PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT
Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493
UJI FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK ETANOL SPONS Lamellodysidea herbacea
Hanna M. Rumagit1), Max R.J. Runtuwene2), Sri Sudewi1) 1) Program Studi Farmasi Fakultas MIPA UNSRAT Manado 2) Jurusan Kimia FMIPA UNSRAT Manado ABSTRACT Lamellodysidea sponge herbacea are marine animals that contain active compounds which activeness percentage larger than the compounds produced by land plants. This study aimed to test the phytochemical content and antioxidant activity of ethanol extract of the sponge Lamellodysidea herbacea. Extraction was done by maceration method using ethanol solvent. Phytochemical testing include tests alkaloids, flavonoids, steroids, saponins and tannins. Testing antioxidant activity with DPPH method (1,1-diphenyl-2-pikrilhidrazil) measured at a wavelength of 520 nm. Phytochemical test results showed secondary metabolites contained in the ethanol extract alkaloids such sponges, flavonoids, steroids, saponins and tannins. The ethanol extract Lamellodysidea herbacea sponge has a relatively strong antioxidant activity based on IC50 values obtained at 85.10 ppm Key words : Lamellodysidea herbacea, phytochemistry test, antioxidants, DPPH.
ABSTRAK Spons Lamellodysidea herbacea merupakan hewan laut yang mengandung senyawa aktif yang persentase keaktifannya lebih besar dibandingkan dengan senyawa-senyawa yang dihasilkan oleh tumbuhan darat. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan fitokimia dan aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol spons Lamellodysidea herbacea. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi dengan menggunakan pelarut etanol. Pengujian fitokimia meliputi uji alkaloid, flavonoid, steroid, saponin dan tanin. Pengujian aktivitas antioksidan dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) yang diukur pada panjang gelombang 520 nm. Hasil uji fitokimia menunjukan metabolit sekunder yang terdapat dalam ekstrak etanol spons diantaranya alkaloid, flavonoid, steroid, saponin dan tanin. Ekstrak etanol spons Lamellodysidea herbacea memiliki aktivitas antioksidan yang tergolong kuat berdasarkan nilai IC50 yang diperoleh sebesar 85,10 ppm. Kata kunci : Spons Lamellodysidea herbacea, uji fitokimia, antioksidan, DPPH.
183
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT
Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493
sebagai obat makin berkembang
PENDAHULUAN Radikal bebas merupakan salah
seiring dengan makin bertambahnya
satu bentuk senyawa reaktif, yang
pengetahuan tentang aktifitas radikal
secara
sebagai
bebas terhadap beberapa penyakit
senyawa yang memiliki elektron
degeneratif seperti penyakit jantung
yang
dan kanker (Boer, 2000).
umum
tidak
diketahui
berpasangan
dikulit
terluarnya (Winarsi, 2007). Adanya
Spons adalah organisme laut yang
radikal bebas didalam tubuh menusia
memiliki potensi cukup besar dalam
berperan
menghasilkan
dalam
patologi
dari
berbagai penyakit degenerative yakni
Didunia
kanker,
aterosklerosis,
10.000
jantung
koroner,
rematik,
diduga spesies
aktif.
terdapat
sekitar
spons
dan
dan
diperkirakan sekitar 200 spesies
penyakit degenerasi saraf seperti
hidup diekosistem terumbu karang
parkinson (Silalahi, 2006). Radikal
Asia Tenggara (Dahuri et al., 2001).
bebas
Spons dilaporkan memiliki aktivitas
dapat
katarak
senyawa
ditangkal
dengan
pemberian antioksidan atau dengan
antikanker,
menkonsumsi antioksidan (Halliwell,
antiparasit
2007).
1996).
Antioksidan
adalah
senyawa
antimikroba (Amir
Dari
dan
dan
Budianto,
penelitian-penelitian
tentang spons yang telah dilakukan
kimia yang dapat digunakan untuk
sebelumnya
melindungi komponen biologi seperti
untuk melakukan penelitian untuk
lipida, protein, vitamin dan DNA
membuktikan
melalui
Lamellodysidea
perlambatan
kerusakan,
mendorong
peneliti
bahwa
spons
herbacea
ketengikan atau perubahan warna
memiliki
yang
sekunder
yang
(Suryanto, 2012). Sumber-sumber
sebagai
antioksidan.
antioksidan dapat berupa antioksidan
sekunder yang bersifat antioksidatif
sintetik maupun antioksidan alami
diantaranya
(Gordon,
1994).
