62 D. Kondisi Pariwisata… ................................................................ 92 1. Sejarah Pengembangan dan Pengelolaan Obyek Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo ................................................ 92 2. Upaya Pengembangan Obyek Wisata Dieng ......................... 93 3. Potensi Obyek Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo ............. 96 4. Kunjungan Wisatawan Ke Obyek Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo ..........................................................102
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V ANALISIS DAMPAK PENGEMBANGAN PARIWISATA TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT LOKAL KAWASAN WISATA DIENG, DESA DIENG, KECAMATAN KEJAJAR, KABUPATEN WONSOSOBO….............................103 A. Analisis Dampak Pengembangan Pariwisata Ditinjau Dari Aspek Fisik ..............................................................................103 1. Analisis Fisik Berdasarkan Parameter Kelengkapan Fisik ....103 2. Analisis Fisik Berdasarkan Parameter Tata Guna Lahan. ......125 B. Analisis Dampak Pengembangan Pariwisata Ditinjau Dari Aspek Sosial Budaya.. ................................................................136 1. Analisis Sosial Budaya Berdasarkan Parameter Kerukunan. .136 2. Analisis Sosial Budaya Berdasarkan Parameter Kebudayaan 139 3. Analisis Sosial Budaya Berdasarkan Parameter Keamanan. ..152 C. Analisis Dampak Pengembangan Pariwisata Ditinjau Dari Aspek Ekonomi … ...................................................................161 Analisis Ekonomi Berdasarkan Parameter Perekonomian Masyarakat. .............................................................................161 1. Analisis Tingkat Pendapatan. ...............................................161 2. Analisis Tingkat Pengangguran. ...........................................165 D. Keterkaitan Tiap Aspek Indikator Pengukuran Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal. .......................................................................................169 BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI.. ...................................173 A. Kesimpulan.. ............................................................................173 1. Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Ditinjau Dari Aspek Fisik. .......................173 2. Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Ditinjau Dari Aspek Sosial Budaya. ........174 3. Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Ditinjau Dari Aspek Ekonomi..................174 B. Rekomendasi.. ..........................................................................176 1. Rekomendasi Bagi Pemerintah. ............................................176 2. Rekomendasi Bagi Penelitian Lanjutan. ...............................178 3. Rekomendasi Bagi Masyarakat.............................................179 4. Rekomendasi Bagi Pengembangan Pariwisata Kedepan. ......179
DAFTAR PUSTAKA. .................................................................................180
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR FOTO
Foto 4.1 Foto 4.2 Foto 4.3 Foto 4.4 Foto 4.5 Foto 4.6 Foto 4.7 Foto 4.8 Foto 4.9 Foto 4.10 Foto 4.11 Foto 4.12 Foto 4.13 Foto 4.14 Foto 4.15 Foto 4.16 Foto 4.17 Foto 4.18 Foto 4.19 Foto 4.20 Foto 4.20
Hutan Negara .......................................................................... 69 Ladang .................................................................................... 69 Telaga ..................................................................................... 69 Home Stay. .............................................................................. 70 Ojek Wisata............................................................................. 70 Restoran/ Rumah Makan. ........................................................ 71 Toko/ Kios. ............................................................................. 71 Toilet....................................................................................... 72 Mushola. ................................................................................. 73 Pusat Informasi dan Pos Keamanan. ........................................ 73 Tempat Peristirahatan Wisatawan. ........................................... 74 Koridor Jalan Obyek Wisata .................................................... 75 Koridor Jalan Wonosobo-Banjarnegara ................................... 75 Sub Terminal .......................................................................... 77 Area Parkir .............................................................................. 78 Tempat Sampah Pada Obyek Wisata ....................................... 80 Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) atau Kontainer ................................................................................ 80 Ritual Kepercayaan ................................................................. 87 Ruwat Rambut Gimbal ............................................................ 88 Kesenian Kuda Kepang ........................................................... 89 Pertanian Kentang ................................................................... 90
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 2.4 Gambar 2.5 Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3
Gambar 4.4 Gambar 5.1
Kerangka Penelitian ............................................................... 9 Lima Komponen Pariwisata.................................................... 16 Diagram Hubungan Obyek Wisata dan Masyarakat ................ 19 Diagram Dampak Pariwisata Pada Umumnya ......................... 22 Hubungan Manusia-Lingkungan dan Perubahan ..................... 25 Optimalisasi Tujuan Ekonomi, Sosial dan Ekologi ................. 31 Alur Pengaruh Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal ................................................. 46 Skema Metodologi Penelitian ................................................. 50 Grafik Pertumbuhan Penduduk Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo Tahun 2000-2009 ................... 83 Diagram Komposisi Penduduk Menurut Umur Desa Dieng Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo Tahun 2009.......... 84 Diagram Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo Tahun 2009 ............................................................................ 85 Diagram Tingkat Pendapatan Penduduk Tahun 2010 .............. 91 Skema Keterkaitan Tiap Aspek Indikator Pengukuran Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. ........................................................... 170
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PETA
TA 1 TA 2 TA 3 TA 4 TA 5 TA 6 TA 7 TA 8 TA 9 TA 10 TA 11 TA 12 TA 13
TA 14 TA 15
Peta Kawasan Wisata Dieng ................................................... 7 Peta Lokasi Penelitian ............................................................ 7 Peta Administrasi Kabupaten Wonosobo ................................ 52 Peta Orientasi Kabupaten Wonosobo Dari Jawa Tengah ......... 53 Peta Potensi Wisata Kabupaten Wonosobo ............................. 57 Peta Administrasi Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ............................................................ 64 Peta Orientasi Desa Dieng Dari Kabupaten Wonosobo. .......... 65 Peta Tata Guna Lahan ............................................................ 68 Peta Jaringan Jalan Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ............................................................ 76 Peta Lokasi Area Parkir dan Sub Terminal Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ............................. 79 Peta Lokasi Pembuangan Sampah Sementara Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ............................. 81 Peta Potensi Wisata Obyek Wisata Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ............................................... 101 Peta Persebaran Home Stay Setelah Pengembangan Pariwisata Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo .............................................................................. 108 Peta Persebaran Restoran Setelah Pengembangan Pariwisata Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ......... 114 Peta Persebaran Toko Setelah Pengembangan Pariwisata Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ......... 118
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Kunjungan Wisatawan Di Obyek Wisata Dieng Tahun 2006-2009................................................................................. 4 Tabel 3.1 Parameter Penilaian Dampak Positif dan Dampak Negatif Pengembangan Pariwisata ......................................................... 34 Tabel 3.2 Penjabaran Indikator ................................................................. 39 Tabel 3.3 Identifikasi Data ........................................................................ 43 Tabel 4.1 Klasifikasi Obyek Wisata Di Kabupaten Wonosobo .................. 56 Tabel 4.2 Jenis Penggunaan Lahan ........................................................... 66 Tabel 4.3 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo Tahun 2000-2009 ................................... 82 Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo Tahun 2009 ............................................................................... 83 Tabel 4.5 Komposisi Penduduk Menurut Umur Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo Tahun 2009 ............ 84 Tabel 4.6 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo Tahun 2009 ............ 85 Tabel 4.7 Tingkat Pendapatan Penduduk Tahun 2010. .............................. 91 Tabel 4.8 Upaya Pengembangan Pariwisata/ Kegiatan yang Dilakukan Di Dieng. .................................................................................. 94 Tabel 4.9 Obyek Wisata Alam .................................................................. 97 Tabel 4.10 Obyek Wisata Budaya ............................................................... 99 Tabel 4.11 Obyek Wisata Buatan ................................................................ 100 Tabel 4.12 Data Kunjungan Wisatawan Tahun 2004-Tahun 2009. .............. 102 Tabel 5.1 Jumlah Hotel/ Home Stay Sebelum dan Sesudah Pengembangan Pariwisata di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ............................................................... 104 Tabel 5.2 Kualitas Hotel/ Home Stay Sebelum dan Sesudah Pengembangan Pariwisata Berdasarkan Persepsi Masyarakat di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ........ 105 Tabel 5.3 Jumlah Ojek Sebelum dan Sesudah Pengembangan Pariwisata di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ........ 109 Tabel 5.4 Kualitas Ojek Sebelum dan Sesudah Pengembangan Pariwisata Berdasarkan Persepsi Masyarakat di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo .................................................. 110 Tabel 5.5 Jumlah Restoran/ Rumah Makan Sebelum dan Sesudah Pengembangan Pariwisata di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ............................................................... 111 Tabel 5.6 Kualitas Restoran/ Rumah Makan Sebelum dan Sesudah Pengembangan Pariwisata Berdasarkan Persepsi Masyarakat di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ........ 112 commit to Tabel 5.7 Jumlah Toko/ Kios Sebelum danuser Sesudah Pengembangan
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 5.8
Tabel 5.9 Tabel 5.10
Tabel 5.11
Tabel 5.12
Tabel 5.13
Tabel 5.14
Tabel 5.15 Tabel 5.16
Tabel 5.17
Tabel 5.18
Tabel 5.19
Tabel 5.20
Tabel 5.21
Tabel 5.22
Tabel 5.23
digilib.uns.ac.id
Pariwisata di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ................................................................................. 115 Kualitas Toko/ Kios Sebelum dan Sesudah Pengembangan Pariwisata Berdasarkan Persepsi Masyarakat di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo................................ 116 Kondisi Jalan Sebelum dan Sesudah Pengembangan Pariwisata di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ........ 120 Kualitas Jalan Sebelum dan Sesudah Pengembangan Pariwisata Berdasarkan Persepsi Masyarakat di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo................................ 121 Kondisi Parkir Sebelum dan Sesudah Pengembangan Pariwisata di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ................................................................................. 123 Kualitas Parkir Sebelum dan Sesudah Pengembangan Pariwisata Berdasarkan Persepsi Masyarakatdi Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo................................ 124 Penggunaan Lahan Sebelum dan Sesudah Pengembangan Pariwisata di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ................................................................................. 127 Konversi Lahan Sebelum dan Sesudah Pengembangan Pariwisata di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ................................................................................. 127 Hasil Analisis Aspek Fisik ........................................................ 130 Sikap Tolong-menolong Sebelum dan Sesudah Pengembangan Pariwisata Berdasarkan Persepsi Masyarakat Di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo................................ 137 Intensitas Terjadinya Konflik Sebelum dan Sesudah Pengembangan Pariwisata Di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ............................................................... 137 Kegiatan Pelestarian Tradisi dan Kesenian Tradisional Sebelum dan Sesudah Pengembangan Pariwisata di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo .................... 140 Kelestarian Tradisi dan Kesenian Tradisional Sebelum dan Sesudah Pengembangan Pariwisata di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo .................................................. 141 Penggunaan Bahasa Daerah Dalam Berkomunikasi Sebelum dan Sesudah Pengembangan Pariwisata di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ................................ 142 Penguasaan Bahasa Asing Sebelum dan Sesudah Pengembangan Pariwisata di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ............................................................... 143 Tingkat Pendidikan Sebelum dan Sesudah Pengembangan Pariwisata di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ................................................................................. 145 Pengaruh Pengembangan Pariwisata Terhadap Tingkat commitKecamatan to user Kejajar, Kabupaten Pendidikan di Desa Dieng,
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Wonosobo ................................................................................. 146 Tabel 5.24 Mata Pencaharian Sebelum dan Sesudah Pengembangan Pariwisata di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ................................................................................. 149 Tabel 5.25 Mata Pencaharian Penduduk Sebelum dan Sesudah Adanya Pengembangan Pariwisata Di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ............................................................... 150 Tabel 5.26 Tingkat Kejahatan/ Kriminalitas Sebelum dan Sesudah Pengembangan Pariwisata di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ............................................................... 152 Tabel 5.27 Tingkat Kejahatan/ Kriminalitas Sebelum dan Sesudah Pengembangan Pariwisata Berdasarkan Persepsi Masyarakat di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ...... 153 Tabel 5.28 Hasil Analisis Aspek Sosial Budaya .......................................... 156 Tabel 5.29 Pendapatan Penduduk Sebelum dan Sesudah Adanya Pengembangan Pariwisata Di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ............................................................... 162 Tabel 5.30 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendapatan Tiap Bulan Sebelum Pengembangan Pariwisata Di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ............................................................... 163 Tabel 5.31 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendapatan Tiap Bulan Sesudah Pengembangan Pariwisata Di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ............................................................... 159 Tabel 5.32 Peluang Kerja/ Kesempatan Kerja Sebelum dan Sesudah Pengembangan Pariwisata Di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ............................................................... 166 Tabel 5.33 Hasil Analisis Aspek Ekonomi ................................................. 168
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran A : Form Kuesioner 2. Lampiran B : Form Wawancara 3. Lampiran C : Lembar Asistensi
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari digilib.uns.ac.id I0606025
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perkembangan suatu daerah sangat ditentukan oleh potensi andalan dan unggulan yang dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan asli daerah (PAD). Pengembangan diharapkan memiliki multiplier effect yang besar bagi suatu daerah. Pembangunan sebagai usaha untuk meningkatkan mutu dan taraf hidup masyarakat tidak hanya terbatas pada sektor ekonomi saja tetapi meliputi seluruh aspek kehidupan termasuk di dalamnya kebutuhan akan rekreasi. Salah satu bentuk kebutuhan akan rekreasi adalah dengan berwisata atau melakukan kunjungan ke obyek wisata. Pariwisata
mempunyai
peran
yang
sangat
penting
dalam
pembangunan Indonesia khususnya sebagai penghasil devisa negara disamping sektor migas. Sebagai sumber devisa, pariwisata menyimpan potensi yang sangat besar. Melihat trend pariwisata tahun 2020, perjalanan wisata dunia akan mencapai 1,6 milyar orang. Di beberapa negara, pariwisata khususnya agritourism bertumbuh sangat pesat dan menjadi alternatif terbaik bagi wisatawan (rakaiskandar.blogspot.com). Berdasar fenomena yang ada, untuk kedepan, prospek pengembangan pariwisata diperkirakan sangat cerah. Hal inilah yang mendorong pemerintah untuk menggalakkan pembangunan di sektor pariwisata. Adanya Otonomi daerah, secara formal terjadi pelimpahan wewenang kekuasaan dari pemerintah pusat terhadap pemerintah kabupaten/ kota sebagai unit otonomi untuk mengelola daerahnya sendiri termasuk didalamnya sektor pariwisata. Hal ini merupakan stimulus dan kesempatan bagi daerah untuk menggarap pariwisata dengan optimum sebagai sektor yang berpeluang menjadi sektor unggulan sehingga dapat tercipta commit to user kemandirian daerah (www.penulislepas.com).
1
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari digilib.uns.ac.id I0606025
Pengembangan pariwisata tentu saja akan memberikan dampak baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Suatu tempat wisata tentu memiliki dampak-dampak terhadap lingkungan sekitarnya. “as tourism grows and travelers increases, so does the potential for both positive and negative
impacts”
(Gee,
1989,
diperoleh
dari
www.jurnal-
sdm.blogspot.com). Pengembangan pariwisata dan kunjungan wisatawan yang meningkat dapat menimbulkan dampak atau pengaruh yang positif maupun negatif dan yang terkena dampak tersebut adalah masyarakat, lingkungan, ekonomi, serta sosial (Lenner dalam “Tourism: Social, conomic,
Environment
Impacts”,
diperoleh
dari
www.jurnal-
sdm.blogspot.com). Pengembangan pariwisata ini akan berdampak sangat luas dan signifikan dalam pengembangan ekonomi, upaya-upaya pelestarian sumber daya alam dan lingkungan serta akan berdampak terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat
terutama masyarakat
lokal.
Pengembangan kawasan wisata mampu memberikan kontribusi pada pendapatan asli daerah, membuka peluang usaha dan kesempatan kerja serta sekaligus berfungsi menjaga dan melestarikan kekayaaan alam dan hayati. Pengembangan pariwista sebagai salah satu sektor pembangunan secara umum menjadi sangat relevan jika pengembangan pariwisata itu sesuai dengan potensi daerahnya. Diharapkan pengembangan pariwisata dapat berpengaruh baik bagi kehidupan masyarakat terutama masyarakat lokal dan mampu mendorong pengembangan berbagai sektor lain baik ekonomi, sosial maupun budaya. Dengan demikian maka, pembangunan pariwisata harus didasarkan pada kriteria keberlanjutan yang artinya bahwa pembangunan dapat didukung secara ekologis dalam jangka panjang sekaligus layak secara ekonomi, adil secara etika dan sosial terhadap masyarakat (Piagam Pariwisata Berkelanjutan, 1995) Pembangunan pariwisata berkelanjutan, seperti disebutkan dalam Piagam Pariwisata Berkelanjutan (1995) adalah pembangunan yang dapat to layak user secara ekonomi, juga adil secara didukung secara ekologis commit sekaligus
2
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari digilib.uns.ac.id I0606025
etika dan sosial terhadap masyarakat. Artinya, pembangunan berkelanjutan adalah upaya terpadu dan terorganisasi untuk mengembangkan kualitas hidup dengan cara mengatur penyediaan, pengembangan, pemanfaatan dan pemeliharaan sumber daya secara berkelanjutan. Kawasan Dataran Tinggi Dieng Di Kabupaten Wonosobo memiliki potensi pariwisata yang sangat menonjol. Karena potensinya tersebut maka pada tahun 1970 Dieng mulai dikembangkan dan diresmikan sebagai obyek wisata oleh Gubernur Jawa Tengah. Kawasan Wisata Dieng merupakan salah satu kawasan pariwisata andalan Kabupaten Wonosobo dan menjadi salah satu daerah tujuan wisata (DTW) di Jawa Tengah yang berpotensi memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan asli daerah (PAD). Obyek wisatanya bukan semata dataran tinggi itu sendiri, namun di area itu terdapat berbagai obyek wisata berupa obyek wisata alam dan budaya berupa peninggalan masa lampau. Adapun obyek wisata yang ada di Kawasan Wisata Dieng, Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo antara lain adalah : 1.
