UJI FITOKIMIA EKSTRAK PEGAGAN (CENTELLA

Download terlebih dahulu. Ekstraksi Sampel. Serbuk pegagan diekstraksi dengan menggunakan metode maserasi menggunakan variasi pelarut etanol 70% dan...

0 downloads 517 Views 113KB Size
UJI FITOKIMIA EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica) DAN BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) SERTA POTENSINYA SEBAGAI INHIBITOR ENZIM XANTIN OKSIDASE

Indra Setiawan Sugianto1, Subandi1, dan Muntholib1 1 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

E-mail: [email protected] ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan mengetahui metabolit sekunder pegagan dan sirsak, serta daya inhibisinya terhadap aktivitas xantin oksidase. Aktivitas xantin oksidase ditunjukkan dengan pembentukan asam urat yang diukur pada λ 290 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pegagan mengandung alkaloid, flavonoid, saponin dan polifenol, sedangkan pada sirsak terdapat alkaloid, flavonoid dan polifenol. Pada konsentrasi 100 ppm daya inhibisi ekstrak etanol pegagan, ekstrak air pegagan, ekstrak air buah sirsak rebus, ekstrak air buah sirsak tanpa rebus berturut-turut 75%, 62,5%, 37,5% dan 12,5%. Kata Kunci: pegagan, sirsak, inhibitor xantin oksidase, uji fitokimia ABSTRACT: This research aims are to determine the secondary metabolites of pennywort and soursop, and their capacity to inhibit xantin oksidase activity. Xantin oxidase activity monitored by the formation of uric acid that measured at λ 290 nm. That result showed the pennywort contained alkaloids, flavonoids, saponins and polyphenols, while in the soursop are alkaloids, flavonoids and polyphenols. At concentration of 100 ppm the inhibition of ethanol extract pennywort, aqueous extract of pennywort, water extract soursop fruit and boiled water extract soursoup were 75%, 62.5%, 37.5% and 12,5% respectively. Keywords: pennywort, soursop, xanthine oxidase inhibitor, phytochemical test

Penyakit Gout (Indonesia lebih dikenal sebagai penyakit asam urat) termasuk penyakit yang banyak dijumpai di masyarakat. Choi (2004) melaporkan bahwa 730 dari 47.150 laki-laki yang diteliti terkena penyakit Gout. Penyakit ini disebabkan oleh berlebihnya kadar asam urat di dalam darah. Asam urat merupakan produk dari reaksi oksidasi xantin yang dikatalisis oleh enzim xantin oksidase. Enzim xantin oksidase mengkatalisis reaksi hipoxantin menjadi xantin yang kemudian dioksidasi lagi menjadi asam urat Allopurinol dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah dengan cara menginhibsi enzim xantin oksidase, sehingga akan terjadi kompetisi dengan substrat xantin untuk berikatan dengan sisi aktif enzim. Dalam jangka waktu panjang allopurinol juga memiliki efek samping antara lain gagal saluran cerna,reaksi kulit, sakit kepala, mengantuk, vertigo dan demam (Ikatan Apoteker Indonesia, 2011: 60) Pegagan merupakan tanaman obat yang mengandung alkaloid, saponin, steroid, terpenoid, karbohidrat, dan gula pereduksi (Singh dkk 2012). Alkaloid pada pegagan diindikasikan mampu sebagai inhibitor enzim xantin oksidase, sedangkan pada ekstrak daun sirsak terdapat senyawa 2,3dihidrobenzofuran; 3etoksi-1,4,4a,5,6,7,8,8a-oktahidroisoquinolin; dan 3-oxo-1-butenil yang secara aktif ketiga senyawa tersebut terindikasi dapat secara aktif menghambat pembentukan asam urat (Wahjuni dkk, 2012). 1