Penggunaan
flavonoid, tanin, steroid dan saponin.
senyawa
antioksidan
berkembang
disebabkan
oleh
oksidasi
kandungan
sp.
dapat
adalah
metabolit berpotensi Metabolit
alkaloid,
dengan pesat baik untuk makanan maupun
pengobatan.
Penggunaan
184
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT
Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493
METODOLOGI PENELITIAN
alat bantu (masker, snorkel, fins,
Alat
tabung
Alat-alat yang digunakan dalam
oksigen).
Sampel
yang
didapat dibersihkan dari pengotor,
penelitian ini yaitu: Masker, gunting,
lalu
sarung tangan, pisau, snorkel, fins,
langsung diekstraksi dengan metode
tabung oksigen, erlenmeyer, gelas
maserasi
ukur, tabung reaksi, rak tabung
etanol.
reaksi, Baker glass, pipit tetes, mikro
kemudian dibawah ke Laboratorium
pipet, batang pengaduk, cawan petri,
Fitokimia Program Studi Farmasi F-
water bath, ultrasonic ultra 8060 D-
MIPA
H,
penelitian lebih lanjut .
rotary
strike
evaporator
300,
steroglass
dipotong
kecil-kecil
menggunakan Sampel
yang
Unsrat
untuk
dan
pelarut diekstraksi
dilakukan
spektrofotometer
(Shimadzu 1800), timbangan (A&D
2.
company limited).
Maserasi
Ekstraksi
Metode
Sampel ditimbang dan diperoleh direndam
Bahan Bahan-bahan
yang
digunakan
dengan
dengan
larutan
perbandingan
1:3
etanol (b/v).
dalam penelitian ini antara lain spons
Metode ekstraksi dilakukan dengan
Lamellodysidea
kertas
cara merendam sampel dalam cairan
saring, tissue, alumunium foil, kertas
penyari selama 3 kali 24 jam pada
label, etanol, aquadest, asam klorida
temperatur kamar yang dilindungi
1 N, besi (III) klorida, kloroform,
dari cahaya dengan menghasilkan
amoniak 10%, asam sulfat 2 M,
filtrat 3 dan debris 3. Ke 3 filtrat
reagen Mayer, asam klorida pekat,
yang didapat kemudian dicampurkan
serbuk magnesium, 1,1 difenil-2-
menjadi satu dan disaring dengan
pikrilhidrazil (DPPH).
menggunakan kertas saring, filtrat
herbacea,
kemudian Prosedur Kerja
menggunakan
dipekatkan rotary
dengan evaporator,
Pengambilan Sampel
karena ekstrak masih mengandung
Sampel diperoleh dari perairan
cairan pelarut sehingga ekstrak yang
pantai Malalayang kota Manado,
telah dievaporasi, dipekatkan dengan
pengambilan sampel menggunakan
bantuan water bath.
1.
185
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT
Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493
asam sulfat pekat masing-masing 3.
Uji
Fitokimia
sebanyak
2 tetes. Reaksi positif
ditunjukan pada perubahan warna (Harborne, 1996)
merah pada larutan pertama kali kemudian berubah menjadi biru dan
a. Uji Alkaloid Sebanyak 4 mL ekstrak etanol spons
hijau.
dimasukan ke dalam tabung reaksi kemudian
ditambahkan
2
mL
4. Uji Aktivitas Antioksidan
kloroform dan 5 mL amoniak 10 %,
dengan Metode DPPH
lalu ditambahkan 10 tetes asam sulfat
Penentuan aktivitas penangkal
2 M untuk memperjelas pemisahan
radikal bebas DPPH menurut Burda
terbentuknya 2 fase yang berbeda.
dan Olezek (2001). Larutan uji yang
Bagian atas dari fase yang terbentuk
telah dibuat, masing-masing diambil
diambil,
ditambahkan
sebanyak 1 mL dan direaksikan
reagen Mayer. Keberadaan alkaloid
dengan 1,5 mL larutan 1,1 difenil-2-
dalam
pikrilhidrazil (DPPH) dalam etanol
kemudian
sampel
ditandai
dengan
terbentuknya endapan merah.
dan
divortex
selama
2
menit.