Obyek Wisata Alam : Telaga Warna, Telaga Pengilon, Goa Semar, Goa Sumur, Goa. Jaran, dan Batu Tulis.
2.
Obyek Wisata Budaya Tuk Bimo Lukar, Kesenian Lengger, Kesenian Kuda Kepang, Ruwat Rambut Gimbal/ Gembel.
3.
Obyek Wisata Buatan Dieng Plateau Theater (DPT). Dengan adanya potensi wisata tersebut maka pemerintah Kabupaten
Wonosobo menunjukkan bukti nyata dengan diwujudkannya programprogram/ upaya pembangunan obyek dan daya tarik wisata serta merangsang masyarakat untuk membuka usaha yang mendukung pariwisata, guna memenuhi kebutuhan perjalanan dan persinggahan commit to user wisatawan di Dieng.
3
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari digilib.uns.ac.id I0606025
Adanya pengembangan pariwisata ini mampu menarik kunjungan wisatawan. Wisatawan yang berkunjung ke Dieng tidak hanya wisatawan lokal saja tetapi juga wisatawan asing. Jumlah kunjungan wisatawan ke Dieng dalam kurun waktu antara tahun 2006-2009 selalu mengalami peningkatan.
Tabel 1.1 Kunjungan Wisatawan Di Obyek Wisata Dieng Tahun 2006-2009 Obyek Wisata Dieng
2006 62161
Jumlah Wisatawan 2007 2008 85522 90698
2009 156706
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa pengembangan pariwisata akan memberikan dampak baik itu dampak positif maupun dampak negatif, maka perlu adanya penelitian mengenai dampak-dampak yang ditimbulkan dari pengembangan pariwisata di Kawasan Wisata Dieng terhadap kehidupan masyarakat lokal mengingat bahwa Kawasan Wisata Dieng merupakan salah satu kawasan pariwisata andalan Kabupaten Wonosobo dan menjadi salah satu daerah tujuan wisata (DTW) di Jawa Tengah.
B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas, pokok permasalahan dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Bagaimana dampak pengembangan pariwisata di Kawasan Wisata Dieng terhadap kehidupan masyarakat lokal ditinjau dari aspek fisik, sosial budaya, dan ekonomi?
commit to user
4
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
Isna Dian Paramitasari digilib.uns.ac.id I0606025
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
C. Tujuan dan Sasaran : Tujuan : Tujuan
penelitian
ini
adalah
untuk
mengetahui
dampak
pengembangan pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal ditinjau dari aspek fisik, sosial budaya dan ekonomi. Sasaran : Sasaran dari penelitian ini adalah : 1. Pengidentifikasian
kondisi
masyarakat
Desa
Dieng
sebelum
pengembangan pariwisata ditinjau dari aspek fisik, sosial budaya dan ekonomi. 2. Pengidentifikasian
kondisi
masyarakat
Desa
Dieng
sesudah
pengembangan pariwisata ditinjau dari aspek fisik, sosial budaya dan ekonomi. 3. Analisis
dampak
positif
pengembangan
pariwisata
terhadap
kehidupan masyarakat lokal di Kawasan Wisata Dieng ditinjau dari aspek fisik, sosial budaya dan ekonomi. 4. Analisis
dampak
negatif
pengembangan
pariwisata
terhadap
kehidupan masyarakat lokal di Kawasan Wisata Dieng ditinjau dari aspek fisik, sosial budaya dan ekonomi. 5. Memberikan rekomendasi pengembangan pariwisata berdasarkan hasil analisis dampak pengembangan pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal di Kawasan Wisata Dieng, Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo.
D. Batasan Penelitian Batasan penelitian ini dibagi kedalam tiga bagian, yaitu batasan wilayah penelitian, batasan waktu penelitian, dan batasan materi pembahasan.
commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari digilib.uns.ac.id I0606025
1. Batasan Wilayah Penelitian Secara administratif Kawasan Wisata Dieng terbagi menjadi dua wilayah yaitu Wilayah Kabupaten Banjarnegaran dan Wilayah Kabupaten Wonosobo. Wilayah Kabupaten Banjarnegara terdiri dari dua desa yaitu Desa Dieng Kulon (Dieng Barat) dan Desa Karangtengah. Sedangkan Wilayah Kabupaten Wonosobo terdiri dari dua desa yaitu Desa Dieng Wetan (Dieng Timur) dan Desa Jojogan. Namun pada penelitian ini, wilayah penelitian akan dibatasi pada Kawasan Wisata Dieng, Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Desa Dieng ini dibatasi oleh : Sebelah Barat
: Kabupaten Banjarnegara
Sebelah Timur
: Desa Jojogan dan Desa Patakbanteng
Sebelah Utara
: Kabupaten Batang dan Kabupaten Kendal
Sebelah Selatan
: Desa Sikunang
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari digilib.uns.ac.id I0606025
commit to user
7
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari digilib.uns.ac.id I0606025
2. Batasan Waktu Penelitian Batasan waktu penelitian mencakup rentang waktu studi yang akan dilakukan. Pada tahun 1970 Dieng mulai dikembangkan dan diresmikan sebagai obyek wisata oleh Gubernur Jawa Tengah. Namun baru dikembangkan secara pesat sejak tahun 2001. Dengan demikian, batasan waktu penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebelum tahun 2001 yaitu tahun 2000 hingga selama penelitian ini berlangsung yaitu tahun 2010.
3. Batasan Materi Pembahasan Batasan materi pembahasan mencakup batasan aspek-aspek kajian yang akan dibahas dalam penelitian ini. Batasan materi pembahasan dalam penelitian ini adalah dampak pengembangan pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal di Kawasan Wisata Dieng, Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ditinjau dari aspek fisik, sosial budaya dan ekonomi.
commit to user
8
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari I0606025
Gambar 1.1 Kerangka Penelitian TEMA & JUDUL Judul : Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo
PENDAHULUAN Latar Belakang : Perkembangan suatu daerah sangat ditentukan oleh potensi andalan dan unggulan Pembangunan sebagai usaha untuk meningkatkan mutu dan taraf hidup masyarakat. Pariwisata mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan Indonesia Adanya Otonomi daerah, secara formal terjadi pelimpahan wewenang kekuasaan dari pemerintah pusat terhadap pemerintah kabupaten/kota sebagai unit otonomi untuk mengelola daerahnya sendiri termasuk didalamnya sektor pariwisata Pengembangan pariwisata tentu saja akan memberikan dampak baik itu dampak posotif maupun dampak negatif Pariwisata berkelanjutan Kawasan Dataran Tinggi Dieng merupakan salah satu kawasan pariwisata andalan Kabupaten Wonosobo dan menjadi salah satu daerah tujuan wisata (DTW) di Jawa Tengah Perlu adanya studi penelitian mengenai dampak-dampak yang ditimbulkan dari pengembangan pariwisata Dieng terhadap kehidupan masyarakat lokal
Rumusan Masalah : Bagaimana dampak pengembangan pariwisata di Kawasan Wisata Dieng terhadap kehidupan masyarakat lokal ditinjau dari aspek fisik, sosial budaya, dan ekonomi
Tujuan : Untuk mengetahui dampak-dampak pengembangan pariwisata di Kawasan Wisata Dieng ditinjau dari aspek fisik, sosial budaya dan ekonomi. Sasaran : 1. Pengidentifikasian kondisi masyarakat Desa Dieng sebelum pengembangan pariwisata ditinjau dari aspek fisik, sosial budaya dan ekonomi 2. Pengidentifikasian kondisi masyarakat Desa Dieng sesudah pengembangan pariwisata ditinjau dari aspek fisik, sosial budaya dan ekonomi 3. Analisis dampak positif pengembangan pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal di Kawasan Wisata Dieng ditinjau dari aspek fisik, sosial budaya dan ekonomi 4. Analisis dampak negatif pengembangan pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal di Kawasan Wisata Dieng ditinjau dari aspek fisik, sosial budaya dan ekonomi 5. Memberikan rekomendasi pengembangan pariwisata berdasarkan hasil analisis dampak pengembangan pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal di Kawasan Wisata Dieng, Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo
ANALISIS Teori : Teori Kepariwisataan Teori Dampak Pengembangan Pariwisata
OUTPUT Obyek Penelitian : Kawasan Wisata Dieng, Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo
Kondisi Masyarakat Desa Dieng Sebelum Pengembangan Pariwisata
Kesimpulan : Dampak pengebangan pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal (Kawasan Wisata Dieng) ditinjau dari aspek fisik, sosial budaya dan ekonomi
Kondisi Masyarakat Desa Dieng Sesudah Pengembangan Pariwisata Rekomendasi
Analisis : Menganalisis dampak pengembangan pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal Metodologi : 1. Pengumpulan dan Pengolahan Data : Pengumpulan Data dan Informasi - Data Primer : Observasi lapangan, wawancara, kuesioner, dokumentasi lapangan - Data Sekunder : Studi dokumen dan studi pustaka Kompilasi Data Pengolahan data dari data mentah yang diperoleh dari hasil survey lapangan maupun survey instansional kemudian diseleksi sesuai dengan aspek-aspek kajian Validitas Data Dengan cara triangulasi untuk memperoleh keabsahan data 2. Analisis Data : Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif 3.9 Kesimpulan dan Rekomendasi Kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil analisis
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari digilib.uns.ac.id I0606025
E. Sistematika Penulisan Untuk mendukung kelancaran penelitian dibutuhkan langkah-langkah yang sistematis dalam penulisan. Sistematika penulisan dalam penelitian ini, sebagai berikut: Tahap I
Pendahuluan Tahap ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, sasaran penelitian, batasan dan lingkup penelitian, dan sistematika penulisan.
Tahap II
Tinjauan Pustaka Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Kawasan Wisata Dieng, Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo Tahap ini menguraikan teori-teori yang akan dipakai untuk mendukung penelitian.
Tahap III Metodologi Penelitian Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Kawasan Wisata Dieng, Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo Bab ini menjelaskan gambaran terstruktur tahap demi tahap proses pelaksanaan penelitian, membahas tentang tahapan yang dilalui dalam penyelesaian masalah sesuai dengan permasalahan yang ada mulai dari pendekatan penelitian, pendekatan
penyelesaian
masalah,
tahap-tahap
dalam
penelitian, metodologi pengumpulan dan pengolahan data, teknik pengambilan sampel
data, teknik analisis data, serta
kesimpulan dan rekomendasi Tahap IV Gambaran Umum Kawasan Wisata Dieng, Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo Berisi gambaran umum yang berisi data fisik, data sosial budaya dan data ekonomi Kawasan Wisata Dieng, Desa commit to user Dieng, Kecamtan Kejajar, Kabupaten wonosobo.
10
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Tahap V
Isna Dian Paramitasari digilib.uns.ac.id I0606025
Analisis Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Kawasan Wisata Dieng, Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo Menguraikan analisis mengenai dampak pengembangan pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal ditinjau dari aspek fisik, sosial budaya dan ekonomi sesuai dengan kajian pustaka dan berdasarkan metodologi yang telah dirumuskan serta berdasarkan temuan dilapangan.
Tahap VI Kesimpulan dan Rekomendasi Berupa kesimpulan dan rekomendasi yang dikemukakan dari hasil analisis penelitian.
commit to user
11
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna digilib.uns.ac.id Dian Paramitasari I0606025
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAMPAK PENGEMBANGAN PARIWISATA TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT LOKAL KAWASAN WISATA DIENG, DESA DIENG, KECAMATAN KEJAJAR, KABUPATEN WONOSOBO
A. Tinjauan Umum Pariwisata 1. Pengertian Pariwisata Pariwisata merupakan konsep yang sangat multidimensional. Tak bias dihindari bahwa beberapa pengertian pariwisata dipakai oleh para praktisi dengan tujuan dan perspektif yang berbeda sesuai tujuan yang ingin dicapai. Definisi pariwisata memang tidak dapat sama persis diantara para ahli. Berikut adalah beberapa pengertian pariwisata : a. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah (UU No.10 Tahun Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan). b. Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari satu tempat ketempat lain , dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan hidup guna bertamasya dan rekreasi atau memenuhi keinginan yang beraneka ragam (Oka Yoeti, 1997).
2. Sistem Pariwisata Menurut Leiper (1990: 22-23) dan Cooper, et al., (1999: 4-8) (Dalam Pitana, 2009), elemen-elemen dari sebuah sistem pariwisata yang sederhana menyangkut sebuah daerah/ negara asal wisatawan, sebuah commitdan to user daerah/ negara tujuan wisata, sebuah tempat transit serta sebuah
12
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna digilib.uns.ac.id Dian Paramitasari I0606025
generator yang membalik proses tersebut. Ada lima elemen pokok yaitu traveler-generating region, departing traveler, transit route region, tourist destination region, dan returning traveler. Namun demikian menyangkut tiga elemen pokok yaitu elemen wisatawan, tiga elemen geografis (gabungan dari travel generator, transit roaute, dan tourist destination) dan elemen industri pariwisata. Menurut Mathieson dan Wall (Dalam Pitana, 2009) terdapat tiga elemen dalam pariwisata yaitu : a. A dynamic element, yaitu travel ke suatu destinasi wisata. b. A statistic element, yaitu singgah di daerah tujuan. c. A Conseguential element, merupakan akibat dari dua hal di atas yaitu travel ke suatu destinasi wisata dan singgah di daerah wisata (khususnya masyarakat lokal), yang meliputi dampak ekonomi, sosial dan fisik dari adanya kontak dengan wisatawan.
3. Usaha Wisata Usaha Pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/ atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata. Usaha pariwisata meliputi, antara lain : a. Daya tarik wisata; b. Kawasan pariwisata; c. Jasa transportasi wisata; d. Jasa perjalanan wisata; e. Jasa makanan dan minuman; f. Penyediaan akomodasi; g. Penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi; h. Penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pemeran; i.
Jasa informasi pariwisata;
j.
Jasa konsultan pariwisata; commit to user k. Jasa pramuwisata;
13
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
l.
Isna digilib.uns.ac.id Dian Paramitasari I0606025
Wisata tirta;
m. Spa.
4. Industri Pariwisata Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/ atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.
5. Destinasi Wisata Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.
6. Daya Tarik Wisata Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Berhasilnya suatu tempat berkembang menjadi Daerah Tujuan Wisata (DTW) sangat tergantung kepada tiga faktor utama (Samsuridjal & Kaelany, 1997 : 21, dalam Journal Ruas, Vol 4 No.1, Juni 2006) yaitu antara lain : a. Atraksi, dapat dibedakan menjadi : 1) Tempat
:
umpamanya
tempat
dengan
iklim
yang
baik,
pemandangan yang indah atau tempat-tempat bersejarah. 2) Kejadian/ peristiwa : kongres, pameran atau peristiwa-peristiwa olah raga, festival dan sebagainya. b. Mudah dicapai (Aksesibilitas) : Tempat tersebut dekat jaraknya, atau tersedianya transportasi ke commit to mudah, user nyaman, dan aman. tempat itu secara teratur, sering,
14
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna digilib.uns.ac.id Dian Paramitasari I0606025
c. Amenitas : Tersedianya fasilitas-fasilitas seperti tempat penginapan, restoran, hiburan, transportasi lokal yang memungkinkan wisatawan bepergian ke tempat itu serta alat-alat komunikasi lainnya.
7. Pengembangan Pariwisata Ada beberapa hal yang menunjang atau menentukan pengembangan suatu obyek wisata. Menurut Hadinoto, 1996, ada lima jenis komponen dalam pariwisata yaitu : a. Atraksi Wisata Atraksi adalah daya tarik wisatawan untuk berlibur. Atraksi yang diidentifikasikan (sumber daya alam, sumber daya manusia, budaya, dan sebagainya) perlu dikembangkan untuk menjadi atraksi wisata. Tanpa atraksi wisata, tidak ada peristiwa, bagian utama lain tidak akan diperlukan. b. Promosi dan Pemasaran Promosi merupakan suatu rancangan untuk memperkenalkan atraksi wisata yang ditawarkan dan cara bagaimana atraksi dapat dikunjungi. Untuk perencanaan, promosi merupakan bagian penting. c. Pasar Wisata (Masyarakat pengirim wisata) Pasar wisata merupakan bagian yang penting. Walaupun untuk perencanaan belum/ tidak diperlukan suatu riset lengkap dan mendalam, namun informasi mengenai trend perilaku, keinginan, kebutuhan, asal, motivasi, dan sebagainya dari wisatawan perlu dikumpulkan dari mereka yang berlibur. d. Transportasi Pendapat dan keinginan wisatawan adalah berbeda dengan pendapat penyuplai transportasi. Transportasi mempunyai dampak besar terhadap volume dan lokasi pengembangan pariwisata. e. Masyarakat Penerima Wisatawan yang Menyediakan Akomodasi dan commit to user Pelayanan Jasa Pendukung Wisata (fasilitas dan pelayanan)
15
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna digilib.uns.ac.id Dian Paramitasari I0606025
Bagian ini didominasi oleh pihak swasta. Keputusan mengenai rencana pada bagian ini ada pada pihak swasta.