2

Penelitian bertujuan untuk 1) mengetahui golongan metabolit sekunder yang terdapat di dalam pegagan dan buah sirsak, 2) mengetahui rendemen ekstrak etanol simplisia daun pegagan, ekstrak air simplisia daun pegagan, ekstrak air buah sirsak tanpa rebus dan esktrak air buah sirsak rebus yang diperoleh, 3) mengetahui Bagaimana daya inhibisi ekstrak etanol simplisia daun pegagan, ekstrak air simplisia daun pegagan, ekstrak air buah sirsak tanpa rebus dan esktrak air buah sirsak rebus terhadap aktivitas xantin oksidase relatif terhadap allopurinol, 4) mengetahui massa daun pegagan segar dan daging buah sirsak yang diperlukan agar mempunyai daya inhibisinya terhadap Xantin Oksidase setara dengan 1 tablet allopurinol METODE Persiapan Sampel Tanaman pegagan sebanyak 2000 g dicuci, dipotong dan dikeringkan. Setelah kering diblender hingga menjadi serbuk, sedangkan buah sirsak dipilih yang belum terlalu matang dan terlalu mentah ditimbang 100 gram kemudian dibagi 2, setengah bagian di blender dan setengan bagian yang lain dimasak terlebih dahulu. Ekstraksi Sampel Serbuk pegagan diekstraksi dengan menggunakan metode maserasi menggunakan variasi pelarut etanol 70% dan air. Maserat yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan rotavapor untuk memperoleh rendemen ekstrak. Pembuatan ekstrak buah sirsak, setengah bagian yang tidak direbus dan yang rebus diblender, setelah itu disaring. Maserat yang diperoleh kemudian dirotavapor untuk dipekatkan. Pengujian Fitokimia secara kualitatif ekstrak pegagan Alkaloid Sebanyak 0,1 g ekstrak sampel pegagan dan buah sirsak masing-masing dilarutkan dalam kloroform. Ditambahkan HCl 2 M sebanyak 5 mL dan ditambahkan 0,5 g NaCl. Larutan tersebut disaring. Filtrat yang diperoleh ditambahkan 3 tetes HCl 2M dan dibagi menjadi 4 tabung. Tabung 1 ditambahkan reagen Wagner, tabung 2 ditambahkan reagen Meyer, tabung 3 ditambahkan reagen Dragendroff, sedangkan tabung 4 digunakan sebagai blanko. Terbentuknya endapan menunjukkan adanya alkaloid. Sebagai kontrol positif uji alkaloid digunakan ekstrak teh hijau. Flavonoid Sebanyak 0,1 g ekstrak sampel pegagan dan buah sirsak masing-masing dimasukkan dalam 5 mL etanol 70%, ditambahkan HCl 37% sebanyak 10 tetes, larutan tersebut kemudian dipanaskan dalam penangas air. Hasil positif ditunjukkan oleh adanya perubahan warna menjadi kuning, jingga, atau merah. Saponin,tanin dan polifenol Sebanyak 0,1 g sampel daun pegagan dan buah sirsak dilarutkan dalam akuades panas kemudian dibagi menjadi 2 bagian. Bagian pertama dikocok selama 10 detik hingga terbentuk buih stabil selama 30 menit. Bagian kedua ditambah 5 tetes NaCl 10 % dan disaring. Filtrat yang diperoleh dibagi menjadi tiga bagian. Filtrat pertama digunakan sebagai blanko, filtrat kedua ditambah 3 tetes FeCl3, dan filtrat ketiga ditambah 5 tetes gelatin. Hasil positif polifenol