Berubahnya warna larutan dari ungu b. Ekstrak
menjadi
Uji Flavonoid ekstrak
menunjukkan
spons
efisiensi penangkal radikal bebas.
sebanyak 1 mL diambil ditambahkan
Selanjutnya pada 5 menit terakhir
serbuk magnesium secukupnya dan
menjelang
30
10
pekat.
absorbansi
diukur
pada
panjang
ditandai
gelombang
520
nm
dengan
tetes
Keberadaan
asam
etanol
kuning
klorida
flavonoid
menit
inkubasi,
dengan terbentuknya warna hitam
menggunakan spektrofotometer UV-
kemerahan, kuning atau jingga.
Vis.
c. Uji Steroid
5. Perhitungan Persen Inhibisi
Sebanyak 1 mL ekstrak etanol spons diambil dan ditambahkan dengan 2 mL kloroform. Setelah itu campuran dikocok.
Kemudian
dan Nilai IC50 Setelah besarnya
absorbansi persentase
didapat, penangkal
filtrat
ditambahkan asetat anhidrat dan 186
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT radikal
bebas
(persen
inhibisi)
dihitung dengan rumus berikut :
Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493
Pengujian fitokimia dilakukan untuk mengidentifikasi senyawa
aktif
kandungan yang
terkandung
dalam tumbuhan. Pada penelitian ini
% inhibisi =
pengujiannya dilakukan dengan cara Nilai IC50 merupakan konsentrasi
mengambil
sedikit
sampel
dari
dimana ekstrak dapat menangkap
ekstrak
radikal bebas sebesar 50% yang
ditambahkan reagen sesuai dengan
diperoleh
memakai
senyawa yang akan diidentifikasi.
persamaan regresi linear y = a + bx.
Hasil uji fitokimia pada ekstrak
Grafik dibuat dengan konsentrasi
etanol
sampel uji (ppm) sebagai absis
herbacea
(sumbu x) terhadap persen inhibisi
terdapat
sebagai ordinat (sumbu y).
alkaloid, flavonoid, steroid saponin
dengan
hasil
spons
maserasi,
Lamellodysidea
menunjukkan senyawa
lalu
bioaktif
bahwa yaitu
dan tanin (lihat tabel 1). HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Uji fitokimia Ekstrak Etanol spons Lamellodysidea herbacea
Pengambilan dan Determinasi Sampel
diperoleh
dari
perairan
pantai Malalayang kota Manado dan
UJI FITOKIMIA
Ekstrak etanol
Alkaloid
+
Terbentuk endapan merah
Flavonoid
+
Steroid
+
Perubahan warna menjadi hitam kemerahan Perubahan warna menjadi hijau
Saponin
+
Terbentuk busa yang stabil
Tanin
+
Perubahan warna hitam kehijauan/kuning
determinasi spons Lamellodysidea herbacea
dilakukan
di
Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Hasil determinasi menunjukan bahwa jenis spons
yang diteliti
ialah spons
Lamellodysidea herbacea. Tujuan dilakukannya determinasi ialah agar tidak
terjadi
pengambilan
kesalahan sampel
yang
dalam akan
digunakan pada uji fitokimia dan uji aktivitas antioksidan.
INDIKATOR
Uji Alkaloid Pada pengujian alkaloid, yang positif mengandung alkaloid. Hasil positif
Uji Fitokimia
alkaloid ditunjukkan dengan adanya
187
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT
Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493
endapan merah pada uji alkaloid
klorida
dengan
protonasi flavonoid hingga terbentuk
menggunakan
pereaksi
pekat
Mayer (HgCl2 + KI). Alkaloid
garam
mengandung
penambahan
bersifat
atom
basa
nitrogen
sehingga
mengekstraknya penambahan
asam
dan
berfungsi
flavonoid.
untuk
Setelah
bubuk
magnesium,
untuk
hasil positif ditunjukkan dengan
dibutuhkan
perubahan warna larutan menjadi
sulfat.