Gambar 2.1 Lima Komponen Pariwisata Masyarakat di pasar wisata dengan keinginan dan kemampuan untuk berwisata
Informasi/ Promosi Membantu calon wisatawan untuk mengetahiui/ menemukan atraksi yang dapat dinikmati
Transportasi Mengangkut orang ke dan dari destinasi
Atraksi Menawarkan aktivitas keikutsertaan pengunjung
Pelayanan/ Fasilitas Untuk akyivitas keikutsertaan pengunjung
Sumber : Hadinoto, 1996
Komponen penting dalam pengembangan pariwisata menurut George Mclntyre (1993), Suatu pengembangan pariwisata yang berkelanjutan memilki keterkaitan antara turis, warga setempat, dan pemimpin masyarakat yang menginginkan hidup lebih baik. Dalam hal ini terlihat jelas bahwa suatu tempat wisata harus berisikan komponen tersebut untuk menjadi suatu obyek wisata yang baik. Unsur pokok yang harus mendapat perhatian guna menunjang pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata menurut Suwantoro (2001: 19-24) meliputi : a. Obyek dan Daya Tarik Wisata Daya tarik wisata yang juga disebut obyek wisata merupakan commit to user potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah
16
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna digilib.uns.ac.id Dian Paramitasari I0606025
tujuan wisata. Pada umumnya daya tarik suatu obyek wisata berdasar pada : 1) Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan bersih; 2) Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya; 3) Adanya spesifikasi/ ciri khusus yang bersifat langka; 4) Adanya
sarana
dan prasarana penunjang
untuk
melayani
wisatawan; 5) Obyek wisata alam memiliki daya tarik tinggi (pegunungan, sungai, pantai, hutan dan lain-lain); 6) Obyek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacaraupacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam suatu obyek buah karya manusia pada masa lampau. b. Prasarana wisata Prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal, jembatan dan lain sebagainya. c. Sarana wisata Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya. Berbagai sarana wisata yang harus disediakan di daerah tujuan wisata ialah hotel, biro perjalanan, alat transportasi, restoran dan rumah makan serta sarana pendukung lainnya.
B. Dampak Pengembangan Pariwisata 1. Definisi Dampak Dampak menurut kosa kata Bahasa Indonesia berarti akibat. Dampak positif adalah dampak yang menguntungkan dan dampak negatif adalah dampak yang merugikan. commit to user
17
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
Isna digilib.uns.ac.id Dian Paramitasari I0606025
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
2. Dampak Pengembangan Pariwisata Pengembangan pariwisata tentu saja akan memberikan dampak baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Suatu tempat wisata tentu memiliki dampak-dampak terhadap lingkungan sekitarnya. “as tourism grows and travelers increases, so does the potential for both positive and negative
impacts”
(Gee,
1989,
diperoleh
dari
www.jurnal-
sdm.blogspot.com). Pengembangan pariwisata dan kunjungan wisatawan yang meningkat dapat menimbulkan dampak atau pengaruh positif maupun negatif dan yang terkena dampak tersebut adalah masyarakat, lingkungan, ekonomi, serta sosial (Lenner dalam “Tourism: Social, conomic,
Environment
Impacts”,
diperoleh
dari
www.jurnal-
sdm.blogspot.com). Masyarakat dalam lingkungan suatu obyek wisata sangatlah penting dalam kehidupan suatu obyek wisata karena mereka memiliki kultur yang dapat menjadi daya tarik wisata, dukungan masyarakat terhadap tempat wisata berupa sarana kebutuhan pokok untuk tempat obyek wisata, tenaga kerja
yang
memadai
dimana
pihak
pengelola
obyek
wisata
memerlukannya untuk menunjang keberlangsungan hidup obyek wisata dan memuaskan masyarakat yang memerlukan pekerjaan dimana membuat kehidupan masyarakat menjadi lebih baik. Menurut Prof. Ir. Kusudianto Hadinoto bahwa suatu tempat wisata yang direncanakan dengan baik, tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi yang memperbaiki taraf, kualitas dan pola hidup komunitas setempat, tetapi juga peningkatan dan pemeliharaan lingkungan yang lebih baik. Bila dilakukan dengan benar dan tepat maka pariwisata dapat memaksimalkan keuntungan dan dapat meminimalkan permasalahan. Penduduk setempat mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya pengembangan obyek wisata, karena penduduk setempat mau tidak mau terlibat
langsung dalam aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan
kepariwisataan di daerah tersebut. Akan tetapi apabila suatu obyek wisata to user tidak dikembangkan atau commit ditangani dengan baik atau tidak direncanakan
18
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna digilib.uns.ac.id Dian Paramitasari I0606025
dengan matang, dapat menyebabkan kerusakan baik secara lingkungan maupun dampak-dampak negatif terhadap ekonomi maupun sosial. Hal ini dapat dilihat dari diagram gambar menurut George Mclntyre (1993)
Gambar 2.2 Diagram Hubungan Obyek Wisata dan Masyarakat
Tourism Industry
Better Quality of Life
Environment Supporters
Community/Local Authorities
Sumber : Landasan Teori Kepariwisataan, 2009, diperoleh dari www.digilib.petra.ac.id. Selain diagram di atas yang menunjukkan hubungan erat antara obyek wisata dan masyarakat, George Mclntyre (1993) juga berpendapat bahwa masyarakat lokal memiliki peran penting dalam keberlangsungan kehidupan tempat wisata itu sendiri karena tempat obyek wisata tersebut dapat mempengaruhi kehidupan mereka baik dalam kondisi lingkungan, sosial maupun ekonomi. Berikut adalah dampak-dampak dari pengembangan pariwisata : a. Segi Lingkungan Seperti dampak sosial budaya, segi ini lebih disoroti dampak negatifnya, walaupun terdapat juga dampak positifnya. Adapun dampak positif dan negatif adalah sebagai berikut : commit to user
19
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna digilib.uns.ac.id Dian Paramitasari I0606025
Menurut Mill (Dalam Landasan Teori Kepariwisataan, 2009, diperoleh dari www.digilib.petra.ac.id.) : Dampak positif : 1) Terpeliharanya kebersihan alam lingkungan untuk menarik datangnya wisatawan 2) Terjaganya keistimewaan lingkungan, seperti hutan-hutan, pantaipantai hewan serta pemandangan alam. Dampak Negatif : 1) Lingkungan yang rusak, seperti : meningkatnya kadar polusi baik air, udara, suara dan kemacetan lalu lintas. 2) Pembukaan hutan untuk ladang luas, lokasi perumahan, jalan dan parkir. 3) Hilangnya suasana alam karena hilangnya area hutan, kehidupan satwa liar dan kesejukan udara. b. Dampak Sosial Budaya Menurut Mill (Dalam Landasan Teori Kepariwisataan, 2009, diperoleh dari www.digilib.petra.ac.id.). Dampak ini seringkali disoroti sebagai dampak negatif dari perkembangan pariwisata, padahal sebenarnya pariwisata juga membawa dampak positif dalam segi sosial dan budaya. Adapun dampak positif dan negatif yaitu : Dampak positif : 1) Terpeliharanya monument yang menyimpan nilai-nilai budaya dan tempat-tempat yang bersejarah 2) Terpeliharanya kebudayaan tradisional, seni, tarian, adat istiadat dan cara berpakaian. Dampak negatif : 1) Rusaknya
monument
dan
kebudayaan
dan
tempat-tempat
bersejarah karena ulah manusia. 2) Komersialisasi budaya. 3) Meningkatnya kriminalitas, konsumerisme masyarakat lokal dan commit to user pelacuran.
20
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna digilib.uns.ac.id Dian Paramitasari I0606025
4) Terkikisnya nilai-nilai budaya dan norma-norma masyarakat karena interaksi dengan masyarakat asing. c. Dampak Ekonomi Menurut Mill (Dalam Landasan Teori Kepariwisataan, 2009, diperoleh dari www.digilib.petra.ac.id.). Secara ringkas, kegiatan pariwisata dapat memberikan dampak di bidang ekonomi khususnya mengenai : Dampak positif : 1) Terbuka lapangan pekerjaan baru 2) Meningkatkan taraf hidup dan pendapatan masyarakat 3) Meningkatkan nilai tukar mata uang rupiah terhadap mata uang asing 4) Membantu menanggung beban pembangunan sarana dan prasarana setempat 5) Meningkatkan
kemampuan
manajerial
dan
keterampilan
masyarakat yang memacu kegiatan ekonomi lainnya. Dampak negatif : 1) Meningkatkan biaya pembangunan sarana dan prasarana 2) Meningkatkan harga barang-barang lokal dan bahan-bahan pokok 3) Peningkatan yang sangat tinggi tetapi hanya musiman, sehingga pendapatan masyarakat naik dan turun 4) Mengalirnya uang keluar negeri karena konsumen menuntut barang-barang impor untuk bahan konsumsi tertentu.
commit to user
21
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna digilib.uns.ac.id Dian Paramitasari I0606025
d. Dampak Pariwisata Pada Umumnya Gambar 2.3 Diagram Dampak Pariwisata Pada Umumnya Kios Cinderamata Warung Makanan Dampak Sosio-Ekonomi
Peningkatan Pendapatan Individual & komunal
Profesi Baru Donasi Komunitas Perilaku Wisatawan Tidak Sesuai Norma/adat
Pelanggaran/Terusiknya Sistem Budaya & Religi
Pelanggaran DaerahDaerah sakral Kebisingan Di Daerah sakral Tekanan Dari Luar Untuk Menjadi Obyek Wisata Penyediaan Sarana Prasarana Pariwista
Dampak sosio-kultural Menjembatani Perbedaan/Meningkatkan Saling pengerian
Peningkatan Kemampuan Komunitas Peningkatan Pengetahuan/Wawasan
Kepedulian Lokasi Terhadap Pelestarian Budaya
Kebanggaan Terhadap Keberadaan Diri
Efek demonstrasi
Perilaku Wisman Yang Ditiru
Peningkatan Kesadaran Masyarakat Lokal Terhadap Lingkungan
Sampah Yang Dibuang Tidak Pada Tempatnya Vandalisme
Dampak Terhadap Lingkungan
Penurunan Kualitas Lingkungan Perbaikan Kualitas Lingkungan
Penyediaan sarana/prasarana Pariwisata
Keterangan : Dampak Positif Dampak Negatif
Sumber : Wiwik D Pratiwi, Konsep-Konsep Pariwisata, Diperoleh Dari http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/ commit to user
22
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna digilib.uns.ac.id Dian Paramitasari I0606025
C. Penggunaan Lahan Lahan adalah suatu daerah permukaan bumi yang mempunyai sifat-sifat agak tetap atau pengulangan sifat-sifat dari biosfer vertical di atas maupun di bawah
wilayah
tersebut
termasuk
atmosfer,
tanah,
batuan,
proses
pembentukan lahan, air, vegetasi dan fauna serta hasil kegiatan manusia masa lampau ataupun masa sekarang dan perluasan sifat-sifat tersebut berpengaruh terhadap penggunaan lahan sekarang maupun saat mendatang (FAO 1976 dalam Pangarso, 2001 diambil dari Nurhayati, 2004). Lahan sebagai perwujudan luas mendatar ruang, dapat disebut sebagai salah satu sumber daya utama perkembangan (Wijaya dalam Pangarso, 2001 diambil dari Nurhayati, 2004). Lahan sebagai salah satu sumber daya alam, mempunyai sifat tidak dapat diperbaharui, dalam arti keberadaannya sangat terbatas karena tidak dapat ditambah luasannya. Lahan yang merupakan sumberdaya stategis bagi pembangunan, karena hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan, seperti pertanian, kehutanan, perumahan, industri, pendidikan dan transportasi. Sedangkan penggunaan lahan adalah suatu proses yang
berkelanjutan dalam
pemanfaatan
lahan
bagi
maksud-maksud
pembangunan secara optimal dan efisien (Sugandhy, 1989 : 1). Selain itu penggunaan lahan dapat diartikan pula sebagai suatu aktivitas manusia pada lahan yang langsung berhubungan dengan lokasi dan kondisi lahan (Soegino dalam Sugandhy, 1989 : 2). Penggunaan lahan dapat diartikan juga sebagai wujud atau bentuk usaha kegiatan pemanfaatan suatu bidang tanah pada suatu waktu (Jayadinata, 1992 : 10). Adapun penggunaan suatu lahan dapat dibedakan menjadi dua golongan (Sugandhy, 1989 : 1), yaitu : 1. Penggunaan lahan kaitannya dengan penggunaan potensi alamiah, misalnya kesuburanya atau kandungan mineral di bawah permukaannya dan; 2. Penggunaan
lahan kaitannya
dengan penggunaan
sebagai
ruang
pembangunan yang secara langsung tidak memanfaatkan potensi alami, tetapi lebih ditentukan oleh adanya hubungan tata ruang dengan commit to user
23
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna digilib.uns.ac.id Dian Paramitasari I0606025
penggunaan-penggunaan lain yang telah ada, diantaranya ketersediaan prasarana dan fasilitas umum. Aktifitas dan Perubahan Penggunaan Lahan Proses perubahan penggunaan lahan dari satu fungsi ke fungsi yang lainnya merupakan dinamika tata ruang kota yang diakibatkan oleh perkembangan dan dinamika penduduk disamping kekuatan potensi yang dimiliki oleh lahan tersebut yang merupakan elemen-elemen sebagai unsur terjadinya perubahan. Elemen-elemen yang membentuk lingkungan merupakan unsur yang saling terkait satu sama lain, dimana perubahan yang ditimbulkannya juga saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya (Detwyler & Marcus, 1982 dalam Bourne, 1982). Pengertian perubahan guna
lahan secara
umum
menyangkut
transformasi dalam pengalokasian sumber daya lahan dari satu penggunaan ke penggunaan lainnya. Perubahan guna lahan dapat terjadi karena ada beberapa faktor yang menjadi penyebab. Manusia baik perorangan maupun kelompok, dalam berinteraksi dengan lingkungan, manusia menyesuaikan diri, memelihara dan mengelola lingkungannya. Dari hubungan dinamik ini, timbul suatu bentuk aktivitas yang menimbulkan beberapa perubahan (Bintarto, 1898 : 73-74), yaitu : 1. Perubahan perkembangan (development change), yaitu perubahan yang terjadi setempat dan tidak perlu mengadakan perpindahan, mengingat adanya ruang, fasilitas, dan sumber-sumber setempat. 2. Perubahan lokasi (locational change), yaitu perubahan yang terjadi pada suatu tempat yang mengakibatkan gejala perpindahan suatu bentuk aktivitas atau perpindahan sejumlah penduduk ke daerah lain karena daerah asal tidak mampu mangatasi masalah yang timbul dengan sumber dan swadaya yang ada. 3. Perubahan tata laku (behavioral change), yaitu perubahan tata laku penduduk dalam usaha untuk menyesuaikan dengan perkembangan commit to user
24
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna digilib.uns.ac.id Dian Paramitasari I0606025
yang terjadi, dalam hal ini dilakukan restrukturisasi pola aktivitas di suatu daerah. Untuk lebih jelasnya mengenai hubungan ketiga perubahan di atas dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2.4 Hubungan Manusia-Lingkungan dan Perubahan Lingkungan
Manusia Aktivitas Perubahan
Perubahan Perkembangan
Perubahan Lokasi
Perubahan Tata Laku
Sumber : Bintarto, 1989 : 73
Menurut Chapin, Kaiser, dan Godschalk, perubahan lahan juga dapat terjadi karena pengaruh perencanaan guna lahan setempat yang merupakan rencana dan kebijakan guna lahan untuk masa mendatang, proyek pembangunan, program perbaikan pendapatan, dan partisipasi dalam proses pengembangan keputusan dan pemecahan masalah dari pemerintah daerah. Perubahan lahan juga terjadi karena kegagalan mempertemukan aspek pasar dan politis dalam suatu manajemen perubahan guna lahan. Dilihat dari faktor-faktor penyebabnya, pada umumnya proses pekembangan penggunaan lahan kota-kota di Indonesia dipengaruhi oleh faktor penentu dari segi ekonomi (economic determinants). Menurut Santoso (dalam Pangarso, 2001 diambil dari Nurhayati, 2004) secara rasional penggunaan lahan oleh masyarakat
biasanya ditentukan
berdasarkan pendapatan atau produktivitas yang biasa dicapai oleh lahan, sehingga muncul konsep highest and best use artinya penggunaan lahan to usermemberikan pendapatan tertinggi. terbaik adalah penggunaancommit yang dapat
25
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna digilib.uns.ac.id Dian Paramitasari I0606025
Lahan dengan nilai lahan rendah, seperti lahan-lahan pertanian, berubah menjadi aktivitas dengan nilai lahan yang lebih tinggi. Dan untuk selanjutnya aktivitas yang telah ada ini berubah menjadi aktivitas lainnya dengan diikuti peningkatan nilai lahan. Jadi, perubahan penggunaan lahan terjadi karena pergantian kegiatan kurang produktif menjadi kegiatan lain yang lebih produktif. Perubahan (konversi) penggunaan lahan yang diartikan sebagai perubahan suatu jenis penyesuaian penggunaan lahan dalam fungsinya sebagai ruang potensial, terhadap peningkatan kebutuhan ruang untuk kegiatan ekonomi dan sosial berikut sarana dan prasarana penunjang, serta masyarakat wilayah itu sendiri. Lahan yang memiliki potensi ekonomi tinggi seperti kawasan pariwisata akan cenderung mengalami pertumbuhan dan perubahan guna lahan yang cepat. Menurut Bourne (1982), ada empat proses utama yang menyebabkan terjadinya perubahan guna lahan diperkotaan, yaitu : 1. Perluasan batas kota. 2. Peremajaan di pusat kota. 3. Perluasan jaringan infrastruktur terutama jaringan transportasi. 4. Tumbuh dan hilangnya pemusatan aktivitas tertentu, misalnya tumbuhnya aktivitas industri dan pembangunan sarana rekreasi/ wisata.