3

ditunjukkan adanya perubahan warna hitam kehijauan, sedangkan hasil positif tanin ditunjukkan adanya endapan putih. Isolasi Ekstrak Kasar Enzim Xantin Oksidase dari Susu Sapi Segar Isolasi xantin oksidase berdasarkan Corran, H.S.& Green, D.E (1938). Isolasi Xantin Oksidase dilakukan dengan pemanasan 150 mL susu hingga mencapai suhu 30 °C. Kemudian ditambahkan 49,5 g NaCl dan disentrifugasi pada kecepatan 3000 rpm selama 30 menit. Supernatan yang diperoleh difraksinasi amonium sulfat dengan fraksinasi 0-40 % pada suhu 4 °C menggunakan penangas es, dan disentrifugasi pada kecepatan 8000 rpm suhu 4 °C selama 20 menit. Uji Aktivitas Ekstrak Kasar Enzim Xantin Oksidase Uji aktivitas enzim xantin oksidase dilakukan dengan mengukur absorbansi campuran antara enzim, substrat xantin dan buffer fosfat pada panjang gelombang 290 nm hingga konstan tiap 10 menit. Sebanyak 1 mL xantin 0,15 mM ditambahkan 1,8 mL buffer kalium fosfat 0,05 M pH 7,5. Campuran tersebut diukur serapannya pada 290 nm hingga konstan. Selanjutnya ditambahkan 0,2 mL xantin oksidase diinkubasi pada suhu kamar (25 °C) dan diukur serapannya pada 290 nm setiap 10 menit. Larutan buffer-xantin digunakan sebagai blanko. Konsentrasi asam urat dihitung berdasarkan hukum Lambert-Beer dengan koefisien ekstingsi molar asam urat pada pH 7,5 adalah 12,2 mM-1cm-1 (Bergmeyer, 1974). Sedangkan aktivitas enzim diperoleh dari persamaan linier kurva waktu terhadap konsentrasi asam urat. Satu unit enzim didefinisikan sebagai banyaknya enzim xantin oksidase yang mengubah 1µmol substrat xantin menjadi asam urat /menit pada pH 7,5 suhu 25o C Uji Inhibisi oleh Ekstrak Pegagan dan Buah Sirsak Pengujian tingkat daya inhibisi ekstrak etanol dan air pegagan serta ekstrak air sirsak tanpa rebus dan sirsak rebus dengan mengukur absorbansi campuran antara substrat xantin, buffer fosfat, ekstrak kasar enzim dan ekstrak masingmasing sampel pada panjang gelombang 290 nm. Ekstrak diencerkan hingga konsentrasi 100 ppm dalam buffer kalium fosfat 0,05 M pH 7,5. Penambahan volume ekstrak divariasi mulai 0,2 mL dan 0,3 mL. Penambahan larutan buffer kalium fosfat 0,05 M pH 7,5 divariasi mulai 1,6 mL dan 1,5 mL kemudian ditambahkan 1 mL xantin 0,15 mM. 0,2 mL enzim. Campuran tersebut dihomogenkan, diinkubasi pada suhu kamar (25 °C), dan diukur serapannya pada 290 nm setiap 10 menit selama 40 menit. Perhitungan daya inhibisinya seperti pada penentuan aktivitas enzim. Uji inhibisi Allopurinol menggunakan prosedur yang sama dengan uji inhibisi ekstrak pegagan dan buah sirsak. Hanya saja sampel diganti Allopurinol 10 ppm HASIL DAN PEMBAHASAN Rendemen Ekstrak Sampel Pegagan dan Buah Sirsak Ekstrak air dan etanol daun pegagan berbentuk sangat kental dengan warna coklat kehitam-hitaman, akan tetapi ekstrak etanol 70 % warnanya lebih gelap daripada ekstrak air. Dalam pembuatan ekstrak pegagan maka akan didapatkan rendemen. Rendemen dari pembuatan ekstrak pegagan menggunakan pelarut air dan etanol 70 % ditunjukkan pada Tabel 1

4

Tabel 1 Prosentase Rendemen Ekstrak Sampel Pegagan dan Buah Sirsak Massa awal sampel (g)

Massa ekstrak (g)