Atom
hitam
kemerahan.
Warna
nitrogen yang mempunyai pasangan
kemerahan
elektron
alkaloid
menandakan adanya flavonoid akibat
mengganti ion iod dalam pereaksi
dari reduksi oleh asam klorida pekat
mayer,
dan magnesium (Harborne, 1987).
bebas
hal
pada
ini
mengakibatkan
yang
hitam
dihasilkan
terbentuknya endapan merah pada penambahan pereaksi mayer karena
Uji Steroid
nitrogen pada alkaloid akan bereaksi
Pada pengujian steroid menunjukan
dengan ion logam K+ dari pereaksi
hasil
Mayer (Marliana et al., 2005; Sangi
dengan terjadinya perubahan warna
dkk., 2008). Alkaloid pada umumnya
larutan
berbentuk
ditambahkan dengan kloroform dan
kristal
yang
disebut
dengan garam-garam alkaloid.
positif
karena
menjadi
dibuktikan
hijau
ketika
asam sulfat pekat yang menandakan adanya steroid. analisis senyawa
Uji Flavonoid
didasarkan
Pada hasil uji flavonoid, sampel
senyawa tersebut membentuk warna
menunjukan hasil yang positif yakni
dengan H2SO4 pekat dalam pelarut
mengalami perubahan warna menjadi
asam asetat anhidrat (Ciulei, 1984).
hitam
kemerahan.
pada
kemampuan
Flavonoid
merupakan senyawa polar karena
Uji Aktifitas Antioksidan dengan
mempunyai
Metode DPPH
sejumlah
gugus
hidroksil. Oleh karena itu, umumnya
Konsentrasi ekstrak etanol sampel
flavonoid larut dalam pelarut polar
spons Lamellodysidea herbacea yang
seperti
digunakan adalah 50 ppm, 100 ppm
etanol.
Etanol
berfungsi
sebagai pembebas flavonoid dari
dan
150
bentuk garamnya. Penambahan asam
konsentrasi
ppm. dipipet
Masing-masing 1
mL
dan
188
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT
Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493
dicampurkan dengan 1,5 mL larutan
yaitu
DPPH 93 μM. Campuran tersebut
Peningkatan persen inhibisi pada
dihomogenkan
ekstrak etanol spons Lamellodysidea
dan
diinkubasi
sebesar
77,08
selama 30 menit pada tempat gelap
herbacea
pada suhu 370C. Hal ini dilakukan
konsentrasi
untuk
aktivitas
ditambahkan
DPPH agar terjadi reaksi antara
kemampuan
DPPH dengan sampel yang diuji.
merendam radikal bebas. Hasil ini
(Hatano et al., 1998).
didukung oleh penelitian yang telah
Dari hasil pengukuran diperoleh
dilakukan oleh Hanani et al., (2005)
absorbansi
yang menyatakan bahwa presentasi
mengoptimalkan
yang
kemudian
menandakan
ppm.
bahwa
ekstrak
yang
mempengaruhi ekstrak
dalam
digunakan untuk perhitungan nilai
penghambat
persen
terhadap aktivitas radikal bebas akan
inhibisi
perendaman (sampel)
atau
senyawa
terhadap
persen
antioksidan
DPPH.
Data
ikut
(persen
meningkat
inhibisi)
seiring
dengan
meninggkatnya konsentrasi.
persen inhibisi ekstrak etanol spons
Aktivitas penangkapan radikal bebas
Lamellodysidea herbacea di sajikan
DPPH ekstrak etanol spons dapat
pada Gambar 2 berikut ini :
dinyatakan dengan parameter IC50 76.04
Persen Inhibisi
80
menyebabkan penangkapan terhadap
60 40
yaitu konsentrasi senyawa uji yang
62.5
radikal bebas sebesar 50 %. Nilai
23.955
20
IC50
0 50
100
150
Konsentrasi (ppm)
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada Gambar 2 menujukan bahwa pengukuran persen inhibisi pada ekstrak etanol spons
mengalami
peningkatan pada konsentrasi 50 ppm-150 ppm. Pada ekstrak etanol spons dengan konsentrasi 150 ppm
ditentukan
regresi
linier
bahan
uji
dari
persamaan
antara
konsentrasi
dengan
persentase
penangkal radikal bebas rata-rata dari
masing-masing
Harga dengan
IC50
konsentrasi.
berbanding
aktivitas
terbalik
antioksidan.