Menganalogikan perubahan penggunaan lahan di kawasan pariwisata dengan perubahan penggunaan lahan di perkotaan (Bourne, 1982), maka empat proses utama yang menyebabkan terjadinya perubahan guna lahan di kawasan pariwisata adalah : 1. Perluasan batas kawasan wisata, artinya adanya perkembangan kegiatan wisata akan disertai dengan perkembangan fasilitas pelayanan wisata serta komponen kegiatan pariwisata lainnya yang pada akhirnya akan menyebabkan semakin meluasnya kawasan pariwisata sehingga terjadi perluasan batas yang telah ditentukan sebelumnya menjadi lebih luas. commit to user
26
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna digilib.uns.ac.id Dian Paramitasari I0606025
2. Peremajaan di pusat-pusat kegiatan wisata, untuk memenuhi kepuasan wisatawan, pusat-pusat kegiatan kepariwisataan seperti atraksi, rekreasi, akomodasi, serta kegiatan penunjang lainnya hampir selalu harus diremajakan dalam jangka waktu tertentu. Peremajaan yang biasanya berbentuk penertiban ini memungkinkan terjadinya perpindahan/ migrasi dari perumahan atau perusahaan yang tadinya menempati pusat kegiatan wisata yang diremajakan. Perpindahan ini biasanya mengarah ke pinggiran pusat kgiatan yang pada akhirnya akan memperluas dari kawasan pusat kegiatan itu sendiri. 3. Perluasan jaringan infrastruktur dan transportasi, kegiatan pariwisata membutuhkan kualitas dan kinerja infrastruktur yang baik untuk menarik wisatawan, hal ini juga bisa menarik penduduk dari kawasan lain untuk bermigrasi karena kawasan wisata memiliki sarana prasarana yang lebih baik dari pada asal mereka. Hal ini akan menyebabkan meluasnya penggunaan lahan. 4. Tumbuh dan hilangnya pusat-pusat kegiatan wisata yang biasanya akan dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk menarik keuntungan dari adanya wisatawan, yang akhirnya akan memperluas penggunaan lahan.
Tumbuhnya pemusatan aktivitas pariwisata atau rekreasi di suatu kawasan merupakan faktor penarik bagi penduduk untuk bertempat tinggal dan berkegiatan di kawasan tersebut. Pemusatan aktivitas tersebut biasanya akan disertai dengan bermunculnya berbagai aktivitas ekonomi ikutannya yang menjanjikan harapan dari kualitas hidup yang lebih baik berupa tersedianya lapangan pekerjaan. Meningkatnya harapan kualitas hidup yang lebih baik tersebut akan membawa akibat semakin meningkatnya kebutuhan akan lahan untuk bertempat tinggal.
D. Kebudayaan Kebudayaan menurut Hoebel adalah sistem integrasi, sistem pola-pola commit tociri user perilaku hasil belajar yang merupakan khas suatu anggota masyarakat dan
27
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna digilib.uns.ac.id Dian Paramitasari I0606025
bukan merupakan warisan biologis, melainkan kebudayaan yang diwariskan dari generasi ke generasi melalui proses belajar (Joyomartono, 1991 : 10 dalam Prastiasih, 2005). Ralph Linton mendefinisikan kebudayaan sebagai “seluruh cara kehidupan dari masyarakat dan tidak hanya mengenai sebagian tata cara hidup saja yang dianggap lebih tinggi dan lebih diinginkan”. Jadi, kebudayaan menunjuk pada berbagai aspek kehidupan yang meliputi cara-cara yang berlaku, kepercayaankepercayaan, sikap-sikap, dan juga hasil dari kegiatan manusia yang khas untuk suatu masyarakat atau kelompok penduduk tertentu. 1. Kebudayaan diperoleh dari belajar Kebudayaan yang dimiliki oleh manusia juga dimiliki dengan cara belajar. Dia tidak diturunkan secara biologis atau pewarisan melalui unsur genetis. Hal ini perlu ditegaskan untuk membedakan perilaku manusia yang digerakkan oleh kebudayaan dengan perilaku mahluk lain yang tingkah lakunya digerakkan oleh insting. 2. Kebudayaan milik bersama Agar dapat dikatakan sebagai suatu kebudayaan, kebiasaan-kebiasaan seseorang atau individu harus dimiliki bersama oleh suatu kelompok manusia. Suatu kebudayaan dapat dirumuskan sebagai seperangkat kepercayaan, nilai-nilai dan cara berlaku atau kebiasaan yang dipelajari dan yang dimiliki bersama oleh para warga dari suatu kelompok masyarakat. Pengertian masyarakat sendiri dalam Antropologi adalah sekelompok orang yang tinggal disuatu wilayah dan yang memakai suatu bahasa yang biasanya tidak dimengerti oleh penduduk tetangganya. 3. Kebudayaan sebagai pola Dalam setiap masyarakat, oleh para anggotanya dikembangkan sejumlah pola-pola budaya yang ideal dan pola-pola ini cenderung diperkuat dengan adanya pembatasan-pembatasan kebudayaan. Pola-pola kebudayaan yang ideal itu memuat hal-hal yang oleh sebagian besar dari masyarakat tersebut diakui sebagai kewajiban yang harus dilakukan dalam commit to user keadaan tertentu.
28
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna digilib.uns.ac.id Dian Paramitasari I0606025
4. Kebudayaan bersifar dinamis dan adaptif Kebudayaan dikatakan bersifat adaptif, karena kebudayaan melengkapi manusia dengan cara-cara penyesuaian diri pada kebutuhan-kebutuhan fisiologis dari badan mereka, dan penyesuaian pada lingkungan yang bersifat fisik-geografis maupun pada lingkungan sosialnya (Siregar, 2002 : 1-4). Dalam kebudayaan terkandung pengertian yang mendasar, sebagaimana dikemukakan Suparian (dalam Rohidi, 1994 : 4 diambil dari Prastiasih, 2005) bahwa kebudayaan mengadung sebagai berikut : 1. Pengetahuan yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat
yang
mempunyai kebudayaan tersebut; 2. Milik masyarakat, bukan milik daerah; 3. Pedoman menyeluruh yang bersangkutan; 4. Hasil dari perilaku terwujud dengan berpedoman pada kebudayaan yang dimiliki masyarakat. Unsur-unsur kebudayaan yang dapat ditemukan di semua bangsa di dunia berjumlah tujuh buah, yang dapat disebut sebagai isi pokok dari setiap kebudayaan yaitu : bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi, dan kesenian (Koentjaraningrat, 1990: 80-81).
E. Pembangunan Berkelanjutan Pembangunan berkelanjutan menurut United Nations Conference on Environment
and Development
(UNCED) yaitu pembangunan yang
memenuhi kebutuhan dari generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan dari generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Untuk pertama kalinya muncul konsep yang mencoba mempertemukan aspek pembangunan ekonomi dan konservasi lingkungan (ekologis). Konsep tersebut memiliki makna yang luas dan menjadi payung bagi banyak konsep, kebijakan, dan program pembangunan yang berkembang secara global. Pembangunan commit to user berkelanjutan merupakan paradigma baru yang memiliki interpretasi konsep
29
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna digilib.uns.ac.id Dian Paramitasari I0606025
atau aksi yang beragam (Baiquni, 2002:34). Selanjutnya pembangunan berkelanjutan didefinisikan dalam Caring For The Earth sebagai upaya peningkatan mutu kehidupan manusia namun masih dalam kemampuan daya dukung ekosistem (IUCN, UNEP dan WWF dalam Baiquni, 2002:34). Konsep berkelanjutan merupakan konsep yang sederhana namun kompleks, sehingga pengertian keberlanjutan pun sangat multi-dimensi dan multi-interpretasi. Karena adanya multi-dimensi dan multi-interpretasi ini, para ahli sepakat untuk sementara mengadopsi pengertian yang telah disepakati oleh Komisi Brundtland yang menyatakan bahwa pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka (Fauzi, 2004). Haris (2000) dalam Fauzi (2004) melihat bahwa konsep keberlanjutan dapat diperinci menjadi tiga aspek pemahaman, yaitu : 1. Keberlanjutan ekonomi Diartikan sebagai pembangunan yang mampu menghasilkan barang dan jasa secara kontinu untuk memelihara keberlanjutan pemerintahan dan menghindari terjadinya ketidakseimbangan sektoral yang dapat merusak produksi pertanian dan industri. 2. Keberlanjutan lingkungan Sistem
yang
berkelanjutan
secara
lingkungan
harus
mampu
memelihara sumberdaya yang stabil, menghindari eksploitasi sumberdaya alam dan fungsi penyerapan lingkungan. Konsep ini juga menyangkut pemeliharaan keanekaragaman hayati, stabilitas ruang udara, dan fungsi ekosistem lainnya yang tidak termasuk kategori sumber-sumber ekonomi. 3. Keberlanjutan sosial Keberlanjutan secara sosial diartikan sebagai sistem yang mampu mencapai kesetaraan, menyediakan layanan sosial termasuk kesehatan, pendidikan, gender, dan akuntabilitas politik. Menurut Munasinghe (1993), pembangunan berkelanjutan mempunyai user tiga tujuan utama, yaitu commit tujuan toekonomi (economic objective), tujuan
30
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna digilib.uns.ac.id Dian Paramitasari I0606025
ekologi (ecological objective) dan tujuan sosial (social objective). Tujuan ekonomi terkait dengan masalah efisiensi (efficiency) dan pertumbuhan (growth). Tujuan ekologi terkait dengan masalah konservasi sumberdaya alam (natural resources conservation). Tujuan sosial terkait dengan masalah pengurangan kemiskinan (poverty) dan pemerataan (equity). Dengan demikian, tujuan pembangunan berkelanjutan pada dasarnya terletak pada adanya harmonisasi antara tujuan ekonomi, tujuan ekologi dan tujuan sosial. Dalam konteks pemikiran sekarang perlu mengoptimalkan pencapaian tujuan ekonomi, sosial dan ekologi. Optimasi diperlukan untuk menghindari
kesalahan
pembangunan
akibat
adanya
anggapan
pertumbuhan tanpa batas sehingga sustainable development benar-benar terwujud.
Gambar 2.5 Optimalisasi Tujuan Ekonomi, Sosial dan Ekologi (Drakakis-Smith, 1995 : 663) Tujuan Ekonomi : Pertumbuhan , pemerataan dan efisiensi
Tujuan Sosial : Perberdayaan, partisipasi mobilitas sosial, kohesi sosial, identitas budaya, kelembagaan
Tujuan Ekologi : Integriitas ekosistem, daya dukung, biodeversitas, isu global
Sumber : Hastu Prabatmojdo, 2006 (Dalam Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol. 17/ No.3, Desember 2006)
F. Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang Penataan ruang pada dasarnya merupakan sebuah pendekatan dalam commitbertujuan to user untuk mendukung prinsip pengembangan wilayah yang
31
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna digilib.uns.ac.id Dian Paramitasari I0606025
pembangunan berkelanjutan (sustainable development), yaitu meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat dan lingkungan hidup. Penataan ruang tidak hanya memberikan arahan lokasi investasi, tetapi juga memberikan jaminan terpeliharanya ruang yang berkualitas dan mempertahankan keberadaan obyek-obyek wisata sebagai aset bangsa. Dalam pengembangan kegiatan pariwisata diperlukan pengaturanpengaturan alokasi ruang yang dapat menjamin sustainable development guna mencapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip dasar dalam penataan ruang yang bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya buatan secara berdaya guna, berhasil guna, dan tepat guna untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan, dan mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan (UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang).
commit to user
32
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAMPAK PENGEMBANGAN PARIWISATA TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT LOKAL KAWASAN WISATA DIENG, DESA DIENG, KECAMATAN KEJAJAR, KABUPATEN WONOSOBO
Metode penelitian merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam suatu penelitan. Untuk mengumpulkan dan memperoleh data yang relevan dan akurat, diperlukan metode yang baik dan tepat.
A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Menurut Neuman, WL (2000) (Dalam Modul Bahan Ajar, Winny Astuti, 2007) penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bersifat mendiskripsikan (menggambarkan) suatu hal yang spesifik dari situasi tertentu (masalah/ subyek) tertentu. Hasil dari penelitian ini adalah gambaran detail dari suatu masalah/ subyek tertentu. Penelitian ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Penelitian ini terfokus pada dampak pengembangan pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal yang ditinjau dari aspek fisik, sosial budaya dan ekonomi.
B. Pendekatan Penyelesaian Masalah Dalam penelitian ini, untuk dapat mengetahui dampak pengembangan pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal maka, diperlukan adanya data kondisi masyarakat sebelum pengembangan pariwisata dan kondisi sesudah pengembangan pariwisata yang meliputi kondisi fisik, sosial budaya, dan ekonomi. commit to user
33
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
Pembahasan yang akan dilakukan adalah dengan menganalisis dampak pengembangan pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal sebelum dan sesudah pengembangan pariwisata ditinjau dari tiga aspek yaitu fisik, sosial budaya, dan ekonomi. Dalam penelitian ini, dampak positif maupun negatif pengembangan pariwisata mengacu pada parameter penilaian dampak pengembangan pariwisata berdasarkan literatur dampak pengembangan pariwisata yang ada. Adapun parameter penilaian tersebut adalah :
Tabel 3.1 Parameter Penilaian Dampak Positif dan Dampak Negatif Pengembangan Pariwisata No 1.
Aspek Fisik
2.
Sosial Budaya
3.
Ekonomi
Dampak Positif Perbaikan Kualitas Lingkungan (terpenuhinya kebutuhan sarana prasarana) Terjaganya keistimewaan lingkungan Terpeliharanya kebudayaan tradisioanal Terpeliharanya monument yang menyimpan nilai-nilai kebudayaan tempat-tempat bersejarah Pertukaran persilangan budaya Pembaharuan rasa bangga terhadap kesenian Kebanggaan terhadap keberadaan diri Peningkatan pengetahuan/ wawasan Peningkatan Pendapatan Individual dan Komunal Terbukanya lapangan kerja baru Menurunnya angka pengaangguran
Dampak Negatif Penurunan kualitas lingkungan Konversi lahan yang besar Hilangnya suasana alam Konflik antara wisatawan dan masyarakat lokal Perilaku negatif wisatawan yang ditiru Lunturnya karakteristik budaya Lunturnya identitas masyarakat lokal Meningkatnya kriminalitas, konsumerisme masyarakat lokal dan pelacuran
Pendapatan bias naik turun, peningkatan hanya musiman Ketergantungan yang besar pada pariwisata
Sumber : Miil, Pitana (2009), Konsep-konsep Pariwisata (Diperoleh dari http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/ ) commit to user
34
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
Untuk mengetahui dampak pengembangan pariwisata terhadap kehidupan masyarakat sebelum dan sesudah pengembangan pariwisata maka, diperlukan suatu indikator penelitian yang meliputi tiga aspek yaitu fisik, sosial budaya, dan ekonomi. Dalam menetukan indikator yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada parameter penilaian dampak positif dan negatif pengembangan pariwisata berdasar literatur yang ada. Adapun indikator tersebut adalah sebagai berikut :
1. Indikator Fisik a. Parameter Kelengkapan Fisik Indikator fisik berdasarkan parameter kelengkapan fisik akan dibatasi pada : 1) Jumlah dan kualitas sarana pariwisata yang terdiri atas hotel/ home stay, alat transportasi, restoran/ rumah makan, dan toko/ kios. 2) Kuantitas dan kualitas prasarana pariwisata yang terdiri atas jalan dan parkir.
Menurut Suwantoro (2001 : 19-24) unsur pokok yang harus mendapat perhatian guna menunjang pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata antara lain yaitu sarana wisata dan prasarana wisata. Pengembangan pariwisata akan berhasil jika didukung dengan ketersediaan sarana wisata dan prasarana wisata yang baik. Untuk dapat melihat adanya peningkatan kualitas lingkungan maka, dalam penelitian ini peningkatan kualitas lingkungan akan dinilai berdasarkan parameter kelengkapan fisik yang dibatasi pada ketersediaan sarana dan prasarana wisata karena pengembangan pariwisata tidak akan terlepas dari penyediaan sarana dan prasarana wisata. commit to user
35
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
b. Parameter Tata Guna Lahan Indikator fisik berdasarkan parameter tata guna lahan meliputi jumlah lahan terkonversi. Dari beberapa penelitian yaitu Diarta, 2007; George, 2004; McDonal, 2004; WTO, 1980; Lynn, 1994; McRae, 1997; McKean, 1997; Picard, 1996; Pitana, 2002; Shavit 2003; Vikers, 1989: dan Yamashita, 2003 (Dalam Pitana, 2009) menyatakan bahwa dampak pengembangan pariwisata terhadap lingkungan dan alam bisa berupa pengambil-alihan lahan lindung atau konservasi untuk fasilitas pariwisata. Mengacu dari beberapa penelitian di atas maka indikator jumlah lahan terkonversi dalam penelitian ini akan dilihat dari pengambil-alihan lahan lindung atau konservasi untuk fasilitas pariwisata.
Indikator fisik diatas digunakan untuk mengetahui perubahan kondisi fisik masyarakat Desa Dieng sebelum dan sesudah pengembangan pariwisata sehingga dapat diketahui dampak positif dan negatif pengembangan pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal ditinjau dari aspek fisik.