Ekstrak Etanol pegagan

50,00

6,36

Ekstrak Air Pegagan

50,00

5,98

12,87

Ekstrak sirsak tanpa rebus

50,00

5,12

10,24

Ekstrak sirsak dengan rebus

50,00

4.85

9,70

Jenis ekstrak

Rendemen ekstrak (%) 13,69

Berdasarkan Tabel 1 dapat terlihat bahwa rendemen ekstrak daun pegagan menggunakan pelarut etanol lebih besar daripada pelarut air, hal tersebut menandakan bahwa metabolit sekunder didalam daun pegagan lebih banyak terekstrak pada pelarut etanol akibat perbedaan kepolaran antar gugus hidroksil dan metil. Sedangkan pada ekstrak sirsak tanpa rebus rendemennya lebih besar daripada ekstrak sirsak rebus. Uji Fitokimia Ekstrak Sampel Pegagan dan Buah Sirsak Pengujian fitokimia secara kualitatif dilakukan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder di dalam daun pegagan dan buah sirsak. Pengujian fitokimia dibatasi hanya untuk metabolit sekunder golongan tannin, alkaloid, polifenol, flavonoid, dan saponin. Pengujian golongan senyawa metabolit sekunder yang merupakan senyawa bioaktif menggunakan pereaksi berwarna kecuali untuk pengujian saponin. Hasil uji fitokimia pada ekstrak etanol dan air daun pegagan ditunjukkan pada Tabel 2, sedangkan hasil uji fitokimia ekstrak air sirsak rebus dan ekstrak air sirsak tanpa rebus ditunjukkan pada Tabel 3. Sebagai kontrol positif digunakan teh hijau Tabel 2 Hasil Uji Fitokimia Pegagan Secara Kualitatif Golongan Senyawa Flavonoid Saponin Tanin Polifenol Alkaloid -Mayer -Wagner -Dragendorff

Ekstrak etanol

Hasil Uji Ekstrak air

+ + +

+ + +

Kontrol positif (teh hijau) + + + +

+ +

+ +

+ + +

Keterangan: (+) = ada, (-) = tidak ada

5

Tabel 3 Hasil Uji Fitokimia Sirsak Secara Kualitatif

Golongan Senyawa

Flavonoid Saponin Tanin Polifenol Alkaloid -Mayer -Wagner -Dragendorff

Hasil Uji Ekstrak tanpa rebus + +

Ekstrak rebus + +

Kontrol positif (teh hijau) + + + +

+ -

+ -

+ + +

Keterangan: (+) = ada, (-) = tidak ada

Berdasarkan hasil uji fitokimia secara kualitatif didapatkan bahwa ekstrak etanol dan air pegagan mengandung saponin, polifenol,flavonoid, alkaloid tetapi tidak mengandung tannin. Ekstrak sirsak mengandung metabolit sekunder flavonoid, alkaloid dan polifenol. Pegagan dan buah sirsak mengandung senyawa aktif alkaloid dan flavonoid sehingga mampu menginhibisi xantin oksidase karena alkaloid menurut Cos dkk (2009:71-76) memiliki gugus hidroksil sebagai akseptor elektron dari xantin oksidase, Sedangkan flavonoid mempunyai gugus hidroksil dari atom C5 dan C7 serta ikatan rangkap antara C2 dan C3, esensial untuk aktivitas inhibisi yang tinggi dalam Xantin Oksidase. Selain itu polifenol dan saponin memiliki kemampuan sebagai inhibitor xantin oksidase yang mekanisme inhibisinya belum diketahui (Azmi, 2012: 161). Metabolit sekunder tersebut sebagian terdapat pada pegagan dan buah sirsak sehingga berpotensi sebagai inhibitor aktivitas enzim xantin oksidase. Uji Aktivitas Xantin Oksidase Enzim yang digunakan pada penelitian ini merupakan ekstrak kasar enzim xantin oksidase yang diisolasi dari susu sapi. Enzim tersebut diisolasi menggunakan fraksinasi ammonium sulfat yang lebih dikenal dengan metode salting out. Supernatan dan residu hasil isolasi tersebut kemudian di uji aktivitas enzimnya untuk mengetahui pada fraksi mana aktivitas enzim tersebut berada. Pengujian aktivitas enzim xantin oksidase pada residu dan supernatan dilakukan dengan mengukur absorbansi dari produk asam urat yang terbentuk pada panjang gelombang 290 nm. Absorbasi tersebut merupakan serapan maksimal asam urat. Absorbansi kemudian dikonversikan supaya diketahui konsentrasi asam urat yang terbentuk yaitu menggunakan hukum Lambert-Beer. Data konsentrasi pembentukan asam urat terhadap waktu ditunjukkan Tabel 4

6

Tabel 4 Aktivitas Xantin Oksidase pada Fraksinasi Amonium Sulfat 0-40%

Fraksi

Waktu (menit) 0 10 20 30 40 0 10 20 30 40

Supernatan

Residu

Konsentrasi Asam Urat (mM) 0,0308±0,0001 0,0331±0,0007 0,0356±0,0022 0,0389±0,0008 0,0444±0,0006 0,0329±0,0008 0,0381±0,0006 0,0489±0,0016 0,0554±0,0017 0,0665±0,0005