Semakin besar harga IC50 aktivitas antioksidan semakin kecil, artinya konsentrasi yang dibutuhkan untuk
memiliki persen inhibisi yang tinggi
189
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT
Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493
menghasilkan aktivitas antioksidan
asam lemak tak jenuh ganda pada
sebesar 50 % semakin besar.
memran sel yang mengakibatkan
Berdasarkan hasil perhitungan IC50
dinding sel menjadi rapuh. Senyawa
menunjukan bahwa ekstrak etanol
radikal bebas ini berpotensi merusak
spons
herbacea
DNA sehingga mengacaukan sistem
antioksidan
info genetika dan berlanjut pada
dengan nilai IC50 yaitu 85,10 ppm.
pembentukan sel kanker. Radikal
Semakin kecil nilai IC50 semakin
bebas
tinggi aktivitas antioksidan. Secara
direndam
spesifik, suatu
antioksidan
Lamellodysidea
memiliki
aktivitas
senyawa dikatakan
sebagai antioksidan
yang sangat
dapat
ditanggkal
dengan atau
atau
pemberian menkonsumsi
antioksidan (Halliwell, 2007). Sesuai
kuat bila IC50 < 50 ppm, kuat bila
dengan
nilai IC50 bernilai 50-100 ppm,
Trilaksani (2003) antioksidan juga
sedang bila IC50 bernilai 100-150
dapat
ppm, dan lemah bila nilai IC50
prolifersi (perbanyakan) sel kanker,
bernilai 151-200 ppm (Blois, 2005).
karena
antioksidan
Menurut klasifikasi ini ekstrak etanol
menutup
jalur
spons
ganas (blocking agent).
Lamellodysidea
tergolong
memiliki
herbacea
yang
dikemukakan
berperan
dalam
oleh
menekan
berfungsi
pembentukan
sel
aktivitas
antioksidan yang kuat, karena nilai
KESIMPULAN
IC50-nya bernilai diantara 50-100
1.
ppm, yaitu 85,10 ppm.
enyawa metabolit sekunder yang
Berdasarkan hasil perhitungan IC50
terdapat dalam ekstrak etanol
menunjukan bahwa ekstrak etanol
spons Lamellodysidea herbacea
spons
berdasarkan uji fitokimia yaitu
Lamellodysidea
herbacea
memiliki aktivitas antioksidan yang
alkaloid,
flavonoid,
tergolong kuat pada biota laut ini.
saponin dan tanin,.
Hal ini sesuai yang dikemukakan
2.
oleh Winarsi (2007) pembentukan
kstrak
sel kanker salah satunya dapat dipicu
Lamellodysidea
oleh adanya senyawa radikal bebas
memiliki aktivitas antioksidan
di dalam tubuh yang dapat merusak
yang tergolong kuat, karena nilai
etanol
steroid,
spons herbacea
190
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT IC50-nya bernilai diantara 50-100
Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493
ppm, yaitu 85,10 ppm.
DAFTAR PUSTAKA Depkes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan Pertama. Jakarta : Depkes RI. Hal. 10-11. Halliwell B.2007. Dietary polyphenols: good, dad, or indifferent for your health. J. Cardiovascular Research 73:341-347. Harborne, J.B. 1996. Metode Fitokimia: Penentuan Cara Modern Menganalisa Tumbuhan. Terjemahan Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro. Bandung: ITB. Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Edisi ke-6. Terjemahan Padmawinata, K. ITB, Bandung. Silalahi, J. 2006. Makanan Fungsional. Kanisius. Jogjakarta Suryanto E. 2012. Surabaya.
Fitokimia Antioksidan. Putra Media Nusantara,
Winarsi, H.2007. antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Kanisius, Jogyakarta.
191
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT
Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493
192