2. Indikator Sosial Budaya a. Parameter Kerukunan Indikator sosial budaya berdasarkan parameter kerukunan meliputi : 1) Tingkat Kerukunan Masyarakat Keadaan yang harmonis dalam masyarakat dapat tercipta jika masyarakat dalam kondisi rukun. Kondisi rukun terjadi jika semua pihak berada dalam kondisi damai (jarang terjadi konflik) dan suka tolong-menolong. Keberadaan orang baru di suatu wilayah akan mengakibatkan terjadinya keseimbangan baru pada sistem sosial di wilayah commit baru to user tersebut. Keseimbangan tersebut dapat dicapai baik malalui
36
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
mekanisme damai atau konflik. Tingkat penerimaan atau akseptabilitas komunitas lokal terhadap datangnya wisatawan pada suatu kawasan wisata akan menimbulkan reaksi pada tingkat kerukunan masyarakat (damai atau konflik) dalam derajat tertentu (Dalam Pitana, 2009). Tingkat
kerukunan dalam penelitian ini akan dinilai
berdasarkan sikap tolong menolong dan munculnya konflik dalam masyarakat akibat pengembangan pariwisata. b. Parameter Kebudayaan : Unsur-unsur kebudayaan yang dapat ditemukan di semua bangsa di dunia berjumlah tujuh buah, yang dapat disebut sebagai isi pokok dari setiap kebudayaan, yaitu : bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi, dan kesenian (Koentjaraningrat, 1990 : 80-81). Kebudayaan dalam penelitian ini akan dibatasi pada bahasa, sistem pengetahuan, sistem mata pencaharian dan kesenian yang kemudian akan dijabarkan kedalam indikator penelitian. Indikator sosial budaya berdasarkan parameter kebudayaan dalam penelitian ini meliputi : 1) Peningkatan kegiatan pelestarian tradisi dan kesenian tradisional. 2) Perubahan penguasaan bahasa. 3) Perubahan tingkat pendidikan. 4) Perubahan mata pencaharian. c. Parameter Keamanan Indikator
sosial budaya
berdasarkan parameter
keamanan
meliputi: 1) Tingkat kriminalitas Kriminalitas atau tindak kriminal adalah segala sesuatu yang melanggar hukum atau sebuah tindak kejahatan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pizam et al, 1982 (Dalam Pitana, to user 2009) pariwisata commit berpotensi sebagai faktor penentu munculnya
37
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
berbagai bentuk kriminal. Bentuk kriminalitas/ kejahatan bisa berupa kejahatan terhadap wisatawan maupun kejahatan oleh wisatawan. Tingkat kriminalitas dalam penelitian ini diukur dari banyaknya kejadian kriminalitas/ kejahatan akibat pengaruh pengembangan pariwisata.
Indikator sosial budaya diatas digunakan untuk
mengetahui
perubahan kondisi sosial budaya masyarakat Desa Dieng sebelum dan sesudah pengembangan pariwisata sehingga dapat diketahui dampak positif dan negatif pengembangan pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal ditinjau dari aspek sosial budaya.
3. Indikator Ekonomi a. Parameter Perekonomian Masyarakat Indikator
ekonomi
berdasarkan
parameter
perekonomian
masyarakat meliputi : 1) Tingkat Pendapatan Pendapatan dalam penelitian ini adalah penghasilan yang diperoleh setelah melakukan usaha di sektor pariwisata. Masyarakat mendapat penghasilan jika mereka bekerja dan mendapat upah dari pekerjan di sektor pariwisata. 2) Tingkat Pengangguran Tingkat pengangguran dapat dikurangi dengan semakin banyaknya peluang kerja/ kesempatan kerja. Kersempatan kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah besarnya serapan angkatan kerja masyarakat di dalam wilayah penelitian akibat adanya aktivitas pariwisata yang berlangsung di dalam kawasan. Semakin banyak peluang kerja di dalam kawasan maka pengaruh positif yang diberikan oleh aktivitas dalam menciptakan lapangan kerja dan mengurangi tingkat pengangguran semakin besar. commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
Dalam penelitian ini tingkat pengangguran akan dinilai dari besarnya kesempatan kerja masyarakat lokal Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo pada sektor usaha wisata
yang
berkembang
seiiring
dengan
pengembangan
pariwisata. Besarnya kesempatan kerja dapat mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo.
Indikator ekonomi diatas digunakan untuk mengetahui perubahan kondisi ekonomi masyarakat Desa Dieng sebelum dan sesudah pengembangan pariwisata sehingga dapat diketahui dampak positif dan negatif pengembangan pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal ditinjau dari aspek ekonomi.
Tabel 3.2 Penjabaran Indikator No 1.
2.
Aspek Fisik
Parameter Kelengkapan Fisik
Sosial Budaya
Tata Guna Lahan Kerukunan Kebudayaan
commit to user Keamanan
Indikator Jumlah dan Kualitas Sarana Pariwisata : a. Hotel/ Home Stay b. Alat Transportasi c. Restoran/ Rumah Makan d. Toko/ Kios Kuantitas dan Kualitas Prasarana Pariwisata : a. Jalan b. Parkir Jumlah Lahan Terkonversi Tingkat Kerukunan Masyarakat Peningkatan Kegiatan Pelestarian Tradisi dan Kesenian Tradisional Perubahan Penguasaan Bahasa Perubahan Tingkat Pendidikan Perubahan Mata Pencaharian Jumlah Kriminalitas
39
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
3.
Ekonomi
Perekonomian Masyarakat
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
Tingkat Pendapatan Tingkat Pengangguran
Sumber : Analisis Peneliti, 2010
C. Tahap Penelitian 1. Tahap Persiapan Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan yang meliputi : a. Konsultasi dengan dosen pembimbing tentang tema penelitian. b. Merumuskan masalah, tujuan dan sasaran terkait dengan tema yang telah ditentukan. c. Orientasi atau eksplorasi teori secara menyeluruh dan observasi awal di lapangan. d. Melakukan proses perijinan kepada instansi yang terkait pada wilayah penelitian untuk mempermudah proses pengumpulan data/ informasi (survey). e. Penyusunan desain survey untuk menentukan data-data apa saja yang dibutuhkan. 2. Tahap Pelaksanaan Adapun tahapan pelaksanaan yang akan dilakukan meliputi : a. Pengumpulan Data dan Informasi Pada tahap pengumpulan data ini, hal yang dilakukan adalah mencari data-data yang diperlukan dalam penelitian baik itu data primer maupun data sekunder. b. Kompilasi Data Kompilasi data merupakan tahap pengolahan data dari data mentah yang diperoleh dari hasil survey lapangan
maupun survey
instansional. c. Analisis Data Setelah data tersusun secara sistematis sehingga dapat memberikan informasi yang lengkap dan sesuai dengan kebutuhan, tahap commit to user selanjutnya adalah tahap analisis data. Tahap analisis data merupakan
40
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
tahap yang dilakukan untuk menganalisis dampak pengembangan pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal. d. Kesimpulan dan Rekomendasi. Langkah terakhir adalah menarik kesimpulan dari penelitian yang telah
dilakukan
dan
memberikan
saran-saran/
rekomendasi-
rekomendasi berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.
D. Metodologi Pengumpulan dan Pengolahan Data 1. Teknik Pengumpulan Data dan Informasi Pada tahap pengumpulan data ini, hal yang dilakukan adalah mencari data-data yang diperlukan dalam penelitian baik itu data primer dari hasil survey lapangan maupun data sekunder dari hasil survey instansional. a. Data Primer Merupakan data yang diperoleh dari hasil survey lapangan secara langsung. Teknik pengumpulan data yang dilkakukan : 1) Observasi lapangan Pengamatan secara langsung di lokasi penelitian yaitu di Kawasan Wisata Dieng, Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. 2) Wawancara Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang membantu dan melengkapi pengumpulan data yang tidak dapat diungkap dengan teknik observasi. Wawancara dilakukan secara langsung dengan informan yang terdiri dari aparat Desa Dieng, masyarakat setempat (Desa Dieng), tokoh masyarakat Desa Dieng, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo, serta pihak-pihak lain yang terkait. 3) Kuesioner Metode kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner atau daftar pertanyaan untuk diisi langsung commit to user
41
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
oleh responden. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Dieng, Kecamatan Dieng, Kabupaten Wonosobo. 4) Dokumentasi Lapangan Dokumentasi digunakan untuk mempermudah melakukan pengamatan
dilapangan,
mempermudah
dalam
melakukan
pengeditan dan kajian data selanjutnya serta memperoleh gambaran suasana di lapangan. Untuk mendokumentasikan kondisi di Kawasan Wisata Dieng, Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo dilakukan dengan fotografi digital. b. Data sekunder Data sekunder diperoleh dari hasil survey instansional. Teknik data yang dilakukan adalah : 1) Studi dokumen Dengan menelaah data-data yang diperoleh dari desa/ kelurahan maupun instansi/ lembaga lain yang terkait. 2) Studi pustaka Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh teori-teori yang relevan sebagai acuan dalam mendukung penelitian.
2. Kompilasi Data Setelah tahap pengumpulan data dilakukan, tahap selanjutnya adalah tahap kompilasi data. Kompilasi data merupakan tahap pengolahan data dari data mentah yang diperoleh dari hasil survey lapangan maupun survey instansional kemudian diseleksi sesuai dengan aspek-aspek kajian yaitu fisik, sosial budaya dan ekonomi serta disistematiskan sehingga dapat tersusun sebuah data yang informatif sesuai dengan kebutuhan dan dapat digunakan pada tahap selanjutnya yaitu tahap analisis.
commit to user
42
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
3. Validitas Data Validitas merupakan keakuratan data yang telah dikumpulkan yang nantinya akan dianalisis dan ditarik kesimpulannya pada akhir penelitian. Usaha untuk memperoleh validitas data dilakukan dengan triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai bahan pembanding terhadap data itu (Lexy J Moleong : 1995). Pengecekan ini dilakukan dengan cara menanyakan pada informan mengenai informasi yang didapat dari hasil interpretasi yang dilakukan peneliti baik dari hasil observasi lapangan, wawancara, kuesioner, maupun dokumentasi sehingga akan diperoleh keabsahan data. Tabel 3.3 Identifikasi Data No
Jenis Data
1.
Data Fisik sarana dan prasarana pariwisata Tata guna lahan
Macam Data Primer Sekunder √ √
Metode Studi dokumen, dokumentasi
Sumber Data Kantor Desa, Bappeda, Disparbud Kab. Wonosobo, BPS
Hasil Sarana pariwisata : - Hotel - Alat transportasi - Restoran/ rumah makan - Toko/ Kios Prasarana penunjang pariwisata : - Jalan - Terminal - Parkir Tata guna lahan
commit to user
43
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
2.
3.
4.
Data sosial budaya: Kependudukan Interaksi Sosial Kebudayaan Keamanan
Data Ekonomi : Tingkat Pendapatan Kesempatan Kerja
Peta Dasar
√
√
√
√
√
Studi dokumen, wawancara, observasi, dokumentasi
Studi dokumen, wawancara,
Studi dokumen
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
Jumlah Penduduk Tingkat Pandidikan Mata Pencaharian Penduduk Kegiatan sosial masyarakat Pola Perilaku Masyarakat Kebudayaan Masyarakat Kriminalitas Tindak Asusila Kantor Pendapatan Desa, penduduk Wawancara Kegiatan dan ekonomi kuesioner Jumlah masyarakat tenaga kerja setempat, BPS, Disparbud Kab. Wonosobo Kantor Peta Dasar Desa Kawasan Dieng, Wisata BPS, Dieng Disparbud Peta Kab. Administrasi Wonosobo Desa Dieng Kantor Desa, Wawancara dan kuesioner masyarakat setempat, dan tokoh masyarakat, Disparbud Kab. Wonosobo
Sumber : Analisis Kebutuhan Data, 2010
E. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu pemilihan sekelompok subyek didasarkan atas ciriciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Untuk itu, selalu dipilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya sebagai commit to user
44
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
sumber data yang mantap serta mengetahui permasalahan yang diteliti secara mendalam (Sutopo, 1993: 27). Dalam penelitian ini, peneliti berusaha memilih informan kunci (key informant) yang dipandang paling mengetahui permasalahan, terutama kepala desa, para pelaku usaha wisata, dan informan kunci lainnya yang merupakan masyarakat Desa Dieng (bekerja di sektor pariwisata maupun non pariwisata) dengan batasan waktu tinggal minimal 5 tahun. Informan kunci ini dapat menunjuk informan lain yang dipandang mengetahui lebih banyak hal-hal yang perlu diungkapkan melalui penelitian ini, sehingga jumlah informan akan berkembang sesuai dengan kebutuhan, dan berhenti apabila data telah cukup terkumpulkan (Yulianto Bambang Setyadi dalam Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 8, No. 2, 2007: 97-109).
F. Teknik Analisis Data Tahap
analisis
data
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
dampak
pengembangan pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal ditinjau dari aspek fisik, sosial budaya dan ekonomi. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif kualitatif yang dilengkapi dengan data kuantitatif. Analisis
deskriptif
kualitatif
merupakan
teknik
analisis
yang
mentransformasikan data mentah kedalam bentuk data yang mudah dimengerti dan diinterprestasikan, serta menyusun dan menyajikan data menjadi informasi yang jelas.
commit to user
45
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
Gambar 3.1 Alur Pengaruh Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Pengembangan Pariwisata
Kondisi Masyarakat Desa Dieng Sebelum Pengembangan Pariwisata
Kondisi Masyarakat Desa Dieng Sesudah Pengembangan Pariwisata
Dampak Pengembangan Pariwisata
Sumber : Analisis Peneliti, 2010
a. Aspek Fisik Analisis dampak pengembangan pariwisata ditinjau dari aspek fisik ini dilakukan dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif. Analisis ini dilakukan berdasarkan indikator fisik yang telah ditentukan. b. Aspek Sosial Budaya Aspek
sosial budaya dianalisis menggunakan pendekatan
analisis deskriptif kualitatif. Analisis ini dilakukan berdasarkan indikator sosial budaya yang telah ditentukan. c. Aspek Ekonomi Analisis aspek ekonomi ini dilakukan dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif yang dilengkapi data kuantitatif. Analisis ini dilakukan berdasarkan indikator ekonomi yang telah ditentukan. 1) Pendapatan Penduduk Pengembangan pariwisata dapat menyebabkan terjadinya perubahan tingkat pendapatan penduduk yang dipicu dari munculnya usaha wisata yang muncul seiring dengan pengembangan pariwisata yang ada. Tingkat pendapatan ini commit to user merupakan gabungan dari pendapatan pokok dan sampingan
46
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
yang dimiliki oleh masyarakat kemudian dibagi dengan jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini. Tingkat pendapatan penduduk dihitung dengan menggunakan rumus :
Tingkat Pendapatan Rata-rata =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
2) Kesempatan Kerja Ketersediaan lapangan kerja akan berpengaruh terhadap kesempatan kerja dan berusaha. Kesempatan kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah besarya serapan angkatan kerja masyarakat di dalam wilayah penelitian akibat adanya aktivitas pariwisata yang berlangsung di dalam kawasan. Semakin banyak peluang kerja di dalam kawasan maka pengaruh positif menciptakan
yang diberikan oleh aktivitas dalam
lapangan
kerja
dan
mengurangi
tingkat
pengangguran semakin besar. Untuk mengetahui kesempatan kerja masyarakat setempat maka dapat dianalisis dengan menggunakan teknik
The Employment
and
Population
Multiplier Model. The Employment and Population Multiplier Model digunakan untuk memprediksi jumlah employment (tenaga kerja) pada suatu kawasan. Teknik ini untuk mengetahui ratio antara service jobs ekonomi basis jumlah di dalam kawasan (Es) yaitu lapangan kerja industri pariwisata terhadap jumlah penduduk usia produktif (P) yaitu :
β=
𝐸𝑠 𝑃
Keterangan : β = Ratio jumlah industri pariwisata dan jumlah penduduk commit to user usia produktif 47
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
Es = Service jobs sector basis di wilayah penelitian ( Jumlah lapangan kerja atau industri pariwisata) Kemudian dihitung proporsi pekerja yang terdapat di dalam kawasan terhadap jumlah penduduk yaitu :
y=
𝑃 𝐸
Keterangan : y = Proporsi pekerja terhadap jumlah penduduk produktif E = Jumlah pekerja di industri pariwisata
Berdasar hasil perhitungan tersebut maka akan dapat diperkirakan jumlah penduduk setempat yang dapat bekerja di dalam industri pariwisata. Perkiraan jumlah penduduk yang dapat bekerja dapat dihitung dengan metode berikut :
E=
𝐸𝑝 1−βy
Keterangan : Ep = Jumlah penduduk yang dapat bekerja pada industri pariwisata yang terdapat pada kawasan penelitian.