Absorbansi 0,3763±0,0005 0,4039±0,0035 0,4352±0,0140 0,4747±0,0017 0,5424±0,0018 0,4012±0,0017 0,4653±0,0018 0,5972±0,0200 0,6758±0,0310 0,8118±0,0067

Aktivitas XO (U/mL)

Volume (mL)

Aktivitas Total (U)

0,0003

25

0,0075

0,0008

40

0,032

Pengujian aktivitas ekstrak kasar enzim xantin oksidase menggunakan persamaan linear kurva hubungan pembentukan asam urat terhadap waktu Berdasarkan data yang diperoleh aktivitas tertinggi berada pada fraksi residu yaitu 0,0008 U/mL seddangkan pada fraksi supernatan aktivitasnya sebesar 0,0003 U/mL.

Konsentrasi Asam Urat (mM)

Aktivitas Enzim Xantin Oksidase 0.08

Y = 0.0008X + 0.031 R² = 0.987 Residu Y= 0.0003X + 0.03 Supernatan R² = 0.963 Linear (Residu)

0.06 0.04 0.02 0 0

10

20

30

40

50

Linear (Supernatan)

Waktu (menit)

Gambar 1. Kurva Aktivitas Xantin Oksidase

Uji Inhibisi Aktivitas Xantin Oksidase Uji Inhibisi aktivitas enzim xantin oksidase menggunakan allopurinol, ekstrak etanol pegagan, ekstrak air pegagan, ekstrak air buah sirsak yang tidak direbus, serta ekstrak air buah sirsak yang direbus. Penggunaan Allopurinol digunakan sebagai kontrol positif karena obat ini mampu menginhibisi enzim xantin oksidase sacara maksimal, hal tersebut dikarenakan Allopurinol memiliki struktur yang mirip dengan substrat xantin sehingga akan berkompetisi memperebutkan sisi aktif enzim. Jika sisi aktif enzim sudah terikat dengan allopurinol maka produksi asam urat didalam tubuh akan berkurang. Tabel 5 menunjukkan daya inhibisi ekstrak sampel terhadap aktivitas enzim xantin oksidase.

7

Tabel 5 Daya Inhibisi Allopurinol dan beberapa sampel

Sampel

Tanpa inhibitor

Allopurinol 10 ppm

Ekstrak air pegagan100 ppm

Ekstrak Etanol pegagan 100 ppm

Ekstrak sirsak tanpa rebus 100 ppm

Ekstrak sirsak Rebus 100 ppm

Waktu (menit)

Absorbansi

Konsentrasi Asam Urat (mM)

0 10 20 30 40 0 10 20 30 40 0 10 20 30 40 0 10 20 30 40 0 10 20 30 40 0 10 20 30 40

0,4012±0,0017 0,4653±0,0018 0,5972±0,0200 0,6758±0,0310 0,8118±0,0067 0,3025±0,0127 0,3147±0,0092 0,3428±0,0112 0,3818±0,0091 0,4050±0,0067 0,3352±0,0137 0,3783±0,0112 0,4237±0,0019 0,4459±0,0072 0,4557±0,0084 0,2477±0,0132 0,2647±0,0124 0,2989±0,0017 0,3429±0,0020 0,3456±0,0006 0,2817±0,0091 0,3873±0,0112 0,4260±0,0147 0,5046±0,0124 0,5573±0,0092 0,3424±0,0019 0,4587±0,0112 0,5905±0,0084 0,6276±0,0137 0,6645±0,0067

0,0329±0,0008 0,0381±0,0006 0,0489±0,0016 0,0554±0,0017 0,0665±0,0005 0,0248±0,0001 0,0258±0,0009 0,0281±0,0009 0,0313±0,0008 0,0332±0,0005 0,0274±0,0011 0,0310±0,0016 0,0347±0,0006 0,0365±0,0009 0,0373±0,0009 0,0203±0,0012 0.,0217±0,0013 0,0245±0,0008 0,0281±0,0007 0,0283±0,0002 0,0230±0,0008 0,0317±0,0009 0,0349±0,0013 0,0413±0,0013 0,0456±0,0008 0,0280±0,0006 0,0376±0,0009 0,0484±0,0010 0,0514±0,0011 0,0544±0,0005

Aktivitas XO (U/mL)

Daya Inhibisi (%)

0,0008

0

0,0002

75

0,0003

62,5

0,0002

75

0,0005

37,5

0,0007

12,5

Dari data pengujian menunjukkan bahwa Allopurinol mampu menginhibisi paling besar yaitu 75% pada konsentrasi 10 ppm hal ini disebabkan karena allopurinol termasuk inhibitor reversibel kompetitif. Suatu inhibitor kompetitif memiliki struktur mirip dengan substrat. Hal ini menyebabkan adanya kompetisi antara substrat dengan inhibitor dalam mengikat sisi aktif enzim. Ekstrak etanol pegagan mempunyai prosentase daya inhibisi yang sama tetapi dengan allopurinol dalam konsentrasi 100 ppm dan disusul oleh ekstrak air pegagan dengan daya inhibisi 62,5%,sedangkan daya inhibisi ekstrak sirsak tanpa rebus dan ekstrak sirsak tanpa rebus pada konsentrasi 100 ppm masing-masing daya inhibisinya adalah 37,5% dan 12,5%. Variasi perlakuan yang berbeda mempengaruhi daya inhibisi terhadap enzim xantin oksidase. Daya inhibisinya buah sirsak tanpa rebus lebih besar daripada ekstrak sirsak rebus. Hal tersebut dikarenakan pada ekstrak buah sirsak rebus ada metabolit sekunder yang berubah akibat perlakuan perubahan panas. Ekstrak etanol pegagan memberikan daya inhibisi yang lebih besar daripada ekstrak air karena pada etanol lebih banyak terdapat metabolit sekunder atau

8

senyawa bioaktif yang terekstrak pada pelarut etanol daripada pelarut air. Daya inhibisi allopurinol, ekstrak etanol pegagan, ekstrak air pegagan, sirsak rebus, dan sirsak tanpa rebus dapat dilihat pada Tabel 5. Inhibisi ekstrak air pegagan membutuhkan 3,59 g ekstrak untuk mendapatkan inhibisi setara dengan 1 tablet allopurinol yang massanya 0,3 gram, sehingga untuk memperoleh ekstrak sebanyak tersebut diperlukan 425,96 g pegagan segar. Inhibisi ekstrak air sirsak tanpa perebusan membutuhkan 6,00 g ekstrak untuk mendapatkan inhibisi setara dengan 1 tablet allopurinol yang massanya 0,3 gram, sehingga untuk memperoleh ekstrak sebanyak tersebut diperlukan 90,56 g daging buah sirsak segar. Jumlah ekstrak suatu sampel yang dibutuhkan supaya mempunyai kesetaraan dengan allopurinol tergantung pada daya inhibisinya. Semakin tinggi daya inhibisi suatu sampel terhadap enzim xantin oksidase maka jumlah ekstrak yang dibutuhkan agar setara dengan 1 tablet allopurinol semakin sedikit. Kesetaraan beberapa sampel terhadap allopurinol dapat dilihat pada Tabel 6 Tabel 6 Kesetaraan Beberapa Ekstrak Sampel terhadap 1 Tablet Allopurinol

Jenis ekstrak

Ekstrak air pegagan Ekstrak etanol pegagan Ekstrak sirsak tanpa rebus Ekstrak sirsak rebus

Setara dengan Konsentrasi Allopurinol (ppm) (ppm) 100 100 100 100

8,33 10 5 1,67

Massa Ekstrak Setara 1 Tablet Allopurinol (g) 3,59 3,00 6,00 17,96

Massa sampel Segar untuk Menghasilkan Ekstrak Setara 1 Tablet Allopurinol (g) 425,96 378,62 90,56 185,15