Dari perhitungan tersebut di atas maka dapat dihitung pula presentase peluang kerja penduduk setempat terhadap tenaga kerja yang ada saat ini yaitu :
Peluang Kerja Penduduk setempat =
𝐸𝑝 𝐸
𝑥 100 %
Kemudian penghitungan peluang kerja penduduk setempat dikategorikan sebagai commit berikut to user :
48
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
≤ 50% maka kesempatan kerja penduduk wilayah penelitian mempunyai nilai yang rendah
≥ 50% maka kesempatan kerja penduduk wilayah penelitian mempunyai nilai yang tinggi
commit to user
49
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Gambar 3.2 Skema Metodologi Penelitian TOPIK : Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
Rumusan Masalah
Tujuan dan Sasaran Penelitian
Observasi Awal
Ekslporasi Teori
Desain Survey
Tahap Persiapan Pengumpulan Data
Data Sekunder
Data Primer
Tahap Pengumpulan Data Identifikasi & Kompilasi Data Kondisi Sebelum dan Sesudah Pengembangan Pariwisata
Fisik
Sarana Prasarana
Sosial Budaya Penggunaan Lahan
Kependudukan
Interaksi Sosial
Ekonomi
Kebudayaan
Tingkat Pendapatan
Kesempatan Kerja
Tahap kompilasi Data Analisis Deskriptif Kualitatif
Analisis Data
Fisik
Sosial Budaya
Ekonomi Tahap Analisis Data
commit to user Kesimpulan Dan Rekomendasi
50
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
BAB IV GAMBARAN UMUM KAWASAN WISATA DIENG, DESA DIENG, KECAMATAN KEJAJAR, KABUPATEN WONOSOBO
A. Gambaran Umum Kabupaten Wonosobo 1. Kondisi Fisik dan Wilayah a. Kondisi Geografis Secara geografis Kabupaten Wonosobo terletak antara 7˚11̍ dan 7˚36̍ Lintang Selatan, 109˚43̍ dan 110˚04̍ Bujur Timur. Kabupaten Wonosobo berjarak 120 km dari ibu kota Propinsi Jawa Tengah dan 520 km dari ibu kota negara (Jakarta) dengan ketinggian berkisar antara 270 meter sampai dengan 2.250 meter di atas permukaan laut. b. Administrasi Wilayah Kabupaten Wonosobo adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibu kotanya adalah Wonosobo. Kabupaten Wonosobo adalah daearah otonomi yang dikepalai oleh bupati dan dibagi menjadi lima belas (15) kecamatan. Luas wilayahnya 984,68 km persegi atau 3.03% luas Jawa Tengah. Adapun batas administrasinya adalah : Sebelah Timur
: Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Magelang
Sebelah Selatan
: Kabupaten Purworejo
Sebelah Barat
: Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Banjarnegara
Sebalah Utara
: Kabupaten Batang dan Kabupaten Kendal
commit to user
51
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari I0606025
52
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari I0606025
53
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
c. Kondisi Topografi Topografi Wilayah Kabupaten Wonosobo berbukit dan bergunung, terletak pada ketinggian antara 200 m sampai 2.250 m diatas permukaan laut. Kelerengan merupakan suatu kemiringan tanah dimana sudut kemiringan dibentuk oleh permukaan tanah dengan bidang horizontal dan dinyatakan dalam presentase. Kabupaten Wonosobo dibagi menjadi 6 wilayah kemiringan, yaitu : 1) Wilayah dengan kemiringan antara 0,00-2,00 % seluas 3.702,395 Ha atau 3,76 % dari luas wilayah, banyak dijumpai di Kecamatan Leksono dan Kecamatan Watumalang; 2) Wilayah dengan kemiringan antara 2,01-8,00 % seluas 12.052,479 Ha atau 12,24 % dari luas wilayah, terdapat di 11 Kecamatan selain Watumalang dan Leksono; 3) Wilayah
dengan
kemiringan
antara
8,01-15,00
%
seluas
37.969,247 Ha atau 38,56 % dari seluruh luas wilayah, terdapat di 13 Kecamatan; 4) Wilayah dengan kemiringan antara 15,01-25,00 % seluas 10.280,056 Ha atau 10,44 % dari seluruh luas wilayah, terdapat di semua Kecamatan; 5) Wilayah dengan kemiringan antara 25,01-40,00 % seluas 10. 949,638 Ha atau 11,12 % dari seluruh luas wilayah, terdapat di Kecamatan Garung, Watumalang, dan Leksono; 6) Wilayah dengan kemiringan diatas 40,00 % seluas 13.667,354 Ha atau 13,88 % dari seluruh luas wilayah, terdapat di Kecamatan Kejajar. d. Kondisi Iklim Wonosobo beriklim tropis dua musim yaitu kemarau dan penghujan. Suhu udara rata-rata 24˚-300˚ C di siang hari, turun menajdi 200˚ C pada malam hari. Pada bulan Juli - Agustus turun menjadi 15˚-200˚ C di siang hari. Hujan turun hampir sepanjang tahun commit dengan curah hujan 3.224 mm.to user
54
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
2. Potensi Wilayah Kabupaten Wonosobo dikenal dengan nama Paris Van Java, karena memiliki ciri-ciri alami yang sama dengan Paris. Wonosobo berasal dari dua kata, yaitu Wono dan Sobo. “Wono” berarti hutan, sedangkan “Sobo” berarti mengunjungi. Jadi, Wonosobo berarti sebuah kawasan hutan yang bergunung-gunung dan memiliki keunikan serta keindahan alam yang mampu menarik minat orang untuk mengunjunginya. Potensi Kabupaten Wonosobo yang mempunyai nilai jual tinggi adalah pariwisata, baik pariwisata alam, pariwisata buatan maupun pariwisata budaya. Potensi ini didukung dengan aksesibilitas regional yang bagus, dikaitkan dengan kota-kota utama tempat kedatangan wisatawan mancanegara maupun nusantara. Potensi pariwisata yang tinggi tersebut, perlu didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai, serta pelaku usaha wisata yang handal. Selama ini potensi pasar wisata, selalu didominasi wisatawan mancanegara, terutama dari Belanda. Wonosobo merupakan daerah wisata kedua setelah Borobudur. Ini menjadi kelebihan yang dimiliki Kabupaten Wonosobo. Berdasar
karakteristiknya
obyek-obyek
wisata
di
Kabupaten
Wonosobo dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelas yaitu obyek wisata alam (WA), obyek wisata budaya (WB), dan obyek wisata buatan/ rekreasi (WR).
commit to user
55
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
Tabel 4.1 Klasifikasi Obyek Wisata Di Kabupaten Wonosobo No 1.
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Kawasan Wisata Dieng Ondo Bhudo Batu Kelir Telaga Pengilon Mangli Kledung Pass Kalianget Telaga Menjer Makam Kanjeng Selomerto Makam Jogonegoro Mandi Surodilogo Tuk Bimo Lukar Mata Air Serayu Wadaslintang
Jenis Wisata WB
Lingkup Pelayanan Internasional
WA WA WA WA WB
Lokal Nasional Lokal Lokal Lokal
WB WA WA WA WR
Lokal Lokal Lokal Lokal Nasional
Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KAbupaten Wonosobo, 2007
commit to user
56
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari I0606025
57
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
B. Kebijakan Pembangunan Pariwisata Kabupaten Wonosobo Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 1 Tahun 1996 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wonosobo, potensi pengembangan pariwisata dan strategi pengembangan sektor pariwisata Kabupaten Wonosobo adalah :
1. Potensi Pengembangan Pariwisata Kawasan pariwisata adalah kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan pariwisata. Kawasan pariwisata harus memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Mempunyai keindahan alam dan keindahan panorama; b. Kebudayaan masyarakatnya bernilai tinggi dan diminati oleh wisatawan; c. Adanya bangunan peninggalan budaya atau mempunyai nilai sejarah yang tinggi; d. Radius ±2 km dari obyek wisata; e. Daerah penyangga obyek wisata adalah kawasan ±5 km dari obyek wisata yang bersangkutan. Potensi pengembangan pariwisata berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wonosobo adalah sebagai berikut : a. Kawasan Poros Dieng (Kecamatan Kejajar) b. Telaga Menjer (Kecamatan Garung) c. Gelanggang Renang Mangli (Kecamatan Wonosobo) d. Kalianget (Kecamatan Wonosobo) e. Waduk Wadaslintang (Kecamatan Wadaslintang) f. Surudilogo (Kecamatan Kertek)
2. Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Kabupaten Wonosobo Strategi pengembangan sektor pariwisata Kabupaten Wonosobo berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wonosobo adalah sebagai berikut : commit to user
58
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
a. Aspek Fisik Peningkatan sarana dan prasarana pariwisata termasuk sarana penunjangnya agar lebih manarik wisatawan dan menjadikan obyek wisata yang ada di Kabupaten Wonosobo satu paket dengan obyek wisata di sekitarnya. b. Aspek Sosial Ekonomi 1) Mengembangkan obyek wisata yang memiliki potensi yang tinggi, sebagai upaya menarik wisatawan lebih banyak lagi untuk berkunjung ke Kabupaten Wonosobo. 2) Menyediakan fasilitas wisata yang memadai. 3) Melakukan promosi obyek wisata dan daya tarik melalui Sapta Pesona. 4) Melakukan pembinaan dan kerjasama wisata melalui berbagai lembaga sebagai upaya pelestarian budaya dan peningkatan bidang pariwisata. Pengembangan kawasan wisata di Kabupaten Wonosobo diarahkan sebagai berikut : a. Kawasan Unggulan Kawasan wisata ini memiliki obyek wisata langka disertai daya tarik wisata yang kuat, tidak dijumpai di wilayah lain serta sudah teruji oleh pasar domestik dan internasional yang mantap dan mampu memberikan dampak pembangunan secara cepat dan menyeluruh. Kawasan unggulan wisata di Kabupaten Wonosobo yaitu Kawasan Wisata Dieng yang meliputi obyek wisata Telaga Warna, Telaga Pengilon, dan Kawasan Candi Dieng, Agrowisata Tambi. b. Kawasan Andalan Kawasan wisata ini merupakan kawasan wisata yang cukup potensial dikembangkan dan mampu menarik wisatawan antara lain Kawasan Wisata Telaga Menjer, Pemandian Kalianget, Gelanggang Renang
Mangli,
Waduk Wadaslintang, commit to user
Sendang
Surodilogo,
59
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
Agrowisata Bedakah, Agrowisata Tanjungsari, Desa Wisata Giyanti, Curug Winong, Desa Wisata Sendangsari. c. Kawasan Potensial Pengembangan Kawasan ini
merupakan kawasan yang
memiliki potensi
pengembangan tetapi saat ini belum dikembangkan karena memiliki keterbatasan dalam aksesibilitas dan sarana pendukung. Kawasan potensial pengembangan antara lain Air Terjun Sikarim, Pemandian Air Panas Somogede, Gunung Kembang, Mata air Wonojoyo, Candi Bongkotan Watu Tedeng, Hutan Wisata Patanara, Wana Wisata Ngebrak, Grojogan Sijurug Dumajaran dan Wisata Gunung Kelir.
C. Gambaran Umum Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo Kawasan Dataran Tinggi Dieng merupakan kawasan wisata yamg menyajikan perpaduan sumberdaya alam
berupa iklim yang sejuk,
pemandangan yang indah, fenomena alam yang menakjubkan, dan ketenangan, serta sumberdaya budaya seperti peninggalan sejarah dan kehidupan masyarakat yang memberi banyak peluang bagi wisatawan untuk melakukan berbagai kegiatan wisata maupun rekreasi. Selain untuk kegiatan kepariwisataan kawasan ini juga menawarkan banyak peluang untuk penelitian dan industri dengan banyak potensi sumberdaya alam yang melimpah seperti geologi, vulkanologi, pertanian, dan pertambangan. Berdasarkan arahan pengembangan kawasan wisata di Kabupaten Wonosobo, Kawasan Wisata Dieng diarahkan sebagai kawasan unggulan.
1. Nilai Historikal dan Makna Kata Dieng Sejarah Kawasan Dataran Tinggi Dieng tidak terlepas dari kisah berdirinya Wonosobo. Ini diperkirakan sekitar abad ke-17 atau tahun 1600 Masehi, yaitu dengan datangnya 3 orang yang bernama Kyai Kolodete, Kyai Walik dan Kyai Karim. Mereka datang dengan sanak keluarganya. Saat itu Wonosobo masih merupakan hamparan kawasan hutan belantara. user Kota Wonosobo. Kyai Walik Mereka diyakini sebagaicommit bapak topendiri
60
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
sebagai tokoh perancang tata kota, Kyai Karim sebagai tokoh petak sendisendi dasar pemerintahan. Tetapi Kyai Kolodete dan keluarganya memisahkan diri dan membuka Dataran Tinggi Deng. Setelah Kawasan Dataran Tinggi Dieng dibuka oleh Kyai Kolodete, ternyata Kawasan Dataran Tinggi Dieng sudah terlebih dahulu dihuni oleh manusia. Hal tersebut berdasarkan data dan fakta historis mengenai keberadaan candi-candi Dieng, tentu daerah ini jauh-jauh hari (abad 5-7 M) telah dihuni oleh manusia. Bahkan para ahli sejarah di daerah ini telah berdiri kerajaan Mataram Hindu. Maharaja Sanjaya membangun keraton (kerajaannya) tepat di tengah Kota Wonosobo yang kini menjadi Pasar Wonosobo dan menjadikan Dataran Tinggi Dieng sebagai pusat spiritualnya. Dikisahkan di dalam pewayangan bahwa ada suatu masa dimana Pulau Jawa belum berpenghuni dan dalam keadaan yang berantakan. Pulau Jawa ini terus menerus bergejolak. Batara Guru, sebagai dewa tertinggi kemudian mengambil bagian puncak dari Gunung Himalaya dan ditancapkan di tengah-tengah Pulau Jawa sebagai pasak Pulau Jawa. Pasak tersebut kemudian di sebut sebagai Dieng. Dengan ditempatkanya Dieng di tengah-tengah Pulau Jawa, maka Pulau Jawa tidak lagi bergejolak, tenang dan dapat ditempati oleh manusia. Berdasarkan penelitian dan pengamatan ahli geologi dan vulkanologi, yang tentu saja bersifat esoteric. Dataran Tinggi Dieng, pada masa archaic (purba) diyakini sebagai tempat berdirinya “gunung primordial” atau “gunung kosmik” yang tak terkira tinggi dan besarnya. Akibat proses geologis dan vulkanologis, gunung itu akhirnya terpenggal dan sisa-sisa penggalan itu membentuk Dataran Tinggi Dieng. Sementara bagian atas tercerai barai membentuk gunung dan bukit-bukit yang berserak disanasini yang saat ini terdapat di Dataran Tinggi Dieng. Dataran tinggi sisa peristiwa purba inilah yang kemudian diidentifikasikan sebagai Dataran Tinggi Dieng. commit to user
61
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
Kata Dieng berasal dari bahasa Sansekerta Di yang artinya adalah tempat yang tinggi atau gunung dan Hyang yang artinya ruh leluhur atau dewa-dewa atau suatu yang diyakini sebagai dewa atau ruh leluhur atau bahkan Tuhan atau makhluk-makhluk ilahiyah pada umumnya. Selain itu, Hyang juga sering dimaknai sebagai kahyangan, nirwana atau surga, yakni tempat bersemayamnya ruh leluhur atau dewa-dewa, Tuhan, atau makhluk-makhluk ilahiyah tersebut. Sebagian lagi percaya bahwa kata Dieng berasal dari bahasa Indonesia kuno yaitu Di dan Hyang yang artinya kediaman para dewa. Selain itu, Dieng juga dapat dirunut makna katanya dari bahasa Kawi, yakni Di yang bersal dari kata Hadi atau adi yang artinya cantik, indah, molek dan sebagainya yang mengandung pemaknaan serba, paling, dan sifat-sifat superelatif
lainnya seperti tinggi atau puncak tertinggi,
misterius, transenden, atau segala yang bermakna serba sempurna atau ultimate, dari kesadaran akan makna dari misteri kesempurnaan sebuah tatanan dan iman, juga kemakmuran dan ketuhanan.
2. Karakteristik Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo a. Kondisi Fisik dan Wilayah 1)
Kondisi Geografis Dieng merupakan dataran tinggi tertinggi kedua di dunia setelah Nepal, dan yang terluas di Pulau Jawa. Dataran pada posisi geografis 7˚12̍ Lintang Selatan dan 109˚54̍ Bujur Timur, berada pada ketinggian 6.802 kaki atau 2093 m dpl.
2)
Administrasi Wilayah Secara administratif Kawasan Dieng terbagi menjadi dua wilayah yaitu wilayah Kabupaten Banjarnegara dan wilayah Kabupaten Wonosobo. Pada penelitian ini yang dijadikan sebagai lokasi penelitian adalah Dieng Wetan (Dieng Timur) yang terletak di Wilayah commit to user
62
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
Kabupaten Wonosobo. Adapun batas administrasinya sebagai berikut : Sebelah Barat
: Kabupaten Banjarnegara
Sebelah Timur
: Desa Jojogan dan Desa Patakbanteng
Sebelah Utara
: Kabupaten Batang dan Kabupaten Kendal
Sebelah Selatan
: Desa Sikunang
commit to user
63
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari I0606025
64
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari I0606025
65
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
3)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
Hidrologi Di Kawasan Dataran Tinggi Dieng terdapat sumber mata air yang merupakan hulu dari Kali Serayu dengan sumber dari Bima Lukar yang merupakan hulu dari Kali Tulis dengan sumber air dari kaki Gunung Perahu. Sumber-sumber air di Kawasan Dataran Tinggi Dieng banyak dimanfaatkan oleh penduduk sekitar kawasan utuk pengairan areal pertanian.
4)
Klimatologi Keadaan iklim di daerah Dieng, secara umum hampir sama dengan iklim di wilayah lain di Kabupaten Wonosobo yang silih berganti antara musim penghujan dan musim kemarau sepanjang tahun. Dengan ketinggian 2093 m dpl, menyebabkan udara di daerah ini cukup dingin. Suhu udara maksimal rata-rata 20,41˚C dan suhu terendah adalah 15˚C. Puncak terendah terjadi pada bulan Juli-Agustus, suhu turun sampai dibawah 0˚C. Hal ini menyebabkan pada bulan-bulan ini sering terjadi hujan es bahkan terkadang salju. Selain cuaca cepat sekali berubah antara keadaan berawan dan cerah. Curah hujan di daerah Dieng cukup tinggi yakni mencapai 3.217,5 mm/tahun dengan jumlah hujan rata-rata tahunan sebanyak 114 hari.