PENUTUP KESIMPULAN Berdasarkan penelitian ini maka dapat disarankan: 1) Pada ekstrak etanol dan ekstrak air pegagan terdapat alkaloid, flavonoid, saponin dan polifenol. Sedangkan pada ekstrak sirsak rebus dan tanpa rebus terdapat senyawa metabolit sekunder alkaloid, flavonoid dan polifenol, 2) Rendemen ekstrak etanol pegagan, ekstrak air pegagan, ekstrak air buah sirsak tanpa rebus dan ekstrak air sirsak rebus berturut-turut adalah 13,69%, 12,87%, 10,24% dan 9,70% 3) pada konsentrasi 100 ppm daya inhibisi ekstrak etanol daun pegagan, ekstrak air daun pegagan, ekstrak air buah sirsak tanpa rebus dan esktrak air buah sirsak rebus berturut-turut adalah 75%, 62,5%, 37,5% dan 12,5 % sedangkan Allopurinol 10 ppm adalah 75%, 4) Untuk mendapatkan daya inhibisi setara dengan 1 tablet allopurinol diperlukan daun pegagan segar sebanyak 378,62 g (pelarut etanol) atau 425,96 g (pelarut air), daging buah sirsak sebanyak 90,56 g (tanpa perebusan) dan 185,15 g (dengan perebusan). SARAN Berdasarkan hasil penelitian disarankan:1) pengujian aktivitas enzim dan daya inhibisinya perlu langkah yang tepat dengan rentang waktu isolasi dan pengukuran yang berdekatan sehingga aktivitas enzimnya tidak turun, 2) perlu penelitian lebih lanjut tentang identifikasi senyawa aktif di dalam daun pegagan

9

dan buah sirsak yang mampu menginhibisi xantin oksidase dan mekanisme inhibisinya, 3) perlu penelitian lebih lanjut tentang identifikasi senyawa aktif di dalam daun pegagan dan buah sirsak yang mampu menginhibisi xantin oksidase dan mekanisme inhibisinya, 4) perlu penelitian mengenai daya inhibisi enzim xantin oksidase secara in vivo DAFTAR RUJUKAN Azmi, S. M. N., Jamal, P. & Amid, A. 2012. Xanthine Oxidase Inhibitory Activity from Potential Malaysian Medicinal Plant as Remedie for Gout. International Food Research Journal, 19 (1): 159-165, Bergmeyer, H.U., Gawehn, K. & Grassl, M. 1974. Methods of Enzymatic Analysis (Bergmeyer, H.U. ed.). New York : Academic Press Inc. Choi, P.S. 2004. Purine Rich Foods Dairy And Protein Intake And The Risk of Gout In Men. Journal of Medicine. 71(4): 4-7, Corran, H.S., Dewan, J.G., Gordon, A.H. & Green, D.E. 1939. CCXI. Xanthine Oxidase and Milk Flavoprotein. Journal of Biochemical, 107 (2): 16931708, Cos, P., Ying, L., Calomme, M., Hu, J.P., Cimanga, K., Poel, B.V., Pieters, L., Vlietinck, A.J. & Berghe, D.V. 2009. Structure Activity Relationship and Classification of Flavonoids as Inhibitors of Xanthine Oxidase and Superoxide Scavengers. Journal of Natural Product, 61(1): 71-76, Dalimartha, S. 2008. Resep Tumbuhan Obat untuk Asam Urat. Bogor: Penebar Swadaya. Ikatan Apoteker Indonesia. 2011. ISO Informasi Spesialite Obat. Jakarta: Penerbit Ikatan Apoteker Indonesia Singh, J., Singh, P., Gupta, A., Solanki, S., Sharma, E., & Nema, R. 2012. Qualitative Estimation of the Presence of Bioactive Compound in Centella Asiatica: An Important Medicinal Plant. International Journal of Life Science and Medical Science. 2(1): 5-7 Wahjuni, S., Putra, M. I. B., Rahayu A. N. P., & Wahyu Dwijani, S. 2012. Uric Acid Inhibition Activity of Annona muricata L LeaveExtract in Hyperuricemia induced Wistar Rat. World Science Publisher, United States. 2(01):86-90 Wardani, C.G.T. 2008. Potensi Ekstrak Tempuyung Dan Meniran Sebagai Anti Asam Urat: Aktivitas Inhibisinya Terhadap Xantin Oksidase. Skripsi tidak diterbitkan. Bogor: MIPA IPB. Yulianto, D. 2009. Inhibisi Xantin Oksidase Secara In Vitro oleh Ekstrak Rosela (Hibiscus sabdariffa) dan Ciplukan (Physalis angulata). Skripsi tidak diterbitkan. Bogor: MIPA IPB.