5)
Tata Guna Tanah Tabel 4.2 Jenis Penggunaan Lahan No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Penggunaan Lahan Pekarangan Tegalan Hutan Negara Rawa/Telaga Perkebunan Lainnya Luas Total
Luas (Ha) 10,064 79,936 181,000 9,000 0 2,000 282,000
commit to user Sumber : Kecamatan Kejajar Dalam Angka, 2009
66
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
Mayoritas penggunaan lahan di Desa Dieng adalah hutan negara yaitu seluas 181,000 Ha.
commit to user
67
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari I0606025
68
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
Foto 4.1 Hutan Negara
Sumber : Foto Pribadi, 2010 Foto 4.2 Ladang
Sumber : Foto Pribadi, 2010 6)
Foto 4.3 Telaga
Sumber : Foto Pribadi, 2010
Sarana Prasarana Pariwisata Obyek Wisata Dieng Sarana prasarana penunjang obyek wisata
merupakan
pendukung kelancaran kegiatan pariwisata yang ditujukan untuk memberikan kenyamanan kepada wisatawan. a) Sarana Pariwisata di Obyek Wisata Dieng Sarana pariwisata yang ada di Obyek Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo antara lain adalah :
Hotel/ Home Stay Home Stay merupakan rumah-rumah penduduk yang commit to user disewakan untuk memenuhi kebutuhan akan penginapan
69
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
para wisatawan. Saat ini, di Desa Dieng terdapat 15 home stay yang dikelola sendiri oleh masyarakat. Rata-rata home stay menyewakan 3-4 kamar yang terdiri dari satu atau dua tempat tidur. Harga setiap kamarnya sudah ditentukan untuk semua home stay yaitu Rp. 150.000,00 tiap kamar. Foto 4.4 Home Stay
Sumber : Foto Pribadi, 2010
Alat Transportasi Alat transportasi yang merupakan alat penghubung Kawasan Wisata Dieng ini adalah berupa mikrobus dengan trayek Wonosobo-Dieng-Batur pulang pergi. Mikrobus memenuhi kebutuhan aksesibilitas di eksternal kawasan yang menghubungkan Dieng dengan wilayah lain disekitarnya. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan aksesibilitas di internal Kawasan Wisata Dieng dilayani oleh jasa ojek. Foto 4.5 Ojek Wisata
commit to user Sumber : Foto Pribadi, 2010 70
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
Restoran/ Rumah Makan Di Desa Dieng terdapat 13 rumah makan dengan kondisi baik. Rumah makan mayoritas dikelola oleh masyarakat Dieng sendiri. Rumah makan-rumah makan ini sangat mendukung kegiatan pariwisata yang ada di Dieng. Foto 4.6 Restoran/ Rumah Makan
Sumber : Foto Pribadi, 2010
Toko/ Kios Di Desa Dieng, saat ini terdapat 81 buah toko/ kios yang dikelola oleh masyarakat sekitar. Mayoritas toko/ kios yang ada di Desa Dieng kondisinya baik. Foto 4.7 Toko/ Kios
Sumber : Foto Pribadi, 2010 commit to user
71
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
Toilet Di dalam Kawasan Obyek Wisata Dieng yaitu di Komplek Telaga Warna dan Dieng Plateau Theater (DPT) disediakan sarana penunjang pariwisata seperti toilet. Kebutuhan air bersih pada masing-masing toilet diambil dari sumur. Toilet yang disediakan kondisinya baik. Di dalam Komplek Telaga Warna terdapat lima unit toilet dan dua terdapat di Dieng Plateau Theater (DPT). Foto 4.8 Toilet
Sumber : Foto Pribadi, 2010
Mushola Di dalam Kawasan Obyek Wisata Dieng juga disediakan fasilitas peribadatan khususnya untuk umat muslim yaitu mushola. Terdapat 1 Mushola di Komplek Telaga Warna dan 1 mushola di Dieng Plateau Theater (DPT). Kondisi mushola yang disediakan baik.
commit to user
72
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
Foto 4.9 Mushola
Sumber : Foto Pribadi, 2010
Pusat Informasi dan Pos Keamanan Di dalam Kawasan Obyek Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo ini juga disediakan pusat informasi dan pos keamanan untuk pelayanan kepada wisatawan yang datang. Pusat informasi dan pos keamanan berada di dalam Komplek Telaga Warna yang dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Tengah. Foto 4.10 Pusat Informasi dan Pos Keamanan
Sumber : Foto Pribadi, 2010
commit to user
73
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
Tempat Peristirahatan Wisatawan Pada masing-masing obyek wisata juga disediakan tempat peristirahatan untuk wisatawan. Kondisi tempat peristirahatan tersebut baik. Foto 4.11 Tempat Peristirahatan Wisatawan
Sumber : Foto Pribadi, 2010 b) Prasarana Pariwisata di Obyek Wisata Dieng
Jalan Sebagian besar dari keseluruhan obyek wisata di Kawasan Obyek Wisata Dieng tersebut terhubungan oleh koridor jalan yang berkesinambungan dengan kondisi yang baik. Lebar jalan pada koridor jalan ini yaitu lebar 4 meter. Koridor jalan ini merupakan koridor jalan pendukung aksesibilitas internal kawasan. Aksesibilitas internal adalah
akses
dalam
kawasan
itu
sendiri
yang
menghubungkan antar obyek wisata. Selain itu di sekitar Kawasan Wisata Dieng juga dilintasi jalan kolektor yang menghubungkan Wilayah Kabupaten
Wonosobo
dengan
Wilayah
Kabupaten
Banjarnegara. Koridor jalan ini merupakan jalan provinsi kelas IV. Kondisi jalan baik dengan lebar jalan bervariasi antara 4-8 meter. Koridor jalan ini merupakan koridor jalan
pendukung aksesibilitas eksternal kawasan. commit to user Aksesibilitas eksternal merupakan akses yang 74
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
menghubungkan
kawasan
dengan
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
wilayah
lain
di
sekitarnya. Foto 4.12 Koridor Jalan Obyek Wisata
Sumber : Foto Pribadi, 2010 Foto 4.13 Koridor Jalan Wonosobo-Banjarnegara
Sumber : Foto Pribadi, 2010
commit to user
75
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari I0606025
76
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
Sub Terminal Di Dieng terdapat 1 sub terminal yang berada dibawah pengelolaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Sejauh ini keberadaan sub terminal belum termanfaatkan dengan baik. Mikrobus cenderung mengambil dan menurunkan penumpang di luar sub terminal. Foto 4.14 Sub Terminal
Sumber : Foto Pribadi, 2010
Area Parkir Area parkir tersedia atau berlokasi pada masingmasing obyek wisata yaitu pada komplek Telaga Warna dan Dieng Plateau Theater (DPT). Area parkir dikelola oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo dengan tenaga penjaga parkir bekerjasama dengan masyarakat Dieng melalui Karang Taruna. Area parkir di Komplek Telaga Warna dapat menampung ±30 mobil. Pada hari libur, area parkir di Komplek Telaga Warna tidak dapat
menampung seluruh kendaraan
pengunjung sehingga badan jalan digunakan untuk parkir. Sedangkan pada Dieng Plateu Theater (DPT) area parkir yang disediakan tidak luas hanya dapat menampung ±10 mobil sehingga badan jalan dimanfaatkan untuk area parkir pengunjung. commit to user
77
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
Foto 4.15 Area Parkir
Sumber : Foto Pribadi, 2010
commit to user
78
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari I0606025
79
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
Persampahan Di dalam Kawasan Obyek Wisata Dieng, juga tersedia tempat sampah yang digunakan untuk menampung sampah yang ada pada tiap obyek wisata. Tidak ada pengelolaan khusus sampah-sampah yang berasal dari obyek wisata. Pengelolaan bergabung dengan pengelolaan sampah desa. Pengelolaan sampah dilakukan secara terpusat, sampai dibawa ke tempat pembuangan sampah akhir (TPA). Sampah-sampah yang berasal dari masing-masing obyek wisata tersebut diangkut ke tempat pembuangan sampah sementara (TPS) atau kontainer oleh petugas kebersihan. Sampah-sampah dari kontainer kemudian diangkut ke tempat pembuangan sampah akhir (TPA) yang berada di luar Desa Dieng oleh petugas kebersihan. Di Desa Dieng terdapat dua TPS atau kontainer. Pengelolaan sampah ini dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU). Pada saat ini juga telah dikembangkan sistem pengelolaan sampah dengan composting untuk mengolah sampah-sampah organik. Pengelolaan sampah dengan composting berada di Desa Sikunang dengan kapasitas pengelolaan sampah mencapai 5 ton/hari.
Foto 4.16 Tempat Sampah Pada Obyek Wisata
Foto 4.17 Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) atau Kontainer
commit to user Sumber : Foto Pribadi, 2010 Sumber : Foto Pribadi, 2010 80
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari I0606025
81
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari I0606025
b. Kondisi Sosial Budaya 1)
Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Jumlah penduduk di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo dari tahun ketahun selalu mengalami peningkatan. Rata-rata pertumbuhan penduduk Desa Dieng yaitu 1.9% pertahun. Tabel 4.3 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo Tahun 2000-2009 No
Desa
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
1.
Dieng
1.836
1.859
1.887
1.910 1.945 2.081 2.102 2.112 2.139 2.170
Sumber : Kecamatan Kejajar Dalam Angka
82
2007
2008
2009
Rata-rata Pertumbuhan Penduduk 1.9%
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari I0606025
Gambar 4.1 Grafik Pertumbuhan Penduduk Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo Tahun 2000-2009 2200 2112 20812102
2100
2139
2170
2000 1900 1800
18361859
18871910
1945 Pertumbuhan Penduduk
1700 1600 2000200120022003200420052006200720082009
2)
Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo Tahun 2009 No 1
Desa Dieng
0-14 Th L P 244 262
15-29 Th L P 318 333
30-44 Th L P 284 281
45-59 Th L P 148 124
Sumber : Kecamatan Dalam Angka, 2009
83
>60 Th L P 97 79
Jumlah 2170
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
Tabel 4.5 Komposisi Penduduk Menurut Umur Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo Tahun 2009 No
Desa
1
Dieng
Belum Produktif (0-14 Th) L P 244 262
Tidak Produktif (60-ke atas) L P 97 79
Produktif (15-59 Th) L 750
P 738
Jumlah
2170
Sumber : Kecamatan Dalam Angka, 2009 Menurut data penduduk Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo Pada Tahun 2009, jumlah penduduk sebanyak 2170. Komposisi penduduk menurut umur adalah sebagai berikut: Penduduk belum produktif (di bawah 14 tahun)
:
506 jiwa
(23.3%) Penduduk usia produktif (15 – 59 tahun)
:
1488
jiwa
(68.6%) Penduduk tidak produktif (60 tahun ke atas)
:
176 jiwa
(8.1%)
Dari perbandingan komposisi di atas, terlihat bahwa penduduk di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo didominasi oleh penduduk yang termasuk dalam kelompok penduduk usia produktif. Gambar 4.2 Diagram Komposisi Penduduk Menurut Umur Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo Tahun 2009 Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin 8,1%
23,3%
68,6%
Belum Produktif Produktif Tidak Produktif
commit to user
84
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
3)
Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Tabel 4.6 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo Tahun 2009 Desa
Petani
Dieng
671
Mata Pencaharian Buruh Peternak Penggalian Nelayan Tani 101 -
Industri 10
Bangunan 49
Lanjutan Desa Dieng
Pedagang 66
Mata Pencaharian Transportasi PNS TNI Polisi 32 24 2
Pensiunan Lainnya 13 174
Sumber : Kecamatan Dalam Angka, 2009 Dari jumlah penduduk yang bekerja di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo pada tahun 2009 yaitu sebesar 1174 mayoritas penduduk bermatapencaharian sebagai petani yaitu sebesar 671
jiwa
(58.8%).
Selain
itu
ada
pula
penduduk
yang
bermatapencaharian sebagai buruh tani yaitu sebesar 101 jiwa (8.8%), Industri sebesar 10 jiwa (0.9%), Bangunan 49 jiwa (4.3%), Pedagang 66 jiwa (5.8%), Transportasi 32 jiwa (2.8%), PNS 24 jiwa (2.1%), Polisi sebesar 2 jiwa (0.2%), Pensiunan 13 jiwa (1.1%) dan yang bekerja pada sektor lainnya adalah 174 jiwa (15.2%). Sedangkan penduduk yang bermata pencaharian sebagai peternak, penggalian, nelayan, dan TNI (0%) Gambar 4.3 Diagram Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo Tahun 2009 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian 0,0% 1,1% 0,2% 15,2% 2,8% 2,1% 4,3% 5,8% 0,9%
58,8%
0,0% 0,0%
0,0%
commit to user
Petani Peternak Nelayan Bangunan Transportasi TNI Pensiunan
Buruh Tani Penggalian Industri Pedagang PNS Polisi Lainnya
8,8%
85
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
4)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
Kebudayaan Masyarakat Dieng Sebagian besar penduduk Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo terdiri dari Suku Jawa Pegunungan. Masyarakat Dieng merupakan masyarakat yang agamis. Agama Islam merupakan agama mayoritas di Dieng. Pada umumnya penduduk merupakan pemeluk Agama Islam yang patuh dan taat. Meskipun demikian, mereka tidak menutup diri terhadap pengaruh modernisasi dalam kehidupan sehari-hari, hanya mereka masih segan untuk melepaskan cara hidup tradisional seperti dalam acara adat perkawinan dan khitanan. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat hidup rukun dan saling menghormati satu sama lain. Sejak pariwisata dikembangkan di Dieng yaitu tahun 1970 dan bahkan tahun 2001 ada pengembangan yang pesat namun sejauh ini masyarakat masih mempertahankan pola hidup mereka seperti sebelum adanya pengembangan pariwisata yaitu pola hidup yang agamis. Masyarakat masih tetap hidup rukun dan saling menghormati. Mereka bersosialisasi dan berinteraksi dengan baik antar penduduk dan wisatawan yang datang ke Dieng. Selain itu masyarakat juga memiliki jiwa kekeluargaan yang cukup tinggi dan jiwa kegotongroyongan yang masih terpupuk hingga sekarang. Di Dieng terdapat pula peninggalan masa lampau, kesenian dan tradisi khas yang masih lestari hingga saat ini. Sejak adanya pengembangan pariwisata di Dieng maka peninggalan masa lampau, kesenian dan tradisi khas yang ada di Dieng dijadikan sebagai salah satu daya tarik wisata. Adapun peninggalan masa lampau, kesenian dan khas yang dijadikan sebagai salah satu daya tarik wisata yaitu : Tuk Bimo Lukar Tuk Bimo Lukar adalah mata air yang keluar dari batu purba, menurut cerita nama Bimo Lukar dimaksudkan sebagai commit to user tempat dimana Sang Bima mensucikan diri (melukar/ melepas).
86
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
Tuk Bimo Lukar juga merupakan mata air Sungai Serayu yang diyakini bisa membuat awet muda apabila seseorang mencuci mukanya di Tuk Bimo Lukar. Pada masa penyebaran Agama Hindu, Sungai Serayu digambarkan sebagai kiasan dari Sungai Gangga di India. Pada masa Kerajaan Hindu, air di tempat ini digunakan untuk ritual keagamaan dan untuk menyucikan diri sebelum masuk ke lingkungan candi. Bentuk Tuk Bimo Lukar melambangkan lingga dan yoni. Air mengalir dari lingga ke atas yoni,
melambnagkan
kesuburan,
dan
bentuk
jaladwara
(pancuran air) yang merupakan peninggalan dari masa kerajaan Hindu di Dieng masih tetap ada. Banyak orang datang mengambil air dari Tuk Bimo Lukar ini untuk acara ritual kepercayaan maupun keagamaan sampai sekarang. Foto 4.18 Ritual Kepercayaan
Sumber : BAPPEDA Kabupaten Wonosobo
Ruwat Rambut Gimbal Ruwat Rambut Gimbal merupakan tradisi yang berlangsung secara turun temurun. Di Dieng banyak anak yang berambut gimbal/ gembel adalah bawaan sejak lahir yang dianggap balak. Untuk melepas commit balak harus to userdiruwat melalui Upacara Tradisi
87
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
Ruwat Rambut Gimbal. Permintaan anak yang diruwat akan dipenuhi sesuai dengan permintaannya, apabila tidak terpenuhi maka rambut gimbal tersebut tumbuh kembali. Anak rambut gimbal ini diyakini bahwa anak tersebut adalah titipan dari Kyai Kolodete, tokoh yang membuka Wilayah Dieng untuk menjadi permukiman penduduk Kalau sudah diadakan Upacara Ruwat Rambut Gimbal dan permintaan anak yang diruwat telah dipenuhi maka tidak lama setelah itu rambut akan tumbuh normal. Upacara Ruwat Rambut Gimbal ini biasa diadakan ketika bulan Syura. Foto 4.19 Ruwat Rambut Gimbal
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo Kesenian Lengger Kesenian Lengger merupakan kesenian yang ada di Dieng. Kesenian Lengger merupakan tarian tradisional yang dibawakan oleh seorang anak laki-laki yang dirias seperti wanita. Tarian Lengger mengisahkan sayembara yang dibuat oleh Raja Brawijaya yang telah kehilangan putri kesayanganya yaitu Dewi Sekartaji. commit to user
88
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
Kesenian Lengger ini biasa dipentaskan pada saat Lebaran atau pada saat ada adanya permintaan untuk pementasan. Gambar selengkapnya, lihat tabel 4.10 Obyek Wisata Budaya. Kesenian Kuda Kepang Disamping Kesenian Lengger di Dieng juga terdapat kesenian Kuda Kepang. Kesenian Kuda Kepang ini dibawakan oleh tujuh penari sebagai pemimpin dan enam penari sebagai prajurit. Tarian ini didasarkan pada cerita Raden Panji Asmoro Bangun yang sedang mencari kekasihnya bernama Dewi Sekartaji. Seperti halnya Kesenian Lengger, Kesenian Kuda Kepang ini juga biasa dipentaskan pada saat Lebaran atau pada saat ada permintaan untuk pementasan. Foto 4.20 Kesenian Kuda Kepang
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo
c. Kondisi Ekonomi Penduduk Dieng mayoritas bermata pencaharian sebagai petani Sebagian besar penduduk menggantungkan hidupnya dari hasil pertanian. Didukung dengan lahan pertanian yang subur mampu memberikan penghasilan yang cukup tinggi bagi masyarakat sehingga tingkat perekonomian mereka semakin meningkat. Tanaman kentang merupakan commit to user komoditas tanaman pertanian andalan petani Dieng disamping tanaman
89
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
sayur-sayuran lainnya. Pemasaran kentang disamping ke berbagai daerah juga diekspor. Sebagai selingan, ditanam juga sayuran lain seperti kubis, sawi, bawang putih, kacang Dieng (kacang babi), paprika, dll. Foto 4.21 Pertanian Kentang
Sumber : Foto Pribadi, 2010 Pesatnya kemajuan dalam perekonomian sekarang ini, maka sebagian dari mereka sudah mengalihkan mata pencaharian ke bidang lain seperti bidang perdagangan, kepegawaian sebagai karyawan di kantor-kantor pemerintahan. Meskipun ada sebagian penduduk yang sudah mengalihkan mata pencaharian ke bidang lain tetapi mayoritas penduduk masih bermatapencaharian sebagai petani. Data mata pencaharian penduduk dapat dilihat pada tabel 4.6 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo Tahun 2009. Sejak adanya pengembangan pariwisata di Dieng tahun 1970 dan pengembangan yang pesat mulai tahun 2001 maka, dapat memberikan keuntungan tersendiri bagi masyarakat setempat. Didukung dengan tingkat kunjungan wisata baik wisatawan domestik maupun asing di Dieng yang meningkat dalam kurun waktu tahun 2006-2009 maka, pada umumnya penduduk mendapat keuntungan/ penghasilan tambahan dari hasil pertanian ataupun bekerja pada sektor-sektor penunjang wisata atau usaha pariwisata seperti membuka home stay yang dikelola oleh masyarakat commit to user
90
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
sendiri, bekerja pada home industry yang mayoritas pekerjanya adalah ibuibu, berdagang terutama makanan khas Dieng maupun aneka kerajinan, menjadi pengelola obyek wisata, bergerak dalam bidang jasa lain yaitu ojek wisata, penjaga parkir, menjadi guide lokal, dll.
Tabel 4.7 Tingkat Pendapatan Penduduk Tahun 2010 No
Kelompok Pendapatan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
0-499.999 500.000-999.999 1.000.000-1.499.999 1.500.000-1.999.999 2.000.000-2.499.999 2.500.000-2.999.999 3.000.000-3.499.999 Total
Frekuensi (Responden) 2 7 11 13 6 8 3 50
Sumber : Hasil Kuesioner, 2010 Gambar 4.4 Diagram Tingkat Pendapatan Penduduk Tahun 2010 Tingkat Pendapatan Penduduk 2010 16% 12%
6%
26%
4%
14%
22%
0-499.999 500.000-999.999 1.000.000-1.499.999 1.500.000-1.999.999 2.000.000-2.499.999 2.500.000-2.999.999 3.000.000-3.499.999
Mayoritas pendapatan penduduk Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo adalah antara Rp. 1.500.000, 00 – Rp. 1.999.999,00 dengan presentase 26%.
commit to user
91
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
D. Kondisi Pariwisata 1. Sejarah Pengembangan dan Pengelolaan Obyek Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo Pada mulanya Obyek Wisata Dieng merupakan suatu daerah yang liar belum dikembangkan dan dikelola sama sekali. Pada tahun 1914 ditemukan oleh orang Belanda kemudian dikembangkan dan dipromosikan ke Eropa pada tahun 1920. Sekitar akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20, sudah banyak wisatawan berkunjung dan berwisata ke Dieng Plateau. Akan tetapi pada saat itu belum didukung dengan jalan dan sarana transportasi yang memadai. Pada tahun 1970 Dieng mulai dikembangkan dan diresmikan sebagai obyek wisata oleh Gubernur Jawa Tengah. Namun pengembangan Obyek Wisata Dieng secara pesat dilakukan mulai tahun 2001. Setelah diresmikan oleh Gibernur Jawa Tengah tahun 1970 Obyek Wisata Dieng dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Wonosobo. Pada Tahun 1993 mulai ada pembagian pengelolaan obyek wisata. Pada mulanya semua Obyek Wisata Dieng dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Wonosobo
kemudian
dilakukan
pembagian
pengelolaan
dengan
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara. Untuk obyek wisata yang masuk dalam Wilayah Kabupaten Banjarnegara dikelola oleh Pemerintah Banjarnegara melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara dan yang masuk dalam Wilayah Kabupaten Wonosobo dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Wonosobo melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wonosobo. Namun pada saat itu pengelolaan Obyek Wisata Dieng masih dilakukan secara bersama-sama antar kedua wilayah yaitu Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara. Setelah adanya otonomi daerah, tahun 2000-an mulai dikelola masingmasing daerah. Kemudian pada tahun 2002 dibuat keputusan bersama Bupati Banjarnegara dengan Bupati Wonosobo Nomor : 485 Tahun 2002, commit to user
92
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Nomor : 17 Tahun 2002
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
tentang kerjasama pengelolaan dan
pengembangan Kawasan Dataran Tinggi Dieng. Pada Tahun 2006 dibuat juga perjanjian kerjasama antara Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Banjarnegara, dan Pemerintah Kabupaten Wonosobo Nomor : 556/2796, Nomor : 050/582, Nomor 556/742/2006 tentang uji coba pelaksanaan pungutan karcis masuk terusan Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng. Obyek dan daya tarik wisata yang dikenai tiket terusan adalah Telaga Warna/ Pengilon, Dieng Plateau Theter (DPT) di Kabupaten Wonosobo dan Kawah Sikidang, Komplek Candi Arjuna di Kabupaten Banjarnegara. Kemudian dibuat dua pos tiket terusan yang terletak di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara dan di Desa Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo dengan penjaga tiketnya terdiri dari dua orang dari pihak Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dan dua orang dari pihak Pemerintah Kabupaten Wonosobo. Pengadaan karcis tiket terusan disediakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Pembagian hasil pendapatan karcis tiket terusan yaitu 50 % untuk pihak Pemerintah Kabupaten Wonosobo dan 50% untuk Pemerintah Banjarnegara.
2. Upaya Pengembangan Obyek Wisata Dieng Berikut adalah beberapa upaya/ kegiatan yang dilakukan di Dieng dalam rangka untuk menunjang pengembangan Obyek Wisata Dieng.
commit to user
93
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
Tabel 4.8 Upaya Pengembangan Pariwisata/ Kegiatan yang Dilakukan Di Dieng No 1.
Tahun 2001
2.
2002
3.
2003
4.
2004
5.
2005
6.
2006
7.
2007
Upaya Pengembangan Pariwisata/ Kegiatan Road Show untuk promosi wisata. Upaya promosi wisata ini juga didukung oleh mass media seperti stasiun-stasiun televisi (TV) swasta yang meliput Obyek Wisata Dieng,dll. Perbaikan jalan Road Show untuk promosi wisata. Upaya promosi wisata ini juga didukung oleh mass media seperti stasiun-stasiun televisi (TV) swasta yang meliput Obyek Wisata Dieng,dll. Road Show untuk promosi wisata. Upaya promosi wisata ini juga didukung oleh mass media seperti stasiun-stasiun televisi (TV) swasta yang meliput Obyek Wisata Dieng,dll. Road Show untuk promosi wisata. Upaya promosi wisata ini juga didukung oleh mass media seperti stasiun-stasiun televisi (TV) swasta yang meliput Obyek Wisata Dieng,dll. Peresmian Dieng Plateau Theater (DPT) Pengadaan tanah ganti rugi untuk pembangunan DPT Renovasi TIC Dieng Pembangunan sarana gedung DPT Road Show untuk promosi wisata. Upaya promosi wisata ini juga didukung oleh mass media seperti stasiun-stasiun televisi (TV) swasta yang meliput Obyek Wisata Dieng,dll. Sharing sekretariat bersama BPP Kawasan Dieng antara Wonosobo-Banjarnegara Revisi film DPT Ganti rugi tanah untuk terminal, pasar sayur, dan pasar buah Ganti rugi untuk jalan putar kendaraan Kawasan Wisata Dieng Ganti rugi tanah untuk pembangunan gapura Kawasan Wisata Dieng Renovasi lanjutan TIC Dieng Pengadaan film untuk DPT Pengadaan sarana kelengkapan DPT Road Show untuk promosi wisata. Upaya promosi wisata ini juga didukung oleh mass media seperti stasiun-stasiun televisi (TV) swasta yang meliput Obyek Wisata Dieng,dll. Pengadaan shelter Telaga Warna, Goa Semar, loket commit to user karcis terusan Road Show untuk promosi wisata. Upaya promosi
94
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
8.
2008
9.
2009
10.
2010
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
wisata ini juga didukung oleh mass media seperti stasiun-stasiun televisi (TV) swasta yang meliput Obyek Wisata Dieng,dll. Perbaikan jalan Penataan, penguasaan pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah TBL Penyusunan dan pengumpulan data inventaris kebutuhan penyusunan dokumen perencanan DED PT. Dieng Djaja Pembangunan gedung TIC Dieng Pengelolaan obyek wisata DT. Dieng Road Show untuk promosi wisata. Upaya promosi wisata ini juga didukung oleh mass media seperti stasiun-stasiun televisi (TV) swasta yang meliput Obyek Wisata Dieng,dll. Penataan/ pengaspalan tempat parkir Road Show untuk promosi wisata. Upaya promosi wisata ini juga didukung oleh mass media seperti stasiun-stasiun televisi (TV) swasta yang meliput Obyek Wisata Dieng,dll. Penataan, penguasaan pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah TBL Road Show untuk promosi wisata. Upaya promosi wisata ini juga didukung oleh mass media seperti stasiun-stasiun televisi (TV) swasta yang meliput Obyek Wisata Dieng,dll.
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo dan Hasil Wawancara Pengelola Obyek Wisata Dieng, 2010 Upaya pengembangan dalam bentuk bangunan fisik untuk fasilitas penunjang obyek wisata tidak banyak dilakukan karena Obyek Wisata Dieng ini merupakan obyek wisata alam, disamping itu juga karena obyek wisata ini termasuk daerah konservasi alam sehingga jika dilakukan pengembangan dalam wujud bangunan fisik maka akan berbenturan dengan hukum konservasi alam. Didalam hukum konservasi alam tidak diperkenankan untuk mengembangkan kawasan lebih dari 20%. Untuk itu, saat ini khusus untuk komplek Telaga Warna dikelola oleh Departemen Kehutanan, Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Tengah. commit to user
95
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
3. Potensi Obyek Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo Potensi pariwisata yang ada di wilayah penelitian yaitu Desa Dieng, Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo meliputi keindahan fisik alam, kesenian dan kebudayaan masyarakat, maupun beberapa obyek wisata buatan. Disamping mempunyai alam yang indah, Dieng terkenal juga dengan peninggalan-peninggalan kunonya. Potensi alam yang ada meliputi panorama alam. Ditunjang dengan hawa yang sejuk, topografi yang berbukit menjadikan suatu potensi dengan suasana yang bervariasi. Potensi budaya yang ada dan menunjang adalah pola kehidupan masyarakat desa, tradisi dan adat istiadat yang tetap dipertahankan. Potensi pariwisata yang ada di wilayah penelitian adalah sebagai berikut : a. Obyek Wisata Alam Merupakan perpaduan antara kehidupan alam pegunungan dan kejadian alam yang mengagumkan. Obyek wisata alam ini ada secara alami dan bukan merupakan ciptaan/ buatan manusia. Adapun obyek wisata alam yang ada di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo adalah sebagai berikut :
commit to user
96
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
Tabel 4.9 Obyek Wisata Alam No 1.
Obyek Wisata Telaga Warna
Gambaran Umum Telaga warna merupakan salah satu telaga yang ada di Dataran Tinggi Dieng. Telaga ini memiliki pesona tersendiri karena tidak henti-hentinya membiaskan aneka warna yang cemerlang dari dasar telaga. Warna yang ada di Telaga Warna diakibatkan adanya air belerang yang muncul di permukaan air.
2.
Telaga Pengilon
Telaga ini berada di sebelah Telaga Warna. Telaga Pengilon tersebut berkilau seperti kaca cermin. Konon telaga ini airnya sangat jernih, hingga bisa digunakan untuk bercermin
3.
Gua Semar
4.
Gua Sumur
Goa ini berupa lubang batu dengan pintu kecil dan sempit. Orang yang masuk kedalamnya harus dengan merangkak. Goa ini sering digunakan oleh orang-orang yang mempunyai keyakinan kejawen/ kebatinan untuk bersemedi agar mendapatkan kekuatan/ wibawa dan kekayaan. Gua ini memilki kedalaman kira-kira 4 meter. Goa yang berupa lubang batu ini keadaanya terbalik karena goanya berada di bawah batu besar yang di bagian atasnya sebagian merupakan jalan masuk menurun. Sepertihalnya Goa Semar, Goa Sumur ini juga sering digunakan untuk bersemedi agar mendapat kekuatan/ wibawa dan kekayaan. Berhadapan dengan goa menjorok sebuah sumur. Dengan melempar batu ke dalamnya, maka akan terdengar suara air. Sumber air yang ada di dalam Gua Sumur di sebut “Tirta Prawitasari” dan di lokasi commit to user inilah umat Hindu sering mengadakan
97
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
5.
6.
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
upacara ritual yang disebut Muspe/ Mabakti. Letak Goa Jaran tidak jauh dari Goa Semar dan Goa Sumur. Goa ini tidak digunakan untuk semedi. Goa ini dikenal dengan Goa Jaran menurut cerita dahulu kala ada seekor kuda betina kelelahan dan berhenti di depan goa itu. Oleh karena kedinginan, kuda itu masuk ke dalam. Begitu keesokan harinya kuda itu keluar dari goa, kuda itu hamil.
Goa Jaran (Kuda)
Batu Tulis/ Semar
Terletak di komplek Hutan Wisata Dieng. Merupakan sebuah batu besar dengan ukuran 36 m3 dan pada Batu Tulis/ Semar secara alamiah terukir sebuah profil yakni profil manusia, sehingga batu tersebut ada yang memberi nama Batu Semar. Disamping itu, konon pernah ditemukan sebuah prasasti yang bertuliskan huruf sansekerta dengan demikian ada pula nama lain dari Batu Semar ini yaitu Batu Tulis.
Sumber : RTBL Kawasan Dieng, 2005 dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo b. Obyek Wisata Budaya Obyek wisata budaya merupakan obyek wisata fisik dan kebudayaan seperti kesenian, peninggalan bersejarah, adat istiadat masyarakat (upacara tradisional, tata kehidupan sehari-hari), cultural events, special event dan lain sebagainya. Adapun obyek wisata budaya yang ada di Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo adalah sebagai berikut :
commit to user
98
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
Tabel 4.10 Obyek Wisata Budaya No 1.
Obyek Wisata Tuk Bimo Lukar
2.
Tarian Tradisional a. Kesenian Lengger
b. Kesenian Kuda Kepang
Gambaran Umum Obyek wisata ini berupa sumber mata air yang dipercaya dapat membuat orang awet muda. Tuk Bimo Lukar ini merupakan sumber mata air Sungai Serayu yang terletak di pintu Dataran Tinggi Dieng. Tuk Bimo Lukar adalah sebuah mata air dengan pancuran yang terbuat dari batu purba. Menurut cerita Bimo Lukar dimaksudkan sebagai tempat dimana Sang Bimo melukar (melepas) pakaiannya untuk disucikan. Tarian tradisional yang ada di Dieng yaitu berupa kesenian Lengger. Tarian yang dibawakan oleh seorang anak laki-laki yang dirias seperti wanita. Tarian Lengger mengisahkan sayembara yang dibuat oleh Raja Brawijaya yang telah kehilangan putri kesayanganya yaitu Dewi Sekartaji.
Kesenian Kuda Kepang ini dibawakan oleh tujuh penari sebagai pemimpin dan enam penari sebagai prajurit. Tarian ini didasarkan pada cerita Raden Panji Asmoro Bangun yang sedang mencari kekasihnya bernama Dewi Sekartaji.
commit to user
99
perpustakaan.uns.ac.id Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
3.
Ruwat Rambut Gimbal
digilib.uns.ac.id Isna Dian Paramitasari I0606025
Ruwat rambut gimbal merupakan upacara tradisi yang berlangsung secara turun menurun. Di Dieng banyak anak yang berambut gembel/ gimbal adalah bawaan sejak lahir yang dianggap balak. Untuk melepas balak harus diruwat melalui Upacara Tradisi Ruwatan Rambut Gembel. Permintaan anak yang diruwat akan dipenuhi sesuai permintaannya, apabila tidak terpenuhi maka rambut gembel/ gimbal tersebut akan tumbuh kembali.
Sumber : RTBL Kawasan Dieng, 2005 dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo c. Obyek Wisata Buatan Obyek wisata buatan merupakan salah satu daya tarik wisata yang diciptakan oleh manusia. Adapun obyek wisata buatan yang merupakan daya tarik wisata di Dieng, Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo adalah sebagai berikut : Tabel 4.11 Obyek Wisata Buatan No 1
Obyek Wisata Dieng Plateau Theater
Gambaran Umum Pusat interpretasi alam dan budaya Kawasan Dataran Tingi Dieng yang diberi nama Dieng Plateau Theater (DPT) dibangun pada pertengahan tahun 2005 atas prakarsa Gubernur Jawa Tengah. DPT merupakan obyek wisata buatan yang berupa bangunan theater yang memutar film tentang potensi wisata dan sumber daya alam Dataran Tinggi Dieng serta aktifitas vulkanik Gunung Dieng. Bangunan ini terhubung dengan obyek Telaga Warna. DPT berada di lereng bukit Sikendil Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo.
Sumber : RTBL Kawasan Dieng, 2005 dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo commit to user
100
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari I0606025
101
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari I0606025
4. Kunjungan Wisatawan Ke Obyek Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo Tabel 4.12 Data Kunjungan Wisatawan Tahun 2004 – Tahun 2009 No
1.
Obyek Wisata Dieng Jumlah
2004 Wisnu Wisman 59.530 6.605 66.135
2005 Wisnu Wisman 57.763 6.848 64.611
Jumlah Wisatawan 2006 2007 Wisnu Wisman Wisnu Wisman 57.468 4.693 79.963 5.559 62.161 85.522
2008 Wisnu Wisman 82.951 7.747 90.698
2009 Wisnu Wisman 143.594 13.112 156.706
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo Tingkat kunjungan wistawan ke Dieng antara kurun waktu tahun 2004 – tahun 2006 mengalami penurunan sedangkan pada kurun waktu tahun 2006 – tahun 2009 tingkat kunjungan wisatawan ke Dieng mengalami peningkatan.
102